kritik sosial media dalam perspektif jurnalisme komunitas...

20
106 LAMPIRAN

Upload: vokhue

Post on 08-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2336/8/T1_362007063... · Kita dianggap sangat melankolis dalam menyelesaikan

106

LAMPIRAN

Page 2: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2336/8/T1_362007063... · Kita dianggap sangat melankolis dalam menyelesaikan

107

CODING TEKS

EDISI 71 “ Tahun Baru, Pemilih Baru, Pemimpin Baru”

TEKS coding Apa jadinya aku andai kamu nggak ada. Tanpa kamu aku bukan apa-apa…#1 by Slank Dalam prespektif politik, apa jadinya negara ini tanpa rakyat? Seperti “hiu tanpa taring”…?

Pemerintah tidak ada apa-apanya tanpa rakyat.

Apa jadinya sebuah bangsa jika antara pemimpin dan yang dipimpin tak pernah saling respek? Apa jadinya sebuah bangsa jika diantara para pemimpin tak pernah bersatu dalam mengambil kebijakan bagi kepentingan rakyatnya? Apa jadinya sebuah bangsa jika diantara rakyat, diantara kita semua tak pernah menciptakan suasana piss n luv?

Indonesia kacau karena segenap bangsanya tidak bersatu

Dalam hitungan detik, setiap saat kita bisa melihat berbagai perubahan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah. Dipenghujung tahun 2008 lalu, sontak kita terkejut karna harga BBM turun. Tapi masih ada yang mengatakan bahwa turunnya BBM belum lagi signifikan dengan meningkatnya harga 9 bahan pokok yang makin membebani rakyat.

Kebijakan pemerintah membebani rakyat

Pro-kontra diantara para pemimpin, masih selalu membinggungkan rakyat!

Pemerintah saling menjatuhkan

Tapi, sesungguhnya rakyat tak perlu binggung, karena merekalah yang merasakan langsung, apakah usai penurunan BBM, kehidupan sosial-ekonomi mereka mengalami perubahan? apakah ada peningkatan mutu dalam kehidupan sehari-hari mereka? Makanan yang sehat, tempat tinggal yang sehat, pendidikan yang sehat bagi anak- keturunan mereka.

Rakyat terus menjadi korban kebijakan pemerintah

Tak layak lagi untuk menjawabnya di ujung pemerintahan SBY-JK. Ada baiknya, bangsa ini menjadikan momentum pemilu April 2009, sebagai titik balik bagi terpuruknya bangsa ini dari berbagai aspek kehidupannya.

Pemerintahan SBY-JK gagal dan bangsa terpuruk

Apa yang kita tanam hari ini, itu yang akan kita tuai kemudian. Siapa yang kita pilih hari ini, itu yang akan memimpin kita kemudian.

Masa depan bangsa di tangan rakyat

Karena, setelah kita memilih pemimpin, tak ada kesempatan untuk meralatnya sampai 5 tahun kemudian pada pemilu berikutnya. Jadi, tahun baru, eranya pemilih baru dan pemimpin baru.

Masa depan bangsa di tangan rakyat

Page 3: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2336/8/T1_362007063... · Kita dianggap sangat melankolis dalam menyelesaikan

108

EDISI 76 “Mau Jadi Presiden, Kok Melankolis? Pemimpin Bangsa Mestinya Bersikap Berani”

TEKS coding Ketika mengucapkan judul di atas, sejumlah teman sontak bereaksi, kemudian bertanya, “emang kalo melankolis, kenapa?” Itu pertanyaan seorang perempuan yang menegaskan bahwa manusia perlu memiliki sisi melankolis, romantik dan sikap lemah lembut lainnya.

-

Loh, bukankah itu manusiawi, dimiliki oleh semua orang. Artinya bahwa, melankolis adalah sisi lain dari berbagai sifat dalam diri manusia sejati. Kecuali robot, tentu saja nggak punya hati dan perasaan tertentu, termasuk sifat melankolis

-

Sementara itu, seorang teman cowok penasaran, pun bertanya. “Memang yang melankolis siapa, Bud?”

-

Nah, saya pun gagap dan tidak bisa menjawabnya. Pertama, karena saya tak mau dibilang ikut-ikutan kampanye dan merekomendasikan siapa calon presiden ideal untuk bangsa ini.

Presiden SBY melankolis

Meski secara pribadi, rasanya tak pantas dipimpin seseorang yang bakal mempimpin bangsa ini, dengan jumlah penduduk mendekati angkat 300 juta jiwa, dengan membiarkan dirinya berubah dari sifat melankolis menjadi sikap melankolis.

SBY Tidak Pantas Memimpin Rakyat Indonesia

Bahwa melankolis adalah sifat manusia, iya.

-

Tapi sifat ini, jika dipelihara dan dibiarkan akan berkembang menjadi sikap. Betapa konyolnya bangsa ini, jika dipimpin oleh presiden yang dikit-dikit ngadu, dikit-dikit ngeluh, dikit-dikit minta dikasihani, dikit-dikit merasa dikritik, dikit-dikit merasa dikeroyok. Mau jadi apa negara ini jika pemimpinnya melankolis?

Presiden SBY melankolis dalam memimpin bangsa

Nampaknya sangat sopan, baik hati, murah senyum, yang notabene adalah ciri-ciri fisik melankolis itu, namun jika sifat ini berubah menjadi sikap melankolis dan dibawa-bawa dalam kegiatan dan sistem manajerial berbangsa-bernegara, bakal seperti apa bangsa ini ke depan?

Presiden SBY melankolis dalam memimpin bangsa

Kita dianggap sangat melankolis dalam menyelesaikan masalah TKI di luar negeri. Soal pulau Ambalat pun serupa nasibnya. Hingga mengejar koruptor kelas kakap ke luar negeri pun sepertinya pemimpin kita tak punya nyali. Soal korban lumpur Lapindo, soal pelanggaran HAM, sampai sekarang sedikit sekali keberanian untuk menggugatnya, termasuk saat kampanye. Kenapa?

Presiden SBY melankolis dalam menyelesaikan masalah bangsa

Saya tak ingin memperpanjang deskripsi terhadap sikap melankolis itu dan seperti apa sikap melankolis muncul dalam diri seorang manusia. Namun sebagai pembanding kongkrit, saya ingin mengemukakan sisi lain dari sikap yang mestinya dimiliki oleh seorang pemimpin, yakni sikap “berani”, seperti yang ditunjukan oleh presiden Iran terpilih, Ahmadinejad, yakni; Ahmadinejad memberikan saham Adalat (saham keadilan) bagi rakyat miskin. Menaikkan gaji pensiunan. Membebaskan tanah untuk pemukiman warga miskin dengan cicilan selama 99 tahun. Menurunkan harga tanah sampai 30 persen dan ini yang pertama kali terjadi di Iran. Tidak pernah bergantung kepada negera asing, semen, besi, tembaga dll adalah produksi asli Iran.

-

Merakyat. Ahmadinejad selalu hadir di tengah rakyat-rakyat miskin. -

Page 4: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2336/8/T1_362007063... · Kita dianggap sangat melankolis dalam menyelesaikan

109

Tidak pernah menaruh hormat kepada rezim penjajah Al-Quds. Meluncurkan satelit Omid untuk pertama kalinya di Iran. Mendukung kemerdekaan setiap negara-negara yang terdholimi. Mengangkat derajat Iran masuk dalam jajaran negara yang memiliki reaktor nuklir. Tak peduli ketika semua media massa mengucilkannya. Tidak menerima upeti dan tidak memberi upeti. Musuh utama mafia koruptor. Revolusioner. Selalu terdepan dalam khat imam.

-

Ke-15 “sikap berani” tersebut, menjadi faktor penentu kemenangan Ahmadinejad, termasuk saat berpidato di depan anggota PBB, yang membuat panas kuping peserta dari Israel dan negara sekutunya.

-

Terbukti, melankolis hanya sifat dasar manusia yang dibutuhkan dalam keseharian manusia saat bersosialisasi dengan lingkungan. Namun, jika sifat ini pun terbawa dalam kepemimpinan seseorang, apalagi ingin menjadi presiden, maka sesungguhnya sifat melankolis itu sudah berkembang menjadi sikap melankolis.

Presiden SBY melankolis dalam memimpin bangsa

Bayangkan jika pemimpin kita, berani beda pendapat. Berani menerima saran dan kritikan. Berani mengambil keputusan meski dalam situasi pro-kontra. Tegas tanpa tending aling-aling demi kepentingan rakyat banyak. Berani bersikap tidak popular demi rakyat. Berada di garis depan saat situasi genting. Berani mengambil garis tegas dalam situasi pro-kontra. Dan tidak plin-plan.

Rakyat ingin presiden pemberani

Tentu saja sikap berani yang dimaksud bukanlah sikap berani seperti tawuran para pelajar dan bukan pula asal berani tapi tidak bertanggung-jawab. Namun sikap berani yang dibutuhkan bangsa di negara berkembang, termasuk Indonesia adalah berani untuk tidak tergantung pada bangsa lain, baik secara ekonomi, sosial, budaya dan tentu saja tidak tergantung secara politis dari bangsa-bangsa lain di dunia.

Rakyat ingin presiden pemberani

Dan ini bisa dilakukan, jika sikap berani itu dimulai ditunjukan pada rakyatnya sendiri. Berani membela rakyat tanpa syarat.

Rakyat ingin presiden pemberani

Page 5: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2336/8/T1_362007063... · Kita dianggap sangat melankolis dalam menyelesaikan

110

EDISI 82 “2010: Tahun Baru, Kabinet Baru Mobil Baru, Tapi Rakyat Masih Seperti Dulu Saja”

TEKS coding Seorang teman di Facebook bilang; “mereka yang hanya ngurusi perusahaan kecil aja naik mobil mewah, apalagi pejabat pemerintah yang ngurus negara, masa sih nggak boleh naik mobil mewah?” Argumentasi itu agak mengejutkan karena membandingkan attitude pengusaha swasta dengan pejabat negara seperti para menteri di bawah SBY-Boediono misalnya, yang kebetulan baru saja mendapatkan mobil baru Toyota Royal Saloon, seharga RP 1,3 m - 4 kali lipat dari harga mobil Toyota Camry yang digunakan.

Pejabat SBY-Boediono nikmati fasilitas mewah

Para Menteri cukup senang dengan mobil baru ini yang baru mulai dipakai pada Senin (28/12/09), tapi salah seorang Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah, La Ode Ida yang juga menerima fasilitas mobil mewah itu, dengan gagah berani mengembalikan mobil itu seraya mengatakan; “mobil ini cenderung membuat kita tidak sensitif pada kondisi rakyat. Padahal kita dipilih oleh rakyat,” tukas La Ode yang tetap menikmati mobil Toyota Kijang Inova.

Pejabat SBY-Boediono tidak peduli pada rakyat

Mobil ini memang termasuk mobil paling mewah dari Toyota. Di Jepang, perusahaan-perusahaan sering menjadikan mobil ini untuk kendaraan tamu-tamu mereka. Gengsi Toyota Crown Royal dianggap sekelas dengan BMW Seri Lima atau Mercedes Benz Seri E.

-

Mobil ini kelasnya lebih tinggi daripada jatah kabinet yang kadaluarsa tahun lalu. Yakni Toyota Camry. Gengsi ini setidaknya tampak dari harga. Di Jepang, menurut situs ekspor mobil bafta.com harga Crown Royal antara US$ 48-62 ribu (Rp 452-rp 584juta). Bandingkan dengan Camry yang US$ 32-34 ribu (Rp 300-320juta).

-

Tapi ingat, itu harga di Jepang. Di Indonesia mesti ditambah ongkos kirim US$1000 (Rp 9 juta) serta—yang paling tinggi—adalah pajak. Harga Camry yang di Jepang paling mahal Rp 320 juta, di Indonesia menjadi Rp 641,5 juta. Jadi, harga Crown Royal mungkin sekitar Rp 1 miliyar.

-

Katakanlah kinerja para Menteri dengan fasilitas mobil mewah itu seimbang. Bahwa kerja keras hanya akan berhasil jika dilengkapi dengan fasilitas yang memadai. Tapi fasilitas yang memadai bahkan lebih dari cukup itu muncul di tengah kondisi sosial, hukum, ekonomi dan politik Indonesia yang tengah bergejolak di awal periode kabinet jilid II Sby-Boediono.

Pejabat SBY-Boediono tidak peduli pada rakyat

Di saat masyarakat tengah menanti keputusan final dari kasus Bank Century yang belum jelas siapa maling sesungguhnya. Ditengah kegalauan masyarakat atas tindakan diskriminatif yang dialami para tahanan disejumlah rutan dan lembaga permasyarakatan.

Pemerintah tidak adil kepada rakyat

Mungkin rakyat tak pernah bisa membuktikan apakah Sri Mulyani dan Boediono bersalah atau tidak. Dan rakyat pun mungkin tak akan pernah tahu apakah SBY terlibat dalam kasus Bank Century atau tidak.

Pemerintah membodohi rakyat

Rakyat hanya memikirkan nasib dan masa depan mereka. “Besok mau makan apa?” Itulah pertanyaan rutin yang selalu hadir dalam sanubari rakyat miskin di tanah air ini.

Rakyat hidup dalam kemiskinan

Kembali ke soal mobil mewah. Kenapa para menteri dan pejabat tinggi lainnya itu tidak menggunakan saja mobil dengan harga yang lebih murah atau mobil yang sama seperti yang digunakan para pejabat

Pejabat SBY-Boediono tidak peduli pada rakyat

Page 6: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2336/8/T1_362007063... · Kita dianggap sangat melankolis dalam menyelesaikan

111

tinggi periode 5 tahun yang lalu? Atau bahkan menggunakan mobil lamanya saja, seperti yang dilakukan atau dicontohkan secara gamblang oleh La Ode Ida, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Kendari, Sulawesi Tenggara. Ini membuktikan bahwa pejabat tinggi di negeri ini, belum lagi bisa rendah hati. Mereka belum lagi menunjukan sikap kebersamaan dan solidaritas terhadap kondisi rakyat Indonesia. Mereka asik dengan fasilitas yang diperoleh dari uang negara, yang notabene adalah uang rakyat.

Pejabat SBY-Boediono tidak peduli pada rakyat

Sementara rakyat masih menikmati “fasilitas” mereka yang lama, yakni; hidup di bawah garis kemiskinan.Bahkan di dalam penjara sekalipun, yang kaya menikmati fasilitas yang lebih mewah, sementara rakyat jelata tetaplah dengan kondisi yang memprihatinkan; tidur di ruang sempit sembari berdesak-desakan.

Rakyat hidup dalam kemiskinan

Lalu bagaimana bisa rakyat memilih pemimpin dengan sikap seperti itu pada pemilu yang lalu? Bagaimana kita bisa percaya bahwa para pejabat negara itu benar-benar bekerja untuk kepentingan rakyat dan demi perbaikan mutu kehidupan rakyat Indonesia.

Pejabat SBY-Boediono tidak peduli pada rakyat

Terang saja akal sehat kita tidak bisa menerima kondisi ini. Tapi kritik pun tak mempan. Mereka tetap saja menikmati fasilitas mewah itu. Dan kita cuma bisa memaki dalam hati. Paling hebat hanya bisa menulisnya seperti ini, tanpa bisa merubah keputusan pemberian fasilitas mobil mewah.

Pejabat SBY-Boediono tidak peduli pada rakyat

Akhirnya saya ingin mengajukan pertanyaan, “apa hebatnya jadi rakyat Indonesia?”.

Rakyat Indonesia tidak dianggap oleh pemerintah

Page 7: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2336/8/T1_362007063... · Kita dianggap sangat melankolis dalam menyelesaikan

112

EDISI 84“Obama Peduli Pada Rakyatnya. Kita?”

TEKS coding Obama mengajarkan pada kita, bahwa begitulah semestinya seorang pemimpin negeri, mengutamakan kepentingan rakyatnya daripada kepentingan politik luar negeri dan kepentingan hubungan kerjasama perekonomian dan persoalan hubungan bilateral lainnya.

-

Akhirnya, Obama menunda kedatangnya ke Indonesia. Sejak pelantikannya menjadi presiden Amerika pertama yang berkulit hitam, masyarakat Indonesia terkesan berharap kedatangan presiden Obama ke Indonesia.

-

Jika semula obama dijadwalkan akan datang ke Indonesia pada 20 maret, lalu Ditunda pada 23 Maret , hingga ditunda lagi sampai bulan Juni 2010. Alasannya nampak sederhana (dimata kita), bahwa ia harus memantau kinerja Parlemen Amerika yang tengah menggodok rancangan undang-undang kesehatan untuk rakyat Amerika. Bukan karena alasan ancaman teroris maupun karena sejumlah elemen masyarakat di tanah air yang menolak kedatanganya ke Indonesia. Sama sekali bukan, tapi karena alasan yang rasional bahwa Obama ingin melihat detik-detik penetapan undang-undang kesehatan Amerika di Parlemen.

-

Jelas ini bermakna bahwa presiden obama sangat peduli dengan kesehatan rakyatnya. Tentu saja obama memahami bagaiman kecewanya pemerintah indonesia yang sangat antusias menyambut kehadiran orang nomor satu dari negeri adi daya itu. Obama juga pasti maklum jika anak-anak sdn menteng 01, jakarta, tempat obama pernah menuntut ilmu pun kecewa karenanya, padahal mereka sudah siap menyambut “saudara tua” nya itu dengan berbagai kesenian daerah. Dan tentu saja obama tahu bahwa tidak semua rakyat indonesia kecewa karena pembatalan kedatangannya. Bahkan sebagian lainnya merasa tidak masalah dengan penundaan itu. Dan sisi lain sejumlah ahli mendiskusikan.

-

“Lebih untung tanpa Amerika , tapi Amerika tidak untung tanpa Indonesia. Tanpa mereka tanpa kita, kita kehilangan triliyunan dollar” ujar pengamat dari CSIS Kusnanto Anggoro dalam diskusi ‘urgensi kunjungan presiden AS Barrack Obama terhadap pembangunan nasional dan daerah’. Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah, La Ode Ida, juga menilai penundaan kedatangan tamu agung itu, tidaklah terlalu penting apakah besok ataukah 1-2 tahun lagi. Sementara itu, guru besar fakultas ekonomi dan manajemen IPB Didin S Damanhuri menyatakan bahwa kedatangan Obama sebagai ajang pembuktian SBY yang dinilai terlalu dekat Amerika.

Presiden SBY mempunyai niat dibalik kedatangan presiden negara lain.

Dan tentu kita pun punya cara pandang yang berbeda soal datang dan tidaknya Obama. Namun yang pasti, jika benar bahwa penundaan kedatangan Obama karena alasan ingin mengawasi kinerja Parlemen Amerika soal undang-undang kesehatan yang penting untuk rakyat Amerika , maka sikap Obama ini patut diacungi jempol. Bandingkan misalnya, kisah yang terjadi di tanah air tercinta ini. Kita kerap mendengar dan melihat kenyataan bagaimana seorang kepala negara tiba-tiba meninggalkan tanah air, disaat yang bersamaan di dalam negeri tengah berlangsung peristiwa yang penting, bahkan ketika ada gejolak di tanah air, sang pemimpin malah “melancong” kemana-mana sampai jauh ke luar negeri.

Presiden SBY tidak peduli keadaan bangsa

Page 8: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2336/8/T1_362007063... · Kita dianggap sangat melankolis dalam menyelesaikan

113

Secara samar-samar kita mendengar bahwa itu dilakukan agar pemimpin kita tidak stress dan bisa lebih tenang menghadapi gejolak di dalam negeri. Lho kok? Bukankah esensi pemimpin memang seharusnya mengalami stress dan harus kebal terhadap stress demi menjaga dan mengawasi berbagai kebijakan di negerinya demi kepentingan rakyat tercinta.

Presiden SBY banyak alasan menghindari permasalahan rakyat

Dan Obama mengajarkan kepada kita, bahwa begitulah semestinya seorang pemimpin negeri, mengutamakan kepentingan rakyatnya daripada kepentingan politik luar negeri dan kepentingan hubungan kerjasama perekonomian dan persoalan hubungan bilateral lainnya.

-

Urusan pergaulan dunia sepenting apapun tetaplah harus mengalah pada kepentingan utama yang harus dikerjakan oleh seorang pemimpin, yakni bekerja untuk kepentingan nasional negerinya demi mengutamakan kedaulatan rakyat.

Presiden SBY banyak alasan menghindari permasalahan rakyat

Dan Obama, buktikan pada kita, kesehatan rakyat di atas segala-galanya. Bagaimana dengan kita?

Kesehatan rakyat tidak dipedulikan pemerintah.

Page 9: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2336/8/T1_362007063... · Kita dianggap sangat melankolis dalam menyelesaikan

114

EDISI 85 “Nyanyian Duka Ibu Pertiwi”

TEKS coding Entah bagaimana muasalnya, sebuatan lain tanah air adalah “Ibu Pertiwi”. Kata “Ibu” jelas maknanya, perempuan yang melahirkan. Sementara “Pertiwi” adalah personafikasi Indonesia sebagai sebuah bangsa yang bermartabat, kerap disebut Tanah Air

-

Konon, di masa pra sejarah seluruh suku bangsa di kepulauan nusantara, memberikan penghormatan kepada roh alam dan kekuatan bumi yang diibaratkan sebagai ibu yang memberi kehidupan yang di awal millennia pertama, masyarakat hindu menyebutnya sebagai dewi pertiwi atau dewi bumi.

-

Sebutan ibu pertiwi pun popular dalam berbagai lagu nasional. Simak petikan lirik dalam lagu “Indonesia Raya” berikut ini: “Jadi Pandu Ibuku”. Kata ibu tersebut merujuk kepada sebutan “Ibu Pertiwi” sebagai Ibu bagi bangsa dan Tanah Air Indonesia. Dan Ibu Pertiwi pun menjadi judul lagu anak-anak yang sangat popular hingga saat ini.

-

Kulihat Ibu Pertiwi, sedang bersusah hati air matanya berlinang mas intan mu terkenang hutan gunung sawah lautan simpanan kekayaan kini ibu sedang susah merintih dan berdoa.

-

Yaa, hari ini, setidaknya sejak pemerintahan SBY jilid II mulai berjalan, “Ibu Pertiwi” kembali berduka dan bersusah hati. Betapa tidak, sejak kasus Antasari Azhar yang disangka sebagai otak pembunuhan, persoalan Bibit-Chandra yang sempat ditangkap karena kasus suap lalu dibebaskan, dan kini akan diperiksa kembali.

SBY dan pejabat negara menambah masalah bangsa

Camkan Bibit-Chandra akan diperiksa kembali karena laporan Anggodo. Ada apa? Menyusul kemudian kasus Bank Century yang membuat DPR berang lalu membentuk Pansus, dengan agenda utama meminta pertanggung jawaban Boediono (kala itu Gubernur Bank Indonesia) dan Sri Mulyani selaku menteri keuangan. kasus kini seperti tenggelam.

pejabat negara menambah masalah bangsa

Setelah Anggodo tersangka makelar kasus, tiba-tiba mantan kepala Bareskrim Mabes Polri, Susno Duadji membongkar aib di tubuh Polri. Sejumlah nama petinggi kepolisian disebut secara gamblang oleh Susno sebagai para makelar kasus.

pejabat negara menambah masalah bangsa

Tiba-tiba muncul Gayus Tambunan yang konon menilep uang pajak hingga 28 milyar rupiah. Ia pun menyanyi dan menyebut nama Syharil Djohan yang konon memiliki kekayaan hingga 60 milyar rupiah dari hasil menilep uang pajak.

pejabat negara menambah masalah bangsa

Belum setahun SBY menjadi presiden pada periode kedua ini, sepertinya berbagai kasus yang berkaitan dengan keuangan nasional terus bergulir tanpa henti. Tak hanya melibatkan oknum tertentu tapi termasuk keterlibatan institusinya. Setidaknya, sistem dalam institusi tersebut memberi ruang bagi para oknum untuk menilep uang rakyat yang dikelolah oleh negara.

SBY dan pejabat negara menambah masalah bangsa

Puncaknya adalah terjadinya konflik horizontal antara Satpol PP dengan warga masyarakat di sekitar makam Mbah Priok di Tanjung Priok yang berjuang mati-matian menjaga makam yang mejadi situs sejarah.konon, untuk menggusur makam bersejarah tersebut, Satpol PP

Pemerintah mengorbankan rakyat

Page 10: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2336/8/T1_362007063... · Kita dianggap sangat melankolis dalam menyelesaikan

115

menerima milyaran rupiah dan operasional dari PT Pelindo yang memiliki wewenang atas kepemilikan lahan di sekitar makam Mbah Periok itu. Yakinlah saat ini “Ibu Pertiwi” hanya bisa menangis, merintih dan berdoa, melihat bangsa Indonesia dan tanah tumpah darahnya. Rakyat selalu menjadi objek pembangunan, yang kerapkali menjadi korban dari dampak negatif dari pembangunan. Dan mestinya kita tak hanya menyanyi dan menghibur diri saja, tapi terus waspada dan prihatin terhadap upaya mengecilkan arti keadilan dan kebenaran sejati bagi rakyat Indonesia.

Pemerintah mengorbankan rakyat

Page 11: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2336/8/T1_362007063... · Kita dianggap sangat melankolis dalam menyelesaikan

116

LAMPIRAN WAWANCARA PERTAMA (EMAIL)

Senin 25 Juni 2012

Berikut jawaban dari mas Buddy:

Hai Mas Buddy, perkenalkan nama saya Aneke (mahasiswa komunikasi UKSW salatiga)

Saya sedang meneliti tentang kritik sosial dari teks yang ada di Koran Slank yaitu rubrik Intro Indonesia. Saya ingin melihat bagaimana media komunitas dalam menyampaikan pandangan-pandangannya terhadap isu-isu yang terjadi disekitarnya. Maka dari itu saya memilih rubrik Intro Indonesia jadi bahan penelitian saya.

Di bawah ini adalah beberapa edisi yang saya ingin tanyakan tersebut:

1. Edisi 71 Januari-Februari 2009 “” Tahun Baru, Pemilih Baru, Pemimpin Baru

Pertanyaannya:

Dalam edisi ini, tulisan yang telah mas buddy buat berdasarkan pada konteks masalah apa atau konteks keadaan yang bagaimana?

Tulisan ini dalam konteks pelaksanaan pemilu presiden. Secara pribadi (subyektif) saya ingin muncul sosok baru menggantikan SBY.

Berdasarkan data, jumlah pemilih baru pada saat itu, mencapai angka 40%, sebuah jumlah yang sangat besar. Dan saya menyimpulkan bahwa pemilih baru bisa sangta menjadi penentu kemenangan presiden baru dalam pemilu tersebut.

Nah, saya mengingatkan pada anak muda, pemilih baru, agar jangan sampai terbuai lg dengan janji manis kandidat presiden, baik SBY maupun kandidat lainnya.

2. Edisi 76 Juli-Agustus 2009 “Mau Jadi Presiden, Kok Melankolis? Pemimpin Bangsa Mestinya Bersikap Berani”

Pertanyaannya:

Dalam edisi ini, tulisan yang telah mas buddy buat berdasarkan pada konteks masalah apa atau konteks keadaan yang bagaimana?

Lagi-lagi soal SBY, ditengah kampanye politiknya, berbagai isu politik menerpanya, termasuk tentu saja kritik dan koreksi terhadap kepemimpinannya selama 5 tahun (2004 – 2009) Sayangnya, kritik dan isu-isu politik itu ditanggapi dengan cara yang tidak bijaksana. Seperti seorang anak kecil yang “mengadu” kepada orang tuanya, karena dicurangi teman mainnya atau berkelahi dengan temannya.

3. Edisi 82 Februari-Maret 2010 “2010: Tahun Baru, Kabinet Baru Mobil Baru, Tapi Rakyat Masih Seperti Dulu Saja”

Pertanyaannya:

Dalam edisi ini, tulisan yang telah mas buddy buat berdasarkan pada konteks masalah apa atau konteks keadaan yang bagaimana?

Page 12: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2336/8/T1_362007063... · Kita dianggap sangat melankolis dalam menyelesaikan

117

Ini masih seperti cabinet Indonesia Bersatu jilid 2 nya SBY.

Ada informasi tentang gaji para menteri, kendaraan dinas yang baru untuk mereka. Disaat yg bersamaan ada berita tentang kemiskinan di Indonesia yang masih merebak merata.

Ini peringatan agar pemerintah jangan hidup berlebihan, tp harus prihatin Karena kondisi masyarakat miskin masih merata diseluruh tanah air.

4. Edisi 84 April-Mei 2010 “Obama Peduli Pada Rakyatnya. Kita?”

Pertanyaannya:

Dalam edisi ini, tulisan yang telah mas buddy buat berdasarkan pada konteks masalah apa atau konteks keadaan yang bagaimana?

Rencana kunjungan Obama ke Indonesia yang pertama batal, karena didalam negeri Amerika Serikat, ada masalah kesehatan yang dialami masyarakatnya. Dan pada hari dia akan ke Indonesia, disaat yang bersamaan senat Amerika akan mengambil keputusan soal uu kesehatan masyarakatnya. Saking peduli pada masa depan rakyatnya, Obama membatalkan kunjungannya ke Indonesia.

Sementara ditanah air, saat ada masalah, presiden malah melancong ke luar negeri. Seperti tidak peduli dengan penderitaan rakyatnya.

5. Edisi 85 Mei-Juni 2010 “Nyanyian Duka Ibu Pertiwi”

Pertanyaannya:

Dalam edisi ini, tulisan yang telah mas buddy buat berdasarkan pada konteks masalah apa atau konteks keadaan yang bagaimana?

Awal pemerintahan sby terungkap banyak masalah-masalah keuangan dan masalah-masalah yang mengorbankan rakyat.

6. Bagaimana pengaruh redaksi terhadap praktik produksi setiap edisi?

Produksi jelas sangat dipengaruhi oleh kebijakan redaksional, isi pemberitaan. Sebagai media bulanan, Koran Slank, selalu ingin menyajikan berita terbaru ttg Slank, dan kadang harus menunggu peristiwa “besar” dr Slank selesai, sehingga produksi biasanya dipending. Tapi ada batas toleransi paling lama 1 minggu. Jika tidak, maka produksi Koran tetap dilakukan, meski ada kabar besar ttg Slank pada minggu kedua misalnya.

7. apakah produksi teks setiap edisi juga terpengaruh oleh sistem makro dalam masyarakat, seperti sistem politik, ekonomi dan budaya.?

Sama sekali tidak ada pengaruhnya. Kami tetap produksi,meski ada peristiwa politik, ekonomi dan budaya yang memengaruhi kegiatan masyarakat. Justru kondisi diluar menjadi bahan berita kami untuk edisi yg sedang berjalan.

8. Dari pandangan-pandangan mas buddy ace tersebut, sebenarnya apa yang hendak disampaikan kepada khalayak media khususnya para Slankers?

Page 13: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2336/8/T1_362007063... · Kita dianggap sangat melankolis dalam menyelesaikan

118

Sederhana saja, Koran Slank adalah jembatan informasi antara Slank dengan penggemarnya.

Pesan Slank dlm lagu, tentu saja tidak semua dipahami oleh pendengar/penggemarnya. Koran Slank, berupaya untuk menjadi karya puitis atau pesan abstrak dalam lagu Slank, menjadi lebih nyata dan terinci, sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan.

Koran Slank, ingin mengingatkan pada penggemar Slank/Slanker Indonesia, bahwa sbg penggemar Slank, mereka tidak harus menjadi anak band seperti Slank, tpi mereka bisa menjadi apa saja yang baik yg dibutuhkan bangsa ini, namun dengan membawa pesan-pesan kedamaian bagi masyarakat sekitarnya. Terbukti selama 9 tahun, penyampaian lewat tulisan di Koran Slank itu cukup efektif memengaruhi pembacanya atau penggemar Slank

Trimakasi sekali, apabila mas buddy mau menjawab semua pertanyaan yang saat berikan. Setiap edisi saya tanyakan karena merupakan salah satu cara saya mendapatkan validitas data yang saya teliti. Dengan begitu penelitian saya benar-benar dapat dipercaya.

Trimakasi untuk bantuannya mas….

Page 14: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2336/8/T1_362007063... · Kita dianggap sangat melankolis dalam menyelesaikan

119

LAMPIRAN WAWANCARA KEDUA (EMAIL) Monday, August 13, 2012 10:42 AM Berikut jawaban dari mas Buddy: 1. Temuan saya tentang rubrik intro indonesia adalah berbicara tentang perilaku, omongan,

dan kinerja pemerintah. bagaimana pendapat mas Buddy? Selain soal perilaku, pendapat/omongan dan kinerja pemerintah, intro indonesia juga menyoroti berbagai kebijakan publik yg berdampak langsung pada masyarakat luas. Dan satu hal lagi, intro indonesia kerap membidik pribadi atau sikap kepribadian sang pemimpin/ orang nomor satu di berbagai level, khususnya presiden/ wakil presiden.

2. Temuan saya tentang ideologi rubrik intro indonesia adalah ideologi nasionalisme atau ideologi kritik. bagaimana pendapat mas buddy? saya minta, tolong jelaskan ideologi Slank atau Koran Slank yang sebenarnya? Ideologi yg ada dibalik intro indonesia jelas ideologi nasionalisme dan demokratisme. Tentang perjuangan untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa indonesia ke arah yang lebih ideal/ lebih baik.

3. Selama ini adakah tindakan nyata para pembaca/ slankers kepada pemerintah? atau hanya melakukan diskusi antar komunitas? atau malah tindakan turun ke jalan? Belum ada penelitian khusus untuk melihat dampak dari tulisan di rubrik intro indonesia terhadap pembaca. Tetapi, yang terjadi adalah, hubungan dialogis antara pembaca dan penulis.pembaca selalu memberikan komentar dlm surat pembaca terhadap setiap isu atau opini yg ada dlm intro indonesia. Sebagian besar mereka mendukung kritisisme yang ada didalamnya. Apakah mereka berubah karena tulisan itu? Wallahuallam, setidaknya cara pandang mereka/ mind set mengalami koreksi, dan semoga berubah

Trimakasi untuk bantuannya mas….

Page 15: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2336/8/T1_362007063... · Kita dianggap sangat melankolis dalam menyelesaikan

120

EDISI 71

Page 16: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2336/8/T1_362007063... · Kita dianggap sangat melankolis dalam menyelesaikan

121

EDISI 76

Page 17: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2336/8/T1_362007063... · Kita dianggap sangat melankolis dalam menyelesaikan

122

EDISI 82

Page 18: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2336/8/T1_362007063... · Kita dianggap sangat melankolis dalam menyelesaikan

123

EDISI 84

Page 19: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2336/8/T1_362007063... · Kita dianggap sangat melankolis dalam menyelesaikan

124

Page 20: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2336/8/T1_362007063... · Kita dianggap sangat melankolis dalam menyelesaikan

125

EDISI 85