kr 02-alifkurniaputeraartanto

Upload: alku91

Post on 10-Apr-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/8/2019 KR 02-AlifKurniaputeraArtanto

    1/13

    LAPORAN PRAKTIKUM

    FISIKA DASAR

    Nama : Alif Kurniaputera Artanto

    NPM : 0906556856

    Grup : A1

    Fakultas/Departemen : Teknik/Teknik Kimia

    No. Percobaan : KR 02

    Nama Percobaan : Calori Work

    Tanggal Percobaan : 06 April 2010

    Unit Pelaksana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Dasar

    (UPP-IPD)

    Universitas Indonesia

    Depok

  • 8/8/2019 KR 02-AlifKurniaputeraArtanto

    2/13

    I. Tujuan Praktikum

    Menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat konduktor.

    II. PeralatanSumber Tegangan yang Dapat Divariasikan

    Kawat Konduktor (bermassa 2 gr)

    Termometer

    Voltmeter dan Amperemeter

    Adjustable Power Supply

    Camcorder

    Unit PC beserta DAQ dan Perangkat Pengendali Otomatis

    III. Landasan Teori

    Hubungan kekekalan energi menyatakan energi tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan.

    Energi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Hal ini sesuai dengan bunyi

    hokum pertama termodinamika, yaitu :

    Perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari

    jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap

    sistem.

    Pada percobaan kali ini akan dilakukan pengkonversian energi dari energi listrik menjadi

    energi panas. Energi listrik dihasilkan oleh suatu catu daya pada suatu konduktor yang

    mempunyai resistansi dinyatakan dengan persamaan :

    W = V . I . t ( 1 )Dimana :

    W = energi listrik ( Joule )

    V = Tegangan listrik ( Volt )

    I = Arus listrik ( Ampere )

    t = waktu / lama arliran listrik ( sekon )

    Energi kalor yang dihasilkan oleh kawat konduktor dinyatakan dalam bentuk kenaikantemperatur. Ada suatu perbedaan antara kalor (heat) dan energi dalam dari suatu bahan. Kalor

  • 8/8/2019 KR 02-AlifKurniaputeraArtanto

    3/13

    hanya digunakan bila menjelaskan perpindahan energi dari satu tempat ke yang lain. Kalor

    adalah energi yang ditransfer dari satu benda ke benda lain akibat adanya perbedaan

    temperatur.. Sedangkan energi dalam (termis) adalah energi karena temperaturnya.

    Satuan kalor adalah kalori dimana, 1 kalori adalah jumlah energi kalor yang diperlukan untuk

    menaikkan temperatur 1 gr air dari 14,5 C menjadi 15,5 C. Dalam sistem British, 1 Btu

    (British Thermal Unit) adalah kalor untuk menaikkan temperatur 1 lb air dari 63 F menjadi

    64 F.

    1 kal = 4,186 J = 3,968 x 10-3 Btu

    1 J = 0,2389 kal = 9,478 x 10-4 Btu

    1 Btu = 1055 J = 252,0 kal

    Kapasitas kalor (C) : jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur dari suatu

    sampel bahan sebesar 10C.

    Q = C T ( 2 )Kapasitas panas dari beberapa benda sebanding dengan massanya, maka lebih mudah bila

    didefinisikan kalor jenis, c :

    Kalor jenis (c) : jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur dari 1 gr massa

    bahan sebesar 10C. Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu zat dinyatakan

    dengan persamaan :

    Q = m . c (Ta T) ( 3 )Dimana:

    Q = Jumlah kalor yang diperlukan ( kg )

    m = massa zat ( kg )

    c = Kalor Jenis zat ( J /kg )

    Ta = Suhu akhir zat ( )

    T = Suhu mula-mula ( )

    Sebagai gambaran, terdapat grafik penambahan energi terhadap temperatur sebagai aplikasi

    rumusan diatas pada perubahan fasa air. Terlihat fasa air yang berubah seiring dengan

  • 8/8/2019 KR 02-AlifKurniaputeraArtanto

    4/13

    penambahan energi. Total energi yang diperlukan adalah dengan menjumlahkan energi yang

    diperlukan untuk membentuk setiap fase dengan kalor jenis yang berbeda pada setiap fase.

    Grafik 1. Grafik Perubahan Suhu dan Wujud Air Terhadap Penambahan Energi

    Tabel 1. Tabel Panas Jenis dan Kapasitas Panas Molar untuk Berbagai Padatan dan

    Cairan pada Suhu 20

    Zat c (J/kg. ) c (kkal/kg. ) cm (J/ml. )

    Aluminium 900 0,215 24,3

    Bismuth 123 0,0294 25,7

    Tembaga 386 0,0923 24,5

    Emas 216 0,0301 25,6

    Es (-10 ) 2050 0,49 36,9

    Timah hitam 128 0,0305 26,4

    Perak 233 0,0558 24,9

    Tungsten 134 0,0321 24,8

    Seng 387 0.0925 25,2

    Alcohol (ethyl) 2400 0,58 111

    Raksa 140 0,033 28,3

    Air 4180 1,00 75,2

  • 8/8/2019 KR 02-AlifKurniaputeraArtanto

    5/13

    Jika suatu zat memiliki suatu kalor jenisyang makin tinggi maka untuk meningkatkan suhu

    benda tersebut akan diperlukan energi yang lebih. Air memiliki kalor jenis yang tinggi

    sehingga kita dapat memanfaatkan hal tersebut. Salah satunya adalah dengan menggunakan

    uap sebagai sebuah perantara untuk membawa energi panas. Uap yang memilik kalori yang

    sangat tinggi akan mengeluarkan jumlah energi yang banyak saat berubah menjadi air.

    Salah satu kegunaan lainnya adalah untuk para nelayan. Pada siang hari matahari akan

    memanaskan darat dan laut, karena air memiliki kalor jenis yang tinggi maka darat akan

    menjadi lebih panas sehingga terjadi aliran angin dari laut ke darat yang akan membantu

    nelayan pulang. Hal yang sebaliknya terjadi pada malam hari, ketika darat sudah menjadi

    dingin tetapi laut masih menyimpan banyak kalor. Hal ini menyebabkan tada aliran angin dari

    darat ke laut karena perbedaan tekanan sehingga dapat membantu nelayan untuk memancing

    kelaut.

    Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk kebentuk yang lain.

    Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi maka energi listrik dapat berubah menjadi energi

    kalor dan juga sebaliknya energi kalor dapat berubah menjadi energi listrik. Dalam

    pembahasan ini hanya akan diulas tentang hubungan energi listrik dengan energi kalor. Alat

    yang digunakan mengubah energi listrik menjadi energi kalor adalah ketel listrik, pemanas

    listrik, dll.

    Dalam percobaan ini sebuah kawat dililitkan pada sebuah sensor temperatur. Kawat tersebut

    akan dialiri arus listrik sehingga mendisipasikan energi kalor. Perubahan temperatur yang

    terjadi akan diamati oleh sensor kemudian dicatat oleh sistem instrumentasi. Tegangan yang

    diberikan ke kawat dapat dirubah sehingga perbuahan temperatur dapat bervariasi sesuai

    dengan tegangan yang diberikan.

    Gambar 1. Gambar Rangkaian Percobaan

  • 8/8/2019 KR 02-AlifKurniaputeraArtanto

    6/13

    IV. Prosedur Percobaan

    Eksperimen rLab ini dapat dilakukan dengan meng-klik tombol rLab di bagian bawah

    halaman ini.

    1. Mengaktifkan Webcam ! (klik icon video pada halaman web r-Lab) !

    2. Memberikan tegangan sebesar V0 ke kawat konduktor !

    3. Mengh idupkan Power Supply dengan mengklik radio button disebelahnya.

    4. Mengambil data perubahan temperatur , tegangan dan arus listrik pada kawat

    konduktor tiap 1 detik selama 10 detik dengan cara mengklik icon ukur!

    5. Memperhatikan temperatur kawat yang terlihat di web cam, tunggulah hinggamendekati temperatur awal saat diberikan V0 .

    6. Mengulangi langkah 2 hingga 5 untuk tegangan V1, V2 dan V3

    V. Data Percobaan

    Tabel 2. Data saat Tegangan V0

    Waktu (s) I (A) V (V) Suhu ( oC)

    3 23.84 0 18.9

    6 23.84 0 18.9

    9 23.84 0 18.9

    12 23.84 0 18.9

    15 23.84 0 18.9

    18 23.84 0 18.9

    21 23.84 0 18.9

    24 23.84 0 18.9

    27 23.84 0 18.9

    30 23.84 0 18.9

  • 8/8/2019 KR 02-AlifKurniaputeraArtanto

    7/13

    Tabel 3. Data saat Tegangan V1

    Waktu (s) I (A) V (V) Suhu ( oC)

    3 35.48 0.66 18.9

    6 35.48 0.66 19.0

    9 35.48 0.66 19.2

    12 35.48 0.66 19.4

    15 35.48 0.66 19.6

    18 35.48 0.66 19.8

    21 35.48 0.66 19.9

    24 35.48 0.66 20.0

    27 35.48 0.66 20.1

    30 35.48 0.66 20.3

    Tabel 4.Data saat Tegangan V2

    Waktu (s) I (A) V (V) Suhu ( oC)

    3 51.79 1.58 20.0

    6 51.79 1.58 20.4

    9 51.79 1.58 21.3

    12 51.79 1.58 22.3

    15 51.79 1.58 23.2

    18 51.79 1.58 24.1

    21 51.79 1.58 24.9

    24 51.79 1.58 25.6

    27 51.79 1.58 26.3

    30 51.79 1.58 26.9

    Tabel 5. Data saat Tegangan V3

    Waktu (s) I (A) V (V) Suhu ( oC)

    3 42.55 1.06 23.4

    6 42.55 1.06 23.3

    9 42.55 1.06 23.4

    12 42.55 1.06 23.6

    15 42.55 1.06 23.9

    18 42.55 1.06 24.1

    21 42.55 1.06 24.2

    24 42.55 1.06 24.4

    27 42.55 1.06 24.630 42.55 1.06 24.6

  • 8/8/2019 KR 02-AlifKurniaputeraArtanto

    8/13

    VI. Hasil dan Evaluasi

    1. Berdasarkan data yang di dapat , Buatlah grafik yang menggambarkan hubungan antara temperatur dan waktu untuk setiap tegangan yang diberikan ke kawat

    konduktor.

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

    18

    20

    3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

    S u

    h u

    ( o C

    )

    Waktu (Sekon)

    Grafik Suhu terhadap Waktu untuk V0 = 0.00 Volt

    V0

    y = 0.1576x + 18.753

    18

    18.5

    19

    19.5

    20

    20.5

    3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

    S u

    h u

    ( o C

    )

    Waktu (Sekon)

    Grafik Suhu terhadap Waktu untuk V1 = 0.66 Volt

    V1

    Linear (V1)

  • 8/8/2019 KR 02-AlifKurniaputeraArtanto

    9/13

    y = 0.8097x + 19.047

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

    S u

    h u

    ( o C

    )

    Waktu (Sekon)

    Grafik Suhu terhadap Waktu untuk V2 = 1.58 Volt

    V2

    Linear (V2)

    y = 0.163x + 23.053

    22

    22.5

    23

    23.5

    24

    24.5

    25

    3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

    S u

    h u

    ( o C

    )

    Waktu (Sekon)

    GrafiK Suhu Terhadap Waktu untuk V3 = 1.06 Volt

    V3

    Linear (V3)

  • 8/8/2019 KR 02-AlifKurniaputeraArtanto

    10/13

    2. Untuk tegangan V1 , V2 dan V3 , hitunglah nilai kapasitas panas ( c ) dari kawat konduktor yang digunakan.

    Sesuai dengan rumus kalor (1) dan (3), maka didapat :

    W = V.I.t dan Q = m.c.(Ta T) W = Q = Energi ( Joule )

    W = Q

    V.I.t = m.c.(Ta T)

    maka: c =

    Dari rumus tersebut kita dapat mencari kalor jenis (c) kawat tersebut dengan

    menggunakan data dari ketiga percobaan diatas.

    Untuk Tegangan V1 = 0.66 Volt

    Diketahui:

    V= 0.66 Volt

    I = 35.48 A

    t = 30 sekon

    m = 0.002 kg

    T = 20.3 - 18.9 = 1.4 oC

    C = = = 250.89 J/kg

    Untuk Tegangan V2 = 1.58 Volt

    Diketahui:

    V= 1.58 Volt

    I = 51.79 A

    t = 30 sekon

    m = 0.002 kg

    T = 26.9 20.0 = 6.9 oC

    C = = = 177.89 J/kg

  • 8/8/2019 KR 02-AlifKurniaputeraArtanto

    11/13

    Untuk Tegangan V3 = 1.06 Volt

    Diketahui:

    V= 1.06 Volt

    I = 42.55 A

    t = 30 sekon

    m = 0.002 kg

    T = 24.6 23.4 = 1.2 oC

    C = = = 563.79 J/kg

    3. Berdasarkan nilai c yang saudara peroleh, tentukan jenis kawat konduktor yang digunakan.

    C rata-rata

    s = = = 118

    c = 118

    Berdasarkan tabel dari landasan teori, kawat yang digunakan paling mungkin adalah

    tembaga yang memiliki kalor jenis 386 J/kg oC karena meupakan hasil yang paling

    mendekati kalor jenis dari percobaan.

    4. Berilah analisis dari hasil percobaan ini.

    a) Analisis Hasil

    Pada percobaan kali kini setelah melakukan empat kali pengukuran kita

    mengolah tiga dari empat pengukuran tersebut untuk mencari kalor jenis

    kawat tersebut. Kita hanya menggunakan tiga karena hanya tiga pengukuran

    yang memilki nilai V tidak nol. Dari pengolahan data tersebut kita telah

  • 8/8/2019 KR 02-AlifKurniaputeraArtanto

    12/13

    memperoleh tiga hasil yang berbeda untuk c (250.89. 177.89,563.79). Hal ini

    terjadi karena pada saat percobaan suhu belum balik ke suhu semula saat V0.

    Hal ini disebabkan karena mungkin koneksi internet yang buruk sehingga

    tampilan video sangat lambat untuk dilihat.

    Hasil c yang sangat bervarisi menyebabkan ketidak pastian untuk perobaan ini

    sangat tinggi; melebihi 30%. Selanjutnya dengan nilai literature pun kalor

    jenis dari percobaan memilik perbedaan yang masih tinggi yaitu lebih dari

    50J/kg oC.

    Kesalahan pada percobaan paling mempengaruhi saat percobaan keempat

    dengan V3, dapat dilihat dari nilai c yang diperoleh dari jauh beda dari

    percobaan dengan V1 atau V2. Hal ini dikarenakan saat percobaan dengan V2

    telah selesai , suhu kawat tersebut belum balik pada suuhu semula sehingga

    mempengaruhi T untuk ppercobaan dengan V3

    b)Analisis Grafik

    Dari data percobaan kita dapat memperoleh empat grafik. Grafik yang pertama

    tidak mengalamim perubahan suhu dan menunjukkan garis yang mendatar hal

    ini disebabkan karena kawat dalam perobaan belum diberi tegangan sehingga

    tidak akan member energy dan suhu tidak akan naik.

    Grafik kedua hingga keempat menunjukkan bahwa semakin lama suatu kawta

    diberi tegangan maka energy yang diperoleh akan bertamabah sehingga akan

    menaikkan suhunya. Akan tetapi dapat diperhatikan bahwa ketiga grafik

    terakhir memiliki kemiringan yang berbeda hal ini diseabkan oleh besarnya

    tegangan yang diberikan. Dapat diperhatikan bahwa grafik keiga lebih curam

    karena memiliki tegangan yang lebih besar.

  • 8/8/2019 KR 02-AlifKurniaputeraArtanto

    13/13

    VII. Kesimpulan

    Ketika kawat dialiri listrik, maka temperatur kawat tersebut akan naik.

    Semakin tinggi arus listrik yang mengalir maka temperatur kawat akan semakinbesar.

    Benda yang memiliki kalor jenis kecil, hal tersebut menandakan bahwa benda tersebut

    mempunyai konduiktivitas yang tinggi, karena dapat menaikkan suhunya dengan

    energi yang kecil

    Benda yang memiliki kalor jenis besar, hal tersebut menandakan bahwa

    konduiktivitasnya rendah, karena berarti benda tersebut membutuhkan energi yang

    besar untuk menaikkan suhunya.

    Energi bersifat kekal dan dapat berubah bentuk. Percobaan ini membuktikan

    perubahan Energi Listrik menjadi Energi Kalor yang meningkatkan temperature

    kawat.

    VIII. Referensi

    1. Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice Hall, NJ, 2000.

    2. Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended Edition, John

    Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.

    3. Tippler, Paul A.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Erlangga, Jakarta,

    1998.

    4. http://en.wikipedia.org/wiki/Thermodynamics