konsep terapi bermain

15
KONSEP TERAPI BERMAIN PENGERTIAN Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak akan berkata-kata, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara. (Wong, 2000). Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan. Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan sosial. Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginanya sendiri dan memperoleh kesenangan. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah: Kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain sama dengan kerja pada orang dewasa, yang dapat menurunkan stres anak, belajar berkomunikasi dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan lingkungan, belajar mengenal dunia dan meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak.” Terapi bermain merupakan teknik penyembuhan terhadap anak dengan menggunakan media berbagai macam bentuk permainan, baik tanpa, maupun menggunakan alat yang tidak membahayakan diri anak dan dapat dilaksanakan di alam terbuka sepanjang membantu program pembelajaran. SYARAT TERAPI BERMAIN Permainan harus menimbulkan :

Upload: julay

Post on 29-Jan-2016

96 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

terapi bermain

TRANSCRIPT

Page 1: KONSEP TERAPI BERMAIN

KONSEP TERAPI BERMAIN

PENGERTIAN

Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan

bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak akan berkata-

kata, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukan, dan

mengenal waktu, jarak, serta suara.  (Wong, 2000).

Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh

kesenangan. Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan sosial.

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginanya sendiri dan

memperoleh kesenangan.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah:

“Kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain

sama dengan kerja pada orang dewasa, yang dapat menurunkan stres anak, belajar

berkomunikasi dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan lingkungan, belajar mengenal

dunia dan meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak.”

Terapi bermain merupakan teknik penyembuhan terhadap anak dengan menggunakan

media berbagai macam bentuk permainan, baik tanpa, maupun menggunakan alat yang tidak

membahayakan diri anak dan dapat dilaksanakan di alam terbuka sepanjang membantu program

pembelajaran.

SYARAT TERAPI BERMAIN

Permainan harus menimbulkan :

a. Kesenangan

b. Kenikmatan

c. Tidak ada unsur paksaan

HAL-HAL YANG DIPERLUKAN DALAM TERAPI BERMAIN

a. Ruang

b. Alat permainan

c. Waktu

Page 2: KONSEP TERAPI BERMAIN

d. Energi ekstra

e. Pengetahuan cara bermain

f. Teman

FUNGSI TERAPI BERMAIN

Anak bermain pada dasarnya agar ia memperoleh kesenangan, sehingga tidak akan

merasa jenuh. Bermain tidak sekedar mengisi waktu tetapi merupakan kebutuhan anak seperti

halnya makan, perawatan dan cinta kasih. Fungsi utama bermain adalah merangsang

perkembangan sensoris-motorik, perkembangan sosial, perkembangan kreativitas, perkembangan

kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain sebagai terapi (Soetjiningsih, 1995).

Untuk lebih jelasnya dibawah ini terdapat beberapa fungsi bermain pada anak diantaranya :

1.      Membantu Perkembangan Sensorik dan Motorik

Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan melakukan rangsangan

pada sensorik dan motorik melalui rangsangan ini aktifitas anak dapat mengeksplorasikan

alam sekitarnya sebagai contoh bayi dapat dilakukan rangsangan  taktil, audio dan visual

melalui rangsangan ini perkembangan sensorik dan motorik akan meningkat. Hal tersebut

dapat dicontohkan sejak lahir anak yang telah dikenalkan atau dirangsang visualnya maka

anak di kemudian hari kemampuan visualnya akan lebih menonjol seperti lebih cepat

mengenal sesuatu yang baru dilihatnya. Demikian juga pendengaran, apabila sejak bayi

dikenalkan atau dirangsang melalui suara-suara maka daya pendengaran dikemudian hari

anak lebih cepat berkembang dibandingkan tidak ada stimulasi sejak dini.

2.      Membantu Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan. Hal ini dapat terlihat

pada saat anak bermain, maka anak akan mencoba melakukan komunikasi dengan bahasa

anak, mampu memahami obyek permainan seperti dunia tempat tinggal, mampu

membedakan khayalan dan kenyataan, mampu belajar warna, memahami bentuk ukuran dan

berbagai manfaat benda yang digunakan dalam permainan,sehingga fungsi bermain pada

model demikian akan meningkatkan perkembangan kognitif selanjutnya.

Page 3: KONSEP TERAPI BERMAIN

3.      Meningkatkan Sosialisasi Anak

Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, sebagai contoh dimana pada usia

bayi anak akan merasakan kesenangan terhadap kehadiran orang lain dan merasakan ada

teman yang dunianya sama, pada usia toddler anak sudah mencoba bermain dengan

sesamanya dan ini sudah mulai proses sosialisasi satu dengan yang lain, kemudian bermain

peran seperti bermain-main berpura-pura menjadi seorang guru, jadi seorang anak, menjadi

seorang bapak, menjadi seorang ibu dan lain-lain, kemudian pada usia prasekolah sudah

mulai menyadari akan keberadaan teman sebaya sehingga harapan anak mampu melakukan

sosialisasi dengan teman dan orang lain.

4.      Meningkatkan Kreatifitas

Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreatifitas, dimana anak mulai

belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan mampu memodifikasi objek yang

akan digunakan dalam permainan sehingga anak akan lebih kreatif melalui model permainan

ini, seperti bermain bongkar pasang mobil-mobilan.

5.      Meningkatkan Kesadaran Diri

Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk ekplorasi tubuh

dan merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang merupakan bagian dari individu yang

saling berhubungan, anak mau belajar mengatur perilaku, membandingkan dengan perilaku

orang lain.

6.      Mempunyai Nilai Terapeutik

Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman sehingga adanya stres

dan ketegangan dapat dihindarkan, mengingat bermain dapat menghibur diri anak terhadap

dunianya.

7.      Mempunyai Nilai Moral Pada Anak

Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri kepada anak, hal ini dapat

dijumpai anak sudah mampu belajar benar atau salah dari budaya di rumah, di sekolah dan

Page 4: KONSEP TERAPI BERMAIN

ketika berinteraksi dengan temannya, dan juga ada beberapa permainan yang memiliki

aturan-aturan yang harus dilakukan tidak boleh dilanggar.

Terapi bermain disusun untuk menunjang :

a. Keterampilan mengurus diri sendiri (Self Help Skills)

b. Kemampuan untuk melakukan kegiatan tertentu (Psycho-motor Performance)

c. Penyesuaian diri terhadap lingkungannya (Social Adaptation)

d. Keterampilan diri bagi kesiapan kerja di masyarakat (Prevocational Skills)

TUJUAN TERAPI BERMAIN

a. Perkembangan kekuatan organ tubuh, peningkatan otot-otot dan organ tubuh, pencegahan

dan perbaikan sikap tubuh yang kurang baik.

b. Kemampuan berkomunikasi, menghitung angka dalam suatu permaian sehingga dapat

dikatakan menang/kalah.

c. Penerimaan atas pimpinan orang lain, bagaimana ia memimpin.

d. Bagaimana dapat bermain bersama, meningkatkan hubungan yang sehat dalam kelompok.

e. Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal,

f. Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan, dan fantasi,

g. Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain yang tepat.

h. Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit

SASARAN TERAPI BERMAIN

Sasaran terapi bermain adalah semua umur dan pada anak-anak dengan gangguan

perkembangan.

PERKEMBANGAN BERMAIN

1. Unoccupied behaviour

Anak mengamati kejadian (mengamati temannya bermain) akan tetapi anak tersebut tidak

terlibat dalam permaian tersebut.

Pada saat tertentu, anak sering terlibat mondar-mandir, tersenyum, tertawa, jinjit-jinjit,

bungkuk-bungkuk, memainkan kursi, meja atau apa saja yang ada di sekelilingnya. Anak

melamun, sibuk dengan bajunya atau benda lain. Jadi sebenarnya anak tidak memainkan alat

Page 5: KONSEP TERAPI BERMAIN

permainan tertentu dan situasi atau objek yang ada di sekelilingnya yang digunakan sebagai

alat permainan. Anak memusatkan perhatian pada segala sesuatu yang menarik

perhatiannya. Peran ini berbeda dibandingkan dengan onlooker, dimana anak aktif

mengamati aktivitas anak lain.

2. Solitary Play

Anak sibuk bermain sendiri, tidak memperhatikan kehadiran anak-anak lain di lingkungan

sekitarnya.

3. On Looker Play

Anak mengamati teman-temannya bermain, tampak ada minat yang semakin besar terhadap

kegiatan tersebut.

4. Pararel Play

Dua anak atau lebih bermain dengan jenis alat permainan yang sama dan melakukan gerakan/

kegiatan yang sama.

Contohnya : Bermain mobil-mobilan dan balok-balokan

5. Assosiate Play

Ada interaksi antara anak yang bermain, saling bertukar alat permaian, tidak ada keterlibatan

kerjasama.

Contohnya : Menggambar

6. Cooperative Play

Adanya kerjasama/ pembagian tugas dan pembagian peran antara anak-anak yang terlibat

dalam permainan untuk mencapai satu tujuan tertentu.

Contohnya : Bermain dokter-dokteran, membuat balok-balok bersama.

7. Therapeutic Play

Merupakan pedoman bagi tenaga tim kesehatan, khususnya untuk memenuhi kebutuhan

fisik dan psikososial anak selama hospitalisasi. Dapat membantu mengurangi stres,

memberikan instruksi dan perbaikan kemampuan fisiologis (Vessey & Mohan, 1990 dikutip

oleh Supartini, 2004). Permainan dengan menggunakan alat-alat medik dapat menurunkan

kecemasan dan untuk pengajaran perawatan diri pada anak-anak. Pengajaran dengan melalui

Page 6: KONSEP TERAPI BERMAIN

permainan dan harus diawasi seperti: menggunakan boneka sebagai alat peraga untuk

melakukan kegiatan bermain seperti memperagakan dan melakukan gambar-gambar seperti

pasang gips, injeksi, memasang infus dan sebagainya.

Tahap Kerja Terapi Bermain Anak Usia 4 – 6 Tahun

1) Stimulasi Sosial

Anak bermain bersama teman-temannya, tetapi tidak ada tujuan. Contoh: bermain pasir

bersama-sama.

2) Stimulasi Keterampilan

Mengetahui kemampuan keterampilan yang ada pada anak sehingga dapat mengetahui bakat

anak. Contoh: Menggambar, bernyanyi, menari.

3) Stimulasi Kerjasama

Anak mampu bekerjasama dalam permainan. Contoh: anak-anak bermain menyusun puzzle,

bermain bola.

PERALATAN TERAPI BERMAIN

SESUAI DENGAN TAHAPAN PERKEMBANGAN ANAK MENURUT UMUR

USIA 0-3 BULAN

Anak masih beradaptasi terhadap lingkungan barunya setelah dia dilahirkan

USIA 3-6 BULAN

a. Pensil

b. Mainan/ Benda-benda kecil yang dapat digenggam

c. Gambar-gambar yang menarik

d. Lonceng

USIA 6-9 BULAN

a. Boal kecil

b. Manik-manik

Page 7: KONSEP TERAPI BERMAIN

USIA 9-12 BULAN

Pensil

USIA 12-18 BULAN

Kubus/ Kotak

USIA 18-24 BULAN

a. Kubus/ Kotak

b. Bola

c. Cangkir, alat makan

USIA 24-36 BULAN

a. Bola kecil

b. Kertas dan pensil

c. Gambar

d. Piring

e. Pakaian

USIA 36-48 BULAN

a. Sepeda gambar dan pensil

b. Buku gambar dan pensil

c. Kubus/ kotak

d. Krayon/ gambar warna

e. Buku dongeng

f. Sepatu, celana, baju

USIA 48-60 BULAN

a. Buku gambar

b. Pakaian

c. Bola besar dan kecil

d. Alat gosok gigi

Page 8: KONSEP TERAPI BERMAIN

USIA 60-72 BULAN

a. Buku gambar dan pensil

b. Bola kecil

c. Krayon/ gambar warna

d. Pakaian

Page 9: KONSEP TERAPI BERMAIN

NB : pelaksanaan terapi bermain sebenarnya memang dilakukan pada anak ditiap usia, akan

tetapi untuk hasil yang lebih riil/ nyata, biasanya terapi bermain dilakukan pada usia

toddler, pra sekolah atau usia sekolah, karena dengan dilakukan pelaksanaan terapi

bermain pada usia anak-anak tersebut, maka akan mendapatkan feedback dari

pelaksanaan terapi bermain yang telah dilakukan.

KARAKTERISTIK BERMAIN

Dalam bermain pada anak tidaklah sama dalam setiap usia tumbuh kembang melainkan

berbeda, hal ini dikarenakan setiap tahap usia tumbuh kembang anak selalu mempunyai

tugas-tugas perkembangan yang berbeda sehingga dalam penggunaan alat selalu

memperhatikan tugas masing-masing umur tumbuh kembang. Adapun karakteristik dalam

setiap tahap usia tumbuh kembang anak:

a.      Usia 0-1 tahun

Pada usia ini perkembangan anak mulai dapat dilatih dengan adanya reflex, melatih

kerja sama antara mata dan tangan, mata dan telinga dalam berkoordinasi,  melatih

mencari objek yang ada tetapi tidak kelihatan, melatih mengenal asal suara, kepekaan

perabaan,  keterampilan dengan gerakan yang berulang, sehingga fungsi bermain pada

usia ini sudah dapat memperbaiki pertumbuhan dan perkembangan.

Jenis permainan ini permainan yang dianjurkan pada usia ini antara lain: benda

(permainan) aman yang dapat dimasukkan kedalam mulut, gambar bentuk muka, boneka

orang  dan binatang, alat permaianan yang dapat digoyang dan menimbulkan suara, alat

permaian  berupa selimut, boneka, dan lai-lain.

b.      Usia 1-2 tahun

Jenis permainan yang dapat digunakan pada usia ini pada dasarya bertujuan untuk

melatih anak melakukan gerakan mendorong atau menarik, melatih melakukan imajinasi,

melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari dan memperkenalkan beberapa bunyi dan

mampu membedakannya. Jenis permainan ini seperti semua alat permainan yang dapat

didorong dan di tarik, berupa alat rumah tangga, balok-balok, buku bergambar, kertas,

pensil berwarna, dan lain-lain.

Page 10: KONSEP TERAPI BERMAIN

c.       Usia 3-6 tahun

Pada usia 3-6 tahun anak sudah mulai mampu mengembangkan kreativitasnya dan

sosialisasi sehingga sangat diperlukan permainan yang dapat mengembangkan

kemampuan menyamakan dan membedakan, kemampuan berbahasa, mengembangkan

kecerdasan, menumbuhkan sportifitas, mengembangkan koordinasi motorik,

menegembangkan dan mengontrol emosi, motorik kasar dan halus, memperkenalkan

pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan dan memperkenalkan suasana kompetensi

serta gotong royong. Sehingga jenis permainan yang dapat dighunakamn pada anak usia

ini seperti benda-benda sekitar rumah, buku gambar, majalah anak-anak, alat gambar,

kertas untuk belajar melipat, gunting, dan air.

Terapi bermain biasanya paling banyak dilakukan pada umur 48-60 bulan.

Kemampuan yang diuji adalah kemampuan motorik kasar dan halus.

Kemampuan motorik kasar :

1. Bermain bola, lari, lompat, berayun-ayun, memanjat

2. Lomba karung

Ambil karung/ kain sarung yang cukup lebar untuk menutup bagian bawah tubuh dan

kedua kaki anak. Tunjukkan pada anak dan teman-temannya cara memakai karung dan

melompat-lompat, siapa yang paling cepat/ dulu sampai garis tujuan.

3. Main engklek

Gambar kotak-kotak permainan engklek di lantai. Ajari anak dan teman-temannya cara

bermain engklek.

4. Melompat tali

Pada waktu anak bermain dengan teman sebayanya, bujuk 2 anak untuk memegang tali

rafia (panjang 1 meter), atur jarak dari tanah, jangan terlalu tinggi. Tunjukkan kepada

anak cara melompat tali dan bermain ‘katak lompat’.

Kemampuan motorik halus :

Ketika anak sedang menggambar, minta anak melengkapi gambar tersebut.

Contohnya : menggambar baju pada gambar orang, menggambar pohon, bunga,, matahari,

pagar pada gambar rumah, dan lain-lain.

1. Mencocokkan dan menghitung

Bila anak sudah dapat berhitung dan mengenal angka, buat 1 set kartu yang ditulisi

angka 1-10. Letakkan kartu tersebut berurutan di atas meja. Minta anak menghitung

Page 11: KONSEP TERAPI BERMAIN

benda-benda kecil yang ada di rumah seperti : kacang, batu kerikil, biji sawo, dan lain-

lain sejumlah angka yang tertera pada kartu. Kemudian letakkan benda-benda tersebut

didekat kartu angka yang cocok.

2. Menggunting

Bila anak sudah dapat memakai gunting tumpu, ajar cara menggunting kertas yang

sudah dilipat-lipat, membuat suatu bentuk seperti rumbai-rumbai, orang, binatang, mobil

dan sebagainya.

3. Membandingkan besar/ kecil, banyak/ sedikit, berat/ ringan

Ajak anak bermain menyusun 3 buah piring berbeda ukuran atau 3 gelas diisi air

dengan isi tidak sama. Minta anak menyusun piring/ gelas tersebut dari yang ukuran

kecil/ jumlah sedikit ke besar/ banyak atau dari ringan ke berat. Bila anak dapat

menyusun ketiga benda tersebut maka tambah jumlahnya meuynjadi 4 atau lebih.

4. Berkebun

Ajak anak menanam biji kacang di kaleng/gelas aqua bekas yang telah diisi tanah.

Bantu anak menyirami tanaman tersebut setiap hari. Ajak anak memperlihatkan

pertumbuhannya dari hari ke hari. Bicarakan mengenai bagaimana tanaman, binatang

dan anak-anak tumbuh/ bertambah besar.

5. Percobaan Ilmiah

Sediakan 3 gelas isi air, pada gelas pertama tambahkan 1 sendok teh gula pasir dan

bantu anak ketika mengaduk gula tersebut. Pada gelas kedua masukkan gabus dan pada

gelas ketiga masukkan kelereng. Bicarakan mengenai hasilnya ketika anak melakukan

‘percobaan’ ini.