kpei newsletter edisi 2 2016

8
INDEKS >> Mengajak Investor Memanfaatkan Fasilitas Transaksi Derivatif 1 Implementasi ‘Institutional Delivery’ Butuh Persiapan yang Matang 3 Menuju Percepatan Penyelesaian Transaksi Bursa T+2 5 Kegiatan KLIK Kuartal I Tahun 2016 Statistik Kilas Peristiwa 7 8 6 Divisi OTI, Memastikan Sistem Berjalan Sempurna 4 ejak awal Februari 2016, BEI telah memperdagang- kan kembali produk derivatif Kontrak Berjangka Indeks Efek (KBIE) yakni LQ 45 Futures. Fasilitas per- dagangan derivatif ini terutama disediakan untuk investor sebagai sarana hedging. Selain tentunya juga sebagai alter- natif investasi untuk para investor yang sudah memahami potensi keuntungan dan risiko berinvestasi di produk ini. Ibarat membeli mobil, saat ini mobilnya sudah dilengkapi safety belt, tinggal apakah pengendaranya mau menggu- nakan safety belt atau tidak, de- mikian diungkapkan Sunandar, Direktur KPEI. “Kalau dulu, ada mobil tapi kalau ingin pakai safety belt harus beli dulu safety belt nya di Singapura, baru dipasang di sini. Sekarang sudah difasilitasi, jadi tidak perlu jauh-jauh mengaman- kan risiko ke negara orang,” ujar- nya memberikan perumpamaan. Produk derivatif sebetulnya sudah lama ada di BEI, cuma tidak S Sebagai back office perdagangan efek di Bursa Efek Indonesia (BEI), KPEI ikut mendorong agar investor memanfaatkan fasilitas perdagangan derivatif sebagai sarana hedging. Ada liquidity provider yang kini menyediakan kuotasi harga untuk membeli dan menjual produk LQ 45 Futures yang saat ini telah aktif ditransaksikan. Mengajak Investor Memanfaatkan Fasilitas Transaksi Derivatif Edisi 2 I Triwulan II l 2016 PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia 1 KPEI Newsletter Salah satu yang membuat pasar derivatif mati suri lantaran tidak ada penggerak pasar atau liquidity provider (market maker). ARTIKEL UTAMA dimanfaatkan karena tidak ada yang aktif bertransaksi di pasar derivatif. Salah satu yang membuat pasar deri- vatif mati suri lantaran tidak ada penggerak pasar atau liquidity provider (market maker). Reaktivasi pasar deri- vatif dibuat untuk menggiatkan kembali perdagangan derivatif di bursa. Inisiatif ini dilaksanakan oleh KPEI dan BEI serta mendapat dukungan penuh dari OJK dan para pelaku pasar. Pengembangan inisiatif ini telah melewati pro- ses yang cukup panjang, meliputi spesifikasi kontrak, KPEI News Q2 _2016 Final ok.indd 1 4/11/2016 9:52:51 AM

Upload: danghanh

Post on 13-Jan-2017

241 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: KPEI Newsletter Edisi 2 2016

indeks >>Mengajak investor Memanfaatkan Fasilitas Transaksi derivatif1

implementasi ‘Institutional Delivery’ Butuh Persiapan yang Matang3

Menuju Percepatan Penyelesaian Transaksi Bursa T+25

kegiatan kLik kuartal i Tahun 2016

statistik kilas Peristiwa7 86

divisi OTi, Memastikan sistem Berjalan sempurna 4

ejak awal Februari 2016, BEI telah memperdagang-kan kembali produk derivatif Kontrak Berjangka Indeks Efek (KBIE) yakni LQ 45 Futures. Fasilitas per-

dagangan derivatif ini terutama disediakan untuk investor sebagai sarana hedging. Selain tentunya juga sebagai alter-natif investasi untuk para investor yang sudah memahami potensi keuntungan dan risiko berinvestasi di produk ini. Ibarat membeli mobil, saat ini mobilnya sudah dilengkapi safety belt, tinggal apakah pengendaranya mau menggu-nakan safety belt atau tidak, de-mikian diungkapkan Sunan dar, Direktur KPEI. “Kalau dulu, ada mobil tapi kalau ingin pakai safety belt harus beli dulu safety belt nya di Singapura, baru dipa sang di sini. Sekarang sudah difa silitasi, jadi tidak perlu jauh-jauh mengaman-kan risiko ke negara orang,” ujar-nya memberikan per umpamaan.

Produk derivatif sebetulnya sudah lama ada di BEI, cuma tidak

S

sebagai back office perdagangan efek di Bursa efek indonesia (Bei), kPei ikut mendorong agar investor memanfaatkan fasilitas perdagangan derivatif sebagai sarana hedging. Ada liquidity provider yang kini menyediakan kuotasi harga untuk membeli dan menjual produk LQ 45 Futures yang saat ini telah aktif ditransaksikan.

Mengajak investor Memanfaatkan Fasilitas Transaksi derivatif

e d i s i 2 I Tr i w u l a n i i l 2 0 1 6

PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia

1KPEI Newsletter

Salah satu yang membuat pasar

derivatif mati suri lantaran

tidak ada penggerak pasar

atau liquidity provider (market

maker).

ArTikeL uTAMA

dimanfaatkan karena tidak ada yang aktif bertransaksi di pasar derivatif. Salah satu yang membuat pasar deri-vatif mati suri lantaran tidak ada penggerak pasar atau liquidity provider (market maker). Reaktivasi pasar deri-vatif dibuat untuk menggiatkan kembali perdagangan derivatif di bursa. Inisiatif ini dilaksanakan oleh KPEI dan BEI serta mendapat dukungan penuh dari OJK dan para pelaku pasar.

Pengembangan inisiatif ini telah melewati pro-ses yang cukup panjang, meliputi spesifikasi kontrak,

KPEI News Q2 _2016 Final ok.indd 1 4/11/2016 9:52:51 AM

Page 2: KPEI Newsletter Edisi 2 2016

KPEI Newsletter2

Edisi 2 I Triwulan II l 2016

mekanisme kliring dan penyelesaian sampai de-ngan level nasabah, meka-nisme manajemen risiko, hingga aturan baru soal liquidity provider. KPEI memfasilitasi reaktivasi perdagangan derivatif ini dengan membangun sis-tem kliring dan penyele-saian baru berikut dengan sistem manajemen risiko. Jika sebelumnya ma sing-masing produk derivatif punya sistem sendiri, untuk reaktivasi tersebut diba-ngun sistem terpadu, sehingga bila ada produk derivatif baru tinggal dilaku-kan penyesuaian.

Ada delapan AK yang saat ini ter-libat dalam perdagangan KBIE, yakni Binaartha Parama (AR), Valbury Asia Securities (CP), RHB Securities Indone-sia (DR), Henan Putihrai (HP), Pacific 2000 Securities (IH), Trimegah Securi-ties Tbk (LG), Nikko Securities Indone-sia (RB), dan Universal Broker Indonesia (TF). Dari ke-8 AK ini, empat diantara-nya menjadi liquidity provider, yakni AR, DR, HP, dan TF. Selama Februari 2016, total nilai transaksi KBIE di BEI sebanyak Rp22,85 miliar dengan total nilai penyelesaian (gain/loss) sebesar Rp137 juta, atau rata-rata nilai transak-si Rp1,14 miliar per hari dan rata-rata nilai penyelesaian Rp6,8 juta per hari.

Saat ini aktivitas transaksi KBIE masih dalam tahap soft launching. “Mereka perlu memahami mekanisme perdagangan dan penyelesaian tran-saksi derivatif sebelum mereka secara pararel memberi edukasi kepada nasa-bahnya. Karena produk derivatif mem-butuhkan edukasi yang lebih dalam dibanding produk saham,” papar Su-nandar. Saat ini transaksi masih sebatas antar perusahaan efek dan penyelesai-

A R T I K E L U TA M A

an transaksi antar ke-8 AK tersebut. Selama masa soft launching, para li­qui dity provider bisa mempersiapkan diri mereka yang karena kewajiban nya me nyampaikan kuotasi jual dan beli pada satu produk derivatif, mereka akan terpapar risiko. Bagaimana me-reka memitigasi risiko? “Mereka harus melakukan close out dari posisi yang mereka miliki. Close out nya bisa di pasar derivatif yang sama dengan be-berapa liquidity provider atau melaku-kan arbitrage ke produk lainnya bah-

kan bisa ke luar negeri” lanjut Sunandar.

Namun yang ter pen -ting dari tersedianya fasi-litas ini adalah sara na lin-dung nilai bagi investor. Tanpa fasilitas hedging, andaikan ada investor yang berinvestasi di sa-ham, saat pasar bergerak turun, jika tak mau me-ngalami kerugian, ia ha-rus menunggu pasar naik

kembali yang tak bisa dipastikan ka-pan terjadi. Dengan adanya pasar deri-vatif, potensi kerugian bisa ditutup dengan melakukan transaksi di pasar derivatif. “De ngan mengambil posisi kontrak di pasar derivatif, baik harga saham naik atau turun, investor tetap mendapatkan peluang keuntungan,” kata Sunandar.

Sebagai back office, KPEI menanti evaluasi dari BEI hingga saatnya pa-sar derivatif ini secara resmi diluncur-kan. Yang jelas sistem dan mekanisme penyelesaian transaksi secara tunai dalam waktu T+1 untuk perdagangan KBIE bisa dilaksanakan KPEI dengan baik sejak dimulai awal Februari lalu. Nantinya, sistem KPEI pun akan siap mengakomodasi produk derivatif lain yang akan diperdagangkan di BEI. Setelah KBIE, BEI akan memfasilitasi perdagangan stock option dan Indo­nesia Government Bond Futures Index (IGBF). Tantangan terbesar pengem-bangan pasar derivatif di pasar modal Indonesia dibenarkan Sunandar ada-lah soal edukasi kepada investor dan masyarakat. Kalau investor paham fa-silitas ini, maka ada potensi mereka lebih banyak berinvestasi karena ada pengaman untuk menjaga tingkat risi-ko yang bisa mereka tolerir.F

[TiM redAksi]

Tantangan terbesar pengembangan pasar derivatif di pasar modal Indonesia dibenarkan Sunandar adalah soal edukasi kepada investor dan masyarakat.

Para stakeholders KPEI, kami kembali menghadirkan KPEI Newsletter Edisi II tahun 2016. Pada edisi ini, bagian headline akan membahas Peluncuran Sistem Kliring dan Penyelesaian Derivatif yang baru sebagai upa-ya mendorong investor meman-faatkan fasilitas perdagangan derivatif sebagai sarana hedging. Selain itu juga disajikan artikel tentang persiapan Implementasi Institutional Delivery dan kajian Percepatan Siklus Penyelesaian Transaksi Bursa T+2. Untuk kolom profil, kami perkenalkan Divisi Operasional Teknologi Informasi sebagai divisi yang mendukung bisnis operasional KPEI dan juga kegiatan KLIK selama triwulan 1 di 2016. Akhir kata, kami meng-ucapkan selamat membaca dan semoga pembaca mendapatkan pengetahuan lebih mengenai KPEI dan kegiatan perusahaan melalui KPEI Newsletter ini.

Hormat kami,redaksi

E D I T O R I A L

Penerbit: PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia

Penasihat: Direksi PT KPEI

Penanggung Jawab: Sekretaris Perusahaan

dewan redaksi: Dewan Redaksi : Suryadi, Diah Sugiretno, Arie Budieningsih, Andre Taufan Pratama, Vinsensia Selvia Muga, Rivanie Novalia, Liana Sofiani

Alamat redaksi & sirkulasi: Gedung Bursa Efek Indonesia,Menara I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Telp. 021-5155115 Fax. 021-5155120Toll Free 0800-100-KPEI (5734)email: [email protected] www.kpei.co.id

l KPEI Newsletter edisi I 2016 hal 5 ka-limat 1 paragraf 3 seharusnya tertulis “Tahapan CSS diawali dengan menga-jukan proposal ke Direksi, supaya kue-sioner yang dibuat lebih terarah, selan-jutnya dikirim ke AK khususnya bagian operasional”

l KPEI Newsletter edisi I 2016 hal 5 kali-mat 2 dan 3 paragraf 4 dihapus.

r A L A T

KPEI News Q2 _2016 Final ok.indd 2 4/11/2016 9:52:52 AM

Page 3: KPEI Newsletter Edisi 2 2016

3

Edisi 2 I Triwulan II l 2016

KPEI Newsletter

Mulai bulan Mei 2016, KPEI akan mengimplementasikan mekanisme institutional delivery. Penerapan mekanisme

institutional delivery ini akan meningkatkan efisiensi proses maupun biaya dalam penyelesaian transaksi bursa.

A R T I K E L K H U S U S

Prinsipnya, tidak wajib semua BK harus siap

live pada bulan Mei karena bisa menyusul pada

tahap berikutnya.

alah satu inisiatif strategis yang diusung PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) tahun 2016

adalah implementasi mekanisme insti­tutional delivery. Mekanisme ini ber-tujuan memfasilitasi secara langsung penyelesaian transaksi bursa dari na-sabah institusi yang u mum nya menem-patkan aset mereka di Bank Kustodian (BK). Mekanisme ini juga membantu mendorong efisiensi biaya dan proses bagi Anggota Kliring (AK).

Implementasi institutional delive­ry akan menghubungkan BK dengan KPEI secara langsung sehingga alur pemin dahbukuan terkait penyelesai-an transaksi bursa, dapat dilakukan antara BK dengan KPEI. Sebelum pe-mindahbukuan tersebut terjadi, AK mengirim instruksi dan konfirmasi atas posisi hak dan kewajiban mereka yang harus di serahkan/diterima ke/dari KPEI ke BK, dan selanjutnya BK melakukan afirmasi ke AK. Semua proses tersebut dapat dilakukan melalui sistem yang telah disediakan oleh KPEI.

Sesuai agenda, implementasi ins­titutional delivery akan berlangsung pada April tahun ini. Proses persia-pan implementasi institutional delive­ry sesungguhnya sudah berlangsung sejak tahun 2013. Diawali de ngan

peraturan ini sudah dirumuskan sejak tahun 2015, sehingga proses saat ini lebih pada upa ya pematangan menuju finalisasi.

Menurut Kepala Unit Pengembang-an Bisnis & Proyek Wihartanto, pada 3 Maret 2016, telah dilakukan uji coba koneksi antar sistem KPEI. Ini merupa-kan tahapan persiapan terakhir sebe-lum implementasi. Selanjutnya pada bulan April 2016, akan dilakukan taha-pan pengujian kembali pada sistem e-CLEARS yang melibatkan AK dan BK. Diharapkan dengan pengujian ini, semua pihak dapat mengakses sistem e-CLEARS. Target yang ingin dicapai pada uji coba ini, tidak lain untuk me-mastikan bahwa koneksi bisa berjalan sesuai harapan. “Selain itu, juga untuk memastikan bahwa fungsi-fungsi yang

sudah dikembangkan se-suai dengan konsep bisnis serta modul-modul yang sudah dikembangkan bisa digunakan secara opti-mal sesuai dengan tujuan pengembangannya oleh para pelaku,” ujar Wihar-tanto.

Perlu dicatat bahwa implementasi sistem ini meng gunakan koneksi jaringan terpadu pasar mo-dal, bukan jaringan publik. Dengan demikian, kenyamanan dan keamanan pengguna, terutama BK, bisa dijamin. Sejauh ini, lanjut Wihartanto, tidak ada target pasti berapa BK yang harus siap terhubung de ngan sistem KPEI saat live. “Prinsipnya, tidak harus menunggu semua BK harus siap. Jadi tidak ma salah kalau ada yang belum siap, karena bisa menyusul pada tahap berikutnya. Jadi tidak wajib semua BK harus siap live pada bulan Mei,” terang Wihartan-to. Sampai dengan berita ini diturun-kan, masih ada ren tang waktu sebulan sampai dengan jatuh tempo target untuk live pada awal Mei 2016. Seiring dengan perkembangan industri pasar modal yang makin maju dan modern, pene rapan mekanisme ini merupakan kebutuhan yang strategis.F

[TiM redAksi]

S pembuatan kajian, lalu penyusunan requirement, pengembangan dan pe-ngu jian sistem, berlan-jut de ngan penyusunan peraturan dan prosedur, kegiat an sosialisasi dan tahapan akhir live sistem. Sejak tahun 2014 sam-pai dengan awal 2016 ini, persiapan menuju implementasi semakin intens, salah satunya de ngan melakukan ke-giatan Focus Group Discussion (FGD) dan sosiali sasi. KPEI te lah menyeleng-garakan FGD dengan mengundang AK dan BK pada 10 November dan 18 November 2014. Selanjutnya, KPEI melakukan sosialisasi pada 13 Mei 2015 dan dilanjutkan sosialisasi secara teknis pada 4-5 Februari 2016. Saat sosialisasi teknis berlangsung, banyak tangga-pan yang di sampaikan oleh BK. Sejauh ini BK belum terhubung secara sistem dengan KPEI. Untuk merealisasikan itu, para BK ini harus melewati proses per-izinan, baik dari kantor regional mau-pun kantor pusat masing-masing bank. Tentu saja butuh waktu untuk me-ngantongi izin dimaksud. Sementara itu, rancangan peraturan pendukung masih dimin takan tanggapan terakhir kepada AK, BK, dan SRO. Rancangan

implementasi ‘Institutional Delivery’ Butuh Persiapan yang Matang

KPEI News Q2 _2016 Final ok.indd 3 4/11/2016 9:52:52 AM

Page 4: KPEI Newsletter Edisi 2 2016

KPEI Newsletter4

Edisi 2 I Triwulan II l 2016

ministrasi Sistem (OAS), Unit Dukungan Teknis (DTE) dan Unit Dukungan Aplika-si (DAP). Unit OAS, bertugas mengelola operasional terhadap sistem-sistem khu-susnya core business application di KPEI. Selain itu, masih terkait dengan aplikasi bisnis utama KPEI, Unit OAS juga men-jalankan fungsi penanganan masalah

dan permintaan data serta permintaan atas penyediaan pengujian,” tutur Ab-dul Hadie Kepala Unit OAS. Dari fungsi operasional tersebut, terdapat 3 (tiga) aspek penting yang berkaitan yakni hardware (server storage) dan opera­ting system, database, serta aplikasi.

Unit kedua adalah Unit DTE. Unit yang dikepalai oleh Galuh Dian Maula-na ini, menangani infrastruktur sistem. Mulai dari infrastuktur jaringan, infra-struktur software, infrastruktur teleko-munkasi, data center, desktop manage­ment, license management, termasuk juga helpdesk yang tugasnya mengelo-la request dari karyawan KPEI yang lain.

Satu unit lagi dalam Divisi OTI yang tak kalah pentingnya adalah Unit DAP. Bagian ini bertugas menyusun aplikasi yang bersifat office application. Seper-ti, sistem keuangan, Human Resourc­es, apli kasi legal, internal audit, dan website. Seperti dijelaskan oleh Kepa-la Unit DAP Shandy Martanto, ada 24

keberadaan teknologi informasi memegang peranan penting bagi keberlangsungan industri pasar modal.

Memastikan sistem kPei berjalan sempurna, aman, dan lancar menjadi tanggung jawab divisi OTi.

agi industri pasar modal, tek-nologi informasi memegang peranan penting. Saat ini se-

luruh transaksi di pasar modal Indo-nesia sudah menggunakan online tra­ding, itu artinya sangat mengandalkan teknologi informasi. Andaikata tidak ada teknologi yang membantu, beta-pa beratnya pekerjaan yang ditanggung oleh per usahaan. Sementara itu, dapat di-bayangkan bagaimana jadi-nya, jika sistem yang digu-nakan tidak berfungsi atau mengalami gangguan. Sedi-kit gangguan tersebut bukan tidak mung kin akan mem-pengaruhi banyak hal.

Oleh karena itu, salah satu bagian dari struktur orga ni sasi KPEI yaitu Divisi Ope rasional Teknologi Infor-masi atau OTI menjadi salah satu divisi yang sangat penting. Divisi yang memiliki 17 personel ini bertang-gung jawab atas pengelolaan sistem yang dipergunakan oleh internal KPEI maupun pihak luar. Untuk memastikan sistem berjalan lancar dan baik, Divi-si OTI menjadi satu-satunya divisi KPEI yang memiliki dua jam kerja/shift.

Untuk shift pagi dimulai pada 06.30-15.30 sedangkan shift kedua mulai dari jam 10.00-19.30. Menurut Kepala Divisi OTI Aditya Gadiri HP, dua jadwal kerja tersebut diperlukan untuk memastikan sistem berjalan dengan benar. “Tugas kami adalah memantau, meskipun me-mang dalam pelaksanaannya sudah di-otomasi, tapi tidak ada yang bisa men-jamin sistem berjalan benar, harus tetap diawasi,” jelas Aditya.

Untuk memastikan semua sistem berjalan sempurna, divisi ini terbagi atas tiga unit kerja, supaya pemisahan kerja lebih terarah. Ketiga unit terse-but adalah Unit Operasional dan Ad-

B

divisi OTi, Memastikan sistem Berjalan sempurna

aplikasi yang menjadi tanggung jawab dan harus dikelola unit ini. “Melaku-kan pengembangan produk software dan aplikasi, khususnya di internal. Setelah aplikasi tersebut selesai, kami juga melakukan supporting terhadap aplikasi tersebut,” kata Shandy. Fungsi lainnya, lanjut Shandy, yaitu melakukan pemeliharan terhadap aplikasi terse-but. Unit DAP juga bertugas memantau perkembangan aplikasi ke depan. Hal ini, menurut Shandy, untuk mengetahui keadaaan saat ini dan memprediksi ke depannya.

Sementara itu, jika bicara soal pe ngalaman menjaga sistem KPEI, Adit ya menceritakan pe-ristiwa website KPEI yang pernah dibobol hacker. Peristiwa tersebut terja-di pada 2012, ada hack­er yang meretas website KPEI. Alasan nya, hacker ini ingin merusak reputa-si karena waktu itu KPEI akan menerapkan STP (Straight Through Pro­cessing). Penerapan STP

ini, menjadi perubahan drastis di pasar modal yang dipelopori oleh KPEI. “Saat itu tujuan hacker i ngin menunjukan kalau KPEI tidak bisa mengelola web­site-nya dengan baik dan aman,” tutur Aditya. Oleh karena itu, ditambahkan oleh Abdul Hadie, KPEI mulai berbe nah di area security. Perlindungan sistem dan data dibuat berlapis-lapis. Pengu-jian rutin untuk menghadang hacker pun secara regular dilakukan setahun sekali. Hal ini terbukti ampuh mengha-lau hacker yang ingin meretas sistem KPEI.

Satu hal yang menjadi kunci dalam menghadapi masalah sistem informasi, bagi Divisi OTI adalah availability atau keberlangsungan sistem. “Saat trouble, recovery atau pemulihan itu yang uta-ma bukan pusing mencari penyebab-nya. Sebisa mungkin dicari cara sistem itu available kembali, dan dapat diak-ses,” pungkas Aditya.F

[TiM redAksi]

P R O F I L

KPEI News Q2 _2016 Final ok.indd 4 4/11/2016 9:52:52 AM

Page 5: KPEI Newsletter Edisi 2 2016

5

Edisi 2 I Triwulan II l 2016

KPEI Newsletter

Menuju Percepatan Penyelesaian Transaksi Bursa T+2

Mengikuti international best practice, kPei tengah mempersiapkan diri mempercepat proses penyelesaian

transaksi bursa dari T+3 menjadi T+2.

egulator pasar modal di seluruh dunia saat ini sedang mempersiapkan percepatan

siklus penyelesaian dari T+n menjadi T+2. European Commission (EC) bah-kan menargetkan seluruh Uni Eropa (UE) untuk mempersingkat waktu penyelesaian dari T+3 menjadi T+2, sesuai dengan rekomendasi Central Se­curities Depository Regulation (CSDR). Percepatan ini diharapkan bisa berlaku di seluruh negara-negara Eropa selam-bat-lambatnya pada triwulan I/2016. Beberapa negara UE yang sudah me-nerapkan penyelesaian menjadi T+2, seperti Jerman, Slovenia dan Bulgaria.

Di Amerika Serikat (AS) sendiri, saat ini praktiknya masih T+3 dan beren-cana untuk mempercepat transaksi menjadi T+2 pada triwulan III/2017 berdasarkan usulan Depository Trust & Clearing Corporation (DTCC). Semen-tara itu, AS mentargetkan percepatan penyelesaian T+1 pada 2020 nanti yang dilakukan secara bertahap. Tujuan AS melakukan percepatan penyelesaian untuk mengurangi risiko di sistem keuangannya. Hal ini dikarenakan vo-lume perdagangan harian yang sangat besar di pasar keuangan AS, sehingga jumlah eksposur kredit yang dimiliki

“Harapan utama adalah peningkatan likuiditas, kalau investor menerima haknya lebih cepat maka dapat segera dimanfaatkan oleh investor. Harapan-nya akan diinvestasikan lagi di pasar modal, se hingga bisa meningkatkan nilai transaksi” katanya.

Berdasarkan hasil kajian, dengan percepatan waktu siklus penyelesaian dari T+3 menjadi T+2 akan mengura-ngi jumlah dan durasi (hari) atas out­standing position anggota kliring. Hal ini akan menurunkan exposure atas kli ring dan penyelesaian transaksi yang mendorong penurunan kebutuhan col­lateral untuk menjamin penyelesai an transaksi.

Percepatan penyelesaian transaksi ini juga diharapkan dapat mengurangi kebutuhan untuk penempat an modal yang besar, keter sediaan dana tunai,

penyediaan fasilitas kre dit, dan penem patan agun-an. Perubahan ini juga akan memberikan man-faat pada investor di pasar modal. Sebab de ngan per-cepatan ini, ada peningka-tan kepastian, ke amanan dan jaminan, sehingga risiko default dapat di-hindari.

Dengan percepat an ini, KPEI ingin mencip-takan harmonisasi de-

ngan praktek dan tren pasar di re-gional dan glo bal. Menurut Doni, tantangan terbesar dari penerapan ini, yaitu memba ngun awareness dan kesiapan pelaku. Namun dengan ada-nya sosialisasi dan besarnya manfaat dari percepatan transaksi, diharapkan pelaku akan menyambut baik per-ubahan ini. Untuk itu, KPEI telah me-nyiapkan bebe rapa hal dalam rangka implementasi penyelesaian T+2 seperti perubahan proses operasional dan re-gulasi, penyesuaian sistem dan tek-nologi, melakukan edukasi kepada investor terkait dampak penyelesaian T+2, serta kesiap an staf operasional KPEI sendiri.F

[TiM redAksi]

R pelaku pasar keuangan, secara kolektif berpenga-ruh terhadap risiko siste-mik sistem keuangan.

Beberapa negara re-gi onal seperti Hongkong, India, Korea Selatan, Ta-iwan sudah memakai pe-nyelesaian transaksi T+2. Singapura akan segera menerapkan hal serupa di tahun ini. Sedangkan Australia telah men-canangkan untuk mempersingkat wak-tu penyelesaian T+3 menjadi T+2 untuk implementasi pada akhir Maret 2016.

Sementara di Indonesia, tren ini juga tengah dikaji untuk segera diter-apkan di Tanah Air sesegera mungkin. Selain mengikuti praktik yang ber-laku di dunia, perubahan ini memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan dengan penerapan T+3. Implementasi percepatan penyelesaian T+2 diharap-kan dapat mengurangi berbagai risiko seperti risiko kredit, risiko counter­party, risiko operasional, dan risiko penyelesaian. Percepatan ini, menurut Doni Irawan Kepala Unit Riset dan Perencanaan Strategis, juga diharap-kan dapat meningkatkan likuiditas.

E D U K A S I

Implementasi percepatan

penyelesaian T+2 diharapkan

dapat mengurangi berbagai risiko

seperti risiko kredit, risiko counterparty, risiko operasional

dan risiko penyelesaian.

KPEI News Q2 _2016 Final ok.indd 5 4/11/2016 9:52:52 AM

Page 6: KPEI Newsletter Edisi 2 2016

KPEI Newsletter6

Edisi 2 I Triwulan II l 2016

kegiatan kLik kuartal i Tahun 2016

mplementasi KLIK secara konsisten di KPEI menunjukkan semangat para KLIK’ers dalam menjalankan

budaya berbagi pengetahuan sangat-lah tinggi. Perusahaan meyakini bah-wa selain teknologi informasi, sumber daya manusia memiliki peran penting dalam menjalankan operasional peker-jaan sehari-hari. Adanya manajemen sumber daya manusia berbasis penge-tahuan, diyakini dapat mendukung siklus proses pencapaian kinerja bisnis yang baik. Adanya siklus yang terus memperbaharui dan menyesuaikan pe-ngetahuan dan informasi yang diteri-ma dari berbagai pihak, dan dibagikan secara internal dapat menghasilkan solusi kreatif yang unggul.

Kegiatan KLIK diharapkan dapat menjembatani masalah yang muncul dari para pekerja yang merasa belum mengetahui atau memiliki informasi yang cukup dalam pekerjaannya. Se-perti tahun-tahun sebelumnya, setiap awal tahun KLIK Team dan PIC COP menyusun suatu program kerja dan anggaran untuk setahun kedepan. Program kerja ini digunakan sebagai acuan oleh KLIK’ers. Selain menyusun program kerja dan anggaran untuk tahun 2016, juga dilakukan restrukturi-sasi organisasi KM dengan tujuan re-generasi dengan melibatkan karyawan baru sebagai anggota pengganti. Di-harapkan dengan restrukturisasi ini, ide kreatif yang baru dan segar dapat muncul untuk memajukan KLIK menja-di lebih baik.

Salah satu program kerja kLik Team yang akan dilaksanakan di tahun ini adalah sosialisasi KM Portal. Portal ini sebagai media komunikasi antar KLIK’ers. Melalui kegiatan ini, diharap-kan para KLIK’ers dapat lebih aktif dan menggunakannya secara optimal. Sela in itu, masih melanjutkan program

pelatihan Microsoft Office kepada Of­fice Support (OS), KLIK Team membe-rikan materi tentang Ms. Word. Disini, peserta OS belajar membuat, meng-edit, mengahapus dan merapikan tu-lisan/text dengan berbagai penggu-naan fungsi standar lainnya.

Sementara itu, terkait kegiatan COP, COP Hobi-Fotografi mengawali kegiatannya dengan menyelengga-rakan hunting Foto Bersama di Ranca Upas-Ciwidey, Bandung pada 12-14 Februari 2016. Kegiatan yang dijadi-kan sebagai ajang pembelajaran bagi anggota yang berstatus aktif ini diikuti oleh 14 orang. Antusiasme dari anggo-ta COP Fotografi sangat terlihat jelas, terbukti hasil jepretan foto yang ter-

I

Penyusunan program kerja dan anggaran untuk kegiatan kLik selama 2016.

kumpul memiliki kualitas gambar dan angle yang bagus dan sesuai.

Kegiatan menarik lainnya, berasal dari COP Bahasa yang kembali menga-dakan KPEI’S Fun Corner (KFC) dengan topik yang sedang hangat diperbin-cangkan saat ini, yaitu kontroversi transportasi online vs konvensional. Acara yang dilaksanakan pada 18 Ma-ret 2016 ini, banyak menerima argu-men yang seru, tajam, dan informatif. Situasi tersebut menjadi lebih atrak-tif ketika seluruh peserta berusaha mengemukakan pendapatnya dengan berbahasa inggris. Sebagian besar pe-serta setuju dengan kehadiran trans-portasi online, karena banyak manfaat yang didapat dibanding dengan keku-rangannya.

Keseruan juga terjadi di COP Ho-bi-seni (COP Art Station-COPAS). CO-PAS menawarkan jenis tarian baru ke-pada anggotanya, yakni tari modern “ZUMBA”. Ini menambah jenis tarian yang sedang diikuti anggotanya saat ini, yang sebelumnya hanya ada tari tradisional “BALI”. Dengan adanya 2 (dua) pilihan jenis tari, diharapkan dapat menarik minat KLIK’ers lainnya untuk bergabung.F [TiM redAksi]

E D U K A S I

KPEI News Q2 _2016 Final ok.indd 6 4/11/2016 9:52:53 AM

Page 7: KPEI Newsletter Edisi 2 2016

7

Edisi 2 I Triwulan II l 2016

KPEI Newsletter

POsisi dAnA JAMinAnJenis Pasar nilai (rp) Prosentase

Ekuiti 2,095,494,713,408 65.76%

Derivatif-Kontrak Berjangka 596,213,204 0.02%

Surat Utang 1,087,103 0.00%

Hasil Pengelolaan Dana Jaminan Ekuiti, Kontrak Berjangka dan Surat Utang

1,090,329,058,909 34.22%

Total 3,186,421,072,624 100.00%

nilai (rp)

Cadangan Jaminan 138,190,522,987

POsisi CAdAnGAn JAMinAn

* Data sampai dengan 31 Maret 2016

Penggunaan (rp) Biaya (rp)

Total Penggunaan 39,991,926,874,086 1,110,886,858

Rata-Rata Bulanan 13,330,642,291,362 370,295,619

Rata-Rata Harian 655,605,358,592 18,211,260

FAsiLiTAs IntraDay

* Data sampai dengan 31 Maret 2016

* Data sampai dengan 31 Maret 2016

S TAT I S T I K

PenYeLesAiAn TrAnsAksi BursA

* Data sampai dengan 31 Maret 2016

Transaksi Bursa Penyelesaian Transaksi Bursa Efisiensi

Frekuensi (kali) Volume (lembar) Nilai (Rp) Volume (lembar) Nilai (Rp) Volume (%) Nilai (%)

Total 14,492,497 306,726,113,354 348,183,064,516,515 98,224,351,600 149,604,469,120,400 51.19 43.74

Tertinggi harian 310,951 11,078,434,285 9,510,367,966,493 2,638,508,900 4,877,064,124,300 57.16 53.40

Rata-rata harian 237,582 5,028,296,940 5,707,919,090,435 1,610,235,272 2,452,532,280,662 50.71 43.81

Terendah harian 167,677 2,775,034,553 3,442,627,882,620 1,040,929,000 1,454,152,213,400 43.43 37.10

ACs JuMLAH Ak(ACS)

Volume (Lembar) nilai (rp) Ak serah

Ak Terima

Total 13,266,300 9,417,780,750 12 25

Tertinggi harian 10,490,000 4,982,750,000 2 7

Rata-rata harian 217,480 154,389,848 0 0

Terendah harian - - - -

alternate Cash settlement (ACs)

Data sampai dengan 31 Maret 2016

kOMPOsisi AGunAn OnlIne

* Data per 31 Maret 2016

Jenis instrumen nilai Agunan (rp) Prosentase

Uang 221,702,319,235.96 3.264%

Saham 6,374,028,901,131.81 93.84%

Obligasi 196,656,418,108.00 2.90%

Total 6,792,387,638,475.77 100.00%

* Data per 31 Maret 2016

kOMPOsisi AGunAn OFFlIneJenis instrumen nilai Agunan (rp) Prosentase

Bank Garansi 6,224,546,300,000 80.16%

Deposito 1,295,762,666,365 16.69%

Dana Minumum Kas 233,740,970,136 3.01%

Saham Bursa 11,500,000,000 0.15%

Total 7,765,549,936,501 100.00%

TrAnsAksi PinJAM MeMinJAM eFek

BulanTotal rata-rata Harian Jumlah

Harinilai (rp) Volume (lembar) Frekuensi (kali) nilai (rp) Volume (lembar)

Januari 13,934,556,000 8,645,800 10 449,501,806 278,897 31

Februari 9,182,783,000 5,893,200 13 316,647,690 203,214 29

Maret 10,049,055,000 1,544,700 10 324,163,065 49,829 31

Total 33,166,394,000 16,083,700 33 364,465,868 176,744 91

KPEI News Q2 _2016 Final ok.indd 7 4/11/2016 9:52:54 AM

Page 8: KPEI Newsletter Edisi 2 2016

KPEI Newsletter8

Edisi 2 I Triwulan II l 2016

iOsCO Growth and emerging Markets – Committee Meeting 2016 KPEI bersama BEI dan KSEI mendukung OJK dalam penyelenggaraan kegia-t an IOSCO Growth and Emerging Markets (GEM) Committee Meeting 2016 pada 20-22 Januari 2016. Acara yang bertempat di Sofitel Hotel, Nusa Dua, Bali, ini dihadiri lebih 100 peserta perwakilan dari 38 negara dengan tingkat perekonomian berkembang di seluruh dunia.

K I L A S P E R I S T I W A

Pembukaan Perdagangan Bursa 2016Pada 4 Januari 2016, Presiden RI Bapak Joko Widodo membuka perdagangan bursa 2016 di Main Hall BEI. Pembukaan perdagangan dihadiri oleh beberapa Menteri Kabinet Kerja, Perwakilan Anggota DPR RI, Gubernur BI, Gubernur DKI, Pejabat OJK, Komisaris dan Direksi SRO serta undangan lainnya.

konferensi Pers implementasi Perdagangan derivatif-kontrak Berjangka. Untuk mendukung pengembangan pasar modal Indo nesia, KPEI bersama BEI mengaktifkan kembali perda gangan produk derivatif Kontrak Berjangka Indeks Efek LQ-45 pada tanggal 1 Februari 2016 di Main Hall BEI.

konferensi Pers Pesta reksa dana 2016Dalam rangka sosialisasi Pesta Reksa Dana 2016, KPEI bersama BEI dan KSEI menyelenggarakan konferensi pers pada 25 Januari 2016 di Main Hall BEI. Diharapkan, pihak media dapat membantu menyebarluaskan kepada ma-syarakat umum tentang kegiatan Pesta Reksa Dana 2016.

Pembukaan sekolah Pasar Modal. Pada 17 Feb-ru ari 2016 Sekolah Pasar Modal (SPM) 2016 telah resmi dibuka oleh Direksi SRO bersama perwakilan Anggota Kliring sebagai mitra. Acara pembukaan terse but se-kaligus membuka sesi 1 perdagangan efek di Main Hall BEI, yang disaksikan oleh para peserta SPM 2016.

sosialisasi Peraturan keanggotan kontrak Berjangka dan Opsi KPEI bersama BEI melakukan sosialisasi Peraturan Keanggotaan Kontrak Ber-jangka dan Opsi pada 7 Januari 2016 di Gedung BEI. Sosialisasi yang ditujukan kepada Anggota Bursa atau Anggota Kliring ini dihadiri oleh Direksi SRO. Dalam sosialisasi tersebut, disediakan sesi tanya jawab untuk para undangan.

kunjungan sosial ke-3 Yayasan Binaan kPei.Pada 29 Maret 2016, KPEI melakukan kunjungan sosial ke-3 yayasan binaan KPEI di Bantar Gebang, Bekasi. Kunjungan sosial ini bertemakan “Berbagi Kebahagiaan”, dengan diisi berbagai permainan menarik oleh karyawan baru KPEI, sekaligus penyerahan bingkisan kepada anak-anak dan bapak ibu guru maupun pengurus yaya san. Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah untuk menum-buh kan jiwa sosial dan untuk mengenal lebih dekat ke-luar ga besar yayasan binaan KPEI kepada karyawan baru.

13th Annual PAsLA/rMs Conference on Asian securities Lending. Pan Asia Securities Lending Association/ Risk Management Association (PASLA/RMA) mengadakan konferensi ke-13 pada 1-3 Maret 2016 di Singapore. Perwakilan KPEI yang menghadiri kegiatan tersebut adalah Ibu Indriani Darmawati, Direktur KPEI, Bapak Antonius Herman Azwar, Kepala Divisi Kliring Penyelesaian & Pinjam Meminjam Efek, dan Bapak Roni Gunardi, Kepala Divisi Penjaminan & Pengelolaan Risiko.

sosialisasi Mekanisme Institutional DeliveryPada 4-5 Februari 2016, KPEI menyelenggarakan sosialisasi mekanisme Insti-tusional Delivery secara teknis kepada Anggota Kliring dan Bank Kustodian di Ruang Seminar BEI. Pada kesempatan tersebut, Bapak Hasan Fawzi, Direk-tur Utama dan Bapak Sunandar, Direktur KPEI memberikan kata sambutan sebelum sosialisasi dimulai.

KPEI News Q2 _2016 Final ok.indd 8 4/11/2016 9:52:56 AM