kopi rayap afdeling

Upload: aji-dwi-waskito

Post on 06-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Kopi Rayap Afdeling

    1/8

    BAB 1.PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang

    Tanaman kopi (Coffea sp.) termasuk familia Rubiaceae dan merupakan tanaman

    tropis yang banyak diperdagangkan di dunia. Diperdagangan dunia dikenal dua

    macam kopi, yaitu kopi Arabica dan Robusta. Di Indonesia kopi Robusta paling

    banyak yaitu mencapai 87,1 % dari total produksi kopi Indonesia. Sebagian besar

    hasil produksi kopi masuk dalam perdagangan ekspor, dengan negara tujuan Amerika

    Serikat, Jerman, dan Singapura(Aak, 2002). Di dunia perdagangan dikenal beberapa

    golongan kopi, tetapi yang paling sering dibudidayakan hanya kopi arabika, robusta,

    dan liberika. Pada umumnya, penggolongan kopi berdasarkan spesies, kecuali kopi

    robusta. Kopi robusta bukan nama spesies karena kopi ini merupakan keturunan dari

    berapa spesies kopi terutama Coffea canephora (Najiyati dan Danarti, 2004).

    Pengolahan kopi sangat berperan penting dalam menentukan kualitas dan cita

    rasa kopi (Rahardjo, 2012). Peningkatan produksi kopi di Indonesia masih terhambat

    oleh rendahnya mutu biji kopi yang dihasilkan sehingga mempengaruhi

    pengembangan produksi akhir kopi. Hal ini disebabkan, karena penanganan pasca

    panen yang tidak tepat antara lain proses pencucian, sortasi, pengeringan, dan

    penyangraian. Selain itu spesifikasi alat dan mesin yang digunakan juga dapat

    mempengaruhi setiap tahapan pengolahan biji kopi. Pemanenan buah kopi yang

    matang mempengaruhi 50% kualitas kopi. Sementara itu pengolahan pasca panen

    yang tepat mempegaruhi 50% kualitas kopi. Sehingga penanganan pada masing-

    masing proses tersebut harus dikerjakan secara tepat dan selalu diawasi kualitasnya(Panggabean, 2011). Oleh sebab itu, maka diperlukan penanganan pasca panen yang

    tepat untuk mendapatkan kualitas kopi yang bagus, sehingga dapat menigkatkan nilai

    jual komoditi kopi yang dapat meningkatkan perekonomian masyrakat.

  • 7/21/2019 Kopi Rayap Afdeling

    2/8

    1.2Tujuan

    Tujuan dari kunjungan lapang di kebun kopi rayap yaitu :

    1. Agar Mahasiswa mengetahui tentang pengolahan kopi robusta yang ada di Kebun

    Rayap PTPN XII

    2. Agar mahasiswa dapat mempelajari lebih lanjut tentang pengolahan biji kopi yang

    ada di Kebun Rayap PTPN XII

    3. Agar mahasiswa mengetahui tentang alat alat yang digunakan dalam proses

    pengolahan biji kopi yang ada di Kebun Rayap PTPN XII

    4.

    Agar mahasiswa dapat membandingkan teori yang didapat saat perkuliahan dan

    kenyataan dalam lapang tentang proses pengolahan biji kopi serta alat dan mesin

    yang digunakan.

    1.3Manfaat

    Manfaat dari kunjungan lapang ini adalah untuk mengetahui proses

    pengolahan biji kopi robusta mulai dari awal pemanenan hingga pembuatan

    produk komoditi kopi, yaitu bubuk kopi serta untuk mengetahui mesin dan

    peralatan yang digunakan pada saat pengolahan biji kopi di PTPN XII. Selain itu

    juga agar mahasiswa dapat membandingkan teori yang didapatkan dalam kuliah

    dengan praktek yang dilakukan di lapangan (PTPN XII) tentang proses

    pengolahan kopi.

  • 7/21/2019 Kopi Rayap Afdeling

    3/8

    BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Penjelasan Mengenai Proses Biji Kopi yang Ada Di Kebun Rayap

    PTPN XII Kebun Rayap adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

    yang bergerak dibidang Perkebunan yang dikhususkan dalam pengolahan kopi,

    yaitu Kopi Robusta yang dimana dapat tumbuh di daerah dataran rendah dengan

    ketinggian berkisar antara 300 700 mdpl. . Dalam proses atau tahap pengolahan

    kopi di PTPN XII, Kebun Rayap Jember meliputi pemanenan, pencucian, sortasi

    basah, pengupasan kulit buah, pengeringan, penggerbusan, sortas kering dan

    penggudangan.

    Tahapan pertama dalam pengolahan kopi adalah pemanenan. Pemanenan

    dilakukan jika presentase buah kopi 95% berwarna merah dari jumlah tiap

    pohon. Pemanenan pada PTPN XII dilakukan dengan cara pemanenan besar

    besaran. Tahap selanjutnya adalah pencucian. Pencucian buah kopi dilakukan

    dengan menggunakan air bertekanan yang bertuan untuk memebersihkan buah

    kopi dari kotoran yang menepel pada kopi. Selanjutnya, buah kopi tadi yang

    telah dicuci dialirkan kedalam bak penampung (bak shipon) yang kemudian

    dilakukan sortasi dengan cara sortasi basah. Pada tahap sortasi basah ini, kopi

    dipisahkan berdasarkan berat jenis kopi, mutu kopi dibagi menjadi dua, yaitu

    mutu superior dan mutu inferior. Mutu paling baik yaitu mutu superior, dimana

    kopi melayang dalam bak shipon, sedangkan untuk mutu inferior akan

    mengapung pada permukaan bak sipon. Sedangkan yang ada pada dasar bak

    adalah kotoran. Untuk pengolahan yang dilakukan pertama adalah mutu superiordan jika mutu superior telah selesai diolah barulah mutu inferior yang selanjutnya

    diolah. Pada mutu kopi superior akan diolah menjadi kopi, sedangkan pada mutu

    kopi inferior aan diolah menjadi pupuk kompos.

  • 7/21/2019 Kopi Rayap Afdeling

    4/8

    Setelah dilakukan sortasi basah, selanjutnya adalah tahap pengupasan

    dengan mesin vis pulper (pulper tipe double silinder). Mesin vis pulper

    merupakan mesin yang berfungsi untuk mengupas kulit kopi sehingga terpisah

    antara biji kopi dan kulitnya. Mekanisme kerja dari mesin ini adalah berdasarkan

    gerakan dua buah silinder yang berlawanan arah dan biji kopi diantara silinder

    tersebut. Pengupasan kulit buah berlangsung di dalam celah diantara permukaan

    silinder yang berputar (rotor) dan pisau yang diam (stator). Mesin ini digerakkan

    oleh motor bakar bensin 5,5 PK. Pengupasan buah kopi umumnya dilakukan

    dengan menyemprotkan air ke dalam silinder bersamaan dengan buah yang akan

    dikupas.

    Spesifikasi mesin pulper tipe double silinder:

    Kapasitas 1500 kg buah kopi/jam

    Penggerak motor bakar bensin Honda 5,5 PK

    Transmisi pulley dan sabuk karet V

    Bahan pengupas kulit rol ganda

    Rangka mesin baja profil kotak (60x40mm)

    Pelengkap pipa saluran air pencuci

    Proses selanjutnya adalah pengering, fungsinya untuk mengurangi jumlah

    kandungan air pada bahan hingga menjadi 12%, sehingga dapat menjaga

    kestabilan pada saat penyimpanan. Pada proses pengeringan, di PTPN XII

    menggunakan dua metode yaitu pengeringan dengan alat dan pengeringan

    dengan matahari. Alat yang digunakan untuk pengeringan adalah vis dryer

    dan mason dryer, tetapi untuk mason dryer tidak digunakan karena

    penggunaan mason dryer jika hasil panen per hari mencapai 18 ton karena

    kapasitas minimal alat ini adalah 18 ton. Proses pengeringan bertujuan untuk

    menurunkan kadar air biji kopi sebanyak 12 14%. Lama waktu pengeringan

    yaitu selama 12 jam dengan suhu 80oC dan pada tiap 1 jam harus dilakukan

    pengkontrolan dan uji kadar air agar tingkat kematangan dan kadar airnya

    tepat.

  • 7/21/2019 Kopi Rayap Afdeling

    5/8

    Setelah pengeringan, tahap selanjutnya adalah penggerbusan yang bertujuan

    untuk memisahkan kulit tanduk dengan kulit ari berdasarkan perbedaan berat

    jenis. Mesin yang digunakan pada proses penggerbusan adalah mesin huller.

    Mesin huller berfungsi sebagai pemisah antara kulit kopi kering dengan kulit

    tanduk dan kulit ari sehingga diperoleh biji kopi yang bersih dan bermutu.

    Didalam mesin huller ini, biji kopi tersebut dihimpit dan diremas sehingga kulit

    tanduk dan kulit arinya akan terlepas. Pecahan kulit tanduk dan kulit ari setelah

    keluar dari mesin huller terpisah dari biji kopi beras yang akan berjatuhan

    kebawah dan masuk ke dalam wadah.

    Spesifikasi mesin huller:

    Kapasitas 1000 kg/jam

    Penggerak mesin diesel China 24 PK

    Bahan pengupas kulit: Baja

    Rangka mesin: Baja profil kotak

    Pelengkap: Kipas sentrifugal sebagai pemisah kulit

    Setelah dilakukan penggerbusan biji disortasi menggunakan mesin elevator

    dan ayakan yang sudah ada ukuran yang ditentukan. Setelah sortasi dengan alat,selajutnya disortasi kembali oleh para ibu ibu buruh untuk membedakan nilai

    cacat dari biji biji kopi yang nantinya dibedakan menjadi beberapak kualitas

    biji.yaitu kualitas 1, kualitas K, dan kualitas lainnya.

    Setelah selesai tahap sortasi, selanjutnya adalah penggudangan yang berfungsi

    untuk menyimpan hasil panen yang telah disortasi dalam keadaan aman sebelum

    didistribusikan ke konsumen. Pada proses penggudangan ada beberapa factor

    yang harus diperhatikan yaitu tingkat kelembapan di dalam gudang, kebersihan

    gudang, kadar air, jumlah tumpukan sak, dan system penerangan. Untuk

    penyimpanan, jarak yang harus diperhatikan antara dinding dan bahan yaitu

    antara 7-8 cm agar bahan tidak rusak, dan agar tidak mengurangi mutu dari biji

    kopi.

  • 7/21/2019 Kopi Rayap Afdeling

    6/8

    2.2 Penjelasan Proses Pengolahan Biodiesel yang ada di Rayap

    Biodiesel merupakan produk turunan dari biofuel, Biodiesel merupakan bahan

    bakar alternative yang sangat menajanjikan dan dapat diperoleh dari minyak

    tumbuhan dan minyak bekas melalui esterifikasi dengan alcohol (Pamuji, dkk

    2004; Garpen 2005). Perbedaan biofuel dan biodiesel adalah karena adanya

    penambahan bahan kimia berupa methanol pada proses pengekstrakan minyak.

    Bahan yang digunakan utuk membuat biodiesel adalah biji jarak, biji karet, biji

    kapuk (klenteng) dan kopra.

    Tahapan proses yang dilakukan untuk pengolahan biodiesel yaitu :2.2.1 .Penimbangan bahan dan Bahan dimasukkan pada alat hopper.

    Hopper berfungsi untuk menghancurkan bahan yang akan dibuat biodiesel.

    Sehingga ukuran bahan menjadi kecil dan mudah untuk mengekstrak minyak.

    2.2.2. Penggepresan (screw press)

    Pengepresan menggunakan screw press berfungsi untuk mengekstrak minyak

    pada bahan. Alat bekerja dengan menggunakan tekanan, sehingga minyak akan

    keluar dan sisa (bungkil) terpisah.

    2.2.3. Pengendapan

    Pengendapan dilakukan untuk memudahkan proses purifikasi dan

    mengendapkan ampas yang masih tersisa pada filtrat. Proses pengendapan

    dilakukan selama 24 jam agar gliserol terpisah dari metal eter, sehingga minyak

    dan limbah akan terpisah.

    2.2.4.Purifikasi

    Purifikasi dilakukan dengan menggunakan proses sentrifus dengan kecepatan

    6000 rpm. Sentrifugasi merupakan cara mekanis untuk memisahkan komponen

    dari camouran dan partikel padat dengan menggunakan gaya sentrifugal

    sehingga dapat mempercepat fase terdispersi. Purifikasi berfungsi untuk

    memisahkan minyak murni dengan ampas (limbah).

  • 7/21/2019 Kopi Rayap Afdeling

    7/8

    2.2.5.Tangki penampungan

    Tangki penampungan ini digunakan untuk menampung biofuel yang sudah

    jadi sebelum digunkan untuk bahan bakar mobil.

    2.2.6..Converter

    Converter merupakan alat yang berfungsi mengkonversi bahan bakar biofuel

    menjadi biodiesel agar dapat digunakan pada kendaraan bermotor maupun

    mobil. Proses ini sangat sulit dikembangkan karena membutuhkan biaya yang

    sangat mahal. Biofuel setelah proses sentrifugasi menjadi sangat jernih.

    2.3 Perbandingan proses pengolahan biji kopi yang ada di Rayap dengan teori

  • 7/21/2019 Kopi Rayap Afdeling

    8/8

    DAFTAR PUSTAKA

    Aak (2002)Budidaya Tanaman Kopi. Penerbit Kanisisus,Yogyakarta.

    Gerpen, J.V., 2005.Biodiesel processing and production.Fuel Processing Technology

    86, 1097-1107

    Najiyati dan Danarti. 2004.Kopi Budidaya dan Penanganan Lepas Panen, Edisi

    Revisi. Jakarta: Penebar Swadaya.

    Pamuji, Lanang, Maulana,Y.H.,2004. Pembuatan Bahan Bakar Biodiesel dari

    Minyak

    Panggabean , Edy. (2011).Buku Pintar Kopi, 1st

    edition. Jakarta: Agromedia Pustaka.

    Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan

    Robusta. Jakarta: Penebar Swadaya.