kredit islam

Upload: tonysetiawan47

Post on 02-Jun-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/11/2019 Kredit Islam

    1/23

    BAB III

    PEMBAHASAN

    A. PANDANGAN (PERSPEKTIF) ISLAM TENTANG PERKREDITAN

    Dalam pelaksanaannya sistem perkreditan yang dianut oleh dunia internasional saat

    ini mengacu pada sistem bunga dalam prose pembayarannya. Maka perspektif islam terhadap

    perkreditan yang dilakukan masyarakat luas saat ini, islam memandangnya menjadi 2

    pendapat: pendapat pertama mengatakan boleh, pendapat kedua mengharamkan, hal itu

    bergantung pada beberapa faktor seperti dalam penjelesan berikut:

    Dalam bukunya yang berjudul Hukum Islam dan Transformasi Pemikiran karangan

    Prof. Dr. H. Umar Shihab dijelaskan bahwa bunga bank yang dipungut dan diberikan kepada

    nasabah jauh lebih kecil dibandingkan dengan jumlah bunga atau riba yang diperlakukan

    pada masa jahiliyyah. Sementara pemungut riba waktu itu selalu mendapat keuntungan besar

    karena melipat gandakan pembayaran. Sekarang ini pemungutan bunga bank tidak akan

    membuat bank dan nasabah itu sendiri memperoleh keuntungan besar dan sebaliknya bank

    dan nasabah sama-sama tidak dirugikan atas adanya bunga tersebut. Oleh sebab itu tidak

    sepantasnya bunga bank diharamkan. Sebab meskipun diidentikkan dengan riba, namun

    tujuan dan metode pelaksanaannya sama sekali jauh dari yang pernah dipraktekkan di

    jahiliyyah yang diharamkan dalam al-Quran itu, dan bunga bank lebih tepat dianalogikan

    dengan jual beli yang didasari atas suka sama suka.

    Dalam lokakarya MUI (Majelis Ulama Indonesia)19 22 Agustus 1990 di Cisarua

    Bogor tentang Bunga Bank dan Perbankan dapat ditarik kesimpulan bahwa kehadiran

    lembaga-lembaga perbankan telah dimanfaatkan oleh umat Islam untuk mengembangkan

    usaha, baik dalam bidang ekonomi, sosial maupun pendidikan. Hanya saja masyarakat masih

    diliputi keragaman pandangan mengenai bunga bank yang dihubungkan dengan larangan riba

  • 8/11/2019 Kredit Islam

    2/23

    menurut ajaran Islam, di mana terdapat dua pandangan yang saling bertolak belakang.

    Pendapat pertama menyatakan bahwa bunga bank adalah haram, pendapat lainnya

    menyatakan bahwa bunga bank adalah halal. Dalam hubungan ini, dengan melihat kenyatan

    hidup yang ada dan untuk menghindari kesulitan (musyaqqah)karena sebagian umat Islam

    terlibat dalam bunga bank, maka dapat dimungkinkan adanya rukhshah (penyimpangan) dari

    ketentuan baku, sepanjang dapat dipastikan adanya kebutuhan (qiyamu hajatin) umum demi

    kelanjutan pembangunan nasional ataupun secara khusus untuk mempertahankan kehidupan

    pribadi pada tingkat kecukupan (kifayah).

    Jika dilihat secara cermat kesimpulan MUI di atas, maka dapat ditarik suatu

    ketetapan bahwa bunga bank sepanjang dipergunakan dalam kondisi darurat dan kepentingan

    umum, maka status hukumnya adalah mubah, tetapi jika syarat yang diajukan tersebut tidak

    terpenuhi, maka bunga bank secara otomatis berstatus hukum haram.

    Terlepas dari pro kontra pandangan umat islam terhadap kredit serta suku bunga

    didalamnya, maka penulis berpendapat bahwa sistem kredit yang dilakukan oleh perbankan

    dan lembaga keungan lainnya diperbolehkan, namun dalam pelaksanaanya kredit yang

    diharamkan apabila kredit yang didalamnya terdapat suku bunga/riba maka haram hukumnya.

    Hal ini diperkuat dengan adanya penjelasan dalam Al-Quran dan Hadist yang dikemukakan

    oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin berkata [dalam Fatawa Mu'ashirah, hal. 52-

    53, dari Fatwa Syaikh Ibnu Utsaimin] : Menjual dengan kredit artinya bahwa seseorang

    menjual sesuatu (barang) dengan harga tangguh yang dilunasi secara berjangka. Hukum

    asalnya adalah dibolehkan berdasarkan firman Allah swt: Hai orang-orang yang beriman,

    apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah

    kamu menuliskannya [Al-Baqarah : 282]. Demikian pula, karena Nabi Muhammad SAW

    membolehkan jual beli As-Salam, yaitu membeli secara kredit terhadap barang yang dijual.

  • 8/11/2019 Kredit Islam

    3/23

    Dalam Al-Quran ada beberapa ayat yang menjelaskan bahwa riba haram hukumnya

    dalam perspektif islam seperti dijelaskan dalam ayat-ayat berikut ini:

    Surat ar-Rum ayat 39, yang berbunyi Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar

    dia menambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah

    Surat an-Nisa yang mengisyaratkan keharamannya, yang berbunyi Dan disebabkan mereka

    memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya dan karena mereka

    memakan harta orang lain secara batil

    Surat Ali Imran ayat 130, yang berbunyi Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu

    memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu

    mendapat keberuntungan

    Pada tahap terakhir, riba diharamkan secara total dalam berbagai bentuknya. Allah swt.

    berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 278, yang berbunyi Hai orang-orang yang beriman,

    bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu

    orang-orang yang beriman

    Inilah ayat paling klimaks tentang pengharaman riba dalam berbagai bentuknya. Yang

    jelas adalah bahwa bunga bank dalam pandangan penulis merupakan salah satu bentuk riba,

    sehingga baik sedikit maupun banyak tetap berhukum haram.

    B. HUKUM PERKREDITAN MENURUT EKONOMI ISLAM

    Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam uraian sebelumnya mengenai pandangan

    (perspektif) islam terhadap perkreditan, maka dalam pembahasan kali ini penulis ingin

    menegaskan hukum perkreditan menurut ekonomi islam sebagai berikut :

    Bunga adalah hal yang telah disepakati keharamannya oleh semua lapis umat Islam.

    Sebab bunga itu dengan mudah bisa dibedakan dengan jual beli yang halal. Betapapun kecil

    bunga yang dikenakan, tetaplah Allah SWT telah mengharamkannya. Sebab keberadaan

  • 8/11/2019 Kredit Islam

    4/23

    bunga itu memang wujud dari riba itu sendiri, yang didalam Al-Quran telah disebutkan harus

    ditinggalkan sekecil-kecilnya. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah

    dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang-orang yang beriman.(QS.Al-Baqarah : 278).

    Sedangkan fasilitas kredit itu sendiri hukumnya tergantung dari bagaimana anatomi

    sistemnya. Bila masih terdapat unsur bunga ribawi, maka menjadi haram. Sedangkan bila

    murni akad kredit yang syari, maka hukumnya halal.

    Kredit dibolehkan dalam hukum jual beli secara Islami. Kredit adalah membeli barang

    dengan harga yang berbeda antara pembayaran dalam bentuk tunai tunai dengan bila dengan

    tenggang waktu. Ini dikenal dengan istilah : bai` bit taqshid atau bai` bits-tsaman `ajil.

    Gambaran umumnya adalah penjual dan pembeli sepakat bertransaksi atas suatu barang (x)

    dengan harga yang sudah dipastikan nilainya (y) dengan masa pembayaran (pelunasan) (z)

    bulan. Harga harus disepakati di awal transaksi meskipun pelunasannya dilakukan kemudian.

    Ada sementara pendapat yang mengatakan bahwa bila si penjual itu menaikkan harga karena

    temponya, sebagaimana yang kini biasa dilakukan oleh para pedagang yang menjual A.

    Pendahuluan

    Salah satu kegiatan bisnis yang terjadi di zaman modern ini adalah jual beli barang secara

    kredit dengan harga yang labih tinggi dari pada biasanya. Prakteknya adakalanya si tukang kredit

    memasang dua harga, jika beli secara kredit harganya sekian dan kalau tunai harganya sekian. Tetapi

    adakalanya memang si tukang kredit hanya menjual barang secara kredit saja. Tentu harga jual

    barang secara kredit lebih mahal dari pada jual kontan. Bagaimana status hukum dari transaksi

    seperti ini?

    Jual beli sistem kredit semacam ini datang menyeruak diantara segala sistem bisnis yang

    ada. Sistem ini mulai diminati banyak kalangan, karena rata-rata manusia itu kalangan menengah ke

    bawah, yang mana kadang-kadang mereka terdesak untuk membeli barang tertentu yang tidak bisa

    dia beli dengan kontan, maka kredit adalah pilihan yang mungkin dirasa tepat.

    http://www.koperasisyariah.com/hukum-kredit-dalam-pandangan-ekonomi-islam/http://www.koperasisyariah.com/hukum-kredit-dalam-pandangan-ekonomi-islam/http://www.koperasisyariah.com/hukum-kredit-dalam-pandangan-ekonomi-islam/http://www.koperasisyariah.com/hukum-kredit-dalam-pandangan-ekonomi-islam/
  • 8/11/2019 Kredit Islam

    5/23

    Belakangan praktek jual beli ini tidak hanya mencakup kebutuhan-kebutuhan dasar/primer

    manusia dan masyarakat namun sudah merambah pada kebutuhan-kebutuhan mewah/lux. Lalu

    yang menjadi masalah kemudian adalah bagaimana status hukum jual beli kredit secara Islam,

    halalkah atau haram? kalau halal lalu bagaimana aturannya dan kode etiknya baik bagi penjual

    maupun bagi pembeli? Pertanyaan-pertanyaan tersebutlah selanjutnya yang menjadi rumusan

    masalah dalam penulisan makalah ini, dengan harapan dapat memberikan sumbangan pemikiran

    dalam bidang hukum Islam.

    B. Pengertian Jual Beli Secara Kredit

    Pengertian jual beli menurut bahasa adalah menerima dan memberikan sesuatu. Sedangkan

    menurut istilah adalah pertukaran harta dengan harta untuk tujuan memiliki dengan ucapan

    ataupun perbuatan.1[1]

    Adapun kredit yang dalam bahasa arab disebut

    merupakan istilah yang lazim dalam

    bahasa sehari-hari yang diartikan sebagai pinjaman sejumlah uang. Selain itu kredit diartikan pula

    sebagai pembayaran secara cicilan dalam perjanjian jual beli.

    Abu Abdurrahman Al-Bassam menjelaskan bahwa pengertian kredit menurut bahasa adalah

    bagian, jatah atau membagi-bagi.2[2]

    Noah Websten, sebagaimana dikutip Munir Fuady mengartikan kata kredit berasal dari

    bahasa Latin creditus yang berarti to trust. Kata trust itu sendiri berarti kepercayaan.3[3]

    Dengan demikian, walaupun kata kredit telah berkembang, tetapi dalam tahap apapun dan

  • 8/11/2019 Kredit Islam

    6/23

    kemanapun arah perkembangannya, kata kredit tetap mengandung usaha kepercayaan

    walaupun sebenarnya kredit tidak hanya sekedar kepercayaan.

    Dalam dunia bisnis kata kredit diartikan sebagai Kesanggupan dalam meminjam uang

    atau kesanggupan akan mengadakan transaksi dagang atau memperoleh penyerahan barang, atau

    jasa dengan perjanjian akan membayarkannya kelak.4[4]

    Secara umum pengertian jual beli kredit menurut istilah adalah menjual sesuatu dengan

    pembayaran tertunda, dengan cara memberikan cicilan dalam jumlah-jumlah tertentu dalam

    beberapa waktu secara tertentu, lebih mahal dari harga kontan.5[5]

    Dengan pengertian lain dapat dikatakan bahwa jual beli kredit adalah:

    pembayaran secara tertunda dan dalam bentuk cicilan dan dalam waktu-waktu yang ditentukan.

    Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa jual beli kredit adalah pembayaran

    yang tertunda dengan cara cicilan, bisa dengan adanya tambahan harga ataupun tidak. Namun

    biasanya jual beli secara kredit itu memang dengan adanya tambahan harga dari yang kontan.

    C. Hukum Jual Beli Secara Kredit

    Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum jual beli secara kredit yang ada pada masa

    ini. Perbedaan pendapat tersebut secara garis besar bermuara pada status hukumnya. Sebagaian

    ada yang berpendapat mubah sesuai dengan hukum asal jual beli dan sebagian yang lain

    berpendapat haramkarena disana ada unsur riba.

  • 8/11/2019 Kredit Islam

    7/23

    a) Haram/Dilarang

    Diantara ulam yang berpendapat bahwa hukum jual beli secara kredit adalah haram

    terdapat ulama kontemporer yaitu Imam Al-Albani yang beliau cantumkan dalam banyak kitabnya,

    diantaranya Al-Silsilah al-Sohihah. Demikian juga murid beliau Syaikh Salim Al-Hilali dalam

    Mausuah al-Manahi al-Syariyah dan juga lainnya. Yang menjadi dasar penetapan hukum bagi

    kedua ulama ini adalah hadis Rasulullah Saw dari Abu Hurairah berikut:

    -

    -

    .

    6[6]

    Dari Abu Hurairah dia berkata, telah melarang Rasulullah Saw melakukan dua transaksi

    jual beli dalam satu transaksi jual beli.(HR. Turmuzi)

    Imam At-Turmuzi menjelaskan bahwa hadis ini adalah hadis hasan sahihdan para ahli ilmu

    menafsirkan adalah bahwa penjual mengatakan aku menjual pakaian ini kepada

    dengan harga sepuluh dan harga dua puluh. Sedangkan menurut Imam Syafii, jual beli yang

    dilarang dalam hadis tersebut adalah bahwa seseorang mengatakan aku jual rumahku ini

    kepadamu sekian, dengan dasar engkau jual anakmu kepadaku sekian. Dan apabila aku

    mendapatkan anakmu, maka engkau mendapatkan rumahku.7[7]

    Dalam riwayat Abu Dawud ditemukan dengan lafaz:

  • 8/11/2019 Kredit Islam

    8/23

    --

    .8[8]

    Barang siapa yang melakukan dua transaksi jual beli dalam satu transaksi jual beli, maka dia harus

    mengambil harga yang paling rendah, kalau tidak akan terjerumus pada riba.

    Tafsir dari larangan Rasulullah Dua transaksi jual beli dalam satu transaksiadalah ucapan

    seorang penjual atau pembeli: Barang ini kalau tunai harganya segini sedangkan kalau kredit maka

    harganya segitu.

    Penafsiran ini datang dari banyak ulama, yaitu: Sammak bin Harb, salah seorang perawi hadis ini,

    Abdul Wahhab bin Atho, Ibnu Sirin, Thowus, Sufyan Al-Tsauri, Al Auzai, Ibnu Qutaibah, Nasai, Ibnu

    Hibban.9[9]

    Syaikh Salim Al-Hilali mengatakan bahwa penafsiran ini adalah yang paling shahih

    disebabkan beberapa alasan sebagai berikut:

    Bahwasanya tafsir seorang perwi hadits itu lebih didahulukan daripada lainnya

    Ini adalah yang difahami oleh kebanyakan ulama dari kalangan ahli hadits

    Ini juga yang difahami oleh para uilama bahasa dan ulama tabiin.

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ucapan seseorang:Saya jual barang ini

    padamu kalau kontan harganya sekian dan kalau ditunda pembayarannya harganya sekian adalah

  • 8/11/2019 Kredit Islam

    9/23

    sistem jual beli yang saat ini dikenal dengan nama jual beli secara kredit dan hukumnya adalah

    haram karena dilarang oleh Rasulullah Saw.10[10]

    2. Mubah/Boleh

    Adapun pendapat yang kedua mengatakan bahwa jual beli kredit adalah mubah atau

    diperbolehkan. Diantara ulama yang berpendapat demikian adalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah,

    Imam Ibnu Qoyyim, Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin, Syaikh Al

    Jibrin dan lainnya. Namun kebolehan jual beli ini menurut para ulama yang memperbolehkannya

    harus memenuhi beberapa syarat tertentu.

    Diantara beberapa syarat itu adalah menyangkut adab/etika bagi kedua belah pihak yang

    melakukan transaksi, seperti:

    a) Bagi Penjual

    Tidak memanfaatkan kebutuhan masyarakat terhadap kredit dan sejenisnya dengan melipat

    gandakan keuntungan. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah ditanya tentang seseorang yang

    memiliki seekor kuda yang dibelinya dengan harga seratus delapan puluh dirham, lalu datang orang

    lain hendak membeli darinya seharga tiga ratus dirham dengan pembayaran tertunda selama tiga

    bulan, apakah ini halal ? Beliau menjawab: Alhamdulilah, kalau kuda yang dibelinya itu untuk

    digunakan sendiri atau untuk diperjual belikan, boleh boleh saja ia menjualnya kembali dengan

    pembayaran tertunda. Akan tetapi yang dituntut disini adalah agar dia hanya mengambil untung

    sewajarnya, tidak boleh melebihkan keuntungan karena kondisi pembeli yang sangat

    membutuhkan.11[11]

  • 8/11/2019 Kredit Islam

    10/23

    Dalam kesepatan lain beliau juga berkata: Jangan mengambil keuntungan dari pembeli yang

    lugu (pembeli yang tidak pandai tawar menawar) lebih banyak dari pada pembeli lainnya. Demikin

    juga dari orang yang terpepet yang hanya mendapatkan kebutuhannya pada diri penjual tertentu. Si

    penjual tidak boleh mengambil keuntungan lebih banyak dari biasanya. Hendaknya dia mengambil

    harga standar yang bukan merupakan harga buatannya sendiri. Abu Tholib menceritakan : Ada

    seseorang yang bertanya kepada Imam Ahmad: Apakah mengambil keuntungan lima puluh persen,

    misalnya dari harga sepuluh diambil keuntungan lima. Itu termasuk dilarang? Beliau menjawab :

    Kalau penundaan pembayaran itu dilakukan selama satu tahun atau kurang sedikit sesuai dengan

    kadar keuntungan, tidak menjadi masalah. Jafar bin Muhammad pernah menceritakan: Aku

    pernah mendengar Abu Abdilah menyatakan: Jual beli dengan pembayaran tertunda kalau

    harganya tidak terpaut jauh tidak apa-apa.12[12]

    Bisa memahami keadaan pembeli secara kredit

    Terkadang seseorang membeli secara kredit karena memang dalam kedaaan kepepet, sangat

    membutuhkan barang tersebut padahal dia tidak memiliki harga tunai. Maka dalam kondisi saat ini si

    penjual harus bisa memahaminya. Allah Swt berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 280: Dan jika

    (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan

    menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.

    Rasulullah Saw bersabda: Barang siapa yang memberikan penangguhan hutang kepada

    orang yang kesulitan membayarnya, atau memutihkan hutangnya tersebut, pasti akan diberikan

    naungan oleh Allah di bawah naungan-Nya nanti.(HR. Muslim 3014)

    b) Bagi Pembeli

  • 8/11/2019 Kredit Islam

    11/23

    Tidak nekad melakukan pembelian secara kredit kecuali bila bertekad kuat menyelesaikan cicilanya

    karena memiliki kelebihan penghasilan dari kebutuhan primernya. Karena hukum orang yang

    membeli kredit adalah hukum orang yang berhutang, yang mana jangan sampai melakukannya

    kecuali kalau terpaksa.

    Dari Abu Hurairah dar Rasulullah bersabda: Barang siapa yang mengambil harta orang lan

    namun dia bertekad untuk membayarnya, maka Allah akan memudahkan pembayarannya, namun

    barang siapa yag mengambil harta orang lain untuk menghanguskannya, maka Allah akan

    menghanguskannya.13[13]

    Dari Shuhaib Al Khair dari Rasulullah bersabda: Siapa saja orang yang berhutang dengan niat

    tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu dengan Allah sebagai pencuri. 14[14]

    Tidak menggampangkan urusan jual beli kredit. Fenomena yang berkembang bahwasannya ada

    sebagian orang yang membeli secara kredit barang-barang yang sebenarnya tidak terlalu dia

    butuhkan. Misalnya alat-alat masak modern, baju, almari dan lainnya, padahal dia sudah memiliki

    yang mencukupi di rumahnya meskipun mungkin lebih jelek. Jangan sampai membeli dengan sistem

    kredit ini kecuali kalau benar-benar mendesak untuk melakukannya. Hendaklah diingat bahwa kredit

    adalah hutang.

    Dari Abdullah bin Umar berkata: Rasulullah bersabda : Barang siapa yang meninggal dunia

    dalam keadaan masih menanggung hutang, maka akan diambil kebaikannya, karena di akhirat nanti

    tidak ada lagi dinar dan dirham.15[15]

  • 8/11/2019 Kredit Islam

    12/23

    Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah bersabda: Jiwa seorang muslim itu tergantung pada

    hutangnya sampai dia melunasinya.16[16]

    Dan mungkin masih ingat hadis masyhur tentang seorang mujahid yang mati syahid di medan

    juang harus terhalangi masuk surga karena hutangnya.17[17]

    Dari Jabir bin Abdillah berkata: Ada seseorang yang meningal, maka kami mandikan, kafani,

    beri minyak wangi lalu kami bawa kepada Rasulullah, lalu kami beritahu beliau agar

    menshalatkannya. Maka beliupun datang berjalan bersama kami. Namun beliau berkata: Barang

    kali saudara kalian ini mempunyai tanggungan hutang? maka mereka menjawab: Ya, dua dinar (5)

    Maka Rasulullah pun tidak menshalatkannya. Hanya saja ada seseorang yang bernama Abu Qotadah

    berkata: Wahai Rasulullah, Dua dinar itu tanggunganku. Maka Rasulullah berkata: Hutang itu

    menjadi tanggunganmu dengan hartamu sendiri dan si mayit terbebas darinya? Dia menjawab: Ya

    Maka akhirnya Rasulullah pun menshalatkannya. Dan setiap kali beliau bertemu dengan Abu

    Qotadah selalu bertanya: Bagaimana urusan dua dinar itu? sampai akhirnya Abu Qotadah berkata:

    Sudah saya lunasi Wahai Rasulullah. maka beliua bersabda: Sekarang barulah mayit itu merasa

    dingin kulitnya.18[18]

    Mencatat kredit dan ada saksi. Sebagaiman firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 282: Wahai

    orang-orang yang beriman, apabila kalian berhutang sampai waktu tertentu, maka tulislah.

  • 8/11/2019 Kredit Islam

    13/23

    Melunasi angsuran kreedit dengan baik serta tidak mengulur-ulurnya. Rasulullah bersabda:

    Orang yang terbaik adalah orang yang terbaik cara melunasi

    hutangnya.19[19]

    Orang yang mampu membayar hutang namun mengulur-ulur waktu pembayarannya adalah

    sebuah kezaliman. Dari Abu Hurairah berkarta: Rasulullah bersabda: Orang kaya yang menunda-

    nunda waktu pembayaran adalah kezaliman.20[20]

    Adapun dalil yang menjadi hujjah bagi pendapat yang memperbolehkan jual beli secara

    kredit dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian sebagai berikut:

    a) Dalil-dalil yang memperbolehkan jual beli dengan pembayaran tertunda

    Firman Allah Swt dalam Surah Al Baqarah ayat 282:

    Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang

    ditentukan, hendaklah kamu menulisnya

    Ibnu Abbas menjelaskan ayat ini diturunkan berkaitan dengan jual beli Salam21[21] saja.

    Dan Imam Al Qurthubi menerangkan bahwa kebiasaan masyarakat Madinah melakukan jual beli

  • 8/11/2019 Kredit Islam

    14/23

    salam adalah penyebab turunnya ayat ini, namun kemudian ayat ini berlaku untuk segala bentuk

    pinjam meminjam berdasarkan ijma ulama.22[22]

    Hadits Rasulullah Saw:

    :

    23[23]

    Dari Aisyah berkata: Sesungguhnya Rasulullah Saw membeli makanan dari seorang yahudi

    dengan pembayaran tertunda. Beliau memberikan baju besi beliau kepada orang tersebut sebagai

    gadai. (HR. Bukhori Muslim)

    Dalam hadis ini jelas diketahui bahwa Rasulullah Saw pernah melakukan transaksi dan

    mendapatkan barangnya secara kontan namun pembayarannya tertunda dengan memberikan

    jaminan.

    b) Dalil-dalil yang menunjukkan dibolehkannya memberikan tambahan harga karena penundaan

    pembayaran atau karena penyicilan

    Firman Allah Swt dalam Surah An-Nisa ayat 29:

    ..

    Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan

    yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu..

  • 8/11/2019 Kredit Islam

    15/23

    Kemumuman ayat ini mencakup jual beli kontan dan kredit, maka selagi jual beli kredit

    dilakukan dengan suka sama suka maka masuk dalam kategori perniagaan yang diperbolehkan.

    Hadits Rasulullah Saw:

    :

    (

    ) 24[24]

    Dari Ibnu Abbas Ra berkata: Rasulullah Saw datang ke kota Madinah, dan saat itu

    penduduk Madinah melakukan jual beli buah-buahan dengan cara salam dalam jangka satu atau

    dua tahun, maka beliau bersabda: Barang siapa yang jual beli salam maka hendaklah dalam

    takaran yang jelas dan timbangan yang jelas. (HR. Bukhori Muslim)

    Pengambilan dalil dari hadits ini, bahwa Rasulullah membolehkan jual beli salam asalkan

    takaran dan timbangan serta waktu pembayarannya jelas, padahal biasanya dalam jual beli salam

    uang untuk membeli itu lebih sedikit daripada kalau beli langsung ada barangnya. Maka begitu pula

    dengan jual beli kredit yang merupakan kebalikannya yaitu barang dahulu dan uang belakangan

    meskipun lebih banyak dari harga kontan.

    Hadits Bariroh :

    :

    (

    . ) 25[25]

  • 8/11/2019 Kredit Islam

    16/23

    Dari Aisyah berkata : Telah datang Bariroh kepadaku dia berkata: keluargaku mewajibkanku

    dengan membayar 9 uqiyah, setiap tahun saya membayar satu uqiyah, maka tolonglah aku. Maka

    Aisyah berkata padanya : Kalau mereka ingin agar saya bayar tebusanmu namun walamu menjadi

    milikku maka akan saya lakukan. Maka Bariroh pergi ke keluarganya dan menyebutkan hal ini pada

    mereka, namun mereka enggan melakukannya, maka Bariroh kembali datang dan saat itu

    Rasulullah sedang duduk, Bariroh berkata: aku telah menyampaikan hal itu kepada mereka dan

    mereka enggan kecuali kalau wala tetap bagi mereka. Setelah hal itu disampaika pada Rasulullah

    Saw maka beliau bersabda: (Ambillah ia dan penuhilah persyaratan mereka, karena wala itu

    kepunyaan yang memerdekakan). (HR. Bukhori Muslim)

    Segi pengambilan dalil: Dalam hadis ini jelas bahwa Bariroh membayarnya dengan

    mengkredit karena dia membayar sembilan uqiyah yang dibayar selama sembilan tahun, satu

    tahunnya sebanyak satu uqiyah.

    c) Dalil Ijma

    Sebagian ulama mengklaim bahwa dibolehkannya jual beli dengan kredit dengan perbedaan

    harga adalah kesepakatan/ijma para ulama. Di antara mereka adalah :

    1) Syaikh Bin Baz saat menjawab pertanyaan tentang hukum menjual karung gula dan sejenisnya

    seharga 150 real secara kredit, yang nilainya sama dengan 100 real tunai. Maka beliau menjawab :

    Transaksi seperti ini boleh-boleh saja, karena jual beli kontan tidak sama dengan jual beli berjangka.

    Kaum muslimin sudah terbiasa melakukannya sehingga menjadi ijma dari mereka atas

    diperbolehkannya jual beli seperti itu. Sebagian ulama memang berpendapat aneh dengan melarang

    pemanmbahan harga karena pembayaran berjangka, mereka mengira bahwa itu termasuk riba.

    Pendapat ini tidak ada dasarnya, karena transaksi seperti itu tidak mengandung riba sedikitpun.

    2) Syaikh Muhammad Sholih Al Utsaimin, beliau berkata dalam Al Mudayanah hal. 4: Macam-macam

    hutang piutang:

    seseorang membutuhkan untuk membeli barang namun dia tidak mempunyai uang kontan, maka dia

    membelinya dengan pembayaran tertunda dalam tempo tertentu namun dengan adanya tambahan

    harga dari harga kontan. Ini diperbolehkan. Misalnya : Seseorang membeli rumah untuk ditempati

    atau untuk disewakan seharga 10.000 real sampai tahun depan, yang mana seandainya dijual kontan

  • 8/11/2019 Kredit Islam

    17/23

    akan seharga 9.000 real, atau seseorang membeli mobil baik untuk dipakai sendiri atau disewakan

    seharga 10.000 real sampai tahun depan, yang mana harga kontannya adalah 9.000 real. Masalah ini

    tercakup dalam firman Allah Swt: Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian berhutang

    piutang sampai waktu tertentu, maka catatlah.(QS. Al Baqarah: 282)

    Seseorang membeli barang dengan pembayaran tertunda sampai waktu tertentu dengan tujuan untuk

    memperdagangkannya. Misal seseorang membeli gandum dengan pembayaran tertunda dan lebih

    banyak dari harga kontan untuk menjualnya lagi ke luar negeri atau untuk menunggu naiknya harga

    atau lainnya, maka ini diperbolehkan karena juga tercakup dalam ayat terdahulu. Dan telah berkata

    Syaikhul islam Ibnu Taimiyah tentang dua bentuk ini adalah diperbolehkan berdasarkan Al-Quran,

    Al- Sunnah dan kesepakatan/ijma ulama.

    3) Syaikh Utsaiminberkata selanjutnya: Tidak dibedakan apakah pembayaran tertunda ini dilakukan

    sekaligus ataukah dengan cara menyicil atau mengangsur. Sebagai contoh penjual berkata : Saya

    jual barang ini kepadamu dan engkau bayar setiap bulan sekian .

    d) Dalil Qiyas

    Sebagaimana yang telah lewat bahwasannya jual beli kredit ini dikiaskan dengan jual beli

    salam yang dengan tegas diperbolehkan Rasulullah, karena ada persamaan, yaitu sama-sama

    tertunda. hanya saja jual beli salam barangnya yang tertunda, sedangkan kredit uangnya yang

    tertunda. Juga dalam jual beli salam tidak sama dengan harga kontan seperti kredit juga hanya

    bedanya salamlebih murah sedangkan kredit lebih mahal.

    e) Dalil Maslahat

    Jual beli kedit ini mengandung maslahat baik bagi penjual maupun bagi pembeli. Karena

    pembeli bisa mengambil keuntungan dengan ringannya pembayaran karena bisa diangsur dalam

    jangka waktu tertentu dan penjual bisa mengambil keuntungan dengan naiknya harga, dan ini tidak

    bertentangan dengan tujuan syariat yang memang didasarkan pada kemaslahatan ummat. Berkata

  • 8/11/2019 Kredit Islam

    18/23

    Syaikh Bin Bazdisela-sela jawaban beliau mengenai jual beli kredit : Karena seorang pedagang yang

    menjual barangnya secara berjangka pembayarannya setuju dengan cara tersebut sebab ia akan

    mendapatkan tambahan harga dengan penundaan tersebut. Sementara pembeli senang karena

    pembayarannya diperlambat dan karena ia tidak mampu mambayar kontan, sehingga keduanya

    mendapatkan keuntungan.

    3. Pendapat yang rajih

    Dari pemaparan kedua pendapat diatas dapat ditarik garis kesimpulan bahwa letak

    permasalah hukum jual beli kredit ini terletak pada apakah hal ini masuk dalam larangan dua

    transaksi jual beli dalam satu transaksi jual beli, ataukah tidak. Dengan pertanyaan lain apakah ada

    penambahan harga sebagai konsekuensi dari ditundanya pembayaran ataukah tidak.

    Oleh karena itu kalau ada sebuah kredit yang tidak adanya perubahan harga dari kontannya

    maka keluar dari pembahasan ini, dan hukumnya jelas kehalalannya.

    Yang Jadi perbincangan dikalangan ulama adalah kredit yang berbeda harga dengan

    seandainya dibayar kontan. Dengan mempertimbangkan kedua pendapat tersebut, bahwasannya

    yang rajihadalah pendapat yang kedua yang mengatakan bahwa jual beli kredit dibolehkan, namun

    tetap dengan berbagai syarat dan ketentuan. Hal ini karena hadis diatas bukan merupakan nash

    tentang diharamkannya jual beli kredit, karena para ulama masih berbeda faham mengenai arti dari

    lafaz dua transaksi dalam satu transaksi.Padahal sudah maklum dalam kaedah hukum muamalah

    bahwa pada dasarnya semua bentuk muamalah halal kecuali kalau ada yang

    mengharamkannya.26[26]

    4. Sanggahan Terhadap Para Ulama yang Mengharamkannya

  • 8/11/2019 Kredit Islam

    19/23

    Hadis tentang larangan dua transaksi jual beli dalam satu transaksi jual beli sama sekali tidak

    bisa dibawa dalam masalah ini, karena seorang penjual kalau mengatakan: Saya menjual barang ini

    kalau tunai dengan harga Rp 100.000,- misalnya sedangkan kalau dibayar sampai tahun depan

    dengan harga Rp 120.000,-.

    Maka ini ada dua kemungkinan :

    Saat masih tawar menawar, maksudnya saat pembeli masih menimbang-nimbang apakah dia memilih

    yang tunai ataukah yang tahun depan, maka ini adalah proses tawar menawar. Dan sudah maklum

    bahwa proses tawar menawar bukan jual beli.

    Kalau kemudian pembeli mengatakan: Saya membelinya dengan Rp 120.000,- sampai tahun depan,

    setiap bulannya insya Allah akan saya bayar 10.000,-, maka ini adalah satu transaksi jual beli bukan

    dua.

    Lalu yang jadi pertanyaan, bahwa mana dari proses ini yang bisa disebut dua transaksi dalam

    satu transaksi ?

    Berkata Imam Ibnul Qoyyim Al Jauziyah: Sungguh amat jauh sekali bila hadis tersebut

    ditafsirkan telah mengindikasikan jual beli secara kredit seratus dan secara tunai lima puluh dinar

    misalkan, karena jual beli seperti ini tidak mengandung riba, tidak ada unsur manipulasi, tidak ada

    unsur perjudian dan tidak mengandung unsur-unsur yang merusak. Penjual bisa memberi pilihan

    harga yang mana saja yang dia kehendaki. Itu tidak lebih mustahil daripada memberikan pilihan

    selama tiga hari untuk menyepakati atau tidak menyepakati jual beli tersebut.27[27]

  • 8/11/2019 Kredit Islam

    20/23

    Adapun penafsiran Sammak bin Harb, dikomentari oleh Imam Ibnul Qoyyim: Penafsiran ini

    lemah, karena tidak ada riba dalam bentuk semacam ini, dan transaksi itu tidak mengandung dua

    transaksi, tetapi hanya satu transaksi saja dengan salah satu dari dua harga.

    Berkata Imam Turmudli: Itulah yang menjadi amalan para ulama. Sebagian para ulama

    bahkan menafsirkan bahwa yang disebut sebagai dua jual beli dalam satu jual beli adalah seperti

    yang mengatakan : Saya menjual baju ini kepada anda dengan harga sepuluh dinar tunai, atau dua

    puluh dinar dengan pembayaran tertunda. Sementara hingga mereka berpisah, mereka tidak

    mengambil salah satu dari dua transaksi tersebut. Kalau si pembeli mengambil salah satu transaksi

    itu saja saat berpisah, maka hukumnya mubah, yakni bila transaksi hanya berlaku untuk salah satu

    dari jual beli tersebut.28[28]

    Imam Al- Tabary dalam Ikhtilaful Fuqoha menukil madzhab Abu Hanifah dan sahabat

    beliau: Kalau seserang menjual sesuau kepada orang lain dua waktu pembayaran, lalu mereka

    berpisah dengan transaksi tersebut, maka hukumnya tidak boleh. Karena penentuan dua waktu

    pembayaran tersebut pasti menyebabkan adanya dua harga pembayaran. Namun kalau sekedar

    dikatakan: Secara kontan sekian, dan dengan pembayaram tertunda sekian. Lalu transaksi

    dilakukan dengan satu dari dua pilihan tersebut, hukumnya boleh. Dari Al Juzjani, dari Muhammad

    dan ini juga pendapat Abu Tsaur.29[29]

    Imam Al Khothobi berkata: Penafsiran tentang larangan dua jual beli dalam satu jual beli

    memiliki dua sudut pandang:

  • 8/11/2019 Kredit Islam

    21/23

    Pertama: Seseorang yang berkata: saya menjual pakaian ini kepada anda seharga sepuluh dinar

    kontan dan lima belas dinar kredit. Bentuk semacam ini tidak diperbolehkan, karena tidak diketahui

    mana harga yang dipilih oleh pembeli dan transaksi mana yang dilakukan. Kalau harga tidak

    diketahui, jual beli otomatis batal.

    Kedua: Orang yang berkata: saya menjual budak ini kepada anda seharga dua puluh dinar dengan

    syarat anda menjual budak wanita anda kepada saya seharga sepuluh dinar. Jual beli seperti ini

    jelas rusak.

    Adapun apabila seseorang menjual dua barang dengan satu harga, seperti menjual sebuah

    rumah plus sepotong pakaian, hukumnya mubah saja. Bukan termasuk dua jual beli dalam satu jual

    beli.

    Kemudian beliau menukil beberapa riwayat dari ulama lain lalu berkata: Tapi kalau

    diselesaikan dengan satu transaksi saja, hukumnya sah, tidak ada perbedaan pendapat dalam hal

    ini.

    D. Kesimpulan

    Dari pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

    Kredit adalah Pembayaran secara tertunda dan dalam bentuk cicilan dalam waktu-waktu yang

    ditentukan.

    Para ulama berbeda pendapat mengenai masalah ini, ada yang mengharamkan dan ada yang

    membolehkan.

    Yang rajih wallahu alam- adalah dibolehkannya jual beli kredit dengan beberapa syarat dan

    ketentuan.

    Akhirnya hanya kepada Allah penulis berserah diri. Kalau ada dalam tulisan ini yang benar

    maka itu hanyalah keutamaan Allah yang dicurahkan kepada siapa saja yang dikehendaki, namun jika

  • 8/11/2019 Kredit Islam

    22/23

    ada yang kesalahan maka itu adalah dari pribadi penulis sendiri. Saran dan kritik sangat penulis

    harapkan terutama bimbingan dan masukan dari Bapak Prof. Dr. H. Sudirman M. Johan, MA. selaku

    dosen pengampu demi perbaikan tulisan ini.

    Wallahu alam bi al-shawab

    Diposkan olehRusli Batubara di08.05

    Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

    Tidak ada komentar:

    Poskan Komentar

    Posting LamaBeranda

    Langganan:Poskan Komentar (Atom)

    Arsip Blog

    2012(3)

    o Maret(3)

    HUKUM JUAL BELI SECARA KREDIT

    PENERARAPAN FARAID PADA HUKUM WARIS DI INDONESIA...

    Mengenai Saya

    Rusli Batubara

    Lihat profil lengkapku

    Template Picture Window. Diberdayakan olehBlogger.

    dengan kredit, maka haram hukumnya dengan dasar bahwa tambahan harga itu

    berhubung masalah waktu dan itu sama dengan riba.

    http://www.blogger.com/profile/17456585948375445231http://www.blogger.com/profile/17456585948375445231http://ruslibatubara-ruslibatubara.blogspot.com/2012/03/hukum-jual-beli-secara-kredit.htmlhttp://ruslibatubara-ruslibatubara.blogspot.com/2012/03/hukum-jual-beli-secara-kredit.htmlhttp://ruslibatubara-ruslibatubara.blogspot.com/2012/03/hukum-jual-beli-secara-kredit.htmlhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6769588337579141754&postID=5351257085010328614&target=emailhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6769588337579141754&postID=5351257085010328614&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6769588337579141754&postID=5351257085010328614&target=pinteresthttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6769588337579141754&postID=5351257085010328614&target=pinteresthttp://ruslibatubara-ruslibatubara.blogspot.com/2012/03/blog-post.htmlhttp://ruslibatubara-ruslibatubara.blogspot.com/http://ruslibatubara-ruslibatubara.blogspot.com/http://ruslibatubara-ruslibatubara.blogspot.com/http://ruslibatubara-ruslibatubara.blogspot.com/feeds/5351257085010328614/comments/defaulthttp://ruslibatubara-ruslibatubara.blogspot.com/feeds/5351257085010328614/comments/defaulthttp://ruslibatubara-ruslibatubara.blogspot.com/feeds/5351257085010328614/comments/defaulthttp://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://ruslibatubara-ruslibatubara.blogspot.com/2012/03/hukum-jual-beli-secara-kredit.htmlhttp://ruslibatubara-ruslibatubara.blogspot.com/2012/03/hukum-jual-beli-secara-kredit.htmlhttp://ruslibatubara-ruslibatubara.blogspot.com/2012/03/penerarapan-faraid-pada-hukum-waris-di.htmlhttp://ruslibatubara-ruslibatubara.blogspot.com/2012/03/penerarapan-faraid-pada-hukum-waris-di.htmlhttp://ruslibatubara-ruslibatubara.blogspot.com/2012/03/penerarapan-faraid-pada-hukum-waris-di.htmlhttp://www.blogger.com/profile/17456585948375445231http://www.blogger.com/profile/17456585948375445231http://www.blogger.com/profile/17456585948375445231http://www.blogger.com/http://www.blogger.com/http://www.blogger.com/http://www.blogger.com/profile/17456585948375445231http://www.blogger.com/http://www.blogger.com/profile/17456585948375445231http://www.blogger.com/profile/17456585948375445231http://ruslibatubara-ruslibatubara.blogspot.com/2012/03/penerarapan-faraid-pada-hukum-waris-di.htmlhttp://ruslibatubara-ruslibatubara.blogspot.com/2012/03/hukum-jual-beli-secara-kredit.htmlhttp://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://ruslibatubara-ruslibatubara.blogspot.com/feeds/5351257085010328614/comments/defaulthttp://ruslibatubara-ruslibatubara.blogspot.com/http://ruslibatubara-ruslibatubara.blogspot.com/2012/03/blog-post.htmlhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6769588337579141754&postID=5351257085010328614&target=pinteresthttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6769588337579141754&postID=5351257085010328614&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6769588337579141754&postID=5351257085010328614&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6769588337579141754&postID=5351257085010328614&target=emailhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6769588337579141754&postID=5351257085010328614&target=emailhttp://ruslibatubara-ruslibatubara.blogspot.com/2012/03/hukum-jual-beli-secara-kredit.htmlhttp://www.blogger.com/profile/17456585948375445231
  • 8/11/2019 Kredit Islam

    23/23

    Tetapi jumhur (mayoritas) ulama membolehkan jual beli kredit ini, karena pada

    asalnya boleh dan nash yang mengharamkannya tidak ada. Jual beli kredit tidak bisa

    dipersamakan dengan riba dari segi manapun. Oleh karena itu seorang pedagang boleh

    menaikkan harga menurut yang pantas, selama tidak sampai kepada batas pemerkosaan dan

    kezaliman. Kalau sampai terjadi demikian, maka jelas hukumnya haram.

    Imam Syaukani berkata: Ulama Syafiiyah, Hanafiyah, Zaid bin Ali, al-Muayyid

    billah dan Jumhur berpendapat boleh berdasar umumnya dalil yang menetapkan boleh. Dan

    inilah yang kiranya lebih tepat.