konsumsi gula

Upload: titil-kurnia

Post on 14-Jul-2015

209 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/12/2018 konsumsi gula

    1/12

    55

    KONSUMSI GULA RUMAHTANGGA DI INDONESIA(Sugar Household Consumption in Indonesia)Nahdodin"

    INTISARISejak tahun 1984 Indonesia menghadapi usaha pelestarian swasembada gula. Dalam hal ini

    perlu diketahui perilaku konsumsi gula di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melengkapiinformasi perilaku konsumsi gula rumah tangga dengan rnenaksir clastisitas perrnintaan gula alaspendapatan dan alas harga dengan memperhatikan gejala "diseconomies of scale" dan"economies of scale". Hasil anal isis menunjukkan bahwa elastisitas perrnintaan alas pendapatansebesar 0,59. elastisitas permintaan alas harga sebesar - 0,412, gula bukan barang mewah dan ge-jala "diseconomies of scale" dan "economies of scale" secara agrega\ iidak rarnpak.Kala kunei : konsumsi, rumahtangga, pendaparan, elastisitas, harga, barang rnewah, perrnin-

    taan,

    ABSTRACTSince 1984, Indonesia had been facing an effort 10 conserve Sugar Self Sufficiency. It meansthat sugar consumption behaviours in Indonesia should be understood. This analysis aim to pro-

    vide information of household consumption behaviours by estimating demand elasticity withrespect 10 income and demand elasticity with respect 10 price regarding the diseconomies andeconomies of scale phenomena. The result of the analysis shows thai the income elasticity was0.59, the price demand elasticity was - 0.412. economically sugar was not a luxury good anddiseconomies or economies of scale phenomena was nOI significant in agregat consumption.Key word: consumption, household, income, elasticity, price, luxury good, demand.

    I.Pendahuluan

    1. Latar BelakangSejak dasawarsa 70-an tampak bahwa perkembangan harga gula dipasaran dunia semakin tidak menentu. Karena itu Pemerintah telahmenetapkan program peningkatan produksi gula yang dipercepat. Target yangakan dicapai program ini adalah tercapainya swasembada gula pada akhirPelita IV (Hadisapoetro, 1981). Bahkan Departemen Pertanian dalam laporanbulan Oktober 1980 lebib optirnis lagi yaitu swasembada gula akan tercapaipada awal Pelita IV (tabun 1984). Pada periode tahun 1969 sampai dengan

    1984 Pemerintah berhasil mengupayakan pertumbuhan produksi lebih besardaripada pertumbuhan konsumsi, sehingga pada tahun 1984 Indonesiadinyatakan sebagai negara yang berswasembada gula, Akan tetapi .se~elah

    *)Staf Penelili Pusat Penelitian Gula Indonesi .. < I i P".llrll ..n

  • 5/12/2018 konsumsi gula

    2/12

    56

    tahun 1985 pertumbuhan konsumsi melonjak rnelebihi pertumbuhan konsum-si, sehingga swasembada gula terancam (Nahdodin, 1988).

    Karena merupakan keseimbangan antara produksi dan konsurnsi gula,kelestarian swasembada tergantung dari perpacuan laju peningkatan produksidan konsumsi gula di Indonesia. Jika laju produksi lebih besar dari laju kon-sumsi berarti tingkat swasembada akan semakin lebih besar dari satu,sebaliknya jika Jaju konsumsi lebih besar dari laju produksi berarti tingkatswa sembada akan semakin lebih kecil dari satu.

    Selama ini penanganan swasembada gula lebih ditekankan pad a aspekpeningkatan produksi. Hal ini terutama disebabkan oleh rendahnya tingkatkonsumsi perkapita penduduk di Indonesia. Akan tetapi hal ini seharusnyatidak mengurangi perhatian kita pada perilaku konsumsi gula di Indonesiabaik perilaku rumah tangga maupun perilaku perusahaan.Beberapa peneliti telah mernpelajari perilaku konsumsi gula di Indonesiaantara lain dengan mengukur elastisitas permintaan atas pendapatan yakniSumodiningrat (1977), menemukan angka 0,34, Boediono (1978) sebesar 1,4,"The Asean Study Team" (1980) sebesar 0,20 dan Hasan dan Rachman (1983)sebesar 0,79. Angka taksiran di atas dianggap oleh Susmiadi (1986) terlalu ber-variasi dan mengandung kesalahan yang serius karena adanya gejala"diseconomies of scale" dan "economies of scale" dalam konsumsi gularumah tangga dan ditemukan angka elastisitas permintaan alas pendapatan

    sebesar 0,65. Penelitian terakhir ini didasarkan pada konsumsi dan pen-dapatan rumah tangga, sedang gula pasir tidak hanya dikonsumsi oleh rumahtangga tetapi juga oleh perusahaan yang mempergunakan bahan baku gulapasir. Di samping itu penelitian tersebut belum mernberikan informasi tentangelastisitas permintaan atas harga. Karena itu masih diperlukan informasiperilaku konsumen gula pasir agregat terutama digunakan sebagai dasardalam menangani pelestarian swasembada gula di Indonesia.2. Tujuan

    Penelitian ini bertujuan untuk menaksir fungsi konsumsi agregat sehinggadapat diketahui elastisitas permintaan baik atas pendapatan maupun atas. harga dengan memperhatikan gejala "diseconomies of scale" dan "economiesof scale" dalam konsumsi gula.II. Metode

    1. Kerangka Pemikiran TeoriDalam teori perilaku konsumen, baik pada pendekatan utilitas marjinalmaupun 'pendekatan kurva indifferent, konsumen mempunyai tujuanmemaksimumkan kepuasan (Boediyono, 1981). Pada pendekatan kurva indif-

  • 5/12/2018 konsumsi gula

    3/12

    -ferent perbandingan tingkat konsumsi dua barang ditunjukkan pada satu in-difference curve untuk kepuasan tertentu dan suatu indifference map untuk. berbagai tingkat kepuasan (Hick, 1961). Untuk menyederhanakan persoalan,konsumen dianggap menghadapi dua barang yailu gula dan barang bukangula. Kenaikan tingkat pendapatan akan menggeser garis anggaranpengeluaran keluarga sehingga memungkinkan mencapai medan yang lebihkanan yang berarti menaikkan tingkat kepuasan bagi konsumen. Sedangperubahan harga baik gula maupun bukan gula akan mempengaruhi jumlahkonsumsi barang tersebut,. karena konsumen membeJanjakan uangsedemikian rupa sehingga tercapai kepuasan maksimum untuk jumJah uangyang terbatas itu, .

    Karena itu faktor utama yang mempengaruhi tingkat konsumsi gulaadalah pendapatan konsumen dan rasio harga guJa dengan harga barang lain.D i samping itu satuan konsumen adalah rumahtangga yang berarti juinJahgula yang dikonsumsi tergantung dari jumJah keluarga, Akan tetapi kenaikankonsumsi biasanya tidak berjalan tinier, dapat terjadi "diseconomies Of scale"atau "economies of scale" Karena itu jumlah konsumsi agregat tiap rumahtangga dipengaruhi oleh jumlah anggota tiap rumah tangga, pendapatan tiaprumah tangga dan harga gula.2. Perumusan Model

    Hubungan antara konsumsi dengan pendapatan, harga dan jumlah ang-gota dalam rumah tangga dapat ditaksir dengan dua cara yaitu berdasarkanelastisitas konstan dan berdasarkan elastisitas tidak konstan. Analisis atasdasar elastisitas konstan mempunyai keunggulan praktis tetapi mempunyaikelemahan teoritik dibandingkan dengan analisis alas dasar elastisitas tidakkonstan.Dalam analisis atas dasar elastisitas tidak konstan, fungsi yang menun-jukkan hubungan jumlah barang yang per satuan waktu akan sanggup dibelikonsumen dengan tingkat pendapatan yang diterimanya disebut fungsi Engel.

    Dalam merumuskan fungsi Engel untuk penelitian empirik paling tidak harusada dua sifat yang perIu dipertimbangkan (Prais & Houthakker, 1955).a. Adanya tingkat penghasilan mula-mula (yang positif) di mana barang itutidak dikonsumsikan.

    b. Adanya tingkat kepuasan yang maksimum di mana jumlah konsurnsibarang tidak akan naik berapapun tingginya pendapatan konsumen.3. SpesljikllSi Modela. Fungsi konsumsi atas dasar elastisitas konstan.Untuk menaksir suatu fungsi dengan elastisitas konstan digunakan bentuklinier dalam logaritma atau logaritma ganda (Timer, 1971). Model

  • 5/12/2018 konsumsi gula

    4/12

    58

    matematis fungsi konsumsi gula atas dasar elastisitas konstan disajikandalam fungsi (1).K, = a.A,a1 p , O ' 2 H,a3 (1)di mana K. Konsumsi gula tiap rumah tangga di Indonesia tahunke t.

    A, = Rata-rata jumlah anggota keluarga tahun ke t.P, Pendapatan riil tiap keluarga tahun ke 1.H, = Harga gula riil pad a tahun ke t.a. Intersep

    0'], 0'2 , dan 0 '3 :: elastisitas.b. Fungsi korisurnsi alas dasar elastisitas tidak konstan.

    Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan besarnya elastisitas pen-dapatan bagi berbagai golongan pendapatan melalui variasi temporal.Agar memenuhi syarat perumusan fungsi Engel yang terdapat dalamkerangka teoritis, fungsi konsumsi dirumuskan dalam fungsi (2).

    alK, = ao +, In A, +----- + a, In H, (2)+ I/P,K, A, P,dan H, sarna dengan pada fungsi i.a, , a, , al, dan al merupakan koefisien regresi.

    4. AnalisisFungsi (1) dan fungsi (2) ditaksir dengan analisis regresi. Sebelum

    dianalisis model dibuat linier yakni dengan mentransforrnsikan varia bel,Analisis regresi dilaksanakan metode "Ordinary Least Squars" (OLS). Darifungsi (I) dapat dihitung elastisitas (konstan) permintaan atas pendapatan,harga dan jumlah anggota rumah tangga. Selanjutnya gejala "diseconomiesof scale" atau "economies of scale" diuji dengan mernbandingkan jumlah, 0'2dan 0 '3 dengan i. Uji statistik dilaksanakan dengan uji t.

    t (0'1 + 0 '2 + (3 ) - 1V Var a1 + Var 0 '2 + VaT a3 + 2 (Cov 0 '1 0 '2 + Cov 0 '1 a3 + COY 0 '2 0 '3 )

    5. Konseptualisasi dan Pengukurana. Konsumsi nasional dan konsumsi rumah tangga.

    Konsumsi nasional = Produksi + impor + stok awal tahun - stok akhirtahun - ekspor.

  • 5/12/2018 konsumsi gula

    5/12

    59

    Konsuinsi rumah tangga merupakan basil bagi antara konsurnsi nasionaldan jumIah rumah tangga.b. Pendapatan romab tangga riil.Pendapatan rumah tangga dibitUI!g didasarkan GNP (pendapatan Na-sional Bruto).Pendapatan romab tangga GNP= Jumlab rumab tanggaPendapatan rumah tangga rill = Pendapatan rumah tanggaIndek Umum (1987 = 1(0)

    c. Jumlah rurnah tangga.Jumlah rumah tangga yang ada di Indonesia.

    -d. Jurnlah anggotarumah tangga = Jumlab pendudukJumlah rumah tanggae. Harga guJa riilHarga gula riil diambil alas dasar harga rata-rata eceran di 17 kota di In-donesia.Harga riil = Harga nominalIndek harga-umum (1987 :; 100)

    6. DataData dikumpulkandari Pusat Informasi Pangan Bulog, BPS dan P3GI.Data yang dianalisis merupakan data "time series" antara tabun 1969 sampaidengan 1987. Data tersebut disajikan dalam lampiran 1.

    III. Hasll dan Anallsis Hasil

    1. Fungsi Konsumsi Rumah Tangga alas Dasar Eillstisilas KonstanAnalisis regresi terhadap data pada lampiran 1 dengan menggunakanmodel dalam fungsi (1) menghasilkan elastisitas permintaan atas pendapatan,

    harga dan jumJah rumah tangga. Elastisitas-elastlsitas tersebut dapat dilihatdalam label 1.

  • 5/12/2018 konsumsi gula

    6/12

    ov

    TabeI 1. Koefisien regresi (elastisitas permintaan), salah baku dan nUai tuntuk fungsi 1.

    Variabel Koefisien Salah baku Nilai tregresi

    In A, 0.754 0.402 1.876 *in P, 0.589 0.101 5.830 ..In H, 0.412 0.128 3.230 ...lntersep 4.940R' = 0.926Rra1jo = 62.612; nyata pada a = = I O f oDurbin - Watson Test = = 2.46; tidak nyata pada a = = 5OJoKelerangan : = nyata pada a = 10%U = = nyata pada a = 5%. . . = nyata pada a = 10] '0Variabel tak bebas adalah In K,Notasi variabeI sarna dengan yang tercantum pad a sub bab spesifikasi model.

    Angka dalarn tabel 1 menunjukkan bahwa semua koefisien regresiberbeda nyata terhadap nol. Elastisitas permintaan atas pendapatan adalahsebesar 0,589. Hal ini berarti bila pendapatan riil keluarga naik sebesar I U f o ,maka akan mengakibatkan kenaikan konsumsi gula keluarga sebesar 0,589%.Elastisitas permintaan alas harga adalah sebesar - 0,412. Hal ini berarti bilaharga gula naik 1%. maka akan mengakibatkan penurunan jumlah gula yangdiminta sebesar 0,412 %. Penurunan permintaan ini disebabkan oleh adanyaefek substitusi dan efek pendapatan. Besarnya kedua efek ini masih perluditeliti lebih lanjut, Elastisitas permintaan atas jumlah anggota rumahtanggaadalah sebesar 0.754. Hal ini bila jumlab anggota keluarga naik 1 0 / 0 sedangharga dan pendapatan dipegang konstan, konsumsi rumah tangga akan naiksebesar 0,754 %. Angka 0,754 ini tidak berbeda nyata dari 1 pad a = = 10 %.Perhitungan pada lampiran 2 menunjukkan bahwa secara umum tidakditemui gejala "diseconomies of scale" dan "economies of scale" dalam kon-sumsi agregat. Hal ini perlu diteliti lebih lanjut karena tidak sesuai dengandugaan apriori.1_ Fungsi Konsumsi Rumahtangga atas Dasar Ekutisitas tidak Konstan

    Analisis regresi terhadap data pada lampiran 1 dengan menggunakanmodel 2 menghasilkan koefisien regresi seperti terlihat dalarn tabel 2.

  • 5/12/2018 konsumsi gula

    7/12

    61

    Tabe12. Koefisien regresi salah baku dlln nilili t untuk fuogsi 2

    Vllrillbel Koefisien Siliah baku Nillii tregresiIn A. 31,506 17,378. 1,813

    1 121,069 28,462 4.2541 + 1P,

    InH, 19,933 7,725 - 1,567 Intercep 47,548

    Rl = 0,879F'.'io = = 36,170; nyata pada 0' = I O J oDurbin - Watson Test = 2,139; tidak nyata pada 0' = S O J oKeterangan

    iloilo= n y a t a significant pada 0' = I O l 1 J o .nyata pada 0' = 5%.

    = nyata pada 0' = 1%.lo i lo.Variabeltak bebas adalah K,. Notasi variabel samadengan yang tercantumdalam bab spesifikasi mode1.

    . Angka dalam tabel 2 menunjukkan bahwa semua koefisien regresiberbeda nyata terhadap nol. Hal ini hampir mirip dengan gambaran yang ter-dapat dalam tabel I. Perhitungan dalam lampiran 2 menunjukkan bahwa :a. Konsumsi maksimum keluarga (rata-rata) adaJah 85 kg atau sekitar 18 kg

    tiap kapita, Angka di atas didasarkan asumsi tidak ada perubahan hargadan selera yang berarti.b. Pendapatan minimum terjadinya konsumsi gula adalah sebesar

    Rp 230.000,00 tiap keluarga (R p 48.000,OO"ikapita) setara pendapatan pada. tahun 1987.'

    c. Titik kemewahan konsumsi gula adalah Rp 870.000,00 tiap keluarga(R p 180.000,OO/kapita). Mengingat pendapatan keluarga sebesar Rp 2,8[uta maka dapat dikatakan bahwa gula secara ekonomis bukanmerupakan barang mewah.

    IV. Pembahasan

    Angka elastisitas permintaan atas pendapatan yang diperoleh dalampenelitian ini adalah sebesar 0,59 angka ini tidak berbeda secara nyata dengan

  • 5/12/2018 konsumsi gula

    8/12

    62

    yang ditemukan Susmiadi (1986) yaitu sebesar 0,65. Hal ini dapat dimengertikarena dalam penaksirannya sama-sama digunakan unit rumahtangga. Halyang manonjol dalam penelitian ini adalah ditemukannya elastisitas permin,taan atas harga yakni sebesar - 0,412. Di sarnping berbeda dari nol angka iniberbeda nyata dari 1. Hal ini berarti bahwa gula secara umum tergolongbarang yang tidak elastis. Hal ini dapat dimengerti karena gula bukanmerupakan barang yang mewah, pendapatan keluarga rata-rata di alas titikkemewahan. Permintaan barang-barang yang demikian biasanya bersifat in-elastis terhadap harga. Hal ini berarti kebijaksanaan harga hanya berpengaruhkecil terhadap perubahan konsumsi gula rumah tangga.

    Dalarn penelitian ini gejala "diseconomies of scale" dan "economies ofscale tidak tampak. Penelitian Susmiadi (1986) menunjukkan bahwa dalamkonsumsi gula rumahtangga ada gejala "diseconomies of scale" daneconomies of scale" untuk kelompok yang berbeda. Karena dalam penelitianini dibuat rata-rata seluruh Indonesia maka gejala "diseconomies of scale"dan "economies of scale" tidak tampak dalam konsumsi rumahtangga.

    V. Kesimpulan

    1. Elastisitas permintaan gula atas pendapatan rumah tangga sebesar 0,59.Gula merupakan barang normal.2. Elastisitas permintaan gula atas harga adalah - 0,41. Hal ini berarti per-mintaan gula tidak elastis terhadap perubahan harga.

    3. Gula bukan merupakan barang me wah bagi penduduk Indonesia. Hal inisangat sesuai dengan angka elastisitas pendapatan atas perrnintaan yangsebesar 0,59.

    4. Secara agregat gejala "diseconomies of scale" dan "economies of scale"tidak tampak dalam konsumsi gula agregat.

    Dafrar Pustaka1. Amin, Moch. & Syarifudin Baharsyah, ]981, Kebijaksanaan Harga Struk-

    tur Pasar dan Alokasi Sumber Daya. Proceeding Temu Karya Pernbangunan Industri Gula BP3G.

    2. Asean Study Team, 1981. Supply and Demand for Food and OtherStrategic Agricultural Product. Final Report. Jakarta.

    3. Budiono, 1978. "Elastisitas Permintaan Untuk Berbagai Barang di Indonesia. Penerapan Metode Frish". Ekonomi dan Keuangan In-donesia Vol. XXVI (3).

    4. Hasan, Ibrahim &Anas Rachman, 1983. Permasalahan Gula Indonesia diMasa depan. Seminar Masa Depan Perkebunan Indonesia YayasanAgro Ekonomic, Jakarta.

  • 5/12/2018 konsumsi gula

    9/12

    63

    S. Hadisaputro, Soedarsono. 1981. Pidato Pengarahan Temu Karya Pernbangunan Indonesia Gula. Proceeding Temu Karya PembangunanIndustri Gula. BP3G. Pasuruan.

    6. Hicks, Jr., 198). Value and Capital. Oxford. Clorendon.7. Ismail, AH., 1971. Study of Total Expenditure Elasticities for WestMalaysia. Seri Penerbitan Aneka. University Kebangsaan MalaysiaNo. 111971.8. Prais, SJ & H. Houthaker, 1955. The Analysis of Family Budget. Cam-bridge University Press. USA.9. Soediyono, 198), Ekonomi Mikro, Perilaku Pasar dan Konsumer, Liber-

    ty, Yogyakarta.10. Sumodiningrat, G., 1977. Prospect of Sugar Industry In Indonesian(Thesis). Thammasat University, Faculty of Economics, Thailand.11. Soeprapto, P. 1981. Peranan Industri Gula dalam Pembangunan Na-sional Suatu Pendekatan Trirnatra. Proceeding Ternu Karya IndustriGula. BP3G. Pasuruan.12. Susmiadi, A" 1986Elastisitas Pendapatan Permintaan Gula di Indonesia.Presiding Pertemuan Teknis Tengah Tahunan 1986. P3G!.

    Pasuruan.13. Timer, P., 1971. "Wheat Flour Consumption In Indonesia". Bulletin In-donesian Economic Studies. Vol VII (1) March, 1971.

  • 5/12/2018 konsumsi gula

    10/12

    64

    Lampiran 1. Konsumsi, Konsumsi Tiap Rumahtangga, Rata-rata AnggotaRumahtangga, Pendapatan Rill Tiap Rumahtangga (1987 = =1(0) dan Barga Gula Eceran Riil (1987 = 100) di Indonesia

    Konsumsi Gula Kon/rt Jumlah Pendapatan Harga Gula(Ton) Anggola RillAgregal (Rp) Keluarga Keluarga Riil (Rp)

    (Juts Rp)

    I. 803,6 33,71 4,77 1,530 973,912. 906,5 37,25 4,77 1,607 947,123. 825,7 32,94 4,74 1,646 1184,954. 955,6 37,83 4,81 1,790 1073,915. 1042,9 40,86 4,88 1,972 995,736. 1130,0 43,61 4,92 2,086 752,577. 1173,2 44,49 4,95 2,153 799,368. 1289,4 48,39 5,02 2,277 770,429. 1466,0 53,88 5,02 2,428 722,8010. 1555,5 56,52 5,09 2,564 658,34II. 1628,2 57,71 5,08 2,637 631,9212. 2002,8 66,18 4,85 2,696 609,8613. 1768.9 58,33 4,94 2,941 813,5014. 1596.3 50,66 4,86 2,903 845,5015. 1992,0 61,81 4,86 2,921 765,2616. 1679,3 48,70 4,65 2,888 746,0417. 1907,0 53,14 4,57 2,845 751,6918. 2001,8 53,84 4,52 2,834 725,9019. 2085,2 54,13 4,46 2,848 700,16

    Sumber : BPS dan Pusat Informasi Pangan Bulog.

    Lampiran 2. Perhitungan Konsumsi Maksimum, Pendapatan Minimum Ter-jadinya konsumsi gula dan tilik kemewahan.

    K, "" 47.548 + 31.506 In A. + - 121.0691 + liP. - 19.833 H,

    1. Konsumsi MaksimumKonsumsi maksimum bila P, = n,,(tak terhingga)Dengan asumsi bahwa In A. dan In H. pada rata-ratanya,

    Konsumsi maksimum = 47.548 + 31.056 . 1.574 + 121.069I+ lin"19.833 . 6.686 = 84.896

  • 5/12/2018 konsumsi gula

    11/12

    6S

    2. Pendapatan minimum terjadinya konsumsi gula.Pendapatan minimum terjadinya konsumsi gula adalah pada K = O.Dengan asumsi In A, dan In H. pada rata-ratanya, pendapatan minimumuntuk konsumsi gula dapat dihitung sebagai berikut :o = 47.548 + 31.056. 1.574 + 121.069

    1 + liP. - i9.833. 6.686

    121.0691 + liP. = 36.173121.069. P, = (1 + Pr) 36.137P = = 0.230000

    3. Titik kemewahan (Luxury Point)Titik kemewahan adalah pendapatan di mana Elastisitas (E) = 1. Denganasumsi In.dan In H, pada rata-ratanya,

    K. = = - 36.173 + 121.0691 + liP,

    K, = - 36.173 + 121.069 P,1 + P.

    a K. 121.069 (1 + P,) - 1 . 121.069 P,= =a P, (1 + P,)l= = 121.069

    (1 + P.)~E = = a K.

    a p.P, . 121.069 P,=K, (1 + P.)l . K,

    121.069 p.=(1 + P.) . {- 36.173 (I + P.~ + 121.069 P.}

    121.069 P.= = (1 + P,) (- 36.136 + 84.933 P,)

  • 5/12/2018 konsumsi gula

    12/12

    66

    Cover (i, j) = [Xj .xj' .S 243.4298.78811.690= 8.788 2.687 2.311 0.061211.6435 2.311 4.299

    PadaE =

    1 = 121.069 P,(1 + P,) (- 36.136 + 84.933 P,)- 36.136 + 48.797 P, + 84.933 p/ = 121.069 P,84.933 P/ - 72.272 P, - 36.136 = 0P, = 0.870 juta,

    Lampiran 3. Pengujian Adanya Gejala "Diseconomies of Scale" dan "Eco-nomies of Scale"

    = 0.1616 0.03270.0327 0.01000.0435 0.00860.04350.00860.0160

    t = 0.754 + 0.589 - 00412 - 1V 0.1616 + 0.010 + 0.016 + 2 (0.0327 + 0.0435 + 0.0080)- 0.069=

    V 0.3572= -0.115