kpk.pdf

3
Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq bersama orang dekatnya, Ahmad Fathanah, didakwa menerima hadiah atau janji terkait kepengurusan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian (Kementan) untuk tahun 2013. Dalam sidang terpisah, Luthfi dan Fathanah didakwa melakukan tindak pidana pencucian uang (TPPU) terkait kepemilikan hartanya yang diduga berasal dari tindak pidana. Menurut Jaksa Penuntut Umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi (JPU KPK), Afni Carolina, dalam kapasitasnya sebagai anggota DPR dan juga sebagai Presiden PKS, Luthfi melalui Fatnahah telah menerima hadiah atau janji Rp 1,3 miliar dari Direktur Utama PT Indoguna Utama Maria Elizabeth Liman terkait kepengurusan kuota impor daging sapi. Uang tersebut merupakan bagian dari komitmen fee 40 miliar yang dijanjikan kepada Luthfi. "Padahal, diketahui atau patut diduga hadiah atau janji itu untuk menggerakkan terdakwa dengan jabatannya selaku anggota DPR dan Presiden PKS memengaruhi pejabat Kementerian Pertanian yang dipimpin Suswono sebagai Menteri Pertanian sekaligus anggota Majelis Syuro PKS,” kata Jaksa KPK Afni Carolina saat membacakan surat dakwaan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin (24/6). Menurut Jaksa Afni, pemberian uang Rp 1,3 miliar dilakukan agar Luthfi memengaruhi pejabat Kementan sehingga memberikan rekomendasi atas permintaan tambahan kuota impor daging sapi sebanyak 10.000 ton yang diajukan PT Indoguna Utama dan anak perusahaannya. Pemberian uang ini, menurut Jaksa, dilakukan Direktur PT Indoguna Utama Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi melalui Fathanah pada 29 Januari 2013. Pencucian Uang Selain menerima suap Rp 1,3 miliar kasus kuota impor daging sapi, Luthfi terlibat pencucian uang sebesar Rp 17,8 miliar dari proyek-proyek di Kementerian Pertanian.”Terdakwa menerima hibah atau pemberian uang senilai Rp 17,8 miliar serta US$ 79. 735 dan 10 ribu ringgit Malaysia,” ungkap Jaksa Rini Triningsih. Jaksa mamaparkan,, Luthfi dan orang dekatnya, Ahmad Fathanah kerap melakukan pertemuan dengan pengusaha Yudi Setiawan, sejak awal 2012 sampai September 2012. Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas proyek-proyek di kementerian pertanian yang akan dilelang pada 2012 maupun yang sedang direncanakan tahun 2013. Proyek yang dimaksud, di antaranya adalah proyek pengadaan benih jagung hibrida, proyek pengadaan bibit kopi, pengadaan bibit pisang dan kentang, pengadaan Laboratorium benih Hak Cipta Komisi Pemberantasan Korupsi.

Upload: segaf-sang-pengelana

Post on 02-Oct-2015

14 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

  • Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) LuthfiHasan Ishaaq bersama orang dekatnya, Ahmad Fathanah, didakwa menerima hadiah atau janjiterkait kepengurusan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian (Kementan) untuktahun 2013. Dalam sidang terpisah, Luthfi dan Fathanah didakwa melakukan tindak pidanapencucian uang (TPPU) terkait kepemilikan hartanya yang diduga berasal dari tindak pidana.

    Menurut Jaksa Penuntut Umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi (JPU KPK), Afni Carolina,dalam kapasitasnya sebagai anggota DPR dan juga sebagai Presiden PKS, Luthfi melaluiFatnahah telah menerima hadiah atau janji Rp 1,3 miliar dari Direktur Utama PT IndogunaUtama Maria Elizabeth Liman terkait kepengurusan kuota impor daging sapi. Uang tersebutmerupakan bagian dari komitmen fee 40 miliar yang dijanjikan kepada Luthfi.

    "Padahal, diketahui atau patut diduga hadiah atau janji itu untuk menggerakkan terdakwadengan jabatannya selaku anggota DPR dan Presiden PKS memengaruhi pejabat KementerianPertanian yang dipimpin Suswono sebagai Menteri Pertanian sekaligus anggota Majelis SyuroPKS, kata Jaksa KPK Afni Carolina saat membacakan surat dakwaan di Pengadilan TindakPidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin (24/6).

    Menurut Jaksa Afni, pemberian uang Rp 1,3 miliar dilakukan agar Luthfi memengaruhi pejabatKementan sehingga memberikan rekomendasi atas permintaan tambahan kuota impor dagingsapi sebanyak 10.000 ton yang diajukan PT Indoguna Utama dan anak perusahaannya.Pemberian uang ini, menurut Jaksa, dilakukan Direktur PT Indoguna Utama Juard Effendi danArya Abdi Effendi melalui Fathanah pada 29 Januari 2013.

    Pencucian Uang

    Selain menerima suap Rp 1,3 miliar kasus kuota impor daging sapi, Luthfi terlibat pencucianuang sebesar Rp 17,8 miliar dari proyek-proyek di Kementerian Pertanian.Terdakwamenerima hibah atau pemberian uang senilai Rp 17,8 miliar serta US$ 79. 735 dan 10 riburinggit Malaysia, ungkap Jaksa Rini Triningsih.

    Jaksa mamaparkan,, Luthfi dan orang dekatnya, Ahmad Fathanah kerap melakukan pertemuandengan pengusaha Yudi Setiawan, sejak awal 2012 sampai September 2012. Dalampertemuan tersebut, mereka membahas proyek-proyek di kementerian pertanian yang akandilelang pada 2012 maupun yang sedang direncanakan tahun 2013.

    Proyek yang dimaksud, di antaranya adalah proyek pengadaan benih jagung hibrida, proyekpengadaan bibit kopi, pengadaan bibit pisang dan kentang, pengadaan Laboratorium benih

    Hak Cipta Komisi Pemberantasan Korupsi.

  • padi, proyek bantuan bio komposer, proyek Pupuk NPK, proyek Bantuan Sarana Light Trap,Proyek Pengadaan Handtractor, dan kuota impor daging sapi.

    Dalam pertemuan-pertemuan tersebut disepakati bahwa proyek-proyek di Kemtan tersebutakan diijon terdakwa dan pelaksanaan pekerjaannya akan diserahkan kepada Yudi Setiawandengan komisi sebesar 1% dari nilai pagu anggaran, yang mana pengurusan komisi tersebutdipercayakan kepada Ahmad Fathanah, kata Jaksa Rini.

    Dalam dakwaan dipaparkan, untuk perkenalan saja sebagai makelar, Yudi Setiawanmemberikan Rp 250 juta kepada Luthfi. Pada 8 Mei 2012, Yudi menyerahkan uang Rp 165 jutauntuk membeli Luthfi sebuah jas. Selain itu terdakwa juga menerima pemberian berupa mobilyang pembeliannya dibayarkan oleh Ahmad Fathanah dan Ahmad Maulana, kata Jaksa Rini.

    Mobil-mobil tersebut adalah Toyota FJ Cruiser senilai Rp 1,1 M, digunakan untuk kepentingansafari dakwah di Sumatera dan sebuah Mazda CX-9 seharga Rp 740 juta. Uang berasal dariElda Devianne, pengusaha yang biasa bermitra dengan Fathanah.

    Di samping itu, Luthfi juga menerima graifikasi berupa pembayaran cicilan atas KPRS BankMuamalat dari Ahmad Zaky untuk pembelian dua unit rumah di perumahan Batu AmparJaktim. Bahwa seluruh harta kekayaan yang seluruhnya senilai Rp 17,83 miliar dan serta US$79.375 dan 10.000 ringgit Malaysia diterima terdakwa , adalah termasuk gratifikasi yang harusdilaporkan ke dalam LHKPN, kata Jaksa Rini.

    Dana Rp 2 Triliun

    Luthfi juga disebut pernah membicarakan dengan Yudi dan Fathanah rencana konsolidasiperoleha dana Rp 2 triliun dalam rangka pemenuhan target PKS pada pemilihan umum(Pemilu) 2014. Menurut jaksa, dalam pertemuan tersebut Yudi memaparkan rencana prediksiperolehan dana dari beberapa proyek di tiga kementerian, yakni Kementerian Sosial,Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta Kementerian Pertanian.

    Untuk proyek di Kemensos, ditargetkan perolehan 500 miliar, kemudian Rp 1 triliun untukproyek Kementan, dan Rp 500 miliar untuk proyek di Kemenkominfo, kata Jaksa.

    Atas perbuatannya tersebut Luthfi didakwa melanggar Pasal 3 ayat (1) huruf a, b, dan c, UUTPPU jo Pasal 65 ayat (1) KUHP sebagaimana dalam dakwaan kedua. Luthfi juga didakwaPasal 6 ayat (1) huruf b dan c UU TPPU sebagaimana dalam dakwaan ketiga. Selain itu diajuga dijerat Pasal 3 UU TPPU jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 65 ayat (1) KUHP dalamdakwaan keempat. Sedangkan dalam dakwaan kelima Luthfi dijerat Pasal 5 UU TPPU jo Pasal55 ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 65 ayat (1) KUHP.

    Fathanah Rp 34,7 M

    Sedangkan untuk Ahmad Fathanah, jaksa mendakwa orang kepercayaan Luthfi tersebut telahmelakukan tindak pidana pencucian uang terkait kekayaannya yang nilainya mencapai Rp34,72 miliar. Pasalnya, menurut Jaksa, seluruh harta kekayaan yang diterima Fathanah dalamkurun waktu antara tahun 2011 sampai 2013 patut diduga sebagai hasil dari tindak pidana

    Hak Cipta Komisi Pemberantasan Korupsi.

  • korupsi.

    Keseluruhan uang ini merupakan pemberian dari Yudi Setiawan, pemilik sekaligus direktursejumlah perusahaan untuk menggiring berbagai proyek di Kementan, kata Jaksa.

    Pencucian uang yang dilakukan Fathanah juga terkait dengan dua Pemilihan Gubernur diIndonesia. Yudi memberikan cek dengan uang senilai Rp 450 juta untuk keperluan pencalonanAhmad Heryawan dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat pada 11 Juli 2012.Sedangkan pada Pilgub Sulawesi Selatan (Sulsel), Fathanah menerima uang pemenangansebesar Rp 8 miliar dari Ilham Arief Sirajuddin.

    Untuk penerimaan uang dari pihak lain, selain dari Ilham Arief Sirajuddin, tercatat ada sejumlahpihak lain. Di antaranya ada Ongki Wijaya Ismail Putra yang memberikan uang sebesar Rp 1,5miliar sebagai biaya sebagai calon legislatif pada Pemilu 2014. Uang tersebut ditransfer dalambeberapa kali transaksi.

    Atas perbuatanya, Fathanah didakwa dua dakwaan yaitu dakwaan kedua dijerat Pasal 3 UUTPPU jo pasal 65 ayat 1 KUHP. Pada dakwaan ketiga, Fathanah dijerat Pasal 5 UU TPPU joPasal 55 ayat 1 ke-1 jo Pasal 65 ayat 1 KUHP.

    Menanggapi dakwaan tersebut, baik Luthfi dan Fathanah mengaku keberatan. Oleh karenanya,keduanya akan mengajukan keberatan atas dakwaan atau eksepsi pada persidanganberikutnya yang diagendakan pada Senin (1/7) pekan depan.

    Sumber: Investor Daily, 25 Juni 2013

    Informasi dan Pengetahuan Terkait:

    [ACCH] Regulasi: UU tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak PidanaPencucian Uang[ACCH] Papers: Menjerat Koruptor Dengan Undang-Undang Tindak Pidana PencucianUang [ACCH] Regulasi: UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak PidanaKorupsi[ACCH] Penindakan: Penanganan Tindak Pidana Korupsi "Penuntutan"

    Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

    Hak Cipta Komisi Pemberantasan Korupsi.