ks i: formulir pengajuan skripsi

36
xvi KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

xvi

KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

Page 2: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

xvii

KS II: FORMULIR PERJANJIAN

Page 3: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

xviii

KS III: FORMULIR BIMBINGAN

Page 4: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

xix

Page 5: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

xx

Page 6: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

xxi

KS IV: Hasil Turnitin

Keterangan: BAB I

Page 7: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

xxii

Page 8: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

xxiii

Keterangan: BAB II

Page 9: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

xxiv

Page 10: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

xxv

Page 11: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

xxvi

Keterangan: BAB III

Page 12: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

xxvii

Page 13: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

xxviii

Keterangan: BAB IV

Page 14: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

xxix

Page 15: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

xxx

Keterangan: BAB V

Page 16: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

xxxi

Page 17: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

xxxii

LAMPIRAN A: TALENT RELEASE PAK EKA

Page 18: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

xxxiii

LAMPIRAN B: TALENT RELEASE BUNDA TERATAI

Page 19: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

xxxv

TRANSKRIP

Nama File: C0020 Tanggal: 31 Juli 2019

Nama Narasumber: Pak Eka Jenis Wawancara: Hard News Interview

Durasi Pernyataan

00.04-01.08 “Sampai saat ini belum, belum dicatat. Ngga ada yang

menanyakan masalah itu. Ada sih, ada yang menanyakan

masalah itu sampai bilang melik gitu. Setelah, ya itu lah, setelah

anak itu meninggal baru ditanyakan begitu. Kaitan dengan

sebelum-sebelumnya itu informasi itu tidak ditanyakan.

Sebenarnya pada saat sakit menanyakan itu kan, ada anak ini

melik. Nah, pada saat informasi melik ini lah langsung kita

menanyakan, meliknya dimana ini. Yang bersangkutan ini

ngayah, kan gitu. Dimana yang bersangkutan akan bertugas. Di

dunia apa di akhirat kan gitu. Di dunia apa di surga gitu, kalau di

dunia nanti yang bersangkutan menolong orang, orang sakit gitu

loh. Misalkan kaitan dengan yang di Jawa Barat kan apa..

kesurupan kan gitu. Dia melihat ini melihat itu gitu loh. Nah itu,

karena melik itu. Kalau di Jawa Barat-Jawa Barat banyak itu

yang melik-melik itu banyak”

01.09-1.12 “ada cerita rakyatnya ngga pak tentang melik? Asal musalanya

gitu pak?”

01.13-02.37 “kalau anak melik.. kalau dulu memang, memang saya ngga

begitu ya. Mengenai melik ini Taunya ya dari pasien-pasien

Page 20: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

xxxvi

kami gitu loh. Jadi kondisinya demikian. Nah, orang-orang

melik, apa, orang-orang yang sering ketakutan biasanya. Udah

sakit, ini kesakitan biasanya penjagaan gitu. Ini berbahaya

penjagaan-penjagaan itu. Misalkan minta kedukun, misalkan

minta tolong supaya anak saya, keluarga saya atau saya sendiri

dijaga. Mohon, kalau di Jawa, di Jawa Barat dibilang isim ya,

ism ya tuh. Itu, jangan sampai kita membawa itu gitu, sebab kita

menjadi serangan. Diserang sama yang bisa itu loh. Ada, ada

magnet gitu. Kita, Tuhan lah yang kita puja. Gitu kan. Jangan

memuja itu lah ya. Sebab, disana itu nanti yang ada di barang itu,

bisa Wong Samar kalau di.. atau istilah Jawanya Buta, Buto gitu.

Ada Buto Ijo, Buto apa kan ya itu, memang kita kuat. Tapi, kita

di rong-rong gitu loh.”

02.39-02.45 “Katanya ada anak meliknya itu sebenernya ngga boleh tau kalau

dia anak melik gitu pak, itu gimana pak?”

02.45-03.59 “Harusnya tau yang bersangkutan. Harus tau. Makanya itu tadi,

itu, keluarganya juga harus tau gitu. Oh ini anak saya begini-

begini. Nah disitu kan.. yang perlu ditanyakan melik. Apa

upayahnya? Nah itu, seperti itu tadi upayahnya itu. Jadi,

kembalikan meliknya dengan sesaji. Tanyakan sesajinya ke

mangku-mangku disana. Mangku pure dalem biasanya gitu. Atau

tanyakan ke rohaniwan yang tadi kan gitu. Kan dalam keadaan

kondisi setengah sadar. Bahwa menyampaikan anak itu melik.

Page 21: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

xxxvii

Apa yang, yang, perlu saya, istilahnya nebus. Nebusin apa ini?

Sesaji apa? Gitu misalkan. Apakah pejati, apakah apa-apa dan

lain-lain. Nah dari sana, dicatat itu gitu loh, dicatat apa yang

dibutuhkan itu. Nanti sampaikan ke mangku dalemnya dan

mangku menajepati-nya. Bahwa anak saya melik, saya nebusin

gitu misalkan, nebusin. Begitu juga kalo walinya begitu juga. Ini

sesajinya, ini sesajinya gitu, sampaikan ke mangkunya disana

gitu. Itu intinya gitu.”

04.00-04.30 “Itu sih pak intinya, itu aja sekian dari pertanyaan-pertanyaan

yang tadi. Sebenernya pengen ngankat, film dokumenter tentang

anak melik ini. Pengen lebih ke bagaimana perasaan ibunya sih

pak. Kan pasti ibu yang paling ngerasa kehilangan. Karena, anak

melik ini yang saya tau itu meinggalnya cepat. Terus bagaimana

rasa ibunya kehilangan anak yang dilahirin. Terus usaha upacara

penebusan kayak gitu-gitunya itu pak.”

04.31-06.03 “Nah, mengenai itu sudah saya ini kan pada yang bersangkutan

ya. Waktu itu pas yang bersangkutan dibawa kerumah gitu ya.

Udah dikasih tau, ini anaknya melik. Kan dateng, menanyakan

melik. Tolong tanyakan ke rohaniwan, tanya kan disana. Bawa

sesaji-sesaji kesana, tanyakan apakah anak melik ini. Sudah

dikasih tau begitu, tapi suami dari sang ibu ini seolah-olah acuh

gitu. Sehingga meninggal tabrakan itu. Anak, itu, udah tamat

SMP, SD kalau ga salah masuk SMP. Naik sepedah motor,

Page 22: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

xxxviii

tabrakan. Nah, disana lah yang bersangkutan baru nanya.

Dimana sekarang anaknya gitu loh. Itulah akhirnya ditanya,

begitulah hasilnya itu. Saya udah ngayah didalem gitu jadinya.

Itu terlambat gitu loh. Nah itu anak melik yang ini akhirnya,

memang ngayah disana. Segogyanya kita nanyakan terlebih

dahulu ngayah dimanakan jelas jadinya kita ini. Apa ditebu atau

dikembalikan meliknya it? Gitu loh. Kalau kembalikan melik,

kalau kembalikan melik kan jadi ngga rebutan. Semuanya ingin-

ingin, ingin anak ini, ingin anak ini gitu loh. Ingin kharismanya

itu loh.”

06.03-06.18 “Soalnya banyak temenku pak yang kayak gitu. Gak banyak ada

dua yang satu meninggal waktu SMP. Yang satu udah ditembus

samapai sekarang masih. Terus katanya memang lebih seneng ke

agama lebih seneng ke Pura gitu.”

06.19-06.39 “Nah, itu ciri-ciri yang tampak gitu kan. Lebih ke keluarganya

sih pak.”

06.40-10.41 “Nah pada umumnya, yang melik yang ngayah di dunia itu yah.

Yang saya laksanakan yah, yang dateng-dateng kerumah itu.

Yang bersangkutan juga nanti menolong, begitu, menolong

orang. Jadi yang bersangkutan jadi dasaran juga, jadi mangku

juga gitu loh. Walaupun dia masih kecil, menolong gitu yah.

Sekarang pun anak saya berada di Lampung. Sedang menolong

juga. Sedang menoong orang sana banyak yang sakit, karena

Page 23: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

xxxix

bawa itu loh, bawa bekel gitu. Akhirnya kan yang didewakan itu

kan alat itu atau benda ini, siapa benda disana gitu. Bukan Tuhan

gitu, puja lah Tuhan. Dekatkan lah diri pada Tuhan jangan bawa

ini. Kembalikan lah itu, walaupun kembalikan pada dukun, apa,

atau orang yang ngasih gitu ya kembalikan lah memalui pantai

atau laut, melelui panca mahabuta ini. Kembali kepada air,

tanah, kepada udara nah itu kan, api dan itu kan panca mahabuta.

Nah kembalikan kesana gitu. Supaya tidak melik lagi. Kemudian

disucikan, dimandi kembang pada saat tanjung kliwon itu.

Mohon pada Betara Brahma supaya dilebur, suapaya keliatan

yang bersangkutan itu sudah bersih itu tahap pertama. Baru

dicek lagi, dari diperiksa pada yang bersangkutan. Sudah bersih,

kemudain dimandikan kembang dengan duri. Nah ini, bukan

durinya di gini, bukan, ada namanya, apa, apa tuh kalau di

kukusan apa namanya, Namanya di Jwa Barat tuh belangseng ya

namanya? Yang segitiga itu. Nah dimandiin lewat situ, kan

ngucur airnyakan gitu. Bukan nanti, bukan dengan durinya di ini

bukan. Nah itu, pada saat tilem udah keliatan bersih sekali. Baru

mandi dengan bunga trimurti. Bunga trimurti itu bunga cempaka

putih, kenanga dan kembang sepatu arjuna. Isitlah di Bali pucuk

arjuna. Itu juga dimandikan ke yang bersangkutan. Nah setelah

itu keliahatan lah yang bersangkutan ngayah dimana gitu kan.

Memberikan wejangan, mewakili Tuhan atau Dewa Dewi, atau

Page 24: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

xl

leluhurnya. Misalkan, siapa nanti yang diminta oleh orang untuk

dateng. Apakah Tuhan yang berkaitan dengan sakitnya itu atau

leluhurnya, posisi leluhurnya yang sudah meninggal itu. Nah

nanti itu ngomong melalui yang bersangkutan, mewakili. Itu

yang mawas-pawas itu Namanya mawas-pawas gitu. Berkaitan

dengan manifestasi dengan Tuhan, Dewa Dewi atau Betara-

betara. Memawas-pawas yang berkaitan dengan kehilangan gitu

misalkan, pencarian. Atau mencari posisi, bingung, dimana sih

saya menaro ini? Nah itu.”

10.41-10.45 “Ada pantangannya ga pak biasanya?”

10.45-10.59 “Pantangannya biasanya kaki empat. Sebab apa, seseorang yang

sudah.. yang ngiring ini, memang selalu ada Beliau didalamnya.

Jangan lah dikotori dengan kaki empat.”

10.49-11.01 “Kaki empat apa aja pak?”

11.01-11.10 “Sapi, babi, kambing dan kelinci kan kaki empat. Tapi kalo roda

empat sih ngga apa-apa. Gitukan ya?”

11.16-11.28 “Kalau kita sebagai masyarakat biasa ad acara khusus ga, dalam

berteman. Kayak oh ngga boleh disentuh atau gimana ada ngga

pak? Sebagai teman-temanya gitu”

11.28-12.05 “Oh biasa aja. Boleh aja. Yang pokok hati-hati aja sama kepala.

Jangan sembarangan ngambil kepala. Sebab kita percaya kalau

Tuhan ada di diri kita. Beliau selalu ada di sini dan hati Nurani

Page 25: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

xli

gitu kan. Jadi kita bayangkan Beliau ada di kepala kita. Jangan

ngambil kepala orang gitu aja sih.”

Nama File: C0001 Tanggal: 5 Agustus 2019

Nama Narasumber: Bunda Teratai dan Pak Eka Jenis Wawancara: Soft Interview

Durasi Pernyataan

00.04-00.06 “Boleh perkenalan dulu bu.”

00.07-00.22 “Perkenalan. Suwastiastu-nya dulu ya? Om suwastiastu, nama

saya Koman Ayu Suryani tapi sering dipanggil oleh pasien

Bunda Teratai.”

00.22-00.24 “Kenapa disebut Bunda Teratai?”

00.25-00.54 “Kenapa disebut Bunda Teratai, karena Beliau Dewi Kuan Im,

memberikan nama untuk disebut sebagai Bunda Teratai. Orang

lebih gampang memanggil Bunda Teratai, karena, mungkin

seorang bunda yang harus menuntun umatnya kayak gitu. Yang

biar lebih dewasa ya mungkin. Dah gitu akhirnya sampai

sekarang dipake dengan Bunda Teratai.”

00.55-01.00 “Boleh diceritain Bu, waktu awalnya tau jadi anak melik.”

01.01-04.53 “Mengenai melik pada diri saya ya? Pada diri saya itu berawal

menurut cerita orang tua, mulai dari saya kecil. Mulai dari

mungkin saya tidak inget saat itu. Bermain Bersama ular yang

ada di penumul karang. Nah, saat itu ditanyakan sama ibu

katanya saya melik. Udah gitu dibikinin banten, ntah banten apa

Page 26: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

xlii

saya kurang tau karena masih kecil. Nah seiring waktu, SD,

sakit, sakit panas yang dibilang sakit kuning. Sakit yang sudah

dibawa kemana-mana tidak ada hasil apa-apa, tapi badan saya

menguning semua. Dah itu sampai periksa alat ndak ada apa-apa.

Akhirnya, panas tinggi dicari sama monyet, disamping saya. Ada

monyet yang mencari, monyet warna putih. Udah gitu dari sana,

lagi dibikinin banten. Ntah banten apa saya ga tau juga. Nah saat

sekolah SD, saya SD di 14 Padangsambian. Nah disana waktu

mau masuk jam setengah dua belas kalau ga salah, saya inget.

Dicari sama wong samar, yang badannya besar ada, yang kecil

ada, membawa angsa. Disuruh lah naik ke angsa, setelah itu

saaya tiba-tiba pingsan. Tapi satu pun guru tidak ada yang

percaya saat itu. Akhirnya dicarikan paranormal, dibilang kalau

saya tuh dicari daripada ibunya Wong Samar mau diajak ke

dunianya gitu. Dah gitu, abis itu, lumpuh mau ujian, SD, lumpuh

ndak bisa jalan. Dah gitu di obati lagi. Nah waktu itu SMP juga

ngga karuan jatuh, dan sebagainya. Nah seiring waktu yang

lewat itu sakit lah saya, sakit, dibaca lah kesini. Diajak kesini,

kerumahnya Pak Eka, Pak Eka Sana. Nah beliau lah yang

mengobati saya sampai tuntas. Dan ketahuan memang saya itu

harus menjalankan tugas daripada Beliau. Proses pada

pengobatan itu ya, apa ya pak? Di cek sama Pak Eka, ternyata

saya disakiti orang. Pak Eka yang bershikan semuanya itu.

Page 27: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

xliii

Kadang dalam proses pengobatan itu jam dua belas malem,

kumat di rumah, di bawa kesini. Sampai sekian bulan seperti itu.

Sekian bulan. Sudah, sampai, kayak orang gila kalau di bilang.

Kalau orang yang liat saya dipikir gila mungkin. Kadang dijalan

saya teriak-teriak, bisa dituntun sama Pak Eka dari jalan. Dah di

jalan saya bunag motornya ditarik bawa kesini. Udah terus

akhirnya, dilukat sama Pak Eka. Dilukat Brahma dulu, setelah di

lukat Brahma dilukat Beji ya pak? Melukat Butha. Kemudian

melukat di Beji, Khala? Melukat Khala dulu baru Beji ya pak

terakhir? Di Pura dalem. Sampai terakhir melukat tilem yang

pake duri. Berbagai macem, warna tiga ya pak?”

04.54-05.00 “Iya, Duri? Duri warna sebelas. Sebelas macam duri dia tuh.”

05.00-05.20 “Kalau melukat Brahma pake bunga merah, sebelas macam,

pake kendi.”

05.53-05.57 “Udah gitu akhirnya, itu titik terakhir ya pak, pelukatan?”

05.57-06.01 “Baru di sana di, Pura dalem.”

06.01-07.42 “Udah gitu melukat disana, terakhir udah bersih ya pak ya?

Terus kerauhan ya. Kerauhan dari Beliau untuk menjaankan

tugasnya beliau gitu. Lama juga saya ndak mau. Lama ya pak

ya? Sampai bertaun-taun, sampai sekian taun itu saya menolak

itu. Bahwa ga mungkin gitu, ndak mungkit itu akan terjadi pada

diri saya. Saya kan orangnya ndak suka sembahyang salah

satunya. Sudah gitu ga mengenal banten, masa kenapa harus

Page 28: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

xliv

saya gitu. Nah dengan tuntunannya Pak Eka akhirnya diajak lah

saya mewinten di Pura Dalem Kapal. Nah, disana setelah

mewinten dari sana. Habis mewinten waktu itu sempet

kecelakaan juga, karena lalai lagi saya. Tidak mau. Kecelakaan

di Imam Bonjol tuh mbak, kecelakaan motor. Iya. Nah disana

ada orang tua yang ngambil motor saya, diabilang apa yang

kamu cari di jalan? Pada saat magrib seperti ini. Pulang katanya,

Tuhan menunggu mu di sana. Nah dalam keadaan itu, nagis saya

pulang. Teriak-teriak saya pulang. Udah gitu disana saya

menobatkan diri saya, kalau saya, saya siap. Apa pun itu. Yang

penting anak-anak saya bisa sekolah, bisa makan. Nah setelah itu

saya menjalankan tugas beliau sampai sekarang. Sesuai

tuntunannya Pak Eka. ”

07.43-07.42 “Kan melalu banyak proses banyak penyumbuhan kayak begitu.

Itu orang tua menemai?”

07.53-08.03 “Menemani, menemani sya. Orang tua, suami, anak menemani.

Harus itu. Untuk melakukan pewintenan juga suami ikut. Iya.”

08.03-08.06 “Berarti termasuk upacara besar ya?”

08.06-08.19 “Upacara besar. Tapi kita kolektif, supaya tidak mengeluarkan

banyak biaya kan gitu ya. Nah kolektif lah kita gitu.”

08.19-08.27 “Sekarang kan anak ibu katanya melik. Itu ibu Taunya

bagaimana ya?”

Page 29: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

xlv

08.27-09.09 “Tau dari.. Gustunya dari beliau ya pak? Gustunya dari beliau.

Kalau anak yang nomer dua, tau sendiri saya karena dia sering

kaget. Melihat kadang-kadang. Kalau rumah saya kan di

depannya kosong, sering kadang-kadang liat gitu. Kadang-

kadang ketakutan, tiba-tiba di sana ada orang katanya. Dah gitu,

tapi saya belom melakukan upacara apa-apa. Yang terakhir juga

belum. Kalau Dayuratih kayak sapi kan pak matanya, kalau dia

minum matanya kebuka satu.”

09.09-09.13 “Apa itu keturunan ya? Ngga?”

09.13-09.52 “Mungkin. Mungkin ya pak? Karena saya juga, kakek saya

sendiri dari gadis itu dulu balian. Dasaran ya Namanya? Juga

ngobatin dulu. Dah gitu bapak saya seharusnya kan mangku, tapi

karena bapak tidak mau akhirnya ya, meninggal. Sakit-sakitan

dan meninggal akhirnya gitu.”

09.53-09.59 “Waktu itu kan seing kecelakaan ya katanya tadi? Itu tanda

sebagai peringatan atau gimana ya?

10.00-10.21 “Kalau ditanyakan seperti peringatan, iya. Peringatan dari pada

beliau, udah banyak kali saya. Terakhir itu yang saat saya sudah

berkeluarga yang di Imam Bonjol itu aja. Kalau gadis sering

sampai patah, ini hancur. Udah sering.”

10.22-10.26 “Ibu yang memiliki anak melik, punya rasaa takut ga sih bu?

Apa yang ibu lakukan untuk anaknya?”

Page 30: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

xlvi

10.27-10.52 “Ada. Ada rasa takut saya kadang-kadang kalau anak melik aneh

kan tuh tingkahnya. Susah dikasih tau kadang-kadang, agak

bandel. Sudah gitu takutnya saaya itu kan terrjadi apa-apa, saat

kita seneng di ambil. Itu lah yang saya takut kan itu.

10.53-10.56 “Iya karena katanya kan anak melik tidak berumur panjang ya?”

10.56-11.08 “Tidak umur panjang, tidak murah rejeki gitu biasanya. Terus

cari pekerjaan juga agak susah ya”

11.08-13.36 “Nah ini lah yang bapak maksud ya.. anak melik itu harus

ditanyakan kepada yang tau, dasaran. Jadi sebagaimana yang

dikatakan tadi kan, ini proses anaknya melik kan blum di apa-

apa kan, kan gitu. Nah seyogyanya ini, mohon pada dasaran lain

yang nanti memawaskan istilahnya, jadi membawakan sesuatu.

Meliknya nih ngayah di mana atau bertugass di mana. Apa

mengabdinya di dunia atau di alam sana gitu. Supaya nanti ga,

pas anaknya nanti sudah meninggal baru kita menanyakan gitu.

Setelah ada terjadi baru kita nanyakan, tauya sudah ada

pembicaraan bahwa anak itu ngayah di pure dalem baru nyesel

nanti kita. Itu lah oengalaman yang waktu itu diuraikan waktu di

parisada ya begitu kan. Jadi seyogyanya kita tahu apakah

anaknya itu ditebusin atau di wali kan anaknya supaya anak itu

umurnya Panjang kan gitu. Jadi kalau ngayahnya di surge kita

kembalikan meliknya. Nanti kasih tau sama anaknya. Kamu

meliknya nanti tolong udah usia tua udah tahu meliknya

Page 31: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

xlvii

dikembalikan. Nanti minta lagi meliknya supaya cepet

meninggal begitu. Supaya nanti udah reyot gitu ga masih hidup

gitu.”

Nama File: C0001 Tanggal: 7 Agustus 2019

Nama Narasumber: Bunda Teratai Jenis Wawancara: Soft Interview

Durasi Pernyataan

00.09-00.51 “Beda sama orang melik ada tanda lahirnya. Kalau melik yang

ada tanda lahirnya, lahir kelilit tali pusar kayak gitu. Lidahnya

hitam kayak gitu dia meliknya. Banyak itu yang, kembar

buncing itu melik. Sudah gitu tangannya, tau mba, lebih tapi apa

ya dempet kayak gitu, itu juga orang melik itu. Itu yang

seharusnya dibayuhin.”

00.52-00.55 “Tapi kalau yang begitu masih bisa renkarnasi lagi ya?”

00.56-01.05 “Bisa. Pasti itu. Kecuali orang itu moksa mungkin baru tidak

akan renkarnasi Kembali”

01.06-01.15 “Ada aku baca anak melik itu, sisa dari kehidupan kemarin.

Tanggal nebus dosa aja.”

01.15-01.46 “Ngga mungkin juga. Kalau orang melik kan ya kadang sisi

kenakalannya dulu yang dimunculin, sisi kenakalan. Kalau dia

tidak bisa menetralisir kenakalannya itu mungkin dia sampai

kapanpun bakalan seperti itu. Nah kalu dia bisa, mungkin

kehidupan yang akan datang akan lebih baik. Ntah jadi apa.”

Page 32: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

xlviii

01.46-01.50 “Katanya melik itu jembatan keluarga..”

01.50-02.30 “Iya. Anak melik itu dia jembatan keluarga. Kalau dia bisa,

mempergunakannya. Kalau tidak bisa mempergunakan akan

menjadi kesengsaraan keluarga gitu. Nah kalo saya kan

modelnya melik. Sekarang saya bisa mempergunakan melik saya

untuk mengobati orang itu kan jadinya kebahagiaan buat

keluarga, buat menuntun anak-anak menjadi lebih baik. Juga

rajin sembahyang salah satunya kita. Udah itu rajin kita, tidak

makan kayak, babi, sapi yang kayak begitu dan mengerti lah.”

02.32-02.36 “Mungkin keluarga Bunda juga masih dikasih selamat karena

Bunda juga.”

02.36-04.49 “Pasti lah. Karena orang yang melik itu memang tingkat

kenakalannya luar biasa. Dan tingkat ngambeknya susah kita

bending kadang-kadang. Keras sekali. Kalai ini kan keras dia

tumpek landek. Makanya kalau dia sudah ngambek saya lepas.

Saya kasih ke Aji-nya. Karena kalau anak saya, anak saya nomer

tiga sama saya itu sama-sama keras. Makanya dia harus ada satu

sama ininya. Kalau dia sudah bilang ndak, ya ndak. Jangan

dipaksain. Ini kalau sudah ndak mau sekolah, sudah dia ngga

akan sekolah gitu. Dihari-hari kelainan, kajeng kliwon tuh ya

sering, tumpek wayang dulu sempet tiga hari ndak sekolah. Ngga

mau dia sekolah. Makanya susah, termasuk susah dia ini.

Makanya kemarin kelsa tiga SD kemarin, sering dia ndak

Page 33: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

xlix

sekolah. Sekarang kelas empat gurunya sudah galak. Saya tak

kasih tau, sekarang jangan macem-macem bu gurumu galak.

Saya kadang-kadang pagi-pagi tuh was-was mba, ini orang mau

sekolah ngga gitu. Kalau sudah bengkok jangan dah dibilang. Itu

lah kadang saya suka takut kalau pagi. Biar dimarahi, dipukul,

kalau ndak ya ndak. Wah pernah kalu saya kan orangnya.. nangis

sih nangis, tapi dia tetep, tetep, ndak mau. Kalau dia nangis, dia

ngambek saya biarin aja. Pokoknya sepuas-puasnya dia nangis

silahkan. Nanti sadar, sadar sendiri gitu. Orang di kalau

minumnya itukan. Matanya buka satu ya? Kayak mata sapi itu

dia.”

04.49-04.50 “Masih itu sampai sekarang?”

04.50-05.06 “Masih. Kayak gitu masih. Kalau dia nguap matanya melek

ssatu, satunya merem. Kalau minum dia juga gitu ya? Kalau

minum dia gitu.”

05.07-05.08 “Dari bayi kayak begitu?”

05.09-08.34 “Dari bayi. Dari baru lahir. Saat saya hamil ini kan saya sudah

ngiring itu mungkin juga yang bikin ngaruh. Tapi untungnya

ngga ada apa-apa dikandungan. Baik-baik aja. Makanya kalau

anak melik itu, gampang, gampang, susah gitu kita peliharanya.

Karena orang-orang kayak gitu tuh, kalau kita tidak bisa

mendasarinya, nantinya akan pake kemauannya sendiri. Buthe

kalenya di diri dia dipake. Makanya saya kalu sama ini, selalu

Page 34: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

l

saya, awasi dia, apa dia. Orang saya, dia kadang suka curi-curi

biasanya. Tapi kalau insting seorang ibu kan ndak bisa itu.

Keluar malam kayak gitu, nyoba minuman keras. Pernah ngicip.

Ngamuk dia. Kalau dia ikut sama saya nih baik dah dia, adem,

pokokknya ini konsletnya cepet, positif negatifnya cepet sekali.

Kalau dia sudah pelihara burung, burung, perkembangan dia nih

dua tahun, dua tahun. Seneng dia sama burung, burung terus.

Seneng sama anjing, anjing terus, iya. Perkembangan dia ini

kalau saya liat dari kecil itu dua tahun, dua tahun dia nih

perubahannya. Sekarang sukanya layangan? Layangan terus,

sampai kita ngga bisa kasih tau. Makanya itu harus terus gitu

diawasi. Dengan usia yang sudah besar kayak gini saya terus

diawasi. Karena dia sudah berbekal didalam dirinya itu yang

saya takutkan udah sih dibayuh melik, sudah. Cuma saya ndak

tebusin aja. Soalnya saya berharap nanti di bawa meliknya, buat

orang yang berguna nanti dia kedepannya. Kalau saya haturkan

nanti saya ngga tau. Apa lagi nanti saya harus meminta Kembali

kalau di mau meninggal. Itu kan suatu pekerjaan yang susah bagi

saya gitu. Makanya saya bayuh aja untuk sementara. Supaya dia

ngga kepansan membawa meliknya, iya. Biar sejuk dia

membawa meliknya. Itu adalah kebaikannya.

08.34-08.40 “Bunda sendiri masih terus menerus ngikutin perkembangannya

ya.”

Page 35: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

li

08.40-10.35 “Mau, ngga mau ya harus. Makanya mungkin karena waktu saya

banyak di rumah jadinya lebih gampang sih mengetahui

perkembangannya. Kalau kerja kayak dulu mungkin tidak, tidak

bisa kita jangkau kan. Kan dulu juga saya sempet punya usaha

salon. Usaha salon tuh kan dari pagi sampai malem. Jadinya

anak-anak tuh ngga bisa saya ini kan. Saat itu dah dia liar.

Karena kurang pengawasan. Dari pagi sampai malem, kita

malem lanjut lagi kita ngobatin. Iya, akhirnya kasih sayang

antara ibu dan anak itu sudah ndak ada. Nah mungkin Tuhan

sudang mengetahuinya ya, akhirnya dengan jalan Tuhan saya

ngga boleh kemana-mana, hanya untuk melayani Beliau saja.

Kebanyakan saya sakit dan kebanyakan saya bangkrut. Udah

gitu dari sana ada sisi positif yang kita ambil, masih bisa

mengawasi anak. Karena kita punya anak yang masih remaja-

remaja gini kan butuh pengawasan. Apa yang dibutuhkan kita

bisa. Biar semua masuk dia masuk, keluarga juga masuk. Susah

kalau orang yang sudah melik, orang yang sudah ngayah sama

Beliau ditolak jadi masalah. Itu lah dunia spiritual.”

10.39-10.43 “Jadi pasiennya Bunda yang nanti bakalan dateng paling berat

gitu?”

10.43-12.15 “Lumayan berat itu kan ya? Baru pertama ini sekarang. Kemarin

itu saya keluar service motor, ngga ada rencana saya kesana. Ke

rumahnya dia ngga ada rencana. Tiba-tiba aja motor saya pengen

Page 36: KS I: FORMULIR PENGAJUAN SKRIPSI

lii

kesana gitu. Akhirnya saya kesana, akhirnya sampe sana ya

kaget saya litany. Kok ada ynag begini disini. Itu kan sodaranya

pasien saya. Di medis tuh apa ya, ndak ada penanganan. Orang

itu ngga bisa BAB sama kencing loh. Sampai lumpuh gitu ya.

Kebas gitu, disini.”