kontribusi retribusi pemakaian kekayaan daerah … filekontribusi retribusi pemakaian kekayaan...
TRANSCRIPT
1
KONTRIBUSI RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN ANGGARAN 2007-2009
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai Derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan
Oleh:
Dian Mutiah HanggaraningrumF3407092
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKANFAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARETSURAKARTA
2010
2
ABSTRACTThe Contribution of Local Wealth Using Retribution to The Local Original
Income in Surakarta City during 2007-2009 Periods
DIAN MUTIAH HANGGARANINGRUMNIM. F3407092
To secure and prosperous of the public in area Central Government releases Law No. 8 year 2006 about area autonomy, obliges the local government to fund its own local expense. The source of local expenditure as the local income, btained by optimizing the management of local resources owned by local area. One of Local Original Income (PAD) to which government relies on is from the local retribution sector.
One of local retribution types in Surakarta City is Local Wealth Using Retributon (RPKD). The objective of research is to find out the RPKD’s contribution to the Local Original Income (PAD) in Surakarta City during 2007-2009 periods and resistance any kind of experienced by during retribution collector.
The analysis used in this study were analysis on the RPKD during 2007-2009 periods either from RPKD revenue realization and PAD revenue realization and compared it.
The result of research shows that there is still the lack of contribution of RPKD to PAD. Considering the result of research, the writer recommends the government to take some firm measures against the local wealth users that do not comply the regulation and to socialize the prevailing regulation to the local wealth users in order to comply with such regulation.
Keyword: Local Original Income, Contribution, RPKD
5
13. AyangQ yang selalu nemenin penulis baik suka maupun duka, LOVE U
14. M Ari, M Dar, M Mul thanks ya guyonan dan kehangatan yang kalian kasih
buat penulis
15. Cah–cah kos “CAHAYA ASRI” MAKASIH ATAS KESABARAN
KALIAN
16. Pren2Q “GRUP PACITAN”, best u aLL
17. A-Qo, thanks ya tumpangan laptopnya
18. “REVO HITAMQ” yang digeber terus and setia banget buat penulis
19. Rekan-rekan magang DPPKA, penulis seneng banget ada sama kalian
20. Teman-teman Pajak angkatan 2007 atas kebersamaannya selama 3 tahun di
diploma 3 Perpajakan
21. AlmamaterQ
6
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmannirohiim
Assalammu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Penulis panjatkan puja dan puji syukur kehadirat ALLAH SWT karena
berkat ridho dan karuniaNYA penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan
judul “KONTRIBUSI RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH
KOTA SURAKARTA TAHUN ANGGARAN 2007-2009” sebagai salah satu
syarat memperoleh gelar Ahli Madya Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas akhir ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena keterbatasan pengetahuan, waktu, dan pengalaman
penulis. Semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada
umumnya serta pihak-pihak yang berkepentingan dalam tugas akhir ini
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. ALLAH SWT yang telah memberikan pertolongan dan kemudahan bagi
penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini
2. RASULLULLAH SAW
3. Prof .Dr. Bambang Sutopo, M.Com selaku dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta
4. Drs. Sri Santoso Tri Hananto, M.si., Ak selaku ketua Program Diploma III
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta
5. Sri Suranta. SE., M. Si., Ak selaku ketua Prodi 3 Perpajakan Fakultas
Ekonomi sekaligus pembimbing akademik penulis
7
6. Taufik Arifin SE., M.Si., Ak selaku dosen pembimbing tugas akhir yang
dengan sabar dan senang hati meluangkan waktu dan tenaga serta ilmu yang
dimiliki kepada penulis
7. Bapak dan ibu dosen Fakultas Ekonomi yang telah mengajar dan membagi
ilmu kepada penulis
8. Budi Yulistianto, Selaku kepala DPPKA yang telah memberikan ijin kepada
penulis untuk magang
9. Nuning Sri Sulistyaningsih, SH selaku kepala bidang aset tempat penulis
magang
10. Para staf bidang aset yang telah membantu penulis selama penulis magang
11. Papa dan mama yang selalu mendukung dan memberikan do;a serta nasehat
kepada penulis
12. Teman-teman pajak angkatan 2007 atas kebersamaannya selama 3 tahun di
Diploma 3 Perpajakan
Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu penulis menantikan saran dan kritik yang membangun
untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Wassalammu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh.
Surakarta, Juli 2010
Penulis
8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
ABSTRACT………………………………………………….. ....................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………… ..................... iii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………. ..................... iv
MOTTO…………………………………………………………. ................... v
PERSEMBAHAN………………………………………………..................... vi
KATA PENGANTAR.................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL.......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 3
C. Tujuan...................................................................................... 3
D. Manfaat.................................................................................... 3
E. Metode Penelitian .................................................................... 4
1. Desain Penelitian ................................................................. 4
2. Objek Penelitian .................................................................. 4
3. Jenis dan Sumber Data......................................................... 4
4. Teknik Pengumpulan Data................................................... 4
5. Teknik Pembahasan............................................................. 5
a) Pembahasan Deskriptif .................................................. 5
b) Optimasi Keputusan....................................................... 5
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 6
A. Pengertian Retribusi ................................................................ 6
B. Tata Cara Pemungutan Retribusi ............................................. 9
C. Cara Penghitungan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah..... 10
D. Pengertian Retribusi pemakaian Kekayaan Daerah ................. 10
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................... 18
A. Gambaran Objek Penelitian..................................................... 18
1. Sejarah dan Perkembangan DPPKA................................... 18
2. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi DPPKA.................. 22
3. Struktur Organisasi DPPKA............................................... 23
4. Deskripsi Tugas Jabatan Struktural .................................... 25
5. Visi dan Misi DPPKA........................................................ 30
a) Visi DPPKA................................................................ 30
b) Misi DPPKA ............................................................... 30
B. Laporan Magang kerja............................................................. 30
C. Pembahasan Masalah .............................................................. 33
BAB IV PENUTUP..................................................................................... 39
A. Kesimpulan ............................................................................. 39
B. Saran....................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
10
DAFTAR TABEL
Tabel III.1 Kontribusi RPKD Terhadap PAD Kota
Surakarta Tahun Anggaran 2007-2009.................................................33
Tabel III.2 Kontribusi RPKD Terhadap Retribusi Dawerah Kota
Surakarta Tahun Anggaran 2007-2009.................................................36
11
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan Pembuatan Tugas Akhir
2. Surat Permohonan Magang
3. Surat Konfirmasi Magang
4. Surat Penyelesaian Magang
5. Lembar Penilaian Magang
6. Memo Pengumpulan Laporan Magang
7. Bagan Organisasi DPPKA
8. Penerimaan Pemerintah Kota Surakarta Tahun 2007-2009
9. Keputusan Walikota Surakarta No. 8 Tahun 2001 tentang Pedoman Pelaksaan
Peraturan Daerah Kota Surakarta No.5 Tahun 2001 tentang Perubahan
Pertama atas Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II No. 12 Tahun
1999 Surakarta tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
10. Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 5 Tahun 2001 tentang Retribusi
Pemakaian Kekayaan Daerah
11. Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 12 Tahun 1998 tentang Retribusi
Pemakaian Kekayaan Daerah
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian Otonomi Daerah menurut Undang-Undang No.32 tahun
2004 sebagaimana telah diubah menjadi Undang-Undang No. 8 tahun 2006
tentang Pemerintah Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa
sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Adapun Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan
kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Adapun tujuan otonomi daerah adalah berorientasi
kepada pembangunan yaitu pembangunan dalam arti luas, meliputi semua
segi kehidupan dan penghidupan. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Pemerintah Daerah dalam
Pasal 6 ayat 1 menyatakan bahwa sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah
meliputi ;
1. pajak daerah,
2. retribusi daerah,
3. hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan
4. lain-lain PAD yang sah,
13
Secara umum Pendapatan Asli Daerah masih relatif kecil, hal ini
disebabkan oleh belum optimalnya efisiensi, efektivitas, dan prinsip
penghematan. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah khususnya yang berasal dari pajak daerah dan
retribusi daerah tanpa harus menambah beban masyarakat tetapi melalui
penyederhaan pemungutan, memperkecil jumlah tunggakan, dan menegakkan
sanksi hukum bagi para penghindar pajak.
Undang - Undang No. 18 tahun 1997 yang sudah diubah menjadi
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah. Dalam peraturan tersebut daerah diberi peluang sangat besar untuk
memungut pajak/ retribusi daerah dengan jenisnya yang sangat beragam.
Salah satunya adalah Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah. Retribusi
Pemakaian Kekayaan Daerah adalah pungutan daerah atas pemakaian barang
bergerak dan atau tidak bergerak milik dan atau dibawah penguasaan
Pemerintah Kota Surakarta sepanjang tidak dipakai dan atau dipergunakan
dan dimanfaatkan oleh masyarakat guna menunjang berbagai keperluan yang
bersangkutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan umum.
Data yang diperolah pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
dan Aset Kota Surakarta bahwa realisasi pada tahun 2007 sebesar Rp.
3.980.269.898,- , tahun 2008 sebesar Rp. 5.145.802.156,- dari target Rp.
5.004.231,000,-, dan Rp. 5.582.627.346,- tahun 2009 dari target Rp 7.530.
671,000,- .
Bila dilihat dari angka-angka diatas memberikan gambaran bahwa
RPKD dapat memberikan kontribusi yang cukup baik walaupun mungkin
14
tidak terlalu besar. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui seberapa besar
kontribusi RPKD kota Surakarta.
Berdasarkan gambaran umum diatas penulis mengambil judul
“KONTRIBUSI RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH
KOTA SURAKARTA TAHUN ANGGARAN 2007-2009”.
B. Perumusan Masalah
1. Berapa besar kontribusi retribusi pemakaian kekayaan daerah
Kota Surakarta?
2. Hambatan apa saja yang timbul dalam usaha meningkatkan penerimaan
retribusi pemakaian kekayaan daerah?
3. Upaya apa saja yang telah ditempuh DPPKA dalam mengatasi hambatan
tersebut?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi Retribusi Pemakaian
Kekayaan Daerah
2. Untuk mengetahui apa saja hambatan yang timbul dalam usaha pencapaian
target penerimaan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
3. Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang telah ditempuh DPPKA
dalam mengatasi hambatan tersebut.
15
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Dapat memberikan gambaran, menambah wawasan dan pengetahuan
retribusi khususnya retribusi pemakaian kekayaan daerah serta sebagai
dasar penulisan tugas akhir guna meraih gelar Ahli Madya Perpajakan.
2. Bagi DPPKA
Dapat menjadi bahan evaluasi agar dikemudian hari dapat berusaha
lebih optimal untuk meningkatkan penerimaan Retribusi Pemakaian
Kekayaan Daerah Kota Surakarta sehingga memberikan kontribusi yang
lebih tinggi terhadap PAD Kota Surakarta.
E. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Penelitan ini menggunakan metode studi kasus sebagai desain
penelitian yaitu penelitian secara mendalam atas suatu kasus dan
melakukan penelitian dengan mencari sumber pustaka di perpustakaan.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah di
Kota Surakarta.
3. Jenis dan Sumber Data
Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini peneliti memerlukan data-
data sebagai berikut:
16
a) Data Primer : yaitu mengumpulkan data dengan membaca
berbagai literatur yang berhubungan dengan teori dan penelitian
terhadap instansi yang bersangkutan.
b) Data Sekunder : yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung
atau merupakan data yang telah diolah.
4. Teknik Pengumpulan Data
a) Observasi Langsung, magang kerja ke instansi terkait sehingga bisa
menilai dan melihat langsung prakteknya.
b) Wawancara, menanyakan langsung kepada staf-staf instansi
mengenai Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah.
c) Pengamatan, mengamati Rekapitulasi Laporan Realisasi Penerimaan
di Kota Surakarta tahun 2007-2009.
5. Teknik Pembahasan
a) Pembahasan Deskriptif
Yaitu membuat gambaran atau diskripsi secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai suatu objek yang diteliti.
b) Optimasi Keputusan
Yaitu teknik untuk mensintesis suatu keputusan optimal dalam
bidang perpajakan khususnya.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Retribusi
Menurut Peraturan Daerah No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, retribusi daerah yang selanjutnya disebut retribusi adalah
pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu
yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah daerah untuk
kepentingan orang pribadi atau badan. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah
berupa usaha dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas, atau
kemanfaatan lainnya dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
Jenis- jenis Retribusi menurut UU No. 28 tahun 2009 terbagi menjadi 3
yakni:
1. Retribusi Jasa Umum
Retribusi jasa umum adalah jasa yang diberikan atau disediakan oleh
Pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta
dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
Retribusi Jasa umum ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah dengan
kriteria sebagai berikut:
a. Retribusi jasa umum bersifat bukan pajak dan bersifat bukan retribusi
Jasa usaha atau Perizinan tertentu
b. Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi
18
c. Jasa tersebut memberikan manfaat khusus bagi orang pribadi atau
badan yang diharuskan membayar retribusi disamping untuk melayani
kepentingan dan kemanfaatan umum
d. Jasa tersebut layak untuk diberikan retribusi
e. Retribusi tidak bertentangan dengan kebijakan nasional mengenai
penyelenggaraannya
f. Retribusi dapat dipanggul secara efektif dan efisien, serta merupakan
salah satu sumber pendapatan daerah yang potensial
g. Pemungutan retribusi memungkinkan penyediaan jasa tersebut dengan
tingkat dan atau kualitas pelayanan yang lebih baik
Jenis-jenis Retribusi Jasa Umum:
a. Retribusi pelayanan Kesehatan
b. Retribusi Pelayanan Persampahan / Kebersihan
c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta
Catatan Sipil
d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat
e. Retribusi Pelayanan Parkir diTepi Jalan Umum
f. Retribusi Pelayanan Pasar
2. Retribusi Jasa Usaha
Retribusi jasa usaha adalah jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah
dengan menganut prinsip-prinsip komersial karena pada dasarnya dapat
disediakan pula oleh pihak swasta.
Objek Retribusi jasa usaha yang disediakan oleh Pemerintah Daerah
menganut prinsip komersial yang meliputi:
19
a. pelayanan dengan menggunakan atau memanfaatkan kekayaan daerah
yang belum dimanfaatan secara optimal
b. pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum disediakan secara
memadai oleh pihak swasta.
Jenis-jenis Retribusi Jasa Usaha:
a. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
b. Retribusi Pasar Grosirdan/atau Pertokoan
c. Retribusi Tempat Pelelangan
d. Retribusi Terminal
e. Retribusi Tempat Khusus Parkir
f. Retribusi Rumah Potong Hewan
3. Retribusi Perijinan Tertentu
Retribusi perizinan tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah
dalam rangka memberikan izin kepada orang pribadi atau badan yang
dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan
pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya
alam, barang, prasarana, saran atau fasilitas tertentu guna melindungi
kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
Kriteria-kriteria Retribusi Perijinan Tertentu:
a. perizinan tersebut termasuk kewenangan pemerintahan yang
diserahkan kepada daerah dalam rangka desentralisasi
b. perizinan tersebut benar-benar diperlukan guna melindungi
kepentingan umum
20
c. biaya yang menjadi beban daerah dalam penyelenggaraan izin tersebut
dan biaya untuk menanggulangi dampak negatif dari pemberian izin
tersebut cukup besar sehingga layak dibiayai dari retribusi perizinan
ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah.
Jenis-Jenis Retribusi Perizinan tertentu:
a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
b. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Keras
c. Retribusi Izin Gangguan
d. Retribusi Izin Trayek
e. Retribusi Izin Usaha Perikanan
B. Tata Cara Pemungutan Retribusi
UU No. 28 tahun 2009 memberlakukan tata cara pemungutan retribusi
daerah sebagai berikut:
1. Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD (Surat Ketetapan
Retribusi Daerah) atau dokumen lain yang dipersamakan. Dokumen yang
dipersamakan dapat berupa karcis, kupon, dan kartu langganan.
2. Dalam hal wajib retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya
atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga
sebesar 2 %( dua persen) setiap bulan.
3. Penagihan retribusi terutang didahului dengan Surat Teguran.
4. Tata cara pelaksanaan pemungutan retribusi ditetapkan dengan Peraturan
Kepala Daerah.
21
C. Cara Penghitungan Retribusi
Perhitungan retribusi dilakukan dengan rumus:
Tingkat penggunaan jasa diukur dengan unsur-unsur sebagai berikut;
1. kuantitas penggunaan jasa, misal berapa kali atau jam parkir
2. ditaksir dengan rumus, misalnya untuk izin bangunan berdasarkan
luas/bangunan, jumlah tingkat, dan rencana pembangunan.
Tarif retribusi diukur dengan unsur-unsur sebagai berikut;
1. nilai rupiah atau presentase tertentu yang ditetapkan,
2. dapat ditentukan seragam/diadakan pembedaan sesuai dengan prinsip dan
sasaran tarif.
D. Pengertian Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah merupakan jenis retribusi jasa
usaha. Menurut Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2001 Retribusi Pemakaian
Kekayaan Daerah adalah pungutan daerah atas pemakaian barang-barang
bergerak dan/atau tidak bergerak termasuk ruang diatasnya yang
dimiliki/dikelola dan/atau dibawah penguasaan baik langsung maupun tidak
langsung oleh Pemerintah Daerah yang disediakan untuk dan/atau dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat guna menunjang berbagai keperluan yang
bersangkutan.
Tingkat penggunaan jasa X tarif retribusi
22
Objek Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah meliputi:
1. Pemakaian tanah
Pemakaian tanah daerah adalah setiap perbuatan memakai tanah
daerah untuk suatu tujuan tertentu dan atau mengambil keuntungan atau
memperoleh hasil selain kios dan pasar. Setiap pemakaian tanah daerah
mendapatkan izin dahulu dari dinas pengelola atas nama Walikota.
Adapun pemakaian tanah yang dimaksud adalah;
a) pemasangan sarana reklame media luar dengan cara dilelangkan,
b) tempat tinggal/ tegalan, Rp 200,-/m2/bulan,
c) usaha sosial, Rp 250,-/m2/bulan,
d) usaha komersial, Rp 500,-/m2/bulan,
e) untuk pemasangan fasilitas/sarana telekomunikasi, listrik, PDAM,
limbah dan sebagainya, Rp 1000,-/m2/tahun,
f) pemasangan kabel telekomunikasi jarak jauh, Rp 250,- /m2/tahun,
g) penanaman pipa/kabel/saluran jaringan telekomunikasi/
listrik/PDAM/limbah dan sejenis, Rp 500,-/m2/tahun,
h) pemasangan jaringan telekomunikasi, listrik, dan sejenisnya diatas
tanah dengan menggunakan media: Rp 250,-/m2/tahun,
i) stasiun pompa bensin umum(SPBU): Rp 2000,-/m2/tahun.
2. Pemakaian lapangan olah raga
Setiap pemakaian lapangan harus mendapatkan izin lebih dahulu
dari Kepala DPPKA atas nama Walikota dengan mengajukan permohonan
secara tertulis dengan mengisi formulir yang telah disediakan.
Besarnya tarif retribusi pemakaian lapangan adalah;
23
a) olah raga tetap seminggu sekali max. 4 jam, Rp 50.000,-
/lapangan/bulan,
b) upacara tradisional sekali pakai(max. 8jam tidak untuk profit), Rp
100.000,-/lapangan,
c) jualan/keperluan lain khusus ada event, Rp 300,-/m2/hari.
3. Rumah Pemerintah
Rumah sewa pemerintah adalah semua dan atau baik milik
Pemerintah Daerah maupun Pemerintah (termasuk bekas Kasunanan dan
Mangkunegaran serta rumah sewa Jurug yang dikelola oleh Pemerintah
Daerah melalui Dinas Perumahan).
Rumah sewa pemerintah terbagi dalam 3 bagian yakni;
a. untuk tempat tinggal
1) kelas A1= Rp 21.000,-/bulan
2) kelas A2= Rp 16.500,-/bulan
3) kelas B1= Rp7.500,-/bulan
4) kelas B2= Rp 6.500,-/bulan
5) kelas C1= Rp 4.500,-/bulan
6) kelas C2= Rp 3.600,-/bulan
7) kelas C3= Rp 3.000,-/bulan
b. untuk usaha sosial
Untuk usaha sosial, kelas S1 Rp 34.000,-per bulan, kelas S2 Rp
32.000,- per bulan, dan kelas S3 Rp 27.000,- per bulan.
24
c. untuk usaha komersial
Untuk usaha komersial, kelas K1 Rp 75.000,- per bulan, kelas K2 Rp
50.000,- per bulan, dan kelas K3 Rp 40.000,- per bulan.
Hak sewa rumah pemerintah berakhir apabila:
a. Rumah Pemerintah tersebut diperlukan/ digunakan oleh Pemerintah,
b. Penyewa melakukan kesalahan berupa;
1) tidak membayar retribusi sewa selama 3 bulan berturut-turut
2) memindahkan haknya tanpa memenuhi izin/ persetujuan
Pemerintah
3) Penyewa melakukan perubahan bangunan tanpa persetujuan Dinas
Perumahan.
c. Penyewa meninggal dunia, dan
d. Penyewa secara sukarela menyerahkan kembali rumah yang disewanya
kepada Dinas Perumahan.
4. Pemakaian Ambulans
Untuk mendapatkan izin pemakaian mobil ambulans, pemohon
harus mengisi formulir yang tersedia di Dinas Kesehatan Kota Surakarta.
Pembayaran pemakaian mobil ambulans dilakukan secara tunai pada
Dinas Kesehatan dengan tarif Rp 20.000,- per pakai ditambah Rp 3000,-
per kilometer dengan perincian;
a) 50% disetor ke kas daerah,
b) 50% dipakai langsung untuk bahan bakar dan operasional pelayanan.
25
5. Pemakaian kios/los diatas tanah Pemerintah Daerah
Kios adalah bangunan untuk tempat berjualan dan/atau
menjalankan usaha dengan luas tidak lebih dari 4m2 yang tidak termasuk
pengertian pasar. Setiap pembuatan kios memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut;
a) rangka dari kayu,
b) dinding terbuat dari lembaran halus, seperti kayu dipasah, hardboard,
triplek, seng atau sejenisnya,
c) atas dari seng atau atau asbes yang bergelombang,
d) lantai dari tegel atau semen, dan
e) ukuran satu sisi sedikit-sedikitnya 1.5 meter.
Penggolongan kios dengan mempertimbangkan faktor-faktor kelas
tanah, kelas jalan dan kondisi bangunan dengan pembobotan sebagai
berikut:
a) Kelas tanah
Kelas I nilai bobotnya =3
Kelas II nilai bobotnya=2
Kelas III nilai bobotnya=1
b) Kelas jalan
Kelas jalan protokol bobotnya=3
Kelas jalan ekonomi bobotnya=2
Kelas jalan lingkungan bobotnya=1
26
c) Kondisi bangunan
Permanen bobotnya=3
Semi permanen bobotnya=2
Tidak permanen bobotnya=1
Penggolongan kios adalah sebagai berikut:
a) Kios golongan I dengan nilai rata-rata=2.7 s/d 3
Kios golongan I, Rp 10.000,-/m2/bulan
b) Kios golongan II dengan nilai rata-rata=2 s/d 2.6
Kios golongan II Rp 4000,-/m2/bulan
c) Kios golongan III dengan nilai rata-rata=1.7 s/d 1.9
Kios golongan III Rp 3000,-/m2/bulan
d) Kios golongan IV dengan nilai rata-rata=1 s/d 1.6
Kios golongan IV Rp 1000,-/m2/bulan
Pemakaian atas kios atau los dapat dipindahkan dengan diikuti balik
nama bagi wajib retribusi. Besarnya retribusi balik nama adalah 10% dari
harga taksiran harga kios atau los yang dibalik namakan.
6. Pemakaian Peralatan Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kebersihan dan
Pertamanan, dan Dinas Peternakan
Setiap pemakaian peralatan milik Pemerintah harus mengajukan
permohonan izin terlebih dahulu kepada Walikota melalui dinas terkait,
seperti;
a. mobil ambulans dikelola oleh Dinas Kesehatan,
b. dump truck, mesin gilas, dan whelloder dikelola oleh Dinas
Kebersihan dan Pertamanan, dan
27
c. aspal sprayer, tandem roller, aspal finisher dikelola oleh Dinas
Pekerjaan Umum.
Besarnya tarif retribusi pemakaian peralatan dinas yaitu;
a. dump truck Rp 65.000,-/hari
b. mesin gilas Rp 55.000,-/hari
c. asphalt sprayer Rp 40.000,-/hari
d. mesin cabut bulu ayam Rp 5000,-/hari
e. bulldozer Rp 50.000,-/jam
7. Penggemukan sapi
Calon petani penggaduh mengajukan permohonan untuk penggemukan
sapi kepada Kepala Dinas Peternakan dengan syarat- syarat sebagai
berikut:
a. Mempunyai tempat tinggal tetap,
b. Bukan Pegawai Negeri Sipil atau pengusaha,
c. Sudah berkeluarga dan tidak menggantungkan hidupnya kepada orang
tua atau orang lain,
d. Bersedia menjadi kelompok tani atau koperasi,
e. Mempunyai keterampilan dan pengalaman memelihara dan
memanfaatkan sapi,
f. Sanggup menyediakan kandang, pakan, dan memelihara sapi dengan
baik,
g. Bersedia mengikuti petunjuk dan biumbingan teknis serta latihan dari
Dinas Peternakan atau instansi terkait, dan
h. Berbadan sehat dan berkelakuan baik.
28
Besarnya tarif retribusi atas penggemukkan sapi adalah 40 % dari berat
badan dikalikan harga sapi pada saat itu dalam rupiah.
Sejak tahun 2001-2004 Dipenda ( sekarang DPPKA) menangani tiga
objek RPKD yakni pemakaian tanah, pemakaian kios, dan pemakaian
lapangan tetapi pada tahun 2005 pemakaian lapangan tidak lagi ditangani
oleh DPPKA dan diserahkan kepada Dinas Pekerjaan Umum. Jadi, mulai
tahun 2005 DPPKA hanya menangani dua objek RPKD yaitu pemakaian
tanah dan kios.
Dalam pemungutannya, Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
menggunakan official assessment system yaitu sistem yang memberikan
wewenang kepada Pemerintah untuk menentukan besarnya retribusi.
29
BAB III
PEMBAHASAN
A. GAMBARAN OBJEK PENELITIAN
1. Sejarah dan Perkembangan DPPKA Surakarta
Setelah proklamasi kemerdekaan RI sampai dengan tahun 1946 di
Surakarta terjadi konflik sehubungan dengan adanya pertentangan
pendapat antara pro dan kontra Daerah Istimewa. Hal ini dapat diredam
untuk sementara waktu oleh Pemerintah dengan mengeluarkan Surat
Penetapan Pemerintah tanggal 15 Juli 1946 Nomor 16/ S-D yang
menetapkan Daerah Surakarta sebagai Daerah Karesidenan dan dibentuk
daerah baru dengan nama Kota Surakarta.
Peraturan yang telah ada tersebut kemudian disempurnakan dengan
dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1947 yang menetapkan
Kota Surakarta menjadi Haminte Kota Surakarta. Kota Surakarta pada
waktu itu terdiri dari 5 wilayah kecamatan dan 44 kelurahan karena 9
kelurahan di wilayah Karanganyar belum diserahkan. Pelaksanaan
penyerahan 9 kelurahan dari Kabupaten Karanganyar itu baru terlaksana
pada tanggal 9 September 1950. Pelaksana Teknis Pemerintah Haminte
Kota Surakarta terdiri atas jawatan. Jawatan tersebut antara lain sekretariat
umum, Keuangan, Pekerjaan Umum, Sosial, Kesehatan, Perusahaan
P.D&K, Pamong Praja, dan Jawatan Perekonomian. Penerimaan
pendapatan daerah waktu itu diurusi oleh Jawatan Keuangan.
34
e. pengelolaan dan pembukuan penerimaan pajak dan retribusi serta pen
dapatan lain,
f. pelaksanaan penagihan atas keterlambatan pajak, retribusi, dan
pendapatan lain,
g. penyelenggaraan pengelolaan anggaran, perbendaharaan, dan
akuntansi,
h. pengelolaan barang aset daerah,
i. penyiapan penyusunan, perubahan, dan perhitungan anggaran
pendapatan dan belanja daerah,
j. penyelenggaraan administrasi keuangan daerah,
k. penyelenggaraan sosialisasi,
l. pembinaan jabatan fungsional, dan
m. pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas(UPTD).
3. Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi DPPKA Surakarta menurut Peraturan
Daerah No. 6 Tahun 2008 adalah sebagai berikut:
a. Kepala
b. Sekretariat, membawahi:
1) Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan
2) Sub Bagian Keuangan
3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
35
c. Bidang Pendaftaran, Pendataan, dan Dokumentasi, membawahi:
1) Seksi Pendaftaran dan Pendataan
2) Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data
d. Bidang Penetapan, membawahi:
1) Seksi Perhitungan
2) Seksi penerbitan Surat Ketetapan
e. Bidang Penagihan, membawahi:
1) Seksi Penagihan dan Keberatan
2) Seksi Pengelolaan Penerimaan Sumber Pendapatan Lain
f. Bidang Anggaran, membawahi:
1) Seksi Anggaran I
2) Seksi Anggaran II
g. Bidang Perbendaharaan, membawahi:
1) Seksi Perbendaharaan I
2) Seksi Perbendaharaan II
h. Bidang Akuntansi, membawahi:
1) Seksi Akuntansi I
2) Seksi Akuntansi II
i. Bidang Aset, membawahi:
1) Seksi Perencanaan Aset
2) Seksi Pengelolaan Aset
j. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
k. Kelompok Jabatan Fungsional.
36
4. Deskripsi Tugas Jabatan Struktural
a. Kepala Dinas
Kepala dinas mempunyai tugas yang cukup berat yaitu
melaksanakan urusan pemerintahan di bidang pendapatan daerah.
Uraian tugas seorang Kepala dinas;
1) menyusun rencana strategis dan program kerja tahunan dinas sesuai
dengan Program Pembangunan daerah
2) membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugas agar tercipta
pemerataan tugas
3) memberi petunjuk dan arahan kepada bawahan guna kejelasan
pelaksanaan tugas.
b. Sekretariat
Sekretariat yang posisinya dibawahi langsung oleh Kepala Dinas
mempunyai tugas melaksanakan administrasi umum, perijinan,
kepegawaian, dan keuangan sesuai dengan kebijakan teknis yang
ditetapkan oleh Kepala Dinas. Sekretariat juga bertugas untuk
melaksanakan penyusunan rencana strategis dan program kerja tahunan
dinas, mengadakan monitoring dan pengendalian serta evaluasi, dan
pelaporan sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala
Dinas.
Sekretariat membawahi subbagian-subbagian sebagai berikut:
1) Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan
Subbagian ini mempunyai tugas untuk mengumpulkan, mengolah,
dan menyajikan data sebagai bahan penyusunan rencana strategis
37
dan Program kerja Tahunan Dinas. Selain itu juga bertugas sebagai
pelaksana/melaksanakan monitoring dan pengendalian, analisa dan
evaluasi dan serta menyusun laporan hasil pelaksanaan rencana
strategis dan program kerja tahunan dinas.
2) Sub Bagian Keuangan
Subbagian keuangan memiliki tugas melaksanakan pengelolaan
administrasi keuangan.
3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian memiliki tugas yang cukup
banyak yaitu melaksanakan urusan surat menyurat, kearsipan,
penggandaan, administrasi perijinan, perjalanan dinas, rumah
tangga, pengelolaan barang inventaris, pengaturan penggunaan
kendaraan dinas dan perlengkapannya, hubungan masyarakat,
sistem jaringan dokumentasi, informasi hukum, dan administrasi
kepegawaian.
c. Bidang Pendaftaran, Pendataan, dan Dokumentasi
Bidang Pendaftaran, Pendataan, dan Dokumentasi mempunyai
tugas yang penting yaitu menyelenggarakan pembinaan dan bimbingan
dibidang pendaftaran dan pendataan serta dokumentasi dan pengolah
data sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh dinas.
Bidang Pendaftaran, Pendataan, dan Dokumentasi membawahi
seksi-seksi sebagai berikut:
38
1) Seksi Pendaftaran dan Pendataan
Seksi ini mempunyai tugas melaksanakan pendaftaran, pendataan,
dan pemeriksaan di lapangan terhadap Wajib Pajak Daerah (WPD)
dan Wajib Retribusi Daerah (WRD)
2) Seksi Dokumentasi dan Pengolah Data
Tugas dari seksi dokumentasi dan pengolah data adalah
menghimpun, mengdokumentasi, menganalisa dan mengolah data
Wajib Pajak Daerah dan Wajib Retribusi Daerah
d. Bidang Penetapan
Bidang ini bertugas menyelenggarakan pembinaan dan
bimbingan di bidang penghitungan, penerbitan Surat Penetapan Pajak
dan Retribusi serta penghitungan besarnya angsuran bagi pemohon
sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas.
Bidang Penetapan membawahi seksi-seksi sebagai berikut:
1) Seksi Perhitungan
Seksi ini mempunyai tugas melaksanakan penghitungan dan
penetapan besarnya pajak dan retribusi
2) Seksi Penerbitan Surat Ketetapan
Tugas dari seksi ini adalah menetapkan Surat Ketetapan Pajak,
Surat Ketetapan Retribusi, dan surat- surat ketetapan pajak lainnya.
e. Bidang Penagihan
Bidang ini memiliki tugas menyelenggarakan pembinaan dan
bimbingan dibidang penagihan dan keberatan serta pengelolaan
39
penerimaan sumber pendapatan lain sesuai dengan kebijakan teknis
oleh Kepala Dinas.
Seksi- seksi yang dibawahi oleh Bidang Penagihan:
1) Seksi Penagihan dan Keberatan
Tugas yang dipikul adalah melaksanakan penagihan tunggakan
pajak daerah, retribusi daerah, dan sumber pendapatan lainnya serta
melayani permohonan keberatan dan penyelesaiannya
2) Seksi Pengelolaan Penerimaan Sumber Pendapatan Lain
Tugas seksi ini adalah mengumpulkan data sumber-sumber
penerimaan lain di luar pajak daerah dan retribusi daerah sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
f. Bidang Anggaran
Bidang Anggaran ini bertugas untuk membuat rencana anggaran
penerimaan pajak, retribusi, dan rencana pembelanjaan keperluan
instansi serta mengatur pengeluaran- pengeluaran dana yang telah
dianggarkan atau direncanakan.
Bidang Anggaran ini terdiri atas 2 seksi yang merupakan satu
kesatuan yaitu sebagai berikut:
1) Seksi Anggaran I
2) Seksi Anggaran II
g. Bidang Perbendaharaan
Bidang Perbedaharaan memegang peranan sebagai pemegang
dana dalam instansi yang juga dibantu oleh dua kelompok seksi:
40
1) Seksi Perbendaharaan I
2) Seksi Perbendaharaan II
h. Bidang Akuntansi
Bidang ini memiliki tugas sebagai pencatat segala bentuk
kegiatan pendanaan yang kemudian dibuat laporan sebagai
pertanggungjawaban kepada Kepala Dinas.
Bidang Akuntansi membawahi seksi-seksi sebagai berikut:
1) Seksi Akuntansi I
2) Seksi Akuntansi II
i. Bidang Aset
Bidang Aset bertugas untuk mencatat dan mengelola semua aset
yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Surakarta.
Bidang Aset membawahi seksi-seksi sebagai berikut:
1) Seksi Perencanaan Aset
Seksi ini mempunyai tugas merencanakan dan mengembangkan
semua aset yang dimiliki Pemerintah Daerah Kota Surakarta
sehingga dapat berguna bagi masyarakat dan pemerintah
2) Seksi Pengelolaan Aset
Seksi bertugas sebagai pelaksana rencana yang telah dibuat oleh
Seksi perencanaan aset dan juga sebagai pengelola aset-aset
tersebut
j. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
UPTD bertugas untuk memungut dan mengelola pajak dan
retribusi daerah Kota Surakarta
41
k. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok ini memiliki tugas melaksanakan sebagian tugas
Kepala Dinas pada cabang Dinas di Kecamatan.
5. Visi dan Misi DPPKA
a. Visi DPPKA
Terwujudnya peningkatan pendapatan daerah yang optimal
dalam rangka menjamin likuiditas keuangan daerah untuk
mendukung pembangunan daerah
b. Misi DPPKA
1) Pengembangan pola intensifikasi dan ekstensifikasi
pengelolaan pendapatan daerah
2) Peningkatan kualitas pelayanan yang bertumpu pada standar
pelayanan
3) Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang professional
4) Menciptakan sistem pengawas yang efektif.
B. Laporan Magang Kerja
Bidang Aset Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset adalah
bidang yang bertugas untuk mencatat dan mengelola semua aset yang dimiliki
oleh Pemerintah Kota Surakarta. Bidang inilah yang ditempati oleh penulis
selama melakukan kegiatan magang.
Kegiatan yang dilakukan oleh penulis saat melakukan kegiatan magang
adalah sebagai berikut:
42
1. Mengetik, memfotokopi, dan meminta cap untuk berbagai macam
surat.
2. Mengecek masa retribusi/ masa sewa wajib retribusi dengan program
MAPADA (Manual Pendapatan Daerah).
3. Mengklasifikasikan barang daerah yang akan dihapus ke dalam beberapa
golongan, yaitu elektronik, mebeulair, Dispora, DKP, dan DISHUB.
4. Membuat rekapitulasi barang daerah yang akan dihapus.
5. Mengentry data NJOP berdasarkan golongannya.
6. Mengetik RKA tahun 2010.
7. Membuat rekapitulasi tanah pemerintah yang belum bersertifikat.
8. Mencocokkan daftar monitoring dengan penggunaan tanah Pemkot saat
ini.
9. Mengecek buku pembantu penerimaan sejenis via BKP dengan program
Mapada.
10. Mencari sertifikat tanah yang digunakan PDAM dan memfotokopinya.
11. Membaca TA di perpustakaan.
12. Mengedarkan berbagai macam Surat Undangan.
13. Mendisposisikan Surat Masuk.
14. Menunggu Rapat di Sekretariat Daerah.
15. Meminta tanda tangan Sekretaris Daerah.
16. Meminta nomor surat undangan ke bagian Umum.
17. Mengembalikan SKRD per nama.
43
18. Mencatat personil pengurus barang yang dikirimkan oleh tiap SKPD.
19. Mengisi data RPKD.
20. Mencatat ayat lama dan ayat baru wajib retribusi.
21. Mencari data laporan realisasi penerimaan Kota Surakarta dan struktur
organisasi DPPKA Kota Surakarta sebagai bahan TA.
Penulis melakukan kegiatan magang di Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset mulai tanggal 01 Februari – 31 Maret 2010. Kegiatan
magang dimulai pada pukul 07.15 sampai pukul 15.15 pada hari Senin sampai
Kamis sedangkan hari Jum’at kegiatan magang dimulai pukul 08.00 sampai
pukul 11.00. Hari Sabtu dan Minggu libur.
C. Pembahasan Masalah
1. Kontribusi Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Kota Surakarta
Tahun Anggaran 2007-2009
Retribusi pemakaian kekayaan daerah merupakan salah satu unsur
PAD dari sektor Retribusi Daerah yakni Retribusi jenis usaha. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian kontribusi adalah sumbangan;
sedangkan menurut Kamus Ekonomi, kontribusi adalah sesuatu yang
diberikan bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya, atau
kerugian tertentu atau bersama. Sehingga kontribusi disini dapat diartikan
sebagai sumbangan yang diberikan RPKD terhadap PAD. Kontribusi dapat
diketahui dengan membandingkan realisasi penerimaan RPKD terhadap
realisasi penerimaan PAD.
44
Berikut adalah tabel yang menyajikan perbandingan antara realisasi
penerimaan RPKD terhadap PAD dalam kurun waktu 3 tahun.
Tabel III.1 Kontribusi RPKD Terhadap PAD Kota Surakarta
Tahun Anggaran 2007-2009
Tahun Realisasi penerimaaan
RPKD
Realisasi penerimaan PAD
Kontribusi
2007
2008
2009
Rata-rata
Rp 3.980.269.898,-
Rp 5.145.802.156,-
Rp 5.582.627.346,-
Rp 89.430.977.982,-
Rp102.929.501.970,-
Rp101.972.318.682,-
4,45 %
5,00 %
5,50 %
4,98 % Sumber: DPPKA Kota Surakarta
Dari tabel diatas, persentase RPKD terhadap PAD dihitung dengan
rumus:
Dari tabel tersebut diatas dapat diketahui bahwa persentase
penerimaan RPKD terhadap PAD dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan. Pada tahun 2007 persentase penerimaan RPKD terhadap PAD
sebesar 4,45% dan dapat diartikan bahwa penerimaan retribusi pemakaian
kekayaan daerah pada tahun tersebut hanya sebesar 4,45% dari keseluruhan
PAD dan merupakan kontribusi yang terendah. Pada tahun 2008 persentase
penerimaan RPKD mengalami kenaikan sebesar 0,55% dari 4,45% pada
tahun 2007 menjadi 5,00% pada tahun 2008 dikarenakan terdapat
penerimaan dari sewa tanah atas pemasangan reklame yang dilelang yang
diselenggarakan oleh DPPKA. Reklame tersebut menyumbang 31,29 %
%100xADrealisasiP
PKDrealisasiRkontribusi
45
atau sebesar Rp 935.750.542,- dari total penerimaan atas tanah yakni Rp
2.990.573.800,-serta penerimaan atas kios sebesar Rp 219.678.000,-, dan
pada tahun 2009 persentase RPKD mengalami peningkatan lagi yaitu
5,5%. Dapat diartikan RPKD pada tahun ini menyumbang 5,5% terhadap
PAD. Pada tahun ini penerimaan atas tanah hanya sebesar Rp
1.252.795.000,- dikarenakan menurunnya penerimaan dari sektor titik
lelang reklame. Penggunaan sewa tanah atas reklame hanya sebesar Rp
830.302.000,-, penurunan atas penerimaan kios dari tahun lalu sebesar Rp
67.810.800,- dari Rp 219. 678. 000,- menjadi Rp 151.867.200,- disebabkan
banyak wajib retribusi yang menunggak membayar retribusi ini dan
berkurangnya penggunaan kios golongan II. Namun, disamping itu
terdapat pemasukan dari pemasangan baru saluran PDAM dan TELKOM
serta sewa tanah jaringan pipa atau kabel PDAM dan TELKOM.
Kontribusi terkecil terdapat pada tahun 2007 (4,45%) sedangkan
tahun anggaran 2009 memberikan kontribusi yang terbesar (5,50%).
Meskipun terdapat penurunan penerimaan dari tahun sebelumnya namun
kontribusi RPKD untuk tahun ini mengalami peningkatan sedangkan rata-
rata kontribusi yang diberikan RPKD terhadap PAD selama tahun anggaran
2007 – 2009 sebesar 4,98%.
46
Selain membandingkan antara realisasi RPKD dengan realisasi
PAD guna mengetahui kontribusi RPKD terhadap PAD, berikut ini penulis
juga membandingkan antara realisasi RPKD dengan realisasi retribusi
daerah.
Berikut adalah tabel yang menyajikan perbandingan antara realisasi
penerimaan RPKD terhadapRetribusi Daerah dalam kurun waktu 3 tahun.
Tabel III.2 Kontribusi RPKD terhadap Retribusi Daerah Kota
Surakarta Tahun Anggaran 2007-2009
Tahun Realisasi RPKD
(Rp)
Realisasi RD
(Rp)
Persentase
(%)
2007 3.980.269.898,- 33.359.233.949,- 11,93
2008 5.145.802.156,- 39.325.240.832,- 13,08
2009 5.582.627.346,- 37.783.489.120,- 14.76
Rata-rata 13.26
Sumber: DPPKA Kota Surakarta
Dari perhitungan tabel diatas dapat diketahui bahwa:
a. Tahun anggaran 2007 kontribusi RPKD terhadap Retribusi Daerah
sebesar 11, 93%. Penerimaan terbesar diperoleh dari Retribusi
Pelayanan Pasar (31, 22%), Retribusi Terminal (9,26%), serta Retribusi
Izin Mendirikan Bangunan (7,93 %) . Pada tahun ini RPKD menempati
urutan kedua dengan 11.93%.
b. Persentase mengalami kenaikan 1, 15% dari 11,93% menjadi 13,08%
selama tahun anggaran 2008.
47
c. Tahun anggaran 2009 persentase mengalami kenaikan 1.68% dari tahun
anggaran 2008 menjadi 14,76%. Meskipun mengalami peningkatan
namun ada beberapa pos retribusi daerah yang tidak dapat memenuhi
target yang ditetapkan seperti Retribusi Pelayanan Persampahan dan
Kebersihan.
Atas dasar analisis di atas dapat diketahui bahwa kontribusi RPKD
terhadap keseluruhan Retribusi Daerah adalah 13,26 %. Oleh karena itu,
peran serta retribusi pemakaian kekayaan daerah sebagai salah satu unsur
retribusi daerah dari retribusi jenis usaha tidak dapat diabaikan begitu saja
mengingat RPKD merupakan sumber penerimaan yang cukup potensial
untuk dikembangkan maka perlu dilakukan usaha – usaha untuk
meningkatkan penerimaan RPKD setiap tahunnya. Salah satu upaya
meningkatkan RPKD adalah melalui ekstensifikasi atau penambahan serta
mengembangkan objek Peraturan Daerah tetapi juga termasuk objek
RPKD.Realisasi penerimaan RPKD Kota Surakarta pada setiap tahun
anggaran merupakan hasil potensi yang tersedia.
Apabila seluruh potensi tersebut telah digali dan dikembangkan
penggunaannya semaksimal mungkin maka akan berakibat positif
terhadap penerimaan RPKD yang kemudian memberikan peningkatan
kontribusi terhadap Retribusi Daerah serta Pendapatan Asli Daerah Kota
Surakarta.
48
2. Hambatan- hambatan yang timbul dalam meningkatkan penerimaan
retribusi pemakaian kekayaan daerah
Meningkatkan penerimaan bukanlah hal yang mudah, terdapat
hambatan – hambatan yang harus dihadapi oleh DPPKA, antara lain:
a. Masih kurangnya kesadaran wajib retribusi akan pentingnya membayar
retribusi
b. Banyaknya wajib retribusi yang keberatan dengan beban tarif yang
ditetapkan sehingga mereka melakukan pembayaran melewati tanggal
jatuh tempo(melewati tanggal 20 tiap bulan)
c. Dalam pelaksanaan lelang titik reklame yang dilakukan oleh DPPKA,
pemenang lelang mengundurkan diri/ batal sebagai peserta lelang
sehingga mengurangi penerimaan RPKD khususnya dari pos sewa
tanah
d. Kurangnya petugas lapangan DPPKA yang bertugas memantau dan
menertibkan reklame-reklame liar yang pemasangannya tidak sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
e. Kurangnya pengawasan terhadap kios-kios yang disewakan
f. Terdapat banyak pemakaian kekayaan daerah baik berupa tanah,
lapangan, kios, serta bangunan lainnya yang belum tercatat oleh
DPPKA.
g. Banyak masyarakat yang tidak melaporkan diri sebagai wajib retribusi
sehingga menggunakan aset Pemerintah secara ilegal.
49
3. Upaya -upaya yang telah ditempuh DPPKA dalam mengatasi
hambatan tersebut
Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, DPPKA melakukan
beberapa upaya sebagai berikut:
a. Memberikan penyuluhan dan mengadakan sosialisasi tentang retribusi
daerah khususnya RPKD kepada wajib retribusi yang belum begitu
paham mengenai retribusi. Dalam melakukan penyuluhan, DPPKA
tidak memiliki agenda rutin sehingga penyuluhan dilakukan pada
waktu yang tak tentu.
b. Menerbitkan STRD (Surat tagihan retribusi daerah) kepada wajib
retribusi yang menunggak/ belum membayar retribusi.
c. DPPKA menunjuk pemenang kedua dari peserta lelang titik reklame
bila pemenang pertama mengundurkan diri.
d. Dafda melakukan pengawasan dan penertiban secara rutin kelapangan
dan mendata reklame-reklame yang ilegal.
e. DPPKA melakukan pengawasan secara rutin terhadap kios-kios yang
disewakan.
f. Mengecek secara rutin penggunaan pemakaian kekayaan daerah oleh
masyarakat
i
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Kontribusi RPKD terhadap PAD dari tahun ke tahun mengalami peningkatan
yakni 4,45% pada tahun 2007, tahun 2008 5,00%, dan 5,50% pada tahun
2009.
2. Persentase rata-rata kontribusi RPKD terhadap Retribusi Daerah adalah
13,26% dengan jumlah persentase dari tahun 2007-2009 mengalami
peningkatan yakni 11,93%, 13,08%, dan 14,76%.
3. Kurangnya kesadaran wajib retribusi untuk memenuhi kewajiban retribusinya
merupakan salah satu hambatan yang dihadapi oleh DPPKA dalam rangka
meningkatkan penerimaan RPKD.
4. Berbagai upaya dilakukan oleh DPPKA untuk mendapatkan realisasi
penerimaan yang melebihi target diantaranya memberikan penyuluhan akan
pentingnya retribusi daerah serta menerbitkan STRD (Surat Tagihan Retribusi
Daerah).
5. Menggali dan mengembangkan potensi secara ekstensifikasi merupakan salah
satu cara guna meningkatkan penerimaan RPKD.
B. SARAN
1. Memberikan penyuluhan kepada wajib retribusi tentang pentingnya membayar
retribusi secara rutin kepada wajib retribusi misalkan 2 atau 6 bulan sekali.
ii
2. Memberikan sanksi yang tegas kepada wajib retribusi yang tidak memenuhi
kewajibannya membayar retribusi dengan memberikan sanksi administrasi
berupa denda atau hukuman pidana.
3. Meningkatkan sarana dan prasarana bagi petugas sehingga akan memberikan
hasil kerja yang maksimal dengan memberikan tunjangan-tunjangan kepada
para petugas seperti tunjangan transport.
iii
DAFTAR PUSTAKA
Choiriyah. 2008. Analisis Penerimaan RPKD di Dipenda Surakarta Tahun 2001-2005: Tugas Akhir.
Dedi, Hamid, Sholeh Soady. 2002. Retribusi Daerah, Pajak Daerah . Jakarta: Durat Bahagia.
Haryani, Anita. 2008. Efektivitas Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah dalam Menunjang Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta: Tugas Akhir.
Keputusan Walikota Surakarta No. 8 Tahun 2001 tentang Pedoman Pelaksaan Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 5 Tahun 2001 Tentang Perubahan Pertama atas Peraturan Daerah Kotamadya Dati II No. 12 Tahun 1999 Surakarta tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah.
Mardiasmo. 2004. Perpajakan. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi Offset.
Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 5 Tahun 2001 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah.
Prakosa, Kesit Bambang. 2003. Pajak dan Retribusi Daerah. Edisi Pertama. Yogyakarta: UII Press.
Siswardani, Fahmi. 2008. Efektivitas Penerimaan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Wonogiri. Surakarta:Tugas Akhir.
Suandy, Erly.2006. Perpajakan. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat.
Undang – Undang No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.