korelasi nilai n-spt dengan parameter kuat geser tanah

9
Geoteknik Konferens i Nasional Teknik Sip il 7 (KoNTe kS 7) Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 G-99 KORELASI NILAI N-SPT DENGAN PARAMETER KUAT GESER TANAH UNTUK WILAYAH JAKARTA DAN SEKITARNYA (133G) Desiana Vidayanti 1 , Pintor T Simatupang 2 , Sido Silalahi 3 1 Program Studi Teknik Sipil, FTP D, Universitas Mercu Buana  Jl.Meruya Selatan, Jakarta Bar at   11650. Telp 021 5840816  Email : [email protected] 2 Program Studi Teknik Sipil, FTP D, Universitas Mercu Buana  Jl.Meruya Selatan, Jakarta Bar at   11650. Telp 021 5840816  Email : [email protected] 3 Progr am Studi Teknik Sip il, FTPD, Univers itas Merc u Buana  Jl.Meruya Selatan, Jakarta Bar at   11650. Telp 021 5840816 ABSTRAK Dalam preliminary design maupun desain lanjut suatu fundasi ada kalanya diperlukan interpretasi parameter tanah yang diperoleh dari upaya korelasi tanah, selain tentunya data utama berasal dari penyelidikan tanah lengkap. Korelasi yang biasa dilakukan selama ini dengan bantuan grafik maupun tabel, telah dibuat oleh para ahli tanah yang sebagian besar berasal d ari luar Indonesia. Penelitian ini akan melihat sebaran data dan antara nilai N-SPT dengan parameter kuat geser tanah untuk tanah di Jakarta dan sekitarnya. Penelitian menggunakan data sekunder dengan memanfaatkan data soil investigation yang sudah ada. Adapun yang menjadi acuan adalah grafik korelasi antara N-SPTdengan Su, oleh Terzaghi & Peck,1967 dan Sowers, 1979, serta persamaan antara N-SPTdengan Ød dari Ohsaki dkk, 1959 ;Dunham, 1954; Peck,dkk, 1953, serta Hatanaka & Uchida, 1996. Metodologi yang dilaksanakan yaitu : pengumpulan data penyelidikan tanah untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya. Kemudian dila kukan penyeleksian, peng elompokan dan plot data N-SPT terhada p c dan Ø, serta analisis dan perbandingan dengan grafik korelasi tersebut. Dari plot data antara data N-SPT dan Ø, untuk tanah Jakarta dan sekitarnya diperoleh persamaan Ød = (13N) 0,5 + 15. Kemudian Untuk plot data terhadap grafik Hatanaka & Uchida, 1996 terlihat terdapatnya perbedaan. Sedangkan terhadap grafik hubungan antara N  SPT de ngan Cu (S u) oleh Terzaghi & Peck,1967 dan Sowers, 1979 sebaran data menunjukkan kesamaan area. Kata Kunci: korelasi, N-SPT; grafik; parameter; kekuatan geser 1. PENDAHULUAN Dalam merencanakan suatu sub structure tentunva membutuhkan data-data tentang parameter tanah yang didapat dari hasil penyelidikan tan ah baik di lapangan maupun di laboratorium. Namun ada kalanya data tidak cukup dan tidak memungkinkan dilakukan pengujian lagi, sehingga interpretasi dan korelasi parameter melalui grafik-grafik yang sudah ada akan sangat membantu. Oleh karena itu sampai saat ini, grafik-grafik maupun tabel korelasi parameter masih sangat diperlukan. Korelasi tanah juga digun akan oleh para praktisi dalam memberikan gambaran umum mengenai sifat-sifat tanah, berikut pertimbangan awal dalam melakukan rencana pendahuluan desain fundasi. Pemakaian korelasi parameter-parametertanah hasil uji laboratorium pada saat ini telah dik embangkan dan dipublikasikan oleh para ahli tanah. Tetapi pembuatan g rafik-grafik korelasi parameter tanah y ang banyak dipakai selama ini dibuat sebagian besar berasal dari luar Indonesia untuk tan ah di luar Indonesia. Salah satu korelasi yang umum dipakai adalah hubungan dengan nilai N-SPT. Uji penetrasi standar (SPT = Standard Penetration Test ) adalah salah satu jenis uji tanah yang sering digunakan untuk mengetahui daya dukung tanah selain CPT. SPT dilaksanakan bersamaan dengan pengeboran untuk mengetahui baik perlawanan dinamik tanah maupun pengambilan contoh terganggu dengan teknik penumbukan. Uji SPT terdiri atas uji pemukulan tabung belah dinding tebal ke dalam tanah dan disertai pengukuran jumlah pukulan untuk memasukkan tabung belah sedalam 300 mm (1 ft) vertical. SPTdilakukan dengan memukul sebuah tabung standar kedalam lubang bor sedalam 450 mm menggunakan palu 63,5 kg yang jatuh bebas dari ketinggian 760 mm. Yang dihitung adalah jumlah pukulan untuk melakukan penetrasi sedalam 150 mm . Jumlah pukulan y ang digunakan adalah pada penetrasi sedalam 300 mm terakhir.

Upload: dian-prasetyawati

Post on 15-Oct-2015

543 views

Category:

Documents


29 download

DESCRIPTION

KORELASI NILAI N-SPT DENGAN PARAMETER KUAT GESER TANAH

TRANSCRIPT

  • Geoteknik

    Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

    Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 G - 99

    KORELASI NILAI N-SPT DENGAN PARAMETER KUAT GESER TANAH UNTUKWILAYAH JAKARTA DAN SEKITARNYA

    (133G)Desiana Vidayanti1, Pintor T Simatupang2, Sido Silalahi3

    1Program Studi Teknik Sipil, FTPD, Universitas Mercu BuanaJl.Meruya Selatan, Jakarta Barat * 11650. Telp 021 5840816

    Email : [email protected] Studi Teknik Sipil, FTPD, Universitas Mercu BuanaJl.Meruya Selatan, Jakarta Barat * 11650. Telp 021 5840816

    Email : [email protected] Studi Teknik Sipil, FTPD, Universitas Mercu BuanaJl.Meruya Selatan, Jakarta Barat * 11650. Telp 021 5840816

    ABSTRAK

    Dalam preliminary design maupun desain lanjut suatu fundasi ada kalanya diperlukan interpretasiparameter tanah yang diperoleh dari upaya korelasi tanah, selain tentunya data utama berasal daripenyelidikan tanah lengkap. Korelasi yang biasa dilakukan selama ini dengan bantuan grafikmaupun tabel, telah dibuat oleh para ahli tanah yang sebagian besar berasal dari luar Indonesia.

    Penelitian ini akan melihat sebaran data dan antara nilai N-SPT dengan parameter kuat geser tanahuntuk tanah di Jakarta dan sekitarnya. Penelitian menggunakan data sekunder denganmemanfaatkan data soil investigation yang sudah ada. Adapun yang menjadi acuan adalah grafikkorelasi antara N-SPTdengan Su, oleh Terzaghi & Peck,1967 dan Sowers, 1979, serta persamaanantara N-SPTdengan d dari Ohsaki dkk, 1959 ;Dunham, 1954; Peck,dkk, 1953, serta Hatanaka &Uchida, 1996. Metodologi yang dilaksanakan yaitu : pengumpulan data penyelidikan tanah untukwilayah Jakarta dan sekitarnya. Kemudian dilakukan penyeleksian, pengelompokan dan plot dataN-SPT terhadap c dan , serta analisis dan perbandingan dengan grafik korelasi tersebut.Dari plot data antara data N-SPT dan , untuk tanah Jakarta dan sekitarnya diperoleh persamaand = (13N)0,5 + 15. Kemudian Untuk plot data terhadap grafik Hatanaka & Uchida, 1996 terlihatterdapatnya perbedaan. Sedangkan terhadap grafik hubungan antara NSPT dengan Cu (Su) olehTerzaghi & Peck,1967 dan Sowers, 1979 sebaran data menunjukkan kesamaan area.Kata Kunci: korelasi, N-SPT; grafik; parameter; kekuatan geser

    1. PENDAHULUANDalam merencanakan suatu sub structure tentunva membutuhkan data-data tentang parameter tanah yang didapatdari hasil penyelidikan tanah baik di lapangan maupun di laboratorium. Namun ada kalanya data tidak cukup dantidak memungkinkan dilakukan pengujian lagi, sehingga interpretasi dan korelasi parameter melalui grafik-grafikyang sudah ada akan sangat membantu. Oleh karena itu sampai saat ini, grafik-grafik maupun tabel korelasiparameter masih sangat diperlukan. Korelasi tanah juga digunakan oleh para praktisi dalam memberikan gambaranumum mengenai sifat-sifat tanah, berikut pertimbangan awal dalam melakukan rencana pendahuluan desain fundasi.

    Pemakaian korelasi parameter-parametertanah hasil uji laboratorium pada saat ini telah dikembangkan dandipublikasikan oleh para ahli tanah. Tetapi pembuatan grafik-grafik korelasi parameter tanah yang banyak dipakaiselama ini dibuat sebagian besar berasal dari luar Indonesia untuk tanah di luar Indonesia. Salah satu korelasi yangumum dipakai adalah hubungan dengan nilai N-SPT.

    Uji penetrasi standar (SPT = Standard Penetration Test) adalah salah satu jenis uji tanah yang sering digunakanuntuk mengetahui daya dukung tanah selain CPT. SPT dilaksanakan bersamaan dengan pengeboran untukmengetahui baik perlawanan dinamik tanah maupun pengambilan contoh terganggu dengan teknik penumbukan. UjiSPT terdiri atas uji pemukulan tabung belah dinding tebal ke dalam tanah dan disertai pengukuran jumlah pukulanuntuk memasukkan tabung belah sedalam 300 mm (1 ft) vertical. SPTdilakukan dengan memukul sebuah tabungstandar kedalam lubang bor sedalam 450 mm menggunakan palu 63,5 kg yang jatuh bebas dari ketinggian 760mm. Yang dihitung adalah jumlah pukulan untuk melakukan penetrasi sedalam 150 mm. Jumlah pukulan yangdigunakan adalah pada penetrasi sedalam 300 mm terakhir.

  • Geoteknik

    G - 100

    Nilai SPT dapat digunakan untuk menghitung sifatfricition angle (), relative density (Dr), kapasitas dukung dan penurunan, kecepatan gelombang geser (tanah, maupun potensi likuifaksi. Di sisi lain, uji SPT yang sebenarnya dikembangkan untuk tanah berbutelah diaplikasikan untuk pada tanah berbutir halus untuk memperkirakan sifatundrained compressive strength (qu),undrained shear strength

    2. KORELASI NILAI N-SPT DENGAN PPada tanah pasirSeperti kita ketahui tanah pasir adalah tanah yang tidak berkohesi. Kuat gesernya (ditentukan oleh parameter sudut geser dalam ((,) atau (d). Harga d sering dihitung dari persamaan empiris menggunakan nilai Npersamaan yang terkait, antara lain :

    d = (20N)0,5 + 15...(Ohsaki dkk, 1959)d = (15N)0,5 + 15 45..(Japan Road Association, 1990)d = (12N)0,5 + 25 (anguler and welld = (12N)0,5 + 20 (round, welld = (12N)0,5 + 15 (round and unifor

    d = (0,3N)0,5 + 27.(Peck,dkk, 1953)Di samping itu grafik korelasi nilai N SPT terhadap(1953), De Mello (1971), Bolton M.D (1986), Skempton A.Wsebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.

    Gambar 1.Internal friction angle

    Pada tanah lempungKekuatan geser pada tanah lempung diistilahkan dengan kohesi (c)compressive strength), yaitu qu. Khusus untukUU (unconsolidated undrained triaxial test)UCS yang menghasilkan harga qu, dihitung melalui persamaan 1. (Hara,dkk,1974)

    Banyak usaha telah dilakukan untuk mengkorelasikan nilai Nshear strength) atau kuat tekan bebas qu (antara qu vs N SPT dilaksanakan oleh Terzaghi & Peck (1967), sedangkan korelasi nilai N vsstrength, Su diperlihatkan dalam Gambar 2

    Konferensi Nasional Teknik Sipil 7

    Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta

    Nilai SPT dapat digunakan untuk menghitung sifat-sifat statis dan dinamis tanah berbutir kasar seperti(Dr), kapasitas dukung dan penurunan, kecepatan gelombang geser (

    tanah, maupun potensi likuifaksi. Di sisi lain, uji SPT yang sebenarnya dikembangkan untuk tanah berbutelah diaplikasikan untuk pada tanah berbutir halus untuk memperkirakan sifat-sifat engineeringnyaundrained compressive strength (qu),undrained shear strength (Su) dan koefisien kompresibilitas volume (

    SPT DENGAN PARAMETER KUAT GESER TANAH

    Seperti kita ketahui tanah pasir adalah tanah yang tidak berkohesi. Kuat gesernya (shear strengthditentukan oleh parameter sudut geser dalam (angel of internal friction) , dalam kondisi drained sh

    sering dihitung dari persamaan empiris menggunakan nilai N

    + 15...(Ohsaki dkk, 1959)

    45..(Japan Road Association, 1990)

    + 25 (anguler and well-grained soil particles)+ 20 (round, well-grained or anguler & uniform grained ) (Dunham, 1954) (3)+ 15 (round and uniform-grained soil particles)

    + 27.(Peck,dkk, 1953)

    Di samping itu grafik korelasi nilai N SPT terhadap antara lain telah dibuat oleh Peck, Hanson dan Thornburn(1953), De Mello (1971), Bolton M.D (1986), Skempton A.W (1986) maupun Hatanaka & Uchida (1996)sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.

    Internal friction angle untuk tanah pasir dari data SPT (Hatanaka & Uchida, 1996)

    Kekuatan geser pada tanah lempung diistilahkan dengan kohesi (c) atau kekuatan tekan tak tersekap (, yaitu qu. Khusus untuk undrained shear strength (Su), diperoleh dari pengujian triaksial

    unconsolidated undrained triaxial test) maupununconfined compressive strength (UCS). Adapun hUCS yang menghasilkan harga qu, dihitung melalui persamaan 1. (Hara,dkk,1974)

    Su = 0.5 qu

    Banyak usaha telah dilakukan untuk mengkorelasikan nilai N-SPT dengan kuat geser undrained, Su (bas qu (unconfined compressive strength). Penelitian awal mengenai hubungan

    antara qu vs N SPT dilaksanakan oleh Terzaghi & Peck (1967), sedangkan korelasi nilai N vsSu diperlihatkan dalam Gambar 2

    Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

    Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

    is tanah berbutir kasar seperti internal(Dr), kapasitas dukung dan penurunan, kecepatan gelombang geser (vs) dari

    tanah, maupun potensi likuifaksi. Di sisi lain, uji SPT yang sebenarnya dikembangkan untuk tanah berbutir kasarengineeringnya, seperti

    ) dan koefisien kompresibilitas volume (mv).

    ARAMETER KUAT GESER TANAH

    shear strength) semata-matadalam kondisi drained shear strength

    sering dihitung dari persamaan empiris menggunakan nilai N-SPT. Ada beberapa

    (1)(2)

    ) (Dunham, 1954) (3)

    (4) antara lain telah dibuat oleh Peck, Hanson dan Thornburn

    (1986) maupun Hatanaka & Uchida (1996)

    untuk tanah pasir dari data SPT (Hatanaka & Uchida, 1996)

    atau kekuatan tekan tak tersekap (unconfined(Su), diperoleh dari pengujian triaksial

    (UCS). Adapun harga Su dari

    (5)SPT dengan kuat geser undrained, Su (undrained

    ). Penelitian awal mengenai hubunganantara qu vs N SPT dilaksanakan oleh Terzaghi & Peck (1967), sedangkan korelasi nilai N vs undrainedshear

  • Geoteknik

    Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

    Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 G - 101

    Tabel 1. Korelasi antara qu NSPT (Terzaghi & Peck 1967)Consistency SPT-N Qu (kPa)Very softSoftMediumStiffVery stiffHard

    < 22 - 44 * 88 -1515 - 30> 30

    < 2525 * 5050 -100100 -200200 * 400> 400

    Gambar 2.Korelasi nilai N SPT vs Su (Terzaghi & Peck, 1967; Sowers, 1979)

    3. TUJUAN PENELITIANSebagaimana dikemukakan di awal, bahwa grafik-grafik korelasi umumnya dibuat untuk tanah di luar Indonesia,maka penelitian ini akan melihat sebaran data dan bentuk hubungan antara nilai N-SPT dengan parameter kuat gesertanah untuk tanah di DKI Jakarta dan sekitarnya, dengan memanfaatkan hasil soil investigationyang telah dilakukanuntuk berbagai proyek pembangunan struktur. Adapun yang menjadi acuan adalah persamaan empiris hubunganantara N-SPT dan d yang dikemukakan pada persamaan (1) sampai dengan (4). Kemudian grafik yang menjadiacuan adalah grafik korelasi antara N-SPTdengan Su, oleh Terzaghi & Peck,1967 dan Sowers, 1979, serta korelasiantara N-SPTdengan oleh Hatanaka dan Uchida (1996).

    4. METODE PENELITIANLangkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3 berikut ini.

    Gambar 3. Diagram alir pelaksanaan penelitian

    Pengumpulan data

    Seleksidata

    Pengelompokan data sesuai wilayah

    Plot data

    Buang

    Memenuhi kriteria

    Tidak memenuhi

  • Geoteknik

    Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

    G - 102 Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

    Pengumpulan DataData yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari laporan soil investigationyang berasal dari berbagaisumber, baik instansi pemerintah maupun perusahaan swasta di area DKI Jakarta dan sekitarnya.Dipilih yangmemiliki data uji lapangan (sondir dan SPT) serta data uji laboratorium (sieve analysis & hydrometer analysis,Atterberg limits, triaxial, unconfined compressive, direct shear,konsolidasidan lain-lain).

    Seleksi dan validasi dataMutu dan kelengkapan data merupakan salah satu hal yang penting untuk suatu penelitian, untuk itu diperlukanseleksi data yang ketat. Kriteria seleksi data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    a. Mengingat yang akan diplot adalah parameter kuat geser tanah pasir dan lempung, maka dipilih laporanyang memiliki pengujian triaxialUU dan unconfined compressive strength.

    b. Kelogisan dan konsistensi data. Data yang tidak konsisten maupun tidak logis maka tidak dapat dipakai(dibuang). Contoh :- pada lokasi tersebut disebutkan tanahnya lempung murni, ternyata parameter yang dicantumkan justrubukan c namun .- data yang tidak konsisten antara jenis tanah dengan klasifikasikan tanah, misalnya jenis tanah tercantumsandy silt tetapi pada klasifikasi disebutkan SW.

    c. Pada kedalaman yang sama, bila ada data yang memiliki nilai c atau yang sangat jauh berbeda dari datayang lainnya, tetapi memiliki nilai N-SPT yang sama maka data tersebut tidak dipakai atau dibuang. Ataunilai N-SPT kecil tetapi memiliki nilai c yang besar, maka data c atau tersebut tidak dipakai, begitu jugasebaliknya bila N-SPT nya besar, tetapi memiliki nilai c atau yang kecil.

    Pemetaan dan pengelompokan dataa. Data dicatat dan dikelompokkan pada tabel tertentu berdasarkan wilayah di Jabodetabek. Yang dicatat

    adalah lokasi, kedalaman sampel, nilai N-SPT, deskripsi tanah per kedalaman, kohesi (c) dan sudut geserdalam () dari hasil pengujian triaxial, direct shear maupununconfined compressive strength.

    b. Untuk pasir murni, maka yang dicatat adalah tanah pasir yang memiliki nilai = 20c. Data yang telah dimasukkan kedalam tabel di atas (poin a) kemudian dikelompokan per kedalaman.d. Untuk plot data ke dalam Grafik Terzaghi & Peck,1967 dan Sowers, 1979, yang dicatat adalah NSPT,

    jenis dan klasifikasi tanah, nilai Cu ( Su), serta lokasi.e. Sedangkan untuk plotdata ke dalam Grafik Hatanaka & Uchida, yang dicatat adalah NSPT, jenis dan

    klasifikasi tanah, nilai , serta lokasi.Plot data

    Ke dalam persamaan Ohsaki,dkk (1959), Japan Road Association (1990),dan Dunham (1954).Langkah pengeplotan data adalah sebagai berikut :a. Dari data yang telah dicatat sebelumnya, pada tanah yang berjenis pasir harga ditabelkan berdasarkan

    nilai NSPT dan klasifikasinya.b. Perhitungan nilai d berdasarkan persamaan (1) sampai dengan (4), kemudian diplot ke dalam grafik.

    Ke dalam Grafik Hatanaka & UchidaLangkah pengeplotan data adalah sebagai berikut :c. Dari data yang telah dicatat sebelumnya, pada tanah yang berjenis pasir harga ditabelkan berdasarkan

    nilai NSPT dan klasifikasinya.d. Sebelum diplot nilai NSPT lapangan dikoreksi dengan rumus :

    ( N1) 60 = Nm CN CE CB CR CS (2)Di mana Nm = measured standard penetration resistence

    CN = depth correctin factorCE = hammer energy ratio ( ER ) correction factor

    CB = borehole diameter correction factorCR = rod leght correction factorCS = correction factor for samplers with or without liners

  • Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

    Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24

    Tabel 2. Nilai Koreksi N

    Contoh perhitungan nilai koreksi NNilaiCN hasil dari nilai tegangan overburden yaitu : (PNilaiCEhasil dari nilai koreksi energi ratio jenis hammer yang dipakai yaitu : 1,2NilaiCBhasil dari nilai koreksi diameter lubang bor yaitu : 1NilaiCRhasil dari nilai koreksi panjang batang bor yaitu : 0,95NilaiCShasil dari nilai koresi metode pengambilan sample yaitu : 1Maka ( N1) 60 = N

    e. Setelah nilai N SPT lapangan dikoreksi, lalu diplot kedalam grafik dengan memasukan nilai Nkoreksi dan

    Ke dalam grafik Terzaghi & Peck,1967 dan Sowers, 1979a. Dari tanah yang benar-benar termasuk lempung murni, kemudian dilakukan pencatatan Cu (Su)

    sesuai dengan nilai N-SPT, dan klasifikasi tanah (berdasarkan USCS)b. Plot nilai Cu (Su) yang sebelumnya

    dan nilai N - SPT ke dalam grafik.c. Tanah yang bukan lempung murni, tapi mempunyai data Cu(Su) dari pengujian UCS juga diplot,

    untuk sekedar mengetahui gambaran posisi terhadap grafik tersebut.

    5. HASIL DAN PEMBAHASANDari seluruh data yang dikumpulkan, laporan penyelidikan tanah yang memenuhi kriteria dan dapat dipakaisebanyak 62 laporan (62 proyek).Pencatatan keseluruhan data dapat dilihat pada Tabel 3, sedangkan pengelompokandata per kedalaman dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.Pencatatan Cu (Su) maupun6.Adapun hasil dari plot data dapat dilihat pada Gambar 4 untukserta Gambar 5 untuk Grafik Hatanaka & Uchida

    (KoNTekS 7)

    Surakarta, 24-26 Oktober 2013

    Tabel 2. Nilai Koreksi N-SPT Lapangan (Youd & Idriss,1997)

    Contoh perhitungan nilai koreksi N SPT lapangan dengan nilai Nm = 20hasil dari nilai tegangan overburden yaitu : (Pa / vo )0.5 = ( 6,5 / (1,78 x 5.5 )hasil dari nilai koreksi energi ratio jenis hammer yang dipakai yaitu : 1,2hasil dari nilai koreksi diameter lubang bor yaitu : 1hasil dari nilai koreksi panjang batang bor yaitu : 0,95hasil dari nilai koresi metode pengambilan sample yaitu : 1

    = Nm CN CE CB CR CS= 20 x 0,81 x 1,2 x 1 x 0.95 x 1 = 18,47

    SPT lapangan dikoreksi, lalu diplot kedalam grafik dengan memasukan nilai N

    Ke dalam grafik Terzaghi & Peck,1967 dan Sowers, 1979-benar termasuk lempung murni, kemudian dilakukan pencatatan Cu (Su)SPT, dan klasifikasi tanah (berdasarkan USCS)

    Plot nilai Cu (Su) yang sebelumnya telah diberi warna sesuai dengan klasifikasi tanah tersebutSPT ke dalam grafik.

    Tanah yang bukan lempung murni, tapi mempunyai data Cu(Su) dari pengujian UCS juga diplot,untuk sekedar mengetahui gambaran posisi terhadap grafik tersebut.

    IL DAN PEMBAHASANDari seluruh data yang dikumpulkan, laporan penyelidikan tanah yang memenuhi kriteria dan dapat dipakaisebanyak 62 laporan (62 proyek).Pencatatan keseluruhan data dapat dilihat pada Tabel 3, sedangkan pengelompokan

    at dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.Pencatatan Cu (Su) maupunAdapun hasil dari plot data dapat dilihat pada Gambar 4 untuk Grafik Terzaghi & Peck,1967 dan Sowers, 1979

    Grafik Hatanaka & Uchida

    Geoteknik

    G - 103

    SPT Lapangan (Youd & Idriss,1997)

    = ( 6,5 / (1,78 x 5.5 ) 0.5 = 0,81hasil dari nilai koreksi energi ratio jenis hammer yang dipakai yaitu : 1,2

    SPT lapangan dikoreksi, lalu diplot kedalam grafik dengan memasukan nilai NSPT

    benar termasuk lempung murni, kemudian dilakukan pencatatan Cu (Su)

    telah diberi warna sesuai dengan klasifikasi tanah tersebut

    Tanah yang bukan lempung murni, tapi mempunyai data Cu(Su) dari pengujian UCS juga diplot,

    Dari seluruh data yang dikumpulkan, laporan penyelidikan tanah yang memenuhi kriteria dan dapat dipakaisebanyak 62 laporan (62 proyek).Pencatatan keseluruhan data dapat dilihat pada Tabel 3, sedangkan pengelompokan

    at dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.Pencatatan Cu (Su) maupun dapat dilihat pada TabelGrafik Terzaghi & Peck,1967 dan Sowers, 1979

  • Geoteknik

    G - 104

    Tabel 3. Contoh pencatatan keseluruhan data per lokasi

    Tabel 4. Contoh data pengelompokan per kedalaman untuk n

    Tabel 5. Contoh pengelompokan data per kedalaman untuk n

    No Lokasi( Bor )

    1 Jalan kuta elok kelapa gading ( B1)Jakarta - Utara

    2 Jalan villa permata gading ( B1 )Jakarta - Utara

    3 Jalan Margonda ( B1)Depok

    11,0 - 11,5

    ( B2 )

    11,0 - 11,5

    ( B3 )

    11,0 - 11,5

    N - SPT Deskripsi Tanah Cu

    4 Silt ( ML ) 0.29

    4 Silt ( MH ) 0.55

    4 Silt ( ML ) 0.53

    5 Silty Clay ( CH ) 3.03

    6 Silty Clay ( CH ) 1.68

    4 Silty Clay ( CH ) 1.19

    5 Clayey Silt ( MH ) 0.43

    11 Silty Clay ( CH ) 2.04

    2 Silty Clay ( CH ) 0.2

    5 Clayey Silt ( MH ) 0.2

    2 Silty Clay ( CH ) 0.3

    5 Silty Clay ( CH ) 0.52

    5 Clayey Silt ( MH ) 1.02

    N - SPT Deskripsi Tanah Cu

    0 Clayey Silt ( MH ) 1.43

    0 Silty Clay ( CH ) 0.53

    0 Silty Clay ( CH ) 0.28

    N - SPT Deskripsi Tanah Cu

    0 Clayey Silt ( MH ) 0.55

    10 Clayey Silt ( MH ) 0.35

    6 Clayey Silt ( MH ) 0.7

    0 Clayey Silt ( MH ) 0.7

    0 Silty Clay ( CH ) 1.48

    0 Silt ( MH ) 1.5

    0 Silt ( MH ) 0.39

    0 Clayey Silt ( MH ) 0.66

    Kedalaman 1,0 - 1,5 m

    Kedalaman 1,5 - 2,0 m

    Kedalaman 2,0 - 2,5 m

    Konferensi Nasional Teknik Sipil 7

    Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta

    bel 3. Contoh pencatatan keseluruhan data per lokasi

    Tabel 4. Contoh data pengelompokan per kedalaman untuk n-spt dan cu (su)

    Tabel 5. Contoh pengelompokan data per kedalaman untuk n-spt dan

    Depth qc N-SPT Deskripsi TanahC C

    ( m ) Kg/cm2 Kg/cm2 Kg/cm2,0 - 2,5 28 0 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0,465,0 - 5,5 10 0 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0,202,0 - 2,5 11 0 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0,235,0 - 5,5 18 0 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0,191,0 - 1,5 12 4 Silt ( ML ) 0 0 0,103,0 - 3,5 23 3 Clayey Silt ( MH ) 0 0 05,0 - 5,5 20 2 Clayey Silt ( MH ) 0 0 07,0 - 7,5 21 3 Silty Clay ( CH ) 0 0 09,0 - 9,5 48 4 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0,14

    11,0 - 11,5 114 8 Clayey Silt ( MH ) 0 0 01,0 - 1,5 17 4 Silt ( MH ) 0 0 03,0 - 3,5 12 3 Clayey Silt ( MH ) 0 0 05,0 - 5,5 11 5 Silty Clay ( MH ) 0 0 07,0 - 7,5 16 6 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0,119,0 - 9,5 25 7 Silt ( MH ) 0 0 0,18

    11,0 - 11,5 24 9 Silt ( ML ) 0 0 01,0 - 1,5 14 4 Silt ( ML ) 0 0 03,0 - 3,5 12 4 Clayey Silt ( MH ) 0 0 05,0 - 5,5 24 8 Clayey Silt ( MH ) 0 0 07,0 - 7,5 17 9 Clayey Silt ( CH ) 0 0 0,89,0 - 9,5 16 4 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0,12

    11,0 - 11,5 21 5 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0,14

    Triaxial Direct Shear

    Cu Lokasi N - SPT Deskripsi Tanah Cu

    0.29 Jakarta Selatan 4 Silty Clay ( CH ) 0.592

    0.55 Jakarta Selatan 12 Silty Clay ( CH ) 0.512

    0.53 Jakarta Selatan 10 Silty Clay ( CH ) 15.977

    3.03 Jakarta Barat 5 Silty Clay ( CH ) 0.702

    1.68 Jakarta Pusat

    1.19 Jakarta Pusat

    0.43 Jakarta Timur

    2.04 Jakarta Selatan N - SPT Deskripsi Tanah Cu

    0.2 Jakarta Barat 0 Clayey Silt ( MH ) 0.55

    0.2 Jakarta Barat 2 Clayey Silt ( MH ) 0.96

    0.3 Jakarta Utara 5 Silty Clay ( CH ) 0.5

    0.52 Jakarta Pusat 8 Clayey Silt ( MH ) 1.18

    1.02 Jakarta Barat 0 Clayey Silt ( MH ) 0.49

    5 Clayey Silt ( MH ) 1.44

    7 Clayey Silt ( MH ) 0.85

    5 Silty Clay ( CH ) 1.77

    Cu Lokasi 5 Silty Clay ( CH ) 0.82

    1.43 Jakarta Timur 7 Clayey Silt ( MH ) 0.75

    0.53 Jakarta Pusat 10 Clayey Silt ( MH ) 1.32

    0.28 Jakarta Selatan 0 Clayey Silt ( MH ) 0.55

    0 Silty Clay ( CH ) 2.1

    0 Silt ( MH ) 1.95

    4 Silty Clay ( CH ) 0.3

    Cu Lokasi 7 Silty Clay ( CH ) 0.44

    0.55 Jakarta Timur 0 Silty Clay ( CH ) 0.63

    0.35 Jakarta Utara 1 Clayey Silt ( MH ) 0.08

    0.7 Jakarta Utara 0 Clayey Silt ( MH ) 1.07

    0.7 Jakarta Utara 7 Silty Clay ( CH ) 0.57

    1.48 Jakarta Selatan 3 Clayey Silt ( MH ) 0.58

    1.5 Jakarta Timur 40 Silt ( MH ) 1.15

    0.39 Jakarta Selatan

    0.66 Jakarta Selatan

    Kedalaman 1,0 - 1,5 m

    Kedalaman 1,5 - 2,0 m

    Kedalaman 2,0 - 2,5 m

    Kedalaman 2,5 - 3,0 m

    Kedalaman 5,0 - 5,5 m

    Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

    Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

    spt dan cu (su)

    spt dan

    UCTC qu

    Kg/cm2 Kg/cm20,46 33 0

    0,20 14 0

    0,23 28 0,70

    0,19 22 0,55

    0,10 25 0,29

    0 0 0,46

    0 0 0,96

    0 0 0,44

    0,14 6,5 0,38

    0 0 0,31

    0 0 0,55

    0 0 0,50

    0 0 0,79

    0,11 23 0,43

    0,18 17,50 0,20

    0 0 0,87

    0 0 0,53

    0 0 1,07

    0 0 1,18

    0,8 10 0,31

    0,12 22 0,55

    0,14 26 0

    Direct Shear

    Cu Lokasi

    0.592 Jakarta Pusat

    0.512 Jakarta Pusat

    15.977 Jakarta Pusat

    0.702 Jakarta Pusat

    Cu Lokasi

    0.55 Jakarta Utara

    0.96 Jakarta Selatan

    0.5 Jakarta Selatan

    1.18 Jakarta Timur

    0.49 Jakarta Timur

    1.44 Jakarta Pusat

    0.85 Jakarta Pusat

    1.77 Jakarta Pusat

    0.82 Jakarta Timur

    0.75 Jakarta Barat

    1.32 Jakarta Selatan

    0.55 Jakarta Utara

    2.1 Jakarta Selatan

    1.95 Jakarta Timur

    0.3 Jakarta Barat

    0.44 Jakarta Barat

    0.63 Jakarta Pusat

    0.08 Jakarta Utara

    1.07 Jakarta Selatan

    0.57 Jakarta Pusat

    0.58 Jakarta Barat

    1.15 Jakarta Utara

    Kedalaman 2,5 - 3,0 m

    Kedalaman 5,0 - 5,5 m

  • Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

    Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24

    Tabel 6. Pecatatan Harga N

    Gambar 4. Plot data wilayah Jakarta dan sekitarnya terhadap grafik Ohsaki (1959),

    ML MH CH

    N-SPT Cu (Kg/cm2)

    0 140 110 50 54 286 110 98 110 140 296

    1 40 16 78

    2 192 6 146 64 60 49.6 40

    3 92 20 100 282 50 88 150 116

    4 58 76 110 106 214 110 238 36 102 60

    5 158 606 288 370 354 86 174 164 40 148

    6 86 336 140 128 62

    7 40 318 154 170 150 114 20 180 106 88

    8 62 236 170 18 222 140 195.6 208 18

    9 174 62 363 202.8 170.2

    10 70 264 92 202.2

    11 408

    12 192 102.4

    13 122

    14

    15 358 566 142 253.6

    16 168 94

    17 134 126

    18 250

    19 98 352 222 34

    20 428.4

    21 235.2 262 272

    22 178 168

    23 338.6 126

    24 258 64

    25 339.8 118 140

    26 254 64 630

    27 387.6

    28

    29 384.2

    30 128 206 244 224

    31

    32 408.4

    33 410 418.4

    34

    35 404 580

    36 404

    37

    38

    39 516

    40 374 230

    41

    42 136 580

    43

    44

    45

    46

    47 200

    48 658.4

    49

    50

    51

    52

    53

    54

    55 216

    56

    57 176

    58

    59

    60 954 212.2 142

    >60

    65 584 100

    (KoNTekS 7)

    Surakarta, 24-26 Oktober 2013

    Tabel 6. Pecatatan Harga N-SPT dan Cu (Su), serta Harga N-SPT dan Sesuai Klasifikasi Tanah

    Gambar 4. Plot data wilayah Jakarta dan sekitarnya terhadap grafik Ohsaki (1959),

    CH

    Cu (Kg/cm2)

    140 296 420 300 390 78 106 126 132 214 150 56 32

    102 60 64 129.6 72.4 252 324 118.4 45.6

    148 104 46.8 140.4 56 112 204 100 88.2

    106 88 178.2

    Geoteknik

    G - 105

    Sesuai Klasifikasi Tanah

    Gambar 4. Plot data wilayah Jakarta dan sekitarnya terhadap grafik Ohsaki (1959),

  • Geoteknik

    G - 106

    Gambar 4. Plot data wilayah Jakarta dan sekitarnya terhadap grafik Hatanaka &Uchi

    Gambar 5. Plot data wilayah Jakarta dan sekitarnya terhadap

    PembahasanDari plot data sudut geser dalam untuk tanah wilayah Jakarta dan sekitarnya terdapat persamaan Ohsaki (1959),Dunham (1954), serta Peck,dkk (1953), ternyata terdapat perbedaan.mempunyai persamaan d = (13N)0,5 + 15. Demikian juga untuk plot data dengan grafik hubungan antara Nyang telah dikoreksi dengan sudut geser dalam yang dibperbedaan.Untuk pencarian korelasi N SPT dengan paramater kohesi, seharusnya data yang diambil adalah dari tanah yangbetul-betul mempunyai jenis lempung, tetapi dari Laporandan sekitarnya), ternyata sebagian besar merupakan tanah yang cenderung berjenis lanau dan berklasifikasi MH(berdasarkan USCS). Kemudian untuk beberapa sampel, pengujian kekuatan gesernya dilakukan melalui lebih dari 1jenis, misalnya direct shear dan UCS,terhadap grafik adalah Cu (Su) terhadap nilai Ndigunakan dan diplot. Walaupun idealnya nilai S

    Pada plot data terhadap grafik hubungan antara N1979, didapat persamaan area klasifikasi tanah CH, dan ML, sedangkan posisi tanah MH berada di area kirtetapi sebagaimana dikemukakan di atas, ini adalah plot data terhadap nilai pengujian

    Konferensi Nasional Teknik Sipil 7

    Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta

    Dunham (1954), serta Peck,dkk (1953).

    Gambar 4. Plot data wilayah Jakarta dan sekitarnya terhadap grafik Hatanaka &Uchi

    Gambar 5. Plot data wilayah Jakarta dan sekitarnya terhadap Grafik Terzaghi & Peck,1967 dan Sowers, 1979

    Dari plot data sudut geser dalam untuk tanah wilayah Jakarta dan sekitarnya terdapat persamaan Ohsaki (1959),serta Peck,dkk (1953), ternyata terdapat perbedaan. Untuk data wilayah Jakarta dan sekitarnya

    + 15. Demikian juga untuk plot data dengan grafik hubungan antara Nyang telah dikoreksi dengan sudut geser dalam yang dibuat oleh Hatanaka & Uchida, 1996 juga terdapat

    Untuk pencarian korelasi N SPT dengan paramater kohesi, seharusnya data yang diambil adalah dari tanah yangbetul mempunyai jenis lempung, tetapi dari Laporan Soil Investigation yang terkumpu

    dan sekitarnya), ternyata sebagian besar merupakan tanah yang cenderung berjenis lanau dan berklasifikasi MH(berdasarkan USCS). Kemudian untuk beberapa sampel, pengujian kekuatan gesernya dilakukan melalui lebih dari 1

    UCS, triaxial dan direct shear, atau triaxial dan UCS. Karena yang akan diplotterhadap grafik adalah Cu (Su) terhadap nilai N-SPT, maka pada tanah yang berjenis lanaupun nilai Cu (Su)digunakan dan diplot. Walaupun idealnya nilai Su relevan untuk tanah yang betul-betul lempung.

    Pada plot data terhadap grafik hubungan antara NSPT dengan Cu (Su)oleh Terzaghi & Peck,1967 dan Sowers,1979, didapat persamaan area klasifikasi tanah CH, dan ML, sedangkan posisi tanah MH berada di area kirtetapi sebagaimana dikemukakan di atas, ini adalah plot data terhadap nilai pengujian UCS.

    Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

    Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

    Gambar 4. Plot data wilayah Jakarta dan sekitarnya terhadap grafik Hatanaka &Uchida,1996

    Grafik Terzaghi & Peck,1967 dan Sowers, 1979

    Dari plot data sudut geser dalam untuk tanah wilayah Jakarta dan sekitarnya terdapat persamaan Ohsaki (1959),Untuk data wilayah Jakarta dan sekitarnya

    + 15. Demikian juga untuk plot data dengan grafik hubungan antara NSPTuat oleh Hatanaka & Uchida, 1996 juga terdapat

    Untuk pencarian korelasi N SPT dengan paramater kohesi, seharusnya data yang diambil adalah dari tanah yangyang terkumpul (untuk tanah Jakarta

    dan sekitarnya), ternyata sebagian besar merupakan tanah yang cenderung berjenis lanau dan berklasifikasi MH(berdasarkan USCS). Kemudian untuk beberapa sampel, pengujian kekuatan gesernya dilakukan melalui lebih dari 1

    Karena yang akan diplotSPT, maka pada tanah yang berjenis lanaupun nilai Cu (Su)-nya

    betul lempung.

    Terzaghi & Peck,1967 dan Sowers,1979, didapat persamaan area klasifikasi tanah CH, dan ML, sedangkan posisi tanah MH berada di area kiri. Akan

    UCS.

  • Geoteknik

    Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

    Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 G - 107

    6. KESIMPULAN

    1. Dari plot data sudut geser dalam untuk tanah wilayah Jakarta dan sekitarnya terdapat persamaan Ohsaki(1959), Dunham (1954), serta Peck,dkk (1953), ternyata terdapat perbedaan. Untuk data wilayah Jakartadan sekitarnya mempunyai persamaan d = (13N)0,5 + 15.

    2. Dari plot nilai sudut geser dalam tanah pasir, , pada Grafik Hatanaka & Uchida, 1996, ternyata terdapatperbedaan.

    3. Dari penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa nilaiundrained shear strength untuk tanah diJakarta dan sekitarnya sesuai dengan korelasi antara Cu(Su) dengan N-SPT dari Grafik Terzaghi & Peck,1967 dan Sowers,1979.

    DAFTAR PUSTAKA

    Bentley & Carter, Correlations of Soil Properties, Pentench Press, London.Das,B.M.(1985).Advanced Soil Mechanics-International Edition, Mc-Graw-Hill,New YorkDas,BM. Alih Bahasa : Noor Endah dan Mochtar,I.B,(1994), Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa

    Geoteknis), Jilid 1 dan 2, Penerbit Erlangga.Hara,A,Ohta,T,Niwa,M,Tanaka,S, and Banno,T.(1974).Shear Modulus and Shear Stength of Cohesive Soils, Soils

    and Foundation.Hatanaka,M dan Uchida,A,(1996),Empirical Correlation Between Penetration Resistance and Internal Friction

    Angle of Sandy Soils, Soils and Foundations Vol 36, No4, 1-9 Dec, 1996.Hary Christady Hardiyatmo,(2002),Mekanika Tanah II, Penerbit Gadjah MadaUniversity Press, Yogyakarta.Holtz, R.D dan Kovacs,RD,(1981),An Introduction To Geotechnical Engineering, Prentince Hall,IncNassaji,F dan Kalantari,B. (2011).SPT Capabilty to Estimate Undrained Shear Strength of Fine Grained Soils of

    Tehran, Iran, EJGE, Vol.16, pp.1229-1238.Rahardjo,P.P, Penyelidikan Geoteknik dengan Uji In-Situ GEC,Parahyangan Chatolic UniversityRahardjo,P.P (2001), In Situ Testing and Soil Properties Correlations,GEC, Parahyangan Chatolic University.Sanglerat G. (1972)The Penetrometer and Soil Exploration,Elsevier Publishing Company.Terzaghi, K and Peck,R.B .(1967) Soil Mechanics in Engineering Practice.John Willey, New York.