korosi logam doni

10
I. Topik Percobaan Korosi Logam Alumunium II. Tujuan Percobaan Mengetahui bagaimana ketahanan korosi alumunium dalam air, larutan asam dan larutan basa karena alumunium diketahui memiliki kerapatan rendah dan terbukti ketahanannya terhadap korosi di udara. III. Alat dan bahan a. Alat yang digunakan antara lain : Alat Ukuran / satuan Jumlah Tabung reaksi - 5 Rak tabung reaksi - 1 Pipet tetes - 5 Gelas kimia - 5 b. Bahan yang digunakan antara lain : Bahan Ukuran / satuan Jumlah Air suling/aquades 0,1 M 10 ml Larutan asam sulfat encer (H 2 SO 4 encer) 0,1 M 10 ml Larutan asam klorida encer (HCl encer) 0,1 M 10 ml Larutan asam klorida 0,1 M 10 ml Page 1

Upload: richo-periyanto

Post on 31-Oct-2015

13 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

uikui

TRANSCRIPT

Page 1: Korosi Logam Doni

I. Topik Percobaan

Korosi Logam Alumunium

II. Tujuan Percobaan

Mengetahui bagaimana ketahanan korosi alumunium dalam air, larutan

asam dan larutan basa karena alumunium diketahui memiliki kerapatan

rendah dan terbukti ketahanannya terhadap korosi di udara.

III. Alat dan bahan

a. Alat yang digunakan antara lain :

Alat Ukuran / satuan Jumlah

Tabung reaksi - 5

Rak tabung reaksi - 1

Pipet tetes - 5

Gelas kimia - 5

b. Bahan yang digunakan antara lain :

Bahan Ukuran / satuan Jumlah

Air suling/aquades 0,1 M 10 ml

Larutan asam sulfat encer

(H2SO4 encer)

0,1 M 10 ml

Larutan asam klorida encer

(HCl encer)

0,1 M 10 ml

Larutan asam klorida pekat

(HCl pekat)

0,1 M 10 ml

Larutan natrium hidroksida

encer (NaOH)

0,1 M 10 ml

Alumunium 3 x 1 cm 5

Page 1

Page 2: Korosi Logam Doni

IV. Landasan Teoritis dan Prosedur Praktikum

A. Dasar Teori

Korosi merupakan proses perusakan suatu materi yang terjadi

secara perlahan-lahan dan dalam waktu yang lama oleh suatu proses

kimia.

Faktor-faktor yang mempengaruhi korosi sebagai berikut.

a) Kelembaban udara

b) Elektrolit

c) Zat terlarut pembentuk asam

d) Adanya O2

e) Lapisan pada permukaan logam

f) Letak logam dalam deret potensial reduksi (deret Volta).

Deret volta merupakan urutan logam-logam dari reduktor terkuat

sampai reduktor terlemah sebagai berikut

Li – K – Ba – Sr – Ca – Na – La – Ce – Mg – Lu – Al – Mn – H2O – Zn – Cr –

Fe – Cd – Co – Ni – Sn – Pb – H – Sb – Bi – Cu – Hg – Ag – Pt – Au

Catatan :

Unsur hidrogen merupakan batas logam-logam tidak mulia (dikiri)

dan logam-logam mulia (di kanan)

Semakin ke kiri letak logam dalam deret volta, Harga Eo makin

kecil, sifat oksidator makin lemah, dan sifat reduktor makin kuat.

Logam dalam deret volta mampu mereduksi ion-ion dikanannya,

tetapi tidak mampu mereduksi ion-ion di kirinya.

Cara mencegah korosi pada logam sebagai berikut :

1. Perlindungan mekanis

Yaitu perlindungan yang dilakukan supaya permukaan logam

tidak berhubungan dengan oksigen dan air di udara. Perlindungan

mekanis dapat dilakukan dengan cara pengecatan logam serta

melapisi logam dengan minyak atau logam yang lebih mudah

teroksidasi ( harga Eo-nya kecil).

Page 2

Page 3: Korosi Logam Doni

2. Perlindungan Elektrokimia

Perlindungan elektrokimia bertujuan mencegah terjadinya

korosi elektrolitik (reaksi elektrokimia yang mengoksidasi logam).

Perlindungan ini disebut juga perlindungan katode (Proteksi

katodik) atau pengorbanan anode (anodeising). Caranya dengan

menghubungkan logam pelindung, yaitu logam yang lebih tidak

mulia (Eo-nya lebih kecil).

Alumunium merupakan unsur ketiga terbanyak dalam kulit

bumi setelah oksigen dan silikon (kelimpahan oksigen = 49,3%,

silikon = 25,8 %, dan alumunium = 7,6%). Namun demikian,

alumunium tergolong logam ynag relatif mahal karena mineral

yang dapat dijadikan sebagai sumber alumunium sangat terbatas

dan senyawa alumunium sukar direduksi. Di alam alumunium

terutama terdapat dalam bentuk senyawa aluminosilikat, yaitu

suatu mineral yang mengandung alumunium, silikon, dan oksigen.

Mineral itu tidak mempunyai nilai komersial karena sukar diolah.

Adapun mineral yang merupakan sumber alumunium hanyalah

bauksit (Al2O3.nH2O). Mineral lainnya yang cukup bernilai yaitu

kriolit, (Na3AlF6). Di Indonesia, bauksit banyak terdapat di pulau

bintan dan Kalimantan Barat. Alumunium merupakan logam yang

cukup ringan (kerapatannya cumc sepertiga dari baja), mengkilap,

keras, tetapi mudah ditempa dan direnggangkan, sehingga dapat

diubah sesuai dengan rancangan. Alumunium adalah logam yang

cukup reaktif dan memiliki potensial reduksi cukup negatif (Eo = -

1,66 Volt).

B. Prosedur Kegiatan

1. Menyiapkan 5 buah tabung reaksi bersih, kemudian mengisi masing

masing tabung dengan air suling (aquaes), larutan asam klorida

Page 3

Page 4: Korosi Logam Doni

pekat, larutan asam klorida encer, larutan asam sulfat encer, dan

larutan natrium hidroksida encer sebanyak 5 ml.

2. Memasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi sepotong

logam alumunium yang telah dibersihkan.

3. Biarkanlah beberapa saat dan amati.

4. Mencatat hasil pengamatan.

V. Data Hasil Pengamatan

Tabung Perlakuan Hasil Pengamatan

Aquades Memasukkan air suling

kedalam tabung reaksi

sebanyak 10 ml. kemudian

masukkan sepotong

aluminium yang telah

dibersihkan.

Tidak terdapat

gelembung.

H2SO4

(pekat)

Memasukkan larutan asam

sulfat kedalam tabung reaksi

sebanyak 10 ml. kemudian

masukkan sepotong

aluminium yang telah

dibersihkan.

Terdapat gelembung

yang paling sedikit.

HCl

(encer)

Memasukkan larutan asam

klorida encer kedalam tabung

reaksi sebanyak 10 ml.

kemudian masukkan sepotong

aluminium yang telah

dibersihkan.

Lebih banyak gelembung

dari pada H2SO4 pekat

HCl

(pekat)

Memasukkan larutan asam

klorida pekat kedalam tabung

reaksi sebanyak 10 ml.

kemudian masukkan sepotong

Lebih banyak gelembung

dari pada HCl encer

Page 4

Page 5: Korosi Logam Doni

aluminium yang telah

dibersihkan.

NaOH

(encer)

Memasukkan larutan natrium

hidroksida kedalam tabung

reaksi sebanyak 10 ml.

kemudian masukkan sepotong

aluminium yang telah

dibersihkan.

Terdapat gelembung

yang paling banyak ari

pada larutan lainnya.

VI. Analisis Data dan Jawaban Tugas

A. Analisis Data :

Reaksi Alumunium dengan air :

3H2O + 2Al3+ → Al2O3 + 6H+

Reaksi Alumunium dengan asam sulfat :

3H2SO4 + 2Al3+ → Al2(SO4)3 + 6H+

Reaksi alumunium dengan asam klorida encer :

3HCl + Al3+ → AlCl3 + 3H+

Reaksi alumunium dengan asam klorida pekat:

3HCl + Al3+ → AlCl3 + 3H+

Reaksi alumunium dengan natrium hidroksida encer (basa) :

3NaOH + Al3+ → Al(OH)3 + 3Na+

Berdasarkan hasil percobaan alumunium paling cepat mengalami

reaksi dalam larutan HCl 2 M, meskipun Alumunium bersifat

amfoter yaitu bisa bereaksi dengan asam maupun basa, tetapi

pada larutan asam yang konsentrasinya lebih besar, maka proses

korosi pun berlangsung lebih cepat.

Page 5

Page 6: Korosi Logam Doni

Dalam larutan air suling (H2O) tidak terjadi apa-apa pada

alumunium, hal ini disebabkan karena sifat reduktor alumunium

cukup baik, dan harga potensial reduksinya (Eo = - 1,66 volt) cukup

negatif untuk mudah bereaksi dengan air dan oksigen.

B. Jawaban Tugas

1. Tuliskanlah reaksi antara logam aluminium dengan :

a. Air suling/akuades

b. Larutan H2SO4 encer

c. Larutan HCl encer

d. Larutan HCl pekat

e. Larutan NaOH

2. Dalam larutan manakah aluminium terkorosi? Jelaskan!

3. Dalam larutan manakah aluminium tidak terkorosi? Mengapa, jelaskan

secara singkat!

Jawaban :

1. Reaksi Alumunium dengan air :

3H2O + 2Al3+ → Al2O3 + 6H+

Reaksi Alumunium dengan asam sulfat :

3H2SO4 + 2Al3+ → Al2(SO4)3 + 6H+

Reaksi alumunium dengan asam klorida encer :

3HCl + Al3+ → AlCl3 + 3H+

Reaksi alumunium dengan asam klorida pekat:

3HCl + Al3+ → AlCl3 + 3H+

Reaksi alumunium dengan natrium hidroksida encer (basa) :

3NaOH + Al3+ → Al(OH)3 + 3Na+

Page 6

Page 7: Korosi Logam Doni

2. Larutan HCl pekat, NaOH, HCl encer, dan H2SO4 adalah

larutan yang menyebabkan alumunium terkorosi. Karena keempat larutan

ini memiliki kerapatan yang lebih tinggi dibandingkan aluminium sehingga

dapat mendesak ion-ion aluminium yang mengakibatkan aluminium

tersebut terkorosi.

3. Larutan akuades adalah larutan yang tidak menyebabkan alumunium

terkorosi. Karena larutan ini memiliki kerapatan yang sama rendahnya

dengan aluminium yang menyebabkan tidak terjadi korosi pada aluminium.

VII. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Dalam percobaan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

alumunium dapat bereaksi dengan larutan asam maupun basa atau bisa

disebut amfoter. Sedangkan dengan air alumunium tidak mengalami

reaksi yang berarti karena mempunyai harga potensial reduksi yang

cukup sulit untuk bereaksi dengan air.

B. Saran

Hendaknya sarana dalam praktikum bisa lebih optimal agar kelancaran

dalam praktikum juga lebih optimal.

VIII. Daftar Pustaka

Tim Pengajar Kimia Dasar, Petunjuk Praktikum Kimia Dasar, Palangka

Raya, 2009

Irfan Anshory, Acuan Pelajaran KIMA SMU Jilid 3, Jakarta, Erlangga,

2000

Michael Purba, Kimia 2000 Untuk SMU Kelas 3, Jakarta, Erlangga, 1997

IX. Lampiran

Laporan sementara praktikum.

Page 7