konservasi koleksi al-qur an pada bayt al-qur an dan...

140
KONSERVASI KOLEKSI AL-QURAN PADA BAYT AL-QURAN DAN MUSEUM ISTIQLAL Skripsi Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) Oleh: ANINDITA NIM. 11150251000079 PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440H/2019M

Upload: others

Post on 15-Nov-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR’AN PADA BAYT AL-QUR’AN DAN

MUSEUM ISTIQLAL

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh:

ANINDITA

NIM. 11150251000079

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1440H/2019M

Page 2: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum
Page 3: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum
Page 4: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

i

Page 5: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

i

ABSTRAK

Anindita. (NIM. 11150251000079). Konservasi Koleksi Al-Qur’an pada Bayt Al-

Qur’an dan Museum Istiqlal. Di bawah bimbingan Pungki Purnomo, MLIS.

Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2019.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana konservasi koleksi

Al-Qur’an dilakukan dan upaya apa saja yang dilakukan oleh pihak Bayt Al-

Qur’an dan Museum Istiqlal dalam menangani kendala ketika melakukan

konservasi koleksi Al-Qur’an. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi pustaka. Pengolahan data

dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil

dari penelitian diketahui dalam proses konservasi terdapat beberapa poin yang

terkait dalam kegiatannya yaitu faktor penyebab kerusakan koleksi, konservasi

yang dilakukan, SDM yang melakukan konservasi, sarana dan prasarana

konservasi, dan anggaran konservasi. Di Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal

terdapat empat kendala diantaranya pengaturan suhu yang belum stabil, belum

adanya tenaga ahli konservasi, anggaran konservasi yang terbatas, dan konservasi

yang tertunda karena bahan habis. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi

kendala tersebut adalah dengan menjaga suhu pada ruang penyimpanan, mengikut

sertakan staf pada pelatihan tentang konservasi, menyesuaikan anggaran dengan

keperluan yang diprioritaskan, terakhir mengajukan kekurangan bahan dan

menunggu bahan tersedia kembali.

Kata kunci: konservasi, museum, Al-Qur’an, Bayt Al-Qur’an dan Museum

Istiqlal.

Page 6: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT., karena

telah memberikan kekuatan iman dan Islam, taufik, hidayah, dan serta inayah-

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Konservasi

Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal”. Shalawat dan salam

senantiasa tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, yang telah

memimpin, membimbing dan memberikan fatwa kepada seluruh umatnya hingga

akhir zaman.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari tanpa adanya bantuan,

bimbingan, dan dorongan dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak mungkin

dapat terselesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis

menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu

sehingga terwujud penulisan skripsi ini, pihak tersebut diantaranya adalah:

1. Saiful Umam, M.A, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Siti Maryam, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Amir Fadhilah, S.Sos.M.Si selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Perpustakaan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Pungki Purnomo, MLIS, selaku pembimbing skripsi yang begitu sabar

memberikan ilmu dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis

hingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Syaifuddin, MA.Hum selaku Kepala Seksi Koleksi dan Pameran yang

telah bersedia menjadi informan dan meluangkan waktunya untuk

memberikan informasi hingga terselesaikannya skripsi ini.

6. Ida Fitriani, M.Hum selaku Staf Pengembang Koleksi Museum yang telah

bersedia menjadi informan dan meluangkan waktunya untuk memberikan

informasi hingga terselesaikannya skripsi ini.

Page 7: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

iii

7. Bubun Budiman selaku Staf Pemelihara Koleksi dan Museum yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan informasi dan bersedia menjadi

informan hingga terselesaikannya skripsi ini.

8. Segenap staf Lembaga Pentashihan Mushaf Al-Qur’an khususnya Bidang

III: Bayt Al-Qur’an dan Dokumentasi yang telah memberikan kesempatan

kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

9. Seluruh dosen Fakultas Adab dan Humaniora, terlebih kepada dosen

Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan segala ilmunya kepada penulis

10. Kepada orang tuaku dan para sahabat yang selalu memberikan dukungan

dan kasih sayang yang tanpa hentinya dan selalu menjadi penyemangat.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini

masih jauh dari kata sempurna, hal ini dikarenakan adanya keterbatasan dari

penulis, maka dari itu penulis berharap atas keritik dan saran yang membangun

dari para pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta, 26 Juli 2019

Penulis

Page 8: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 7

D. Definisi Istilah .............................................................................................. 8

E. Sistematika Penulisan ................................................................................ 10

BAB II TINJAUAN LITERATUR .................................................................... 12

A. Museum ...................................................................................................... 12

1. Pengertian Museum ................................................................................ 12

2. Klasifikasi Museum ................................................................................ 14

3. Tugas dan Fungsi Museum ..................................................................... 18

B. Koleksi Museum ........................................................................................ 22

1. Pengertian Koleksi Museum .................................................................. 22

2. Jenis-Jenis Koleksi Museum .................................................................. 23

C. Konservasi Koleksi Museum ..................................................................... 25

1. Pengertian Konservasi ............................................................................ 25

2. Jenis Konservasi ..................................................................................... 26

3. Tujuan dan Fungsi Konservasi Koleksi Museum ................................... 28

4. Unsur-unsur Konservasi Koleksi Museum ............................................. 30

5. Faktor-faktor Kerusakan Koleksi ........................................................... 32

D. Penelitian Relevan ...................................................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 37

A. Metode dan Pendekatan Penelitian ............................................................ 37

B. Sumber Data ............................................................................................... 37

C. Informan ..................................................................................................... 38

D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 40

E. Teknik Analisis Data .................................................................................. 42

F. Jadwal penelitian ........................................................................................ 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 44

Page 9: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

v

A. Profil Objek Penelitian ............................................................................... 44

1. Sejarah Bayt Al-Quran dan Museum Istiqlal ......................................... 44

2. Dasar, Tujuan, Visi dan Misi .................................................................. 48

3. Struktur Organisasi ................................................................................. 50

4. Staf Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal ............................................. 51

5. Jenis koleksi Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal ............................... 52

6. Jam Layanan ........................................................................................... 57

B. Hasil Observasi .......................................................................................... 57

C. Hasil Penelitian .......................................................................................... 59

1. Konservasi Koleksi di Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal ................ 59

2. Upaya Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal dalam menangani kendala

ketika melakukan konservasi koleksi Al-Qur’an. .......................................... 73

D. Pembahasan ................................................................................................ 78

1. Konservasi Koleksi di Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal ................ 79

2. Upaya Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal dalam menangani kendala

ketika melakukan konservasi koleksi Al-Qur’an. .......................................... 85

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 88

A. Kesimpulan ................................................................................................ 88

B. Saran ........................................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 91

LAMPIRAN ......................................................................................................... 96

Page 10: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kualifikasi Pendidikan Konservator ........................................................ 31

Tabel 2 Data Informan .......................................................................................... 40

Tabel 3 Jadwal Penelitian...................................................................................... 43

Tabel 4 Nama-nama Pimpinan Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal dari masa ke

masa....................................................................................................................... 47

Tabel 5 Sumber Daya Manusia Bidang Bayt Al-Qur’an dan Dokumentasi ......... 51

Tabel 6 Jam Layanan ............................................................................................ 57

Tabel 7 Jumlah koleksi Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal ............................ 99

Page 11: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an ............... 50

Gambar 2 Kepala Seksi Koleksi & Pameran........................................................94

Gambar 3 Staf Pemelihara Koleksi & Museum.................................................94

Gambar 4 Staf Pengembang Koleksi Museum....................................................94

Gambar 5 Pembersihan Koleksi...........................................................................94

Gambar 6 Fumigasi................................................................................................94

Gambar 7 Silica gel...............................................................................................94

Gambar 8 Bahan–bahan Konservasi.....................................................................95

Gambar 9 Mengukur Keasaman Koleksi...............................................................95

Gambar 10 Koleksi Abad 17..................................................................................95

Gambar 11 Koleksi Abad 18..................................................................................95

Gambar 12 Koleksi Abad 19..................................................................................95

Page 12: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat tugas menjadi pembimbing ..................................................... 96

Lampiran 2: Surat Izin Penelitian ......................................................................... 97

Lampiran 3: Surat Izin Observasi dan Wawancara ............................................... 98

Lampiran 4: Hasil Observasi ................................................................................. 99

Lampiran 5: Hasil Wawancara ............................................................................ 101

Lampiran 6: Reduksi data Penelitian Konservasi Koleksi Al-Qur’an ................ 118

Lampiran 7: Reduksi data Penelitian Kendala dan Upaya Konservasi Koleksi Al-

Qur’an ................................................................................................................. 125

Page 13: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Museum merupakan lembaga nirlaba yang melayani masyarakat dan

perkembangannya secara terbuka. Museum bertugas untuk mengakuisisi,

melestarikan, meneliti, mengomunikasikan, dan menunjukkan benda-benda,

sebagai bukti dari adanya peradaban manusia dan lingkungannya, untuk tujuan

pendidikan, penelitian dan kesenangan.1

Pada masa kini museum masih cukup diminati oleh masyarakat, karena

museum merupakan salah satu tempat wisata, koleksi pada museum menjadi

sarana untuk pembelajaran dan menjadi pengingat serta bukti adanya sejarah di

masa lampau. Maka dari itu museum perlu melakukan berbagai upaya agar

koleksi tersebut tetap ada untuk generasi selanjutnya, sehingga pelestarian

koleksi sangat diperlukan untuk memperpanjang masa keberadaan koleksi

tersebut.

Dalam pelestarian terdapat tiga kata yang sering digunakan yaitu

preservasi, konservasi, dan restorasi, tiga kata tersebut memiliki tujuan yang

sama yaitu melestarikan sebuah koleksi, namun dalam pengaplikasiannya

berbeda. Preservasi adalah kegiatan manajerial yang merupakan usaha untuk

melestarikan sebuah koleksi, konservasi merupakan tindakan untuk menjaga

serta merawat koleksi tersebut agar dapat terus ada, dan restorasi merupakan

1 ICOM. Definisi museum. Diakses melalui laman https://icom.museum. Pada 10 Februari

2019. Pukul 20.32

Page 14: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

2

perbaikan koleksi.2 Berbagai macam koleksi dipamerkan dalam museum, oleh

karena itu museum dapat dibedakan berdasarkan koleksinya atas klasifikasi

tertentu. Terdapat empat klasifikasi museum, diantaranya yaitu berdasarkan

tingkatan koleksi, berdasarkan ICOM (International Council Of Museum),

berdasarkan penyelenggaraannya, dan koleksi yang dimilikinya.

Museum Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal merupakan museum yang

didirikan oleh Dr. H. Tarmizi Taher pada tahun 1994 ketika menjabat sebagai

Menteri Agama RI. Museum ini termasuk dalam kategori museum khusus dan

museum pemerintah, karena koleksinya hanya berisikan tentang Al-Qur’an dan

sejarah percetakannya di Indonesia serta budaya dan peradaban Islam di

Nusantara, selain itu museum ini dikelola oleh pemerintah. Bayt Al-Qur’an dan

Museum Istiqlal merupakan dua lembaga yang memiliki kesatuan utuh,

keduanya memiliki peran masing-masing namun keduanya menyatu dalam

upaya meningkatkan kecintaan, pemahaman, dan pengalaman Al-Qur’an.

Museum Istiqlal tidak dapat dipisahkan dari Bayt Al-Qur’an karena Bayt Al-

Qur’an merupakan gambaran dari fungsi Al-Qur’an yang menjadi petunjuk

manusia, sedangkan Museum Istiqlal merupakan wujud dari pelaksanaan

petunjuk Allah dalam kehidupan dan budaya umat Islam Nusantara.3

Koleksi museum pada umumnya terdiri dari berbagai jenis bahan dan

beraneka ragam bentuk, karena setiap museum memiliki keunikan masing-

masing, maka museum satu dan museum lainnya akan memiliki koleksi yang

2Endang Fatmawati. 2018. “Preservasi, Konservasi, dan Restorasi Bahan Perpustakaan’.

Libria, Vol. 10, No. 1. h.16 3Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an. 2018. “Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal:

Jendela peradaban Islam Indonesia”. Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. h. 10

Page 15: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

3

berbeda. Menurut Peraturan Pemerintah RI No.66 Tahun 2015 tentang

museum, koleksi museum dapat berupa benda utuh, fragmen, benda hasil

perbanyakan atau replika, spesimen, hasil rekonstruksi, dan hasil restorasi.4

Koleksi museum biasanya memiliki dua nilai, yaitu nilai sejarah yang

merupakan bukti adanya masa lampau, dan nilai budaya yang merupakan bukti

adanya peradaban atau ciri khas dari sebuah wilayah, sama halnya dengan

koleksi di Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal.

Di Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal koleksinya terbagi menjadi dua,

koleksi Bayt Al-Qur’an diantaranya yaitu manuskrip Al-Qur’an, mushaf Al-

Qur’an cetak, manuskrip terjemahan dan tafsir Al-Qur’an, warisan budaya

Qur’ani, terakhir Al-Qur’an elektronik dan digital, sedangkan koleksi Museum

Istiqlal terdiri dari manuskrip keagamaan, tekstil, arsitektur, nisan, seni rupa

tradisional, dan seni rupa modern.5

Al-Qur’an merupakan pedoman hidup umat Islam. Allah SWT berfirman

bahwa Al-Qur’an itu terpelihara kebenarannya. Firman tersebut terdapat pada

surat Al-Hijr ayat 9:

Artinya: “Sesungguhnya kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan

sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”(QS: Al-Hijr 15: 9)

4Indonesia. Peraturan Pemerintah No.66 Tahun 2015 tentang museum, bab IV pengelolaan

koleksi, bagian kedua, pengelolaan administrasi, paragraf 1 koleksi, pasal 14. h.8 5Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an. 2018. “Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal:

Jendela peradaban Islam Indonesia”. Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. h. 14

Page 16: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

4

Dari firman tersebut, kita dapat mengetahui bahwa Allah SWT

memelihara Al-Qur’an untuk menjaganya dari penambahan, pengurangan,

penggantian dan penyimpangan. Maka dari itu, Al-Qur’an dari masa ke masa

juga perlu dijaga dan dipelihara, agar menjadi bukti nyata bahwa Al-Qur’an

tidak pernah berubah.

Dalam sebuah artikel yang dimuat pada laman berita Republika tahun

2018, dengan judul Di Masa Khalifah Utsman Alquran Dibukukan. Dalam artikel

tersebut menceritakan awal mula Al-Qur’an dibukukan, upaya untuk

mengumpulkan tulisan-tulisan yang berisikan ayat-ayat Al-Qur’an mulai

dilakukan, karena pada awal kepemimpinan khalifah Abu Bakar, terjadi

peperangan yang menyebabkan sebagian hafiz gugur dalam perang tersebut.

Hal tersebut membuat Umar bin Khattab merasa khawatir, dan akhirnya

mengusulkan untuk mengumpulkan dan membukukan Al-Qur’an. Abu Bakar

awalnya ragu, karena Rasullulah SAW tidak pernah memerintahkan untuk

membukukan Al-Qur’an, namun demi kemaslahatan umat akhirnya Abu Bakar

memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk menuliskan dan mengumpulkan kembali

naskah Al-Qur’an.

Zaid melakukan tugasnya dengan sangat teliti dan hati-hati, ia

mengumpulkan Al-Qur’an yang tertulis di pelepah kurma, dari keping-keping

batu, dan dari para penghafal. Lembaran-lembaran yang telah dikumpulkan

oleh Zaid disimpan oleh Abu Bakar hingga ia wafat, setelah itu berpindah

tangan ke Umar bin Khattab dan selanjutnya berada di tangan Hasfah binti

Umar bin Khattab. Baru pada masa kekhalifahan Usman bin Affan, untuk

Page 17: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

5

pertama kalinya Al-Qur’an ditulis dalam satu mushaf yang disesuaikan dengan

tulisan aslinya.6 Dari artikel tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa

koleksi Al-Qur’an dari massa ke masa sangat penting untuk disimpan, sehingga

dapat menjadi bukti sejarah adanya Al-Qur’an dari awal dicatat, dibukukan,

hingga dicetak dan dimiliki oleh setiap umat islam pada masa kini.

Al-Qur’an dapat dijadikan koleksi museum, karena fungsi dari museum

salah satunya adalah pemeliharaan Pemeliharaan koleksi museum dilakukan

agar koleksi dapat terus disimpan, sebagai pengingat dan pembelajaran dari

sejarah. Dalam ajaran Islam menjadikan sebuah benda atau objek menjadi

sebuah pembelajaran merupakan salah satu firman Allah SWT. yang diberikan

kepada kita, firman tersebut tertulis dalam Al-Qur’an Surat Yunus ayat 92:

Artinya: “Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu

dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan

sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda

kekuasaan Kami.”(QS: Yunus 10: 92)

Dalam dalil tersebut peneliti dapat menarik kesimpulan, bahwa Allah

SWT. memberikan peringatan serta pembelajaran terhadap umat manusia,

tertulis pada ayat tersebut bahwa Allah SWT. menyelamatkan jasad Firaun,

agar umat Islam menjadikan jasad tersebut sebagai sebuah pembelajaran. Hal

yang menjadi pengingat dari ayat tersebut adalah agar umat manusia tidak

melakukan hal yang telah dilakukan oleh Raja Firaun tersebut, sedangkan

6 Agung Sasongko. 2018. Di Masa Khalifah Utsman Alquran Dibukukan. Diakses melalui

laman https://m.republika.co.id . Pada 24 Agustus 2019 . Pukul 21.23

Page 18: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

6

pembelajarannya adalah ketika kita menyimpan sebuah koleksi dan

menjaganya agar tetap utuh, maka koleksi tersebut akan menjadi pembelajaran

bagi generasi selanjutnya.

Maka dari itu konservasi pada koleksi Al-Qur’an di Bayt Al-Qur’an dan

Museum Istiqlal perlu dilakukan, karena koleksi di museum rentan dengan

kerusakan, karena banyak faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada

koleksi, diantaranya faktor kimia, faktor lingkungan, faktor biota, faktor

manusia dan faktor bencana alam. Dengan dilakukannya kegiatan konservasi,

akan memperpanjang masa atau usia dari koleksi tersebut. Sehingga koleksi

Al-Qur’an yang terdapat di Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal penting untuk

dikonservasi. Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti mengangkat judul

“Konservasi Koleksi Al-Qur’an pada Bayt Al-Qur’an dan Museum

Istiqlal”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Beragamnya koleksi museum yang dimiliki oleh Bayt Al-Qur’an dan

Museum Istiqlal, maka dari itu peneliti memfokuskan penelitian pada

koleksi Al-Qur’an, sehingga pembatasan masalah dalam penelitian ini

menjadi seperti berikut:

a. Manajemen konservasi koleksi Al-Qur’an pada Bayt Al-Qur’an dan

Museum Istiqlal.

b. Upaya Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal dalam menangani kendala

ketika melakukan konservasi koleksi Al-Qur’an.

Page 19: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

7

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah adalah

sebagai berikut:

a. Bagaimana manajemen konservasi koleksi Al-Qur’an pada Bayt Al-

Qur’an dan Museum Istiqlal?

b. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh pihak Bayt Al-Qur’an dan

Museum Istiqlal dalam menangani kendala ketika melakukan konservasi

koleksi Al-Qur’an?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana manajemen konservasi koleksi Al-Qur’an

pada Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal.

b. Untuk mengetahui bagaimana upaya yang dilakukan oleh pihak Bayt Al-

Quran dan Museum Istiqlal dalam menangani kendala ketika melakukan

konservasi koleksi Al-Qur’an.

2. Selain tujuan di atas, adapun manfaat penelitian ini dilakukan yaitu:

a. Bagi Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal sebagai bahan masukan dalam

usaha perawatan koleksi-koleksi museum.

b. Bagi peneliti untuk menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan

mengenai konservasi koleksi museum terutama untuk koleksi Al-Qur’an.

c. Bagi peneliti selanjutnya dapat menjadi bahan rujukan dalam melakukan

penelitian pada topik yang sama untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan.

Page 20: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

8

D. Definisi Istilah

1. Konservasi

Konservasi adalah seni menjaga sesuatu agar tidak hilang, terbuang, dan

rusak atau dihancurkan. Konservasi adalah perlindungan, pengawetan dan

pemeliharaan koleksi atau dengan kata lain menjaga koleksi tersebut dalam

keadaan selamat atau aman dari segala hal yang dapat membuatnya hilang,

rusak, atau terbuang. Conservation atau pengawetan terbatas pada kebijakan

serta cara khusus dalam melindungi koleksi museum, bahan pustaka dan

arsip untuk kelestarian koleksi tersebut.7 Konservasi biasanya dilakukan

oleh seorang konservator untuk melindungi koleksi dari kerusakan dan

kehancuran, hal yang dilakukan dalam konservasi yaitu identifikasi,

fumigasi, pendokumentasian, pembersihan (cleaning), memutihkan kertas

(bleaching), menghilangkan pengaruh asam yang ada pada kertas

(deasidifikasi) secara basah, kering, atau dalam bentuk gas, menambal dan

menyambung (mending), dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan

perawatan terhadap koleksi.

2. Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah kalam Allah yang bersifat mukjizat, diturunkan

kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Jibril dengan lafal dan

maknanya dari Allah SWT, yang dinukilkan secara mutawatir;

7Lilis Restinaningsih. Konservasi dan Restorasi Terhadap Naskah. Diakses melalui laman

https://www.academia.edu/7664480/Konservasi_Naskah. Pada 30 Maret 2019. Pukul 21.40

Page 21: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

9

membacanya merupakan ibadah; dimulai dengan surah Al-Fatihah dan

diakhiri dengan surah An-Nas.8

Dalam Al-Qur’an di jelaskan pula definisi dari Al-Qur’an sendiri, hal

tersebut terdapat dalam surah Al-an’am Ayat 155:

Artinya: “Dan Al-Quran itu adalah kitab yang kami turunkan yang

diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi

rahmat.” (QS: Al An’am 6: 155)

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an merupakan

kitab yang menjadi pedoman hidup umat Islam, karena di dalamnya terdapat

berbagai ilmu tentang kehidupan, tentang alam semesta, dan ilmu-ilmu

lainnya yang menjadi bukti akan kekuasaan Allah SWT.

3. Manuskrip

Manuskrip (manuscript) dalam kamus filologi memiliki arti buku-buku

yang ditulis tangan.9 Sedangkan dalam buku Mengenal Manuskrip Islam di

Nusantara, manuskrip adalah kata yang diambil dari bahasa Latin manu

yang berarti tangan dan scriptus yang berarti tulisan, jadi kata manuskrip

secara bahasa berarti tulisan tangan. Manuskrip ini biasa juga disebut

dengan naskah, isi dari manuskrip merupakan gagasan, ide atau pemikiran

orang-orang pada masa lampau, bisa tentang tema keagamaan, pengobatan,

8M. Quraish Shihab, dkk. 2008. “Sejarah dan Ulum Al-Qur’an”. Jakarta: Pustaka Firdaus.

h.13. 9Titik Pudjiastuti dkk. 2018. “Kamus Filologi”. Jakarta: Badan Pengembangan dan

Pembinaan Bahasa, Kemdikbud. h.64

Page 22: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

10

sejarah, sastra, hukum, astronomi, catatan pribadi orang-orang masa lampau

dan lain-lain.10

E. Sistematika Penulisan

Laporan penelitian ini merupakan skripsi yang tersusun dalam lima bab,

sistematika penulisan adalah sebagai berikut:

BAB I PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan tentang pokok-pokok pikiran yang terdiri

dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan

sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Bab ini akan memberikan gambaran tentang pengertian museum,

klasifikasi museum, tugas dan fungsi museum, pengertian koleksi

museum, jenis-jenis koleksi museum, pengertian konservasi, jenis

konservasi, tujuan dan fungsi konservasi, dan juga tentang

penyebab kerusakan koleksi.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini akan menjelaskan tentang jenis dan pendekatan penelitian,

sumber data, informan, teknik pengumpulan data, dan teknik

analisis data yang digunakan penulis dalam menyelesaikan proses

penelitian pada Museum Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal.

10Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an. 2018. “Mengenal Manuskrip Islam di

Nusantara”. Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. h. 11

Page 23: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

11

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas inti persoalan tentang hasil penelitian dan

pembahasan yang berkaitan dengan konservasi koleksi museum,

kendala dalam melakukan konservasi koleksi museum, dan cara

mengatasi kendala dalam proses konservasi koleksi Al-Qur’an pada

Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab penutup dari penelitian, di dalamnya

berisikan tentang kesimpulan dan saran yang merupakan point dari

uraian bab-bab sebelumnya yang kemudian diakhiri oleh daftar

pustaka dan lampiran-lampiran.

Page 24: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

12

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Museum

1. Pengertian Museum

Museum menurut ICOM (International Council of Museum) merupakan

sebuah lembaga non-profit, yang memiliki fungsi untuk melayani

masyarakat dan perkembangannya, serta bertugas untuk mengakuisisi,

melestarikan, meneliti, mengomunikasikan, dan menunjukkan benda-benda

sebagai bukti dari adanya peradaban manusia dan lingkungannya untuk

tujuan pendidikan, penelitian dan kesenangan. 11

Menurut V. Jeyaraj dalam bukunya yang berjudul Museology,

"Museum" adalah kata yang berasal dari kata Yunani "Mouseion", yang

berarti Kuil Muses (sembilan dewi yang terkait dengan ilmu pengetahuan,

musik, puisi cinta, pidato, sejarah, tragedi, komedi, tarian dan astrologi).

Dalam buku tersebut juga ada berbagai definisi lainnya tentang museum.12

Bagi orang Yunani, Mouseion adalah tempat perenungan, lembaga

filosofis, atau kuil para muses. Pada akhir abad ke-18, museum dianggap

sebagai bangunan yang digunakan untuk penyimpanan dan pameran benda-

benda bersejarah. Selain itu museum juga merupakan tempat di mana

warisan total kita dilestarikan, dipamerkan, diteliti dan disebarkan dengan

penghormatan kepada para dewa dan dewi pengetahuan. Masa lalu suatu

11ICOM. Definisi museum. Diakses melalui laman https://icom.museum. Pada 10 Februari

2019. Pukul 20.32 12Jeyaraj, V. 2005. ”Museology: Heritage Management”. Chennai. h.1-2

Page 25: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

13

bangsa tercermin dalam sebuah museum melalui koleksi-koleksinya yang

tidak lain adalah saksi bisu dari seni, arsitektur, keahlian, dll., yang

mewakili warisan budaya yang kaya di masa lalu.

Menurut Douglas A. Allan, museum dalam pengertian yang sederhana

terdiri dari sebuah gedung yang menyimpan kumpulan benda-benda untuk

penelitian, studi, dan kesenangan.13 Sedangkan pengertian menurut

Peraturan Pemerintah RI No.66 Tahun 2015 tentang museum, museum

adalah lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan,

memanfaatkan koleksi, dan mengomunikasikannya kepada masyarakat.14

Dari pengertian di atas, dapat kita lihat bahwa banyak sekali pengertian

dari museum, namun dapat disimpulkan bahwa museum merupakan

lembaga yang memiliki tugas untuk menyimpan, merawat, dan

memamerkan benda-benda bersejarah yang merupakan warisan budaya.

Museum mengumpulkan, menyimpan dan merawat benda-benda ilmu

pengetahuan alam, benda-benda seni, dan benda-benda yang memiliki

sejarah penting agar tampak bernilai untuk dipamerkan kepada masyarakat

umum melalui pameran permanen dan temporer. Tujuan dari penyimpanan

dan perawatan koleksi di museum adalah, agar koleksi dapat dijadikan

sebagai saksi terjadinya sebuah sejarah, sehingga dapat dijadikan sebagai

pembelajaran dan pengetahuan bagi generasi selanjutnya.

13Douglas A. Allan. 1967. "The Museum and its Functions" in United Nations Educational,

Scientific and Cultural Organization (UNESCO), The Organization of Museums: Practical

Advice. h. 13 14Indonesia. Peraturan Pemerintah No.66 Tahun 2015 tentang museum, bab I ketentuan

umum, pasal 1. h.1

Page 26: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

14

2. Klasifikasi Museum

Museum memamerkan berbagai macam koleksi, oleh karena itu

museum dapat dibedakan berdasarkan koleksinya atas klasifikasi tertentu,

dalam pengklasifikasiannya ada yang berdasarkan tingkatan koleksi,

berdasarkan klasifikasi ICOM (International Council Of Museum),

berdasarkan penyelenggaraannya, dan koleksi yang dimilikinya.

Berdasarkan tingkatan koleksinya,15 museum diklasifikasikan menjadi

tiga kategori yaitu:

a. Museum Nasional, museum nasional merupakan museum yang

mempunyai koleksi dalam tingkatan nasional atau bisa disebut dalam

taraf nasional. Umumnya koleksi pada museum nasional berisikan

benda-benda atau koleksi yang berasal dari berbagai daerah disuatu

Negara.

b. Museum Regional, museum regional merupakan museum yang memiliki

koleksi dalam tingkatan terbatas dan hanya dalam lingkup daerah

regional. Koleksi pada museum regional umumnya berasal dari daerah

regional tempat museum tersebut berdiri.

c. Museum Lokal, museum lokal merupakan museum yang memiliki

koleksi dalam tingkatan taraf daerah saja. Benda yang dikoleksi dalam

museum lokal hanya terbatas pada warisan dan budaya yang terdapat

pada daerah di mana museum didirikan.

15Timothy Ambrose, dan Crispin Paine. 2006. “Museum Basics”. London: Routledge. h.7

Page 27: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

15

Berdasarkan ICOM (International Council Of Museum)16, museum

dapat diklasifikasikan dalam enam kategori yaitu:

a. Museum Seni (Art Museum), museum seni merupakan sebuah museum

yang di dalamnya terdapat koleksi-koleksi dari berbagai macam seni

kontemporer seperti lukisan, keramik, dan koleksi seni lainnya. Jenis

koleksi seni yang dipamerkan berkaitan erat dengan kebudayaan wilayah

setempat yang memiliki nilai historis. Salah satu contoh dari museum

seni di Indonesia adalah Museum Seni Rupa dan Keramik di daerah Kota

Tua Jakarta, museum ini memiliki koleksi lukisan, patung-patung

pahatan, dan koleksi keramik dari nusantara dan mancanegara.

b. Museum Sejarah dan Arkeologi (Archeology And History Museum),

museum sejarah dan arkeologi merupakan museum yang koleksinya

berhubungan dengan sejarah dan arkeologi, koleksi yang dipamerkan

berkaitan dengan bidang etnologi, antropologi, seni, dan kerajinan.

Contoh dari museum ini di Indonesia adalah Museum Fatahillah,

Museum Bank Mandiri, Museum Bank Indonesia, dan MONAS

(Monumen Nasional).

c. Museum Nasional (Ethnographical Museum), museum nasional

merupakan museum yang di mana koleksinya berasal dari berbagai

daerah, selain itu koleksi tersebut juga merupakan ciri khas dari setiap

daerah, jadi koleksi pada museum nasional ini beragam. Koleksi pada

museum nasional menunjukkan kekayaan budaya pada suatu negara.

16Moh. Amir Sutarga. 2000. “Museografi dan Museologi: Kumpulan Karangan tentang

Ilmu Permuseuman”. Jakarta: Direktorat Permuseuman. h. 3

Page 28: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

16

Contoh dari museum nasional adalah Museum Gajah, museum gajah ini

menyimpan banyak koleksi yang merupakan kekayaan budaya Indonesia,

mulai dari perhiasan, perkakas, dan yang lainnya.

d. Museum Ilmu Alam (Natural History Museum), museum ilmu alam

merupakan museum yang menyimpan koleksi yang berkaitan dengan

peradaban ilmu pengetahuan alam. Contoh dari museum ini di Indonesia

adalah Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia.

e. Museum IPTEK (Science and Technological Museum), museum IPTEK,

merupakan sebuah museum yang di dalamnya terdapat koleksi yang

berhubungan dengan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) dan

hasil-hasil dari kemajuan industri, museum ini berfungsi sebagai pusat

pendidikan atau pusat penelitian. Contoh dari museum ini adalah Science

and Technology Museum di Shanghai, dan Pusat Peragaan IPTEK di

Indonesia.

f. Terakhir Museum Khusus (Specialized Museum), museum khusus

merupakan sebuah museum yang koleksinya khusus terfokus pada satu

cabang ilmu pengetahuan atau satu cabang teknologi, biasanya koleksi

tersebut memiliki sejarah dan banyak ragamnya. Contoh dari museum

khusus di Indonesia adalah Museum Wayang. Museum Wayang ini

berisikan koleksi tentang wayang, seperti sejarah tentang wayang,

perkembangan wayang, dan jenis-jenis wayang.

Page 29: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

17

Berdasarkan penyelenggaraannya,17 Museum diklasifikasikan menjadi

dua jenis yaitu:

a. Museum Pemerintah, museum pemerintah merupakan museum yang

diselenggarakan dan dikelola oleh pemerintah, baik itu pemerintah pusat

maupun pemerintah daerah.

b. Museum Swasta, museum swasta merupakan museum yang tidak

diselenggarakan oleh pemerintah, museum ini didirikan dan

diselenggarakan oleh perseorangan, namun tetap mendapatkan izin dari

pemerintah.

Dalam Peraturan Pemerintah RI No.66 Tahun 2015 tentang museum,

museum dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan koleksi

yang dimilikinya yaitu18:

a. Museum Umum, museum umum merupakan museum yang koleksinya

merupakan kumpulan dari berbagai macam disiplin ilmu, koleksinya

berupa kumpulan bukti material peradaban manusia dan lingkungannya.

b. Museum Khusus, museum khusus merupakan museum yang koleksinya

berkaitan hanya dengan satu cabang ilmu pengetahuan, satu cabang

teknologi dan lain-lain.

17 Ilham Junaid.2017. “Museum dalam perspektif pariwisata dan pendidikan”. Museum La

Galigo: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan. h.5 18Indonesia. Peraturan Pemerintah No.66 Tahun 2015 tentang museum, bab II kelembagaan

museum, bagian kesatu, paragraf 1, pasal 3, ayat 4. h.3

Page 30: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

18

3. Tugas dan Fungsi Museum

a. Tugas Museum

Menurut Peraturan Pemerintah RI No.66 Tahun 2015 tentang

museum, museum memiliki tugas pengkajian, pendidikan, dan

kesenangan.19

1) Pengkajian

Museum sebagai lembaga melaksanakan tugas di bidang pengkajian

melalui pengembangan museum. Tugas dalam bidang pengkajian ini

biasanya dilakukan oleh para peneliti, dalam bidang pengkajian ada

dua cara pengkajian, pertama peneliti mengkaji objek yang sudah

menjadi koleksi museum, hal ini dilakukan untuk memastikan

validitas informasi koleksi. Sedangkan yang kedua, peneliti mengkaji

suatu objek dan setelah diteliti, objek tersebut menjadi koleksi

museum, biasanya dilakukan ketika sebuah objek baru ditemukan

contohnya seperti fosil.

2) Pendidikan

Museum sebagai lembaga melaksanakan tugas dibidang pendidikan

melalui pemanfaatan museum untuk kepentingan pendidikan. Dalam

bidang pendidikan, museum biasanya melakukan kerjasama untuk

kunjungan serta mengadakan seminar tentang sejarah dan koleksi

museum, hal tersebut dilakukan untuk mengenalkan sejarah dan

kebudayaan kepada para pengunjung museum.

19Indonesia. Peraturan Pemerintah No.66 Tahun 2015 tentang museum, bab I ketentuan

umum, pasal 2. h.2

Page 31: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

19

3) Kesenangan

Museum dalam memberikan layanan kepada masyarakat harus

memberikan rasa kesenangan bagi pengunjung. Rasa senang

mengunjungi museum ini dapat membuat para pengunjung tertarik

untuk kembali mendatangi museum, biasanya museum dijadikan

tempat wisata agar museum dapat menjalankan tugasnya yaitu

memberi kesenangan, selain dijadikan tempat wisata, museum juga

didesain dan ditata dengan unik dan menarik.

b. Fungsi Museum

Menurut Edward P. Alexander dan Mary Alexander dalam bukunya

yang berjudul Museum in Motion: an introduction to the history and

function of museum,20 museum memiliki fungsi sebagai berikut:

1) Mengumpulkan (To Collect)

Sebagian besar museum mengumpulkan koleksi, hal tersebut

dilakukan karena keyakinan bahwa benda-benda itu penting, dan

memberikan gambaran tentang kelangsungan hidup atau peradaban

manusia yang layak dipelajari dengan cermat dan memiliki dampak

yang kuat dalam pendidikan.

2) Memelihara (To Conserve)

Pemeliharaan koleksi dilakukan oleh konservator, dalam melakukan

konservasi seorang konservator harus memperhatikan bahan dari

koleksi, karena setiap bahan memiliki cara perawatan yang berbeda.

20Edward P. Alexander dan Mary Alexander. 2008. “Museum in motion: an introduction to

the history and function of museum”. AltaMira Press: United States. h.188.

Page 32: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

20

Selain bahan dari koleksi, konservator juga perlu mengidentifikasi

penyebab kerusakan koleksi, sehingga dapat meminimalisir kerusakan

koleksi.

3) Pameran (To Exhibit)

Dalam pameran terdapat dua jenis pameran yang diadakan, pameran

permanen dan pameran sementara. Pameran permanen merupakan

pameran yang diadakan museum langsung di tempat museum dengan

koleksi yang sudah ditetapkan untuk dipamerkan, sedangkan pameran

sementara merupakan pameran yang diadakan dalam waktu tertentu

dengan tema khusus dan memamerkan koleksi yang terkait dengan

tema.

4) Interpretasi (To Interpret)

Interpretasi di sini mencakup bagaimana museum menyampaikan

pesan mereka kepada publik. Seperti melalui pameran yang

diselenggarakan dan program lainnya, dari pameran dan program

lainnya yang diselenggarakan, museum dapat membuat para

pengunjung mengerti dengan pesan-pesan yang terdapat pada setiap

koleksi.

5) Melayani (To Serve)

Melayani para pengunjung dengan baik menjadi nilai tambah dari

sebuah museum, museum memiliki tugas dalam melayani para

pengunjungnya melalui berbagai media. Pelayanan yang baik akan

membuat para pengunjug nyaman dan tertarik berkunjung lagi.

Page 33: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

21

Menurut Sutarmin21 dalam tulisannya yang berjudul fungsi dan

manfaat museum, museum memiliki fungsi diantaranya adalah:

1) Tempat Rekreasi

Museum dengan koleksinya yang merupakan benda-benda seni

budaya, mengandung nilai estetika dapat menjadi penghibur bagi

pengunjung yang lelah dalam menghadapi kesibukan sehari-hari.

2) Tempat Ilmu Pengetahuan

Dibalik benda-benda koleksi tersembunyilah bermacam-macam

pengetahuan. Oleh karena itu museum merupakan tempat yang tepat

bagi mereka yang mengadakan research/penelitian dan ingin

menambah pengetahuan.

3) Sumber Informasi

Museum yang di dalamnya terdapat benda-benda bersejarah

menjadikan informasi utama atau sumber informasi bagi para

pengunjungnya, sehingga fungsi museum juga harus menjadi sumber

informasi bagi para pengunjung.

4) Pendidikan Kebenaran

Penunaian tugas edukasi oleh museum tidak seperti pendidikan yang

diselenggarakan di sekolah-sekolah, universitas-universitas karena

yang harus dididik museum bukan hanya kelompok anak-anak

mahasiswa, tetapi terdiri dari manusia yang berlainan tingkat

21Suratmin, 2000. “Museum sebagai wahana pendidikan sejarah”. Masyarakat Sejarawan

Indonesia Cabang Yogyakarta. Diakses melalui http://dpad.jogjaprov.go.id/

Page 34: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

22

kecerdasannya dan pendidikannya, lain kebangsaannya dan lain pula

pandangan hidupnya.

B. Koleksi Museum

1. Pengertian Koleksi Museum

Koleksi museum adalah koleksi yang terdapat di museum,22 dalam

Peraturan Pemerintah RI No.66 Tahun 2015 tentang museum, koleksi

adalah Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, dan/atau Struktur

Cagar Budaya dan/atau Bukan Cagar Budaya yang merupakan bukti

material hasil budaya dan/atau material alam dan lingkungannya yang

mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan,

agama, kebudayaan, teknologi, dan/atau pariwisata. Koleksi museum dapat

berupa benda utuh, fragmen, benda hasil perbanyakan atau replika,

spesimen, hasil rekonstruksi, dan hasil restorasi.23

Menurut Mary Chute, koleksi adalah fondasi dari segala sesuatu yang

terjadi di museum, perpustakaan, dan arsip. Koleksi sangat penting, karena

objek yang menjadi koleksi membawa makna yang tak terduga dan

menakjubkan dari waktu ke waktu. Misalnya, tanaman percobaan yang

sedikit kita ketahui hari ini dapat menjadi obat untuk penyembuhan penyakit

besok atau masa yang akan datang.24

22Indonesia. Peraturan Pemerintah No.66 Tahun 2015 tentang museum, bab I ketentuan

umum, pasal 1 ayat 3. h.1 23Indonesia. Peraturan Pemerintah No.66 Tahun 2015 tentang museum, bab IV pengelolaan

koleksi, bagian kedua, pengelolaan administrasi, paragraf 1 koleksi, pasal 14. h.8 24Mary Chute. “Acting director Institute of Museum and Library Services”. Heritage

Preservation press release. (8 December, 2005).

Page 35: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

23

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa koleksi

museum merupakan koleksi yang berada di museum untuk dikelola,

dirawat, dan dilestarikan, koleksi ini merupakan fondasi berdirinya sebuah

museum. Setiap koleksi dalam museum memiliki keunikan dan memiliki

nilai sejarah serta nilai budaya.

2. Jenis-Jenis Koleksi Museum

Koleksi museum dalam pengadaannya didapatkan dengan cara

bermacam-macam, seperti25:

a. Hibah (hadiah atau sumbangan);

b. Titipan;

c. Pinjaman;

d. Tukar menukar dengan museum lain;

e. Hasil temuan (dari hasil survei, ekskavasi, atau sitaan);

f. Imbalan jasa (pembelian dari hasil penemuan atau warisan).

Pengadaan koleksi memiliki dua tujuan pokok, yaitu sebagai

penyelamatan warisan sejarah alam dan sejarah budaya, dan juga sebagai

bahan penyebarluasan informasi mengenai kekayaan warisan sejarah alam

dan sejarah budaya dengan melalui pameran museum baik pameran tetap,

maupun temporer.

Koleksi museum yang diadakan melalui berbagai cara memiliki jenis

koleksi beragam dengan bahan yang beragam pula, diantaranya26:

25Direktorat Museum. 2007. “Pengelolaan Koleksi Museum”. Diakses melalui laman

https://www.academia.edu/ pada tanggal 12 April 2019 pukul 22.53 26Muhammad Bu’ang, dkk. 2018. “Pelestarian bahan pustaka di Museum Balaputera Dewa

Sumatera Selatan”.Jurnal Iqra’ Volume 12 No.01. h.103

Page 36: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

24

a. Geologika, yaitu benda koleksi yang merupakan objek disiplin ilmu

geologi antara lain meliputi batuan, mineral, fosil dan benda-benda

bentukan alam lainnya (permata, granit, andesit)

b. Biologika, yaitu benda koleksi yang masuk katagori benda objek

penelitian atau dipelajari oleh disiplin ilmu biologi, antara lain berupa

tengkorak atau rangka manusia, tumbuh-tumbuhan dan hewan.

c. Etnografika, yaitu benda koleksi yang menjadi objek penelitian

Antropologi. Benda-benda tersebut merupakan hasil budaya atau

menggambarkan identitas suatu etnis.

d. Arkeologika, yaitu benda koleksi yang merupakan hasil budaya manusia

masa lampau yang menjadi objek penelitian Arkeologi. Benda-benda

tersebut merupakan hasil tinggalan budaya sejak masa prasejarah sampai

masuknya pengaruh budaya barat.

e. Historika, yaitu benda koleksi yang mempunyai nilai sejarah dan menjadi

objek penelitian ilmu Sejarah serta meliputi kurun waktu sejak masuknya

budaya barat sampai sekarang. Benda-benda ini pernah digunakan untuk

hal-hal yang berhubungan dengan suatu peristiwa sejarah, yang berkaitan

dengan suatu organisasi masyarakat (contohnya negara atau kelompok,

dll.)

f. Numismatika dan Heraldika, numismatika yaitu setiap mata uang atau

alat tukar yang sah, sedangkan heraldika yaitu setiap tanda jasa, lambang

dan tanda pangkat resmi (termasuk cap/stempel).

Page 37: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

25

g. Filologika, yaitu benda koleksi yang menjadi objek penelitian filologi,

berupa manuscript seperti naskah kuno, naskah tulis tangan, dan naskah

lainnya yang berisi tentang sesuatu hal atau peristiwa.

h. Keramologika, yaitu benda koleksi yang dibuat dari bahan tanah liat yang

dibakar (baked clay) berupa barang pecah belah.

i. Seni Rupa, yaitu benda koleksi seni yang mengekspresikan pengalaman

artistik manusia melalui objek dua atau tiga dimensi.

j. Teknologika, yaitu setiap benda/kumpulan yang menggambarkan

perkembangan teknologi yang menonjol berupa peralatan dan atau hasil

produksi yang dibuat secara masal oleh suatu industri atau pabrik.

C. Konservasi Koleksi Museum

1. Pengertian Konservasi

Menurut Suzanne Keene, konservasi merupakan tugas yang dilakukan

oleh konservator dalam merawat koleksi secara aktif seperti menghilangkan

kotoran dan endapan yang menyebabkan kerusakan, memperkuatnya

menggunakan dukungan fisik atau konsolidasi dengan resin, menghilangkan

produk kimia atau agen peluruhan, seperti pada kertas asam.27

Menurut Sutarno konservasi adalah suatu upaya memelihara,

melindungi, dan melestarikan suatu karya.28 Sedangkan menurut Lasa

konservasi dapat diartikan sebagai kebijakan dan kegiatan yang mencakup

perlindungan bahan pustaka atau koleksi dari kerusakan. Kegiatan ini

mencakup metode dan teknik yang digunakan dan dilakukan oleh teknisi.

27Suzanne Keene. 2002. “Managing Conservation In Museum”. United States: Butterworth

Heinemann Publication. h.2 28Sutarno NS. 2008 . “Kamus Perpustakaan dan Informasi”. Jakarta: Jala Permata. h.108

Page 38: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

26

Kegiatan konservasi yang biasanya dilakukan adalah deasidifikasi,

enkapsulasi atau laminasi, membuat film mikro, penyimpanan dalam bentuk

digital atau elektronik. Selain itu konservasi dapat juga diartikan sebagai

penggunaan prosedur ilmu kimia atau fisika dalam pemeliharaan dan

penyimpanan pustaka untuk menjamin keawetan pustaka.29

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa konservasi

merupakan sebuah cara atau teknik yang digunakan untuk merawat serta

menjaga koleksi dari kerusakan melalui berbagai kegiatan, sehingga koleksi

dapat tetap ada untuk pembelajaran generasi selanjutnya.

2. Jenis Konservasi

Konservasi biasanya dilakukan pada koleksi perpustakaan, museum

ataupun arsip. Cara konservasi yang dilakukan biasanya sama namun yang

berbeda adalah jenis koleksinya. Konservasi menurut Endang Fatmawati

artinya kegiatan untuk mengawetkan koleksi. Hal ini mencakup adanya

kebijakan spesifik dan teknis yang terlibat dalam melindungi koleksi dari

kerusakan dan kehancuran, termasuk metode dan teknik yang dibuat oleh

staf teknis konservator. Untuk pembagiannya, konservasi terbagi menjadi 4

(empat) jenis, yaitu30:

a. Konservasi aktif (active), merupakan tindakan yang berhubungan

langsung dengan koleksi, biasanya dilakukan pada koleksi berupa tulisan

yang berbahan kertas seperti manuskrip, caranya adalah dengan membuat

29Lasa HS. 2009. “Kamus Kepustakawanan Indonesia”. Yogyakarta: Pustaka Book

Publisher. h.180 30Endang Fatmawati. “Preservasi, Konservasi, dan Restorasi Bahan Perpustakaan”.

LIBRIA, Vol. 10, No. 1, Juni (2018). h.20

Page 39: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

27

kotak pelindung buku dan membersihkan dokumen, maupun upaya

menetralkan asam pada kertas. Pada koleksi lainnya dilakukan dengan

cara membersihkan koleksi dari debu.

b. Konservasi pasif (passive), merupakan kegiatan untuk memperpanjang

umur koleksi. Hal ini misalnya: memonitor kebersihan ruang

penyimpanan koleksi, mengondisikan udara yang selalu bersih bebas

polusi, penggunaan AC yang stabil, dan mengontrol kondisi fisik maupun

kondisi lingkungan di sekitar tempat koleksi tersebut disimpan.

c. Konservasi preventif (preventive), merupakan tindakan dalam rangka

mengoptimalkan kondisi lingkungan untuk memperpanjang umur

koleksi, seperti menyusun kebijakan yang jelas terkait pelatihan petugas.

Selanjutnya membangun kesadaran pengelola dan petugas akan tanggung

jawabnya dalam mencegah koleksi dari kerusakan, aspek konservasi

preventif yang berhubungan langsung dengan koleksi, yaitu dengan

melakukan survei kondisi koleksi, memasang pengusir serangga,

memberi kapur barus, memberikan silica gell, dan lain-lain.

d. Konservasi kuratif (curative), merupakan tindakan untuk mengembalikan

struktur fisik dan fungsi dari sebuah dokumen dengan cara

menyelamatkan kondisi fisik koleksi agar terhindar dari kerusakan lebih

lanjut. Konservasi kuratif juga bisa dengan memulihkan koleksi ke

kondisi aslinya dengan menggunakan metode tertentu sehingga bagian

yang rusak menjadi utuh kembali seperti semula. Kegiatan yang biasanya

dilakukan dalam konservasi kuratif ini, antara lain:

Page 40: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

28

1) Melakukan identifikasi;

2) Melakukan fumigasi;

3) Melakukan pendokumentasian;

4) Melakukan pembersihan (cleaning);

Untuk koleksi yang berbahan kertas:

5) Memutihkan kertas (bleaching);

6) Menghilangkan pengaruh asam yang ada pada kertas (deasidifikasi)

secara basah, kering, atau dalam bentuk gas;

7) Menambal dan menyambung (mending);

8) Memperkuat kertas melalui pelapisan dua lembar tisu jepang pada

permukaan kertas (laminasi);

9) Memperkuat kertas dengan memberi lapisan penguat pada satu sisi

bagian belakang (lining);

10) Mengembalikan kekuatan kertas dengan memberi penguat gelatine

atau Carboxyl Methly Cellulose (CMC) cair dengan sprayer atau

kuas (sizing);

11) Memperkuat kertas yang berbentuk lembaran lepas agar terhindar

dari kerusakan yang bersifat fisik (enkapsulasi).

3. Tujuan dan Fungsi Konservasi Koleksi Museum

Tujuan dan fungsi konservasi koleksi museum sama halnya dengan

tujuan dan fungsi pelestarian naskah kuno pada perpustakaan, hal ini

dikarenakan museum juga memiliki koleksi berupa naskah kuno. Kata

pelestarian dalam kalimat tersebut bisa kita fokuskan pada kata konservasi.

Page 41: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

29

Sama halnya dengan tujuan pelestarian naskah kuno diatas, konservasi

koleksi juga dilakukan dengan tujuan untuk mencegah kerusakan pada

koleksi museum, sehingga koleksi dapat disimpan lebih lama, dan menjadi

daya tarik bagi pengunjung. Koleksi museum memiliki sejarah, sehingga

semakin lama usia koleksi tersebut, maka koleksi tersebut semakin

berharga.

Pelestarian bahan pustaka menurut Martoatmodjo adalah menjaga agar

koleksi perpustakaan tidak diganggu oleh tangan jahil, serangga yang iseng

dan jamur yang merajalela pada buku-buku yang ditempatkan diruangan

yang lembap.31 Jika disimpulkan dari pernyataan tersebut maka kita juga

dapat kaitkan dengan konservasi koleksi museum, bahwa konservasi koleksi

museum juga memiliki beberapa fungsi sebagai berikut yaitu:

a. Fungsi Melindungi: Koleksi Museum dilindungi dari serangan serangga,

manusia, jamur panas matahari, air, dan sebagainya. Dengan cara

konservasi yang baik serangga dan binatang kecil tidak akan dapat

menyentuh koleksi. Manusia tidak akan sembarangan memegang koleksi.

Jamur tidak sempat tumbuh dan sinar matahari serta kelembaban udara di

museum akan mudah dikontrol.

b. Fungsi Pengawetan: dengan perawatan yang baik, koleksi menjadi lebih

awet, bisa tahan lebih lama disimpan, dan diharapkan lebih banyak

pengunjung dapat melihat langsung koleksi tersebut.

31Martoadmodjo, Karmidi. 2014. “Pelestarian Bahan Pustaka”. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Page 42: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

30

c. Fungsi Kesehatan: dengan adanya konservasi yang baik, koleksi museum

menjadi bersih, bebas debu, jamur, binatang perusak, sumber dan sarang

berbagai penyakit, sehingga pengunjung maupun petugas akan tetap

sehat.

d. Fungsi Pendidikan: pengunjung akan lebih menghargai koleksi museum,

misalnya dengan tidak membawa makanan dan minuman ke dalam

museum, tidak menyentuh koleksi sembarangan dan mengikuti peraturan

museum lainnya.

Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwa fungsi konservasi koleksi

museum adalah agar koleksi dapat disimpan hingga masa mendatang karena

di dalam setiap koleksi museum terdapat nilai sejarah dan kebudayaan yang

perlu dirawat dan dijaga, sehingga dapat dijadikan sebagai sarana

pembelajaran untuk generasi berikutnya.

4. Unsur-unsur Manajemen Konservasi

Dalam bidang manajemen konservasi terdapat unsur-unsur penting

yang sangat berpengaruh akan terlaksananya kegiatan konservasi di

museum. Unsur-unsur tersebut diantaranya adalah:

a. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia dalam sebuah museum merupakan salah satu poin

penting yang harus ada, personil museum harus memiliki kecakapan

yang memadai tentang aspek teknik dan administrasi permuseuman.32

Hal tersebut sama halnya dengan dalam bidang konservasi, staf yang

32Direktorat Museum. 2010. “Pedoman Museum Indonesia”. Jakarta: Direktorat Jendral dan

Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. h.29

Page 43: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

31

menangani konservasi atau bisa juga disebut konservator ini seharusnya

memiliki kemampuan dalam bidang konservasi. Bidang konservasi erat

kaitannya dengan ilmu pengetahuan alam seperti biologi, fisika, dan

kimia. Maka dalam museum seorang konservator memiliki kualifikasi

pendidikan seperti pada tabel berikut.

Tabel 1

Kualifikasi Pendidikan Konservator

Kualifikasi Pendidikan

Pendidikan Formal Pendidikan dan Pelatihan

Minimal Ideal Minimal Ideal

Sekolah

lanjutan tingkat

atas jurusan IPA

atau biologi

D3 dan S1

bidang ilmu

kimia,

biologi,

fisika, atau

yang sejenis

Tipe dasar

ilmu

permuseuman

• Tipe dasar ilmu

permuseuman

• Tipe khusus ilmu

permuseuman

• Tipe kejuruan ilmu

permuseuman

• Bidang konservasi

b. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana dalam konservasi juga berperan penting, karena

tanpa adanya sarana dan prasarana yang memadai, maka kegiatan

konservasi tidak dapat dilakukan. Dalam konservasi terdapat dua metode

yaitu konservasi tradisional dan konservasi modern. Konservasi

tradisional dilakukan dengan menggunakan bahan yang didapat dari

lingkungan masyarakat, seperti dengan menggunakan cengkeh sebagai

pengawet, sedangkan konservasi modern merupakan konservasi yang

menggunakan bahan kimia.33 Dalam kegiatannya sarana konservasi

merupakan alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan seperti UV

33Dyah Sulistiyani. “Laporan Kegiatan Workshop Konservasi di Museum Nasional”.

Majalah Permuseuman: Museografia. Vol.6 no.10. Desember 2012

Page 44: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

32

monitor, lux meter, thermohygrometer, timbangan, beker glass, hot plate,

spatula, kuas halus, silika gel, dan alat serta bahan lainnya. Sedangkan

prasarana dalam konservasi adalah laboratorium.

c. Anggaran

Anggaran merupakan dana yang dibutuhkan untuk keperluan kegiatan

konservasi. Dana atau anggaran merupakan hal yang harus diusahakan,

diatur dan dikontrol penggunaannya dengan baik.34 Tanpa adanya

anggaran ini, maka konservasi akan sulit dilaksanakan secara maksimal.

5. Faktor-faktor Kerusakan Koleksi

Kerusakan koleksi sesungguhnya bukan dikarenakan sekedar faktor

keusangan dimakan oleh waktu saja. Banyak faktor yang mendorong

terjadinya kerusakan tersebut, mulai dari pengaruh fisika, kimia, biologi,

biota, lingkungan, penanganan yang salah (faktor manusia), bencana alam,

maupun musibah.35

Faktor-faktor tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu faktor internal

dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari koleksi

itu sendiri, biasanya kerusakan dalam faktor internal ini diakibatkan oleh

faktor kimia. Sedangkan faktor eksternal, faktor kerusakan berasal dari

sekitar koleksi tersebut ditempatkan seperti faktor fisika, biota, manusia,

serta bencana alam.

34Indah Purwani. “Selintas Peran Restorator dalam Konservasi Koleksi Perpustakaan”.

Majalah Perpustakaan: Visipustaka. Vol.15 no. 1. April 2013. 35Endang Fatmawati. “Identifikasi faktor-faktor penyebab kerusakan koleksi perpustakaan”.

Edulib, Vol.7 No.2, November (2017). h.110

Page 45: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

33

a. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari koleksi itu sendiri, biasanya

kerusakan dalam faktor internal ini diakibatkan oleh faktor kimia. Faktor

kimia yang menyebabkan kerusakan terjadi karena usia dari koleksi

tersebut seiringnya terjadi pada koleksi berbentuk tulisan seperti

manuskrip, kerusakan yang terjadi ialah berubahnya asam basa dalam

kertas yang menyebabkan koleksi menjadi rapuh.

b. Faktor eksternal merupakan faktor kerusakan yang berasal dari sekitar

koleksi tersebut ditempatkan seperti faktor lingkungan, biota, manusia,

serta bencana alam.

1) Faktor lingkungan

Secara umum kerusakan koleksi yang disebabkan oleh faktor

lingkungan tersebut biasanya berhubungan dengan faktor fisika,

seperti paparan cahaya (sinar matahari dan lampu), pencemaran udara,

temperatur/suhu, kelembapan udara, dan debu. Selain itu, faktor

lingkungan lainnya adalah rak atau lemari penyimpanan koleksi yang

tidak memenuhi syarat.

2) Faktor biota

Faktor biota ini berhubungan dengan faktor biologi yaitu serangga,

serangga di Indonesia bermacam karena Indonesia mempunyai alam

tropik, beberapa serangga dapat menyebabkan kerusakan pada benda

koleksi, sementara untuk mencegah masuknya serangga ke dalam

museum sangat sulit karena serangga dapat ikut dalam peti kemas

yang dikirim ke dalam museum, pencegahannya dapat melalui proses

Page 46: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

34

kimiawi dengan memperhatikan sifat dan bahan koleksi, dan

diupayakan jangan sampai pencegahan tersebut justru menimbulkan

kerusakan pada koleksi.

3) Faktor manusia

Faktor manusia ini merupakan kerusakan yang dilakukan oleh

manusia, bisa karena salahnya metode penanganan koleksi oleh

petugas atau karena ulah pengunjung yang tidak mematuhi aturan

museum seperti memegang koleksi sembarangan dan membawa

makanan atau minuman ke dalam museum.

4) Faktor bencana alam

Bencana yang disebabkan oleh alam seperti banjir, gempa bumi,

tsunami, gunung meletus, longsor, angin puting beliung dan bencana

lainnya, merupakan bencana yang tidak dapat prediksi kedatangannya,

namun sangat berbahaya bagi koleksi. Maka dari itu museum harus

mengantisipasi kerusakan koleksi yang disebabkan oleh bencana alam,

seperti membangun bangunan tahan gempa, menyimpan koleksi di

tempat yang tidak menyentuh lantai langsung, dan melakukan hal-hal

lainnya yang dapat mengamankan koleksi ketika terjadi bencana alam.

D. Penelitian Relevan

Dalam menyusun penelitian ini, peneliti melakukan penelusuran terhadap

penelitian-penelitian terdahulu. Dari penelitian terdahulu, terdapat beberapa

penelitian yang relevan dengan masalah yang akan diteliti, penelitian tersebut

diantaranya:

Page 47: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

35

1. Pelestarian Naskah Kuno pada Museum Negeri Provinsi Sumatra Utara

Medan, penelitian ini dilakukan oleh Suci Rahmadani pada tahun 2018,

mahasiswi Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu

Budaya, Universitas Sumatera Utara Medan.36 Perbedaan skripsi ini dengan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak pada tujuan penelitian, jenis

koleksi yang diteliti, dan tempat penelitian. Tujuan penelitian yang

dilakukan oleh Suci Rahma yaitu untuk mengetahui cara pelestarian serta

kendala dalam melakukan pelestarian pada koleksi naskah kuno yang ada di

Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara Medan. Sedangkan metode yang

digunakan adalah metode kualitatif menggunakan pendekatan deskriptif.

2. Pelestarian Koleksi Naskah Kuno Perpustakaan Bayt Al-Qur’an dan

Museum Istiqlal Jakarta, penelitian ini dilakukan oleh Wahyudin pada tahun

2018, mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan

Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.37

Perbedaan skripsi ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak

pada tujuan, koleksi, dan tempat penelitian. Tujuan dalam penelitian ini

adalah untuk mengetahui proses pelestarian, kendala, dan cara mengatasi

kendala pelestarian pada koleksi naskah kuno di Perpustakaan Bayt Al-

Qur’an dan Museum Istiqlal. Jenis penelitian yang digunakan adalah

kualitatif menggunakan metode deskriptif.

36Suci Rahmadani. Pelestarian Naskah Kuno pada Museum Negeri Provinsi Sumatra Utara

Medan. Tugas akhir S1, Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Budaya,

Universitas Sumatera Utara Medan, 2018. Diunduh melalui laman http://repositori.usu.ac.id. 37Wahyudin. Pelestarian Koleksi Naskah Kuno Perpustakaan Bayt Al-qur’an dan Museum

Istiqlal Jakarta. Tugas akhir S1, Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan

Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018. Diunduh melalui laman

http://repository.uinjkt.ac.id.

Page 48: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

36

3. Pelestarian Bahan Pustaka di Museum Balaputera Dewa Sumatra Selatan.

Artikel ini ditulis oleh Muhammad Bu’ang, Reni Anggraini, Sabrina Tri

Ambarwati, dan Zahrotun Fadhila, pada jurnal Iqra’ Volume 12 No.1 pada

Mei 2018.38 Artikel ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui kendala dan

upaya dalam melakukan pelestarian pada bahan pustaka, khususnya naskah

kuno dan koleksi di Museum Balaputera Dewa Sumatera Selatan.

Ditinjau dari ketiga penelitian terdahulu di atas, terdapat beberapa

persamaan dan perbedaan dengan masalah yang akan diteliti. Pada

penelitian terdahulu, fokus penelitiannya terletak pada pelestarian naskah

kuno dan bahan pustaka, sedangkan pada penelitian yang akan dibahas oleh

peneliti di sini akan difokuskan pada konservasi yang mana merupakan

bagian dari pelestarian, dan jenis koleksi yang diteliti pun berbeda karena

pada penelitian ini, koleksi yang diteliti adalah koleksi Al-Qur’an. Untuk

persamaan penelitian, penelitian ini dan penelitian terdahulu sama-sama

menggunakan metode kualitatif, selain itu penelitian ini juga dilakukan di

museum, walaupun museum yang berbeda.

38Muhammad Bu’ang, Reni Anggraini, Sabrina Tri Ambarwati, dan Zahrotun Fadhila.

Pelestarian Bahan Pustaka di Museum Balaputera Dewa Sumatra Selatan. (Journal Iqra’ Volume

12 No.1, Mei 2018).

Page 49: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan Penelitian

Metode yang akan digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan

menggunakan pendekatan studi kasus. Penelitian kualitatif adalah penelitian

yang dimaksudkan untuk menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata

tertulis maupun lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan

kualitatif digunakan untuk menggali informasi secara lebih dalam terkait

dengan masalah yang akan diteliti.39

Sedangkan pendekatan studi kasus merupakan salah satu jenis

pendekatan kualitatif yang penelitinya mengeksplorasi kehidupan nyata, sistem

terbatas kontemporer (kasus) atau beragam sistem terbatas (berbagai kasus),

melalui pengumpulan data yang detail dan mendalam yang melibatkan

beragam sumber informasi atau sumber informasi majemuk, dan melaporkan

deskripsi kasus dan tema kasus.40

B. Sumber Data

Adapun rincian sumber data yang dikumpulkan oleh peneliti dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data Primer

Menurut M. Iqbal Hasan data primer ialah data yang diperoleh atau

dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian

39Lexy J. Moleong. 2013. “Metode penelitian kualitatif”. Bandung: Remaja Rosdakaya. h.2 40John W. Creswell. 2014. “Penelitian Kualitatif dan Desain Riset: memilih di antara lima

pendekatan”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. h.135

Page 50: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

38

atau yang bersangkutan yang memerlukannya.41 Data primer ini berasal dari

lingkungan tempat penelitian berupa situs, benda-benda atau manusia,

seperti hasil wawancara, hasil observasi lapangan dan data-data mengenai

informan yang didapatkan oleh peneliti.

2. Data Sekunder

Data sekunder ialah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang

yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada.42 Data ini

merupakan data pendukung untuk informasi primer yang telah diperoleh,

dan diperoleh melalui bahan pustaka, literatur, penelitian terdahulu, buku,

dan lain sebagainya.

C. Informan

Pemilihan informan ditetapkan berdasarkan kualifikasi dari informan

tersebut, hal ini dilakukan agar peneliti mendapatkan informasi yang

dibutuhkan sesuai dengan topik pembahasan dalam penelitian.

Informan adalah orang yang memberikan informasi tentang hal-hal yang

berkaitan dengan tema penelitian, dalam melakukan wawancara peneliti perlu

memilih informan mana yang tepat untuk diwawancarai. Karena dengan

pemilihan informan yang tepat peneliti akan mendapatkan informasi selengkap

mungkin, sehingga membantu peneliti dalam melakukan penulisan penelitian.

Ketika memilih informan, peneliti harus cermat dan teliti, peneliti perlu

mencari tahu pihak-pihak mana saja yang benar-benar memahami tentang tema

penelitian. Dalam menentukan informan peneliti menggunakan teknik

41Hasan, M. Iqbal. 2002. “Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya”.

Bogor: Ghalia Indonesia. h.82 42Hasan, M. Iqbal. h.58

Page 51: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

39

purposive sampling yang merupakan sebuah teknik untuk menentukan

informan dengan cara sengaja memilih informan yang sesuai dengan kriteria

karena peneliti memiliki pertimbangan tertentu.43

Dalam melakukan sebuah penelitian, informan menjadi salah satu kunci

atau sumber penting dalam pencarian data serta informasi yang relevan dan

terpercaya. Oleh karena itu, peneliti menerapkan beberapa kriteria-kriteria yang

harus dimiliki oleh informan, diantaranya adalah:

1. Memiliki otoritas dalam museum

Dalam konteks ini, penting bagi informan memiliki otoritas dalam

museum. Hal ini dikarenakan informan tersebut mengetahui banyak hal

tentang museum mulai dari koleksi, sejarah, dan hal-hal lainnya yang terkait

dengan museum tersebut.

2. Memiliki latar belakang pendidikan dalam bidang museum dan konservasi

Dalam konteks ini, latar belakang pendidikan di bidang museum juga

diperlukan, karena staf yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang

museum akan menerapkan apa yang telah dipelajarinya ketika bekerja.

Sehingga dalam melakukan sesuatu mereka akan memikirkan dampak

negatif dan positifnya.

3. Memiliki pandangan khusus tentang topik penelitian

Dalam konteks ini, informan juga perlu memiliki pandangan khusus

tentang topik penelitian, karena ketika informan memiliki pandangan khusus

tentang topik penelitian, informan tersebut akan menjawab pertanyaan

43Herman, dkk. 2007. “Metodologi Penelitian”. Jakarta: Universitas Terbuka. h. 3.12.

Page 52: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

40

peneliti sesuai dengan konteks pertanyaan dan tidak sembarang menjawab.

4. Merupakan pelaksana harian yang sifatnya teknis

Dalam konteks ini, seseorang yang memang menjadi pelaksana harian

teknis dalam kegiatan konservasi juga diperlukan, karena pelaksana teknis

tersebut merupakan seseorang yang mempunyai tanggung jawab dan

memang terlibat langsung dalam kegiatan konservasi, sehingga orang

tersebut akan menjelaskan kegiatan konservasi yang biasanya dilakukan.

Berdasarkan kriteria-kriteria yang telah disebutkan, maka peneliti

mengambil tiga informan, informan tersebut diantaranya adalah:

Tabel 2

Data Informan

No. Nama Jabatan Pendidikan

1. Syaifuddin, MA.Hum Kepala Seksi Koleksi S2 (Filologi)

2. Ida Fitriani, M.Hum Staf Pengembang

Koleksi S2 (Arkeologi)

3. Bubun Budiman Perawat koleksi SLTA

Informan yang dipilih merupakan informan yang sesuai dengan kriteria

yang telah disebutkan, dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan

dengan wawancara secara langsung bertatap muka dengan informan, dalam

wawancara peneliti memberikan pertanyaan semi terstruktur, hal tersebut

dilakukan guna mendapatkan informasi secara mendetail.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam sebuah penelitian, instrumen pengumpulan data sangat penting,

karena menjadi alat untuk membantu menjawab semua permasalahan dan juga

untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pada penelitian ini teknik

Page 53: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

41

pengumpulan data yang digunakan adalah dengan observasi, wawancara, dan

kajian pustaka.

1. Observasi

Merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara mengamati lingkungan dan mencatat secara sistematis peristiwa yang

dijadikan bahan penelitian oleh peneliti. Menurut Hasan observasi ialah

pemilihan, pengubahan, pencatatan, dan pengodean serangkaian perilaku

dan suasana yang berkenaan dengan organisasi, sesuai dengan tujuan-tujuan

empiris.44 Tujuan dilakukan observasi oleh peneliti adalah untuk

menemukan gambaran permasalahan dan petunjuk untuk menyelesaikan

masalah. Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah melihat dan

mengamati koleksi serta lingkungan museum.

2. Wawancara

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

menanyakan pertanyaan-pertanyaan secara lisan dan tatap muka kepada

informan yang berkaitan dengan penelitian, serta jawaban wawancara dari

informan ditulis ataupun direkam.45 Wawancara dilakukan agar peneliti

dapat mengetahui informasi terkait topik penelitian, maka dari itu dalam

wawancara peneliti akan memilih tiga informan yang sesuai dengan kriteria

yang peneliti inginkan. Wawancara yang dilakukan merupakan wawancara

semi terstruktur di mana peneliti memberikan pertanyaan yang telah tercatat

dan pertanyaan spontan yang berhubungan dengan penelitian.

44Hasan, M. Iqbal. 2002. “Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya”.

Bogor: Ghalia Indonesia. h.86 45Hasan, M. Iqbal. h.85

Page 54: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

42

3. Studi pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk memperkaya pengetahuan mengenai

berbagai konsep yang akan digunakan sebagai dasar atau pedoman dalam

proses penelitian.46 Sumber data didapatkan melalui bahan pustaka seperti

buku, jurnal, artikel, dan bahan pustaka lainnya baik yang ada di

perpustakaan maupun sumber-sumber informasi lainnya. Tujuan dilakukan

studi pustaka adalah agar peneliti mendapatkan pemahaman tentang konsep

permasalahan yang akan dikaji dan kajian pustaka juga dijadikan sebagai

landasan teori untuk memperkuat analisa dalam penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Menganalisis data pada penelitian kualitatif perlu dilakukan secara

terstruktur mulai dari mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-

unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting

dan mana yang akan dikaji sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan untuk

disampaikan kepada orang lain, maka dari itu dalam menganalisis terdapat tiga

tahapan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.47

1. Reduksi data

Reduksi data adalah proses analisis untuk memilih, memusatkan

perhatian, menyederhanakan, serta mentransformasikan data yang muncul

dari catatan-cacatan lapangan. Mereduksi data berarti membuat rangkuman,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,

46Martono, Nanang. 2011. “Metode Penelitian Kuantitatif”. Jakarta: PT Raya Grafindo

Persada. h. 97 47Sugiyono. 2007. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung:

Alfabeta. h.91

Page 55: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

43

mencari tema dan pola, serta membuang yang dianggap tidak perlu. Reduksi

data digunakan agar peneliti mendapatkan gambaran jelas dari data yang

diperoleh.

2. Penyajian data

Setelah data direduksi, langkah analisis selanjutnya adalah penyajian

data. Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisasikan,

tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin mudah dipahami. Penyajian

data dapat dilakukan dalam bentuk uraian naratif, bagan, hubungan antar

kategori, diagram alur (flow chart), dan lain sejenisnya. Hal tersebut

dilakukan agar memudahkan pembaca dalam memahami isi penelitian.

3. Penarikan kesimpulan

Langkah berikutnya adalah penarikan kesimpulan berdasarkan temuan

dan melakukan verifikasi data. Data yang telah disajikan dalam bentuk

narasi atau bentuk lainnya digunakan untuk menjawab rumusan masalah

yang telah dirumuskan sejak awal.

F. Jadwal penelitian

Adapun Jadwal penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

Tabel 3

Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Tanggal

1. Pengajuan Proposal Skripsi Februari 2019

2. Pengujian Proposal Skripsi Maret 2019

3. Awal Bimbingan Skripsi Maret 2019

4. Penyusunan Laporan Skripsi April 2019

5. Penelitian April dan Mei 2019

6. Bimbingan Skripsi Juni 2019

7. Pengajuan Sidang Juli 2019

Sidang Skripsi Agustus 2019

Page 56: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Objek Penelitian

1. Sejarah Bayt Al-Quran dan Museum Istiqlal48

Indonesia merupakan negara yang dikenal dengan ‘kesatuan dalam

keanekaragaman’, karena toleransi dan rasa kebersamaan antar suku dan

antar agama yang telah tertanam sepanjang sejarah pembentukan bangsa.

Indonesia memiliki ribuan pulau, ratusan suku dan adat istiadat, bangsa

Indonesia mengakui adanya beberapa agama besar yang dipeluk oleh

masyarakatnya, masing-masing pemeluk agama memiliki hak dan

kesempatan yang sama dalam menjalankan kewajiban beribadah kepada

Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan keyakinan masing-masing.

Islam merupakan agama terbesar yang dipeluk oleh mayoritas

masyarakat Indonesia, Islam telah hadir berabad-abad lamanya, menyebar

hampir ke seluruh pelosok tanah air dan mewarnai berbagai kebudayaan

yang telah hidup sebelumnya. Setiap kebudayaan yang disentuh Islam

tampaknya memiliki keunikan tersendiri, kekayaan dan keragaman budaya

Islam yang dimiliki bangsa Indonesia tampak jelas dalam Festival Istiqlal

tahun 1991 dan 1995.

Pembangunan Bayt Al-Qur’an & Museum Istiqlal merupakan wujud

dari cita-cita dan pemikiran untuk menampilkan dan mengaktualisasikan

kebudayaan bangsa Indonesia, khususnya yang bernafaskan Islam.

48Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an. 2018. “Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal:

Jendela peradaban Islam Indonesia”. Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. h.10

Page 57: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

45

Ide awal pendirian Bayt Al-Qur’an muncul dari Dr. H. Tarmizi Taher

pada tahun 1994 ketika menjabat sebagai Menteri Agama RI, ketika ia

mendampingi Presiden H.M. Soeharto menerima hadiah sebuah Al-Qur’an

besar dari Pondok Pesantren Al-Asy’ariyah, Kalibeber, Wonosobo, Jawa

Tengah. Satu tahun kemudian, tepatnya pada peringatan 50 tahun

kemerdekaan RI tahun 1995, Presiden meresmikan Mushaf Istiqlal yang

telah selesai dikerjakan sejak tahun 1991. Mushaf Istiqlal merupakan

mushaf ukuran besar yang ditulis dengan khat yang indah, dilengkapi

dengan hiasan (iluminasi) dari ragam hias 27 provinsi di Indonesia. Pada

waktu itulah tercetus ide untuk mendirikan Bayt Al-Qur’an (berarti “Rumah

Al-Qur’an”) sebagai tempat untuk menghimpun, menyimpan, memelihara,

dan memamerkan mushaf Al-Qur’an dari berbagai macam bentuk dan jenis,

yang tersebar di seluruh penjuru Nusantara. Ide ini kemudian mendapat

dukungan dari Ibu Tien Soeharto yang langsung mewakafkan tanah seluas

satu hektar di kompleks Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur,

tepatnya di sebelah kana pintu masuk utama TMII.

Setelah melalui tahapan perencanaan, gagasan untuk memperluas fungsi

Bayt Al-Qur’an muncul terutama selepas penyelenggaraan Festival Istiqlal

kedua pada tahun 1995. Pada penyelenggaraan festival tersebut, telah

banyak dihimpun benda-benda koleksi budaya Islam Nusantara yang pada

saat itu belum terpikirkan akan ditempatkan di mana. Ide yang pada awalnya

hanya untuk menghimpun naskah-naskah Al-Qur’an, kemudian diperluas

untuk menghimpun, memamerkan, dan mengkaji sejarah serta budaya Islam

Page 58: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

46

Nusantara. Sejak saat itulah, timbul rencana untuk menggabungkan ide

pendirian Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal.

Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal merupakan dua lembaga yang

memiliki kesatuan utuh, dengan perannya masing-masing. Keduanya

menyatu dalam upaya meningkatkan kecintaan, pemahaman dan

pengalaman Al-Qur’an. Melihat kedudukan dan fungsinya, kedua lembaga

tersebut saling terkait dan tidak dapat dipisahkan.

Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal lebih dari sekedar tempat untuk

menyimpan dan memamerkan Al-Qur’an dari berbagai tempat di Indonesia,

kedua lembaga tersebut juga merupakan wadah kajian dan pengembangan

ilmu yang berkaitan dengan Al-Qur’an dan budaya Islam. Akhirnya pada

tanggal 20 April 1997 Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal resmi dibuka

oleh Presiden RI H.M. Soeharto, sebagai tonggak perkembangan dan

kebesaran Islam di Indonesia: menyiarkan kegemilangan dari masa lalu,

masa kini dan masa yang akan datang.

Pengelolaan Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal berada di bawah

Kementerian Agama RI. Tahun 1997 hingga 2002 dikelola oleh Direktorat

Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji, tepatnya di bawah

Direktorat Penerangan Agama Islam, berdasarkan keputusan Menteri

Agama RI Nomor 475 Tahun 1997. Pada tahun 2002, berdasarkan

Keputusan MenteriAgama RI Nomor E/50 Tahun 2002, pengelolaan Bayt

Al-Qur’an dan Museum Istiqlal dialihkan ke Direktorat Jendral

Kelembagaan Agama Islam, di bawah Direktorat Pendidikan Agama Islam

Page 59: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

47

pada Masyarakat dan Pemberdayaan Masjid, yang membawahi Subdit

Siaran dan Tamadun, dan memiliki Seksi Museum Islam.

Pada tahun 2005 Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal harus kembali

menyesuaikan diri beralih ke Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat

Islam di bawah Direktorat Penerangan Agama Islam. Sejak tahun 2007

hingga saat ini Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal secara struktural berada

di dalam organisasi Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Badan Litbang

dan Diklat Kementerian Agama RI, berdasarkan Peraturan Menteri Agama

RI Nomor 3 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lajnah

Pentashihan Mushaf Al-Qur’an. Di dalam struktur yang baru ini, Bayt Al-

Qur’an dan Museum Istiqlal berada di bawah Bidang Bayt Al-Qur’an dan

Dokumentasi.

Sejak berdirinya, Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal telah beberapa

kali mengalami pergantian pimpinan, yaitu:

Tabel 4

Nama-nama Pimpinan Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal dari masa

ke masa

No. Nama Periode

1. Drs. H. Subagji 1997-1999

2. Drs. H. Subandi M.Si. 1999-2001

3. Prof. Dr. H. Hasan Mu’ari Ambary 2001-2002

4. Dr. H. Yusnar Yusuf, MS 2002-2005

5. Drs. H. Mudjahid AK, M.Sc. 2005-2006

6. Drs. H. Ahmad Jauhari, M.Si. 2006-2007

7. Drs. H. Muhammad Shohib, MA 2007-2014

8. Drs. Hisyam Ma’sum, M.Si. 2014

9. H. Abdul Halim Ahmad, Lc, MM 2014-2015

10. Dr. H. Muchlis M.Hanafi, MA 2015-sekarang

Page 60: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

48

Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal dirancang dengan mengacu

kepada Al-Qur’an dan Hadis yang merupakan pegangan hidup umat Islam,

dan tetap mempertimbangkan kaidah arsitektur yang berusaha mencapai

keselarasan yang padu antara keindahan dan fungsi. Gedung Bayt Al-Qur’an

dan Museum Istiqlal dirancang oleh It. Achmad Noe’man bersama dengan

biro arsitekturnya, PT Binaro, Bandung.

Dalam konteks Indonesia, arsitektur selalu dikaitkan dengan unsur-

unsur budaya setempat sehingga menemukan bentuknya yang khas. Seluruh

bangunan Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal terdiri atas 3,5 lantai dan

satu lantai dasar (basement), serta sebuah masjid dengan luas keseluruhan

bangunan ±17.000 m2. Kedua bangunan ini cukup megah, terletak di

kompleks Taman Mini Indonesia Indah dengan tampak memanjang, dan

berorientasi ke arah kiblat. Lantai satu digunakan untuk lobby, masjid, serta

ruang pameran tetap; lantai dua untuk ruang pamer tidak tetap, dan ruang

audio visual; lantai tiga untuk perpustakaan, ruang direktur, kepala bidang,

kepala seksi, serta tuang rapat; serta lantai empat untuk ruang pertemuan

dan seminar.

2. Dasar, Tujuan, Visi dan Misi

Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal merupakan lembaga yang berada

di bawah naungan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, namun memiliki

dasar, tujuan, visi dan misi tersendiri, berikut merupakan dasar, tujuan, visi

dan misi dari Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal:

Page 61: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

49

a. Dasar

1) Sesungguhnya Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang merupakan

rahmat bagi seluruh alam yang menjadi tuntunan terbaik dan memiliki

nilai sangat strategis untuk pembangunan umat manusia.

2) Sesungguhnya Al-Qur’an telah mengilhami, mendorong dan

memperkaya budaya bangsa.

3) Kekayaan budaya yang bernafaskan Islam dalam berbagai bentuknya

perlu dilestarikan dan dikembangkan.

b. Tujuan

1) Mengingatkan kecintaan, pemahaman dan pengalaman ajaran-ajaran

Al-Qur’an.

2) Menampilkan kebudayaan Indonesia yang bernafaskan Islam yang

berkualitas dan kreatif dalam upaya memantapkan kesatuan dan

persatuan bangsa.

3) Menampilkan makna dan citra ajaran Islam dan budaya bangsa

Indonesia yang bersifat terbuka, dinamis dan toleran.

4) Menampilkan budaya islami yang berasal dari Asia Tenggara dan

bangsa-bangsa lainnya dalam upaya ikut melengkapi dan memperkaya

khazanah budaya Islam dunia.

5) Menjadi forum studi dan pelayanan informasi bagi pengembangan

ilmu pengetahuan dan budaya Islam.

c. Visi

“Menjadi Museum Al-Qur’an dan Kebudayaan Islam Bertaraf

Internasional”

Page 62: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

50

d. Misi

“Menjaga dan Melestarikan Warisan Al-Qur’an dan Kebudayaan Islam

di Nusantara”

3. Struktur Organisasi49

Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal tidak memiliki struktur organisasi

tersendiri, karena Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal merupakan lembaga

yang berada di bawah naungan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, oleh

karena itu struktur organisasi dijadikan satu dengan lembaga induknya

tersebut, adapun struktur organisasi induknya tersebut adalah sebagai

berikut:

Gambar 1 Struktur Organisasi Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an

Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal ini berada di bawah Bidang Bayt

Al-Qur’an dan dokumentasi yang merupakan bidang III di Lajnah

Pentashihan Mushaf Al-Qur’an.

49Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an. 2016. “Profil Lajnah Pentashihan Mushaf Al-

Qur’an”. Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. h.15

Kepala Lajnah Pentashihan

Mushaf Al-Qur'an

Dr. Muchlisin M.Hanai, MA

Kepala Bidang Pentashihan

Mushaf Al-Qur'an

Abdul Aziz Sidqi, M.Ag

Kepala Seksi Pelatihan

Liza Mahzumah, S.Ag

Kepala Seksi Pembinaan dan

Pengawasan Pentashihan

Fahrur Rozi, MA

Kelompok Jabatan Fungsional

Kepala Bidang Pengkajian

Al-Qur'an

Dr. Muchlisin M.Hanai, MA

Kepala Seksi Pengembangan dan

Pengkajian Al-Qur'an

Bagus Purnomo, S.Th.I

Kepala Seksi Sosialisasi dan

Penerbitan

Arum Rediningsih, MAB

Kepala Bidang Bayt Al-Qur'an

dan Dokumentasi

Wawan Ridwan, M.Pd

Kepala Seksi Koleksi dan Pameran

Syaifuddin, MA.Hum

Kepala Seksi Dokumentasi

dan Kepustakaan

Agus Puji Utama, S.Pd.I

Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Deni Hudaeni A. Arifin, Lc. MA

Page 63: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

51

4. Staf Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal

Bidang Bayt Al-Qur’an dan Dokumentasi memiliki 20 staf, adapun

tugas dan latar belakang masing-masing individunya ialah sebagai berikut:

Tabel 5

Sumber Daya Manusia Bidang Bayt Al-Qur’an dan Dokumentasi

No. Nama Jabatan Bagian Pendidikan

1. Hj. Nani Sutiati,

MM

Kepala Bidang

Bayt Al-Qur’an

&Dokumentasi

Bidang Bayt Al-

Qur’an dan

Dokumentasi

S2

2. Syaifuddin,

MA.Hum

Kepala Seksi

Koleksi dan

Pameran

Seksi Koleksi

dan Pameran S2

3. Khikmawati, Lc

Pengembang

Koleksi

Museum

Seksi Koleksi

dan Pameran S1

4. Ida Fitriani,

M.Hum.

Pengembang

Koleksi

Museum

Seksi Koleksi

dan Pameran S2

5.

Adimas

Bayumurti,

M.Hum.

Pengembang

Koleksi

Museum

Seksi Koleksi

dan Pameran S2

6. Dra. Dedeh Saidah

Pengembang

Koleksi

Museum

Seksi Koleksi

dan Pameran S1

7. Nurdin

Pengolah Bahan

Koleksi dan

Museum

Seksi Koleksi

dan Pameran SLTA

8. Aris Munandar

Pengolah Bahan

Koleksi dan

Museum

Seksi Koleksi

dan Pameran STM

9. Bubun Budiman

Pemelihara

Koleksi dan

Museum

Seksi Koleksi

dan Pameran SLTA

10. Muhammad Lutfi,

Amd Pemandu

Seksi Koleksi

dan Pameran D3

11. H. Agus Puji

Utama, S.Pd.

Kepala Seksi

Dokumentasi &

Kepustakaan

Seksi

Dokumentasi &

Kepustakaan

S1

12. Hj. Jurasih, S.Sos.

Penyusun Bahan

Informasi dan

Penerangan

Seksi

Dokumentasi &

Kepustakaan

S1

Page 64: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

52

13. Heri Haryadi,

M.Hum.

Penyusun Bahan

Informasi dan

Penerangan

Seksi

Dokumentasi &

Kepustakaan

S2

14. Gumin Subianto,

S.Sos.

Pengolah Data

Bayt Al-Qur’an

Seksi

Dokumentasi &

Kepustakaan

S1

15. Sri Purwanti Pengolah Data

Bayt Al-Qur’an

Seksi

Dokumentasi &

Kepustakaan

SLTA

16. Ibnu A’thoillah,

S.Pd.

Pengelola

Website/IT

Seksi

Dokumentasi &

Kepustakaan

S1

17. Drs. Ali Akbar,

M.Hum. Peneliti Madya

Fungsional

Peneliti S3

18 Abdul Hakim,

M.Si. Peneliti Muda

Fungsional

Peneliti S2

19 H. Zarkasi, MA Peneliti Muda Fungsional

Peneliti S2

20 Dwi Martiningsih,

S.Psi. Peneliti Pertama

Fungsional

Peneliti S1

5. Jenis koleksi Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal

a. Koleksi Bayt Al-Qur’an

Bayt Al-Qur’an merupakan gambaran fungsi Al-Qur’an sebagai petunjuk

manusia, maka dari itu koleksi Bayt Al-Qur’an diantaranya adalah:

1) Manuskrip Al-Qur’an

Penyalinan mushaf secara tradisional di Nusantara berlangsung sejak

awal kedatangan Islam hingga akhir abad ke 19, penyalinan ini

dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat Islam baik dari para

penyalin profesional, santri, maupun para ulama. Penyalinan yang

dilakukan oleh kesultanan pada umumnya indah, baik dari kaligrafi

maupun iluminasinya. Iluminasi pada mushaf-mushaf istana sering

berlatarkan emas, dengan penggarapan detail yang baik,

mengutamakan keindahan mushaf. Bayt Al-Qur’an saat ini

Page 65: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

53

menyimpan lebih dari 60 mushaf kuno yang berasal dari berbagai

daerah di Nusantara, diantaranya Aceh, Jambi, Banten, Jawa Barat,

Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bima.

2) Mushaf Al-Qur’an Cetak

Pada paruh kedua abad ke-19, mulai berkembang teknologi

percetakan litografi, penyalinan mushaf Al-Qur’an secara tradisional

pelan-pelan mulai ditinggalkan. Di Indonesia, mushaf Al-Qur’an

pertama kali dicetak di Palembang pada tahun 1848. Bayt Al-Qur’an

dan Museum Istiqlal mengoleksi beberapa Mushaf Al-Qur’an cetak

tertua di Nusantara, diantaranya: cetakan Singapura akhir abad ke-19,

dan yang lebih muda, yaitu cetakan matba’ah Al-Islamiyah milik

HMS Sulaiman, Bukittinggi, 1993. Mushaf Al-Qur’an cetak lainnya

berasal dari tahun 1950-an hingga tahun 2016, dengan beragam variasi

teks Al-Qur’an, iluminasi, dan inovasi desain cover.

3) Manuskrip Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Naskah terjemahan dalam bahasa Melayu paling tua yang dapat

ditemukan hingga kini adalah sebuah naskah koleksi Universitas

Cambridge, berisi terjemahan Surah al-Kahf, dalam bentuk huruf

cetak, berasal dari awal abad ke-17. Sementara terjemahan Al-Qur’an

lengkap pertama adalah Tarjuman al-Mustafid karya Abdurra’uf as-

Sinkili yang ditulis pada akhir abad ke-17. Bayt Al-Qur’an dan

Museum Istiqlal mengoleksi manuskrip Tafsir al-Jalalani, dan Tafsir

al-Baidawi yang disalin ulama Nusantara pada abad ke-19. Pada tahun

Page 66: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

54

1992 Mahmud Yunus memelopori penerjemahan Al-Qur’an, dan

selesai pada tahun 1938, namun diterbitkan pada tahun 1960 dengan

judul Tafsir Al-Qur’an Karim. Karya tafsir juga muncul dalam

beberapa bahasa daerah seperti bahasa Sunda dengan huruf pegon,

bahasa Jawa dengan huruf pegon, bahasa Jawa dengan huruf latin dan

lainnya.

4) Al-Qur’an Elektronik dan Digital

Sesuai dengan perkembangan teknologi, Al-Qur’an juga dikemas

dalam perangkat elektronik dan digital seperti kaset, CD, DVD, serta

aplikasi dalam telepon genggam. Sehingga media untuk membaca dan

belajar Al-Qur’an makin beragam dan memudahkan umat muslim

untuk belajar serta membaca Al-Qur’an kapanpun dan di mana pun.

5) Warisan Budaya Qur’ani

Warisan budaya Qur’ani merupakan karya seni yang terinspirasi atau

terkait dengan Al-Qur’an, dan memiliki makna khusus bagi

masyarakat Indonesia, pada masa lalu maupun masa kini. Benda-

benda ini mengandung simbol-simbol Qur’ani yang terbuat dari kayu,

batu, kain, keramik, logam dan lain-lain. Sebagian besar mengandung

unsur kaligrafi yang diambil dari ayat-ayat Al-Qur’an, baik dalam

bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi.

b. Koleksi Museum Istiqlal

Museum Istiqlal merupakan perwujudan pelaksanaan petunjuk Allah

Page 67: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

55

SWT dalam kehidupan dan budaya umat Islam Nusantara, koleksi yang

terdapat pada Museum Istiqlal diantaranya adalah:

1) Manuskrip Keagamaan

Manuskrip keagamaan merupakan naskah-naskah kuno tulisan tangan

yang berisi kajian Islam yang menjadi bukti perjalanan dan

perkembangan intelektual Islam di Indonesia, Naskah-naskah tersebut

meliputi berbagai bidang ilmu agama seperti tafsir, hadis, ilmu kalam,

fikih, sastra, bahasa, hingga sejarah yang berasal dari Aceh, Banten,

Jawa, Madura, Nusa Tenggara Barat, dan lain-lain.

2) Tekstil

Tradisi pembuatan tekstil yang indah di kawasan Asia Tenggara

berhubungan erat dengan istana-istana kerajaan Islam. Sudah sejak

lama tekstil seperti kain sutra, songket, sulaman, dan batik menjadi

barang dagangan Internasional yang menghubungkan kerajaan Islam

dengan negeri-negeri seperti India, China, dan negara Lainnya.

Keragaman tekstil tersebut tampak dalam kain batik, songket, tenun

maupun sulam yang digunakan untuk selendang, sarung, sajadah,

taplak meja, ikat kepala dan lain-lain.

3) Arsitektur

Keunikan arsitektur Islami di Indonesia terlihat pada bangunan

masjid, pesantren dan madrasah, dan juga pada rumah adat. Hal ini

merupakan bukti dari akulturasi antara nilai-nilai Islam dengan budaya

lokal. Perpaduan antara keduanya menghasilkan karya arsitektur yang

Page 68: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

56

unik dan khas dari Aceh, Jawa, Riau, Kalimantan, Sulawesi, Lombok,

hingga Maluku. Karya arsitektur tersebut disajikan dalam media foto,

maket, miniatur maupun replika.

4) Nisan

Nisan merupakan bukti arkeologis yang penting bagi sejarah

perkembangan Islam di Indonesia. koleksi berupa nisan asli dan

replika berasal dari situs-situs penting awal mula Islam di Indonesia.

Koleksi nisan di Bayt Al-Qur’an merupakan replika dari batu nisan

Fatimah binti Maimun (1082 M), Maulana Malik Ibrahim, Malik as-

Saleh (1297 M), dan lain-lain. Batu nisan bernilai seni tinggi tidak

hanya berfungsi sebagai penanda makam, tetapi juga merupakan

prasasti yang menceritakan sejarah, riwayat kerajaan, serta masyarakat

sekitar pada masa lalu.

5) Seni Rupa Tradisional

Benda-benda tradisi yang memiliki nilai-nilai islami biasanya dipakai

untuk keperluan khusus yang berhubungan dengan upacara-upacara

adat, seperti pernikahan, kelahiran, khitanan, panen, dan upacara

tradisional lainnya. Terdiri atas berbagai macam media, dari ukiran

kayu, keramik, tenun, tekstil, hingga senjata tradisional. Pada

umumnya dihiasi kaligrafi Arab berisi kalimat syahadat, ayat kursi,

basmalah, dan lain-lain.

Page 69: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

57

6) Seni Rupa Modern

Seni rupa modern islami di Indonesia berkembang sejak sekitar tahun

1970-an, dan terus berlangsung hingga saat ini. Karya tersebut sering

dan mudah dikenali dari temanya yang sebagian besar berupa kaligrafi

ayat-ayat Al-Qur’an, meskipun sebenarnya tidak harus menampilkan

kaligrafi. Karya seni rupa kontemporer ini merupakan cerminan dari

kondisi sosial dan budaya masyarakat masa kini dari sudut pandang

seniman muslim. Bayt Al-Qur’an menyajikan karya seni rupa baik

dalam bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi seperti lukisan di atas

kanvas, lukisan kaca, tapestri, lukisan batik dan patung kaligrafi.

6. Jam Layanan

Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal memiliki jam layanan untuk

pengunjung yaitu Selasa sampai Minggu, sedangkan hari Senin layanan

untuk pengunjung diliburkan, berikut merupakan jam layanan Bayt Al-

Qur’an dan Museum Istiqlal:

Tabel 6

Jam Layanan

No. Hari Operasional Jam Layanan

1. Senin Libur bagi pengunjung

2. Selasa-Minggu 08.00 s/d 15.30 WIB

B. Hasil Observasi

Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal merupakan salah satu museum di

Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal

terletak di sebelah kanan pintu masuk utama TMII.

Page 70: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

58

Museum ini memiliki dua ruang pameran tetap yaitu ruang pameran Bayt

Al-Qur’an dan ruang pameran Museum Istiqlal, kedua ruang pameran tersebut

memiliki koleksi yang berbeda, pada ruang pameran Bayt Al-Qur’an

koleksinya adalah Al-Qur’an, mulai dari Al-Qur’an terbesar hingga terkecil,

sejarah tentang perkembangan penulisan serta pencetakan Al-Qur’an di

Indonesia, dan ada juga peti untuk menyimpan manuskrip Mushaf Istiqlal.

Sedangkan pada ruang pameran Museum Istiqlal, koleksinya berupa benda-

benda yang terkait dengan peradaban Islam di Indonesia, seperti replika batu

nisan, kain-kain, manuskrip keagamaan, miniatur replika Masjid Demak dan

koleksi lainnya. Selain ruang pameran tetap ada juga fasilitas lainnya, seperti

ruang pameran tidak tetap, lobby, ruang audio visual, masjid, dan

perpustakaan.

Jumlah koleksi Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal adalah 472 koleksi,

dengan rincian 70 koleksi Al-Qur’an manuskrip, 30 koleksi Al-Qur’an cetak, 4

koleksi Tafsir Al-Qur’an manuskrip, 24 koleksi Al-Qur’an cetak, 11 koleksi

warisan budaya Qur’ani, 7 koleksi manuskrip naskah keagamaan, 47 koleksi

arsitektur, 67 koleksi tekstil, 15 koleksi nisan, 10 koleksi seni rupa tradisional,

50 koleksi seni rupa modern, dan 137 koleksi warisan budaya islami.

Sarana konservasi yang tersedia di ruang pameran adalah 25 AC dengan

suhu 200 C, lampu untuk ruangan dengan lampu berwarna putih dan lampu

pada setiap koleksi dengan lampu berwarna kuning, 32 tempat penyimpanan

koleksi (vitrin), 9 Acrilic book stand sebagai media display di dalam vitrin dan

ada silica gel yang diletakan di dalam beberapa vitrin.

Page 71: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

59

C. Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan

data salah satunya adalah wawancara, ketika wawancara penulis melakukan

wawancara semi terstruktur di mana peneliti memberikan pertanyaan-

pertanyaan yang sudah tercatat dan pertanyaan spontan, pertanyaan tersebut

berhubungan dengan penelitian serta ditanyakan langsung kepada tiga

informan diantaranya Bapak Syaifuddin (S), Ibu Ida Fitriani (IF), dan Bapak

Bubun Budiman (BB). Maka dari itu peneliti akan menjabarkanhasil dari

wawancara yang telah dilakukan saat penelitian.

1. Konservasi Koleksi di Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal

a. Pentingnya koleksi Al-Qur’an

Al-Qur’an menjadi koleksi utama di Bayt Al-Qur’an, hal tersebut

menjadikan koleksi Al-Qur’an penting untuk disimpan, ada beberapa hal

yang menjadikan koleksi Al-Qur’an penting untuk disimpan seperti yang

dikatakan para informan ketika wawancara, terdapat tiga poin yang

menjadikan Al-Qur’an penting yaitu:

1) Kelompok koleksi Al-Qur’an

Berdasarkan wawancara, salah satu yang menjadikan koleksi Al-

Qur’an penting dikoleksi adalah karena kelompok koleksi Al-Qur’an

yang beragam, hal tersebut diungkapkan oleh para informan seperti

berikut:

“...ada empat kelompok koleksi terkait Al-Qur’an ..., pertama koleksi

Al-Qur’an manuskrip ....kedua kelompok Al-Qur’an cetak,.... ketiga ....

naskah-naskah terjemah, tafsir Al-Qur’an, dan karya-karya ulama

Page 72: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

60

nusantara.... dan ...keempat itu ada Al-Qur’an digital ...dan ada yang

kelima juga terkait dengan benda-benda seni keal-qur’annan....” (S)

“....menampilkan koleksi yang terkait dengan Qur’an dan juga benda-

benda yang terkait dengannya. ...benda-benda yang terkait dengannya

...misalnya ....rehal, ....peti-peti mushaf..., kemudian juga Qur’an itu

sendiri,....” (IF)

“....jadi kita ada Al-Qur’an cetaknya ada Al-Qur’an yang seperti

yang udah abad ke 17, 18....” (BB)

Dari kutipan wawancara di atas, kita mendapatkan kesimpulan

bahwa pentingnya koleksi Al-Qur’an menurut informan salah satunya

karena koleksinya yang beragam, hal tersebut dapat dikatakan dari

pernyataan ketiga informan, terdapat lima kelompok koleksi Al-

Qur’an diantaranya, Al-Qur’an Manuskrip (tulis tangan), Al-Qur’an

cetak, naskah terjamah tafsir Qur’an, Al-Qur’an digital, dan benda-

benda seni kealqur’anan seperti rehal,dan peti-peti mushaf.

2) Usia Al-Qur’an

Selain dari beragamnya kelompok koleksi, pentingnya koleksi Al-

Qur’an disimpan juga karena usianya, hal tersebut disampaikan oleh

dua informan, di mana mereka berkata:

“.....Al-Qur’an manuskrip yang umurnya sudah ratusan tahun,....”(S)

“....yang paling tua sampai yang aa yang paling baru dalam ukuran

museum itu sekitar yaa usianya 50 tahun-an mungkin 20 sekitar 20

tahunan yang paling baru yah yang kontenporer....”(IF)

Jadi, usia dari Al-Qur’an juga menjadi salah satu alasan pentingnya

koleksi Al-Qur’an disimpan, hal tersebut dapat terlihat dari kutipan

wawancara di atas, kutipan tersebut menunjukan bahwa terdapat dua

pendapat tentang usia koleksi di Bayt Al-Qur’an pertama usianya

Page 73: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

61

sudah ratusan tahun, kedua koleksi paling tua berusia 50 tahun-an dan

yang kontenporer baru sekitar 20 tahun-an.

3) Edukasi

Poin berikutnya yang menjadikan Al-Qur’an penting untuk di

simpan adalah untuk mengedukasi, hal tersebut disampaikan oleh

salah satu informan, informan tersebut berkata:

“....karena kita belum mengedukasi masyarakat bahwa aaa tradisi

penyalinan mushaf itu terus berjalan dari dulu sampai

sekarang,....”(IF)

Jadi, Al-Qur’an penting menjadi koleksi karena dengan Al-Qur’an

kita dapat mengedukasi masyarakat bahwa penyalinan mushaf terus

berjalan dari dulu hingga sekarang, mulai dari tulisan tangan

berkembang menjadi tercetak, dan sekarang terdapat pula dalam

bentuk digital.

b. Faktor kerusakan koleksi

Dalam konservasi terdapat faktor-faktor yang dapat merusak koleksi,

di Bayt Al-Qur’an terdapat tiga faktor kerusakan yang sering terjadi,

faktor tersebut yaitu:

1) Faktor fisika

Faktor pertama yang menjadi faktor kerusakan koleksi adalah

fisika, faktor ini berhubungan dengan lingkungan seperti pengaturan

suhu, pencemaran udara, dan paparan cahaya. Faktor fisika yang

menyebabkan kerusakan koleksi ini diungkapkan oleh para informan

seperti berikut:

Page 74: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

62

“....nah kebanyakan kita termasuk di sini ya aa ga stabil ya sudah di

atas 20ᵒ dan itupun ga bisa continue, ....kerusakan yang disebabkan

karena aa itu yaa apa aa korosi, korosi pada kertas, ....”(S)

“....belum bisa, karena jam 4 tutup ya sudah mati AC besok pagi

hidup lagi, nah yang seperti itu kurang bagus untuk

pemeliharaan.”(IF)

“Di sini sih suhu ya, kita harus bener-bener ngejaga suhu, soalnya

kalau panas nanti kering kalau lembab nanti berjamur, seperti

itu.”(BB)

Di Bayt Al-Qur’an faktor fisika yang meyebabkan kerusakan

adalah suhu ruangan yang tidak stabil, seperti yang disampaikan oleh

ketiga informan, di mana pengaturan suhu ruangan belum bisa stabil,

karena AC untuk ruang pameran hanya menyala pada jam buka

museum saja tidak menyala selama 24 jam, suhu yang tidak stabil

menyebabkan banyak kerusakan pada koleksi seperti korosi tinta dan

koleksi yang berjamur.

2) Faktor kimia

Faktor selanjutnya yaitu faktor kimia, penyebab dari faktor ini

adalah usia koleksi tersebut, sehingga terjadi perubahan kadar asam

pada kertas yang menyebabkan kelapukan pada koleksi. Dalam

wawancara, para informan berkata:

“....konservasi yang kita lakukan karena penyebabnya itu kadar asam

yang tinggi pada aa proses penjilidan jaman dulu yaa, ....”(S)

“....konservasi karena kerusakan yang sifatnya parah baik itu

kerusakan karena kelapukan,....”(IF)

Dari kutipan wawancara di atas dapat kita simpulkan bahwa faktor

kimia yang yang menjadi faktor kerusakan koleksi Al-Qur’an di Bayt

Page 75: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

63

Al-Qur’an disebabkan karena perubahan kadar keasaman pada kertas

sehingga menyebabkan kelapukan.

3) Faktor biologi

Faktor kerusakan koleksi selanjutnya adalah faktor biologi, hal

tersebut diungkapkan oleh para informan dalam wawancara, para

informan tersebut berkata:

“.....kerusakan yang disebabkan oleh jamur atau hewan, ....”(S)

“....kerusakan biologis, itu karena binatang rayap dan silverfish yang

seperti kelabang berwarna putih dan suka muncul di naskah,...”(IF)

“Terus sama serangga, itu juga harus bener-bener diperhatikan,

....”(BB)

Dalam kutipan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa faktor

biologi yang menyebabkan kerusakan pada koleksi di Bayt Al-Qur’an

yaitu jamur dan hewan, hewan yang menyebabkan hal tersebut adalah

rayap dan silverfish.

c. Pengertian konservasi

Konservasi memiliki pengertian yang beragam, dalam wawancara

peneliti menanyakan pengertian konservasi kepada para informan, dan

para informan menyatakan pengertian konservasi tersebut seperti berikut:

“....jadi kalau kita lihat arti konservasinya ini kan berartikan perawatan

pencegahan supaya barang itu tidak rusak ya, ....”(S)

“....konservasi itu kan aa perawatan untuk aa penyelamatan

koleksi...”(IF)

“Konservasi itu aa merawat koleksi ya”(BB)

Dari kutipan di atas dapat kita simpulkan bahwa konservasi menurut

ketiga informan diartikan sebagai perawatan, pencegahan, dan

Page 76: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

64

penyelamatan terhadap koleksi agar koleksi tidak rusak dan dapat terus

ada dalam kurun waktu yang cukup lama.

d. Konservasi yang dilakukan

1) Konservasi aktif (Pembersihan koleksi)

Konservasi yang dilakukan di Bayt Al-Qur’an salah satunya adalah

pembersihan koleksi yang mana pembersihan koleksi ini termasuk

dalam konservasi aktif. Dalam wawancara para informan menyatakan:

“....sering terjadi kotor sekali naskah itu, entah kena debu, tanah,

apapun yaa gitu, itu biasanya kita bersihkan perlembar gitu, ...”(IF)

“....ya kita bebersih yang biasa aja sehari-hari pembersihan,...”(BB)

Dari kutipan di atas kita dapat melihat bahwa konservasi yang biasa

dilakukan adalah pembersihan terhadap koleksi, pembersihan koleksi

ini rutin dilakukan dengan cara membersihkan koleksi dari debu dan

kotoran lainnya.

2) Konservasi pasif (Pengaturan suhu)

Selanjutnya konservasi yang dilakukan adalah konservasi pasif,

konservasi ini dilakukan dengan mengatur suhu ruangan untuk

koleksi. Hal tersebut dinyatakan oleh salah satu informan, informan

tersebut berkata:

“.....tindakan konservasi yang sifatnya secara teratur ya secara

teratur aa ini ada beberapa macam yang pertama adalah pengaturan

suhu suhu ruangan....”(S)

Kutipan di atas menunjukan bahwa Bayt Al-Qur’an melakukan

konservasi pasif dengan mengatur suhu ruangan koleksi, pengaturan

Page 77: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

65

suhu pada ruangan dilakukan karena suhu ruangan yang stabil

diperlukan untuk kestabilan kondisi koleksi.

3) Konservasi preventif (Pemeriksaan koleksi dan pemberian pengawet)

Konservasi preventif juga dilakukan oleh pihak Bayt Al-Qur’an

yaitu dengan memeriksa keadaan koleksi dan memberikan obat atau

pengawet untuk koleksi. Dalam wawancara informan mengatakan hal

yang terkait dengan konservasi preventif seperti berikut:

“..... diperiksa terus dan sudah ada pemeriksaan secara berkala, ....

jadi ada catatannya secara pemeriksaan secara continue juga

ada,....” (S)

“... ngasih obat-obat gitu itu aja yang kita kerjakan selama ini selama

di museum.”(BB)

Jadi di Bayt Al-Qur’an terdapat juga kegiatan pemeriksaan koleksi

rutin dan pemberian obat untuk koleksi, hal tersebut dikatakan oleh

informan pertama dan informan ketiga, informan pertama menyatakan

bahwa terdapat pemeriksaan rutin terhadap koleksi dan informan

ketiga yang merupakan petugas perawat koleksi menyatakan bahwa

dia memberikan obat (pengawet) untuk koleksi.

4) Konservasi kuratif (Fumigasi)

Selanjutnya ada juga kegiatan fumigasi, fumigasi ini termasuk ke

dalam konservasi kuratif. Dalam wawancara informan berkata:

“.... aa yang pertama secara rutin di sini di fumigasi, jadi di fumigasi

aa ini dimaksudkan untuk supaya terawat perawatan atau tindakan

preventif ya, untuk membunuh hama-hama atau jamur yang

menyebabkan kerusakan pada manuskrip, tidak hanya manuskrip

sebenarnya koleksi Al-Qur’an cetak juga yang sangat tua yang punya

nilai keunikan atau historis itu juga secara rutin akan di fumigasi,

.....”(S)

Page 78: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

66

“....kemarin ini sudah dua tahun berturut-turut kita fumigasi, ..” (IF)

Dari kutipan diatas, kita dapat melihat behwa Byat Al-Qur’an juga

melakukan fumigasi untuk menjaga koleksi dari serangga,

berdasarkan pernyataan informan kedua, fumigasi telah dilakukan dua

tahun berturut-turut, informan pertama juga mengatakan fumigasi

dilakukan secara rutin untuk membunuh hama-hama atau jamur yang

menyebabkan kerusakan. Koleksi yang biasa difumigasi adalah

manuskrip dan koleksi Al-Qur’an cetak yang usianya sudah tua dan

memiliki keunikan atau historis dalam pencetakannya.

e. Proses konservasi

Di Bayt Al-Qur’an terdapat dua kegiatan konservasi diantaranya yaitu

konservasi yang dilakukan dengan kerjasama dan konservasi yang

dilakukan sendiri, kerjasama dalam proses konservasi ini dilakukan

dengan pihak ketiga, dengan demikian terdapat tiga pihak yang terlibat

dalam konservasi, pihak pertama adalah Lajnah Pentashihan Mushaf Al-

Qur’an, pihak kedua yaitu Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal, dan

pihak ketiga yaitu Perpustakaan Nasional.

1) Fumigasi

Fumigasi merupakan bagian dari konservasi yang dilakukan

dengan bantuan pihak ketiga, namun dalam pelaksanaannya tetap

didampingi oleh staf Bayt Al-Qur’an sehingga dalam prosesnya para

staf mengetahui apa saja yang dilakukan, dalam wawancara salah satu

Page 79: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

67

informan menjelaskan proses kegiatan tersebut, penjelasannya seperti

berikut:

“...sebelum fumigasi inikan koleksi semuanya dibersihkan dulu

....supaya ga salah harus didata segala macem kemudian setelah itu

dibersihkan ....baru dimasukan ke ruang fumigasi, ....ruangan 3x6 kita

bikin ada semacam rak-rak semacam itu, nah setelah fumigasi

prosesnya sebentar cuma menaburkan bahan-bahan kimia itu

ya,....setelah ditaburkan gitu udah ditutup selama seminggu lah, udah

seminggu di buka baru biasanya proses yang kedua di aa disemprot

cairan bebas asam aa setelah fumigasi selesai, dibersihkan tadi udah

nah setelah itu disemprot-semprotkan bebas asam pada tiap

lembarnya.”(S)

Dalam kutipan tersebut informan menjelaskan proses fumigasi

yang dilakukan di Bayt Al-Qur’an, pertama yang dilakukan adalah

membersihan koleksi lalu dilakukan pendataan, setelah itu koleksi

dimasukan ke dalam satu ruangan, pada ruangan tersebut pihak ketiga

akan menaburkan bahan-bahan kimia, setelah itu ruangan tersebut

ditutup selama seminggu, setelah seminggu koleksi akan dibersihkan

kembali dan terakhir di berikan cairan bebas asam pada setiap lembar

koleksi agar koleksi stabil kembali.

2) Konservasi rutin

Kegiatan konservasi yang dilakukan sendiri oleh staf Bayt Al-

Qur’an adalah kegiatan konservasi rutin seperti memeriksa,

membersihkan, dan memberi pengawet untuk koleksi. Proses kegiatan

rutin yang dilakukan disampaikan oleh informan seperti berikut:

“.....jadi kita bersihin vitrin, kita vakum, kita angkat naskahnya,

kemudian kita aa kita bersihkan satu persatu pakai kuas, itu paling itu

aja sih untuk sementara kalau nanti di temukan ada binatang atau

apa yaa, yaa otomatis nanti biasanya di awal tahun kita anggarkan

untuk fumigasi,....”(IF)

Page 80: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

68

“Saya rutin mengecek, seperti begini udah berapa bulan kita

keluarkan itu per lembar kita di bersihkan, di bersihkan per lembar

gitu sama kuas halus dibersihkan dari debu-debunya, ada serangga-

serangga nya gitu yang ini,....selain itu nanti di semprot gitu takut ada

serangga, disemprtot nanti kita taruh di sini nanti kita taruh

obat.”(BB)

Jadi, konservasi yang dilakukan sendiri ialah konservasi rutin,

konservasi rutin yang biasanya dilakukan adalah membersihkan vitrin

dengan menggunakan vacum, lalu membersihkan naskah dengan

menggunakan kuas halus. Selain itu konservasi rutin yang biasanya

dilakukan yaitu pengecekan koleksi, pembersihan koleksi pada tiap

lembar dengan menggunakan kuas halus, dan juga memberikan cairan

anti serangga dan menaruh obat di tempat koleksi.

f. Sumber daya manusia

Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal berada di bawah Lajnah

Pentashihan Mushaf Al-Qur’an dan masuk ke dalam bidang III yaitu

Bidang Bayt Al-Qur’an dan Dokumentasi. Sumber Daya Manusia di

Bayt Al-Qur’an ini belum memenuhi untuk masuk ke dalam komposisi

museum, seperti yang dikatakan oleh Bapak Syaifuddin berikut:

“.......museum paling tida itu mempunyai lima tenaga inti, yang pertama

tenaga konservator, yang kedua tenaga edukator, yang ketiga tenaga

kurator yang ke empat tenaga pemasaran humas dan pemasaran dan

yang kelima tenaga pencatatan atau register, .... di sini memang untuk

saat ini belum kesitu ya arahnya, karena di sinikan ada ....jabatan

fungsional umum JFU yang itu diturunkan dari kemenpan sana, jadi

tidak semua jabatan-jabatan itu ada, jadi secara struktur organisasi

memang kita belum ... nama-nama khusus seperti itu dijadikan secara

fungsi saja ...orang-orang ini sebenarnya mengerjakan berbagai hal,

pengembang museum itu ya bisa jadi kurator disaat tertentu ya nanti jadi

register terus jadi kadang konservator juga...”(S)

Page 81: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

69

Dari kutipan di atas, dapat diketahui bahwa Bayt Al-Qur’an dan

Museum Istiqlal tidak memiliki struktur organisasi, karena belum

terpenuhinya SDM yang sesuai dengan keperluan museum, SDM di Bayt

Al-Qur’an mengerjakan segala macam tugas sesuai kebutuhan yang

diperlukan museum, jadi staf di Bayt Al-Qur’an belum tentu

mengerjakan tugas yang sama dalam kesehariannya.

Dalam SDM, untuk konservasi kita dapat membagi menjadi dua hal

yaitu jumlah petugas yang menangani koleksi dan kualiikasi yang

dimiliki oleh para petugas tersebut.

1) Jumlah staf yang melakukan konservasi

Walaupun tidak ada struktur organisasi sendiri, staf tetap memiliki

tugas utama masing-masing sesuai dengan JFU, di Bayt Al-Qur’an

terdapat jabatan perawat koleksi yang di mana tugas utama dari

jabatan tersebut adalah merawat koleksi secara rutin, informan

menyampaikan tentang jumlah dari jabatan perawat koleksi tersebut,

berikut yang diutarakan informan dalam wawancara:

“....ada pak Aris Munandar, ada pak Nurdin, ada pak Bubun aa iya

sekarang tinggal 3 ya, jadi aa namanya jabatannya itu perawat

perawat koleksi ya, jadi mereka memang yang sehari-hari merawat

koleksi,...”(S)

“Di sini sebenernya ada pak Aris dan pak Bubun serta pak Nurdin

yang biasa,....” (IF)

Dari kutipan diatas dapat kita ketahui bahwadi Bayt Al-Qur’an staf

yang menangani konservasi ada tiga orang, hal tersebut diutarakan

oleh dua informan, ketiga staf tersebut diantaranya Pak Aris

Munandar, Pak Nurdin dan Pak Bubun Budiman. Ketiga staf tersebut

Page 82: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

70

memiliki jabatan sebagai perawat koleksi, yang memang memiliki

tugas merawat koleksi secara rutin.

2) Kualifikasi yang dimiliki staf

Selain dari banyaknya jumlah staf yang menangani konservasi,

kualifikasi dari para staf yang menangani konservasi juga perlu

diperhatikan, kualifikasi dari para staf dijelaskan oleh informan dalam

wawancara, para informan berkata:

“....memang kita belum punya terus kita terang aja belum punya aa

tenaga konservator yang sesuai dengan latarbelakang pendidikan

yang sesuai,.... tenaga para konservator di sini memang dilatih secara

khusus ya pelatihan, mengikuti pelatihan-pelatihan aa mengikuti

kursus-kursus atau workshop....”(S)

...Pelatihan sudah pernah, kita juga sering, maksudnya kita dateng ke

perpusnas kita belajar gaimana caranya konservasi, gimana cara

ininya sudah,....”(IF)

“...saya juga waktu itu pernah praktek di sana bawa Al-Qur’an yang

rusak direncanakan pimpinan tuh kita beli barangnya, kita nanya,

belajar di sana berapa hari kan di sana, ya di ajarin begini-begini

cara baiknya begini, memasangnya begini terus dikasih obat, terus di

gelar tisunya terus dikasih lem ydah gitu di tempelkan dan diratakan

baru kita biarkan kering dulu,...”

Dari kutipan di atas, dapat terlihat bahwa kualifikasi yang dimiliki

para staf yang menangani konservasi di Bayt Al-Qur’an belum sesuai

dengan latar belakang pendidikan untuk menjadi konservator ahli,

namun para konservator sudah mengikuti pelatihan, kursus, atau

workshop tentang konservasi. Hal tersebut disampaikan oleh ketiga

informan, dan salah satu informan yang merupakan staf perawat

koleksi juga mengatakan bahwa dirinya sudah melakukan pelatihan

tentang konservasi.

Page 83: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

71

g. Sarana dan prasarana konservasi

Sarana dan prasarana untuk konservasi sangat diperlukan dalam

proses kegiatannya, sarana merupakan alat serta bahan yang digunakan

dalam konservasi, sedangkan prasarana merupakan tempat untuk

menangani konservasi tersebut.

1) Sarana

Dalam wawancara para informan mengatakan proses kegiatan

konservasi, dalam proses tersebut kita dapat melihat sarana apa saja

yang digunakan untuk konservasi. Berikut merupakan ucapan para

informan yang berhubungan dengan sarana konservasi:

“....fumigasi prosesnya sebentar cuma menaburkan bahan-bahan

kimia itu ya, bahan-bahan apa itu ya saya juga ga terlalu paham ituu

yang digunakan itu ya,...”(S)

“...vitrin, kita vakum, ...bersihkan satu persatu pakai kuas,... Terus

termasuk ini penggantian sarana ini yaa, media untuk display,..."(IF)

“Jadi kita alat-alatnya gampang sih ada di toko seperti kamper, obat

serangga, kuas halus, sarung tangan, obat pengawet seperti itu”(BB)

Dari kutipan tersebut kita dapat melihat sarana apasaja yang

digunakan untuk konservasi, untuk fumigasi sarana yang dibutuhkan

adalah bahan-bahan kimia untuk fumigasi. Sedangkan untuk

konservasi rutin sarana yang digunakan adalah vitrin, vacum, kuas

halus, kamper, obat serangga, sarung tangan, dan obat pengawet.

2) Prasarana

Selain sarana, para informan juga mengatakan prasarana yang

digunakan dalam kegiatan konservasi, dalam wawancara informan

berkata:

Page 84: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

72

“.....ruang fumigasi itu ga terlalu lebar paling yang kita gunakan itu

secara continue hanya ukuran 3x6 ya, ruangan 3x6 kita bikin ada

semacam rak-rak semacam itu,....”(S)

“Ya kita kalo ada ruangan ini ya diruangan, tapi kalo kita orangnya

sedikit mungkin kita mengerjakan hari ini yang ini, nanti udah sampe

beres kita tutup besok gitu, jadi mengerjakannya satu per satu.”(BB)

Jadi untuk prasarana, prasarana yang dibutuhkan dalam kegiatan

fumigasi adalah ruangan ukuran 3x6 yang di dalamnya terdapat rak-

rak untuk menaruh koleksi, dan untuk konservasi rutin prasarana yang

dibutuhkan adalah ruangan untuk kegiatan pembersihan dan

pemberian cairan anti asam pada koleksi.

h. Anggaran

Dalam melaksanakan sebuah kegiatan tentunya diperlukan anggaran

agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik, sama halnya dengan

kegiatan konservasi, kegiatan ini juga memerlukan anggaran dalam

pelaksanaannya, ketika wawancara informan membicarakan mengenai

anggaran konservasi, informan tersebut mengatakan:

“Untuk anggaran ....diperuntukan untuk ....konservasi yang disebabkan

karena tiga hal itu, .....pertama ....korosi tinta ....kedua adalah konservasi

....karena kadar keasaman .... ketiga konservasi terhadap aa serangan-

serangan ngengat atau serangga-serangga atau jamur ya, jadi aa ini

juga termasuk aa anggaaran yang secara rutin kita gunakan rata-rata

dua tahun sekali ya kita adakan fumigasi .....”(S)

“Ada anggarannya, ...untuk fumigasi ...untuk laminasi dan sebagainya

itu, itu di anggarkan setiap tahun, tapi baru tiga tahun ini dianggarkan

seperti itu.”(IF)

Dari kutipan tersebut, dapat terlihat bahwa anggaran untuk konservasi

tersedia, hal tersebut dikatakan oleh kedua informan, informan pertama

menjelaskan tentang alokasi anggaran konservasi digunakan untuk

Page 85: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

73

konservasi yang disebabkan oleh tiga hal yaitu korosi tinta, kadar

keasaman yang tinggi dan fumigasi, untuk fumigasi dianggarkan dua

tahun sekali. Sedangkan informan kedua menyampaikan bahwa anggaran

konservasi digunakan untuk fumigasi, laminasi, dan konservasi lainnya,

untuk kegiatan konservasi dianggarkan setiap tahunnya, namun anggaran

konservasi ini ada atau diadakan baru tiga tahun.

2. Upaya Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal dalam menangani kendala

ketika melakukan konservasi koleksi Al-Qur’an.

a. Kendala

Dalam menangani suatu kegiatan pasti terdapat beberapa kendala yang

menyebabkan kegiatan tersebut menjadi tidak maksimal atau bahkan

terhambat, begitupun dengan kegiatan konservasi di Bayt Al-Qur’an,

pada kegiatan konservasi ini terdapat beberapa kendala, diantaranya:

1) Pengaturan suhu dan cahaya

Kendala konservasi pertama yang terdapat di Bayt Al-Qur’an yaitu

pengaturan suhu dan cahaya yang belum stabil, hal tersebut

disampaikan oleh informan dalam wawancara, informan

menyampaikan bahwa:

“....pengaturan suhu ...ruangan ...jadi kendala kita yang paling besar

...karena...ruang pamer kita ini sangat besar,...idealnya memang 24

jam AC tidak boleh dimatikan, ...jadi di ruang pamer memang hanya

....dinyalakan jam 7 ...dimatikan lagi jam 4 setiap hari seperti

itu...”(S)

“...terjaga kondisi lingkungannya, kan kita juga belum bisa di

optimal, kalau yang benar-benar ini harusnya AC-nya paling engga

24 jam full ya, tapikan kita belum bisa,....nah harus berapa lux sih

terpaan cahayanya ke naskah ini gitukan, itukan ada seperti itu

belum,...”(IF)

Page 86: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

74

Jadi, dapat kita lihat dari kutipan di atas bahwa pengaturan suhu

ruangan menjadi kendala dikarenakan ruang pamer yang sangat luas

dan AC yang tidak menyala selama 24 jam di ruang pameran. Selain

itu terpaan cahaya terhadap koleksi juga belum sesuai dengan ukuran

terpaan cahaya yang seharusnya.

2) SDM

Kendala konservasi kedua yang terdapat di Bayt Al-Qur’an yaitu

dalam segi SDM, hal tersebut disampaikan oleh informan seperti

berikut:

“Iya ini salah satu kendala kita juga, memang kita belum punya terus

kita terang aja belum punya aa tenaga konservator yang sesuai

dengan latarbelakang pendidikan yang sesuai, kita ga ada

memang,...”(S)

“....kemudian juga masalah aa tenaga ahli, nah kita sendiri belum

punya tenaga ahli khusus yang menangani naskah seperti itu ...”(IF)

Kutipan di atas menjelaskan behwa SDM menjadi kendala

konservasi, karena Bayt Al-Qur’an belum memiliki tenaga

konservator yang memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai.

Sehingga dalam menangani konservasi naskah yang sulit belum bisa

dilakukan sendiri.

3) Anggaran

Kendala konservasi selanjutnya terletak pada anggaran, hal tersebut

disampaikan oleh Bapak Syaifuddin selaku Kepala Seksi Koleksi dan

Pameran, beliau berkata:

“....Untuk anggaran aa kita dapatkan dari dana APBN kurang lebih

150-300 juta, dana tersebut diperuntukan untuk tiga bidang di Lajnah

Pentashihan Mushaf Al-Qur’an ini,...”(S)

Page 87: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

75

Dari kutipan tersebut dapat dilihat bahwa anggaran juga menjadi

kendala, karena dana APBN tidak hanya diperuntukan untuk Bayt Al-

Qur’an saja tetapi dibagi tiga dengan bidang lainnya yang ada di

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, karena Bayt Al-Qur’an berada

di bawah Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an sehingga untuk

konservasi anggaran terbatas.

4) Bahan konservasi habis

Kendala konservasi yang terakhir adalah bahan konservasi habis,

hal ini dirasakan oleh petugas perawat koleksi, sehingga dalam

wawancara beliau mengatakan:

“Kendala sih ya yang namanya orang kerja ada aja tapi kita harus

bisa mengatasi lah, ya seperti kita minta ini tapi belum di belikan ya

kita tunda aja, jadi jangan ini, ya kalo udah dibelikan barangnya

kasih saya gitu. Jadi paling di peralatan....”

Dalam kutipan di atas petugas perawat koleksi menyatakan bahwa

dalam segala pekerjaan pasti akan terdapat kendala, namun kita harus

bisa mengatasi kendala tersebut. Untuk kendala yang dirasakan oleh

petugas perawat koleksi adalah ketika bahan konservasi habis dan

menunggu barang tersebut ada, sehingga konservasi akan tertunda

hingga bahan tersedia kembali.

b. Upaya

Dalam setiap kendala pasti terdapat upaya untuk menangani kendala

tersebut, begitupun juga dengan kendala konservasi di Bayt Al-Qur’an,

dalam kendala tersebut terdapat upaya untuk meminimalisir penyebab

Page 88: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

76

dari kendala yang terjadi. Upaya yang dilakukan Bayt Al-Qur’an dalam

menangani kendala yaitu:

1) Pengaturan suhu dan cahaya

Upaya yang pertama dilakukan untuk menangani kendala dalam

pengaturan suhu dan cahaya yang belum stabil disampaikan juga oleh

informan, informan berkata:

“....AC yang ada di ruang aa di ruang tempat penyimpanan atau

storage, storage kita jadi memang karena storagenya juga ga sebesar

ruangan dan relatif lebih kecil kalo dibanding tempat display ya aa

hanya inilah yang kita nyalakan AC itu 24 jam, ....”(S)

“....kita ya coba-coba juga untuk memperbaiki itu dengan misalnya

beli alat untuk mengukur terpa cahaya dan untuk kelembaban udara

bisa menggunakan higrometer, seperti itu.”(IF)

Jadi upaya yang dilakukan dalam menangani kendala pengaturan

suhu dan cahaya dari kutipan di atas adalahdengan selalu mejaga suhu

pada ruang penyimpanan koleksi, walaupun suhu ruangan pameran

tidak stabil tetapi suhu pada ruang penyimpanan selalu diusahakan

stabil dengan AC yang menyala selama 24 jam, dan untuk kendala

cahaya, upaya yang dilakukannya adalah dengan membeli alat untuk

mengukur terpa cahaya.

2) SDM

Upaya selanjutnya dalam menangani kendala SDM diungkapkan

pula oleh informan, dalam wawancara informan berkata:

“....mengikuti pelatihan-pelatihan ...kursus-kursus atau workshop

yang alhamdulillah belakangan ini semakin sering ...belakangan ini

pemerintah terhadap museum mulai sangat gencar ya

perhatiannya....”(S)

Page 89: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

77

“Paling kita manggil dari orang Perpusnas, kalau kita naskah kita

biasanya ngundang mereka untuk jadi narsum, kita konsultasi gitu

kan, kita berikan mereka ninjau koleksinya,....”(IF)

Dari kutipan tersebut kita dapat melihat upaya yang dilakukan

dalam mengatasi kendala SDM adalah dengan mengikutsertakan staf

pada pelatihan, kursus atau workshop yang diadakan pemerintah

tentang konservasi kepada petugas yang menangani konservasi, selain

itu mereka memanggil staf dari Perpusnas untuk dijadikan narasumber

dalam melakukan konservasi.

3) Anggaran

Selanjutnya upaya dalam menangani kendala anggaran juga

disampaikan oleh informan dalam wawancara, informan tersebut

berkata:

“....untuk konservasi, dana kita sesuaikan dengan keperluan-

keperluan konservasi tersebut.”(S)

Jadi, untuk menangani kendala anggaran yang terbatas informan

tersebut menyampaikan bahwa dalam kegiatan konservasi dana akan

disesuaikan dengan keperluan-keperluan konservasi, sehingga

walaupun dengan anggaran terbatas konservasi akan tetap

terlaksanakan.

4) Bahan konservasi habis

Upaya yang dilakukan oleh staf perawat koleksi dalam menangani

kendala bahan konservasi yang habis disampaikan dalam wawancara,

staf perawat koleksi yang merupakan informan berkata:

“....kita usulkan, ajukan, ya nanti pimpinan kita yang ajukan ke

keuangan kita perlu ini, ini, ini, ini nah nanti kita nunggu .....”(BB)

Page 90: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

78

Dari kutipan tersebut, upaya yang dilakukan staf perawat koleksi

dalam menangani kendala bahan konservasi yang habis adalah dengan

mengajukan kekurangan bahan pada pimpinan dan menunggu bahan

konservasi tersedia kembali.

D. Pembahasan

Dari hasil observasi yang telah peneliti lakukan, terdapat perbedaan

antara hasil observasi yang dilakukan peneliti sebelum penelitian dan ketika

penelitian, sebelum penelitian pada lantai dua ruang pameran suhu ruangan

panas dan terdapat koleksi Al-Qur’an yang berjamur, namun ketika peneliti

melakukan observasi ketika penelitian, suhu ruangan tidak terlalu panas dan

koleksi yang berjamur sudah dibersihkan dan dikonservasi.

Peneliti menyadari untuk suhu ruangan, perbedaan suhu dirasakan karena

bedanya waktu observasi yang dilakukan, pada observasi sebelum penelitian

dilakukan peneliti mengunjungi Bayt Al-Qur’an pada pukul 08.15 sedangkan

pada observasi ketika penelitian, peneliti mengunjungi Bayt Al-Qur’an pada

pukul 09.45, hal tersebut mengakibatkan perbedaan suhu ruangan di mana AC

pada ruangan tersebut pada observasi sebelum penelitian baru 15 menit

dinyalakan sedangkan pada observasi ketika penelitian sudah 60 menit

dinyalakan. Perbedaan suhu terjadi karena AC pada ruang pameran dinyalakan

hanya pada jam buka museum saja kisaran dari jam 8 pagi hingga jam 4 sore,

sehingga pada awal jam buka suhu ruangan masih belum stabil.

Page 91: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

79

Dari hasil wawancara, banyak informasi yang diberikan kepada peneliti

tentang konservasi yang dilakukan di Bayt Al-Qur’an, informasi tersebut

diantaranya:

1. Konservasi Koleksi di Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal

a. Pentingnya koleksi Al-Qur’an

Dari hasil wawancara, pentingnya koleksi Al-Qur’an disimpan itu

karena tiga hal yaitu, koleksi Al-Qur’an yang beragam, usia Al-Qur’an,

dan edukasi kepada masyarakat tentang penyalinan mushaf yang terus

berjalan hingga saat ini. Dari pentingnya koleksi Al-Qur’an disimpan ini

sesuai dengan fungsi museum yaitu mengumpulkan, memelihara,

mengadakan pameran dan menyampaikanpesan.50

Pentingnya koleksi Al-Qur’an disimpan karena koleksinya yang

beragam dan usianya termasuk ke dalam tiga fungsi yaitu

mengumpulkan, memelihara, dan mengadakan pameran, beragamnya

koleksi karena koleksi tersebut dikumpulkan dan usia dari koleksi

menjadi daya tarik dalam mengumpulkan koleksi, selain itu karena usia

maka koleksi perlu dipelihara agar koleksi dapat terjaga dalam kurun

waktu yang cukup lama, dan adanya koleksi-koleksi tersebut dapat

memenuhi fungsi pameran dalam museum. Selain itu ada pula poin

edukasi yang menjadi pentingnya koleksi disimpan, poin tersebut masuk

dalam fungsi museum yaitu menyampaikan pesan, karena dengan adanya

koleksi museum, kita dapat menyampaikan pesan berupa edukasi kepada

50Edward P. Alexander dan Mary Alexander. 2008. “Museum in motion: an introduction to

the history and function of museum”. AltaMira Press: United States. h.188.

Page 92: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

80

masyarakat bahwa penyalinan mushaf terus berjalan dari dulu hingga

sekarang.

b. Faktor-faktor kerusakan koleksi

Banyak faktor yang menyebabkan kerusakan pada koleksi,

diantaranya ada faktor internal dan eksternal, faktor internal yaitu faktor

yang berasal dari koleksi itu sendiri, biasanya disebabkan oleh faktor

kimia. Sedangkan faktor eksternal merupakan fator yang disebabkan dari

luar seperti lingkungan, biota, manusia dan bencana alam.51

Faktor yang menyebabkan kerusakan koleksi di Bayt Al-Qur’an

adalah faktor fisika, kimia, dan biologi. Faktor fisika dan biologi masuk

ke dalam faktor eksternal sedangkan faktor kimia masuk ke dalam faktor

internal, kerusakan yang disebabkan oleh faktor fisika berasal dari

lingkungannya, seperti suhu dan paparan cahaya yang tidak stabil, faktor

biologi disebabkan oleh jamur dan hewan seperti rayap dan silverfish,

sedangkan faktor kimia disebabkan karena kadar keasaman yang tinggi

pada koleksi atau usia koleksi yang mengakibatkan pelapukan pada

koleksi, pelapukan ini sering terjadi pada manuskrip.

c. Pengertian konservasi

Konservasi memiliki beragam pengertian, dari pengertian beberapa

ahli, dapat disimpulkan bahwa konservasi merupakan sebuah cara atau

teknik yang digunakan untuk merawat serta menjaga koleksi dari

51Endang Fatmawati. “Identifikasi faktor-faktor penyebab kerusakan koleksi perpustakaan”.

Edulib, Vol.7 No.2, November (2017). h.110

Page 93: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

81

kerusakan melalui berbagai kegiatan, sehingga koleksi dapat tetap ada

untuk pembelajaran generasi selanjutnya.

Pengertian yang diberikan oleh ketiga informan diartikan sebagai

perawatan, pencegahan, dan penyelamatan terhadap koleksi agar koleksi

tidak rusak dan dapat terus ada dalam kurun waktu yang cukup lama.

Pengertian tersebut sesuai dangan pengertian yang diungkapkan oleh

para ahli konservasi.

d. Konservasi yang dilakukan

Dalam konservasi terdapat empat jenis konservasi diantaranya yaitu

konservasi aktif, konservasi pasif, konservasi preventif, dan konservasi

kuratif.52 Konservasi aktif merupakan tindakan konservasi yang

berhubungan langsung dengan koleksi, seperti pembersihan koleksi dari

debu. Konservasi pasif merupakan kegiatan untuk memperpanjang umur

koleksi, seperti menjaga kestabilan suhu ruangan. Konservasi preventif

merupakan tindakan dalam mengoptimalkan kondisi lingkungan, seperti

melakukan survei kondisi koleksi, dan memberi pengawet atau obat

untuk koleksi. Sedangkan konservasi kuratif merupakan tindakan untuk

mengembalikan kondisi koleksi, dengan menggunakan metode tertentu

seperti melakukan fumigasi, laminasi, dan menghilangkan pengaruh

asam pada kertas.

Di Bayt Al-Qur’an konservasi yang dilakukan sesuai dengan jenis

konservasi, konservasi aktif dilakukan dengan cara membersihkan

52Endang Fatmawati. “Preservasi, Konservasi, dan Restorasi Bahan Perpustakaan”.

LIBRIA, Vol. 10, No. 1, Juni (2018). h.20

Page 94: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

82

koleksi dari debu dan kotoran lainnya, konservasi ini dilakukan secara

rutin oleh petugas perawat koleksi. Konservasi pasif dilakukan dengan

mengatur suhu ruangan koleksi, pengaturan suhu pada ruangan dilakukan

karena suhu ruangan yang stabil diperlukan untuk kestabilan kondisi

koleksi. Konservasi preventif dengan melakukan kegiatan pemeriksaan

koleksi rutin dan pemberian obat untuk koleksi dan dilakukan juga oleh

petugas perawat koleksi. Selanjutnya konservasi kuratif yaitu dengan

melakukan fumigasi untuk menjaga koleksi dari serangga, konservasi ini

dilakukan dengan bantuan pihak ketiga, fumigasi di Bayt Al-Qur’an telah

dilakukan dua pada tahun 2015 dan tahun 2017.

e. Proses konservasi

Di Bayt Al-Qur’an terdapat dua kelompok kegiatan konservasi

diantaranya yaitu konservasi yang dilakukan dengan kerjasama dan

konservasi yang dilakukan sendiri.

Fumigasi merupakan bagian dari konservasi yang dilakukan dengan

bantuan pihak ketiga, namun dalam pelaksanaannya tetap didampingi

oleh staf Bayt Al-Qur’an sehingga dalam prosesnya para staf tahu apa

saja yang dilakukan, dalam prosesnya hal yang pertama yang dilakukan

adalah membersihan koleksi lalu dilakukan pendataan, setelah itu koleksi

dimasukan ke dalam satu ruangan, pada ruangan tersebut pihak ketiga

akan menaburkan bahan-bahan kimia, setelah itu ruangan tersebut ditutup

selama seminggu, setelah seminggu koleksi akan dibersihkan kembali

Page 95: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

83

dan terakhir diberikan cairan bebas asam pada setiap lembar koleksi agar

koleksi stabil kembali.

Kegiatan konservasi yang dilakukan sendiri oleh staf Bayt Al-Qur’an

adalah kegiatan konservasi rutin seperti mulai dari membersihkan vitrin

dengan menggunakan vacum, lalu membersihkan naskah dengan

menggunakan kuas halus pada tiap halamannya, memberikan cairan anti

serangga dan menaruh silica gel di tempat koleksi untuk menjaga

kelembaban koleksi.

f. Sumber daya Manusia

Bayt Al-Qur’an tidak memiliki struktur organisasi, karena saat ini

Bayt Al-Qur’an berada di bawah Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an

dan masuk ke dalam bidang III yaitu Bidang Bayt Al-Qur’an dan

Dokumentasi.

Walaupun tidak ada struktur organisasi, staf tetap memiliki tugas

utama masing-masing sesuai dengan JFU, di Bayt Al-Qur’an terdapat

jabatan perawat koleksi yang di mana tugas utama dari jabatan tersebut

adalah merawat koleksi secara rutin, staf yang menangani konservasi ada

tiga orang, diantaranya Pak Aris Munandar, Pak Nurdin dan Pak Bubun

Budiman. Ketiga staf tersebut memiliki jabatan sebagai perawat koleksi,

yang memang memiliki tugas merawat koleksi secara rutin.

Untuk kualifikasi yang dimiliki para staf yang menangani konservasi,

saat ini belum ada staf perawat koleksi yang memiliki latar belakang

pendidikan untuk menjadi konservator, namun para konservator sudah

Page 96: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

84

mengikuti pelatihan, kursus, atau workshop tentang konservasi.

Kualifikasi konservator dalam buku pedoman museum Indonesia,

minimalnya seorang konservator merupakan lulusan SLTA, dan telah

mengikuti pelatihan tentang ilmu permuseuman, sedangkan idealnya

merupakan lulusan D3 dan S1 bidang ilmu kimia, biologi, fisika dan

telah mengikuti pelatihan tentang ilmu dasar permuseuman, ilmu khusus

permuseuman, kejuruan ilmu permuseuman dan terakhir bidang

konservasi.53

Di Bayt Al-Qur’an, SDM untuk konservasi telah memenuhi

kualifikasi tingkat minimal dari konservator, namun belum ada

konservator ahli atau konservator yang memenuhi tingkat ideal dari

kualifikasi tersebut.

g. Sarana dan prasarana

Dalam penggunaan sarana dan prasarana konservasi terdapat dua

metode yaitu konservasi tradisional dan modern.54 Sarana dan prasarana

untuk konservasi tradisional, biasanya menggunakan bahan yang didapat

dari lingkungan masyarakat, sedangkan sarana dan prasarana konservasi

modern merupakan konservasi yang menggunakan bahan kimia.

Di Bayt Al-Qur’an untuk kegiatan fumigasi, sarana yang dibutuhkan

adalah bahan-bahan kimia untuk fumigasi, sedangkan prasarana yang

dibutuhkan adalah ruangan ukuran 3x6 yang di dalamnya terdapat rak-

53Direktorat Museum. 2010. “Pedoman Museum Indonesia”. Jakarta: Direktorat Jendral dan

Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. h.29 54Dyah Sulistiyani. “Laporan Kegiatan Workshop Konservasi di Museum Nasional”.

Majalah Permuseuman: Museografia. Vol.6 no.10. Desember 2012

Page 97: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

85

rak untuk menaruh koleksi.Untuk konservasi rutin sarana yang digunakan

adalah vitrin, vacum, kuas halus, kamper, obat serangga, sarung tangan,

dan obat pengawet, sedangkan prasarana yang dibutuhkan adalah

ruangan untuk kegiatan pembersihan dan pemberian cairan anti asam

pada koleksi. Kegiatan fumigasi masuk ke dalam metode konservasi

modern dan kegiatan konservasi rutin merupakan metode konservasi

tradisional.

h. Anggaran

Anggaran merupakan hal yang harus diusahaan, diatur serta dikontrol

penggunaannya dengan baik,55 karena dalam melaksanakan sebuah

kegiatan tentunya diperlukan anggaran agar kegiatan tersebut dapat

terlaksana dengan baik, begitu juga dengan kegiatan konservasi, kegiatan

ini juga memerlukan anggaran dalam pelaksanaannya.

Di Bayt Al-Qur’an tersedia anggaran untuk kegiatan konservasi,

anggaran konservasi digunakan untuk konservasi yang disebabkan oleh

korosi tinta, kadar keasaman yang tinggi, fumigasi, laminasi, dan

konservasi lainnya,untuk fumigasi dianggarkan dua tahun sekali.

2. Upaya Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal dalam menangani kendala

ketika melakukan konservasi koleksi Al-Qur’an.

a. Kendala

Kendala merupakan penyebab dari kurang maksimalnya atau tidak

terlaksananya suatu kegiatan, dalam kegiatan konservasi akan ada

55Indah Purwani. “Selintas Peran Restorator dalam Konservasi Koleksi Perpustakaan”.

Majalah Perpustakaan: Visipustaka. Vol.15 no. 1. April 2013.

Page 98: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

86

kendala-kendala yang menyebabkan kegiatan konservasi tidak terlaksana.

Di Bayt Al-Qur’an, kendala dalam kegiatan konservasi ada empat yaitu

pengaturan suhu yang tidak stabil, SDM bidang konservasi yang belum

memadai, anggaran konservasi yang terbatas, dan habisnya bahan

konservasi.

Pengaturan suhu yang belum stabil, terjadi karena ruang pamer yang

sangat luas dan AC yang tidak menyala selama 24 jam di ruang pameran.

Kendala SDM terjadi karena Bayt Al-Qur’an belum memiliki tenaga

konservator yang memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai,

sehingga dalam menangani konservasi naskah yang sulit belum bisa

dilakukan sendiri. Sedangkan kendala pada anggaran, dikarenakan dana

APBN tidak hanya diperuntukan untuk Bayt Al-Qur’an saja tetapi dibagi

tiga dengan bidang lainnya yang ada di Lajnah Pentashihan Mushaf Al-

Qur’an, karena Bayt Al-Qur’an berada di bawah Lajnah Pentashihan

Mushaf Al-Qur’an sehingga untuk konservasi anggaran terbatas, dan

kendala bahan konservasi habis dirasakan oleh petugas perawat koleksi,

ketika bahan konservasi habis, konservasi akan tertunda hingga bahan

tersedia kembali.

b. Upaya

Dalam setiap kendala, diperlukan upaya agar kendala tersebut dapat

teratasi, di Bayt Al-Qur’an upaya yang dilakukan untuk menangani

kendala yang terjadi diantaranya adalah upaya dalam menangani

pengaturan suhu, SDM, anggaran, dan bahan konservasi yang habis.

Page 99: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

87

Upaya yang dilakukan untuk menangani kendala dalam pengaturan

suhu yang belum stabil adalah dengan selalu mejaga suhu pada ruang

penyimpanan koleksi, walaupun suhu ruangan pameran tidak stabil tetapi

suhu pada ruang penyimpanan selalu diusahakan stabil dengan AC yang

menyala selama 24 jam. Selanjutnya dalam menangani kendala SDM

upaya yang dilakukan adalah dengan mengikut sertakan staf pada

pelatihan, kursus atau workshop yang diadakan pemerintah tentang

konservasi kepada petugas yang menangani konservasi, selain itu mereka

memanggil staf dari Perpusnas untuk dijadikan narasumber dalam

melakukan konservasi.

Untuk kendala anggaran upaya yang dilakukan menyesuaikan

anggaran yang ada dengan keperluan-keperluan konservasi, sehingga

walaupun dengan anggaran terbatas konservasi akan tetap terlaksanakan.

Sedangkan upaya yang dilakukan oleh staf perawat koleksi dalam

menangani kendala bahan konservasi yang habis adalah dengan

mengajukan kekurangan bahan pada pimpinan dan menunggu bahan

konservasi tersedia kembali.

Page 100: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

88

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Peneliti mengambil beberapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian

yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, kesimpulan tentang Konservasi

Koleksi Al-Qur’an pada Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal diantaranya:

1. Manajemen konservasi koleksi di Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal

a. Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal belum memiliki staf ahli dalam

bidang konservasi, SDM konservasi yang ada saat ini terdiri dari tiga staf

yaitu Pak Aris Munandar, pak Nurdin, dan Pak Bubun Budiman. Ketiga

staf tersebut memiliki latar belakang pendidikan SLTA namun mereka

sudah pernah mengikuti pelatihan tentang konservasi.

b. Sarana dan prasarana dalam kegiatan konservasi di Bayt Al-Qur’an dan

Museum Istiqlal terbatas, terutama dalam prasarananya, tidak ada

labolatoruin atau ruang kerja tetap untuk kegiatan konservasi.

c. Anggaran konservasi di Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal baru

diadakan sekitar tiga tahun, untuk kegiatan fumigasi akan dilakukan dua

tahun sekali dan baru dilakukan dua kali pada tahun 2015 dan tahun

2017.

d. Terdapat tiga faktor penyebab kerusakan koleksi di Bayt Al-Qur’an dan

Museum Istiqlal, faktor tersebut antara lain faktor fisika yang disebabkan

oleh lingkungannya seperti suhu dan cahaya, faktor kimia yang berasal

dari koleksi itu sendiri seperti kelapukan dan kadar asam yang terlalu

Page 101: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

89

tinggi, dan terakhir faktor biologi yang disebabkan oleh jamur dan hewan

seperti rayap dan silverfish.

e. Terdapat empat jenis konservasi yang dilakukan, diantaranya yaitu

konservasi aktif dengan cara pembersihan koleksi, konservasi pasif

dengan mengatur suhu ruang penyimpanan koleksi, konservasi preventif

dengan cara survei koleksi rutin, dan konservasi kuratif yaitu dengan

kegiatan fumigasi.

2. Upaya Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal dalam menangani kendala

ketika melakukan konservasi

a. Terdapat empat kendala yang terjadi dalam konservasi, kendala tersebut

diantaranya pengaturan suhu yang belum stabil, belum adanya tenaga

ahli konservasi, anggaran konservasi yang terbatas, dan bahan konservasi

habis yang mengakibatkan kegiatan konservasi tertunda.

b. Upaya dalam menangani keempat kendala tersebut yaitu:

1) Menjaga suhu pada ruang penyimpanan dengan menyalakan AC

selama 24 jam.

2) Mengikutsertakan staf pada pelatihan, kursus atau workshop tentang

konservasi koleksi.

3) Menyesuaikan anggaran dengan keperluan-keperluan konservasi.

4) Mengajukan kekurangan bahan konservasi dan menunggu bahan

tersedia kembali.

Page 102: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

90

B. Saran

Dalam upaya konservasi koleksi Al-Qur’an yang dilakukan oleh Bayt Al-

Qur’an dan Museum Istiqlal, peneliti memberikan beberapa saran diantaranya

sebagai berikut:

1. Terkait dengan SDM konservasi, Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal perlu

merekrut staf ahli dalam bidang konservasi, agar segala konservasi dapat

dilakukan dengan optimal, dan dengan adanya staf ahli konservasi, dalam

kegiatan konservasi para perawat koleksi akan dibimbing, sehingga tidak

ada kesalahan dalam melakukan konservasi.

2. Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal perlu meningkatkan prasarana untuk

konservasi, hal ini dapat dilakukan dengan membuat labolatorium atau

ruang kerja untuk kegiatan konservasi.

3. Untuk kegiatan konservasi, Bayt Al-Qur’an perlu mengajukan anggaran

tambahan kepada pemerintah, hal ini dilakukan agar kegiatan fumigasi dapat

dilaksanakan satu tahun sekali, dan kegiatan konservasi lainnya juga

terlaksana.

4. Untuk peneliti selanjutnya, dapat mengambil penelitian tentang manajemen

museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal. Karena museum tidak

memiliki struktur organisasi tersendiri, sehingga dalam menjalankan

kegiatan museum, para staf harus bisa menangani seluruh kegiatan museum

dan tidak terfokus pada satu kegiatan. Hal tersebut menurut peneliti dapat

mengganggu efektifitas dari manajemen yang ada.

Page 103: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

91

DAFTAR PUSTAKA

Alexander, Edward P. dan Mary Alexander. 2008. Museum in motion: an

introduction to the history and function of museum. AltaMira Press:

United States.

Allan, Douglas A. 1967. The Museum and Its Functions in United Nations

Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), The

Organization of Museums: Practical Advice.

Ambrose, Timothy dan Crispin Paine. 2006. Museum Basics. London: Routledge.

Bu’ang, Muhammad dkk. 2018. “Pelestarian bahan pustaka di Museum

Balaputera Dewa Sumatera Selatan”.Jurnal Iqra’ Volume 12 No.01.

Bubun Budiman. Wawancara Pribadi dengan Informan: Pemelihara Koleksi dan

Museum Bayt Al-Qur’an dan Dokumentasi. (Jakarta, 7 Mei 2019)

Chute, Mary. “Acting director Institute of Museum and Library Services”.

Heritage Preservation press release. (8 December, 2005).

Creswell, John W. 2014. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset: memilih di

antara lima pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Direktorat Museum. 2007. “Pengelolaan Koleksi Museum”. Diakses melalui

laman https://www.academia.edu/ pada tanggal 12 April 2019 pukul

22.53

Direktorat Museum. 2010. Pedoman Museum Indonesia. Jakarta: Direktorat

Jendral dan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Fatmawati, Endang. 2017. “Identifikasi faktor-faktor penyebab kerusakan koleksi

perpustakaan”. Edulib, Vol.7 No.2, November.

Fatmawati, Endang. 2018. “Preservasi, Konservasi, dan Restorasi Bahan

Perpustakaan”. Libria, Vol. 10, No. 1.

Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan

Aplikasinya. Bogor: Ghalia Indonesia.

Hatami, Kapita Putri. 2018. ”Peran Teknologi dalam Redesain Museum Pos

Indonesia”. e-procceding of Art and Design, Vol.5 No.3.

Herman, dkk. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.

ICOM. Definisi museum. Diakses melalui laman https://icom.museum. Pada 10

Februari 2019. Pukul 20.32

Page 104: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

92

Ida Fitriani. Wawancara Pribadi dengan Informan: Staf Seksi Koleksi dan

Pameran Bayt Al-Qur’an dan Dokumentasi. (Jakarta, 18 April 2019)

Indonesia. Peraturan Pemerintah No.66 Tahun 2015 tentang museum.

Jeyaraj, V. 2005. Museology: Heritage Management. Chennai.

Junaid, Ilham. 2017. “Museum dalam perspektif pariwisata dan pendidikan”.

Museum La Galigo: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi

Selatan.

Keene, Suzanne. 2002. Managing Conservation In Museum. United States:

Butterworth Heinemann Publication.

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an. 2016. Profil Lajnah Pentashihan Mushaf

Al-Qur’an. Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI.

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an. 2018. Bayt Al-Qur’an dan Museum

Istiqlal: Jendela peradaban Islam Indonesia. Badan Litbang dan Diklat

Kementerian Agama RI.

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an. 2018. Mengenal Manuskrip Islam di

Nusantara. Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI.

Lasa-HS. 2009. Kamus Kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Book

Publisher.

Martoadmodjo, Karmidi. 2014. Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raya

Grafindo Persada.

Moleong, Lexy J. 2013. Metode penelitian kualitatif. Bandung: Remaja

rosdakaya.

Pudjiastuti, Titik dkk. 2018. Kamus Filologi. Jakarta: Badan Pengembangan dan

Pembinaan Bahasa, Kemdikbud.

Purwani, Indah. “Selintas Peran Restorator dalam Konservasi Koleksi

Perpustakaan”. Majalah Perpustakaan: Visipustaka. Vol.15 no. 1. April

2013.

Rahmadani, Suci. “Pelestarian Naskah Kuno pada Museum Negeri Provinsi

Sumatra Utara Medan”. Tugas akhir S1, Program Studi Ilmu

Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas

Sumatera Utara Medan, 2018. Diunduh melalui laman

http://repositori.usu.ac.id.

Page 105: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

93

Restinaningsih, Lilis. Konservasi dan Restorasi Terhadap Naskah. Diakses

melalui laman https://www.academia.edu/7664480/Konservasi_Naskah.

Pada 30 Maret 2019. Pukul 21.40

Sasongko, Agung. 2018. “Di Masa Khalifah Utsman Alquran Dibukukan”.

Diakses melalui laman https://m.republika.co.id. Pada 24 Agustus 2019.

Pukul 21.23

Shihab, M. Quraish, dkk. 2008. Sejarah dan Ulum Al-Qur’an. Jakarta: Pustaka

Firdaus.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sulistiyani, Dyah. “laporan Kegiatan Workshop Konservasi di Museum

Nasional”. Majalah Permuseuman: Museografia. Vol.6 no.10. Desember

2012

Suratmin, 2000. “Museum sebagai wahana pendidikan sejarah”. Masyarakat

Sejarawan Indonesia Cabang Yogyakarta. Diakses melalui

http://dpad.jogjaprov.go.id/

Sutarga, Moh. Amir. 2000. Museografi dan Museologi: Kumpulan Karangan

tentang Ilmu Permuseuman. Jakarta: Direktorat Permuseuman.

Sutarno-NS. 2008 . Kamus Perpustakaan dan Informasi. Jakarta: Jala Permata.

Syaifuddin. Wawancara Pribadi dengan Informan: Kepala Seksi Koleksi dan

Pameran Bayt Al-Qur’an dan Dokumentasi. (Jakarta, 7 Mei 2019)

Wahyudin. “Pelestarian Koleksi Naskah Kuno Perpustakaan Bayt Al-Qur’an dan

Museum Istiqlal Jakarta”. Tugas akhir S1, Program Studi Ilmu

Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018. Diunduh melalui laman

http://repository.uinjkt.ac.id.

Yulita, Ita. 2007. Konservasi Koleksi Museum. Diambil dari kumpulan makalah

DiklatPengelolaan Museum jilid 2: konservasi 30 September s/d 9

Oktober 2009. Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an.

Page 106: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

94

Gambar 2 Kepala Seksi Koleksi & Pameran

Gambar 3 Staf Pemelihara Koleksi & Museum

Gambar 4 Staf Pengembang Koleksi Museum Gambar 5 Pembersihan Koleksi

Gambar 6 Fumigasi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 7 Silica gel

Syaifuddin, MA.Hum Bubun Budiman

Ida Fitriani, M.Hum

Page 107: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

95

Gambar 8Bahan-Bahan Konservasi Gambar 9Mengkukur Keasaman Koleksi

Gambar 10 koleksi abad 17 Gambar 11 koleksi abad 18 Gambar 12 koleksi abad 19

Naskah Al-Qur’an Bali Naskah Al-Qur’an Aceh Mushaf Al-Qur’an Solo

Page 108: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat tugas menjadi pembimbing

Page 109: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

Lampiran 2: Surat Izin Penelitian

Page 110: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

Lampiran 3: Surat Izin Observasi dan Wawancara

Page 111: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

Lampiran 4: Hasil Observasi

1. Tempat Observasi

Observasi dilakukan oleh peneliti di tempat penelitian yaitu Bayt Al-

Qur’an dan Museum Istiqlal. Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal terletak di

sebelah kanan pintu masuk utama Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

2. Waktu Observasi

Obesrvasi dilakuan pada 19 April 2019.

3. Koleksi

Koleksi Bayt Al-Qur’an adalah koleksi yang berhubungan dengan Al-

Qur’an, mulai dari Al-Qur’an terbesar hingga terkecil, sejarah tentang

perkembangan penulisan serta pencetakan Al-Qur’an di Indonesia, dan ada

juga peti untuk menyimpan manuskrip Mushaf Istiqlal.

Koleksi Museum Istiqlal, koleksinya berupa benda-benda yang terkait

dengan peradaban Islam di Indonesia, seperti replika batu nisan, kain-kain

berbentuk sejadah dan sarung, manuskrip keagamaan, miniatur replika mesjid

demak dan koleksi lainnya.

Tabel 7

Jumlah koleksi Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal

No Koleksi Jumlah

1. Al-Qur’an manuskrip 70

2. Al-Qur’an cetak 30

3. Tafsir Al-Qur’an manuskrip 4

4. Tafsir Al-Qur’an cetak 24

5. Warisan budaya Qur’ani 11

6. Manuskrip naskah keagamaan 7

7. Arsitektur 47

8. Tekstil 67

9. Nisan 15

Page 112: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

10. Seni rupa tradisional 10

11 Seni rupa modern 50

12 Warisan budaya islami 137

Total 472

4. Fasilitas

Museum ini memiliki dua ruang pameran tetap yaitu ruang pameran Bayt

Al-Qur’an dan ruang pameran Museum Istiqlal, kedua ruang pameran tersebut

memiliki koleksi yang berbeda, Selain ruang pameran tetap ada juga fasilitas

lainnya, seperti ruang pameran tidak tetap, lobby, ruang audio visual, masjid,

dan perpustakaan.

Sarana konservasi yang tersedia di ruang pameran adalah 25 AC dengan

suhu 200 C, lampu untuk ruangan dengan lampu berwarna putih dan lampu

pada setiap koleski dengan lampu berwarna kuning, 32 tempat penyimpanan

koleksi (vitrin), 9 Acrilic book stand sebagai media display di dalam vitrin dan

ada silica gel yang diletakan di dalam beberapa vitrin.

Page 113: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

Lampiran 5: Hasil Wawancara

Nama: Syaifuddin, MA.Hum

Jabatan: Kepala Seksi Koleksi dan Pameran

Wawancara dilakukan pada tanggal 7 Mei 2019, pukul 10.00 WIB

No. Pertanyaan

Deskripsi Jawaban

1.

Tanya Bagaimana pandangan bapak tentang pentingnya koleksi Al-Qur’an di Bayt

Al-Qur’an dan Museum Istiqlal?

Jawab

Sesuai dengan namanya di sini kan Bayt Al-Qur’an ya yang artinya rumah Al-

Qur’an jadi memang visi utama di Bayt Al-Qur’an ini sebenarnya sebagai

selain sebagai tempat konservasinya barang-barang koleksi terkait Al-Qur’an

juga aaa dokumentasi jadi aaa Al-Qur’an dalam berbagai bentuknya

berbagai jenisnya itu memang aaa selayaknya sudah harus ada di sini, benda-

benda yang unik ya, oleh karena itu di sini kan ada aaa empat paling tidak

ada empat kelompok koleksi terkait Al-Qur’an ya, pertama koleksi Al-Qur’an

manuskrip yang umurnya sudah ratusan tahun, aa yang kedua kelompok Al-

Qur’an cetak, jadi Al-Qur’an perlu di cetak setelah sekitar aaa pertengahan

abad 19 hingga saat sini karena sudah ada mesin cetak aaa yang ketiga

terkait dengan aa naskah-naskah terjemah, tafsir Al-Qur’an, dan karya-karya

ulama nusantara terkalit dengan Al-Qur’an, dan yang terakhir yang keempat

itu ada Al-Qur’an- Al-Qur’an digital Al-Qur’an elektronik yang sedang

gencar sekarang akhir-akhir ini ya, dan ada yang kelima juga terkait dengan

benda-benda seni keal-qur’annan, jadi biasanya aaa untuk kalangan seniman

ya, mereka kalangan seniman-seniman muslim biasanya memang mereka

menyalurkan aaa berkaya seni yang bernafaskan Al-Qur’an gitu, kaligrafi

dan lain sebagainya itu juga termasuk salah satu bagian dari koleksi kita di

sini.

2.

Tanya Apakah koleksi manuskrip Al-Qur’an tercetak penting untuk disimpan?

Jawab

Perlu di bedakan yaaa antara manuskrip dan cetak, manuskrip itu tulisan

tangan kalau cetak itu sudah mesin nah mesin cetak, jadi aa makanya di sini

kita bedakan kategorinya, kalau manuskrip itu kerya tulis tangan yang tradisi

itu berkembang di Nusantara hingga paling tidak abad ke-19 ya, karena

menjelang abad 20 itu sudah ada mesin-mesin cetak yang datang dari Eropa,

sehingga tradisi penyalinan Al-Qur’an yang dulu disalin secara manual

dengan sendirinya sudah tidak dilakukan lagi karena sudah tergantikan

dengan mesin-mesin modern, nah terkait dengan tulis tangan tentu saja ini

sangat penting karena dokumen bukti sejarah masa lalu bagaimana Al-

Qur’an itu ditulis, Al-Qur’an itu dikaji dan di aaa menjadi sebuah tradisi di

masyarakat, terus yang kedua terkait dengan Al-Qur’an cetak, nah ini perlu

juga kita aa jadikan koleksi di sini paling tidak di sini ada tiga kategori Al-

Qur’an cetak, yang pertama Al-Qur’an cetak masa awal ya, masa awal itu

kisaran abad 19 pertengahan hingga aa awal abad 20 ini masa cetak, eh

mohon maaf aaa pertengahan abad pertengahan abad 19 hingga menjelang

abad 20 masih cetak yang sederhana, ada cetak litograf ada aa cetak aaa

cetak batu ya, atau dikatakan cetak batu,jadi percetakan yang masih sangat

tradisional,terus kemudian dan percetakan yang lain yang sangat tradisional

ini adalah ciri khas di masa-masa awal, terus kemudian cetak di pertengahan

ya di pertengahan itu aaa percetakan Al-Qur’an sudah lumayan modern tapi

Page 114: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

untuk secara kebutuhan biasanya dicetak hanya untuk kebutuhan baca jadi

unsur-unsur hiasan, keindahan, dan unsur-unsur lain kurang begitu mendapat

perhatian , nah sejak abad milenial yaa tahun 2000 kesinian memang

pertumbuhan npercetakan memang begitu dahsyatnya sehingga aaa Al-

Qur’an- Al-Qur’an itu tidak lagi hanya supaya bisa dibaca tetapi juga

bagaimana supaya Al-Qur’an itu enak dibaca, artinya selain menjadikan

pertimbangan Al-Qur’an itu agar gampang, enak apa aa mudah dibaca juga

aspek-aspek keindahan yang lain juga perlu, oleh karena itu abad 20 aa abad

milenial abad 21 ini aa ditandai yang pertama dengan di launchingnya

mushaf Istiqlal, mushaf terindah di Nusantara, kemudian ada mushaf-mushaf

yang lain yang mushaf Al-Bantani, mushaf Kalimantan Barat, mushaf At-tin,

mushaf Jakarta, mushaf Sundawi dan lain sebagainya ini dan seterusnya

perkembangan sejak abad 20 aa 21 ini sangat-sangat luar biasa dan menurut

pak Alianbar orangnya ada di pojok itu salah satu peneliti kita,beliau berani

mengatakan bahwa variant cetak atau aa inovasi dalam percetakan Al-

Qur’an Indonesia adalah yang tertinggi di Dunia.

3.

Tanya Apakah ada kegiatan konservasi yang dilakukan untuk koleksi-koleksi di Bayt

Al-Qur’an?

Jawab

Aaa sebentar, saya mau meluruskan tadi yang aa pertanyaan pertama tentang

pentingnya harus di koleksi dulu ya, jadi aa koleksi di sini tidak semuanya

dari masyarakat, jadi paling tidak ada dua macam perolehan koleksi ada tiga

lah yaa, ada tiga cara macam perolehan koleksi yang khusus koleksi Al-

Qur’an ini ya. Pertama aa hibah dari masyarakat, alhamdulillah sering sekali

kita dapat hibah Al-Qur’an termasuk Al-Qur’an kuno akhir 2018 kemarin

kita menerima hibah Al-Qur’an kuno umurnya sudah ratusan tahun itu ada

enam mushaf Al-Qur’an dari Sidoarjo, dalam waktu yang hampir bersamaan

juga kita mendapatkan hibah dari Serang ya Serang Banten satu mushaf Al-

Qur’an kuno tulisan tangan ratusan tahun, yang kedua diperoleh melalui

pembelian atau pengadaan barang dan pengadaan barang koleksi, jadi kita

hunting atau ada masyarakat yang datang atau kita mendatangi suatu daerah

untuk membeli aa koleksi-koleksi manuskrip itu, atau barang-barang antik

yang terkait dengan Al-Qur’an itu, nah yang ketiga adalah koleksi yang

didapatkan secara reguler yang terkait dengan fungsi dan peran Lajnah

Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, jadi setiap tahun kita memang aa secara

otomatis akan mendapatkan ratusan mushaf Al-Qur’an cetak, karena semua

Al-Qur’an cetak yang beredar di Indonesia itu harus melalui proses

pentashihan lah ya, proses pentashihan yang itu ada di bidang 1 di bidang

pentashihan, jadi setelah ditashih,udah lulus tashih, dapat tanda tashih,

kemudian dicetak oleh percetakan penerbit itu, nah kemudian mereka harus

memberikan Al-Qur’an sebagai inventaris atau dokumentasi kantor paling

tidak kalau ga salah 10 ya, 10 eksemplar kalau ga salah nanti ada aturannya

deh jadi setelah mereka mendapatkan tanda tashih, dicetak kemudian

perusahaan itu akan harus aaa memberikan bukti sudah dicetak 10 mushaf

Al-Qur’an, nah 10 mushaf Al-Qur’an ini aa diantaranya disimpannya di Bayt

Al-Qur’an museum Istiqlal, jadi setiap tahunnya akan terupdate terus dan aa

ada mungkin 100 lebih ya setiap tahun penambahan mushaf Al-Qur’an cetak,

sehingga dapat di pastikan Bayt Al-Qur’an adalah tempat penyimpana Al-

Qur’an yang terlengkap di dunia.

4.

Tanya Kembali lagi ke pertanyaan saya tadi, adakah kegiatan konservasi yang

dilakukan untuk koleksi-koleksi di Bayt Al-Qur’an?

Jawab Jdii tadi aa dari penjelasan saya mungkin paling tidak kita bisa mamahami

ada dua kelompok koleksi ya, satu koleksi yang mempunyai mempunyai

keunikan mempunyai faktor historis atau umur yang sudah tua yang kemudian

Page 115: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

aa yang kedua adalah aa koleksi-koleksi yang tentunya dokumentasi, aa

koleksi-koleksi yang diperoleh melalui proses pentashihan tadi yang

dikatakan itu ya, jadi yang satu sangat tua aa barang unik, barang antik dan

hanya satu-satunya biasanya, dan barang yang sangat bersejarah miasalnya,

yang kedua lagi barang yang sifatnya dokmentasi tadi yang diperoleh dari

percetakan ya, nah kedua koleksi ini tentunya dalam kegiatan konservasinya

berbeda-beda, masing-masing koleksi sebenarnya berbeda-beda ya bentuk

konservasinya ya, namun aa di sini untuk koleksi-koleksi yang dari bahan

kertas aa paling tidak ada dua macam gitu lah yang pertama yang unik yang

yang historis tadi yang kedua yang baru, untuk berang-barang yang lama

untuk konservasinya itu aa yang pertama secara rutin di sini difumigasi, jadi

difumigasi aa ini dimaksudkan untuk supaya terawat perawatan atau tindakan

preventif ya, untuk membunuh hama-hama atau jamur yang menyebabkan

kerusakan pada manuskrip, tidak hanya manuskrip sebenarnya koleksi Al-

Qur’an cetak juga yang sangat tua yang punya nilai keunikan atau historis itu

juga secara rutin akan di fumigasi, sejak beberapa tahun belakangan sih

memang aa paling tidak dua tahun, tiga tahun sekali ya jadi itu kita fumigasi

aa ini adalah salah satu cara untuk salah satu bentuk konservasinya, jadi

kalau kita lihat arti konservasinya ini kan berartikan perawatan pencegahan

supaya barang itu tidak rusak ya, jadi bentuknya memang banyak disesuaikan

dengan aa kondisi masing-masing itu yang pertama tadi, kalau preventifnya

atau tindakannya terhadap kerusakan yang disebabkan oleh jamur atau

hewan, yang kedua aa tindakan kerusakan yang disebabkan karena aa itu yaa

apa aa korosi, korosi pada kertas, jadi kalau korosi pada kertas ini hanya

ditemukan pada manuskrip ya, dan lebih spesifik lagi hanya manuskrip-

manuskrip yang ditulis di atas kertas eropa untuk kertas untuk untuk apa,

untuk bahan daluang aa kita tidak menjumpai dan memang pada umumnya

tidak ada aa korosi pada kertas yang bahannya dari aaa apa kertas daluang

ini ya, nah ini merupakan kerusakan yang cukup berat dan ada yang sangat

berat sekali jika kerusakannya korosi seperti ini, jadi aaa jadi memang jaman

dulu itu dalam nulis kan macem-macem ya kalau orang lokal orang

masyarakat aa sekitar itu mungkin mereka lebih banyak menggunakan tinta-

tinta yang dibikin secara alami dari bahan-bahan alami dari pohon-

pohonan, daun, dan getah dan lain sebagainya getah tentu dan lain

sebagainya, tapi ada tinta yang di datangkan dari eropa itu biasanya itu aa

iron gel apa ya namanya itu iron gel ink atau apa itu mereknya jaman dulu itu

jadi memang itu kalau dipakai nulis di kertas eropa lama kelamaan dia

karena mengandung besi jadi lama kelamaan akan korosi dan ini akan

diperparah korosi ini lebih cepat korosi lagi jika memang temperatur

hawanya tidak stabil, atau aa tingkat kelembapan ruangan juga ga stabil jadi

mempercepat korasi itu, nah untuk kerusakan yang disebabkan oleh korosi,

terus terang kita belum punya tenaganya, jadi sejak beberapa tahun

belakangan paling tidak dua tahun ya, dua tahun ini kita menjalin kerjasama

dengan Perpustakaan Nasional untuk menangani kerusakan-kerusakan yang

disebabkan oleh korosi seperti ini, terus yang ketiga ada pula aa konservasi

yang kita lakukan karena penyebabnya itu kadar asam yang tinggi pada aa

proses penjilidan jaman dulu yaa, lem yang digunakan bahan yang digunakan

untuk jilid itu kadar asamnya cukup tinggi sehingga menyebabkan rusaknya

kertas aa rekatan-rekatan pada kertas cepet rusak gitu ya, ini penanganannya

hampir sama dengan cara yang kedua tadi jadi kita juga belum punya

ahlinya, oleh karena itu sudah ada puluhan manuskrip yang sudah

dikonservasi sudah di aa diperbaiki oleh tim yang ada di Perpustakaan

Nasional, nah yang kempat adalah tindakan konservasi yang sifatnya secara

teratur ya secara teratur aa ini ada beberapa macam yang pertama adalah

pengaturan suhu suhu ruangan ya jadi suhu ruangan, memang ini yang jadi

Page 116: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

kendala kita yang paling besar terus terang jadi karena aa ruang pamer kita

ini sangat besar, sangat besar sekali ruang pamer kita apalagi yang di

museum istiqlal ya, memang idealnya untuk konservasi ruangan agar ruangan

itu tidak tidak cepat merusak naskah-naskah atau koleksi yang berasal dari

kertas,idealnya memang 24 jam AC tidak boleh dimatikan, terus nyala terus

selama 24 jam tapi memang ini yang menjadi kendala kita ya, kita bisa saja

mungkin aa24 jam menyalakan seperti itu, tapi ini akan sangat boros luar

biasa dalam kelistrikannya itu yang menjadi kendala kita, jadi di ruang pamer

memang hanya jam jam buka aja jadi dinyalakan jam 7 aa nanti dimatikan

lagi jam 4 setiap hari seperti itu aa saya kira ini memang kendala kita ya kita

belum bisa aa berupaya untuk bagaimana supaya 24 jam nyala nah terkecuali

AC yang ada di ruang aa di ruang tempat penyimpanan atau storage, storage

kita jadi memang karena storagenya juga ga sebesar ruangan dan relatif

lebih kecil kalo dibanding tempat display ya aa hanya inilah yang kita

nyalakan AC itu 24 jam, terus yang kemudian adalah kerusakan aa tindakan

preventif dari aa pencahaayaan ya jadi memang aa standarnya memang ya

semua museum itu aa seharusnya ada temperatur khusus atau tingkat cahaya

yang masuk itu ya jika ingin aa awet jadi kalau tadi itu masalah kelembapan

ruangan sebenarnyakan kalau menurut peneliti itu ada ada cara-cara

temperatur ya, misalnya kalau kita ingin koleksi kita ini umurnya sampai

1200 tahun ga rusak maka temperatur yang continue dalam 24 jam itu harus

di suhu kisaran 10ᵒC ya, secara continue terus ga boleh naik turun ga boleh

naik turun harus 10ᵒ terus, kalau misalnya kita aa menginginkan awetnya

sampe ratusan tahun atau paling engga minimal 200 tahun umurnya masih

akan awet itu paling tidak temperaturnya antara 18ᵒ sampai 20ᵒ secara

continue terus ya, nah kebanyakan kita termasuk di sini ya aa ga stabil ya

sudah di atas 20ᵒ dan itupun ga bisa continue, oleh karena itu jadi ini

permasalahan kita bersama bukan di Bayt Al-Qur’an Museum Istiqlal tapi di

dunia permuseuman pada umumnya di Indonsia ya, jadi cara aa bagaimana

pengaturan suhunya ini masih jadi problem padahal ini yang permasalahan

sangat dasar dalam konservasi, nah demikian juga cahaya ya aa

pencahayaan ini juga jadi hal yang sangat ini juga ya aa aga sulit di mseum-

museum kita ya, seharusnya memang aa tata pamer itu harus menyesuaikan

selain mempertimbangkan aspek keindahan pengunjung kenyamanan

pengunjung juga harus memperhatikan aspek keselamatan atau konservasi

terhadap barang-barang koleksi, jadi memang ada ukuran-ukuran ya aa

tingkat pencahayaan itu, kalau di ruang pamer itu seharusnya aa tingkat

pencahayaannya itu antara 50-100 lux jadi ga boleh terlalu terang banget

gitu, karena semakin lama naskah itu di aa apa terkena cahaya yang kuat

lama kelamaan akan kecoklatan dia, karena kena sinar UV yang terus

menerus lampu-lampu yang tingkat Uvnya terlalu tinggi gitu jadi lama

kelamaan akan kecoklatan dan ini harus di bedakan dengan apalagi area

penyimpanan ya area penyimpanan itu memang lseharusnya ya sangat gelap,

bukan hanya gelap terhadap lampu tapi gelap terhadap cahaya matahari juga

ya, kalau dalam ilmu konservasi biasanya diterapkan ukuran antara 11-55 lux

untuk khusus storage, storage kita aa sepertinya lebih sedikit 55 lebih sedikit.

5.

Tanya Siapakah yang menangani konservasi di sini?

Jawab

Aa untuk di sini namanya TUSI ya Tugas dan Fungsi jadi tugas dan fungsi

untuk merawat koleksi ini di sini ada 4 orang di sini aa bisa wawancara

langsung ke para petugasnya ya aa sekarang tinggal 3 ya ada pak Aris

Munandar, ada pak Nurdin, ada pak Bubun aa iya sekarang tinggal 3 ya, jadi

aa namanya jabatannya itu perawat perawat koleksi ya, jadi mereka memang

yang sehari-hari merawat koleksi, salah satu tugas tugas rutin dalam sehari-

hari memang mereka harus a harus mengecek ya harus mengecek tingkat

Page 117: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

bagaimana koleksi itu di display bagaimana keselamatan koleksi itu dari sisi

aa keamanan terhadap pengunjung atau keamanan dari hal-hal yang

berbahaya lainnya, jadi memang mereka kita kasih kerjaan dalam sehari-hari

itu memang ada semacam lembaran ya mereka harus memeriksa dan

seharusnya memang secara berkala ya itu ada semacam pembersihan terkait

manuskrip, jadi manuskrip itu dalam aa sewaktu-waktu tertentu yang kita

belum bisa rutin ya jika diperlukan saja, paling tidak kalau mau pameran ya

pameran keliling misalnya kita mau mengambil koleksi itu jadi terlebih

dahulu dibersihkan dulu, diperiksa apakah ada ngengatnya ga ada hewan-

hewan serangganya ga gitu kan, jadi itu harus diperiksa terus dan sudah ada

pemeriksaan secara berkala, jadi misalnya di tahun 2015 misalnyakan sudah

tercatat waktu itu ada kerusakan bolong pada halaman sekian gitukan yang

lumayan parah gitu, nah pas misalnya 2018 diperiksa lagi ternyata lebih

bearlagi karena ternyata ngengatnya sangat banyak misalnya kan jadi ada

catatannya secara pemriksaan secara continue juga ada, nanti bisa

ditanyakan di bu Ida ya ada lembar aa lembar pemeriksaan koleksi secara

berkala itu.

6.

Tanya

Untuk ketiga orang yang bapak sebutkan tadi, apakah mereka memiliki

latarbelakang pendidikan atau pernah mengikuti pelatihan di bidang

konservasi?

Jawab

Iya ini salah satu kendala kita juga, memang kita belum punya terus kita

terang aja belum punya aa tenaga konservator yang sesuai dengan

latarbelakang pendidikan yang sesuai, kita ga ada memang, jadi yang ada

tenaga para konservator di sini memang dilatih secara khusus ya pelatihan,

mengikuti pelatihan-pelatihan aa mengikuti kursus-kursus atau workshop

yang alhamdulillah belakangan ini semakin sering ya sangat sering sekali

sekarang ya memang memang belakangan ini pemerintah terhadap museum

mulai sangat gencar ya perhatiannya, sangat bagus udah lumayan meningkat,

jadi sering sekali ya memang kita mendapat undangan untuk mengirimkan

tenaga aa konservator untk sesuai dengan pelatihan masing-masing jadi ada

pelatihan khusus untuk konservator bahan aa bahan kertas misalnyakan gitu

ada pelatihan pelatihannya sendiri, nah nanti suatu saat ada pelatihan

konservasi untuk koleksi lukisan gitu itu sendiri dan seterusnya jadi sekarang

sudah semakin spesifik ya memang seperti itu.

7.

Tanya Adakah anggaran khusus yang dialokasikan untuk kegiatan konservasi dan

kisaran berapa?

Jawab

Untuk anggaran ini anggaran khusus ini diperuntukan untuk konservasi yang

tadi saya katakan sebagai konservasi tingkat kerusakan tadi itu ya, yang rata-

rata tadi aa yang disebabkan karena tiga hal itu, jadi untuk anggaran khusus

itu untuk koleks-koleksi yang rusak disebabkan karena pertama tadi itu aa

korosi tinta yang terlalu berat aa korosi tinta, terus yang kedua adalah

konservasi terhadap aa manuskrip yang kerusakan karena kadar keasaman

sehingga dia aa jilidan-jilidannya dan lain sebagainya pada rusak, terus yang

ketiga konservasi terhadap aa serangan-serangan ngengat atau serangga-

serangga atau jamur ya, jadi aa ini juga termasuk aa anggaaran yang secara

rutin kita gunakan rata-rata dua tahun sekali ya kita adakan fumigasi untuk

membasmi fumigasi untuk membasmi serangga dan jamur-jamur semacam

ini. Untuk anggaran aa kita dapatkan dari dana APBN kurang lebih 150-300

juta, dana tersebut diperuntukan untuk tiga bidang di Lajnah Pentashihan

Mushaf Al-Qur’an ini, jadi untuk konservasi, dana kita sesuaikan dengan

keperluan-keperluan konservasi tersebut.

8. Tanya Untuk fumigasi rutin biasanya dilakukan pada bulan apa pak?

Page 118: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

Jawab

Untuk bulan itu kita tidak menentukan bulan-bulannya apa ya, tapi biasanya

ini kita lakukan dipertengahan tahun biasanya karena kalau awal tahun

biasanya kita masih mengerjakan aa yang lain-lain ya sehingga kita

agendakan di pertengahan tahun gitu ya sekitar juni, juli, agustus gitu lah

biasanya antara bulan-bulan ini.

9.

Tanya Biasanya untuk fumigasi ini memerlukan waktu berapa lama?

Jawab

Fumigasi paling cuma seminggu ya, jadi kalo kalo yang lamanya itu

sebenernya pembersihannya, jadi memang sebelum fumigasi inikan koleksi

semuanya di bersihkan dulu dibersihkan oleh orang-orang kita dulu, yang-

yang pertama memang ya yang paling berat ya pengambilan koleksi itu ya

ada yang koleksi itu di ruang display ada yang di storage kan jadi kita ambil

supaya ga salah harus didata segala macem kemudian setelah itu dibersihkan

nah setelah dibersihkan baru dimasukan ke ruang fumigasi, ruang fumigasi

itu ga terlalu lebar paling yang kita gunakan itu secara continue hanya

ukuran 3x6 ya, ruangan 3x6 kita bikin ada semacam rak-rak semacam itu,

nah setelah fumigasi prosesnya sebentar cuma menaburkan bahan-bahan

kimia itu ya, bahan-bahan apa itu ya saya juga ga terlalu paham ituu yang

digunakan itu ya, jadi kemudian setelah ditaburkan gitu udah ditutup selama

seminggu lah, udah seminggu di buka baru biasanya proses yang kedua di aa

disemprot cairan bebas asam aa setelah fumigasi selesai, dibersihkan tadi

udah nah setelah itu disemprot-semprotkan bebas asam pada tiap lembarnya.

10.

Tanya Untuk fumigasi tersebut biasanya bekerjasama dengan siapa?

Jawab

Sama, sama Perpusnas juga, khusus untuk fumigasi memang dilakukan di sini

kalau untuk konservasi, konservasi manuskrip ini rata-rata bentuk

konservasinya itu dengan di aa laminasi ya laminasi kertas jepeng orang

mengatakan kertas tisu itu, jadi itu dilaksanakan semuanya di sana,

dibongkar ulang terus kemudian dilaminasi, terus kemudian dijilid ulang.

Secara bergilir koleksi di bawa, paling bawa sekali di ambil kesana orang

sana yang ambil kesini walau cuma lima ya lima naskah terus nanti ya sekitar

kisaran dua sampai tiga minggu dikembalikan sini ambil lagi, seperti itu lah.

11.

Tanya Apakah konservasi penting untuk dilakukan?

Jawab

Wajib ya, dan itu menjadi tugas utama sebuah museum ya, museum-museum

itu kan salah satunya fungsi konservasi, fungsi perawatan jadi disinilah yang

membedakan antara museum dengan perpustakaan barangkali ya, jadi

koleksi-koleksi yang unik, antik, dan satu-satunya itu harus bener-bener di

konservasi yang nomor satu di museum aa fungsi kedua fungsi pendidikan

terus fungsi pameran dan lain sebagainya jadi ini adalah fungsi nomor satu

ya, oleh karena itu konservasi ini harus di upayakan dari berbagaimacam

aspeknya, kemudian dari SDM yang harus diperkuat walaupun banyak sekali

rintangan dan tantangan ya dalam mengolah dunia permuseuman seperti ini

ya, dari segi SDMnya terus yang kemudian dari sisi alat pengandalannya,

jadi saya kira dua hal ini yang paling penting dalam pengelolaan museum,

kita harus bener-bener menyiapkan SDM yang bener-bener mempuni untuk

konservasi ini, sehingga aa lebih banyak pada tindakan preventif ya daripada

lebih banyak kita memperbaiki yang sudah rusak ini yang sangat penting.

12.

Tanya Adakah kendala dalam melakukan konservasi menurut bapak?

Jawab

Aa kendala dalam fumigasinya ya, ya kendala dari fumigasi ini seharusnya

dilakukan oleh internal ya paling bagus ya jadi memang seharusnya agar

lebih awet harusnya sih setahun sekali ya karena kendala kita SDM ya

memang SDM dan anggaran mungkin ya jadi kita laksanakan dua tahun

Page 119: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

sekali itupun orang luar ya, tapi saya kira ga jadi masalah ya yang paling

penting itu bagaimana koleksi tetep terpelihara dan awet, terus kendala yang

kedua itu aa ya teknis aja sih sifatnya teknis bagaimana kesulitan dalam aa

proses pemindahan proses-proses menuju fumigasi itu mulai dari kita

bersihkan terus dilihat satu per satu dan lain sebagainya, tapi ya itu saya kira

bukan kendala juga sih ya karena itu jadi kegiatan kita rutin ya, kita sangat

senang sekali habis fumigasi itu melihat serangga-serangga itu pada mati,

yang kita sangat senang kita sering sekali ga tahu dalam sebuah manuskrip

itu ternyata setelah di lihat-lihat ga kelihatan itu nah begitu fumigasi selesai

itu kadang-kadang diangkat, di beginikan itu pada jatuh gitu ya dan keliatan

pada ada yang jalan kemana ternyata banyak juga, makanya para ahli

menyarankan setahun sekali itu benar ya, karena berdasarkan pengalaman

dua tahun itu ternyata aa ada lagi walaupun ga terlalu banyak tetapi masih

ada gitu. Selanjutnya kendala dalam konservasi terhadap kerusakan yang

cukup tinggi tadi itu yang saya katakan aa dari korosi, dari aa kecoklatan

karena sinar UV itu aa yang paling sulit ya sangat sulit, bahkan disni ada

banyak sekali ada beberapa manuskrip yang Perpusnas sendiri tidak sanggup

untuk mengerjakan itu, dan ini yang seharusnya kita yang mengerjakan

mungkin ya dengan sangat-sangat telaten, teliti dan sabar sekali karena

kerusakan yang sangat tinggi, saya contohkan ada salah satu manuskrip yang

dihibahkan dari Pontianak ya, ini ada Al-Qur’an yang sangat bagus hibah

dari Pontianak tahun 2016, kondisinya sangan memprihatinkan tingat

korosinya sangat tinggi, jadi saya contohkan semacam buku seperti ini , ini

kalau di buka seperti ini ini tulisannya itu langsung pada copot-copot jadi

copot-copot seperti ini, jadi ini yang aa di Perpustakaan Nasional sendiri

tidak sanggup untuk mengerjakan ini, dan ada aa koleksi yang lain juga kita

dapatkan dari masyarakat yang Perpustakaan Nasional sendiri tidak sanggup

itu dia lengket sekali ga bisa di buka antara halaman 1,2,3,4 itu, jadi lengket

sekali, nah hal-hal semacam ini yang seharusnya internal kita yang

mengerjakan seharusnya, saya yakin sebenernya mereka sanggup tapi karena

tingkat tanggung jawab reponbility nya sangat tinggi resikonya sangat besar

jadi mereka memilih yang lain untuk dikerjakan yang tentunya butuh waktu

yang sangat lama karena mereka dikejar dateline dengan kerjaan-kerjaan

yang lain ya, oleh karena itu kerusakan yang sangat tinggi mereka tidak

kerjakan, dan aa ini catatan penting ya mungkin nanti bisa di tanyakan ke

dosennya, saya sendiri di dunia konservasi kertas saya sendiri latarbelakang

pendidikan saya filologi tapi ada problem di hati saya karena dulu waktu

belajar filologi lebih banyak pada teksnya bukan pada fisiknya, aa antara

senang dan sedih sebenarnya ketika melihat manuskrip-manuskrip ini setelah

di konservasi aa nanti bisa dilihat sendiri ya, jadi manuskrip manuskrip kuno

bagi saya sangat menarik dan esotik, model-modelnya khas banget gitu aa

tapi ketika di konservasi bentuknya akan berubah sekali, bentuknya yang

tadinya sangat kuno setelah di lapisi, di jilid ulang, di binding lagi itu di

punggungnya itu di jilid ulang akhirnya seperti kitab-kitab yang baru,

memang yang misi utamanya penyelamatan terhadap teks ini sudah selesai ya

memang akan tahan sekian ratus tahun lebih terjamin ya, sudah selamat

kalau teksnya ini apa lagi sebelum di laminasi kita foto dulu semuanya

walaupun kemarin ada beberapa yang sulit di buka halamannya jadi kita

tinggalkan dulu, cuma memang di kita memang begitu prosedurnya jadi

sebelum kita laminasi kita dokumentasikan, di foto semuanya terlebih dahulu

halaman per halaman, nah dengan berubahnya wujud lama di konservasi

menjadi manuskrip yang seolah-olah kelihatan baru aa dalam kata kutip saya

menganggap ini problem, problem di dunia pernaskahan mungkin ya, kalau di

dunia permuseuman memang visinya seharusnya seperti ini ya, jadi

bagaimana barang itu terselamatkan tapi di dunia filologi mungkin akan aa

Page 120: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

sedih ya melihat naskat tersebut menjadi hal yang baru dipermak habis-

habisan sehingga mengurangi konteks zamannya atau konteks manuskripnya

itu sendiri, ada seorang ahli yang pernah saya tanya seorang filolog dari

belanda yang pernah datang berkunjung ke sini dulu namanya Dig Van Der

Meij, jadi saya tanya tentang hal seperti ini, dia mengatakan ini hal yang

tidak recommended sebenarnya kecuali memang yang sudah parah dan

memang diharuskan untuk dilaminasi ya, menurut pa Dig ini menurut

perspektif filologi ya bukan permuseuman atau mumgkin bisa jadi menurut

keduanya, jadi beliau juga mengkritik apa yang dilakukan oleh Perpustakaan

Nasional dengan kebiasaannya menangani konservasi terhadap manuskrip-

manuskrip itu, bagi Dig Van Der Meij itu kita merubah jiilidan aja dari

jilidan yang lama kemudian di jadikan buku-buku dengan jilidan yang baru

artinya kita sudah memberangus ratusan informasi katanya, jadi sebenarnya

disetiap model atau disetiap bentuk atau disetiap metode yang digunakan

untuk penjilidan atau setiap bentuknya kertas yang seperti ini dan seperti itu,

itu sebenarnya semuanya kan ada informasi, ya tentunya dari perspektif

filologi dari perspektif para peneliti aa memang ini jadi sangat problem sekali

ya, bagaimana peralihan fisik dari yang bener-bener tua tentunya kemudian

ke bentuk yang baru tersebut, tap ya itulah mungin ya menjadi bahan diskusi

teman-teman bagaimana kedepannya untuk konservasi naskah-naskah kuno

ini yang terbaiknya seperti apa aa saya kira akan ada di masa depan metode

yang lebih bagus, lebih efisien dan lebih prktis ya, baik itu untuk aa

menangani kerusakan dalam berbagai hal ya, tertama kerusakan yang dari

sisi korosi atau aa dari pelapukan atau kerusakan dari sisi pancaran sinar

UV dan lain sebagainya itu, jadi ya ini kendala kita bersama jadi problem

kita bersama memang di Indonesia ini masih sangat-sangat minim tenaga di

bidang konservasi khususnya naskah, kita masih tertinggal jauh sama negara-

negara maju untuk negara tetangga aja ya mungkin kita tertinggal juga ya aa

seperti malaysia, singapur kalau di perhatian dan banyak orang yang concern

di bidang konservasi seperti itu, jadi saya kira aa di dunia pendidikan

danpemerintah itu sudah waktunya untuk bagaimana mendorong masyarakat

akademik agar menggeluti di bidang ini ya terus terang aja ya sekarang

mungkin laminasi yang menjadi referensi satu-satunya ya Perpustakaan

Nasional, walaupun itu museum atau perpustakaan yang ada di Indonesia

Timur Indonesia Barat, jadi ya itu problrm kita ya.

13.

Tanya Adakah rencana untuk merekrut staf ahli di bidang konservasi ini?

Jawab

Ya itu yang justru menjadi perhatian saya menjadi kepala seksi ya, saya

senantiasa mengajukan nama-nama aa ko bukan nama-nama aa mengajukan

formasi aa untuk perekrutan tenaga baru di bidang konservasi ini menjadi

concern saya ya benarnya, ya tapi kemarin ASN atau PNS kan sempat ditutup

ya dan juga ya sebenarnya intinya terletak pada anggaran, jadi kita ini

anggaran fungsi agama masalahnya, ya agama ya sangat kecil sekali jadi

untuk perekrutan seperti itu harus dipikirkan berkali-kali oleh para pimpinan

ya, untuk tenaga yang ada aja sekarang kalau dibanding dengan museum lain

kita sangat minim ya, jadi kita ini praktis yang secara langsung mengurusi

museum itu Cuma berapa ya sangat sedikit debenarnya, kita hanya punya

tenaga perawat koleksi hanya tiga aa punya pemandu hanya dua ada disainer

dan IT hanya satu ada pengembang museum tiga dah itu aja selain itu hanya

kebersihan dan keamanan yang menanganin secara langsung hanya itu saja.

14.

Tanya Apakah Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal memiliki struktur organisasi

sendiri?

Jawab Ga ada, kenapa ga ada, ya memang sebenarnya aga sulit untuk dijelaskan ya,

karena ini persoalan birokrasi yang menjadi kendala kita sehingga kita

Page 121: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

sangat sulit menerapkan secara efektif peraturan permuseuman di sini, jadi

memang peraturan pemerintah tentang museum ya, museum paling tida itu

mempunyai lima tenaga initi, yang pertama tenaga konservator, yang kedua

tenaga edukator, yang ketiga tenaga kurator yang ke empat tenaga

pemasaran humas dan pemasaran dan yang kelima tenaga pencatatan atau

register, nah kaya gini ni kalau museum secara khusus seharusnya terisi

semuanya komposisi seperti itu, aa untuk di sini memang untuk saat ini belum

kesitu ya arahnya, karena di sinikan ada yang namanya jabatan fungsional

umum JFU yang itu diturunkan dari kemenpan sana, jadi tidak semua

jabatan-jabatan itu ada, jadi secara struktur organisasi memang kita beum

ter aa menjadikan nama-nama khusus seperti itu dijadikan secara fungsi saja

aa orang-orang ini sebenarnya mengerjakan berbagai hal, pengembang

museum itu ya bisa jadi kurator di saat tertentu ya nanti jadi register terus

jadi kadang konservator juga jadi masih seperti itu lah, unuk struktur

organisasi sekarang paling ya yang seperti di buku itu.

Mengetahui,

Pewawancara Kepala Seksi Koleksi dan Pameran

Anindita Syaifuddin, MA.Hum

NIM.1115025100079 NIP. 19820625 200801 1 1010

Page 122: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

Nama: Ida Fitriani, M.Hum

Jabatan: Staff Seksi Koleksi dan Pameran

Wawancara dilakukan pada tanggal 18 April 2019, pukul 10.00 WIB

No. Pertanyaan

Deskripsi Jawaban

1.

Tanya Bagaimana pandangan ibu tentang pentingnya koleksi Al-Qur’an di Bayt Al-

Qur’an dan Museum Istiqlal?

Jawab

Iya..emm sebenarnya Bayt Al-Qur’an ini sendiri tidak hanya memuat koleksi

aaa Al-Qur’annya, koleksinya banyak karena ini museum inikan satu

kesatuan ada Bayt Al-Qur’an ada Museum Istiqlal, kita punya dua ruang

pamer. Ruang pamer Bayt Al-Qur’an itu memang lebih banyak menampilkan

koleksi yang terkait dengan Qur’an dan juga benda-benda yang terkait

dengannya. Aa benda-benda yang terkait dengannya itu nanti bisa misalnya

aa apa ada rehal, kemudian ada aaa peti-peti mushaf seperti itu, kemudian

juga Qur’an itu sendiri, nah Qur’an itu sendiri yang ukurannya paling besar

sama yang paling kecil dari yang paling tua sampai yang aa yang paling baru

dalam ukuran museum itu sekitar yaa usianya 50 tahun-an mungkin 20 sekitar

20 tahunan yang paling baru yah yang kontenporer, karena kita belum

mengedukasi masyarakat bahwa aaa tradisi penyalinan mushaf itu terus

berjalan dari dulu sampai sekarang, kalau sekarang mungkin sudah

berkurang sekali karena adanya mesin cetak itu yaa makanya banyak muncul

sekarang mushaf cetak, meskipun ada beberapa mushaf kontenporer tulis

tangan yang kemudian akhirnya diii terbitkan dalam versi cetak, seperti itu.

aaa ya kemudian di Museum Istiqlalnya sendiri kita juga punya koleksi

dengan berbagai macam jenis aa media ya artinya yang kita punya bukan

saja berbahan kertas tapi juga berbahan yang lainnya, misalnya kita punya

koleksi nisan, inikan dari batu ya, kemudian ada koleksi kertas, koleksi

kertasnya itu berupa naskah-naskah keagamaan, memang cukup banyak diii

Museum Istiqlal ini sekitar 60-an naskah, meskipun sekarang sedang di

angkat ya karena kebutuhan konservasi tahun lalu, kemudian yang ke tiga ada

juga koleksi berbahan kain, kemudian berbahan kayu, dan kayu itu

bermacam-macam misalnya senjata gitu kan, tombak dan sebagainya yang

biasa digunakan para pejuang kan ada juga yang dihibahkan kesini,

kemudian juga ada yang dari logam, aaa macem-macemlah pokonya

bahannya, kemudian yang terakhir ada bagian kaligrafi dan juga gerabah ya,

itu masuk ke seni rupa tradisional dan juga seni rupa kontenporer. Nah itu

ada yang berbahan ini, kaligrafi juga terbagi dua ada kaligrafi yang pure

tulisan, dan juga nah itu yang kadang-kadang perlakuannya perlu lebih

khusus yaa dalam artian bahan-bahan kertas itu mudah rusak kan, baik itu

terkena terpaan cahaya maupun udara, nah makanya itu perlu treatment

khusus, kemudian yang kedua ada kaligrafi kanvas, kanvas ini sebenarnya

yang lebih banyak koleksi-koleksi titipan dari LEMKA (Lembaga Kaligrafi Al-

Qur’an), kalau mba lihat di bagian depan sebelah kanan banyak karya-karya

kaligrafi kontenporer itu aaa pinjaman sifatnya dari Lembaga Kaligrafi Al-

Qur’an pun demikian kita tetap harus juga menjaga kondisinya meskipun itu

kanvas, kalau yang kita punya sendiri itu hasil kaligrafi hasil aaa apa lomba

kaligrafi tingkat nasional tahun 2015, ada juga terbuat dari kertas, itu kita

tampilkan di sana seperti itu, jadi bahannya macem-macem kalau di Museum

Istiqlal, tidak seperti yang di Bayt Al-Qur’an yang cenderung homogen,

karena kebanyakan memang yang ditampilkan cuma Qur’an, Qur’an

terjemah, Qur’an teksnya saja maksudnya full Qur’an, kemudian juga tafsir

Page 123: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

nah itu semuanya baik yang tulis tangan maksudnya yang kuno, tulis tangan

maupun cetak itu ada di Bayt Al-Qur’an.

2.

Tanya Adakah konservasi yang dilakukan untuk koleksi Al-Qur’an dan apakah

konservasi dilakukan oleh Bayt Al-Qur’an sendiri?

Jawab

Dari luar yaa... aaa ya dua tahun belakangan ini kita sudah melakukan

konservasi dngan pihak ke tiga dan memang aa konservasi yang dibutuhkan

itu konservasi benar-benar serius yang harus dilakukan oleh para ahli, kita

ga bisa melakukan dan kita juga tidak punya lab khusus untuk melakukannya

gitu, konservasi itu kan aa perawatan untuk aa penyelamatan koleksi, nah

koleksi yang di konservasi itu ada dua jenis yang pertama itu Al-Qur’an,

Qur’an terjemah maupun juga naskah-naskah keagamaan yang ada di

Museum Istiqlal itu di konservasi, nah aaa saya lupa berapa banyaknya,

tahun lalu itu sekitar 20-an yang sudah dilapisi dengan kertas jepang.

Sebenarnya konservasi itu penting aa tapi kita juga ada pertentangan batin

juga, karena para peneliti biasanya sih menyarankan untuk tidak dikonservasi

kecuali memang dalam kondisi buruk sekali, karena memang itu nanti akan

menghilangkan data-data asal iyakan, covernya sudah terlepas ga bisa dilihat

lagi covernya seperti apa sih, terbuat dari bahan apa, tulisannya apa

diluarnya, meskipun sebelum dilakukan konsrvasi kita selalu aaa melakukan

dokumentasi, jadi ada foto naskah itu full ada, jadi kita foto per lembar juga

termasuk sampulnya, tapi itu juga tidak bisa mewakili bentuk asli dari benda

itu sendiri ya, tapi bagaimanapun juga kita dihadapkan dengan masalah

penyelamatan, kalau mushaf-mushaf ini kita biarkan terus berada di vitrin

tanpa ada perawatan, itu sudah saya lihat sendiri sudah sekitar 9 sampai 10

tahun terakhir ini aa kondisinya memang semakin memburuk ya, yang tadinya

mungkin bagus tidak ada bercak-bercak asam gitu ya, itu sudah mulai muncul

seperti itu kalau kita biarkan saja, artinya biarkan saja itu tidak terjaga

kondisi lingkungannya, kan kita juga belum bisa di optimal, kalau yang

benar-benar ini harusnya AC-nya paling engga 24 jam full ya, tapikan kita

belum bisa, karena jam 4 tutup ya sudah mati AC besok pagi hidup lagi, nah

yang seperti itu kurang bagus untuk pemeliharaan. Ya itu tadi di maintenance

masih aga berat, kemudian juga masalah aa tenaga ahli, nah kita sendiri

belum punya tenaga ahli khusus yang menangani naskah seperti itu, nah

harus berapa lux sih terpaan cahayanya ke naskah ini gitukan, itukan ada

seperti itu belum, cuman kita ya coba-coba juga untuk memperbaiki itu

dengan misalnya beli alat untuk mengukur terpa cahaya dan untuk

kelembaban udara bisa menggunakan higrometer, seperti itu. Cuma ya itu

tadi kalau untuk konservasi karena kerusakan yang sifatnya parah baik itu

kerusakan karena kelapukan, karena tinta, karena kalau kemarin yang paling

parah kita lihat itu karena kerusakan biologis, itu karena binatang rayap dan

silverfish yang seperti kelabang berwarna putih dan suka muncul di naskah,

padahal kita setiap tahun dua tahun terakhir ini lah, kita sudah

mengaanggarkan untuk melakukan fumigasi, cuma saya ga tau teknik atau

apanya mungkin belum optimal juga masih ada beberapalah yang mungkin

tersisa ntah tercampur ya dengan yang belum di fumigasi, terus kemudian

menular lagi, saya juga ga paham, yang jelas kita sudah upayakan supaya itu

di fumigasi naskah itu. Paling tidak kemarin ini sudah dua tahun berturut-

turut kita fumigasi, kemudian setelah fumigasi kita pilih naskah yang paling

rusak secara biologis, kemudian kita kerjasama dengan pihak ke tiga untuk

memperbaikinya, seperti itu paling yang bisa kita lakukan sementara ini.

3.

Tanya Siapa pihak ke-tiga untuk melakukan konservasi ini?

Jawab Ya kalau kita konsultasi ke perpusnas, nah di perpusnaskan ada sendiri

rekanan yaa seperti itu, kalau konsultasi kita ke perpusnas.

Page 124: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

4.

Tanya Untuk konservasi yang dilakukan sendiri, adakah staff yang menangani

khusus konservasi?

Jawab

Di sini sebenernya ada pak Haris dan pak Bubun serta pak Nurdin yang

biasa, jadi konservasinya hanya konservasi ringan yang sifatnya hanya

pemeliharaan ya, kalau mereka karena kan memang aa bukan bidangnya

secara khusus seperti itu, jadi kalau misalnya ada koleksi masuk nih, kita

pengadaan baru naskah atau ada orang hibah aaa biasanya nih yang sering

terjadi kotor sekali naskah itu, entah kena debu, tanah, apapun yaa gitu, itu

biasanya kita bersihkan perlembar gitu, yaa biasanya mereka yang lakukan

kalau ini terkait naskah seperti itu.

5.

Tanya Terkait dengan staf yang biasa menangani konservasi ringan yang ibu

sebutkan tadi, apakah pernah melakukan pelatihan tentang konservasi?

Jawab

Pelatihan sudah pernah, kita juga sering, maksudnya kita dateng ke

perpusnas kita belajar gaimana caranya konservasi, gimana cara ininya

sudah, Cuma namanya aa apa treatment gitu, kalau cuma pemeliharaan rutin

biasa aja bisa kita hendel, tapi kalau yang sifatnya perbaikan kita ga bisa,

rehabilitasi ya kepada sebuah koleksi itu kita ga bisa, pertama karena kita ga

punya tenaga yang ahli, keduanya memang karena itukan beresiko kan

sifatnya pekerjaan-pekerjaan seperti itu, kalau sampe salah bahan, salah

treatment itu bisa rusak dan ini kan karyanya karya berharga ya, ga boleh

main-main. Sepetri misalnya kita mau bleaching naskah, naskah mau kita

bikin putih gitu, kan harus ngecek dulu dia luntur ga, ini engga, gitu kan, gitu

jadi kan kemarin aaa laminasi naskah juga seperti itu sama, kan di cek dulu

semuanya. Bisa di kerjain manual atau dikerjain pakai mesin, nah itu juga

seperti itu, apalagi di sini sama sekali ga ada ininya kan, ga ada fasilitasnya.

Ada fasilitaspun kalau ga ada orang yang ahli juga gabisa, jadi sifatnya

pemeliharaan aja mba kalau di sini, jadi kita bersihin vitrin, kita vakum, kita

angkat naskahnya, kemudian kita aa kita bersihkan satu persatu pakai kuas,

itu paling itu aja sih untuk sementara kalau nanti di temukan ada binatang

atau apa yaa, yaa otomatis nanti biasanya di awat tahun kita anggarkan

untuk fumigasi, seperti itu. Terus termasuk ini penggantian sarana ini yaa,

media untuk display, nah ini merupakan rekomendasi juga dari Perpusnas

juga kemarin aaa mereka bilang yaa nanti kalau misalnya sudah dikonservasi

tapi ternyata dikembalikan lagi ke tempat semula, tempatnya itu kan juga

tidak bisa di pastikan mengandung asam atau tidak gitu kan tempatnya juga

sudah dari tahun 97 itu dari museum ini berdiri ya, jadi sudah tidak layak

juga, khawatirnya itu bisa memicu munculnya asam ya di ininya, meskipun

lapisan luarnya untuk beberapa koleksi yang sudah di apa di laminasi itu

sudah ganti cover baru yang cover bebas asam cuma kan tetep aja takut

kontaminasi kebawa seperti itu, jadi akhirnya kita pesankan seperti itu, ini

dalam rangka, tahun lalu dalam rangka meminimalisir terjadinya itu tadi

kerusakan seperti itu, itu sih yang baru bisa kita lakukan ya, karena sudah

lama belum ada perhatian khusus ke sini, nah beberapa tahun akhir ini tiga

tahun terakhir ini sudah mulai banyak perhatian ke situ gitu.

6.

Tanya Pernahkah ada rancana untuk merekrut staf ahli dalam bidang konservasi?

Jawab

Mmm ya tentunya ada, tentunya ada yaa cuma kan kita juga dibatasi oleh

regulasi yaa di mana kita juga aa sebuah UPT itu kan ada batasan-batasan

jumlah merekrut orang seperti itu, itu juga perlu di perhatikan kemudian

efektivitasnya, ketika kita belum punya lab dan sebagainyagitu kan, merekrut

orang juga harus diimbangi dengan sarana dan prasarana seperti itu

mungkin pertimbangannya, saya juga kurang paham karena saya tidak

berada pada posisi yang punya kewenangan untuk menentukan kebijakan

Page 125: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

seperti itu. Jadi banyak pertimbangannya lah mba intinya gitu, sekarang kita

yang mendesak kan tenaga pemandu, nah kemarin kita sudah adakan tenaga

pemandu, tenaga IT dan sebagainya pentashih, karena kita kan ada tiga

bidang bukan museum aja, kalau UPT mengurusi satu museum seperti

museum beneran itu enak sekali jadi memang benar-benar struktur museum,

kalau kita kan bukan, nah itu menjadi kendala sendiri. Jadi belum ada bener-

bener ada jabatan konservator yang memang backgroundnya kebanyakan

kalau seperti di perpusnas itu kan ada yang biologi, kimia, gitu kan jadi kan

mereka paham ketika mereka di drill lah di dekatkan pada sesuatu yang

dasarnya memang sudah punya, nah kalo kita, kita ga paham itu kita di beri

pelatihan yang sifatnya praktis, itu sama aja kalau ga di coba terus menerus

kita ga paham juga karena sifatnya ada yang ya pengetahuan dan juga ada

yang praktek gitu ga bisa cuma sekilas pake diklat sehari jadi, tiga hari jadi,

ga bisa itu butuh jam terbang juga, kita ga berani main-main dengan koleksi-

kolesi yang umurnya sudah ratusan tahun gitu.

7.

Tanya Adakah pedoman atau kebijakan tersendiri dalam melakukan konservasi?

Jawab

Kalau pedoman atau kebijakannya sendiri sih sepertinya belum ada ya, itu

cuma tugas ini aja aa di pma kita, tugas kita kan memang memelihara ya,

memelihara Al-Qur’an, manuskrip, dan benda-benda seni budaya islam yang

ada, jadi belum ada pedoman khusus tentang konservasi, tapi kalau SOP kita

sudah dalam progres kita update lagi yang terbaru bidang konservasi.

8.

Tanya Sebelumnya apakah ibu pernah melakukan konservasi pada koleksi yang

terdapat di Bayt Al-Qur’an ini?

Jawab

Kalau langsung saya engga, karena itu memang banyakan melalui pihak ke

tiga, kalau yg sifatnya rehabilitasi ya rusak seperti itu, kalau perawatan iya,

bantu-bantu iya, cuma bersihin koleksi dan sebagainya, seperti itu.

9.

Tanya Selama ibu melakukan konservasi, adakah kendala yang dirasakan?

Jawab

Ya, kendalanya adalah terkadang kita ga memahami jenis bahan itu dan

kemudian treatmentnya, aa ya itu, itu menjadi kendala di lapangan, misalnya

kita mau membersihkan nisan, nisannya kena cat nih karena lagi ada

pekerjaan tukang dan dia aga teledor jadi koleksi ga di tutup dulu akhirnya

kena cat dan sebagainya, nah membersihkannya itu dari nisan yang bahannya

apa pakai apa, nah itu kan perlu penanganan khusus, kalau kita ga tahu kan,

itu jadi kendala juga jadi ga terkerjakan atau jadi tertunda karena harus

nanya dulu gimana caranya, kan ga asal aja seperti kita membersihkan

sesuatu dari apa, seperti itu sih paling, intinya karena kita ga punya ilmunya

itu sih, jadi kendalanya di situ.

10.

Tanya Dalam kendala tersebut adakah upaya penanganannya?

Jawab

Paling kita manggil dari orang Perpusnas, kalau kita naskah kita biasanya

ngundang mereka untuk jadi narsum, kita konsultasi gitu kan, kita berikan

mereka ninjau koleksinya, ya nanti minta fs mereka, kita tanya sebaiknya

gimana bu, pak untuk treatmennya, seperti itu aja sih paling, karena kalau

kita jalan sendiri khawatir malah merusak. Dulu pernah juga megang orang,

tapi orangnya ga paham ya, itu koleksinya jadi rusak, untungnya buka koleski

naskah, tapi koleksi logam, seperti itu nah yang seperti itu kita berusaha

menghindari sebisa mungkin, bisa menghadirkan ahli yang memang kompeten

lah.

11.

Tanya Untuk koleksi naskah, dari mana koleksi naskah didapatkan bu?

Jawab Naskah itu memang ada yang koleksi sejak adanya Bayt Al-Qur’an, kalau

dulu kan Bayt Qur’an ini kan hibahan dari aaa koleksi festival Istiqlal satu

Page 126: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

dan dua ya.. tahun 91 dan 95, nah selebihnya itu adalah hibah kemudian

pengadaan juga, nah beberapa tahun terakhir ini kan udah ada pengadaan

2016, 2017, 2018 kalo ga salah sudah mulai ada pengadaan koleksi,

sebelumnya engga sebelumnya fakum kita 97 itu yaudah koleksi dari festival

Istiqlal itu lah yang kita tampilkan di sini, plus hibah dari orang, baru tiga

tahun terakhir ini ada pengadaan seperti itu. Untuk pengadaan koleksi kita

punya diva sendiri ya dari APBN seperti itu, itu anggaran pengadaannya dari

situ termasuknya, ya nanti apa saja yang mau diadakan disesuaikan dengan

kebutuhan tatapamer, misalnya kita butuh Qur’an ya misalnya abad sekian

dari daerah ini yang belum ada gitu kan, nanti kemudian kita butuh koin

kerajaan ini gitu.

12.

Tanya Adakah anggaran khusus untuk konservasi?

Jawab

Ada anggarannya, ya itu yang saya bilang tadi untuk fumigasi sama untuk

apa aaa konservasi naskah itu untuk laminasi dan sebagainya itu, itu di

anggarkan setiap tahun, tapi baru tiga tahun ini dianggarkan seperti itu.

13.

Tanya Adakah keterkaitan antara koleksi Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal?

Jawab

Ya ada keterkaitan, kalau di sini kan lebih ke ini ya aa Qur’annya, artinya

lebih ke Qur’an sebagai pedoman hidupnya nah sementara di sananya itu

adalah implementasi dari milinielnya Qur’an itu sendiri dalam kehidupan

masyarakat di Indonesia yah konteksnya islam di Indonesia bukan di luar

negeri, kalau mungkin kita lihat islamic art islamic art museum di luar negeri

itu banyak sekali menampilkan seni budaya dari Timur Tengah kita engga,

jadi memang scoopnya itu islam di Indonesia, dan itu yang menjadi ciri khas

Museum Istiqlal dibandingkan museum lainnya di dunia seperti itu, sekarang

kan juga mulai bermunculan museum-museum islam di daerah lainkan, ada

museum islam Indonesia yang di jombang itu museum Islam Nusantara,

kemudian ada lagi yang mau di bangun ini yang di mana di islamic center

museum islam jakarta kalau ga salah, nah seperti itu. Artinya memang

variantnya banyak tetapi yang di sini punya kekhasan seperti itu.

Mengetahui,

Pewawancara Staff Seksi Koleksi dan Pameran

Anindita Ida Fitriani, M. Hum

NIM.1115025100079 NIP. 19830626 200901 2 011

Page 127: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

Nama: Bubun Budiman

Jabatan: Perawat koleksi

Wawancara dilakukan pada tanggal 7 Mei 2019, pukul 13.00 WIB

No. Pertanyaan

Deskripsi Jawaban

1.

Tanya Bagaimana pandangan bapak tentang koleksi Al-Qur’an di Bayt Al-Qur’an

ini?

Jawab

Ya memang kita ini sebenarnya memang penting sekali soalnya inikan

namanya juga Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal nah itu Bayt Al-Qur’an itu

emang khusus rumah Al-Qur’an, jadi kita ada Al-Qur’an cetaknya ada Al-

Qur’an yang seperti yang udah abad ke 17, 18 kita ini seperti ini emang itu

untuk penyimpenan ya seharusnya seluruh Nusantara kita itu harusnya pada

punya koleksi harusnya disimpen di sini gitu, sebagian emang ada di Sumatra

ada di mana tapi mereka itu tidak bisa ngelepas gitu, caranya gimana entah

mau di beli atau apa mungkin dia maunya seperti apa kita juga ga tau.

2. Tanya Menurut bapak konservasi itu apa?

Jawab Konservasi itu aa merawat koleksi ya.

3.

Tanya Di sini bapak kan yang melakukan konservasi, nah hal apa saja yang biasanya

bapak tangani?

Jawab

Ya kita cuma perawatan aja yang setiap harinya kita ngurusin ini tapi kalo

konservasi seperti ini kita tidak, sabab di sini kan kita tidak ada alatnya lah,

tetep kita harus kerjasama dengan pihak lain, ya kita bebersih yang biasa aja

sehari-hari pembersihan, terus ngasih obat-obat gitu itu aja yang kita

kerjakan selama ini selama di museum.

4.

Tanya Sebelumnya bapak pernah mengikuti pelatihan tentang konservasi?

Jawab

Yaa kalau saya tidak, soalnya saya dulu saya pernah aa pernah sebelum kerja

di sini saya pernah di apa aa Taman Ismail Marzuki itu para tokoh-tokoh

seniman di itu aa orang-orang seni semua, sebenernya saya itu dari tahun 74

udah kerja di Taman Ismail Marzuki, itu saya bergaul sama orang-orang

dosen terus orang-orang seni seperti pelukis, theater dan yang lainnya, aa

dulu kita ikut festival Istiqlal tahun 91 dan 95, nah ini barang-barangnya dulu

sebelum gedung ini jadi kita ditaro di Istiqlal, pas udah ini jadi 97 semua

barang-barang di angkut kesini gitu, jadi ini ada Bayt Al-Qur’an dan Museum

Istiqlal, Bayt Al-Qur’an itu memang kita untuk rumah Al-Qur’an kalo

Museum Istiqlal itu ada sejarahnya dulu punya idenya itu dari 91 pas Festival

Istiqlal, nah Festival Istiqlal itu dua kali 91 dan 95 di wujudlah gedung ini

Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal, nah koleksi yang dulu kita titipkan di

Istiqlal sekarang ada di Museum Istiqlal di belakang.

5.

Tanya Bapak kan sudah biasa menangani koleksi ringan seperti itu, nah bapak

mendapatkan ilmunya dari mana?

Jawab

Ya ilmunya yaa emang kita diajar ya gimana ya mungkin pemikiran saya ya

apapun yang susah kalau kita kerjakan pasti bisa gitu, jadi saya liat dari

buku-buku terus bergaul sama para seni seperti manata lukisan seperti ini,

gimana caranya kita mau pameran seperti itu lah gitu, waktu di tim kan

orang-orang tokoh-tokoh seniman itu kan kalo mau pameran itu kita ada

berapa lukisan ampe seratusan kita di pajang di pajang, kita tidak bisa

Page 128: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

langsung sekaligus jadi, kita dipajang dibawah dulu terus di puter diliat oh

ini harusnya begini atau harusnya begini seperti itu.

6.

Tanya Alat apa saja yang digunakan unuk konservasi?

Jawab

Kalau kita yang biasa di sini mah ada obat-obat ya sebenernya obat-obat

pengawet gitu ada, pengawet yang seperti ada di barang-barang seperti

sepatu itu ada kan, terus ada kamper, ada cengkeh gitu itu ada yang dibawa

seperti Al-Qur’an Al-Qur’an ini, tapi kita seharusnya dibuka dalam peti-peti

seperti itu seharusnya kita di bersihkan dulu terus di semprot sama buat hama

takut ada serangga-serangga seperti itu, di semprot dulu kalau udah di

semprot baru kita tata lagi diliat barang-barang yang rusak seperti apa takut

ada perubahan ya, nanti kalo kita udah kasih obat lagi nah ini seperti itu.

Jadi kita alat-alatnya gampang sih ada di toko seperti kamper, obat serangga,

kuas halus, sarung tangan, obat pengawet seperti itu. Kalo yang sulit itu yang

seperti tisu ini, ini mah barangnya juga mahal terus menggunakannya juga

harus rata, makanya kita belum bisa menangani yang seperti ini.

7.

Tanya Menurut bapak konservasi itu penting ga sih pak?

Jawab

Yaa kalau di museum itu harus kan kita harus menjaga koleksi biar tetap ada,

apalagi di luar negeri itu ada orang-orang ahli yang menangani konservasi

itu.

8.

Tanya Bagaimana proses konservasi yang biasa bapak lakukan?

Jawab

Saya rutin mengecek, seperti begini udah berapa bulan kita keluarkan itu per

lembar kita di bersihkan, di bersihkan per lembar gitu sama kuas halus

dibersihkan dari debu-debunya, ada serangga-serangga nya gitu yang ini,

belum lama ini juga ada berapa yang kita bersihkan nanti kita sebulan atau

dua bulan gitu nanti di bongkar lagi gitu, nanti yaa dibersihin lagi gitu, selain

itu nanti di semprot gitu takut ada serangga, di semprtot nanti kita taruh di

sini nanti kita taruh obat.

9.

Tanya Untuk menangani konservasi ini biasanya bapak lakukan di mana? Apakah

ada ruangan khusus?

Jawab

Ya kita kalo ada ruangan ini ya diruangan, tapi kalo kita orangnya sedikit

mungkin kita mengerjakan hari ini yang ini, nanti udah sampe beres kita tutup

besok gitu, jadi mengerjakannya satu per satu.

10.

Tanya Untuk pemeriksaan rutin biasanya bapak melakukannya berapa minggu

sekali?

Jawab

Biasanya dua minggu sekali, dilakukannya baik ketika ada pengunjung

maupun tidak ada pengunjung, jadi orang masih tetap bisa melihat koleksi, ya

paling kalau sedang dibersihkan ini pasti kosong gitu, nanti kalau sudah di

masukan lagi, setelah itu yang sebelahnya gitu, ya berjalan terus gitu, seperti

ini dan ini juga sama gitu.

11.

Tanya Adakah kendala dalam melakukan konservasi?

Jawab

Kendala sih ya yang namanya orang kerja ada aja tapi kita harus bisa

mengatasi lah, ya seperti kita minta ini tapi belum di belikan ya kita tunda

aja, jadi jangan ini, ya kalo udah dibelikan barangnya kasih saya gitu. Jadi

paling di peralatan dan soalnya uangnya sulit sekali, maksudnya tidak minta

langsung ada gitu jadi harus mengajukan dulu, contohnya kita ini di bulan ini

mau konservasi berapa, nah kita beli obat ini bulan ini yaudah kita usulkan,

ajukan, ya nanti pimpinan kita yang ajukan ke keuangan kita perlu ini, ini, ini,

ini nah nanti kita nunggu mereka yang beli barangnya atau kita dikasih

uangnya, nah kalau kita yg dikasih uangnya kita nanti yang repot harus kita

Page 129: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

yang belanja, kan gitu.

12.

Tanya Koleksi di sini biasanya banyak rusak diakibatkan apa pak?

Jawab

Di sini sih suhu ya, kita harus bener-bener ngejaga suhu, soalnya kalau panas

nanti kering kalau lembab nanti berjamur, seperti itu. Terus sama serangga,

itu juga harus bener-bener diperhatikan, jadi kolesi harus bener-bener

ketutup biar serangga ga masuk.

Kamu kalo mau tau banyak tentang konservasi itu ya, bisa datang aja ke

Museum Nasional di sana kan lengkap, saya juga waktu itu pernah praktek di

sana bawa Al-Qur’an yang rusak direncanakan pimpinan tuh kita beli

barangnya, kita nanya, belajar di sana berapa hari kan di sana, ya di ajarin

begini-begini cara baiknya begini, memasangnya begini terus dikasih obat,

terus di gelar tisunya terus dikasih lem ydah gitu di tempelkan dan diratakan

baru kita biarkan kering dulu, ya itu di Museum Nasional kita, itu praktek

langsung gitu.

13.

Tanya Jadi bapak pernah praktik konservasi?

Jawab Iya, di Museum Nasional setelah beres nanti mereka yang menjilid di sana

ngerapihin pinggirannya, ngebetulin yang rusak-rusak gitu.

Mengetahui,

Pewawancara Perawat koleksi

Anindita Bubun Budiman

NIM.1115025100079

Page 130: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

Lampiran 6: Reduksi data Penelitian

Konservasi Koleksi Al-Qur’an

No Kategori Sub-kategori Informan

Kesimpulan / Rangkuman S IF BB

1.

Pentingnya

Koleksi Al-

Qur’an

Kelompok

koleksi Al-

Qur’an

“...ada empat kelompok

koleksi terkait Al-Qur’an ya,

pertama koleksi Al-Qur’an

manuskrip ....kedua kelompok

Al-Qur’an cetak, ....yang

ketiga terkait dengan aa

naskah-naskah terjemah, tafsir

Al-Qur’an, dan karya-karya

ulama nusantara.... dan yang

terakhir yang keempat itu ada

Al-Qur’an- Al-Qur’an digital

Al-Qur’an elektronik ...dan

ada yang kelima juga terkait

dengan benda-benda seni keal-

qur’annan....”

“....Bayt Al-Qur’an itu memang

lebih banyak menampilkan

koleksi yang terkait dengan

Qur’an dan juga benda-benda

yang terkait dengannya. Aa

benda-benda yang terkait

dengannya itu nanti bisa

misalnya aa apa ada rehal,

kemudian ada aaa peti-peti

mushaf seperti itu, kemudian

juga Qur’an itu sendiri,....”

“....Bayt Al-Qur’an itu emang

khusus rumah Al-Qur’an, jadi

kita ada Al-Qur’an cetaknya

ada Al-Qur’an yang seperti

yang udah abad ke 17, 18....”

Pentingnya koleksi Al-Qur’an

menurut informan salah

satunya karena koleksinya

yang beragam, hal tersebut

dapat dikatakan dari

pernyataan ketiga informan,

terdapat lima kelompok

koleksi Al-Qur’an

diantaranya, Al-Qur’an

Manuskrip (tulis tangan), Al-

Qur’an cetak, naskah terjamah

tafsir Qur’an, Al-Qur’an

digital, dan benda-benda seni

kealqur’anan seperti rehal,dan

peti-peti mushaf.

Usia Al-Qur’an “.....Al-Qur’an manuskrip yang

umurnya sudah ratusan

tahun,....”

“....yang paling tua sampai

yang aa yang paling baru dalam

ukuran museum itu sekitar yaa

usianya 50 tahun-an mungkin

20 sekitar 20 tahunan yang

paling baru yah yang

kontenporer....”

Selain dari beragamnya

koleksi Al-Qur’an, hal yang

menjadikan koleksi Al-Qur’an

penting untuk disimpan adalah

karena usianya, ada yang

berkata usianya sudah ratusan

tahun, ada juga yang berkata

koleksi paling tua berusia 50

tahun-an dan yang

kontenporer baru sekitar 20

tahun-an.

Edukasi “....karena kita belum

mengedukasi masyarakat bahwa

Selain itu disampaikan juga

oleh informan kedua, bahwa

Page 131: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

aaa tradisi penyalinan mushaf

itu terus berjalan dari dulu

sampai sekarang,....”

koleksi Al-Qur’an penting

disimpan untuk mengedukasi

masyarakat tentang tradisi

penyalinan mushaf yang terus

berjalan dari masa lampau

hingga masa kini.

2.

Faktor

Kerusakan

Koleksi

Fisika “....nah kebanyakan kita

termasuk di sini ya aa ga

stabil ya sudah di atas 20ᵒ dan

itupun ga bisa continue, ....

kerusakan yang disebabkan

karena aa itu yaa apa aa

korosi, korosi pada kertas,

....”

“....belum bisa, karena jam 4

tutup ya sudah mati AC besok

pagi hidup lagi, nah yang

seperti itu kurang bagus untuk

pemeliharaan.”

“Di sini sih suhu ya, kita

harus bener-bener ngejaga

suhu, soalnya kalau panas

nanti kering kalau lembab

nanti berjamur, seperti itu.”

Kerusakan koleksi disebabkan

karena beberapa faktor, di

Bayt Al-Qur’an salah satu

faktor yang meyebabkan

kerusakan adalah faktor fisika,

seperti yang disampaikan oleh

ketiga informan, di mana

pengaturan suhu ruangan

belum bisa stabil, karena AC

untuk ruang pameran hanya

menyala pada jam buka

museum saja, suhu yang tidak

stabil menyebabkan kerusakan

pada koleksi seperti korosi

tinta dan koleksi yang

berjamur.

Kimia “....konservasi yang kita

lakukan karena penyebabnya

itu kadar asam yang tinggi

pada aa proses penjilidan

jaman dulu yaa, ....”

“....konservasi karena

kerusakan yang sifatnya parah

baik itu kerusakan karena

kelapukan,....”

Selain faktor fisika, yang

menjadi faktor kerusakan juga

berasal dari faktor kimia, hal

tersebut disampaikan oleh dua

informan, kerusakan yang

terjadi karena faktor kimia ini

diakibatkan karena tingginya

kadar asam pada kertas

sehingga menyebabkan

kelapukan pada koleksi.

Biologi “.....kerusakan yang

disebabkan oleh jamur atau

“....kerusakan biologis, itu

karena binatang rayap dan

“Terus sama serangga, itu

juga harus bener-bener

Selain itu ada juga kerusakan

yang disebabkan oleh faktor

Page 132: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

hewan, ....” silverfish yang seperti kelabang

berwarna putih dan suka

muncul di naskah,...”

diperhatikan,...” biologi, kerusakan ini

disbabkan karena jamur serta

hewan seperti rayap dan

silverfish.

3.

Konservasi Pengertian

konservasi

“....jadi kalau kita lihat arti

konservasinya ini kan

berartikan perawatan

pencegahan supaya barang itu

tidak rusak ya, ....”

“....konservasi itu kan aa

perawatan untuk aa

penyelamatan koleksi...”

“Konservasi itu aa merawat

koleksi ya”

Konservasi menurut ketiga

informan diartikan sebagai

perawatan, pencegahan, dan

penyelamatan terhadap koleksi

agar koleksi tidak rusak dan

dapat terus ada dalam kurun

waktu yang cukup lama.

4.

Konservasi

yang

dilakukan

Konservasi aktif

(pembersihan

koleksi)

“....sering terjadi kotor sekali

naskah itu, entah kena debu,

tanah, apapun yaa gitu, itu

biasanya kita bersihkan

perlembar gitu, ....”

“....ya kita bebersih yang

biasa aja sehari-hari

pembersihan,...”

Konservasi yang biasa

dilakukan adalah pembersihan

terhadap koleksi, hal tersebut

diungkapkan oleh dua

informan, di mana salah satu

informan memang bertugas

menangani perawatan koleksi

ini.

Konservasi

pasif

(pengaturan

suhu)

“.....tindakan konservasi yang

sifatnya secara teratur ya

secara teratur aa ini ada

beberapa macam yang

pertama adalah pengaturan

suhu suhu ruangan

.....”

Selain pembersihan koleksi,

terdapat juga tidakan dalam

pengaturan suhu ruangan

seperti yang dikatakan oleh

informan pertama, pengaturan

suhu ruangan merupakan

bagian dari konservasi juga,

karena suhu ruangan yang

stabil diperlukan untuk

kestabilan kondisi koleksi.

Konservasi

preventif

(pemeriksaan

koleksi dan

pemberian obat

“....diperiksa terus dan sudah

ada pemeriksaan secara

berkala, .... jadi ada

catatannya secara

pemeriksaan secara continue

“....ngasih obat-obat gitu itu

aja yang kita kerjakan selama

ini selama di museum.”

Terdapat juga kegiatan

pemeriksaan koleksi rutin dan

pemberian obat untuk koleksi,

hal tersebut dikatakan oleh

dua informan, pertama

Page 133: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

atau pengawet) juga ada, ....” menyatakan bahwa terdapat

pemeriksaan rutin terhadap

koleksi dan kedua menyatakan

bahwa dia memberikan obat

(pengawet) untuk koleksi.

Konservasi

kuratif

(fumigasi)

“....aa yang pertama secara

rutin di sini di fumigasi, jadi di

fumigasi aa ini dimaksudkan

untuk supaya terawat

perawatan atau tindakan

preventif ya, untuk membunuh

hama-hama atau jamur yang

menyebabkan kerusakan pada

manuskrip, tidak hanya

manuskrip sebenarnya koleksi

Al-Qur’an cetak juga yang

sangat tua yang punya nilai

keunikan atau historis itu juga

secara rutin akan di fumigasi,

....”

“.....kemarin ini sudah dua

tahun berturut-turut kita

fumigasi, ....”

Byat Al-Qur’an juga

melakukan fumigasi untuk

menjaga koleksi dari serangga,

berdasarkan pernyataan

informan kedua, fumigasi

telah dilakukan dua tahun

berturut-turut, informan

pertama juga mengatakan

fumigasi dilakukan secara

rutin untuk membunuh hama-

hama atau jamur yamng

menyebabkan kerusakan.

Koleksi yang biasa difumigasi

adalah manuskrip dan koleksi

Al-Qur’an cetak yang usianya

sudah tua dan memiliki

keunikan atau historis dalam

pencetakannya.

5.

Proses

Konservasi

Fumigasi “...sebelum fumigasi inikan

koleksi semuanya di bersihkan

dulu ....supaya ga salah harus

didata segala macem

kemudian setelah itu

dibersihkan ....baru dimasukan

ke ruang fumigasi, ....ruangan

3x6 kita bikin ada semacam

rak-rak semacam itu, nah

setelah fumigasi prosesnya

sebentar cuma menaburkan

bahan-bahan kimia itu

Fumigasi di Bayt Al-Qur’an

dilakukan dengan bantuan

pihak ketiga, namun dalam

pelaksanaannya tetap di

dampingi oleh staf Bayt Al-

Qur’an sehingga dalam

prosesnya para staf tahu apa

saja yang dilakukan, informan

pertama menjelaskan proses

fumigasi yang dilakukan di

Bayt Al-Qur’an, pertama yang

dilakukan adalah

Page 134: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

ya,....setelah ditaburkan gitu

udah ditutup selama seminggu

lah, udah seminggu di buka

baru biasanya proses yang

kedua di aa disemprot cairan

bebas asam aa setelah

fumigasi selesai, dibersihkan

tadi udah nah setelah itu

disemprot-semprotkan bebas

asam pada tiap lembarnya.”

membersihan koleksi lalu

dilakukan pendataan, setelah

itu koleksi di masukan ke

dalam satu ruangan, pada

ruangan tersebut pihak ketiga

akan menaburkan bahan-

bahan kimia, setelah itu

ruangan tersebut ditutup

selama seminggu, setelah

seminggu koleksi akan

dibersihkan kembali dan

terakhir di berikan cairan

bebas asam pada setiap lembar

koleksi agar koleksi stabil

kembali.

Konservasi

rutin

“.....jadi kita bersihin vitrin, kita

vakum, kita angkat naskahnya,

kemudian kita aa kita bersihkan

satu persatu pakai kuas, itu

paling itu aja sih untuk

sementara kalau nanti di

temukan ada binatang atau apa

yaa, yaa otomatis nanti

biasanya di awat tahun kita

anggarkan untuk fumigasi,....”

“Saya rutin mengecek, seperti

begini udah berapa bulan kita

keluarkan itu per lembar kita

di bersihkan, di bersihkan per

lembar gitu sama kuas halus

dibersihkan dari debu-

debunya, ada serangga-

serangga nya gitu yang

ini,....selain itu nanti di

semprot gitu takut ada

serangga, di semprtot nanti

kita taruh di sini nanti kita

taruh obat.”

Konservasi yang dilakukan

selain fumigasi ialah

konservasi rutin, konservasi

rutin yang biasanya dilakukan

adalah membersihkan vitrin

dengan menggunakan vacum,

lalu membersihkan naskah

dengan menggunakan kuas

halus. Selain itu konservasi

rutin yang biasanya dilakukan

yaitu pengecekan koleksi,

pembersihan koleksi pada tiap

lembar dengan menggunakan

kuas halus, dan juga

memberikan cairan anti

serangga dan menaruh obat di

tempat koleksi.

6.

Sumber

Daya

Manusia

Jumlah staf

yang melakukan

konservasi

“....ada pak Aris Munandar,

ada pak Nurdin, ada pak

Bubun aa iya sekarang tinggal

“Di sini sebenernya ada pak

Aris dan pak Bubun serta pak

Nurdin yang biasa, ....”

Di Bayt Al-Qur’an staf yang

menangani konservasi ada tiga

orang, hal tersebut diutarakan

Page 135: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

(SDM) 3 ya, jadi aa namanya

jabatannya itu perawat

perawat koleksi ya, jadi

mereka memang yang sehari-

hari merawat koleksi,....”

oleh dua informan, ketiga staf

tersebut diantaranya Pak Aris

Munandar, Pak Nurdin dan

Pak Bubun Budiman. Ketiga

staf tersebut memiliki jabatan

sebagai perawat koleksi, yang

memang memiliki tugas

merawat koleksi secara rutin.

Kualifikasi

yang dimiliki

staf

“....memang kita belum punya

terus kita terang aja belum

punya aa tenaga konservator

yang sesuai dengan

latarbelakang pendidikan yang

sesuai,.... tenaga para

konservator di sini memang

dilatih secara khusus ya

pelatihan, mengikuti

pelatihan-pelatihan aa

mengikuti kursus-kursus atau

workshop....”

“Pelatihan sudah pernah, kita

juga sering, maksudnya kita

dateng ke perpusnas kita

belajar gaimana caranya

konservasi, gimana cara ininya

sudah,...”

“...saya juga waktu itu pernah

praktek di sana bawa Al-

Qur’an yang rusak

direncanakan pimpinan tuh

kita beli barangnya, kita

nanya, belajar di sana berapa

hari kan di sana, ya di ajarin

begini-begini cara baiknya

begini, memasangnya begini

terus dikasih obat, terus di

gelar tisunya terus dikasih lem

ydah gitu di tempelkan dan

diratakan baru kita biarkan

kering dulu,...”

Untuk kualifikasi yang

dimilikinya, staf yang

menangani konservasi di Bayt

Al-Qur’an belum sesuai

dengan latar belakang

pendidikan yang sesuai,

namun para konservator sudah

mengikuti pelatihan, kursus,

atau workshop tentang

konservasi. Hal tersebut

disampaikan oleh ketiga

informan, dan salah satu

informan yang merupakan staf

perawat koleksi juga

mengatakan bahwa dirinya

sudah melakukan pelatihan

tentang konservasi.

7.

Sarana dan

prasarana

Sarana “....fumigasi prosesnya

sebentar cuma menaburkan

bahan-bahan kimia itu ya,

bahan-bahan apa itu ya saya

juga ga terlalu paham ituu

yang digunakan itu ya,...”

“...vitrin, kita vakum,

...bersihkan satu persatu pakai

kuas,... Terus termasuk ini

penggantian sarana ini yaa,

media untuk display,..."

“Jadi kita alat-alatnya

gampang sih ada di toko

seperti kamper, obat

serangga, kuas halus, sarung

tangan, obat pengawet seperti

itu.”

Sarana konservasi merupakan

alat-alat yang digunakan untuk

konservasi, untuk fumigasi

sarana yang dibutuhkan adalah

bahan-bahan kimia untuk

fumigasi. Sedangkan untuk

konservasi rutin sarana yang

digunakan adalah vitrin,

vacum, kuas halus, kamper,

obat srangga, sarung tangan,

Page 136: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

dan obat pengawet.

Prasarana “....ruang fumigasi itu ga

terlalu lebar paling yang kita

gunakan itu secara continue

hanya ukuran 3x6 ya, ruangan

3x6 kita bikin ada semacam

rak-rak semacam itu,....”

“Ya kita kalo ada ruangan ini

ya diruangan, tapi kalo kita

orangnya sedikit mungkin kita

mengerjakan hari ini yang ini,

nanti udah sampe beres kita

tutup besok gitu, jadi

mengerjakannya satu per

satu.”

Untuk prasarana, prasarana

yang dibutuhkan dalam

kegiatan fumigasi adalah

ruangan ukuran 3x6 yang di

dalamnya terdapat rak-rak

untuk menaruh koleksi, dan

untuk konservasi rutin

prasarana yang dibutuhkan

adalah ruangan untuk kegiatan

pembersihan dan pemberian

cairan anti asam pada koleksi.

8.

Anggaran Anggaran

konservasi

“Untuk anggaran ini

anggaran khusus ini

diperuntukan untuk

....konservasi yang disebabkan

karena tiga hal itu, .....pertama

tadi itu aa korosi tinta yang

terlalu berat aa korosi tinta,

terus yang kedua adalah

konservasi terhadap aa

manuskrip yang kerusakan

karena kadar keasaman

....terus yang ketiga konservasi

terhadap aa serangan-

serangan ngengat atau

serangga-serangga atau jamur

ya, jadi aa ini juga termasuk

aa anggaaran yang secara

rutin kita gunakan rata-rata

dua tahun sekali ya kita

adakan fumigasi .....”

“Ada anggarannya, ya itu yang

saya bilang tadi untuk fumigasi

sama untuk apa aaa konservasi

naskah itu untuk laminasi dan

sebagainya itu, itu di anggarkan

setiap tahun, tapi baru tiga

tahun ini dianggarkan seperti

itu.”

Anggaran untuk konservasi

ada, hal tersebut dikatakan

oleh kedua informan,

informan pertama menjelaskan

tentang alokasi anggaran

konservasi digunakan untuk

konservasi yang disebabkan

oleh tiga hal yaitu korosi tinta,

kadar keasaman yang tinggi

dan fumigasi, untuk fumigasi

dianggarkan dua tahun sekali.

Sedangkan informan kedua

menyampaikan bahwa

anggaran konservasi

digunakan untuk fumigasi,

laminasai, dan konservasi

lainnya, untuk kegiatan

konservasi dianggarkan setiap

tahunnya, namun anggaran

konservasi ini ada atau

diadakan baru tiga tahun.

Page 137: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

Lampiran 7: Reduksi data Penelitian

Kendala dan Upaya Konservasi Koleksi Al-Qur’an

No Kategori Sub-kategori Informan

Kesimpulan / Rangkuman S IF BB

1.

Kendala Pengaturan

suhu dan cahaya

“....pengaturan suhu suhu

ruangan ya jadi suhu ruangan,

memang ini yang jadi kendala

kita yang paling besar terus

terang jadi karena aa ruang

pamer kita ini sangat

besar,...idealnya memang 24

jam AC tidak boleh dimatikan,

...jadi di ruang pamer memang

hanya jam jam buka aja jadi

dinyalakan jam 7 aa nanti

dimatikan lagi jam 4 setiap

hari seperti itu....”

“...terjaga kondisi

lingkungannya, kan kita juga

belum bisa di optimal, kalau

yang benar-benar ini harusnya

AC-nya paling engga 24 jam

full ya, tapikan kita belum

bisa,....nah harus berapa lux sih

terpaan cahayanya ke naskah

ini gitukan, itukan ada seperti

itu belum,...”

Kendala konservasi di Bayt

Al-Qur’an adalah pengaturan

suhu dan cahaya yang kurang

stabil, hal tersebut

disampaikan oleh kedua

informan, pengaturan suhu

ruangan menjadi kendala

dikarenakan ruang pamer yang

sangat luas dan AC yang tidak

menyala selama 24 jam di

ruang pameran.

selain itu terpaan cahaya

terhadap koleksi juga belum

sesuai dengan ukuran terpaan

cahaya yang seharusnya.

SDM “Iya ini salah satu kendala kita

juga, memang kita belum

punya terus kita terang aja

belum punya aa tenaga

konservator yang sesuai

dengan latarbelakang

pendidikan yang sesuai, kita

ga ada memang,...”

“....kemudian juga masalah aa

tenaga ahli, nah kita sendiri

belum punya tenaga ahli khusus

yang menangani naskah seperti

itu ...”

Kendala konservasi selanjtnya

ialah SDM, di mana Bayt Al-

Qur’an belum memiliki tenaga

konservator yang memiliki

latar belakang pendidikan

yang sesuai. Sehingga dalam

menangani konservasi naskah

yang sulit belum bisa

dilakukan sendiri.

Anggaran

terbatas

“....Untuk anggaran aa kita

dapatkan dari dana APBN

kurang lebih 150-300 juta,

dana tersebut diperuntukan

Selanjutnya disampaikan oleh

informan pertama bahwa

anggaran juga menjadi

kendala, karena dana APBN

Page 138: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

untuk tiga bidang di Lajnah

Pentashihan Mushaf Al-

Qur’an ini,...”

tidak hanya diperuntukan

untuk Bayt Al-Qur’an saja

tetapi dibagi tiga dengan

bidang lainnya yang ada di

Lajnah Pentashihan Mushaf

Al-Qur’an, karena Bayt Al-

Qur’an berada di bawah

Lajnah Pentashihan Mushaf

Al-Qur’an sehingga untuk

konservasi anggaran terbatas.

Bahan

konservasi

habis

“Kendala sih ya yang

namanya orang kerja ada aja

tapi kita harus bisa mengatasi

lah, ya seperti kita minta ini

tapi belum di belikan ya kita

tunda aja, jadi jangan ini, ya

kalo udah dibelikan

barangnya kasih saya gitu.

Jadi paling di peralatan....”

Petugas perawat koleksi

menyatakan bahwa dalam

segala pekerjaan pasti akan

terdapat kendala, namun kita

harus bisa mengatasi kendala

tersebut. Untuk kendala yang

dirasakan oleh petugas

perawat koleksi adalah ketika

bahan konservasi habis dan

menunggu barang tersebut

ada, sehingga konservasi akan

tertunda hingga bahan tersedia

kembali.

2.

Upaya Pengaturan

suhu dan cahaya

“....AC yang ada di ruang aa

di ruang tempat penyimpanan

atau storage, storage kita jadi

memang karena storagenya

juga ga sebesar ruangan dan

relatif lebih kecil kalo

dibanding tempat display ya

aa hanya inilah yang kita

nyalakan AC itu 24 jam, ....”

“....kita ya coba-coba juga

untuk memperbaiki itu dengan

misalnya beli alat untuk

mengukur terpa cahaya dan

untuk kelembaban udara bisa

menggunakan higrometer,

seperti itu.”

Upaya yang dilakukan dalam

menangani kendala

pengaturan suhu dan cahaya

pertama walaupun suhu

ruangan pameran tidak stabil

tetapi suhu pada ruang

penyimpanan selalu

diusahakan stabil dengan AC

yang menyala selama 24 jam,

dan untuk kendala cahaya,

upaya yang dilakukannya

adalah dengan membeli alat

Page 139: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

untuk mengukur terpa cahaya.

SDM “....mengikuti pelatihan-

pelatihan aa mengikuti kursus-

kursus atau workshop yang

alhamdulillah belakangan ini

semakin sering ya sangat

sering sekali sekarang ya

memang memang belakangan

ini pemerintah terhadap

museum mulai sangat gencar

ya perhatiannya....”

“Paling kita manggil dari orang

Perpusnas, kalau kita naskah

kita biasanya ngundang mereka

untuk jadi narsum, kita

konsultasi gitu kan, kita berikan

mereka ninjau koleksinya,....”

Upaya yang dilakukan dalam

mengatasi kendala dalam

SDM adalah dengan mengikut

sertakan staf pada pelatihan,

kursus atau workshop yang

diadakan pemerintah tentang

konservasi kepada petugas

yang menangani konservasi,

selain itu mereka memanggil

staf dari Perpusnas untuk

dijadikan narasumber dalam

melakukan konservasi.

Anggaran

terbatas

“....untuk konservasi, dana kita

sesuaikan dengan keperluan-

keperluan konservasi

tersebut.”

Untuk menangani kendala

anggaran yang terbatas

informan satu menyampaikan

bahwa dalam kegiatan

konservasi dana akan

disesuaikan dengan keperluan-

keperluan konservasi.

Bahan

konservasi

habis

“....kita usulkan, ajukan, ya

nanti pimpinan kita yang

ajukan ke keuangan kita perlu

ini, ini, ini, ini nah nanti kita

nunggu .....”

Untuk kendala yang dirasakan

oleh staf perawat koleksi,

upaya yang dilakukan adalah

mengajukan kekurangan

bahan pada pimpinan dan

menunggu koleksi tersedia

kembali.

Page 140: KONSERVASI KOLEKSI AL-QUR AN PADA BAYT AL-QUR AN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50302/... · 2020. 2. 17. · Koleksi Museum di Bayt Al-Qur’an dan Museum

BIODATA PENULIS

ANINDITA. Lahir di Bogor, 6 April 1996. Terlahir dari

pasangan Bapak Yuswika dan Ibu Nani, yang merupakan

anak ke dua dari dua bersaudara. Menyelesaikan

pendidikan sekolah dasar di SDN Gunung Batu 02, Bogor

(2002-2008), Madrasah Tsanawiyah Al-Bayan, Cianjur

Selatan (2008-2011), dan MAN Cianjur (2011-2014). Kemudian pada tahun 2015

penulis melanjutkan pendidikan pada program studi (S1) Jurusan Ilmu

Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Menyelesaikan skripsi dengan judul “ Konservasi Koleksi

Al-Qur’an pada Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal”. Penulis pernah

melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia pada bulan Januari-Februari 2018 dan melaksanakan Kuliah Kerja

Nyata (KKN) di Desa Karet, Tangerang selama satu bulan pada Juli-Agustus

2018.