konsep teori belajar humanistik dan sibernetik

Upload: pandeglang-rabbitry

Post on 15-Jul-2015

931 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan beribu nikmat. Baik nikmat jasmani maupun rohani. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hj Dewi Nurafifah hidayat M.Pd yang telah menugaskan penulis membuat makalah ini. Makalah ini berjudul Teori Belajar Humanistik Dan Sibernatik. Penyusunan makalah ini bukanlah hal yang mudah bagi penulis. Meskipun penulis masih jauh dari sempurna untuk itu Kami mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Pada kesempatan ini pula penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan di masa yang akan datang.

Pandeglang,

Desember 2011

Penulis

KONSEP BELAJAR HUMANISTIK DAN SIBERNETIK A.Konsep Belajar Humanistik Psikologi pendidikan selalu memiliki dua prinsip dalam proses pembelajaran di sekolah. Pertama, memfokuskan pada peran pendidikan dalam meningkatkan keterampilan dan pengetahuan siswa. Gerakan yang berdasarkan prinsip ini disebut dengan pengajaran langsung (direct instruction . Kedua, lebih memfokuskan pada hasil afektif, belajar bagaimanabelajar dan meningkatkan kreativitas dan potensi manusia. Inilah yang disebut dengan gerakan pendidikan humanistik. Pendekatan humanistic muncul sebagai bentuk ketidaksetujuan pada dua pandangan sebelumnya, yaitu pandangan psikoanalisis dan behavioristik dalam menjelaskan tingkah laku manusia . Ketidaksetujuan ini berdasarkan pada anggapan bahwa pandangan psikoanalisis terlalu menunjukkan pesimisme suram serta keputusasaan, sedangkan pada pandangan behavioristik di anggap telalu kaku (mekanistis pasif, statis, dan penurut dalam menggambarkan manusia hanyalah sosok yang hidup dan bertindak seperti robot. Salah satu ide yang penting dalam pendidikan humanistic adalah siswa harus mempunyai kemampuan untuk mengarahkan sendiri perilakunya dalam belajar. Ide pokoknya adalah bagaimana siswa belajar mengarahkan diri sendiri,sekaligus memotivasi diri sendiri dalam belajar daripada sekadar menjadi penerima pasif dalam proses belajar. Aliran humanistic memandang bahwa belajar bukan sekadar pengembangan kualitas kognitif saja, melainkan juga sebuah proses yang terjadi dalam diri individu yang melibatkan seluruh bagian atau domain yang ada. Domain domain tersebut meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut para pendidik humanistic, hendaknya guru lebih menekankan

nilai-nilai kerja sama, saling membantu dan menguntungkan, kejujuran dan kreatifitas untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran. Prinsip lain dalam proses pembelajaran humanistic adalah bahwa proses pembelajaran harus mengajarkan siswa bagaimana belajar dan menilai kegunaan belajar itu bagi dirinya sendiri. Dalam proses pembelajaran, para pendidik humanistic lebih menekankan pada tujuan dan desain pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukkan bagi diri mereka sendiri atau, paling tidak, dengan bimbingan yang seminimal mungkin dari guru. Pendidikan humanistic memandang proses belajar bukanlah sebagai sarana transformasi pengetahuan saja, tetapi lebih dari itu, proses belajar merupakan bagian dari mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan.untuk itu, Miller (1976) menggagas sebuah model pendidikan yang menekankan pada humanizing classroom, memanusiakan ruang kelas. Filosofi humanistic dalam proses pembelajaran telah melahirkan beberapa konsep yang berkaitan dengan pengembangan model pembelajaran yang menekankan pada kemampuan siswa dalam domain kognitip, afektif dan psikomotorik. Beberapa model pembelajaran yang akan di bahas secara singkat, antara lain, adalah sekolah terbuka ( open school ), multiple intelligence, emotional intelligence, spiritual intelligence, dan experiential learning. A.Open Schools Dalam open schools, proses pembelajaran memiliki cirri-ciri berikut 1. Peran guru dan murid 2. Evaluasi diagnostic

3. Materi 4. Pengajaran individual 5. Kelompok dengan berbagai tingkat usia 6. Ruangan terbuka 7. Team teaching B.Intelligence Ganda ( multiple intelligence ) Teori inteligensi ganda ditemukan dan dikembangkan oleh Howard Gardner. Gardner mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata. 1. Sembilan macam kecerdasan ganda a. Inteligensi linguistik (linguistic intelligence) b. Inteligensi matematis logis (logic- mathematical intelligence) c. Inteligensi ruang ( spatial intelligence) d. Inteligensi kinestetik-badani ( bodily-kinesthetic intelligence) e. Inteligensi musical ( musical intelligence ) f. Inteligensi interpersonal ( interpersonal intelligence) g. Inteligensi intrapersonal (intrapersonal intelligence) h. Intelligensi lingkungan ( natural intelligence) i. Inteligensi eksistensial (existential intelligence)

2. Implikasi kecerdasan ganda dalam pembelajaran Haggerty (Suparno, 2004 ) mengungkapkan beberapa prinsip untuk membantu mengembangkan inteligensi ganda, yaitu

-

Pendidikan harus memerhatikan semua kemampuan intelektual Pendidikannya seharusnya individual Pendidikan harus dapat memotivasi siswa untuk menentukkan tujuan dan program belajar

-

Sekolah memberikan fasilitas kepada siswa untuk mengembangkan inteligensi ganda yang mereka miliki

-

OEvaluasi proses pembelajaran harus lebih kontekstual dan bukan hanya tes tertulis

-

Proses pembelajaran sebaiknya tidak dibatasi hanya dalam gedung sekolah

C.Redefinisi Kecerdasan : Pergeseran dari IQ, EQ, dan SQ Daniel Goleman (Maksum,2OO4), seorang psikolog dari Harvard University, melaporkan hasil penelitiannya pada tahun 1995. Dalam temuannya, tingkat inteligensi yang tinggi tidak menjamin gengsi, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kesuksesan hidup.ada kecerdasan lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu kecerdasan emosional. Inilah argument epistemologis Goleman untuk menggeser paradigma intelligence quotient (IQ) kea rah paradigm emotional intelligence (EQ). berbagai temuan riset baru dipaparkan Goleman, sekadar untukmenegaskan bahwa EQ dapat sama ampuhnya, dan terkadang lebih ampuh daripada IQ. pada tahun 90 an,Naisbitt (1990) meramalkan kebasngkitan agama dalam milenium ketiga. Pada tahun-tahun ini pula ditemukan kecerdasan emosional (EQ) psikolog. EQ menunjuk kepada suatu kemampuan untuk mengendalikan, mengorganisasi, dan mempergunakan emosi kearah kegitan yang mendatangkan hasil optimal.

Adapun cirri-ciri kecerdasan emosional yaitu 1. Kesadaran diri (self-awreness) 2. Pengaturan diri (self-regulation) 3. Motivasi (motivation) 4. Empati (empathy) 5. Keterampilan sosial (social skill) Bagaimana dengan temuan jenis Q ketiga, spiritual intelligensi (SQ) yang di sebut Danah Zohar dan Ian Marshall sebagai kecerdasan puncak.Kecerdasan spiritual adalah untuk menghadapi persoalan makna atau value,yaitu kecerdasan untuk menempatkan prilaku dan hidup dalam konteks makna yang lebih luas.Kecerdasan spiritual dapat membantu menyembuhkan dan membangun diri secara utuh. Tanda-tanda dari SQ yang telah berkembang baik y y y y y Kemampuan bersikap fleksibel Tingkat kecerdasan diri yang tinggi Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai Kecenderungan untuk melihatketerkaitan antara berbagai hal

D.Experiential Learning 1.Konsep dasar Experiential learning theory (ELT) adalah metode yang menekankan pada sebuah model pembelajaranyang holistic dalam proses belajar.Pengalaman mempunyai peran sentral dalam proses belajar. Tujuan dari model ini adalah untuk memengaruhi siswa dengan tiga cara (1)mengubah structur cognitive siswa,(2) mengubah sikap siswa , dan (3)memperluas keterampilanketerampilan siswa yang telah ada. Ketiga elemen tersebut saling berhubungan dan memengaruhi secara keseluruhan, tidak terpisah-pisah, karena apabila salah satu eleman tidak ada maka kadua elemen lainya tidak effectif.

Experiential learning menekankan pada keinginan kuat dari dalam siswa untuk berhasil dalam belajarnya. Motivasi ini di dasarkan pula pada tujuan yang ingin di capai dan metode belajar yang dipilih.Model experiental learning memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami keberhasilan dengan memberikan kebebasan siswa untuk memutuskan pengalaman apa yang menjadi focus mereka, dan bagaimana cara meraka membuat konsep dari pengalaman yang mereka alami tersebut. a. Ciri khas dalam psikologi humanistic 1. Mereka menekankan bahwa psikologi seharusnya memperlakukan keseluruhan pribadi manusia meliputi seluruh aspek-aspeknya. 2. Mereka menekankan kepada aktivitas dari sudut pandangan orangnya daripada pandangan peninjau (observer). Pengikut psikologi humanistik menyatakan bahwa dalam melihat manusia sebagian besar ahli-ahli psikologi mengambil sudut pandangan orang ketiga, sedangkan cara yang paling nyata untuk mempelajari psikologi adalah melalui mata person yaitu dirinya sendiri. 3. Mereka juga menekankan kepada self-actualization, self-fulfillment atau selfrealization. 4. Mengenai perkembangan pribadi seseorang dalam arah apapun, orang tersebut selalu memilih atau menilai. b. Aplikasi Teori Humanistik Dalam Pendidikan (Carl Roger) Teori Roger dalam bidang pendidikan adalah dibutuhkannya 3 sikap dalam fasilitator belajar yaitu: 1.Realitas di dalam fasilitator belajar 2. Penghargaan, penerimaan, dan kepercayaan 3. Pengertian yang empati

C. Prinsip pendidikan dan pembelajaran 1. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar 2. Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. 3. Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa. 4. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.

D. Implikasi teori belajar humanistik a) Guru sebagai fasilitator 1. Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal, situasi kelompok, atau pengalaman kelas 2. Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum 3. Dia mempercayai adanya keinginan dari masing-masing siswa untuk melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan pendorong, yang tersembunyi di dalam belajar yang bermakna tadi 4. Dia mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang paling luas dan mudah dimanfaatkan para siswa untuk membantu mencapai tujuan mereka 5. Dia menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat dimanfaatkan oleh kelompok 6. Di dalam menanggapi ungkapan-ungkapan di dalam kelompok kelas, dan menerima baik isi yang bersifat intelektual dan sikap-sikap perasaan dan mencoba untuk menanggapi dengan cara yang sesuai, baik bagi individual ataupun bagi kelompok 7. Bilamana cuaca penerima kelas telah mantap, fasilitator berangsur-sngsur dapat berperanan sebagai seorang siswa yang turut berpartisipasi, seorang anggota kelompok, dan turut menyatakan pendangannya sebagai seorang individu, seperti siswa yang lain 8. Dia mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya dan juga pikirannya dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksakan, tetapi sebagai suatu andil secara pribadi yang boleh saja digunakan atau ditolak oleh siswa 9. Dia harus tetap waspada terhadap ungkapan-ungkapan yang menandakan adanya perasaan yang dalam dan kuat selama belajar 10. Di dalam berperan sebagai seorang fasilitator, pimpinan harus mencoba untuk menganali dan menerima keterbatasan-keterbatasannya sendiri. Ciri-ciri guru yang fasilitatif 1. Merespon perasaan siswa 2. Menggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah dirancang 3. Berdialog dan berdiskusi dengan siswa 4. Menghargai siswa 5. Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan 6. Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk mementapkan kebutuhan segera dari siswa) 7. Tersenyum pada siswa b) Guru yang baik dan kurang baik 1. Guru yang baik menurut teori ini adalah : guru yang memiliki rasa humor, adil, menarik, lebih demokratis, mampu berhubungan dengan siswa dengan mudah dan wajar. Ruang kelas lebih terbuka dan mampu menyesuaikan pada perubahan. 2. Guru yang tidak efektif adalah : guru yang memiliki rasa humor yang rendah, mudah menjadi tidak sabar, suka melukai

perasaan siswa dengan komentar ysng menyakitkan,bertindak agak otoriter, dan kurang peka terhadap perubahan yang ada.

Beberapa metode praktis yang dapat mengembangkan pengalaman belajar (Rogers) : 1. Kebebasan memilih pengalaman belajar 2. Kontrak belajar 3. Latihan inquiri 4. Simulasi 5. Latihan sensitivitas 6. Fasilitas belajar kelompok 7. Pembelajaran berprogram

B.Teori Belajar Sibernetik

a.Pengertian Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi.Teori belajar yang paling baru dari semua teori belajar yang dikenal, yaitu Teori Sibernetik. Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu informasi. Menurut teori ini, belajar adalah pengolahan informasi. Teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yang mementingkan proses. Proses memang penting dalam teori sibernetik , namun yang lebih penting lagi adalah sistem informasi yang diproses. Informasi inilah yang akan menentukan proses. Asumsi lain dari teori Sibernetik ini adalah bahwa tidak ada satu proses belajar yang ideal untuk segala situasi, yang cocok untuk semua siswa. Oleh karena itu, sebuah informasi mungkin akan dipelajarai oleh seorang siswa dengan satu macam proses belajar, dan informasi yang sama itu mungkin akan dipelajari siswa lain melalui proses belajar yang berbeda. Dalam bentuknya yang lebih praktis, teori ini misalnya telah dikembangkan oleh Landa (dalam pendekatan yang disebut algoritmik dan heuristik), pask dan Scott (dengan pembagian siswa tipe menyeluruh atau wholist dan tipe serial atau serialist), atau pendekatan-pendekatan lain yang berorientasi pada pengolahan informasi. Pembelajaran menggunakan sistem jaringan memungkinkan semua orang untuk dapat mengakse Informasi hasil penelitian terbuka dan mudah diakses. Publikasi hasil penelitian semakin cepat dan mudah. Kualitas lulusan dan pemanfaatan hasil penelitiannya meningkat. Sehingga akan tercipta linkage dengan dunia bisnis, industri, dan masyarakat.

Lembaga pendidikan dapat menjalin kerjasama dengan jaringan internasional, seperti NDLTD (National Digital Library of Theses and Dissertation) dan ADT (Australian Digital Theses). Terkait isu plagiat, dengan disseminasi yang sangat luas (online internet/offline CD-ROM), setiap orang akan mudah mengetahui laporan riset, sehingga setiap plagiat akan mudah dilacak. Plagiat bukan alasan untuk tidak memublikasikan hasil riset secara online. Aplikasi pendidikan sibernetik dan teori belajar lainnya diharapkan dapat mewujudkan demokratisasi belajar. Proses pendemokrasian mencerminkan belajar berdasarkan prakarsa peserta didik. Mereka perlu dipersiapkan untuk memasuki era demokratisasi yang mampu menghargai dan memahami ketidakpastian dan keragaman. Beberapa pandangan yang dikemukakan oleh para ahli psikologi tentang teori sibernetik: 1.LANDA Landa merupakan salah seorang ahli Psikologi yang beraliran Sibernetik. Menurut Landa, ada dua macam proses berpikir. Pertama, disebut proses berpikir algoritmik, yaitu proses berpikir linier, konvergen, lurus menuju ke satu target tertentu. Jenis kedua adalah cara berpikir heuristik, yakni cara berpikir divergen, menuju kebeberapa target sekaligus. Proses belajar akan berjalan denga baik jika apa yang hendak dipelajari itu atau masalah yang hendak dipecahkan (atau dalam istilah yang lebih teknis yaitu sistem informasi yang endak dipelajari) diketahui ciri-cirinya. Satu hal lebih tepat apabila disajikan dalam bentuk terbuka dan memberi keleluasaan siswa untukberimajinasidan berpikir. Misalnya, agar siswa mampu memahami sebuah rumus matematika, biasanaya mengikuti urutan tahap demi tahap yang sudah teratur dan mengarah kesatu target tertentu. Namun, utuk memahami makna suatu konsep yang luas dan banyak memiliki interpretasi (misalnya konsep burung), maka akan lebih baik jika proses berpikir siswa dibimbing ke arah yang menyebar (heuristik), dengan harapan pemahaman mereka terhadap konsep itu tidak tunggal, monoton, dogmatis, dan linier. 2.PASK DAN SCOTT Ahli lain adalah yang pemikirannya beraliran sibernetik adalah pask dan scott. Pendekatan serialis yang diusulkan oleh pask dan scott sama dengan pendekatan algoritmik. Namun, cara berpikir menyeluruh (wholist) tidak sama dengan heuristik. Cara berpikir menyeluruh adalah berpikir yang cenderung melompat ke depan, langsung ke gambaran lengkap sebuah sistem informasi. Ibarat melihat lukisan, bukan detail-detail yang kita amati lebih dahulu, tetapi seluruh lukisan itu sekaligus, baru sesudah itu ke bagian-bagian yang lebih kecil. Pendekatan yang berorientasi pada pengelolaan informasi menekankan beberapa hal seperti ingatan jangka pendek (short term memory), ingatan jangka panjang (long term memory), dan sebagainya, yang berhubungan dengan apa yang terjadi dalam otak kita dalam proses

pengolahan informasi. Kita lihat pengaruh aliran Neurobiologis sangat terasa di sini. Namun, menurut teori sibernetik ini, agar proses belajar berjalan seoptimal mungkin, bukan hanya cara kerja otak kita yang perlu dipahami, tetapi juga lingkungan yang mempengaruhi mekanisme itu pun perlu diketahui. b. Implementasi teori belajar sibernetik Proses pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian informasi (encoding), diikuti dengan penyimpanan informasi (storage), dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah disimpan dalam ingatan (retrieval). c. Sembilan tahapan dalam peristiwa pembelajaran 1. Menarik perhatian 2. Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa 3. Merangsang ingatan pada pra syarat belajar 4. Menyajikan bahan rangsanyan 5. Memberikan bimbingan belajar 6. Mendorong unjuk kerja 7. Memberikan balikan informative 8. Menilai unjuk kerja 9. Meningkatkan retensi dan alih belajar

REFERENSI

http://tips-belajar-internet.blogspot.com/2009/08/metode-belajar-sibernetik.html

http://wahid07.wordpress.com/2011/05/11/teori-belajar-humanistik-dan-sibernetik/

Baharudin & Wahyuni,Esa Nur.2007.Teori Belajar dan Pembelajaran.Jogyakarta:ARRUZZ MEDIA