konsultan spo kamar bayi

54
RSIA PETUKANGAN TINDAKAN SUCTION PADA BAYI BARU LAHIR No. Dokumen PTK/SPO/KPWT/ 06/001 No. Revisi 00 Halaman 1/2 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Tanggal Terbit 01 September 2015 Ditetapkan Direktur dr. Hendrivand, SpOG Pengertian Tindakan pelebaran jalan nafas menggunakan alat suction pada bayi baru lahir Tujuan Membantu bayi bernafas dengan baik Kebijakan Tindakan dilakukan oleh petugas kesehatan sesuai dengan prosedur tindakan suction pada bayi baru lahir Prosedur 1. Bayi diletakan di meja resusitasi yang datar 2. Bayi dihangatkan dibawah infant warmer 3. Posisi kepala bayi fleksi, leher diganjel dengan bantal resusitasi 4. Tindakan suction dilakukan dimulai dari dalam mulut, kemudian baru isap lender dari hidung 5. Hisap lender sambil menarik keluar pengisap (bukan pada saat memasukan) Unit terkait Kamar bayi

Upload: ddcring

Post on 11-Dec-2015

315 views

Category:

Documents


57 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

TINDAKAN SUCTION PADA BAYI BARU LAHIR

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/001

No. Revisi

00

Halaman

1/2

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL

Tanggal Terbit

01 September 2015

Ditetapkan

Direktur

dr. Hendrivand, SpOG

Pengertian Tindakan pelebaran jalan nafas menggunakan alat

suction pada bayi baru lahir

Tujuan Membantu bayi bernafas dengan baik

Kebijakan Tindakan dilakukan oleh petugas kesehatan sesuai

dengan prosedur tindakan suction pada bayi baru lahir

Prosedur 1. Bayi diletakan di meja resusitasi yang datar

2. Bayi dihangatkan dibawah infant warmer

3. Posisi kepala bayi fleksi, leher diganjel dengan

bantal resusitasi

4. Tindakan suction dilakukan dimulai dari dalam

mulut, kemudian baru isap lender dari hidung

5. Hisap lender sambil menarik keluar pengisap

(bukan pada saat memasukan)

Unit terkait Kamar bayi

Page 2: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

MENIMBANG BERAT BADAN BAYI

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/003

No. Revisi

00

Halaman

1/2

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL

Tanggal Terbit

01 September 2015

Ditetapkan

Direktur

dr. Hendrivand, SpOG

Pengertian Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai

hasil peningkatan dan penurunan semua jaringan

yang ada pada tubuh, misalnya tulang, otot, lemak,

organ tubuh, dan cairan tubuh sehingga dapat

diketahui status keadaan gizi atau tumbuh

kembang anak.

Tujuan Pada masa bayi balita, berat badan dapat dipergunakan

untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi,

kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites,

edema, dan adanya tumor. Di samping itu pula berat

badan dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan

dosis obat dan makanan.

Kebijakan Tindakan penyuluhan dilakukan pada pasien sesuai

dengan prosedur

Prosedur Persiapan menimbang bayi :

1. Timbangan Bayi

2. Buku Catatan

3. Kain Pengalas

Tahap pra interaksi

1. Melakukan verifikasi data

2. Mencuci tangan

3. Menempatkan alat di dekat dengan benar

Tahap Orientasi

1. Memberi salam

Page 3: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

MENIMBANG BERAT BADAN BAYI

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/003

No. Revisi

00

Halaman

1/2

2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan

3. Menanyakan kesiapan pasien dan persetujuan

keluarga bayi

Tahap Kerja

1. Perawat mencuci tangan

2. Timbangan diberi kain pengalas ( sejenis gedong )

3. Timbangan disetel dengan penunjuk pada angka nol

4. Buka pakaian dan selimut bayi

5. Baringkan bayi diatas timbangan

6. Dokumentasikan hasil penimbangan berat badan bayi

yang didapat

7. Bayi diangkat kembali ke tempat tidurnya

8. Bereskan peralatan

9. Mencuci tangan

Unit terkait 1. Poli Anak

2. Kamar Bayi

Page 4: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

MENGUKUR PANJANG BADAN BAYI

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/004

No. Revisi

00

Halaman

1/2

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL

Tanggal Terbit

01 September 2015

Ditetapkan

Direktur

dr. Hendrivand, SpOG

Pengertian Kondisi ibu hamil yang perlu diwaspadai karena

mempunyai faktor risiko yang berpengaruh terhadap

kehamilan dan persalinannya.

Penyebab Atau Faktor Risiko Kehamilan Risiko Tinggi

1. Umur kurang dari 20 tahun

2. Umur lebih dari 35 tahun

3. Jumlah anak lebih dari 4 orang

4. Jarak kehamilan dengan anak sebelumnya kurang

dari 2 tahun

5. Tinggi badan kurang dari 145 cm

6. Lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm

Pernah mengalami kesulitan dalam kehamilan dan

persalinan terdahulu misalnya kejang-kejang, demam,

operasi sectio caesaria

Tujuan Untuk memonitor kesehatan ibu hamil dan bayinya,

sehingga bila terdapat permasalahan dapat diketahui

secepatnya dan diatasi sedini mungkin

Kebijakan Memonitor kesehatan ibu hamil dan bayinya, sehingga

bila terdapat permasalahan dapat diketahui secepatnya

dan diatasi sedini mungkin

Prosedur Untuk mengukur panjang badan bayi/anak yang belum

dapat berdiri, dapat di gunakan alat pengukur khusus

Page 5: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

MENGUKUR PANJANG BADAN BAYI

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/004

No. Revisi

00

Halaman

1/2

yang terbuat dari bahan aluminium atau kayu.

Cara mengukur panjang atau tinggi anak  yang belum

bisa berdiri :

Letakkan alat pengukur panjang badan  pada meja

atau tempat yang datar / rata. Baringkan anak dengan

posisi kepala anak menempel pada panel pengukur

panjang alat yang statis atau tidak dapat di geser

Rapatkan tungkai anak dan luruskan dengan

menekan lmbut kedua lutut anak. Tegakkan tumit dan

telapak kaki anak, hingga menempel pada panel alat

pengukur panjang badan yang dapat di geser

Bacalah skala yang tertera ke arah angka yang lebih

besar

Unit terkait 1. Poli Anak

2. Kamar Bayi

Page 6: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

MENGUKUR LINGKAR KEPALA BAYI / ANAK

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/005

No. Revisi

00

Halaman

1/2

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL

Tanggal Terbit

01 September 2015

Ditetapkan

Direktur

dr. Hendrivand, SpOG

Pengertian Penerimaan pasien di Kamar Bayiadalah kegiatan pada

TPPRI yang mempunyai fungsi untuk melayani

pendaftaran kepada seluruh pasien Rawat Inap yang

akan mendapatkan pelayanan medis di Kamar Bayi dan

tinggal diruangan, menempati tempat tidur, mendapatkan

pemeriksaan serta perawatan yang diberikan oleh

petugas yang ada

Tujuan 1. Dijadikan pedoman kerja dalam hal pendaftaran

pasien

2. Mengetahui jumlah pasien secara tepat dan sebagai

cross check

3. Sebagai bahan untuk pembuatan laporan yang benar

dan up todate yang membutuhkan pencatatan yang

rutin, tepat dan isinya sesuai dengan kebutuhan

rumah sakit

Kebijakan Unit Rekam medis menyediakan SOP Tempat

Penerimaan Pasien Rawat Inap (TP2RI) dan Bersalin

Prosedur Periksa bagian kepala bayi

Ubun-ubun Ukuran variasi, tidak ada standar.

Merupakan titik lembut pada bagian atas kepala bayi di

tempat tulang tengkorak yang belum sepenuhnya

bertemu.

Sutura, molase. Perubahan bentuk kepala janin

(molding atau molase)

Page 7: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

MENGUKUR LINGKAR KEPALA BAYI / ANAK

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/005

No. Revisi

00

Halaman

1/2

0 : sutura terpisah

1 : sutura (pertemuan dua tulang tengkorak) yang tepat

/ bersesuaian

2 : sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki

3 : sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki

Tulang tengkorank baru menyatu : dua tahun

Penonjolan atau daerah mencekung. Periksa adanya

kelainan baik karena trauma persalinan ( caput

succedaneum, cephal hematoma ) atau adanya cacat

congenital ( hydrocephalus )

Ukur lingkar kepala untuk mengukur ukuran frontal

occipitalis kepala bayi

Cara mengukur kepala bayi :

1. Siapkan pita pengukur kepala ( meteran )

2. Tanyakan tanggal lahir bayi / anak serta hitung umur

bayi / anak

Lingkarkan pita pengukur pada kepala anak melewati

dahi, diatas kedua telinga dan bagian kepala yang

menonjol ( tulang oksiput ) tarik agak kencang sampai

kedua ujung meteran bertemu di angka nol

Unit terkait 1. Kamar Bayi

2. Admission

Page 8: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

MEMANDIKAN PASIEN BAYI

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/006

No. Revisi

00

Halaman

1/2

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL

Tanggal Terbit

01 September 2015

Ditetapkan

Direktur

dr. Hendrivand, SpOG

Pengertian Membersihkan kulit tubuh bayi dengan menggunakan minyak/air

bersih

Tujuan 1. Membersihkan kulit tubuh bayi dari sisa-sisa lemak

tubuh serta keringat

2. Menghilangkan bau badan

3. Merangsang peredaran darah

4. Mencegah infeksi kulit

5. Memberikan rasa segar dan nyaman

Kebijakan Memandikan bayi baru lahir minimal dilakukan 6 jam

setelah lahir dan dilakukan secara rutin

Prosedur A. Persiapan

Persiapan Alat

1. Meja mandi.

2. Handuk Mandi.

3. Popok/handuk bersih untuk alas mandi.

4. Waslap sekurang-kurangnya dua.

5. Sabun mandi dalam tempatnya

6. kapas lembab yang telah diseduh dengan air

panas

7. Kapas kering dalam tempatnya

8. Minyak bayi

9. ember terrurup untuk pakaian kotor

10.Tempat sampah tertutupPerlengkapan pakaian

anak (baju popok,gurita dan lain-lain)

Page 9: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

MEMANDIKAN PASIEN BAYI

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/006

No. Revisi

00

Halaman

1/2

11.Dua buah baskom berisi air hangat.

Persiapan perawat

1. Masker

2. Celemek.

3. Persiapan pasien atau ibu

4. Melakukan pendekatan pada anak / ibu dan

menjelaskan tentang tindakan yang akan

dilakukan. Terhadap pasien/anaknya

B. PELAKSANAAN

1. Perawat memakai masker dan pakaian khusus.

( celemek )

2. Pintu dan juendela tertutup

3. Pakaian anak dibuka

4. Anak diangkat ke meja mandi dan diletakan pada

posisi yang aman

5. Mata bayi dibersihkan memakai kapas lembab

dengan cara menghapus mulai dari bagian dalam

dan selanjutnya mengarah keluar dan setiap

usapan diganti untuk mencegah kontaminasi mata

yang satu.

6. Telinga dibersihkan dengan kapas pembersih juga

setiap usapan diganti.

7. Muka dilap dengan waslap setelah bersih

dikeringkan dengan handuk pada saat

membersihkan muka pemakaian sabun tidak

dianjurkan karena dapat menimbulkan iritasi pada

mata.

8. Kemudian disimpan diatas tangan kiri perawat

ecara hati-hati lalu disabuni dan membersihkan

Page 10: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

MEMANDIKAN PASIEN BAYI

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/006

No. Revisi

00

Halaman

1/2

memakai waslap. Pada sat menyabun kepala.

Dijaga agar sabun tidak mengenai mata karena

dapat rasa pedih dan iritasi . setelah itukepala

dikeringkan dengan handuk.

9. Pakaian anak dibuka, lalu tangan badan kaki

dibersihkan dengan waslap basah.

10.Punggung disabuni dengan menelungkupkan /

miringkan anak selama menyabun punggung,

dada dan leher anak harus selalu berada diatas

lengan kiri perawat memegang lengan kanan anak

secara erat.

11.Punggung diserka dengan waslap basah, sabun

harus betul-betul bersih dari semua bagian tubuh

terutama pada daerah lipatan karena soda sabun

dapat menimbulkan rasa gatal dan iritasi.

12.Bokong dan daerah perineum dibersihkan paling

akhir genitalia dibersihkan dari bagian depan

menuju bagian belakang untuk mencegah

kontaminasi kotoranran dari anus.

13.Setelah bersih, tyubuh anak dikeringkan dengan

handuk dan selanjutnya diberi talk.

14.Bila ada kulit yang terlalu kering dapat diolesi

dengan minyak ( baby oil ) kemudian dipakaikan

baju.

Unit terkait 1. Rawat InapKamar Bersalin

Page 11: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL PADA BAYI DAN ANAK

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/002

No. Revisi

00

Halaman

1/2

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL

Tanggal Terbit

01 September 2015

Ditetapkan

Direktur

dr. Hendrivand, SpOG

Pengertian Kegiatan pengkajian fisik yang dilakukan oleh perawat/

bidan yang bertujuan untuk memastikan normalitas dan

mendeteksi adanya penyimpangan dari normal

Tujuan untuk memastikan normalitas dan mendeteksi adanya

penyimpangan dari normal

Kebijakan

Prosedur Tanda-tanda vital seorang manusia antara lain:

1. Tekanan darah

2. Nadi / pols

3. Suhu Tubuh / temperature

4. Pernapasan

TEKANAN DARAH

Jumlah tekanan darah yang normal berdasarkan usia

seseorang adalah:

– Bayi usia di bawah 1 bulan     : 85/15 mmHg

– Usia 1 – 6 bulan     : 90/60 mmHg

– Usia 6 – 12 bulan    : 96/65 mmHg

Tempat untuk mengukur tekanan darah seseorang

adalah:

– Lengan atas

– Pergelangan kaki

NADI

Nadi adalah denyut nadi yang teraba pada dinding

pembuluh darah arteri yang berdasarkan systol dan

Page 12: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL PADA BAYI DAN ANAK

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/002

No. Revisi

00

Halaman

1/2

gystole dari jantung.

Jumlah denyut nadi yang normal berdasarkan usia

seseorang adalah:

– Bayi baru lahir        : 140 kali per menit

– Umur di bawah umur 1 bulan        : 110 kali per menit

Jika jumlah denyut nadi di bawah kondisi normal, maka

disebut pradicardi.

Jika jumlah denyut nadi di atas kondisi normal, maka

disebut tachicardi.

Tujuan mengetahui jumlah denyut nadi seseorang

adalah:

* Untuk mengetahui kerja jantung

* Untuk menentukan diagnose

* Untuk segera mengetahui adanya kelainan-kelainan

pada seseorang

Tempat-tempat menghitung denyut nadi adalah:

SUHU

Tempat untuk mengukur suhu badan seseorang adalah:

– Ketiak/ axilea, pada area ini termometer didiamkan

sekitar 10 – 15 menit

– Anus/ dubur/ rectal, pada area ini termometer

didiamkan sekitar 3 – 5 menit

– Mulut/oral, pada area ini termometer didiamkan sekitar

2 – 3 menit

Seseorang dikatakan bersuhu tubuh normal, jika suhu

tubuhnya berada pada 36oC – 37,5oC

Seseorang dikatakan bersuhu tubuh rendah

(hypopirexia/hypopermia), jiak suhu tubuhnya < 36oC

Page 13: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL PADA BAYI DAN ANAK

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/002

No. Revisi

00

Halaman

1/2

Seseorang dikatakan bersuhu tubuh tinggi/panas jika:

– Demam : Jika bersuhu 37,5 oC – 38oC

– Febris : Jika bersuhu 38oC – 39oC

– Hypertermia : Jika bersuhu > 40oC

PERNAPASAN

Pola pernapasan adalah:

– Pernapasan normal (euphea)

– Pernapasan cepat (tachypnea)

– Pernapasan lambat (bradypnea)

– Sulit/sukar bernapas (oypnea)

Jumlah pernapasan seseorang adalah:

– Bayi : 30 – 40 kali per menit

Unit terkait

Page 14: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

MERAWAT TALI PUSAT

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/007

No. Revisi

00

Halaman

1/1

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL

Tanggal Terbit

01 September 2015

Ditetapkan

Direktur

dr. Hendrivand, SpOG

Pengertian Perawatan tali pusat merupakan tindakan keperawatan

yang bertujuan merawat tali pusat pada bayi baru lahir

agar tetap kering dan mencegah terjadinya infeksi

Tujuan 1. Mencegah terjadinya infeksi

2. Mempercepat proses pengeringan tali pusat

3. Mempercepat terlepasnya tali pusat

Kebijakan Pelaksana pemasangan bisa dokter ruangan, paramedic

terlatih atau pembantu paramedic.

Prosedur Perawatan Tali Pusat

a. Siapkan alat-alat

b. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat.

c. Tali pusat dibersihkan dengan kain kasa.

d. Tali pusat dibungkus dengan kain kasa steril kering.

e. Setelah tali pusat terlepas/puput, pusat tetap diberi

kasa

Membungkus tali pusat dengan kasa dan

mengkondisikan tali pusat tetap kering.

Unit terkait Kamar Bayi

Page 15: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

CARA MENGGANTI BAJU BAYI

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/008

No. Revisi

00

Halaman

1/1

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL

Tanggal Terbit

01 September 2015

Ditetapkan

Direktur

dr. Hendrivand, SpOG

Pengertian Tindakan mengganti baju bayi

Tujuan Menjaga kebersihan diri

Kebijakan Tindakan dilakukan sesuai prosedur

Prosedur 1. Lepas kancing baju bayi

2. Siapkan baju yang hendak dipakai, buka kancingnya,

lebarkan, letakkan di atas ranjang.

3. Baringkan bayi di atas baju.

4. Satu persatu, masukkan lengan bayi ke lengan baju.

5. Kancingkan baju.

Unit terkait Kamar bayi

Page 16: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

MEMBUAT SUSU

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/009

No. Revisi

00

Halaman

1/2

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL

Tanggal Terbit

01 September 2015

Ditetapkan

Direktur

dr. Hendrivand, SpOG

Pengertian Tindakan cara memberi susu formula bayi

Tujuan 1. Terlaksananya pemberian susu yang baik dan

benar

2. Mencegah infeksi

Kebijakan Tindakan pembuatan susu dilakukan pada pasien sesuai

dengan prosedur

Prosedur 1. Bersihkan meja persiapan.

2. Cuci tangan dengan sabun dan air

mengalir,keringkan.

3. Tuangkan air ke cangkir atau botol sebanyak yang

dapt dihabiskan bayi.

4. Tambahkan bubuk susu dengan takaran sesuai,

lalu tutup dan kocok sampai larut dengan baik.

Sebelumnya, perhatikan apakah susu bubuk masih

baik. Tanda susu yang tidak baik adalah bau berubah

(tengik), warna berubah (tidak kuning cerah) atau

terdapat gumpalan.

5. Dinginkan dengan merendam botol susu di air

bersih dingin atau air mengalir. Cek dengan

meneteskan susu ke pergelangan tangan. Jika sudah

hangat atau tidak panas, susu siap diminumkan.

Susu formula yang telah dilarutkan harus segera diminum

dan dihabiskan untuk menghindari kemungkinan

Page 17: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

MEMBUAT SUSU

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/009

No. Revisi

00

Halaman

1/2

pencemaran. Bila susu yang telah dilarutkan tidak segera

diminum, maka taruhlah di lemari es dan dipanaskan

kembali dengan merendamnya dalam air panas sebelum

diminumkan. Baik di lemari es maupun di suhu ruangan,

susu yang telah dilarutkan sebaiknya diminum sebelum 2

jam.

Unit terkait Kamar Bayi

Page 18: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

MEMBERI MINUM BAYI

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/010

No. Revisi

00

Halaman

1/2

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL

Tanggal Terbit

01 September 2015

Ditetapkan

Direktur

dr. Hendrivand, SpOG

Pengertian Teknik dalam memberi minum pada bayi

Tujuan Meminimalisir kejadian tersedak pada bayi

Kebijakan Tindakan pemberian minum nayi dilakukan pada pasien

sesuai dengan prosedur

Prosedur 1. Gendong dan peluk bayi pada posisi kepala lebih

tinggi dari perut agar bayi tidak tersedak. Atau, bila

bayi diletakan di tempat tidur, ganjal kepalanya

dengan bantal.

2. Masukkan dot botol dalam mulut bayi, dengan

posisi dot di atas lidah, tidak terlalu ke belakang mulut.

3. Posisi botol miring dan dot berisi susu agar udara

tidak masuk ke dalam lambung bayi yang berakibat

kolik.

4. Jangan tinggalkan bayi dalam keadaan mnyusu

sendiri, jika ia sudah dapat memegang botol susu. Bila

tersedak, Anda akan terlambat menolongnya. Selain

itu bila susu keluar dari mulut dan masuk ke dalam

telinganya, dapat mengakibatkan infeksi telinga.

5. Jika susu sudah habis dan bayi masih tampak

nyaman mengisap dot, lepas botol perlahan, selipkan

kelingking Anda ke mulutnya.

6. Bila bayi mengantuk dan dot lepas dari mulutnya,

berarti dia sudah kenyang. Jangan paksa

menghabiskan sisanya yang masih ada di botol.

Page 19: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

MEMBERI MINUM BAYI

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/010

No. Revisi

00

Halaman

1/2

Unit terkait Kamar bayi

Page 20: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

CARA MEREBUS BOTOL SUSU

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/011

No. Revisi

00

Halaman

1/1

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL

Tanggal Terbit

01 September 2015

Ditetapkan

Direktur

dr. Hendrivand, SpOG

Pengertian Cara atau kiat merebus botol susu bayi

Tujuan Menjaga kebersihan dan kesterilan botol susu agar

terhindar dari bakteri dan kuman

Kebijakan Menjaga kebersihan dan kesterilan botol susu agar

terhindar dari bakteri dan kuman

Prosedur 1. Cuci bersih peralatan minum bayi menggunakan sikat

dan sabun.

2. Sterilkan semua peralatan yang akan digunakan.

3. Jika mengggunakan teknik perebusan, cangkir atau

botol harus terendam dengan baik dan tidka ada

udara di dalamnya.

4. Biarkan dalam keadaan mendidih selama minimal 5

menit.

5. Tutup panci dengan peralatan steril di dalamnya

sampai dipakai.

6. Bila tidak segera dipakai, angkat, pasang dot dan

tutup botol, simpan di tempat bersih dan kering.

Unit terkait Kamar Bayi

Page 21: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

CARA MEMBUAT SUSU TAMBAHAN

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/012

No. Revisi

00

Halaman

1/3

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL

Tanggal Terbit

01 September 2015

Ditetapkan

Direktur

dr. Hendrivand, SpOG

Pengertian ASI jelas asupan terbaik bagi si kecil. Namun, adakalanya

kondisi ibu tidak memungkinkannya memberikan ASI

kepada sang buah hati. Pada kondisi seperti itulah,

dengan amat terpaksa orangtua harus rela memberikan

susu formula kepada bayinya.

Tujuan Supaya susu formula tidak terkontaminasi

Kebijakan Tindakan membuat susu tambahan dilakukan sesuai

dengan prosedur

Prosedur 1. Cuci bersih botol dan semua bagiannya. Lepaskan

bagian karet dot terlebih dahulu dari penyangganya

sebelum dicuci.

2. Sterilkan botol dan semua bagiannya termasuk tutup

dot. Ibu dapat menggunakan alat sterilisator botol atau

dapat dengan merebus botol dan bagian-bagiannya

dalam air mendidih selama 5 menit.

3. Setelah botol selesai disteril, letakkan dalam posisi

terbalik dan biarkan mengering secara alami (jangan

dikeringkan dengan kain lap), Setelah itu, kemudian

simpan dalam wadah tertutup.

4. Air yang digunakan untuk melarutkan susu formula

harus dididihkan selama 3 menit, sekalipun itu air

minum dalam kemasan. Setelah mendidih, matikan

api dan diamkan sekitar 10-15 menit dalam wadah

tertutup sehingga suhunya turun kurang lebih menjadi

Page 22: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

CARA MEMBUAT SUSU TAMBAHAN

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/012

No. Revisi

00

Halaman

1/3

70oC. Pada saat ini air siap untuk digunakan.

5. Bersihkan meja untuk mempersiapkan susu formula.

6. Cucilah tangan kembali dengan menggunakan sabun.

7. Pastikan susu yang digunakan tidak kadaluarsa, dan

masih dalam keadaan baik untuk dikonsumsi. Tanda-

tanda susu bubuk yang sudah tidak baik adalah

baunya berubah menjadi tengik, warnanya berubah,

atau tampak lembab dan bergumpal-gumpal. 

8. Tuangkan air ke botol sesuai dengan kebutuhan bayi,

sesuai perbadingan takarannya.

9. Tambahkan bubuk susu sesuai takaran. Gunakan

sendok takar yang disediakan dalam kemasan susu.

Pastikan sendok dalam keadaan bersih dan kering.

Baca aturan takar pada yang ada pada kemasan

susu. Sebagian susu menggunakan perbandingan 1

sendok takar untuk 30ml air, namun ada yang 1

sendok takar untuk 45ml air, dan bahkan ada yang 1

takar untuk 60 ml air.

10. Tutup botol kemudian kocok sampai semua larut

dengan baik.

11. Dinginkan dengan merendam botol susu di air bersih

dingin atau di air yang mengalir. Cek suhu susu

dengan meneteskan susu ke punggung tangan, dan

jika sudah tidak panas maka susu siap diminum.

Jangan men-cek suhu susu dengan menghisap dot

bayi.

12. Susu yang sudah dilarutkan sebaiknya diminum dalam

waktu 2 jam. Bila dalam waktu 2 jam susu tidak habis,

buanglah susu tersebut dan bila masih diperlukan

Page 23: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

CARA MEMBUAT SUSU TAMBAHAN

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/012

No. Revisi

00

Halaman

1/3

buat yang baru.

13. Menyimpan kaleng susu sebaiknya di tempat yang

sejuk, dalam suhu ruangan yang kering. Jangan

letakan susu di tempat panas, terpapar matahari,

ataupun di dalam lemari pendingin.

Unit terkait Kamar Bayi

Page 24: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

CARA MENGANTAR BAYI KE IBU

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/013

No. Revisi

00

Halaman

1/1

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL

Tanggal Terbit

01 September 2015

Ditetapkan

Direktur

dr. Hendrivand, SpOG

Pengertian Tindakan mengantarkan bayi yang sudah baik kondisinya

kepada ibu untuk dilakaukan rooming in

Tujuan Terlaksananya kegiatan rooming in

Kebijakan Tindakan dilakukan petugas sesuai dengan prosedur

Prosedur 1. Bayi dibalut dengan pakaian hangat

2. Bayi diantar dengan bok bayi

3. Bayi diantar dengan cepat ke ruang ibu agar tidak

terkontaminasi dengan udara luar

4. Bayi diantar dengan box dan di tutup dengan

tirai/penutup box bayi

Unit terkait 1. Kamar bayi

2. Rawat inap

Page 25: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DENGAN PARTUS SPONTAN

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/014

No. Revisi

00

Halaman

1/1

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL

Tanggal Terbit

01 September 2015

Ditetapkan

Direktur

dr. Hendrivand, SpOG

Pengertian Segera setelah lahir, dokter atau perawat dengan lembut

akan membersihkan lendir dan benda-benda lain dari

mulut, hidung dan tenggorokan bayi dengan alat

penghisap.

Tujuan 1. Mempertahankan pernafasan

2. Mencegah infeksi

Kebijakan Tindakan perawatan bayi baru lahir dengan spontan

dilakukan sesuai dengan prosedur

Prosedur 1. Resusitasi

2. Penghisapan lender

3. Penentuan APGAR Score

4. Pemotongan tali pusat

5. Perawatan tali pusat

6. Pengukuran BB dan PB bayi

7. Memandikan bayi

8. Pemberian tetes mata

9. Pemberian tanda pengenal

10.Pemberian pakaian

Unit Terkait Kamar bayi

Page 26: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DENGAN SC

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/015

No. Revisi

00

Halaman

1/1

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL

Tanggal Terbit

01 September 2015

Ditetapkan

Direktur

dr. Hendrivand, SpOG

Pengertian Sebenarnya cara merawat bayi yang lahir secara normal

atau Caesar sama saja. Hanya saja bayi lahir Caesar

memiliki peluang rentan terhadap penyakit lebih tinggi

daripada bayi yang lahir normal.

Tujuan 1. Agar rentan terhadap penyakit

2. Mencegah infeksi

Kebijakan Tindakan perawatan bayi lahir dengan sc dilakukan

sesuai dengan prosedur

Prosedur 1. Membantu bayi mendapatkan banyak istirahat

2. Cuci tangan

3. Bersihkan mata

4. Perawatan mulut

5. Perawatan kulit bayi

6. Perawatan Tali Pusat

7. Imunisasi dan vitamin K1

8. Mandikan bayi Unit Terkait Kamar bayi

Page 27: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DENGAN VE

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/016

No. Revisi

00

Halaman

1/1

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL

Tanggal Terbit

01 September 2015

Ditetapkan

Direktur

dr. Hendrivand, SpOG

Pengertian Sebenarnya cara merawat bayi yang lahir secara normal

atau Caesar sama saja. Hanya saja bayi lahir Caesar

memiliki peluang rentan terhadap penyakit lebih tinggi

daripada bayi yang lahir normal.

Tujuan 1. Agar rentan terhadap penyakit

2. Mencegah infeksi

3. Mencegah gagal nafas pada bayi

Kebijakan Tindakan perawatan bayi lahir dengan VE dilakukan

sesuai dengan prosedur

Prosedur 1. Membantu bayi meluaskan jalan nafas

2. Bersihkan mata

3. Pemberian Vit K

4. Perawatan mulut

5. Perawatan kulit bayi

6. Perawatan Tali Pusat

7. Imunisasi

8. Mandikan bayi 

Unit Terkait Kamar bayi

Page 28: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

OBSERVASI DAN PERAWATAN BAYI SELAMA DI RUMAH SAKIT

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/017

No. Revisi

00

Halaman

1/1

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL

Tanggal Terbit

01 September 2015

Ditetapkan

Direktur

dr. Hendrivand, SpOG

Pengertian Tindakan pengawasan bayi dari tanda-tanda vital bayi

dan adaptasi bayi

Tujuan Mencegah terjadinya kejadian yang tidak diinginkan pada

bayi

Kebijakan Tindakan observasi dan perawatan dilakukan sesuai

dengan prosedur

Prosedur 1. Bayi diletakan di infant warmer dengan suhu yang

sudah di sesuaikan dan di terangi lampu untuk

menjaga kehangatan

2. Observasi dilakukan perjam meliputi tanda-tanda

vital bayi dan apgar bayi

3. Pada bayi sakit wajib dipasang oxymetri untuk

menilai tanda-tanda vital bayi

4. Hasil evaluasi dan observasi dicatat di lembar

observasi

Unit terkait Kamar bayi

Page 29: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

MEMULANGKAN BAYI

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/018

No. Revisi

00

Halaman

1/1

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL

Tanggal Terbit

01 September 2015

Ditetapkan

Direktur

dr. Hendrivand, SpOG

Pengertian Bayi yang telah mendapatkan perawatan yang telah

dinyatakan boleh pulang oleh dokter

Tujuan Sebagai acuan memulangkan pasien dari ruang rawat

inap/kamar bayi

Kebijakan Setiap pasien pulang harus seijin dokter.

Prosedur 1. Dokter mengijinkan pulang

2. Bagian administrasi perawat menyiapkan perincian

pembiayaan dan surat-surat yang dibutuhkan antara

lain : surat control

3. Surat perincian diatur ke bagian ruangan oleh bagian

administrasi perawat

4. Perawat menganjurkan keluarga pasien

menyelesaikan administrasi ke bagian keuangan

5. Surat bukti pembayaran di serahkan ke bagian

administrasi perawat

6. Perawat memberikan penjelasan tentang selanjutnya

di rumah dan menyerahkan surat-surat yang di

perlukan pasien.

Unit Terkait Kamar bayi

Page 30: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

MEMULANGKAN BAYI

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/018

No. Revisi

00

Halaman

1/1

RSIA PETUKANGAN

PENANGANAN BAYI BARU LAHIR DENGAN

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/019

No. Revisi

00

Halaman

1/1

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL

Tanggal Terbit

01 September 2015

Ditetapkan

Direktur

dr. Hendrivand, SpOG

Pengertian Melakukan penanganan lebih lanjut terhadap bayi baru

lahir baik lahir normal maupun dengan tindakan

Tujuan Mencegah terjadinya hipotermi.

Mencegah terjadinya infeksi.

Meningkatkan nilai AS

Kebijakan Semua bayi baru lahir harus benar identifikasinya.

Lakukan pemasangan gelang identitas yang disesuaikan

dengan status ibu.

Bayi jangan sampai tertukar.

Hindari bayi terhadap resiko jatuh saat dilakukan

perawatan

Prosedur 1. Persiapan alat :

Meja pemanas bayi (Radiant Warmer)

Meja tindakan resusitasi siap pakai meliputi :

- Suction dan 02.

- Lampu pemanas dalam keadaan terpasang.

- Alat resusitasi lengkap.

Meja dorong (trolley) obat-obatan dan set infus jika

perlu.

Page 31: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

MEMULANGKAN BAYI

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/018

No. Revisi

00

Halaman

1/1

Handuk bersih dan kering.

Selimut bayi.

Slym Zuiger dispossible.

Sarung tangan.

Stetescope

Pengukur berat badan dan panjang badan.

Gelang identitas bayi dan ibu.

Status dan ATK.

2. Persiapan pasien :Pasien diberi penjelasan tentang langkah-langkah

tindakan yang akan dilakukan terhadap bayi baru

lahir.

Pelaksanaan

1. Pasien diberitahu bayi telah lahir.

2. Petugas sudah dalam keadaan siap menolong dan

memakai alat pelindung diri.

3. Diatas perut ibu diletakkan handuk bersih dengan

posisi melintang.

4. Setelah bayi lahir letakkan diatas perut ibu pada

handuk, bila ketuban berwarna hijau hisap lendir saat

kepala bayi lahir dimulai dari mulut kemudian hidung,

menghisap hanya disekitar mulut dan jangan terlalu

dalam.

5. Setelah badan bayi lahir keringkan dengan handuk

bersih yang ada di atas perut ibu mulai dari arah

kepala bayi, badan sambil dilakukan pengurutan pada

punggung bayi terakhir bagian kaki.

6. Tali pusat dijepit dengan penjepit tali pusat ± 3 cm

dari pangkal tali pusat kemudian disurutkan kearah

Page 32: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

MEMULANGKAN BAYI

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/018

No. Revisi

00

Halaman

1/1

luar ± 3 cm dari klem.

7. Tali pusat digunting dengan tangan kiri penolong

melindungi perut bayi dari gunting tali pusat.

8. Tali pusat dibungkus dengan kassa beralkohol

9. Bayi diletakkan diatas perut/dada ibu untuk dilakukan

IMD

10.Gunting diletakkan pada larutan chlorin 0, 5 %.

11.Ganti handuk dengan selimut bayi.

12.Cek keadaan anus bayi dengan memasukkan

termometer ke dalam anus bayi.

13.Bila bayi tidak menangis bawa bayi kemeja tindakan

resusitasi dan lakukan tindakan / langkah awal

resusitasi.

14.Selanjutnya hubungi dokter anak/dokter jaga dan

bidan senior.

15.Setelah bayi teratasi beritahu pasien dan suami /

keluarga bayi.

16.Untuk pasien lahir dengan SC bayi langsung

diberikan kepada dokter Spesialis Anak untuk

dilakukan tindakan / langkah awal resusitasi.

17.Jika bayi dalam keadaan normal setelah plasenta

lahir petugas mencuci tangan dalam larutan chlorin

kemudian mencuci tangan ke dalam air DTT lalu

mengeringkan dengan handuk bersih dan kering.

18.Bayi dibungkus kembali dengan selimut bayi, lalu

berikan kembali kepada pasien.

19.Beri identitas bayi dan ibu.

20.Bayi dilakukan penimbangan berat badan, Tinggi

badan, Lingkar dada, lingkar kepala dan beri salep

Page 33: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

MEMULANGKAN BAYI

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/018

No. Revisi

00

Halaman

1/1

mata bayi dan suntik vit K (IM).

21.Petugas mencuci tangan didalam larutan chlorin dan

melepas sarung tangan dalam keadaan terbalik

didalam bak larutan chlorin.

22.Petugas melepas alat pelindung diri dan merapihkan

alat-alat ke tempat semua.

23.Petugas mencuci tangan dan membuat laporan

persalinan dan status bayi baru lahir.

24.Melapor kebagian Rekam Medik untuk mendapatkan

nomor Rekam Medik pada status bayi

Unit Terkait 1. Kamar bayi

2. Kamar bersalin/VK

3. Kamar operasi

Page 34: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

SIDIK TELAPAK KAKI BAYI

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/019

No. Revisi

00

Halaman

1/1

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL

Tanggal Terbit

01 September 2015

Ditetapkan

Direktur

dr. Hendrivand, SpOG

Pengertian Sidik telapak kaki bayi adalah proses penempelan Bak

stempel tinta hitam pada kedua telapak kaki bayi diatas

surat keterangan lahir dan proses sidik jari ibu kiri dan

sidik jari ibu kanan yang dilaksanakan oleh bidan/perawat

setelah bayi lahir sebagai bentuk identifikasi bayi

Tujuan - Sebagai bukti otentik keabsahan bayi

- Mencegah tertukarnya bayi

Kebijakan - Semua bayi baru lahir di RSIA RP Soeroso

- Formulir Surat Keterangan Lahir

Prosedur 1. Lakukan proses perawatan bayi baru lahir sesuai

prosedur

2. Lakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini)

3. Lakukan proses identifikasi bayi baru lahir:

a. Memasang peneng atas nama by ny ……

(nama ibu bayi) dan nomor Rekam Medik

b. Lakukan cap telapak kaki bayi dengan

menempelkan Bak Stempel tinta hitam pada

telapak kaki kanan bayi dan ditempelkan

diatas Surat Keterangan Lahir yang tertulis

cap kaki kanan/kiri bayi

c. Lakukan cap jari ibu sebelah kiri dan kanan

dengan menempelkan Bak stempel tinta hitam

pada ibu jari sebelah kiri dan kanan dan

tempelkan diatas yang tertulis sidik jari ibu kiri

Page 35: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

SIDIK TELAPAK KAKI BAYI

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/019

No. Revisi

00

Halaman

1/1

dan kanan

4. Bersihkan telapak kaki bayi kiri dan kanan

dengan menggunakan kapas yang telah dibasahi

dengan air kemudian keringkan

5. Bersihkan kedua ibu jari ibu dengan kapas yang

telah dibasahi dengan air dan keringkan

6. Bereskan alat-alat

7. Tanda tangan dokter yang menolong

Unit Terkait 1. Kamar Bayi

2. Rawat Inap Kebidanan

3. Rekam Medis

Page 36: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

MENERIMA BAYI BARU LAHIRDENGAN SC

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/20

No. Revisi

00

Halaman

1/1

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL

Tanggal Terbit

01 September 2015

Ditetapkan

Direktur

dr. Hendrivand, SpOG

Pengertian Melakukan penanganan lebih lanjut terhadap bayi baru

lahir dengan tindakan Seksio Caesaria.

Tujuan Mencegah terjadinya hipotermia

Memberikan rasa nyaman pada bayi

Mencegah terjadinya aspirasi

Kebijakan Seluruh bayi baru lahir diperhatiakn angka AS

Lakukan tindakan segera bila timbul nilai AS yang tidak

normal

Pastikan bayi tidak terjadi hipotermia

Prosedur 1. Persiapan alat :

Tempat tidur pemanas bayi/ radiant warmer

Meja tindakan resusitasi bayi lengkap siap pakai

meliputi :

- Suction.

- Oksigen bayi.

- Alat resusitasi bayi lengkap/ neupuff

- Obat-obatan lengkap.

- Klem tali pusat.

- Identitas bayi.

Handuk bersih dan kering.

Selimut bayi.

Penghisap lendir bayi

Sarung tangan.

Stetoscope.

Page 37: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

MENERIMA BAYI BARU LAHIRDENGAN SC

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/20

No. Revisi

00

Halaman

1/1

Pengukur berat badan dan tinggi badan.

Status bayi dan ATK.

Thermometer bayi.

2. Persiapan pasien :

Pasien diberi tahu bayi telah lahir dan akan dilakukan

penanganan lebih lanjut.

Pelaksanaan

1. Pasien diberitahu bahwa bayi sudah lahir dan jenis

kelamin bayi dijelaskan.

2. Petugas memakai sarung tangan sudah dalam

keadaan siap menerima bayi dengan membawa

handuk steril.

3. Bayi diterima dari operator dan lakukan penilaian

pada bayi.

4. Bayi dibawa ke meja tindakan resusitasi/ radiant

warmmer untuk dilakukan penanganan awal bayi baru

lahir.

5. Bersama dengan dokter spesialis anak,bayi

dikeringkan dengan handuk bersih dan kering.

6. Talipusat bayi dibersihkan dan dikeringkan, dijepit dan

dipotong bila tali pusat terlalu panjang.

7. Ganti handuk yang sudah basah dengan selimut bayi

yang kering dan bersih.

8. Bila perlu hisap lendir bayi dengan penghisap lendir

bayi.

9. Perlihatkan bayi kepada ibunya dan lakukan IMD

10.Bayi dilakukan penimbangan Berat Badan,Tinggi

Badan, Lingkar Dada dan Lingkar Kepala bayi serta

Page 38: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

MENERIMA BAYI BARU LAHIRDENGAN SC

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/20

No. Revisi

00

Halaman

1/1

berikan salep

11.mata bayi dan suntik Vit K (IM)

12.Pasang gelang peneng bayi sebagai identitas bayi

sesuai dengan jenis kelamin bayi

13.Lakukan pengecapan kaki kanan dan kiri bayi serta

sidik jari ibu.

14.Setelah selesai bayi diletakkan didalam incubator bila

perlu

15.petugas merapihkan alat-alat rendam kedalam larutan

chlorin 0,5 %.

16.Kemudian petugas mencuci tangan kedalam larutan

chlorin 0,5 % sambil melepas sarung tangan dalam

keadaan terbalik.

17.Lakukan pencatatan di status ibu ,bayi dan buku

dokumentasi kamar operasi.

18.Keluarga diberitahu dan diperlihatkan jenis kelamin

bayi,BB bayi, TB bayi dan kondisi bayi saat dilahirkan

jika terjadi kecacatan dokter spesialis anak yang

menjelaskan.

19.Beri selamat kepada bapak atau keluarga yang

menunggu.

20.Petugas memberitahu tentang BB, TB,LD dan LK bayi

kepada dokter.

21.Petugas melapor kebagian Rekam Medik untuk

mendapatkan nomor Rekam Medik pada status bayi

Unit Terkait 1. Kamar Bersalin/VK

2. Kamar operaasi

3. Kamar Bayi

Page 39: Konsultan Spo Kamar Bayi

RSIA PETUKANGAN

MENERIMA BAYI BARU LAHIRDENGAN SC

No. Dokumen

PTK/SPO/KPWT/06/20

No. Revisi

00

Halaman

1/1