konsep syok sepsis siap

24
BAB II Tinjauan teori 2.1 syok Syok adalah kegagalan sirkulasi berat yang bersifat umum. Aliran darah ke organ yang tidak adekuat tidak mampu memberikan perfusi oksigen jaringan yang di perlukan untuk metabolisme seluler yang normal. Hipoksia selular akan menyebabkan metabolisme anaerob, pembentukan asam metabolik dan asidosis metbolik. (Taber,1994:401) Syok adalah suatu keadaan disebabkan gangguan sirkulasi darah ke dalam jaringan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan dan tidak mampu mengeluarkan hasil metabolisme. (prawiroharjo,2009;401) 2.1.1 Tanda dan gejala Diagnosis syok ditegakkan jika terdapat tanda dan gejala berikut Denyut nadi cepat dan lemah (110 kali permenit atau lebih) Tekanan darah rendah (sistolik kurang dari 90 mmHg) Tanda dan gejal syok yang lain meliputi Pucat terutama kelopak mata bagian dalam, telapak tangan, atau di sekitar mulut) Kulit berkeringat atau kulit dingin dan lembab Pernapasan cepat (frekuensi 30 kali permenit atau lebih) Cemas, bingung atau tidak sadar Oliguria / anuria < 30 ml perjam (pamilih,2005 : 85) 2.1.2 Tingkatan Syok syok yang dapat pulih dini (early reversible shock) dalam tingkatan ini kadar katekolaminmeningkat ditandai dengan vasokontriksi pembuluh darah perifer. Tekanan darah masih normal

Upload: ucrit-unyil-usrok

Post on 26-Dec-2015

81 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

syoksepsis................

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep Syok Sepsis SIAP

BAB II

Tinjauan teori

2.1 syok

Syok adalah kegagalan sirkulasi berat yang bersifat umum. Aliran darah ke organ yang tidak

adekuat tidak mampu memberikan perfusi oksigen jaringan yang di perlukan untuk metabolisme

seluler yang normal. Hipoksia selular akan menyebabkan metabolisme anaerob, pembentukan asam

metabolik dan asidosis metbolik. (Taber,1994:401)

Syok adalah suatu keadaan disebabkan gangguan sirkulasi darah ke dalam jaringan sehingga tidak

dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan dan tidak mampu mengeluarkan hasil

metabolisme.(prawiroharjo,2009;401)

2.1.1 Tanda dan gejala

Diagnosis syok ditegakkan jika terdapat tanda dan gejala berikut

Denyut nadi cepat dan lemah (110 kali permenit atau lebih)

Tekanan darah rendah (sistolik kurang dari 90 mmHg)

Tanda dan gejal syok yang lain meliputi

Pucat terutama kelopak mata bagian dalam, telapak tangan, atau di sekitar mulut)

Kulit berkeringat atau kulit dingin dan lembab

Pernapasan cepat (frekuensi 30 kali permenit atau lebih)

Cemas, bingung atau tidak sadar

Oliguria / anuria < 30 ml perjam (pamilih,2005 : 85)

2.1.2 Tingkatan Syok

syok yang dapat pulih dini (early reversible shock)

dalam tingkatan ini kadar katekolaminmeningkat ditandai dengan vasokontriksi pembuluh darah

perifer. Tekanan darah masih normal atau mulai turun. Penanganan segera dapat menangani syok

dengan mudah.

Syok dapat pulih lambat ( late reversible shock)

Vasokontriksi terus menerus, bagian perifer tubuh dingin, tekanan darah turun, nadi cepat dan

terjadi penumpukan darah dalam vena-venaa di daerah tertentu. Jumlah darah yang mengalir

dalam peredaran darahumum dan yang kejaringan berkurang. Untuk penanganan diperlukan

upaya dan jumlah cairan ( atau darah ) yang lebih banyak.

Syok refraktor (refraktor shock)

Page 2: Konsep Syok Sepsis SIAP

Pada tingkatan ini fungsi sel-sel jaringan pada alat-alat fital terganggu, mulai timbul koagulasi

intravaskulermerata ( disseminated intravascular coagulation (DIC)) pada jaringan yang

mengalami gangguan. Penanganan lebih sulit dan pemberian cairan (darah) harus lebih banyak

Syok tidak dapat pulih ( irreversible shock)

Sudah terjadi kematian sel-sel jaringan alat-alat vital dan apabila kekuatan cadangan alat-alat

telah habis atau di lampaui akhirnya fatal. (Rustam Mochtar,1998 :389)

2.2 Pengertian syok obstetri

Adalah syok yang di jumpai dalam kebidanan yang disebabkan oleh perdarahan, trauma atau

sebab-sebab lainya. (rustam mochtar,1998:389)

2.2.1 Kalsifikasi syok

1. Syok hipovolemik

Syok akibat perdarahan

Pada obstetri di sebabkan oleh :

Perdarahan pada abortus

Perdarahan antepartum : plasenta previa, solusio plasenta

Perdarahan postpartum

Perdarahan akibat trauma jalan lahir : perdarahan pada rupture serviks, peradarahan

robaakan vagina, perdarahan rupture uteri, perdarahan operasi obstetric

Pada ginekologi :

Perdarahan disfungsional uteri

Perdarahan robekan vagina

Perdarahan rupture uteri

Perdarahan operasi obstetric

Syok akibat kehilangan cairan

Hyperemesis gravidarum

Kehilangan cairan akibat : diare, pemakaian obat deuretik

Syok akibat pengeluaran cairan asites yang terlalu banyak dan mendadak

Supine hypotensive syndrome

Syok berkaitan dengan kompresi uterus pada vena cava inferior sehingga aliran darah

yang menuju atrium kanan berkurang

Syok berkaitan dengan disseminated intravascular coagulation

Page 3: Konsep Syok Sepsis SIAP

Emboli air ketuban

Syok karena terdapat IUF dead

2. Syok sepsis (endotoxin shock)

Infeksi dengan masuknya endotoksin yang berasal dari dinding bakteri gram negatif.

Endotoksin dapat menimbulkan mata rantai gangguan pada berbagai organ sehingga menim-

bulkan sinrom syok sepsis.

Komplikasi yang paling sering berkaitan dengan syok sepsis :abortus infeksius, korioam-

nionitis, pielonefritisdan endometritis postpartum

3. Syok kardiogenik

Kegagalan ventrikel kiri

Akibat cardiac arrest atau ventrikel fibrilasi dan infark miokard

Kegagalan pengisian ventrikel kiri:

Tamponade jantung-akibat emboli pada jantung

Emboli paru : lepasnya dari flebitis interna , pada operasi ekstensif pelvis-operasi

radikal

4. Syok neurogenic

Akibat zat kimia-aspirasi dari cairan atau isi lambung

Akibat obat-obatan anastesi spinal

Inversion uuteri-kolaps vasomotor

Gangguan elektrolit-hiponatremia-kekurangan ion Na(manuaba,2007 :878)

Syok dalam kebidanan menurut sebab utamanya yang sering terjadi yaitu syok hemoragik

karena perdarahan dan syok endotoksin karena infeksi berat ( syok sepsis ) (mochtar, 1998: 48 )

Konsep Syok Sepsis (Syok Endotoksis)

Syok septik adalah keadaan kolapsnya sirkuasi yang disertai dengan diseminasii intravascular bakteri atau produknya. Walaupun bakteriemia pada pathogen gram-postif dan gram-negatif dapat menimbulkan kolaps sirkulasi, organisme gram negative bertanggung jawab atas sebagian besar kasus. Bakteri-bakteri ini (Escheriachia coli, Klebsiella, Enterobacter, Pseudomonas, Proteu, Bacteroides) terdiri atas lipopolisakarida (Endotoksin) pada dinding sel

Page 4: Konsep Syok Sepsis SIAP

mereka. Bila bakteri ini mati maka endotoksin akan dilepaskan ke dalam aliran darah, mengacaukan control sirkulasi. (Taber, 1994:407).

Sepsis adalah reaksi radang yang disebabkan oleh infeksi. System infalmamtory response syndrome (SIRS) adalah reaksi radang yang dapat disebabkan bukan oeh infeksi, melainkan kerusakan organ vital melainkan mempunya manifesatasi klinik yang sama dengan yang disebabkan oelh infeksi. Syok sepsis adalah SIRS yang disebabkan oleh infeksi dan sudah terdapat tanda terjadinya keruskan organ vital serta menimbulkan tambahan gejala. (Manuaba, 2007:887).

Syok Endotoksis/septik merupakan suatu gangguan menyeluruh pembuluh darah disebabkan oleh lepasnya toksin. Penyebab utama  adalah infeksi bakteri gram nagatif. Sering dijumpai pada abortus septic, korioamnionitis, dan infeksi pascapersalinan. (Prawirohardjo,2009:402).

Etiologi dan Predisposisi Syok Sepsis (Syok Endotoksis)

Syok septik dapat terjadi karena infeksi bakteri gram-positif, virus, atau jamur. Kebanyakan syok sepsis timbul dari bakteri gram negative: Escheriachia Coli, Pseudomonas Aeroginos, Bcterioid, Klebsiella, dan Serratia. Escheriachia Coli, Pseudomonas aeroginos, bacterioid, yang mengeluarkan endotoksin adalah fosfo-lipo-polisakarida yang lepas dari dinding sel yang mengalami lisis. Gambaran yang sma juga terjadi karena eksotoksin dari streptokokus beta hemolitik, anaerob dan klostridia. (Prawirohardjo,2009:406).

Faktor predisposisi termasuk ketuban pecah dalam waktu yang lama, pelahiran operatif, mengluarkan plasenta secara manual, dan pielonefritis. (Medforth, 2012:395)

Predisposisi faktor obstetrik dan ginekologi mencakup:

1. Abses adneska (tuboovarium), bocor atau rupture, dengan peritonitis pelvis2. Kariomnionitis yang sering disertai dengan ketuba pecah yang lama3. Infeksi postpartum4. Pielonefritis pada kehamilan5. Abortus septik. (Taber, 1994:409)

Penyakit obstetric dan ginekologi yang berkaitan dengan infeksi sampai dengan syok sepsis, yaitu:

1. Abortus infeksius2. Karioamniontis3. Endometritis4. Infeksi fasia yang disertai nekrosis5. Abses ada pelvis terutama pascaoperasi. (Manuaba, 2007:886)

Patofisiologi Syok Sepsis (Syok Endotoksis)

Page 5: Konsep Syok Sepsis SIAP

Mikroorganisme mengeluarkan endotoksin yang dapat mengaktifakan sistem komplemen dan sitokinin, mengawalai reaksi inflamasi. Kejadian ini berhubungan dengan DIC yang ekstensif karena antiplasmin tidak dapat mengatasinya. Sepsis mnyebabkan vasodilatasi, tahanan perifer darah menurun, dan hipotensi. Selanjutnya distribusi darah jelak/kurang sehingga perfusi darah ke organ tidak adekuat menyebabkan kerusakan jaringan multiorgan dan kematian. Mediator inflamasi meningkatkan permeabilitas kapiler sehingga cairan keluar dari pembuluh darah, khusus dan parenkim paru akan menyebabkan edema pulmonum.

Selama sepsis produksi surfakatan pneumosit akan terganggu yang menyebabkan alveoulus kolaps dan mengakibatkan hipoksemia berat yang disebut acute respiratory distress syndrome (ARDS)

Endotoksin lepas karena meningkatnya permeabilitas lisosomal dan litotoksik. Selanjutnya dalam beberapa menit dapat terjadi stimulasi medulla adrenal dan saraf simpatis serta kontriksi ateriol dan venul. Selanjutnya menyebabkan asidosis local yang dapat menyebabkan dilatasi ateriol, tetapi kontriksi venul dan jika berlanjut terus mengakibatkan pembendungan darah kapilar, perdarahan karena pembendungan pada gaster, hati ginjal dan paru. (Prawirohardjo,2009:406).

Sewaktu permulaan fase pirogenik kegagalan sirkulasi akut yang menonjol adalah vasodilatasi arteri, dengan peningkatan tekanan nadi dan curah jantung. Endotoksin menyebabkan spasme arteriol dan vena yang hebat, menyebabkan pengumpulan darah pada kapasitansi vena (defek primer seluler mungkin bertanggung jawab akan pengurangan ambilan oksigen).

Pada perfusi jaringan terganggu, tejadi anoksia stagnan dan metabolisme anaerob menyebabakan laktat darah meningkat. Asidosis local meningkatkan relaksasi sfingter arteiol sedangkan venula tetap kontriksi. Kumpulan darah pada dasar kapiler dan peningkatan tekanan hidrostatik menyebabkan bocornya plasma ke dalam ruang intrestial. Hal ini sebaliknya akan menyebabkan penurunan yang hebat pada volume darah sirkulasi efektif, curah jantung yang lebih rendah, dan hipotensi arteri sistemik. Bila perfusi organ-organ vital tidak efektif akan terjadi asidosi metabolic dan kerusakan parenkim hebat. (Taber, 1994:407)

Gejala Klinis Syok Sepsis (Syok Endotoksis)

Syok septik (syok endotoksik) terjadi dalam dua fase utama yaitu fase reversible dan fase ireversibel, sedangkan fase revesibel terdiri atas fase panas dan fase dingin.

Fase panas disertai dengan gejala hipotensi, takikardi, pireksia dan menggigil.kulit kelihatan merah dan panas. Pasien biasanya masih sadar dan leukosit terjadi dalam beberapa jam

Pada fase dingin dijumpai gejala dan tanda-tanda kulit dingin dan mengeriput, sianosis, pupura, jaudice, penurunan kesadaran progesif dan koma.

Page 6: Konsep Syok Sepsis SIAP

Selanjutnya bila syok berlanjut terus pasien akan jatuh dalam fase ireversibel dimana terjadi hipoksia sel yang berkepanjangan yang menyebabkan gejala asidosis metabolic, gagal ginjal, gagal jantung, edema pulmonum, gagal adrenal, dan kematian. (Prawirohardjo,2009:407).

Gambaran Klinis, Syok Sepsis

Fase Awal Fase lanjutSuhu 101ᴼ-105ᴼ F = 38,3ᴼ-40,5ᴼ C SubfebrisNadi Cepat CepatTekanan darah Menurun MenurunStatus mental Waspada, khawatir Kelam pikiranKulit Merah, hangat Pucat, dingin, lembabKeluaran urin Normal atau meningkat MenurunLaktat darah meningkat MeningkatpH darah menurun MenurunCurah jantung Normal atau meningkat MenurunFrekuensi pernapasan meningkat Meningkat(Taber, 1994:408)

Dapat pula dikatakan, sepsis adalah reaksi radang yang disebabkan oleh infeksi dengan manifestasi klinis sebagai berikut:

1. Temperatur di atas 38ᴼC atau kurang dari 36ᴼC.2. Nadi di atas 90 bpm.3. Pernapasan di atas 20x/menit dengan PCO2 dibawah 32mmHg.4. Leukosit di atas 12.000/M3 atau dibawah 4000/M3

Syok sepsis adalah SIRS yang disebabkan oleh infeksi dan sudah terdapat tanda terjadinya keruskan organ vital serta menimbulkan tambahn gejala:

1. Hipotensi jika tekanan di bawah 90 mmHg atau terjadi penurunan sistolik sebesar 40 mmHg, di bawah garis batasnya.

2. Gangguan perfusi jaringan sehingga terjadi:a. Timbunan asam laktat dan piruvatb. Asidosis metabolik

3. Gangguan perfusi ginjal sehingga menimbulkan oligouria.4. Gangguan mental, gelisah serta mengigau, dan koma. (Manuaba, 2007:887)

Syok biasanya dimulai dengan pireksia, status mental gelisah dengan kulit hangat, berwarna corak kemerahan. Kemudian hipotensi, takikardi, ekstrimitas dingin, sianosis, takipnea, ikterus, dan koma dapat terjadi sebagai tanda akhir. (Medforth, 2012:395)

Kerusakan organ pada Syok Sepsis (Manuaba, 2007:888)

Organ Keterangan

Page 7: Konsep Syok Sepsis SIAP

System saraf pusat Otak

hipotalamus

Bingung, somnolen sampai koma Pertarungan antara hidup dan kematian Hipetermia atau hipotermia

System kardiovaskular Tekanan darah

Jantung

Hipotensi akibat vasodilatasi Syok sekunder Permulaaan, curah jantung meningkat Selanjutnya mengalami depresi miokardium se-

hingga terjadi takikardia, aritmiaSystem paru Hipoksia

Diffuse infiltration leukosit, cairan Kerusakan kapiler paru Terjadi ARDS

System perkemihan Hipoperfusi ginjal yang menyebabkan oliguria Dapat terjadi nekrosis tubulus sehingga mengalami

anuriaSystem hematologis DIC, terjadi trombositopenia

Leukositosisgangguan pembekua darah

Penatalaksanaan Syok Sepsis (Syok Endotoksis)

Terdiri atas tiga garis utama yaitu pengembalian fungsi sirkulasi darah dan oksigenisasi, eradikasi infeksi, serta koreksi cairan dan elektrolit.1. pengembalian fungsi sirkulasi darah dan oksigenisasi

Untuk mengembalikan fungsi sirkulasi dan oksigenisasi jaringan perlu dilakukan tindakan-tindakan berikut.

Penggantian kehilangan darah: darah segar (whole blood) jika tersedia atau dengan koloid atau kristaloid. Pengukuran CVP wajib mencegah sirkulasi yang overload.

Kortikosteroid seperti:- Hidrokortison 1g I.V./6 jam atau- Deksametason 20 mg diikuti dengan 200mg/hari via infus

Beta-adrenergik stimulant seperti isoprenalin yang menyebabakan dilatasi arteriol, meningkatkan frekuensi jantung dan “stroke volume” dan memperbaiki perfusi jaringan. Volume darah normal sebelum pengobatan.

Oksigen: jika ada gangguan pernapasan. Aminofilin: meningkatkan pernapasan dengan menghilangkan bronkus spasmus.

2. Eradikasi Infeksi Terapi antibiotika

Page 8: Konsep Syok Sepsis SIAP

- Pemeriksaan kultur dan tes sensifitas- Terapi antibiotika harus segera dimulai secara I.V. sampai hasil kultur didapat.

Terapi harus meliputi spectrum kuman yang luas.

Regimen Antibiotika Kerja Dosis Ampisilin atau sefalosporin

Gr (+) aerobic dan Gr (-) kokus

500-1000 mg/ 6 jam

Gentamisisn Gr (-) basil 80 mg/ 8 jamMentronidazol Anaerob 500 mg/ 8 jam Klindamisin Gr (+) dan Gr (-)

aerobic600 mg / 6 jam

Gentamisin Gr (-) aerobic 80 mg / 8 jam

Terapi OpertaifIndikasi bila ada jaringan tertinggal seperti aboruts septik, segera jaringan dikeluarkan setelah antibiotika diberikan dan resusitasi telah dimulai dengan:- Evakuasi dengan vakum- Evakuasi digital- Histerektomi pada infeksi yang luas dengan gangrene (Klostridium welchii)

atau trauma pada uterus.

3. Koreksi cairan dan elektrolit4. Koagulasi intravascular Diseminata

Terapi heparin kecuali ada perdarahan yang aktif dimana keadaan lebih baik diobati dengan transfusi darah.

Prinsip penanganan syok septik Diagnosis dini Terapi antibiotic yang adekuat Kontrol/pengangkatan sumber infeksi Resusitasi hemodinamik dan suportif Kortikosteroid Kontrol ketat kadar glukosa (tight glycemic control) Ventilator dengan tidal volume yang rendah pada Acute Respiratory Distress

Syndrome (ARDS).(Prawirohardjo, 2009:408)

Secara umum konsep terapi VIPPS dapat digunakan walaupun penerapannya bergantung pada keadaan, fasilitas yang tersedia, dan kemampuan personel yang memberikan layanan.

Page 9: Konsep Syok Sepsis SIAP

Konsep terapi dasar:

1. Menjamin untuk mendapatkan O2 dengan jalan napas yang adekuat. Jika perlu, pipa endotrakeal dapat dipasang sehingga jalan napas tidak terhalangi.

2. Menjamin untuk mendapat cairan pengganti dan transfusi darah yang cukup serta mengukur kecukupan cairan yang dapat dilakukan dengan memantau:

a. Tekanan vena sentralb. Tekanan pulmonary artery wedge pressure

3. Pemberian antibiotik yang adekuat dengan kuantittas dan kualitas yang sesuai dengan hasil uji sensitivitas bakteri.

4. Pemberian glukortikoid yang tepat dan adekuat.5. Pemberian vasomotor, seperti:

a. Obat vasomotor, misalnya: Beta mimetic agent: beta dan alpha blocker Bekerja pada otot jatung dan perifer.

b. Obat pada early primary shock dan late phase primary shock atau saat warna phase adalah vasodilatasi ringan: Metarminol (aramine) Perhaitan produksi urin

c. Dalam keadaan cold phase, vasodilator lebih berguna dengan syarat: Pemberian cairan yang cukup. Produksi urin cukup. Pemberian obat:

- Chlorpromazine (thorazine). Dosis 5-10 mg/IV setiap ½ jam- Idak dapt digunakan pada frekuensi nadi sekitar 120 bpm.

6. Digitalisasia. Syarat:

Frekuensi nadi diatas 120 bpm Tekanan vena sentral di atas 16 cm H2O

b. Obat: Destalanoside 0,8 mg ID Diikuti 0,4 mg setiap 6 jam sebanyak 2kali Untuk memertahankan (maintenance), diberikkan 0,4 mg setiap 6 jam

sebanyak 2 kali7. Pemberian heparin yang hanya berdasarkan hasil laboratorium.

Ancaman koagulasi: Trombositopena Penurunan Fibrinogen Penurunan kadar factor pembekuan darah factor V, VIII, XIII Terdapat hasil pemecahan fibrin

Page 10: Konsep Syok Sepsis SIAP

8. Pemberian L-dopamine untuk meningkatkan dan memertahankan perfusi jaringan, yaitu 200 mg dalam 500 cc dextrose 5% sebagai infus.

9. Langkah terakhir, yaitu melakukan operasi untuk mngangkat sumber infeksi.I. Mengangkat abses dengan meninggalkan drainase

II. Melakukan histerektomi sehingga sumber infeksi hilang dan meninggalkan drainase transvaginal atau cervical stamp.

Posisi perawatan adalah fowler sehingga cairan sisa dari abdomen dapat mengalir keluar. Jika dipandang perlu, pada kasus infeksi berat, dapat dilakukan irigasi sehingga cairan bersih. Pemberian antibiotic pada cairan irigasinya masih kontroversi. (Manuaba, 2007:889)

Tindakan-tidakan khusus Bantun oksigen dan jalan napas yang adekuat penting. Pegukuran gas darah perlunya

intubasi endotrakea dan ventilasi mekanik. Bantuan sirkulasi: Bila ada sepsis, banyak volume cairan terpisah pada tempat

peradangan. Selain itu, kekuarangan cairan penting lainnya berasal dari demam, vomitus, diare, dan perdarahan, Larutan intravena biasanya Ringer laktat atau larutan garam, penting untuk menambah volume plasma. Pengukuran tekanan ven sentralis atau tekanan arteri desakan pulmonalis ditambah dengan keluaran urin merupakan suatu petunjuk untuk penggantian cairan. Transfusi dengan sel darah padat (packed red cell) atau whole blood dapat diindikasikan bila hematocrit kurang dari 30.

Asidosis terjadi akibat kegagalan perfusi jaringan, akibat terkumpulnya metabolit-metabolit asam. Keadaaan ini dapat diobati dengan penambahan obat intravascular, perbaikan perfusi jaringan, daripada dengan perbaikan natrium bikarbonat.

Antibiotik intravena: sebelum mengtahui organisme spesifik, pilihan antibiotic dilakukan berdasarkan pada tempat dari infeksi, apakah didapat dari rumah sakit, terapi antibiotic sebelumnya, penyakit pejamu yang mendasarinya, biakan dan tes sensitivitas sebelumnya, dan antibiogram masing-masing rumh sakit. Mikroorganisme yang bbiasanya bertanggung jawab pada infeksi pelvis serius meliputi hasil gram-negatif, streptokokus anaerob, bacteroides, dan klostridia.

Gentamisin (60-80 mg setiap delapan jam) sering dipilih, karena bersifat bakterisidal dan efektif terhadap kebanyakan bakteri gram-negatif. Dosisnya harus disesuaikan bila ada tanda-tanda gagal ginjal.

Penisilin (3-5 jut unit setiap empat jam) tau ampisilin (2 g setiap enam jam) dapat diberikan untuk menangani organisme gram-positif.

Klindamisin (600 mg setiap delapan jam) sering dianjurkan bila dicurigai ada infeksi Bacteroides.

Kortikosteroid dapat mencegah cedera selular nonspesifik dengan menstabilkan membrane lisosom. Selain itu, obat-obat ini dapat memperbaiki perfusi jaringan, meningkatkan curah jantung, dan menurunkan tahanan arteri perifer. Walaupun banyak

Page 11: Konsep Syok Sepsis SIAP

pendapat yang berbeda akan dosis dan lamanya pengobatan, deksametason (3-5 mg/kg) atau sebanding mungkin bermanfaat.

Obat-obat vasoaktif dapat diindikasikan bila pasien tidak memberikan respon terhadap penambahn volume intravaskuler.

Dopamin (Inotropin) cenderung meningakatkan kontraktilit Data diagnostic tambahan.s miokardserta aliran darah. Dua ratus milligram dopamine

dilarutkan dalam 250ml atau 500ml larutn garam fisiologis dan diberikan pada dosis 2-5mcg/kg/menit

Pembedahan mungkin diperlukan untuk menghilangkan focus infeksi. Produk-produk konsepsi yang terinfeksi harus dibuang dari uterus. Rongga-rongga abses harus diberi drain.

Laparotomi dapat dianjurkan bila ada tanda-tanda rupturnya abses tuboovarium, yang perporasi atau benda asing dalam kavum peritoneum, histerektomi dengan salpingooferektomi bilateral mungkin diperlukan. (Taber, 1994:408)

Data penunjang

Bakteriologi (aerob dan anaerob): sediaan darah, urin, dan rongga abses dikirim ke laboratorium bakteriologi untuk pewarnaan gram, biakan, dan pemeriksaan sensitivitas. Bila dicurigai ada infeksi uterus , sediaan serviks dievaluasi akan adanya Neisseria gonorhoeae dan clostrdium.

Gas darah areteri diukur untuk menilai keadekuatan perfusi jaringan dan luasnya keterlibatan paru. Defisit basa 5 atau lebih merupakan petunjuk asidosis metabolic; pO2 kurang dari 70 mmHg merupakan penunjuk anoksemia.

Pematauan keluaran urin dan urinalisis membantu menetukan luasnya perfusi ginjal. Bila osmolalitas urin lebih besar dari 400 mOsm dan rasio urin-plasma kurang dari 1,5 fungsi ginjal normal, dan oliguria biasanya disebabkan oleh deplesi volume. Osmolalitas urin kurang dari 400 mSom dan rasio urin-plasma kuran gdari 1,5 menunjukkan gagal ginjal.

Penentuan elektrolit darah (natrium, kalium, klorida, dan karbon dioksida) dan kimia darah (urea nitrogen darah, kreatinin, glukosa, laktat) membantu dalam evaluasi terapi penggantian cairan dan fungsi ginjal, bila kadar kreatinin meningkat, dosis antibiotic harus disesusaikan.

Penentuan tekanan vena sentralis atau diastolic arteri pulmonalis atau tekanan desakan pulmonal merupakan petunjuk yang sangat membantu untuk terapi penggantian cairan.

Pemeriksaan koagulasi dapat memberikan kejelasan kelainan koagulasi, pentingnya terapi penggantian cairan yang tepat.

Elektrokardiogram membantu evaluasi irama jantung dan ketidakseimbangan elektrolit Foto rongten toraks atau abdomen mengungkapkan adanya udara bebas dalam kavum

peritoneum (perforasi uterus, perforasi usus), benda asing dalam kavum peritoneum, atau keadaan patologis paru. (Taber, 1994:410)

Page 12: Konsep Syok Sepsis SIAP

KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN

Dilakukan tanggal : ……….. jam : …………..

Tempat : ……….. oleh : …………..

A. Data Subjektif

1. Biodata

2. Keluhan utama

Keluhan utama dapat digunakan sebagai data penunjang untuk menentukan diag-

nosa/masalah sehingga dapat dilakukan tindakan yang tepat. Klien dengan syok

septik fase awal dalam keadaan sadar akan mengeluh demam (pireksia), merasa

menggigil, dan merasa jantungnya berdebar-dabar lebih cepat.

(Prawirohardjo,2009:407) Klien akan merasa nyeri abdomen yang hebat dan kon-

stan.(Taber, 1994:73)

3. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas.

Untuk mengetahui proses kehamilan, persalinan, nifas lalu ada masalah atau tidak,

seperti: Abortus septik, Abses adneska (tuboovarium), bocor atau rupture, dengan

peritonitis pelvis, Kariomnionitis yang sering disertai dengan ketuban pecah yang

lama, Infeksi postpartum, Pielonefritis pada kehamilan, dan riwayat bedah, seba-

gai predisposisi syok septik. (Manuaba, 2007:886; Taber, 1994:409) Klien pernah

abortus induksi atau dapat menyertai alat kontrasepi dalam rahim (Taber, 1994:74)

4. Riwayat sosio ekonomi

Penderita dengan status sosioekonomi rendah mempunyai resiko timbulnya

infeksi dihubungkan dengan status nutrisi/ gizi yang rendah serta perawatan

antenatal yang tidak adekuat (Prawiroharjo, 2009)

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : cukup/lemah

Kesadaran : composmentis/ somnolen (fase awal), apatis/coma (fase lanjut)

TD : hipotensi (<90/60 mmHg), semakin menurun dari semula

Nadi : > 90 x/menit

Suhu : >380C (fase awal) atau <360C (fase lanjut)

Page 13: Konsep Syok Sepsis SIAP

RR : >20 x/menit

(Prawirohardjo, 2009:407; Taber, 1994:408; Medforth,

2012:395)

2. Pemeriksaan Fisik

Muka : kemerahan (fase awal) / pucat (fase lanjut)

Mata : Conjungtiva tidak pucat, sklera putih (fase awal) / Conjungtiva

pucat, sklera putih (fase lanjut)

Mulut : bibir tidak pucat (fase awal)/ bibir pucat (fase lanjut)

Abdomen : Nyeri tekan suprapubik genelar dengan nyeri lepas (Taber,

1994:74)

Genetalia : pada pemeriksaan speculum, hasil konsepsi atau secret berdarah

purulent dapat terlihat didalam vagina. Serviks dapat berdilatasi,

dengan secret bau busuk yang diikeluarkan dari ostium ekster-

num. Pada pemeriksaan bimanual biasanya uterus membesar dan

nyeri tekan. Gerakan serviks bisa sangat nyeri. Sering ostium in-

ternum berdilatasi dan dapat dilalui satu jari. Nyeri tekan liga-

mentum latum merupakan bukti parametritis dan selulitis pelvis.

Massa adneksa dapat berupa abses atau hematoma.(Taber,

1994:75).

Ekstremitas : kemerahan, hangat (fase awal) / pucat, dingin, lembab (fase lan-

jut)

Kulit : Merah, hangat (Fase awal), dingin, pucat, lembab (Fase lanjut)

Eliminasi : Urin sedikit. Gangguan perfusi ginjal sehingga menimbulkan

oligouria, dapat terjadi nekrosis tubulus sehingga mengalami

anuria

(Prawirohardjo,2009:407; Taber, 1994:408; Medforth, 2012:395;

Manuaba, 2007:887;888)

C. Diagnosa/Masalah Potensial

Dx : Ny” “ P_ _ _ Ab1 _ _ dengan syok septik

Page 14: Konsep Syok Sepsis SIAP

Potensial terjadi :

Koagulasi intravascular diseminata (DIC)Suatu salah susun rumit pada mekanisme hemostasis di mana koagulasi diper-cepat dan aktivitasi system fibrinolitik timbul serenta, dengan derajat throm-bosis dan perdarahan bervariasi. (Taber, 1994,143)

Kegagalan pernapasan (Syok paru)Hipoksia: Diffuse infiltration leukosit, cairan; kerusakan kapiler paru; terjadi ARDS (Manuaba, 2007 : 888)

Gagal ginjalHipoperfusi ginjal yang menyebabkan oliguria, Dapat terjadi nekrosis tubulus sehingga mengalami anuria. (Manuaba, 2007 : 888)

(Taber, 1994: 409)

D. Implementasi

1. Memberikan suplai O2 dengan jalan napas yang adekuat. Jika perlu, pipa endotrakeal dapat dipasang sehingga jalan napas tidak terhalangi. (Manuaba, 2007:889, Prawirohardjo, 2009:408)

Rasional : Untuk mengembalikan fungsi oksigenisasi jaringan. (Prawirohardjo, 2009:408). Membantu mengurangi resiko terjadinya gangguan fungsi paru dengan memenuhi kebutuhan O2 sehingga metabolism jaringan dapat tetap berlangsung. (Manuaba, 2007:889)

2. Memberikan cairan pengganti. (Manuaba, 2007:889, Prawirohardjo, 2009:408)

Rasional : Untuk mengembalikan fungsi sirkulasi jaringan. (Prawirohardjo, 2009:408) Larutan intravena biasanya Ringer laktat atau larutan garam, penting untuk menambah volume plasma (Taber, 1994:408)

Eradikasi Infeksi3. Memberikan terapi antibiotika sprektum luas (Ampisilin ( ampisilin 500-1000 mg/6jam

secara IV ) (Pamilih, 2005, Prawirohardjo, 2009:408)

Rasional : Terapi antibiotika harus segera dimulai secara I.V. sampai hasil kultur didapat. Terapi harus meliputi spectrum kuman yang luas (Prawirohardjo, 2009:408)

4. Melakukan rujukan ke tempat pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas tes uji sensitivitas bakteri dan pemeriksan penunjang lainnya. (Manuaba, 2007:889, Prawirohardjo, 2009:408) seperti pemeriksaan:

Bakteriologi Gas darah areteri

Page 15: Konsep Syok Sepsis SIAP

Pematauan keluaran urin Penentuan tekanan vena sentralis dan tekanan desakan pulmonal Elektrokardiogram Foto rongten toraks atau abdomen (Taber, 1994:410)

dan Berkolaborasi dengan tenaga medis kompeten dalam pemberian terapi lain yang diperlukan (vasomotor, ancaman koagulasi, dan mempertahankan perfusi jaringan) (Manuaba, 2007:889)

5. Memberikan transfusi darah dengan sel darah padat jika diperlukan (packed red cell) atau whole blood (Taber, 1994:408)

Rasional : Untuk mengembalikan fungsi sirkulasi jaringan. (Prawirohardjo, 2009:408). Transfusi dengan sel darah padat (packed red cell) atau whole blood dapat diindikasikan bila hematocrit kurang dari 30 (Taber, 1994:410)

6. Berkolaborasi dengan tenaga medis kompeten dalam pemberian terapi antibiotika- Pemeriksaan kultur dan tes sensifitas (Prawirohardjo, 2009:408)- Pemberian antibiotik yang adekuat dengan kuantittas dan kualitas yang sesuai dengan

hasil uji sensitivitas bakteri. (Manuaba, 2007:889)

Regimen Antibiotika Kerja Dosis Ampisilin atau sefalosporin

Gr (+) aerobic dan Gr (-) kokus

500-1000 mg/ 6 jam

Gentamisisn Gr (-) basil 80 mg/ 8 jamMentronidazol Anaerob 500 mg/ 8 jam Klindamisin Gr (+) dan Gr (-)

aerobic600 mg / 6 jam

Gentamisin Gr (-) aerobic 80 mg / 8 jam

(Prawirohardjo, 2009:408)

Rasional : Sediaan darah, urin, dan rongga abses dikirim ke laboratorium bakteriologi untuk pewarnaan gram, biakan, dan pemeriksaan sensitivitas. (Taber, 1994:410)

7. Berkolaborasi dengan tenaga medis kompeten dalam pemberian terapi operatif. Indikasi bila ada jaringan tertinggal seperti aboruts septik, segera jaringan dikeluarkan setelah antibiotika diberikan dan resusitasi telah dimulai dengan : (Prawirohardjo, 2009:408)

Page 16: Konsep Syok Sepsis SIAP

- Kuretase, uterus dievakuasi secepat kadar antibiotic darah yang adekuat tercapai. (Taber, 1994: 77)

- Histerektomi pada infeksi yang luas dengan gangrene (Klostridium welchii) atau trauma pada uterus. (Prawirohardjo, 2009:408)

Rasional : abortus septik yang tidak segera ditangani akan menyebabkan komplikasi-komplikasi seperti: Peritonitis (lokalista atau generalista), bakteriemia, septicemia, abses pelvis, hemolysis intravascular, tromboflebitis pelvis, koagulasi intravascular diseminata (DIC) dan gagal ginjal. (Taber, 1994: 75)

8. Koreksi cairan dan elektrolit klien.

Rasional : Larutan intravena biasanya Ringer laktat atau larutan garam, penting untuk menambah volume plasma. Pengukuran tekanan ven sentralis atau tekanan arteri desakan pulmonalis ditambah dengan keluaran urin merupakan suatu petunjuk untuk penggantian cairan. Pematauan keluaran urin dan urinalisis membantu menetukan luasnya perfusi ginjal.

(Taber, 1994:408; 410)

DAFTAR PUSTAKA

Page 17: Konsep Syok Sepsis SIAP

Taber benzoin.1994. kedaruratan obstetric dan ginekologi. Jakarta: EGC

Prawiroharjo, sarwono. 2009. Ilmu kebidanan Jakarta:bina pustaka sarwono prawiraharjo

Pamilih. 2006. Buku saku manajemen komplikasi kehamilan dan persalinan. Jakarta: EGC

Manuaba. 2007. Pengantar kuliah obstetric. Jakarta:EGC

Mochtar,rustam. 1998. Synopsis obstetric . Jakarta :EGC