konservasi kuratif terhadap koleksi buku langka di...

112
KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN NASIONAL RI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) oleh: MARISYA NINGRUM NIM. 11140251000103 PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019 M

Upload: others

Post on 08-Oct-2019

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU

LANGKA DI PERPUSTAKAAN NASIONAL RI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu

Perpustakaan (S.IP)

oleh:

MARISYA NINGRUM

NIM. 11140251000103

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1440 H / 2019 M

Page 2: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

ii

LEMBAR PENGESAHAN

KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI

PERPUSTAKAAN NASIONAL RI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

oleh:

Marisya Ningrum

NIM. 11140251000103

Di Bawah Bimbingan

Muhammad Azwar, M.Hum

NIDN. 2015018002

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1440 H / 2019 M

Page 3: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

iii

Page 4: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

iv

SURAT PERNYATAAN

Marisya Ningrum

Page 5: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

v

ABSTRAK

Marisya Ningrum (NIM. 11140251000103). Konservasi Kuratif Terhadap

Koleksi Buku Langka di Perpustakaan Nasional RI. Di bawah bimbingan

Muhammad Azwar, M.Hum. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas

Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2018.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi

kerusakan koleksi buku langka di Perpustakaan Nasional RI, teknis pelaksanaan

konservasi kuratif koleksi buku langka, serta untuk mengetahui kendala-kendala

yang dihadapi dan solusi untuk mengatasi kendala-kendala tersebut. Jenis

penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara observasi, wawancara dan

dokumentasi. Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa faktor dominan yang

mempengaruhi kerusakan koleksi buku langka di Perpustakaan Nasional RI

adalah faktor dari dalam ruangan penyimpanan itu sendiri, seperti suhu ruangan

yang masih belum ideal karena masih bercampurnya ruang baca dan ruang

koleksi. Pelaksanaan kegiatan konservasi kuratif pada koleksi buku langka

meliputi pendokumentasian, survei kondisi, paginasi, bleaching, deasidifikasi,

mending, dan penjilidan ulang. Adapun untuk mengatasi kendala keterlambatan

pengiriman bahan baku, pihak Perpustakaan Nasional RI membuat skala prioritas

terhadap beberapa pekerjaan yang dianggap lebih perlu didahulukan. Serta untuk

mengatasi ketidakseimbangan antara kerusakan dan perbaikan koleksi,

Perpustakaan Nasional RI secara rutin melakukan kegiatan deasidifikasi non

aqueos terhadap buku langka yang mengalami kerusakan guna memperlambat

laju kerusakan yang terjadi.

Kata kunci : Buku Langka, Konservasi kuratif, Perpustakaan Nasional RI

Page 6: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

vi

ABSTRACT

Marisya Ningrum (NIM. 11140251000103). Curative Conservation of the Rare

Book Collection at the National Library of Indonesia. Under the guidance

of Muhammad Azwar, M.Hum. Library Science Study Program of the

Faculty of Adab and Humanities Syarif Hidayatullah State Islamic

University Jakarta 2018.

This thesis aims to determine the dominant factors that affect the damage to rare

book collections in the National Library of Indonesia, technical implementation of

curative conservation rare book collections, and to find out the obstacles faced

and solutions to overcome these obstacles. This type of research uses a descriptive

method with a qualitative approach. Data collection is done by observation,

interviews and documentation. The findings of this study reveal that the dominant

dominant factors affecting the damage to rare book collections in the National

Library of Indonesia are factors in the storage room itself, such as room

temperature which is still not ideal because there is still a mixture of reading

rooms and collection rooms. The implementation of curative conservation

activities in rare book collections includes documentation, condition surveys,

pagination, bleaching, deasidification, mending, and re-binding. As for

overcoming the constraints of delays in the delivery of raw materials, the National

Library of Indonesia made a priority scale on several jobs that were considered

more necessary. And to overcome the imbalance between damage and repair of

collections, the National Library of Indonesia routinely conducts non-aqueos

deasidification of rare books that are damaged in order to slow the rate of damage.

Keywords : Rare Books, Curative Conservation, National Library of Indonesia

Page 7: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, penulis haturkan puji syukur yang telah melimpahkan rahmat,

hidayah, dan inayah-Nya sehingga skripsi dengan judul “Konservasi Kuratif

terhadap Tingkat Kerusakan Koleksi Buku Langka di Perpustakaan Nasional RI ”

dapat dengan baik.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kata sempurna.

Hal tersebut didasari pada keterbatasan waktu, tenaga, maupun pengetahuan dari

penulis. Akan tetapi penulis berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan

yang terbaik kepada pembaca khususnya Program Studi Ilmu Perpustakaan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Amany Lubis, Lc, MA, selaku Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Dr. Sukron Kamil, MA, selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Perpustakaan.

4. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Perpustakaan.

5. Bapak Muhammad Azwar Muin, M.Hum, selaku dosen pembimbing

penulis yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk

membantu mengarahkan, dan memberi masukan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Perpustakaan yang

telah memberikan ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan.

7. Pihak Perpustakaan Nasional RI yang banyak membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini, memberikan masukan saat penulis

Page 8: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

viii

melakukan penelitian, serta telah bersedia memberikan kesempatan

kepada penulis untuk melakukan penelitian di Perpustakaan Nasional

RI

8. Orang tua penulis, Bapak Mansyur Putra dan Ibu Marmonah yang tidak

pernah lupa untuk memberikan doa dan nasihat sehingga menimbulkan

semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Kepada para sahabat, Fidyastari, Oka Aulia, Maisa Fajriah, Zulfa Nur

Maisaroh, Aghnaita Suwanda, Wita Widya, Putri Istiqomah, Dyas

Pratita, dan Selli Ayu Ningrum. Terima kasih selalu memberikan

bantuan, semangat, doa, dan motivasi kepada penulis selama menyusun

skripsi ini.

10. Kepada teman-teman KKN, Dodie Rachman, Mutiah Tsani, Yudi

Setiadi, dan seluruh anggota KKN SUPER 100. Terima kasih atas

waktu dan pengalaman yang berharga selama satu bulan

kebersamaannya.

11. Kepada teman-teman seperjuangan di Prodi ilmu Perpustakaan

angkatan 2014, khususnya teman seperjuangan di kelas C yaitu, Izzah

Farisah, Widad Inayati, Ursa Agniya, May Nur Fatimah, Refi

Alamsyah, Faiz Moehammad, Afifah Khairunnisa dan seluruh

penghuni kelas C lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Terima kasih telah banyak memberi bantuan serta masukan dalam

menyelesaikan tugas dikelas, serta telah mau berbagi suka dan duka

selama 4 tahun ini.

Terima kasih untuk semua pihak yang telah banyak membantu dan

mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa penulis

sebutkan satu per satu. Hanya do’a dan ucapan terima kasih yang dapat penulis

sampaikan. Semoga Allah SWT. membalas semua kebaikan kalian. Aamiin.

Jakarta, 19 Desember 2018

Marisya Ningrum

Page 9: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................................. v ABSTRACT .......................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Batasan Masalah .......................................................................................... 7 C. Rumusan Masalah ....................................................................................... 7 D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8

E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 8 F. Definisi Istilah ............................................................................................. 9 G. Tinjauan Kajian Terdahulu .......................................................................... 9

H. Sistematika Penulisan ................................................................................ 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 13 A. Perpustakaan Nasional RI ......................................................................... 13

1. Definisi Perpustakaan Nasional ........................................................ 13 2. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Nasional .......................................... 14

3. Koleksi Perpustakaan Nasional .......................................................... 15 B. Buku Langka ............................................................................................. 20

1. Definisi Buku Langka ........................................................................ 20

2. Jenis - Jenis Buku Langka .................................................................. 21

C. Faktor-Faktor Kerusakan Pada Bahan Pustaka ......................................... 22 1. Faktor Internal .................................................................................... 22 2. Faktor Eksternal ................................................................................. 23

3. Faktor Manusia ................................................................................... 27

D. Konservasi Buku Langka di Perpustakaan Nasional RI ............................ 27 1. Definisi Konservasi ............................................................................ 27 2. Jenis-Jenis Konservasi........................................................................ 29

3. Skala Prioritas Konservasi Bahan Pustaka ......................................... 30 4. Konservasi Kuratif di Perpustakaan Nasional RI ............................... 31

BAB III METODELOGI PENELITIAN .......................................................... 40 A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ................................................................ 40

1. Jenis Penelitian ................................................................................... 40 2. Pendekatan Penelitian ........................................................................ 40

B. Informan .................................................................................................... 41 C. Sumber Data .............................................................................................. 42

1. Sumber Data Primer ........................................................................... 42 2. Sumber Data Sekunder ....................................................................... 43

Page 10: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

ix

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 43 1. Observasi ............................................................................................ 43

2. Wawancara ......................................................................................... 44 3. Dokumentasi....................................................................................... 44 4. Studi Pustaka ...................................................................................... 44

E. Keabsahan Data ......................................................................................... 44 F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...................................................... 46

1. Reduksi Data ...................................................................................... 46 2. Penyajian Data.................................................................................... 47

3. Penarikan Kesimpulan........................................................................ 47 G. Instrumen Penelitian .................................................................................. 47 H. Tempat Penelitian ...................................................................................... 47 I. Waktu Pelaksanaan ................................................................................... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 49 A. Gambaran Umum Perpustakaan Nasional RI ............................................ 49

1. Sejarah Singkat Perpustakaan Nasional RI ........................................ 49 2. Lokasi Perpustakaan Nasional RI ...................................................... 50

3. Visi dan Misi Perpustakaan Nasional RI............................................ 51 4. Struktur Organisasi ............................................................................. 51

5. Sejarah Singkat Koleksi Buku Langka di Perpustakaan Nasional RI 52 6. Jenis – Jenis Koleksi Buku Langka .................................................... 53

7. Sistem Penyimpanan Buku Langka.................................................... 56 B. Hasil Penelitian ......................................................................................... 58 C. Pembahasan ............................................................................................... 77

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 85 A. Simpulan .................................................................................................... 85 B. Saran .......................................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 89

Page 11: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4. 1 Alur Kerja Konservasi Kuratif di Perpustakaan Nasional RI .......... 61 Gambar 4. 2 Proses Pendokumentasian: Sebelum ................................................ 62 Gambar 4. 3 Laporan Kondisi Koleksi ................................................................. 63 Gambar 4. 4 pH indikator...................................................................................... 64

Gambar 4. 5 Paginasi ............................................................................................ 65 Gambar 4. 6 Larutan Potasium Permangatan ........................................................ 66

Gambar 4. 7 Campuran Larutan Potasium Permanganat dengan air .................... 66 Gambar 4. 8 Proses Bleaching: Merendam Kertas dengan Air ............................ 67 Gambar 4. 9 Proses Bleaching: Merendam Kertas dengan Larutan Potasium

Permanganat ..................................................................................... 68 Gambar 4. 10 Proses Bleaching: Merendam Kertas dengan Asam Oksalat ......... 69

Gambar 4. 11 Proses Rinsing ................................................................................ 69 Gambar 4. 12 Proses Deasidifikasi: Menimbang Magnesium Karbonat .............. 70

Gambar 4. 13 Proses Deasidifikasi: Mencampurkan magnesium Karbonat dengan

Aquades ......................................................................................... 71

Gambar 4. 14 Proses Deasidifikasi: Mencampurkan Magnesium Karbonat dengan

Aquades ......................................................................................... 71

Gambar 4. 15 Lem CMC ....................................................................................... 73 Gambar 4. 16 Proses Mending .............................................................................. 74

Gambar 4. 17 Proses Mending: Pemberian lem pada strimin ............................... 74 Gambar 4. 18 Proses Mending .............................................................................. 75 Gambar 4. 19 Proses Pengeringan ........................................................................ 75

Page 12: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Narasumber .......................................................................................... 42

Tabel 3. 2 Waktu Penelitian .................................................................................. 48

Tabel 4. 1 Sistem Penyimpanan Berdasarkan fixed location ................................ 56

Page 13: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perpustakaan merupakan suatu tempat penyimpanan sejumlah koleksi

baik tercetak maupun non cetak. Koleksi bahan pustaka merupakan unsur

penting yang harus ada di perpustakaan, selain ruangan, tenaga dan anggaran.

Lebih dari itu perpustakaan juga mempunyai tanggung jawab dalam

mengumpulkan, menyimpan, dan menyebarluaskan koleksinya serta

melakukan pelestarian jangka panjang untuk menjaga kandungan informasi

yang terdapat pada bahan pustaka tersebut.1 Dalam Undang-Undang Nomor

43 Tahun 2007 pasal 6 mengenai perpustakaan juga menyebutkan bahwa,

masyarakat berkewajiban: Pertama, menjaga dan memelihara kelestarian

koleksi perpustakaan. Kedua, menyimpan, merawat, dan melestarikan naskah

kuno yang dimilikinya dan mendaftarkan ke Perpustakaan Nasional RI.

Ketiga, menjaga kelestarian dan keselamatan sumber daya perpustakaan di

lingkungannya.2

Selain dalam Undang-Undang, penulis juga menemukan Ayat Al-

Qur’an yang menyebutkan betapa pentingnya menjaga kelestarian sumber

informasi. Ayat tersebut terdapat dalam surah Al-Hijr ayat 9 yang berbunyi:

فظون كر وإنا لهۥ لح لنا ٱلذ إنا نحن نز

1Made Ayu Wirayati, Ellis Sekar Ayu, and Aris Riyadi, Pedoman Teknis: Pelestarian Bahan

Pustaka (Konservasi Kuratif Bahan Perpustakaan Media Kertas) (Jakarta: Perpustakaan

Nasional RI, 2014), h.2. 2Eka Kusmayadi, “Workshop Preservasi Dan Konservasi Dokumen/Arsip/Koleksi

Perpustakaan,” September 20, 2016.

Page 14: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

2

Artinya:“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan

sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”

Ayat ini ditafsirkan oleh Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di, yaitu:

jika mereka jujur (dalam omongannya) cukuplah keberadaan Al-Quran al-

Azhim sebagai tanda bukti kebenarannya bagi mereka. Karena itu, Allah

berfirman disini, “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an”,

yakni Al-Qur’an yang memuat peringatan bagi segala sesuatu yang berkaitan

dengan permasalahan-permasalahan dan petunjuk-petunjuk yang jelas. Dalam

Al-Qur’an ini terdapat peringatan bagi orang yang menginginkan peringatan.

“Dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”, yaitu pada waktu

diturunkannya, kami menjaganya dari pencurian dengar yang dilakukan setan

yang terkutuk. Pasca diturunkannya, Kami memeliharanya dengan

meletakkannya di kalbu RosulNya dan memelihara makna-maknanya dari

perubahan. Sehingga tidak ada orang yang berkeinginan menyelewengkan

maknanya, melainkan Allah pasti menggerahkan orang-orang yang akan

memaparkan kebenaran yang hakiki. Ini adalah termasuk tanda kebesaran

Allah dan anugerah kenikmatan yang paling agung bagi para hambaNya yang

beriman. Orang yang menjaganya, niscaya Allah memelihara keluarganya dari

musuh-musuh mereka, dan tidak akan menguasakan musuh yang

membinasakan mereka.3

Setelah melihat arti serta tafsiran surah Al-Hijr ayat 9 di atas, dapat

disimpulkan bahwa Al-Qur’an selain sebagai pedoman hidup umat islam juga

3Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di, Tafsir Al-Qur’an (Jakarta: Pustaka Sahifa, 2007),

h.113.

Page 15: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

3

merupakan sumber ilmu pengetahuan. Sama halnya dengan buku yang

mengandung berbagai macam sumber ilmu pengetahuan di dalamnya. Oleh

karena itu, baik Al-Qur’an maupun buku wajib untuk dipelihara dan

dilestarikan guna menjaga kandungan informasi yang ada didalamnya untuk

kepentingan jangka panjang.

Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh perpustakaan diseluruh

dunia adalah laju kerusakan koleksi yang jauh lebih cepat dari koleksi yang

ditangani melalui pemeliharaan, perawatan, dan perbaikan bahan pustaka.

Mengingat sebagian besar bahan pustaka adalah buku yang terbuat dari bahan

kertas dengan kualitas yang bervariasi, maka tentunya mempunyai problem

kerusakan yang tidak sama. Kerusakan bahan pustaka dapat disebabkan oleh

berbagai macam faktor, mulai dari faktor internal dan eksternal perpustakaan.

Faktor internal disini meliputi karakteristik koleksi, buku berbahan

dasar kertas memiliki daya tahan terhadap lingkungan yang berbeda, serta

memiliki komponen kertas yang berbeda-beda. Aspek yang dinilai seperti:

senyawa asam, lem perekat, lignin, dan tinta yang digunakan. Sebagai contoh,

kertas mengandung senyawa kimia yang cepat atau lambat akan terurai karena

tinggi rendahnya suhu dan kuat lemahnya cahaya diruang penyimpanan

koleksi. Kandungan senyawa asam pada kertas akan mempercepat reaksi

hidrolisis, semakin cepat reaksi hidrolisisnya maka semakin cepat pula buku

mengalami pelapukan. Sementara faktor eksternal meliputi: lingkungan,

Page 16: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

4

manusia, bencana alam, serta biota.4 Oleh karena itu, kegiatan pelestarian

bahan pustaka ini jelas merupakan suatu kegiatan penting yang harus

dilakukan di semua perpustakaan. Untuk menunjang fungsi perpustakaan

dalam melaksanakan jasa perpustakaan dengan jalan mengupayakan agar

kondisi bahan pustaka terpelihara dan siap untuk dilayankan ke pemustaka.

Kegiatan pelestarian bahan pustaka bisa dilakukan dengan cara

melestarikan bentuk fisik atau yang biasa dikenal dengan istilah konservasi,

yaitu dengan mempertahankan bentuk asli maupun pelestarian infromasi

dengan cara melakukan alih media dalam bentuk microfilm dan bentuk

digital.5 Konservasi merupakan suatu tindakan menjaga agar tidak hilang atau

rusak. Kegiatan konservasi itu sendiri dapat dilakukan dengan cara preventif

atau pemeliharaan bahan pustaka di ruangan atau pada saat kita pegang dan

gunakan, dan kuratif atau pemeliharaan terhadap fisik dan fungsi dari sebuah

bahan pustaka.6

Dalam penelitian ini, penulis memilih koleksi buku langka sebagai

objek penelitian. Dengan alasan karena, setiap bangsa sudah pasti memiliki

catatan mengenai perjalanan bangsanya, tak terkecuali bangsa Indonesia.

Cerita panjang perjalanan bangsa mulai dari zaman pra sejarah ini banyak

meninggalkan catatan-catatan dan salah satunya terdapat di dalam koleksi

buku langka. Baik yang ditulis oleh bangsa Indonesia itu sendiri, maupun

4Endang Fatmawati, “Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Koleksi Perpustakaan,”

Universitas Diponegoro 7 No. 2 (November 2017),

http://ejournal.upi.edu/index.php/edulib/article/download/9722/5991. 5Wirayati, Ayu, and Riyadi, Pedoman Teknis: Pelestarian Bahan Pustaka (Konservasi

Kuratif Bahan Perpustakaan Media Kertas), h. 3. 6Wirayati, Ayu, dan Riyadi, h. 6.

Page 17: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

5

ditulis oleh bangsa lain. Buku langka juga menjadi salah satu sumber data

penting bagi masyarakat Indonesia untuk mengetahui jejak sejarah

bangsanya.7 Dari penjabaran di atas penulis menyimpulkan bahwa, buku

langka merupakan buku yang sudah tua usianya dan tidak diterbitkan lagi di

pasaran. Namun, masih memiliki kandungan nilai informasi yang sangat

penting.

Salah satu perpustakaan yang banyak menyimpan koleksi buku langka

yang penulis ketahui adalah Perpustakaan Nasional RI. Perpustakaan Nasional

RI mempunyai ruangan khusus untuk menyimpan koleksi buku langka yang

tepatnya terletak di lantai 14 gedung Perpustakaan Nasional RI jalan Merdeka

Barat. Koleksi buku langka yang berada di Perpustakaan Nasional RI

berjumlah 96.000 eksemplar / 87.291 judul yang dibagi kedalam 47 rak.

Dimana tiap rak menggambarkan subjek dari setiap buku. Koleksi buku

langka tersebut 70% berbahasa Belanda dan 30% terdiri dari bahasa asing lain

dan bahasa daerah seperti Madura, Jawa, Melayu, Minang Kabau dan

Kapaupu. Koleksi tertua adalah kisah perjalanan para kapten kapal Italia yang

melewati Indonesia, terbitan tahun 1556. Selain koleksi buku langka di rak,

ada pula koleksi buku langka yang penyimpanannya terpisah seperti: koleksi

ster / bintang (*), koleksi varia, koleksi braille, koleksi terlarang, koleksi

deposit sebelum UU No. 4 tahun 1990, dan koleksi bahan pustaka terbaru

terbitan sebelum tahun 1985.

7 Yeri Nurita, Seminar Diklat Pelestarian Bahan Perpustakaan Khususnya Buku Langka

(Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2017).

Page 18: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

6

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan penulis, keadaan

koleksi buku langka sebagian besar kondisinya baik. Namun, jumlah koleksi

buku langka diidentifikasi mengalami penyusutan yang prosentasenya secara

pasti belum diketahui. Seperti pada tahun 2008 buku langka yang terdapat di

Perpustakan Nasional RI Salemba berjumlah 120.222 eksemplar, dan pada

tahun 2017 saat dilakukan stock opname karna pindah ke gedung baru yaitu

Perpustakaan Nasional RI Medan Merdeka Selatan koleksi buku langka

menyusut dan berjumlah 96.000 eksemplar. Penyusutan tersebut selain

disebabkan oleh tangan manusia, juga disebabkan oleh usia koleksi yang

sudah tua, serta ruang penyimpanan yang belum memenuhi standar sehingga

koleksi mudah rusak bahkan hancur dan tidak dapat dipertahankan bentuk

aslinya.

Untuk mencegah penyusutan koleksi buku langka akibat kerusakan

agar tidak terjadi lagi, koleksi buku langka yang rusak di ruang koleksi

selanjutnyaakan dibawa ke pusat preservasi Perpustakaan Nasional RI

Salemba yang terletak di gedung E untuk mendapatkan perawatan yang sesuai

dengan tingkat kerusakannya. Seperti yang terlihat pada penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Eva Maftuhah, yang berjudul pelestarian

buku langka di Perpustakaan Nasional RI. Jika Eva lebih memaparkan

kebijakan Perpustakaan Nasional RI dalam menyelenggarakan pelestarian

pada koleksi buku langka, usaha pencegahan serta perbaikan untuk

melestariakan buku langka di Perpustakaan Nasional RI. Lain halnya dengan

penulis yang akan memaparkan faktor dominan yang mempengaruhi

Page 19: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

7

kerusakan yang terjadi pada buku langka di ruang koleksi buku langka lantai

14 Perpustakaan Naional RI Medan Merdeka, mengkaji lebih dalam lagi

kegiatan konservasi kuratif terhadap buku langka yang dilakukan oleh

Perpustakaan Nasional RI, serta mencari tahu kendala apa saja yang dihadapi

oleh Perpustakaan Nasional RI dan bagaimana solusinya.

Berdasarkan latar belakang di atas, kemudian penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dalam skripsi yang berjudul: “Konservasi Kuratif

terhadap Koleksi Buku Langka Di Perpustakaan Nasional RI”

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka

penulis akan membatasi dan memfokuskan masalah pada:

1. Faktor dominan yang mempengaruhi kerusakan bahan pustaka terutama

koleksi buku langka yang ada di Perpustakaan Nasional RI

2. Kegiatan konservasi kuratif yang dilakukan Perpustakaan Nasional RI

untuk menanggulangi kerusakan yang terjadi pada buku langka di ruang

koleksi Perpustakaan Nasional RI

3. Solusi yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala dalam melakukan

kegiatan konservasi kuratif di Perpustakaan Nasional RI

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang diuraikan di atas, penulis

merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Faktor apa yang paling dominan mempengaruhi kerusakan koleksi buku

langka di Perpustakaan Nasional RI?

Page 20: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

8

2. Bagaimana teknis pelaksanaan konservasi kuratif terhadap kerusakan

koleksi buku langka di Perpustakaan Nasional RI?

3. Apa solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala dalam

melakukan kegiatan konservasi kuratif di Perpustakaan Nasional RI?

D. Tujuan Penelitian

Agar sasaran dalam Penelitian ini jelas dan sesuai dengan

permasalahan yang sudah ditentukan, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi kerusakan

koleksi buku langka yang ada di Perpustakaan Nasional RI

2. Untuk mengetahui teknis pelaksanaan kegiatan konservasi kuratif di

Perpustakaan Nasional RI pada koleksi buku langka yang mengalami

kerusakan untuk melestarikan informasi

3. Untuk mengetahui solusi apa saja yang dilakukan untuk mengatasi

kendala-kendala dalam melaksanakan kegiatan konservasi kuratif di

Perpustakaan Nasional RI

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Manfaat Akademis

a. Dapat memperkaya khazanah penelitian dalam bidang perpustakaan,

khususnya mengenai pelestarian buku langka

b. Dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya yang memiliki

kemiripan tema atau topik dengan penelitian ini

Page 21: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

9

2. Manfaat Praktis

Untuk memberikan informasi kepada pembaca sudah sejauh mana

upaya Perpustakaan Nasional RI dalam melakukan pelestarian bahan pustaka

terutama pada koleksi buku langka guna menjaga informasi untuk kepentingan

jangka panjang

F. Definisi Istilah

Berikut ini adalah definisi istilah dari penelitian yang dilakukan, di

antaranya:

1. Buku langka adalah buku yang usianya sudah melebihi 50 tahun, sangat

sulit ditemukan, dan jarang beredar dipasaran tapi nilai informasinya

masih sangat dibutuhkan

2. Konservasi kuratif adalah suatu kegiatan untuk memulihkan bahan pustaka

yang rusak ke kondisi aslinya dengan cara dan metode tertentu, sehingga

koleksi bahan pustaka yang rusak bisa menjadi utuh kembali

3. Perpustakaan Nasional merupakan perpustakaan yang didirikan oleh

pemerintah dengan fungsi sebagai perpustakaan pembina, perpustakaan

rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian, perpustakaan

pelestarian, dan pusat jejaring perpustakaan, serta biasanya berkedudukan

di ibukota negara.

G. Tinjauan Kajian Terdahulu

Penelitianterdahulu yang dianggap relevan dengan judul penelitian

yang diambil yaitu:

Page 22: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

10

1. “Pelestarian Buku Langka Di Perpustakaan Nasional RI”/ Eva

Maftuhah. Skripsi Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011. Tujuan penelitian

ini adalah untuk mengetahui kebijakan Perpustakaan Nasional RI dalam

menyelenggarakan pelestarian pada koleksi buku langka, serta mengetahui

usaha pencegahan serta perbaikan yang telah Perpustakaan Nasional RI

lakukan untuk melestarikan koleksi buku langka yang ada. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah tema penelitian

yang membahas tentang koleksi buku langka dan tempat penelitian yang

sama yaitu Perpustakaan Nasional RI dengan menggunakan metode

penelitian yang sama yaitu metode kualitatif.

Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis terletak

pada pembahasan. Dalam penelitian Eva lebih dijabarkan tentang

kebijakan pelestarian di perpustakaan Nasional RI. Sementara pada

penelitian penulis lebih dipaparkan faktor yang paling dominan

mempengaruhi kerusakan yang terjadi pada buku langka serta kegiatan

konservasi kuratif yang dilakukan oleh Perpustakaan Nasional RI.

2. “Studi Tentang Pelestarian Manuskrip Nusantara di Perpustakaan

Nasional RI” / Muhammadin Razak. Tesis Program Pascasarjana

Universitas Indonesia tahun 2004. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mendapatkan data tentang jumlah koleksi manuskrip terjilid yang dimiliki

oleh Perpustakaan Nasional RI, bagaimana kondisi fisik manuskrip dan

Page 23: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

11

bentuk mikronya serta kondisi lingkungan tempat penyimpanan manuskrip

tersebut dan untuk mendapatkan data tentang pelaksanaan pelestarian

manuskrip, baik konservasi preventif, konservasi pasif maupun konservasi

aktif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei

dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah tempat

penelitian yang sama yaitu Perpustakaan Nasional RI.

Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis terletak

pada metode penelitian yang penulis gunakan yaitu metode kualitatif dan

pada objek penelitian yang digunakan, dimana peneliti sebelumnya

menggunakan manuskrip sebagai objek penelitiannya dan penulis

menggunakan buku langka sebagai objek penelitian.

H. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai

permasalahan ini, penulis akan menguraikan secara sistematis mulai dari Bab I

sampai Bab V dengan rincian sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi uraian dari penulis dengan menguraikan hal-

hal seputar penelitian seperti: latar belakang, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi istilah,

dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka

Page 24: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

12

Bab ini menjelaskan mengenai landasan-landasan teori yang

digunakan, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

yang diambil dari literatur-literatur yang berkaitan dan penelitian

yang relevan dengan topik penelitian, meliputi: pengertian, buku

pedoman dan sejenisnya.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas mengenai penulisan yang digunakan

yaitu jenis dan pendekatan penelitian, populasi dan sampel, teknik

pengumpulan data, serta teknik pengolahan dan analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam bab ini diuraikan gambaran umum objek penelitian,

hasil penelitian dan pembahasan yang berkaitan dengan analisis

tingkat kerusakan koleksi buku langka di Perpustakaan Nasional

RI.

Bab V Penutup

Bab terakhir ini menguraikan mengenai kesimpulan dan

saran dari hasil penelitian.

Page 25: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Perpustakaan Nasional RI

1. Definisi Perpustakaan Nasional

Undang Undang No. 43 tahun 2007 memaparkan bahwa definisi

Perpustakaan Nasional RI merupakan lembaga pemerintahan non

departemen (LPND) yang melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang

perpustakaan, memiliki fungsi sebagai perpustakaan pembina,

perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian,

perpustakaan pelestarian dan pusat jejaring perpustakaan, yang

berkedudukan di ibukota negara. Dengan adanya keputusan Presiden ini,

Perpustakaan Nasional RI menjadi lembaga yang berdiri sendiri dan

langsung bertanggung jawab kepada presiden.8

Pada tahun 1970, dalam konferensi umumnya yang ke 16,

UNESCO mengeluarkan Recomendations Concerning the International

Standarizations of Library Statistics yang memuat definisi Perpustakaan

Nasional adalah sebagai berikut:

“Perpustakaan Nasional adalah perpustakaan yang bertanggung

jawab atas akuisisi dan pelestarian kopi semua terbitan yang

signifikan yang diterbitkan di sebuah negara dan berfungsi

sebagai deposit‟, baik berdasarkan undang-undang maupun

kesepakatan lain, dengan tidak memandang nama perpustakaan.

Perpustakaan Nasional juga umumnya menjalankan fungsi

sebagai berikut: menyusun bibliografi nasional, menyimpan dan

memuktakhirkan koleksi asing yang bernilai tinggi dan

8 Undang-Undang Perpustakaan No. 43 tahun 2007 bab 1 ayat 1

Page 26: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

14

representatif termasuk buku mengenai negara yang bersangkutan,

bertindak sebagai pusat bibliografi nasional, menyusun katalog

induk, menerbitkan bibliografi nsaional retrospektif. Perpustakaan

yang menyebut dirinya sebagai perpustakaan “nasional” namun

fungsinya tidak sesuai dengan definisi di atas tidak dapat

dimasukkan ke kategori “Perpustakaan Nasional.”9

2. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Nasional

Tugas pokok Perpustakaan Nasional ialah melaksanakan

pengumpulan dan penyimpanan bahan pustaka tertulis, tercetak, dan

terekam selengkapnya baik yang terbit di Indonesia maupun di luar negeri

sebagai khazanah kebudayaan bangsa dalam arti yang luas serta

melaksanakan pelayanannya untuk kepentingan pembangunan nasional

dan kemajuan bangsa.

Menurut ketentuan perundang-undangan, tugas Perpustakaan

Nasional RI ialah :

a. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, dan pendayagunaan bahan

pustaka yang diterbitkan di Indonesia sebagai koleksi deposit

nasional.

b. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, pengembangan, serta

pendayagunaan bahan pustaka dengan mengutamakan bidang ilmu-

ilmu sosial dan kemanusiaan terbitan asing.

c. Melaksanakan penyusunan dan penerbitan bibliografi nasional.

d. Melaksanakan tugas sebagai pusat kerjasama antar perpustakaan di

dalam negeri maupun dengan luar negeri.

9Sulistyo Basuki, “Sejarah Perpustakaan Nasional RI : Sebuah Kajian” (Perpustakaan Nasional

RI, 2008), diakses Juli 23, 2018,

http://kelembagaan.perpusnas.go.id/Digital_Docs/pdf/about_us/histories/normal/HASIL_KAJI

AN_SEJARAH_PERPUSNAS_RI.PDF, hal. 2.

Page 27: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

15

e. Memberikan jasa referensi studi, jasa bibliografi, dan informasi

ilmiah.

f. Melaksanakan urusan tata usaha Perpustakaan Nasional.10

Fungsi utama atau fungsi pokok Perpustakaan Nasional ialah:

a. Mengumpulkan dan melestarikan literatur nasional dengan sasaran

selengkap mungkin. Dengan kata lain fungsi pertama perpustakaan

nasional ialah menyimpan semua bahan perpustakaan tercetak dan

terekam yang diterbitkan di suatu negara.

b. Menerbitkan bibliografi nasional. Bibliografi ini merupakan tindak

lanjut dari fungsi pertama, yaitu mengumpulkan dan melestarikan

terbitan sebuah negara.

c. Melaksanakan jasa pinjam antar perpustakaan.

d. Bertindak sebagai penyelenggara jasa informasi bibliografis nasional.

e. Menerbitkan atau menunjang penerbitan bibliografi khusus.11

3. Koleksi Perpustakaan Nasional

Terdapat berbagai jenis bahan pustaka yang merupakan hasil karya

pemikiran manusia yang dituangkan dalam berbagai jenis media, baik

tercetak maupun noncetak. Library materials biasa dikenal dengan istilah

bahan pustaka. Sedangkan kumpulan bahan pustaka yang terdapat di

perpustakaan disebut dengan istilah koleksi perpustakaan. Semua istilah

tersebut pada intinya ditujukan untuk sebuah karya hasil pemikiran

10

Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991),

hal. 45–46. 11

Sulistyo-Basuki, “Sejarah Perpustakaan Nasional RI : Sebuah Kajian.”

Page 28: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

16

manusia yang dituangkan dalam berbagai bentuk media.12

Berikut ini

adalah jenis-jenis bahan pustaka dalam berbagai bentuk media

a. Karya cetak

Karya cetak adalah karya hasil pemikiran manusia yang

dituangkan dalam bentuk cetak, seperti:

1) Buku

Buku atau dikenal juga dengan istilah monograf adalah

bahan pustaka yang merupakan satu kesatuan yang utuh tidak

berseri. Berdasarkan standar dari UNESCO, tebal buku paling

sedikit 48 halaman tidak termasuk kulit maupun jaket buku. Di

antaranya buku teks, buku rujukan, buku fiksi. Setiap buku

biasanya dilengkapi dengan nomor standar yang unik dan bersifat

internasional, yaitu ISBN (Internasional Standard Book Number).

2) Terbitan Berseri

Terbitan berseri adalah bahan pustaka yang direncanakan

untuk diterbitkan terus-menerus dengan jangka waktu terbit

tertentu dan yang termasuk jenis adalah harian (surat kabar),

majalah (mingguan, bulanan dan lainnya), bulletin, jurnal, warta/

newsletter, laporan yang terbit dengan jangka waktu tertentu,

seperti laporan tahunan, triwulan. Setiap terbitan berseri biasanya

dilengkapi dengan nomor standar yang bersifat internasional, yaitu

ISSN (International Standart Serial Number).

12

Yuyu yulia, Pengelolaan Bahan Pustaka. Jakarta : Universitas Terbuka, 2009, hal. 23

Page 29: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

17

b. Karya Noncetak

Karya noncetak meliputi bahan pustaka, dimana informasi yang

disampaikannya bisa dalam bentuk suara, gambar, teks, dan juga

kombinasi dua atau tiga bentuk di atas. Jenis bahan pustaka ini adalah:

1) Rekaman suara

Yang termasuk ke dalam rekaman suara adalah piringan hitam,

pita kaset, dan cakram (disk). Jika dilihat dari segi isi, diantaranya

adalah rekaman musik, sandiwara, pembacaan puisi, wawancara,

seminar, ceramah, pelajaran bahasa, dan sebagainya.

2) Film (gambar hidup) dan rekaman video

a) Film

Film adalah gambar hidup yang merupakan

perkembangan dari gambar biasa. Film tersebut diproyeksikan

secara mekanis melalui lensa proyektor, dan pada layar terlihat

gambar yang hidup.

b) Rekaman video

Rekaman video adalah istilah yang mencakup semua

bentuk video, diantaranya yang berbentuk kaset, gulungan dan

cakram (disk). Alat bantu untuk melihatnya adalah VCR (Video

Cassette Recorder), televisi dan sekarang bisa dilihat melalui

monitor komputer.

Page 30: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

18

3) Bahan grafika

Yang termasuk jenis bahan pustaka ini adalah bahan

pustaka yang harus diproyeksikan, diantaranya adalah:

a) Filmstrip

Yaitu film yang memuat gambar dalam urutan tertentu

yang diproyeksikan satu persatu.

b) Slide

Yaitu gambar dalam suatu media film atau bahan

transparan lain yang harus dilihat dengan bantuan proyektor

slide.

c) Transparansi

Yaitu selembar bahan transparan yang berisi gambar

dan dirancang untuk digunakan dengan overhead projector

atau kotak sinar.

4) Bahan kartografi

Bahan kartografi ini adalah semua karya yang merupakan

representasi grafika dari bumi, bagia bumi, matahari, bulan,

planet-planet, dan badan- badan ruang angkasa lainnya. Bahan

pustaka ini dapat berbentuk peta dua dimensi atau tiga dimensi,

peta ruang angkasa, atlas, bola dunia, foto udara dan sebagainya.

5) Bentuk mikro

Bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk

menunjukkan semua bahan pustaka yang menggunakan media film

Page 31: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

19

dan tidak dapat di baca tanpa menggunakan alat bantu yaitu

microreader. Contoh bentuk mikro adalah berikut ini:

a) Microfilm, yaitu bentuk gulungan film yang berukuran 16

mm dan 35 mm.

b) Mikrofis, yaitu bentuk lembaran sebesar kartu pos,

berukuran 4x6 inci atau 3x5 inci. Sumber informasi ini

dikenal dengan istilah eye-readable material.

c) Aperture card, adalah satu lembar microfilm ukuran 35 mm

yang ditempelkan pada lembaran kartu.

d) Microfilm cartridge, bentuknya sama dengan microfilm

ukuran 16 mm, namun selain ditempatkan pada satu

kemasan film juga diberikan suatu tanda agar pada waktu

membacanya dapat dilakukan secara otomatis.

e) Microfilm jackets, dalah bentuk microfilm yang

dimasukkan ke dalam kantong plastic transparan yang

mempunyai jalur-jalur dan berisi 12 atau 14 lembar.

6) Sumber daya elektronik

Dengan adanya perkembangan teknologi informasi maka

informasi dapat dituangkan kedalam media elektronik seperti pita

magnetic dan cakram atau disk dan juga buku atau jurnal dalam

bentuk elektronik yang sekarang dikenal dengan istilah electronic

collection (e-collection), yang terdiri dari buku dan jurnal

elektronik. Contoh sumber daya elektronik adalah CD-ROM

Page 32: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

20

(Compact Disc Read Only Memory), disket, bahan pustaka yang

dilayangkan secara online, seperti jurnal online. Untuk

membacanya diperlukan perangkat keras seperti komputer.13

B. Buku Langka

1. Definisi Buku Langka

Menurut ALA Glossary of Library term :

Rarebook is a book old, scarce, or difficult to find that it seldom

appearre in the book markets. Among rare books may be

included: incunabula, sixteenth and seventeenth century

editions, specially illustrated editions book in fine bindings,

unique copies, book of interst for their associaons.14

Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa buku langka

merupakan buku yang sudah tua, langka atau sulit ditemukan dan jarang

beredar di pasaran. Buku langka tersebut dapat berupa: buku edisi abad 16

dan 17, buku illustrasi khusus, dan buku yang menarik kelompok tertentu.

Menurut Encyclopedie of Library and Information, buku langka

merupakan sebuah koleksi khusus yang tidak hanya berarti langka. Namun

karena buku langka tersebut memiliki atribut khusus, dapat berdiri sendiri

atau saling berhubungan dengan lainnya. Jumlahnya yang terbatas dan

tingginya permintaan dapat juga membuat buku itu disebut langka. Selain

itu, karya yang ditulis kontroversial bisa juga dikatagorikan buku langka.

Misalnya seperti buku yang banyak mengalami penyensoran dan dicetak

dalam jumlah yang terbatas. Hal tersebut juga bisa menjadi penyebab

13

Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan. 14

ALA Glosary Of Library Term: With Selection Of Term In Related Fields (Chicago Illionis,

1943).

Page 33: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

21

faktor yang mempengaruhi kelangkaan sebuah buku.15

Sementara itu,

menurut Monumen Ordonasi STLB 238 tahun 1931 dan Undang-Undang

Cagar Budaya Nomor 5 tahun 1992, buku langka merupakan tulisan atau

karangan yang usianya sudah 50 tahun atau lebih.16

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa buku

langka merupakan buku yang masih mengandung informasi penting

namun usianya sudah tua, sudah tidak diterbitkan bahkan diedarkan lagi di

pasaran sehingga sulit untuk di dapatkan.

2. Jenis - Jenis Buku Langka

Buku langka juga mempunyai berbagai macam jenis, diantaranya

sebagai berikut:

a. Kumpulan koleksi buku dari berbagai disiplin ilmu yang rata-rata

terbitan mulai dari abad ke 16

b. Koleksi Ster atau Bintang (*); yang mempunyai keunikan

tersendiri karena ukurannya sangat besar jika dibandingkan dengan

ukuran koleksi monograf pada umumnya.

c. Koleksi Varia, merupakan koleksi yang tidak bisa dikategorikan

sebagai koleksi monograf. Karena bentuknya sangat beragam

seperti, surat beriluminasi beraksara Arab Melayu, foto kuno,

lukisan cat air, reproduksi lukisan, poster, selembaran, dan peta.

15

Supriyono dan Maryono, “Pengelolaan Koleksi Langka Dan Pendayagunaan Naskah Kuno,”

diakses pada 5 Agustus 2018, http://masyono.staff.ugm.ac.id/files/2017/10/Pengelolaan-

koleksi-langka-dan-naskah-kuno.pdf. 16

Nurita, Seminar Diklat Pelestarian Bahan Perpustakaan Khususnya Buku Langka.

Page 34: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

22

Koleksi varia ini mengandung sumber informasi mengenai Bangsa

Indonesia pada kurun waktu 1600 – 1950.

d. Koleksi deposit sebelum UU No. 4 tahun 1990

e. Koleksi bahan pustaka baru terbitan sebelum tahun 1985

f. Koleksi buku terlarang atau (KT); merupakan koleksi yang

berdasarkan TAP MPR No. XXV/MPRS/1966 secara yuridis

formal isinya bertentangan dengan pancasila dan UUD 1945.

Adapun koleksi buku yang didalamnya mengandung ajaran

marxisme, leninisme dan komunisme dapat juga dikatakan koleksi

terlarang.17

C. Faktor-Faktor Kerusakan Pada Bahan Pustaka

Faktor penyebab kerusakan merupakan hal yang paling penting untuk

diketahui sebelum pihak perpustakaan memutuskan untuk melakukan

pelestarian. Selain itu dengan mengetahui faktor atau penyebab kerusakan bisa

mempermudah pihak perpustakaan dalam menganalisis kebutuhan pelestarian

koleksi bahan pustaka dan merencanakan penanganan selanjutnya.18

Penyebab kerusakan terhadap buku langka secara garis besar dapat

disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

1. Faktor Internal

Faktor Internal merupakan kerusakan koleksi yang berasal dari

dalam, atau bisa dikatakan kerusakan yang terjadi karena disebabkan oleh

faktor buku itu sendiri. Yang biasanya meliputi kualitas kertas, asam yang

17

Nurita. 18

Fatmawati, “Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Koleksi Perpustakaan.”, h.115.

Page 35: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

23

berasal dari sampul buku, lem / perekat, serta tinta. Faktor internal yang

sering muncul dari kertas biasanya masih dalam kategori faktor kimia.

Seperti terjadinya reaksi oksidasi dan hidrolis pada buku, dapat

menyebabkan susunan kertas yang terdiri dari senyawa kimia mudah

terurai. Oksidasi yang terjadi pada kertas disebabkan oleh adanya oksigen

yang menyebabkan jumlah karbonal dan karbonsil bertambah serta

memudarnya warna kertas. Sementara hidrolis merupakan reaksi kimia

yang terjadi karena adanya air, reaksi ini dapat menyebabkan putusnya

rantai polimer serat selulosa sehingga mengurangi kekuatan serat.

Akibatnya kertas pada buku menjadi rapuh.

Kandungan asam pada kertas juga dapet mempercepat kerusakan

pada kertas. Tinta pada kertas merupakan salah satu penyebab asam pada

kertas. Tinta berasal dari campuran asam tanat dan garam besi ditambah

asam sulfat yang membuat tiap tetesan tinta bisa melekat dengan baik

dikertas.19

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan kerusakan koleksi yang berasal dari

luar buku tersebut. Faktor eksternal ini sendiri meliputi, lingkungan, biota

dan bencana alam.

a. Lingkungan

Tiap koleksi mempunyai daya tahan yang berbeda terhadap

pengaruh lingkungan. Kerusakan koleksi yang disebabkan oleh faktor

19

Karmidi Martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka, 2nd ed. (Jakarta: Universitas Terbuka,

1999) h.46.

Page 36: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

24

lingkungan biasanya berhubungan dengan faktor fisika, seperti:

paparan cahaya (sinar matahari, lampu), temperatur suhu, kelembaban

udara, dan debu.

Paparan cahaya matahari yang masuk ke ruangan bisa menjadi

penyebab kerusakan koleksi karena cahaya sangat tergantung dari

panjang gelombang dan waktu pencahayaan. Jadi, semakin kecil

panjang gelombang dan makin lama waktu pencahayaan maka dapat

menyebabkan koleksi cepat rusak.20

Tidak hanya cahaya matahari,

cahaya lampu pada ruangan juga sangat berpengaruh. Koleksi yang

langsung terkena paparan cahaya biasanya akan cepat rusak dan

ditandai dengan memudarnya tulisan, sampul buku, menguningnya

kertas serta tiap lembaran menjadi rapuh.

Pencemaran udara pada ruang koleksi seperti debu, asap dan

kotoran yang menempel juga bisa menjadi penyebab kerusakan pada

koleksi. Debu dapat masuk ke dalam ruang perpustakaan dengan

mudah dan lewat mana saja. Selain itu, debu juga sangat amat mudah

menempel pada koleksi. Apabila debu menempel pada kertas, maka

akan meninggikan tingkat keasaman pada kertas yang menyebabkan

kertas pada buku rapuh. Debu pada ruang koleksi yang lembab jika

menempel pada koleksi dapat menyebabkan noda permanen.21

Selain dari paparan cahaya dan debu, suhu ruangan serta

kelembabab udara juga sangat berpengaruh. Seperti yang kita ketahui,

20

Ana Soraya dan Lucya Damayanti, Pelestarian Bahan Pustaka: Bahan Ajar Diklat Calon

Pustakawan Tingkat Ahli (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2015). 21

Fatmawati, “Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Koleksi Perpustakaan.”, h.116.

Page 37: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

25

temperatur berbanding terbalik dengan kelembaban udara. Artinya

semakin tinggi temperatur, maka kelembaban udara semakin rendah.

Begitu sebaliknya, semakin rendah temperatur justru kelembaban

udara semakin tinggi. Tinggi rendahnya temperatur dan kelembaban

sangat mempengaruhi kondisi koleksi.

Kelembaban relatif di bawah 30% diperkirakan akan berbahaya

karena bisa mengeringkan kertas pada koleksi yang akibatnya kertas

menjadi rapuh, sedangkan jika kelembaban relatif di atas 75 % juga

tidak baik karena akan mempermudah pertumbuhan jamur. Idealnya,

kondisi suhu dan temperatur di ruang koleksi perpustakaan adalah

sekitar 20 – 24 Derajat Celcius dan kelembaban udara sebaiknya

berada pada rentang sekitar 45 - 60 % RH.22

b. Biota

Faktor biota merupakan sumber pembuat kerusakan paling

banyak pada koleksi bahan pustaka. Munculnya kerusakan melalui

faktor biota ini bisa disebabkan oleh kecerobohan pengguna

perpustakaan dan bisa juga karena kondisi ruangan perpustakaan yang

lembab. Yang termasuk ke dalam faktor biota antara lain, serangga

(kecoa, rayap, silver fish, bookworm, dan kutu buku), jamur, dan

binatang pengerat (tikus).23

Serangga sangat berbahaya bagi bahan pustaka. Kecoa

merupakan serangga yang sering di jumpai di luar bahkan di dalam

22

Fatmawati, h. 116. 23

Ross Harvey, Preservation in Libraries: Priciples, Strategies and Practices for Librarians

(London: Bowker Saur, 1993).

Page 38: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

26

perpustakaan. Buku termasuk kedalam makanan kegemaran kecoa.

Bagian yang biasanya dimakan adalah bagian perekat sampul buku dan

kain pada punggung buku. Kotoran kecoa yang berupa cairan selain

bisa meninggalkan noda yang sulit dihilangkan, juga dapat merusak

bahan pustaka.24

Rayap, silverfish, dan kutu buku merupakan penyebab

kerusakan yang sering terjadi pada koleksi bahan pustaka karena

makanan yang mereka senangi adalah perekat punggung buku, serta

mengikis permukaan kertas sehingga huruf menjadi hilang bahkan

menyebabkan kertas berlubang.25

Biasanya kerusakan yang telah

ditimbulkan tidak dapat diperbaiki lagi seperti semula karena ada

beberapa bagian yang hilang atau berlubang.

Binatang pengerat seperti tikus juga menjadi ancaman yang

cukup besar bagi bahan pustaka, Kertas dan buku sering dijadikan

sarang oleh tikus. Tidak hanya dijadikan sarang, tikus juga sering

memakan koleksi bahan pustaka dan meninggalkan kotoran berupa

noda yang sulit dihilangkan.26

Kondisi koleksi bahan pustaka yang berdebu, kotor dan lembab

dapat menjadi penyebab jamur tumbuh. Jamur berkembang biak

dengan sepora, biasanya sepora inidapat menyebar di udara dan bila

menemukan tempat yang lembab, sepora tersebut akan berkembang

biak. Jamur tersebut memproduksi beberapa macam bahan organik seperti

24

Muhammad Razak, Retno Anggraini, dan Supriyanto, Pelestarian Bahan Pustaka (Jakarta:

Pusat Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, 1992). 25

Martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka, h. 37-38. 26

Martoatmodjo, h. 37.

Page 39: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

27

asam oksalat, asam formiat dan asam sitrat yang dapat menyebabkan

kertas sobek apabila dibuka. Bagian pada buku yang diserang jamur

biasanya bagian pinggir buku dan bagian punggung buku.27

3. Faktor Manusia

Selain dari faktor internal dan eksternal, kerusakan koleksi bahan

pustaka juga bisa disebabkan oleh manusia. Kerusakan tersebut bisa dari

pemustaka ataupun dari pustakawan. Seperti misalnya, pemustaka secara

tidak sadar terkadang melipat bagian buku tanda batas baca kebelakang

yang dapat membuat perekat buku dapat terlepas dan membuat lembaran-

lembaran buku lepas dari jilidannya. Pustakawan juga bisa tanpa sengaja

merusak koleksi bahan pustaka, seperti misalnya penempatan buku yang

terlalu padat di dalam rak dapat menyebabkan punggung buku mudah

rusak.28

D. Konservasi Buku Langka di Perpustakaan Nasional RI

1. Definisi Konservasi

Menurut Harrod dalam The Librarians Glossary: Of Term Used In

Librarianship, Documentation, And The Book Crafts (4th Ed )

Conservation (Archives) the use of chemical and physical procedures in

treatment or storage to ensure the preservation of a document.29

27

Eko Handoyo, "Pelestarian Bahan Pustaka: Seminar Pelatihan Pengelolaan Perpustakaan

Sekolah Pola 300 Jam, 10 November - 21 Desember 2012" diakses pada 8 Agustus 2018,

http://www.academia.edu/5319918/PELESTARIAN_BAHAN_PUSTAKA, h. 5. 28

Harvey, Preservation in Libraries: Priciples, Strategies and Practices for Librarian, h. 45. 29

Harrod L. M., The Librarians Glossary: Of Term Used In Librarianship, Documentation,

And The Book Crafts 4th Ed (London: Great Britain, 1977), h. 57.

Page 40: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

28

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa konservasi

merupakan kegiatan yang melibatkan penggunaan bahan kimia dan fisika

sesuai prosedur dalam melakukan perawatan maupun penyimpanan untuk

menjamin pemeliharaan suatu dokumen atau bahan pustaka.

Konservasi merupakan bagian dari program kegiatan preservasi

yang salah satu tujuannya adalah memperlambat laju kerusakan bahan

pustaka.30

Selain itu, konservasi juga dapat diartikan sebagai kegiatan dan

kebijakan yang mencakup dan melindungi bahan pustaka dari kerusakan.

Kegiatan konservasi biasanya mencakup metode dan teknik yang

dikerjakan oleh tenaga ahli bidang konservasi atau yang biasa disebut

konservator yang tujuannya untuk menjaga keawetan bahan pustaka.31

Sementara itu, menurut Primadesi dalam Bahar dan Mathar konservasi

merupakan seni menjaga sesuatu agar tidak hilang, terbuang dan rusak.

Atau dengan kata lain menjaga bahan pustaka dari segala hal yang dapat

membuatnya rusak atau terbuang.32

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

konservasi merupakan salah satu tahapan dalam upaya melestarikan bahan

pustaka yang tujuannya adalah untuk memperpanjang usia pakai bahan

pustaka.

30

Indah Purwani, “Selintas Peran Restorator Dalam Konservasi Koleksi Perpustakaan,” Visi

Pustaka 15, No. 1 (April 2013). 31

Lasa HS, Preservasi Dan Konservasi (Yogyakarta: Gama Media, 2009), h. 180. 32

Hijarana Bahar and Taufik Mathar, “Upaya Pelestarian Naskah Kuno Di Badan

Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Selatan,” Jurnal Ilmu Perpustakaan,

Informasi, Dan Kearsipan Khizanah Al-Hikmah 3 No. 1 (2015), diakses pada 22 Agustus

2018, http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/khizanah-al-hikmah/article/view/590.

Page 41: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

29

2. Jenis-Jenis Konservasi

Kegiatan konservasi dapat dibagi menjadi dua yaitu, konservasi

preventif dan konservasi kuratif

a. Konservasi Preventif

Menurut kamus bahasa Inggris Indonesia, konservasi atau

(conservation) mempunyai arti pengawetan, perlindungan, kekekalan.

Sementara preventif (preventive) mempunyai arti pencegahan.33

Yang

bila dikaitkan dengan perpustakaan bisa berarti tindakan pencegahan

dalam melindungi dan mengawetkan bahan pustaka.

Menurut Ellis dalam Yayan Daryana konservasi preventif

merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mencegah, menghambat,

atau menghindari kerusakan yang disebabkan oleh faktor penyebab

kerusakan.34

Sedangkan menurut Ana Soraya dalam Mardiah

konservasi preventif merupakan tindakan yang bertujuan untuk

mencegah kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh lingkungan,

biota, bencana, dan manusia.35

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

konservasi preventif merupakan kegiatan pemeliharaan terhadap bahan

pustaka pada saat ada di ruang koleksi atau saat ada ditangan

pemustaka.

33

Echos, Jhon M, dan Hassan Sadely, “Kamus Inggris Indonesia” (Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 2002), h. 140 dan 446. 34

Daryana Yayan, Pemeliharaan Dan Pengamanan Arsip (Jakarta: Universitas Terbuka,

2013), h. 5. 35

Mardiah, “Konservasi Preventif Terhadap Koleksi Di Perpustakaan Politeknik Kelautan Dan

Perikanan Sidoarjo,” Jurnal Pari 3, No. 1 (July 2017), diakses pada 20 Agustus 2018,

http://ejournal-balitbang.kkp.go.id.index.php/JP/article/download/6788/pdf.

Page 42: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

30

b. Konservasi Kuratif

Kegiatan konservasi kuratif merupakan tindakan

mengembalikan struktur fisik dan fungsi dari bahan pustaka dengan

cara memperbaiki kerusakan yang terjadi pada bahan pustaka tersebut.

Beberapa kalangan menyebutkan bahwa konservasi kuratif sama

dengan restorasi karena pengertiannya yang sekilas hamper sama.36

Sementara Indah mengungkapkan bahwa konservasi kuratif merupakan

kegiatan yang meliputi tindakan berbagai penanganan dan treatment

dengan metode dan teknik penanganan yang sudah ditentukan sesuai

dengan tingkat kerusakannya.37

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

konservasi kuratif merupakan tindakan memperbaiki bahan pustaka

yang mengalami kerusakan. Konservasi kuratif ini dilakukan dengan

berbagai metode yang sesuai dengan tingkat kerusakannya.

3. Skala Prioritas Konservasi Bahan Pustaka

Kondisi kerusakan yang tinggi dapat menyebabkan anggaran yang

tersedia selalu tidak mencukupi, sehingga mengukur skala prioritas dalam

melakukan konservasi sangat dibutuhkan untuk menyesuaikan anggaran,

peralatan dan SDM yang ada. Sebelum melakukan kegiatan konservasi,

pustakawan hendaknya menentukan skala prioritas dengan konservator.

Faktor yang perlu di pertimbangkan adalah nilai yang terkandung dalam

36

Wirayati, Ayu, and Riyadi, Pedoman Teknis: Pelestarian Bahan Pustaka (Konservasi

Kuratif Bahan Perpustakaan Media Kertas), h. 6. 37

Purwani, “Selintas Peran Restorator Dalam Konservasi Koleksi Perpustakaan, h. 63.”

Page 43: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

31

bahan pustaka tersebut seperti, nilai ekonomis, nilai sejarah, nilai estetika,

nilai dokumenter dan nilai guna.38

Adapun pertimbangan skala prioritas untuk penilaian koleksi

naskah kuno dan koleksi buku langka sebagai berikut:

a. Unik, merupakan koleksi naskah kuno atau koleksi buku langka yang

memiliki ciri khas tertentu dibandingkan dengan naskah yang lain.

b. Hampir punah, merupakan koleksi naskah atau koleksi buku langka

yang sulit ditemukan karena dalam jangka waktu sudah terlalu lama

tidak dibuat lagi.

c. Langka, merupakan koleksi langka atau koleksi naskah kuno yang

sulit ditemukan karena tidak dibuat lagi atau karena jumlah hasil

pembuatnya hanya sedikit.

d. Masterpiece, merupakan koleksi naskah kuno atau koleksi buku

langka yang terbaik atau paling tidak masih utuh.39

4. Konservasi Kuratif di Perpustakaan Nasional RI

Sebagai perpustakaan yang memiliki beragam jenis koleksi bahan

pustaka, Perpustakaan Naional RI juga melakukan kegiatan konservasi,

khususnya konservasi kuratif guna menyelamatkan kondisi fisik bahan

pustaka dan sebagai upaya memelihara bahan pustaka.

Berikut adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan perpustakaan

Nasional RI dalam melakukan konservasi kuratif:

38

Wirayati, Ayu, and Riyadi, Pedoman Teknis: Pelestarian Bahan Pustaka (Konservasi

Kuratif Bahan Perpustakaan Media Kertas), h. 8. 39

“Pengelolaan Koleksi Langka Dan Pendayagunaan Naskah Kuno”, hal. 6,

Page 44: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

32

a. Identifikasi

Karena konservasi kuratif merupakan kegiatan yang perlu di

topang dengan studi berkepanjangan dan keahlian khusus, maka dalam

pekerjaan konservasi kuratif baiknya dilakukan diagnosis awal seperti:

1) Melakukan Analisis

Analisis dilakukan agar terhindar dari kesalahan yang

dapat merubah bentuk asli dari dokumen aslinya. Adapun analisis

yang harus dilakukan sebelum melakukan konservasi kuratif

adalah sebagai berikut:

a) Analisis Struktur

Analisis struktur merupakan pengujian terhadap

sebagian kecil bahan pustaka yang di uji dengan beberapa

bahan kimia. Analisis struktur bisa dilakukan dengan cara

destruktif atau mengambil sebagian kecil bahan pustaka untuk

dianalisis kandungan unsure yang membentuk kertas tersebut.

Dan bisa dilakukan dengan cara non destruktif atau

menganalisis bahan pustaka dengan instrumentasi. Dengan

dilakukannya analisis struktur maka akan diketahui kandungan

dan struktur penyusun kertas.

b) Analisis Fisik

Analisis fisik meliputi pengujian kelunturan tinta, arah

serat, ketebalan bahan yang dipakai untuk konservasi, serta

menguji berat bahan.

Page 45: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

33

c) Analisis Kimia

Analisis kimia meliputi uji keasaman (pH) untuk

mengetahui tingkat keasaman sebuah kertas pada bahan

pustaka. Seperti yang telah diketahui, pH mempunyai nilai

antara 0 – 14. Apabila kertas mempunyai pH <7 berarti kertas

tersebut bersifat asam, sementara kertas yang mempunyai pH

>7 berarti bersifat basa, dan kertas yang mempunyai pH = 7

berarti netral.

pH yang rendah biasanya akan mengakibatkan warna

kertas yang putih menjadi coklat. Keasaman juga bisa

merapuhkan serat sellulosa sehingga kertas menjadi rapuh dan

cepat sobek. Keasaman pada kertas dapat diukur dengan

menggunakan kertas lakmus, pulpen pH, dan indikator

universal atau pH strip dan pH meter.

Selain uji keasaman, analisis kimia juga meliputi uji

tinta untuk melihat apakah kertas bahan pustaka tersebut

pelarutnya pelarut organic atau pelarutnya adalah air. Apabila

setelah diuji pelarutnya adalah air maka treatment yang

digunakan sebaiknya dijauhkan dari unsur air. Sedangkan jika

pelarutnya pelarut organic, maka pada proses pengerjaan

konservasinya bisa menggunakan air.

Page 46: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

34

Pengujian kelunturan pada tinta juga dapat digunakan

untuk mengetahui tingkat korosifitas dari unsur tinta yang

merusak kertas

2) Pendokumentasian

a) Pembuatan Data Bibliografis

Kegiatan pendokumentasian dalam konservasi kuratif

meliputi pembuatan data bibliografis seperti mencatat nama

pengarang yang di kutip secara lengkap, judul buku dan judul

tambahannya serta data publikasi seperti penerbit, tempat

terbit, tahun terbit, cetakan ke berapa, nomor jilid buku dan

jumlah halaman buku.

b) Pencatatan Kondisi Fisik

Setelah membuat data bibliografis maka dilakukanlah

pencatatan kondisi fisik yaitu membuat data tertulis tentang

kondisi fisik bahan pustaka tersebut seperti: nama dan jenis

bahan pustaka, tanggal penerimaan, kondisi fisik bahan

pustaka, bagian yang hilang, kerusakan yang terjadi.

c) Pembuatan Foto

Selain itu, sebelum dan sesudah melakukan kegiatan

konservasi kuratif pada bahan pustaka adabaiknya dilakukan

pembuatan foto terlebih dahulu yang tujuannya untuk menjadi

bukti dengan gambaran yang lebih detail terhadap kondisi

kerusakan yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata untuk

Page 47: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

35

melengkapi data yang tercantum serta untuk

menginformasikan proses kerja dari cara kerja, waktu dan

hasil.

d) Membuat Entry Data pada Pangkalan Data

Terakhir, membuat entry pada pangkalan data yang

dspst mempermudah dalam penelusuran atau temu balik

informasi mengenai data-data bahan pustaka tersebut serta

untuk memantau sirkulasi bahan dan kinerja konservator.

Entry pada pangkalan data ini berisikan data-data hasil survey

kondisi bahan pustaka yang di konservasi, kejadian selama

proses, waktu pelaksanaan dan konservator yang mengerjakan.

3) Pembersihan

Pembersihan atau cleaning merupakan upaya

menghilangkan kotoran yang menempel pada kertas bahan pustaka.

Pembersihan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a) Pembersihan Secara Mekanik

Pembersihan terhadap bahan pustaka secara mekanik

bisa menggunakan vacuum cleaner karna alat ini bisa

menyedot dan mengumpulkan debu yang menempel pada

bahan pustaka. Selain itu, bisa juga menggunakan kuas untuk

menghilangkan debu yang tidak tersedot oleh vacuum cleaner.

Sementara untuk menghilangkan debu yang menempel kuat

Page 48: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

36

pada bahan pustaka karna sudah telalu lama dibiarkan bisa

menggunakan karet penghapus.

b) Pembersihan Secara Kimiawi

Noda yang melekat pada permukaan kertas biasanya

sulit dihilangkan dengan alat-alat yang digunakan untuk

menghilangkan debu / kotoran. Biasanya selotip yang

digunakan sebagai perekat pada kertas atau bahan pustaka

meninggalkan noda coklat serta membuat warna kertas

berubah menjadi kuning kecoklatan karena bahan perekat

pada selotip ini bersifat asam. Perekat pada selotip tidak larut

dalam air, oleh sebab itu untuk menghilangkannya harus

menggunakan beberapa pelarut organik seperti trichlorethan,

benzene, dan aseton.

4) Bleaching (Memutihkan Kertas)

Beberapa noda memiliki karakteristik khusus sehingga sulit

untuk dibersihkan secara mekanik maupun kimiawi. Untuk jenis

noda yang membandel tersebut, salah satu cara yang bisa dilakukan

adalah dengan proses bleaching atau memutihkan kertas. Pada

proses bleaching akan terjadi proses oksidasi sellolusa yang akan

memecahkan struktur molekul sellolusa sehingga dapat

melemahkan kertas. Untuk itu, bleaching biasanya hanya dilakukan

pada kertas yang benar-benar membutuhkan saja. Jenis bahan

kimia yang digunakan untuk membleaching antara lain: sodium

Page 49: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

37

klorida, potassium permanganate, hypocholorit, hydrogen

perioksida, cloramine T dan chloramines B.

5) Deasidifikasi

Deasidifikasi merupakan proses untuk menghilangkan

pengaruh asam pada kertas. Deasidifikasi dilakukan untuk

menetralkan asam dan member bahan penguat untuk melindungi

kertas dari pengaruh asam dari luar bahan pustaka. Deasidifikasi

dibagi menjadi tiga jenis, yaitu deasidifikasi aquenos atau basah,

deasidifikasi non aquenos atau kering, dan deasidifikasi gas.

6) Mending (Menambal dan Menyambung)

Menambal adalah menutup bagian bahan pustaka yang

berlubang sehingga tampak utuh seperti semula, sedangkan

menyambung adalah merekatkan bagian yang robek agar tidak

bertambah lebar. Untuk menambal dan menyambung dapat

menggunakan Japanese tissue paper dengan ketebalan 27 gr atau

hand made paper dengan CMC (carboxyl methyl cellulose) sebagai

perekat.

Menambal dan menyambung dapat dilakukan dengan dua

cara, yaitu: menambal secara manual atau menambal tanpa bantuan

peralatan khusus dan leaf casting atau teknik menambal

menggunakan mesin leaf caster.

Page 50: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

38

7) Laminasi

Laminasi merupakan teknik memperkuat kertas melalui

pelapisan dua lembar tisu Jepang pada permukaan kertas. Tindakan

perbaikanini dilakukan khusus untuk bahan pustaka yang sudah

rusak parah, rapuh, sobek, dan tua. Bahan yang digunakan untuk

melapisi harus tipis, seratnya kuat dan bersifat reversible.

8) Lining

Lining merupakan teknik memperkuat kertas dengan cara

member lapisan penguat pada bagian belakang kertas. Proses ini

biasanya digunakan untuk koleksi gambar atau peta yang rapuh

atau sobek. Bahan yang digunakan adalah tisu Jepang dengan berat

27 gr dan direkatkan dengan perekat CMC (carboxyl methyl

cellulose).

9) Sizing

Sizing dilakukan untuk mengembalikan kekuatan kertas

yang karena tahap konservasi mengalami pemudaran pada kertas

dan melemahnya kekuatan kertas. Untuk mengembalikan kekuatan

kertas tersebut dan memberikan efek kilau dilakukan dengan

member penguat seperti gelatin atau CMC cair pada permukaan

kertas. Biasanya sizing dilakukan dengan menggunakan sprayer

atau kuas.

Page 51: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

39

10) Enkapsulasi

Enkapsulasi dilakukan pada kertas yang berbentuk

lembaran lepas agar terhindar dari kerusakan yang bersifat fisik.

Pada proses enkapsulasi, setiap lembar kertas dilindungi dengan

plastic bebas asam. Proses ini sangat ideal untuk melestarikan

bahan pustaka dalam bentuk lembaran kertas seperti peta, gambar,

surat kabar, atau bahan pustaka yang berbentuk kertas lembaran

lainnya.

Page 52: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

40

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Metode penelitian merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan

masalah secara logis, sistematis dan ilmiah.40

Untuk memperoleh data-data

tersebut dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan:

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian

deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk

mendeskripsikan atau menjelaskan suatu hal atau keadaan seperti apa

adanya.41

Pada penelitian ini penulis ingin memperoleh deskripsi

mengenai tingkat kerusakan yang terjadi pada buku langka di

Perpustakaan Nasional RI.

2. Pendekatan Penelitian

Sementara pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah

pendekatan kualitatif. Moleong dalam Herdiansah mengatakan bahwa

penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh objek penelitian,

seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain.42

Sementara

40

Sulistyaningsih, Metodelogi Penelitian Kebidanan Kuantitatif-Kualitatif, 2nd ed.

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012). 41

Prasetya Irawan, Logika Dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori Dan Panduan Praktis

Penelitian Sosial Bagi Mahasiswa Dan Peneliti Pemula (Jakarta: STIA-LAN, 1999), h. 60. 42

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), h.

9.

Page 53: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

41

menurut Setyosari dalam Agustinova menjelaskan bahwa penelitian

kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan metode observasi,

wawancara, analisis isi, dan metode pengumpulan data lainnya untuk

menyajikan respon-respon dan perilaku.43

Dapat disimpulkan bahwa

penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui keadaan sebenarnya objek yang diteliti. Dalam penelitian ini

prosedur pelaksanaan kegiatan konservasi kuratif terhadap buku langka

merupakan objek yang akan diteliti dengan menggunakan teknik

pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan kajian pustaka.

B. Informan

Informan merupakan orang yang benar-benar mengetahui

permasalahan yang akan diteliti.44

Dalam menentukan informan, penulis

memilih menggunakan metode purposive sampling.

Purposive sampling merupakan metode penentuan informan dengan

cara sengaja memilih informan-informan tertentu dengan mengabaikan

informan yang lainnya, karena informan tersebut memiliki cirri khas yang

tidak dapat dimiliki oleh informan yang lainnya.45

Kriteria informan yang akan dijadikan narasumber adalah orang yang

memahami tentang buku langka dan kegiatan konservasi kuratif. Berikut ini

beberapa informan yang akan dijadikan sebagai narasumber oleh penulis:

43

Danu Eko Agustinova, Memahami Metode Penelitian Kualitatif: Teori Dan Praktik

(Yogyakarta: Calpulis, 2015). 44

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h.

60. 45

Prasetya Irawan, Logika Dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori Dan Panduan Praktis

Penelitian Sosial Bagi Mahasiswa Dan Peneliti Pemula, h. 183.

Page 54: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

42

Tabel 3.1 : Narasumber

No. Nama Jabatan Keterangan

1. Yeri Nurita, S.S Pustakawan Muda

Perpustakaan

Nasional

Mengetahui informasi

seputar koleksi buku

langka di ruang koleksi

buku langka

Perpustakaan Nasional

RI Medan Merdeka

Barat

2. Ellis Sekar Ayu, S.Pd Pustakawan Ahli

Muda

Mengetahui serta

menangani langsung

kegiatan konservasi

kuratif terhadap buku

langka di Perpustakaan

Nasional RI

3. Cecep Nurjanjanti,

S.Sos

Pustakawan Ahli Mengetahui serta

menangani langsung

kegiatan konservasi

kuratif terhadap buku

langka di Perpustakaan

Nasional RI

C. Sumber Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber yaitu:

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah data yang diambil langsung tanpa

perantara dari sumber pelakunya.46

Dalam penelitian ini penulis

46

Prasetya Irawan, h. 87.

Page 55: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

43

mendapatkan data melalui observasi langsung ke tempat penelitian dan

wawancara kepada pustakawan perpustakaan Nasional RI yang

berkecimpung dibagian buku langka dan konservasi kuratif.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diambil secara tidak

langsung dari sumbernya. Data sekunder biasanya diambil dari dokumen-

dokumen seperti laporan, karya tulis, koran, dan majalah.47

Penulis juga

melakukan kunjungan ke berbagai perpustakaan untuk mendapatkan

berbagai literature dan refrensi lain seperti buku, jurnal, serta artikel yang

sesuai dengan pembahasan yang sedang penulis teliti.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi merupakan kegiatan pengamatan terhadap objek yang

diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung dengan melibatkan

indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, pengecap dan pembau

untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian.48

Pada

penelitian ini, penulis melakukan pengamatan langsung di lapangan

terhadap objek yang diteliti, yaitu kondisi fisik buku langka yang terdapat

pada ruang koleksi buku langka di Perpustakaan Nasional RI Medan

Merdeka Barat.

47

Prasetya Irawan, h. 87. 48

Danu Eko Agustinova, Memahami Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik

(Yogyakarta: Calpulis, 2015)

Page 56: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

44

2. Wawancara

Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu.

Maksud diadakannya wawancara adalah untuk mengetahui suatu kejadian

atau fakta yang terjadi di lapangan serta untuk memperluas informasi yang

diperoleh dari orang lain (informan).49

Penulis akan melakukan

wawancara dengan pustakawan di ruang koleksi buku langka dan

pustakawan yang menangani kegiatan konservasi kuratif atau biasa disebut

konservator di Perpustakaan Nasional RI Salemba.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data mengenai

hal-hal berupa catatan-catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

notulen, rapot, agenda, dan sebagainya.50

4. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah pencarian informasi melalui literatur seperti

buku, artikel, majalah, koran, internet, dan lainnya guna membentuk

sebuah landasan. studi pustaka biasanya berkaitan dengan kajian teoritis

dan refrensi lain yang terkait dengan nilai, budaya, dan norma yang

berkembang pada situasi sosial yang diteliti.51

E. Keabsahan Data

Untuk menjamin keakuratan data, maka penulis diharuskan untuk

melakukan pemeriksaan keabsahan data untuk membuktikan temuan hasil di

49

Prasetya Irawan, h.87. 50

Sugiyono, h. 292. 51

Sugiyono, Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 291.

Page 57: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

45

lapangan dengan kenyataan yang diteliti di lapangan. Keabsahan data itu

sendiri dilakukan dengan meneliti kreadibilitasnya. Teknik yang penulis

gunakan dalam memeriksa kredibilitas data pada penelitian ini adalah teknik

triangulasi.

Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.52

Kemudian data yang

dinyatakan valid melalui triangulasi akan memberikan keyakinan kepada

penulis terkait keabsahan datanya, sehingga tidak ragu dalam proses penarikan

kesimpulan terhadap penelitian yang dilakukan.

Denzin dalam Moleong memaparkan bahwa terdapat empat macam

triangulasi, yaitu:53

1. Triangulasi Sumber, membandingkan dan mengecek balik suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam

penelitian kuatitatif. Misalnya, membandingkan hasil wawancara

dengan observasi, membandingkan apa yang dikatakan didepan umum

dan apa yang dikatakan secara pribadi, dan membandingkan hasil

wawancara dengan data yang sudah ada.

2. Triangulasi Teori, memanfaatkan lebih dari satu teori untuk kemudian

diadu atau dipadu. Teknik ini juga membandingkan teori yang

ditemukan berdasarkan kajian lapangan dengan teori-teori yang telah

52

Danu Eko Agustinova, Memahami Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik

(Yogyakarta: Calpulis, 2015) 53

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012)

Page 58: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

46

ditemukan oleh para pakar ilmu sosial sebagaimana yang telah

diuraikan dalam bab landasan teori yang telah ditemukan.

3. Triangulasi Metode, merupakan sebuah usaha untuk mengecek

keabsahan data yang dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari

satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data yang sama.

4. Triangulasi Peneliti, dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu

penelitian dalam proses observasi atau wawancara.

Dalam penelitian ini penulis memilih menggunakan teknik triangulasi

sumber untuk membuktikan keabsahan data. Keabsahan data dilakukan penulis

dengan cara membandingkan hasil wawancara dengan data yang sudah ada.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data merupakan kegiatan lanjutan setelah pengumpulan

data dilakukan. Setelah data-data telah didapatkan melalui berbagai teknik

pengumpulan data, selanjutnya data-data tersebut harus diintepretasikan atau

dianalisis. Data tersebut dapat dianalisis melalui tiga tahapan, yaitu:54

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh penulis melalui observasi, wawancara dan

kajian pustaka dicatat dengan rinci, mengelompokkan dan memfokuskan

pada hal penting. Dengan demikian data yang didapat bisa memberikan

gambaran yang jelas.

54

Sugiyono, h. 92.

Page 59: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

47

2. Penyajian Data

Setelah data di reduksi, penulis melakukan penyajian dalam bentuk

teks yang bersifat naratif.

3. Penarikan Kesimpulan

Selanjutnya, penulis membuat kesimpulan dari data-data yang

sudah terangkum dan dijabarkan dalam bentuk naratif. Kesimpulan

digunakan untuk menjawab tujuan penelitian.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat-alat perlengkapan yang digunakan

saat melakukan penelitian. Alat-alat tersebut berguna untuk membantu

mengumpulkan informasi, seperti perekam suara pada handphone, pulpen,

kertas, kamera, dan daftar pertanyaan.

H. Tempat Penelitian

Penulis akan melakukan penelitian di Perpustakaan Nasional RI jalan

Salemba Raya No. 28A dan jalan Medan Merdeka Selatan No. 11, Jakarta.

Perpustakaan Nasional RI penulis pilih sebagai tempat penelitian

dikarenakan terdapat banyak koleksi buku langka yang merupakan warisan dari

Koninklijk Bataviaasch van Kunsten en Wetenschappen (KBGWK) dan

Museum Nasional RI yang tentunya kondisi fisiknya sangat bervariasi.

Page 60: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

48

I. Waktu Pelaksanaan

Penelitian ini dilakukan selama 7 Bulan dari Mei sampai Desember 2018:

Tabel 3.2 : Waktu Penelitian

No Kegiatan Bulan ke-

5 6 7 8 9 10 11 12

1. Penyerahan Proposal Skripsi dan

Dosen Pembimbing

2. Pelaksanaan Bimbingan Skripsi

3. Pengumpulan Literatur Mengenai

Skripsi

4. Observasi dan Penelitian

5. Pengolahan Data dan Analisis

Data

6. Penyerahan Laporan Skripsi

7. Sidang Skripsi

Page 61: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

49

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan hasil penelitian dan temuan-temuan dalam

penelitian yang telah ditemukan oleh penulis melalui observasi dan wawancara

dengan informan. Bab ini juga akan menjabarkan tentang gambaran umum

objek penelitian, visi dan misi, struktur organisasi, dll.

A. Gambaran Umum Perpustakaan Nasional RI

1. Sejarah Singkat Perpustakaan Nasional RI

Perpustakaan Nasional baru didirikan pada tanggal 17 Mei 1980,

melalui Keputusan Menteri P dan K No. 0164/1980, dengan status sebagai

salah satu UPT dari Ditjen Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. Pendirian Perpustakaan Nasional merupakan gabungan dari

empat perpustakaan yang telah ada sebelumnya, yaitu Perpustakaan

Museum Nasional (semula Bataviaasch Genosstschap van Kunsten

Wetenschapen) pada tanggal 24 April 1778, Perpustakaan Sejarah Politik

dan Sosial, (semula perpustakaan Situsa), Kantor Bibliografi Nasional, dan

Perpustakaan Wilayah (Negara) Jakarta.

Pada tahun 1989, status Perpustakaan Nasional berubah menjadi

Lembaga Pemerintah non-Departemen (LPND), melalui Keputusan

Presiden RI No. 11 Tahun 1989. Dengan Keputusan Presiden ini,

Perpustakaan Nasional menjadi lembaga yang berdiri sendiri dan

bertanggung jawab langsung kepada Presiden.

Page 62: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

50

Perpustakaan Nasional ini dipimpin oleh seorang kepala dan

bertugas melaksanakan pengumpulan, penyimpanan dan pendayagunaan

bahan perpustakaan tertulis, tercetak dan terekam selengkapnya baik yang

terbit di Indonesia dan terbitan luar negeri sesuai kebutuhan pembangunan

nasional.

Sebutan Perpustakaan Nasional RI baru ada pada 29 Desember

1997 dengan keluarnya Keputusan Presiden No. 50 tahun 1997 tentang

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (selanjutnya disingkat PNRI).

Berdasarkan Keputusan Presiden tersebut maka terjadi perubahan nama

dari Perpustakaan Nasional menjadi Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia. Dalam Keputusan Presiden tersebut dinyatakan bahwa

Perpustakaan Nasional RI merupakan lembaga Negara non-departemen

sebagai kelanjutan dari Perpustakaan Nasional yang dibentuk pada tahun

1989 berdasarkan Keputusan Presiden No.11 tahun 1989.55

2. Lokasi Perpustakaan Nasional RI

Perpustakaan Nasional RI memiliki dua gedung yang lokasinya

berbeda. Gedung pertama terletak di Jalan Salemba Raya No. 28 A Jakarta

Pusat. Dahulu gedung ini merupakan pusat Perpustakaan Nasional namun

pusat perpustakaan sudah pindah ke Jalan Medan Merdeka Selatan. Kini,

gedung ini digunakan sebagai tempat Sekertariat Utama dan Deputi

Bidang Pengembangan Bahan Pustaka. Walaupun semua bahan pustaka

telah dipindahkan ke Perpustakaan Nasional Jalan Medan Merdeka, namun

55

Sejarah Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Jakarta: Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia, 2016), hal. 40.

Page 63: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

51

semua kegiatan pelestarian, perawatan dan perbaikan bahan pustaka masih

dilakukan di gedung ini.

Sementara gedung kedua yaitu gedung yang memiliki 24 lantai

serta disebut-sebut juga sebagai Perpustakaan Nasional tertinggi di Asia

Tenggara ini terletak di Jalan Medan Merdeka Selatan No. 12 Jakarta

Pusat. Gedung ini dijadikan tempat penyimpanan bahan pustaka serta

kegiatan pinjam meminjam.

3. Visi dan Misi Perpustakaan Nasional RI

Visi:

Terwujudnya Indonesia Cerdas Melalui Gemar Membaca Dengan

Memberdayakan Perpustakaan.

Misi:

1. Mewujudkan koleksi nasional yang lengkap dan mutakhir

2. Mengembangkan diversifikasi layanan perpustakaan berbasis teknologi

informasi dan komunikasi (TIK)

3. Mengembangkan perpustakaan yang menjangkau masyarakat luas

4. Mewujudkan tenaga perpustakaan yang kompeten dan professional

5. Menggalakkan sosialisasi/promosi/pemasyarakatan gemar membaca

6. Mengembangkan infrastruktur Perpustakaan Nasional yang modern.56

4. Struktur Organisasi

Berdasarkan Keppres No. 103 Tahun 2001 tentang kedudukan,

tugas, fungsi, kewenangan, susunan organisasi, dan tata kerja lembaga

56

“Visi Dan Misi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia,” diakses pada November 15,

2018, http://perpusnas.go.id/visi_misi.php?lang=id.

Page 64: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

52

Non Departemen, dan SK Kepala Perpusnas No.3 Tahun 2001 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja PNRI yang berlaku mulai 01 Januari 2001

terdapat dalam lampiran.

5. Sejarah Singkat Koleksi Buku Langka di Perpustakaan Nasional

RI

Koleksi buku langka Perpustakaan Nasional RI merupakan warisan

dari Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen

(KBGKW) yang berdiri pada tanggal 24 April 1778. Koninklijk

Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (KBGKW)

merupakan komunitas seni dan ilmu pengetahuan Kerajaan Batavia yang

tertarik pada naskah, bahan tertulis, dan terbitan tentang seni budaya serta

ilmu pengetahuan yang berkembang di Hindia Belanda maupun tulisan

tentang wilayah tersebut. Bahan tertulis berupa buku yang

pengumpulannya dimulai sejak tahun 1778 tersebut adalah hasil terbitan

dari penerbit Batavia dan Eropa yang diperoleh melalui pembelian, hadiah

maupun tukar menukar yang kemudian disimpan untuk dilestarikan.

Pada tahun 1913 perpustakaan Koninklijk Bataviaasch

Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (KBGKW) ditunjuk

pemerintah Hindia Belanda menjadi perpustakaan deposit, yaitu lembaga

yang bertugas menampung dan mencatat semua bahan cetakan yang

diterbitkan di nusantara. Namun, setelah kemerdekaan Indonesia

pengelolaan koleksi tersebut diserahkan kepada Pemerintah Republik

Indonesia yang kemudian disimpan di Perpustakaan Museum Nasional.

Page 65: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

53

Setelah itu, tahun 1980 pengelolaan koleksi diserahkan kepada

Perpustakaan Nasional RI karena dianggap lebih tepat dalam menangani

koleksi yang berbentuk pustaka atau buku.57

6. Jenis – Jenis Koleksi Buku Langka

Berdasarkan hasil Inventarisasi Kekayaan Milik Negara (IKMN)

tahun 2001 dan pengadaan dari Bidang Akuisisi tahun 2003, koleksi buku

langka yang ada di Perpustakaan Nasional RI berjumlah 87.291 judul,

96.000 eksemplar dengan disiplin ilmu yang beragam. Koleksi buku

langka tersebut sebagian besar ditulis dalam bahasa Belanda (70 %) dan

selebihnya dalam bahasa Indonesia dan bahasa asing lainnya. Koleksi

tertua adalah kisah perjalanan para kapten kapal Italia yang melewati

Indonesia, terbitan tahun 1556.

Selain koleksi di atas ada jenis Koleksi Buku Langka yang

penyimpanannya terpisah dari koleksi di atas:

a. Koleksi Ster atau Bintang (*)

Koleksi yang mempunyai keunikan tersendiri karena ukurannya

yang besar jika dibandingkan dengan ukuran koleksi monograf pada

umumnya. Koleksi Ster mempunyai ukuran rata-rata 40,5 X 25,5 cm

dan ukuran yang terbesar adalah 74,5 X 61 cm dengan judul Platen van

Nederlandsch Oost – en West Indie (nomor koleksi 76*B, terbitan

1913). Koleksi Ster (*) berjumlah sekitar 1000 entri berisi antara lain

kisah perjalanan diantaranya ke Indonesia (terbitan mulai abad 17) yang

57

Nurita, Seminar Diklat Pelestarian Bahan Perpustakaan Khususnya Buku Langka, hal. 3.

Page 66: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

54

ditulis secara detail meliputi sumber daya alam, keadaan geografis, dan

etnologi. Karya perjalanan diantaranya ditulis oleh Francois Valentijn,

John Nieuhof, Joseph Harris, M.T.H. Perlaer, dan Cornelis de Bruijns.

Koleksi Ster (*) yang tak kalah penting adalah Borobudur, Wayang

Purwa, Krakatau dan beberapa karya sastra dunia.

b. Koleksi Varia

Koleksi Varia adalah koleksi yang tidak bisa dikategorikan

sebagai koleksi monograf karena bentuknya yang beragam seperti surat

beriluminasi beraksara Arab Melayu, foto kuno, lukisan cat air,

reproduksi lukisan, poster, selebaran, dan peta. Koleksi yang berjumlah

2884 entri ini di antaranya mengandung sumber informasi mengenai

Indonesia pada kurun waktu 1600-1950. Koleksi Varia sebagian besar

telah mengalami restorasi, kerjasama antara Perpustakaan Nasional RI

dan Rijksmuseum Amsterdam (2004-2008). Untuk pertama kalinya

Koleksi Varia dipamerkan di Erasmus Huis pada bulan Oktober 2007.

c. Koleksi Braille

Koleksi khusus untuk penyandang cacat tuna netra ini berjumlah

sekitar 300 entri berisi antara lain buku teks pelajaran, ensiklopedia, dan

kamus.

d. Koleksi Terlarang

Koleksi Terlarang (KT) merupakan koleksi yang berdasarkan

TAP MPR no. XXV/MPRS/1966 secara yuridis formal isinya

bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Oleh karena itu koleksi

Page 67: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

55

yang mengandung ajaran marxisme/leninisme/komunisme yang dapat

merusak kepercayaan terhadap kepemimpinan nasional pada saat itu

yaitu rezim Orde Baru dipisahkan menempati rak tersendiri. Pada

awalnya diperlukan surat izin khusus untuk membaca koleksi ini,

namun saat ini Koleksi Terlarang Perpustakaan Nasional RI dapat

diakses secara bebas dalam arti tidak perlu menggunakan surat izin

khusus untuk membacanya. Nama Koleksi Terlarang tetap melekat

pada koleksi ini karena belum adanya pencabutan TAP MPR tersebut.

e. Koleksi Deposit Sebelum UU no. 4 tahun 1990

Merupakan koleksi deposit terbitan sekitar tahun 1924-1989

berjumlah sekitar 68.000 eksemplar. Menurut sumber lisan ada dua

pendapat yang berbeda mengenai asal muasal koleksi ini. Koleksi ini

dikategorikan menjadi Koleksi Buku Langka karena merupakan

Koleksi eks Museum Nasional. Selain itu ada juga yang berpendapat

bahwa koleksi ini merupakan koleksi yang pada awalnya milik

Kantor/Bidang Bibliografi dan Deposit, Pusat Pembinaan Perpustakaan

yaitu salah satu dari empat komponen yang berintegrasi menjadi

Perpustakaan Nasional RI.

f. Koleksi Bahan Pustaka Baru Terbitan Sebelum Tahun 1985

Berdasarkan kebijakan Kepala Bidang Layanan Koleksi Umum

yang tertuang dalam surat perintah no. 201/2.2/n/IV.2001 tentang

Pemutakhiran dan Pembenahan Koleksi Bahan Pustaka Baru tahun

anggaran 2001, dilaksanakan pemindahan Koleksi Bahan Pustaka

Page 68: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

56

Baru terbitan sebelum tahun 1985 (lantai III C) ke tempat

penyimpanan Koleksi Buku Langka. (VI C) sebanyak 14.000

eksemplar dengan nomor klasifikasi DDC 000-499. Untuk selanjutnya

ruang baca dan pelayanan buku-buku tersebut berada di bawah

koordinasi kelompok Layanan Koleksi Buku Langka.58

7. Sistem Penyimpanan Buku Langka

Sistem penyimpanan koleksi buku langka yang digunakan di

Perpustakaan Nasional RI adalah fixed location. Fixed location merupakan

tempat penyimpanan yang disesuaikan dengan tempat penyimpanan asal di

Museum Nasional Indonesia. Fixed location dimulai dari rak nomor 5

angka romawi dan 5 angka biasa. Adapun rak angka 5 romawi ini

menggambarkan koleksi buku langka yang diterbitkan tahun 1950

kebawah, sementara rak 5 angka biasa menggambarkan koleksi buku

langka yang diterbitkan tahun 1950 sampai tahun 1970. Berikut

merupakan tabel sistem penyimpanan yang digunakanoleh Perpustakaan

Nasional RI:59

Tabel 4.1: Sistem Penyimpanan Berdasarkan Fixed Location

No. Nomor Subyek Lokasi/Lantai

Penyimpanan

1. V & 5 Matematika, astronomi, mekanik Lt. 14

2. VI & 6 Ilmu militer Lt. 14

3. IX & 9 Meteorologi Lt. 14

4. XI & 11 Pertanian Lt. 14

5. XII & 12 Arsitektur Lt. 14

58

Yeri Nurita, hal. 5-7. 59

Yeri Nurita, hal. 4.

Page 69: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

57

6. XIII & 13 Industri, perdagangan, Teknik Lt. 14

7. XIV & 14 Ilmu Pengetahuan Alam Lt. 14

8. XV & 15 Geologi Lt. 14

9. XVI & 16 Ilmu tumbuh-tumbuhan Lt. 14

10. XVII & 17 Ilmu hewan Lt. 14

11. XIX &19 Antropologi Lt. 14

12. XX & 20 Kedokteran Lt. 14

13. XXI & 21 Etnologi, geografi Lt. 14

14. XXII & 22 Sejarah dan perjalanan Lt. 14

15. XXIII & 23 Biografi Lt. 14

16. XXIV & 24 Arkeologi Lt. 14

17. XXV & 25 Numismatik Lt. 14

18. XXVI & 26 Ilmu sosial dan politik Lt. 14

19. XXVII & 27 Ilmu hukum Lt. 14

20. XXVIII & 28 Filsafat Lt. 14

21. XXIX & 29 Kristiani Lt. 14

22. XXX & 30 Ilmu pendidikan, olah raga, dan

permainan

Lt. 14

23. XXXI & 31 Agama Islam dan agama lainnya

selain Kristen

Lt. 14

24. XXXII & 32 Kesusasteraan Indonesia dan

Melayu

Lt. 14

25. XXXIII & 33 Kesusasteraan Jawa Lt. 14

26. XXXIV & 34 Kesussateraan daerah lainnya Lt. 14

27. XXXV & 35 Kesusasteraan Sanskrit Lt. 14

28. XXXVI & 36 Kesusasteraan Arab Lt. 14

29. XXXVII & 37 Kesussateraan Asia lainnya Lt. 14

30. XXXVIII & 38 Kesusasteraan Cina dan Jepang Lt. 14

31. XXXIX & 39 Kesusasteraan Latin dan Yunani Lt. 14

32. XL & 40 Kesusasteraan Belanda Lt. 14

33. XLI & 41 Kesusasteraan Barat lainnya Lt. 14

34. XLII & 42 Bibliografi dan Ilmu Perpustakaan Lt. 14

Page 70: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

58

35. XLIII & 43 Kamus dan ensiklopedia Lt. 14

36. XLIV & 44 Buku tahunan dan almanak Lt. 14

37. XLV & 45 Kesenian Lt. 14

38. XLVI & 46 Linguistik Lt. 14

39. XLVII & 47 Aneka ragam Lt. 14

B. Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai hasil dari penelitian dan juga

pembahasan tentang konservasi kuratif terhadap tingkat kerusakan buku

langka di Perpustakaan Nasional RI yang telah penulis lakukan dengan cara

observasi dan wawancara untuk mengetahui faktor yang paling dominan

mempengaruhi kerusakan buku langka pada ruang koleksi dan kegiatan

konservasi kuratif yang dilakukan oleh Perpustakaan Nasional RI untuk

menanggulangi kerusakan yang terjadi pada buku langka di ruang koleksi

Perpustakaan Nasional RI serta memaparkan solusi apa saja yang diambil

untuk mengatasi kendala yang terjadi dalam melaksanakan kegiatan

konservasi kuratif.

Dalam bab ini penulis juga akan memaparkan hasil wawancara dengan

para narasumber yakni tiga orang pustakawan di Perpustakaan Nasional RI

yang menangani koleksi buku langka dan yang terjun langsung dalam kegiatan

konservasi kuratif pada buku langka yang rusak. Kegiatan observasi dan

wawancara ini dilakukan lebih kurang selama satu bulan, sejak tanggal 1

September 2018 sampai dengan 30 September 2018.

Page 71: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

59

1. Faktor dominan yang mempengaruhi kerusakan koleksi buku

langka yang ada di ruang koleksi Perpustakaan Nasional RI

Untuk mengetahui faktor apa saja yang paling dominan dalam

mempengaruhi kerusakan koleksi buku langka, pertama-tama harus

diketahui pula apa saja yang menjadi faktor penyebab kerusakan yang

terjadi di ruang penyimpanan koleksi buku langka tersebut. Seperti yang

telah dijabarkan dalam bab 2, kerusakan pada buku langka bisa disebabkan

oleh faktor internal, faktor eksternal dan faktor manusia. Faktor internal

merupakan kerusakan yang disebabkan oleh faktor buku itu sendiri

sehingga faktor karakteristik koleksi tersebut melekat pada fisik

koleksinya, misalnya: kualitas kertas, asam yang berasal dari karton

(sampul), lem / perekat, serta tinta. Faktor eksternal merupakan faktor

kerusakan yang disebabkan oleh lingkungan, bencana alam, dan biota dan

yang terakhir faktor kerusakan yang disebabkan oleh manusia atau

pemustaka dan pustakawan yang berada di ruang koleksi.

Pada ruang koleksi buku langka di Perpustakaan Nasional RI faktor

yang sangat mempengaruhi terjadinya kerusakan pada buku langka adalah

faktor lingkungan. Adapun faktor lingkungan ini meliputi pencahayaan

pada ruang koleksi, suhu / temperatur, dan rak penyimpanan yang tidak

ideal.

Seperti yang dipaparkan oleh informan Yeri Nurita seperti berikut

ini:

“Sistem penempatan rak penyimpanannya nih sebenernya di

gedung yang baru nih gak ideal sebenernya..yakan karena gini..

Page 72: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

60

waktu disalemba itu semua buku ada di ruang koleksi tidak

bersinggungan dengan ruang baca. tetapi ketika pindah nih kesini

gedung baru ini ternyata gak cukup karena kita hanya dapet 1

lantai disini.waktu disalemba kan kita dapet 2 lantai 3 gudang jadi

di lantai 6 itu 2 gudang, dilantai 5 itu 1 gudang. Jadi akhirnya

buku-buku yang gak cukup ini mulai dari rak 28 itu diluar sampai

rak 45 balik lagi itu kedalem lagi, tapi tidak menempati

rak...lemari-lemari besi karna gak cukup gitu. Jadi sepinter-

pinternya kita aja nih yang nyusun kemaren terus selain rak yang

bikin gak ideal itu juga suhunya. Karna kan buku langka ini harus

mendapatkan suhu tertentu nah kalo udah punya suhu idealnya

sendiri itukan tidak boleh bercampur dengan ruang baca...nanti

pembacanya kedinginan yakan...tapi nanti ditahun ini sihkatanya

akan dibuat partisi,nanti tertutup tetep dengan pintu-pintu kaca

gitu biar nanti suhunya bisa lebih diatur...lebih dingin. Jadi

sekarang penyimpanan buku langka itu ada 2, kalo dulu di

Salemba cuma dirak-rak aja sekarang disini dirak sama di lemari

besi...untuk menyiasati biar cukup gitu”60

Berdasarkan hasil tersebut, tergambar jelas bahwa ruang

penyimpanan koleksi buku langka di Perpustakaan Nasional RI masih

sangat jauh dari standar. Hal itu dapat dilihat dari penempatan rak yang

masih bercampur dengan ruang baca sehingga menyebabkan suhu /

temperatur di ruangan penyimpanan tidak sesuai dengan yang seharusnya.

2. Teknik Pelaksanaan Kegiatan konservasi kuratif yang dilakukan

Perpustakaan Nasional RI

Dari hasil observasi dan wawancara dengan informan Cecep

Nurjanjanti, berikut merupakan teknik pelaksanaan kegiatan konservasi

kuratif yang dilakukan Perpustakaan Nasional RI:

60

Yeri Nurita, Wawancara Pribadi, September 14, 2018.

Page 73: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

61

Gambar 4. 1 Alur Kerja Konservasi Kuratif di Perpustakaan Nasional RI

Penjelasan :

a. Pendokumentasian

Pendokumentasian ini dilakukan sebelum dan sesudah buku

dikonservasi. Gunanya adalah sebagai bukti dokumen dengan gambaran

yang lebih detail terhadap kerusakan yang sulit untuk dijabarkan

dengan kata-kata. Selain itu untuk memberitahu proses kerja secara

efektif dari hasil, waktu dan cara kerja.

Page 74: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

62

Gambar 4. 2 Proses Pendokumentasian: Sebelum

b. Survei Kondisi

Sebelum melakukan konservasi pada buku langka, langkah

pertama yang harus dilakukan adalah mensurvei kondisi buku langka

yang akan diperbaiki dengan menggunakan lembar laporan kondisi

koleksi. Dalam laporan kondisi koleksi tersebut berisikan bibliografi

buku yang akan dikonservasi serta gambaran kondisi buku yang

mengalami kerusakan, serta berisikan saran penanganan pada buku

yang telah disurvei kondisinya. Survei kondisi ini bertujuan untuk

mempermudah pustakawan dalam mengerjakan kegiatan konservasi

kuratif karena dalam laporan tersebut sudah terpaparkan langkah-

langkah apa saja yang harus dilakukan untuk perbaikan.

Page 75: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

63

Gambar 4. 3 Laporan Kondisi Koleksi

Seperti yang dipaparkan oleh informan Cecep Nurtjantjanti seperti

berikut ini:

“survei kondisinya kita menggunakan laporan kondisi koleksi nih

yang bisa mbak liat nih...ini kita isi judul koleksinya apa, tahun

terbitnya, nomor inventaris biasanya di punggung ya... terus

ukuran biasa panjang kali lebar, topiknya mengenai apa terus

tekniknya kan buku langka tercetak nih berarti tulis tercetak atau

printed, terus sebelah kanan nomor portpel/box ini gausah soalnya

buat koran, terus jumlah halaman asli berapa, jumlah eksemplar,

terus materialnya apanih tulis, terus pencipta ini pengarangnya...

nah tes keasaman ini kita pake pH indikator dengan cara

meneteskan air aquades diujung kertas lalu tempelkan pH

indikator yang bersifat netral. Setelah itu isi juga nih usulan

perbaikan yang udah kita liat dari kerusakan si buku ini apa aja

terus kita ceklisin.”61

61

Cecep Nurtjantjanti, Wawancara Pribadi, September 25, 2018.

Page 76: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

64

Gambar 4. 4 pH indikator

Setelah melakukan tes keasaman selanjutnya dilakukan tes tinta

untuk mengetahui jika buku dibleaching tulisannya luntur atau tidak,

namun biasanya kalau jenis koleksi buku langka yang materialnya

tercetak biasanya tidak akan luntur jika dibleaching. Jika sudah, tugas

selanjutnya adalah mendeskripsikan dengan kalimat buku langka yang

telah disurvei kondisinya tadi.

c. Membuat paginasi

Paginasi merupakan pemberian nomor ulang pada halaman buku

langka yang akan dikonservasi. Karena tidak jarang ditemui ada

beberapa halaman pada buku langka yang tidak memiliki nomor

halaman, bahkan ada yang halamannya hilang atau tidak berurutan.

Membuat nomor paginasi ini harus menggunakan pensil lunak (2B)

karna jika terjadi kesalahan masih bisa dihapus.

Setelah dipaginasi, buku langka yang terjilid dapat dibongkar

jilidannya untuk mendapatkan tindakan selanjutnya.

Page 77: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

65

d. Bleaching

Untuk memutihkan kertas pada buku langka yang berwarna

cokelat dilakukanlah kegiatan bleaching atau memutihkan kertas

dengan menggunakan bahan kimia.

Dalam buku panduan konservasi kuratif yang dikeluarkan oleh

Perpustakaan Nasional RI, berikut alat dan bahan yang digunakan

antara lain: sink stainless steel yang ukurannya lebih besar dari kertas

yang akan di bleaching sebanyak 3 buah, larutan Kalium permanganat/

Potasium Permanganat/ PK/ KmnO4 dengan konsentrasi 0,5% - 5%,

larutan asam oksalat/ oxalyc acid / H2C2O4 dengan takaran yang sama

dengan larutan PK yaitu 0,5 % - 5%, sarung tangan karet, strimin atau

kasa nyamuk, air kran, timbangan digital spatula, gelas ukur, dan gelas

piala atau mangkok stainless steel.

Alur kerja:

Langkah awal yang dilakukan adalah dengan melarutkan

Potasium Permanganat sekitar 0,5% - 5% atau 25 gram yang ditakar

Gambar 4. 5 Paginasi

Page 78: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

66

dengan menggunakan 1 sendok makan penuh dan dilarutkan

dimangkok yang berisi air panas.

Gambar 4. 6 Larutan Potasium Permangatan

Setelah itu, tuang larutan potasium permanganat tersebut ke dalam sink

stainless steel lalu beri air sekitar ¾ bagian dari sink stainless steel.

Gambar 4. 7 Campuran Larutan Potasium Permanganat dengan air

Lalu siapkan kertas yang akan di bleaching, diletakkan pada strimin

yang ukurasnnya lebih besdar dari kertas. Lapisi bagian atas kertas

Page 79: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

67

dokumen dengan strimin, sehingga kertas dokumen berada di dalam

dua lembar strimin.

Setelah itu, siapkan air kran pada stink stenless steel yang

lainnya sekitar 1 cm lalu celupkan kertas ke dalamnya secara hati-hati

dengan cara menekan kertas dari depan ke belakang hingga tenggelam

seluruhnya. Cara tersebut dilakukan agar tidak ada gelembung yang

muncul, biasanya jika dicelupkan langsung atau ditekan langsung ke

bawah akan muncul gelembung air pada kertas yang dapat

menyebabkan kerusakan.

Gambar 4. 8 Proses Bleaching: Merendam Kertas dengan Air

Rendam kertas sekitar 5 menit setelah itu angkat dan tiriskan.

Jika air sudah tiris, masukan kertas tersebut ke dalam larutan potasium

permanganat dengan cara ditekan dari depan ke belakang lalu rendam

selama 30 menit.

Page 80: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

68

Gambar 4. 9 Proses Bleaching: Merendam Kertas dengan Larutan Potasium Permanganat

Setelah direndam selama 30 menit, angkat dan tiriskan kertas lalu

rendam lagi ke dalam sink stainless steel yang berisikan air kran selama

5 menit untuk menghilangkan larutan potasium permanganat.

Sambil menunggu, siapkan larutan Asam Oksalat pada stink

stainless steel yang lain. Caranya dengan memasukan Asam Oksalat

sebanyak 4 sendok makan kedalam stink stainless steel yang sudah

berisi air lalu aduk rata. Angkat dan tiriskan kertas yang telah direndam

didalam air kran tadi dan celupkan kembali ke dalam air larutan asam

oksalat selama 15 menit sambil sesekali di buka lapisan striminnya

untuk melihat hasil perubahan kertas dari yang berwarna coklat menjadi

putih.

Page 81: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

69

Gambar 4. 10 Proses Bleaching: Merendam Kertas dengan Asam Oksalat

Proses selanjutnya adalah rinsing, masukan kertas yang sudah

direndam di larutan asam oksalat ke dalam stink stainless steel yang

berisikan kran air yang mengalir airnya. Proses ini berlangsung selama

1 jam untuk membersihkan sisa-sisa larutan kimia yang ada pada kertas.

Gambar 4. 11 Proses Rinsing

Page 82: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

70

e. Deasidifikasi

Kertas buku langka yang sudah melalui tahap bleaching

selanjutnya akan di deasidifikasi yang gunanya untuk menetralkan asam

dan memberi bahan penguat untuk melindungi kertas dari pengaruh

asam dari luar.

Dalam buku panduan konservasi kuratif dikeluarkan oleh

Perpustakaan Nasional RI, alat dan bahan yang dibutuhkan, yaitu: sink

stainless steel, strimin, aquades sebanyak 20 Liter, timbangan digital,

spatula, kaca arloji atau cawan petri, gelas ukur, mangkok stainless

steel, drigen ukuran 20 Liter, Magnesium Hidroksi Karbonat, Gas CO2

atau karbon dioksida dan sarung tangan karet.

Alur kerja:

Timbang 50 gram Magnesium karbonat, setelah itu tuang ke

dalam gelas yang sudah berisikan aquades sebanyak 0,5 Liter lalu aduk

sampai merata.

Gambar 4. 12 Proses Deasidifikasi: Menimbang Magnesium Karbonat

Page 83: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

71

Gambar 4. 13 Proses Deasidifikasi: Mencampurkan magnesium Karbonat dengan Aquades

Setelah itu, siapkan aquades sebanyak 19,5 Liter didalam

derigen. Tuang larutan magnesium karbonat kedalam derigen, lalu

masukkan selang dan tutup derigen. Buka regulator gas untuk

mengalirkan gas CO2. Gas CO2 yang keluar ditandai dengan timbulnya

gelembung-gelembung udara. Lamanya pengaliran gas CO2 ini sekitar 1

jam.

Gambar 4. 14 Proses Deasidifikasi: Mencampurkan Magnesium Karbonat dengan Aquades

Page 84: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

72

Jika sudah 1 jam, matikan regulator gas. Sebelum digunakan,

cek dahulu pH larutan Magnesium Karbonat yang telah dibuat. pH

larutan Magnesium Karbonat yang ideal antara 8 – 9. Siapkan sink

stainless steel lalu tuang larutan magnesium karbonat yang sudah jadi

dan sudah dicek pHnya. Masukkan kertas yang sudah dilapisi dengan

strimin dan rendam selama 30 menit.

Lalu, angkat dan tiriskan kertas yang sudah direndam tadi dan

letakkan pada rak pengering dan biarkan kertas tersebut mengering

sendiri dengan suhu ruangan.

f. Mending (Menambal dan Menyambung)

Setelah kertas buku langka kering, proses selanjutnya adalah

mending atau menambal dan menyambung yang gunanya untuk

memulihkan bentuk kertas. Menambal yang dilakukan disini adalah

menutup bagian kertas yang berlubang sedangkan menyambung yaitu

merekatkan bagian yang robek agar tidak bertambah lebar dan tampak

utuh seperti semula.

Bahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah tisu Jepang

dengan ketebalan 30 gr dan lem CMC (carboxyl methyl cellulose).

Berikut adalah alur pembuatan lem CMC. Timbang CMC

sebanyak 10 gr, lalu campurkan dengan aquades sebanyak 450mL

kedalam blender. Blender selama 5 menit agar CMC dan aquades

tercampur rata dan menjadi lem.

Page 85: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

73

Gambar 4. 15 Lem CMC

Jika lem sudah jadi, siapkan kuas, non woven sheet, busa,

strimin, lem CMC dan tisu jepang dengan ketebalan 30 gr. Untuk

mending atau menambal menyambung kertas pertama-tama, ambil

kertas dan letakkan diatas strimin yang sebelumnya sudah dilapisi

dengan selembar kertas tisu 30 gr yang lebarnya lebih besar dari kertas

yang dikonservasi, setelah itu robek tisu jepang membentuk pola yang

dibutuhkan. Jika sudah, tutup bagian atas kertas dengan lembaran tisu

jepang 30 gr dan strimin lalu lem bagian atas strimin dengan

menggunakan lem CMC.

Page 86: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

74

Gambar 4. 16 Proses Mending

Gambar 4. 17 Proses Mending: Pemberian lem pada strimin

Setelah itu, buka strimin bagian atas lalu letakkan kertas dan

strimin tersebut pada non woven sheet yang sebelumnya sudah di

ratakan dengan busa dan dioleskan lem diatas permukaannya hingga

merata keseluruh bagian setelah itu buka strimin pada bagian yang

tersisa dan jemur dengan suhu ruangan hingga mengering.

Page 87: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

75

Gambar 4. 18 Proses Mending

Gambar 4. 19 Proses Pengeringan

Setelah semua kertas mengering, kertas dipotong dengan cara

dirapihkan sesuai dengan ukuran kertas aslinya dan kembali disusun

sesuai dengan nomor paginasi lalu dijilid kembali.

Page 88: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

76

3. Kendala-kendala yang dihadapi Perpustakaan Nasional RI dalam

melakukan konservasi kuratif

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh penulis,

dalam melakukan kegiatan konservasi kuratif buku langka di Perpustakaan

Nasional RI tentunya terdapat kendala dan hambatan. Keterlambatan

bahan baku berupa tisu Jepang hingga saat ini masih menjadi kendala

terbesar yang dihadapi.

Pernyataan ini diperkuat hasil wawancara dengan informan yaitu

Cecep Nurtjantjanti:

“kalau kendala yang biasanya kita tuh ini...bahan kan kita masih

import ya kadang bahan datengnya suka telat gitu...jadikan dikasi

range waktu kalo gak salah buku langka itu februari sampai

dengan april, nah kalo bahan baku dateng bulan maret kan jadi

tertunda itu pengerjaannya jadi gak sesuai sama

deadlinenya...apalagi kitakan gak hanya ada kegiatan untuk buku

langka aja gitu dalam setaun dan kerusakan itu jalan terus

kan...kalo dalam pelaksanaannya si itu tingkat kesulitannya...kalo

misalnya itu buku rapuh, itu pasti prosesnya agak panjang..jangan

sampe buku yang sudah rapuh itu kita tangani malah jadi nambah

hancur...”62

Selain keterlambatan bahan baku, yang menjadi kendala dalam

kegiatan konservasi kuratif adalah tidak seimbangnya penanganan yang

dilakukan oleh pihak Perpustakaan Nasional RI dengan jumlah buku

langka yang mengalami kerusakan.

Seperti yang dipaparkan oleh informan Cecep Nurtjantjanti seperti

berikut ini:

“Tiap tahun yang kita konservasi itu 4000 halaman. Kalo bukunya

tebal kisaran 800 halaman ya paling kita dapet cuma 5 buku.

Sementara kan di Perpustakaan Nasional jumlah buku langka itu

62

Cecep Nurtjantjanti, Wawancara Pribadi, September 21, 2018.

Page 89: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

77

banyak banget jadi ya itu yang tidak tertangani dengan jumlah

yang kita kerjakan tiap tahun cuma 4000 halaman sementara

jumlah bukunya berapa puluh ribu eksemplar jadi agak tertunda

gitu penanganannya sementara proses kerusakan itu berjalan

terus.”63

Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat ketidakseimbangan antara

perbaikan dengan jumlah buku yang mengalami kerusakan. Hal itu dapat

dilihat dari kegiatan konservasi kuratif terhadap koleksi buku langka yang

setiap tahun hanya berjumlah 5 buku sementara jumlah koleksi secara

keseluruhan berjumlah 96.000 eksemplar dengan keadaan sebagian besar

rusak.

C. Pembahasan

1. Faktor dominan yang mempengaruhi kerusakan koleksi buku

langka yang ada di ruang koleksi Perpustakaan Nasional RI

Dari hasil observasi penulis, pada tahun 2008 terdapat 120.222

eksemplar sementara setelah pindah ke gedung baru dan diadakan stock

opname pada tahun 2017 jumlah koleksi buku langka mengalami

penyusutan yaitu menjadi 96.000 eksemplar. Hal itu tidak terjadi begitu

saja, namun disebabkan oleh beberapa faktor kerusakan yang terjadi pada

koleksi buku langka.

Terungkap jelas bahwa yang menjadi penyebab utama kerusakan

pada buku langka di gedung Perpustakaan Nasional lama dan gedung

Perpustakaan Nasional baru sampai saat ini adalah faktor lingkungan

seperti, pencahayaan pada ruang koleksi, suhu / temperatur, dan rak

63

Cecep Nurtjantjanti, Wawancara Pribadi, September 21, 2018.

Page 90: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

78

penyimpanan yang tidak ideal. Seperti pada gedung Perpustakaan Nasional

RI yang baru, penempatan rak yang masih bercampur dengan ruang baca

menyebabkan suhu / temperatur di ruangan penyimpanan tidak sesuai

dengan yang seharusnya. Padahal, suhu / temperatur yang tidak sesuai

dapat membuat kualitas kertas semakin menurun dan koleksi menjadi

cepat rusak. Koleksi yang cepat rusak tersebut dapat menjadi pemicu

besarnya presentase kerusakan yang terjadi di ruang koleksi buku langka

Perpustakaan Nasional RI.

2. Teknik Pelaksanaan Kegiatan konservasi kuratif yang dilakukan

Perpustakaan Nasional RI

Kegiatan konservasi kuratif pada buku langka yang dilakukan oleh

Perpustakaan Nasional RI mengacu pada pedoman teknis konservasi

kuratif bahan perpustakaan media kertas. Yang meliputi kegiatan

pendokumentasian, survei kondisi, pembuatan paginasi, bleaching,

deasidifikasi, mending, dan penjilidan. Buku-buku langka yang

dikonservasi merupakan buku yang terlihat rusak hasil rekomendasi

pustakawan ruang koleksi buku langka di Perpustakaan Nasional RI jalan

Medan Merdeka Selatan.

a. Pendokumentasian

Pendokumentasian menjadi salah satu teknik yang digunakan

Perpustakaan Nasional RI dalam melakukan kegiatan konservasi kuratif

yang gunanya untuk mendeskripsikan kerusakan pada buku langka

yang sulit dijelaskan dan dijabarkan dengan kata-kata lewat media

Page 91: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

79

gambar. Serta mengantisipasi bilamana ada rangkaian kegiatan yang

keliru saat pengerjaan.

b. Survei kondisi

Mengingat anggaran untuk melakukan kegiatan konservasi

kuratif cukup besar, maka sebelum melakukan kegiatan konservasi

buku langka Perpustakaan Nasional RI melakukan survei kondisi pada

buku langka yang akan dikonservasi dengan menggunakan lembar

laporan kondisi fisik buku. Selain survei kondisi, Perpustakaan

Nasional RI juga menggunakan skala prioritas untuk mengkonservasi

buku yang dilihat dari seberapa penting buku tersebut, jumlah

eksemplarnya berapa dan seberapa sering buku tersebut dipinjam

pemustaka.

Seperti yang informan Cecep Nurtjantjati paparkan:

“Dari buku yang udah dipilihin sama pustakawan diruang

koleksi..kita juga nyeleksi lagi diliat dari skala prioritas

mba...kayak seberapa penting buku ini, jumlah eksemplarnya

ada berapa, masih sering dicari orang atau enggak...tapi bukan

berarti kita ga memperbaiki buku yang gak masuk ke skala

prioritas itu ya...tapi mungkin lebih kita dahulukan aja gitu

pengerjaannya”64

c. Membuat Paginasi

Paginasi merupakan pemberian nomor baru pada buku langka

yang akan dikonservasi. Pembuatan paginasi ini dilakukan untuk

mempermudah mengurutkan halaman buku dan menyatukan kembali

buku langka yang nantinya akan dijilid ulang.

64

Cecep Nurtjantjanti, Wawancara Pribadi, September 25, 2018.

Page 92: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

80

Caranya dengan memberi angka baru dipojok kanan kertas dengan

menggunakan pensil 2B. Hal ini sudah sesuai dengan pedoman

teknis konservasi kuratif yang dikeluarkan oleh Perpustakaan

Nasional RI.

d. Bleaching

Kegiatan bleaching pada buku langka masih dilakukan oleh

Perpustakaan Nasional RI untuk memutihkan kertas pada buku langka

yang sebagian besar kertasnya sudah berwarna coklat. Warna coklat

yang terdapat pada kertas tersebut selain memang karna faktor usia,

juga karena terindentifikasi mengandung asam yang tinggi.

Secara teknis proses bleaching sudah hampir sama dengan

pedoman teknis konservasi kuratif bahan perpustakaan media kertas.

Namun, ada beberapa teknis yang dilakukan berbeda dengan yang ada

dipedoman dengan alasan untuk mempermudah dan menghemat waktu.

Seperti yang ditulis dalam pedoman teknis konservasi kuratif, untuk

mengukur potassium permanganat harus menggunakan timbangan

digital agar mendapatkan takaran yang pas yaitu 5%. Namun di

lapangan, pustakawan lebih memilih menakar dan mengira-ngira

dengan 1 sendok makan untuk mempermudah proses pengerjaan.

Adapun kendala yang dialami dalam membleaching adalah terkadang

hasil warna kertas bagian depan dan belakang putihnya jadi berbeda

satu sama lain.

Page 93: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

81

e. Deasidifikasi

Jika buku langka dibleaching, hal yang wajib dilakukan

setelahnya adalah mendeasidifikasi. Deasidifikasi ini merupakan upaya

yang dilakukan untuk menghilangkan atau menetralkan asam pada

kertas. Karena asam yang terdapat pada kertas termasuk kedalam faktor

perusak kertas yang dapat membuat kertas menjadi rapuh dan cepat

hancur. Terdapat dua cara deasidifikasi yang dilakukan oleh

Perpustakaan Nasional RI yaitu, deasidifikasi basah (deasidifikasi

aqueos) dan deasidifikasi kering (deasidifikasi non-aqueos).

Sebenarnya deasidifikasi kering lebih mudah dilakukan karna hanya

menggunakan gas dan bisa dilakukan di dalam ruangan koleksi

sehingga lebih ekonomis. Namun, untuk buku langka yang sebagian

besar kertasnya berwarna kuning, harus dideasidifikasi basah

menggunakan cairan kimia untuk mendapatkan hasil yang permanen

dan membuat buku langka tidak cepat rusak.

Teknik pelaksanaan deasidifikasi mengacu pada pedoman teknis

konservasi kuratif bahan perpustakaan media kertas yang dikeluarkan

oleh Perpustakaan Nasional RI. Sejauh observasi penulis teknik yang

digunakan sudah sesuai dengan yang ada di buku.

f. Mending

Untuk memulihkan bentuk dan kekuatan kertas, Perpustakaan

Nasional RI melakukan kegiatan mending (menambal dan

menyambung) pada kertas. Mending sendiri terbagi menjadi dua cara

Page 94: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

82

yaitu, mending manual dan leaf casting atau teknik menambal dengan

mesin leaf caster yang menggunakan bubur kertas sebagai media

penambalnya.

Pada buku langka teknik yang digunakan adalah mending

manual. Teknis yang dilakukan di lapangan agak berbeda dengan yang

ada di buku pedoman teknis konservasi kuratif. Seperti, tertulis di buku

berat tisu Jepang yang digunakan adalah 27 gr sementara hasil

wawancara penulis dengan pustakawan mengatakan bahwa berat tisu

Jepang yang digunakan dalam kegiatan mending adalah 30 gr. Di buku

juga dijelaskan bahwa sebelum menyambungkan kertas yang robek,

baiknya pustakawan membuat pola kerusakan terlebih dahulu dengan

menggunakan pensil. Namun, pada prakteknya pustakawan hanya

mengira-ngira lalu membuat pola dengan cara merobek tisu Jepang

yang dibentuk sesuai kebutuhan dengan alasan agar lebih efisien.

g. Penjilidan

Penjilidan ulang dilakukan untuk mengembalikan bentuk buku

langka yang sudah dibongkar dan diperbaiki menjadi utuh seperti

semula.

Kegiatan penjilidan ulang yang dilakukan sudah sesuai dengan

apa yang ada dibuku pedoman teknis penjilidan bahan pustaka. Adapun

kendala yang dihadapi dalam melakukan kegiatan penjilidan adalah

setelah kertas dimending, biasanya ketebalan kertas bertambah. Dapat

Page 95: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

83

dipastikan jika sudah terjilid bagian tengah buku kosong dan buku tidak

bisa tertutup rapat.

3. Solusi yang diambil untuk mengatasi kendala yang terjadi di

Perpustakaan Nasional RI

Dalam melaksanakan kegiatan konservasi kuratif tentunya

Perpustakaan Nasional RI menghadapi berbagai macam kendala dan

hambatan. Bahan baku yang masih import merupakan kendala terbesar

yang dialami sejauh ini. Keterlambatan pengiriman bahan bakulah yang

dapat menghambat proses pengerjaan kegiatan konservasi kuratif yang

mengakibatkan kegiatan menjadi tidak sesuai dengan jadwal yang sudah

ditetapkan. Selain itu, yang menjadi kendala adalah ketidakseimbangan

penanganan yang dilakukan oleh pihak Perpustakaan Nasional RI dengan

jumlah buku langka yang mengalami kerusakan. Dimana setiap tahun

Perpustakaan Nasional RI hanya mengkonservasi 4000 halaman atau 5

buku yang tebal dikarenakan dalam satu tahun pihak Perpustakaan

Nasional RI tidak hanya mengkonservasi buku langka saja. Ada kegiatan

mengkonservasi koran langka, naskah, peta, dan kegiatan fumigasi.

Seperti yang dijabarkan oleh informan, Ellis Sekar Ayu:

“Solusi yang kita ambil nih...kalo misalnya buku langka...kan

jumlahnya banyak banget tuh...ya kita salah satunya dengan

mengadakan kegiatan deasidifikasi non aqueos..jadi buku langka

kita pilih 100 eksemplar terus kita hilangkan aja itu keasamannya,

gunanya sih untuk memperlambat proses kerusakannya

aja...kandungan asam pada buku itukan penyebab utama

kerusakan yang bikin buku jadi rapuh, warnanya jadi coklat,

Page 96: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

84

baunya juga asem...nah kalo bahan baku yang telat dateng itu kita

ngatasinnya sih paling kita nuker-nuker jadwalnya aja”65

65

Ellis Sekar Ayu, Wawancara Pribadi, September 21, 2018.

Page 97: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

85

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis

mengenai “Konservasi Kuratif Terhadap Tingkat Kerusakan Buku Langka di

Perpustakaan Nasional RI”, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

1. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa faktor dominan

yang mempengaruhi kerusakan koleksi buku langka di Perpustakaan

Nasional RI berasal dari dalam ruang penyimpanan koleksi buku

langka itu sendiri, salah satunya seperti rak penyimpanan buku langka

yang masih tercampur dengan ruang baca. Hal tersebut tentunya

sangat berpengaruh pada suhu di ruangan, dimana seharusnya suhu

pada buku langka idealnya sangat dingin, menjadi tidak dingin

dikarenakan harus menyesuaikan dengan suhu di ruang baca.

Padahal, suhu / temperatur yang tidak sesuai dapat membuat kualitas

kertas semakin menurun dan koleksi menjadi cepat rusak.

2. Hasil penelitian ini juga mendapatkan pengetahuan tentang teknis

konservasi kuratif buku langka yang dilaksanakan oleh Perpustakaan

Nasional RI, seperti: pendokumentasian, kegiatan ini dilakukan untuk

menjabarkan kerusakan buku yang sudah tidak bisa lagi dijelaskan

dengan kata-kata. Survei kondisi, kegiatan ini dilakukan Perpustakaan

Page 98: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

86

Nasional RI untuk mengetahui seberapa parah kerusakan buku yang

akan dikonservasi serta untuk mengetahui tindakan apa yang tepat

untuk menangani buku yang rusak tersebut. Paginasi merupakan

kegiatan pemberian nomor ulang pada halaman buku langka

menggunakan pensil 2B, gunanya untuk mempermudah mengurutkan

halaman buku dan menyatukan kembali buku langka yang nantinya

akan dijilid ulang. Bleaching, kegiatan ini berupa memutihkan kertas

buku langka yang biasanya berwarna coklat dengan menggunakan

larutan potasium permanganat. Deasidifikasi merupakan kegiatan

lanjutan yang harus dilakukan setelah melakukan kegiatan bleaching,

kegitan ini merupakan upaya yang dilakukan untuk menghilangkan

atau menetralkan asam pada kertas dengan larutan Magnesium

karbonat yang diberi gas CO2. Mending merupakan kegiatan

menambal dan menyambung kertas pada buku langka agar buku bisa

terlihat utuh seperti semula. Beberapa kegiatan yang dilakukan sudah

hampir sama dengan yang ada pada buku pedoman teknis konservasi

kuratif bahan perpustakaan media kertas yang dikeluarkan oleh

Perpustakaan Nasional RI.

3. Dalam melaksanakan konservasi kuratif, Perpustakaan Nasional RI

juga mengalami berbagai macam kendala seperti keterlambatan

pasokan bahan baku untuk melakukan konservasi kuratif seperi tisu

Jepang untuk kegiatan mending serta terdapat ketidakseimbangan

antara perbaikan dengan jumlah buku yang mengalami kerusakan. Hal

Page 99: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

87

itu dapat dilihat dari kegiatan konservasi kuratif terhadap koleksi buku

langka yang setiap tahun hanya berjumlah 5 buku dengan alasan

dalam satu tahun kegiatan yang dikerjakan pusat konservasi tidak

hanya mengkonservasi buku langka, tetapi mengkonservasi naskah,

peta, koran langka dan fumigasi. Masing-masing kegiatan sudah

mempunyai jadwal tersendiri dalam pengerjaannya.

B. Saran

Berdasarkan hasil simpulan di atas, penulis merekomendasikan

beberapa saran yang dapat dilakukan Perpustakaan Nasional RI khususnya

pada bagian layanan koleksi buku langka dan bagian konservasi bahan pustaka

untuk memecahkan kendala yang dihadapi dalam melakukan kegiatan

konservasi kuratif terhadap koleksi buku langka, diantaranya adalah :

1. Pada layanan koleksi buku langka di Perpustakaan Nasional RI lantai

14 gedung Medan Merdeka Selatan sebaiknya ruang penyimpanan

koleksi dengan ruang baca dipisah. Agar keduanya bisa mendapatkan

suhu / temperatur yang sesuai dengan semestinya.

2. Perlunya mengadakan penambahan rak untuk menyimpan koleksi

buku langka sehingga buku langka tidak ada lagi yang disimpan dalam

lemari besi.

3. Menjalin kerjasama dengan banyak perusahaan yang memproduksi

tisu Jepang untuk memperkecil kemungkinan keterlambatan pasokan

tisu Jepang.

Page 100: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

88

4. Perlunya mengadakan peremajaan serta penambahan alat-alat untuk

melaksanakan kegiatan konservasi kuratif agar pelaksanaanya dapat

berjalan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.

5. Perlunya penambahan sumber daya manusia (SDM) khususnya pada

bidang konservasi kuratif agar kendala dalam ketidakseimbangan

perbaikan dan kerusakan dapat teratasi.

Page 101: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

89

DAFTAR PUSTAKA

Agustinova, Danu Eko. Memahami Metode Penelitian Kualitatif: Teori Dan

Praktik. Yogyakarta: Calpulis, 2015.

ALA Glosary Of Library Term: With Selection Of Term In Related Fields.

Chicago Illionis, 1943.

As-Sa’di, Syaikh Abdurrshmsn bin Nashir. Tafsir Al-Qur’an. Jakarta: Pustaka

Sahifa, 2007.

Bahar, Hijarana, and Taufik Mathar. “Upaya Pelestarian Naskah Kuno Di Badan

Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.” Jurnal Ilmu

Perpustakaan, Informasi, Dan Kearsipan Khizanah Al-Hikmah Vol. 3 No.

1 (2015). http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/khizanah-al-

hikmah/article/view/590.

Echos, Jhon M, and Hassan Sadely. “Kamus Inggris Indonesia.” Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2002.

Fatmawati, Endang. “Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Koleksi

Perpustakaan.” Universitas Diponegoro Vol. 7 No. 2 (November 2017).

http://ejournal.upi.edu/index.php/edulib/article/download/9722/5991.

Handoyo, Eko. Pelestarian Bahan Pustaka: Seminar Pelatihan Pengelolaan

Perpustakaan Sekolah Pola 300 Jam, 10 November - 21 Desember 2012.

Semarang, 2012.

Harrod - L.M . The Librarians Glossary: Of Term Used In Librarianship,

Documentation, And The Book Crafts 4th Ed. London: Great Britain,

1977.

Harvey, Ross. Preservation in Libraries: Priciples, Strategies and Practices for

Librarians. London: Bowker Saur, 1993.

Irawan, Prasetya. Logika Dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori Dan

Panduan Praktis Penelitian Sosial Bagi Mahasiswa Dan Peneliti Pemula.

Jakarta: STIA-LAN, 1999.

Kusmayadi, Eka. “Workshop Preservasi Dan Konservasi Dokumen/Arsip/Koleksi

Perpustakaan,” September 20, 2016.

Lasa - HS. Preservasi Dan Konservasi. Yogyakarta: Gama Media, 2009.

Mardiah. “Konservasi Preventif Terhadap Koleksi Di Perpustakaan Politeknik

Kelautan Dan Perikanan Sidoarjo.” Jurnal Pari Vol. 3, No. 1 (July 2017).

http://ejournalbalitbang.kkp.go.id.index.php/JP/article/download/6788/pdf.

Page 102: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

90

Martoatmodjo, Karmidi. Pelestarian Bahan Pustaka. 2nd ed. Jakarta: Universitas

Terbuka, 1999.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2012.

Nurita, Yeri. Seminar Diklat Pelestarian Bahan Perpustakaan Khususnya Buku

Langka. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2017.

Purwani, Indah. “Selintas Peran Restorator Dalam Konservasi Koleksi

Perpustakaan.” Visi Pustaka Vol. 15, No. 1 (April 2013).

Razak, Muhammad, Retno Anggraini, and (Supriyanto. Pelestarian Bahan

Pustaka. Jakarta: Pusat Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, 1992.

Sejarah Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Jakarta: Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia, 2016.

Soraya, Ana, and Lucya Damayanti. Pelestarian Bahan Pustaka: Bahan Ajar

Diklat Calon Pustakawan Tingkat Ahli. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI,

2015.

Sugiyono. Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2008.

Sulistyaningsih. Metodelogi Penelitian Kebidanan Kuantitatif-Kualitatif. 2nd ed.

Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.

Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 1991.

------------------. “Sejarah Perpustakaan Nasional RI : Sebuah Kajian.”

Perpustakaan Nasional RI, 2008. diakses pada 5 Agustus 2018,

http://kelembagaan.perpusnas.go.id/Digital_Docs/pdf/about_us/histories/n

ormal/HASIL_KAJIAN_SEJARAH_PERPUSNAS_RI.PDF.

Supriyono, and Maryono. “Pengelolaan Koleksi Langka Dan Pendayagunaan

Naskah Kuno,” 2017. masyono.staff.ugm.ac.id/files/2017/10/Pengelolaan-

koleksi-langka-dan-naskah-kuno.pdf.

“Visi Dan Misi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.” diakses pada 15

November, 2018. http://perpusnas.go.id/visi_misi.php?lang=id.

Wirayati, Made Ayu, Ellis Sekar Ayu, and Aris Riyadi. Pedoman Teknis:

Pelestarian Bahan Pustaka (Konservasi Kuratif Bahan Perpustakaan

Media Kertas). Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2014.

Yayan, Daryana. Pemeliharaan Dan Pengamanan Arsip. Jakarta: Universitas

Terbuka, 2013.

Page 103: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

LAMPIRAN – LAMPIRAN

A. Struktur Organisasi Perpustakaan Nasional RI

Page 104: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

B. Hasil Wawancara

Daftar Pertanyaan Wawancara

1. Apa definisi buku langka menurut Perpustakaan Nasional?

Informan : Yeri Nurita, S.S

Jawab : secara tertulis memang gak ada yang di keluarkan oleh

perpustakaan nasional definisi buku langka itu apa tapi tertulis dalam

buku pedoman layanan perpustakaan terbitan 2014 ini menyatakan bahwa

koleksi buku langka merupakan hasil karya mengandung sejarah serta

keilmuan yang merupakan terbitan tahun 50an sampai terkini. Nah itu

salah tuh harus dibetulin sebenernya koleksi buku langka yang tertua

disini itu 1556 sampai tahun 70an. Terus sebenernya koleksi deposit itu

gak termasuk ke dalam koleksi buku langka. Jadi buku langka disini itu

cuman yang benerbener hasil warisan dari museum nasional aja. Cuman

buku deposit kebijakannya ditaro disi itu sih alesannya karena tahun

terbitnya ada yang terbitnya tahun 40an jadi dianggep buku langka karna

usianya udah lebih dari 50 tahun.

2. Berapa jumlah koleksi buku langka secara keseluruhan?

Informan : Yeri Nurita, S.S

Jawab : jumlah secara keseluruhan pas pindah ke gedung baru

tahun 2017 itu ada 96.000 eksemplar

3. Subjek buku langka apa saja yang terdapat di Perpustakaan Nasional RI?

Informan : Yeri Nurita, S.S

Jawab : kalo yang sampe ke perpustakaan nasional sih cuma

subjek sosial budaya aja. Tapi dulu sejarah pengumpulannya pada tahun

1778 waktu jaman kolonial dulu itu semua disiplin ilmu dikumpulin tapi

banyak disumbangkan. Misalnya gini, kaya buku buku tentang ilmu

pengetahuan alam, biologi gitu di sumbangkan ke kebun raya bogor terus

ke fakultas kedpkteran UI juga banyak itu yang disumbangin. Jadi yang

Page 105: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

ada di perpustakaan nasional itu koleksinya jelas cuma sosial budaya gitu

karna kan warisan dari museum nasional juga ya. Menurut saya sih karna

museum jadi kaya lebih banyak ngebahas tentang artefak juga kan,

hukum, agama, adat juga masuk kan itu sosial budaya. Pokoknya disini

semua subjek aja cuma paling banyak sosial budaya

4. Bagaimana sistem penyimpanan buku langka di Perpustakaan Nasional?

Informan : Yeri Nurita, S.S

Jawab : Sistem penyimpanan koleksi buku langka yang kita pake itu

fixed location yang dimulai dari rak nomor 5 angka romawi dan 5 angka

biasa. Dimulai dari rak 5 karna yang sampai ke kita cuma dari rak 5 jadi

kita menyesuaikan aja gitu. Adapun rak angka 5 romawi ini

menggambarkan koleksi buku langka yang diterbitkan tahun 1950

kebawah, sementara rak 5 angka biasa menggambarkan koleksi buku

langka yang diterbitkan tahun 1950 sampai tahun 1970 dan kebanyakan

berbahasa indonesia. Ini khusus yang dari museum.

5. Apakah ada kerjasama dengan pihak luar dalam pelaksanaan konservasi

buku langka?

Informan : Cecep Nurtjantjanti, S.Sos

Jawab : Sampe sekarang sih kita masih melakukan

pelaksanaannya sendiri sih gak ada kerjasama dengan pihak lain

6. Setiap tahun ada berapa jumlah buku langka yang di konservasi?

Informan : Cecep Nurtjantjanti, S.Sos

Jawab : tiap taun yang kita konservasi itu 4000 halaman. Kalo bukunya

tebal kisaran 800 halaman ya paling kita dapet cuma 5 buku. Sementara

kan di Perpustakaan Nasional jumlah buku langka itu banyak banget jadi

ya itu yang tidak tertangani dengan jumlah yang kita kerjakan tiap tahun

cuma 4000 halaman sementara jumlah bukunya berapa puluh ribu

eksemplar jadi agak tertunda gitu penanganannya tapi proses kerusakan

itu berjalan terus.

Page 106: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

7. Rangkaian kegiatan apa saja yang dilakukan dalam mengkonservasi

kuratif buku langka?

Informan : Cecep Nurtjantjanti, S.Sos

Jawab : jadi biasanya gini terlebih dahulu itu kita survei kondisi terus

pendokumentasian setelah itu baru kita buatkan paginasi. Paginasi itu tuh

pemberian halaman ulang..jadikan ada halaman asli sama ada halaman

paginasi. Nah, fungsi pada paginasi ini tuh pada saat kita bongkar proses

kerja udah kita lalui jadi itu untuk memudahkan menyusun kembali

halaman buku. Setelah itu kita bersihkan dengan kuas lembar perlembar

halaman per halaman baru bongkar setelah itu kita bleaching atau

putihkan dengan larutan kimia setelah itu kita hilangkan keasamannya

dengan proses deasifikasi setelah itu emm..kita jemur dengan suhu

ruangan terus besoknya baru kita itu kalo misalnya bukunya dimakan

serangga berlubang baru kita leaf casting tapi kalo engga ya kita laminasi

aja biasa.

8. Alat alat apa saja yang digunakan dalam melakukan pelaksanaan

konservasi kuratif?

Informan : Cecep Nurtjantjanti, S.Sos

Jawab : sendok, mangkok, timbangan, kuas, blender, bak stenless steel,

sarung tangan karet.

9. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam melakukan kegiatan

konservasi buku langka?

Informan : Cecep Nurtjantjanti, S.Sos

Jawab : kalau kendala yang biasanya kita tuh ini...bahan kan kita masih

import ya kadang bahan datengnya suka telat gitu...jadikan dikasi range

waktu kalo gak salah buku langka itu februari sampai dengan april, nah

kalo bahan baku dateng bulan maret kan jadi tertunda itu pengerjaannya

jadi gak sesuai sama deadlinenya...apalagi kitakan gak hanya ada

kegiatan untuk buku langka aja gitu dalam setaun ada koran langka,

naskah, fumigasi, peta, udah gitu kerusakan itu jalan terus kan...kalo

Page 107: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

dalam pelaksanaannya si itu tingkat kesulitannya...kalo misalnya itu buku

rapuh, itu pasti prosesnya agak panjang..jangan sampe buku yang sudah

rapuh itu kita tangani malah jadi nambah hancur.

10. Solusi apa yang diambil untuk mengatasi kendala-kendala yang terjadi?

Informan : Ellis Sekar Ayu, S.Spd

Jawab : Solusi yang kita ambil nih...kalo misalnya buku langka nih...kan

jumlahnya banyak banget tuh...ya kita salah satunya dengan mengadakan

kegiatan deasidifikasi non aqueos..jadi buku langka kita pilih 100

eksemplar terus kita hilangkan aja itu keasamannya, gunanya sih untuk

memperlambat proses kerusakannya aja... kandungan asam pada buku

itukan penyebab utama kerusakan yang bikin buku jadi rapuh, warnanya

jadi coklat, baunya juga asem... nah kalo bahan baku yang telat dateng itu

kita ngatasinnya sih paling kita nuker-nuker jadwalnya aja.

Page 108: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

C. Surat-surat

Page 109: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI
Page 110: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI
Page 111: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI
Page 112: KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI BUKU LANGKA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45918/1/MARISYA... · ii LEMBAR PENGESAHAN KONSERVASI KURATIF TERHADAP KOLEKSI

BIODATA PENULIS

MARISYA NINGRUM. Lahir di Semarang, 14 Mei 1996.

Anak pertama dari Ayahanda Mansyur Putra dan Ibunda

Marmonah. Menyelesaikan pendidikan di SDN Cirendeu 3

(2002-2008), SMPN 2 Kota Tangerang Selatan (2008-2011),

dan SMAN 10 Kota Tangerang Selatan (2011-2014).

Melanjutkan ke Perguruan Tinggi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas

Adab dan Humaniora Program Studi Ilmu Perpustakaan pada tahun 2014-2018.

Aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan periode

2015-2016 sebagai ketua Lembaga Seni Otonom tari saman. Penulis pernah

melaksanakan Praktek Kerja lapangan (PKL) di Perpustakaan Kementerian

Komunikasi dan Informatika RI (Kemkominfo RI) pada bulan Februari 2017 dan

melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Leuweung Kolot Kecamatan

Cibungbulang Kabupaten Bogor selama satu bulan pada juli s/d agustus 2017.