konsep simple spint.doc

23
PEMBELATAN (SPLINTING) Pengobatan awal adalah pembelatan. Fungsinya: mengontrol nyeri dan pembengkakan, mengurangi deformitas/dislokasi, dan imobilisasi fraktur, keseleo atau cedera. Tujuan pembelatan dan imobilisasi adalah: membebaskan nyeri, meningkatkan penyembuhan, stabilisasi fraktur, mencegah cedera lebih lanjut. (1) Pembebatan dan imobilisasi fraktur merupakan andalan pada emergensi ortopedi. Kebanyakan fraktur dapat diimobilisasi dengan belat sederhana. Tujuan imobilisasi fraktur adalah melindungi kerusakan tulang, dengan menjaganya pada posisi anatomi; hal ini akan memfasilitasi penyembuhan tanpa defek anatomi. (1) Imobilisasi memfasilitasi proses penyembuhan dengan mengurangi nyeri dan melindungi ekstremitas dari cedera berikutnya. Belat mempertahankan garis arah tulang. Belat juga mengurangi gerakan; dengan membatasi mobilitas dini, edema dapat dikurangi. (1) Keuntungan belat dibanding gips: mudah diaplikasikan, imobilisasi jangka pendek, memungkinkan pembengkakan berlanjut untuk mencegah komplikasi pada pemindahan pasien. (1) Indikasi pembelatan : fraktur, laserasi dalam/aberasi luas, laserasi tendon, penyakit inflamasi (gout, tenosinovitis), infeksi ruang dalam (tangan, kaki, sendi), trauma multipel. Kebanyakan cedera ekstremitas atas dapat ditangani dengan menggunakan belat posterior long arm. Cedera pada jari ditangani dengan belat jari busa atau belat plastik kaku. Cedera bahu dapat ditangani dengan sebuah selempang/balutan gendong, atau imobiliser bahu. Cedera ekstremitas bawah dapat ditangani dengan imobiliser lutut atau belat cetak posterior. (1) Prinsip pembelatan (1) Pertama, nilai ABC dan situasi yang membahayakan jiwa Identifikasi dan nilai struktur neurovaskular yang memiliki resiko

Upload: ikadekyogautamaputra

Post on 24-Nov-2015

55 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Konsep Simple Spint

TRANSCRIPT

PEMBELATAN (SPLINTING) Pengobatan awal adalah pembelatan. Fungsinya: mengontrol nyeri dan pembengkakan, mengurangi deformitas/dislokasi, dan imobilisasi fraktur, keseleo atau cedera. Tujuan pembelatan dan imobilisasi adalah: membebaskan nyeri, meningkatkan penyembuhan, stabilisasi fraktur, mencegah cedera lebih lanjut. (1) Pembebatan dan imobilisasi fraktur merupakan andalan pada emergensi ortopedi. Kebanyakan fraktur dapat diimobilisasi dengan belat sederhana. Tujuan imobilisasi fraktur adalah melindungi kerusakan tulang, dengan menjaganya pada posisi anatomi; hal ini akan memfasilitasi penyembuhan tanpa defek anatomi. (1) Imobilisasi memfasilitasi proses penyembuhan dengan mengurangi nyeri dan melindungi ekstremitas dari cedera berikutnya. Belat mempertahankan garis arah tulang. Belat juga mengurangi gerakan; dengan membatasi mobilitas dini, edema dapat dikurangi. (1) Keuntungan belat dibanding gips: mudah diaplikasikan, imobilisasi jangka pendek, memungkinkan pembengkakan berlanjut untuk mencegah komplikasi pada pemindahan pasien. (1) Indikasi pembelatan : fraktur, laserasi dalam/aberasi luas, laserasi tendon, penyakit inflamasi (gout, tenosinovitis), infeksi ruang dalam (tangan, kaki, sendi), trauma multipel. Kebanyakan cedera ekstremitas atas dapat ditangani dengan menggunakan belat posterior long arm. Cedera pada jari ditangani dengan belat jari busa atau belat plastik kaku. Cedera bahu dapat ditangani dengan sebuah selempang/balutan gendong, atau imobiliser bahu. Cedera ekstremitas bawah dapat ditangani dengan imobiliser lutut atau belat cetak posterior. (1)Prinsip pembelatan (1) Pertama, nilai ABC dan situasi yang membahayakan jiwa

Identifikasi dan nilai struktur neurovaskular yang memiliki resiko

Konsultasi ortopedi awal untuk fraktur terbuka atau dislokasi fraktur

Pilih teknik imobilisasi yang tepat

Buktikan dan balut luka terbuka

Lepaskan semua pakaian dan perangkat sempit dari ekstremitas (berlian, cincin)

Luruskan fraktur angulasi berat

Lindungi bagian menonjol dari tulang

Nilai status neurovaskular dengan segera sebelum dan sesudah pembelatan

Jika dibutuhkan perawatan luka perodik, perhatikan belat yang mudah dilepaskan

Wahyuni, Ningrum. 2010. Emergensi Ortopedi. http://ningrumwahyuni.wordpress.com/2010/01/15/emergensi-ortopedi/ diakses tanggal 14 Januari 2013.BEBAT Definisi

Pembalutan/bebat adalah penutupan suatu bagian tubuh yang cedera dengan bahan tertentu dan dengan tujuan tertentu. Pembebatan mempunyai peran penting dalam membantu mengurangi bengkak, kontaminasi oleh mikroorganisme dan membantu mengurangi ketegangan jaringan luka. Tujuan

Tujuan pembalutan meliputi satu atau lebih hal-hal berikut:

1. Menahan sesuatu seperti:

menahan penutup luka

menahan pita traksi kulit

menahan bidai

menahan bagian tubuh yang cedera dari gerakan dan geseran (sebagai "splint")

menahan rambut kepala di tempat

2. Memberikan tekanan, seperti terhadap :

kecenderungan timbulnya perdarahan atau hematom

adanya ruang mati (dead space)

3. Melindungi bagian tubuh yang cedera.

4. Memberikan "support" terhadap bagian tubuh yang cedera. Manfaat bebat :1. Menopang suatu luka, misal tulang yang patah.

2. Mengimobilisasi luka, misal bahu yang keseleo.

3. Memberikan tekanan, misal pada ekstremitas inferior dapat meningkatkan laju darah vena.

4. Menutup luka, misal pada operasi abdomen yang luas.

5. Menopang bidai (dibungkuskan pada bidai)6. Memberi kehangatan, misalbandage flanelpada sendi rematik.

Prinsip-prinsip pembalutan

Balutan harus rapat rapi jangan terialu erat karena dapat mengganggu sirkulasi.

Jangan terialu kendor sehingga mudah bergeser atau lepas.

Ujung-ujung jari dibiarkan terbuka untuk merigetahui adanya gangguan sirkulasi.

Bila ada keluhan balutan terialu erat hendaknya sedikit dilonggarkan tapi tetap rapat, kemudian evaluasi keadaan sirkulasi.

Rumus Menghitung Tekanan Tiap Lapis Bebat (subbandage pressure)Kekuatan pada pembebatan (Kgf) x n x 4620Diameter daerah bebat (cm) x lebar bebat (cm)

n = jumlah lapisan bebat

Catatan :

Biasanya digunakan cara yang lebih mudah yaitu memasukkan pulpen pada bebat yang telah terpasang. Jika dapat masuk dengan mudah, berarti bebat tersebut telah sesuai tekanannya.

Pemilihan lebar bebat dan penentuan jumlah lapisan bebat yang tepat sangat mempengaruhi besarnya daya tekan bebat terhadap luka. Syarat-syarat pembalutan

Mengetahui tujuan yang akan dikerjakan mengetahui seberapa batas fungsi bagian tubuh tersebut dikehendaki dengan balutan.

Tersedia bahan-bahan memadai sesuai dengan tujuan pembalutan, bentuk besamya bagian tubuh yang akan dibalut. Tipe-tipe pembebat :1. Strectable roller bandage Terbuat dari kain, kasa, flanel, atau bahan elastik. Kebanyakan terbuat dari kasa karena mudah menyerap air dan darah, serta tidak mudah longgar.

Jenis-jenisnya :

1. Lebar 2,5 cm : digunakan untuk jari tangan, kaki

2. Lebar 5 cm : digunakan untuk leher dan pergelangan tangan

3. Lebar 7,5 cm : digunakan untuk kepala, lengan atas, fibula, kaki

4. Lebar 10 cm : digunakan untuk daerah femur dan pinggul

5. Lebar 10-15 cm : digunakan untuk dada, abdomen, punggung.

6. Triangle cloth Berbentuk segitiga dan terbuat dari kain masing-masing panjangnya 50-100 cm.

Digunakan untuk bagian tubuh yang berbentuk lingkaran, atau untuk menyokong bagian tubuh yang luka.

Biasa dipakai pada luka kepala, bahu, dada, tangan, kaki, lengan atas.2. Putaran Dasar Dalam Pembebatana.Putaran spiral Digunakan untuk membebat bagian tubuh yang mempunyai lingkaran sama, misal : lengan atas, kaki

Putaran dibuat dengan sudut kecil 300dan setiap putaran menutup 2/3 lebar bandage dari putaran sebelumnya

b.Putaran sirkuler Biasanya digunakan untuk mengakhiri pembebatan, juga untuk menutup bagian tubuh yang berbentuk silinder/tabung misalnya pada bagian proksimal jari kelima. Biasanya tidak digunakan untuk menutup daerah luka karena menimbulkan ketidaknyamanan

Bebat ditutupkan pada bagian tubuh sehingga setiap putaran akan menutup dengan tepat bagian putaran sebelumnya.

c.Putaran spiral terbalik Digunakan untuk membebat bagian tubuh dengan bentuk silinder yang berdiameter tidak sama, misalnya pada tungkai bawah kaki yang berotot.

Bebat diarahkan ke atas dengan sudut 300, kemudian letakkan ibu jari dari tangan yang bebas di sudut bagian atas dari bebat. Bebat diputarkan membalik sepanjang 14 cm (6 inch), dan tangan yang membebat diposisikan pronasi sehingga bebat menekuk di atas bebat tersebut dan lanjutkan putaran seperti sebelumnya.d.Putaran berulang Digunakan untuk menutup bagian bawah dari tubuh misalnya tangan, jari, atau pada bagian tubuh yang diamputasi

Bebat diputarkan secara sirkuler di bagian proksimal. Kemudian ditekuk membalik dan dibawa ke arah sentral menutup semua bagian distal. Kemudian bagian inferior, dengan dipegang tangan yang lain dibawa kembali ke arah kiri dari bagian sentral bebat. Pola ini dilanjutkan bergantian ke arah kanan dan kiri, saling tumpang tindih, tetapi pada putaran awal dengan 2/3 lebar bebat. Bebat kemudian diakhiri dengan dua putaran sirkuler yang bersatu di sudut lekukan dari bebat.

e.Putaran angka delapan Biasanya digunakan untuk membebat siku, lutut, tumit.Bebat diakhiri dengan dua putaran sirkuler menutupi bagian sentral sendi. Kemudian bebat dibawa menuju ke atas persendian, membuat putaran seperti angka delapan. Setiap putaran dilakukan ke atas dan ke bawah dari persendian dengan menutup putaran sebelumnya dengan 2/3 lebar bebat. Lalu diakhiri dengan dua putaran sirkuler di atas persendian. Macam-macam bahan pembalutan

1. Pembalut segitiga (mitella)

Terbuat dan kain tipis, lemas, kuat, biasanya berwama putih. Bentuk segitiga sama kaki-tegak lurus dengan panjang kaki-kakinya 90 cm - 100 cm. (40 inch).

Cara memakainya bisa dilebarkan atau dilipat-lipat sehingga berbentuk dasi (Cravat) atau seperti kain pramuka.

Terdapat 3 macam pembalut segitiga :

a. Segitiga biasa,

b. Segitiga plantenga,

c. Segitiga funda,

Penggunaannya bisa untuk pembalut biasa, tourniquet, penahan bidai atau penyangga (sling).

2. Pembalut pita

Pembalut bentuk pita ada bermacam-macam:

Pembalut kasa gulung

Biasanya untuk pembalut luka sederhana atau pembalut gips.

Pembalut kasa dipakai bila diperlukan pembalut yang kaku dan kuat misalnya untuk penutup kepala, bidai, pembalut gips (saat ini jarang dipakai)

Disamping itu bisa juga dibuat dari kain katun atau kain flanel, dan seringkali dipakai untuk tujuan PPGD.

Pembalut elastik

Tersedia di toko dengan ukuran 4 dan 6 inch.

Bisa dipakai untuk berbagai tujuan: penahan, penekanan, pelindung dan penyangga, sehingga pemakaiannya sangat luas.

Pembalut tricot

Terdiri dari Rain seperti kain kasa sehingga agak elastik bagian tengahnya diisi kapas sehingga berbentuk bulat panjang. Tersedia di toko dengan berbagai ukuran: 2, 4 , 6 dan 10 inch. Pemakaiannya sebagai bebat, tekan, penahan, penyangga dan pelindung.

Lain - lain

"Stocking" elastik, terbuat dari bahan elastik dengan tekanan tertentu.Yang lain misalnya baju elastik.

"Butterfly", terbuat dan plester kecil untuk merapatkan luka-luka kecil tanpa dijahit.

3. Plester

Terdiri dari pita berperekat, dipergunakan untuk :

a. melekatkan kassa penutup luka

b. untuk fiksasi

c. untuk adaptasi, mendekatkan tepi-tepi luka lama yang sudah bersih.

Saat ini telah tersedia lembaran/anyaman berperekat yang tahan air (Hipafix). Untuk melekatkan penutup luka secara berkeliling dengan sedikit penekanan dan agak kedap air.

Teknik Pembalutan

Pembalut Segitiga

1. Untuk kepala

"Capitalum parvum triangulare" (triangle of head or scalp)

Untuk pembungkus kepala/penahan rambut

Fascia Nadosa

Untuk fiksasi cedera tulang/sendi pada wajah

Untuk pembalut mata/telinga/perdarahan temporal

2. Untuk pembalut sendi bahu, sendi panggul

3. Untuk pembalut punggung/dada, penyangga buah dada

4. Untuk pembalut sendi siku/lutut/tumit/pergelangan tangan

5. Untuk pembalut tangan/kaki

6. Untuk penyangga lengan/bahu (sling)

7. Penggunaan segitiga Funda (Funda Maxillae, F. Nasi, F. Frontis, F. Vertics, F. Occipitis, F. Calcanei)

8. Penggunaan segitiga Plantenga (Penyangga/penekan buah dada, pembalut perut/bokong) Pembalut Pita

Pembalut gulung dapat dibuat dari kain katun, kain kasa, flanel, ataupun bahan yang elastik. Tetapi yang banyak dijual di apotik-apotik ialah yang terbuat dari kain kasa. Keuntungan kain kasa ini ialah: mudah menyerap air atau darah dan tidak gampang bergeser sehingga mengendor.

1. Untuk kepala dan wajah

Fascia Galenica, Mitra Hippocratis (F. Capitalis)

Fascia Nadosa, Fascia Sagittalis

Monoculus/Binoculus, balut telinga cara komer

2. Untuk anggota badan berbentuk bulat panjang

Balutan biasa berulang (dolabra cuttens): Untuk leher, telinga,tungkai

Balut pucuk rebung (dolabra reversa): Untuk lengan, tungkai

3. Untuk anggota badan berbentuk lonjong

Dolabra reversa

Balut belit ular (dolabra repens)

4. Untuk persendian

Balut silang (Spica, figure of eight)

Balut penyu (Testudo : inversa/reversa)

5. Beberapa metode lain-lain

Stella Pectoris, Stella Dorsi

Untuk menutup dan menekan luka di dada dan punggung

Stella Dorsi dapat dipakai untuk fraktur ciavicula (cara lain dengan Ransel Verband)

Suspensorium Mamae (simple/duplex) dari van Eden

Untuk menyangga buah dada yang sakit/sehabis operasi

Bisa untuk balut penekan dengan sedikit modifikasi

Balutan penarik/traksi kulit

Sesudah pleister diletakkan pada sisi tungkai, luarnya dibalut dengan balutan elastik dolabra currens pada betis dan paha, sedangkan pada lutut memakai testudo reversa.

Pembalutan di kepala

Pembalutan di bahu (pundak)

Mitella untuk dada

Mitella untuk siku

Mitella untuk telapak tangan

Mitella untuk pinggul

Mitella untuk kaki dan telapak kaki

Mitella untuk menggantungkan lengan yang cedera

Pembalut dasi untuk dahi dan kepala

Pembalut dasi untuk rahang, pipi, dan pelipis

Pembalut dasi untuk ketiak

Pembalut dasi untuk lengan, paha, dan betis

Pembalut dasi untuk lutut

Pembalut dasi untuk kaki terkilir. Perhatikan bahwa tengah-tengah dasi ada di bawah telapak kaki

Cara membalut dan membidai beberapa patah tulang

Pembalut gulung untuk kepala

Pembalut gulung untuk rahang dan pipi

Pembalut gulung untuk lengan, juga untuk betis

Pembalut gulung untuk siku

Pembalut gulung untuk jari, telapak tangan dan pergelangan tangan

Pembalut gulung untuk lutut

Pembalut gulung untuk pergelangan kaki

Pembalut gulung untuk tumit

BIDAIBidai adalah alat yang dipakai untuk mempertahankan kedudukan atau letak tulang yang patah.Alat penunjang berupa sepotong tongkat, bilah papan, tidak mudah bengkok ataupun patah, bila dipergunakan akan berfungsi untuk mempertahankan, dan menjamin tidak mudah bergerak sehingga kondisi patah tulang tidak makin parah. Tanda-tanda patah tulang atau fraktura.Bagian yang patah mengalami pembengkakan (edema)

b.Daerah yang patah terasa nyeri (dolor)

c.Terjadi perubahan bentuk pada bagian yang patahd.Anggota badan yang patah mengalami gangguan fungsi (functiolaesa) Macam-macam bidai (splint)a. Splint improvisasi

Tongkat : kayu, koran, majalah

Fiksasi lengan dengan badan, ekstremitas bawah

b. Splint konvensional

Universal splint atas bawah

Persiapan pembidaiana.Periksa bagian tubuh dengan teliti. Periksa juga status vaskuler, neurologis, serta jangkauan gerakan

b.Pilihlah bidai yang tepat

Alat-alat pokok pembidaian

1. Bidai atau spalk terbuat dari kayu atau bahan lain yang kuat tetapi ringan

2. Pembalut segitiga

3. Kasa steril

Prinsip pembidaian1. Prinsip pembidaian melalui 2 sendi. Sebelah proksimal dan distal dari fraktur

2. Pakaian yang menutup bagian yang cedera dilepas, periksa adanya luka terbuka atau tanda-tanda patah dan dislokasi.3. Periksa dan catat ada tidaknya gangguan vaskuler dan neurologis pada bagian distal yang mengalami cedera sebelum dan sesudah pembidaian.

4. Tutup luka dengan kasa steril.5. Pembidaian dilakukan pada bagian proksimal dan distal daerah trauma (dicurigai patah atau dislokasi).6. Jangan memindahkan penderita sebelum dilakukan pembidaian kecuali ada di tempat berbahaya.

7. Beri bantalan yang lembut pada pemakaian bidai yang kaku.8. Periksa hasil pembidaian supaya tidak terlalu longgar atau ketat.9. Perhatikan respon fisik dari pasien. Syarat-syarat bidai

Ukuran meliputi lebar dan panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan

Panjang bidai diusahakan melampaui dua sendi yang membatasi bagian yang mengalami patah tulang. Usahakan bidai dengan lapisan empuk agar tidak membuat sakit

Bidai harus dapat mempertahankan kedudukan dua sendi tulang yang patah

Bidai tidak boleh terlalu kencang atau ketat

Perhatian

Pada saat pemasangan bidai ingat nyeri dapat lebih menghambat, dapat menyebabkan shock. Pada saat pemasangan bidai yang kurang hati-hati dapat mengakibatkan patah tulang makin parah.

Kain segitiga untuk menyangga anggota badan atas

Cara memasang bidai bagian atas

Bidai untuk lengan bawah

3 buah kain segitiga untuk fiksasi patah tulang iga

Bidai/fiksasi untuk cerai sendi bahu

Bidai untuk jari tangan yang patah

Bidai untuk patah tulang sendi lutut

Bidai untuk patah tulang paha

Pembidaian pada paha yang patah

http://artikel.lkmisolo.org/bebat-bidai/Contoh Penggunaan Bidai

Fraktur1.Fraktur HumerusPertolongan :

1. Letakkan lengan bawah di dada dengan telapak tangan menghadap ke dalam

2. Pasang bidai dari siku sampai ke atas bahu

3. Ikat pada daerah di atas dan di bawah tulang yang patah

4. Lengan bawah digendong

5. Jika siku juga patah dan tangan tak dapat dilipat, pasang spalk ke lengan bawah dan biarkan tangan tergantung tidak usah digendong.

6. Rujuk RS

2.Fraktur AntebrachiiPertolongan :

1. Letakkan tangan pada dada

2. Pasang bidai dari siku sampai punggung tangan

3. Ikat pada daerah atas dan di bawah tulang yang patah

4. Lengan digendong

5. Rujuk ke RS

3.Fraktur ClaviculaTanda-tanda patah tulang selangka :

1. Korban tidak dapat mengangkat tangan sampai atas bahu

2. Daerah yang patah nyeri tekan

Pertolongan :

1. Dipasang ransel perban

2. Bagian yang patah diberi alas terlebih dahulu

3. Pembalut dipasang dari pundak kiri disilangkan melalui punggung ke axilla kanan

4. Dari axilla kanan ke depan atas pundak kanan, dari pundak kanan disilangkan ke axilla kiri, lalu ke pundak kanan dan akhirnya diikat.

5. Rujuk ke RS

4.Fraktur FemurPertolongan :

1. Pasang bidai dari :

Axilla sampai sedikit melewati mata kaki

Lipat paha sampai sedikit melewati mata kaki

2.Beri bantalan kapas atau kain antara bidai dengan tungkai yang patah

3.Bila perlu ikat kedua kaki di atas lutut dengan pembalut untuk mengurangi pergerakan

4.Rujuk ke RS

5.Fraktur CrurisPertolongan :

1. Pasang dua bidai sebelah dalam dan sebelah luar tungkai kaki yang patah

2. Diantara bidai dan tungkai beri kapas atau kain sebagai alas

3. Bidai dipasang antara mata kaki sampai beberapa cm di atas lutut.

4. Rujuk ke RS

Membuat pembalut dasi (cravat) dari mitella

Bantal untuk membidai tulang pinggul yang patah

Apabila patah di bagian atas paha (nyeri tekan di abgian atas), bidai di sisi laur harus sampai pinggang

Apabila patah di bagian bawah (nyeri tekan di paha bagian bawah), bidai cukup sampai pinggul. Perhatikan pula bahan yang dipakai untuk pembidaian

Bidai dan bantalan untuk tempurung lutut yang patah