konstruksi media cetak atas realitas analisis framing...

110
KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING TERHADAP MAJALAH TABLIGH Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam Oleh : Herni Ramdlaningrum NIM : 208051000009 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA 2010 i

Upload: others

Post on 09-Sep-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING TERHADAP MAJALAH TABLIGH

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Komunikasi Islam

Oleh : Herni Ramdlaningrum NIM : 208051000009

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

JAKARTA 2010

i

Page 2: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

ii

KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING TERHADAP MAJALAH TABLIGH

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Komunikasi Islam

Oleh : Herni Ramdlaningrum NIM : 208051000009

Dibawah Bimbingan

Dra. Armawati Arbi, M.Si

NIP. 19650207 199103 2 002

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA

2010

Page 3: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

iii

Lembar Pengesahan

Skripisi yang berjudul KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS, ANALISIS FRAMING TERHADAP MAJALAH TABLIGH. Telah diujikan dalam sidang munaqosyah fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada 04 Mei 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.Kom I) pada Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)

Jakarta 04 Mei 2010

Panitia Sidang Munaqosah

Ketua

Drs. Wahidin Saputra, MA NIP. 19700903 199603 1 001

Sekretaris

Dra. Hj. Musrifah Nurlaily, MA NIP. 19710412 200003 2 001

Anggota

Penguji I

Drs. Wahidin Saputra, MA NIP. 19700903 199603 1 001

Penguji II

Dra. Hj. Asriati Jamil, M.Hum NIP. 19610422 199003 2 001

Pembimbing

Dra. Armawati Arbi M.Si NIP. 19650207 199103 2 002

Page 4: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

iv

Lembar Pernyataan

saya

Page 5: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan nikmat serta karunianya sehingga akhirnya penulisan tugas akhir ini

dapat terselesaikan walaupun dengan proses yang sangat panjang dan berkelok.

Telah begitu banyak pihak yang membantu penulis menyelesaikan tugas akhir ini

yang tidak dapat disebutkan satu persatu, akan tetapi saya tetap ingin

mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak dan semoga Allah meridhai

serta membalasnya.

1. Kepada Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Bapak Dr. H.

Arief Subhan, MA, Pembantu Dekan I, Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA,

Pembantu Dekan II, Bapak Drs. Mahmud Jalal, MA, Pembantu Dekan III,

Bapak Drs. Study Rizal LK, MA.

2. Kepada Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Non Reguler Ibu,

Dra. Hj. Asriati Jamil M.Hum, Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam Non Reguler, Ibu Dra. Hj. Musrifah Nurlaily, MA.

3. Ibu Dra. Armawati Arbi, M.Si, sebagai pembimbing skripsi yang selalu

memberi banyak masukan kepada penulis.

4. Tim dan Panitia Penguji Sidang Munaqosah.

5. Kepada staff Perpustakaan Utama dan Fakultas Dakwah yang telah banyak

membantu dalam memberikan referensi yang dibutuhkan.

6. Seluruh Dosen Jurusan Komunikasi dan penyiaran Islam.

Page 6: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

vi

7. Kepada seluruh dewan dan staff redaksi Majalah Tabligh, penulis sampaikan

ucapan terimakasih dan penghargaan seting-tinginya atas kerjasama dan

bantuan yang telah diberikan.

8. Cinta yang tiada bertepi penulis persembahkan untuk Mamah, Bapak, Herna,

Elfa, dan Ade Haikal yang tiada lelah mengingatkan penulis untuk segera

menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Kepada teman-teman seperjuangan di ikatan tercinta, Ikatan Remaja

Muhammadiyah; Satia Chandra Wiguna, Ahmad Imam M. Rais, Denden

Firman Arief, Sitti “Imeh” Fatimah, Asep Ibnu Tsani, Sanusi “Uci”

Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu “meneror” penulis agar segera

melakukan pembebasan terhadap diri sendiri.

10. Sahabat di kampus tercinta, Amelia serta kawan-kawan yang lain.

11. Terakhir, penulis ucapkan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya pada

buah hati tercinta Feivel Fathirulhaq – belahan jiwa pesona hati – karena

pengerjaan skripsi ini ternyata mengambil hak waktu miliknya.

Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Page 7: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

vii

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………… ii LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ………………………...... iii LEMBAR PERNYATAAN …………………………………………….. iv KATA PENGANTAR ………………………………………………….... v DAFTAR ISI ……………………………………………………………... vii ABSTRAK ………………………………………………………………... ix BAB I PENDAHULUAN……………………………………………. 1

A. Latar Belakang Masalah …………………………………… 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……………………… 3 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………….. 4 D. Metodologi Penelitian ……………………………………… 6 E. Tinjauan Pustaka …………………………………………… 14 F. Sistematika Penulisan ………………………………………. 15

BAB II KERANGKA TEORI ………………………………………… 17 A. Komunikasi Massa dan Media Massa ……………………… 20

1. Komunikasi Massa ………………………………………. 20 2. Media Massa …………………………………………….. 22

B. Media Massa dan Masyarakat ……………………………… 27 1. Media Massa Sebagai Institusi Masyarakat ……………... 27 2. Hubungan Media dan Masyarakat Sebagai Struktur ……. 29 3. Hubungan Media dan Masyarakat Sebagai Agency ……... 31 4. Media Massa dan Konteks Kehidupan Masyarakat …….. 41

C. Media Massa dan Konstruksi Realitas ……………………… 35 D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Media Massa …………... 40

1. Faktor Rutinitas Media …………………………………... 43 2. Faktor Organisasi Media Massa …………………………. 45 3. Faktor Ekternal Organisasi Media ………………………. 48 4. Faktor Ideologi ………………………………………….. 51

a. Konsepsi Ideologi ……………………………………. 51 b. Ideologi dan Media Massa …………………………… 52 c. Ideologi Media dan Isu Tentang Pemahaman

Pluralisme dalam islam ………………………………. 54 E. Dakwah Islam ………………………………………………. 55

BAB III PROFIL MAJALAH TABLIGH ……………………………. 57

A. Sejarah Singkat Majalah Tabligh …………………………… 57 B. Visi dan Misi Majalah Tabligh ……………………………… 60 C. Struktur dan Redaksi Majalah Tabligh ……………………... 61 D. Karakteristik Rubrik Majalah Tabligh ……………………… 63 E. Isu Utama Majalah Tabligh ………………………………… 68

Page 8: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

viii

BAB IV KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING TERHADAP MAJALAH TABLIGH ………………………………………. 74

A. Analisis Perangkat Pembingkai Teks Rubrik Laporan Utama ………………………………….................... 75

B. Analisis Perangkat Penalaran Teks Rubrik Laporan Utama ... 90

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI …………………… 95 A. Kesimpulan …………………………………………………. 95 B. Saran-saran …………………………………………………. 97

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….... 99 LAMPIRAN

Page 9: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

ix

ABSTRAK

Nama : Herni Ramdlaningrum NIM : 208051000009 KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING

TERHADAP MAJALAH TABLIGH

Majalah Tabligh adalah media cetak yang diterbitkan oleh Majelis Tabligh Dan Dakwah Khusus PP Muhammadiyah. Sebuah organisasi dakwah Islam amar ma’ruf nahyi munkar. Majalah tabligh adalah media dakwah bagi kalangan anggota Muhammadiyah sebagi bentuk dakwah yang bertujuan untuk membangun nilai-nilai puritanisme. Namun sebagai majalah yang diterbitkan oleh organisasi yang memegang prinsip umatan wasathon, atau masyarakat moderat, majalah tablih dirasa memliki pesan-pesan yang tidak menampilkan ciri masyarakat umatan wasathon karena majalah tabligh banyak melakukan peng-akuan atas nilai-nilai kebenaran dan mempersalahkan kelompok lain.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui issue utama atau tema yang dikemukakan oleh Majalah Tabligh berikut materi apa saja yang disampaikan dan teknik penggunaan bahasa dalam penyampaian materi dakwah serta bagaimana Majalah Tabligh melakukan pembingkaian terhadap realitas untuk menyampaikan visi dan misinya melalui pesan-pesan kepada pembaca.

Penelitian ini bertolak dari sebuah pemikiran bahwa ajaran Islam yang

sebenar-benarnya adalah Islam yang sepenuhnya mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW, sehingga perlu adanya pelurusan-pelurusan cara pandang tentang nilai-nilai Islam yang selama ini semakin berkembang di masyarakat. Majalah Tabligh tidak berusaha menerjemahkan nilai-nilai dengan melihat sisi kontekstualnya. Dalam beberapa hal, majalah tabligh tidak mengikuti cara Organisasi Muhammadiyah dalam melakukan ijtihad atau pembaharuan dalam mengembangkan ajaran Islam serta bagaimana membangun keberagaman berfikir dan menghargai perbedaan.

Penelitian ini menggunakan metode analisis framing menurut Gamson

untuk mengetahui isu utama dan materi yang disampaikan. Teknik Pengumpulan data yang dilakukan pada metode ini adalah mengumpulkan berbagai dokumentasi yang kemudian diklasifikasikan dengan kategori yang ditetapkan berdasarkan alat ukur yang dibuat. Selanjutnya data dianalisis dengan melakukan inferensi, penafsiran dan pembandingan berdasarkan berbagai teori yang ada. Kemudian

Page 10: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

x

untuk mengetahui makna-makna pesan dibalik penggunaan bahasa, dilakukan analisa dengan menggunakan metode framing yang dalam hal ini framing menurut Gamson.

Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, dapat diperoleh

kesimpulan bahwa Issue utama/tema yang dikemukakan oleh Majalah Tabligh adalah 1). Membahas usaha pemurtadan umat Islam. 2). Membahas perkembangan dan peristiwa dakwah Islam kontemporer. 3).Mendakwahkan Tauhid, mengawal tajdid. Tiga isu utama diatas diharapkan mampu mewujudkan cita-cita besar Muhammadiyah, yaitu Mewujudkan Masyarakat Utama, Adil dan Makmur yang diridhai Allah SWT, seperti halnya tujuan Muhammadiyah.

Page 11: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Media massa merupakan salah satu komponen penting dalam

perkembangan peradaban manusia. Ketika dinamika dunia berkembang pesat,

informasi dan komunikasi menjadi suatu hal yang memiliki peranan yang teramat

penting. Dengan kondisi tersebut, media massa menjadi suatu hal yang tak

terpisahkan dalam penyebaran informasi dan komunikasi massa.

Media adalah suatu hal yang essensial dan merupakan suatu komponen

yang dinamis dalam pertarungan kekuatan internasional ketika opini publik juga

merupakan suatu hal yang penting.1

Begitupun dalam hal berdakwah, penyampaian melalui media massa

menjadi sebuah keniscayaan yang perlu ditempuh untuk mendapatkan ruang yang

dapat diantarkan langsung kepada masyarakat. Selama ini, diyakini bahwa ada

dua bentuk media yang digunakan untuk berdakwah, yaitu media lisan dan media

tulisan. Rosulullah dalam dakwahnya telah memanfaaatkan risalah (surat) sebagai

media komunikasi2.

Dalam konteks masyarakat informatif, kehidupan masyarakat amat

dipengaruhi. Begitupun halnya dengan isi media, masyarakat juga memberikan

andil dalam pembentukan isi pesan yang disampaikan media.

1 Dennis McQualis, Mass Communication Theory, Sage Publication, London: 2000, h. 36 2 Hamzah Ya’qub, Publisistik Islam, Teknik Dakwah Dan Leadership, CV. Dipenogoro, Bandung: 1992, h. 84

1

Page 12: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

2

Kajian tentang Michael O’Shaughnessy dan Jane Stadler mengatakan

bahwa teks tidak mungkin muncul dengan sendirinya. Teks selalu ada dalam suatu

situasi sosial dengan konteks yang spesifik3. Dalam kepentingan dakwah

pengertian teks isi pesan media merupakan suatu hal yang muncul dari konteks

kehidupan sosial masyarakat yang ditampilkan oleh media dan kemudian akan

diterjemahkan pula oleh masyarakat berdasarkan konteks nilai-niali agama dan

konteks sosial yang berlaku saat itu ditengah masyarakat.

Lebih jelasnya, bahwa teks media merupakan representasi konteks

kehidupan yang terjadi disuatu tempat tertentu. Meskipun dalam menampilkan

teks, media menampilkan dengan sudut pandang tertentu, namun cara pandang

media merupakan salah satu konteks yang berlaku di tempat media itu berada.

Berkaitan dengan isi teks media yang dipengaruhi oleh konteks

masyarakat, salah satu fenomena menarik dalam mencermati media massa

Indonesia adalah isu tentang Puritanisme dan Pluralisme, dimana kedua isu ini

dianggap bertentangan.

Sebagai suatu contoh, majalah Tabligh yang diterbitkan oleh Majelis

Tabligh dan Dakwah Khusus Pimpinan Pusat Muhammadiyah, adalah majalah

yang menghadirkan konteks yang terjadi di Indonesia. Suatu konteks tentang

masyarakat majemuk di Indonesia dengan penduduk muslim terbanyak. Yang

menarik dari pesan atau teks dakwah yang dihadirkan oleh Majalah Tabligh

adalah adanya perbedaan cara pandang Organisasi Muhammadiyah sebagai

payung besar yang membawahinya, dikenal sebagai organisasi yang

3 Michael O’Shaughnessy dan Jane Stadler, Media and Society; An Introduction, Oxford University Press, South Melbourne: 2005, h. 64

Page 13: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

3

mengedepankan tajdid, mengukuhkan dirinya sebagai organisasi yang umatan

wasathon (umat yang berada di tengah) dan memurnikan ajaran-ajaran Islam, serta

bagaimana Majalah Tabligh melakukan interpretasi konteks sosial dan

menyampaikannya dalam sebuah teks dakwah melalui media massa. Apakah

Majalah Tabligh menjalankan dakwah yang dicita-citakan oleh KH.Ahmad

Dahlan -pendiri Muhammadiyah- ataukan interpretasi konteks sosialnya

menghasilkan pemahaman Islam yang berbeda.

Salah satu contoh, dalam Majalah Tabligh edisi April 2004, yang memuat

tema: “Laisa Minna, Liberalisme, Pluralisme, dan Inklusivisme”, memosisikan

Pluralisme adalah suatu pemikiran sesat yang tidak dapat diterima keberadaanya

dan harus diwaspadai penyebarannya. Dan bagaimanakan pluralisme menurut

Muhammadiyah dilihat dari perjalanan sejarahnya.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar anilisa dapat dilakukan lebih mendalam, maka penulis akan

menentukan pembatasan masalah, adapaun batasan dari objek Majalah yang

diteliti adalah:

1. Volume 1 / No. 04/November 2002

Judul Sindroma hantu, klenik, dan mistik

2. Volume 1 / No.10 / Mei 2003

Judul, Gerilya Kristen di sekolah

3. Volume 2 / No. / 09 / April 2004

Page 14: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

4

Judul, Laisa minna, Liberalisme, pluralisme, inklusivisme

4. Volume 3 / No. 07 / April 2005

Judul, Syir’ah, musuh Islam berlebel Islam

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka masalah dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :

a. Apakah Perangkat pembingkai (framing device) yang digunakan oleh Majalah

tabligh dalam membingkai pesan/teks pada Rubrik Laporan Utama?

b. Apakah Perangkat Penalaran (reasoning device) yang digunakan oleh Majalah

tabligh dalam membingkai pesan/teks pada Rubrik Laporan Utama?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

a. Mengetahui cara Majalah tabligh dalam membingkai realitas yang

ditampilkan dalam menyampaikan pesan-pesan dakwahnya.

b. Mengetahui kecenderungan pemahaman yang ditampilkan Majalah

Tabligh dalam menyampaikan dakwah Islam

2. Manfaat Penelitian

a. Secara akademis, penelitian ini akan memberikan sebuah kajian yang

mendalam tentang cara media membingkai pesan yang mereka

Page 15: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

5

tampilkan, faktor-faktor yang mempengaruhi media massa dalam

menyajikan content media, dan mengkaji tentang peran dan proses kerja

media dalam kontruksi realitas

Penelitian ini akan memberikan suatu kontribusi bagi kajian tentang

konteks masyarakat yang melatarbelakangi isi pesan emdia dan peran

media dalam mengkontruksi realitas konteks masyarakat tersebut.

Memberikan kejelasan bahwa konteks pemahaman masyarakat indonesia

tentang nilai-nilai agama yang digambarkan oleh Majalah Tabligh

dengan kontruksi yang dipengaruhi oleh latar belakang ideologis dan cara

pandang media tersebut terhadap pemahaman nilai-nilai Islam.

b. Secara praktis, diharapkan penelitian ini akan memberikan manfaat bagi

peneliti dan praktisi komunikasi dan berbagai komponen masyarakat

lainnya dalam menyikapi berbagai perbedaan pandangan nilai-nilai Islam

yang ditampilkan oleh media. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat

memberikan gambaran bahwa Islam dan berbagai isu didalamnya

bukanlah suatu isu yang mutlah dan final tetapi merupakan suatu

kontroversi yang wajar dan harus disikapi dengan saling menghormati.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pencerahan bahwa islam

yang dipahami oleh umat saat ini merupakan hasil suatu proses sejarah

dan berbagai variasinya. Sedangkan apa yang ditampilkan media tentang

Page 16: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

6

Islam dan berbagai isu didalamnya adalah hasil konstruksi berdasarkan

pemahaman media yang disandarkan pada salahsatu varian tersebut.

D. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Thomas Kuhn, George Ritzer mendefinisikan paradigma sebagai "subject

matter" atau substansi dalam ilmu pengetahuan. Secara tegas paradigma adalah

pandangan mendasar tentang apa yang menjadi pokok kajian yang semestinya

harus dipelajari sebagai disiplin ilmu pengetahuan.4

Paradigma adalah cara pandang yang harus dimiliki oleh setiap pengrajin

ilmu dalam mengkaji dan mengembangkan suatu disiplin ilmu yang ia tekuni.

Tentu saja hal ini sangat berkaitan dengan bagaimana sang ilmuwan itu

memandang tentang hakikat ilmu pengetahuan, diawali dengan bagaimana

munculnya ilmu pengetahuan, proses pencarian ilmu pengetahuan, dan tentu saja

nilai dari ilmu pengetahuan tersebut. Tentu saja, tidak semua orang memiliki

paradigma yang sama karena berbicara tentang paradigma sama halnya dengan

berbicara tentang dari posisi mana seseorang atau sekelompok orang memandang

sesuatu. Yyonna S. Lincoln dan Egon G. Guba memetakan paradigma ilmu

pengetahuan kepada tiga hal yaitu Positivisme, Postpositivisme, Critical Theory

dan Construktivisme5. Tapi sejumlah ilmuwan sosial lain melihat positivisme dan

postpositivisme bisa disatukan sebagai clasical paradigm karena dalam praltekna

4 Agus Salim, Teori dan Paradigma Ilmu Sosial (Pemikiran Norman K dan Egon Guba dan Penerapannya), PT. Tiara Wacana, Yogyakarta: 2001, h. 50 5 Denzin Loncoln dan Yvona, Handbook Qualitative Research, Sage Pubilcation, London: 2000, h. 163

Page 17: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

7

implikasi metodologi kedunya tidak jauh berbeda. Maka menurut Dedy N.

Hidayat, teori - teori dan penelitian ilmiah komunikasi cukup dikelompokan ke

dalam tiga paradigma yakni clasical, konstruktivisme, dan critical theory.

Paradigma konstruktivisme melihat ilmu sosial sebagai suatu analisis yang

sistematis terhadap makna dari setiap gejala atau aksi sosial dengan pengamatan

langsung terhadap perilaku keseharian dan latar belakang situasi yang terjadi pada

masyarakat. Dengan paradigma ini, ilmu sosial atau ilmu pengetahuan dapat

dilihat baik secara ontologis, epistemologis, metodologis, dan aksiologis sebagai

berikut:

Ontologis: Paradigma konstruktivis melihat bahwa realitas adalah suatu

hal yang dikonstruksi oleh pikiran manusia. Pengetahuan bukanlah hal yang

sebenarnya melainkan merupakan hasil dari konstruksi pikiran.

Epistemologis: Konstruktivis melihat bahwa realitas atau pengetahuan

merupakan produk interaksi antara peneliti dengan yang diteliti. Maka

konstruktivis menganggap mutlak adanya interaksi atau hubungan antara peneliti

dan yang diteliti.

Metodologis: Menurut Dedy N. Hidayat, cara memperoleh pengetahuan

atau suatu temuan dari penelitian dengan paradigma konstruktivis adalah melalui

suatu proses yang bersifat reflektif atau dialektikal. Suatu proses interaksi antara

peneliti dan yang diteliti dengan berempati dan memahami sehingga bersama-

sama merekonstruksi realitas yang diteliti menjadi suatu penemuan atau

pengetahuan.

Page 18: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

8

Aksiologis: Kontruktivis memandang bahwa pengetahuan dan ilmu atau

penelitian tidak pernah lepas dari nilai, etika, dan pilihan moral merupakan bagian

tak terpisahkan dalam suatu penelitian. Pengetahuan selalu berkaitan dengan nilai

dalam kehidupan dan harus berimbas pada kebaikan secara moral dan ukuran nilai

dan etika itu sendiri.

Penelitian ini akan dioperasionalisasikan dengan sudut pandang

konstruksionisme. Sudut pandang yang memiliki kesamaan bahkan berasal dari

paradigma konstruktivismme namun dalam aplikasi memiliki beberapa

kekhususan. Michael Crotty menjelaskan tentang makna dalam pandangan

konstruksionis. Bahwa makna bukanlah suatu hal yang diciptakan melainkan

dibentuk. Makna bukanlah suatu hal yang terkandung dalam obyek, melainkan

hasil konstruksi dalam melihat obyek6. Artinya makna dari satu realitas adalah

suatu hal yang dikonstruksi, bukan suatu hal yang sebenarnya menjadi bagian

dalam realitas tersebut. Bahwa dalam memaknai suatu realitas dan pengetahuan,

manusia melakukan suatu konstruksi berdasarkan pengalaman dan

pengetahuannya. Bahwa pemaknaan tersebut bukanlah inti relitas yang

merepresentasikan realitas itu.

Dalam Pandangan Konstruksionis. Media dilihat sebagai agen konstruksi

pesan. Maka isi pesan atau berita dari media atau realitas yang diangkat oleh

media tidak mungkin merupakan cermin dan refleksi dari realitas secara utuh.

Karena berita yang terbentuk merupakan konstruksi atas realitas.

6 Michael Crotty, The Foundation Social Research, St. Leonards, Australia:1998, h. 42

Page 19: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

9

Isi pesan dalam pandangan konstruksionis dipahami sebagai suatu hal

yang subyektif. Bahwa ketika pekerja media meliput suatu realitas, dan

menghadirkannya kembali menjadi isi media, hal ini tidak lepas dari prespektif

dan pertimbangan subyektif media. Secara otomatis, nilai, etika dan keberpihakan

pekerja media tidak dapat dipisahkan dari isi media itu sendiri.

Paradigma ini menjadi landasan dalam penelitian ini yang mencari

jawaban mengenai konstruksi media dan kecenderungan atau keberpihakan media

terhadap isu pluralisme dalam Islam. Bahwa realitas hasil penelitian tentang

konstruksi Majalah Tabligh tentang isu pemahaman pluralisme dalam Islam

merupakan hasil proses negosiaisi antara intrepretasi peneliti dengan teks yang

ditampilkan oleh Majalah Tabligh.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian merupakan proses kerja ilmiah. Penelitian disebut ilmiah jika

hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara rasional, empirik atau keduanya7.

Hal tersebut juga berlaku untuk penelitian kualitatif. Salah satu poin yang harus

dipertanggungjawabkan secara rasional itu adalah sejauh mana tingkat kualitas

data penelitian yang dihadirkan dalam penelitian kualitatif.

Dalam penelitian kualitatif, kualitas penelitian dapat dilihat apabila data

yang dikumpulkan telah melalui beberapa langkah uji kesahihan tertentu baik

kesahihan secara internal maupun eksternal.

7 Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, Pustaka Setia, Bandung: 2002, h. 179

Page 20: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

10

Menurut Boldan dan Biklen sebagaimana yang dikutip oleh Sudarman

Danim, ada lima teknik yang dapat digunakan untuk menghasilkan produk

penelitian atau data yang sahih dalam penelitian kualitatif, yaitu 1) aktivitas dapat

mempertinggi peluang mendapatkan temuan yang kredibel, 2) olah otak dengan

teman sejawat, 3) analisis kasus negatif, 4) rujukan yang tepat, dan 5) pengecekan

kepada responden8. Kelima hal tersebut dapat dilengkapi dengan kualitas

penyajian data yang sahih secara eksternal dengan merinci semua deskriptor,

indikator, dan semua unsur yang ada dalam hipotesis kerja yang dikembangkan

serta menghimpun dan mendokumentasikan semua informasi penelitian.

Menurut Eriyanto, nalisis dengan analisi framing berdasar sidut pandang

konstruksionis, kualitas peneliyian hanya diukur sejauh mana peneliti dapat

mengintrepretasikan teks. Karena makna adalah hasil negoisasi anaar realitas

subyektif dan obyektif.maka dalam penelitian ini, penafsiran peneliti merupakan

negosiasi antar pikiran subyektif peneliti dan teks yang ditampilkan.

Dalam penelitian ini, kualitas penelitian dapat dilihat dengan bagaimana

Satuan Analisis dkumpulkan dan diinterpretasikan berdasarkan perangkat framing

lalu dianalisis dengan pemikiran yang dipahami oleh Majalah Tabligh.

Kualitas penelitian ini juga didukung dengan penggambaran pemahaman

Majalah tersebut mengnai Islam. Secara rinci, kualitas penelitian dapat dilihat

dengan beberapa hal; 1) sejauh mana peneliti berhasil mengoperasionalisasikan

perangkat framing secara tepat terhadap teks Majalah Tabligh yang menjadi

satuan analisis, 2) sejauh mana data penelitian memiliki kaitan dengan berbagai

8 Ibid, h. 192

Page 21: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

11

teori, konsep dan rujukan tentang pluralisme dalam Islam, 3) sejauh mana

keberhasilan peneliti dalam melakukan interpretasi terhadap data penelitian, dan

4) kejelasan deskripsi penelitian tentang pemahaman Majalah Tabligh terhadap

konsep pluralisme dalam Islam

3. Sifat Penelitian

Penelitan ini akan menggunakan metode kualitatif, yaitu suatu metode

yang akan mengkaji secara mendalam dan berorientasi pada proses yang terjadi.

Metode ini menjadi pilihan dengan suatu target maksimal pencapaian tujuan dan

signifikasi penelitian yang memang ingin membuka dan mengkaji tentang proses

yang terjadi pada media.

Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi

tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada

pengamatan manusia dan kawasannya sendiri yang berhubungan dengan orang-

orang tersebut dalam bahasannya dan peristilahannya.9 Sedangkan Prof. Dedi

Supriadi memaparkan bahwa penelitian kualitatif sesungguhnya merupakan suatu

istilah umum yang memayungi berbagai metode yang sangat beragam dengan

label yang beragam pula, antara lain untuk mengambarkan sifat data, naturalistik

(untuk setting penelitian), grounded research (sifat induktif penelitian),

fenomenologis (pemaknaan realitas), etnografi (cara kerja di lapangan),

hermeunetik (interpretasi), verstehen (cara menarik inferensi), dan participant

observation (cara kerja peneliti).

9 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung: 2001

Page 22: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

12

Dari berbagai definisi tersebut, dapat dipahami secara umum bahwa

metode kualitatif merupakan satu dari alternatif tradisi penelitian yang lebih

mengutamakan keutuhan dalam data dan menghargai kekhasan dari tiap

persoalan. Dari sini coba digali persoalan secara lebih mendalam dan utuh, serta

menghindari generalisiasi yang memaknakan semua persoalan adalah sama tanpa

melihat konteks tempat, waktu, dan faktor sosiocultural.

Proses yang menarik dari kualitatif adalah ketika persoalan dianggap

sebagai suatu hal yang unik dan khas hingga melakukan pendekatan yang tidak

menjebak peneliti pada proses anggapan bahwa semua masalah di semua tempat

sebenarnya sama. Kualitatif mencoba mencari data untuk mendeskripsi-kan suatu

persoalan secara 'ebih menyeluruh berdasarkan pengetahuan dan pengalamanan

berbagai pihak yang mengetahui persoalan yang diteliti.

Hal tersebut dapat terlihat jika kita dapat mengkaji lebih jauh tentang

karakteristik kualitatif dalam hal latar alamiah, penempatan manusia sebagai

instrumen atau alat penelitian dan proses analisis data secara induktif.

Penelitian ini akan mengkaji secara mendalam tentang berbagai hal yang

memengaruhi media Islam Indonesia dalam memahami pluralisme dalam Islam

serta bagaimana pemahaman tersebut dikonstruksi. Metode pendekatan kualitatif

akan menguraikan berbagai hal yang memengaruhi isi media secara subjektif dan

bagaimana pengaruh tersebut berubah menjadi teks. Kedua proses ini akan

dieskplorasi melalui berbagai teknik pengumpulan dan analisis data kualitatif.

Page 23: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

13

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Analisis dokumen dilakukan dengan mengumpulkan data berupa satuan

analisis yaitu Rubrik Laporan Utama pada Majalah Tabligh yang memuat

tema tentang isu utama Majalah Tabligh sebagai instrumen primer. Hal

tersebut dapat dilihat dari judul - judul artikel tersebut atau mengenai

pembahasan didalamnya yang menampilkan berbagai pendapat atau

pemikiran tentang pemahaman Islam perspektif Majalah Tabligh.

b. Wawancara kepada Pimpinan Redaksi Majalah Tabligh

5. Subjek dan Objek

Subjek dalam penelitian ini adalah Tim Redaksi Majalah Tabligh. Adapun

untuk Objek penelitian ini adalah Rubrik Laporan Utama pada 5 edisi, antara lain:

No. Tanggal (Edisi) Judul

1. Volume 1 / No. 04/November 2002 Sindroma hantu, klenik, dan

mistik

2. Volume 1 / No.10 / Mei 2003 Gerilya Kristen di sekolah

3. Volume 2 / No. / 09 / April 2004

Laisa minna, Liberalisme,

pluralisme, inklusivisme

4. Volume 3 / No. 07 / April 2005 Syir’ah, musuh Islam berlebel

Islam

Page 24: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

14

6. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, Analisis framing dioperasionalisasikan dengan

menginterpretasikan tulisan-tulisan dalam Rubrik Laporan Utama Majalah

Tabligh yang memuat tema tentang pemahaman Islam sebagai satuan analisis

dengan menguraikan tulisan-tulisan tersebut berdasarkan perangkat framing

Gamson.

Intrepertasi dilakukan dengan mendeskripsikan bagimana Majalah Tabligh

melakukan perumpamaan, pengandaian, menampilkan jargon atau selogan,

mengaitkannnya dengan teori dan menggambarkannya secara konotatif.

Interpertasi itu diharapakan akan menghasilkan penggambaran tentang bagiamana

majalah Tabligh membingkai, menceritakan atau menjelaskan pemahaman

pluralisme dalam Islam.

Sementara analisis tentang kohesi dan koherensi dari teks artikel pada

Majalah Tabligh tersebut akan dilakukan dengan mengkaji berbagi teori yang

menjadi rujukan atau pembenar bagi kedua majalah tersebut dalam memahami

dan membingkai Pemahaman Islam. Hal ini bertujuan untuk menunjukan

kecendrungan pemahaman Islam majalah tersebut.

E. Tinjauan Pustaka

Ada beberapa skripsi terdahulu yang menggunakan Analisi Framing dalam

tulisan mereka, diantaranya: Skripsi dengan Judul Konstruksi Media Cetak Atas

Berita Meninggalnya Soeharto (Analisis Framing pada koran Republika) karya Eti

Rusitah, Skripsi dengan Judul Konstruksi Realitas di Media Massa (Analisis

Page 25: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

15

Framing terhadap Pemberitaan Baitul Muslimin Indonesia PDI-P di harian

Kompas dan Republika) karya Doni Kadewandana, Skripsi dengan Judul Analisis

Framing Pesan Moral Film Get Merried, karya Yayu Rulia Syarof.

Adapun perbedaan skripsi diatas dengan skripsi saya adalah kerangka teori

Framing yang digunakan. Eti Rusitah menggunakan Framing model N Entman,

Doni Kadewandana menggunakan framing model Zhong, dan Yayu Rulia Sarof

menggunakan framing model Pan dan Kosicki. Selain itu karena satuan

analisisnya berbeda maka tentu saja Subjek serta Objek penelitiannya menjadi

berbeda.

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini menggunakan sistematikan penulisan sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan, berisikan latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian,

tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

Bab II: Tinjauan Teoritis, terdiri dari komunikasi massa dan media massa,

media massa dan masyarakat, media massa dan konstruksi realitas, faktor-faktor

yang mempengaruhi media massa, dan dakwah Islam.

Bab III: Profil Majalah Tabligh, yang berisikan sejarah singkat majalah

tabligh, visi dan misi, struktur dan redaksi, karakteristik rubrik, dan isu utama.

Page 26: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

16

Bab IV: Konstruksi media cetak atas realitas analisis framing terhadap

majalah tabligh, terdiri dari analisis perangkat pembingkai teks rubrik laporan

utama, dan analisis perangkat penalaran teks rubrik laporan utama.

Page 27: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

BAB II

KERANGKA TEORI

Untuk memahami permasalahan tentang bingkai yang ditampilkan oleh

media massa tentang pluralisme dalam Islam dan kecendrungan media terhadap

pemahaman pluralisme dalam Islam, diperlukan berbagai teori dari berbagai

kajian tentang komunikasi, media massa, pemahaman Islam dan pluralisme itu

sendiri. Maka pada pembahasan kerangka teori ini, pemaparan teori-teori tersebut

dibagi kepada enam bagian. Pertama, kajian tentang komunikasi massa dan media

massa. Kedua, pembahasan tentang Media Massa dan masyarakat, kemudian

kajian tentang media massa dan konstruksi realitas. Keempat, media massa dan

terkahir pembahasan tentang dakwah Islam itu sendiri.

Pertama, pembahasan tentang Komunikasi massa dan media massa,

mencoba menguraikan berbagai kajian tentang bagaimana media berperan dalam

proses komunikasi massa. Bagaimana media massa melaksanakan fungsinya

untuk menyampaikan informasi, bahkan suatu ajakan. Tidak hanya peran media,

tapi juga berbagai pembahasan tentang bagiamana media menampilkan informasi

dan ajakan tersebut. Hal ini menjadi penting untuk disampaikan dalam kerangka

teori ini, untuk menggambarkan urgensi dan peran media massa dalam

menampilkan informasi dan persuasi atau dalam menjalankan peran komunikasi

massa. Hal ini amat berkaitan dengan pertanyaan penelitian tentang bingkai yang

ditampilkan oleh media tentang paham pluralisme dalam Islam. Dengan kata lain,

kajian tentang komunikasi massa dan media massa dapat menjadi kerangka teori

17

Page 28: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

18

dalam melihat bingkai yang ditampilkan media tentang pluralisme dalam Islam

sebagai hasil kerja media dalam menjalankan peran komunikasi massa.

Kedua, teori-teori tentang media sebagai institusi masyarakat. Kajian yang

mana membahas tentang hubungan media massa dan masyarakat. Memaparkan

bagaimana konteks-konteks yang ada dalam masyarakat amat berperan dalam

membentuk sudut pandang atau kecendrungan pemahaman media. Kajian ini

kanan meneguhkan suatu pandangan bahwa apa yang ditampilkan media

merupakan representasi dari pemahaman media atau kecendrungan atau

keberpihakan media itu sendiri kepada salah satu atau beberapa konteks

pemahaman yang terjadi di masyarakat.

Teori ini menjadi penting untuk ditampilkan dalam kerangka teori ini

mengingat pertanyaan penelitian tentang bingkai yang ditampilkan dan

kecenderungan pemahaman media terhadap salah satu paham pluralisme. Kajian

ini akan mengurai bahwa cara media membingkai isu tentang pemahaman

pluralisme dan kecenderungan atau keberpihakan media sendiri terhadap isu dan

pemahaman pluralisme adalah hasil interaksi antar media dengan konteks-konteks

pemahaman masyarakat terhadap isu dan pemahaman pluralisme dalam Islam itu

sendiri. Ada kelompok masyarakat yang melihat pluralisme adalah bentuk

penyamaan semua agama dan itu berlawanan dengan ajaran Islam, ada kelompok

masyarakat lain yang menilai bahwa memang ada keterkaitan antara ajaran

agama-agama khususnya agama samawi dan pluralisme adalah jembatan untuk

membangun kebersamaan diantara pemeluk agama dan itu tidak bertentangan

bahkan diajarkan dalam ajaran Islam.

Page 29: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

19

Ketiga, kajian media dan konstruksi realitas. Kajian tentang peran media

dalam menciptakan suatu konstruksi tentang pemahaman terhadap norma, nilai,

dan kepercayaan, mengkaji tentang bagaimana media dalam masyarakat berperan

sebagai agen dalam membangun realitas. Kajian yang akan menjelaskan

bagaimana media memiliki kemampuan untuk membangun suatu konstruksi

tentang pemahaman pluralisme dalam Islam.

Urgensi kajian tentang media dan konstruksi realitas dalam penilitian ini

adalah suatu penjelasan teoritis bahwa bingkai yang ditampilkan oleh media

massa adalah bentuk konstruksi media terhadap realitas. Bingkai yang

ditampilkan oleh media massa Islam Indonesia tentang pemahaman pluralisme

dalam Islam merupakan bentuk dan hasil konstruksi yang dilakukan oleh media

tersebut tentang pluralisme dalam Islam. Meski orientasi penelitian ini lebih

kepada hasil atau teks, kajian ini tetap relevan untuk menunjukan bahwa teks yang

dihasilkan media bukanlah realitas yang sebenarnya, tapi merupakan konstruksi

yang dilakukan oleh media tersebut.

Keempat, Kajian tentang berbagai faktor yang mempengaruhi media

massa. Mengulas tentang berbagai hal atau faktor yang memengaruhi para pekerja

media dalam membuat isi media.

Diharapkan kajian ini dapat menjadi kerangka teori pada penelitian ini

dalam melihat atau menganalisa teks-teks media sebagai suatu hal yang tidak

berdiri sendiri, tapi adalah hasil interkasi antara realitas dan faktor -faktor yang

mempengaruhi media massa. Suatu kajian yang menjadi landasan dalam mengkaji

bingkai yang ditampilkan media Islam Indonesia tentang pluralisme dalam Islam

Page 30: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

20

sebagai suatu hasil interaksi antara realitas pengetahuan tentang pluralisme dalam

Islam tersebut dengan faktor - faktor yang mempengaruhi media yang

bersangkutan, dalam penelitian ini adalah majalah Majalah Tabligh.

Kelima, kajian tentang dakwah Islam. Mengkaji tentang metode dan

landasan filosofis mengenai dakwah sehingga dapat dilihat bagaimana dakwah

dalam Islam memanfaatkan keberadaan serta kekuatan media sebagai alat untuk

emmpengaruhi ummat.

Hal ini relevan dalam melakukan analisis terhadap teks media untuk

mengetahui kecenderungan media Islam yang menjadi satuan analisis (Majalah

Tabligh) yang menjadi salah satu media Islam yang cukup memberikan pengaruh

serta menjadi representasi dari sekelompok umat Islam.

A. Komunikasi Massa dan Media Massa

1. Komunikasi Massa

Konsep tetang Massa sebagaimana dijelaskan oleh McQualis, adalah suatu

gambaran yang terdiri atas jumlah yang besar, tak ada pembedaan, kesan negatif,

tak terorganisir dan refleksi dari "mass socitey"1. Setidaknya konsep tentang

massa berkaitan dengan kelompok masyarakat dengan jumlah banyak yang tak

dibatasi, tidak terorganisasikan dalam pengertian belum tentu memiliki

keterkaitan erat atau kerja sama satu sama lain dan belum tentu memiliki tujuan

yang sama, namun tidak ada pembedaan, mereka tidak dibedakan satu sama lain

dalam proses komunikasi, khususnya yang dilakukan media.

1 Dennis McQualis, Mass Communication Theory, Sage Publication, London: 2000, h. 39

Page 31: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

21

Istilah komunikasi massa muncul sejak era tahun 1930-an. Untuk

menangkap esensi dari makna dominan dalam komunikasi publik di era awal abad

dua puluh, khususnya media baru2. Pada masa sebelumnya, media komunikasi

seperti koran telah ada namun terbatas pada sifat lokal, elit pada bidang politik

dan kegamaan, kemudian sifat - sifat tersebut berubah ketika koran itu menjadi

media bagi massa pada saat berkembangnya populasi masyarakat urban. Maka

Komunikasi Massa merupakan kelanjutan dari perkembangan komunikasi

menggunakan media yang sebelumnya terbatas di kalangan tertentu kemudian

berkembang ke kelangan populasi yang lebih luas seiring perkembangan zaman.

Ide dasar yang dapat diambil dari komunikasi massa adalah transmisi dari

satu pengirim sentral kepada seluruh populasi yang dapat dijangkau si pengirim

pesan berupa seperangkat pesan (berita, informasi.fiksi, hiburan dan tontonan)

tanpa ada kemungkinan bagi penerima untuk merespon atau menjawab balik.3

Komunikasi massa adalah suatu proses menyampaikan pesan dari satu pusat

komunikator dalam hal ini media massa kepada komunikan dengan jumlah yang

banyak, tak teroganisir, tidak dibedakan dalam penyampaiannya.

Lebih lanjut, McQuails juga menjelaskan tentang proses komunikasi yang

meliputi lima hal. Antara lain 1) Distrisbusi dan penerimaan dalam sekala besar,

2) Satu saluran langsung 3) Relasi yang tak simetris, 4) Tidak mengenai orang

tertentu dan tidak menyapa nama, 5) kalkulasi hubungan bisnis, 6) Isi yang

distandarisasikan.

2 Ibid, h. 4 3 Ibid, h. 5

Page 32: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

22

Distribusi dan penerimaan dalam skala besar, maksudnya segala pesan

yang disampaikan atau didistribusikan dalam komunikasi massa dilakukan dalam

skala besar atau kepada khalayak yang banyak dengan jumlah yang tidak dibatasi.

Dan distribusi itu berasal dari satu sumber atau satu saluran langsung.

Relasi yang tidak simetris, adalah hubungan antara pengirim dan penerima

yang tidak simetris. Pengirim adalah kelompok profesional media seperti penyiar,

wartawan dan kelompok orang khusus lainnya, sedangkan penerima adalah

kelompok yang bermacam - macam dengan jumlah populasi yang besar. Namun

dalam penyampaian pesan dilakukan dengan bahasa yang sama dari sumber yang

sama. Dilakukan dengan tidak menyapa secara khusus dengan sebutan "tuan" atau

nama tertentu tapi dengan sebutan "anda" yang dimaksudkan untuk semua

penerima.

Isi dari pesan yang disampaikan telah mengalami standarisasi berdasarkan

tujuan dari dilakukannya komunikasi massa yang bersangkutan. Ada komunikasi

massa yang bertujuan hanya penyampaian informasi, pendidikan.hiburan dan lain

sebagainya. Semua dibuat dengan standar tertentu yang dilakukan oleh pengirim

atau media massa. Dalam melakukan standarisasi isi tersebut juga dipengaruhi

oleh penghitungan atau hubungan bisnis tertentu yang dihasilkan oleh proses

komunikasi massa itu.

2. Media Massa

Media massa merupakan salah satu komponen penting dalam

perkembangan peradaban manusia. Ketika dinamika dunia berkembang pesat,

Page 33: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

23

informasi dan komunikasi menjadi suatu hal yang memiliki peranan yang teramat

penting. Dengan kondisi tersebut, media massa menjadi suatu hal yang tak

terpisahkan dalam penyebaran informasi dan komunikasi massa.

Media adalah suatu hal yang esensial dan merupakan suatu komponen

yang dinamis dalam pertarungan kekuatan internasional ketika opini publik juga

merupakan suatu hal yang penting.4 Dengan demikian, selama Komunikasi massa

menjadi penting dalam kehidupan sosial, politik, budaya dan ekonomi, baik dalam

hal penyebaran informasi, opini publik, dan laian sebagainya maka selama itu pula

peran media massa menjadi penting. Media massa merupakan suatau kekuatan

potensial untuk suatu kepaduan baru yang menyambungkan individual -individual

kepada ruang lingkup pengalaman dan informasi nasional, kota dan lokal5.

Media massa merupakan sarana komunikasi massa. Media massa adalah

alat yang menjadi perantara antara sumber informasi yang terpusat dalam suatu

lembaga media massa kepada audiens dengan jumlah yang banyak. Media

merupakan lompatan jauh dunia komunikasi, ketika informasi untuk masyarakat

banyak cukup disampaikan satu kali dari satu sumber saja.

Menurut Denis McQualis Media Massa memiliki beberapa ciri khas.

Pertama, Media bertugas sebagai distributor pengetahuan dalam wujud informasi,

pandangan dan budaya. Kedua, media menyediakan saluran untuk

menghubungkan orang tertentu dengan orang lain. Ketiga, media

menyelenggarakan sebagian besar kegiatannya dalam lingkungan publik, dan

merupakan institusi terbuka bagi semua orang untuk berperan serta sebagai

4 Ibid, h. 36 5 Ibid, h. 37

Page 34: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

24

penerima. Keempat, Partisipasi anggota khalayak dalam institusi pada hakikatnya

bersifat sukarela tanpa adanya keharusan atau kewajiban sosial. Kelima, Industri

media dikaitkan dengan industri pasar karena industri media selalu berkaitan

dengan ketergantungan pada imbalan kerja, teknologi dan pembiayaan atas

operasionalisasi media tersebut. Keenam, Media berkaitan dengan kekuasaan

negara.

Selain tentang beberapa ciri khas media, McQuails juga menjelaskan

tentang beberapa peran media massa. Antara lain 1) Media sebagai Window on

Event and Experience 2 ) Media sebagai mirror of event in society and the world,

3) Media sebagai filter and gatekeeper, 4) Media sebagai guide atau intrepreter, 5)

Media sebagai forum. 6) Media sebagai interlocutor

Media sebagai Window on Event and Experience. Media adalah jendela

tentang peristiwa dan pengalaman. Artinya media menjadi wahana bagi

masyarakat atau penikmat media untuk melihat berbagai peristiwa dan

pengalaman yang ditampilkan oleh media massa.

Media sebagai mirror of event in society and the world. Media sebagai

cermin dari peristiwa yang terjadi di masyarakat dan dunia. Media

menggambarkan berbagai peristiwa berdasarkan fakta yang terjadi. Meski dalam

proses menampilkannya menjadi isi media, tentu disampaikan berdasarkan

pandangan atau faktor - faktor yang mempengaruhi media tersebut.

Media sebagai filter dan gatekeeper. Media sebagai penyaring atau

penjaga gerbang. Maksudnya bahwa dalam menampilkan suatu pengetahuan,

informasi, atau peristiwa, media adalah suatu institusi yang dapat melakukan

Page 35: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

25

penyaringan terhadap peristiwa, informasi dan pengetahuan yang disampaikan.

Bahwa gambaran peristiwa yang diceritakan belumlah tentu keseluruhan fakta

dari peristiwa yang terjadi.

Peran filter dan gatekeeper dapat berperan konstruktif ketika berbagai

informasi yang dapat berdampak negatif bagi masyarakat disaring dari peristiwa

yang sebenarnya ketika peristiwa itu disampaikan kepada khalayak. Karena ada

kemungkinan jika peristiwa, tontonan atau berita itu tidak relevan untuk

disampaikan keseluruhannya. Contohnya, media massa dapat menyamarkan wajah

atau menginisialkan nama orang yang diduga melakukan kejahatan ketika

peristiwa tentang kejahatan itu disampaikan kepada khalayak, dengan

pertimbangan nama baik tersangka dan azas praduga tak bersalah.

Peran filter dan gatekeeper juga bisa menjadi alat bagi media untuk

menutupi persitiawa sebenarnya yang mungkin penting untuk diketahui khalayak.

Namun dengan pertimbangan kepentingan pihak media massa atau pihak tertentu

hal tersebut tidak semuanya disampaikan dalam isi media bahkan diputarbalikan.

Media sebagai guide atau intrepreter. Media sebagai pemandu atau

penerjemah. Tidak semua peritiwa yang terjadi di dunia dapat dipahami oleh

masyarakat. Bahkan tidak perlu peristiwa yang jauh terjadi di belahan bumi yang

lain, peristiwa yang terjadi di satu kota saja sering tidak dipahami oleh masyarakat

setempat. Di situlah media berperan sebagai pemandu dan penerjemah bagi

masyarakat dalam memahami peristiwa - peristiwa tersebut.

Berbagai penjelasan dan ulasan tentang suatu informasi, peristiwa dan

pengetahuan merupakan penerjemahan media terhadap fakta untuk membuat

Page 36: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

26

khalayak paham terhadap peristiwa, informasi atau pengetahuan tersebut. Namun

seringkali kemungkinan yang bisa juga terjadi adalah media melakukan

manipulasi tehadap informasi, pengetahuan dan peristiwa yang terjadi.

Media sebagai forum. Media bisa berperan sebagai suatu wahana bagi

berbagai pihak untuk berkomunikasi dengan massa, menyampaikan opini,

informasi, ajakan dan sebagainya. Media massa menjadi alat mempromosikan

sesuatu dalam bentuk iklan komersial, media menjadi wahana pihak tertentu untuk

berpropaganda, media menjadi wahana pengumuman kelulusan suatu ujian dan

lain sebagainya.

Media massa juga merupakan forum atau wahana untuk membahas tentang

suatu persoalan yang berkaitan dengan masyarakat. Suatu hal yang dianggap

penting oleh media untuk diketahui dan diperbincangkan oleh masyarakat.

Media sebagai interclutor. Media sebagai wahana interaksi. Media tidak

lagi menjadi sepenuhnya berbentuk komunikasi satu arah dan tidak

memungkinkan jawaban balik dari penerima. Meski tidak hams dan tidak

semuanya terjadi secara langsung, media massa bisa berfungsi sebagai wahana

interaksi. Dalam media cetak, ada polemik artikel atau ada kolom surat pembaca,

dalam media elektronik, interaksi sudah dapat dilakukan secara langsung dengan

menggunakan teknologi telekomunikasi yang ditayangkan oleh media elektronik

secara langsung.

Page 37: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

27

B. Media Massa dan Masyarakat

Media massa memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sosial

masyarakat. Media massa telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam

kehidupan masyarakat baik dalam hal pendidikan, informasi, dan hiburan. David

Croteau dan William Hoynes menyatakan jika media tidak ada tentu kehidupan

akan menjadi sangat berbeda.

Kehidupan masyarakat amat dipengaruhi oleh media. Begitupun halnya

dengan isi media, masyarakat juga memberikan andil bagi pembentukan isi pesan

yang disampaikan oleh media.

Kajian tentang hubungan antara media massa dan masyarakat akan

membahas tidak saja media sebagai wahana atau institusi penyampai pesan bagi

masyarakat, tapi juga bagaimana berbagai konteks kecenderungan masyarakat

menjadi content dari pesan yang disampaikan oleh media. Dengan kata lain,

kajian ini akan menguraikan keterkaitan dan keterikatan hubungan media dan

masyarakat.

1. Media Massa Sebagai Institusi Masyarakat

Arthur Asa Berger dalam bukunya yang berjudul Media & Society

menuliskan bahwa media merupakan hal yang tak terpisahkan dari

masyarakat.media merupakan salah satu dari sekian institusi yang berbeda yang

hadir di tengah masyarakat6. Dalam pengertian lain, media massa merupakan

salah satu lembaga yang ada dalam kehidupan sosial masyarakat.

6 Berger, 2003, h. 14

Page 38: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

28

Di tengah kehidupan masyarakat, media berperan sebagai lembaga yang

memberikan informasi, sosialisasi, pendidikan, hiburan bagi masyarakat. Di satu

sisi, media menjadi suatu wahana atau sistem dalam menyampaikan pesan bagi

masyarakat, dan masyarakat menerima pesan informasi tersebut dari media. Di

sisi lain, media juga berperan sebagai lembaga yang memediasi dan

merepresentasikan berbagai konteks pengetahuan, pemahaman, cara pandang dan

realitas yang berkembang di tengah masayarakat.

David Croteau dan William Hoynes menyatakan bahwa para ahli sosiologi

melakukan pembahasan mengenai hubungan antara media dan masyarakat dengan

membangun konsep tentang struktur dan agency, Dalam konteksnya struktur

adalah suatu bentuk yang membawa paksaan, dan agency adalah suatu bentuk

yang disikapi secara independen7. Jelasnya dalam kajian tentang keterkaitan

antara media massa dan masyarakat, setidaknya ada dua istilah yang dapat

dikembangkan sebagai kajian lebih lanjut. Pertama, hubungan media massa

dengan masyarakat sebagai struktur, kedua hubungan media massa dan

masyarakat sebagai agency. Keduanya saling berkaitan sebagai tingkat hubungan

antara masyarakat dan media.

Dalam masyarakat dikenal dengan istilah struktur, dimulai dari keluarga,

kelompok tetangga, masyarakat, dan pemerintah. Struktur bukanlah hal yang

bersifat fisik, namun merupakan suatu "sense" pola dalam perilaku sosial8.

Sedangkan agen adalah lembaga yang menjadi kepanjangan tangan atau wahana

untuk melakukan internalisasi nilai, norma, dan kepercayaan. Maka dalam hal ini, 7 Hoyness David Croteau dan William, Media SocietyIndustries Images and Audiens, Pine Forge Press, London: 2000, h. 21 8 Ibid, h. 21

Page 39: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

29

media dapat berperan sebagai agen dalam masyarakat serta dapat berperan sebagai

struktur masyarakat itu sendiri.

Lebih lanjut, Croteau dan Hoynes menjelaskan bahwa perbedaan antara

struktur dan agency. Struktur bersifat mengikat dan memberikan tekanan atau

paksaan. Sedangkan agency mengindikasikan kemandirian bersikap. Media

sebagai institusi masyarakat dalam hubungannya dengan masyarakat yang bisa

berbentuk sebagai struktur, namun bisa juga berbentuk sebagai agency.

Kajian tentang struktur dan agency dalam media sebagai institusi

masyarakat, menurut Croteau dan Hoynes terdapat tiga tingkatan. Pertama,

hubungan antar institusi. Kedua, hubungan dalam satu institusi. Ketiga, Hubungan

antara institusi dan publik atau masyarakat. dalam pembahasan tentang hubungan

antara media dan mayarakat Croteau dan Hoyness menyebutkan bahwa hubungan

media dan masyarakat merupakan kajian tentang bagaimana media mempengaruhi

masyarakat dan bagaimana masyarakat memaknai dan menggunakan pesan

media9.

2. Hubungan Media dan Masyarakat Sebagai Struktur

Dalam buku yang berjudul The Social Construction of Reality yang ditulis

oleh Peter Berger dan Thomas Luckmann, diulas bahwa pertama kali manusia

kehilangan kemerdekaan pribadinya ketika membangun hubungan masyarakat

dalam kehidupan sehari-hari. Mereka harus hidup berdampingan satu sama lain,

9 Ibid, h. 23

Page 40: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

30

memberikan ruang bagi orang lain dan membangun suatu sistem yang mengatur

pola kehidupan dan hubungan antar indivdu dalam masyarakat.

Pola kehidupan dan hubungan dalam masyarakat dibangun atas suatu

kesadaran untuk mendirikan suatu tatanan yang berfungsi menjaga keutuhan dan

stabilitas suatu komunitas atau masyarakat sehingga anggota masyarakat dengan

kesadaran itu hidup, beraktivitas, berkeluarga, dan bergaul dengan berbagai aturan

dan norma yang mereka jalani dengan kesadaran.

Ketika media berperan sebagai institusi sosial yang menciptakan realitas

tersebut, maka hubungan media massa dan masyarakat adalah sebagai struktur

yang membangun kesadaran yang mengikat bagi masyarakat. Media menjadi

penentu tentang kebenaran dan kepatutan. Suatu realitas dapat menjadi baik atau

buruk setelah media membingkai realitas tersebut dalam isi pesan yang

ditampilkannya.

Mengikuti ruang kajian tentang tingkatan struktur dan agen dalam media,

khususnya hubungan masyarakat dan media seperti yang disampaikan oleh

Croteau dan Hoynes, maka didapatkan dua hal penting ketika hubungan anatara

media berperan dan masyarakat berupa struktur. Pertama, Media memiliki

kekuatan besar dalam mempengaruhi masyarakat dan membangun kesadaran

masyarakat. Kedua, masyarakat menerjemahkan dan menggunakan isi pesan

media sebagai suatu hal yang mengikat dan harus dilaksanakan.

Page 41: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

31

3. Hubungan Media dan Masyarakat Sebagai Agency

Ketika para ahli sosiologi berdiskusi tentang strukur, sebenarnya hal ini

juga berkaitan dengan agency. Ketika media berhubungan dengan masyarakat

dengan peran struktur, sebenarnya hal ini juga tergantung dengan bagaimana

masyarakat memilih, menerjemahkan dan mengunakan isi pesan media. Dalam

kajian hubungan media dan masyarakat sebagai agency, masyarakat diposisikan

bukan sebagai kelompok pasif, tapi aktif berperan dalam menggunakan isi pesan

media. Bahwa efektifitas pesan media tergantung kepada bagaimana audiens

menerjemahkan dan menggunkan isi pesan media tersebut.

Maka mengikuti ruang kajian yang digambarkan Croteau dan Hoynes

tentang tingkatan struktur dan agency dalam hubungan antara media dan

masyarakat, maka agency adalah ketika masyarakat dengan pengetahuan,

pengalaman dan pendidikan yang didapatkan menerjemahkan dan memilih

penggunaan isi media massa tersebut.

4. Media Massa dan Konteks Kehidupan Masyarakat

Michael O'Shaughnessy dan Jane Stadler mengatakan bahwa teks tidak

mungkin muncul dengan sendirinya. Teks selalu ada dalam suatu situasi sosial

dengan konteks yang spesifik.10 Dalam pengertian, teks isi pesan media

merupakan suatu hal yang muncul dari konteks kehidupan sosial masyarakat yang

ditampilkan oleh media dan kemudian, akan diterjemahkan pula oleh masyarakat

berdasarkan konteks kehidupan sosial yang berlaku saat itu di tengah masyarakat.

10 Michael O’Shaughnessy dan Jane Stadler, Media and Society; An Introduction, Oxford University Press, South Melbourne: 2005, h. 64

Page 42: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

32

Untuk menjelaskan hal tersebut Shaughnessy dan Stadler memberi catatan

model yang memposisikan media sebagai mediator dan model yang

menggambarkan hubungan media dengan dunia dan realitas

Media di Indonesia, tentu lahir dan tumbuh dengan konteks kehidupan

sosial yang berbeda dengan media di Amerika. Contohnya dalam menampilkai,

suatu berita tentang Iraq, tentu amat berbeda antara penyampaian media Amerika

dan media di Indonesia. Dalam menampilkan berita tentang situasi Iraq, Media

Amerika yang hadir di tengah masyarakat yang sebagian besar penduduknya kulit

putih, non muslim tentu akan berbeda dengan Media di Indonesia yang hidup di

tengah masyarakat Asia Tenggara yang sebagian besar penduduknya muslim.

Media di Amerika akan cenderung menampilkan kesan yang negatif bagi

pemerintahan Saddam Husein dengan berbagai alasan pembenaran untuk

menjatuhkan Saddam. Lain halnya dengan media Indonesia, yang lebih

menampilkan Iraq sebagai korban kesewenang - wenangan pihak internasional.

Dalam sisi pandang yang lain, masyarakat dengan konteks kehidupan yang

berbeda juga akan berbeda dalam menerjemahkan suatu pesan yang sama. Seperti

penampilan gambar wanita dengan busana minim, masyarakat dengan konteks

kehidupan di Indonesia tentu berbeda dengan masyarakat di Amerika.

Shaughnessy dan Stadler menggarisbawahi dua hal penting dalam

mengkaji konteks yang mendefiniskan suatu cara pandang, pemahaman,

kebudayaan dan kecendrungan suatu masyarakat. Antara lain ruang dan waktu.

Ruang artinya letak atau tempat keberadaan suatu masyarakat. Letak

geografis menentukan perbedaan bentuk kecenderungan pemahaman dan cara

Page 43: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

33

pandang suatu masyarakat. Letak suatu negara atau kelompok masyarakat yang

berbeda tentu mencatat kehidupan sejarah yang berbeda pula dalam perjalanan

pengembangan pemikiran dan pemahaman mereka.

Lebih jelasnya, bahwa teks media merupakan representasi konteks

kehidupan yang terjadi di suatu tempat tertentu. Meskipun dalam menampilkan

teks, media membingkai dengan sudut pandang tertentu, namun cara pandang

media merupakan salah satu konteks yang berlaku di tempat media itu berada.

Sebagai suatu contoh, Majalah Majalah Tabligh adalah suatu majalah yang

menghadirkan konteks yang terjadi di Indonesia. Suatu konteks tentang

masyarakat majemuk di Indonesia dengan pendududuk muslim sebagai kelompok

yang menduduki jumlah penduduk terbanyak. Meskipun kedua majalah ini

berbeda dalam membingkai teks yang ditampilkan, namun keduanya amat

dipengaruhi oleh konteks kehidupan masyarakat Indonesia yang banyak dengan

jumlah muslim sebagai mayoritas.

Waktu, artinya ukuran tentang kapan suatu peristiwa terjadi. Konteks

kehidupan masyarakat pada suatu waktu tertentu, akan berbeda dengan konteks

kehidupan masyarakat pada waktu yang lainnya. Pembahasan tentang peran

perempuan di indonesia pada tahun 1950, tentu berbeda jika tema yang sama

dibahas lagi pada tahun 2000.

Teks yang ditampilkan oleh media merupakan representasi konteks

kehidupan masyarakat pada suatu waktu tertentu. Ketika media massa

menampilkan isu tentang kebebasan berpendapat, tentu isi media yang

ditampilkan akan berbeda antara media yang mengulasnya pada era orde baru dan

Page 44: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

34

pada media di era reformasi. Pada era orde baru, meskipun dari media yang sama,

tapi isi media tetap menjadi potret dari konteks kehidupan masyarakat pada suatu

waktu tersebut. Pada masa orde baru, kebebasan seperti suatu hal yang mahal dan

istimewa, tapi pada masa reformasi, kebebasan merupakan suatu hal yang selalu

tersedia.

Lebih lanjut lagi, Shaughnessy dan Stadler menyampaikan bahwa media

berperan dalam memediasi dan merepresentasikan suatu realitas. Meski pada

kenyataannya, realitas yang ditampilkan tidak seutuh realitas yang sebenarnya.

Tapi kehadiran suatu teks atau pesan isi media tidak akan lepas dari situasi atau

realitas yang berkembang di tengah masyarakat.

Representasi mengandung tiga makna : 1) to look like or to resemble, 2 )

to stand in for something or someone, 3) to present second time to represent11.

Artinya, isi pesan media mencoba menyerupai realitas, atau menghadirkan

realitas, namun bukan realitas itu sendiri.

Kaitannnya dengan penelitian ini, Media Islam Indonesia menampilkan

suatu isu pluralisme, merupakan upaya dari media Islam itu sendiri untuk

menghadirkan konteks kehidupan sosial dalam memahami pluralisme karena

pemahaman media terhadap pluralisme juga berasal dari konteks pemahaman

masyarakat indonesia tentang pluralisme itu sendiri. Perbedaan majalah Syir'ah

dan Sabili dalam menampilkan isu pemahaman pluralisme dalam Islam

merupakan penghadiran konteks masyarakat yang memang memiliki cara

pandang yang berbeda dalam pluralisme itu sendiri. Pemahaman pluralisme yang

11 Ibid, h. 50

Page 45: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

35

disampaikan media bukanlah pemahaman pluralisme yang sebenarnya, malainkan

potret yang ditampilkan oleh media tentang pemahaman pluralisme yang

berkembang dalam konteks kehidupan masyarakat di mana media itu berada. Pada

ruang dan waktunya.

Teks majalah Sabili hadir sebagai representasi dari konteks kelompok

masyarakat santri di Indonesia yang lebih memahami Islam sebagai institusi,

sistem yang mengatur keyakinan, ritual dan norma yang dibingkai dengan klaim

kebenaran bahwa Islam adalah satu - satunya agama yang benar. Sedangkan

Syir'ah lahir dari konteks kehidupan intelektual muda muslim yang mencoba

berkarya dengan semangat pembaharuan dan perubahan dalam memahami Islam,

semangat pencarian nilai Islam yang sebenarnya yang menjadi rahmat bagi

seluruh alam semesta.

C. Media Massa dan Konstruksi Realitas

Realitas dalam kehidupan sehari-hari merupakan suatu hal yang dibentuk

dari proses interaksi antara satu individu dengan individu lainnya. Realitas adalah

hal yang sebenarnya diinternalisasikan oleh atau melalui suatu proses sosial12.

Selanjutnya Berger dan Luckman menjelaskan dua jenis realitas. Yaitu realitas

obyektif dan realitas subyektif. Realitas obyektif dibentuk dengan

institusionalisasi dan legitimasi. Sedangkan realitas subyektif terjadi melalui

internalisasi.

12 Peter L. Berger dan Thomas, The Social Contruction of Reality,Penguin Books, New York: 1966, h. 169

Page 46: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

36

Realitas obyektif adalah realitas yang memuat berbagai kesadaran,

pengetahuan dan pengalaman tentang tatanan kehidupan yang dibentuk melalui

interaksi sosial yang dibangun dengan pembiasaan, pengendapan, tradisi,

pelembagaan, universum - universum simbolis yang kemudian seolah menjadi

kesepakatan bersama tentang suatu realitas. Sedangkan realitas subyektif adalah

realitas yang dibentuk melalui internalisasi individu tehadap berbagai peristiwa,

pengalaman dan pengetahuan pribadi yang didapatnya melalui interaksi sosial.

Media memiliki peranan penting dalam membangun realitas yang ada

dalam masyarakat. Baik dalam membangun realitas obyektif maupun realitas

subyektif. Salah satu peranan tersebut adalah berbentuk sosialisasi.

"Socialization is the process where by we learn and internalize the values,

beliefs, and norms of our culture and in so doing develop a sense of self13.

Sosialisasi adalah suatu proses belajar dan menginternalisasikan nilai-nilai,

kepercayaan, dan norma dalam budaya. Sosialisasi dapat dilakukan melalui

keluarga, pergaulan kawan, bekerja, masyarakat, dan tentu saja media massa.

Sebagaimana dikatakan Graber yang dikutip Croteau dan Hoyness, bahwa

pada masyarakat kontemporer, media berperan sebagai agen terkuat dari

sosialisasi. Dalam masyarakat kontemporer, media massa berperan sebagai agen

yang berkuasa untuk melakukan sosialisasi14. Dari isi hasil produksi media massa,

pemirsa belajar dan menginternalisasikan suatu nilai, kepercayaan, dan norma dari

13 Hoyness David Croteau dan William, Media SocietyIndustries Images and Audiens, Pine Forge Press, London: 2000, h. 14 14 Ibid, h. 15

Page 47: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

37

hasil produksi media, hal itulah yang menggambarkan media sebagai agen

sosialisasi

Sosialisasi adalah induksi secara komprehenship dan konsisten oleh suatu

individu kepada dunia obyektif atau kepada salah satu sektornya15. Sosialisasi

adalah proses internalisasi atau penerjemahan terhadap suatu objek peristiwa,

informasi atau pengetahuan yang kemudian menjadi suatu makna yang dipahami

oleh individu yang bersangkuatan tentang suatu peristiwa, realitas atau

pengetahuan.

Lebih lanjut Berger dan Luckman membagi sosialisasi kepada dua bagian

yaitu sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder. Sosialisasi primer adalah proses

internalisasi yang dilakukan oleh individu dalam memahami dunia sekitarnya dan

membentuk pemahaman pribadinya tentang dunia. Sedangkan sosialisasi sekunder

adalah proses internalisasi yang terjadi dengan interaksi dengan masyarakat di

sekitarnya. Sebagai komponen penting dari komunikasi massa, media massa

sangat berperan penting dalam proses interaksi masyarakat dan tentu saja proses

sosialisasi sekunder.

Masih dalam buku yang berjudul The Social Construction of Reality yang

ditulis oleh Peter Berger dan Thomas Luckmann, diulas bahwa pertama kali

manusia kehilangan kemerdekaan pribadinya ketika membangun hubungan

masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Mereka hams hidup berdampingan satu

sama lain, memberikan ruang bagi orang lain dan membangun suatu sistem yang

mengatur pola kehidupan dan hubungan antar individu dalam masyarakat.

15 Peter L. Berger dan Thomas, The Social Contruction of Reality,Penguin Books, New York: 1966, h. 150

Page 48: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

38

Pola kehidupan dan hubungan dalam masyarakat dibangun atas suatu

kesadaran untuk mendirikan suatu tatanan yang berfungsi menjaga keutuhan dan

stabilitas suatu komunitas atau masyarakat sehingga anggota masyarakat dengan

kesadaran itu hidup, beraktivitas, berkeluarga, dan bergaul dengan berbagai aturan

dan norma yang mereka jalani dengan kesadaran.

Tiap individu dalam masyarakat melalui seluruh hidupnya dalam koridor

aturan dan norma tersebut dengan penuh kesadaran anggota masyarakat

menjalaninya sebagai sesuatu yang disebut "lazim" sehingga bentuk kehidupan

yang di luar hal tersebut menjadi "tidak lazim".

Predikat lazim dan tak lazim tersebut bukanlah suatu hal yang muncul

dengan sendirinya, tapi telah melalui proses pembiasaan, pengendapan, tradisi

yang kemudian menjadi institusionalisasi dalam tatanan dan aturan masyarakat

dan legitimasi.

Reran media massa dalam membangun realitas melalui institusionalisasi

dan legitimasi adalah dengan melakukan peran sosialisasi. Dengan kata lain,

media menjadi wahana untuk mensosialisasikan realitas kepada anggota

masyarakat.

Tentu saja itu juga sangat tergantung dengan keberpihakan media terhadap

realitas tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan berbagai pandangan

konstruksionis tentang media berkaitan dengan konstruksi realitas.

Tonny Bennet sebagaimana dikutip oleh Eriyanto, menyatakan bahwa

media bukan sarana yang netral. Media bukanlah saluran yang bebas, ia juga

Page 49: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

39

subyek yang mengkonstruksi realitas. Disini media dipandang sebagai agen

konstruksi sosial yang mendefinisikan realitas.16

Lebih lanjut Eriyanto mengulas hal tersebut dan menjadi beberapa hal.

Pertama, realitas yang disampaikan media berupa fakta, peristiwa, pengetahuan

adalah hasil konstruksi. Kedua, Media adalah agen Konstruksi. Ketiga, isi media

berupa berita bukanlah refleksi dari realitas, ia hanyalah konstruksi dari realitas.

Keempat, berita dan realitas yang disampaikan media bersifat subyektif atas

realitas. Kelima, wartawan atau pekerja media bukanlah pelapor, la adalah agen

konstruksi realitas. Beberapa hal tersebut menunjukan bahwa media, termasuk

didalamnya isi, proses kerja, organisasi dan pekerja media berperan penting

sebagai agen konstruksi realitas.

Media melaksanakan perannya sebagai agen konstruksi realitas dengan

cara memilih realitas mana yang disampaikan kepada khalayak dan realitas mana

yang tidak disampaikan kepada khalayak. Media menentukan sumber rujukan

suatu realitas yang disampaikan. Nara sumber, subyek wawancara, kajian

penelitian ilmiah, semuanya dipilih berdasarkan kecendrungan atau keberpihakan

media terhadap suatu isu tertentu.

Dalam penelitian ini, media sebagai agen konstruksi relitas, dipahami

bahwa media massa dalam menyampaikan tentang paham pluralisme dalam Islam

bukanlah sebagai penyampai informasi yang netral. Media melakukan pemilihan

tentang rujukan, nara sumber, kajian penelitian ilmiah, ayat suci yang mendukung

keberpihakan mereka terhadap satu paham tertentu dalam kajian pluralisme dalam

16 Eriyanto, Analisis Framing Konstrusi, Ideologi, dan Politik Media, LKiS, Jakarta: 2002, h. 23

Page 50: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

40

Islam untuk kemudian ditampilkan dengan bingkai tertentu yang menunjukan

suatu konstruksi tentang pemahaman pluralisme dalam Islam yang paling benar

menurut media tersebut.

D. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Media Massa

Ada beberapa prespektif teori tentang isi media yang dikemukakan Gans

dan Gitlin sebagaimana dikutip oleh Shoemaker dan Reese dalam buku Mediating

The Message.

Pertama, isi media massa merupakan cerminan dari realitas sosial dengan

sedikit atau tanpa distorsi. Artinya isi media tersebut benar-benar merupakan

refleksi dari keadaan masyarakat yang sebenarnya.

Kedua, isi media dipengaruhi oleh orang-orang yang bekerjd dalam media

itu sendiri. Latar belakang personal, pendidikan, dan psikologis, memberikan

pengaruh terhadap isi media. Faktor kedua inilah yang sangat menentukan

bagaimana media memproduksi realitas sosial dengan suatu kesepakatan bersama

argumen dan norma masyarakat.

Ketiga, isi media dipengaruhi oleh faktor pergerakan rutin organisasi

media itu sendiri. Artinya isi media ditentukan oleh bagaimana komunikasi antara

pekerja media dan perusahaan media. Tentu saja hal ini berkaitan dengan

kepentingan organisasi yang melingkupi tujuan dan mekanisme kerja organisasi.

Contohnya, organisasi atau perusahaan sudah menentukan bentuk pesan yang

disampaikan oleh media mereka, apakah media yang bersifat informatif, rekreatif,

Page 51: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

41

atau edukatif dan lain sebagainya, atau juga berkenaan dengan pemilik perusahaan

media itu sendiri yang tidak selamanya independen.

Keempat, isi pesan dipengaruhi oleh institusi sosial dan kekuatan

eksternal. Artinya, bagaimana struktur masyarakat bisa berupa militer, negara,

undang-undang, dan budaya memberikan pengaruh yang kuat terhadap isi media

massa.

Kelima, isi pesan dipengaruhi oleh faktor ideologis dan posisi ideologi

yang menjadi mainstream pemahaman media terhadap suatu realitas. Menjelaskan

bagaimana ideologi memengaruhi isi media terutama untuk menentukan suatu hal

yang normal.

Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese berpendapat bahwa kajian

tentang isi media harus didasarkan asumsi bahwa media massa bukanlah cermin

masyarakat. Akan tetapi, selalu ada faktor-faktor yang mempengaruhi media

massa itu sendiri.

Faktor - faktor yang mempengaruhi isi media digambarkan dalam model

yang disebut dengan model hirarki berbentuk donat yang terdiri dari : 1) Pengaruh

individu pekerja media, 2) Pengaruh rutinitas media, 3) Pengaruh organisasi, 4)

Pengaruh eksternal, 5) Pengaruh ideologi. 2.4.1. Pengaruh Individu Pekerja Media

bagi Isi Pesan Media

Pengaruh individu pekerja media dapat dilihat pertama kali dari

karakteristik pekerja media itu sendiri, yaitu mengkaji tentang latar belakang

budaya, etnis, pengalaman, gender, kecenderungan seksual, dan

sebagainya.

Page 52: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

42

Faktor-faktor dasar tersebut memberikan pengaruh yang luar biasa besar

bagi isi media. Seorang wanita tentu saja akan berbeda dalam menuliskan isi

media tentang perceraian rumah tangga atau poligami. Seseorang yang berlatar

belakang budaya matrilineal tentu akan berbeda dari cara pandangnya dengan

pekerja media berlatar belakang patrineal ketika membahas perbedaan hak waris

antara laki-laki dan perempuan, dan lain sebagainya.

Faktor kedua yang berkaitan dengan pengaruh individu pekerja media

adalah pengalaman profesional mereka. Ada pekerja media yar.g memang

berpendidikan untuk bekerja dalam bidang media, namun ada juga yang tidak.

Media tentang mode dan gaya hidup tentu saja membutuhkan para pekerja

media yang betul-betul memahami secara profesional tentang mode dan gaya

hidup. Demikian juga halnya dengan media massa dakwah Islam juga sangat

membutuhkan para pekerja media yang secara profesional memahami ajaran

Islam. Profesional dalam pengertian memiliki dasar pendidikan tentang suatu

bidang disiplin ilmu tertentu.

Hal ini tentu saja akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

proses produksi isi media, termasuk juga pendidikan dalam bidang jurnalistik dan

ilmu yang berkaitan dengan media sebab hal ini akan menentukan tingkat

integritas mereka terhadap faktor lain yang juga memengaruhi isi media.

Faktor itu adalah faktor ketiga, yaitu Peran profesional dan etika. Hal ini

juga amat menentukan bagaimana pekerja media memahami peran profesional

mereka ketika bekerja dalam media. Bagiamana mereka loyal dan memiliki

Page 53: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

43

integritas terhadap profesi sebagai bentuk pengabdian yang bukan hanya

aktualisasi diri.

Faktor keempat, yaitu nilai dan kepercayaan yang dianut oleh individu

pekerja media. Nilai dan kepercayaan merupakan cara pandang individu terhadap

berbagai realitas. Tentu saja hal ini memengaruhi cara pandang pekerja media itu

dalam melihat berbagai persoalan masyarakat sebagai bahan produksi isi pesan

media. Maka tentu saja, budaya, pengetahuan, interaksi sosial, dan agama

memberikan pengaruh yang luar biasa besarnya bagi pembentukan nilai dan

kepercayaan, termasuk juga pemahaman terhadap agama.

Faktor kelima adalah kekuatan individu di antara organisasi. Dalam

pengertian posisi individu dalam organisasi, media memiliki peranan kunci dalam

proses produksi isi media, sebab tidak semua individu pekerja media memiliki

peran yang sama. Ada yang berperan mengikuti, namun ada juga yang berperan

mengendalikan tentang isi pesan media.

1. Faktor Rutinitas Media

Daniel Hallin seperti yang dikutip oleh Shoemaker dan Reese berpendapat

bahwa jurnalis telah menerima rutinitas struktur birokratik dalam ruang berita dan

rutinitas koresponden profesional17. Artinya ruang lingkup rutinitas kerja

organisasi media akan mempengaruhi jalannya kerja media termasuk isi pesan

media.

17 Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese Mediating The Message Theories of Influences on Mass Media Content, Longman Publisher, New York: 1996, h. 107

Page 54: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

44

Rutinitas media adalah proses bagimana organisasi media bekerja. Lebih

lanjut Shoemaker dan Reese mengelompokan rutinitas media ke dalam tiga bagian

besar. 1) Processor, 2) Consumer 3) Suplier.

Processor. Adalah Organisasi media yang berperan memproses suatu

peristiwa, berita, informasi, pengetahuan menjadi isi pesan media. Rutinitas media

adalah bagaimana organisasi media bekerja. Bagaimana wartawan mencari data

dan informasi kemudian masuk ke redaksi, mendapat polesan dari editor lalu

masuk ke bagian layout dan cetak untuk terbit dan berbagai hal lainnya adalah

bagian dari proses yang mempengaruhi isi media.

Peran kerja wartawan, keakuratan dan keberpihakannya dengan suatu

peristiwa menentukan keakuratan dan keberpihakan isi pesan media yang

ditampilkan. Demikian pula dengan redaktur dan editor, bahkan Pimpinan

Redaksi dan Pimpinan Media.

Consumer. Adalah rutinitas yang berkaitan dengan orientasi audiens.

Media massa menghabiskan banyak dana untuk mengetahui kecenderungan,

kepuasan, keinginan dan reaksi dari audiens18. Hal inilah yang mempengaruhi

cara kerja media dan juga isi media.

Media massa berusaha menyuguhkan informasi, berita dan peristiwa yang

akan mendapatkan perhatian publik atau khalayak. Maka ketergantungan terhadap

keinginan khalayak ini akan mempangaruhi isi dari pesan media yang akan

ditampilkan.

18 Ibid, h. 110

Page 55: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

45

Supliers adalah sumber eksternal bagi media massa. Isi media massa

sangat dipengaruhi bagiamana rutinitas media massa dengan sumber eksternalnya.

Karena berbagai peristiwa, informasi, berita yang akan ditampilkan oleh media

haruslah merujuk kepada sumber dari berita, peristiwa dan informasi tersebut.

Rutinitas antara media dan sumber bisa berbentuk wawancara, goverment

hearing, reportasi kerjasama dan lain sebagainya. Sumber bisa berupa saksi suatu,

representasi suatu organisasi, para ahli, dan orang yang relevan dengan peristiwa

atau informasi yang ditampilkan.

Suatu informasi, berita dan peristiwa yang ditampilkan dapat bernilai jika

didapatkan dari sumber yang tepat. Itulah rutinitas media yang berkaitan dengan

sumber yang akan mempengaruhi isi dari pesan media.

2. Faktor Organisasi Media Massa

Organisasi media Massa memiliki andil yang cukup besar dalam

mempengaruhi isi pesan media massa. Shoemaker dan Reese menjelaskan bahwa

ada tiga bagian dalam organisasi media yang dianggap memberikan penagruh bagi

isi media. Antara lain : 1) Tujuan Organisasi, 2) Aturan dan Struktur Organisasi

dan 3) Pengawasan Organisasi.

Tujuan Organisasi. Suatu organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu

organisasi sosial, formal biasanya ekonomi yang mempekerjakan pekerja media

dengan imbalan untuk memproduksi isi media (Shoemaker dan Reese, 1996, h.

144) tentu tidak terlepas dari tujuan organisasi tersebut yang menempatkan

bagaimana posisi unsur ekonominya. Ada yang menjadikan keuntungan ekonomi

Page 56: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

46

sebagai tujuan utama, ada yang hanya sebagai tujuan pendukung atau bahkan ada

yang tidak menjadikannya tujuan organisasi sama sekali.

Tujuan organisasi media menentukan arah mana yang dituju oleh isi pesan

media. Jika keuntungan ekonomi sebagai tujuan utama, maka isi pesan media

semata adalah suatu hal yang menarik minat khalayak untuk membeli media

tersebut. Namun jika ada suatu nilai dan kehendak tertentu yang dicantumkan

sebagai tujuan media, maka segala isi media ditampilkan untuk mencapai tujuan

tersebut.

Aturan dan struktur organisasi media. Menurut Shoemaker dan Reese,

Aturan dan struktur media meliputi tiga bagian. Port Line, Midle Level dan Top

Level.

Port Line yang meliputi pekerja seperti penulis, wartawan dan staf kreatif,

pengumpul dan staf packing materi. Mereka bertugas mengerjakan proses

produksi isi media, mulai dari mengumpulkan berita, menghimpunnya, membuat

tulisan, membuat layout dan mencetaknya

Middle level yang meliputi manager seperti editor, produser dan bagian

lain yang mengkoordinasikan peroduksi isi pesan. Mereka bertugas untuk

melakukan koordinasi antara kebijakan atasan atau pimpinan dengan pekerjaan

para bawahan. Editor atau produser berperan sebagai pengelola yang memimpin

proses isi media berdasarkan kebijakan top struktur dan pemilik.

Top level yang meliputi pimpinan dengan kewenangan membuat kebijakan

organisasi menyusun anggaran dan membuat berbagai keputusan personalia

Page 57: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

47

seperti rekruitment, pemecatan termasuk melindungi bawahan jika terjadi tekanan

terhadap mereka dari pihak luar.

Aturan dan struktur organisasi media memberikan pengaruh yang cukup

besar bagi isi media. Sebab keputusan tentang berita yang ditampilkan tidak

sepenuhnya inisiatif wartawan pencari dan penulis berita untuk kemudian dicetak

dan ditampilakn begitu saja. Tapi berita, informasi dan peristiwa yang akan

ditampilkan harus melalui koordinasi middle struktur yang juga harus sesuai

dengan kebijakan Struktur yang mereka wakili.

Bagian Ketiga dalam organisasi Media adalah Pengawasan Organisasi.

Shoemaker dan Reese menyampaikan ada dua bentuk kontrol dalam organisasi

media. Pertama adalah kontrol bisnis berita media, kedua kontrol sosial dalam

kamar produksi media.

Dalam kontrol bisnis berita atau bisnis media, dilakukan dengan

pengawasan pihak pimpinan secara langsung terhadap isi media dengan kebijakan

eksplisit melalui sebuah guideline (Shoemaker dan Reese, 1996, h. 169)).

Pelaksanaan Guidleine tersebut adalah editor dan pihak middle struktur lainnya. Gans

seperti yang dikutip oleh Shoemaker dan Reese menyatakan bahwa kekuatan top

editor dirancang dan dipelihara oleh sistem tekanan struktur untuk konfirmasi.

Maksudnya segala kewenangan editor juga harus dipertanggungjawabkan

berdasarkan perangkat yang merujuk kepada kebijakan pemilik bisnis media.

Kontrol sosial ruang produksi berita atau redaksi dilakukan dengan

kebijakan media yang didasarkan kepada tujuan media. Sejauh mana isi produksi

media konsisten terhadap tujuan organisasi media, bagaimana berita itu

Page 58: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

48

didapatkan sesuai dengan akurasi dan prosedur yang standar. Tugas editor disini

adalah mengkonfirmasikan isi pesan media kepada tujuan organisasi media dan

berbagai prosedur untuk memproduksi isi pesan media tersbut.

Kontrol sosial lainnya terhadap isi media ditentukan juga dengan sejauh

mana kebijakan organisasi media memperhatikan berbagai pendapat masyarakat,

keluhan terhadap isi media dan norma yang berlaku di masyarakat.

3. Faktor Ekternal Organisasi Media

Sebagai penyampai pesan dan berita, media memiliki pekerjaan yang

mereka dituntut untuk selalu memahami dan mengkritisi segala hal yang menjadi

obyek berita.19 Karena itu, mereka tidak dapat mengandalkan diri mereka sendiri

dalam bekerja, mereka dipengaruhi juga oleh faktor luar organisasi media. Faktor

- faktor eksternal yang mempengaruhi isi media tersebut antara lain:

a. Relasi Sumber dan Jurnalis

Sumber memiliki efek bagi isi media. Karena jurnalis tidak mungkin

menyampaikan apa yang mereka tidak tahu. Ini sangat memberikan pengaruh

meski ada kemungkinan jika sumber itu melakukan kebohongan. Namun dari sisi

yang lain, penggalian informasi dari sumber adalah cara yang paling mudah dan

murah20.

Namun terdapat ketidakseimbangan kekuatan antara sumber dan penulis.

Yang tidak selalu menjadi kenyamanan bagi sumber. Karena terkadang berita

yang tersiar tidak benar - benar seperti yang dimaksudkan oleh sumber. Dan

19 Ibid, h. 175 20 Ibid, h. 178

Page 59: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

49

seringkali ini sulit dihindari. Ini mungkin wajar terjadi, namun bukan berarti

pengkhianatan penulis berita kepada sumber adalah hal yang dibolehkan.

b. Seleksi Terhadap Sumber

Ada banyak kemungkinan sumber dalam mencari suatu informasi.tentang

suatu issue atau peristiwa, karena Jurnalis tidak hanya membutuhkan sumber yang

berkaitan langsung tapi juga memerlukan sumber yang berkaitan tidak secara

langsung.21 Tapi keadaan berbagai sumber tersebut berbeda - beda satu sama

lainnya, tidak semua sumber dapat diakses dan berbagai kesulitan lainnya

mengenai sumber.

Maka dalam hubungan sumber dengan media massa, media massa

melakukan seleksi terhadap sumber. Shoemaker dan Reese menjelaskan aspek

aspek yang digunakan media dalam melakukan selesai sumber. Antara lain :1)

Sumber dapat diakses oleh jurnalis karena kerja media sangat terbatas oleh

"Deadline". 2) Jurnalis yang tahu mengenai sumber yang benar atau keberadaan

suber itu. 3) Faktor representasi. Akses yang bernilai sama namun lebih mudah

bagi para jurnalis adalah Sumber organisasi daripada sumber yang bersifat

individual. 4) Faktor lokasi sumber. 5) Masalah lain adalah seringkali sumber

berita tidak mau disebutkan identitasnya. Mereka ingin publik tahu sesuatu, tapi

tidak perlu tahu dari mana sumber itu didapatkan. Jika nilai beritanya kuat, maka

jurnalis akan menggunakan berita ini. 6) Seleksi Sumber juga biasanya ditentukan

oleh faktor Jam terbang sumber dan dominasinya terhadap permasalahan yang

diangkat.

21 Ibid, h. 179

Page 60: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

50

c. Kelompok yang Memiliki Kepentingan.

Kelompok yang berkepentingan adalah kelompok atau individu yang

memerlukan suatu pemberitaan terhadap isu atau peristiwa yang mereka miliki

informasi tentang hal itu.22 Suatu kelompok yang memiliki kepentingan berusaha

untuk mempengaruhi media agar melakukan liputan dan pemberitaan yang

menglingkupi issu atau topik yang terkait dengan kepentingan mereka.

d. Humas Kampanye

Kelompok berkepentingan biasanya memandu Humas kampanye untuk

menggunakan media untuk menarik perhatian publik. Untuk memuluskan maksud

mereka kampanye dapat dianggap sukses jika masuk kepada isi media baik secara

langsung, maupun secara tidak langsung23. Dengan kata lain, humas kampanye

akan berusaha dengan berbagai cara untuk menggunakan media massa sebagai

corong kampanye mereka. Baik dengan pendekatan bisnis dengan iklan yang

ditayangkan media dengan imbalan tertentu, pendekatan dengan pemilik media

secara politik dengan imbalan politik, bahkan penciptaan peristiwa besar yang

pasti menimbulkan sensasi untuk diliput media.

e. Organisasi Media Lainnya

Cara lain dari organisasi media memperoleh informasi adalah dengan

mendapatkannya dari organisasi media lainnya. Karena keterbatasan dan

kompetisi. Ada juga media yang menganggap penting menjadi pengatur agenda

tentang isi media kepada media - media lainnya. Hal lain juga terlihat ketika

pemberlakuan relay dengan berita nasional dari satu stasiun tertentu. 22 Ibid, h. 184 23 Ibid, h. 186

Page 61: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

51

4. Faktor Ideologi

a. Konsepsi Ideologi

Ideologi secara konsep sering dipahami berbeda-beda. Sesekali disebut

sebagai jalan kebenaran yang menye-upai firman, dengan begitu perlu diimani, Di

lain waktu ia dianggap sebagai kesadaran palsu manusia24.

Dalam perkembangan teori tentang ideologi, didapatkan berbagai

penjelasan yang berbeda tentang konsepsi ideologi. Ada konsep ideologi yang

netral, mandiri sebagai suatu sistem ide tanpa dikaitkan dengan konsekuensi

perubahan sosial secara langsung, ada konsep ideologi yang tidak dapat lepas dari

transformasi sosial yang selalu dikaitkan dengan politik, kekuasaan dan

pergerakan sosial dan kebudyaan itu sendiri Hal ini dikemukakan oleh John B.

Thomson dalam bukunya yang berjudul Analisis Ideologi.

Pengertian paling umum tentang ideologi adalah sebagai seperangkat

sistem yang diyakini ; sebuah sistem ide25. Hal ini sejalan dengan yang

disampikan oleh Raymond Williams, sebagaimana dikutip dalam buku Mediating

The Message, memberikan definisi bagi ideologi adalah "realitively fonnal and

articulated system of meanings, value, and beliefs, of kind that can be abstracted

as wortdview or a class outlook"26. Intinya merupakan suatu artikulasi tentang

sistem makna, nilai, dan kepercayaan yang dapat mengabstraksikan cara pandang

terhadap dunia.

24 Nuswantoro, Daniel Bell : Matinya Ideologi, Indonesia Tera, Magelang: 2001, h. 28 25 Ibid, h. 49 26 Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese Mediating The Message Theories of Influences on Mass Media Content, Longman Publisher, New York: 1996, h. 222

Page 62: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

52

Ideologi adalah cara manusia melakukan persepsi terhadap dunia dan

dirinya sendiri dan menjadikan ideologi sebagai kontrol terhadap sesuatu untuk

dikatakan bahwa sesuatu itu memang benar. Seperti ungkapan Samuel Backer

yang dikutip Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, "Governs the way we

perceive our world and ourselves; it control what we see as natural or obvius”27.

Secara tegas, ideologi menjadi suatu referensi dalam melihat berbagai

fenomena dan menjadi referensi bagi pembentukan suatu pemahaman dan

kebenaran. Ideologi menjadi sangat penting dalam menentukan solusi dan

penyimpulan terhadap kebenaran dari berbagai persoalan atau permasalahan,

termasuk cara pandang terhadap pengetahuan.

Pada Kajian tentang Ideologi, juga muncul berbagai pendapat terkemuka

tentang ideologi yang tidak netral seperti pendapat - pendapat sebelumnya dalam

tulisan ini. Bahwa ideologi tidak hanya suatu sistem berpikir tapi juga menjadi

arah dari tindakan dan refleksi suatu kesadaran.

Dalam penelitian ini, Ideologi akan dipandang sebagai suatu sistem

berfikir dan keyakinan. Suatu sistem berpikir tentang tatanan, norma dan nilai

yang kemudian diyakini sebagai jalan hidup dan cara pandang terhadap dunia

yang menentukan benar dan salah.

b. Ideologi dan Media Massa

Ideologi menjadi nilai dan kepercayaan yang turut serta dalam

membangun sistem dalam media massa. Menentukan tujuan, tata kerja, dan tentu

saja isi media massa.

27 Ibid, h. 222

Page 63: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

53

Pengaruh ideologi terhadap media berbeda dengan pengaruh-pengaruh

lainnya terhadap media. Dalam pola pengaruh terhadap media yang diungkapkan

oleh Shoemaker dan Reese, digambarkan bahwa ideologi menempati level paling

luar namun melingkupi semua pengaruh yang lainnya. Lebih jelasnya, ideologi

memberikan pengaruh terhadap individu pekerja media, rutinitas kerja media,

organisasi media, dan pengaruh kekuatan eksternal media.

Perbedaan ideologi membentuk terjadinya perbedaan isi media. Dengan

kata lain, perbedaan ideologi merepresentasikan perbedaan ketertarikan dan

kepentingan dengan ketidaksamaan. Semuanya ditumpahkan dalam pertarungan

teks media. Maka teks media menjadi pusat dari peperangan budaya yang

ditimbulkan karena perbedaan ideologi tersebut. Hal ini tentu saja tidak hanya

berbicara tentang ideologi, tetapi juga masuk pada wilayah sejauh mana

penerimaan masyarakat terhadap penyebaran image media massa bersangkutan.

Majalah yang berbasis ideologi kapitalis tentunya jauh berbeda dengan

majalah yang bebasis sosialis dalam melakukan eksplorasi tentang fenomena

sosial dan ekonomi karena keduanya memiliki perbedaan yang mendasar tentang

nilai, norma, dan keyakinanan tentang bagaimana dunia harus membangun

kehidupan sosial dan ekonomi.

Shoemaker dan Reese menyampaikan bahwa transmisi media adalah cara

kerja ideologi itu sendiri. Idelologi bekerja melaui media massa. Media adalah

pengatur dari propaganda ideologi itu sendiri28.

28 Ibid, h. 222

Page 64: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

54

Media adalah pusat penyebaran ideologi dan budaya. Media adalah pusat

berbagai fenomena yang disebut pertarungan ideologi dan pertarungan budaya.

Media menjadi suatu panggung perdebatan tentang ideologi dan budaya.

Menurut David Croteau dan William Hoyness tentang posisi media dalam

pertarungan ideologi dan budaya, bahwa teks media dapat dilihat sebagai kata

kunci tempat dasar norma sosial diartikulasikan29. Media memberikan gambaran

tentang interaksi sosial dan institusi sosial.30 Jelasnya media menajadi penentu

tentang sesuatu realitas sebagai hal yang dianggap normal atau tidak normal.

Maka media menjadi alat bingkai dari suatu cara pandang tertentu atau

lebih jelasnya suatu ideologi tertentu. Dengan cara pandang media yang berdasar

suatu cara pandang atau ideologi tertentu tersebut, media membingkai berbagai

isu dan menetukan keberpihakan dirinya terhadap isu tersebut.

Dalam penelitian ini, berbagai analisis terhadap isi media majalah Syir'ah

dan Sabili dilakukan dengan suatu asumsi bahwa isi dari teks - teks yang

ditampilkan oleh majalah Sabili dan Syir'ah tidak lepas dari pengaruh ideologi

tertentu. Pemahaman tentang pluralisme dalam Islam menjadi suatu isu yang

dibingkai oleh media berdasarkan sudut cara pandang media yang dipengaruhi

oleh sistem berpikir media itu sendiri.

c. Ideologi Media dan Isu Tentang Pemahaman Pluralisme dalam Islam

Islam sebagai agama adalah suatu sistem kepercayaan, ritual dan norma.

Komponen - komponen dalam Islam ini adalah hasil suatu pemikiran sekelompok

orang yang memiliki otoritas untuk mengatur sisitem kepercayaan, ritual dan 29 Hoyness David Croteau dan William, Media SocietyIndustries Images and Audiens, Pine Forge Press, London: 2000, h. 161 30 Ibid, h. 161

Page 65: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

55

norma tersebut berdasarkan sumber - sumber yang dipercayai sebagai suatu hal

yang trensendental, yaitu Qur'an dan Sunnah.

Pemahaman tentang pluralisme dalam Islam merupakan hasil kajian dari

para pemikir Islam yang bersumber terhadap kajian dari Qur'an dan Sunnah. Hasil

kajian tersebut menimbulkan beberapa pemahaman yang berbeda. Satu kelompok

melihat bahwa pluralisme adalah menyamakan semua agama sebagai institusi.

Kelompok yang kedua melihat bahwa ada kesamaan nilai dalam berbagai agama.

Perbedaan pemahaman tentang pluralisme dalam Islam merupakan suatu

isu yang ditampilkan dalam media. Tentu saja ditampilkan dengan bingkai yang

berdasarkan cara pandang media itu sendiri terhadap pliuralisme dalam Islam.

Teks - teks yang ditampilkan oleh media Islam tentang isu pemahaman pluralisme

dalam Islam merupakan bentuk penggambaran tentang suatu ideologi dalam

memandang suatu isu. Dalam hal ini adalah isu tentang pemahaman pluralisme

dalam Islam.

Penelitian ini akan memberikan analis tentang cara pandang media dalam

membingkai isu pemahaman pluralisme dalam Islam dan cara pandang media

dalam memilih kecenderungannya kepada salah satu pemahaman pluralisme

dalam Islam.

E. Dakwah Islam

Islam adalah agama yang akan membawa keselamatan bagi manusia.

Dalam bahasa Al-Qur’an hal itu disebutkan sebagai rahmatan lil ‘aalamiin.

Dalam sejarah selalu diceritakan bahwa pesan ajaran Allah dibawa oleh para nabi-

Page 66: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

56

Nya ketika terjadi penindasan anatar manusia atau ketika terjadi pengingkaran

nilai-nilai kemanusaiaan.

Karakter agama Islam itu sendiri yang mengidentifikasikan dirinya sebagai

penyebar kasih sayang Tuhan bagi seluruh alam. Dan wilayah kerasulan yang

terakhir berlaku untuk seantero jagad raya31. Maka pesan ajaran Islam adalah

pesan yang harus disebarluaskan kepada seluruh umat manusia sebagai rahmat

yang akan membawa manusai menuju keselamatan dunia dan akhirat. Proses

penyampaian itulah yang sering disebut dengan dakwah.

Dakwah merupakan penuntun akal manusia dalam mencari dan

menjelaskan kebenaran32. Dengan kata lain, dakwah adalah sebuah proses untuk

menunjukkan dan mengungkapkan kebenaran dalam ajaran Islam yang akan

menyelamatkan manusia dan meningkatkan nilai-nilai kemanusiaan yang

diberikan sebagai anugrah Allah kepada Khalifah di muka bumi.

Islam adalah agama dakwah. Yaitu agama yang menugaskan umatnya

untuk menyebarkan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat manusia33. Dalam

pelaksanaannya, dakwah harus dilakukan dengan segala kekuatan dan

kesungguhan. karena itu, pengetahuan dan pembahasan mengenai dakwah

menjadi sangat penting untuk dikaji dalam penelitian ini.

31 Sukriadi Sambas, 1999, h. 12 32 Ibid, h. 12 33 Abd. Rosyad Sholeh, Managemen Dakwah Islam, PT. Bulan Bintang, Jakarta: 1993.

Page 67: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

BAB III

PROFIL MAJALAH TABLIGH

A. Sejarah Singkat Majalah Tabligh

Majalah Tabligh adalah majalah yang diterbitkan oleh Majelis Tabligh dan

Dakwah Khusus Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang berkedudukan di Jalan

Menteng Raya No. 62 Jakarta Pusat dengan kantor redaksi di alamat yang sama.

Majalah Tabligh secara harfiah berarti majalah yang manyampaikan

dakwah Islam yang mempunyai semangat dakwah perubahan pemikiran (tajdid)

dan pemurnian ajaran Islam (Tauhid). Hal ini sesuai dengan semangat

Muhammadiyah, yaitu Gerakan Dakwah Islam Amar Makruf Nahyi Munkar.

Sesuai dengan Muhammadiyah yang selalu ingin melakukan tajdid tanpa

melakukan penyimpngan tauhid, maka Majalah Tabligh memliki motto

Mengedepankan Tajdid, Mengawal Tauhid.

Latar belakang diterbitkannya Majalah Tabligh tidak terlepas dari tujuan

Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang telah

diamanatkan oleh Muktamar tahun 2000 di Jakarta yang tercantum dalam

Program Perbidang. Adapun program khusus yang harus dilaksanakan oleh

Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus Pimpinan Pusat Muhammadiyah adalah

sebagai berikut :

1. Pembinaan Keagamaan dan Pengembangan Pemikiran Islam

a. Mengintensifkan pembinaan aqidah, ibadah, dan akhlaq di kalangan

warga Muhammadiyah dan kaum muslimin sesuai dengan Tuntunan

57

Page 68: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

58

Tarjih melalui pengajian-pengajian, kegiatan-kegiatan takhasus, kursus-

kursus, buku-buku paket, siaran-siaran media elektronik dan cetak, dan

berbagai kegiatan lainnya yang lebih efektif dan tepat-sasaran.

b. Majelis Tarjih menyusun buku-buku pedoman/paket tuntutan ibadah,

do'a-do'a, dan aspek-aspek pembinaan ajaran Islam yang lainnya yang

bersifat praktis dan mudah difahami oleh masyarakat awam sebagai

media memperluas jangkauan pengamalan Islam dalam kehidupan umat

Islam pada umumnya dan warga Muhammadiyah pada khususnya.

c. Menyusun Tafsir Al-Quran dan konsep ad Dienul Islam yang

komprehensif yang dapat menjadi pedoman bagi pemahaman anggota

Muhammadiyah dan rujukan bagi masyarakat luas mengenai aspek-aspek

ajaran Islam yang menyeluruh.

d. Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih secara aktif dan sistematik

melaksanakan pembahasan-pembahasan masalah-masalah keagamaan

(bahtsul masail) dalam berbagai aspek terutama yang terkait dengan

masalah-masalah aktual sebagai pedoman pemahaman dan pengamalan

Islam bagi warga Muhammadiyah maupun kaum muslimin.

e. Dalam upaya meningkatkan peran Muhammadiyah sebagai gerakan

tajdid maka Pimpinan Persyarikatan di bawah tanggungjawab Majelis

Tarjih dengan melibatkan berbagai Majelis, Badan, Lembaga, dan

institusi-institusi yang terkait dituntut untuk memberikan masukan-

masukan pemikiran dan pedoman-pedoman keagamaan dalam menyikapi

dan menghadapi tuntutan-tuntutan perkembangan zaman.

Page 69: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

59

f. Meningkatkan dialog-dialog dan pemasyarakatan pemikiran-pemikiran

Islam klasik maupun kontemporer melalui berbagai media yang

konvensional dan nonkonvensional sehingga pemikiran Muhammadiyah

mewarnai wacana-wacana pemikiran di khalayak publik baik di dunia

akademik maupun di masyarakat luas.

2. Tabligh dan Penyiaran Islam

a. Pemanfaatan saluran-saluran non-konvensional seperti televisi, radio, dan

berbagai jenis media cetak dan elektronika secara profesional untuk

memperluas jaringan dan jangkauan tabligh ke berbagai lapisan sosial di

seluruh penjuru wilayah dengan dukungan para mubaligh yang

berkualitas.

b. Mengintensifkan tabligh-tabligh konvensional seperti ceramah, khutbah,

dan pengajian yang bersifat kontak langsung dengan meningkatkan mutu

metode, kualitas pesan, dan program sehingga lebih tepat-sasaran.

c. Menggarap umat dan umat ijabah di lingkungan-lingkungan sosial yang

dikategorisasikan sebagai komunitas abangan dan kaum marginal sebagai

basis pembinaan prioritas.

d. Menyelenggarakan pelatihan-pelatihan da'i/mubaligh dalam berbagai

jenis sesuai kepentingan jenis tabligh/penyiaran Islam dan sasaran yang

dipilih dengan mengembangkan pendekatan-pendekatan yang bervariasi

dan tepat-sasaran.

e. Mengintensifkan pembinaan umat melalui paket-paket tabligh yang

terprogram secara profesional seperti kursus-kursus keislaman dalam

Page 70: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

60

berbagai paket, kursus bahasa Arab, kursus TPA dan qira'at Al-Quran, dan

sejenisnya yang dikelola dengan model permanen atau semi-permanen.

f. Menyusun dan menyebarluaskan brosur-brosur, leaflet, buku paket, slide-

film, dan bentuk-bentuk media tabligh lainnya, yang dapat menjangkau

masyarakat luas secara aktif.

g. Membuat pilot proyek Gerakan Jamaah dan Da'wah Jamaah, serta

Keluarga Sakinah di sejumlah Daerah yang dikoordinasikan dengan

berbagai kalangan di lingkungan Persyarikatan.

h. Intensifikasi komputerisasi data mubaligh dan peta daerah dalam

berbagai aspeknya untuk kepentingan pengembangan Muhammadiyah.

i. Melaksanakan kegiatan-kegiatan tabligh dalam bentuk program-program

khusus untuk pembinaan akhlaq di berbagai lapisan sosial masyarakat

melalui paket-paket yang menarik dan tepat-sasaran.

Sebagai pembacaan dari amanat muktamar tersebut, maka Majelis Tabligh

dan Dakwah Khusus Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada tahun 2002 akhirnya

menerbitkan Majalah Tabligh sebagai salah satu media dakwah yang dianggap

efektif dalam melakukan Dakwah Islam Amar Makruf Nahyi Munkar.

B. Visi dan Misi Majalah Tabligh

Sebagai Majalah yang diterbitkan oleh Majelis Tabligh dan Dakwah

Khusus Muhammadiyah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, maka tentu saja visi

dan misi Majalah Tabligh sama dengan visi dan misi Muhammadiyah yaitu

Gerakan Dakwah Islam Amar Makruf Nahyi Munkar, akan tetapi memiliki

Page 71: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

61

segmentasi yang khusus. Majalah Tabligh berpandangan bahwa dakwah tidak

hanya sekedar menyampikan nilan-nilai atau ajaran islam akan tetapi dakwah

Muhammadiyah juga harus mampu mengawal tauhid seperti salah satu cita-cita

KHA. Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah yaitu menghilangkan takhayul,

bid’ah dan Khurafat.

Majalah Tabligh menganggap bahwa tauhid adalah hal utama yang harus

dikawal karena sangat bersinggungan lansung dengan aqidah umat Islam. Selain

takhayul, bid’ah dan khurafat, Majalah Tabligh juga dapat dikatakan sebagai

garda terdepan dalam memberantas pemahaman-pemahaman sekularisme dan

liberalisme. Dua hala tersebut menurut Majalah Tabligh adalah cara baru

bagaimana menyesatkan ajaran murni Umat Islam. Oleh karena itu kajian

mengenai penolakan terhadap takhayul, bidah, khurafat, sekularisme, dan

liberalisme, mennjadi bahasan yang sering diangkat oleh Majalah Tabligh karena

hal tersebut adalah salah satu isu utama Majalah Tabligh, sebagaimana akan

dibahas lebih detail pada BAB IV.

C. Struktur Redaksi Majalah Tabligh

Untuk memaksimalkan pengelolaan Majalah Tabligh, dibentuklah struktur

organisasi redaksi.Adapun susunan redaksi tersebut adalah sebagai berikut :

Penerbit

Tabligh dan Dakwah Khusus Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Penasihat

Prof. Dr. H.A. Syafii Maarif

Page 72: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

62

Prof Dr. H.M. Din Syamsuddin, MA

Drs. H.M. Goodwil Zubir

Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc, M.Ag

Dr. H. Tarmizi Taher, M.D

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi

H. Tabrani Syabirin, MA

Pemimpin Usaha

Ir. M. Azmi Maani

Redaktur Pelaksana

Drs. Fakhrurazi Reno Sutan

Dewan Redaksi

Aru Syeif Assad

Abujamin Roham

Risman Mukhtar

Wirman Yusar

Mawardi Abdul Wahid

Seeting dan Layout

EM. Abdul Goniy

Hefinal

Reporter

Nuim Hidayat

Agus Tri Sundani

Eros Dai

Page 73: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

63

Endang Zakaria

Elvi Sukaisih

Sekretaris Redaksi

M.A. Imaran Anhar

Distribusi

M. Furqon

Iklan

Ikhwan Ridwan

Keuangan

Zainal Abadin

D. Karakteristik Rubrik Pada Majalah Tabligh

Majalah Tabligh menampilkan berbagai rubrik, diklasifikasikan menjadi 2

jenis rubrik, yaitu :

1. Rubrik Tetap, menyampaikan ulasan dengan tujuan agar misi yang diinginkan

oleh Majalah Tabligh dapat tercapai. Rubrik Tetap terdiri dari Editorial,

Tafsir, Hadits, Laporan Utama, Bimbingan Ibadah, Konsultasi Agama,

Dakwah Khusus, Khutbah Jum’at dan Liputan Khusus.

2. Rubrik Tidak Tetap, menyampaikan ulasan mengenai Perkembangan Islam

dan Dakwah kontemporer. Rubrik Tidak Tetap terdiri dari Investigasi,

Kristologi, Ghazwul Fikri, Kisah, Nasional, Internasional, Resensi, Artikel,

Tazkiah.

a. Editorial

Page 74: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

64

Pandangan Redaksi tentang suatu masalah aktual, terdiri dari 1 halaman

dan 3.000 karakter.

b. Hadits

Membahas hadits-hadits tentang akhlak, dengan sistimatika; sanad, matan,

perawi, terjemah, asbabul wurud, uraian yang didukung oleh hadits lain,

pendapat ulama hadits dan sumber rujukan, terdiri dari 3 halam dan 9.000

karakter.

c. Tafsir

Membahas ayat-ayat mengenai Tauhid, dengan sistimatika: Ayat al-

Qur’an, terjemahan, asbabunnuzul, uraian yang didukung oleh ayat, hadis

dan atau pendapat ulama tafsirserta sumber rujukan, terdiri dari 3 halaman

dan 9.000 karakter.

d. Laporan Utama

Reportase hasil kajian tentang masalah keagamaan yang berdampak

langsung ataupun tidak langsung terhadap dakwah Islam atau umat Islam,

terdiri dari 7 halaman dan 21.000 karakter.

e. Bimbingan Ibadah

Membahas tentang cara-cara praktis pelaksanaan ibadah, menggunakan

bahasa sederhana dan ringan serta dilengkapi dengan dalil yang sahih dan

sesuai dengan pemahaman Muhammadiyah, terdiri dari 2 halaman dan

6.000 karakter.

Page 75: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

65

f. Konsultasi Agama

Tanya jawab masalah-masalah agama dan keluarga sakinah, terdiri dari 2

halaman dan 6.000 karakter.

g. Dakwah Khusus

Laporan Dai atau Mubaligh mengenai tantangan, hambatan dan

kesuksesan dakwah di daerah-daerah, terdiri dari 2 halaman dan 2 x 3.000

karakter

h. Khutbah Jum’at

Teks khutbah jum’at : pendahuluan, uraian dan penutup, terdiri dari 4

halaman dan 12.000 karakter.

i. Liputan Khusus

Liputan suatu kegiatan seminar, diskusi, sarasehan ataupun peristiwa

aktual terkait ipoleksosbudhankam, terdiri dari 4 halaman dan 12.000

karakter.

j. Investigasi

Laporan kasus-kasus pemurtadan, pendirian rumah Ibadah bermasalah dan

gerakan kristenisasi, terdiri dari 2 halaman dan 6.000 karakter.

k. Kristologi

Membahas tetang kesesatan ajaran Nasrani, agar umat Islam tidak mudah

terjebak kedalam tipu muslihatnya, dilengkapi dengan argumentasi yang

kuat dan benar, terdiri dari 2 halaman dan 6.000 karakter.

Page 76: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

66

l. Ghazwul Fikri

Menangkis propaganda pemikiran pluralis dan aliran sesat, terdiri dari 2

halaman dan 6.000 karakter.

m. Kisah

Kisah kontemporer, nukilan sejarah Islam, terdiri dari 2 halaman dan 6.000

karakter.

n. Nasional

Liputan peristiwa atau berita singkat seputar tantangan, hambatan dan

kesuksesan dakwah islam di dalam negeri, terdiri dari 2 halaman dan 6.000

karakter.

o. Internasional

Liputan peristiwa atau berita singkat seputar tantangan, hambatan dan

kesuksesan dakwah islam internasional, terdiri dari 1 halaman dan 3.000

karakter.

p. Resensi

Ulasan ringkas mengenai buku-buku rujukan bagi para dai dan aktivis

dakwah islam, terdiri dari 1 halaman dan 3.000 karakter.

q. Artikel

Suatu tulisan yang membahas satu topik sampai tuntas, topik tersebut yang

menyangkut masalah kontemporer dan aktual serta sesuai dengan misi

majalah, terdiri dari 4 halaman dan 2 x 6.000 karakter.

Page 77: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

67

r. Tazkiah

Tulisan yang sejuk, ringan, santai dan mengandung hikmah, terdiri dari 1

halaman dan 3.000 karakter.

Penyebaran Majalah Tabligh semenjak diterbitkan pada tahun 2004 telah

menghasilkan 34 edisi dengan rata-rata satu edisi pada setiap bulannya. Majalah

Tabligh dicetak dan di distribusikan sebanyak 8000 eksemplar pada setiap

edisinya.

Majalah Tabligh di distribusikan di 20 propinsi, yaitu NAD, Sumatera

Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka

Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa

Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara,

dan Papua. Majalah Tabligh menggunakan 2 jalur pendistribusian, yaitu :

a. Umum, didistribusikan melalui toko buku, agen majalah dan koran.

b. Internal, yaitu dikirim langsung kepada pemesan baik pribadi ataupun

Pimpinan Muhammadiyah.

Untuk edisi kedepan Majalah Tabligh merencanakan penyebaran Majalah

Tabligh secara lebih luas, dengan perencanaan sebagai berikut :

Page 78: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

68

Target Distribusi dan Sasaran Pembaca

Sasaran Distribusi / Pembaca Jumlah Kuantum Total Copy

Kantor Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Wilayah Muhammadiyah

Pimpinan Daerah Muhammadiyah

Pimpinan Cabang Muhammadiyah

Sekolah Dasar Muhammadiyah

SMP/MTs Muhammadiyah

SMU/SMK/MA Muhammadiyah

Perguruan Tinggi Muhammadiyah

Rumah Sakit & Amal Usaha

Gunung Agung, Walisongo, & Agen

Dai khusus MTDK PPM

TOTAL

2

30

280

2600

2896

1713

929

132

312

40

150

10

10

10

5

2

5

10

20

10

200

1

20 copy

300 copy

2.800 copy

13.000 copy

5.792 copy

8.565 copy

9.290 copy

2.640 copy

3.120 copy

8.000 copy

150 copy

53.677 py

E. Isu Utama Majalah Tabligh

Majalah Tabligh memiliki tiga isu utama dalam menyampaikan Dakwah

Islam Amar Makruf Nahyi Munkar, yaitu

1. Membahas usaha pemurtadan umat Islam

2. Membahas perkembangan dan peristiwa dakwah Islam kontemporer

3. Mendakwahkan Tauhid, mengawal tajdid.

Page 79: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

69

Tiga isu utama diatas diharapkan mampu mewujudkan cita-cita besar

Muhammadiyah, yaitu Mewujudkan Masyarakat Utama, Adil dan Makmur yang

diridhai Allah SWT.

Berikut pembahasan isu pada lima edisi Majalah Tabligh:

Laporan Utama

Jaringan Islam Liberal Kampanye Nikah Beda Agama

Laporan Utama

Itu Melicinkan Kristenisasi

Tafsir Tafsir Ayat tentang Nikah Beda Agama

Hadits Bahaya Nikah Beda Agama

Vol. I No. 03 (Oktober 2002)

Dukung Kristenisasi, JIL Kampanye Nikah Beda Agama

Jaringan Islam Liberal (JIL) kembali berulah. Melalui Zainun Kamal, mereka menghembuskan propaganda halalnya Kawin Beda Agama. Menurutnya, dalam kasus beda agama antara muslim/muslimah non muslim (Yahudi, Kristen, Buda, Hindu dll.) bukanlah perzinahan. Padahal seluruh ulama telah berijmak bahwa haram hukumnya menikahkan wanita muslimah dengan pria non muslim. Menurut Abu Deedat, statement Zainun Kamal ini melicinkan program kristenisasi dan pemurtadan umat.

Resensi Islam versus Jaringan Islam Liberal

A. Laporan Utama

Di Negeri Muslim Terbesar di Dunia, Klenik dan Mistik Merajalela

Vol. I No. 04 (November 2002)

Sindroma Hantu, Klenik, Mistik dan dukun

Indonesia, bangsa komunitas muslim terbesar di dunia. Tetapi, berbagai wabah syirik, klenik, mistik dan perdukunan menggerogoti umat. Ironinya, perbuatan syirik itu diprakarsai oleh

Laporan Utama

Daftar Lokasi Angker

Page 80: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

70

Intelektual Muslim alumnus (S-3) Ummul Qura Makkah dan menjabat sebagai Menteri Agama RI. Maka, rakyat awam lebih hebat lagi ketakhayulannya. Rumah tua di kawasan elit yang tak berpenghuni dan dalam sengketa hukum diisukan Rumah Hantu. Orang pun berduyun-duyun datang dengan berbagai macam tujuan. Muhammadiyah gagal memberantas TBC?

Tafsir Tafsir tentang Jin dan Hantu

B. Laporan Utama

Gerilya Kristen di Sekolah

Laporan Utama

Lagu Lama Orang Kristen

Laporan Utama

Legalisasi Proyek Kristenisasi

Investigasi Fundamentalis Kristen Tolak Pendidikan Agama

Vol. I No. 10 (Mei 2003)

Upaya pihak Kristen dalam melancarkan gerakan pemurtadan di sekolah-sekolah.

Umat Kristiani tidak mau misi kristenisasinya dihambat di sekolah. Mereka bersikukuh melakukan kristenisasi lewat sekolah dengan konsisten berpegang pada Surat Kongregasi Pendidikan Katolik yang menegaskan bahwa tujuan sekolah Katolik adalah untuk menja-dikan muridnya sebagai Kristen yang seutuhnya. Maka tidak heran jika mereka bergerilya menolak RUU Sisdiknas yang mengatur pendidikan agama Islam bagi siswa yang Muslim. Tetapi, jika ditilik secara seksama materi dan substansi RUU yang mereka tentang habis-habisan, niscaya sungguh menggelikan dan tak masuk akal. Mengapa harus ditolak, toh tidak ada yang langsung menyinggung apalagi merugikan kepentingan mereka. Umat Islam harus menyikapi hal ini dengan tepat.

Artikel Politik Pluralisme Kristen

Page 81: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

71

Laporan Utama

Seniman Salibis Tunggangi Inul

Laporan Utama

Inul Dikelilingi Aktivis Palangis

Laporan Utama

Pemurtadan Berkedok Inulitas

Laporan Utama

Goyang Ngebor, Membayar untuk Dilecehkan

Resensi Kafirisasi Lewat Mode

Artikel Bahaya Permisivisme

Vol. I No. 11 (Juni 2003)

Upaya merusak moral umat Islam melalui goyang ngebor Inul.

Pihak Walantardho tak pernah bosan melancarkan misi pemurtadan terhadap umat Islam. Berbagai strategi dipasang untuk memuluskan gerakannya. Ketika Inul Daratista mulai naik daun dengan Goyang Ngebornya yang sangat seronok, para seniman Salibis menungganginya untuk mengobrak-abrik moral umat Islam. Ketika para ulama, kyai dan seniman Muslim bangkit melawan erotisasi, para seniman salibis berbalik menyerang aktivis Muslim dengan dalil HAM dan Demokrasi. Kita harus tahu siapa saja aktor intelektual yang menunggangi Inul itu.

Artikel Menghadapi Konspirasi Anti Islam

C. Laporan Utama

LAISA MINNA: Liberalisme, Plurlisme, Inklusivisme

Laporan Utama

Gerakan Liberalisme Islam Memulung dari Sampah Misionaris Kristen

Laporan Utama

Bahaya Liberalisme Islam

Laporan Utama

Inklusivisme Lahir dari Rahim Kristen

Laporan Utama

Pluralisme Produk Kristen

Vol. II No. 09 (April 2004)

Menegaskan prinsip bahwa Liberalisme, Plurlisme, Inklusivisme bertentangan dengan paham Muhammadiyah

Dengan sebebas-bebasnya kaum liberalis berani mengkritik ajaran Islam, menafsirkan Al-Qur’an dengan Metode Hermeneutika, dan mengakui kebenaran dan keselamatan agama non Islam. Bila dilacak, sebenarnya semua faham ini mengadopsi Kristen dan peradaban Barat. Liberalisme Islam semakin merajalela, Muhammadiyah bangkit melawan, meski Liberalisme Islam juga melanda oknum Muhammadiyah

Laporan Utama

Batasan Tafsir Liberal Tidak Konsisten

Page 82: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

72

Resensi Ruh Kristen dalam Liberalisme Islam

Kuliah Aqidah

Menyoal Pluralisme Agama

Kristologi Berguru Kepada Kristen?

Ghazwul Fikri

Salafus-Shalih Vs. Khalaf-Liberal

D. Laporan Utama

Musuh Islam Berlabel Islam

Laporan Utama

Awas..!! Propaganda Pemurtadan Berlabel Islam

Tafsir Kata Al-Qur`an tentang Murtad

Konsultasi Agama

Anjuran Murtad yang Menyesatkan

Mewaspadai musuh Islam berlabel Islam

Kaum Muslimin dewasa ini betul-betul menghadapi ujian berat. Serbuan propaganda kekafiran, kemaksiatan dan hujatan bahkan pelecehan terhadap Islam mengalir deras tak terbendung. Ironinya, serbuan itu dilakukan oleh orang yang memakai label Islam, yaitu majalah Syir’ah. Namanya sangat bagus, berarti jalan yang terang, diambil dari Al-Qur`an surat Al-Ma`idah 48. Tapi, dengan label Islam yang disandangnya, secara rutin majalah Syir’ah menanamkan propaganda pemurtadan dan mempromosikan berbagai aktivitas dan gerakan Kelompok Liberal berkedok Islam.

Resensi Terkutuklah Orang yang Murtad

Kajian Khas

Menyegarkan Kembali Paham Keislaman di Muhammadiyah

Vol. III No. 07 (April 2005)

Mengembalikan Muhammadiyah ke khittahnya.

Paham keIslaman yang dianut oleh Muhammadiyah perlu dikaji kembali karena belakangan mulai digugat. Di antara yang digugat adalah hal-hal yang fundamental seperti Muqad-dimah Anggaran Dasar,

Persyarikatan

Manifestasi Tauhid dan Menyikapi Tajdid

Page 83: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

73

Khittah Perjuangan, Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup (MKCH), Kepribadian, dan Keyakinan Hidup Islami Muhamma-diyah. Lima hal ini dikenal sebagai konsep teologis Muham-madiyah, yang telah disepakati sebagai pedoman bagi warga Muhammadiyah dalam memahami agama Islam. Untuk menyikapi fenomena ini, pemahaman keislaman Muhammadiyah menjadi penting untuk dikaji kembali.

Persyarikatan

Melepas Dominasi Filosof Majelis Tarjih

Page 84: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

BAB IV

KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS

ANALISIS FRAMING TERHADAP MAJALAH TABLIGH

Untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang bagaimana Majalah

Tabligh membingkai realitas untuk tujuan tiga isu besar Majalah Tabligh dan

bagaimana kecenderungan Majalah tersebut terhadap konteks realitas maka

pembahasan pada bab ini akan memaparkan analisis terhadap rubrik laporan

utama Majalah Tabligh sebagai unit analisis. Uraian analisis yang disampaikan

meliputi analisis atas tiga isu utama Majalah Tabligh serta bagaimana

kecenderungan majalah Tabligh membingkai isu tersebut atas konteks realitas.

Uraian analisis tentang bingkai yang ditampilkan Majalah Tabligh

disampaikan dengan mengurai ide poko, perangkat pembingkai dan perangkat

penalaran berdasarkan model analisis framing Wilian A. Gamson. Sebagaimana

telah dikutip Eryanto, menyatakan bahwa framing adalag cara bercerita atau

gugusan ide-ide yang terorganisir sedemikian rupa menghadirkan konstruksi

makna peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan onjek suatu wacana1. Lebih

lanjut Gamson menjelaskan gugusan ide-ide yang terorganisir tersebut tersusun

dalam suatu skema ide sentral yang dikemas.

Sedangkan analisis tentang kecenderungan Majalah Tabligh terhadap tiga

isu utamanya dilakukan dengan menganalisis berbagai ide pokok dalam unit

analisis dan mengkonfirmasikannya pada teori pemahaman agama.

1 Eriyanto, Analisis Framing Konstrusi, Ideologi, dan Politik Media, LKiS, Jakarta: 2002, h. 67

74

Page 85: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

75

Dari ke empat edisi terpilih mengangkat beberapa tema atau Issue utama.

Hal itu dapat diketahui tentang pengumpulan data tentang Issue utama/tema dalam

Majalah Tabligh dalam lembar koding sebagai berikut:

A. Analisis Perangkat Pembingkai Teks Rubrik Laporan Utama

Dibawah ini adalah hasil analisis perangkat pembingkai terhadap teks

Rubrik Utama Majalah Tabligh.

1. Volume 1 / No. 04/November 2002

Judul Sindroma Hantu, Klenik, dan Mistik

Visual Images: Gambar rumah Pondok Indah

Analisis: Melalui gambar ini, Majalah Tabligh ingin menjelaskan bahwa

rumah pondok indah yang dianggap banyak orang berhantu dan menjadi populer

pada saat itu adalah bagian dari perbuatan musyrik jika mempercayainya dan

menjadi kewajiban Majalah Tabligh untuk menyadarkan masyarakat dengan

tujuan untuk menjaga tauhid umat Islam.

Depiction: Sampai-sampai menteri agamapun mempercayai klenik dunia

irrasional yang naïf lagi dungu ini. (Paragraf 1 baris 15-18)

Analisis: Label naïf lagi dungu secara vulgar dilekatkan pada kepercayaan

klenik yang diyakini oleh Menteri Agama, hal ini dimaksudkan agar masyarakat

menjauhi kepercayaan pada klenik meskipun dicontohkan oleh Menteri Agama

Cactchphrases: Apalagi kasus lain yang menerpa menteri agama Said Agil

Husain Munawar dalam kaitannya heboh pembongkaran situs purbakala batu tulis

Page 86: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

76

bogor yang sarat dengan nuansa klenik, dukun, paranormal, dukun, takhayyul, dan

kemusyrikan yang ironinya justru diprakarsai oleh seorang menteri agama RI,

seorang yang hafidz Qur’an alumnus ummul Quran Mekkah. (Paragraf 5 Baris 11-

23)

Analsis: Majalah tabligh berusaha membingkai realitas seorang Menteri

Agama yang percaya terhadap hal mistis dengan membenturkannya pada sejarah

pendidikan Menteri Agama, menurut majalah Tabligh, seorang alumnus Ummul

Quro Mekkah tidak sepatutnya percaya pada hal-hal yang berbau mistis, hal ini

dianggap sangat kontradiktif.

Exemplar: September 2002 lalu muncul lagi kasis klenik yang juga

irasional yakni geboh rumah hantu pondok indah Jakarta Selatan (Paragraf 6 baris

4-8)

Analisis: kisah rumah di pondok indah yang dipercaya berhantu dijadikan

contoh oleh Majalah Tabligh mengenai salah satu kepercayaan masyarakat

Indonesia terhadap hal-hal mistis.

Expemplar: Sub Judul : Daftar Lokasi Angker

Analisis: melalui daftar tersebut Majalah tabligh memberikan contoh

kepada pembaca mengenai daerah-daerah yang selama ini dianggap angker oleh

kalangan yang percaya mengenai hal-hal mistis.

Depiction: Sebagai orang beragama yang waras kita tidak usah ikut-ikutan

meyakini hal-hal angker. (Paragraf 13 baris 1-2)

Page 87: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

77

Analisis: dalam pernyataan diatas, majalah Tabligh bermaksud melebeli

tidak waras “gila” pada orang –orang yang percaya hal-hal angker, dan umat

beragama seharusnya tidak memeprcayai hal tersebut.

Depiction: Dosa besar lainnya masih berpeluang diampuni oleh Allah tapi

dosa syirik ini diancam tidak akan diampuni dengan cara apapun. (Paragraf 7 baris

13-18)

Analisis: pernyataan tersebut adalah intisari dari Al-quran surat Ibrahim

ayat 7, menjelaskan bahwa musyrik adalah dosa besar dan Allah akan

menurunkan azab bagi orang-orang musyrik.

2. Volume 1 / No.10 / Mei 2003

Judul, Gerilya Kristen di sekolah

Depicition: “mereka telah melakukan rekayasa yang sistematis, agar

semua murid yang non Kristen harus mengimani kepercayaan kristiani” (Paragraf

1 baris 15 -17)

Analisis: Pada kalimat diatas majalah tabligh mecoba membingkai wacana

pembaca dengan mengkontruksi adanya rekayasa terencana dari pihak kristiani

untuk melakukan pemurtadan dengan terus menerus meberikan mata pelajaran

agama kristiani pada siswa beragama non Kristen (terutama Islam) sebagai upaya

mengkristenkan siswa tersebut.

Page 88: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

78

Depicition: “Menurut pimpinan pondok pesantren modern gontor K.H

Abdullah Sarkasih “ada pemaksaan agama secara terselubung di sekolah-sekolah

Kristen dan katolik. (Paragraf 6 baris 4-7).

Analisis: Dengan mengutip statement seorang tokoh agama, Majalah

Tabligh berupaya menggiring pembaca untuk meyakini adanya “penipuan” yang

dilakukan oleh institusi pendidikan Kristen sehingga membuat orang yang

beragama Islam takut untuk bersekolah disana karena khawatir dipaksa pindah

agama.

Exemplar: menurut pengakuannya banyak anak-anak muslim yang

bersekolah disekolah katolik atau Kristen, iman dan islamnya goyang bahkan

tidak sedikit yang murtad atau pindah menjadi Kristen. (Paragraf 7 baris 1-5)

Analisis: Melalui kalimat tersebut, Majalah Tabligh mecoba memberikan

contok nyata kepada pembaca bahwa terdapat bukti-bukti adanya kristenisasi atau

pemurtadan yang dilakukan oleh institusi sekolah yang diakibatkan oleh tidak

adanya pendidikan agama selain Kristen bahkan kepada siswa yang beragama non

kristenpun.

Sub Judul Laporan Utama: Lagu Lama Orang Kristen

Depiction: Bagi kalangan politisi islam di parlemen sejak zaman orde

baru, ihwal ‘nyeleneh’ orang-orang Kristen yang memperjuangkan aspirasinya

yang sangat tidak logis itu sudah menjadi langganan. (Paragraf 3 baris 6-11)

Analisis: Pada baris tersebut Majalah Tabligh menggunakan sebuah kata

yang berkonotasi pada hal negative, selain itu kata “nyeleneh” diperkuat dengan

Page 89: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

79

adanya kalimat yang menjelaskan bahwa orang Kristen tidak logis dalam hal

penyampaian aspirasinya. Majalah Tabligh berupaya menyangkal bahwa setiap

warga negara, terlepas dari apapun agamanya memiliki hak yang sama dalam

menyalurkan aspirasi tanpa boleh dilebeli hal-hal yang bersifat negative.

Metaphors: Bagai macan yang terluka, orang-orang PDIP itu dengan

garang menentang agar dibatalkan. (Paragraf 4 Baris 23-26)

Analisis: Macan yang terluka diatas adalah ditujukan kepada para politisi

PDIP yang berupaya untuk melakukan usulan tinjau ulang atas RUU SISDIKNAS

yang hampir disahkan. Majalah Tabligh menggunakan konotasi binatang yang

terluka pada PDIP untuk mengkonstruksi bahwa politisi PDIP melakukan

tindakan yang diluar batas kewajaran manusia.

Deciption: Pihak Kristen tetap berkeras melanggar UU berkaitan dengan

penyediaan guru agama islam di sekolah Kristen. Begitu gamblang untuk di tebak

pihak Kristen menentang ketentuan itu, karena mereka tidak mau menyediakan

guru agama islam di sekolah Kristen dimana muridnya mayoritas justru beragama

islam.mereka berkepentingan untuk tetap dan terus memaksakan murid beragama

islam yang bersekoalah di lembaga pendidikan Kristen di beri pelajaran agama

Kristen. Dengan kata lain proyek kristenisasi melalui sekolah Kristen yang

hasilnya sangat ampuh ini tidak ingin dihapuskan. (Paragraf 5 baris 9-30).

Analisis: Majalah Tabligh tengah merekonstruksi realitas bahwa sekolah

Kristen yang tidka mau menyediakan guru agama selain guru agaman Kristen

secara otomatis dapat terlihat memiliki motif untuk melakukan kristenisasi pada

siswa/i-nya.

Page 90: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

80

Deciption: Argumentasi pihak Kristen ini niscaya sangat semberono, tidak

logis, bahkan main menang-menangan yang tak berdasar. (Paragraf 6 baris 29-33).

Analisis: kalimat diatas adalah kesimpulan dari statement dari tokoh

Kristen mengenai penolakan penyediaan guru agama non Kristen di skeolah

Kristen, statement tersebut adalah “ibarat orang masuk warung soto, niscaya

hidangan yang ada hanya soto, dan jika minta gudeg tentu saja tidak akan

dilayani”. Kalimat tersebut dikonstruksi dan disuguhkan kepada pembaca sebagai

sebuah statement yang sangat negative dan tidak beralasan.

Metaphors: Rosihan menggambarkan 2 tokoh Kristen itu melawan bagai

singa yang terluka menghadapi lawan-lawannya (Paragraf 13 baris 35-38)

Analisis: kalimat diatas adalah perumpaan untuk mejelaskan upaya yang

dilakukan oleh tokoh Kristen dalam memperjuangkan penolakan RUU

SISDIKNAS. Dalam konteks sebenarnya singa yang terluka biasanya akan

mengamuk ketika terluka saat pertarungan.

Depiction: Itulah fakta pendirian mereka yang amat gigih kalau tidak mau

dikatakan amat busuk (Paragraf 14 baris 1-4)

Analisis: Lagi-lagi Majalah Tabligh menggunakan kalimat yang bersifat

konotasi dalam menggambarkan Kristen (tokoh Kristen) dalam situasi pro kontra

RUU SISDIKNAS. Kata “busuk” tersebut berupaya menciptakan kesan negative

sehingga muncul kebencian terhadap mereka.

Depiction: Termasuk berbagai ide-ide sinting yang dilepas orang-orang

intelek, tapi sesungguhnya amat keblinger (Paragraf 17 baris 24-27)

Page 91: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

81

Analisis: label “sinting” dan keblinger dilekatkan oleh Majalah tabligh

kepada tokoh-tokoh yang berupaya untuk mengesahkan peraturan yang

diperbolehkannya pelajaran semua agama diberikan kepada siswa disekolah.

Majalah Tabligh membingkai ketidak setujuannya dengan menjelaskan bahwa ide

itu seolah-olah sangat tidak masuk akal dan menyimpang.

Depiction: Syukur ide professor terlalu maju berhasil ditepis oleh

kalangan islam setelah habis-habisan menangkal. (Paragraf 17 baris 48-51)

Analisis: kata “terlalu maju” diatas adalah sebuah sindiran kepada Prof.

Dr. Harsya W. Bachtiar atas usulannya mengenai pembubaran departemen agama

karena selama ini dianggap tidak adil pada agama-agama yang lain. Majalah

tabligh membingkai realitas tersebut dengan menjelaskan bahwa hal tersebut

dangat tidak mungkin diterapkan.

Exemplar: Satu hal yang pasti, kini orang-orang Kristen semakin radikal

dan berani menentang orang islam, bahkan berani berperang habis-habisan di

ambon dan di poso. Ummat islam telah ditantang dan dilecehkan, maka sudah

saatnya mereka untuk bangkit untuk menghadapi. (Paragraf 19 baris 23-33)

Analisis: Majalah Tabligh merekonstruksi konflik ambon dan poso

merupakan contoh tindakan Kristen yang semakin radikal dan berani, selain itu

contoh tersebut direkontsruksi untuk menyulut emosi dan kemarahan umat Islam

untuk melawan umat Kristen. Majalah Tabligh secara sengaja memacing

kemarahan umat Islam tanpa pernah mempertimbangkan terjadinya perang

saudara di Indonesia.

Page 92: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

82

Exemplar: Kristenisasi lewat sekolah semakin Nampak kika kita

memperhatikan surat konggergasi pendidikan katolik di sekolah-sekolah katolik.

Dalam surat itu ditegaskan bahwa tujuan sekolah-sekolah katolik adalah untuk

menjadikan muridnya Kristen seutuhnya. (Paragraf ke 8 baris 1-6)

Analisis: Melalui kalimat ini Majalah Tabligh ingin meyakinkan pembaca

dengan mengaitkannya pada fakta konggrgasi Pendidikan katolik di sekolah-

sekolah katolik.

Exemplar: Untuk itu, sanksi bagi sekolah yang menolak memberi

pelajaran agama sesuai agama muridnya harus tetap dicantumkan dalam RUU

Sisdiknas. Jika sanksi itu dihilangkan maka pembangkangan akan terus terjadi.

(Paragraf 10 baris 7-11 )

Analisis: Majalah tabligh mengaitkan wajibnya penerapan RUU

SISDIKNAS dengan bahaya yang akan terjadi jika RUU tersebut tidak dipatuhi

dan dilaksanakan oleh institusi pendidikan.

Methapors: Bila sudah seperti itu, jangan disalahkan jika ummat islam

sampai pada batas kesabaran yang terakhir, jangan salahkan pula jika sebuah

gereja tiba-tiba dibakar. (Paragraf 11 baris 1-6)

Analisis: pengandaian situasi pembakaran gereja digunakan gara Kristen

mau menerima dan menerapkan RUU SISDIKNAS di institusi mereka serta

mengandaikan kemarahan yang akan muncul dari ummat Islam jika Kristen tidak

bersedia mematuhinya.

Page 93: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

83

Depiction: Walaupun mereka berjumlah kecil, tidak lebih dari 7%, tetapi

sepanjang kekuasaan di era orde baru cukup menunggangi mesin politik Suharto

dan menguasai pos strategis. (Paragraf 16 baris 1-7)

Analisis: Majalah Tabligh membingkai sedikitnya jumlah umat Kristen

tidak seimbang dengan posisi dan perlakuan yang istimewa yang mereka dapatkan

dengan mendapat jabatan-jabatan diposisi strategis.

3. Volume 2 / No. / 09 / April 2004

Judul, Laisa minna, Liberalisme, pluralisme, inklusivisme

Depiction: Judul : Laisa Minna Liberalisme, Pluralisme, Inklusifisme

Analisis : bingkai yang dilakukan majalah tabligh adalah dengan

memasang jargon yang menjelaskan bahwa kelompok liberalis adalah bukan

bagian dari Islam dan harus ditentang atau dimusuhi.

Depiction: Gerakan Liberalisme berwajah Islam semakin merajalela,

Muhammadiyah bangkit melawan. Bagaimana jika liberalisme Islam juga

melanda oknum Muhammadiyah?

Analisis: Majalah tabligh menggunakan leksikok “oknum” kepada kader

muhammadiyah yang memiliki cara pandang liberal. Oknum adalah lebel yang

biasanya digunakan untuk seseorang yang menyimpang dari yang seharusnya, dan

Majalah tabligh dengan lebel tersebut tengah mengkategorikan kader

muhammadiyah yang berfikiran liberal sebagai kelompok yang menyimpang dan

melanggar.

Page 94: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

84

Catchphrases : Muhammadiyah didirikan dengan idealism untuk

mewujudkan masyarakat islam yang sebenar-benarnya, yaitu islam yang murni,

bersumber dari Al’quran dan As-Sunnah, bersih dari segala hal yang

mengotorinya: Takhayyul, bid’ah dan Khurafat (TBC).( Paragraf 1 Baris 1-11)

Analisis: penolakan Majalah tabligh atas perilaku TBC adalah merupakan

sebuah perilaku yang bertentangan dengan tujuan Muhammadiyah yang terdapat

dapat matan dan keyakinan serta cita-cita hidup Muhammadiyah.

Depiction: Tetapi Pemikiran para liberalis kini semakin bebas dan

kebebasan dalam mensosialisasikan berbagai tradisi aneh yang lahir dari rahim

Kristen. Beberapa pemikiran liberali yang diasong dari Kristen itu antara lain:

Faham Pluralisme agama, Inklusivisme, Sekulerisme dan metode hermeneutika

untuk menafsirkan al’quran.(Paragraf 5 baris 1-12)

Analisis: pembingkai yang digunakan pada kalimat diatas adalah dengan

melebeli seorang liberalis dalam konotasi yang negatif. Kata “aneh” serta asosiasi

seorang muslim terhadap agama lain adalah merupakan teguran keras dan

peringatan dari Majalah tabligh

Depiction: Untuk mengetahui orang-orang yang telah terinfeksi virus

liberal itu.(Paragraf 6 baris 1-3).

Analisis: kata “virus” yang diperparah dengan kata “ terinfeksi” ditujukan

pada para liberalis yang kemudian menampilkan kesan bahwa para liberalis

adalah penyakit yang berbahaya dan perlu disembuhkan.

Depiction: Umumnya para liberalis itu alergi dengan klaim kebenaran

(truth claim).(Paragraf 7 baris 1-3)

Page 95: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

85

Analisis: pembingkaian dilakukan dengan menggunakan leksikon “alergi”

dimana seperti halnya virus, alergi adalah sebuah jenis penyakit yang perlu

disembuhkan.

Exemplar: Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan

telah Kucukupkan nikmat-ku dan telah Kuridhoi islam itu sebagai agamamu

(Al’Maidah : 3) (Paragraf 12 bar is 1-6)

Analisis: mengaitkan sebuah ayat dalam menyampaikan sebuah pesan

adalah merupakan strategi efektif karena hal tersebut akan dianggap sebuah

landasan yang tidak dapat dibantahkan.

Exemplar: Islam merupakan satu-satunya dinullah yang diridhoiNya juga

satu-satunya petunjuk hidup yang akan membawa manusia kepada keselamat dan

kebahagiaan dunia dan akhirat (lihat Muqaddimag AD Muhammadiyah,

Kepribadian Muhammadiyah dan MKCH). (Paragraf 14 baris 1-10)

Analisis: dalam kontek menguraikan sebuah argumentasi maka Majalah

Tabligh selain menggunakan ayat dalam al-quran, Majalah tabligh juga

menggunakan nilai-nilai yang telah diyakini oleh Muhammadiyah yang telah

didogmakan kepada anggotanya.

Exemplar: Surah Al’Imran ayat 19 dan 85. (Paragraf 15)

Analisis : Majalah tabligh dalam semua hal meyakini bahwa teori atau

uraian dengan berlandaskan al-quran dan assunnah adalah argumentasi yang tidak

dapat dibantahkan oleh siapapun.

Page 96: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

86

Catchphrases : Berawal dari keprihatinan dan keresahan warga

Muhammadiyah itu, maka para pengawal islam yang dimotori oleh MTDK

muhammadiyah dan UMS mengadakan seminar. (Paragraf 17 baris 1-5)

Analisis : penggunaan pengawal Islam merupakan sebuah jargon yang

menarik dengan mengklaim dirinya sebagai kelompok paling benar dan

pelingdung agama Islam.

Depiction : Dia hanya berkilah, “waktu yang diberikan untuk menjawab

tidak mencukupi” (Paragraf 27 baris 3-5)

Analisis : melalui kalimat ini Majalah Tabligh sedang membingkai

maksud dari statment Yunan Yusuf mengenai semua orang bebas menafsirkan

Al’Quran dan Hadits seliberal mungkin agar tidak keluar dari batasannya.

(Paragraf 23 baris 1-5) tanpa memberitakan secara komperhensif dalam konteks

apa Yunana Yusuf menyampaikan hal tersebut.

Depiction : Sub Judul : Para penganut tafsir hermeneutika menghakimi

pemikiran para mufasir salafussalih yang telah teruji paliditasnya selam 13 abad

lamanya (Paragraf 11 baris 1-7)

Analisis : upaya pembingkai yang dilakukan majalah tabligh kepada para

pemikir liberal adalah dengan menyatakan ketidak kompetensiannya dalam

melakukan tafsir atas nilai-nilai agama.

4. Volume 3 / No. 07 / April 2005

Judul, Syir’ah, musuh Islam berlebel Islam

Catchphrases: Judul: Syir’ah Musuh Islam berlebel Islam

Page 97: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

87

Analisis: jargon ini dugunakan untuk membingkai realitas dan

menempatkan Majalah Syir’ah sebagai majalah yang bertolak belakang dengan

islam atas pemberitaannya yang selalu berpihak pada nilai-nilai pluralism dan

liberalism.

Depiction: Yang paling parah lagi, bila itu dilakukan oleh orang yang

memakai label Islam. Salahsatunya adalah majalah syir’ah, yang didanai oleh The

Asia Foundation (TAF). Mendengan nama TAF, tentu tidak heran lagi di telinga

kita, pastilah lembaga yang didanai bersenyawa dengankelompok liberalis

bekedok islam lainnya. Sebab, hamper smeua LSM yang didanai oleh TAF

produknya sama, yaitu mengerogoti akidah islam. (Paragraf 3 baris 1-10)

Analisis: dalam kalimat ini sangat jelas penggunaan lebel atau leksikon

bagi TAF dengan menunding TAF dan Majalah Syir’ah berkedok Islam dan

memiliki tujuan untuk menghancurkan Islam.

Exemplar: Tapi akhlaknya buruk tidak seindah motonya, misinya kotor,

tak seterang namanya, setiap edisi yang diterbitkan tiap bulan, selalu ada racun

yang ditebarkan kepada pembaca di negara muslin terbesar didunia ini. Topic

racunnyapun moton yakni mencitranegatifkan umat islam, mencitrapositifkan

yahudi dan nasrani, serta melegalisasi pemurtadan umat islam. (Pargaraf 5, baris

1-9)

Analisis: Majalah tabligh mengangkat penggalan contoh Majalah syirah

mengenai pemberitaan yang tidak sesuai dengan fakta mengenai Islam dan

yahudi. Dan pesan-pesan dalam majalah syirah menunjukan bahwa majalah

Page 98: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

88

Syir’ah adalah majalah yang ingin merusak Islam walaupun nama Syir’ah itu

sendri berasal dari bahasa arab (baca Islam).

Depiction: Ternyata syirah tidak mengurai fakta menenggang beda, tapi

mengurai fitnah menenggang pemurtadan. (Paragraf 6 baris 1-3)

Analisis: kalimat tersebut adalah pembingkai realitas mengenai tujuan dan

keberadaan majalah itu sendiri untuk mempromosikan nilai-nilai pluralism untuk

kerukunan umat beragama.

Depiction: Sub judul: awas propaganda!!! Pemurtadan berlabel Islam

Analisis : Propaganda biasanya digunakan untuk mengkampanyekan hal negatif,

dan ini ditujukan kepada majalah syir’ah yang selama ini dianggap sebagai

majalag yang bertujuan untuk melakukan pemurtadan

Depiction : Dengan label dan moto islam yang disadangnya, secara rutin

majalah syirah menanamkan propaganda pemurtadan dan mempromosikan

berbagai aktifitas dan gerakan kelompok liberal berkedok islam (Paragraf 1 baris

1-9)

Analisis : Leksikon berkedok islam adalah makna yang konotatif yang

digunakan untuk membingkai realitas pesan-pesan yang disampaikan oleh

majalah syir’ah.

Depiction : Memang begitulah keyakinan syirah. Rusak!! Orang masuk

islam dengan orang islam (MURTAD) sama-sama dikatakan mendapatkan

petunjuk (hidayah ilahi)” isyarat langit menjelang pindah agama, mereka pindah

agama bukan karena disogok mie instan, bagi yang murtad maupun yang mualaf

sama-sama berangkat dari petunjuk ilahi. (Pargaraf 18 baris 1-13)

Page 99: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

89

Analisis : dengan mengatakan bahwa keyakinan Syir’ah itu rusak, maka

Majalah Tabligh telah melukiskan bahwa apa yang diyakini oleh majalah syir’ah

itu sudah pasti sesat.

Depiction : Anehnya, sampai sekarang piet hizbullah tak menggunakan

hak jawabnya dengan memberikan bantahan kepada syirah tentang pemurtadan

dirinya, ketika masyhud dan abu mumtaz dari Surabaya mewawancarai mujtaba

hamdi, pemimpin redaksi syirah dengan tenang menjelaskan bahwa sampai

sekarang kami belum pernah menerima complain dari yang bersangkutan, kalo

berita kami salah kami tunggu sanggahan dan hak jawab fiet haidir”, tentangnya.

(Paragraf 21 baris 1-18)

Analisis : Tabligh menyimpulkan bahwa dengan menyatakan piet tidak

melakukan complain maka diasumsikan piet mengakui isu yang ditulis Syirah

bahwa piet sudah murtad. Ini tentu mendiskreditkan, karena seharusnya yang

bersangkutan, piet juga dikonfirmasi masalah ini.

Catchprhases : Propaganda “Mesum” Majalah syir’ah (Paragraf 31)

Analisis : Majalah Tabligh sudah melakukan justifikasi dengan menggunakan

judul ini. Kata mesum yang digunakan jelas menyampaikan sebuah pesan.

Seolah-olah apa yang dilakukan oleh majalah syirah berbau mesum semuanya.

Exemplar : Perwajahan syir’ah yang seronokpun tak pantas menyandang

label islam, dari capture foto didalamnya lebih tepat kalau syirah dikategorikan

sebagai media “biru” sejajar dengan tabloid hot, pop, lipstick, lelaki, dll. (Paragraf

36 baris 1-8)

Page 100: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

90

Analisis : Tabligh menyejajarkan syirah dengan majalah lain yang

tentunya kontennya sangat berbeda. Ini perumpamaan yang tidak seimbang.

Dengan asumsi tabligh mencoba untuk mengaitkan semua isi majalah syirah

dengan majalah lain.

Depiction : Uang memang bisa merubah segalanya jadi kejam karena

uang, sahabar bisa jadi musuh, bahkan tak jarang berujung pada dendam dan

pembunuhan. Gara-gara uang pula, orang memusuhi agama dan keyakinannya

bahkan tak jarang berujung pada fitnah dan pemurtadan. (Paragraf 42 baris 1-10)

Analisis : Majalah tabligh menyimpulkan secara konotatif bahwa smua

kerjasama lembaga tersebut dengan TAF adalah hanya karena uang. Ia tidak

melihat ada alasan lain yang bisa melatarbelakangi kerjasama itu seperti

pemberdayaan masyarakat atau kesamaan nilai-nilai universal yang ingin

diperjuangkan.

B. Analisis Perangkat Penalaran Teks Rubrik Laporan Utama

Beberapa teks pada laporan utama yang menggunakan pembingkai

penalaran Gamson, terdapat pada kalimat-kalimat berikut ini:

1. Volume 1 / No. 04/November 2002

Judul Sindroma hantu, klenik, dan mistik

Roots: Isu rumah pondok indah memperkuat tradisi masyarakat Indonesia

untuk percaya kepada hal-hal mistis, dan inilah yang ingin diserang oleh Majalah

Tabligh.

Page 101: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

91

Consequences: Efek yang didapat dari pemberitaan tersebut adalah

ketidakpercayaan masayarakt terhadap Menteri Agama yang telah melakukan

tindakan dungu.

Appeals to principle: Menurut majalah Tabligh, sangat tidak layak bagi

seorang yang mengenyam pendidikan tinggi di Mekkah mempercayai hal mistis

dan klenik.

Roots: pemberitaan ini memunculkan kembali serta memperkuat

keyakinan masyarakat Indonesia terhadap klenik, mistis dan tahyul.

Consequence: dengan menginformasikan daftar tempat angker Majalah

tabligh berharap pembaca dapat mengetahui bahwa dengan mempercayai tahyul

pada tempat-tempat tersebut sama dengan mempercayai kemusyrikan.

Appeals to principle: Ini adalah sebuah pernyataan mengenai kewajiban

orang islam untuk tidak mempercayai hal-hal mistis.

Appeals to principle: dalam at-taubah ayat 113 ditegaskan bahwa dosa

musyrik adalah dosa yang tidak akan diampuni Allah SWT

2. Volume 1 / No.10 / Mei 2003

Judul, Gerilya Kristen di sekolah

Consequences: melalui informasi ini diharapkan munculnya efek serta

reaksi dari ummat islam atas adanya upaya kristenisasi yang dilakukan oleh

institusi pendidikan Kristen.

Page 102: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

92

Consequences: dari pembingkaian fakta ini diharapkan munculnya efek

serta reaksi dari ummat islam atas adanya upaya kristenisasi yang dilakukan oleh

institusi pendidikan Kristen.

Roots: Terjadinya pemurtadan atau melemahnya iman siswa/I sekolah

adalah dibesabka oleh adanya proses kristenisasi di institusi pendidikan Kristen

Consequence: munculnya ketidakpercayaan pada politisi PDIP akibat

lemahnya kualitas dan kapasitas serta peran mereka yang dianggap tidak wajar

dalam memperjuangkan sebuah isu.

Consequence: efek yang didapat dari bingkai tersebut adalah adanya

kesimpulan mengenai anggota parlemen dari PDIP yang “mengamuk” untuk

memperjuangkan aspirasi yang tidak wajar.

Consequence: dampak yang diharapkan adalah adanya kesimpulan umum

di masyarakat bahwa penolakan Kristen terdapa RUU SISDIKNAS adalah demi

tujuan mengkristenkan siswa/I yang berasal dari agama lain.

Consequence: Bingkai ini menjelaskan mengenai “ngawurnya” orang-

orang Kristen dalam memperjuangkan penolakan RUU SISDIKNAS

Consequence: Kalimat no 8 – 16 di kolom pertama, secara umum

perangkat penalarnya adalah consequence, karena semuanya bertujuan untuk

membangun opini di masyarakat mengenai tujuan kristenisasi yang dilakukan

institusi pendidikan Kristen

Page 103: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

93

3. Volume 2 / No. / 09 / April 2004

Judul, Laisa minna, Liberalisme, pluralisme, inklusivisme

Pada edisi ini, secara umum perangkat penalaran yang dibangun oleh

majalah Tabligh adalah perangkat penalaran qonsequences dimana diharapkan

adanya efek berupa penolakan pada kelompok liberalis sehingga munculnya

permusuhan secara masal oleh umat Islam terhadap mereka.

4. Volume 3 / No. 07 / April 2005

Judul, Syir’ah, musuh Islam berlebel Islam

Pada edisi ini Majalah Tabligh lebih banyak menggunakan perangkat

penalaran consequences, dimana pembingkaian yang dilakukan diharapkan dapat

memberikan efek berupa pembaca Majalah Tabligh mengetahui bahwa majalah

Syir’ah adalah meskipun menggunakan nama Islam tetapi majalah tersebut

bukanlah majalah yang bernilaikan Islam tetapi malah sebaliknya malah ingin

menghancurkan islam. Majalah Tabligh membingkai realitas majalah syir’ah dari

mulai memaparkan pemberi dana operasioanl majalah syir’ah sampai mengulas

berita-berita yang disampaikan oleh majalah syirah.

Selain itu, majalah syirah juga melakukan pembingkai “roots” yaitu

dengan menjelaskan bahwa jika sebuah majalah mendapat sokongan dari donor

asing (baca Amerika) maka secara akibatnya adalah cara pandang dan pemikiran

Page 104: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

94

majalah tersebut juga akan menjadi berpihak pada nilai-nilai Amerika yaitu

menghancurkan Islam dan membela yahudi atau Kristen.

Untuk memperteguh pembingkaian ayng dilakukan Majalah Tabligh

menggunakan klain-klaim moral dengan selalu mengutip ayat al-quran termasuk

dalam edisi ini.

Page 105: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan

Setelah menganalisa rubrik laporan utama pada majalah Tabligh di edisi

terpilih yang menjadi satuan analisis dalam tulisan ini, maka dapat disimpulkan

berbagai bingkai yang ditampilkan oleh Majalah Tabligh dalam mengemas isu

untuk tujuan penyampaian tiga isu utamanya. Hasil anlisis tersebut juga dapat

menyimpulkan kecenderungan Majalah Tabligh dalam memahami Islam untuk

kemudian dilanjutkan dengan analisa konteks yang melatari framing tersebut.

Penelitian ini telah membuktikan bahwa:

1. Majalah Tabligh telah berperan sebagai Window of Experiences. Seperti

salah satu peran media yang diungkapkan oleh McQualis yaitu sebagai

jendela pengetahuan dimana mampu menampilkan isu yang berbeda.

2. Majalah Tabligh telah membuktikan diri sebagai agen konstruksi realitas.

Seperti yang digambarkan oleh Eryanto, bahwa media adalah agen

rekonstruksi. Maka penelitian ini telah mengungkapkan bahwa Majalah

Tabligh telah melakukan konstruksi tentang pemahaman Islam serta isu

kontemporer yang berkembang dalam bentuk teks berupa metaphors,

catchphrases, depiction, visual image, roots, appeal to principle, dan

consequences. Kesemua perangkat pembingkai itu ditampilkan untuk

mendukung konstruksi Majalah tersebut atas pandangan mereka terhadap

nilai dan pemahaman Islam.

95

Page 106: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

96

3. Dalam menampilkan isi pesan media, Majalah Tabligh dipengaruhi oleh

konteks masyarakat. Ini membuktikan pernyataan O’Shaugnessy dan Stadler

yang menyatakan bahwa suatu teks muncul dari suatu konteks yang spesifik.

Bahwa berbagai perspektif yang ditampilkan oleh Majalah Tabligh

merupakan hasil pembacaan kedua Majalah tersebut terhadap konteks

masyarakat. Majalah Tabligh melihat masyarakat memerlukan pencerahan

yang sebenar-benarnya dari pemahaman kontemporer yang muncul untuk

menyelamatkan keimanan dan akidah mereka serta eksistensi Islam dari

serangan pemahaman yang dianggap menyimpang.

4. Bahwa isi pesan media Majalah tabligh tidak lepas dari factor-faktor yang

mempengaruhi media seperti yang disampaikanoleh Shoemaker dan Reese

dalam teori hirarki pengaruh media. Terutama faktor individu pekerja media,

eksternal media, dan ideology. Majalah Tabligh menampilkan isi pesan yang

berbeda dan khas karena dipengaruhi oleh ketiga hal diatas.

5. Bahwa Islam seringkali dipahami secara fisik dan tidak menyeluruh. Islam

seringkali difahami terlepas dari proses sejarah yang membentuk

konseptualisasi Islam itu sendiri. Kontroversi pemahaman Islam adalah

ketidakmampuan kelompok tertentu dalam meyakini Islam adalah Rahmatan

lil alamin, adalah system yang seharusnya mendorong pemeluk Islam untuk

selalu terbuka dan memberi tempat bagi kebebasan cara pandang dan

kemajemukan.

Page 107: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

97

Rekomendasi

Hasil penelitian ini menunjukan rekomendasi tentang perlunya suatu

kajian yang lebih mendalam tentang konstruksi media dalam menyampaikan

pandangannya mengenai pemahaman Islam, tidak hanya pada tataran kajian teks

produksi tetapi juga pada kajian mengenai proses produksinya secara lebih kritis,

sehingga bisa mengungkap berbagai kekuatan atau latar belakang secara

menyeluruh mengenai munculnya pemahaman Islam yang ditampilkan oleh

media.

Penelitian ini merekomendasikan agar masyarakat lebih arif dalam

mensikapi berbagai isi media yang menggiring atau mengarahkan kepada suatu

pemahaman tertentu. Artinya masyarakat harus dapat membandingkan isi media

dengan berbagai sumber lain dan pengetahuan atau pengalamannya masing-

masing berkaitan dengan teks yang ditampilkan media.

Pengetahuan serta pemahaman agama bukanlah nilai final dan telah pasti

mana yang paling benar dan mana yang salah, maka penelitian ini

merekomendasikan agara masyarakat terus mengkaji ajaran Islam tidak hanya

secara materi tetapi juga metode pemahaman terhadap Islam itu sendiri karena

perbedaan pendapat mengenai materi Islam berawal dair perbedaan metode

pemahaman Islam itu sendiri.

Penelitian ini merekomendasikan kepada berbagai elemen masyarakat baik

ulama, akademisi, tokoh pendidikan, tokoh kemasyarakatan, dan lembaga lain

yang memiliki perhatian terhadap nilai-nilai keagamaan untuk terus melakukan

Page 108: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

98

dialog, dan sosialisasi tentang sikap kritis serta melakukan tajdid terhadap

pemahaman Islam.

Page 109: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

99

DAFTAR PUSTAKA

McQualis, Dennis, Mass Communication Theory, Sage Publication, London: 2000

Ya’qub, Hamzah, Publisistik Islam, Teknik Dakwah Dan Leadership, CV.

Dipenogoro, Bandung: 1992

O’Shaughnessy, Michael dan Jane Stadler, Media and Society; An Introduction,

Oxford University Press, South Melbourne: 2005

Salim, Agus, Teori dan Paradigma Ilmu Sosial (Pemikiran Norman K dan Egon

Guba dan Penerapannya), PT. Tiara Wacana, Yogyakarta: 2001

Loncoln, Denzin dan Yvona, Handbook Qualitative Research, Sage Pubilcation,

London: 2000

Crotty, Michael, The Foundation Social Research, St. Leonards, Australia:1998

Danim, Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif, Pustaka Setia, Bandung: 2002

Moleong, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung:

2001

Berger, 2003

Michael O’Shaughnessy dan Jane Stadler, Media and Society; An Introduction,

Oxford University Press, South Melbourne: 2005

Peter L. Berger dan Thomas, The Social Contruction of Reality,Penguin Books,

New York: 1966

Croteau, Hoyness David dan William, Media SocietyIndustries Images and

Audiens, Pine Forge Press, London: 2000

Berger, Peter L. dan Thomas, The Social Contruction of Reality, Penguin Books,

New York: 1966

Page 110: KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS REALITAS ANALISIS FRAMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/882/1... · 2013. 5. 7. · Ramadhan, Riyadh, Mulyoto, dll yang selalu

100

Eriyanto, Analisis Framing Konstrusi, Ideologi, dan Politik Media, LKiS, Jakarta:

2002

Shoemaker, Pamela J. dan Stephen D. Reese Mediating The Message Theories of

Influences on Mass Media Content, Longman Publisher, New York: 1996

Nuswantoro, Daniel Bell : Matinya Ideologi, Indonesia Tera, Magelang: 2001

Croteau, Hoyness David dan William, Media SocietyIndustries Images and

Audiens, Pine Forge Press, London: 2000

Sambas, Sukriadi, 1999

Sholeh, Abd. Rosyad, Managemen Dakwah Islam, PT. Bulan Bintang, Jakarta:

1993.