konsepsi penyelenggaraan rutr wilayah · pdf filenasional termasuk rencana tata ruang wilayah...

25
TERBATAS TERBATAS KONSEPSI PENYELENGGARAAN RUTR WILAYAH PERTAHANAN DALAM RANGKA MENGHADAPI PERKEMBANGAN ANCAMAN MASA KINI Konsepsi Pemberdayaan Wilayah Pertahanan disusun berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Nasional (RUTR Nasional) dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Pemerintah Daerah Provinsi maupun Kabupaten/Kota yang implementasinya diwujudkan dalam Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Pertahanan (RUTR Wilhan) baik dalam tataran Nasional maupun Daerah. RUTR Wilhan khususnya Pertahanan Negara secara tersirat termasuk dalam kriteria pengklasifikasian Kawasan Tertentu (Khusus), yaitu merupakan kawasan yang ditetapkan secara nasional mempunyai nilai strategis karena mempunyai pengaruh yang sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial budaya, dan/atau lingkungan (Undang-Undang RI No. 26 Tahun 2007, Pasal 1). Dalam rangka penataan RUTR Wilhan harus benar-benar memperhatikan pemanfaatan dan penggunaan ruang wilayah Nusantara secara efektif dan efisien dalam rangka tetap menjaga kesatuan dan keutuhan serta tetap tegaknya NKRI, khususnya dalam rangka tercapainya kesejahteraan seluruh masyarakat dalam kondisi aman dan tenteram menuju masyarakat adil dan makmur. Penataan Ruang Wilayah Nasional pada hakikatnya mencakup dua aspek yang saling terkait satu sama lain, yakni aspek kesejahteraan dan aspek pertahanan keamanan. Dari segi pertahanan, penataan ruang terkait langsung dengan strategi pertahanan negara. Sejauh ini penataan ruang kawasan pertahanan seringkali berbenturan dengan fungsi-fungsi pembangunan nasional lainnya. Upaya untuk mengatasi benturan tersebut masih terkendala dengan aspek legal, yakni peraturan perundang-undangan yang belum secara jelas mengatur tentang Penataan Ruang Kawasan Pertahanan yang berdampak terhadap lemahnya koordinasi, integrasi dan sinkronisasi antar unsur pemerintah dalam implementasi penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) khususnya Wilayah Pertahanan. Disamping itu adanya kendala aspek kelembagaan, sumber daya manusia, dukungan anggaran dan penyusunan RUTR Willayah Pertahanan yang belum mengacu pada hakekat ancaman masa kini. Penataan ruang kawasan atau wilayah pertahanan memerlukan penanganan secara khusus, yang pelaksanaannya berbeda dengan penataan kawasan untuk fungsi-

Upload: buidien

Post on 04-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSEPSI PENYELENGGARAAN RUTR WILAYAH · PDF filenasional termasuk Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang memuat ... Wilayah Pertahanan nasional yang seyogyanya menjadi pedoman

TERBATAS 1

TERBATAS

KONSEPSI

PENYELENGGARAAN RUTR WILAYAH PERTAHANAN DALAM RANGKA MENGHADAPI PERKEMBANGAN ANCAMAN MASA KINI

Konsepsi Pemberdayaan Wilayah Pertahanan disusun berdasarkan Rencana

Umum Tata Ruang Nasional (RUTR Nasional) dan Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Pemerintah Daerah Provinsi maupun Kabupaten/Kota yang implementasinya

diwujudkan dalam Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Pertahanan (RUTR Wilhan) baik

dalam tataran Nasional maupun Daerah. RUTR Wilhan khususnya Pertahanan Negara

secara tersirat termasuk dalam kriteria pengklasifikasian Kawasan Tertentu (Khusus),

yaitu merupakan kawasan yang ditetapkan secara nasional mempunyai nilai strategis

karena mempunyai pengaruh yang sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan

negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial budaya, dan/atau lingkungan

(Undang-Undang RI No. 26 Tahun 2007, Pasal 1). Dalam rangka penataan RUTR Wilhan

harus benar-benar memperhatikan pemanfaatan dan penggunaan ruang wilayah

Nusantara secara efektif dan efisien dalam rangka tetap menjaga kesatuan dan keutuhan

serta tetap tegaknya NKRI, khususnya dalam rangka tercapainya kesejahteraan seluruh

masyarakat dalam kondisi aman dan tenteram menuju masyarakat adil dan makmur.

Penataan Ruang Wilayah Nasional pada hakikatnya mencakup dua aspek yang

saling terkait satu sama lain, yakni aspek kesejahteraan dan aspek pertahanan

keamanan. Dari segi pertahanan, penataan ruang terkait langsung dengan strategi

pertahanan negara. Sejauh ini penataan ruang kawasan pertahanan seringkali

berbenturan dengan fungsi-fungsi pembangunan nasional lainnya. Upaya untuk

mengatasi benturan tersebut masih terkendala dengan aspek legal, yakni peraturan

perundang-undangan yang belum secara jelas mengatur tentang Penataan Ruang

Kawasan Pertahanan yang berdampak terhadap lemahnya koordinasi, integrasi dan

sinkronisasi antar unsur pemerintah dalam implementasi penyusunan Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) khususnya Wilayah Pertahanan. Disamping itu adanya kendala

aspek kelembagaan, sumber daya manusia, dukungan anggaran dan penyusunan RUTR

Willayah Pertahanan yang belum mengacu pada hakekat ancaman masa kini.

Penataan ruang kawasan atau wilayah pertahanan memerlukan penanganan

secara khusus, yang pelaksanaannya berbeda dengan penataan kawasan untuk fungsi-

Page 2: KONSEPSI PENYELENGGARAAN RUTR WILAYAH · PDF filenasional termasuk Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang memuat ... Wilayah Pertahanan nasional yang seyogyanya menjadi pedoman

TERBATAS 2

TERBATAS

fungsi pembangunan lainnya. Menyadari hal tersebut, perlu adanya konsepsi

penyelenggaran RUTR Wilayah Pertahanan dalam rangka menghadapi perkembangan

ancaman masa kini sebagai perwujudan pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 26

Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional khususnya menyangkut kawasan

pertahanan negara adalah penting dilaksanakan dan memiliki relevansi dengan

kepentingan nasional.

Bertitik tolak dari uraian diatas dimana masalah RUTR merupakan permasalahan

yang komplek dan penanganan serta pelaksanaannya bersifat khusus, maka untuk

mensistemasi pembahasan agar lebih terfokus dan mengena dibawah ini akan diajukan

pertanyaan sebagai persoalan penting, yaitu: Bagaimana konsepsi penyelenggaran RUTR Wilayah Pertahanan dalam rangka menghadapi perkembangan ancaman masa kini?

Adapun nilai guna dari tulisan ini agar para pembaca mengerti tentang

bagaimana konsepsi penyelenggaran RUTR Wilayah Pertahanan dalam rangka

menghadapi perkembangan ancaman masa kini serta dapat digunakan sebagai bahan

kajian dan pertimbangan unsur pimpinan dalam mengambil keputusan.

Sebagai landasan pemikiran dalam menganalisa permasalahan penulis

menggunakan pendekatan legalitas hukum yaitu : UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang

Pertahanan Negara , Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

yang terkait dengan penataan RUTR Wilayah Pertahanan, Undang-undang Nomor 34

Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia. Sesuai dengan pasal 8 point (d) tugas

TNI Angkatan Darat salah satunya adalah melaksanakan pemberdayaan wilayah

pertahanan di darat, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,

yang memuat tentang pengaturan mengenai pembentukan dan penyelenggaraan

pemerintah daerah, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2008

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, merupakan arahan kebijakan dan

strategi pemanfaatan ruang wilayah Negara yang mengatur tentang penggunaan wilayah

nasional termasuk Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang memuat

rencana pembagian wilayah dan kawasan yang merupakan jabaran dari RTRW Nasional

dan sekaligus menjadi pedoman bagi penyusunan RTRW Kabupaten/Kota di bawahnya,

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 tentang

Page 3: KONSEPSI PENYELENGGARAAN RUTR WILAYAH · PDF filenasional termasuk Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang memuat ... Wilayah Pertahanan nasional yang seyogyanya menjadi pedoman

TERBATAS 3

TERBATAS

Penyelenggaraan Penataan Ruang, merupakan ketentuan dan aturan serta tata cara

penyelenggaraan penataan ruang, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43

Tahun 2010 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Khusus, merupakan ketentuan dan

aturan serta tata cara penentuan wilayah khusus dalam provinsi dan/atau kabupaten/kota

yang ditetapkan oleh pemerintah untuk menyelenggarakan fungsi-fungsi pemerintahan

yang bersifat khusus bagi kepentingan nasional, Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun

2009 tentang Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional, yang bertugas antara lain:

Penyiapan kebijakan penataan ruang nasional, Keputusan Kasad Nomor Kep / 23 / IV /

2007 tanggal 24 April 2007 tentang Pengesahan Berlakunya Naskah Sementara Doktrin

TNI AD Kartika Eka Paksi, khusunya menyangkut tentang penyusunan Tata Ruang

Wilayah Pertahanan Darat/ Kompartemen Strategis Pertahanan Matra Darat, dengan

menggunakan metode pembahasan deskriptif analisis secara kualitatif dan pemecahan

persoalan melalui pendekatan study kepustakaan dan empiris.

Sebelum membahas lebih lanjut tentang bagaimana konsepsi penyeleggaraan

RUTR wilayah pertahanan Kodam maka terlebih dahulu perlu diketahui identifikasi

masalah, faktor yang mempengaruhinya dan kondisi penyelenggaraan RUTR wilayah

Kodam yang diharapkan.

Identifikasi masalah. 1). Masalah Sistem Penyusunan RUTR. a) Praktik

penyusunan RUTR Wilayah Pertahanan Kodam selama ini masih memiliki banyak

kelemahan seperti halnya penyusunan RTRW Provinsi. Menurut Eko Budiharjo, pakar

perencanaan ruang dari Undip dalam Aris Poniman dan Suwahyuono (2001) sejumlah

kelemahan yang umum ditemui dalam rencana tata ruang adalah; (1) RTRW masih

cenderung berorientasi pada pencapaian tujuan ideal berjangka panjang, yang seringkali

meleset karena banyaknya faktor ketidakpastian, (2) RTRW yang baik tidak selalu

menghasilkan penataan ruang yang baik, (3) Terlihat kecenderungan yang kuat bahwa

perencanaan tata ruang lebih ditekankan pada aspek penataan fisik dan visual,

sedangkan aspek perencanaan sumberdaya dan komunitas - penduduk yang mendiami

daerah tersebut – masih kurang porsi perhatiannya, (4) Keterpaduan dalam perencanaan,

pelaksanaan dan pengawasan pembangunan terkesan masih sebatas slogan, (5) Peran

serta masyarakat dalam proses perencanaan tata ruang masih sangat terbatas, (6)

Lemahnya wibawa dan kekuatan hukum suatu produk rencana tata ruang.1 b) RUTR

1 Ibnu Fatah, Aneka Teritorial, Markas Besar Angkatan Darat Staf Umum territorial, 2009, Hal. 9.

Page 4: KONSEPSI PENYELENGGARAAN RUTR WILAYAH · PDF filenasional termasuk Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang memuat ... Wilayah Pertahanan nasional yang seyogyanya menjadi pedoman

TERBATAS 4

TERBATAS

Pertahanan Kodam dalam kedudukannya sebagai kompartemen strategis selama ini,

menurut teorinya, direncanakan dan disusun dengan memperhatikan RTRW Nasional di

tingkat atasnya dan RTRW Kabupaten/ Kota di tingkat bawahnya. 2 Walaupun pada

kenyataannya, kondisi ideal tadi belum sepenuhnya dapat dilaksanakan. Seperti halnya

yang terjadi pada RTRW Provinsi, beberapa faktor penyebabnya antara lain; (1) RUTR

Wilayah Pertahanan nasional yang seyogyanya menjadi pedoman penyusunan RTRW

Kodam belum pernah tuntas dan disebarkan secara luas dan terbuka, (2) Harus diakui

aspek ilmiah, khususnya metode yang digunakan untuk menentukan klasifikasi susunan

daerah dalam RUTR Wilayah Pertahanan Kodam masih sangat lemah, (3) Terkait dengan

faktor nomor 2,kemampuan dan kompetensi personel yang terlibat dalam penyusunan

RUTR Wilayah Pertahanan Kodam dirasakan masih kurang dan belum melibatkan pihak-

pihak terkait secara lebih luas (ada kecenderungan didominasi oleh staf umum saja), (4)

Mekanisme dan prosedurnya belum jelas dan mantap terbangun, sebagian memang

diakibatkan lemahnya dasar hukum yang menjadi cantolan produk RUTR Wilayah

Pertahanan Kodam, (5) Masih lemahnya kemampuan mengkomunikasikan produk RUTR

WilayahPertahanan Kodam dalam forum koordinasi dan konsultasi pembahasan RTRW

Provinsi, sehingga kepentingan-kepentingan aspek pertahanan kurang terwadahi dan

belum selaras (sinkron).3 c) Menyangkut permasalahan sistem dan metode penyusunan

RUTR Wilayah Pertahanan Kodam dan RTRW Provinsi, saat ini dirasakan mekanisme,

prosedur dan tata laksananya, belum jelas dan tidak mantap terbangun diantara

keduanya. Bahkan perangkat piranti lunak berupa buku-buku petunjuk yang mengatur

penyusunan RUTR Wilayah Pertahanan Kodam belum ada. Sebagai akibatnya, saat ini

belum ada standar baku yang bisa diterapkan dalam penyusunan RUTR Wilayah

Pertahanan Kodam. Selain itu, fakta bahwa penyusunan RUTR Wilayah Pertahanan

Nasional belum selesai dibahas secara tuntas bahkan Peraturan Pemerintah tentang

Penataan Ruang Wilayah Pertahanan Negara sebagai jabaran dan amanat sesuai

dengan Pasal 17 ayat 7 UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, tata ruang

yang berkaitan dengan fungsi pertahanan dan keamanan diatur dengan Peraturan

Pemerintah sampai saat ini belum terwujud (masih dalam bentuk Rancangan Peraturan

Pemerintah). d) Terdapat sejumlah kecenderungan negatif dalam penyelenggaraan

RTRW Provinsi yang dapat ditemukan, antara lain; (1) Umumnya penyusunan RTRW

dilakukan oleh konsultan yang seringkali tidak mengenal kondisi daerah secara luas dan

mendalam, (2) Dalam proses penyusunan RTRW pelibatan peran serta masyarakat yang 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. 3 Ibnu Fatah, Op.Cit, Hal 10.

Page 5: KONSEPSI PENYELENGGARAAN RUTR WILAYAH · PDF filenasional termasuk Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang memuat ... Wilayah Pertahanan nasional yang seyogyanya menjadi pedoman

TERBATAS 5

TERBATAS

diatur dalam PP Nomor 69 Tahun1996 seringkali tidak pernah dilakukan, (3) Sebagian

besar perencanaan tidak melakukan penelitian secara cermat di lapangan dan

rekomendasi yang dikeluarkan hanya berdasarkan atas data sekunder yang dikumpulkan

dengan tingkat akurasi yang sangat diragukan, (4) Produk RTRW belum mampu

mengakomodasikan semua kepentingan secara optimal, secara hirarkis maupun lintas

sektor diantaranya aspek pertahanan keamanan daerah akibatnya muncul

ketidakselarasan dengan RUTR Wilayah Pertahanan Kodam, (5) Dalam pembahasan

RTRW yang telah disusun kurang melibatkan masyarakat luas (termasuk jajaran Kodam),

dan terakhir (6) Penyebarluasan informasi RTRW yang telah disusun belum maksimal

dilaksanakan dan bahkan terkesan seolah-olah untuk kalangan tertentu saja. 4 e)

Penyusunan RUTR Wilayah Pertahanan Kodam saat ini belum berdasarkan Hakekat

Ancaman saat ini, sehingga RUTR Wilayah Pertahanan Kodam yang ada kurang valid,

khususnya bila dihadapkan dengan hakekat ancaman militer dalam perang modern saat

ini dan perang asimetris serta ancaman lainnya baik militer maupun nirmiliter. 2) Aspek Kelembagaan. a) Permasalahan aspek kelembagaan, diantaranya adalah organisasi

penyusunan RUTR Wilayah Pertahanan Kodam belum jelas dan dirasakan sangat

eksklusif hanya melibatkan staf umum saja. Beberapa pihak terkait yang idealnya dapat

memberikan saran masukan tidak dilibatkan secara intensif, contohnya jajaran Topdam

dengan kemampuan penyediaan data keruangannya (Peta Topografi dan informasi

geografi lainnya). Kemitraan antara Kodam dan Pemda Provinsi dalam penyusunan

RUTR dan RTRW masing-masing sepertinya belum terbangun dengan mantap. Terkesan

ada kendala psikologis akibat dua pendekatan yang seolah-olah bertentangan dalam

penyusunan RTRW, yakni pendekatan kesejahteraan dan pertahanan keamanan.

Nomenklatur (istilah teknis dan kriterianya) yang digunakan diantara RUTR Pertahanan

Kodam dan RTRW Provinsi belum saling dipahami. Secara subyektif, ada kecenderungan

bahwa lingkup kepentingan Kodam dalam penyusunan RUTR diartikan secara sempit

yakni hanya menangani masalah pertahanan saja. Akibatnya adalah tingginya semangat

egoisme sektoral karena Pemda Provinsi merasa dirinyalah paling penting dan paling

benar. Apalagi dasar hukum yang melandasi penyusunan RUTR Wilayah Pertahanan

Kodam tidak sekuat RTRW Provinsi, sehingga ada kesenjangan dari segi legitimasi. Di

sisi Pemda sendiri, diakui bahwa implementasi RTRW Provinsi masih lemah karena

pelanggaran atas RTRW yang sudah ditetapkan jarang dikenai sanksi hukum secara

4 Ibid, Hal. 11

Page 6: KONSEPSI PENYELENGGARAAN RUTR WILAYAH · PDF filenasional termasuk Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang memuat ... Wilayah Pertahanan nasional yang seyogyanya menjadi pedoman

TERBATAS 6

TERBATAS

proporsional.5 b) Tidak ada forum koordinasi dan konsultasi yang mantap dan jelas di

tingkat Provinsi atau Kodam seperti halnya ditingkat nasional dengan Badan Koordinasi

Tata Ruang Nasional (BKTRN) yang bertugas antara lain penyiapan kebijakan penataan

ruang nasional; pelaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional secara terpadu

sebagai dasar bagi kebijakan pengembangan tata ruang wilayah nasional dan kawasan

yang dijabarkan dalam program pembangunan sektor dan program pembangunan di

daerah; penanganan dan penyelesaian masalah yang timbul dalam penyelenggaraan

penataan ruang, baik di tingkat nasional maupun daerah. 3). Aspek Sumber Daya Manusia. Permasalahan lain yang ditemukan adalah menyangkut SDM. Bagi Kodam,

harus diakui aspek kompetensi SDM bagi penyusunan sebuah RUTR dinilai belum sekuat

Pemda Provinsi yang bahkan seringkali menggunakan jasa konsultan perencana. Kodam

tidak pernah menggunakan jasa konsultan dan hanya memanfaatkan sejumlah personel

untuk diikutkan dalam Pokja dengan kemampuan dan pemahaman teoritis perencanaan

wilayah yang sangat terbatas, sehingga cenderung intuitif dan tidak ilmiah.

Konsekuensinya, aspek metodologi ilmiah yang digunakan dalam penyusunan RUTR

Wilayah Pertahanan Kodam masih kurang. Sebagai perbandingan, penyusunan RTRW

Provinsi sudah menggunakan analisa dan metode Sistem Informasi Geografi (SIG) dan

teori-teori perencanaan dan pembangunan wilayah.6 4) Aspek Koordinasi, Integrasi Sinkronisasi dan Simplifikasi. Lemahnya pemahaman aparatur Komado Kewilayahan

dan aparatur Pemda terhadap produk hukum atau peraturan perundang-undangan baik

menyangkut tata ruang maupun pemerintah daerah masing-masing memiliki interprestasi

dan sudut pendang masing-masing sehingga dalam proses penyusunan RUTR Wilayah

Pertahanan dan RTRW tidak adanya koordinasi, integrasi dan sinkronisasi yang

berdampak terhadap dokumen tentang RUTR dan RTRW tidak pernah valid dan aplikatif

untuk dapat dilaksanakan. 5) Aspek Dukungan Anggaran. Permasalahan dukungan

anggaran atau pendanaan yang berkaitan dengan alokasi anggaran/ pendanaan untuk

kegiatan penyusunan RUTR Wilayah Pertahanan Kodam dirasakan sangat terbatas

bahkan tidak ada sama sekali. Terkait dengan anggaran/ pendanaan tersebut, maka

perencanaan dan pengelolaan kegiatannya masih terlalu didominasi oleh prinsip

sentralisasi, dimana peran Komando Atas (Mabes AD) masih relatif dominan. Pada

akhirnya, pendekatan bottom up guna menghimpun masukan dari bawah, seperti jajaran

Korem dan Kodim, tidak berjalan optimal

5 Ibnu Fatah, Op.Cit. Hal 12. 6 Ibid.

Page 7: KONSEPSI PENYELENGGARAAN RUTR WILAYAH · PDF filenasional termasuk Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang memuat ... Wilayah Pertahanan nasional yang seyogyanya menjadi pedoman

TERBATAS 7

TERBATAS

Faktor-faktor yang mempengaruhi. Strategi dan kebijakan penataan ruang

wilayah pertahanan mengacu pada pendekatan geopolitik dan geostrategi pertahanan

negara, yang disertai dengan pencapaiaan amanah tujuan negara yaitu mensukseskan

dan mengawal kepentingan nasional, serta berbasiskan ruang gelar yang permanen

berjangka panjang dengan upaya penggunaan kekuatan pertahanan dan perang rakyat

semesta.7 Penataan ruang kawasan pertahanan darat, laut dan udara mempunyai sifat

statis dan dinamis, yang ditujukan untuk mendukung gelar permanen dan gelar operasi

penindakan. Pergelaran kekuatan pertahanan negara dipengaruhi dan ditentukan oleh

hasil-hasil analisa perkembangan lingkungan strategis secara global, regional dan

nasional, mengingat letak Kepulauan Indonesia yang strategis dan vital bagi berbagai

kepentingan Negara-negara di dunia. Pendalaman analisa perkembangan lingkungan

strategis menghasilkan suatu ketetapan bahwa pengelolaan tata ruang pertahanan harus

dihadapkan dengan perkembangan dinamis lingkungan strategis global, regional dan

nasional sebagaimana penggelaran kekuatan pertahanan negara, karena pergelaran

kekuatan memerlukan ruang untuk gerak operasionalnya, sehingga terjadi korelasi dan

interaksi timbal balik yang erat diantara perkembangan lingkungan strategis, pergelaran

kekuatan pertahanan negara, dan tata ruang pertahanan. Oleh sebab itu, maka penataan

ruang pertahanan harus memperhatikan dan memperhitungkan pula perkembangan

lingkungan strategis dengan berbagai dimensi kemungkinan ancaman yang melingkupi

posisi negara kepulauan Indonesia serta faktor-faktor lainnya yang bersifat internal dan

eksternal. a) Kekuatan. 1) Ditetapkannya Pancasila dan UUD 1945 sebagai landasan

pembangunan, merupakan keputusan politik yang strategis. Keputusan tersebut terbukti

ampuh sebagai rambu-rambu pembangunan nasional dalam rangka mencapai tujuan

nasional. 2) Wawasan Nusantara sebagai wawasan kebangsaan yang bermuara pada

persatuan dan kesatuan bangsa, mempunyai arti penting dalam pelaksanaan

pembangunan nasional. 3) Keputusan Kasad Nomor Kep / 23 / IV / 2007 tanggal 24 April

2007 tentang Pengesahan Berlakunya Naskah Sementara Doktrin TNI AD Kartika Eka

Paksi, khusunya menyangkut tentang penyusunan Tata Ruang Wilayah Pertahanan

Darat/ Kompartemen Strategis Pertahanan Matra Darat. 4) Dengan Adanya UU No. 32

tahun 2004, PP No. 15 tahun 2010, tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang dan PP.

No 43 tahun 2010 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Khusus, maka secara formal

dalam proses penyusunan RTRW Pemda sangat dimungkinkan adanya keterpaduan dan

keharmonisan dengan RUTR Wilhan. b) Kelemahan. 1) Keterbatasan kualitas personil 7 Departemen Pertahanan RI Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan Direktorat Wilayah Pertahanan, Pengelolaan Data Wilayah Pertahanan RTRW Pertahanan Jilid 1, 2009, Hal. V-3.

Page 8: KONSEPSI PENYELENGGARAAN RUTR WILAYAH · PDF filenasional termasuk Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang memuat ... Wilayah Pertahanan nasional yang seyogyanya menjadi pedoman

TERBATAS 8

TERBATAS

TNI khususnya personil Kodam, merupakan hambatan dalam penyusunan RUTR wilhan

yang diperlukan bagi kepentingan pertahanan, untuk dipadukan dengan perencanaan

pembangunan daerah. 2) Kurangnya koordinasi antar aparat Pemda dengan Kodam

sehingga menghambat pencapaian perwujudan keterpaduan antara kepentingan

kesejahteraan dengan kepentingan pertahanan dalam pelaksanaan pembangunan

didaerah.3) Masih adanya peranti lunak yang belum dijabarkan dalam

pengoperasionalannya, sehingga menimbulkan penafsiran yang berbeda diantara aparat

pelaksana dilapangan. Sebagai contoh berbagai peraturan pemerintah sebagai

penjabaran amanat Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007, masih dalam bentuk

Rancangan Peraturan Pemerintah. 4) Permasalahan dukungan anggaran atau

pendanaan yang berkaitan dengan alokasi anggaran/ pendanaan untuk kegiatan

penyusunan RUTR Pertahanan Kodam dirasakan sangat terbatas bahkan tidak ada sama

sekali. c) Peluang. 1) Kerjasama ekonomi regional maupun dunia yang sedang

mengemuka dewasa ini merupakan peluang bagi prospek peningkatan perekonomian

Indonesia. 2) Hubungan baik antara Indonesia dengan negara maju merupakan

kesempatan bagi Indonesia untuk bekerjasama meningkatkan kualitas sumber daya

manusia khususnya bidang Iptek. 3) Kemajuan teknologi yang diserap dari negara maju

memberikan kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk meningkatkan laju pembangunan

nasional, khususnya menyangkut teknologi Sistem Informasi Geografi (SIG). d) Kendala. 1) Berbagai konflik antar negara maupun konflik intern suatu negara yang mempengaruhi

stabilitas regional. Konflik antar negara tidak lagi diwarnai oleh perbedaan ideologi, tetapi

lebih diwarnai oleh berbagai kepentingan nasional terutama dibidang ekonomi. 2)

Masalah hak asasi manusia, demokratisasi dan lingkungan hidup merupakan topik isu

yang banyak dimunculkan oleh negara-negara Barat. Perbedaan yang tajam dalam

persepsi dan penerapan optimalisasi HAM, khususnya antara negara maju dan

berkembang, banyak mengakibatkan ketidak serasian dalam pola hubungan antar

negara. Oleh negara maju telah dijadikan isu sentral yang digunakan sebagai

pembenaran untuk ikut campur tangan terhadap masalah dalam negeri negara

berkembang. 3) Globalisasi ekonomi yang berkembang saat ini, telah menimbulkan blok-

blok ekonomi baru menuju pada era perdagangan bebas akan menjadikan tantangan bagi

peningkatan perekonomian negara berkembang termasuk Indonesia. 4) Adanya sengketa

bilateral yang mewarnai hubungan Indonesia dengan negara tetangga, seperti masalah

perbatasan, masalah batas landas kontinen, dan lain-lain merupakan suatu ancaman

yang perlu mendapatkan perhatian dan kewaspadaan.

Page 9: KONSEPSI PENYELENGGARAAN RUTR WILAYAH · PDF filenasional termasuk Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang memuat ... Wilayah Pertahanan nasional yang seyogyanya menjadi pedoman

TERBATAS 9

TERBATAS

Kondisi penyelenggaraan RUTR wilayah pertahanan Kodam yang diharapkan. 1) Sistem Penyusunan RUTR. a) Praktek dan implementasi penyusunan RUTR wilayah

pertahanan Kodam dan RTRW propinsi diharapkan : (1) RUTR/RTRW mengacu pada

tujuan pencapaian jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek secara

konsisten untuk menghindari faktor ketidakpastian, sehingga menghasilkan penataan

ruang yang baik, berkelanjutan, selaras dan seimbang baik pada aspek fisik dan visual

serta aspek perencanaan sumberdaya dan komunitas penduduk yang mendiami daerah

tersebut; (2) Keterpaduan dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan

pembangunan antar segenap instansi terkait baik tingkat lokal maupun lintas sektoral (3)

Memberikan akses yang luas bagi peran serta masyarakat dalam proses perencanaan

tata ruang (4) Dalam penyusunan RUTR/RTRW harus didasarkan pada peraturan dan

perundang-undangan yang berlaku sehingga suatu produk rencana tata ruang memiliki

wibawa dan kekuatan hukum. b) RUTR Pertahanan Kodam dalam kedudukannya sebagai

kompartemen strategis harus direncanakan dan disusun dengan memperhatikan RTRW

Nasional di tingkat atasnya dan RTRW Kabupaten/ Kota di tingkat bawahnya. Oleh

karena itu, maka: (1) RUTR Pertahanan Nasional yang seyogyanya menjadi pedoman

penyusunan RTRW Kodam harus segera disusun dan diselesaikan secara tuntas dan

disebarkan secara luas dan terbuka, (2) Penyusunan RUTR/RTRW harus berdasarkan

aspek ilmiah, khususnya metode yang digunakan untuk menentukan klasifikasi susunan

daerah dalam RUTR Wilayah Pertahanan Kodam, (3) Terkait dengan faktor nomor

tersebut 2,kemampuan dan kompetensi personel yang terlibat dalam penyusunan RUTR

Pertahanan Kodam harus benar-benar memiliki kualifikasi, disiapkan dan dilatih dengan

melibatkan pihak-pihak terkait secara lebih luas; (4) Mekanisme dan prosedurnya harus

jelas dan mantap terbangun yang diwadahi dengan peraturan/ dasar hukum yang menjadi

cantolan produk RUTR Pertahanan Kodam, (5) Personel yang terlibat memiliki

kemampuan mengkomunikasikan produk RUTR Pertahanan Kodam dalam forum

koordinasi dan konsultasi pembahasan RTRW Provinsi, sehingga kepentingan-

kepentingan aspek pertahanan dapat terwadahi dan selaras (sinkron) dengan aspek

kesejahteraan. c) Menyangkut permasalahan sistem dan metode penyusunan RUTR

Wilayah Pertahanan Kodam dan RTRW Provinsi, maka mekanisme, prosedur dan tata

laksananya, harus jelas dan mantap terbangun diantara keduanya. Oleh karena itu,

perangkat piranti lunak berupa buku-buku petunjuk yang mengatur penyusunan RUTR

Wilayah Pertahanan Kodam harus tersedia sehingga dapat dijadikan sebagai standar

baku yang bisa diterapkan dalam penyusunan RUTR Wilayah Pertahanan Kodam.

Page 10: KONSEPSI PENYELENGGARAAN RUTR WILAYAH · PDF filenasional termasuk Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang memuat ... Wilayah Pertahanan nasional yang seyogyanya menjadi pedoman

TERBATAS 10

TERBATAS

Berkaitan dengan itu, maka penyusunan RUTR Wilayah Pertahanan nasional harus

segera disusun dan diselesaikan secara tuntas disertai dengan Peraturan Pemerintah

tentang Penataan Ruang Wilayah Pertahanan Negara sebagai jabaran dan amanat Pasal

17 ayat 7 UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, tata ruang yang berkaitan

dengan fungsi pertahanan dan keamanan diatur dengan Peraturan Pemerintah yang

sampai saat ini belum terwujud (masih dalam bentuk Rancangan Peraturan Pemerintah).

d) Penyelenggaraan RUTR Kodam/RTRW Provinsi hendaknya dilakukan dengan cara

dan metode, antara lain; (1) Penyusunan RUTR/RTRW dilakukan oleh konsultan yang

mengenal kondisi daerah secara luas dan mendalam, (2) Setiap perencanaan harus

dilakukan penelitian secara cermat di lapangan dan rekomendasi yang dikeluarkan tidak

hanya berdasarkan atas data sekunder yang dikumpulkan tetapi juga data-data lainnya

yang miliki tingkat akurasi yang tidak diragukan, (3) Produk RUTR/RTRW harus mampu

mengakomodasikan semua kepentingan secara optimal, secara hirarkis maupun lintas

sektor diantaranya aspek pertahanan keamanan daerah, (4) Dalam pembahasan RTRW

yang telah disusun hendaknya melibatkan masyarakat luas. e) Penyusunan RUTR

Wilayah Pertahanan Kodam ke depan harus berdasarkan Hakekat Ancaman saat ini,

sehingga RUTR Wilayah Pertahanan Kodam yang ada senanitiasa valid, khususnya bila

dihadapkan dengan hakekat ancaman militer dalam perang modern saat ini dan perang

asimetris serta ancaman lainnya baik militer maupun nirmiliter. Menurut Letjen TNI JS.

Prabowo, agar penyiapan”medan perang” dalam konteks perang semesta dapat efektif,

asumsi yang digunakan untuk mendasari pembuatan RUTR wilhan harus divalidasi dan

disesuaikan dengan kondisi nyata sekarang dan dimasa depan. Untuk kepentingan

penyusunan RUTR seperti ini perlu pelibatan banyak pakar perang dari berbagai institusi

dan berbagai disiplin ilmu. 8 Tata ruang Wilhan yang disusun tidak didasarkan pada

penyiapan daerah untuk menghadapi agresi musuh dari Negara lain, tetapi dihadapkan

pada kepentingan pertahanan Negara yaitu: menegakkan kedaulatan Negara, menjaga

keutuhan wilayah dan melindungi segenap bangsa Indonesia.9 Berdasarkan asumsi ini

maka konsepsi RUTR dalam klasifikasinya perlu mempertimbangkan hakekat ancaman

militer dan nirmiliter diantaranya menyangkut daerah perbatasan, pulau terluar/terdepan,

penyiapan daerah aman bagi perlindungan rakyat ketika bencana maupun menghadapi

perang masa kini. Dalam menghadapi perang masa kini, menurut Letjen TNI (Purn)

Sayidiman Suryohadiprojo, salah satu aspek penting dalam pertahanan udara adalah

8 Letjen TNI JS. Prabowo, Pokok-Pokok Pikiran tentang Perang Semesta, PT. Gramedia Printing, 2009, Hal. 98.. 9 Ibid, Hal. 99.

Page 11: KONSEPSI PENYELENGGARAAN RUTR WILAYAH · PDF filenasional termasuk Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang memuat ... Wilayah Pertahanan nasional yang seyogyanya menjadi pedoman

TERBATAS 11

TERBATAS

pembangunan perlindungan untuk dapat meniadakan atau membatasi akibat negatif

serangan udara. Perlindungan itu terutama diperlukan untuk fasilitas atau lingkungan

kerja yang bersifat strategis, yaitu yang hasil pekerjaan atau produksinya amat mempengaruhi kelanjutan pertahanan.10 2) Pemberdayaan Aspek Kelembagaan. a)

Aspek kelembagaan, diantaranya adalah organisasi hendaknya disusun secara jelas dan

tegas menyangkut fungsi dan tugas-tugasnya serta huhungan mekanisme kerjanya antar

staf, baik staf umum maupun staf khusus yang terkait dalam proses penyusunan RUTR

Wilayah Pertahanan Kodam . Beberapa pihak terkait yang idealnya dapat memberikan

saran masukan harus dilibatkan secara intensif, contohnya jajaran Topdam dengan

kemampuan penyediaan data keruangannya (Peta Topografi dan informasi geografi

lainnya). Kemitraan antara Kodam dan Pemda Provinsi dalam penyusunan RUTR dan

RTRW masing-masing harus terbangun dengan mantap, sehingga dalam penyusunan

RUTR/RTRW, yakni antara pendekatan kesejahteraan dan pertahanan keamanan

terdapat keseimbangan dan keselarasan. Nomenklatur (istilah teknis dan kriterianya) yang

digunakan diantara RUTR Pertahanan Kodam dan RTRW Provinsi harus saling dipahami

dan memiliki interprestasi yang sama. b) Perlu dibentuk forum koordinasi dan konsultasi

yang mantap dan jelas di tingkat Provinsi atau Kodam seperti halnya ditingkat nasional

dengan Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional (BKTRN) yang bertugas antara lain

penyiapan kebijakan penataan ruang nasional; pelaksanaan Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional secara terpadu sebagai dasar bagi kebijakan pengembangan tata ruang

wilayah nasional dan kawasan yang dijabarkan dalam program pembangunan sektor dan

program pembangunan di daerah; penanganan dan penyelesaian masalah yang timbul

dalam penyelenggaraan penataan ruang, baik di tingkat nasional maupun daerah.

Dengan keberadaan BKTRD akan terjadi keselarasan dan sinkronisasi antara

kepentingan daerah dengan kepentingan lintas sektoral termasuk kepentingan Kodam. 3) Pemberdayaan Sumber Daya Manusia. Bagi Kodam, aspek kompetensi SDM

dalam penyusunan RUTR minimal memiliki kualifikasi setara dengan Pemda Provinsi

disamping itu perlu kerjasama dengan jasa konsultan perencana sehingga diharapkan

personel Kodam memiliki kemampuan dan pemahaman teoritis perencanaan wilayah

yang cukup baik dan ilmiah dengan menggunakan analisa dan metode Sistem Informasi

Geografi (SIG) dan teori-teori perencanaan dan pembangunan wilayah. 4) Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi dan Simplifikasi. Pemahaman aparatur Komado Kewilayahan

dan aparatur Pemda terhadap produk hukum atau peraturan perundang-undangan baik 10 Sayidiman Suryohadiprojo, Si Vis Pacem Para Bellum – Membangun Pertahanan Negara Yang Modern dan Efektif, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005, Hal.131.

Page 12: KONSEPSI PENYELENGGARAAN RUTR WILAYAH · PDF filenasional termasuk Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang memuat ... Wilayah Pertahanan nasional yang seyogyanya menjadi pedoman

TERBATAS 12

TERBATAS

menyangkut tata ruang maupun pemerintah daerah masing-masing harus memiliki

interprestasi dan sudut pandang yang sama dalam proses penyusunan RUTR Wilayah

Pertahanan dan RTRW Provinsi sehingga terjadi adanya koordinasi, integrasi dan

sinkronisasi yang berdampak terhadap dokumen tentang RUTR dan RTRW yang

dihasilkan senantiasa valid dan aplikatif untuk dapat dilaksanakan. 5) Aspek Dukungan

Anggaran. Adanya dukungan anggaran atau pendanaan yang memadai berkaitan

dengan alokasi anggaran/ pendanaan untuk kegiatan penyusunan RUTR Pertahanan.

Terkait dengan anggaran/ pendanaan tersebut, maka perencanaan dan pengelolaan

kegiatannya hendaknya dikembangkan prinsip desentralisasi, dimana peran Kodam

diberikan kewenangan yang cukup besar dengan memperhatikan pendekatan bottom up

guna menghimpun masukan dari bawah, seperti jajaran Korem dan Kodim.

Adapun konsepsi penyelenggaraan RUTR wilayah pertahanan di Kodam dalam

rangka menghadapi perkembangan ancaman masa kini dituangkan dalam bentuk

kebijaksanaan, strategi yang didalamnya terdapat tujuan, sasaran, subyek, obyek,

metode, sarana dan prasarana serta upaya yang dilakukan sebagai berikut :

Kebijaksanaan. Berdasarkan tugas, fungsi , peran dan kedudukan Kodam

sebagai Komando Kewilayahan sekaligus tugas Kodam sebagai kompartemen strategis

pertahanan dan hubungannya dengan Pemda saat ini, serta merujuk pada pokok

permasalahan yang dihadapi, peluang dan kendala dari faktor-faktor lingkungan strategis

yang mempengaruhinya beserta dengan hakekat ancamannya, maka dapat dirumuskan

kebijaksanaan konsepsi penyusunan RTRW Pertahanan Kodam sebagai berikut;

terwujudnya penyusunan RUTR Wilayah Pertahanan Kodam yang meliputi perencanaan

tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang merupakan satu

kesatuan yang tidak terpisahkan satu dengan lainnya, dan harus dilakukan dengan kaidah

penataan ruang, sehingga dapat diwujudkan suatu penataan ruang yang berhasil dan

berdayaguna serta mampu mendukung pengelolaan hidup yang berkelanjutan dalam

kerangka pembinaan komponen utama, komponen cadangan dan komponen pendukung

secara bersama dan mampu mendukung upaya pertahanan negara dalam menghadapi

setiap hakekat acaman yang mungkin terjadi serta keberlangsungan pembangunan

nasional secara serasi dan seimbang.

.

Page 13: KONSEPSI PENYELENGGARAAN RUTR WILAYAH · PDF filenasional termasuk Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang memuat ... Wilayah Pertahanan nasional yang seyogyanya menjadi pedoman

TERBATAS 13

TERBATAS

Strategi Pemberdayaan Sistem Penyusunan RUTR Wilayah Pertahanan

Kodam. a) Tujuan. Penyusunan RUTR Wilayah Pertahanan Kodam yang mengacu

pada kekuatan, kemampuan dan gelar unsur-unsur komponen pertahanan yang sudah

ada di daerah dengan mempertimbangkan perkiraan arah datangnya

musuh/kemungkinan ancaman yang mungkin terjadi baik militer dan nirmiliter, jalan

pendekat yang digunakan serta kerentanan tingkat keamanan daerah dengan

berdasarkan analisa dan menggunakan metode ilmiah yang dapat

dipertanggungjawabkan dan akuntabel. b) Sasaran. 1) Tersusunnya RUTR Wilayah

Pertahanan Kodam yang berdaya guna dan berhasil guna serta legitimatif dan akuntabel

sebagai acuan pemanfaatan ruang wilayah daratan guna kepentingan pertahanan negara

(Hanneg) khususnya dan pembangunan nasional umumnya, 2) Tersedianya database

(pangkalan data) tata ruang wilayah pertahanan Kodam yang lengkap, akurat dan

mutakhir, 3) Terwadahinya kepentingan aspek pertahanan RUTR Pertahanan Kodam

dalam produk RTRW provinsi.c) Subyek. 1). Pemerintah Pusat dalam hal ini menteri

pertahanan dan menteri terkait lainnya sebagai subyek utama dalam penentu kebijakan

penyusunan RUTR Wilhan. 2). Panglima TNI sebagai subyek utama dalam penentu

kebijakan penyusunan RUTR di jajaran TNI. 3) Kepala Staf Angkatan Darat sebagai

subyek utama dalam penentu kebijakan penyusunan RUTR di jajaran TNI-AD. 4)

Gubernur sebagai subyek utama dalam penyusunan RTRW Pemda di wilayahnya

masing-masing. 5) Pangdam sebagai subyek utama dalam penyusunan RUTR Wilhan di

wilayahnya masing-masing. d) Obyek. 1) Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

(RTRWN). 2) RUTR Wilayah Pertahanan Darat di daerah. 3) RTRW Pemda. 4) Peranti

Lunak. 5) Sarana prasarana Nasional. e) Metode. Metode yang digunakan dalam

strategi pemberdayaan sistem penyusunan RUTR Wilayah Pertahanan Kodam antara lain

adalah: 1) Legislasi/regulasi, yaitu upaya untuk mengesahkan suatu hal dalam bentuk

peraturan/hukum yang berlaku. 2) Sosialisasi, yaitu upaya memasyarakatkan

pengetahuan tentang RUTR Wilhan kepada seluruh prajurit TNI dan masyarakat luas

yang meliputi pembagian wilayah pertahanan. 3) Koordinasi, yaitu penyesuaian dan

pengaturan yang baik antar pihak terkait tentang penyelenggaraan pembangunan sarana

dan prasarana nasional. 4) Inventarisasi, yaitu pendataan secara tertib dan teratur

terhadap seluruh sarana dan prasarana yang ada, antara lain meliputi jenis, fungsi dan

kemampuannya.5) Integrasi, yaitu keterpaduan mulai dari perencanaan dan pelaksanaan

sampai dengan pengawasan.6) Sinkronisasi, yaitu keselarasan antara kepentingan

kesejahteraan dan kepentingan pertahanan. f) Sarana dan prasarana. 1) Seluruh peranti

Page 14: KONSEPSI PENYELENGGARAAN RUTR WILAYAH · PDF filenasional termasuk Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang memuat ... Wilayah Pertahanan nasional yang seyogyanya menjadi pedoman

TERBATAS 14

TERBATAS

lunak yang telah ada baik yang berskala nasional maupun daerah seperti RPJM, Undang-

Undang, peraturan dan ketentuan-ketentuan lainnya.2) Rencana Pembangunan Daerah

dan Rencana Pembinaan Teritorial yang terpadu dan terjabarkan secara aplikatif sampai

tingkat pelaksana di lapangan.3) Forum rapat koordinasi pembangunan daerah

(Rakonbangda) dengan mekanisme kerja yang jelas dan efektif.4) Dana yang

dialokasikan untuk pembangunan terutama untuk pembangunan sarana dan prasarana

nasional.5) Peranti lainnya yang diperlukan sesuai kebutuhan. g) Upaya Yang Dilakukan. Sejumlah upaya yang dapat ditempuh melalui strategi ini adalah sebagai

berikut: 1) Semua pemangku kepentingan (stake holder) memberi masukan terhadap

berbagai peraturan pemerintah sebagai penjabaran Undang-undang Nomor 26 tahun

2007 tentang Penataan Ruang sehingga lebih mencerminkan asas keseimbangan antara

kepentingan pembangunan dan keamanan. Beberapa peraturan pelaksanaan baik berupa

PP, Keppres dan seterusnya yang dipandang perlu sebagai cantolan hukum masalah

tersebut harus segera disusun dan diselesaikan. 2) Kemhan perlu segera untuk

menuntaskan pembahasan penyusunan RUTR Wilayah Pertahanan Nasional yang

menjadi pedoman bagi RTUR Wilayah Pertahanan Kodam/ Korem/ Kodim. 3) Mendorong

semua pemangku kepentingan untuk memberikan masukan atau usulan tentang

peraturan pelaksanaan yang menjembatani hubungan antara RTRW Pertahanan Kodam

dengan RTRW Provinsi, sehingga ada forum koordinasi dan konsultasi yang mantap dan

jelas seperti halnya ditingkat nasional dengan Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional

(BKTRN). 4) Dalam pelaksanaannya, Kemhan dan TNI dalam menyusun RUTR Wilayah

Pertahanan memberi ruang bagi peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan

penataan ruang wilayah pertahanan berdasarkan prinsip kebersamaan, keterbukaan,

keadilan dan perlindungan hukum. Dengan demikian RUTR Pertahanan Kodam pada

dasarnya tidak bersifat rahasia dan dapat diakses masyarakat yang notabene termasuk

pemangku kepentingan (stake holder). 5) Kemhan dan TNI menyiapkan bahan rumusan

kebijakan, petunjuk teknis, pedoman dan prosedur guna pembakuan standarisasi

penyusunan RTUR Wilayah Pertahanan Kodam. 6) Kemhan dan TNI melakukan

penelitian dan kajian tentang kearifan lokal sistem sosial budaya masyarakat setempat

dalam penyusunan RUTR Wilayah Pertahanan Kodam sebagai salah satu faktor

pertimbangan yang mencirikan keistimewaan dan ciri khas masing-masing daerah. Yang

harus selalu diingat pada hakekatnya yang direncanakan dan diatur dalam RUTR/RTRW

bukan semata aspek fisik saja. 7) Kemhan dan TNI meningkatkan kualitas proses

penyusunan RUTR Wilayah Pertahanan Kodam dengan menerapkan metodologi ilmiah

Page 15: KONSEPSI PENYELENGGARAAN RUTR WILAYAH · PDF filenasional termasuk Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang memuat ... Wilayah Pertahanan nasional yang seyogyanya menjadi pedoman

TERBATAS 15

TERBATAS

dan pembuatan data base keruangan yang handal. Sebagai gambaran perbandingan,

umumnya penyusunan sebuah RUTR sudah dapat memanfaatkan teknologi Sistem

Informasi Geografi . 8) Kemhan perlu melakukan revisi terhadap wilayah pertahanan

Kodam disesuaikan dengan hakekat ancaman masa kini. 9) Kemhan dan TNI perlu

melakukan inventarisasi, revisi dan menetapkan kembali penataan ruang kawasan

pertahanan darat, yang meliputi ruang kawasan pertahanan darat yang bersifat statis dan

dinamis. Ruang kawasan pertahanan bersifat statis, diperuntukkan bagi basis-basis

militer, daerah latihan, area disposal, arsenal, daerah uji coba alutsista (alat utama sistem

senjata), kawasan industri pertahanan lainnya. Penyusunan ruang kawasan ini

berdasarkan kepada kondisi ideal untuk suatu kriteria dan parameter ruang pertahanan

darat. Sedangkan ruang kawasan bersifat dinamis disiapkan untuk penyelenggaraan

operasi militer yang penyusunannya didasarkan kepada Rencana Umum Tata Ruang

(RUTR) Wilayah Pertahanan Kompartemen Strategis dan disusun berdasarkan kondisi

ideal untuk suatu kriteria dan parameter ruang pertahanan darat serta strategi operasi

darat. 10) Kemhan perlu melakukan pengelolaan data wilayah pertahanan rencana tata

ruang wilayah pertahanan secara lengkap, akurat dan mutakhir baik secara on line

maupun off line. 11) Pangdam membuat suatu kebijakan tentang RUTR Wilhan

berdasarkan Juknis/Juklap yang dikeluarkan oleh Kasad mulai dari perencanaan,

pelaksanaan sampai dengan pengawasan.12) Gubernur membuat suatu kebijakan

tentang penyusunan RTRW Pemda mulai dari perencanaan dan pelaksanaan sampai

dengan pengawasan dalam jangka pendek, menengah dan panjang.

Strategi Pemberdayaan Aspek Kelembagaan. a) Tujuan . Adanya lembaga atau

wadah sebagai forum koordinasi dan konsultasi penyelenggaraan penataan ruang antar

wilayah dan antar sektor di daerah Provinsi sehingga terdapat keselarasan dan

keseimbangan antar sektor di wilayah. b) Sasaran. 1) Tersedianya forum koordinasi dan

konsultasi penyelenggaraan penataan ruang antar wilayah dan antar sektor di daerah

Provinsi. 2) Terwujudnya kualitas hubungan kerja guna mengikis kentalnya semangat

egoisme sektoral dalam penyusunan RUTR/RTRW masing-masing. 3) Terwujudnya

organisasi Kodam yang kapabel dan memiliki fleksibilitas yang mampu melaksanakan

tugas dalam penyusunan RUTR Wilayah Pertahanan Kodam. c) Subyek. 1). Pemerintah

Pusat dalam hal ini menteri pertahanan dan menteri terkait lainnya sebagai subyek utama

dalam penentu kebijakan penyusunan wadah organisasi yang bertugas untuk

melaksanakan penyusunan RUTR Wilhan/RTRW. 2). Panglima TNI sebagai subyek

Page 16: KONSEPSI PENYELENGGARAAN RUTR WILAYAH · PDF filenasional termasuk Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang memuat ... Wilayah Pertahanan nasional yang seyogyanya menjadi pedoman

TERBATAS 16

TERBATAS

utama dalam penentu kebijakan penyusunan Organisasi dan Tugas di jajaran TNI. 3)

Kepala Staf Angkatan Darat sebagai subyek utama dalam penentu kebijakan penyusunan

Organisasi dan Tugas di jajaran TNI-AD. 4) Gubernur sebagai subyek utama dalam

penyusunan Organisasi yang bertugas menyusun RTRW Pemda di wilayahnya masing-

masing. 5) Pangdam sebagai subyek utama dalam penyusunan Orgnisasi yang bertugas

menyusun RUTR Wilhan di wilayahnya masing-masing. d) Obyek. 1) Organisasi yang

bertugas menyusun RUTR Wilayah Pertahanan Darat di daerah. 2) Organisasi yang

bertugas menyusun RTRW Pemda. 3) Peranti Lunak. 4) Sarana prasarana Nasional dan

Daerah. e) Metode. 1) Legislasi/regulasi, yaitu upaya untuk mengesahkan suatu hal

dalam bentuk peraturan/hukum yang berlaku. 2) Sosialisasi, yaitu upaya

memasyarakatkan pengetahuan tentang RUTR Wilhan kepada seluruh prajurit TNI dan

masyarakat luas yang meliputi pembagian wilayah pertahanan. 3) Koordinasi, yaitu

penyesuaian dan pengaturan yang baik antar pihak terkait tentang penyelenggaraan

pembangunan sarana dan prasarana nasional. 4) Edukasi, yaitu pendidikan, penataran

dan penyuluhan kepada personel baik sebagai subyek dan obyek dalam

penyelenggaraan RUTR/RTRW. 5) Integrasi, yaitu keterpaduan mulai dari perencanaan

dan pelaksanaan sampai dengan pengawasan. 6) Sinkronisasi, yaitu keselarasan antara

kepentingan kesejahteraan dan kepentingan pertahanan. f) Sarana dan prasarana. 1)

Seluruh peranti lunak yang telah ada baik yang berskala nasional maupun daerah yang

berkaitan dengan peraturan dan pembinaan organisasi yang bertugas dalam penyusunan

RUTR/RTRW. 2) Forum rapat koordinasi pembangunan daerah (Rakorbangda) dengan

mekanisme kerja yang jelas dan efektif.3) Dana yang dialokasikan untuk pembinaan

organisasi yang bertugas khusus menyangkut penyususnan RUTR/RTRW. 4) Peranti

lainnya yang diperlukan sesuai kebutuhan. g) Upaya Yang Dilakukan . Sejumlah upaya

yang dapat ditempuh melalui strategi ini adalah sebagai berikut : 1) Pemerintah

Pusat dalam hal ini Bapennas, Kemdagri dan menteri terkait menentukan kebijakan

tentang pembentukan lembaga/wadah organisasi yang berfungsi sebagai forum

koordinasi seperti BKTRN di tingkat pusat dan di daerah perlu dibentuk BKTRD . 2)

Kemhan dan TNI perlu meninjau ulang organisasi dan tugas Kodam agar lebih mampu

dalam menyelenggarakan penataan ruang wilayah pertahanan seperti yang diharapkan.

Jika di jajaran Pemda Provinsi ada Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah), dengan segala kemampuan yang dimilikinya, mungkin untuk Kodam sudah

harus dipikirkan untuk memiliki organisasi yang serupa, setidak- tidaknya dari sisi

kemampuan sumber dayanya. 3) Kodam idealnya sudah mulai terbuka bagi kemungkinan

Page 17: KONSEPSI PENYELENGGARAAN RUTR WILAYAH · PDF filenasional termasuk Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang memuat ... Wilayah Pertahanan nasional yang seyogyanya menjadi pedoman

TERBATAS 17

TERBATAS

penggunaan jasa konsultan perencanaan dibidang pertahanan seperti halnya jajaran

Pemda. Karena pada dasarnya RUTR Wilayah Pertahanan Kodam pun seharusnya

bersifat terbuka dan dapat diakses masyarakat. 4) Kodam harus mulai melibatkan unsur-

unsur terkait diluar staf umum (Srendam, Sinteldam dan Sopsdam) yang selama ini

mendominasi penyusunan RUTR Wilayah Pertahanan Kodam, salah satunya adalah

Topdam yang pada dasarnya memiliki kemampuan dan sumberdaya yang memadai. 5)

Kemdagri, Kemhan dan TNI menetapkan pedoman dan standar penggunaan nomenklatur

(istilah teknis dan kriterianya) yang digunakan dalam penyusunan RUTR Wilayah

Pertahanan dan RTRW Provinsi. 6) Kemhan dan TNI melaksanakan sosialisasi dan

edukasi tentang lingkup kepentingan Kodam dalam penyusunan RUTR Wilayah

Pertahanan, baik ke dalam maupun ke luar guna meluruskan pemahaman yang selama

ini tidak benar dan kurang tepat. 7) Kodam dan Pemda Provinsi harus lebih meningkatkan

kualitas hubungan kerja (koordinasi, integrasi, dan sinkroniasasi) guna mengikis kentalnya

semangat egoisme sektoral dalam penyusunan RTRW masing-masing.

Strategi Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia. a) Tujuan. Aparatur

yang memiliki kemampuan dan wawasan pembangunan terpadu, baik keterpaduan antar

sektor dan antar daerah, maupun keterpaduan antara aspek kesejahteraan dan

pertahanan keamanan. b) Sasaran. 1) Tersedianya aparatur yang memiliki kualifikasi

dan kompetensi di bidang perencanaan, manajemen pertahanan dan pembangunan

nasional. 2) Terwujujudnya pembinaan personel yang mendukung dalam pelaksanaan

tugas pokok. c) Subyek. 1) Pemerintah Pusat dalam hal ini menteri pertahanan dan

menteri terkait lainnya sebagai subyek utama dalam penentu kebijakan penyusunan

wadah organisasi yang bertugas untuk melaksanakan penyusunan RUTR wilhan/RTRW.

2) Panglima TNI sebagai subyek utama dalam penentu kebijakan penyusunan Organisasi

dan Tugas di jajaran TNI. 3) Kepala Staf Angkatan Darat sebagai subyek utama dalam

penentu kebijakan penyusunan Organisasi dan Tugas di jajaran TNI-AD. 4) Gubernur

sebagai subyek utama dalam penyusunan Organisasi yang bertugas menyusun RTRW

Pemda di wilayahnya masing-masing. 5) Pangdam sebagai subyek utama dalam

penyusunan Orgnisasi yang bertugas menyusun RUTR Wilhan di wilayahnya masing-

masing. d) Obyek. 1) Organisasi yang bertugas menyusun RUTR Wilayah Pertahanan

Darat di daerah. 2) Organisasi yang bertugas menyusun RTRW Pemda. 3) Sarana

prasarana Nasional dan Daerah. e) Metode. 1) Edukasi, yaitu pendidikan, penataran

dan penyuluhan kepada personel baik sebagai subyek dan obyek dalam

penyelenggaraan RUTR/RTRW agar memiliki sikap mental dan kecakapan yang cukup

Page 18: KONSEPSI PENYELENGGARAAN RUTR WILAYAH · PDF filenasional termasuk Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang memuat ... Wilayah Pertahanan nasional yang seyogyanya menjadi pedoman

TERBATAS 18

TERBATAS

untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan secara terpadu. 2) Pelatihan,

yaitu suatu kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kemampuan dan

ketrampilan kepada personel baik sebagai subyek dan obyek dalam penyelenggaraan

RUTR/RTRW agar memiliki sikap mental dan kecakapan yang cukup untuk

merencanakan dan melaksanakan pembangunan secara terpadu. 3) Penugasan, suatu

kegiatan untuk memberikan pengalaman dalam rangka peningkatan kemampuan dan

ketrampilan kepada personel baik sebagai subyek dan obyek dalam penyelenggaraan

RUTR/RTRW agar memiliki sikap mental dan kecakapan yang cukup untuk

merencanakan dan melaksanakan pembangunan secara terpadu. f) Sarana dan prasarana. 1) Seluruh peranti lunak yang telah ada, baik yang berskala nasional

maupun daerah yang berkaitan dengan peraturan dan pembinaan organisasi yang miliki

fungsi dan tugas dalam penyusunan RUTR/RTRW. 2) Forum rapat koordinasi

pembangunan daerah (Rakorbangda) dengan mekanisme kerja yang jelas dan efektif. 3)

Dana yang dialokasikan untuk pembinaan organisasi yang bertugas khusus menyangkut

penyusunan RUTR/RTRW. 4)Peranti lainnya yang diperlukan sesuai kebutuhan. g) Upaya Yang Dilakukan. Sejumlah upaya yang dapat ditempuh melalui strategi ini

adalah sebagai berikut: 1) Kemhan dan TNI perlu meningkatkan frekuensi pengiriman

sumber daya manusia (prajurit dan PNS) guna mengikuti pendidikan lanjutan di bidang

perencanaan dan manajemen pertahanan sesuai dengan kemajuan dan perkembangan

Iptek global. Dalam hal ini, perlu keseimbangan tempat tujuan antara pendidikan luar

negeri dan dalam negeri. 2) Kemhan dan TNI memberikan pembekalan/ penataran bagi

jajarannya tentang hal-hal baru yang terkait dengan perencanaan, pemanfaatan dan

pengendalian pemanfaatan ruang wilayah guna kepentingan Hanneg. 3) Kemhan dan TNI

memberikan pelatihan bagi jajarannya dalam rangka meningkatkan ketrampilan dan

kemampuannya yang terkait dengan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian

pemanfaatan ruang wilayah guna kepentingan Hanneg. 4) Kemhan dan TNI perlu

memberikan penugasan bagi personel jajarannya dalam rangka meningkatkan

pengalaman dan wawasannya yang terkait dengan perencanaan, pemanfaatan dan

pengendalian pemanfaatan ruang wilayah guna kepentingan Hanneg. 5) Kemhan dan TNI

melakukan rekruitmen secara baik untuk mendapatkan sumber daya manusia yang

unggul dan yang memilki moral dan mental yang tangguh. Aspek kompetensi teknis patut

manjadi perhatian guna mendukung penyusunan RUTR Wilayah Pertahanan Kodam yang

memenuhi persyaratan ilmiah. 6) Kemhan dan TNI melakukan penataan kembali

pengaturan yang terkait dengan manajemen personel. 7) Kemhan dan TNI menerapkan

Page 19: KONSEPSI PENYELENGGARAAN RUTR WILAYAH · PDF filenasional termasuk Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang memuat ... Wilayah Pertahanan nasional yang seyogyanya menjadi pedoman

TERBATAS 19

TERBATAS

pembinaan personel secara tegas, jelas dan konsisten, seperti pengembangan karir,

pemberian kesejahteraan, pembinaan mental ideologi, hukum, disiplin dan tata tertib. 8)

Kodam, Korem maupun Kodim melakukan penataran kepada aparatnya didaerah seperti

Danramil dan Babinsa tentang perencanaan tata ruang wilayah pertahanan yang

dipadukan dengan tata ruang daerah. 9) Pemda Tingkat-I maupun Pemda Tingkat-II juga

melakukan penataran kepada aparatur bawahannya seperti Camat dan Lurah tentang

RUTR Wilayah Pertahanan dalam rencana penataan wilayah daerahnya yang dipadukan

dengan rencana tata ruang wilayah pertahanan darat sehingga terjadi kesepahaman

seluruh aparatur daerah baik sipil maupun militer tentang tata ruang di wilayahnya baik

untuk kepentingan militer maupun kesejahteraan masyarakat. 10) Hasil penyusunan

RUTR Wilayah Pertahanan yang telah dibangun di daerah diinventarisasi dan

diorganisasikan menurut jenis, fungsi dan kemampuannya. Kemudian secara periodik

(minimal lima tahun sekali) dilatih, dengan cara mengikut-sertakan dalam latihan-latihan

TNI seperti Latihan Gabungan TNI dan Geladi Posko tingkat Kodam kemudian diadakan

evaluasi untuk perbaikan. 11) Pangdam melalui Aspers Kasdam mengusulkan kepada

Kasad agar pengetahuan tentang RUTR Wilhan dapat dimasukkan kedalam kurikulum

pendidikan setingkat Selapa maupun Seskoad. 12) Gubernur Kepala Daerah Tingkat-I

mensosialisasikan tentang RUTR Wilhan dan RTRW Pemda kepada seluruh lapisan

masyarakat, sehingga masyarakat mengerti akan pentingnya RUTR Wilhan dan RTRW

Pemda guna menjaga integritas NKRI serta memasukkannya dalam kurikulum pendidikan

SMU serta Tingkat yang lebih tinggi.

Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi dan Simplifikasi. a) Tujuan. Terjadi

keseimbangan antara kepentingan RUTR wilayah pertahanan dengan RTRW Pemerintah

Daerah dengan menyelaraskan interaksinya sehingga keseluruhan kepentingan baik

aspek pertahanan maupun kesejahteraan bergerak ke suatu tujuan yang sudah

ditentukan secara efektif dan efisien sebagai suatu sistem. b) Sasaran. 1) Terwujudnya

kesamaan persepsi serta tujuan bersama mengenai pentingnya Penataan Ruang

Kawasan Strategis khususnya menyangkut kawasan pertahanan. 2) Terwujudnya

keterpaduan pemanfaatan ruang yang optimal di wilayah baik RUTR Wilayah Pertahanan

dan RTRW Provinsi dengan melakukan kerjasama dimulai dari proses perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian pembangunan serta pemanfaatan berbagai sumberdaya

yang dimiliki agar para pelaku pembangunan memiliki sudut pandang yang sama

terhadap permasalahan yang ada dan menetapkan skala prioritas pembangunan yang

Page 20: KONSEPSI PENYELENGGARAAN RUTR WILAYAH · PDF filenasional termasuk Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang memuat ... Wilayah Pertahanan nasional yang seyogyanya menjadi pedoman

TERBATAS 20

TERBATAS

setara. 3) Terwujudnya koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi (KISS) dalam

penyusunan RUTR wilayah pertahanan dan RTRW. c) Subyek. 1) Pemerintah Pusat

dalam hal ini menteri pertahanan dan menteri terkait lainnya sebagai subyek utama dalam

penentu kebijakan penyusunan RUTR Wilhan/RTRW. 2) Panglima TNI sebagai subyek

utama dalam penentu kebijakan penyusunan RUTR wilayah pertahanan di jajaran TNI. 3)

Kepala Staf Angkatan Darat sebagai subyek utama dalam penentu kebijakan RUTR

wilayah pertahanan di jajaran TNI-AD. 4) Gubernur sebagai subyek utama dalam

penyusunan RTRW Pemda di wilayahnya masing-masing. 5) Pangdam sebagai subyek

utama dalam penyusunan RUTR Wilhan di wilayahnya masing-masing. d) Obyek. 1)

Organisasi yang bertugas menyusun RUTR Wilayah Pertahanan Darat di daerah. 2)

Organisasi yang bertugas menyusun RTRW Pemda. 3) Sarana prasarana Nasional dan

Daerah. e) Metode. 1) Koordinasi adalah sistem dan proses interaksi untuk mewujudkan

keterpaduan, keserasian, dan kesederhanaan berbagai kegiatan inter dan antar institusi-

institusi di masyarakat melalui komunikasi dan dialog-dialog antar berbagai individu

dengan menggunakan sistem informasi manajemen, dan teknologi informasi. 2) Integrasi

adalah keterpaduan mulai dari perencanaan dan pelaksanaan sampai dengan

pengawasan. 3) Sinkronisasi adalah konsistensi dalam penataan ruang wilayah perangkat

daerah sesuai dengan norma, prinsip, dan standar yang berlaku. 4) Simplifikasi adalah

penyederhanaan penataan ruang wilayah yang efisien, efektif, rasional, dan proporsional.

f) Sarana dan prasarana. 1) Seluruh peranti lunak yang telah ada, baik yang berskala

nasional maupun daerah yang berkaitan dengan peraturan dan pembinaan dalam

penyusunan RUTR/RTRW. 2) Forum rapat koordinasi pembangunan daerah

(Rakorbangda) dengan mekanisme kerja yang jelas dan efektif. 3) Dana yang

dialokasikan untuk pembinaan organisasi yang bertugas khusus menyangkut penyusunan

RUTR/RTRW. 4) Peranti lainnya yang diperlukan sesuai kebutuhan. g) Upaya Yang Dilakukan. Sejumlah upaya yang dapat ditempuh melalui strategi ini adalah sebagai

berikut: 1) Semua jenis RUTR/RTRW idealnya disusun secara komprehensif dan terpadu

melalui tahapan dialog diantara semua pemangku kepentingan (pemerintah, swasta,

masyarakat) dengan tetap memperhatikan serangkaian paradigma nasional dan

peraturan perundang-undangan sebagai landasan hukumnya. 2) Penyelenggaraan

penataan ruang nasional/daerah dilaksanakan secara hierarkis dari pusat hingga daerah

sesuai lingkup wilayah atau sektor yang ada. Keterpaduan perencanaan baik dalam arah

vertikal (sesuai hierarki perencanaan mulai dari skala nasional, daerah sampai

perencanaan lokal) maupun dalam arah horizontal (antar instansi yang berbeda antar

Page 21: KONSEPSI PENYELENGGARAAN RUTR WILAYAH · PDF filenasional termasuk Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang memuat ... Wilayah Pertahanan nasional yang seyogyanya menjadi pedoman

TERBATAS 21

TERBATAS

sektor), dan juga secara diagonal yaitu antara perencanaan sektoral dengan perencanaan

daerah/wilayah sektor sebagai variabel sehingga berjalan secara terpadu dan utuh antara

satu dengan perencanaan yang lain. 3) Adanya upaya mengelola ruang wilayah secara

terkoordinasi dan terpadu melalui pelaksanaan pembangunan nasional yang

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan berlandaskan Wawasan Nusantara dan

Ketahanan Nasional. Kejelasan tentang peran, wewenang dan tanggung jawab setiap

instansi atau lembaga yang menangani tata ruang sangat diperlukan agar tidak terjadi

tumpang tindih dan kesemrawutan. 4) Upaya penataan prosedur, mekanisme dan tata

laksana hubungan kerja yang lebih sederhana, fleksibel dalam penyusunan RUTR/RTRW

antara Kodam dan Pemda sehingga terdapat efektifitas dan optimalisasi dalam

pencapaian sasaran. 5) Adanya upaya untuk saling tukar-menukar informasi antara

Kodam dan Pemda berkaitan dengan RUTR wilayah pertahanan dengan RTRW,

sehingga terjadi pemahaman dan persepsi yang sama dalam pelaksanaan tugas masing-

masing. 6) Dalam proses pengembangan wilayah, baik Pemda Tingkat-I maupun Kodam

harus turut serta berperan aktif didalamnya, mulai proses perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasaan dilapangan. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan penataan ruang wilayah

daerah yang terpadu dengan penataan wilayah pertahanan darat, sehingga terwujudnya

keterpaduan kesiapan daerah didalam proses penyelengaraan pembangunan guna

kepentingan pertahanan dan kesejahteraan. 7) Pada tingkat Propinsi, Pangdam atau

Danrem melakukan koordinasi secara terpadu dengan Gubernur pada setiap awal Tahun

Anggaran tentang perlunya penyiapan daerah baik untuk kepentingan aspek pertahanan

maupun kesejahteraan dengan tetap mengacu kepada faktor geografis dan ekonomi

dimana didaerah tersebut dapat dibangun dan dikembangkan. Diharapkan didaerah ini

dapat dibangun baik untuk mendukung aspek pertahanan dan keberlanjutan

pembangunan bagi kesejahteraan rakyat. Dalam langkah ini dapat dibuat Surat

Keputusan Bersama antara Pangdam dengan Gubernur Kepala Daerah Tingkat-I serta

peraturan daerah lainnya tentang penataan wilayah di masing-masing daerah. 8)

Pangdam dan satuan jajarannya melakukan koordinasi dan pengawasan bersama-sama

dengan Gubernur/Bupati/ Walikota terhadap perkembangan yang ada di wilayahnya,

sehingga penataan wilayah yang dibangun didaerah ini diharapkan mampu sebagai

daerah dalam mendukung operasi tempur serta dapat dimaksimalkan guna kepentingan

kesejahteraan dan pertahanan Wilayah. 9) Koordinasi ini dilakukan pada setiap akhir

tahun anggaran untuk dilaksanakan pada awal tahun anggaran berikutnya yang dilakukan

oleh Asrendam dengan Bappeda Tingkat-I maupun Dinas PU Propinsi sehingga dapat

Page 22: KONSEPSI PENYELENGGARAAN RUTR WILAYAH · PDF filenasional termasuk Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang memuat ... Wilayah Pertahanan nasional yang seyogyanya menjadi pedoman

TERBATAS 22

TERBATAS

dihasilkan suatu penataan ruang yang sesuai antara rencana Kodam dengan Pemda

Tingkat-I. 10) Koordinasi dapat dilaksanakan dengan menggunakan sarana dan

prasarana seperti dalam Forum Rapat Koordinasi Pembangunan Daerah (Rakorbangda) yang diadakan oleh Pemda serta didukung dengan alokasi dana dari APBD. 11)

Pangdam dan jajarannya bersama-sama dengan Gubernur Kepala Daerah Tingkat-I dan

jajarannya melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan penyusunan RUTR Wilhan dan

RTRW Pemda.12) Aparat Kodam maupun Aparat Pemda mengadakan evaluasi secara

periodik dalam kurun waktu 5 tahun terhadap pelaksanaan dan hasil yang telah dicapai

dalam memadukan RUTR Wilhan dengan RTRW Pemda.

Strategi Peningkatan Dukungan Anggaran. a) Tujuan. Adanya dukungan

pendanaan/sumber-sumber pendapatan yang dapat digunakan untuk pembiayaan

penyusunan RUTR wilayah pertahanan dan RTRW Propinsi. b) Sasaran. 1) Terwujudnya

dukungan dana yang memadai untuk penyelenggaraan penataan ruang wilayah

pertahanan secara utuh dan mandiri tidak tergantung dari pihak lain. 2) Terwujudnya

dukungan dana yang dapat digunakan dalam rangka penyusunan RUTR wilayah

pertahanan yang profesional dan akuntabel. c) Subyek. 1). Pemerintah Pusat dalam hal

ini menteri pertahanan dan menteri terkait lainnya sebagai subyek utama dalam penentu

kebijakan dana/anggaran yang digunakan untuk penyusunan RUTR Wilhan/RTRW. 2).

Panglima TNI sebagai subyek utama dalam penentu kebijakan berkaitan dengan

dana/anggaran serta sumber-sumber pendapatan lainnya yang dapat digunakan untuk

penyusunan RUTR Wilayah Pertahanan di jajaran TNI. 3) Kepala Staf Angkatan Darat

sebagai subyek utama dalam penentu kebijakan berkaitan dengan dana/anggaran serta

sumber-sumber pendapatan lainnya yang dapat digunakan untuk penyelenggaraan RUTR

wilayah pertahanan di jajaran TNI-AD. 4) Gubernur sebagai subyek utama dalam

penentuan dana/anggaran bagi penyusunan RTRW Pemda di wilayahnya masing-masing.

5) Pangdam sebagai subyek utama dalam penyusunan RUTR Wilhan di wilayahnya

masing-masing. d) Obyek. 1) Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN). 2) RUTR

Wilayah Pertahanan Darat di daerah. 3) RTRW Pemda. 4) Peranti Lunak. 5) Sarana

prasarana Nasional. e) Metode. 1) Koordinasi adalah penyesuaian dan pengaturan yang

baik antar pihak terkait tentang penyelenggaraan pembangunan sarana dan prasarana

nasional. 2) Inventarisasi adalah pendataan secara tertib dan teratur terhadap seluruh

sarana dan prasarana yang ada, antara lain meliputi jenis, fungsi dan kemampuannya. 3).

Integrasi adalah keterpaduan mulai dari perencanaan dan pelaksanaan sampai dengan

Page 23: KONSEPSI PENYELENGGARAAN RUTR WILAYAH · PDF filenasional termasuk Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang memuat ... Wilayah Pertahanan nasional yang seyogyanya menjadi pedoman

TERBATAS 23

TERBATAS

pengawasan. f) Sarana dan prasarana. 1) Seluruh peranti lunak yang telah ada, baik

yang berskala nasional maupun daerah yang berkaitan dengan dana/anggaran dalam

penyusunan RUTR/RTRW. 2) Forum rapat koordinasi pembangunan daerah

(Rakorbangda) dengan mekanisme kerja yang jelas dan efektif. 3) Dana yang

dialokasikan untuk pembinaan organisasi yang bertugas khusus menyangkut penyusunan

RUTR/RTRW. 4) Peranti lainnya yang diperlukan sesuai kebutuhan. g) Upaya Yang Dilakukan . Untuk penyelenggaraan penataan ruang wilayah pertahanan secara utuh,

Kodam memiliki keterbatasan kemampuan karena dukungan anggaran negara yang

diberikan masih sangat terbatas. Selain itu menurut UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang

TNI dan UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Kodam secara de

facto tidak memiliki kewenangan otonom mengelola wilayah layaknya Pemda. Upaya

yang perlu dilakukan guna mendapatkan dukungan anggaran/ pendanaan, antara lain:1)

Melakukan inventarisasi dan perencanaan terpadu untuk menetapkan kebutuhan nyata

anggaran, sumber pendanaan, dan alokasi anggaran untuk keperluan rutin, operasional,

maupun pembangunan Kodam. 2) Melakukan perencanaan terpadu untuk menetapkan

program-program jangka pendek dan jangka panjang dalam rangka pencapaian visi dan

misi Kodam dalam penyelenggaraan penataan ruang wilayah pertahanan di daerah. 3)

Melakukan koordinasi dengan Pemda Provinsi dan instansi terkait lainnya untuk

mendapatkan anggaran sesuai dengan kebutuhan dan dibenarkan oleh peraturan

perundang-undangan yang ada. 4) Meningkatkan peran serta masyarakat khususnya

swasta untuk terlibat dalam pengembangan wilayah yang memiliki aspek atau dimensi

pertahanan. 5) Upaya untuk memberikan keleluasaan Kodam dalam penggunaan dana

baik dari daerah maupun pusat atau pihak lain yang tidak bertentangan dengan undang-

undang demi terlaksananya tata ruang wilayah pertahanan Kodam.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa: a) Penyelenggaraan RUTR wilayah

pertahanan Kodam idealnya disusun secara komprehensif dan terpadu melalui tahapan

dialog diantara semua pemangku kepentingan (pemerintah, swasta, masyarakat) dengan

tetap memperhatikan serangkaian paradigma nasional dan peraturan perundang-

undangan sebagai landasan hukumnya. Namun kondisi ideal penyusunan RUTR Wilayah

Pertahanan Kodam sampai saat ini belum bisa tercapai disebabkan oleh beberapa faktor,

diantaranya belum tuntasnya RUTR Wilayah Pertahanan Nasional, lemahnya metodologi

ilmiah yang digunakan, kurangnya kemampuan dan kompetensi SDM, serta lemahnya

kemampuan mengkomunikasikan produk RUTR Wilayah Pertahanan Kodam.

Page 24: KONSEPSI PENYELENGGARAAN RUTR WILAYAH · PDF filenasional termasuk Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang memuat ... Wilayah Pertahanan nasional yang seyogyanya menjadi pedoman

TERBATAS 24

TERBATAS

Berdasarkan hasil analisa permasalahan dihadapkan pada faktor-faktor berpengaruh

serta peluang dan kendala, ada lima pokok persoalan yang dapat ditemukan ,yakni

persoalan sistem penyusunan RUTR Wilayah Pertahanan Kodam, persoalan aspek

kelembagaan, persoalan kemampuan dan kompetensi SDM, lemahnya koordinasi,

integrasi dan sinkronisasi serta persoalan dukungan anggaran yang terbatas. b)

Dihadapkan dengan hakekat ancaman masa kini baik militer dan nirmiliter, Konsepsi

RUTR Wilayah Pertahanan Kodam diperlukan penyesuaian dan validasi sesuai

perkembangan lingkungan strategis serta hakekat ancaman masa kini, dengan

melakukan revisi tehadap klasifikasi wilayah. c) Untuk mewujudkan Konsep RUTR

Wilayah Pertahanan Kodam yang mampu menghadapi hakekat acaman masa kini,

diperlukan langkah-langkah secara terencana, bersinergi dan berkelanjutan mulai dari

penentuan kebijaksanaan, strategi yang dipilih serta upaya yang ditempuh disertai

penggunaan metoda yang tepat dan sarana dan prasarana yang ada. Upaya yang

dilakukan meliputi 5 (lima) strategi, yaitu: (1) strategi pemberdayaan sistem penyusunan

RUTR Wilayah Pertahanan Kodam; (2) strategi pemberdayaan aspek kelembagaan; (3)

strategi pemberdayaan sumber daya manusia, (4) strategi penguatan koordinasi,

integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi; (5) strategi peningkatan dukungan anggaran. d)

Dalam penyelenggaraan RUTR Wilayah Pertahanan Kodam diperlukan Peraturan

Pemerintah yang merupakan amanat dan penjabaran Undang-Undang RI Nomor 26

Tahun 2007 tentang Penataan Ruang merupakan kepastian hukum yang mendukung

rencana tata ruang wilayah pertahanan sebagai kawasan strategis yang bersifat khusus

karena mempunyai pengaruh terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan

negara, ekonomi dan sosial budaya.

Kemudian yang perlu disarankan adalah: a) Kunci keberhasilan pemberdayaan

wilayah pertahanan sebenarnya terletak pada bagaimana membangun sinergitas antara

TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat yang bermukim di wilayah tersebut. Sinergitas

tersebut tidak akan terwujud bila tidak ada kepercayaan (trust) di antara para pihak

tersebut. Kepercayaan hanya akan muncul manakala seluruh pihak (stakeholders)

dilibatkan di dalam merumuskan konsep pemberdayaan wilayah pertahanan secara

terbuka, sehingga ada kejelasan peran dari tiap pihak. Oleh karena itu perlu pihak swasta

dilibatkan dalam proses penyusunan RUTR Wilayah Pertahanan dengan prinsip

kemitraan, dilandasi tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan keamanan

masyarakat, yang berarti juga meningkatkan ketahanan nasional. b) Para penentu

kebijaksanaan di tingkat daerah, khususnya Kodam dan Propinsi beserta segenap aparat

Page 25: KONSEPSI PENYELENGGARAAN RUTR WILAYAH · PDF filenasional termasuk Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang memuat ... Wilayah Pertahanan nasional yang seyogyanya menjadi pedoman

TERBATAS 25

TERBATAS

yang terkait sedapat mungkin diberi kesempatan untuk mengikuti kursus atau penataran

singkat tentang perencanaan tata ruang dan pembangunan daerah, khususnya yang

menyangkut mekanisme dan prosedur pengelolaan atau manajemen pembangunan. c)

Kalangan ilmuwan dan profesional dalam bidang perencanaan tata ruang dan

pembangunan daerah disarankan agar selalu menyebarkan ilmu pengetahuan dan

ketrampilannya pada masyarakat luas, melalui forum-forum diskusi, sarasehan, seminar

atau lokakarya, agar tercipta suasana yang kondusif untuk penyelesaian pembangunan

nasional. d) Perlu adanya keterpaduan rencana dan pelaksanaan pemberdayaan wilayah

termasuk wilayah pertahanan secara lintas sektoral dan antar daerah agar betul-betul

dijalin, dengan menghilangkan egosektoral dan egodaerah yang cenderung menghambat.

Demikian sumbangan pemikiran tentang ” Konsepsi Penyelenggaraan RUTR

Wilayah Pertahanan Dalam Rangka Menghadapi Perkembangan Ancaman Masa Kini”

disusun oleh penulis dengan segala keterbatasan. Semoga tulisan ini bermanfaat dan

dapat digunakan sebagai bahan masukan pemikiran kepada para perumus dan penentu

kebijaksanaan serta pihak-pihak yang memerlukan dalam mempersiapkan solusi terhadap

penyelenggaraan RUTR Wilayah baik ditinjau dari aspek pertahanan dan aspek

kesejahteran.

Bogor, Nopember 2011

Penulis

Agus Hadi Waluyo, S. AP Letnan Kolonel Arm Nrp 11950052590873