konsepsi pengembangan badan usaha milik … bumdes.pdf · sebenarnya menyembunyikan permasalahan...

5
1 KONSEPSI PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK MASYARAKAT DESA MELALUI LEMBAGA KEUANGAN MASYARAKAT MANDIRI I. Latar Belakang Dilihat dari indikator makro ekonomi, selama 6 Pelita, tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan ekonomi yang dilaksanakan, cukup berhasil. Selama 6 pelita tersebut rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional di atas 6 persen. Pada periode yang sama secara agregatif, pendapatan perkapita penduduk juga meningkat secara konsisten, bahkan jumlah relatif penduduk miskin pada periode yang sama juga mengalami penurunan yang berarti. Hasil pembangunan ekonomi yang dilaksanakan selama 6 pelita tersebut, nyaris runtuh hanya dalam waktu kurang dari 2 tahun, yaitu ketika Indonesia dilanda krisis ekonomi. Ini terjadi,karena dibalik “sukses” pembangunan berorien tasi pertumbuhan tersebut, sebenarnya menyembunyikan permasalahan yang fundamental, diantaranya yakni timpangnya struktur perekonomian kita. Perekonomian kita terlalu bertumpu pada usaha besar (konglomerat) saja. Padahal keberadaan pengusaha kecil dan menengah, termasuk yang berskala usaha kecil dan koperasi merupakan wujud kehidupan ekonomi sebagian besar rakyat Indonesia. Posisi seperti ini menempatkan usaha kecil dan menengah dan koperasi sebagai jalur utama dalam pengembangan sistem ekonomi kerakyatan. Namun kondisi usaha kecil sebagai ujung tombak sistem ekonomi kerakyatan cukup memperihatinkan. Jumlah pengusaha kecil relatif banyak, tetapi hanya penguasai sebagian aset produksi dan menyumbang sebagian produksi nasional. Data BPS tahun 1998 memperlihatkan bahwa 61,1% dari produksi nasional dibentuk oleh 0,2% dari seluruh perusahaan yang ada di Indonesia. Jumlah tersebut sama dengan 66.428 perusahaan. Sedangkan bagian terbesar, yakni 98,8% sisanya, atau sekitar 38,4 juta perusahaan yang ada di Indonesia hanya menguasai sekitar 38,9% dari produksi nasional. Kelompok 0,2% adalah kelompok usaha besar dan sangat besar. Sedangkan 98,8% adalah kelompok usaha kecil dan kecil sekali. Sementara itu struktur dunia usaha memperlihatkan skala usaha kecil-mikro menyumbang lapangan kerja 99,4% dan menyerap tenaga kerja sampai 84% namun hanya menyumbang PDB sekitar 14%. Tabel : Struktur Dunia Usaha Tahun 1998 Skala Usaha Jumlah Unit (persen) Sumbangan pada PDB (persen) Sumbangan pada Daya Serap Tenaga Kerja (persen) Besar + Menengah 0,6 86 16 Kecil + Mikro 99,4 14 84 Sumber: Didik J. Rachbini (1999)

Upload: dinhtruc

Post on 06-Feb-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSEPSI PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK … Bumdes.pdf · sebenarnya menyembunyikan permasalahan yang fundamental, ... penganguran, dan ... Gagasan ini bermula dari pengalaman menghadapi

1

KONSEPSI PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIKMASYARAKAT DESA MELALUI LEMBAGA KEUANGAN

MASYARAKAT MANDIRI

I. Latar Belakang

Dilihat dari indikator makro ekonomi, selama 6 Pelita, tidak dapat dipungkiribahwa pembangunan ekonomi yang dilaksanakan, cukup berhasil. Selama 6 pelita tersebutrata-rata pertumbuhan ekonomi nasional di atas 6 persen. Pada periode yang sama secaraagregatif, pendapatan perkapita penduduk juga meningkat secara konsisten, bahkan jumlahrelatif penduduk miskin pada periode yang sama juga mengalami penurunan yang berarti.Hasil pembangunan ekonomi yang dilaksanakan selama 6 pelita tersebut, nyaris runtuhhanya dalam waktu kurang dari 2 tahun, yaitu ketika Indonesia dilanda krisis ekonomi. Initerjadi, karena dibalik “sukses” pembangunan berorientasi pertumbuhan tersebut,sebenarnya menyembunyikan permasalahan yang fundamental, diantaranya yaknitimpangnya struktur perekonomian kita. Perekonomian kita terlalu bertumpu pada usahabesar (konglomerat) saja.

Padahal keberadaan pengusaha kecil dan menengah, termasuk yang berskala usahakecil dan koperasi merupakan wujud kehidupan ekonomi sebagian besar rakyat Indonesia.Posisi seperti ini menempatkan usaha kecil dan menengah dan koperasi sebagai jalur utamadalam pengembangan sistem ekonomi kerakyatan. Namun kondisi usaha kecil sebagaiujung tombak sistem ekonomi kerakyatan cukup memperihatinkan. Jumlah pengusahakecil relatif banyak, tetapi hanya penguasai sebagian aset produksi dan menyumbangsebagian produksi nasional. Data BPS tahun 1998 memperlihatkan bahwa 61,1% dariproduksi nasional dibentuk oleh 0,2% dari seluruh perusahaan yang ada di Indonesia.Jumlah tersebut sama dengan 66.428 perusahaan. Sedangkan bagian terbesar, yakni 98,8%sisanya, atau sekitar 38,4 juta perusahaan yang ada di Indonesia hanya menguasai sekitar38,9% dari produksi nasional. Kelompok 0,2% adalah kelompok usaha besar dan sangatbesar. Sedangkan 98,8% adalah kelompok usaha kecil dan kecil sekali. Sementara itustruktur dunia usaha memperlihatkan skala usaha kecil-mikro menyumbang lapangan kerja99,4% dan menyerap tenaga kerja sampai 84% namun hanya menyumbang PDB sekitar14%.

Tabel : Struktur Dunia Usaha Tahun 1998

Skala Usaha Jumlah Unit

(persen)

Sumbangan padaPDB (persen)

Sumbangan pada DayaSerap Tenaga Kerja

(persen)

Besar + Menengah 0,6 86 16

Kecil + Mikro 99,4 14 84

Sumber: Didik J. Rachbini (1999)

Page 2: KONSEPSI PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK … Bumdes.pdf · sebenarnya menyembunyikan permasalahan yang fundamental, ... penganguran, dan ... Gagasan ini bermula dari pengalaman menghadapi

2

Kondisi seperti ini telah terbukti amat rapuh sebagai dasar ketahanan perekonomiannasional. Dalam aspek makro, masalah ketimpangan ini merupakan implikasi darikurangnya perhatian pada pencapaian pembangunan yang ditujukan untuk rakyat.Sehingga tidak terlalu mengejutkan jika meluasnya kemiskinan, penganguran, danturunnya kesejahteraan sosial merupakan masalah kronis negeri ini.

II. Permasalahan

Responsi pemerintah perihal kebijakan mikro guna menggerakkan perekonomianrakyat secara khusus tertuang dalam program penanggulangan kemiskinan.Penanggulangan kemiskinan yang fundamental dilakukan melalui program sektoral danprogram khusus. Program sektoral dilakukan melalui departemen teknis (DepartemenKoperasi, Sosial, Pendidikan, Kesehatan, Pertanian-Kehutanan) dan lembaga pemerintahnon departemen (BKKBN). Penanggulangan kemiskinan melalui program khususdilaksanakan dalam sebuah strategi yang mandiri yang lintasektor dan lintaswilayah.Gambaran lain adalah penanggulangan kemiskinan akibat dari dampak khusus, yakni yangdisebabkan bencana alam dan krisis ekonomi, seperti antara lain melalui program JPS.

Sejak tahun 1993 pemerintah menunjukkan upaya yang serius untukmenanggulangi kemiskinan. Strategi yang diperkenalkan adalah Inpres Desa Tertinggal(IDT). Kebijakan ini pada intinya merupakan pemicu dan pemacu gerakan nasionalpenanggulangan kemiskinan. Untuk itu disediakan tiga komponen: bantuan pendampingan,bantuan modal usaha berupa dana bergulir, dan pembangunan prasarana pendukung.Disamping itu dimaksudkan untuk mensinkronkan berbagai macam programpenanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan oleh berbagai instansi sektor terkait dalamsatu program IDT tersebut.

Program IDT memberikan hikmah yang dalam bagi pemerintah untuk tetap komitdengan misinya menanggulangi kemiskinan. Untuk itu tahun 1995 dirilis program P3DTsebagai pendukung sekaligus penyempurnaan program IDT. Program P3DT menekankanpada bantuan pembangunan prasarana dan sarana dasar yang mendukung langsungkegiatan sosial ekonomi masyarakat lokal. Program ini dinilai lebih berhasil, karena itukemudian disempurnakan dengan meningkatkan skalanya dari “desa” ke “kecamatan”, sehingga namanya menjadi Program Pengembangan Kecamatan (PPK). PPK dimulaipenyelenggaraannya pada tahun anggaran 1998/ 1999. PPK mengutamakan pentingnyamekanisme perguliran dana bantuan langsung (revolving block grant) yang dilakukanmelalui lembaga keuangan milik masyarakat dan diutamakan berasal dari lembaga yangtelah berakar di masyarakat. Lembaga ini disebut Unit Pengelola Keuangan (UPK).Program PPK dinilai berhasil pula meskipun terdapat kalangan di pemerintah sendiri yangmeragukannya.

Sementara itu di perkotaan juga terjadi kemiskinan, dan pemerintah memberikankomitmennya dengan melaksanakan program penanggulangan kemiskinan di perkotaan(P2KP) berbarengan dengan PPK. Secara paralel dikembangkan pula program PARUL(Poverty Alleviation through Rural Urban Linkages), yang intinya berupa sebuah programpenanggulangan kemiskinan dalam dimensi pembangunan ekonomi, yaitu programpengembangan kawasan desa-kota terpadu. Program ini dimaksudkan untukmengembangkan daerah-daerah yang tertinggal namun mempunyai potensi dari segiekonomi. Dalam kurun waktu bersamaan, pemerintah merilis program pemberdayaan

Page 3: KONSEPSI PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK … Bumdes.pdf · sebenarnya menyembunyikan permasalahan yang fundamental, ... penganguran, dan ... Gagasan ini bermula dari pengalaman menghadapi

3

sosial ekonomi masyarakat (PSEM) sebagai program yang ingin mendorong kemampuanekonomi dan desentralisasi.

Merasa belum cukup dengan sederet program yang ada, kemudian diintrodusirprogram pemberdayaan daerah dalam mengatasi dampak krisis ekonomi (PDMDKE)sebagai upaya mengatasi dampak krisis.

Dari ketujuh program khusus penanggulangan kemiskinan tersebut dapat dilihatterjadinya proses perubahan struktural. Namun secara empirik program-program tersebutdirasa belum mampu menangulangi kemiskinan secara sistematik. Program yang kurangmemberikan dampak pada penguatan kapasitas masyarakat lokal untuk membangunkemadirian.

III. Alternatif Solusi

Dari permasalahan di atas, dipandang perlu mereformulasi konsep strategipenaggulangan kemiskinan, suatu konsep strategi penanggulangan kemiskinan yangberpola mandiri, atau yang disebut sebagai pemberdayaan ekonomi rakyat menuju ke arahperubahan struktural yang semakin memperbesar kapasitas sosial-ekonomi masyarakatlokal secara berkesinambungan. Inilah yang disebut sebagai penguatan kelembagaanpembangunan (institusional development) yang diselenggarakan dan dilestarikan sendirioleh rakyat menuju ke arah perubahan struktural yang alamiah. Proses ini senantiasa terjadidalam setiap diri manusia sebagai pelaku ekonomi dan pelaku pembangunan dalamlingkup mikro, makro, maupun global. Hal ini memberikan makna bahwa setiap pelakupembangunan senantiasa mengembangkan kapasitas sosial-ekonominya dalam lingkunganyang memberikan peningkatan nilai tambah secara dinamis. Idealnya pola ini harusterlembaga dalam kehidupan sehari-hari.

Gagasan ini bermula dari pengalaman menghadapi krisis ekonomi danpembangunan yang mengambil pola pemberdayaan. Akar dari krisis adalah tidak adanyakepercayaan pada kemampuan rakyat yang pada gilirannya muncul ketidakpercayaanrakyat kepada pemerintah. Krisis ini memberikan pelajaran bahwa dalam membangunbangsa untuk menjadi maju diperlukan kepercayaan. Pembangunan berdasarkankepercayaan adalah pembangunan berpola pemberdayaan seluruh rakyat khususnya rakyatkecil. Mereka adalah bagian terbesar dari masyarakat Indonesia yang selama ini telahdiabaikan.

Kini saatnya untuk memperhatikan mereka, memberdayakan mereka, danmenjadikan mereka sebagai bagian sentral (bukan periferal) dalam negara bangsaIndonesia. Pendekatan strategis dari visi dan misi pembangunan Indonesia baru adalahpembangunan atas dasar partisipasi (sebagai kebalikan dari mobilisasi). Dalampembangunan berstrategi partisipasi, maka inti dari strategi tersebut adalah pemberdayaan.

“Pemberdayaan” berasal dari kata “memberi daya”. Ini dapat dipahami pemberdayaan sebagai upaya memberi daya kepada mereka yang kurang / tidak berdayaagar bisa memberdayakan dirinya. Pembangunan yang dinginkan adalah pembangunanyang partisipatif, yaitu pembangunan yang bermisi dari rakyat, oleh rakyat, dan untukkesejahteraan rakyat. Pemrakarsa, pelaksana, dan pengguna pembangunan adalah rakyat.

Page 4: KONSEPSI PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK … Bumdes.pdf · sebenarnya menyembunyikan permasalahan yang fundamental, ... penganguran, dan ... Gagasan ini bermula dari pengalaman menghadapi

4

Unsur kedua adalah ekonomi rakyat. Ekonomi rakyat pada hakekatnya merupakanpadanan dari perekonomian rakyat. Ekonomi rakyat berarti perekonomian yangdiselenggarakan oleh rakyat, yakni usaha ekonomi yang menjadi sumber penghasilankeluarga atau orang per orang. Ini berarti bahwa perekonomian nasional berakar padapotensi dan kekuatan masyarakat secara luas dalam menjalankan roda perekonomianmereka sendiri. Konsep ini pada dasarnya tidak membedakan antara “rakyat” dan “bukan rakyat”, karena secara empiris rakyat adalah warga negara Indonesia.

Kemudian langkah yang harus dilakukan adalah pemberdayaan ekonomi rakyatyang dilaksanakan sendiri oleh rakyat. Rakyat ikut merumuskan masalahnya,merencanakan, melaksanakan, menikmati, melestarikan, dan mengembangkan hasilnyasesuai dengan peradaban masyarakat lokal. Peran pemerintah cukup sebagai fasilitatoryang memihak, mempersiapkan, dan melindungi.

Dengan demikian secara paralel pemberdayaan masyarakat tidak memadai lagiuntuk dikelola sepenuhnya di bawah governance pemerintah. Penanggulangan kemiskinandilakukan dengan membangun sebuah institusi kemiskinan yang berbentuk semacamlembaga bisnis, dikelola oleh profesional dan diawasi oleh forum stakeholder.

Gagasan penyempurnaanya adalah membentuk lembaga yang bertanggungjawabmengkoordinasikan program yang fokusnya berpola pemberdayaan. Lembaga inimerupakan forum lintas pelaku (stakeholder forum) yang berfungsi menyinkronkanseluruh program yang sama atau berkaitan ke dalam lembaga tersebut, merumuskanprogram dan langkah opersional, dan dapat menjadi penaggungjawab programpemberdayaan ekonomi rakyat. Bentuk organisasi yang paling ideal adalah “badan”, yang bisa disebut sebagai “Badan Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat”. Lembaga ini menjadi koordinator dan pelaksana program penanggulangan kemiskinan, termasuk yang sebelumnya sudah dijalankan oleh pemerintah (pusat dandaerah) maupun masyarakat (LSM). Sebagai sebuah lembaga khusus, badan iniseyogyanya berada langsung di bawah kontrol presiden / wapres, namun melaporkankegiatan kepada DPR (dan presiden / wapres), dan diaudit oleh PBKP.

Gagasan ini bukan sama sekali baru. Konsep ini sekilas mirip IDT, namunperbedaannya sangat mendasar. Pertama, program ini menekankan kepada pendekatanbisnis dan karenanya tidak lagi menggunakan istilah “pendampingan”,tetapi “manajer desa”. Misi dari manajer ini adalah bertanggungjawab atas keberhasilan pengembangan bisnis yang dikelolannya, mulai dari sisi produksi, pengolahan, pemasaran, distribusi,keuangan, hingga peningkatan manajerial sumberdaya manusia.

Kedua, unit terkecilnya bukan manusia, tetapi organisasi yang terdiri dari manusia-manusia yang dinilai perlu dientaskan dari kemiskinan dan dengan unit terkecil kelompokmasyarakat desa/ kelurahan. Arah jangka panjang unit ini bisa menjadi sebuah perusahaanyang berdomisili di desa/ kelurahan dan menjadi Badan Usaha Milik Masyarakat Desa.

Ketiga, pelaksanaannya tidak didekati dengan terbaginya dana secara habis,melainkan dari kelayakan usaha. Jadi tidak semua desa yang menjadi target bisamendapatkan alokasi dana jika memang tidak layak untuk dikembangkan. Ini memangparalel dengan pembangunan yang bertumpu pada pusat pertumbuhan. Yang menjadikrusial adalah bagaimana lembaga yang bersangkutan mampu menempatkan figur/pemimpin yang dapat menggerakkan pembangunan ekonomi rakyat di wilayah tersebut.

Page 5: KONSEPSI PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK … Bumdes.pdf · sebenarnya menyembunyikan permasalahan yang fundamental, ... penganguran, dan ... Gagasan ini bermula dari pengalaman menghadapi

5

Kempat, pemilik program ini tidak semata-mata pemerintah (meski inisiasinya tetappemerintah), karena itu organisasinya tidak melekat dengan birokrasi pemerintah. Jadigovernance-nya lebih jelas. Program digerakkan oleh pemerintah tetapi sepenuhnya akanmenjadi milik rakyat.

Kelima, program ini samasekali bukan untuk prasarana atau pelatihan yang selamaini sangat rentan terhadap penyelewengan opersional. Bantuan harus digunakan untukmenggerakkan ekonomi rakyat yang berkembang secara berkelanjutan.

Keenam, terakhir, lembaga yang menanganinya bersifat lintassektor danlintaswilayah namun bersifat sementara (ad hoc), yakni sampai misi dan target waktunyatercapai. Ini perlu dikedepankan karena ada pula sejumlah “badan” yang tetap bertahanuntuk eksis dengan cara menambah kegiatan, meski misinya sudah tidak ada lagi.. badantersebut adalah memfasilitasi tumbuhnya lembaga pengelola keuangan (micro finance)yang mandiri, dikelola oleh rakyat lokal dan untuk kepentingan rakyat di daerah setempat.

Peran pemerintah diperlukan dalam membangun, mengembangkan, danmemelihara tercapainya, dan terjaganya tujuan tersebut. Dari sini dipahami perlunya peranpemerintah dan kepemimpinan dalam pemerintahan sebagai pemimpin pembangunansecara umum, dan penanggulangan kemiskinan secara khusus.

IV. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembangunan di Indonesia harusmemperhatikan kenyataan-kenyataan sebagai berikut:

1. Pembangunan demokratis akan muncul dari prakarsa rakyat itu sendiri.

2. Percepatan prakarsa rakyat terjadi jika terdapat suatu proses inisiatif yang muncul darisumberdaya rakyat sendiri.

3. Inisiatif yang konstruktif akan muncul jika terdapat proses kepemimpinan yangamanah.

4. Kepemimpinan yang amanah merupakan keseimbangan pemahaman antara konsep,realita, dan moral pembangunan.

5. Demokrasi pembangunan adalah terwujudnya kesejahteraan sosial dan pengakuanterhadap martabat manusia.