konsultan spo kamar bayi
TRANSCRIPT
RSIA PETUKANGAN
TINDAKAN SUCTION PADA BAYI BARU LAHIR
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/001
No. Revisi
00
Halaman
1/2
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit
01 September 2015
Ditetapkan
Direktur
dr. Hendrivand, SpOG
Pengertian Tindakan pelebaran jalan nafas menggunakan alat
suction pada bayi baru lahir
Tujuan Membantu bayi bernafas dengan baik
Kebijakan Tindakan dilakukan oleh petugas kesehatan sesuai
dengan prosedur tindakan suction pada bayi baru lahir
Prosedur 1. Bayi diletakan di meja resusitasi yang datar
2. Bayi dihangatkan dibawah infant warmer
3. Posisi kepala bayi fleksi, leher diganjel dengan
bantal resusitasi
4. Tindakan suction dilakukan dimulai dari dalam
mulut, kemudian baru isap lender dari hidung
5. Hisap lender sambil menarik keluar pengisap
(bukan pada saat memasukan)
Unit terkait Kamar bayi
RSIA PETUKANGAN
MENIMBANG BERAT BADAN BAYI
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/003
No. Revisi
00
Halaman
1/2
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit
01 September 2015
Ditetapkan
Direktur
dr. Hendrivand, SpOG
Pengertian Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai
hasil peningkatan dan penurunan semua jaringan
yang ada pada tubuh, misalnya tulang, otot, lemak,
organ tubuh, dan cairan tubuh sehingga dapat
diketahui status keadaan gizi atau tumbuh
kembang anak.
Tujuan Pada masa bayi balita, berat badan dapat dipergunakan
untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi,
kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites,
edema, dan adanya tumor. Di samping itu pula berat
badan dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan
dosis obat dan makanan.
Kebijakan Tindakan penyuluhan dilakukan pada pasien sesuai
dengan prosedur
Prosedur Persiapan menimbang bayi :
1. Timbangan Bayi
2. Buku Catatan
3. Kain Pengalas
Tahap pra interaksi
1. Melakukan verifikasi data
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat dengan benar
Tahap Orientasi
1. Memberi salam
RSIA PETUKANGAN
MENIMBANG BERAT BADAN BAYI
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/003
No. Revisi
00
Halaman
1/2
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan kesiapan pasien dan persetujuan
keluarga bayi
Tahap Kerja
1. Perawat mencuci tangan
2. Timbangan diberi kain pengalas ( sejenis gedong )
3. Timbangan disetel dengan penunjuk pada angka nol
4. Buka pakaian dan selimut bayi
5. Baringkan bayi diatas timbangan
6. Dokumentasikan hasil penimbangan berat badan bayi
yang didapat
7. Bayi diangkat kembali ke tempat tidurnya
8. Bereskan peralatan
9. Mencuci tangan
Unit terkait 1. Poli Anak
2. Kamar Bayi
RSIA PETUKANGAN
MENGUKUR PANJANG BADAN BAYI
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/004
No. Revisi
00
Halaman
1/2
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit
01 September 2015
Ditetapkan
Direktur
dr. Hendrivand, SpOG
Pengertian Kondisi ibu hamil yang perlu diwaspadai karena
mempunyai faktor risiko yang berpengaruh terhadap
kehamilan dan persalinannya.
Penyebab Atau Faktor Risiko Kehamilan Risiko Tinggi
1. Umur kurang dari 20 tahun
2. Umur lebih dari 35 tahun
3. Jumlah anak lebih dari 4 orang
4. Jarak kehamilan dengan anak sebelumnya kurang
dari 2 tahun
5. Tinggi badan kurang dari 145 cm
6. Lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm
Pernah mengalami kesulitan dalam kehamilan dan
persalinan terdahulu misalnya kejang-kejang, demam,
operasi sectio caesaria
Tujuan Untuk memonitor kesehatan ibu hamil dan bayinya,
sehingga bila terdapat permasalahan dapat diketahui
secepatnya dan diatasi sedini mungkin
Kebijakan Memonitor kesehatan ibu hamil dan bayinya, sehingga
bila terdapat permasalahan dapat diketahui secepatnya
dan diatasi sedini mungkin
Prosedur Untuk mengukur panjang badan bayi/anak yang belum
dapat berdiri, dapat di gunakan alat pengukur khusus
RSIA PETUKANGAN
MENGUKUR PANJANG BADAN BAYI
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/004
No. Revisi
00
Halaman
1/2
yang terbuat dari bahan aluminium atau kayu.
Cara mengukur panjang atau tinggi anak yang belum
bisa berdiri :
Letakkan alat pengukur panjang badan pada meja
atau tempat yang datar / rata. Baringkan anak dengan
posisi kepala anak menempel pada panel pengukur
panjang alat yang statis atau tidak dapat di geser
Rapatkan tungkai anak dan luruskan dengan
menekan lmbut kedua lutut anak. Tegakkan tumit dan
telapak kaki anak, hingga menempel pada panel alat
pengukur panjang badan yang dapat di geser
Bacalah skala yang tertera ke arah angka yang lebih
besar
Unit terkait 1. Poli Anak
2. Kamar Bayi
RSIA PETUKANGAN
MENGUKUR LINGKAR KEPALA BAYI / ANAK
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/005
No. Revisi
00
Halaman
1/2
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit
01 September 2015
Ditetapkan
Direktur
dr. Hendrivand, SpOG
Pengertian Penerimaan pasien di Kamar Bayiadalah kegiatan pada
TPPRI yang mempunyai fungsi untuk melayani
pendaftaran kepada seluruh pasien Rawat Inap yang
akan mendapatkan pelayanan medis di Kamar Bayi dan
tinggal diruangan, menempati tempat tidur, mendapatkan
pemeriksaan serta perawatan yang diberikan oleh
petugas yang ada
Tujuan 1. Dijadikan pedoman kerja dalam hal pendaftaran
pasien
2. Mengetahui jumlah pasien secara tepat dan sebagai
cross check
3. Sebagai bahan untuk pembuatan laporan yang benar
dan up todate yang membutuhkan pencatatan yang
rutin, tepat dan isinya sesuai dengan kebutuhan
rumah sakit
Kebijakan Unit Rekam medis menyediakan SOP Tempat
Penerimaan Pasien Rawat Inap (TP2RI) dan Bersalin
Prosedur Periksa bagian kepala bayi
Ubun-ubun Ukuran variasi, tidak ada standar.
Merupakan titik lembut pada bagian atas kepala bayi di
tempat tulang tengkorak yang belum sepenuhnya
bertemu.
Sutura, molase. Perubahan bentuk kepala janin
(molding atau molase)
RSIA PETUKANGAN
MENGUKUR LINGKAR KEPALA BAYI / ANAK
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/005
No. Revisi
00
Halaman
1/2
0 : sutura terpisah
1 : sutura (pertemuan dua tulang tengkorak) yang tepat
/ bersesuaian
2 : sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki
3 : sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki
Tulang tengkorank baru menyatu : dua tahun
Penonjolan atau daerah mencekung. Periksa adanya
kelainan baik karena trauma persalinan ( caput
succedaneum, cephal hematoma ) atau adanya cacat
congenital ( hydrocephalus )
Ukur lingkar kepala untuk mengukur ukuran frontal
occipitalis kepala bayi
Cara mengukur kepala bayi :
1. Siapkan pita pengukur kepala ( meteran )
2. Tanyakan tanggal lahir bayi / anak serta hitung umur
bayi / anak
Lingkarkan pita pengukur pada kepala anak melewati
dahi, diatas kedua telinga dan bagian kepala yang
menonjol ( tulang oksiput ) tarik agak kencang sampai
kedua ujung meteran bertemu di angka nol
Unit terkait 1. Kamar Bayi
2. Admission
RSIA PETUKANGAN
MEMANDIKAN PASIEN BAYI
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/006
No. Revisi
00
Halaman
1/2
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit
01 September 2015
Ditetapkan
Direktur
dr. Hendrivand, SpOG
Pengertian Membersihkan kulit tubuh bayi dengan menggunakan minyak/air
bersih
Tujuan 1. Membersihkan kulit tubuh bayi dari sisa-sisa lemak
tubuh serta keringat
2. Menghilangkan bau badan
3. Merangsang peredaran darah
4. Mencegah infeksi kulit
5. Memberikan rasa segar dan nyaman
Kebijakan Memandikan bayi baru lahir minimal dilakukan 6 jam
setelah lahir dan dilakukan secara rutin
Prosedur A. Persiapan
Persiapan Alat
1. Meja mandi.
2. Handuk Mandi.
3. Popok/handuk bersih untuk alas mandi.
4. Waslap sekurang-kurangnya dua.
5. Sabun mandi dalam tempatnya
6. kapas lembab yang telah diseduh dengan air
panas
7. Kapas kering dalam tempatnya
8. Minyak bayi
9. ember terrurup untuk pakaian kotor
10.Tempat sampah tertutupPerlengkapan pakaian
anak (baju popok,gurita dan lain-lain)
RSIA PETUKANGAN
MEMANDIKAN PASIEN BAYI
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/006
No. Revisi
00
Halaman
1/2
11.Dua buah baskom berisi air hangat.
Persiapan perawat
1. Masker
2. Celemek.
3. Persiapan pasien atau ibu
4. Melakukan pendekatan pada anak / ibu dan
menjelaskan tentang tindakan yang akan
dilakukan. Terhadap pasien/anaknya
B. PELAKSANAAN
1. Perawat memakai masker dan pakaian khusus.
( celemek )
2. Pintu dan juendela tertutup
3. Pakaian anak dibuka
4. Anak diangkat ke meja mandi dan diletakan pada
posisi yang aman
5. Mata bayi dibersihkan memakai kapas lembab
dengan cara menghapus mulai dari bagian dalam
dan selanjutnya mengarah keluar dan setiap
usapan diganti untuk mencegah kontaminasi mata
yang satu.
6. Telinga dibersihkan dengan kapas pembersih juga
setiap usapan diganti.
7. Muka dilap dengan waslap setelah bersih
dikeringkan dengan handuk pada saat
membersihkan muka pemakaian sabun tidak
dianjurkan karena dapat menimbulkan iritasi pada
mata.
8. Kemudian disimpan diatas tangan kiri perawat
ecara hati-hati lalu disabuni dan membersihkan
RSIA PETUKANGAN
MEMANDIKAN PASIEN BAYI
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/006
No. Revisi
00
Halaman
1/2
memakai waslap. Pada sat menyabun kepala.
Dijaga agar sabun tidak mengenai mata karena
dapat rasa pedih dan iritasi . setelah itukepala
dikeringkan dengan handuk.
9. Pakaian anak dibuka, lalu tangan badan kaki
dibersihkan dengan waslap basah.
10.Punggung disabuni dengan menelungkupkan /
miringkan anak selama menyabun punggung,
dada dan leher anak harus selalu berada diatas
lengan kiri perawat memegang lengan kanan anak
secara erat.
11.Punggung diserka dengan waslap basah, sabun
harus betul-betul bersih dari semua bagian tubuh
terutama pada daerah lipatan karena soda sabun
dapat menimbulkan rasa gatal dan iritasi.
12.Bokong dan daerah perineum dibersihkan paling
akhir genitalia dibersihkan dari bagian depan
menuju bagian belakang untuk mencegah
kontaminasi kotoranran dari anus.
13.Setelah bersih, tyubuh anak dikeringkan dengan
handuk dan selanjutnya diberi talk.
14.Bila ada kulit yang terlalu kering dapat diolesi
dengan minyak ( baby oil ) kemudian dipakaikan
baju.
Unit terkait 1. Rawat InapKamar Bersalin
RSIA PETUKANGAN
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL PADA BAYI DAN ANAK
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/002
No. Revisi
00
Halaman
1/2
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit
01 September 2015
Ditetapkan
Direktur
dr. Hendrivand, SpOG
Pengertian Kegiatan pengkajian fisik yang dilakukan oleh perawat/
bidan yang bertujuan untuk memastikan normalitas dan
mendeteksi adanya penyimpangan dari normal
Tujuan untuk memastikan normalitas dan mendeteksi adanya
penyimpangan dari normal
Kebijakan
Prosedur Tanda-tanda vital seorang manusia antara lain:
1. Tekanan darah
2. Nadi / pols
3. Suhu Tubuh / temperature
4. Pernapasan
TEKANAN DARAH
Jumlah tekanan darah yang normal berdasarkan usia
seseorang adalah:
– Bayi usia di bawah 1 bulan : 85/15 mmHg
– Usia 1 – 6 bulan : 90/60 mmHg
– Usia 6 – 12 bulan : 96/65 mmHg
Tempat untuk mengukur tekanan darah seseorang
adalah:
– Lengan atas
– Pergelangan kaki
NADI
Nadi adalah denyut nadi yang teraba pada dinding
pembuluh darah arteri yang berdasarkan systol dan
RSIA PETUKANGAN
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL PADA BAYI DAN ANAK
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/002
No. Revisi
00
Halaman
1/2
gystole dari jantung.
Jumlah denyut nadi yang normal berdasarkan usia
seseorang adalah:
– Bayi baru lahir : 140 kali per menit
– Umur di bawah umur 1 bulan : 110 kali per menit
Jika jumlah denyut nadi di bawah kondisi normal, maka
disebut pradicardi.
Jika jumlah denyut nadi di atas kondisi normal, maka
disebut tachicardi.
Tujuan mengetahui jumlah denyut nadi seseorang
adalah:
* Untuk mengetahui kerja jantung
* Untuk menentukan diagnose
* Untuk segera mengetahui adanya kelainan-kelainan
pada seseorang
Tempat-tempat menghitung denyut nadi adalah:
SUHU
Tempat untuk mengukur suhu badan seseorang adalah:
– Ketiak/ axilea, pada area ini termometer didiamkan
sekitar 10 – 15 menit
– Anus/ dubur/ rectal, pada area ini termometer
didiamkan sekitar 3 – 5 menit
– Mulut/oral, pada area ini termometer didiamkan sekitar
2 – 3 menit
Seseorang dikatakan bersuhu tubuh normal, jika suhu
tubuhnya berada pada 36oC – 37,5oC
Seseorang dikatakan bersuhu tubuh rendah
(hypopirexia/hypopermia), jiak suhu tubuhnya < 36oC
RSIA PETUKANGAN
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL PADA BAYI DAN ANAK
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/002
No. Revisi
00
Halaman
1/2
Seseorang dikatakan bersuhu tubuh tinggi/panas jika:
– Demam : Jika bersuhu 37,5 oC – 38oC
– Febris : Jika bersuhu 38oC – 39oC
– Hypertermia : Jika bersuhu > 40oC
PERNAPASAN
Pola pernapasan adalah:
– Pernapasan normal (euphea)
– Pernapasan cepat (tachypnea)
– Pernapasan lambat (bradypnea)
– Sulit/sukar bernapas (oypnea)
Jumlah pernapasan seseorang adalah:
– Bayi : 30 – 40 kali per menit
Unit terkait
RSIA PETUKANGAN
MERAWAT TALI PUSAT
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/007
No. Revisi
00
Halaman
1/1
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit
01 September 2015
Ditetapkan
Direktur
dr. Hendrivand, SpOG
Pengertian Perawatan tali pusat merupakan tindakan keperawatan
yang bertujuan merawat tali pusat pada bayi baru lahir
agar tetap kering dan mencegah terjadinya infeksi
Tujuan 1. Mencegah terjadinya infeksi
2. Mempercepat proses pengeringan tali pusat
3. Mempercepat terlepasnya tali pusat
Kebijakan Pelaksana pemasangan bisa dokter ruangan, paramedic
terlatih atau pembantu paramedic.
Prosedur Perawatan Tali Pusat
a. Siapkan alat-alat
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat.
c. Tali pusat dibersihkan dengan kain kasa.
d. Tali pusat dibungkus dengan kain kasa steril kering.
e. Setelah tali pusat terlepas/puput, pusat tetap diberi
kasa
Membungkus tali pusat dengan kasa dan
mengkondisikan tali pusat tetap kering.
Unit terkait Kamar Bayi
RSIA PETUKANGAN
CARA MENGGANTI BAJU BAYI
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/008
No. Revisi
00
Halaman
1/1
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit
01 September 2015
Ditetapkan
Direktur
dr. Hendrivand, SpOG
Pengertian Tindakan mengganti baju bayi
Tujuan Menjaga kebersihan diri
Kebijakan Tindakan dilakukan sesuai prosedur
Prosedur 1. Lepas kancing baju bayi
2. Siapkan baju yang hendak dipakai, buka kancingnya,
lebarkan, letakkan di atas ranjang.
3. Baringkan bayi di atas baju.
4. Satu persatu, masukkan lengan bayi ke lengan baju.
5. Kancingkan baju.
Unit terkait Kamar bayi
RSIA PETUKANGAN
MEMBUAT SUSU
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/009
No. Revisi
00
Halaman
1/2
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit
01 September 2015
Ditetapkan
Direktur
dr. Hendrivand, SpOG
Pengertian Tindakan cara memberi susu formula bayi
Tujuan 1. Terlaksananya pemberian susu yang baik dan
benar
2. Mencegah infeksi
Kebijakan Tindakan pembuatan susu dilakukan pada pasien sesuai
dengan prosedur
Prosedur 1. Bersihkan meja persiapan.
2. Cuci tangan dengan sabun dan air
mengalir,keringkan.
3. Tuangkan air ke cangkir atau botol sebanyak yang
dapt dihabiskan bayi.
4. Tambahkan bubuk susu dengan takaran sesuai,
lalu tutup dan kocok sampai larut dengan baik.
Sebelumnya, perhatikan apakah susu bubuk masih
baik. Tanda susu yang tidak baik adalah bau berubah
(tengik), warna berubah (tidak kuning cerah) atau
terdapat gumpalan.
5. Dinginkan dengan merendam botol susu di air
bersih dingin atau air mengalir. Cek dengan
meneteskan susu ke pergelangan tangan. Jika sudah
hangat atau tidak panas, susu siap diminumkan.
Susu formula yang telah dilarutkan harus segera diminum
dan dihabiskan untuk menghindari kemungkinan
RSIA PETUKANGAN
MEMBUAT SUSU
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/009
No. Revisi
00
Halaman
1/2
pencemaran. Bila susu yang telah dilarutkan tidak segera
diminum, maka taruhlah di lemari es dan dipanaskan
kembali dengan merendamnya dalam air panas sebelum
diminumkan. Baik di lemari es maupun di suhu ruangan,
susu yang telah dilarutkan sebaiknya diminum sebelum 2
jam.
Unit terkait Kamar Bayi
RSIA PETUKANGAN
MEMBERI MINUM BAYI
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/010
No. Revisi
00
Halaman
1/2
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit
01 September 2015
Ditetapkan
Direktur
dr. Hendrivand, SpOG
Pengertian Teknik dalam memberi minum pada bayi
Tujuan Meminimalisir kejadian tersedak pada bayi
Kebijakan Tindakan pemberian minum nayi dilakukan pada pasien
sesuai dengan prosedur
Prosedur 1. Gendong dan peluk bayi pada posisi kepala lebih
tinggi dari perut agar bayi tidak tersedak. Atau, bila
bayi diletakan di tempat tidur, ganjal kepalanya
dengan bantal.
2. Masukkan dot botol dalam mulut bayi, dengan
posisi dot di atas lidah, tidak terlalu ke belakang mulut.
3. Posisi botol miring dan dot berisi susu agar udara
tidak masuk ke dalam lambung bayi yang berakibat
kolik.
4. Jangan tinggalkan bayi dalam keadaan mnyusu
sendiri, jika ia sudah dapat memegang botol susu. Bila
tersedak, Anda akan terlambat menolongnya. Selain
itu bila susu keluar dari mulut dan masuk ke dalam
telinganya, dapat mengakibatkan infeksi telinga.
5. Jika susu sudah habis dan bayi masih tampak
nyaman mengisap dot, lepas botol perlahan, selipkan
kelingking Anda ke mulutnya.
6. Bila bayi mengantuk dan dot lepas dari mulutnya,
berarti dia sudah kenyang. Jangan paksa
menghabiskan sisanya yang masih ada di botol.
RSIA PETUKANGAN
MEMBERI MINUM BAYI
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/010
No. Revisi
00
Halaman
1/2
Unit terkait Kamar bayi
RSIA PETUKANGAN
CARA MEREBUS BOTOL SUSU
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/011
No. Revisi
00
Halaman
1/1
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit
01 September 2015
Ditetapkan
Direktur
dr. Hendrivand, SpOG
Pengertian Cara atau kiat merebus botol susu bayi
Tujuan Menjaga kebersihan dan kesterilan botol susu agar
terhindar dari bakteri dan kuman
Kebijakan Menjaga kebersihan dan kesterilan botol susu agar
terhindar dari bakteri dan kuman
Prosedur 1. Cuci bersih peralatan minum bayi menggunakan sikat
dan sabun.
2. Sterilkan semua peralatan yang akan digunakan.
3. Jika mengggunakan teknik perebusan, cangkir atau
botol harus terendam dengan baik dan tidka ada
udara di dalamnya.
4. Biarkan dalam keadaan mendidih selama minimal 5
menit.
5. Tutup panci dengan peralatan steril di dalamnya
sampai dipakai.
6. Bila tidak segera dipakai, angkat, pasang dot dan
tutup botol, simpan di tempat bersih dan kering.
Unit terkait Kamar Bayi
RSIA PETUKANGAN
CARA MEMBUAT SUSU TAMBAHAN
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/012
No. Revisi
00
Halaman
1/3
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit
01 September 2015
Ditetapkan
Direktur
dr. Hendrivand, SpOG
Pengertian ASI jelas asupan terbaik bagi si kecil. Namun, adakalanya
kondisi ibu tidak memungkinkannya memberikan ASI
kepada sang buah hati. Pada kondisi seperti itulah,
dengan amat terpaksa orangtua harus rela memberikan
susu formula kepada bayinya.
Tujuan Supaya susu formula tidak terkontaminasi
Kebijakan Tindakan membuat susu tambahan dilakukan sesuai
dengan prosedur
Prosedur 1. Cuci bersih botol dan semua bagiannya. Lepaskan
bagian karet dot terlebih dahulu dari penyangganya
sebelum dicuci.
2. Sterilkan botol dan semua bagiannya termasuk tutup
dot. Ibu dapat menggunakan alat sterilisator botol atau
dapat dengan merebus botol dan bagian-bagiannya
dalam air mendidih selama 5 menit.
3. Setelah botol selesai disteril, letakkan dalam posisi
terbalik dan biarkan mengering secara alami (jangan
dikeringkan dengan kain lap), Setelah itu, kemudian
simpan dalam wadah tertutup.
4. Air yang digunakan untuk melarutkan susu formula
harus dididihkan selama 3 menit, sekalipun itu air
minum dalam kemasan. Setelah mendidih, matikan
api dan diamkan sekitar 10-15 menit dalam wadah
tertutup sehingga suhunya turun kurang lebih menjadi
RSIA PETUKANGAN
CARA MEMBUAT SUSU TAMBAHAN
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/012
No. Revisi
00
Halaman
1/3
70oC. Pada saat ini air siap untuk digunakan.
5. Bersihkan meja untuk mempersiapkan susu formula.
6. Cucilah tangan kembali dengan menggunakan sabun.
7. Pastikan susu yang digunakan tidak kadaluarsa, dan
masih dalam keadaan baik untuk dikonsumsi. Tanda-
tanda susu bubuk yang sudah tidak baik adalah
baunya berubah menjadi tengik, warnanya berubah,
atau tampak lembab dan bergumpal-gumpal.
8. Tuangkan air ke botol sesuai dengan kebutuhan bayi,
sesuai perbadingan takarannya.
9. Tambahkan bubuk susu sesuai takaran. Gunakan
sendok takar yang disediakan dalam kemasan susu.
Pastikan sendok dalam keadaan bersih dan kering.
Baca aturan takar pada yang ada pada kemasan
susu. Sebagian susu menggunakan perbandingan 1
sendok takar untuk 30ml air, namun ada yang 1
sendok takar untuk 45ml air, dan bahkan ada yang 1
takar untuk 60 ml air.
10. Tutup botol kemudian kocok sampai semua larut
dengan baik.
11. Dinginkan dengan merendam botol susu di air bersih
dingin atau di air yang mengalir. Cek suhu susu
dengan meneteskan susu ke punggung tangan, dan
jika sudah tidak panas maka susu siap diminum.
Jangan men-cek suhu susu dengan menghisap dot
bayi.
12. Susu yang sudah dilarutkan sebaiknya diminum dalam
waktu 2 jam. Bila dalam waktu 2 jam susu tidak habis,
buanglah susu tersebut dan bila masih diperlukan
RSIA PETUKANGAN
CARA MEMBUAT SUSU TAMBAHAN
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/012
No. Revisi
00
Halaman
1/3
buat yang baru.
13. Menyimpan kaleng susu sebaiknya di tempat yang
sejuk, dalam suhu ruangan yang kering. Jangan
letakan susu di tempat panas, terpapar matahari,
ataupun di dalam lemari pendingin.
Unit terkait Kamar Bayi
RSIA PETUKANGAN
CARA MENGANTAR BAYI KE IBU
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/013
No. Revisi
00
Halaman
1/1
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit
01 September 2015
Ditetapkan
Direktur
dr. Hendrivand, SpOG
Pengertian Tindakan mengantarkan bayi yang sudah baik kondisinya
kepada ibu untuk dilakaukan rooming in
Tujuan Terlaksananya kegiatan rooming in
Kebijakan Tindakan dilakukan petugas sesuai dengan prosedur
Prosedur 1. Bayi dibalut dengan pakaian hangat
2. Bayi diantar dengan bok bayi
3. Bayi diantar dengan cepat ke ruang ibu agar tidak
terkontaminasi dengan udara luar
4. Bayi diantar dengan box dan di tutup dengan
tirai/penutup box bayi
Unit terkait 1. Kamar bayi
2. Rawat inap
RSIA PETUKANGAN
PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DENGAN PARTUS SPONTAN
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/014
No. Revisi
00
Halaman
1/1
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit
01 September 2015
Ditetapkan
Direktur
dr. Hendrivand, SpOG
Pengertian Segera setelah lahir, dokter atau perawat dengan lembut
akan membersihkan lendir dan benda-benda lain dari
mulut, hidung dan tenggorokan bayi dengan alat
penghisap.
Tujuan 1. Mempertahankan pernafasan
2. Mencegah infeksi
Kebijakan Tindakan perawatan bayi baru lahir dengan spontan
dilakukan sesuai dengan prosedur
Prosedur 1. Resusitasi
2. Penghisapan lender
3. Penentuan APGAR Score
4. Pemotongan tali pusat
5. Perawatan tali pusat
6. Pengukuran BB dan PB bayi
7. Memandikan bayi
8. Pemberian tetes mata
9. Pemberian tanda pengenal
10.Pemberian pakaian
Unit Terkait Kamar bayi
RSIA PETUKANGAN
PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DENGAN SC
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/015
No. Revisi
00
Halaman
1/1
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit
01 September 2015
Ditetapkan
Direktur
dr. Hendrivand, SpOG
Pengertian Sebenarnya cara merawat bayi yang lahir secara normal
atau Caesar sama saja. Hanya saja bayi lahir Caesar
memiliki peluang rentan terhadap penyakit lebih tinggi
daripada bayi yang lahir normal.
Tujuan 1. Agar rentan terhadap penyakit
2. Mencegah infeksi
Kebijakan Tindakan perawatan bayi lahir dengan sc dilakukan
sesuai dengan prosedur
Prosedur 1. Membantu bayi mendapatkan banyak istirahat
2. Cuci tangan
3. Bersihkan mata
4. Perawatan mulut
5. Perawatan kulit bayi
6. Perawatan Tali Pusat
7. Imunisasi dan vitamin K1
8. Mandikan bayi Unit Terkait Kamar bayi
RSIA PETUKANGAN
PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DENGAN VE
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/016
No. Revisi
00
Halaman
1/1
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit
01 September 2015
Ditetapkan
Direktur
dr. Hendrivand, SpOG
Pengertian Sebenarnya cara merawat bayi yang lahir secara normal
atau Caesar sama saja. Hanya saja bayi lahir Caesar
memiliki peluang rentan terhadap penyakit lebih tinggi
daripada bayi yang lahir normal.
Tujuan 1. Agar rentan terhadap penyakit
2. Mencegah infeksi
3. Mencegah gagal nafas pada bayi
Kebijakan Tindakan perawatan bayi lahir dengan VE dilakukan
sesuai dengan prosedur
Prosedur 1. Membantu bayi meluaskan jalan nafas
2. Bersihkan mata
3. Pemberian Vit K
4. Perawatan mulut
5. Perawatan kulit bayi
6. Perawatan Tali Pusat
7. Imunisasi
8. Mandikan bayi
Unit Terkait Kamar bayi
RSIA PETUKANGAN
OBSERVASI DAN PERAWATAN BAYI SELAMA DI RUMAH SAKIT
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/017
No. Revisi
00
Halaman
1/1
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit
01 September 2015
Ditetapkan
Direktur
dr. Hendrivand, SpOG
Pengertian Tindakan pengawasan bayi dari tanda-tanda vital bayi
dan adaptasi bayi
Tujuan Mencegah terjadinya kejadian yang tidak diinginkan pada
bayi
Kebijakan Tindakan observasi dan perawatan dilakukan sesuai
dengan prosedur
Prosedur 1. Bayi diletakan di infant warmer dengan suhu yang
sudah di sesuaikan dan di terangi lampu untuk
menjaga kehangatan
2. Observasi dilakukan perjam meliputi tanda-tanda
vital bayi dan apgar bayi
3. Pada bayi sakit wajib dipasang oxymetri untuk
menilai tanda-tanda vital bayi
4. Hasil evaluasi dan observasi dicatat di lembar
observasi
Unit terkait Kamar bayi
RSIA PETUKANGAN
MEMULANGKAN BAYI
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/018
No. Revisi
00
Halaman
1/1
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit
01 September 2015
Ditetapkan
Direktur
dr. Hendrivand, SpOG
Pengertian Bayi yang telah mendapatkan perawatan yang telah
dinyatakan boleh pulang oleh dokter
Tujuan Sebagai acuan memulangkan pasien dari ruang rawat
inap/kamar bayi
Kebijakan Setiap pasien pulang harus seijin dokter.
Prosedur 1. Dokter mengijinkan pulang
2. Bagian administrasi perawat menyiapkan perincian
pembiayaan dan surat-surat yang dibutuhkan antara
lain : surat control
3. Surat perincian diatur ke bagian ruangan oleh bagian
administrasi perawat
4. Perawat menganjurkan keluarga pasien
menyelesaikan administrasi ke bagian keuangan
5. Surat bukti pembayaran di serahkan ke bagian
administrasi perawat
6. Perawat memberikan penjelasan tentang selanjutnya
di rumah dan menyerahkan surat-surat yang di
perlukan pasien.
Unit Terkait Kamar bayi
RSIA PETUKANGAN
MEMULANGKAN BAYI
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/018
No. Revisi
00
Halaman
1/1
RSIA PETUKANGAN
PENANGANAN BAYI BARU LAHIR DENGAN
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/019
No. Revisi
00
Halaman
1/1
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit
01 September 2015
Ditetapkan
Direktur
dr. Hendrivand, SpOG
Pengertian Melakukan penanganan lebih lanjut terhadap bayi baru
lahir baik lahir normal maupun dengan tindakan
Tujuan Mencegah terjadinya hipotermi.
Mencegah terjadinya infeksi.
Meningkatkan nilai AS
Kebijakan Semua bayi baru lahir harus benar identifikasinya.
Lakukan pemasangan gelang identitas yang disesuaikan
dengan status ibu.
Bayi jangan sampai tertukar.
Hindari bayi terhadap resiko jatuh saat dilakukan
perawatan
Prosedur 1. Persiapan alat :
Meja pemanas bayi (Radiant Warmer)
Meja tindakan resusitasi siap pakai meliputi :
- Suction dan 02.
- Lampu pemanas dalam keadaan terpasang.
- Alat resusitasi lengkap.
Meja dorong (trolley) obat-obatan dan set infus jika
perlu.
RSIA PETUKANGAN
MEMULANGKAN BAYI
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/018
No. Revisi
00
Halaman
1/1
Handuk bersih dan kering.
Selimut bayi.
Slym Zuiger dispossible.
Sarung tangan.
Stetescope
Pengukur berat badan dan panjang badan.
Gelang identitas bayi dan ibu.
Status dan ATK.
2. Persiapan pasien :Pasien diberi penjelasan tentang langkah-langkah
tindakan yang akan dilakukan terhadap bayi baru
lahir.
Pelaksanaan
1. Pasien diberitahu bayi telah lahir.
2. Petugas sudah dalam keadaan siap menolong dan
memakai alat pelindung diri.
3. Diatas perut ibu diletakkan handuk bersih dengan
posisi melintang.
4. Setelah bayi lahir letakkan diatas perut ibu pada
handuk, bila ketuban berwarna hijau hisap lendir saat
kepala bayi lahir dimulai dari mulut kemudian hidung,
menghisap hanya disekitar mulut dan jangan terlalu
dalam.
5. Setelah badan bayi lahir keringkan dengan handuk
bersih yang ada di atas perut ibu mulai dari arah
kepala bayi, badan sambil dilakukan pengurutan pada
punggung bayi terakhir bagian kaki.
6. Tali pusat dijepit dengan penjepit tali pusat ± 3 cm
dari pangkal tali pusat kemudian disurutkan kearah
RSIA PETUKANGAN
MEMULANGKAN BAYI
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/018
No. Revisi
00
Halaman
1/1
luar ± 3 cm dari klem.
7. Tali pusat digunting dengan tangan kiri penolong
melindungi perut bayi dari gunting tali pusat.
8. Tali pusat dibungkus dengan kassa beralkohol
9. Bayi diletakkan diatas perut/dada ibu untuk dilakukan
IMD
10.Gunting diletakkan pada larutan chlorin 0, 5 %.
11.Ganti handuk dengan selimut bayi.
12.Cek keadaan anus bayi dengan memasukkan
termometer ke dalam anus bayi.
13.Bila bayi tidak menangis bawa bayi kemeja tindakan
resusitasi dan lakukan tindakan / langkah awal
resusitasi.
14.Selanjutnya hubungi dokter anak/dokter jaga dan
bidan senior.
15.Setelah bayi teratasi beritahu pasien dan suami /
keluarga bayi.
16.Untuk pasien lahir dengan SC bayi langsung
diberikan kepada dokter Spesialis Anak untuk
dilakukan tindakan / langkah awal resusitasi.
17.Jika bayi dalam keadaan normal setelah plasenta
lahir petugas mencuci tangan dalam larutan chlorin
kemudian mencuci tangan ke dalam air DTT lalu
mengeringkan dengan handuk bersih dan kering.
18.Bayi dibungkus kembali dengan selimut bayi, lalu
berikan kembali kepada pasien.
19.Beri identitas bayi dan ibu.
20.Bayi dilakukan penimbangan berat badan, Tinggi
badan, Lingkar dada, lingkar kepala dan beri salep
RSIA PETUKANGAN
MEMULANGKAN BAYI
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/018
No. Revisi
00
Halaman
1/1
mata bayi dan suntik vit K (IM).
21.Petugas mencuci tangan didalam larutan chlorin dan
melepas sarung tangan dalam keadaan terbalik
didalam bak larutan chlorin.
22.Petugas melepas alat pelindung diri dan merapihkan
alat-alat ke tempat semua.
23.Petugas mencuci tangan dan membuat laporan
persalinan dan status bayi baru lahir.
24.Melapor kebagian Rekam Medik untuk mendapatkan
nomor Rekam Medik pada status bayi
Unit Terkait 1. Kamar bayi
2. Kamar bersalin/VK
3. Kamar operasi
RSIA PETUKANGAN
SIDIK TELAPAK KAKI BAYI
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/019
No. Revisi
00
Halaman
1/1
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit
01 September 2015
Ditetapkan
Direktur
dr. Hendrivand, SpOG
Pengertian Sidik telapak kaki bayi adalah proses penempelan Bak
stempel tinta hitam pada kedua telapak kaki bayi diatas
surat keterangan lahir dan proses sidik jari ibu kiri dan
sidik jari ibu kanan yang dilaksanakan oleh bidan/perawat
setelah bayi lahir sebagai bentuk identifikasi bayi
Tujuan - Sebagai bukti otentik keabsahan bayi
- Mencegah tertukarnya bayi
Kebijakan - Semua bayi baru lahir di RSIA RP Soeroso
- Formulir Surat Keterangan Lahir
Prosedur 1. Lakukan proses perawatan bayi baru lahir sesuai
prosedur
2. Lakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini)
3. Lakukan proses identifikasi bayi baru lahir:
a. Memasang peneng atas nama by ny ……
(nama ibu bayi) dan nomor Rekam Medik
b. Lakukan cap telapak kaki bayi dengan
menempelkan Bak Stempel tinta hitam pada
telapak kaki kanan bayi dan ditempelkan
diatas Surat Keterangan Lahir yang tertulis
cap kaki kanan/kiri bayi
c. Lakukan cap jari ibu sebelah kiri dan kanan
dengan menempelkan Bak stempel tinta hitam
pada ibu jari sebelah kiri dan kanan dan
tempelkan diatas yang tertulis sidik jari ibu kiri
RSIA PETUKANGAN
SIDIK TELAPAK KAKI BAYI
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/019
No. Revisi
00
Halaman
1/1
dan kanan
4. Bersihkan telapak kaki bayi kiri dan kanan
dengan menggunakan kapas yang telah dibasahi
dengan air kemudian keringkan
5. Bersihkan kedua ibu jari ibu dengan kapas yang
telah dibasahi dengan air dan keringkan
6. Bereskan alat-alat
7. Tanda tangan dokter yang menolong
Unit Terkait 1. Kamar Bayi
2. Rawat Inap Kebidanan
3. Rekam Medis
RSIA PETUKANGAN
MENERIMA BAYI BARU LAHIRDENGAN SC
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/20
No. Revisi
00
Halaman
1/1
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit
01 September 2015
Ditetapkan
Direktur
dr. Hendrivand, SpOG
Pengertian Melakukan penanganan lebih lanjut terhadap bayi baru
lahir dengan tindakan Seksio Caesaria.
Tujuan Mencegah terjadinya hipotermia
Memberikan rasa nyaman pada bayi
Mencegah terjadinya aspirasi
Kebijakan Seluruh bayi baru lahir diperhatiakn angka AS
Lakukan tindakan segera bila timbul nilai AS yang tidak
normal
Pastikan bayi tidak terjadi hipotermia
Prosedur 1. Persiapan alat :
Tempat tidur pemanas bayi/ radiant warmer
Meja tindakan resusitasi bayi lengkap siap pakai
meliputi :
- Suction.
- Oksigen bayi.
- Alat resusitasi bayi lengkap/ neupuff
- Obat-obatan lengkap.
- Klem tali pusat.
- Identitas bayi.
Handuk bersih dan kering.
Selimut bayi.
Penghisap lendir bayi
Sarung tangan.
Stetoscope.
RSIA PETUKANGAN
MENERIMA BAYI BARU LAHIRDENGAN SC
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/20
No. Revisi
00
Halaman
1/1
Pengukur berat badan dan tinggi badan.
Status bayi dan ATK.
Thermometer bayi.
2. Persiapan pasien :
Pasien diberi tahu bayi telah lahir dan akan dilakukan
penanganan lebih lanjut.
Pelaksanaan
1. Pasien diberitahu bahwa bayi sudah lahir dan jenis
kelamin bayi dijelaskan.
2. Petugas memakai sarung tangan sudah dalam
keadaan siap menerima bayi dengan membawa
handuk steril.
3. Bayi diterima dari operator dan lakukan penilaian
pada bayi.
4. Bayi dibawa ke meja tindakan resusitasi/ radiant
warmmer untuk dilakukan penanganan awal bayi baru
lahir.
5. Bersama dengan dokter spesialis anak,bayi
dikeringkan dengan handuk bersih dan kering.
6. Talipusat bayi dibersihkan dan dikeringkan, dijepit dan
dipotong bila tali pusat terlalu panjang.
7. Ganti handuk yang sudah basah dengan selimut bayi
yang kering dan bersih.
8. Bila perlu hisap lendir bayi dengan penghisap lendir
bayi.
9. Perlihatkan bayi kepada ibunya dan lakukan IMD
10.Bayi dilakukan penimbangan Berat Badan,Tinggi
Badan, Lingkar Dada dan Lingkar Kepala bayi serta
RSIA PETUKANGAN
MENERIMA BAYI BARU LAHIRDENGAN SC
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/20
No. Revisi
00
Halaman
1/1
berikan salep
11.mata bayi dan suntik Vit K (IM)
12.Pasang gelang peneng bayi sebagai identitas bayi
sesuai dengan jenis kelamin bayi
13.Lakukan pengecapan kaki kanan dan kiri bayi serta
sidik jari ibu.
14.Setelah selesai bayi diletakkan didalam incubator bila
perlu
15.petugas merapihkan alat-alat rendam kedalam larutan
chlorin 0,5 %.
16.Kemudian petugas mencuci tangan kedalam larutan
chlorin 0,5 % sambil melepas sarung tangan dalam
keadaan terbalik.
17.Lakukan pencatatan di status ibu ,bayi dan buku
dokumentasi kamar operasi.
18.Keluarga diberitahu dan diperlihatkan jenis kelamin
bayi,BB bayi, TB bayi dan kondisi bayi saat dilahirkan
jika terjadi kecacatan dokter spesialis anak yang
menjelaskan.
19.Beri selamat kepada bapak atau keluarga yang
menunggu.
20.Petugas memberitahu tentang BB, TB,LD dan LK bayi
kepada dokter.
21.Petugas melapor kebagian Rekam Medik untuk
mendapatkan nomor Rekam Medik pada status bayi
Unit Terkait 1. Kamar Bersalin/VK
2. Kamar operaasi
3. Kamar Bayi
RSIA PETUKANGAN
MENERIMA BAYI BARU LAHIRDENGAN SC
No. Dokumen
PTK/SPO/KPWT/06/20
No. Revisi
00
Halaman
1/1