konsep pendidikan multikultural dalam pendidikan · pdf fileb. prinsip-prinsip pendidkan...

122
KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh: I S M A I L F U A D NIM : 104011000181 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009 M/1429 H

Upload: vukhanh

Post on 28-Feb-2018

239 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN ISLAM

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

I S M A I L F U A D NIM : 104011000181

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009 M/1429 H

Page 2: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN ISLAM

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

I S M A I L F U A D NIM : 104011000181

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009 M/1429 H

Page 3: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ISMAIL FUAD

Nim : 104011000181

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu ( S1 ) di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Maret 2009

(ISMAIL FUAD)

Page 4: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “Pendidikan Multikultural dalam Pendidikan Islam”, telah diujikan pada sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 29 Juni 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata Satu (S1) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 30 Juni 2009

Panitia Sidang Munaqasyah,

Ketua Jurusan Dr. H. Abdul Fatah Wibisono, MA. NIP. 150 236 009 Sekretaris Jurusan Drs. Sapiuddin Shiddiq, MA. NIP. 150 299 477 Penguji I Drs. Sapiuddin Shiddiq, MA. NIP. 150 299 477 Penguji II Siti Khadijah, MA. NIP. 19702707 199703 1 003

Mengetahui,

Dekan Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 5: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

A b s t r a k s i :

Bangsa Indonesia melebihi bangsa-bangsa lain, dianugerahi sebuah kemajemukan. Tidak saja lantaran kondisi sosio-geografis dan kesukuan semata, tetapi keragaman ini telah dimulai sejak cikal bakal sejarah kelahirannya. Sayangnya potensi kemajemukan, pluralitas dan sebutan sejenisnya, kerap menjadi pemicu pertentangan dan pertikaian-pertikaian yang akhir-akhir ini sering mengguncang. Parahnya umat muslim dijadikan kambing hitam oleh beberapa orang, hingga tak pelak stereotip dan stigma buruk mulai disematkan pada umat yang kebetulan menjadi penghuni mayoritas bangsa ini.

Berangkat dari sinopsis tersebut penelitian ini dilakukan dengan salah satu alasan menjawab kalau tidak disebut membantah stigma dan tuduhan buruk teradap Islam sebagaimana yang mereka sangkakan adalah salah besar. Ajaran Islam telah diwariskan (dibudayakan) secara turun temurun melalui instrumen pendidikan yang mengakomodasi terhadap pluralitas dan multikulturalisme.

Pendidikan multikultural yang ditawarkan sebagai solusi dan mengurangi efek negatif dari fenomena keberagaman kultur. Konsep pendidikan multikultural dalam kerangka pendidikan Islam, nyatanya sangat wellcome dan padu. Artinya, pendidikan Islam tidak bertentangan, bahkan senafas dengan pendidikan multikultural. Relevansi dan implementasi keduanya bisa terwujud dengan proses usaha dan upaya yang panjang dan berkesinambungan.

Untuk membuktikan asumsi tersebut, dalam peneltian ini penulis mencari titik temu dalam prinsip-prinsip dasar dan tujuan pendidikan multikultural yang dikonsultasikan dengan pendidikan Islam. Dengan teknik deskripsi analitis, akhirnya penulis mendapatkan kesimpulan bahwa keduanya (pendidikan multikultural dan pendidikan Islam) dalam prinsip dan tujuannya sangat relevan dan saling akomdatif .

Tegasnya, tidak dibetulkan bahwa ajaran Islam yang dimanifestasikan dalam pendidikan Islam mengajarkan kekerasan atas nama perbedaan, bahkan Islam telah menggariskan sikap etis terhadap pluralisme dan multikulturalisme sebagaimana diajarkan oleh al-Qur’an dan Hadits. Bahkan, Islam tidak sekadar mengapresiasi issue-issue HAM, demokrasi, keadilan, kesetaraan dan dustrur multikulturalisme lainnya, tetapi Islam telah mempraktikannya dengan sangat indah pada jaman Nabi.

Dengan demikian, pendidikan Islam yang berparadigma multikultural atau pendidikan multikultural dalam pendidikan Islam sudah ada secara eksplisit dalam ajaran Islam. Hanya saja, perlu dihadirkan kembali agar pelaku pendidikan Islam menyadari akan hal itu. Dengan kesadaran pluralisme dalam pendidikan Islam bisa dipraktikkan oleh seluruh pelaku pendidikan Islam dengan harapan akan tercipta kehidupan masyarakat madani, lepas dari konflik SARA sebagaimana visi kelahiran Islam sebagai rahmatan lil ’alamien. Semoga

Page 6: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

KATA PENGANTAR

Adalah berkat pertolongan, limpahan nikmat dan curahan kasih

sayangNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang ”Konsep Pendidikan

Multikultural dan Pendidikan Islam” ini, maka sepatutnya puja-puji penulis

panjatkan kehadirat Allah SWT.

Shalawat dan salam, semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW

yang telah mengorbakan jiwa. Raga, harta maupun tenaga untuk membawa risalah

kebenaran, menabur pesan perdamaian kepada seluruh umat manusia. Isyfa Lana..

Setelah bergelut dengan berbagai aktivitas yang nyaris ”melalaikan”

penyusunan skripsi ini, ijinkan penulis menyampaikan rasa terima kasih sekaligus

permohonan maaf setulusnya kepada semua pihak. Segala upaya, usaha dan

untaian doa tercurah ruah dalam penyusunan skripsi ini dengan suatu asa semoga

dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Pun juga, terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari partisipasi beberapa

pihak yang telah membantu, motivasi serta arahan dari berbagai pihak, sehingga

patut kiranya penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) FITK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku dosen pembimbing skripsi

yang selalu sabar dan teliti dalam mengoreksi dan membimbing penulis

dalam pembuatan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Sururin, MA selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan pengarahan dan masukan kepada penulis.

5. Pimpinan dan seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan FITK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah pada umumnya dan

jurusa PAI pada khususnya yang telah memberikan konstribusi pemikiran

melalui pengajaran dan diskusi di kelas perkuliahan.

Page 7: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

7. Terkhusus buat kedua orang tuaku tercinta (H. Misbah el-Munir dan Hj.

Ratih Zoolva) yang telah merawat. Membesarkan, mendidik dan

mencurahkan kasih sayang kepada penulis. Saudara-saudaraku my

inspiration kang Uus, Ba’onk, Linda, Iim dan Bontot Anik.

8. All Crew CV. Wangsamerta dan CV. Wicaksana. Mahadewi sarayat my

spirite, aisheteru!!!.

9. Teman diskusi di PAI 2003A konde, fuad, dkk. PAI 2004 E Indra, Ate,

dkk.

10. Seluruh anggota, simpatisan dan alumni Keluarga Pelajar Mahasiswa

Daerah Brebes (KPMDB), khususnya Wil. Jakarta Raya, ayo bangun

Brebes!!

11. Tabloid Suaka yang banyak mengasahku, kawan-kawan aktivis dan

pergerakan Brebes, Insan Pers Indonesia, and all elementary civill society.

Teruskan Perjuangan..!!!

Penulis berharap dan berdoa semoga seluruh pengorbanan semua pihak

yang telah membantu penulis semoga mendapatkan balasan yang setimpal dari-

Nya. Terimakasih

Jakarta, Mei 2009

Penulis,

I S M A I L F U A D

Page 8: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. i DAFTAR ISI ........................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN .................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................... 6

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................. 6

D. Metode Penelitian .............................................................. 7

E. Kegunaan dan Tujuan Penelitian ........................................ 7

BAB II : KONSEPSI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL ; SEBUAH KAJIAN TEORITIS ............................................ 8

A. Definisi Pendidikan Multikultural ....................................... 8

B. Sejarah Lahirnya Pendidikan Multikultural ........................ 12

C. Prinsip Prinsip Pendidikan Multikultural ............................ 22

1. Prinsip Pengakuan Terhadap Hak Azazi Manusia (HAM) 29

2. Prinsip Persamaan Derajat ............................................. 30

3. Prinsip Pelestari Kebudayaan ........................................ 31

4. Prinsip Pluralisme ......................................................... 31

D. Tujuan Pendidkan Multikultural;

Mewujudkan Manusia Cerdas ............................................. 33

E. Implikasi Multikulturalisme Terhadap Pendidikan Islam ..... 36

BAB lll : KONSEPSI PENDIDIKAN ISLAM ; SEBUAH KAJIAN TEORITIS ............................................. 43

A. Pengertian Pendidikan ........................................................ 43

1. Definisi Pendidikan ...................................................... 43

2. Definisi Pendidikan Islam ............................................ 44

Page 9: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

B. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ........................................ 49

1. Prinsip Implikasi dari Ciri-ciri Manusia menurut Islam . 52

2. Prinsip Pendidikan Integral dan Terpadu ....................... 55

3. Prinsip Pendidkan yang Seimbang ................................. 56

4. Prinsip Menghargai Perbedaan ...................................... 56

C. Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Islam ................................. 58

1. Fungsi Pendidkan .......................................................... 58

2. Tujuan Pendidikan Islam ............................................... 60

a) Tujuan Akhir ........................................................... 64

b) Tujuan Umum ......................................................... 65

c) Tujuan Khusus ........................................................ 67

BAB IV: RELEVANSI KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENIDIKAN ISLAM ............................................. 70

A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

dalam Pendidikan Islam ..................................................... 71

B. Tujuan Pendidikan Multikultural dalam Pendidikan Islam :

Antara Manusia Cerdas dan Manusia Sempurna (Insan

- Kamil) ............................................................................. 76

C. Implementasi Pendidikan Multikulural dalam Pendidikan Islam;

Upaya Mencari Format Pendidikan Ideal ........................... 79

1. Hambatan dan Tantangan ............................................. 80

2. Peluang dan Harapan .................................................... 86

3. Kurikulum dan Guru Multikultural ............................... 93

BAB V : PENUTUP .............................................................................. 104

A. Kesimpulan ........................................................................ 104

B. Saran-saran ........................................................................ 106

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 108

Page 10: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah mahluk yang diciptakan berbeda-beda dan beragam, dari

jenis kelamin, suku bangsa, bahasa, hingga agama. Sejatinya keragaman ini

menjadi alat perekat harmonisasi bangunan kebersamaan antar sesama. Namun

faktanya, perbedaan SARA acapkali memicu timbulnya sebuah konflik dan

ketegangan. Bukankah kemajemukan merupakan sunatullah yang meski terjadi,

sebagaimana adanya langit dan bumi. Pengingkaran atas kemajemukan berarti

juga pembangkangan atas kehendakNya.1

Kemajemukan (pluralitas), keanekaragaman (diversitas), dan

kepelbagaian (heterogenitas) serta kebermacam-macaman (multiformisme)

masyarakat dan kebudayaan di Indonesia merupakan kenyataan sekaligus

keniscayaan, sejak dulu sebelum terbentuk negara-bangsa. Ini harus kita akui

secara jujur , terima dengan lapang dada, resapi dengan penuh kesadaran, kelola

rawat dengan cermat, dan jaga dengan penuh suka cita, Bukan harus kita tolak,

pungkiri, abaikan, sesalkan, biarkan dan ingkari hanya karena kemajemukan dan

keanekaragaman ternyata telah menimbulkan ekses negatif dan resiko kritis

belakangan ini, antara lain benturan masyarakat dan kebudayaan lokal di pelbagai

tempat di Indonesia.2

1 Said Aqil Siradj, Islam Kebangsaan; Fiqh Demokratik Kaum Santri, (Jakarta: Pustaka

Ciganjur, 1999), cet. 1, hal. 203. 2 Rasiyo, Berjuang Membangun Pendidikan Bangsa; Pijar-pijar Pemikiran dan Tindakan,

(Malang: Pustaka Kayu Tangan, 2005), cet. 1, hal. 47.

Page 11: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

2

Begitulah Indonesia ditakdirkan melebihi negara-negara lain karena tidak

saja multi-suku, multi-etnik, multi-agama tetapi juga multi-budaya. Jika demikian,

maka bangsa Indonesia sangat rentan dengan kekerasan yang timbul akibat dari

kemajemukan yang ada. Oleh karenanya perlu ada tindakan preventive dari

stakeholders untuk meredam segala potensi konflik dan membangun sikap

kebersamaan, saling menghargai dan saling menghormati. Salah satu upaya

strategis adalah dengan membangun kesadaran pluralis pada generasi muda lewat

pendidikan yang berbasis pada multikulturalisme. Hal ini sesuai dengan ungkapan

Abudin Nata:

Indonesia yang berideologi Pancasila memiliki latar belakang budaya, etnis, paham keagamaan, tingkat ekonomi dan sosial yang amat beragam. Kondisi pluralistis dan heterogenitas masyarakat di Indonesia yang demikian itu pula pada gilirannya sangat mempengaruhi corak pendidikan manusia3. Pendidikan menjadi salah satu kunci penting sebagai instrumen

membangun peradaban manusia dan bangsa. Keberadaannya masih diyakini

mempunyai peran besar dalam membentuk karakter individu-individu yang

dididiknya, dan mampu menjadi “guiding light” bagi generasi muda penerus

bangsa. Hal tersebut dengan suatu pertimbangan, bahwa salah satu fungsi

pendidikan adalah untuk meningkatkan keberagamaan peserta didik dengan

keyakinan agama sendiri, dan memberikan kemungkinan keterbukaan untuk

mempelajari dan mempermasalahkan agama lain sebatas untuk menumbuhkan

sikap toleransi.4

Selama ini di Indonesia pendidikan secara makro belum menunjukan hasil

yang diharapkan karena beberapa hal yang perlu diperbaiki dan diubah, filosofi

pendidikan tampak sangat positivis, pragmatis, developmentalis, industrialis,

indoktrinatif, uniformistis dan monokultural. Filsafat pendidikan semacam ini

tidak bisa dipertahankan lagi,..dan harus dirubah dengan filsafat pendidikan yang

3 Abudin Nata, Pidato Pengukuhan Guru Besar (Pendidikan Islam di Indonesia: Tantangan

dan Peluang), UIN Syarif Hidayatullah Press, hal. 1. 4 Syamsul Maarif, Islam dan Pendidikan Pluralisme; Menampilkan Wajah Islam Toleran

Melalui Kurikulum PAI Berbasis Kemajemukan, disampaikan dalam Annual Confrence di Lembang Bandung, sumber www.google.com/pluralisme-pendidikan, akses tanggal 22 Januari 2008

Page 12: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

3

ideal untuk Indonesia yakni, idealistis, holistis, liberatif, intelektualistis,

pluralistis, dan multikultural.5

Era sekarang adalah era multikulturalisme di mana seluruh masyarakat

dengan segala unsurnya dituntut untuk saling tergantung dan menanggung nasib

secara bersama-sama demi terciptanya perdamaian abadi. Salah satu bagian

penting dari konsekuensi tata kehidupan global yang ditandai kemajemukan etnis,

budaya, dan agama tersebut adalah membangun dan menumbuhkan kembali sikap

egaliter dalam masyarakat. Implikasi dari era global multikultural sendiri bagi

pendidikan adalah bagaimana pendidikan itu bisa menampilkan dirinya, apakah ia

mampu mendidik dan menghasilkan output yang memiliki daya saing tinggi

(qualified) atau ia justru “mandul” dalam menghadapi gempuran berbagai

kemajuan era penuh persaingan (competitive) diberbagai sektor tersebut.

Pun dengan Pendidikan Islam, ia ditantang untuk menjawab tantangan

zaman antara lain : Pertama, bagaimana ia meningkatkan pembangunan

berkelanjutan (continuing development). Kedua, bagaimana pendidikan Islam

mampu melakukan riset secara komperhensif terhadap terjadinya era reformasi

dengan transformasi struktur sosial masyarakat, dari masyarakat tradisional-

agraris ke masyarakat modern-industrial dan reformasi-komunikasi, serta

bagaimana pengembangan sumber daya manusia (SDM). Ketiga, bagaimana

pendidikan Islam itu meningkatkan daya saing kreatif yang berkualitas sebagai

hasil pemikiran, penemuan dan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

dalam persaingan global. Keempat, bagaimana pendidikan Islam itu mampu

menghadapi tantangan terhadap munculnya inovasi kolonialisme di bidang politik

dan ekonomi.6

5 Rasiyo, Berjuang…, hal. 47. Maksud dari filosofi positivis yakni paradigma pendidikan

yang terlalu mengesampingkan keragaman potensi siswa, pragmatis artinya mementingkan hasil daripada proses, developmentalis (pembangunan-centris), industrialis pendidikan hanya mencetak robot-robot industri, cnderung menyeragamkan siswa dan menunggalkan kemajemukan.Intinya adalah filosofi tersebut ketiadaan mata jiwa pendidikan terhadap hakikat manusia dan filosofi pendidikan ini harus diubah menjadi berdasarkan cita-cita luhur (ideal), menyeluruh (holistis), membebaskan eksplorasi terhadap potensi (liberatif), mengedepankan intelektual, menghargai keragaman dan kemajemukan budaya maupun karakteristik siswa.

6 Armai Arief, Reformulasi Pendidikan Islam, (Jakarta: C3RD Press, 2005), hal. 6-7. Lihat pula Armai Arief, Tantangan Pendidikan di Era Global, dalam Jurnal Institut, NO. I, thn. 2005, hal.33.

Page 13: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

4

Selain itu, tantangan bagi pendidikan Islam yang paling mendesak adalah

globalisasi multikultural yang sangat rawan perpecahan dan permusuhan

(dehumanisasi), maka penerapan pendidikan yang menggunakan pendekatan

multikultural (multicultural approach) pun menjadi penting adanya.7

Posisi pendidikan agama juga berperan dalam menumbuhkembangkan

sikap pluralisme dalam diri siswa. Pendidikan agama merupakan bagian integral

dari pendidikan pada umumnya dan berfungsi untuk membantu perkembangan

pengertian yang dibutuhkan bagi orang-orang yang berbeda iman, sekaligus juga

untuk memperkuat ortodoksi keimanan bagi mereka. Artinya, pendidikan agama

adalah wahana untuk mengeksplorasi sifat dasar keyakinan agama di dalam proses

pendidikan dan secara khusus mempertanyakan adanya bagian dari pendidikan

keimanan dalam masyarakat. Pendidikan agama dengan begitu, seharusnya

mampu merefleksikan persoalan pluralisme, dengan mentransmisikan nilai-nilai

yang dapat menumbuhkan sikap toleran, terbuka dan kebebasan dalam diri

generasi muda.

Di Indonesia, jaminan kebebasan dasar setiap manusia telah diregulasikan

sebagaimana termaktub dalam ayat (2) pasal 29 UUD 1945. begitupun dalam hal

Pendidikan sebagaimana diatur dalam UU Sisdiknas tahun 2003 sebagaimana

disebutkan dalam pasal 4 (1), Bab III tentang Prinsip Penyelenggaraan

Pendidikan, disebutkan bahwa : “Pendidikan diselenggarakan secara demokratis

dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi

manusia, nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa.”8

Dalam ajaran Islam, pendidikan memiliki posisi yang sangat strategis. Hal

ini dapat ditelusuri dari sejarah kenabian. Wahyu yang pertama diterima

Rasulullah SAW memperlihatkan pada pentingnya proses pendidikan. Yakni

permulaan surat Al-Alaq ayat 1-5.9 Pun banyak berserak ayat-ayat alQuran

maupun hadits yang menunjukan bahwa pendidikan Islam adalah suatu yang

penting, misalnya Allah menjanjikan kepada siapa saja untuk mengangkat

7 Lihat dalam Abudin Nata, Paradigma Baru Pendidikan Islam di Era Pasar Bebas, dalam Didaktika Islamika, Jurnal Kependidikan, Keislaman dan Kebudayaan, Vol. 1, Januari 2005, hal. 42.

8 Beny Susetyo, Politik Pendidikan Penguasa, (Yogyakarta: LkiS, 2005), cet. 1, hal. 171. 9 Suwendi, Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2004), cet.

Ke-1, hal. 171.

Page 14: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

5

derajatnya, selagi ia diberi ilmu dan mengamalkannya, sesuai dengan surat al-

Mujadalah :11 :

Artinya :

....درجة أوتـوالعلم والذين آمنوامنـكم الذين اهللا يرفع

“.. Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang diberi pengetahuan dengan beberapa derajat”.

Begitu pentingnya ilmu (pendidikan) dalam Islam hingga Allah mewanti-

wanti kepada umat Islam untuk tidak mengabaikan masalah yang satu ini

sebagaimana firmanNya:

Artinya :

ـاكانمو ننوئمواكـأ المرنفال فةليفلو نفر نكل م قةرف

منهتفق طـائفة مىليوافن هيا الدورنذليو مهما قووعجإذار

همإلي ملـهلع نوخذري..

“..Mengapa tidak pergi tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (At-Taubah: 122).10

Sementara itu, sikap Islam terhadap keragaman (pluralitas) sangat jelas.

Islam tidak menolak adanya pluralisme, bahkan Islam memberikan kerangka

sikap etis dan positif. Sikap etis dan positif Islam dimaksud tercermin dari

beberapa ayat al-Qur’an yang secara eksplisit mengakui kenyataan tersebut.

Seperti al-Qur’an menyatakan bahwa manusia diciptakan berbangsa-bangsa dan

bersuku-suku agar mereka saling mengenal dan menghargai (QS. Al-Hujurat: 13).

Al-qur’an juga menyatakan bahwa perbedaan di antara manusia dalam bahasa dan

warna kulit harus diterima sebangai kenyataan positif sebagai satu di antara tanda-

tanda kekuasaan Allah (QS. Ar-Rum: 22). Dalam ayat lain ditegaskan, tentang

10 Syaikh Mahmud Abdul Fayid, Pendidikan dalam Al-Qur’an, (terj. Drs. Judi al-Falasany) (Semarang: Wicaksana, 1986), hal. 35.

Page 15: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

6

kemajemukan pandangan dan cara hidup diantara manusia yang tidak perlu

menimbulkan kegusaran, tetapi hendaknya dipahami sebagai pangkal tolak

sumber motivasi untuk berlomba-lomba menuju kebaikan, karena hanya Tuhan-

lah yang akan menerangkan mengapa manusia berbeda, nanti ketika manusia

kembali kepadaNya.11

Pendidikan multikultural semakin dibutuhkan bagi masyarakat Indonesia,

kian mendesak dilaksanakan di sekolah. Dengan pendidikan multikultural,

sekolah menjadi lahan menghapus prasangka. Pembangunan rasa kesatuan

berdasarkan budaya lokal juga dapat dimulai.

B. Identifikasi Masalah

Tertarik pada masalah yang terjadi dan yang telah disebutkan di atas, maka

penulis mencoba melakukan pengkajian ilmiah yang akan meneliti mengenai

relevansi pendidikan multikultural dengan pendidikan Islam sebagai kerangka

penyamaan pandangan persepsi, visi, dan misi masing-masing. Untuk itu penulis

memilih judul :”Konsep Pendidikan Multikultural dalam Pendidikan Islam”.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, maka perlu ada pembatasan masalah

yang meliputi permasalahan sebagai berikut:

1. Konsep pendidikan multikultural yang dalam hal ini dibatasi pada

pengertian pendidikan multikulural, prinsip-prinsip dasar dan tujuannya.

2. Konsep pendidikan Islam yang meliputi pengertian pendidikan Islam,

prinsip-prinsip dasar dan tujuannya.

3. Relevansi pendidikan multikultural dengan konsep pendidikan Islam.

11 Syamsul Arifin dan Ahmad Barizi, Paradigma Pendidikan Berbasis Pluralisme dan

Demokrasi, (Malang: UMM Press, 2001), cet. 1, hal. 2. Ayat-ayat lain yang senada al-Maidah: 48, al-Syura: 8, Hud: 118-119, dsb.

Page 16: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

7

Dari pembatasan permasalahan tersebut, maka perumusan masalahnya

timbul dari pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana konsep pendidikan multikultural dalam pengertian, prinsip-

prinsip dasar dan tujuannnya?

2. Bagaimana konsep pendidikan Islam meliputi pengetian, prinsip-prinsip

dasar dan tujuannya?

3. Bagaimana relevansi pendidikan multikultural dalam pendidikan Islam?

D. Metode Pembahasan

Penelitian ini merupakan kajian konsep, maka penulis mendasarkan pada

sumber-sumber data atau referensi yang berbentuk teks dari pendapat para hali

pendidikan yang telah diformulasikan dalam bentuk buku maupun lainnya.

Tegasnya hal ini biasa disebut dengan penelitian kepustakaan (library research).

Sebagai proses understanding dari data teks tersebut, penulis kemudian

menginterpretasikannya menggunakan metode deskripsi analisis, yakni diawali

dengan pengumpulan data secara sistematis dam konsisten, yang kemudian

dianalisis, diseleksi serta digabungkan untuk kemudian diambil kesimpulan

menggunakan analisis yang deduktif, dari masalah yang bersifat umum kemudian

diambil kesimpulan bersifat khusus.

E. Kegunaan dan Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui konsep pendidikan multikultural dalam perspektif

pendidikan Islam.

2. Untuk mengetahui konsep pendidikan Islam multikulturalis.

3. Untuk mengetahui relevansi pendidikan multikultural dengan konsep

pendidikan Islam dan bagaimana implementasinya.

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

2. Sebagai konstribusi penulisan, khususnya dalam dunia pendidikan Islam

sebagai bahan rujukan awal bagi peneliti selanjutnya.

Page 17: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

8

BAB II KONSEPSI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL;

SEBUAH TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Pendidikan Multikultural

Oleh beberapa pakar pendidikan multikultural masih diartikan sangat

beragam. Belum ada kesepakatan, apakah pendidikan multikultural tersebut

berkonotasi pendidikan tentang keragaman budaya, atau pendidikan untuk

mengambil sikap agar menghargai keragaman budaya.

Dua kata, pendidikan dan multikultural, memiliki keterkaitan sebagai

subjek dan objek atau ‘yang diterangkan’ dan ‘menerangkan’, juga esensi dan

konsekuensi. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan dan mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdeasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirirnya, masyarakat, bangsa

dan negara. Sedangkan pendidikan multikultural, secara terminologi merupakan

proses pengembangan seluruh potensi manusia yang menghargai pluralitas dan

heterogenitas sebagai konsekuensi keragaman budaya, etnis, suku dan aliran

(agama).1

Menurut Prudance Crandall, seorang pakar dari Amerika menyatakan,

pendidikan multikultural adalah pendidikan yang memperhatikan secara sungguh-

sungguh terhadap latar belakang peserta didik baik dari aspek keragaman suku

(etnis), ras, agama (aliran kepercayaan) dan budaya (kultur).2

1 Maslikhah, Quo Vadis Pendidikan Multikultural: Rekonstruksi Sistem Pendidikan

Berbasis Kebangsaan, (Surabaya: JP Books kerjasama dengan STAIN Salatiga Press, 2007), cet. 1, hal. 48.

2 Ainnurrofik Dawam, Emoh Sekolah Menolak Komersialisasi Pendidikan dan Kanibalisme Intelektual Menuju Pendidikan Multikultural,(Yogyakarta: Inspeal Ahimsakarya, 2003), hal. 100.

Page 18: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

9

Sementara itu, Azyumardi Azra mengatakan, secara sederhana pendidikan

multikultural dapat didefinisikan sebagai pendidikan untuk atau tentang

keragaman kebudayaan dalam mersepon perubahan demografi dan kultur

lingkungan masyarakat tertentu atau bahkan dunia secara keseluruhan.3

Dede Rosyada, sebagaimana mengutip Karmanto Sunarto menjelaskan

bahwa pendidikan multikultural biasa diartikan sebagai “pendidikan keragaman

budaya dalam masyarakat, dan terkadang juga diartikan sebagai pendidikan yang

menawarkan ragam model untuk keragaman budaya dalam masyarakat, dan

terkadang juga diartikan sebagai pendidikan untuk membina sikap siswa agar

menghargai keragaman budaya masyarakat.4

Jika dipetakan, definisi pendidikan multikultural sesungguhnya dapat

dilihat dari tiga sisi, yaitu sebagai sebuah ide atau konsep, sebagai gerakan

pembaruan pendidikan, dan sebagai sebuah proses. Pendidikan multikultural

sebagai sebuah ide diartikan bahwa bagi semua siswa – dengan tanpa melihat

gender, kelas sosial, etnik, ras, dan karakteristik budaya – harus mendapatkan

kesempatan yang sama untuk belajar di sekolah.5 Banks, dalam kutipan

Azyumardi Azra mendefinisikan pendidikan multikultural sebagai bidang kajian

dan disiplin yang muncul yang tujuan utamanya menciptakan kesempatan

pendidikan yang setara bagi siswa dari ras, etnik, kelas sosial, dan kelompok

budaya yang berbeda.6

Sebagai sebuah gerakan, pendidikan multikultural sebagai suatu

pendidikan yang menunut kita untuk membuka visi pada cakrawala yang semakin

luas, mampu melintas batas kelompok etnis atau tradisi budaya dan agama kita

sehingga mampu melihat “kemanusiaan” sebagai sebuah keluarga yang memiliki

baik perbedaan maupun kesamaan cita-cita. Pendidikan akan dasar-dasar

3 Azyumardi Azra, Pendidikan Multikultural; Membangun Kembali Indonesia Bhineka

Tunggal Ika, dalam Tsaqofah, Vol. I, No. 2, tahun 2003, hal. 21. 4 Dede Rosyada, Pendidikan Multikultur Melalui Pendidikan Agama, dalam Jurnal

Didaktika Islamika, Vol, VI, No. I, Juni 2005, hal. 21-22. 5 Khaerudin, Konstribusi Teknogi dalam Membangun Pendidikan Multikultural, sumber :

http://www.ilmupendidikan.net/?p=8 6Azyumardi Azra, Dari Pendidikan Kewargaan hingga Pendidikan Multkultural :

Pengalaman Indonesia, dalam Edukasi : Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, Vol. 2, No. 4, tahun 2004, hal. 19-20.

Page 19: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

10

kemanusiaan untuk perdamaian, kemeredekaan, dan solidaritas7. Bikhu Parekh

mendefinisikan pendidikan multikultur sebagai, “an education in freedom, both in

the sense of freedom from ethnocentric prejudices and biases, and freedom to

eksplore and learn from other cultures and prespectives”.8

Sedangkan dalam perspektif sebagai proses, pendidikan multikultural

adalah (1) proses mengenal realitas politik, sosial, dan ekonomi yang dialami

individu yang secara kultural berbeda dan dalam interaksi manusia yang

kompleks, dan (2) cerminan pentingnya memperhatikan budaya, ras, perbedaan

seks dan gender, etnis, agama, status sosial, dan ekonomi dalam proses

pendidikan. Sletter sebagaimana dikutip oleh Burnet (1991:1), mengartikan

pendidikan sebagai “any set of prosess by which schools work with rather than

against appressed groups”. 9

Sebagai proses pembelajaran semangat multikulturalisme, pendidikan

multikultur berupaya membina dan mendidik kemampuan belajar hidup bersama

(living together) di tengah perbedaan dapat dibentuk, dipupuk, dan atau

dikembangkan dengan kegiatan, keberanian, dan kegemaran melakukan

perantauan budaya (cultural passing over), pemahaman lintas budaya (cross

cultural understanding) dan pembelajaran lintas budaya (learning a cross

culture).10

Selanjutnya, pendidikan multikultural berkehendak pada penghormatan

dan penghargaan setinggi-tingginya terhadap harkat dan martabat manusia

darimanapun dia datangnya dan berbudaya apapun dia. Harapannya, sekilas

adalah terciptanya kedamaian yang sejati, kemanan yang tidak dihantui

kecemasan, kesejahteraan yang tidak dihantui manipulasi, dan kebahagiaan yang

terlepas dari jaring-jaring manipulasi rekayasa sosial.

7 Frans Magnes Suseno, Islam dan Pendidikan Pluralisme, dalam Suara Pembaruan, edisi

23 September 2000. 8 Biku Parekh, Rethinking Multiculturalisme: Cultural Diversity and Political Theory,

(Cambridge: Harvard University Press, 2000), hal. 230. 9 Lihat dalam Miftahul Choiri, Pendidikan Multikultural dan Implementasinya dalam

Pendidikan, dalam Jurnal Cendekia, Vol. 3, No.2 Juli-Desember 2003. 10 Rasiyo, Berjuang Membangun Pendidikan Bangsa... hal. 63.

Page 20: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

11

Dalam penggolongan yang lain, Calarry Sada menutip tulisan Sletter dan

Grant menjelaskan bahwa pendidikan multikultural memiliki empat makna

(model), yakni :

1) pengajaran tentang keragaman budaya sebuah pendekatan asimiliasi kultural;

2) pengajaran tentang berbagai pendekatan dalam tata hubungan sosial; 3) pengajaran untuk memajukan pluralisme tanpa membedakan strata

sosial dalam masyarakat; 4) pengajaran tentang refleksi keragaman untuk meningkatkan pluralisme

dan kesamaan.11

Dus, definisi pendidikan mulikultural masih sangat beragam, bahkan

Banks dalam bukunya Multicultur Education: Historical Development,

Dimension, and Practice (1993) menyatakan bahwa meskipun tidak ada konsesus

tentang itu ia berkesimpulan bahwa diantara banyak pengertian tersebut maka

yang dominan adalah pengertian pendidikan multikultural sebagai pendidikan

untuk people of color.

Meski demikian, dari banyaknya definisi-definisi tersebut tersimpul garis

besar beberapa hal penting yaitu, pendidikan tentang multikultural, pendidikan

untuk multikultural dan pendidikan kepada multikultural. Kemudian keterkaitan

pendidikan multikultural dengan konteks waktu dan realitas sebagai respon zaman

juga terlihat dari beberapa definisi tersebut. Tentang hal ini, Paulo Freire

berpendapat bahwa pendidikan bukan “menara gading” yang berusaha menjauhi

realitas sosial dan budaya. Pendidikan harus mampu menciptakan tatanan

masyarakat yang hanya mengagungkan prestise sosial sebagai akibat kekayaan

dan kemakmuran yang dialaminya.12

Dengan demikian, jelas bahwa orientasi dari pendidikan multikultural

adalah pada proses penyadaran yang berwawasan pluralis sekaligus berwawasan

multikultural. Pendidikan semacam ini harus dilihat sebagai bagian dari upaya

komperhensif mencegah dan menanggulangi konflik etnis agama, radikalisme

agama, sparatisme, dan disintegrasi bangsa, sedangkan nilai dasar dari konsep

pendidikan ini adalah toleransi.

11 Dede Rosyada, Pendidikan Multikultur…., hal. 22. 12Muhaimin el-Ma’hady, Multikulturalisme dan Pendidikan Multikultural dalam

http://www.cyberschooldps.net - 27 February, 2008, hal. 3.

Page 21: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

12

Pendidikan multikultural dalam konteks ini juga diartikan sebagai proses

pendidikan yang memberikan peluang yang sama pada seluruh anak bangsa tanpa

membedakan perlakuan karena perbedaan etnik, budaya dan agama yang

memberikan penghargaan terhadap keragaman, dan yang memberikan hak-hak

yang sama bagi etnik minoritas dalam upaya memperkuat persatuan dan kesatuan,

identitas nasional dan citra bangsa di mata dunia internasional. Dus, pendidikan

multikultural adalah salah satu solusi dari banyaknya konflik dan ketegangan-

ketegangan bermotif SARA yang kerap muncul di Indonesia yang menguras

energi bangsa ini.

Sebagai penegas akhirnya penulis sendiri menarik kesimpulan bahwa

definisi-definisi pendidikan multikultural tersebut di atas memiliki muara yang

lebihkurang sama, yakni sebuah ide (gagasan), gerakan dan proses pengembangan

potensi, sikap dan tata laku manusia dalam usaha pendewasaan melalui

pengajaran, pelatihan, proses, perbuatan dan tata-cara yang menghargai

perbedaan, demokratis, humanis, pluralis dan egaliter guna mewujudkan bangsa

yang kuat, maju, adil, makmur dan sejehtera tanpa diskriminasi dan dikotomisasi.

Dengan demikian bangsa ini memiliki harga diri yang tinggi dan dihargai oleh

bangsa-bangsa lain di dunia

B. Sejarah Lahirnya Pendidikan Multikultural di Dunia

Setelah menjelaskan pengertian dari definisi pendidikan multikultural,

kiranya perlu digambarkan bagaimana sejarah, wacana kelahiran dan

perkembangannya di beberapa negara di dunia. Hal ini agar diketahui dan

dipahami konsep pendidikan multikultural secara komperhensif dan integral.

Secara sederhana multikulturalisme berarti “keragaman budaya”. Menurut

Dawam Rahardjo, sebenarnya multikulturalisme itu sama atau sejalan dengan

beberapa faham lain yang juga sering disebut, yaitu pluralisme, masyarakat

terbuka (open society) dan globalisme. Pluralisme adalah suatu paham yang

bertolak dari kenyataan pluralitas masyarakat. Ia tidak bertolak dari asumsi bahwa

Page 22: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

13

setiap kultur atau agama itu sama, justru yang didasari adalah adanya perbedaan.13

Meski demikian, sebenarnya ada tiga istilah yang kerap digunakan secara

bergantian untuk menggambarkan masyarakat yang terdiri keberagaman tersebut -

baik keberagaman ras, agama, bahasa, dan budaya-, yaitu pluralitas (plurality),

keragaman (diversitas), dan multikultural.

Sedikit berbeda, Tilaar membedakan istilah-istilah tersebut. Ia menyatakan

istilah plural itu sendiri mengandung arti yang berjenis-jenis, karena pluralisme

bukan sekedar pengakuan akan adanya hal-hal yang berjenis, tetapi juga

pengakuan tersebut mempunyai implikasi-implikasi politis, sosial, ekonomi, dan

yang lainnya.14 Ketiga ekspresi itu sesungguhnya tidak mempresentasikan hal

yang sama, walaupun semuanya mengacu kepada adanya ‘ketidaktunggalan’.

Konsep pluralitas mengandaikan adanya ‘hal-hal yang lebih dari satu’ (many);

kergaman menunjukan bahwa keberadaan yang ‘lebih dari satu’ itu berbeda-beda,

heterogen, dan bahkan tak dapat disamakan; multikultural yang relatif paling baru,

adalah tidak sekadar mengakui adanya yang ‘lebih dari satu’ tapi juga kesediaan

menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan, tanpa memperdulikan

perbedaan budaya, etnik, jender, bahasa, ataupun agama.

Jadi, jika pluralitas sekadar mempresentasikan adanya kemajemukan (yang

lebih dari satu), multikulturalisme memberikan penegasan bahwa dengan segala

perbedaannya itu mereka adalah sama di dalam ruang publik. Multikulturalisme

menjadi semacam respons kebijakan baru terhadap keragaman. Dengan kata lain,

adanya komunitas-komunitas yang berbeda saja tidak cukup; sebab yang

terpenting adalah bahwa komunitas-komunitas itu dipelakukan sama oleh negara.

Oleh karena itu, multikulturalisme sebagai sebuah gerakan menuntut adanya

pengakuan (politics of recognition).15 Ditambahkan, bahwa pengakuan tersebut

13 M. Dawam Rahardjo, Meredam Konflik: Merayakan Multikulturalisme, dalam Bulletin

Kebebasan Edisi No. 4/V/2007, hal. 5. 14 H.A.R Tilaar, Multikulturalisme, Tantangan-tantangan Global Masa Depan dalam

Transformasi Pendidikan Nasional, (Jakarta: Grassindo, 2004), hal. 82. 15 Politics of Recognition dikemukakan oleh Charles Taylor pada 1992 di depan kuliah

terbuka di Princenton University. Mulanya gagasan ini adalah gagasan politik yang kemudian berkembang di kajian lain, filsafat, sosiologi, budaya dan lainnya. Gagasan ini dipengaruhi oleh Jean Jacques Rousseau dalam Discourse Inequality dan kesamaan martabat (equal dignity of human rights) yang dicetus Immanuel Kant. Gagasan Taylor bersumber pada pertama, sesungguhnya harkat dan martabat manusia adalah sama. Kedua, pada dasarnya budaya dalam

Page 23: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

14

bukan hanya oleh negara semata-mata tapi juga antar komunitas satu dengan

lainnya karena secara hakiki, multikulturalisme mengandung pengertian

pengakuan martabat manusia yang hidup dalam komunitasnya dengan

kebudayaan masing-masing yang unik. Pengakuan berarti penghargaan akan

keberadaan yang dimiliki orang lain. Abdurrahman Assegaf juga memaknai

“menghargai perbedaan” berarti siap untuk menerima kehadiran orang lain di

tengah kehidupan kita secara kolektif (learning to live together).16 Dengan

demikian multikulturalisme adalah paham dan gerakan yang menuntut

penghargaan dan pengakuan yang bersifat vertikal (antar komunitas) dan

horizontal (komunitas dengan negara). Indonesia yang multikultur secara

sukubangsa atau kebudayaan suku bangsa sebagaimana ciri masyarakat majemuk,

belum sepenuhnya memahami multikulturalisme, karena multikulturalisme

menekankan keanekaragaman kebudayaan tersebut dalam kesedarajatan.

Demikianlah bahwa multikultutralisme memberikan pengandaian akan

adanya kesadaran bagi setiap komunitas dengan identitas kultural tertentu dan

posisinya sebagai bagian dari harmoni kehidupan. Dalam hal ini multikulturalisme

meniscayakan keragaman dan pluralitas. Titik tekan pluralisme dan

multikulturalisme adalah terletak pada domain bangunan kesadaran akan

keragaman. Jika pluralisme mengisaratkan kesadaran dibangun atas individu

dengan cita-cita ideal adanya personal right yang mengarah pada liberalisme dan

masyarakat komunikatif, adapun multikulturalisme dibangun atas kesadaran

kolektif sebuah komunitas yang mengarah pada pembentukan masyarakat madani

yang multi etnik, keragaman agama dan identitas sosial yang lain

Multikulturalisme adalah sebuah ideologi dan sebuah alat untuk

meningkatkan derajat manusia dan kemanusiaannya. Untuk dapat memahami

multikulturalisme diperlukan landasan pengetahuan yang berupa bangunan

masyarakat adalah berbeda-beda, oleh karena itu membutuhkan hal yang ketiga, yaitu pengakuan atas bentuk perbedaan budaya oleh semua elemen sosial-budaya, termasuk juga negara. Lihat Charles Taylor, “The Politics of Recognition” dalam Amy Gutman, Multiculturalism, Examining the Politics of Recognition, (Princenton: Princenton University Press, 1994), hal. 18. sumber : www.bagais.go.id/jurnaldikti/dokfdp akses tanggal 20 Januari 2008

16 Maslikhah, Quo Vadis Pendidikan Multikultural: Rekonstruksi Sistem Pendidikan Berbasis Kebangsaan, (Surabaya: JP Books kerjasama dengan STAIN Salatiga Press, 2007), cet. 1, hal. 7.

Page 24: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

15

konsep-konsep yang relevan dan mendukung keberadaan serta berfungsinya

multikulturalisme dalam kehidupan manusia. Bangunan konsep-konsep ini harus

dikomunikasikan di antara para ahli yang mempunyai perhatian ilmiah yang sama

tentang multikulturalisme sehingga terdapat kesamaan pemahaman dan saling

mendukung dalam memperjuangkan ideologi ini. Berbagai konsep yang relevan

dengan multikulturalisme antara lain adalah, demokrasi, keadilan dan hukum,

nilai-nilai budaya dan etos, kebersamaan dalam perbedaan yang sederajat,

sukubangsa, kesukubangsaan, kebudayaan sukubangsa, keyakinan keagamaan,

ungkapan-ungkapan budaya, domain privat dan publik, HAM, hak budaya

komuniti, dan konsep-konsep lainnya yang relevan.

Selanjutnya Suparlan menyebutkan bahwa multikulturalisme ini akan

menjadi acuan utama bagi terwujudnya masyarakat multikultural, karena

multikulturalisme sebagai sebuah ideologi akan mengakui dan mengagungkan

perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan.

Dalam model multikulturalisme ini, sebuah masyarakat (termasuk juga

masyarakat bangsa seperti Indonesia) mempunyai sebuah kebudayaan yang

berlaku umum dalam masyarakat tersebut yang coraknya seperti sebuah mosaik.

Di dalam mosaik tercakup semua kebudayaan dari masyarakat-masyarakat yang

lebih kecil yang membentuk terwujudnya masyarakat yang lebih besar, yang

mempunyai kebudayaan seperti sebuah mosaik. Dengan demikian,

multikulturalisme diperlukan dalam bentuk tata kehidupan masyarakat yang

damai dan harmonis meskipun terdiri dari beraneka ragam latar belakang

kebudayan.17

Menurut Bloom, multikulturalisme meliputi sebuah pemahaman,

penghargaan dan penilaian budaya seseorang dan sebuah penghormatan dan

keingintahuan tentang budaya etnis orang lain. Meski demikian, sebuah penilaian

terhadap kebudayaan-kebudayaan orang lain bukan dalam arti menyetujui seluruh

aspek dari kebudayaan-kebudayaan orang lain tersebut, melainkan mencoba

melihat bagaimana kebudayaan tertentu dapat mengekspresikan nilai bagi

17 Parsudi Suparlan, Menuju Masyarakat Indonesia yang Multikultural, makalah disajikan

pada Simposium Internasional, di Universitas Udayana 16-19 Juli 2002. Sumber: http://www.scripps.ohiou.edu/news/cmdd/artikelps.htm Diakses tanggal 24 September 2006.

Page 25: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

16

anggota-anggotanya sendiri.18 Dengan demikian multikulturalisme sebagai sebuah

paham menekankan pada keseteraan budaya lokal tanpa mengabaikan hak-hak

dan eksistensi budaya yang ada.

Konsep multikulturalisme mengulas berbagai permasalahan yang

mendukung ideologi, politik, demokrasi, keadilan, penegakan hukum, kesempatan

kerja dan usaha, hak asasi manusia, hak budaya komuniti dan golongan minoritas,

prinsip-prinsip etika dan moral, tingkat serta mutu produktivitas serta berbagai

konsep lainnya yang relevan.19

Lantas kapan wacana multikulturalisme mulai mengemuka?

Multikulturalisme marak digunakan pada tahuan 1950-an di Kanada. Menurut

Longer Oxford Dictionary, istilah “multiculturalism” berasal dari dari kata

“multicultural”. Kamus ini menyitir kalimat dari surat kabar Kanada Montreal

Times yang menggambarkan masyarakat Montreal sebagai masyarakat

“multicultural dan multi-lingual”.20

Secara umum, sejarah multikulturalisme baru sekitar 1970 di berbagai

belahan dunia seperti Kanada, Australia, Amerika Serikat, Inggris, Jerman dan

lainnya yang kemudian diskursus multikulturalisme berkembang sangat cepat. Hal

itu lebih disebabkan karena tuntutan dan perkembangan zaman. Lahirnya

multikulturalisme ditandai dan disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :

a) Proses demokratisasi dalam masyarakat;

b) Pembangunan kembali setelah Perang Dunia ke-II; dan

c) Lahirnya Paham Nasionalisme Kultural.21

Sejarah multikulturalisme adalah sejarah tentang masyarakat majemuk.

Selain Kanada, Amerika dan Australia adalah dari sekian negara yang sangat

serius mengembangkan konsep dan teori-teori multikulturalisme dan pendidikan

multikultural, mereka tergolong negara yang berhasil mengembangkan

18 Atmaja, Multikulturalisme dalam Perspektif Filsafat Hindu, makalah disampaiakan pada

Seminar Damai dalam Perbedaan, Singaraja 5 Maret 2003. 19 Parsudi Suparlan, Menuju Masyarakat Indonesia yang Multikultural, makalah disajikan

pada Simposium Internasional, di Universitas Udayana 16-19 Juli 2002. Sumber: http://www.scripps.ohiou.edu/news/cmdd/artikelps.htm

20 Muhaimin el-Ma’hady, Multikulturalisme dan Pendidikan Multikultural dalam dalam situs http://www.education/pendOrg.hatm.

21 H.A.R Tilaar, Multikulturalisme; Tantangan-tantangan Global Masa Depan dalam Transformasi Pendidikan Nasional, (Jakarta: Grassindo, 2004), hal. 82.

Page 26: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

17

masyarakat multikultur dan mereka dapat membangun identitas kebangsaannya,

dengan atau tanpa menghilangkan identitas kultur mereka sebelumnya, atau kultur

nenek moyang tanah asalnya.

Di Amerika misalnya, menurut Muhaimin el-Ma’hady, sejarah

multikulturalisme berjalan secara bertahap dan dinamis. Sejak Colombus

menemukan benua Amerika, berbagai macam bangsa telah menempati benua itu.

Penduduk yang sudah berada di sana sebelum bangsa-bangsa Eropa membentuk

koloni-koloni mereka di Amerika Utara, terdiri dari berbagai macam suku yang

berbeda-beda bahasa dan budayanya. Tetapi di mata Anglo Saxon (imigran asal

Eropa) yang menyebarkan koloni di abad ke-17, tanah di negara baru itu adalah

kawasan tak bertuan dan bangsa-bangsa yang ditemui di benua baru itu tak lebih

dari mahluk primitif yang merupakan bagian dari alam yang mesti ditaklukan.

Dari perpektif kaum puritan yang menjadi acuan utama sebagian besar pendatang

dari Inggris tersebut, berbagai suku bangsa yang dilabel secara generik dengan

nama “Indian” adalah bangsa kafir pemuja dewa yang membahayakan kehidupan

komunitas berbasis agama tersebut. Di sini terlihat bagaimana pandangan

berprespektif tunggal yang datang dari budaya tertentu membutakan mata

terhadap kenyataan keragaman yang ada.

Hingga kemudian pasca kemerdekaannya (4 Juli 1776), ketika ingin

membentuk masyarakat baru Amerika Serikat mulai menyadari bahwa

masyarakatnya terdiri dari berbagai ras dan asal negara yang berbeda. Oleh

karenanya dalam hal ini Amerika mencoba mencari terobosan baru yaitu dengan

menempuh strategi menjadikan sekolah sebagai pusat sosialisasi dan

pembudayaan nilai-nilai baru yang dicita-citakan22. Dalam pada itu, Dede

Rosyada mengelaborasi bahwa sejarah multikulturalimse diawali dengan teori

meltingpot yang sering diwacanakan oleh J. Hector, seorang imigran gelap asal

Normandia. Dalam teorinya Hector menekankan penyatuan budaya dan

melelehkan budaya asal, sehingga seluruh imigran Amerika hanya memiliki satu

budaya yaitu budaya Amerika yang lebih didominasi oleh kultur White Anglo

Saxon Protentant (WASP) sebagai kultur imigran putih asal Eropa.

22 Muhaimin el-Ma’hady, Multikulturalisme dan Pendidikan Multikultural dalam dalam

situs http://www.education/pendOrg.hatm

Page 27: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

18

Kemudian ketika komposisi etnik Amerika kian beragam dan budaya

mereka kian menjemuk, maka teori melting pot kemudian dikritik dan muncul

teori baru yaitu salad bowl sebagai alternative dipopulerkan oleh Horace Kallen.

Berbeda dengan melting pot yang melelehkan budaya asal dalam membangun

budaya baru yang dibangun dalam kergaman, teori salad bowl atau teori gado-

gado terebut tidak menghilangkan budaya asal, tapi sebaliknya kultur-kultur lain

di luar WASP diakomodir dengan baik dan masing-masing memerlukan ruang

gerak yang leluasa, sehingga dkembangkan teori cultural pluralisme, yang

membagi ruang pergerakan budaya menjadi dua, yakni ruang publik untuk seluruh

etnik mengartikulasikan budaya politik dan mengekspresikan partisipasi sosial

politik mereka. Dalam konteks ini, mereka homogen dalam sebuah tatanan budaya

Amerika, akan tetapi mereka juga memiliki ruang privat yang di dalamnya mereka

mengekspresikan budaya etnisitasnya secara leluasa.

Dengan berbagai teori di atas, bangsa Amerika berupaya memperkuat

bangsanya, membangun kesatuan dan persatuan, mengembagkan kebanggaan

sebagai orang Amerika. Namun pada tahun 1960-an, masih ada sebagian

masyarakat yang merasa hak-hak sipilnya belum terpenuhi. Kelompok Amerika

latin atau etnik minoritas lainnya merasa belum terlindungi hak-hak sipilnya. Atas

dasar itulah kemudian mereka mengembangkan multiculturalisme, yang

menekankan penghargaan dan penghormatan terhadap hak-hak minoritas baik di

lihat dari segi etnik, agama, ras atau warna kulit. Multikulturalisme pada akhirnya

sebuah konsep akhir untuk membangun kekuatan sebuah bangsa yang terdiri dari

berbagai latar belakang etnik, agama, ras, budaya dan bahasa dengan menghargai

dan menghormati hak-hak sipil mereka, termasuk hak-hak minoritas. Sikap

apresiatif tersebut akan dapat meningkatkan partisipasi mereka dalam

membesarkan sebuah bangsa, karena mereka akan menjadi besar karena

kebesaran bangsanya itu.23

Sementara itu, pendidikan multikultural di Kanada mempunyai wajah yang

berlainan karena sejak semula sebagian dari negara Kanada mengenal budaya

yang belainan, yaitu budaya Prancis di negara bagian Quebec. Perkembangan

23 Dede Rosyada, Pendidikan Multikultur Melalui Pendidikan Agama, dalam Jurnal

Didaktika Islamika, Vol, VI, No. I, Juni 2005, hal. 20-21.

Page 28: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

19

pendidikan multikultural di Kanada dengan demikian lebih bersifat progresif

dibandingkan dengan negara tetangganya.

Di Jerman dan Inggris, pendidikan multikultural dipacu oleh migrasi

penduduk akibat pembangunan kembali Jerman atau migrasi dari eks jajahan

Inggris memasuki Inggris Raya. Kebutuhan akan kelompok-kelompok etnis baru

ini terhadap pendidikan generasi mudanya telah meminta paradigma baru di

dalam pendidikan yang melahirkan pendidikan multikultural.

Kemudian juga di Australia, pendidikan multikultural mendapatkan

momentumnya dengan perubahan politik luar negri Australia. Seperti diketahui

Australia merupakan suatu negara yang relatif tertutup bagi kelompok kulit

berwarna. White man policy yang belum lama ditinggalkan oleh pemerintah

Australia telah menyebabkan migrasi dari kelompok-kelompok etnis bukan hanya

dari Eropa tetapi juga dari Asia seperti India, Cina, Vietnam, dan juga dari

Indonesia24.

Menurut Bikhu Parekh, setelah tiga dekade sejak digulirkan,

multikulturalisme sudah mengalami dua gelombang penting yaitu, pertama

multikulturalisme dalam konteks perjuangan pengakuan budaya yang berbeda,

prinsip kebutuhan terhadap pengakuan (poltics of recognition) adalah ciri utama

dari gelombang ini.

Gelombang kedua, adalah multikulturalisme yang melegitimasi keragaman

budaya. Pada gelombang ini mengalami beberapa tahapan, di antaranya :

a. kebutuhan atas pengakuan, melibatkan berbagai displin akademik lain,

pembebasan melawan imrealisme dan kolonialisme.

b. gerakan pembebasan kelompok identitas dan masyarakat

asli/masyarakat adat (indigeous people), post-kolonialisme, globalisasi,

post-nasionalisme, post modernisme dan post-strukturalisme yang

mendekonstruksi struktur kemapanan dalam masyarakat.25

24 Sumber dari http://multikulturalisme.blogspot.com/2006/12/pendidikan-multikultural-di-

indonesia_04.html 25 Grgory Jay, Critical Context For Multiculturalism, dalam www.uwm.edu-

/gjay/Multicult/conte+tmulticulut.htm. Download 2 Desember 2005

Page 29: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

20

Gelombang kedua ini tampak makin progresif dan dinamis, memandang

jauh ke depan. Pun begitu, Steve Fuller mewanti-wanti adanya tantangan yang

harus diperhatkan dan diwaspadai yang muncul dari akibat multikulturalisme

gelombang kedua ini, antara lain :

Pertama, adanya hegemoni barat dalam bidang politik, ekonomi, sosial

dan ilmu pengetahuan. Komunitas, utamanya negara-negara berkembang,

perlu mempelajari sebab-sebab hegemoni barat dalam bidang-bidang

tersebut dan mengambil langkah-langkah seperlunya mengatasinya,

sehingga dapat sejajar dengan dunia barat.

Kedua, esensialisasi budaya. Dalam hal ini multikulturalisme berupaya

mencari esensi budaya tanpa harus jatuh ke dalam pandangan xenophobia

dan etnosentrisme. Multikulturalisme dapat melahirkan tribalisme yang

sempit yang pada akhirnya merugikan komunitas itu sendiri di dalam era

globalisasi, dan

Ketiga, proses globalisasi yang bisa memberangus identitas dan

kepribadian suatu budaya.26

Kemudian bagaimana posisi pendidikan multikultural dalam proses,

wacana dana teori-teori multikulturalisme di atas?. Pendidikan multikultural

menjadi bagian penting dari multikulturalisme. Ia menjadi semacam medium

sosialiasi dan pengembangan multikulturalisme. Wacana tentang pendidikan

multikultural terus mengemuka seiring dengan terus bergulirnya arus

demokratisasi dalam kehidupan bangsa, yang berimplikasi pada penguatan civil

society dan penghormatan terhadap hak asasi manusia (HAM).

Ketika ingin membentuk masyarakat baru pasca kemerdekaannya,

Amerika Serikat menjadikan sekolah sebagai pusat sosialisasi dan pembudayaan

nilai-nilai baru yang dicita-citakan. Melalui pendekatan inilah, dari Sekolah Dasar

hingga Perguruan Tinggi, Amerika Serikat berhasil membentuk bangsanya yang

dalam perkembangannya melampaui masyarakat induknya yaitu Eropa. Kaitannya

dengan nilai-nilai kebudayaan yang perlu diwariskan dan dikembangkan melalui

26 Lihat Tilaar, Multikulturalisme; Tantangan-tantangan Global Masa Depan dalam

Transformasi Pendidikan Nasional, (Jakarta: Grassindo, 2004),, hal. 83-85.

Page 30: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

21

sistem pendidikan pada suatu masyarakat, maka Amerika Serikat menggunakan

sistem demokrasi dalam pendidikan yang dipelopori oleh John Dewey. Intinya

adalah toleransi tidak hanya diperuntukkan untuk kepentingan bersama akan tetapi

juga menghargai kepercayaan dan berinteraksi dengan anggota masyarakat.27

Dengan demikian konsep pendidikan multikultural di negara-negara yang

menganut konsep demokrasi seperti di Amerika Serikat dan Kanada bukan hal

baru lagi. Mereka telah mempraktikan khususnya dalam upaya melenyapkan

diskriminasi rasial antara orang kulit putih dan kulit hitam, yang bertujuan

memajukan dan memelihara integritas nasional.

Pendidikan multikultural tidak bisa lepas dari diskursus multikulturalisme,

pendidikan multikultural berawal dari berkembangnya gagasan dan kesadaran

tentang “interkulturalisme” seusai Perang Dunia ke-II. Kemunculan gagasan dan

kesadaran “interkulturalisme” selain terkait dengan perkembangan politik

internasional menyangkut HAM, kemerdekaan dari kolonialisme, dan

diskriminasi rasial dan lain-lain, juga karena meningkatnya pluralitas di negara-

negara Barat sendiri yang baru migrasi ke Amerika dan Eropa.28 R. Stavenhagen

dalam kutipan Tilaar, menyatakan :

Religious, linguistic, and national minoritas as well as indigeous and tribal peoples were often subordinated, sometimes forcefully and against their will, to the interest of the state and the dominant society. While many people… had to discard their own cultures, languages, religions and traditions, and adapt to the alien norms and customs that were consolidated and reproduced through national institutions, including the eduacational and legal system.29 Mengingat pentingnya pemahaman mengenai multikulturalisme dalam

membangun kehidupan berbangsa dan bernegara terutama bagi negara-negara

yang mempunyai aneka ragam budaya masyarakat seperti Indonesia, maka

pendidikan multikulturalisme ini perlu dikembangkan. Melalui pendidikan

multikulturalisme ini diharapkan akan dicapai suatu kehidupan masyarakat yang

27 Muhaimin, Multikulturalisme dan Pendidikan Multikultural dalam dalam situs

http://www.education/pendOrg.hatm 28 Said Agil Husin al-Munawar, Aktualisasi Nilai-nilai dalam Sistem Pendidikan Islam,

(Ciputat: Ciputat Press, 2005), cet.2, hal. 208. 29 Tilaar, Multikulturalisme; Tantangan-tantangan Global Masa Depan dalam

Transformasi Pendidikan Nasional, (Jakarta: Grassindo, 2004), hal. 46.

Page 31: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

22

damai, harmonis, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sebagaimana

yang telah diamanatkan dalam undang-undang dasar.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan multikultural

bergandeng mesra dengan multikulturalisme, ditandai dengan proses

demokratisasi dan dipicu oleh tuntutan pengakuan terhadap hak asasi manusia,

anti diskriminasi dan dikotomisasi atas warna kulit, agama, adat istiadat, kultur

maupun gender. Semua manusia diciptakan oleh Tuhan sama dan sederajat.

Multikulturalisme dan pendidikan multikultural, sekarang dan ke depan akan

menjadi tema menarik dan ramai diperbincangkan.

C. Prinsip-prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

Pendidikan multikultural merupakan sebuah model pendidikan aplikatif

sekaligus responsible terhadap gejala multikulturalisme. Menurut Redolfo

Stavenhagen, sebagaimana dikutip Miftahul Choiri, pendidikan multikultural

harus didasarkan pada tujuan untuk menciptakan stabilitas dan integrasi nasional.

Oleh karena itu, latar belakang kehidupan masyarakat baik yang berada di

pedesaan maupun di perkotaan harus mendapatkan perhatian yang proporsional

sehingga model pendidikan yang diberikan kepada mereka sesuai dengan situasi

dan kondisi masyarakat.30

Sebagaimana keterangan pada proses keterkaitan antara (ke)budaya(an)

dengan pendidikan terdahulu. Menurut Parekh bahwa istilah multikulturalisme

mengandung tiga komponen, yakni terkait dengan kebudayaan, konsep ini

merujuk kepada pluralitas kebudayaan, dan cara tertentu untuk merespons

pluralitas itu. Oleh karena itu, multikulturalisme bukanlah doktrin politik

pragmatik melainkan sebagai cara pandang kehidupan manusia. Karena hampir

semua negara di dunia tersusun dari anekaragam kebudayaan—artinya perbedaan

menjadi asasnya—dan gerakan manusia dari satu tempat ke tempat lain di muka

bumi semakin intensif, maka multikulturalisme itu harus diterjemahkan ke dalam

kebijakan multikultural sebagai politik pengelolaan perbedaan kebudayaan warga

negara. Namun, yang masih menjadi pertanyaan besar, model kebijakan

30 Maslikhah, Quo Vadis Pendidikan Multikultur….., hal. 49

Page 32: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

23

multikultural seperti apa yang dapat dikembangkan oleh suatu negara seperti

Indonesia?

Untuk menghantarkan pada pengidentifikasian pendekatan-pendekatan

dalam perumusan prinsip-prinsip pendidikan multikultural, tidak ada salahnya jika

menegok bentuk-bentuk materi-materi praktek pendidikan multikultural di

Amerika sebagaimana catatan Kymlica yang dirangkum oleh Dede Royada,

meliputi :

1. Tentang hak-hak individual dan hak-hak kolektif dari setiap warga negara masyarakat, yakni setiap individu dari suatu bangsa memiliki hak yang sama untuk terpebuhi seluruh hak-hak asasi kemanusiaannya, seperti hak untuk memeluk agama, hak untuk memperoleh kehidupan yang layak, hak atas kesempatan berusaha dan yang sebagnsanya. Demikian pula, secara kolektif, walaupun mereka berasal dari etnik minoritas dan tidak memiliki perwakilan dalam birokrasi dan lembaga legislatif, tapi mereka memiliki hak yang sama dengan kelompok mayoritas untuk menyampaikan aspirasi politiknya, mengembangkan budayanya, dan yang sebangsanya.

2. Tentang kebiasaan individual dan budaya, yakni bahwa setiap individu termasuk etnik minoritas memiliki kebebasan untuk berkreasi, berkarya bahkan untuk mengembangkan dan memajukan budayanya. Kelompok etnik mayoritas harus menghargai hak-hak minoritas untuk mengembangkan budayanya itu.

3. Tentang keadilan dan hak-hak minoritas, yakni seluruh anggota masyarakat memiliki hak yang sama untuk memperoleh keadilan dari negara, dan bahkan mereka juga memiliki hak untuk mengembangkan kultur etniknya, termasuk etnik minoritas yang harus mampu mengelola bahsa, dan berbagai institusi sosialnya, agar tidak hilang dalam budaya kelompok etnik mayoritas.

4. Jaminan minoritas untuk bisa berbicara dan keterwakilan aspirasinya dalam struktur pemerintahan legislatif. Mereka memiliki hak untuk bisa terwakili, tetapi karena sistem kepartaian, seringkali kelompok-kelompok etnik, budaya dan kepentingan tidak terwakili, seperti wanita pekerja yang belum tentu terwakili di parlemen. Etnik kecil yang belum tetntu terwakili aspirasi dan suaranya dalam pengambilan putusan tentang kebijakan pembangunan.

5. Toleransi dan batas-batasnya, yakni bahwa etnik minoritas yang tidak terwakili langsung di parlemen atau birokrasi, harus dilindungi oleh etnik atau kelompok yang menguasai lembaga-lembaga otoritatif untuk pengambilan kebijakan-kebijakan publik. Akan tetapi, mereka yang berusaha memperhatikan hak-hak minoritas tersebut memiliki berbagai keterbatasan, karena harus memperhatiakan etnik atau kelompok mayoritas yang justru mereka wakili. Oleh sebab itu, hak-hak minoritas itu tetap memperoleh perhatian tapi dalam keterbatasan.31

31 Lihat Dede Rosyada, Pendidikan Multikultur…., hal. 24.

Page 33: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

24

Dengan bentuk materi praktek pendidikan multikultural demikian,

Amerika Serikat menurut hasil sebuah penelitian mengungkapkan beberapa

program pendidikan multikultural di Amerika ini sangat memungkinkan

diterapkan dalam masyarakat yang multikultur, meskipun masih ada beberapa

masalah yang akan terus muncul, namun kontribusi pendidikan multikultural

sangatlah signifikan. Tidak terbantahkan bahwa anggapan pendidikan

multikultural sebagai faktor kunci membutuhkan proses panjang dan menghadapi

berbagai tantangan. Namun demikian, pendidikan multikutural juga sangat

membantu sebagai strategi merekonstruksi kesetaraan dalam pendidikan,

mewujudkan kurikulum yang mengakomodasikan keberagaman, perubahan

budaya, teknik pengajaran dan meminimalkan diskriminasi dalam bentuk ras,

kecurigaan dan prasangka untuk semua warga negara dalam wadah masyarakat

multikultural.32

Selanjutnya, secara umum paling tidak tiga model kebijakan multikultural

negara-negara di dunia: Pertama, model yang mengedepankan nasionalitas.

Nasionalitas adalah sosok baru yang dibangun bersama tanpa memperhatikan

aneka ragam suku bangsa, agama, dan bahasa, dan nasionalitas bekerja sebagai

perekat integrasi. Dalam kebijakan ini setiap orang—bukan kolektif—berhak

untuk dilindungi negara sebagai warga negara. Model ini dipandang sebagai

penghancur akar kebudayaan etnik yang menjadi dasar pembentukan negara dan

menjadikannya sebagai masa lampau saja. Model kebijakan multikultural ini

dikhawatirkan terjerumus ke dalam kekuasaan otoritarian karena kekuasaan untuk

menentukan unsur-unsur integrasi nasional berada di tangan suatu kelompok elite

tertentu.

Kedua, model nasionalitas-etnik yang berdasarkan kesadaran kolektif etnik

yang kuat yang landasannya adalah hubungan darah dan kekerabatan dengan para

pendiri nasional (founders). Selain itu, kesatuan bahasa juga merupakan ciri

nasional-etnik ini. Model ini dianggap sebagai model tertutup karena orang luar

32 Yuyun Nur Hidayati, Multicultural Education In America, (Tesis), (Yogyakarta:

Universitas Gajah Mada). Sumber: google.com/search/Multi_Amerika.htm.

Page 34: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

25

yang tidak memiliki sangkut paut hubungan darah dengan etnis pendiri nasional

akan tersingkir dan diperlakukan sebagai orang asing.

Ketiga, model multikultural- etnik yang mengakui eksistensi dan hak-hak

warga etnik secara kolektif. Dalam model ini, keanekaragaman menjadi realitas

yang harus diakui dan diakomodasi negara, dan identitas dan asal-usul warga

negara diperhatikan. Isu-isu yang muncul karena penerapan kebijakan ini tidak

hanya keanekaragaman kolektif dan etnik, tetapi juga isu mayoritas-minoritas,

dominan-tidak dominan. Persoalannya menjadi lebih kompleks lagi karena

ternyata mayoritas tidak selalu berarti dominan, karena berbagai kasus

menunjukkan bahwa minoritas justru dominan dalam ekonomi. Jika kekuasaan

negara lemah karena prioritas kekuasaan dilimpahkan ke aneka ragam kolektif

sebagai konsekuensi pengakuan negara, negara mungkin diramaikan konflik-

konflik internal berkepanjangan yang pada gilirannya akan melemahkan negara

itu sendiri33.

Sekali lagi, tiap bangsa memiliki keunikannya sendiri, pendidikan

multikultural di Amerika bisa jadi tidak bisa diterapkan sepenuhnya di Indonesia.

Namun, secara universal, di manapun pendidikan multikultural mestilah

terkandung nilai-nilai penghormatan terhadap hak asasi kemanusiaan dan kearifan

memandang setiap manusia sebagai mahluk yang berbudaya. Multikulturalisme

sendiri adalah bagian integral dalam pelbagai sistem budaya masyarakat, salah

satunya adalah menjelma dalam pendidikan multikultural. Pendidikan

berwawasan multikultural dalam rumusan Jemes A. Banks adalah konsep, ide atau

falasafah sebagai suatu rangkaian kepercayaan (set of believe) dan penjelasan

yang mengakui dan menilai pentingnya keragaman budaya dan etnis di dalam

membentuk gaya hidup, pengalaman sosial, identitas pribaadi, kesempatan-

kesempatan pendidikan dari individu, kelompok maupun negara.34

33 Achmad Fedyani Saifuddin, Kegamangan Multikulturalisme di Indonesia, sumber:

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0601/21/pustaka/2374717.htm 34 James A. Bank dan Cherry A. Mc Gee (ed), Handbook of Research on Multicultural

Education, (San Fransisco: Jossey-Bass, 2001), hal. 28.

Page 35: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

26

Mengenai manusia mahluk yang berbudaya, Bikhu Parekh menggaris

bawahi tiga asumsi dasar yang harus diperhatikan dalam kajian ini, pertama, pada

dasarnya manusia akan terkait dengan struktur dan sistem budayanya sendiri

dimanapun dia hidup dan berinteraksi. Keterkaitan ini tidak berarti bahwa

manusia tidak bisa bersikap kritis terhadap sistem budaya tersebut, akan tetapi

mereka dibentuk oleh budayanya dan akan selalu melihat segala sesuatu

berdasarkan budayanya tersebut. Kedua, perbedaan budaya merupakan

representasi dari sistem nilai dan cara pandang tentang kebaikan yang berbeda

pula. Oleh karena itu, suatu budaya merupakan satu entitas yang realtif sekaligus

partial dan memerlukan budaya lain untuk memahaminya. Sehingga, tidak satu

budaya-pun yang berhak memaksakan budayanya kepada sistem budaya lain.

Ketiga, pada dasarnya budaya secara internal merupakan entitas yang

plural yang merefleksikan interaksi antar perbedaan tradisi dan untaian cara

pendang. Hal ini tidak berarti menegasikan koherensi dan identitas budaya, akan

tetapi budaya pada dasarnya adalah suatu yang majemuk, terus berproses dan

terbuka.35 Parekh menulis:

“a culture’s relation to it self shapes and is turn shaped by its relatin to others, and their internal and external pluralities presuppose and reinforceeach other. A cultur cannot appreciate the value of other unless it appreciates the plurality within it.36

Dengan demikian jelaslah bahwa prinsip dasar yang harus diperhatikan

dalam penerapan pendidikan multikultural harus menimbang akan kebutuhan dan

budaya suatu negara. Dalam pelaksanaannya, Banks menjelaskan lima dimensi

yang harus ada dalam perumusan pendidikan multikultural, yaitu: Pertama,

adanya integrasi pendidikan dalam kurikulum (content integration) yang di

dalamnya melibatkan keragaman dalam satu kultur pendidikan yang tujuan

utamanya adalah menghapus prasangka. Kedua, konstruksi ilmu pengetahuan

(konwledge construction) yang diwujudkan dengan mengetahui dan memahami

secara komperhensif keragaman yang ada. Ketiga, pengurangan prasangka

35 Diambil dari Bikhu Parekh, What is Multiculturalism?, dalam Jurnal India Seminar,

Desember 1999, sumber,www.google.com/search/what-is-multiculturalisme.htm 36 Bikhu Parekh, What is Multiculturalism?, dalam Jurnal India Seminar, Desember 1999,

sumber,www.google.com/search/what-is-multiculturalisme.htm

Page 36: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

27

(prejudice reduction) yang lahir dari interaksi antar keragaman dalam kultur

pendidikan. Keempat, pedagogik kesetaraan manusia (equity pedagogy) yang

memberi ruang dan kesempatan yang sama kepada setiap elemen yang beragam.

Kelima, pemberdayaan kebudayaan sekolah (empowering school culture). Hal

yang kelima ini adalah tujuan dari pendidikan multikultur yaitu agar sekolah

menjadi elemen pengentas sosial (transformasi sosial) dari struktur masyarakat

yang timpang kepada struktur yang berkeadilan.37

Peran pendidikan di dalam multikuklturalisme hanya dapat dimengerti di

dalam kaitannya dengan falsafah hidup, kenyataan sosial, yang akan meliputi

disiplin-disiplin ilmu yang lain seperti ilmu politik, filsafat, khususnya falsafah

posmoderenisme, antropologi, dan sosiologi. Dalam hal ini dimaksudkan agar

dalam perjalanan sejarah pendidikan multikultural nantinya tidak kehilangan arah

atau bahkan berlawanan dengan nilai-nilai dasar multikulturalisme. Oreintasi yang

seharusnya dibangun dan diperhatikan antara lain meliputi:

1. Orientasi kemanusiaan. Kemanusian atau humanisme merupakan sebuah nilai kodrati yang menjadi landasan sekaligus tujuan pendidikan. Kemanusian besifat universal, global, diatas semua suku, aliran, ras, golongan dan agama.

2. Orientasi kebersamaan. Kebersamaan atau kooperativisme merupakan sebuah nilai yang sangat mulia dalam masyarakat yang plural dan heterogen. Kebersamaan yang hakiki juga akan membawa kepada kedamaian yang tidak ada batasannya. Tentunya kebersamaan yang dibangun di sini adalah kebersamaan yang sama sekali terlepas dari unsur kolutif maupun koruptif. Kebersamaan yang dibangun adalah kebersamaan yang masing-maising pihak tidak merasa dirugikan dirinya sendiri, orang lain, lingkungan, serta negara.

3. Orientasi kesejahteraan. Kesejahteraan atau welvarisme merupakan suatu kondisi sosial yang menjadi harapan semua orang. Kesejahteraan selama ini hanya dijadikan sebagai slogan kosong. Kesejahteraan sering diucapkan, akan tetapi tidak pernah dijadikan orientasi oleh siapapun. Konsistensi terhadap sebuah orientasi harus dibuktikan dengan prilaku menuju pada terciptanya kesejahteraan masyarakat.

4. Orientasi profesional. Profesional merupakan sebuah nilai yang dipandang dari aspek apapun adalah sangat tepat. Tepat landasan, tepat proses, tepat pelaku, tepat ruang, tepat waktu, tepat anggaran, tepat kualitatif, tepat kuantitatif, dan tepat tujuan.

37 James A. Banks, Multiccultural Education: Historical Developmen, Dimension, and

Practice, dalam Handbook…., hal. 28

Page 37: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

28

5. Orientasi mengakui pluralitas dan heterogenitas. pluralitas dan heterogenitas merupakan sebuah kenyataan yang tidak mungkin ditindas secara fasis dengan memunculkan sikap fanatisme terhadap sebuah kebenaran yang diyakini oleh orang banyak.

6. Orientasi anti hegemoni dan anti dominasi. hegemoni dan dominasi hegemoni adalah dua istilah yang sangat populer bagi kaum tertindas. Hanya saja kedua istilah tersebut tidak pernah digunakan atau bahkan dihindari jauh-jauh oleh para pengikut paham liberalis, kapitalis, globalis, dan neoliberalis. Karena hegemoni bukan hanya dibidang politik, melainkan juga dibidang pelayanan terhadap masyarakat.18

Selanjutnya Tilaar juga menggarisbawahi enam hal kebutuhan model

pendidikan (multikultural) di Indonesia yang yang harus diperhatikan, antara lain:

Pertama, pendidikan multikultural haruslah berdimensi right to culture dan

identitas lokal. Kedua, kebudayaan Indonesia yang menjadi, artinya kebudayaan

Indonesia merupakan weltanschauung yang terus berproses dan merupakan

bagian integral dari proses kebudayaan mikro. Oleh karena itu, perlu sekali untuk

mengoptimalisasikan budaya lokal yang beriringan dengan apresiasi terhadap

budaya nasional. Ketiga, pendidikan multikultural normatif yaitu model

pendidikan yang memperkuat identitas nasional yang terus menjadi tanpa harus

menghilangkan identitas budaya lokal yang ada. Keempat, pendidikan

multikultural tidak boleh terjebak pada xenophobia, fanatisme dan

fundamentalisme, baik etnik, suku, ataupun agama. Kelima, pendidikan

multikultural merupakan pedagogik pemberdayaan (pedagogy of empowerment)

dan pedagogik kesetaraan dalam kebudayaan yang beragam (pedagogy of equite).

Pedagogik pemberdayaan pertama-tama berarti seseorang diajak mengenal

budayanya sendiri dan selanjutnya digunakan untuk mengembangkan budaya

Indonesia di dalam bingkai negara-bangsa Indonesia. Dalam upaya tersebut

diperlukan suatu pedagogik kesetaraan antar-individu, antar-suku, antar-agama

dan beragam perbedaan yang ada. Keenam, pendidikan multikultural bertujuan

mewujudkan visi Indonesia masa depan serta membangun etika bangsa.

Pendidikan ini perlu dilakukan untuk mengembangkan prinsip-prinsip eris (moral)

18 Ainurrofiq Dawam, Emoh Sekolah…, hal. 104-107.

Page 38: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

29

masyarakat Indonesia yang dipahami oleh keseluruhan komponen sosial-budaya

yang plural38.

Secara generik, pendidikan multikultural memang sebuah konsep yang

dibuat dengan tujuan untuk menciptakan persamaan peluang pendidikan bagi

semua siswa yang berbeda-beda ras, etnis, kelas sosial dan kelompok budaya.

Salah satu tujuan penting dari konsep pendidikan multikultural adalah untuk

membantu semua siswa agar memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan

yang diperlukan dalam menjalankan peran-peran seefektif mungkin pada

masyarakat demokrasi-pluralistik serta diperlukan untuk berinteraksi, negosiasi,

dan komunikasi dengan warga dari kelompok beragam agar tercipta sebuah

tatanan masyarakat bermoral yang berjalan untuk kebaikan bersama.

Dalam implementasinya, paradigma pendidikan multikultural dituntut

untuk berpegang pada prinsip-prinsip berikut ini:

- Pendidikan multikultural harus menawarkan beragam kurikulum yang merepresentasikan pandangan dan perspektif banyak orang.

- Pendidikan multikultural harus didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada penafsiran tunggal terhadap kebenaran sejarah.

- Kurikulum dicapai sesuai dengan penekanan analisis komparatif dengan sudut pandang kebudayaan yang berbeda-beda.

- Pendidikan multikultural harus mendukung prinsip-prinisip pokok dalam memberantas pandangan klise tentang ras, budaya dan agama.39

Dari beberapa penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tema besar

yang muncul dari prinsip-prinsip pendidikan multikultural berkaitan erat dengan

manusia, kemanusiaan dan budaya40, yang berporos pada :

1. Prinsip Pengakuan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM)

Keterkaitan antara HAM dan pendidikan tidak dapat disangkal lagi,

keduanya tidak dapat dipisahkan, karena antara keduanya terdapat

hubungan eksistensial. Artinya, proses pendidikan tidak akan terlepas dari

38 HAR. Tilaar, Multikulturalisme…, hal. 185-190. 39 Pupu Saiful Rahmat, Wacana Pendidikan Multikultural di Indonesia; Sebuah Kajian

terhadap Masalah-masalah Sosial yang Terjadi Dewasa ini, dalam http//www.akhmadsudrajat. wordpress.com/2008/04/04/wacana-pendidikan-multikultural-di-indonesia.

40 Lihat pula Moh. Miftahul Choiri, Pendidikan Multikultural…., yang menjabarkan prinsip-prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pendidikan multikultural di Indonesia, antara lain : 1) Menekankan kualitas proses daripada hasil, 2) Memposisikan murid bukan sekedar obyek tapi subyek pendidikan, 3) Metode belajar bervariasi, 4) Menghargai perbedaan 5) Special treatment for special student, dan 6) menerapkan kurikulum pendidikan yang holistik.

Page 39: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

30

HAM, demikian pula HAM tidak memiliki arti apa-apa tanpa adanya

proses pendidikan. Proses pendidikan adalah untuk merealisasikan HAM41

Hal senada juga diungkapkan oleh Chalidijah Hasan yang

mensyaratkan adanya prinsip-prinsip kemanusiaan yang harus

diperhatikan dalam pendidikan, antara lain :

a) Manusia memiliki sejarah, mahluk yang mampu melakukan self reflection, perenungan aksi masa lalu untuk sebuah kombinasi baru di masa depan.

b) Manusia adalah mahluk dengan segala individualitasnya merupakan masing-masing yang memiliki ciri khas tersendiri berdasarkan potensi-potensi yang dimilikinya. Kalau prinsip individualitas ini tidak dipahami, maka akan terjadi ketimpangan dan kesenjangan dalam pelaksanaan pendidikan.

c) Manusia selalu membutuhkan sosialisasi di antara mereka, manusia harus dipandang sebagai pribadi yang mesti diberi kesempatan untuk mengembangkan diri.

d) Manusia mengadakan hubungan dengan alam sekitarnya. e) Manusia dalam kebebasannya mengolah alam fikiran dan rasa telah

menemukan sesuatu yang transendental.42

Dalam aktifitas pendidikan manapun, peserta didik merupakan

sasaran (obyek) dan sekaligus sebagai subyek pendidikan. Oleh sebab itu

dalam memahami hakikat peserta didik, para pendidik perlu dilengkapi

pemahaman tentang ciri-ciri umum peserta didik. Setidaknya secara umum

peserta didik memiliki beberapa ciri yaitu;

1) Peserta didik dalan keadaan sedang berdaya, maksudnya ia dalam keadaan berdaya untuk menggunakan kemampuan, kemauan dan sebagainya.

2) Mempunyai keinginan untuk berkembang ke arah dewasa. 3) Peserta didik mempunyai latar belakang yang berbeda. 4) Peserta didik melakukan penjelajahan terhadap alam sekitarnya dengan

potensi-potensi dasar yang dimiliki secara individu43

41 H.A.R. Tilaar, Perubahan Sosial dan Pendidikan; Pengantar Pedagogik Transformatif

untuk Indonesia, (Jakarta : Grassindo, 2002), cet. Ke-1, hal. 432. 42 Chalidijah Hasan, Kajian Pendidikan Perbandingan, (Surabaya : Al-Ikhlas, 1994), cet.

1, hal. 14-15. 43 Muhaimin El Ma’hady, Multikulturalisme dan Pendidikan Multikultural dalam

http://www.cyberschooldps.net - 27 February, 2008, 23:51

Page 40: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

31

2. Prinsip Persamaan Derajat

Pendidikan mulikultural beradasarkan pedagogic baru, yaitu

pedagogik yang berdasarkan kesetaraan manusia (equity paedagogy).

Pedagogik kesetaraan bukan hanya mengakui akan HAM, tetapi juga hak

kelompok manusia, kelompok suku bangsa, kelompok bangsa untuk hidup

beradasarkan kebudayaan sendiri. Dengan demikian diakui adanya prinsip

kesetaraan individu, antar bangsa, antar budaya, antara agama dan

sebagainya. Pedagogik kesetaraan tidak mengakui akan perbedaan-

perbedaan artifisial yang telah dibuat oleh manusia di dalam sejarah

kehidupannya. Pedagogik kesetaraan berpangkal kepada pandangan

mengenai kesetaraan martabat.

Secara kebahasaan equality berasal dari kata equal yang berarti

sama. Terma equality juga dapat difahami sebagai persamaan. Adapun

yang dimaksud equality dalam pendidikan adalah kesejajaran atau

perlakuan merata yang diterima setiap peserta didik dalam memperoleh

pendidikan, tanpa memandang status ekonomi dan strata sosial.

3. Prinsip Pelestari Kebudayaan

Antara manusia, masyarakat dan lingkungan ada dialektika

berkesinambungan, di mana yang satu mempengaruhi yang lainnya. Maka

dalam konteks ini, pendidikan memfungsikan dirinya sebagai wacana

interaktif antara manusia dan masyrakat serta lingkungannya.44 Wacana

tentang manusia semacam itulah acuan pengembangan pendidikan

berprespektif multikultural. Manusia dan kebudayaan tidak terpisahkan,

maka pendidikan harus selalu berpegang pada dasar-dasar :

1) Masyarakat tidak ada dengan sendirinya. Masyarakat adalah eksistensi yang hidup, dinamis, dan selalu berkembang.

2) Masyarakat bergantung pada upaya setiap individu untuk memenuhi kebutuhan melalui hubungan dengan individu lain yang berupaya memenuhi kebutuhan.

3) Individu-individu, di dalam berinteraksi dan berupaya bersama guna memenuhi kebutuhan, melakukan penataan terhadap upaya tersebut dengan jalan apa yang disebut tantangan sosial.

44 Armai Arief, Reformulasi…., hal. 92.

Page 41: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

32

4) Setiap masyarakat bertanggung jawab atas pembentukan pola tingkah laku antara individu dan komunitas yang membentuk masyarakat.

5) Pertumbuhan individu di dalam komunitas, keterikatan dengannya, dan perkembangannya di dalam bingkai yang memnuntunya untuk bertanggung jawab terhadap tingkah lakunya.45

4. Prinsip Pluralisme

Sudah menjadi pengetahuan bersama bahwa manusia selalu

bersama dengan segala perbedaan-perbedaan dan keragaman. Maka

kondisi ini harus dikelolarawat dengan baik agar bias bernilai positif. Perlu

ada sikap saling menghormati, menghargai dan saling menopang

(cooperative-akomodative) terhadap realitas. Pluralisme budaya bukanlah

suatu yang “given” tetapi merupakan proses internalisasi nilai-nilai di

dalam suatu komunitas

Pendidikan memiliki peran strategis untuk mengembalikan cara

berpikir dan sikap peserta didik ke dalam tataran yang mengerti (dan

memahami) pluralitas bermasyarakat. Pendidikan yang diselenggarakan

haruslah pendidikan yang paham betul terhadap problem akut

kemanusiaan seperti penindasan, kemiskinan, pembantaian dan

sebagainya. Pendidikan yang dilaksanakan bukan merupakan penanaman

wacana dalam fungsi organisatorisnya yang lebih mengedepankan terma

perebutan wilayah dan pengikut. Karena pendidikan seperti ini hanya akan

menampakkan ekspresi kecurigaan terus menerus dalam prosesnya dan

antar sivitas pendidikan. Pendidikan seperti ini juga merupakan upaya

pendangkalan wacana keagamaan.

Pendidikan bukan hanya masuk pada penjabaran ajaran yang

sangat formal dalam tataran ritual dan tradisi, karena dengan begitu

pendidikan hanya merupakan upaya ideologisasi. Sebaliknya, pendidikan

hendaknya dipahami dalam sistem transendensi seluruh aspek kehidupan.

Transendensi ini bukan dimaksudkan merebut ridla-Nya dengan

menyingkirkan keinginan manusia lain (dengan agama/keyakinan lain)

45 Muhaimin El Ma’hady, Multikulturalisme dan Pendidikan Multikultural dalam

http://www.cyberschooldps.net - 27 February, 2008, 23:51

Page 42: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

33

yang sama. Sebaliknya, justru menghargainya dan bersama merumuskan

kebutuhan kemanusiaan sebagai refleksi teologis masing-masing.

Pluralitas agama dan keyakinan bukan dijadikan sebagai potensi

kerusuhan, melainkan merupakan potensi untuk diajak bersama

melaksanakan ajaran demi kepentingan kemanusiaan. Karena seluruh

agama selalu mengklaim demi keselamatan manusia. Di sini pendidikan

agama memiliki peran penting untuk menumbuhkan sikap awal agar bisa

bekerja sama dengan agama atau keyakinan yang lain. Pendidikan agama

harus memungkinkan tumbuhnya persaudaraan dalam kebersamaan

menemukan tradisi ilahi yang sama pada setiap agama, sehingga bisa

bersama membangun dunia baru yang lebih bermakna bagi seluruh umat

manusia.

Pengembangan sikap toleransi plus barang kali merupakan upaya

strategis yang bisa dilakukan, yakni dengan menghormati orang atau

golongan lain tanpa kehilangan identitas diri. Untuk ini dialog antar umat

beragama menjadi penting sebagai manifestasi membuka diri pengalaman

keagamaan. Caranya anak diajak melihat kebaikan kelompok lain, tidak

bersikap apriori, SARA dan berperilaku negatif terhadap orang atau

kelompok lain. Atau dengan cara sharing penghayatan agama sesuai

pengalaman spiritual yang dijalai secara terbuka. Dengan begitu akan

terhindar dari informasi yang salah mengenai agama lain.46

Tidak hanya itu, menghargai perbedaan adalah salah satu sikap

yang harus dikembangkan dalam rangka mewujudkan pendidikan

multikultural. Latar belakang sosial ekonomi yang berbeda merupakan

asset yang sangat berharga dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu sikap

menghargai perbedaan harus ditumbuh kembangkan dalam lingkungan

belajar. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat saling menghargai dan biasa

berbeda47 Dengan ditanamkannya pemahaman pluralisme diharapkan

setiap anak bangsa faham bahwa perbedaan ada bukan untuk saling

46 A. Waidl, Pendidikan Yang Menghargai Kemajemukan, dalam Bulletin Jum'at Al-Ikhtilaf, No. 07/9 Juni 2000, diterbitkan oleh LKiS Yogyakarta. Download di [email protected] 18 Januari 2008

47 Moh. Miftahul Choiri, Pendidikan Multikultural…, hal. 33.

Page 43: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

34

menghantam antara satu agama dengan agama lainnya, bukan sebagai

ajang penjajahan suku mayoritas terhadap minoritas, dan bukan pula untuk

merendahkan suatu kebudayaan terhadap kebudayaan lain. Dengan adanya

perbedaan di sekitar harus difahami sebagai sarana saling menghargai dan

saling melengkapi (mutual respect). Pluralisme adalah nafas dari ke-

bhineka-an. Dan kehidupan yang bhineka tidak dapat tercermin tanpa

adanya pemahaman keberagaman.

D. Tujuan Pendidikan Multikultral ; Mewujudkan Manusia Indonesia Cerdas

Secara umum, ada dua pandangan teoritis mengenai tujuan pendidikan,

masing-masing dengan tingkat keragamannya tersendiri. Pandangan teoretis yang

pertama berorintasi kemasyarakatan, yaitu pandangan yang menganggap

pendidikan sebagai sarana utama dalam menciptakan rakyat yang baik, baik untuk

sistem pemerintahan demokratis, oligarkis, maupun monarkis. Pandangan teoretis

yang kedua lebih berorientasi kepada individu, yang lebih memfokuskan diri pada

kebutuhan, daya tampung dan minat pelajar48.

Selanjutnya, sistem pendidikan yang diterapkan di negara-negara yang ada

di dunia ini berorientasi kemasyarakatan, kenegaraan. Brubacher dalam bukunya,

Modern Philosophies of Education (1978) menyatakan hubungan pendidikan

dengan masyarakat mencakup hubungan pendidikan dan perubahan sosial, tatanan

ekonomi, politik, dan negara, karena pendidikan itu terjadi di masyarakat, dengan

sumber daya masyarakat, dan untuk masyrakat, maka pendidikan dituntut untuk

mampu memperhitungkan dan melakukan antisipasi terhadap perkembangan

sosial, ekonomi, politik dan kenegaraan secara simultan. Sedangakan secara mikro

pendidikan senantiasa memperhitungkan individualitas atau karakteristik

perbedaan antara individu peserta didik49.

Layaknya sebuah konsep, pendidikan multikultural juga memiliki tujuan,

karena pendidikan adalah bagian dari suatu proses yang diharapkan untuk

48 Sebagian kelompok masyarakat yang memegang kendali sebuah Negara. 49 Fasli Jalal, Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah, (Yogyakarta:

Aditia 2001), hlal. 16

Page 44: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

35

mencapai suatu tujuan. Tujuan-tujuan akhir yang pada essesnsinya ditentukan

oleh masyarakat, dan dirumuskan secara singkat dan padat, seperti kematangan

dan integritas atau kesempurnaan pribadi dan terbentuknya kepribadian manusia,

dalam hal ini pendidikan multikultural menujukan diri pada terciptanya bangsa

yang memiliki integritas yang tinggi, bangsa maju, berperadaban, disegani oleh

bangsa lain dalam framework global-multikultural. Cita-cita tersebut, di Indonesia

diproyeksikan pada pembekalan dan pengembangan sumber daya manusianya,

yakni dengan label manusia Indonesia cerdas. Hanya manusia cerdaslah yang

dapat membangun kehidupan bangsa yang cerdas. Manusia cerdas adalah manusia

yang menguasai dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dengan sebaik-baiknya

untuk peningkatan mutu kehidupan, baik sebagai perseorangan maupun sebagai

kelompok, dan sebagai anggota masyarakat dan bangsanya.

Kemudian manusia cerdas juga manusia yang bermoral dan beriman

sehingga kecerdasan yang dimilikinya bukan untuk memupuk kerakusannya

menguasai sumber-sumber lingkungan secara berlebihan maupun di dalam

kemampuannya untuyk memperkaya diri sendiri secara tidak sah (korupsi), tetapi

seorang manusia cerdas yang bermoral pasti akan bertindak baik.

Selanjutnya manusia cerdas bukanlah yang ingin membenarkan apa yang

dimilikinya, cita-vitanya, agamanya, ideology politiknya untuk dipaksakan kepada

orang lain, tetapi seorang manusia yang cerdas mengakui akan perbedaan-

perbedaan yang ada di dalam hidup bersama sebagai kekayaan bersama dan dapat

dimanfaatkan untuk kepentingan bersama.

Jadi, sosok manusia cerdas tidak hanya cerdik dan berkemampuan untuk

menguasai ilmu pengetahuan dan menyelesaikan masalah, tetapi juga bermoral,

bersikap demokratis, dan empati terhadap orang lain. Manusia cerdas menghargai

diri sendiri dan orang lain dari berbagai latar belakang berbeda50.

Disamping itu, kita juga telah berkomitmen untuk mewujudkan tatanan

masyarakat indonesia baru yang lebih toleran dan dapat menerima dan memberi

didalam perbedaan budaya (multikultural), demokratis dalam perikehidupannya

(democratizatioan), mampu menegakkan keadilan dan hukum (law enforcement),

50 Anita Lie, Mengembangkan Model Pendidikan Multikultural, http//www.kompas.com/ akses 25 Desember 2007

Page 45: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

36

memiliki kebangsaan diri baik secara individual maupun kolektif (human dignity)

serta mendasarkan diri pada kehidupan beragama dalam pergaulannya

(religionism). Untuk bisa melihat konsep manusia cerdas, lihat tabel berikut :

Tabel Manusia Indonesia Cerdas51

Sikap dan Tingkah Laku Kompetensi Cerdik-Pandai - Kemampuan analisis

- Dapat mengambil pilihan - Menguasai Ilmu Pengetahuan - Gemar Belajar

Energik-Kreatif - Daya Kreatif - Rajin, kerja keras - Tahan uji

Responsif terhadap Masyarakat Demokratis

- Toleran terhadap perbedaan - Persatuan Indonesia yang

pluralistic - Inkulisivisme

Daya Guna (Skilled) - Keterampilan yang beermanfaat - Pemanfaatan Sumber Daya

Alam Akhlak Mulia (Moral, Religius) - Bermoral

- Anti Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN)

- Religius Substantif Sopan Santun (Civillized) - Mengenal adat istiadat setempat

- Mengenal tata pergaulan internasional

Dari tabel di atas dapat dilihat sebuah sosok manusia ideal era global.

Mereka memiliki sikap dan tingkah laku yang baik. Cerdik-pandai dalam kognitif,

energik-kreatif dalam ranah motorik, responif terhadap masyarakat-demokratis,

daya guna (skilled), akhlak mulia (moral, religius), sopan santun (civillized). Dari

pemaparan di atas, tujuan pendidikan multikultural merapatkan diri dalam ranah

kognitif, afektif maupun psikomotorik. Dengan manusia Indonesia cerdas

diharapkan akan dapat membangun bangsa ke depan di era global-multikultural.

51 Tilaar, Multikulturalisme…….,hal. 203.

Page 46: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

37

E. Implikasi Multikulturalisme terhadap Pendidikan Islam

Era multikulturalisme, sebagaimana keterangan terdahulu, menuntut

masyarakat dengan segala unsurnya untuk saling tergantung dan menanggung

nasib secara bersama-sama demi tercapainya perdamaian abadi. Tidak bisa

dipungkiri bahwa gelombang moderenisasi dan globalisasi budaya telah

meruntuhkan sekat-sekat kultural, etnik, idiologi dan agama. Mobilitas sosial

ekonomi pendidikan, dan politik menciptakan keragaman dalam relasi-relasi

keragaman. Kini, cukup sulit menemukan komunitas-komunitas sosial yang

homogen dan monokultur. Fenomena multicultural dari pluralitas ras, etnik,

jender, kelas, dan agama bahkan sampai pilihan gaya hidup sudah menjadi bagian

dari imperatif peradaban manusia.

Gejala multikulturalisme dan globalisasi sendiri akan mempengaruhi

beberapa aspek fundamental dalam pendidikan dan kehidupan manusia. Menurut

Mastuhu, implikasi dari multikulturalisme terhadap pendidikan, utamanya di

Indonesia antara lain :

a. Kesadaran globalisasi membawa saling ketergantungan antara berbagai

pihak terkait. Disamping itu juga harus bersikap dan berperilaku terbuka

dan bijaksana dalam bekerjasama dengan berbagai pihak.

b. Fungsi lembaga pendidikan harus menumbuhkembangkan kemampuan

belajar sendiri bagi anak didik dalam rangka menemukan jati dirinya guna

menyongsong masa depan.

c. Perlu diberikan dasar-dasar yang utuh dan kuat kepada anak didik sebelum

anak didik memiliki dunia spesialisasi sesuai dengan bakatnya52.

Selain itu, era-multikulturalisme jika tidak dikelolarawat dengan baik

sesungguhnya mengandung potensi disintegrasi bangsa. Perbedaan ras, etnis,

budaya agama, dan lainnya bisa menimbulkan sikap sektarian atau firqah-firqah.

Disintegrasi itu akan terjadi apabila dalam masyarakat multikultural terjadi

penyumbatan terhadap pertukaran sosial (Social Exchange), yaitu tindakan saling

memberi dalam berbagai aspeknya, termasuk redistribusi pendapatan.

52 Mastuhu, Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

1999), hal. 46.

Page 47: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

38

Multikulturalisme yang meniscayakan perbedaan itu diasumsikan (berdasarkan

pengalaman), juga mengandung potensi konflik atau persaingan yang tidak sehat.

Bahkan Huntington sendiri mengasumsikan terkandungnya konflik antar

peradaban, tidak sekadar perbedaan. Karena konflik itu tak terkompromikan atau

tak terdamaikan, maka terjadilah benturan atau bahkan perang peradaban.53

Oleh sebab itu, dunia pendidikan, utamanya pendidikan Islam,

mendapatkan tantangan untuk meredam potensi negatif tersebut sebagai implikasi

dari era global-multikulturalisme. Ini tentu berkaitan dengan gejala kebudayaan

saling bersentuhan dengan pendidikan. Pendidikan dan kebudayaan adalah dua

bidang yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat, keduanya ibarat dua sisi

mata uang yang saling membutuhkan.54 Pendidikan membutuhkan berbagai

masukan nilai yang berlaku dalam masyarakat sebagai sumber belajar, sementara

masyarakat membutuhkan hasil transformasi nilai yang dihasilkan oleh dunia

pendidikan sebagai pendorong perubahan. Begitu pentingnya makna pendidikan

bagi masyarakat, maka hampir bisa dipastikan bahwa proses pendidikan

mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan masyarakat.55 Tentang hal ini,

hasil studi para tokoh pendidikan yang tercerahkan pada umumnya sepakat,

bahwa tugas pokok pendidikan adalah menyiapkan sumber daya manusia untuk

kepentingan masa depan kehidupannya. Ki Hajar Dewantoro misalnya

mengatakan bahwa pendidikan berarti memelihara tumbuh kembang ke arah

kemajuan, tak boleh melanjutkan keadaan kemarin menurut alam kemarin.

Pendidikan adalah usaha kebudayaan, berasaskan peradaban, yakni memajukan

hidup agar mempertinggi derajat kemanusiaan.56 Kemanusiaan sendiri adalah

proses yang terus menerus menuju peradaban, maka wajar jika kemudian muncul

pendidikan sepanjang hayat agar berjalan sebagaimana dinamikanya.

Selanjutnya, Unesco (1996) melaporkan dari Comission on Education for

the Twenty-first Century, bahwa pendidikan sepanjang hayat sebagai suatu

53 M. Dawam Rahardjo, Meredam Konflik…., hal. 5. 54 Soedirjato, Pendidikan sebagai Sarana Reformasi Mental dalam Upaya Pembangunan

Bangsa, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), hal. 91. 55 H.A.R. Tilaar, Pendidikan, Kebudayaan dan Masyarakat Madani Indonesia, (Bandung:

Remaja Rosda Karya, 2000), hal. 49. 56 Abudin Nata, Paradigma Baru Pendidikan Islam di Era Pasar Bebas, dalam Jurnal

Didaktika Pendidikan, Vol. VI, No.1 Juni 2005, hal. 37.

Page 48: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

39

bangunan ditopang oleh empat pilar, yaitu (1) leraning to know atau learning to

learn, yaitu belajar untuk memperoleh pengetahuan dan untuk melakukan

pembelajaran selanjutnya, (2) learning to do, yaitu belajar untuk memiliki

kompetensi dasar dalam berhubungan dengan situasi teamwork yang berbeda-

beda, (3) learning to live together, yaitu belajar unuk mampu mengapresiasi dan

mengamalkan kondisi saling ketergantungan, keanekaragaman, saling memahami

dan perdamaian antar bangsa, (4) learning to he, yaitu belajar untuk

mengaktualisasikan diri sebagai individu dengan kepribadian yang memiliki

timbangan dan tanggungjawab pribadi.57

Dengan demikian, teranglah bahwa tugas berat kini harus dipikul. Era

global-multikulturalisme harus dijawab oleh dunia pendidikan. Tantangan

globalisasi dan internasionalisasi menuntut kawasan dan wawasan yang tanpa

batas, maka pendidikan harus bersifat fleksibel. Artinya ada koreksi terhadap

struktur waktu dan tempat dalam berbagai aspek kehidupan, perlu diperlihatkan

ketajaman mata dunia pendidikan melalui plurality competency.

Hal senada juga diungkapkan oleh Miftahul Choiri, menurutnya tantangan

global-multikultural menjadikan manusia harus mengantisipasi terjadinya

perubahan dalam kehidupan masyarakat, sebagaimana pakar antropolog

pendidikan Indonesia Redolfo Stavenhagen, hal itu terjadi melalui pendidikan58

Dunia pendidikan yang multikultural idealnya memandang positif terhadap

kemajemukan yang ada dengan alasan. Pertama, secara sosial semua kelompok

budaya dapat di reperentasikan dan hidup berdampingan bersama dengan orang

lain. Kedua, diskriminasi dan rasisme dapat direduksi melalui penetapan citra

positif keragaman etnik dan pengetahuan budaya-budaya lain. Untuk itu wawasan

dan gagasan multikulturalisme perlu dikukuhkan dalam segala pendidikan.

Pun dengan pendidikan Islam, keberadaannya harus berperan dalam

membentuk karakter individu-individu dan mampu menjadi “guiding light” bagi

generus muda penerus bangsa. Tuntutan reformasi sistem pendidikan Islam harus

direalisasikan, dari pendidikan Islam yang terkesan sebagai alat indoktrinasi yang

57 Mohammad Surya, Tantangan Pembelajaran di Era Millenium Ketiga, dalam Jurnal Didaktika Pendidikan, Vol. III, No.2, Desember 2002, hal. 150

58 Miftahul Choiri, Pendidikan Multikultural dan Implementasinya dalam Pendidikan, dalam Jurnal Cendekia, Vol. 3, No. 2 Juli-Desember 2003, hal. 26

Page 49: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

40

anti realitas kepada pendidikan Islam yang berparadigma multikultural. Terlebih

lagi proses pendidikan yang berakar dari kebudayaan, faktanya berbeda dengan

praksis pendidikan yang terjadi dewasa ini yang cenderung mengalienasikan

proses pendidikan dari kebudayaan. Maka kita memerlukan suatu perubahan

paradigma (paradigm shift) dari pendidikan untuk menghadapi globalisasi dan

menata kembali kehidupan masyarakat Indonesia. Cita-cita reformasi tidak lain

tidak bukan ialah membangun suatu masyarakat madani Indonesia, oleh karena

itu, arah perubahan paradigma baru pendidikan Islam diarahkan demi

terbentuknya masyarakat madani tersebut.

Arah perubahan paradigma pendidikan Islam yang baru setidaknya

berorientasi pada :

Pertama, desentralistik, kebijakan pendidikan lebih bersifat bottom up,

orientasi lebih bersifat holistik; artinya pendidikan ditekankan pada

pengembangan kesadaran untuk bersatu dalam kemajemukan budaya,

kemajemukan berfikir, menjunjung tinggi nilai moral, kemanusiaan dan agama,

kesadaran kreatif dan produktif, dan kesadaran hukum.59 Selain itu, orientasi yang

harus dibangun adalah orientasi kemanusiaan, kebersamaan, kesejahteraan,

proporsional mengakui pluralitas, anti hegemoni dan anti dominasi.60

Kedua, pendidikan Islam harus dirancang dengan menerapkan prinsip

demokrasi multikultural. Hal ini sejalan dengan semakin tingginya tuntutan

manusia akan hak asasinya, serta perlakuan secara manusiawi sebagai bentuk

konsekuensi dari tidak ada lagi bangsa-bangsa di dunia yang jajah. Berbagai

kelompok sosial (minoritas) yang ada di berbagai negara dengan latar belakang

budaya, suku, ras, glongan, agama, adat istiadat dan sebagainya, yang dahulu

tidak berani menyuarakan aspirasinya kini mulai bangkit dan menuntut

aspirasinya. Fenomena ini harus direspon dengan cara selain menerapkan

pendidikan yang berbasis demokratis, juga pendidikan yang multikultural.

59 Fasli Jalal, Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah, (Yogyakarta: Aditia,

2001), hal. 5. 60 Ainurrofiq Dawam, Emoh Sekolah, Menolak Komersialisasi Pendidikan dan Kanibalisme

Intelektual Menuju Pendidikan Multikultural, (Jogjakarta: Inspeal Ahimsakarya Press, 2003), hal. 104-108.

Page 50: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

41

Ketiga, pendidikan Islam harus menyelenggarakan pendidikan agama

dengan visi yang menjadikan agama sebagai dasar nilai dalam kajian berbagai

disiplin ilmu, pedoman hidup, sumber etika, moral dan kultural dalam

menghadapi dampak modernisasi dan globalisasi serta menjadikannya sebagai

kepribadian dalam hidup. Ajaran agama yang dikehendaki adalah ajaran agama

yang komperhensif, integratif, holistik, rasional, empirik, progressif, humanis,

inklusif, kultural, aktual dan kontekstual sesuai dengan semangat ajaran agama

yang terdapat dalam kitab suci (al-Qur’an dan hadits).61

Meski begitu, setiap bangsa memiliki kompleksitas karakter, budaya,

geografis, sosio-kultural, tingkat ekonomi, sistem politik dan sejarahnya sendiri-

sendiri. Untuk implementsi suatu konsep pendidikan pun tidak bisa samakan

dengan negara-negara lain. Agaknya implementasi pendidikan multikultural di

Indonesia bukan sesuatu yang taken for granted atau trial and error, butuh kerja

keras dan perjuangan yang panjang. Model pendidikan multikultural di Indonesia

mestilah harus berdasar Pancasila yang telah disepakati para pendiri bangsa

sebagai jaminan NKRI. Multikultur dan pendidikan merupakan rangkaian kata

yang berisikan esensi dan konsekuensi yang tidak dapat dipisahkan karena di

dalam pendidikan terdapat falsafah pendidikan yang disarikan dari nilai-nilai

kultur masyarakat. Falsafah sendiri merupakan ruh sekaligus sumber energi dalam

sistem pendidikan menjadi sesuatu yang sangat menentukan, falsafah adalah

kiblat dalam perncanaan pendidikan.62

Secara lebih spesifik , pendidikan sebagai institusi sosial memiliki fungsi

antara lain sebagai proses perubahan sosial. Proses perubahan masyarakat melalui

pendidikan harus mampu mengakomodir karakter sosial yang dimiliki

masyarakat. Hal ini mengingat pendidikan memiliki sejumlah karakteristik sosial

antara lain :

1) Kultural-Etis; pendidikan menjalin keharmonisan antara tuntutan individu dan nilai-nilai moral masyarakat.

2) Vokasional; pendidikan bertalian erat dan langsung dengan kehidupan praktis dalam berbagai tarafnya.

61 Abduin Nata, Paradigma Baru Pendidikan Islam, hal. 38-40. 62 Maslikhah, Quo Vadis Pendidikan Multikultural…., hal. 22.

Page 51: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

42

3) Multi Pola; pendidikan berbeda-beda sejalan dengan perbedaan kehidupan dan individu yang tidak mungkin berada dalam satu pola.

4) Kondisional; pendidikan mengarahkan individu untuk mempelajari dan menekuni pekerjaan yang sesuai dengan kondisinya.

5) General dan Komperhensif; pendidikan bersifat umum dan menyeluruh yang mencakup dasar-dasar pengetahuan dan budaya.

6) Sosial; pendidikan dibatasi oleh faktor ruang dan waktu serta menggali tujuan dasarnya dari masyarakat.

7) Multidimensi; pendidikan merupakan proses yang sangat penting dalam kehidupan individu dan masyarakat. Pemahaman terhadap hakikatnya memerlukan pemahaman terhadap segala dimensinya.

8) Artificial; pendidikan sering dikatakan sebagai seni pembentukan masa depan. Hal ini tidak hanya sekedar terkait dengan manusia seerti apa yang diharapkan di masa depan, lebih jauh dari itu adalah proses seperti apa yang akan diberlakukan dan apa yang akan dilakukan di masa mendatang. Dengan demikian pendidikan perlu memperhatikan realitas sekarang untuk menyusun format yang akan diberlakukan demi masa depan.

9) Pendidikan merupakan urat nadi kehidupan ndividu dan masyarakat. Sebesar apa yang diberikan pendidikan di setia pusat pendidikan, sebesar itu pula nilainya dalam membentuk kepribadiannya.

10) Perekat sosial; pendidikan disamping merupakan sarana keberlangsungan masyarakat, juga merupakan urgensi sosial bagi individu untuk membentuk kepribadiannya dan mempersiapkan diri untuk membentuk menjadi anggota yang sempurna dalam masyarakat.63

Pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa dunia pendidikan,

khususnya pendidikan Islam harus berbenah menghadapi tuntutan zaman agar

tidak berada pada ruang yang hampa dari proses transmisi dan transformasi

budaya. Hal ini berkaitan erat dengan fungsi pendidikan sebagai pewaris dan

pelestari kebudayaan.

63 Lihat Maslikhah, ..Quo Vadis.., hal. 36-37

Page 52: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

43

BAB III KONSEPSI PENDIDIKAN ISLAM :

SEBUAH KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian Pendidikan :

1. Definsi Pendidikan

Agar penulisan lebih terarah, sebelum dikemukakan pengertian pendidikan

Islam, maka perlu terlebih dahulu mengemukakan pengertian pendidikan secara

umum. Pengertian pendidikan secara etimologi berasal dari kata "didik" yang

kemudian mendapat awalan "pe" dan akhiran "an", mengandung arti pebuatan

(hal cara, dsb)1 Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani, yaitu

"paedagogie" yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini

kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan "education", yang

berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini sering

diterjemahkan dengan "tarbiyah" yang berarti pendidikan.2

Sedangkan secara terminologi, pengertian pendidikan belum ada

kesepakatan bersama dari pakar pakar pendidikan. Menurut UUSPN No. 20

tahiun 2003, "Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.".3 Komisi Nasional

1 Purwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1991), cet. Ke-

XII, hal. 250. 2 Armai Arief, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Diktat perkuliahan, 2002), hal. 2. 3 UU tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : Sinar Grafika, 1993), cet. Ke-IV, hal.

2-3.

Page 53: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

44

Pendidikan mendefinisikan, pendidikan adalah usaha nyata menyeluruh yang

setiap program dan kegiatannya selalu terkait dengan tujuan akhir pendidikan4.

Dalam pengertian yang lain, pendidikan ialah proses pengubahan dan tata

laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui

upaya pengajaran dan pelatihan.5 Pendidikan juga mengandung arti sebagai

aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan

membuka potensi-potensi pribadinya, yaitu (pikir, karsa, rasa, cipta dan budi

nurani), dan jasmani (pancaindera serta keterampilan-keterampilan).6

Sedangkan menurut Marimba, pendidikan adalah bimbingan atau

pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan

rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama7.

Setelah mengemukakan beberapa pendapat tentang definisi pendidikan,

maka penulis berkesimpulan bahwa pendidikan adalah proses bimbingan,

pengarahan, pembinaan jasmani dan rohani yang dilakukan oleh pendidik

terhadap anak didik secara sadar menuju kedewasaan dan membentuk kepribadian

yang luhur dan utama.

2. Definisi Pendidikan Islam

Sebelum menjelaskan tentang definisi pendidikan Islam, terlebih dahulu

diterangkan tentang pemahaman kata pendidikan yang ditambah dengan kata

Islam. Secara umum pendidikan Islam memiliki tiga pemahaman, yakni :

a) Pendidikan menurut Islam atau pendidikan Islami yakni pendidikan yang

dipahami dan dikembangkan dari ajaran Islam dan nilai-nilai

fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya yaitu Al-Qur'an

dan As-Sunah. Dengan pengertian yang pertama ini, pendidikan Islam

4 Armai Arief, Reformulasi Pendidikan Islam, (Jakarta : CRSD Press, 2005), cet. Ke-I, hal.

18. 5 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, Kamus

Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1994), cet. Ke-II, hal. 232. 6 Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-dasar Kependidikan, (Surabaya : Usaha

Nasional, tt), cet. Ke-III, hal. 7. 7 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : PT. Al-Maarif,

1989), cet. Ke-VIII, hal. 9.

Page 54: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

45

dapat terwujud pemikiran dan teori pendidikan yang mendasarkan diri

atau dibangun dan dikembangkan dari sumber-sumber dasar tersebut.

b) Pendidikan ke-Islam-an atau pendidikan agama Islam yakni upaya

pendidikan agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya agar

menjadi way of life seseorang.

c) Pendidikan Pendidikan dalam Islam, atau proses dan praktik

penyelenggaraan pendidikan yag berlangsung dan berkembang dalam

sejarah umat Islam. Dalam arti proses pertumbuhan dan perkembangan

Islam dan umatnya, baik Islam sebagai agama, ajaran maupun system

budaya dan peradaban.

d) Pendidikan Islam merupakan proses pembelajaran yang sangat intens

pada post pembentukan kepribadian, budi pekerti yang luhur (menurut

ukuran Islam), atau dengan menggunakan bahas-bahasa lain yang

mempunyai arti kurang lebih sama.

Walaupun istilah pendidikan tersebut dapat dipahami secara berbeda,

namun pada dasarnya merupakan satu kesatuan dan mewujud secara operasional

dalam satu system yaitu pendidikan Islam.8

Adapun definisi tentang pendidikan Islam secara sederhana diartikan

sebagai proses pembimbingan, pembelajaran dan atau pelatihan terhadap manusia

(anak, generasi muda) agar nantinya menjadi orang Islam yang berkehidupan serta

mampu melaksanakan peranan dan tugas-tugas hidup sebagai muslim. Dengan

singkat pendidikan Islam dapat dikatakan sebagai proses pembibingan,

pembelajaran atau pelatihan agar manusia menjadi seorang muslim9

Beberapa ilmuwan muslim lain juga mencoba merumuskan dan

menawarkan teorinya tentang definisi pendidikan Islam. Ada beberapa

sumbangsih pemikirannya berkenaan dengan pengertian pendidikan Islam, antara

lain :

8 Maslikhah, Quo Vadis Pendidikan Mutikultural; Rekonstruksi Sistem Pendidikan berbasis

Kebangsaan, (Surabaya: JP Books, 2007), cet. 1, hal. 6 9 Tim Dosen IAIN Sunan Ampel, Dasar-dasar Kependidikan, (Surabaya : Karya Abditama,

1996), cet. Ke-I, hal. 6.

Page 55: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

46

a. Yusuf Qordhawi sebagaimana dikutip oleh Armai Arief menyatakan,

pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya,

rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya.10

b. Menurut Drs. Ahmad D. Marimba, pendidikan Islam adalah bimbingan

jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju

terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

Kepribadian utama tersebut adalah kepribadian muslim, yakni kepribadian

yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan, berbuat

serta bertanggungjawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.

c. Menurut Abdur Rahman Nahlawi, pendidikan Islam adalah pengaturan

pribadi dan masyarakat sehingga dapat memeluk Islam secara logis dan

sesuai secara keseluruhan baik dalam kehidupan individu maupun kolektif.

d. Menurut Drs. Burlian Shomad, pendidikan Islam adalah pendidikan yang

bertujuan membentuk individu menjadi mahluk yang bercorak diri

berderajat tinggi menurut ukuran Allah dan sisi pendidikannya untuk

mewujudkan tujuan itu adalah ajaran Allah. Secara rinci beliau

mengemukakan pendidikan itu baru dapat disebut pendidikan Islam

apabila memiliki ciri khas yaitu :

1) Tujuan untuk membentuk individu yang bercorok diri tertinggi

menurut ukuran Al-Qur’an.

2) Isi pendidikannya adalah ajaran Allah yang tercantum dengan lengkap

dalam al-Qur’an dan pelaksanaannya dalam praktek kehidupan sehari-

hari sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

e. Menurut Prof. Dr. Hasan Langgulung, pendidikan Islam ialah pendidikan

yang memiliki fungsi sebagai berikut :

1) Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan tertentu

dalam masyarakat pada masa yang akan datang. Peranan ini berkaitan

erat dengan kelanjutan hidup (survival) masyarakat sendiri.

2) Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan deengan peranan-

peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda.

10 Armai Arief, Reformulasi Pendidikan Islam…..hal. 20.

Page 56: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

47

3) Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan memelihara keutuhan dan

kesatuan masyarakat yang menjadi sayarat mutlak bagi kelanjutan

hidup (survival) suatu masyarakat dan peradaban. Dengan kata lain,

tanpa nilai-nilai keutuhan (integrity) dan kesatuan (integration) suatu

masyarakat, maka kelanjutan hidup tersebut tidak akan menyebabkan

kehancuran masyarakat itu sendiri.

f. Hasil Seminar Pendidikan Islam se-Indonesia tanggal 7-11 Mei 1960 di

Cipayung Bogor menyatakan, “Pendidikan Islam adalah bimbingan

terhadap pertumbuhan jasmani dan rohani menurut ajaran Islam dengan

hikmah megarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi

berlakunya semua ajaran Islam”.11

g. Menurut Abdurrohman Saleh, pendidikan agama Islam sebagai usaha

sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami,

menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan, bimbingan,

pengajaran atau latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk

menghormati agama lain dalam hubungan antar umat beragama dalam

masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.12

h. Menurut Sindhunata, pendidikan agama (Islam) adalah usaha sadar

menyiapkan siswa utuk meyakini, memahami, menghayati, dan

mengamalkan agama melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau

pelatihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama

orang lain dalam hubungan kerukunan antara umat beragama untuk

mewujudkan persatuan nasional. Tujuan secara umum adalah untuk

meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa

tentang suatu agama, sehingga dapat menjadi pribadi yang beriman dan

bertaqwa serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.13

11 Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : CV. Pustaka Setia,

2001), cet. II, hal. 16 12 Abd. Rochman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, (Jakarta : Gema Windu

Panca Perkasa, 2000), cet.ke-I, hal. 31. 13 Maslikhah, Quo Vadis Pendidikan Mutikultural; Rekonstruksi Sistem Pendidikan

berbasis Kebangsaan, (Surabaya: JP Books, 2007), cet. 1, hal. 148

Page 57: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

48

Dari pemaparan beberapa definisi tentang pendidikan Islam di atas, ada

beberapa point penting yang bisa ditangkap, yakni:

Pertama, pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar untuk

mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan segala potensi

yang dianugerahkan oleh Allah kepadanya agar mampu mengemban

amanat dan tanggung jawab sebagai kholifah Allah di bumi dan

pengabdian kepada Allah, proses ini selanjutnya disebut sebagai proses

edukatif.

Kedua, titik berat dari sekian definisi di atas adalah pada segi

pembentukan akhlak, ada yang menuntut pendidikan teori dan praktek,

sebagian lagi menghendaki terwujudnya kepribadian muslim dan lain-lain.

Ketiga, dapat dilihat beberapa dimensi pendidikan Islam yakni

berhubungan dengan tiga komponen sifat dasar manusia, yaitu : tubuh,

(jasmani), ruhani dan akal (intelektual/sosial). Dalam hal ini pendidikan

berupaya menjaga dan mengembangkannya.

Selanjutnya, Armai Arief mengkategorikan dua pandangan yang dapat

memberikan makna terhadap istilah pendidikan, yaitu pandangan masyarakat dan

pandangan individu. Dalam pandangan masyarakat, pendidikan memiliki makna

"pewarisan nilai-nilai budaya" dari generasi tua kepada generasi muda. Sementara

jika dilihat dari kacamata individu, maka pendidikan memiliki makna

"pengembangan potensi pribadi manusia."14

Titik terang berikutnya adalah, baik pendidikan sebagai pewarisan nilai-

nilai budaya maupun pendidikan sebagai pengembangan potensi pribadi, unsur-

unsur yang mencakup seluruh dimensi kemanusiaan, yaitu jasadi (fisik), aqli

(intelektual) dan rukhi (mental) tetap dibutuhkan. Karena ketiga komponen ini

merupakan sebuah sistem dalam rangka mewujudkan pribadi yang utuh. Dengan

demikian pendidikan agama tidak sebatas memberikan identity: way of life tapi

lebih jauh dari itu adalah sebagai transformasi transcendental.15 Dalam hal ini

14 Armai Arief, Reformulasi.., hal. 79-80 15 Maslikhah, Quo Vadis Pendidikan Multikultural.., hal. 148-149.

Page 58: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

49

pendidikan agama juga berarti memahami konteks sosial budaya yang ada dan

berkembang.

Sejurus dengan itu, visi pendidikan Islam menurut A. Qodri Azizy

sebagaimana versi UNESCO antara lain: (1) learning to think (belajar bagaimana

berfikir); (2) learning to do (belajar bagaimana tetap hidup atau belajar bagaimana

berbuat); (3) learning to be(belajar bagaimana tetap hidup, atau sebagai dirinya);

dan (4) learning to live together (belajar bagaimana untuk hidup bersama-sama).16

Dengan memperhatikan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan Islam adalah suatu proses edukatif oleh orang dewasa kepada anak

didik yang mengarah pengembangan potensi akal, jasmani dan rohani

(pembentukan akhlak atau kepribadian muslim) dan pewarisan budaya yang

sesuai dengan ajaran Islam, agar mampu mengemban amanat dan tanggung jawab

sebagai khalifah fil aradh.

B. Prinsip-prinsip Pendidikan Islam

Dari batasan terminologi pendidikan yang disebutkan di atas, memberikan

gambaran bahwa pendidikan merupakan salah satu syarat utama dalam upaya

meneruskan dan mengekalkan nilai-nilai kebudayaan dari sebuah masyarakat.

Dengan demikian, pendidikan merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan bagi

masyarakat. Agar pendidikan dapat melaksanakan fungsinya sebagai agent of

culture dan bermanfaat bagi manusia itu sendiri, maka diperlukan acuan pokok

yang mendasarinya. Dalam hal ini pendidikan merupakan bagian yang terpenting

dari kehidupan manusia, yang secara kodrati adalah insan pedagogik, maka acuan

yang menjadi dasar bagi pendidikan adalah nilai yang tertinggi dari pandangan

hidup suatu masyarakat di mana pendidikan itu dilaksanakan. Selanjutnya yang

dibicarakan adalah pendidikan Islam, maka yang menjadi pandangan hidup yang

mendasari seluruh kegiatan pendidikan ini adalah pandangan hidup yang Islami,

yaitu terhadap nilai yang transenden, universal, dan eternal (langgeng, abadi atau

kekal).

16 A. Qodri Azizy, Pendidikan (agama) untuk Membangun Etika Sosial, (Semarang: Aneka

Ilmu, 2003), cet. 2, hal. 30-35.

Page 59: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

50

Dalam menetapkan dasar-dasar atau sumber-sumber pendidikan Islam

para ahli seluruhnya sepakat bahwa yang menjadi sumber dalam pendidikan Islam

adalah al-Qur’an, hadits, dan ijtihad yang dilakukan oleh para ilmuwan untuk

menjawab fenomena yang muncul kemudian yang tidak tertera jawabannya secara

terperinci dalam al-Qur’an dan hadits. Ini berarti bahwa semua perangkat

pendidikan Islam harus ditegakkan di atas ajaran Islam, baik filsafat pendidikan,

teori maupun praktik. Prinsip pendidikan Islam juga ditegakkan di atas dasar yang

sama dan berpangkal dari pandangan Islam secara filosofis terhadap jagad raya,

manusia, masyarakat, ilmu pengetahuan dan akhlak.17

Visi pendidikan Islam dengan demikian tidak bisa lepas dari ajaran dasar

al-Qur’an, hadits maupun ijtihad para ilmuwan. Salah satu visi Islam adalah

berwawasan universal dan global karena ajaran Islam tidak membeda-bedakan

manusia berdasarkan asal-usul daerahnya. Barat dan Timur bagi Islam bukan

untuk dimasalahkan. Nilai-nilai yang datang dari Barat dan Timur dapat diterima

sepanjang memiliki komitmen pada keimanan yang kokoh, kepedulian sosial,

hubungan vertikal dengan Tuhan dan hubungan horizontal dengan sesama

manusia, berorientasi pada pembentukan akhlak mulia dan kepribadian yang

tangguh. Hal ini berdasarkan petunjuk al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 177 :

سلي لوا أن البروت كموهجل وبرق قشرب المغالمو نلكو البر نم نآم م باللهوالير واآلخ كةالئالماب وتالكو بينيالنى وآتالال ولى مع بهى ذوي حبى القرامتاليو نياكسالمو ناببيل والس نيلائالسي وفو

عاهدوا إذا بعهدهم والموفون الزكاة وآتى الصالة وأقام الرقابابرينالصي واء فأساء البرالضو نيحأس والب كأولئ ينقوا الذدص كأولئو مقون هتالم

17 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 1994), hal. 13.

Page 60: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

51

Artinya :

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.”

Visi ajaran Islam juga ditujukan untuk menciptakan kedamaian dan rahmat

bagi seluruh alam sebagaimana dalam al-Qur’an surat al-Ambiya : 107

للعالمين إالرحمة أرسلناك ومآ“Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.

Guna mewujudkan visi ini, pendidikan Islam diarahkan pada upaya

mewujudkan tujuan dari kehadiran Islam (maqashid al-syari’ah), yaitu

memelihara, membina, membimbing, dan memenuhi kebutuhan manusia dalam

bidang agama, akal, jiwa, harta dan keturunan. Dengan demikian komponen-

komponen penunjang pendidikan harus berpedoman pada prinsip keseimbangan,

keterbukaan, dinamis, fleksibel, situasional dan kondsisonal, egaliter, demokratis,

manusiawi, rasional professional dan kualitaif.18

Pandangan Islam terhadap masalah-masalah tersebut digariskan dalam

beberapa prinsip-prinsip, dan prinsip-prinsip itulah yang dijadikan landasan dalam

merumuskan perangkat pendidikan.

Lebih padat Dr. Ramayulis menyatakan bahwa ada beberapa prinsip

pendidikan Islam yaitu : Pertama, prinsip pendidikan Islam merupakan implikasi

dari characteristic (ciri-ciri) manusia menurut Islam. Kedua, prinsip pendidikan

18 Abudin Nata, Paradigma Baru Pendidikan Islam di Era Pasar Bebas, dalam Jurnal

Didaktika Islamika, Vol. VI, No. 1 Juni 2005, hal 38.

Page 61: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

52

Islam adalah pendidikan integral dan terpadu. Ketiga, prinsip pendidikan Islam

adalah pendidikan yang integral dan seimbang.19

1. Prinsip Pendidikan Islam merupakan Implikasi dari Ciri-ciri

Manusia Menurut Islam20.

Menurut Islam mengemukakan ciri-ciri manusia yang

membedakannya dari mahluk lain adalah sebagai berikut :

a. Fitrah

Mengenai fitrah manusia dalam salah satu hadits diterangkan :

جسانهمي أو ينصرانه أو دانهويه فأبواه ,الفطرة على يولد ولودم كل

“setiap anak yang dilahirkan adalah dalam keadaan fitrah (suci), maka orangtuanyalah yang menjadikannya seorang Yahudi, seorang Nasrani atau Majusi”21

Kemudian dalam al-Quran surat ar-Rum ayat 30, disebutkan :

مفأق كهجين ولدنيفا لة حطرف ي اللهالت فطر اسا النهليال ع يعلمون ال الناس أكثر ولكن القيم الدين ذلك الله لخلق تبديل

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.

b. Kesatuan Ruh dan Jasad

Manusia tersusun dari dua unsur yaitu ruh dan jasad. Dari segi

jasad sebagian karakteristik manusia sama dengan binatang, sama-sama

memiliki dorongan untuk berkembang dan memepertahankan diri serta

keturunan. Namun dari ruh, manusia berbeda dari mahluk lain. Allah

19 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,.., hal. 110-114. 20 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,.., hal. 110-114. 21 Imam Bukhari, Shahih Bukhari, (Beirut : Darul Fikri, 1994), juz. 1, hal. 118.

Page 62: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

53

menyempurnakan kejadian manusia yang meniupkan ruh ketika struktur

jasad manusia sudah siap menerimanya.

Dengan ruh yang ditiupkan ke dalam diri manusia, maka manusia

hidup dan berkembang. Ruh mempunyai dua daya, yaitu daya berpikir

yang disebut qalb, dengan daya rasa yang disebut qalb. Dengan daya aql

manusia memperoleh pengetahuan, memperhatikan dan menyelidiki alam

sekitar. Dengan daya qalb manusia berusaha mendekatkan diri (taqarrub)

sedakat mungkin dengan Tuhan.22

c. Kebebasan Berkehendak.

Manusia mempunyai karakteristik kebebasan berkehendak,

kemauan untuk memilih dan memutuskan tingkah lakunya sendiri.

Kebebasan manusia meliputi berbagai dimensi seperti kebebasan

beragama, berbuat, mengeluarkan pendapat, memiliki, berpikir, berkreasi

dan lain sebagainya. Firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah : 256:

بالطاغوت يكفر فمن الغي من الرشد تبين قد الدين في إكراه النمؤيو بالله فقد كسمتاس ةورثقى بالعال الو امصفا انله اللهو مسيع يملع

Artinya: “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Walau manusia diberi kebebasan tetapi kebebasan itu tidak mutlak

di mana ia sanggup berbuat semaunya. Kebebasan dalam Islam adalah

kebebasan yang terikat oleh rasa tanggungjawab, tidak menghalangi

kebebasan orang lain, nilai-nilai agama dan moral yang dianut masyarakat,

22 Ramayulis, Ilmu Pendidikan…, hal. 111

Page 63: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

54

undang-undang yang berlaku, kebersamaan dan keadilan serta akal logika.

Rasulullah SAW bersabda:

عیتھر عن مسئول وكلكم راع كلكم

“setiap kalian adalah pemimpin, dan akan dimintai pertanggungjawabannya” (HR. Mutafaq Alaih)23

Implikasinya dalam pendidikan adalah bahwa dalam pencapaian

tujuan pendidikan Islam, faktor peserta didik meupakan hal yang mutlak

perlu dipehatikan. Supaya seorang pendidik berhasil dalam pendidikan,

maka konsep yang jelas tentang karakteritik manusia menurut Islam sangat

penting.

d. Mahluk Sosial

Sebagai homo social, manusia akan selalu membutuhkan bantuan

dan kerjasama dengan orang lain yang masing-masing mempunyai hak dan

kewajiban dalam hidup bermasyarakat. Sebuah firman Allah SWT dalam

al-Maidah : 2, menyatakan.24

والعدوان اإلثم على تعاونوا وال والتقوى البر على وتعاونوا العقاب شديد الله إن الله واتقوا

Artinya:

"dan tolong menolonglah kamu dalam kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksanya".

Dengan demikian teranglah bahwa manusia tidak akan lepas dari

pengaruh sosial. Acuan mahluk sosial yang paling sederhana adalah tolong

menolong satu dengan lainnya sebagai pengakuan adanya perbedaan.

23 Imam Muslim, Shahih Muslim, (Beirut : Darul Fikri, 1998), juz. 2, hal. 820 24Ayat lain yang senada, QS.Ali-Imran : 103dan 110, At-Taubah: 71, Al-Fath: 29, As-

Syura:38, Al-Mujadalah: 22, Al-Anfal: 25, dan sebagainya.

Page 64: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

55

Implikasinya dalam pendidikan Islam adalah, tujuan pendidikan Islam

akan mengacu kepada kebahagiaan dunia dan di akhirat yang keduanya

hanya bisa mungkin dicapai oleh manusia melalui proses interaksi sosial.

2. Prinsip Pendidikan Islam adalah Pendidikan Integral dan Terpadu

Pendidikan Islam tidak mengenal adanya pemisahan antara sains

dan agama. Penyatuan antara kedua sistem pendidikan adalah tuntunan

aqidah Islam. Allah adalah pencipta alam semesta termasuk manusia,

Allah pula yang menurunkan hukum-hukum untuk mengelola dan

melestarikannya.

Menurut Muhammad Quth sebagaimana dikutip oleh Ramayulis,

hukum-hukum mengenai alam fisik dinamakan sunatullah. Sedangkan

pedoman hidup dan hukum-hukum untuk kehidupan manusia telah

ditentukan pula dalam ajaran agama yang dinamakan Din Allah, yang

mencakup aqidah dan syari’ah baik alam fisik dengan aturan-Nya berupa

sunatullah maupun pedoman hidup manusia berupa Din Allah adalah

sama-sama ayat Allah, walaupun yang pertama didapatkan dari alam

semesta (ayat al-kauniyah) sedangkan yang kedua didapatkan dari wahyu

(ayat al-tanzilah). Studi tentang ayat kauniyah dilakukan dalam ilmu

fisika, geologi, geografi, biologi dan sebagainya. Sedangkan studi tentang

tata kehidupan manusia berupa pengembangan pengetahuan dari ayat-ayat

taniliyat sebagai pedoman hidup untuk manusia dilakukan dalam ilmu

hukum, ilmu politik, sosiologi, psikologi, ilmu ekonomi, antropologi dan

lain sebaginya yang tercakup dalam ilmu-ilmu sosial dan humanitas.25

Dengan demikian semua cabang ilmu sebanarnya adalah ilmu-ilmu

Islami. Jika dalam pengembangan ilmu pengetahuan kemudian terdapat

perbedaan antara hasil penelitian ilmiah dengan wahyu Allah tentu terjadi

salah satu dari dua hal, yaitu : penyelidikan ilmiah yang belum sampai

25 Ramayulis, Ilmu Pendidikan…, hal. 113.

Page 65: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

56

kepada kebenaran ilmiah yang objektif, atau salah dalam memahami ayat

yang mengangkut penelitiannya26.

Implikasinya adalah bahwa dalam pendidikan Islam tidak

dibenarkan adanya dikotomi pendidikan agama dan sains. Para peserta

didik harus dapat memahami Islam a total way of life yang dapat mengatur

berbagai aspek kehidupan manusia.27

3. Prinsip Pendidikan Islam adalah Pendidikan yang Seimbang.

Prinsip keseimbangan dapat dijumpai pada tujuan yang ingin

dicapai oleh tujuan yang ingin dicapai oleh tujuan pendidikan Islam, yaitu

disamping dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat (QS.

Al-Baqarah : 201); menjadi hamba yang taat beribadah, (QS. Al-Dzariat :

56), menjadi khalifah dimuka bumi (QS. Al-Baqarah : 30), menjadi hamba

Allah yan muttaqin (QS. Al-Baqarah : 177); manusia yang berakhlak

mulia (QS. Al-Qlam : 4), menjadi hamba Allah yang rendah hati (QS. Al-

Furqan : 63)

Prinsip keseimbangan tersebut selanjutnya dijumpai pada rumusan

kurikulum yang di dalamnya di samping mengembangkan aspek kognitif

juga aspek psikomotorik (QS. An-Nahl : 78), keseimbangan antara

penguasaan ilmu agama dengan ilmu umum (QS. Al-Mujadalah : 11),

pembinaan antara otak kanan dan otak kiri, kesalehan soisal dan kesalehan

individual, kemampuan memahami (to know), mengerjakan (to do),

mengamalkan (to be) dan memanfaatkannya bagi kepentingan bersama (to

life together).28

Ruang lingkup pendidikan di dalam pandangan Islam tidak sempit,

tidak saja pada pendidikan agama dan tidak pula terbatas pada pendidikan

duniawi semata, tetapi Rasulullah sendiri pernah mengajak setiap individu

dari ummat Islam supaya bekerja untuk agama dan dunianya sekaligus29.

26 Ramayulis, Ilmu Pendidikan..., hal. 113 27 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,.., hal. 114 28 Abudin Nata, Paradigma…., hal. 39 29 Abudin Nata, Paradigma…., hal. 16.

Page 66: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

57

4. Prinsip Menghargai Perbedaan

Prinsip menghargai perbedaan dapat dijumpai pada salah satu

formulasi pengertian pendidikan Islam, yaitu usaha sadar untuk

menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati dan

mengamalkan agama Islam melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran atau

latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain

dalam hubungan antar umat beragama dalam masyarakat untuk

mewujudkan persatuan nasional.30 Dari statement di atas, terlihat bahwa

pendidikan Islam tidak “anti realitas”. Artinya pendidikan Islam memiliki

kaitan hubungan dengan konteks waktu dan tempat yang melingkupinya,

bagaimana hubungan dengan Allah, hubungannya dengan lingkungan dan

kemanusiaan yang meniscayakan adanya perbedaan-perbedaan,

sebagaimana tersebar dalam banyak ayat al-Qur’an maupun hadits-hadits

tentang pentingnya menghormati dan menghargai perbedaan.

وقبائل شعوبا وجعلناكم وأنثى ذكر من خلقناكم إنا الناس أيها يا خبري عليم الله إن أتقاكم الله عند أكرمكم إن لتعارفوا

"Hai manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah di antara kalian adalah orang yang paling bertaqwa" (Al-Hujurat: 13).

Dalam ayat di atas Allah telah menandaskan bahwa manusia

diciptakan dalam wujud laki-laki dan perempuan, berbangsa-bangsa, dan

bersuku-suku. Dengan tegas ayat ini menandakan pluralitas manusia. Jelas

Al-Quran sangat menyadari bahwa agama manusia berbeda-beda. Namun,

perbedaan ini bukan dijadikan sebagai potensi untuk saling membunuh,

sebaliknya dengan santun dan arif al-Quran menawarkan alternatif

pencarian titik temu (kalimatun sawa') masing-masing (Q.S. Ali Imran:

30 Abd. Rochman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, (Jakarta : Gema Windu

Panca Perkasa, 2000), cet.ke-I, hal. 31.

Page 67: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

58

64). Terhadap perbedaan, al-Quran melawan keras tindakan diskriminasi.

Al-Quran lebih menekankan keadilan sebagai sikap yang ideal bagi

perbedaan tersebut (Q.S. al-Maidah: 8).

Al-Qur'an menyatakan bahwa perbedaan di antara manusia dalam

bahasa dan warna kulit harus diterima sebagai kenyataan positif sebagai

satu di antara tanda-tanda kekuasaan Allah (QS. Ar-Rum : 22). Dalam ayat

lain di tegaskan, tentang kemajemukan pandangan dan cara hidup di antara

manusia yang tidak perlu menimbulkan kegusaran, tetapi hendaknya

dipahami sebagai pangkal tolak sumber motivasi untuk berlomba-lomba

menuju kebaikan, karena hanya Tuhan-lah yang akan menerangkan

mengapa manusia berbeda, nanti ketika manusia kembali kepada-Nya.31

Ayat lain yang senada dengan ayat-ayat di atas adalah QS. Al-Maidah : 48,

QS. Hud : 118-119, Al-Syura : 8.32.

Jadi prinsip pendidikan Islam yang berdasarkan al-Qur’an dan

hadits tidak menafikan perbedaan keragaman, oleh karenanya pendidikan

hendaknya dipahami dalam sistem transendensi seluruh aspek kehidupan.

Transendensi ini bukan dimaksudkan merebut ridla-Nya dengan

menyingkirkan keinginan manusia lain (dengan agama/keyakinan lain)

yang sama sebaliknya, justru menghargainya dan bersama merumuskan

kebutuhan kemanusiaan sebagai refleksi teologis masing-masing33.

31 Syamsul Arifin dan Ahmad Barizi, Paradigma Pendidikan Berbasis Pluralisme dan

Demokrasi, (Malang : UMM Press, 2001), cet. Ke-I, hal. 2. 32 Ibid, hal. 56. Ayat senada dapat dilacak pada QS. al-Maidah : 37, QS. Al-Mumtahanah

: 8-9, dan al-Baqarah : 256 33 A. Waidl, Pendidikan yang Menghargai Perbedaan, dalam google.com/pendidikan

pluralisme. 13 Januari 2006

Page 68: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

59

C. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Islam

1. Fungsi Pendidikan

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi:

“Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan mejadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab”.34

Pendidikan juga berfungsi sebagai pelestari nilai-nilai kebudayaan yang

masih layak dipertahankan, pendidikan juga memiliki fungsi sebagai alat

transformasi masyarakat untuk dapat beradaptasi dengan perubahan sosial yang

tengah terjadi.35 Sedang menurut Hasan Langgulung pendidikan Islam memiliki

fungsi sebagai berikut :

1. Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan tertentu

dalam masyarakat pada masa yang akan datang. Peranan ini berkaitan erat

dengan kelanjutan hidup (survival) masyarakat sendiri.

2. Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan deengan peranan-

peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda.

3. Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan memelihara keutuhan dan kesatuan

masyarakat yang menjadi sayarat mutlak bagi kelanjutan hidup (survival)

suatu masyarakat dan peradaban. Dengan kata lain, tanpa nilai-nilai

keutuhan (integrity) dan kesatuan (integration) suatu masyarakat, maka

kelanjutan hidup tersebut tidak akan menyebabkan kehancuran masyarakat

itu sendiri.36

Selain alasan itu, pendidikan agama Islam juga merupakan pendidikan

manusia seutuhnya yang dapat membina seluruh aspek kehidupan manusia baik

jasmani maupun rohani, agar peserta didik dapat menjalankan fungsi

34 Tim Penyyusun, Undang-undang Republik Indonesia, No.2 tahun 2003, Tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Bab II pasal 3, (Jakarta: CV. Mitama Utama, 2004), h. 7. 35 Benny Susetyo, Politik Pendidikan Penguasa, hal.6. 36 Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : CV. Pustaka Setia,

2001), cet. II, hal. 16

Page 69: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

60

kehidupannya dengan baik, baik itu bagi pribadinya, masyarakat atau

lingkungannya maupun bagi bangsa dan negaranya.

Secara lebih spesifik , pendidikan sebagai institusi sosial memiliki fungsi

antara lain sebagai alat proses perubahan sosial. Proses perubahan masyarakat

melalui pendidikan harus mampu mengakomodir karakter sosial yang dimiliki

masyarakat. Hal ini mengingat pendidikan memiliki sejumlah karakteristik sosial

antara lain :

1) Kultural-Etis; pendidikan menjalin keharmonisan antara tuntutan individu dan nilai-nilai moral masyarakat.

2) Vokasional; pendidikan bertalian erat dan langsung dengan kehidupan praktis dalam berbagai tarafnya.

3) Multi Pola; pendidikan berbeda-beda sejalan dengan perbedaan kehidupan dan individu yang tidak mungkin berada dalam satu pola.

4) Kondisional; pendidikan mengarahkan individu untuk mempelajari dan menekuni pekerjaan yang sesuai dengan kondisinya.

5) General dan Komperhensif; pendidikan bersifat umum dan menyeluruh yang mencakup dasar-dasar pengetahuan dan budaya.

6) Sosial; pendidikan dibatasi oleh faktor ruang dan waktu serta menggali tujuan dasarnya dari masyarakat.

7) Multidimensi; pendidikan merupakan proses yang sangat penting dalam kehidupan individu dan masyarakat. Pemahaman terhadap hakikatnya memerlukan pemahaman terhadap segala dimensinya.

8) Artificial; pendidikan sering dikatakan sebagai seni pembentukan masa depan. Hal ini tidak hanya sekedar terkait dengan manusia seerti apa yang diharapkan di masa depan, lebih jauh dari itu adalah proses seperti apa yang akan diberlakukan dan apa yang akan dilakukan di masa mendatang. Dengan demikian pendidikan perlu memperhatikan realitas sekarang untuk menyusun format yang akan diberlkukan demi masa depan.

9) Pendidikan merupakan urat nadi kehidupan ndividu dan masyarakat. Sebesar apa yang diberikan pendidikan di setia pusat pendidikan, sebesar itu pula nilainya dalam membentuk kepribadiannya.

10) Perekat sosial; pendidikan disamping merupakan sarana keberlangsungan masyarakat, juga merupakan urgensi social bagi individu untuk membentuk kepribadiannya dan mempersiapkan diri untuk membentuk menjadi anggota yang sempurna dalam masyarakat.37

Dari gambaran di atas jelaslah bahwa pendidikan Islam sebagai sub

pendidikan nasional memiliki kewajiban untuk menjadi alat perubahan

masyarakat sesuai dengan karakter social dalam pendidikan. Tegasnya, dalam hal

37 Lihat Maslikhah, ..Quo Vadis.., hal. 36-37

Page 70: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

61

ini pendidikan Islam harus "ramah" dengan kondisi nasioanal bangsa Indonesia

yang multikultural.

2. Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan pendidikan termasuk masalah sentral dalam pendidikan, sebab

tanpa perumusan tujuan pendidikan yang baik maka perbuatan mendidik menjadi

tidak jelas, tanpa arah dan bahkan tersesat atau salah langkah pula. Oleh

karenanya masalah tujuan pendidikan menjadi inti dan sangat penting dalam

menentukan isi dan arah pendidikan yang diberikan.

Istilah “tujuan” atau “sasaran” atau “maksud”, dalam bahasa Arab

dinyatakan dengan ghayat, ahdaf, atau maqasid. Sedangkan dalam bahasa Inggris

dinyatakan dengan goal, purpose, objective, atau aim. Secara umum istilah-istilah

itu mengandung pengertian yang sama, yaitu perbuatan yang diarahkan kepada

suatu target atau arah yang hendak dicapai melalui serangkaian upaya atau

aktivitas.38

Sedangkan secara istilah, Zakiah Daradjat mengemukakan bahwa, “tujuan

adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah suatu usaha atau kegiatan

selesai.39 Upaya untuk memformulasikan suatu rumusan tujuan, tidak terlepas dari

pandangan masyarakat dan nilai yang dianut para pelaku pendidikan masing-

masing. Maka tidaklah aneh jika terdapat perbedaan tujuan yang ingin dicapai

oleh masing-masing lembaga pendidikan karena kepentingan yang ingin dicapai.40

Tujuan pendidikan di Indonesia secara singkat, sebagaimana tercantum

dalam UU SPN, bahwa tujuan pendidikan nasional ialah membangun manusia

Pancasila yang memiliki ciri-ciri :

a. Bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

b. Cerdas, terampil, berbudi pekerti

c. Mempunyai semangat kebangsaan

d. Dapat membangun diri sendiri

38 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1993), hal. 222. 39 Zakiah Daradjat, et.al, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi AKsara, 1992), hal. 29 40 Jalaludin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islamm ; Konsep dan Perkembangan

Pemikirannya, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1994), hal. 39

Page 71: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

62

e. Bersama orang lain membangun bangsa.41

Sedang menurut Langveld, tujuan pendidikan adalah untuk membangun

anak ke arah kedewasaan, dalam arti membentuk individu berkesadaran sosial dan

susila atau membentuk pribadi sosial yang bermoral. Lain halnya dengan John

Dewey yang merumuskan tujuan pendidikan sebagai pembentukan anggota

masyarakat yang baik. Sedang Kersheristeiner menekankan pada pembentukan

warga negara yang baik.42

Sementara itu dalam pendidikan Islam, tujuan pendidikan tidak akan

pernah lepas dari pembicaraan tentang tujuan hidup manusia, maka dalam

tujuannya pun ilmu akan selalu mempertimbangkan perubahan dan perkembangan

yang dialami manusia. Untuk itu dalam sebuah ilmu atau disiplin ilmu dibutuhkan

suatu rumusan tujuan yang fleksibel yang dapat terus menerus disesuaikan dengan

perkembangan dan kemajuan zaman. Untuk itulah dalam pendidikan Islam pun

harus diambil dari konsep atau falsafah hidup manusia dengan berdasarkan nilai-

nilai dan norma-norma Islam. Karena mengingat bahwa pandangan hidup muslim

adalah Islam, maka tujuan pendidikan pun haruslah sesuai dengan ajaran Islam.

Pendidikan Islam memiliki tujuan terkendali sesuai dengan falsafah dan

pandangan hidup yang digariskan oleh akal dalam al-Qur’an. Dengan berdasarkan

al-Qur’an dan hadits jelas terlihat bahwa tujuan sejati pendidikan Islam adalah

menghasilkan orang-orang yang beriman dan juga berpengetahuan, yang satu

sama lain saling menopang.43

Tujuan pendidikan Islam juga musti disinkronkan dengan tujuan agama

Islam yaitu berusaha mendidik individu mukmin agar tunduk, bertakwa, dan

beribadah dengan baik kepada Allah, sehingga memperoleh kebahagiaan di dunia

dan akherat tersebut, dapat digali tujuan-tujuan khusus44.

Para cendekiawan Islam dan ahli-ahli pendidikan Islam yang lain

membuat rumusan masing-masing tentang tujuan pendidikan Islam, antara lain :

41 Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1999), cet. Ke-I, hal. 32. 42 Lihat dalam Sumarno, Pengantar Umum Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1992), cet.

Ke- VIII, hal. 49-50. 43 Syed Sajjad Hussain dan Syed Ali Ashraf, Krisis dalam Pendidikan Islam, terj. : Fadlah

Mudhafir, (Jakarta : Al-Mawardhi Prima, 2000), cet.ke-I, hal. 49. 44 Maslikhah, Quo Vadis…., hal. 122

Page 72: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

63

1. Prof. Saleh Abdul Aziz dan DR. Abdul Aziz Najid mengatakan bahwa

tujuan pendidikan Islam adalah untuk mendapatkan keridhaan Allah dan

mengusahakan kehidupan.

2. M. Athiyah Al-Abrasy, menyatakan “tujuan utama dari pendidikan Islam

ialah pembentukan akhlak dan budi pekerti yang sanggup menghasilknan

orang-orang yang bermoral, laki-laki maupun wanita, jiwa yang bersih ,

kemauan keras, cita-cita yang benar dan akhlak yang tinggi, tahu arti

kewajiban dan pelaksanaannya, menghormati hak-hak manusia, tahu

membedakan buruk dengan baik, meilih suatu fadhilah, menghindari suatu

perbuatan yang tercela karena ia tercela, dan mengingat Tuhan dalam

setiap pekerjaan yang mereka lakukan”45.

3. Masih menurut M. Athiyah Al-Abrasyi dalam Khoiron Rosyadi;

a. Untuk membantu pembentukan akhlak mulia.

b. Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akherat.

c. Persiapan mencari rizki dan pemeliharaan segi-segi kemanfaatan

d. Menumbuhkan roh ilmiah (scientific-spirit) pada pelajar dalam arti

untuk mengetahui (curiosity) dan memungkinkan ia mengkaji ilmu

sekedar ilmu.46

4. Musthafa Amin, bahwa tujuan pendidikan Islam adalah mempersiapkan

seseorang bagi amalan dunia dan akherat.

5. Ibnu Khaldun dalam Armai Arief47;

a) Tujuan yang berorientasi akhirat, yaitu membentuk hamba-hamba

Allah yang dapat melaksanakan kewajiban-kewajiban kepada Allah.

b) Tujuan yang berorientasi dunia, yaitu membentuk manusia yang

mampu menghadapi segala bentuk kehidupan yang lebih layak dan

bermanfaat bagi orang lain.

6. Abdullah Fayyad menyatakan bahwa pendidikan Islam mengarah kepada

dua tujuan :

45 Muhammad Athiyah al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, tt), hal. 102.

46 Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik, (Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2004), cet. 1, hal. 164.

47 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), cet.1, hal. 19.

Page 73: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

64

a. persiapan adalah hidup akherat

b. membentuk perorangan dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan

adalah menunjang kesuksesannya hidup di dunia.48

Sesungguhnya ada banyak teori yang lain dari para pakar. Meski begitu,

nampak secara garis besar dalam penerapannya pada pendidikan Islam, tujuan

pendidikan Islam dibagi menjadi tiga point, yaitu tujuan akhir, tujuan umum dan

tujuan khusus.49

a. Tujuan Akhir

Tujuan ini bersifat mutlak, tidak mengalami perubahan dan berlaku umum

karena sesuai dengan konsep ketuhanan yang mengandung kebenaran mutlak dan

universal. Dalam pendidikan Islam, tujuan akhir ini pada akhirnya sesuai dengan

tujuan hidup manusia dan peranannya sebagai mahluk ciptaan Allah, yaitu :

1) Menjadi Hamba Allah

Tujuan ini sejalan dengan tujuan dan penciptaan manusia, yaitu

semata-mata untuk beribadah kepada Allah. Firman Allah SWT :

ليعبدون إال واإلنس الجن خلقت وما

“dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku” (QS. Al-Dzariat : 56)

2) Menghantarkan anak didik menjadi khalifah fi al-ardh yang mampu

memakmurkan bumi dan melestarikannya. Lebih jauh lagi

mewujudkan rahmat bagi alam sekitarnya sesuai dengan tujuan

penciptaannya. Firman Allah SWT :

الواق خليفة األرض في جاعل إني للمالئكة ربك قال وإذ نسبح ونحن الدماء ويسفك فيها يفسد من فيها أتجعلكدمبح سقدنو إني قال لك لما أعون ال ملمعت

48 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 1998), cet. Ke-2, hal. 26-27. 49 Abu Ahmadi, Islam sebagai Pardigma Ilmu Pengetahuan, (Yogyakarta : Aditya Media,

1992), hal. 63-70.

Page 74: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

65

Artinya :

“dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi” (QS. Al-Baqarah : 30)

3) Memperoleh kesejahteraan dan kebahagiaan hidup di dunia dan

akhirat, baik secara individu maupun sosial. Firman Allah SWT :

الدنيا من نصيبك تنس وال رةاآلخ الدار الله آتاك فيما وابتغسنأحا وكم نسأح الله كال إليغ وبت ادي الفسض فإن األر

ال الله بحي ينفسدالم Artinya :

“dan carilah apa yang dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu (kenikmatan) di dunia” (QS. Al-Qashash : 77)

Ketiga tujuan akhir itu pada dasarnya merupakan satu kesatuan yang tidak

terpisahkan, karena pencapaian tujuan yang satu memerlukan pencapaian tujuan

lain, bahkan secara ideal ketiga-tiganya harus dicapai secara bersamaan melalui

proses pencapaian yang seimbang.

b. Tujuan Umum

Tidak berbeda jauh dengan tujuan akhir, tujuan umum juga belum dapat

diukur secara empirik taraf pencapaiannya. Salah satu formulasi tujuan umum

pendidikan adalah rumusan yang dibuat oleh Konferensi Pendidikan Islam

Internasional yang pertama di Mekkah pada tahun 1974, yang menyatakan :

Education should aim balanced growth of the total personality of man through the training of men’s spirit, intellect, the rational self, feelings, and bodily sense. Therefore, education should cater for the growth of man in all its aspect, spiritall, intellectual, imaginative, physical, linguistic, both individuality and collectively and motivate all these aspekct toward goodness the attainment of perfection. The ultimate aim of Islamic education lies in the realization of complete submission to Allah on the level of individual, the community, and humanity at large.(sic).50

50 Abu Ahmadi, Islam sebagai Pardigma Ilmu Pengetahuan, (Yogyakarta : Aditya Media,

1992), hal. 63

Page 75: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

66

(Pendidikan bertujuan mencapai pertumbuhan kepribadian manusia yang menyeluruh secara seimbang melalui latihan jiwa, intelek, diri manusia yang rasional, perasaan dan indera. Karena itu, pendidikan harus mencakup pertumbuhan manusia dalam segala aspeknya: spiritual, intelektual, imajinatif, fisik, dan bahasa baik secara individual maupun secara kolektif, dan mendorong semua aspek ini ke arah kebaikan dan mencapai kesempurnaan. Tujuan akhir pendidikan Islam terletak pada perwujudan ketundukan yang sempurna kepada Allah baik secara pribadi, komunitas, maupun seluruh umat manusia.) Menurut Hery Noer Aly dan Munzier dalam Maslikhah tujuan umum

pendidikan Islam, antara lain;

a) Mendidik individu yang shaleh dengan memperhatikan segenap

dimensi perkembangan rohaniah, emosional, sosial, intelektual dan

fisik.

b) Mendidik anggota kelompok sosial yang shaleh, baik dalam keluarga

maupun masyarakat muslim.

c) Mendidik manusia yang shaleh bagi masyarakat insani yang besar.

Sementara itu, Abdurrahman Saleh dalam Maslikhah, menjelaskan bahwa

tujuan pendidikan Islam dibangun di atas tiga komponen sifat dasar manusia yaitu

tubuh, ruh, dan akal yang masing-masing harus dijaga. Maka tujuan pendidikan

Islam dapat diklasifikasikan kepada, pertama, tujuan pendidikan jasmani; kedua,

tujuan pendidikan ruhani; ketiga, tujuan pendidikan akal; dan keempat, tujuan

pendidikan sosial.

Agak senada, Oemar Mohammad Al-Toumy al-Syaiban:

a) Tujuan individual; tujuan yang berkaitan dengan masing-masing

individu dalam mewujudkan perubahan yang diinginkan pada tingkah

laku dan aktivitasnya, di samping untuk mempersiapkan individu

dapat hidup bahagia di dunia maupun di akhirat.

b) Tujuan sosial; tujuan yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat

sebagai keseluruhan tingkah laku mereka secara umum yang berkaitan

dengan perubahan dan pertumbuhan kehidupan yang diinginkan untuk

memperkaya pengalaman dan kemajuan.

Page 76: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

67

c) Tujuan professional; tujuan yang berkaitan dengan pendidikan dan

pengajaran sebagai suatu aktifitas di antara aktifitas masyarakat.51

c. Tujuan Khusus

Tujuan khusus merupakan perubahan-perubahan yang diinginkan yang

bersifat cabang atau bagian yang termasuk di bawah tujuan umum pendidikan

Islam. Dengan kata lain, gabungan pengetahuan, keterampilan, pola-pola, tingkah

laku, sikap, nilai-nilai dan kebijakan-kebijakan yang terkandung dalam tujuan

tertinggi atau umum bagi pendidikan Islam52.

Oleh karenanya tujuan khusus adalah pengkhususan atau operasional

tujuan akhir dan tujuan umum (pendidikan Islam). Tujuan khusus bersifat relative

sehingga dimungkinkan untuk diadakan perubahan jika diperlukan sesuai dengan

tuntutan dan kebutuhan, selama tetap berpijak pada kerangka tujuan akhir dan

tujuan umum itu. Pengkhususan tujuan tersebut dapat didasarkan pada:

a) Kultur dan cita-cita suatu bangsa

Setiap manusia memiliki tradisi dan budaya sendiri-sendiri.

Perbedaan antara berabagai bangsa inilah yang memungkinkan adanya

pebedaan cita-cita, sehingga terjadi pula perbedaan dalam merumuskan

tujuan yang dikehendaki di bidang pendidikan.

b) Minat bakat dan kesanggupan anak didik

Islam mengakui perbedaan individu dalam hal mina, bakat dan

kemampuan. Untuk mencapai prestasi yang sebagaimaana diharapkan

kesesuaian tujuan harus khusu dengan minat, bakat, dan kemampuan anak

didik sangat menentukan.

c) Tuntutan situasi dan kondisi pada kurun waktu tertentu

Apabila tujuan khusus pendidikan tidak mempertimbangkan faktor

situasi dan kondisi pada kurun waktu tertentu, maka pendidikan akan

kurang memiliki daya guna. Dasar pertimbangan ini sangat penting

51 Iihat Maslikhah, Quo Vadis....,hal. 129 52 Maslikhah, Quo Vadis....,hal. 133.

Page 77: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

68

terutama bagi perencanaan pendidikan. Dalam hal ini, harus

mengantisipasi perkembangan di masa depan53.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa tujuan pendidikan Islam

memiliki tujuan yang sama dengan tujuan penciptaan manusia. Pendidikan Islam

sarat dengan nalar dan perasaan perilaku serta emosi manusia dengan landasan

agama Islam. Dengan demikian tujuan pendidikan Islam adalah merealisasikan

penghambaan kepada Allah dalam kehidupan manusia, baik secara individu

maupun secara sosial.54

memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Mengarahkan manusia agar menjadi khalifah Allah di muka bumi sebaik-

baiknya.

2. Mengarahkan manusia agar seluruh pelaksanaan tugas kekhalifahannya

dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada Allah.

3. Mengarahkan manusia untuk berakhlak mulia.

4. Membina dan mengarahkan seluruh potensi manusia yang digunakan

untuk mendukung tugas pengabdian dan kekhalifahannya.

5. Mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan

akherat.

Kemudian, dari pencermatan ciri-ciri tujuan pendidikan Islam tersebut

terlihat bahwa tujuan pendidikan Islam bermuara pada pembentukan manusia

yang paripurna (insan kamil). Hal ini senada dengan ungkapan Athiyah al-Abrasy,

yang menempatkan pendidikan budi pekerti sebagai jiwa dari pendidikan Islam,

dan Islam telah menyimpulkan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah

jiwa pendidikan Islam. Mencapai yang “sempurna” adalah tujuan pendidikan

53 Abu AHmadi, Islam sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media,

1992), hal. 63-70. 54 Abdurrahman an-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat,

(Jakarta : Gema Insani Press, 1995), cet. Ke-I, hal. 117.

Page 78: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

69

Islam55 Muhammad Quthb, juga manyatakan tujuan pendidikan Islam adalah

menciptakan manusia yang taqwa menuju insan kamil56.

Lantas apakah insan kamil tersebut?. Insan kamil adalah sebuah refleksi

dari figure yang sukses menunaikan tugas sebagai khalifah fil ardhi, beriman

kepada Allah SWT, berakhlak mulia, memiliki jiwa social yang tinggi, respek

terhadap kondisi di sekitarnya. Insan kamil adalah manusia yang sempurna secara

rohani (spiritual), jasmani (jasadi/fisik) dan sempurna akal (intelektual).

Dari pendapat-pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa tujuan pendidikan

Islam yang utama adalah mewujudkan manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Allah, sehingga mampu menunaikan tugas dan kewajibannya selaku

mahluk Allah sebagai khalifah di muka bumi, mampu menjalankan dan

membangun tugas-tugas kemasyarakatan, kebangsaan, keagamaan secara

bersama-sama membangun peradaban Islam, dan tugas-tugas dalam membangun

kehidupan bersama secara integral dengan sebaik-baiknya sesuai dengan prinsip-

prinsip kehidupan menurut al-Qur’an dan al-Sunah. Dengan bahasa yang lebih

tegas, “manusia paripurna” (insan kamil).

55 Muhammad Athiyah al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan

Bintang, tt) hal. 15. 56 Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik, (Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2004), cet. 1. hal. 16.

Page 79: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

70

BAB IV

RELEVANSI KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Sebagai pendidikan yang bergenre "pembebasan", pendidikan

multikultural mulai ramai dibicarakan dan diwacanakan di Indonesia.

Kehadirannya diharapkan menjadi solusi sekaligus alternative pendidikan yang

bisa menjadi pencegah dari perpecahan dan disintegrasi bangsa Indonesia yang

serba majemuk ini. Kehadirannya merupakan sebuah idealisme dari bangsa yang

berkali-kali terjangkit perpecahan, pertikaian etnis, perang saudara dan tragedi

kemanusiaan yang merenggut ratusan nyawa manusia, begitu saja. Kekerasan-

kekerasan yang lebih disebabkan oleh kekurangan dalam memandang keragaman.

Lantas bagaimana prospek pendidikan multikultural diintegrasikan dalam sistem

pendidikan di Indonesia, utamanya dalam pendidikan Islam ini?.

Ada beberapa titik temu, harapan, peluang, dan relevansi dari pendidikan

multikultural dengan pendidikan Islam bisa dilihat dari beberapa aspek yang

menjadi “grand design” masing-masing, dalam hal ini penulis membatasi dalam

prinsip-prinsip dan tujuan pendidikan dari kedua dengan harapan bisa mendapat

gambaran lebih terang untuk kemudian bagaimana melihat prospek dan format

ideal implementasi pendidikan multikultural dalam kerangka pendidikan Islam.

Page 80: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

71

A. Prinsip-prinsip Dasar Pendidikan Multikultural dalam

Pendidikan Islam

Dalam pendidikan multikultural, prinsip-prinsip dasar yang menjadi

acuannya adalah : Prinsip pengakuan terhadap hak azazi manusia (HAM), asusmi

dasar dari prinsip ini adalah bahwa proses pendidikan adalah untuk merealisasikan

HAM1. Penghargaan atas hak asasi manusia didasarkan pada paradigma

memandang hakekat manusia, seperti : manusia memiliki sejarah, manusia adalah

mahluk dengan segala individualitasnya merupakan masing-masing yang

memiliki ciri khas tersendiri berdasarkan potensi-potensi yang dimilikinya,

manusia adalah mahluk sosial yang butuh akan sosialisasi di antara mereka,

manusia bebas mengolah alam fikiran dan rasa telah menemukan sesuatu yang

transendental, manusia ada dalam keadaan berdaya untuk menggunakan

kemampuan, kemauan dan sebagainya.

Sementara HAM dalam prespektif pendidikan Islam mendapat posisi yang

tinggi. Hal ini terlihat dari prinsip dasarnya sebagai implikasi dari ciri manusia,

pendidikan Islam. melihat bahwa manusia adalah mahluk yang memiliki

kebebasan berkehendak. Manusia mempunyai karakteristik kebebasan

berkehendak, kemauan untuk memilih dan memutuskan tingkah lakunya sendiri.

Kebebasan manusia meliputi berbagai dimensi seperti kebebasan beragama,

berbuat, mengeluarkan pendapat, memiliki, berpikir, berkreasi dan lain

sebagainya. Firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah : 256

بالطاغوت یكفر فمن الغي من الرشد تبین قد الدین في آلإكراه

سمیع واهللا لھا انفصام ال الوثقى بالعروة استمسك فقد باهللا ویؤمن

علیم “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat

1 H.A.R. Tilaar, Perubahan Sosial dan Pendidikan; Pengantar Pedagogik Transformatif

untuk Indonesia, (Jakarta : Grassindo, 2002), cet. Ke-1, hal. 432.

Page 81: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

72

yang tidak akan putus. dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Penghargaan atas hak asasi manusia didasarkan pada pardigma

memandang hakikat manusia, antara lain : manusia memiliki sejarah, manusia

adalah mahluk dengan segala inividualitasnya merupakan masing-masing yang

memiliki ciri khas tersendiri berdasarkan potensi-potensi yang dimilikinya. Selain

itu, manusia adalah juga mahluk sosial yang butuh akan sosialisasi di antara

mereka, manusia bebas mengolah alam fikiran dan rasa telah menemukan sesuatu

yangang transendental, manusia ada dalam keadaan berdaya untuk menggunakan

kemampuan, kemauan dan sebagainya.

Walau manusia diberi kebebasan tetapi kebebasan iu tidak mutlak di mana

ia sanggup berbuat semaunya. Kebebasan dalam Islam adalah kebebasan yang

terikat oleh rasa tanggungjawab, tidak menghalangi kebebasan orang lain, nilai-

nilai agama dan moral yang dianut masyarakat, undang-undang yang berlaku,

kebersamaan dan keadilan serta akal logika.

Dari keterangan di atas terdapat relevansi antara pendidikan multikultural

dengan pendidikan Islam dalam memberikan penghargaan pada HAM, maka

sangat salah besar jika menganggap bahwa pendidikan Islam tidak humanis.

Justru Islam sangat menghormati hak asasi manusia sebagai mahluk Tuhan

dengan pembatasan-pembatasan tertentu untuk menjaga agar manusia tetap

terlindungi hak-hak asaasinya secara proporsional karena pendidikan Islam juga

tidak meluputkan diri pada satu hal dan mementingkan yang lain.2

Kemudian pendidikan multikultural mendasarkan acuan pedagogiknya

pada prinsip persamaan derajat yang berdasarkan kesetaraan manusia (equity

paedagogy). Pedagogik kesetaraan bukan hanya mengakui akan HAM, tetapi juga

hak kelompok manusia, kelompok suku bangsa, kelompok bangsa untuk hidup

2 Dalam hal ini pendidikan Islam memiliki prinsip keseimbangan Prinsip keseimbangan

dapat dijumpai pada tujuan yang ingin dicapai oleh tujuan yang ingin dicapai oleh tujuan pendidikan Islam, yaitu disamping dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat (QS. Al-Baqarah : 201); menjadi hamba yang taat beribadah, (QS. Al-Dzariat : 56), menjadi khalifah dimuka bumi (QS. Al-Baqarah : 30), menjadi hamba Allah yan muttaqin (QS. Al-Baqarah : 177); manusia yang berakhlak mulia (QS. Al-Qlam : 4), menjadi hamba Allah yang rendah hati (QS. Al-Furqan : 63).

Page 82: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

73

beradasarkan kebudayaan sendiri. Dengan demikian diakui adanya prinsip

kesetaraan individu, antar bangsa, antar budaya, antara agama dan sebagainya.

Pedagogik kesetaraan tidak mengakui akan perbedaan-perbedaan artifisial yang

telah dibuat oleh manusia di dalam sejarah kehidupannya. Pedagogik kesetaraan

berpangkal kepada pandangan mengenai kesetaraan martabat.

Sementara dalam prespektif pendidikan Islam, bahwa visi pendidikan

Islam berwawasan universal dan global. Islam juga tidak membeda-bedakan

manusai berdasarkan asal-usul daerahnya. Barat dan Timur bagi Islam bukan

untuk dimasalahkan. Nilai-nilai yang datang dari Barat dan Timur dapat diterima

sepanjang memiliki komitmen pada keimanan yang kokoh, kepedulian sosial,

hubungan vertikal dengan Tuhan dan hubungan horizontal dengan sesama

manusia, berorientasi pada pembentukan akhlak mulia dan kepribadian yang

tangguh. Visi ajaran Islam ditujukan untuk menciptakan kedamaian dan rahmat

bagi seluruh alam. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan

Islam, -sekali lagi tetap humanistik- dengan prinsip implikasi dari ciri manusia

yang kerap disebut sebagai fithrah. Fitrah manusia juga diciptakan dalam

keberagaman akan tetapi posisi dan keududukannya di hadapan Allah adalah sama

dan sederajat, melainkan orang yang bertakwa.

Prinsip pendidikan multikultural selanjutnya didasarkan atas prinsip

pendidikan sebagai pelestari kebudayaan. Manusia adalah mahluk sosial yang

dinamis, maka dalam konteks ini, pendidikan memfungsikan dirinya sebagai

wacana interaktif antara manusia dan masyarakat serta lingkungannya. Wacana

tentang manusia semacam itulah acuan pengembangan pendidikan berprespektif

multikultural. Manusia dan kebudayaan tidak terpisahkan, maka pendidikan harus

selalu berpegang pada dasar-dasar :

1) Masyarakat tidak ada dengan sendirinya. Masyarakat adalah ekstensi yang hidup, dinamis, dan selalu berkembang.

2) Masyarakat bergantung pada upaya setiap individu untuk memenuhi kebutuhan melalui hubungan dengan individu lain yang berupaya memenuhi kebutuhan.

3) Individu-individu, di dalam berinteraksi dan berupaya bersama guna memenuhi kebutuhan, melakukan penataan terhadap upaya tersebut dengan jalan apa yang disebut tantangan sosial.

Page 83: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

74

4) Setiap masyarakat bertanggung jawab atas pembentukan pola tingkah laku antara individu dan komunitas yang membentuk masyarakat.

5) Pertumbuhan individu di dalam komunitas, keterikatan dengannya, dan perkembangannya di dalam bingkai yang menuntunya untuk bertanggung jawab terhadap tingkah lakunya.3

Adapun prinsip pendidikan Islam adalah sangat mengakomodir

kepentingan dan kebutuhan manusia. Hal ini dapat ditelusuri dari prinsip-prinsip

dasarnya seperti prinsip dari implikasi ciri-ciri manusia menurut Islam, prinsip

pendidikan integral dan terpadu, prinsip pendidikan yang seimbang maupun

prinsip menghargai perbedaan sesungguhnya pijakan utama implementasi

pendidikan Islam, yang tidak lain bertujuan mewujudkan pendidikan sebagai

pelestari sebagai agen of culture yang berdasarkan al-Qur’an, hadits dan ijma.

Tentunya fungsi ini sangat disadari oleh pendidikan Islam, bahkan pendidikan

Islam akan sangat dinamis dan terbuka dengan kebudayaan masyarakat sebagai

bekal manusia menjadi khalifah fil ardh dan membentuk manusia yang paripurna

sebagai cikal pembentukan masyarakat yang madani (mutamaddun). Pendidikan

Islam diarahkan pada upaya mewujudkan tujuan dari kehadiran Islam (maqashid

al-syari’ah) itu sendiri yaitu memelihara, membina, membimbing, dan memenuhi

kebutuhan manusia dalam bidang agama, akal, jiwa, harta dan keturunan. Dengan

demikian komonen-komponen penunjang pendidikan harus berpedoman pada

prinsip keseimbangan, keterbukaan, dinamis, fleksibel, situasional dan

kondsisonal, egaliter, demokratis, manusiawi, rasional professional dan kualitaif.4

Kemudian sebagai konsep yang berkaitan dengan humanisme, pendidikan

multikultural menerapkan prinsip pluralisme, sebagai konsekuensi logis bagi

hakekat manusia. Artinya manusia selalu bersama dengan segala perbedaan-

perbedaan dan keragaman. Pluralisme budaya bukanlah suatu yang “given” tetapi

merupakan proses internalisasi nilai-nilai di dalam suatu komunitas. Dalam hal ini

pendidikan memiliki peran strategis untuk mengembalikan cara berpikir dan sikap

peserta didik ke dalam tataran yang mengerti (dan memahami) pluralitas

3 Muhaimin El Ma’hady, Multikulturalisme dan Pendidikan Multikultural dalam

http://www.cyberschooldps.net - 27 February, 2008, 23:51 4 Abudin Nata, Paradigma Baru Pendidikan Islam di Era Pasar Bebas, dalam Jurnal

Didaktika Islamika, Vol. VI, No. 1 Juni 2005, hal 38.

Page 84: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

75

bermasyarakat. Pendidikan yang diselenggarakan haruslah pendidikan yang

paham betul terhadap problem akut kemanusiaan seperti penindasan, kemiskinan,

pembantaian dan sebagainya. Pluralitas bukan dijadikan sebagai potensi

kerusuhan, melainkan merupakan potensi untuk diajak bersama melaksanakan

ajaran demi kepentingan kemanusiaan. Maka pengembangan sikap toleransi

merupakan upaya strategis yang bisa dilakukan, yakni dengan menghormati orang

atau golongan lain tanpa kehilangan identitas diri. Maka menghargai perbedaan

adalah salah satu sikap yang harus dikembangkan dalam rangka mewujudkan

pendidikan multikultural. Oleh karena itu sikap menghargai perbedaan harus

ditumbuh kembangkan dalam lingkungan belajar. Hal ini dimaksudkan agar siswa

dapat saling menghargai dan biasa berbeda5

Pendidikan Islam sendiri memandang pluralisme tidak bertentangan

dengan Islam, bahkan Islam memberikan kerangka sikap etis dan positif. Sikap

etis dan positif Islam dimaksud tercermin dari beberapa ayat al-Qur’an yang

secara eksplisit mengakui kenyataan tersebut. Seperti al-Qur’an menyatakan

bahwa manusia diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar mereka

saling mengenal dan menghargai (QS. Al-Hujurat: 13). Al-qur’an juga

menyatakan bahwa perbedaan di antara manusia dalam bahasa dan warna kulit

harus diterima sebangai kenyataan positif sebagai satu di antara tanda-tanda

kekuasaan Allah (QS. Ar-Rum: 22).6 Dalam ayat lain ditegaskan, tentang

kemajemukan pandangan dan cara hidup diantara manusia yang tidak perlu

menimbulkan kegusaran, tetapi hendaknya dipahami sebagai pangkal tolak

sumber motivasi untuk berlomba-lomba menuju kebaikan, karena hanya Tuhan-

lah yang akan menerangkan mengapa manusia berbeda, nanti ketika manusia

kembali kepadaNya.7

5 Moh. Miftahul Choiri, Pendidikan Multikultural…, hal. 33. 6 Ayat-ayat lain yang mendukung antara lain Q.S. Ali Imran: 64, Q.S. al-Maidah: 8, QS. Al-

Maidah : 48, QS. Hud : 118-119, QS. al-Syura : 8, QS. al-Maidah : 37, QS. Al-Mumtahanah : 8-9, dan al-Baqarah : 256.

7 Syamsul Arifin dan Ahmad Barizi, Paradigma Pendidikan Berbasis Pluralisme dan Demokrasi, (Malang: UMM Press, 2001), cet. 1, hal. 2. Ayat-ayat lain yang senada al-Maidah: 48, al-Syura: 8, Hud: 118-119, dsb.

Page 85: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

76

Dengan kata lebih tegas pendidikan Islam tidak “anti realitas”. Sebaliknya

pendidikan Islam memiliki kaitan hubungan dengan konteks yang melingkupinya,

salah satunya adalah keanekaragaman jenis kelamin, ras, agama, budaya dan lain

Jadi prinsip pendidikan Islam yang berdasarkan al-Qur’an dan hadits tidak

menafikan perbedaan keragaman, justru pendidikan Islam melihat sebagai sebuah

“rahmat” yang bisa bernilai positif.

B. Tujuan Pendidikan Multikultural dalam Pendidikan Islam ; Antara Manusia Cerdas dan Manusia Sempurna

Tujuan pendidikan termasuk masalah sentral dalam pendidikan. Secara

umum, ada dua pandangan teoritis mengenai tujuan pendidikan, masing-masing

dengan tingkat keragamannya tersendiri. Pandangan teoretis yang pertama

berorintasi kemasyarakatan, yaitu pandangan yang menganggap pendidikan

sebagai sarana utama dalam menciptakan rakyat yang baik, baik untuk sistem

pemerintahan demokratis, oligarkis, maupun monarkis. Pandangan teoretis yang

kedua lebih berorientasi kepada individu, yang lebih memfokuskan diri pada

kebutuhan, daya tampung dan minat pelajar.

Selanjutnya, sistem pendidikan yang diterapkan di negara-negara yang ada

di dunia ini berorientasi kemasyarakatan, kenegaraan. Brubacher dalam bukunya,

Modern Philosophies of Education (1978) menyatakan hubungan pendidikan

dengan masyarakat mencakup hubungan pendidikan dan perubahan sosial, tatanan

ekonomi, politik, dan negara, karena pendidikan itu terjadi di masyarakat, dengan

sumber daya masyarakat, dan untuk masyarakat, maka pendidikan dituntut untuk

mampu memperhitungkan dan melakukan antisipasi terhadap perkembangan

sosial, ekonomi, politik dan kenegaraan secara simultan. Sedangakan secara mikro

pendidikan senantiasa memperhitungkan individualitas atau karakteristik

perbedaan antara individu peserta didik8.

8 Fasli Jalal, Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah, (Yogyakarta: Aditia,

2001), hlm. 16

Page 86: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

77

Dalam hal ini, baik konsep pendidikan multikultural maupun pendidikan

Islam memiliki dua pengembangan kemasyarakatan dan individual. Tujuan

pendidikan multikultural berorintasi kemasyarakatan yang menganggap

pendidikan sebagai sarana utama dalam menciptakan rakyat yang baik, baik untuk

sistem pemerintahan demokratis. Ia juga berorientasi kemasyarakatan, kenegaraan

mencakup hubungan pendidikan dan perubahan sosial, tatanan ekonomi, politik,

dan negara di era global-multikultural.

Pendidikan multikultural bertujuan agar terciptanya bangsa yang memiliki

integritas yang tinggi, bangsa maju, berperadaban, disegani oleh bangsa lain

dalam framework global-multikultural. Di Indonesia, tujuan tersebut selanjutnya

bisa diwujudkan dengan pengembangan pada dimenssi individual yang

diproyeksikan dengan konsep manusia Indonesia cerdas, yaitu manusia yang

menguasai dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dengan sebaik-baiknya untuk

peningkatan mutu kehidupan, baik sebagai perseorangan maupun sebagai

kelompok, dan sebagai anggota masyarakat dan bangsanya. Manusia cerdas

memiliki ciri sebagai profil manusia yang bermoral dan beriman, kecerdasannya

tidak untuk korupsi, inklusive, tidak membenarkan apa yang dimilikinya, cita-

citanya, agamanya, ideology politiknya untuk dipaksakan kepada orang lain.

Seorang manusia yang cerdas mengakui akan perbedaan-perbedaan yang ada di

dalam hidup bersama sebagai kekayaan bersama dan dapat dimanfaatkan untuk

kepentingan bersama. Dalam hal pengembangan individual, Adam Bakhtiar

menyatakan :

“Tujuan mencari ilmu adalah untuk menanamkan kebaikan ataupun keadilan dalam diri manusia sebagai seorang manusia dan individu, bukan hanya sebagai seorang warga negara ataupun anggota masyarakat. Yang perlu ditekankan (dalam pendidikan) adalah nilai manusia sebagai manusia sejati, sebagai warga kota, sebagai warga negara dalam kerajaanya yang mikro, sebagai sesuatu yang bersifat spiritual, (dengan demikian yang ditekankan itu) bukanlah nilai manusia sebagai entitas fisik yang diukur

Page 87: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

78

dalam konteks pragmatis dan utilitarian berdasarkan kegunaanya bagi negara, masyarakat, dan dunia9.

Jadi, sosok manusia cerdas tidak hanya cerdik dan berkemampuan untuk

menguasai ilmu pengetahuan dan menyelesaikan masalah, tetapi juga bermoral,

bersikap demokratis, dan empati terhadap orang lain. Manusia cerdas menghargai

diri sendiri dan orang lain dari berbagai latar belakang berbeda10. Dengan

demikian, manusia Indonesia cerdas akan membangun bangsa yang cerdas di era

global. Mereka memiliki sikap dan tingkah laku yang baik. Cerdik-pandai dalam

kognitif, energik-kreatif dalam ranah motorik, responif terhadap masyarakat-

demokratis, daya guna (skilled), akhlak mulia (moral, religius), sopan santun

(civillized). Dari pemaparan di atas, tujuan pendidikan multikultural merapatkan

diri dalam ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik. Dengan manusia

Indonesia cerdas diharapkan akan dapat membangun bangsa ke depan di era

global-multikultural.

Pun demikian dalam konsep pendidikan Islam karakteristik manusia

cerdas terdapat dalam konsep tujuan dalam pendidikan Islam juga memiliki

karakteristik sebagai pengemban amanat pelestari kebudayaan yang berhubungan

dengan pengembangan kemasyarakatan yang diwujudkan pula dalam proses-

peoses pengembangan individual yang jamak dilafalkakan sebagai insan kamil.

Insan kamil adalah manusia yang paripurna, memiliki budi pekerti luhur dan

akhlak, manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah. Insan kamil adalah

adalah gambaran manifestasi manusia yang mampu menunaikan tugas dan

kewajibannya selaku mahluk Allah sebagai khalifah di muka bumi, mampu

menjalankan dan membangun tugas-tugas kemasyarakatan, kebangsaan,

keagamaan secara bersama-sama membangun peradaban Islam, dan tugas-tugas

dalam membangun kehidupan bersama secara integral dengan sebaik-baiknya

sesuai dengan prinsip-prinsip kehidupan menurut al-Qur’an dan al-Sunah.

9 Adam Bakhtiar, Paradigma Pendidikan Islam, dikutip www.pendidikan.net/mkhujair.

pdf akses: 03/03/2006. 10 Anita Lie, Mengembangkan Model Pendidikan Multikultural, http//www.kompas.com/

akses 25 Desember 2007

Page 88: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

79

Dari penjelasan di atas, tidak dapat dipungkiri bahwa konsep manusia

cerdas dalam pendidikan multikultural dengan konsep insan kamil dalam

pendidikan Islam bukanlah sesuatu yang berbeda, bertentangan. Sebaliknya

keduanya sesungguhnya satu perwujudan yang memiliki dua nama. Keduanya

adalah gambaran profil yang beriman dan bertakwa kepada Allah (relligius),

cerdik-pandai, energik-kreatif, responsif terhadap masyarakat demokratis,

memiliki keterampilan (skilled), berakhlak mulia (moralis) dan berperadaban

(civillized).

C. Implementasi Pendidikan Multikultural dalam Pendidikan Islam; Upaya Mencari Format Pendidikan Ideal

Uraian sebelumnya telah mempertebal keyakinan kita betapa paradigma

pendidikan multikulturalisme sangat bermanfaat untuk membangun kohesifitas,

soliditas dan intimitas di antara keragamannya etnik, ras, agama, budaya dan

kebutuhan di antara kita. Paparan di atas juga memberi dorongan dan spirit bagi

lembaga pendidikan nasional untuk mau menanamkan sikap kepada peserta didik

untuk menghargai orang, budaya, agama, dan keyakinan lain. Harapannya, dengan

implementasi pendidikan yang berwawasan multikultural, akan membantu siswa

mengerti, menerima dan menghargai orang lain yang berbeda suku, budaya dan

nilai kepribadian. Lewat penanaman semangat multikulturalisme di sekolah-

sekolah, akan menjadi medium pelatihan dan penyadaran bagi generasi muda

untuk menerima perbedaan budaya, agama, ras, etnis dan kebutuhan di antara

sesama dan mau hidup bersama secara damai.

Meski begitu, nampaknya bukanlah urusan yang remeh-temeh

mengimplementasikan pendidikan Islam multikultural dalam berbagai aspek dan

komponen-komponennya., bukan sesuatu yang sepi dari hambatan dan tantangan,

bukan pula sesuatu yang triall and error atau taken for granted, butuh kerja keras

dan perjuangan yang panjang..

Banyak hal yang menjadi pertimbangan dan kesukaran baik dalam tataran

wacana perumusan maupun dalam kondisi praksis dari pendidikan bangsa ini

antara lain :

Page 89: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

80

1). Hambatan dan Tantangan

Masalah-masalah yang muncul dari penerapan pendidikan multikultural di

Indonesia secara umum ada dua hal, yaitu:

Pertama, pendidikan multikultural merupakan suatu proses.

Artinya, konsep pendidikan multikultural yang baru dimulai dalam dunia

pendidikan khususnya di Indonesia memerlukan proses perumusan,

refleksi dan tindakan di lapangan sesuai dengan perkembangan konsep-

konsep yang fundamental mengenai pendidikan dan hak-hak asasi

manusia.

Kedua, pendidikan multikultural merupakan suatu yang multifaset.

Oleh sebab itu meminta suatu pendekatan lintas disiplin (border crossing)

dari para pakar dan praktisi pendidikan untuk semakin memperhalus dan

mempertajam konsep pendidikan multikultural yang dibutuhkan oleh

masyarakat yang dalam hal ini masyarakat Indonesia.11

Selain dari pada itu masalah yang muncul dari implementasi pendidikan

multikultural adalah kokohnya kemapanan yang telah terbangun selama ini yang

berkaitan dengan latar sosiologisantropologis bangsa ini. Indonesia adalah

masyarakat majemuk, baik secara horisontal maupun vertikal. Secara horisontal

berbagai kelompok masyarakat yang kini dikategorikan sebagai ”Bangsa

Indonesia” dapat dipilah-pilah ke dalam berbagai suku bangsa, kelompok penutur

bahasa tertentu, maupun ke dalam golongan penganut ajaran agama yang berbeda

satu dengan lainnya.

Sedang, secara vertikal berbagai kelompok masyarakat itu dapat dibeda-

bedakan atas dasar mode of production yang bermuara pada perbedaan daya

adaptasinya. Dalam realitas-empirik, kenyataan ini justru kerap di(ter)abaikan,

yang terjadi seringkali bukannya penghargaan dan pengakuan atas kehadiran yang

lain akan tetapi upaya untuk ”mempersamakan” (conformity) atas nama persatuan

dan kesatuan. Politik sentralisme kekuasaan yang pada masa Orde Baru

memaksakan "monokulturalisme" yang nyaris seragam adalah bukti nyata hal di

11 Lihat dalam http://multikulturalisme.blogspot.com/2006/12/pendidikan-multikultural-di-indonesia_04.html

Page 90: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

81

atas. Tak aneh, kalau kemudian monokulturalisme ini memunculkan reaksi balik,

yang mengandung implikasi-implikasi negatif bagi rekonstruksi kebudayaan

Indonesia yang multikultural.

Berbarengan dengan proses otonomisasi dan desentralisasi kekuasaan

pemerintahan, terjadi peningkatan gejala "provinsialisme" yang hampir tumpang

tindih dengan "etnisitas". Politik identitas kelompok, seiring dengan

menggejalanya komunalisme, makin menguat. Konflik antarsuku maupun agama

muncul bak cendawan di musim hujan. Kesatuan dan persatuan yang lama

diidam-idamkan ternyata semu belaka, yang mengemuka kemudian adalah

kepentingan antarsuku, daerah, ras ataupun agama dengan mengenyampingkan

realitas atau kepentingan yang lain. Bahkan tak jarang, suatu kelompok

menghalalkan segala cara demi mewujudkan kepentingan ini.

Faktor lain yang turut menyebabkan mandulnya pendidikan multikultural

pada tingkat praksis bisa jadi disebabkan masih dominannya wacana ”toleransi”

yang seringkali terjebak pada ego-sentrisme. Ego-sentrisme di sini adalah sikap

saya mentoleransi yang lain demi saya sendiri. Artinya, setiap perbedaan

mengakui perbedaan lain demi menguatkan dan mengawetkan perbedaannya

sendiri (I am what I am not), yang terjadi kemudian adalah ko-eksistensi

bukannya pro-eksistensi yang menuntut kreativitas dari tiap individu yang berbeda

untuk merenda dan merajut tali-temali kebersamaan. Tak aneh kalau kemudian

yang muncul bukannya situasi rukun malah situasi acuh tak acuh (indifference).12

Kemudian selain dari itu, masalah pemilihan model yang cocok untuk

bangsa Indonesia juga perlu dicermati dan diperhatikan. Kita mengenal paling

tidak tiga model kebijakan multikultural negara-negara di dunia:

Pertama, model yang mengedepankan nasionalitas. Nasionalitas adalah sosok baru yang dibangun bersama tanpa memperhatikan aneka ragam suku bangsa, agama, dan bahasa, dan nasionalitas bekerja sebagai perekat integrasi. Dalam kebijakan ini setiap orang—bukan kolektif— berhak untuk dilindungi negara sebagai warga negara. Model ini dipandang sebagai penghancur akar kebudayaan etnik yang menjadi dasar pembentukan negara dan menjadikannya sebagai masa lampau saja. Model

12 M. Khoirul Muqtafa, Paradigma Multikultural, dalam http://www.sinarharapan.co.id/-

berita/0402/05/opi02.html

Page 91: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

82

kebijakan multikultural ini dikhawatirkan terjerumus ke dalam kekuasaan otoritarian karena kekuasaan untuk menentukan unsur-unsur integrasi nasional berada di tangan suatu kelompok elite tertentu. Kedua, model nasionalitas-etnik yang berdasarkan kesadaran kolektif etnik yang kuat yang landasannya adalah hubungan darah dan kekerabatan dengan para pendiri nasional (founders). Selain itu, kesatuan bahasa juga merupakan ciri nasional-etnik ini. Model ini dianggap sebagai model tertutup karena orang luar yang tidak memiliki sangkut paut hubungan darah dengan etnis pendiri nasional akan tersingkir dan diperlakukan sebagai orang asing. Ketiga, model multikultural- etnik yang mengakui eksistensi dan hak-hak warga etnik secara kolektif. Dalam model ini, keanekaragaman menjadi realitas yang harus diakui dan diakomodasi negara, dan identitas dan asal-usul warga negara diperhatikan. Isu-isu yang muncul karena penerapan kebijakan ini tidak hanya keanekaragaman kolektif dan etnik, tetapi juga isu mayoritas-minoritas, dominan-tidak dominan. Persoalannya menjadi lebih kompleks lagi karena ternyata mayoritas tidak selalu berarti dominan, karena berbagai kasus menunjukkan bahwa minoritas justru dominan dalam ekonomi. Jika kekuasaan negara lemah karena prioritas kekuasaan dilimpahkan ke aneka ragam kolektif sebagai konsekuensi pengakuan negara, negara mungkin diramaikan konflik- konflik internal berkepanjangan yang pada gilirannya akan melemahkan negara itu sendiri.13

Dengan demikian ketiga model tersebut tidak tepat diterapkan di

Indonesia. Model pertama jelas mensubordinatkan etnik-etnik yang seharusnya

tetap eksis dan berkembang, model kedua jutsru rawan dengan xenophobia dan

diskriminasi antar etnik dan model ketiga rawan memunculkan konflik dari

kebijakan negara yang bias.

Dalam sebuah keterangan yang lain terdapat lima model

multikulturalisme. Penyelenggara pendidikan dapat memilah dan memilih mana di

antaranya yang tepat dan relevan untuk konteks Indonesia. Kelima model

multikulturalisme yang dimaksud adalah:

Pertama, “multikulturalisme isolasionis” yang mengacu kepada masyarakat dimana berbagai kelompok kultural menjalankan hidup secara otonom dan terlibat dalam interaksi yang hanya minimal satu sama lain.

13 Ahmad Fedyani Saefuddin, Kegamangan Multikulturalisme di Indonesia,

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0601/21/pustaka/2374717.htm

Page 92: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

83

Contoh-contoh kelompok ini adalah seperti masyarakat yang ada pada sistem “milled” di Turki Usmani atau masyarakat Amish di A.S. Kelompok ini menerima keragaman, tetapi pada saat yang sama berusaha mempertahankan budaya mereka secara terpisah dari masyarakat lain pada umumnya.

Kedua, “multikulturalisme akomodatif”, yakni masyarakat plural yang memiliki kultur dominan yang membuat penyesuaian dan akomodasi-akomodasi tertentu bagi kebutuhan kultural kaum minoritas. Masyarakat multikultural akomodatif merumuskan dan menerapkan undang-undang, hukum, dan ketentuan-ketentuan yang sensitif secara kultural, dan memberikan kebebasan kepada kaum minoritas untuk mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan mereka. Sebaliknya kaum minoritas tidak menentang kultur yang dominan. Kelompok ini dapat ditemukan di Inggris, Prancis, dan beberapa Negara Eropa lainnya.

Ketiga, “multikulturalisme otonomis” yakni masyarakat plural di mana kelompok-kelompok kultural utama berusaha mewujudkan kesetaraan (equality) dengan budaya dominant dan menginginkan kehidupan otonom dalam kerangka politik yang secara kolektif bisa diterima. Konsern pokok kelompok-kelompok kultural terakhir ini adalah untuk mempertahankan cara hidup mereka yang memiliki hak yang sama dengan kelompok dominan; mereka menantang kelompok kultural dominan dan berusaha menciptakan suatu masyarakat dimana semua kelompok bisa eksis sebagai mitra sejajar. Jenis kelompok ini didukung oleh kelompok Iuebecois di Kanada, dan kelompok-kelompok muslim imigran di Eropa, yang menuntut untu bisa menerapkan syari’ah, mendidik anak-anak mereka pada sekolah Islam dan sebagainya.

Keempat, “multikulturalisme kritikal” atau “interaktif”, yakni masyarakat plural di mana kelompok-kelompok kultural tidak terlalu konsern dengan kehidupan kultural otonom, tetapi lebih menuntut penciptaan kultur kolektif yang mencerminkan dan menegaskan perspektif-perspektif distingtif mereka. Kelompok budaya dominant tentu saja cenderung menolak tuntutan ini, dan bahkan berusaha secara paksa untuk menerapkan budaya dominan mereka dengan mengorbankan budaya-budaya kelompok-kelompok minoritas. Karena itulah kelompok-kelompok minoritas menantang kelompok kultur dominan, baik secara intelektual maupun politis, dengan tujuan menciptakan iklim yang kondusif bagi penciptaan sebuah kultur kolektif baru yang egaliter secara genuine. Jenis kelomopk diperjuangkan oleh masyarakat kulit hitam di A.S, Inggris, dan lain-lain.

Kelima, “multikulturalisme kosmopolitan”, yang berusaha menghapuskan batas-batas kultural sama sekali untuk menciptakan sebuah masyarakat di mana setiap individu tidak lagi terikat dan committed kepada budaya tertentu dan begitu juga sebaliknya, secara bebas terlibat di dalam eksperimen-eksperimen interkultural dan sekaligus mengembangkan kehidupan kultural masing-masing. Pendukung jenis ini

Page 93: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

84

biasanya intelektual diasporik dan intelektual liberal yang cenderung pada postmodernis14.

Namun lagi-lagi kelima model tersebut tidak cocok untuk konteks

Indonesia. Barangkali yang perlu dilakukan oleh penyelenggara pendidikan adalah

menyaring kira-kira multikulturalisme mana yang tepat atau paling tidak

mendekati tujuan meminimalisir konflik horizontal. Karena ragam dan macam

multikulturalisme itulah yang melahirkan pendidikan multikultural, yaitu

pendidikan untuk/tentang keragaman kebudayaan dalam merespon perubahan

bahkan dunia secara keseluruhan15.

Selain dari model pendidikan, dalam praktik di lapangan terdapat juga

beberapa tantangan, misalnya : Pertama, fenomena homogenisasi terjadi dalam

dunia pendidikan akibat tarik ulur antara keunggulan dan keterjangkauan. Para

siswa tersegregasi dalam sekolah-sekolah sesuai latar belakang sosio-ekonomi,

agama, dan etnisitas. Apalagi pasal yang mengatur pendidikan agama dalam UU

No 20/2003 membuat sekolah berafiliasi agama merasa enggan menerima siswa

tidak seagama. Lalu, terjadi pengelompokan anak berdasar agama, kelas sosio-

ekonomi, ras, dan suku. Tiap hari anak-anak bergaul dan berinteraksi hanya

dengan teman segolongan. Jika interaksi di luar sekolah juga demikian,

pengalaman anak-anak untuk memahami dan menghargai perbedaan menjadi

amat langka.

Tantangan kedua dalam pendidikan multikultural adalah kurikulum.

Sebuah penelitian atas kurikulum 1994 menganalisis isi 823 teks bacaan dalam 44

buku ajar bahasa Inggris yang digunakan di SMA berdasar jender, status sosio-

ekonomi, kultur lokal, dan geografi. Dalam keempat kategori itu, buku-buku ini

masih menunjukkan ketidakseimbangan dan bias yang amat membatasi kesadaran

multikultural peserta didik.

Ungkapan You are what you read (Anda dibentuk oleh apa yang Anda

baca) perlu melandasi penyusun kurikulum. Jika siswa disodori bahan-bahan

14 Ahmad Fedyani Saefuddin, Kegamangan Multikulturalisme di Indonesia,

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0601/21/pustaka/2374717.htm 15 Ruslan Ibrahim, Pendidikan Multikultural: Upaya Meminimalisir Konflik dalam Era

Pluralitas Agama, dalam El-Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam, No. 1, Vol.I 2008

Page 94: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

85

pelajaran yang mengandung bias (kelas, jender, etnis, agama, suku), siswa akan

tumbuh menjadi manusia dengan praduga dan prasangka negatif terhadap orang

lain yang berbeda. Keberagaman dan kekayaan budaya Nusantara diakomodasi

dalam kurikulum hanya sebatas ikon dan simbol budaya seperti pakaian, kesenian

daerah, dan stereotip suku.

Tantangan terakhir dan terpenting adalah kelayakan dan kompetensi guru

di Indonesia umumnya masih di bawah standar apalagi untuk mengelola

pembelajaran multikulturalisme. 16 Dari keempat tantangan tersebut, nampaknya

berhubungan political will dari pemerintah. Dalam hal ini perlu ada reformasi

kebijakan yang mengatur pendidikan yang mengakomodir multikulturalisme baik

dalam kurikulum hingga pada tataran tenaga kependidikan.

Selanjutnya, selain perlu dukungan dari pemerintah, gagasan pendidikan

multikultural juga bisa mandeg oleh adanya hambatan yang paling serius dalam

penerapannya yang justru datang dari keluarga (orang tua siswa) dan guru.

Sepertinya harus diakui bahwa keluarga memegang peranan penting dalam ikut

menyukseskan implementasi konsep pendidikan multikulturalisme itu. Dalam hal

ini, keluarga dapat mulai menanamkan nilai multikulturalisme sejak dari

lingkungan keluarga, seperti anak mulai diajarkan bagaimana mensikapi teman

yang berbeda secara suku, bahasa, dan bahkan agama. Keteladanan dan

konsistensi orang tua dalam membumikan ide-ide multikulturalisme tersebut

sangat penting di sini.

Namun ironisnya, sering orang tua siswa masih merasa khawatir terhadap

penerapan ide pendidikan multikulturalisme tadi, apalagi kalau sudah menyangkut

aspek multikulturalisme berupa pluralisme agama. Aspek inilah sebenarnya yang

membutuhkan perhatian yang lebih serius untuk segera dicarikan solusinya.

Satu hal lagi yang sering terlewatkan ketika mendiskusikan konsep

pendidikan multikulturalisme, yaitu peranan guru. Harus diakui bahwa guru

memegang peran yang sangat dominan dalam keberhasilan implementasi

16 Anita Lie, Mengembangkan Model Pendidikan Multikultural, http://www.kompas.com/

kompas-cetak/0609/01/opini/2921517.htm

Page 95: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

86

pendidikan multikulturalisme ini. Bagaimana mungkin ide cemerlang itu berhasil

jika para gurunya saja tidak mempunyai sense of multiculturalism. 17

Meski demikian, dari segudang masalah dan hambatan yang terpampang

dalam implementasi pendidikan multikultural di Indonesia, tersimpan sebuah

urgensi dan harapan yang meniscayakan aplikasi pendidikan multikultural

berintegrasi dengan pendidikan nasional, terutama dalam pendidikan Islam di

Indonesia.

2). Peluang dan Harapan

Indonesia adalah salah satu negara bangsa di dunia yang meniscayakan

multietnik dan agama tumbuh dalam masyarakat yang pluralis. Sekitar 222,7 juta

penduduk yang tersebar lebih dari 6.000 pulau. Wilayah Indonesia tersusun atas

33 propinsi, 440 kabupaten/kota, 5.263 kecamatan, serta 62.806 desa. Terdapat

puluhan suku bangsa dengan adat istiadat yang berbeda, dan lebih dari 660 bahasa

daerah yang digunakan oleh penduduk Indonesia. Sejumlah 293.419 satuan

pendidikan (SD/MI, SMP/MTs,SMA/MA) di Indonesia tersebar di berbagai

wilayah, total 51,3 juta siswa dan 3,31 juta guru. Kenyataan ini juga dapat dilihat

dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas.

Keragaman ini diakui atau tidak akan dapat menimbulkan berbagai persoalan,

seperti korupsi, kolusi, nepotisme, kemiskinan, kekerasan, perusakan lingkungan,

separatisme, dan hilangnya rasa kemanusiaan untuk menghormati hak-hak orang

lain, merupakan bentuk nyata sebagai bagian dari multikulturalisme tersebut

Demikianlah, multikulturalisme merupakan pilihan atau resiko yang perlu

diambil oleh keputusan masyarakat bangsa indonesia agar dapat survive dimasa

depan dan resiko yang perlu diambil di dalam membina masyarakat bangsa

Indonesia. Multikulturalisme adalah keniscayaan yang tak bisa ditolak di

Indonesia.. Karena itu, pendidikan yang mengacu kepada trans etnik dan agama

harus diusung sedemikian rupa agar tercipta relasi yang dinamis dan harmonis.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka diperlukan strategi khusus untuk

17Abdullah Faqih, Pendidikan Multikultural dan Keabsahan Demokrasi, dalam

http://abdullahfaqih.multiply.com/journal/item/6

Page 96: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

87

memecahkan persoalan tersebut melalui berbagai bidang; sosial, ekonomi,

budaya, dan pendidikan. Berkaitan dengan hal ini, maka pendidikan multikultural

menawarkan satu alternatif melalui penerapan strategi dan konsep pendidikan

yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat, khususnya

yang ada pada siswa seperti keragaman etnis, budaya, bahasa, agama, status

sosial, gender, kemampuan, umur, dan sebagainya.

Atas urgensi inilah, kehadiran pendidikan multikultural dalam pendidikan

di Indonesia sejatinya adalah sebuah keniscayaan. Multikulturalisme di Indonesia

dengan demikian bisa berarti peluang sekaligus tantangan bagi pendidikan

multikultural, sebuah pendidikan yang menghargai keragaman; toleransi; anti

diskriminasi: penyelesaian konflik dan mediasi: HAM; demokratis dan pluralitas;

kemanusiaan universal dan subjek-subjek lain yang relevan18. Oleh karenanya

tuntutan tersebut bukanlah hal yang berlebihan.

Lantas bagaimana memulai pendidikan multikultural dalam kerangka

pendidikan Islam? Menurut Suparlan (2002), multikultural hanya mungkin dapat

terwujud bila: (1) konsep multikulturalisme menyebar luas dan dipahami

pentingnya bagi bangsa Indonesia, serta adanya keinginan bangsa Indonesia pada

tingkat nasional maupun local untuk mengadopsi dan menjadi pedoman hidupnya;

(2) kesamaan pemahaman di antara para ahli mengenai makna multikulturalisme

dan bangunan konsep-konsep yang mendukungnya; dan (3) ada upaya-upaya yang

dapat dilakukan untuk dapat mewujudkan cita-cita ini oleh semua pihak.

Artinya adalah bahwa pendidikan di Indonesia dapat terwujud melalui

proses dan sistem pendidikan yang dilmbagakan dalam undang-undang Sisdiknas

secara konkret, utamanya dalam system pendidikan Islam. Dengan kata lain,

implementasi tersebut akan lebih kuat jika didukung oleh political will dari

pemerintah dengan menciptakan regulasi yang sesuai dengan iklim pendidikan

multikultural di Indonesia.

Berkaitan dengan model pendidikan multikultural yang tepat diterapkan

dalam konteks keIndonesiaan, para pakar nyaris sepakat dengan model pendidikan

18 Muhaimin el-Ma’hady, Multikulturalisme dan Pendidikan Multiutural dalam situs

http://www.education/pendOrg.hatm

Page 97: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

88

multikultural yang berdasarkan Pancasila, sebagaimana disepakati oleh para

pendiri bangsa sebagai jaminan NKRI. Konsep pendidikan multikultural yang

sekiranya dapat dikembangkan ditanah air kita sesuai dengan kondisi sosial,

budaya, dan politik ditanah air adalah pendidikan multikultural mempunyai

dimensi sebagai berikut:

1. “Right to Culture” dan identitas budaya lokal. Multikulturalisme

meskipun didorong oleh pengakuan tergadap hak asasi manusia, namun

akibat globalisasi pengakuan tersebut diarahkan juga kepada hak-hak yang

lain yaitu hak akan kebudayaan (right to culture). Lahirnya identitas

kesukuan sebagai perkembangan budaya mikro di Indonesia, memang

semuanya itu memerlukan masa transisi yaitu seakan-akan melorotnya

rasa kebangsaan dan persatuan Indonesia. Hal ini dapat dimengerti oleh

karena apa yang disebut budaya indonesia sebagai budaya mainstream

belum jelas bagi kita semua. Identitas budaya makro, yaitu budaya

Indonesia yang sedang menjadi memang harus terus menerus kita bangun

atau merupakan suatu proses yang tanpa ujung. Namun demikian hal

tersebut merupakan sesuatu yang harus diwujdkan oleh setiap insan

Indonesia dari generasi ke generasi. Upaya untuk membangun suatu

masyarakat madani Indonesisa yang berdasarkan kebudayaan indonesia.

2. Kebudayaan Indonesia yang menjadi. Kebudayaan Indonesia yang

menjadi adalah suatu pegangan dari setiap insan dan setiap identitas

budaya mikro Indonesia. Hal tersebut merupakan suatu sistem nilai yang

baru yang ini kemudian memerlukan suatu proses yang mana

perwujudannya antara lain melalui proses dalam pendidikan nasional. Oleh

sebab itu ditengah-tengah maraknya identitas kesukuan, sekaligus

ditekankan sistem nilai baru yang akan kita wujdkan, yaitu sistem nilai ke

indonesiaan. Hal tersebut bukannya suatu yang mudah karena memerlukan

paradigm shift didalam proses pendidikan bangsa Indonesia. Sebagai suatu

paradigma baru didalam sistem pendidikan nasional, maka perlu

dirumuskan bagaimana sistem pendidikan nasional diarahkan kepada

Page 98: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

89

pemeliharaan dan pengembangan konsep negara-bangsa yaitu negara

kesatuan republik indonesia yang didasarkan kepada kekayaan kebudayaan

dari berbagai suku bangsa di Indonesia.

3. Konsep pendidikan multikultural yang normatif, kita tidak bisa

menerima konsep pendidikan multikultural yang deskriftif yaitu hanya

sekedar mengakakui pluralitas budaya dari suku-suku bangsa di Indonesia.

Di samping pengakuan akan pluralitas budaya kita juga harus mampu

mewujudkan kebudayaan Indonesia yang dimiliki oleh suatu negara-

bangsa. Adapun konsep pendidikan multikultural normatif adalah konsep

yang dapat kita gunakan untuk mewujdkan cita-cita tersebut. Untuk

mewujdkan semuanya jangan sampai konsep pendidikan multikultural

normatif sebagai suatu paksaan yang menghilangkan keanekaragaman

budaya-budaya lokal. Akan tetapi konsep pendidikan multikultural

normatif harus mampu memperkuat identiatas suatu suku yang kemudian

dapat menyumbangkan bagi terwujudnya suatu kebudayaan Indonesia

yang dimiliki oleh seluruh bangsa Indonesia.

4. Pendidikan multikultural Merupakan suatu rekontruksi sosial, suatu

rekontruksi sosial artinya, upaya untuk melihat kembali kehidupan sosial

yang ada dewasa ini. Salah satu masalah yang timbul akibat

berkembangnya rasa kedaerahan, identitas kesukuan, dari perorangan

maupun suatu suku bangsa Indonesia, telah menimbulkan rasa kelompok

yang berlebihan. Ini semua akan menyebabkan pergeseran-pergeseran

horizontal yang tidak dikenal sebelumnya.

5. Pendidikan multikultural di Indonesia memerlukan pedagogik baru.

Jelas kiranya untuk melaksanakan konsep Pendidikan multikultural di

dalam masyarakat pluralitas tapi sekaligus diarahkan kepada terwujdnya

masyarakat Indonesia baru, maka pedagogik yang tradisional tidak dapat

kita gunakan lagi. Pedagogik tradisional membatasi proses pendidikan

didalam ruangan sekolah yang sarat dengan pendidikan intelektualistik.

Sedangkan kehidupan sosial-budaya di indonesia menuntut pendidikan

Page 99: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

90

hati (Pedagogy of hert) yaitu diarahkan kepada rasa persatuan dari bangsa

Indonesia yang pluralistiks

6. Pendidikan multikultural bertujuan untuk mewujdkan visi Indonesia

masa depan serta etika berbangsa. TAP/MPR RI Tahun 2001 No.VI dan

VII mengenai visi Indonesia masa depan serta etika kehidupan berbangsa

perlu dijadikan pedoman yang sangat berharga dalam pengembangan

konsep Pendidikan multikultural. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan

menghidupkan kembali pendidikan budi pekerti terutama ditingkat

pendidikan dasar, melengkapi pendidikan agama yang sudah ditangani

dengan UU No. 20 Tahun 2003.25

Sementara itu, harapan impelementasi pendidikan multikultural dalam

pendidikan Islam masih sangat terbuka berdasarkan adanya relevansi dan

inherensi pendidikan multikultural yang terdapat dalam pendidikan Islam. Hal ini

diperkuat juga oleh beberapa prinsip pokok yang perlu dikemukakan sebelum

memperbincangkan tentang pendidikan agama multikultural adalah :

(1) Islam adalah agama yang bersifat universal. Islam bukan diperuntukkan bagi salah satu suku bangsa, atau etnis tertentu melaikan sebagai rahmatan lil alamien.

(2) Islam menghargai agama dan kepercayaan agama lain. Islam juga mengajarkan tidak ada pemaksanaan dalam beragama;

(3) Islam juga merupakan agama yang terbuka untuk diuji kebenarannya;

(4) Islam juga menegaskan bahwa keanekaragaman dalam kehidupan umat manusia adalah alamiah, perbedaan itu mulai dari jenis kelamin, suku, bangsa yang beraneka ragam. Perbedaan itu agar terjadi saling mengenal;;

(5) Islam memiliki sejarah yang cukup jelas terkait dengan kehidupan yang majemuk sebagaimana yang ditunjukkan oleh rasulullah sendiri tatkala membangun masyarakat madani di madinah.

Prinsip-prinsip dasar seperti ini perlu dijadikan rujukan dalam

memperbincangkan pendidikan multikultual. Atas dasar beberapa prinsip tersebut

di atas maka sesungguhnya Islam sendiri memberikan ruang yang seluas-luas

25 Tilaar, Pendidikan….., hal. 185-190.

Page 100: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

91

pada pendidikan multikultural. Bahwa perbedaan-perbedaan itu justru telah

dijelaskan sendiri oleh al Qur’an. Oleh karena itu tidak selayaknya ditutup-tutupi,

apalagi diingkari. Sebagai ajaran yang terbuka, juga tidak selayaknya para

umatnya memiliki rasa takut untuk terpengaruh dari ajaran lain. Ketakutan dapat

dimaknai sebagai penyandang mental kalah yang seharusnya tidak dikembangkan

oleh umat Islam. Atas dasar keyakinan yang kukuh, maka Islam memberikan

kebebasan umatnya bergaul secara bebas dan terbuka dalam pentas pergaulan

umat manusia sejagat. Rasulullah, pernah berkirim surat ke raja Heraklius, untuk

memperkenalkan ajaran Islam. Oleh karena itu konsep pendidikan agama

multikultural bukan harus dijauhi melainkan harus dihadapi secara obyektif dan

penuh percaya diri.

Pendidikan agama multikultural selain memperkukuh tauhid atau dasar-

dasar keyakin an Islam maka perlu pula dikembangkan prinsip-prinsip dasar

pergaulan antar sesama manusia menurut ajaran Islam secara lebih mendalam.

Bagaimana di tengah-tengah perbedaan di antara sesama manusia sesungguhnya

Islam mengajarkan konsep (1) kasih sayang antar sesama, (2) saling mengenal, (3)

saling menghargai, (4) saling tolong menolong. Islam melarang merendahkan

orang lain, bermusuh-musuhan, apalagi saling membinaakan. Membuat kerusakan

di muka bumi, apalagi menghilangkan nyawa dengan alasan yang tidak benar

menurut pandangan Islam merupakan dosa besar. Konsep Islam tentang tata

pergaulan seperti ini mesti dikedepankan dalam pendidikan agama19

Dengan demikian, pendidikan Islam menyongsong tentang konsep

pendidikan yang berwawasan multikultural disekolah khususnya dilingkungan

agama pada dasarnya tidak terlalu masalah sebab konsep itu sendiri bukan sesuatu

yang bertentangan dengan konsep dasar Islam yang memang mengatur sistem

kehidupan yang multi-etnik, budaya, ras, adat istiadat dan gaya hidup. Bahkan

pendidikan Islam sebagai nilai pada hakikatnya adalah nilai yang membawa nilai

kemaslahatan dan kesejahteraan bagi seluruh makhluk , demokratis, egalitarian,

dan humanis.

19 Imam Suprayogo, Pendidikan Agama Di Era Multikultural, dalam

http://www.imamsuprayogo.com /viewd_artikel.php?pg=31

Page 101: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

92

Sebagaimana diketahui bahwa pendidikan Islam telah lama eksis di bumi

nusantara ini sejak masuknya Islam di Indonesia. Pendidikan Islam baik sebagai

lembaga, sebagai mata pelajaran dan sebagai nilai cukup berperan dalam

mencerdaskan bangsa. Bagi pendidikan agama Islam gagasan multikultural

bukanlah sesuatu yang di takuti dan baru, setidaknya ada empat alasan untuk itu.

Pertama , bahwa Islam mengajarkan menghormati dan mengakui keberadaan

orang lain. Kedua, konsep persaudaraan Islam tidak hanya terbatas pada satu sekte

atau golongan saja. Ketiga, dalam pandangan Islam bahwa nilai tertinggi seorang

hamba adalah terletak pada integralitas taqwa dan kedekatannya dengan Tuhan.

Gagasan dan rancangan memasukan wawasan multikultural di sekolah

agama dan madrasah patut disahuti, sepanjang tidak terjadi pengaburan kesejatian

idiologi dari pendidikan Islam itu sendiri. Pendidikan Islam memiliki keunikan

dan khasnya sendiri sesuai dengan visi dan misinya.

Adapun visi dari madrasah dan pendidikan agama Islam adalah

terwujudnya manusia yang bertaqwa, berakhlak mulia, berkepribadian, berilmu,

terampil dan mampu mengaktualisasikan diri dalam kehidupan bermasyarakat.

Sedangkan misinya adalah menciptakan lembaga yang Islami dan berkualitas,

menjabarkan kurikulum yang mampu memahami kebutuhan anak didik dan

masyarakat, menyediakan tenaga kependidikan yang profesional dan memiliki

kompotensi dalam bidangnya dan menyelenggarakan proses pembelajaran yang

menghasilkan lulusan yang berprestasi.

Seabagaimana dipahami bahwa multikulturalisme adalah makna yang

menunjuk pada kenyataan bahwa kita tidak hidup dalam sebuah budaya saja.

Budaya dalam arti semua usaha manusia untuk mengungkapkan dan mewujudkan

semua usaha manusia untuk mengungkapkan dan mewujudkan semua hal bernilai

baik dari kehidupannya.

Sebagai idiologi partisipatoris, multikulturalisme mengusung prinsip-

prinsip keragaman, kesetaraan, dan penghargaan atas yang lain, sehingga pesan

universal pendidikan dapat dirasakan semua pihak. Di sinilah letak urgensi

pengajaran multikultural dan multi etnik di dalam pendidikan yakni dengan

mendidik siswa agar tidak melakukan tindakan kejahatan terhadap siswa dari suku

Page 102: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

93

lain, khususnya di dalam lingkungan pendidikan agama. Demikian pula

pengajaran multi etnik itu lebih hetrogen lagi pada sekolah umum.20

Selanjutnya pendidikan multikultural bisa dimulai dari lingkup keluarga

sebagai tempat pendidikan utama. Keluarga sebagai institusi sosial terkecil dalam

masyarakat, merupakan media pembelajaran yang paling efektif dalam proses

internalisasi dan transformasi nilai, serta sosialisasi terhadap anggota keluarga.

Peran orangtua dalam menanamkan nilai-nilai yang lebih responsive multikultural

dengan mengedepankan penghormatan dan pengakuan terhadap perbedaan yang

ada di sekitar lingkungannya (agama, ras, golongan) terhadap anak atau anggota

keluarga yang lain merupakan cara yang paling efektif dan elegan untuk

mendukung terciptanya sistem sosial yang lebih berkeadilan.

Kemudian sekolah melalui berbagai instrument dan mekanisme yang

mengakomodir multikultural juga didukung oleh lingkungan masyarakatnya.

Karena pada dasarnya, antara pendidikan dan masyarakat multikultural terdapat

hubungan timbale balik (reciprocalrelationship). Artinya bila pada satu sisi

pendidikan memiliki peran signifikan guna membangun masyarakat multikultural,

maka di sisi lain masyarakat dengan segala karakternya memiliki potensi

signifikan untuk mensukseskan fungsi dan peran pendidikan. Itu berarti,

penguatan di satu sisi, langsung atau tidak langsung, akan memberi penguatan

pada sisi yang lainnya. Implikasinya, dilakukannya penguatan pada kedua sisi

secara simultan akan memberi hasil yang optimal, baik dari sisi peran pendidikan

maupun pembangunan masyarakat multikultur itu sendiri.

Dengan demikian, pendidikan multikultural sebagai wacana baru di

Indonesia dapat diimplementasikan tidak hanya melalui pendidikan formal namun

juga dapat dimplementasikan dalam kehidupan masyarakat maupun dalam

keluarga. Dalam pendidikan formal pendidikan multikultural ini dapat

diintegrasikan dalam sistem pendidikan melalui kurikulum mulai Pendidikan Usia

Dini, SD, SLTP, SMU maupun Perguruan Tinggi. Sebagai wacana baru,

pendidikan multikultural ini tidak harus dirancang khusus sebagai muatan

20 Zainal Arifin Nurdin, Drs. SH, Gagasan dan Rancangan Pendidikan Berwawasan Multikultural di Sekolah Agama dan Madrasah, dalam Jurnal Kerukunan Umat Beragama Edisi No.1 tahun 2005

Page 103: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

94

substansi tersendiri, namun dapat diintegrasikan dalam kurikulum yang sudah ada

tentu saja melalui bahan ajar atau model pembelajaran yang paling

memungkinkan diterapkannya pendidikan multikultural ini. Di Perguruan Tinggi

misalnya, dari segi substansi, pendidikan multikultural ini dapat dinitegrasikan

dalam kurikulum yang berperspektif multikultural, misalnya melalui mata kuliah

umum seperti Kewarganegaraan, ISBD, Agama dan Bahasa. Demikian juga pada

tingkat sekolah usia dini dapat diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan

misalnya dalam Out Bond Program, dan pada tingkat SD, SLTP maupun sekolah

menengah pendidikan multikultural ini dapat diintegrasikan dalam bahan ajar

seperti PPKn, Agama, Sosiologi dan Antropologi, dan dapat melalui model

pembelajaran yang lain seperti melalui kelompok diskusi, kegiatan ekstrakurikuler

dan sebagainya.

Begitupun dalam Pendidikan non formal wacana ini dapat disosialisasikan

melalui pelatihan-pelatihan dengan model pembelajaran yang responsive

multikultural dengan mengedepankan penghormatan terhadap perbedaan baik ras

suku, maupun agama antar anggota masyarakat.21

3). Kurikulum dan Guru Multikultural dalam Pendidikan Islam

Selanjutnya berbicara tentang kurikulum, perlu kiranya diperhatikan

beberapa hal agar lebih memahami perspektif multikultur dalam pengembangan

kurikulum, yaitu memahami terlebih dahulu pengertian kultur dan kebudayaan.

Pemahaman tentang proses dalam budaya selanjutnya mendasari perspektif

pendidikan yang multikultur (prinsip penyusunan dan pengembangan kurikulum

multikultural). Prinsip tersebut antara lain :22

a. Pespektif pendidikan multikultur secara eksplisit menyadari kenyataan

adanya kesenjangan dan ketidakadilan sosial-ekonomi dalam masyarakat

dan secara kritis menelaah bagaimana kesenjangan dan ketidakadilan itu

dihasilkan dan dikekalkan oleh kekuasaan dominant. Dengan kata lain,

21 Pupu Saeful Rahmat, Wacana Pendidikan Multikultural di Indonesia, dalam

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/wacana-pendidikan-multikultural-di-indonesia.htm 22 Irsyad Ridho dan Susi Fitri, Perspektif Multikultur dalam Pengembangan Kurikulum,

dalam http://www.backtohome schooling.org/htm/artikel, akses 3 November 2008.

Page 104: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

95

pendekatan ini sangat berkepentingan untuk membongkar bagaimana

sekelompok yang marginal secara ras, gender, etnis, kelas, agama dan

sebagainya didiskriminasi dan ditindas secara sistematis di dalam lembaga

sosial.

b. Pendidikan multikultur menolak pemahaman yang menganggap bahwa

perbedaan kultural sebagai sesuatu yang netral dan stabil. Bahwa

perbedaan kultural memang harus dihargai, tentu saja hal itu penting.

Tetapi, penghargaan itu harus diletakkan dalam pemahaman kritis tentang

kebudayaan ebagai suatu organisme hidup yang dihasilkan oleh dan

mempengaruhi relasi kekuasaan politik dan ekonomi. Karena itu,

pendidikan multikultur kritis tidak memandang kebudayaan secara

esensialis, melainkan memahaminya sebagai sesuatu yang dikonstruksi di

dalam wacana. Artinya kebudayaan merupakan hasil pertarungan politis

dan ideologis sehingga kebudayaan bukanlah suatu system yang koheren,

tertata dan terprediksi, melainkan penuh dengan tegangan inheren dan

proses dialektis dari berbagai kekuatan yang bersaing.

c. Pendidikan multikultur harus diterapkan kepada seluruh pelajar, tidak

hanya pelajar dari minoritas etnik tertentu (atau yang hanya mencakup

muatan lokal tertentu, seperti yang selama ini dipraktikkan secara artificial

di Indonesia). Lebih dari itu, yang menjadi fokus dari pendidikan

multikultur sesungguhnya adalah pembongkaran pengetahuan yang

dibentuk oleh kultur dominant sehingga terlihatlah hierarki sosial dalam

berbagai aspeknya, seperti hierarki ras, gender, kelas, agama, etnis,

orientasi seksual, dan sebagainya. Oleh karena itu, pendekatan ini

menghendaki penerapan yang komperhensif di dalam seluruh aspek

kurikulum pendidikan, dari tujuan pembelajaran, bahan pelajaran, metode

pembelajaran, sampai evaluasinya. Bahkan pendekatan ini juga sangat

peka terhadap kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) yang

dipraktekkan secara informal dan yang seringkali tidak disadari dalam

setiap praktek hubungan guru dan murid di dalam kultur sekolah.

Page 105: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

96

Dalam implementasinya, paradigma pendidikan multikultural dituntut

untuk berpegang pada prinsip-prinsip berikut ini:

Pendidikan multikultural harus menawarkan beragam kurikulum yang merepresentasikan pandangan dan perspektif banyak orang.

Pendidikan multikultural harus didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada penafsiran tunggal terhadap kebenaran sejarah.

Kurikulum dicapai sesuai dengan penekanan analisis komparatif dengan sudut pandang kebudayaan yang berbeda-beda.

Pendidikan multikultural harus mendukung prinsip-prinisip pokok dalam

memberantas pandangan klise tentang ras, budaya dan agama23. Anita Lie,

mengatakan pendidikan multikultural bertujuan mengembangkan manusia

Indonesia yang cerdas. Manusia cerdas tidak hanya cerdik dan berkemampuan

untuk menguasai ilmu pengetahuan dan menyelesaikan masalah, tetapi juga

bermoral, bersikap demokratis, dan empati terhadap orang lain. Manusia cerdas

menghargai diri sendiri dan orang lain dari berbagai latar belakang berbeda.

Model pendidikan multikultural mencakup kurikulum yang resmi serta the hidden

curriculum (kurikulum tak tertulis dan terencana tetapi proses internalisasi nilai,

pengetahuan, dan keterampilan justru terjadi di kalangan peserta didik).

Lebih lanjut, dalam kurikulum resmi, pendidikan multikultural sebaiknya

diintegrasikan ke semua mata pelajaran dan kegiatan lintas kurikulum. Sebaiknya

wawasan multikulturalisme tidak dimasukkan sebagai beban tambahan sebagai

mata pelajaran baru dalam kurikulum yang sudah dirasakan amat berat oleh guru

dan peserta didik.

Model kurikulum multikultural mengintegrasikan proses pembelajaran

nilai, pengetahuan, dan keterampilan hidup dalam masyarakat yang multikultural.

Muatan nilai, pengetahuan, dan keterampilan multikultural ini bisa didesain sesuai

tahapan perkembangan anak dan jenjang pendidikan. Muatan-muatan nilai

multikultural perlu dirancang dalam suatu strategi proses pembelajaran yang

mendorong terjadinya internalisasi nilai-nilai.

23 Pupu Saeful Rahmat, Wacana Pendidikan Multikultural di Indonesia, dalam

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/wacana-pendidikan-multikultural-di-indonesia.htm

Page 106: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

97

Dari penjelasan di atas, pengembangan kurikulum pendidikan

multikultural di Indonesia tidak harus dalam bentuk materi pembelajaran

tersendiri, tetapi juga melalui kurikulum tersembunyi yang terinternalisasi dengan

mata pelajaran yang relevan. Seperti apa yang dijelaskan oleh Dede Rosyada,

bahwa prosedur yang harus ditempuh dalam implementasi pendidikan (berbagai

kompetensi yang harus dimiliki siswa tentang multikulturalisme) bisa diselipkan

pada mata pelajaran yang relevan, mengingat multikulturalisme baru hanya

sebuah gerakan dan belum menjadi sebuah ilmu yang komperhensif.

Senada dengan itu, Farida Hanum mengatakan, bentuk pengembangan

pendidikan multikultural di setiap negara berbeda-beda sesuai dengan

permasalahan yang dihadapi masing-masing negara. Empat pendekatan yang

mengintegrasikan materi pendidikan multikultural ke dalam kurikulum ataupun

pembelajaran di sekolah yang bila dicermati relevan untuk diimplementasikan di

sekolah di Indonesia, bahkan pendekatan pertama sudah biasa dilakukan, yaitu:

pendekatan kontribusi (the contributions approach), pendekatan aditif (Aditive

Approach), pendekatan transformasi (the transformation approach), pendekatan

aksi sosial (the social action approach).

Empat pendekatan ini sebenarnya dapat dilakukan untuk integrasi materi

multikultural ke dalam kurikulum dan dapat dipadukan dalam situasi pengajaran

aktual, terutama dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial. Suatu pendekatan seperti

pendekatan kontribusi, dapat dipakai sebagai wahana untuk bergerak ke yang lain,

yang lebih menantang secara intelektual seperti pendekatan transformasi dan aksi

sosial. Hal ini dapat disesuaikan pula dengan jenjang pendidikan dan umur siswa.

Pada siswa sekolah lanjutan tingkat atas dan perguruan tinggi pendekatan

transformasi dan aksi sosial dapat dilakukan, sedang pada jenjang sekolah dasar

dan sekolah lanjutan tingkat pertama dapat digunakan pendekatan kontribusi dan

pendekatan aditif. Pendekatan dari tahap awal ke tahap lebih tinggi dalam

mengintegrasikan materi multikultural dapat terjadi secara bertahap dan

kumulatif.

“Untuk tahap awal atau rintisan pengembangan pendidikan multikultural di sekolah dapat dilakukan penambahan materi multikultural. Hal ini dapat

Page 107: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

98

dilakukan dengan memberi buku, modul, konsep sebagai suplemen (tambahan) pada bidang studi yang ada di sekolah. Namun, disadari bahwa materi pelajaran yang lebih memungkinkan segera dilakukan adalah pada pelajaran ilmu pengetahuan sosial dan pendidikan kewarganegaraan dibanding dengan matematika.24

Masih menurut Farida Hanum, rintisan pengembangan pendidikan

multikultural di sekolah juga dengan program praktek terencana. Hal ini sangat

memungkinkan untuk dilakukan oleh sekolah, terutama program yang dapat

diimplementasikan pada tingkah-laku siswa di sekolah. Menanamkan dan

membimbing siswa mampu melakukan soft skill yang berkaitan dengan substansi

nilai-nilai multikultural, seperti mampu menerima perbedaan; toleransi;

menghormati pendapat orang lain; bekerja sama; menganalisis persamaan dalam

perbedaan yang ada pada siswa; mampu berlaku adil; mampu melihat

ketimpangan sosial dan mencari solusinya (problem solving); saling membantu

pada kegiatan yang berbeda agama; mencari informasi tentang budaya, agama,

status sosial, gender, umur, wilayah tempat tinggal (desa/kota); kemampuan yang

berbeda dan mendiskusikannya dengan perspektif yang berbeda pula. Selain itu,

sekolah dapat melatih siswa untuk bersikap yang sportif bila menghadapi

perbedaan, kegagalan, keberhasilan, kompetisi, dan sebagainya.

“Dengan program-program tersebut, siswa sejak dini dilatih mampu menyesuaikan diri, mampu hidup dalam keragaman dan mampu berperilaku sesuai dengan karakter bangsa Indonesia yang multikultural. Selain itu, sekolah dapat merencanakan program-program yang mengajak anak mengalami peristiwa langsung dengan etnis, agama, status sosial, budaya, bahkan bangsa yang berbeda. Misalnya, program lifestay rumah keluarga yang berbeda dengan siswa; mewajibkan berkorespondensi atau ber-email dengan siswa yang berbeda budaya, agama, status sosial, etnis atau bangsa.

Bagaimana akhirnya bentuk dan konsep kurikulum tersebut, Azra

mensyaratkan bahwa kurikulum pendidikan multikultural mestilah mencakup

tema-tema mengenai toleransi, perbedaan ethnokultural dan agama, bahaya

diskriminasi, penyelesaian atau resolusi konflik dan mediasi, hak asasi manusia,

24 Farida Hanum, Rintisan Implementasi Pendidikan Multikultural di Sekolah dalam Membangun Perilaku Bangsa, Pidato pengukuhan Guru Besar Sosiologi Pendidikan, FKIP Universitas Negeri Yogyakarta, 20 April 2009. Sumber dari website resmi UNY.

Page 108: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

99

demokrasi dan pluralitas, kemanusiaan universal, dan tema-tema lain yang relevan

dengan konteks pluralisme lainnya.25

Dengan kurikulum yang bernafaskan multikultur, dan pengajaran

multikultural dapat dilakukan dalam sekolah baik umum maupun agama hasilnya

akan melahirkan peradaban yang juga melahirkan toleransi, demokrasi, kebajikan,

tolong menolong, tenggang rasa, keadilan, keindahan, keharmonisan dan nilai-

nilai kemanusiaan lainnya. Intinya gagasan dan rancangan sekolah yang berbasis

multikultural adalah sebuah keniscayaan dengan catatan bahwa kehadirannya

tidak mengaburkan dan atau menciptakan ketidakpastian jati diri para kelompok

yang ada.26

Selanjutnya tanpa memandang faktor lain, guru juga memegang posisi

yang strategis dalam mengimplementasikan pendidikan multikultural di

Indonesia. Guru merupakan ujung tombak pendidikan multikultural, ia

mempengaruhi keberhasilan mendorong pemahaman lintas budaya peserta didik.

Selain itu, latar belakang kultural guru akan turut pula membentuk persepsi siswa

terhadap kulturnya. Guru yang tidak memahami latar belakang budayanya sendiri

dan tidak sensitive budaya atau tidak memiliki pemahaman lintas budaya tidak

bias diharapkan sukses dalam menerapkan pendidikan multikultur.

Lebih lanjut, yang terpenting dalam pendidikan multikultural adalah

seorang guru atau dosen tidak hanya dituntut untuk menguasai dan mampu secara

profesional mengajarkan mata pelajaran atau mata kuliah yang diajarkan. Lebih

dari itu, seorang pendidik juga harus mampu menanamkan nilai-nilai inti dari

pendidikan multikultural seperti demokrasi, humanisme, dan pluralisme atau

menanamkan nilai-nilai keberagamaan yang inklusif pada siswa. Pada gilirannya,

out-put yang dihasilkan dari sekolah/universitas tidak hanya cakap sesuai dengan

disiplin ilmu yang ditekuninya, tetapi juga mampu menerapkan nilai-nilai

25 Ruslan Ibrahim, Pendidikan Multikultural: Upaya Meminimalisir Konflik dalam Era

Pluralitas Agama, dalam El-Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam, No. 1, Vol.I 2008 26 Zainal Arifin Nurdin, Drs. SH, Gagasan dan Rancangan Pendidikan Berwawasan

Multikultural di Sekolah Agama dan Madrasah, dalam Jurnal Kerukunan Umat Beragama Edisi No.1 tahun 2005

Page 109: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

100

keberagamaan dalam memahami dan menghargai keberadaan para pemeluk

agama dan kepercayaan lain27.

Agak rinci, guru mempunyai posisi penting dalam mengimplementasikan

nilai-nilai keberagamaan inklusif di sekolah. Adapun peran guru di sini, meliputi :

pertama, seorang guru/dosen harus mampu bersikap demokratis, baik dalam sikap

maupun perkataannya tidak diskriminatif. Kedua, guru/dosen seharusnya

mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap kejadian-kejadian tertentu yang ada

hubungannya dengan agama. Misalnya, ketika terjadi bom Bali (2003), maka

seorang guru yang berwawasan multikultural harus mampu menjelaskan

keprihatinannya terhadap peristiwa tersebut. Ketiga, guru/dosen seharusnya

menjelaskan bahwa inti dari ajaran agama adalah menciptakan kedamaian dan

kesejahteraan bagi seluruh ummat manusia, maka pemboman, invasi militer, dan

segala bentuk kekerasan adalah sesuatu yang dilarang oleh agama. Keempat,

guru/dosen mampu memberikan pemahaman tentang pentingnya dialog dan

musyawarah dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan

keragaman budaya, etnis, dan agama28.

Dari keterangan tersebut, terbesit bahwa pendidikan multikultural di

Indonesia akan efektif jika guru memiliki kompetensi yang berhubungan dengan

materi dan kepekaan budaya serta konteks pluralitas. Lain dari itu, seorang guru

multikultural juga dituntut memahami gagasan multikulturalisme secara filosofis.

Pembelajaran berbasis multikultural didasarkan pada gagasan filosofis tentang

kebebasan, keadilan, kesederajatan dan perlindungan terhadap hak-hak manusia.

Hakekat pendidikan multikultural adalah mempersiapkan seluruh siswa untuk

bekerja secara aktif menuju kesamaan struktur dalam organisasi dan lembaga

sekolah. Pendidikan multikultural bukanlah kebijakan yang mengarah pada

pelembagaan pendidikan dan pengajaran inklusif dan pengajaran oleh propaganda

pluralisme lewat kurikulum yang berperan bagi kompetensi budaya individual.

Pembelajaran berbasis multikultural berusaha memberdayakan siswa untuk

27 Husniyatus Salamah Z, M.Ag, Pendidikan Multikultural: Upaya Membangun

Keberagamaan Inklusif di Sekolah, dalam http://www.lubisgrafura.wordpress.com 28 Husniyatus Salamah, Pendidikan Multikultural........, dalam http://www.lubisgrafura.

wordpress.com

Page 110: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

101

mengembangkan rasa hormat kepada orang yang berbeda budaya, memberi

kesempatan untuk bekerja bersama dengan orang atau kelompok yang berbeda.

Pendidikan multikultural juga membantu siswa untuk mengakui ketepatan dari

pandangan-pandangan budaya yang beragam, membantu siswa mengembangkan

kebanggaan terhadap warisan budaya mereka, menyadarkan siswa bahwa konflik

nilai sering menjadi penyebab konflik antar kelompok masyarakat.29 Hal-hal

itulah yang harus dipahami betul oleh seorang guru dalam menunjang

implementasi pendidikan multikultural.

Sementara itu, James A. Banks, mengidentifikasi ada lima dimensi

pendidikan multikultural yang diperkirakan dapat membantu peran guru dalam

mengimplementasikan beberapa program yang mampu merespon terhadap

perbedaan latar belakang peserta didik, yaitu :

1) Dimensi integrasi isi/ materi (content integration). Dimensi ini gunakan guru untuk memberikan keterangan dengan "poin kunci" pembelajaran yang merefleksikan nateri yang berbeda-beda. Secara khusus, para guru menggabungkan kendungan materi pembelajaran ke dalam kurikulum dengan beberapa cara pandang yang beragam. Salah satu pendekatan umum adalah mengakui kontribusinya, yaitu guru-guru bekerja ke dalam kurikulum mereka dengan membatasi fakta tentang semangat kepahlawanan dari berbagai kelompok. Di samping itu, rancangan pembelajaran dan unit pembelajarannya tidak dirubah. Dengan beberapa pendekatan, guru menambah beberapa unit atau topik secara khusus yang berkaitan dengan materi multikultural.

2) Dimensi konstruksi penguatan (knowledge construction). Suatu dimensi di mana para guru membantu siswa untuk memahami beberapa prespektif dan merumuskan kesimpulan yang dipegaruhi oleh disiplin pengetahuan yang mereka miliki. Dimensi ini juga berhubungan dengan pemahaman para pelajar terhadap perubahan pengetahuan yang ada pada diri mereka sendiri.

3) Dimensi pengurangan prasangka (prejudice reduction). Guru melakukan banyak usaha untuk membantu siswa dalam mengembangkan perilaku positif tentang perbedaan kelompok. Sebagai contoh, ketika anak-anak masuk sekolah dengan perilaku negatif dan memiliki kesalahpahaman terhadap ras atau etnik yang berbeda dan kelompok etnik lainnya, pendidikan dapat membantu siswa mengembangkan perilaku intergroup yang lebih positif, penyediaan kondisi yang mapan dan pasti. Dua kondisi yang dimaksud adalah bahan pembelajaran yang memiliki citra yang positif tentang perbedaan kelompok dan menggunakan bahan

29 Lihat dalam http://www.lubisgrafura.wordpress.com

Page 111: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

102

pembelajaran tersebut secara konsisten dan terus menerus. Penelitian menunjukan bahwa pelajar yang datang ke sekolah dengan banyak streotipe, cenderung berperilaku negatif dan banyak melakukan kesalahpahaman terhadap kelompok etnik dan ras dari luar kelompoknya. Penelitian ini juga menunjukan bahwa penggunaan textbook multikultural atau bahan bahan pengajaran lain dan strategi pembelajaran yang kooperatif dapat membantu para pelajar untuk menegmbangkan perilaku dan persepsi terhadap ras yang lebih positif. Jenis strategi dan bahan dapat menghasilkan pilihan para pelajar untuk lebih bersahabat dengan ras luar, etnik dan kelompok budaya lain.

4) Dimensi pendidikan yang sama /adil (equitable pedagogy). Dimensi ini memperlihatkan cara-cara dalam mengubah fasilitas pembelajaran sehingga mempermudah pencapaian hasil belajar pada sejumlah siswa dari berbagai kelompok. Strategi dan aktivitas belajar yang dapat digunakan sebagai upaya memperlakukan pendidikan secara adil, antara lain dengan bentuk kerjasama (cooperatif learning), dan bukan dengan cara-cara yang kompetitif (competetion learning). Dimensi ini juga menyangkut pendidikan yang dirancang untuk membentuk lingkungan sekolah, menjadi banyak jenis kelompok, termasuk kelompok etnik, wanita, dan para pelajar dengan kebutuhan khusus yang akan memberikan pengalaman pendidikan persamaan hak dan persamaan memperoleh kesempatan belajar.

5) Dimensi pemberdayaan budaya sekolah dan struktur sosial (empowering school culture and social structure). Dimensi ini penting dalam memperdayakan budaya siswa yang dibawa ke sekolah yang berasal dari kelompok yang berbeda. Di samping itu, dapat digunakan untuk menyusun struktur sosial (sekolah) yang memanfaatkan potensi budaya siswa yang beranekaragam sebagai karakteristik struktur sekolah setempat, misalnya berkaitan dengan praktik kelompok, iklim sosial, latihan-latihan, partisipasi ekstrakurikuler dan penghargaan staf dalam merespon berbagai perbedaan yang ada di sekolah.

Selanjutnya, faktor lain yang dimiliki guru dalam implementasi dalam

pendidikan multikultural adalah bagaimana strategi yang dia tempuh dalam

mendidik murid, bagaimana ia memilih variasi metode pembelajaran yang efektif

dan efisien. Tentang hal ini, Achmanto Mendatu30 menjabarkan beberapa model

(metode) pembelajaran multikultural dalam meningkatkan kompetensi (calon)

30 Achmanto Mendatu, Strategi Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Melaksanakan

Pendidikan Multikultur, tulisan ini hasil dari adopsi dan intisari dari beberapa pakar.

Page 112: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

103

guru agar bisa menjadi guru yang kompetens dalam pendidikan multikultural,

setidaknya bisa dilakukan melalui empat cara31 :

1) Strategi "Issues Exchange Activity", strategi ini adalah serangkaian dialog

tentang sebuah topik yang berhubungan dengan diversitas budaya di dalam

sekolah dan masyarakat yang lebih luas. Dalam hal ini menempatkan dua

orang dalam posisi berlawanan untuk berdiskusi terhadap suatu

permasalahan yang terkait dengan permasalahan diversitas kultural, yang

satu pro dan yang lain berkebalikannya. Tugas pendidik adalah

menentukan tema yang provokatif dan menyediakan bahan-bahan referensi

baik untuk yang pro maupun yang anti, yang harus dibaca sebelum

diskusi.

2) Service Learning, yaitu belajar melayani komunitas. Suatu aktivitas belajar

di ruang kelas yang dikombinasikan dengan aksi sosial dan pelayanan.

Strategi ini membutuhkan kesiapan (calon) guru dalam menyelenggarakan

pendidikan sains multikultural, yakni pengajaran sains yang tidak

memiliki kendala latar belakang kultural.

3) Model "ABC", model ini melandaskan premis bahwa seseorang harus

memahami latar belakang kulturnya sendiri dan nilai-nilai di dalamnya

sebelum memahami latar belakang kultural orang lain. Belajar mengenai

pengalaman hidup orang lain akan membawa seseorang ke budaya orang

tersebut, dana nalisis lintas budaya mengenai budaya sendiri dan budaya

orang lain, pada gilirannya akan meningkatkan kesadaran akan kesamaan

dan perbedaan di antara berbagai budaya.

4) Cultural Immersion, bertujuan siswa mendapatkan pemahaman mengenai

budaya lain dan mengerti bagaimana merasakan menjadi anggota

kelompok minoritas, sebagai status yang sub-ordinat di masyarakat.

31 Sumber http://.www.psikologipendidikan.blogspot.com/pendidikan-multikultural.htm,

akses 2 November 2008

Page 113: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

104

Selain itu, di dalam kelas seorang guru bisa menggunakan beberapa

alternatif pembelajaran yang lain seperti : strategi kegiatan belajar bersama-sama

(cooperative learning), yang dipadukan dengan strategi pencapaian konsep

(concept attainment) dan strategi analisis nilai (value analysis), dan strategi

analisis sosial (social investigation). Beberapa pilihan strategi ini dilaksanakan

secara simultan, dan harus tergambar dalam langkah-langkah model pembelajaran

berbasis multikultural.32

Meski demikian, masing-masing strategi pembelajaran secara fungsional

memiliki tekanan yang berbeda dan setiap guru memiliki kecenderungan untuk

cocok dan efektif dengan model dan metode tertentu. Intinya, apapun metode dan

strateginya seorang guru dituntut untuk dapat menciptakan iklim pendidikan

multikultural yang baik dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Dari penjelasan di atas, dapat ditarik benang merah bahwa pendidikan

multikultural pada dasarnya tidak sulit diintegrasikan dengan pendidikan Islam.

Selain pendidikan Islam adalah paradigma terbuka tapi kritis, multikulturalisme

juga sebuah kebutuhan yang mendesak. Implementasi ini tentunya melaui proses

yang panjang dan berkesinambungan selain juga mengatasi hambatan-hambatan

yang ada. Dari pada itu, optimalisasi bahkan reformasi sistem pendidikan yang

sudah berjalan juga perlu disesuaikan untuk menunjang implementasi ini. Dari

kurikulum, model pembelajaran, suasana sekolah, kegiatan ekstrakulikuler dan

revitalisasi kompetensi dan peran guru harus senafas dengan perwujudan

pendidikan multikultural.

32 www.lubisgrafura.wordpress.com

Page 114: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

105

BAB V

PENUTUP A. Kesimpulan

Sebagai akhir dari pembahasan, dapat disimpulkan bahwa pendidikan

multikultural lahir di berbagai belahan dunia bukan dalam ruang yang hampa,ia

lahir karena adanya realitas multikulturalisme yang sudah semestinya ada. Sebuah

perjuangan untuk persamaan dan kesederajatan, demokrasi dan hak asasi manusia.

Proses demokratisasi tersebut biasanya mensyaratkan pengakuan terhadap hak

azazi manusia yang tidak membedakan perbedaan-perbedaan manusia atas warna

kulit, agama, adat-istiadat, kultur maupun gender.

Tujuan besar pendidikan multikultural adalah mewujudkan sebuah bangsa

yang kuat, maju, adil, makmur dan sejahtera tanpa ada diskriminasi dan

dikotomisasi. Semua komponen harus bersatu pada membangun kekuatan secara

bersama-sama, sehingga tercapai kemakmuran bersama, memiliki harga diri yang

tinggi dan dihargai oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Tujuan itu bias diwujudkan

oleh pendidikan Islam.

Konsep pendidikan multikultural dalam kerangka pendidikan Islam, bisa

terwujud dengan proses usaha dan upaya yang panjang dan berkesinambungan.

Keduanya sangat relevan dan akomdatif dengan issue-issue pluralisme dan

demokrasi. Ini bias ditelusuri dari prinsip-prinsip dasar pendidikan multikultural

dan pendidikan Islam yang sangat relevan. Keduanya memandang tinggi terhadap

HAM dan punya komitmen kuat merealisasikannya.

Keduanya juga pro (mendukung) terhadap kesetaraan dan persamaan

derjajat manusia, kelompok manusia, kelompok suku bangsa, kelompok bangsa

Page 115: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

106

untuk hidup beradasarkan kebudayaan sendiri secara bebas dan terkendali.

Akomodatif dan terbuka dengan prinsip pluralisme, dalam Islam banyak

ditemukan dalam al-Qur’an, QS. al-Hujurat: 13), Q.S. Ali Imran: 64, Q.S. al-

Maidah: 8, QS. Ar-Rum : 22, QS. Al-Maidah : 48, QS. Hud : 118-119, QS. al-

Syura : 8, QS. al-Maidah : 37, QS. Al-Mumtahanah : 8-9, dan al-Baqarah : 256.

Pun dilihat dari tujuan pendidikannya, baik konsep pendidikan

multikultural maupun pendidikan Islam memiliki dua sisi teoritis sebagaimana di

atas. Tujuan pendidikan multikultural berorintasi kemasyarakatan yang

menganggap pendidikan sebagai sarana utama dalam menciptakan rakyat yang

baik, baik untuk sistem pemerintahan demokratis. Ia juga berorientasi

kemasyarakatan, kenegaraan mencakup hubungan pendidikan dan perubahan

sosial, tatanan ekonomi, politik, dan negara di era global-multikultural.

Di Indonesia, tujuan pendidikan multikultural tersebut diproyeksikan

dengan konsep manusia Indonesia cerdas yang memiliki ciri sebagai profil

manusia yang bermoral dan beriman, kecerdasannya tidak untuk korupsi,

inklusive, tidak membenarkan apa yang dimilikinya, cita-vitanya, agamanya,

ideologi politiknya untuk dipaksakan kepada orang lain. Mereka memiliki sikap

dan tingkah laku yang baik. Cerdik-pandai dalam kognitif, energik-kreatif dalam

ranah motorik, responif terhadap masyarakat-demokratis, daya guna (skilled),

akhlak mulia (moral, religius), sopan santun (civillized). Dari pemaparan di atas,

tujuan pendidikan multikultural merapatkan diri dalam ranah kognitif, afektif

maupun psikomotorik. Dengan manusia Indonesia cerdas diharapkan akan dapat

membangun bangsa ke depan di era global-multikultural.

Dalam konsep pendidikan Islam, manusia cerdas termanifestasikan

sebagai insan kamil. Yakni manusia yang paripurna, memiliki budi pekerti luhur

dan akhlak, manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah. Insan kamil

adalah adalah gambaran manifestasi manusia yang mampu menunaikan tugas dan

kewajibannya selaku mahluk Allah sebagai khalifah di muka bumi, mampu

menjalankan dan membangun tugas-tugas kemasyarakatan, kebangsaan,

keagamaan secara bersama-sama membangun peradaban Islam, dan tugas-tugas

Page 116: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

107

dalam membangun kehidupan bersama secara integral dengan sebaik-baiknya

sesuai dengan prinsip-prinsip kehidupan menurut al-Qur’an dan al-Sunah.

Selanjutnya, implementasi pendidikan Islam multikultural dapat

diwujudkan tidak hanya dalam ranah pendidikan formal an-sich, ia bisa

mengambil tempat dalam pendidikan non-formal, keluarga maupun lingkup

masyarakat yang lebih luas. Tentunya dengan proses yang panjang dan

berksinambungan disamping juga dengan perbaikan dan penyusunan system yang

lebih komperhensif dalam kurikulum, sarana-prasarana, model pembelajaran

hingga kompetensi pendidik harus disesuaikan dengan cita-cita ini.

B. Saran-saran

1. Kepada para pembuat kebijakan harus diupayakan sistem regulasi yang

senafas dengan era global multikultural di Indonesia sebagai payung

hukum bagi implementasi pendidikan multikultural di Indonesia agar

lebih komperhensif dan integral dengan Sidiknas.

2. Kepada para pengelola lembaga pendidikan, guru, serta stakeholders

terkait untuk menanamkan sikap saling menghargai dan menghormati

terhadap segala perbedaan yang ada karena multikultural, pluralitas dan

homogentias adalah sebuah realitas yang harus dikelola rawat dengan

baik agar bernilai postif.

3. Kepada para siswa, renungkan kembali makna bhineka tunggal ika

sebagaimana yang telah diperjuangkan oleh founding fathers bangsa

Indonesia, sebagai upaya menghargai pengorbanan pahlawanan karena

bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa-jasa

pahlawannya.

4. Untuk masyarakat, stop anarchisme, brutalisme, barbarisme, kita semua

sama di hadapan Tuhan dan Negara.

Page 117: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

DAFTAR PUSTAKA al-Abrasyi, Muhammad Athiyah, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta:

Bulan Bintang, tt). Ahmadi, Abu, Islam sebagai Pardigma Ilmu Pengetahuan, (Yogyakarta : Aditya

Media, 1992).

Arief, Armai, Reformulasi Pendidikan Islam, (Jakarta: C3RD Press, 2005). ----------------, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta:

Ciputat Press, 2002), cet.1.

----------------, Tantangan Pendidikan di Era Global, dalam Jurnal Institut, NO. I, thn. 2005.

----------------, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Diktat perkuliahan, 2002). Arifin, M, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1993).

Arifin, Syamsul dan Barizi, Ahmad, Paradigma Pendidikan Berbasis Pluralisme dan Demokrasi, (Malang: UMM Press, 2001), cet. 1.

Azizy, A. Qodri, Pendidikan (agama) untuk Membangun Etika Sosial, (Semarang:

Aneka Ilmu, 2003), cet. 2.

Azra, Azyumardi, Pendidikan Multikultural; Membangun Kembali Indonesia Bhineka Tunggal Ika, dalam Tsaqofah, Vol. I, No. 2, tahun 2003.

---------------------, Dari Pendidikan Kewargaan hingga Pendidikan Multkultural :

Pengalaman Indonesia, dalam Edukasi : Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, Vol. 2, No. 4, tahun 2004.

Bakhtiar, Adam, Paradigma Pendidikan Islam, dikutip www.pendidikan.net/mk-

hujair.pdf. akses: 03/03/2006. Bukhari, Imam, Shahih Bukhari, (Beirut : Darul Fikri, 1994), juz. 1. Choiri, Miftahul, Pendidikan Multikultural dan Implementasinya dalam

Pendidikan, dalam Jurnal Cendekia, Vol. 3, No. 2 Juli-Desember 2003. Daradjat, Zakiah, et.al, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1992). Dawam, Ainnurrofik, Emoh Sekolah Menolak Komersialisasi Pendidikan dan

Kanibalisme Intelektual Menuju Pendidikan Multikultural,(Yogyakarta: Inspeal Ahimsakarya, 2003).

Page 118: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

Faqih, Abdullah, Pendidikan Multikultural dan Keabsahan Demokrasi, dalam

http://abdullahfaqih.multiply.com/journal/item/6 Fayid, Syaikh Mahmud Abdul, Pendidikan dalam Al-Qur’an, (terj. Drs. Judi al-

Falasany), (Semarang: Wicaksana, 1986). Gutman, Amy, Multiculturalism, Examining the Politics of Recognition,

(Princenton: Princenton University Press, 1994), hal. 18. sumber : www.bagais.go.id/jurnaldikti/dokfdp

Hanum, Farida, Rintisan Implementasi Pendidikan Multikultural di Sekolah dalam

Membangun Perilaku Bangsa, Pidato pengukuhan Guru Besar Sosiologi Pendidikan, FKIP Universitas Negeri Yogyakarta, 20 April 2009.

Hasan, Chalidijah, Kajian Pendidikan Perbandingan, (Surabaya : Al-Ikhlas,

1994), cet. 1.

Hidayati, Yuyun Nur, Multicultural Education In America, (Tesis), (Yogyakarta: Universitas Gajah Mada). Sumber: google.com/search/Multi_Amerika.htm.

Hussain, Syed Sajjad dan Syed Ali Ashraf, Krisis dalam Pendidikan Islam, (terj. :

Fadlah Mudhafir), (Jakarta : Al-Mawardhi Prima, 2000), cet.ke-I.

Ibrahim, Ruslan, Pendidikan Multikultural: Upaya Meminimalisir Konflik dalam Era Pluralitas Agama, dalam El-Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam, No. 1, Vol.I 2008.

Ihsan, Hamdani dan Ihsan. Fuad, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : CV.

Pustaka Setia, 2001), cet. II.

Jalal, Fasli, Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah, (Yogyakarta: Aditia, 2001).

Jalaludin dan Said, Usman, Filsafat Pendidikan Islamm ; Konsep dan

Perkembangan Pemikirannya, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1994).

James A. Bank dan Cherry A. Mc Gee (ed), Handbook of Research on Multicultural Education, (San Fransisco: Jossey-Bass, 2001), hal. 28. www.bagais.go.id/jurnaldikti/dokfdp

Jay, Grgory, Critical Context For Multiculturalism, dalam www.uwm.edu-

/gjay/Multicult/conte+tmulticulut.htm. Download 2 Desember 2005

Page 119: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

Khaerudin, Konstribusi Teknogi dalam Membangun Pendidikan Multikultural, sumber : http://www.ilmupendidikan.net/?p=8

Las, Scott dan Featherstone, Mike (ed)., Recognition And Difference: Politics,

Identity, Multiculture, (London: Sage Publication, 2002), hal. 2-6. Sumber www.bagais.go.id/jurnaldikti/dokfdp

Lie, Anita, Mengembangkan Model Pendidikan Multikultural,

http//www.kompas.com/ akses 25 Desember 2007 el-Ma’hady, Muhaimin, Multikulturalisme dan Pendidikan Multikultural dalam

http://www.cyberschooldps.net - 27 February, 2008. Maarif, Syamsul, Islam dan Pendidikan Pluralisme; Menampilkan Wajah Islam

Toleran Melalui Kurikulum PAI Berbasis Kemajemukan, sumber www.google.com/pluralisme-pendidikan, akses tanggal 22 Januari 2008

Marimba, Ahmad D., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : PT. Al-

Maarif, 1989), cet. Ke-VIII.

Maslikhah, Quo Vadis Pendidikan Multikultural: Rekonstruksi Sistem Pendidikan Berbasis Kebangsaan, (Surabaya: JP Books kerjasama dengan STAIN Salatiga Press, 2007), cet. 1.

Mastuhu, Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana

Ilmu, 1999). Mendatu, Achmanto, Strategi Meningkatkan Kompetensi Guru dalam

Melaksanakan Pendidikan Multikultur. Sumber http://.www.psikologipendidikan.blogspot.com/pendidikan-multikultural.htm

al-Munawar, Said Agil Husin, Aktualisasi Nilai-nilai dalam Sistem Pendidikan Islam,(Ciputat: Ciputat Press, 2005), cet.2.

Muqtafa, M. Khoirul, Paradigma Multikultural, dalam

http://www.sinarharapan.co.id/-berita/0402/05/opi02.html Muslim, Imam, Shahih Muslim, (Beirut : Darul Fikri, 1998), juz. 2. an-Nahlawi, Abdurrahman, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat,

(Jakarta : Gema Insani Press, 1995), cet. Ke-I.

Nata, Abudin, Pidato Pengukuhan Guru Besar (Pendidikan Islam di Indonesia: Tantangan dan Peluang), UIN Syarif Hidayatullah Press.

Page 120: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

-------------------, Paradigma Baru Pendidikan Islam di Era Pasar Bebas, dalam Didaktika Islamika, Jurnal Kependidikan, Keislaman dan Kebudayaan, Vol. 1, Januari 2005.

Nurdin, Zainal Arifin, Gagasan dan Rancangan Pendidikan Berwawasan

Multikultural di Sekolah Agama dan Madrasah, dalam Jurnal Kerukunan Umat Beragama Edisi No.1 tahun 2005

Parekh, Biku, Rethinking Multiculturalisme: Cultural Diversity and Political

Theory, (Cambridge: Harvard University Press, 2000). Sumber: www.bagais.go.id/jurnaldikti/dokfdp

------------------, What is Multiculturalism?sumber :

www.google.com/search/what-is-multiculturalisme.htm

Purwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1991), cet. Ke-XII.

Rahardjo, M. Dawam, Meredam Konflik: Merayakan Multikulturalisme, dalam Bulletin Kebebasan Edisi No. 4/V/2007.

Rahmat, Pupu Saeful, Wacana Pendidikan Multikultural di Indonesia, dalam

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/wacana-pendidikan-multikultural-di-indonesia.htm

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 1998), cet. Ke-2.

Rasiyo, Berjuang Membangun Pendidikan Bangsa; Pijar-pijar Pemikiran dan Tindakan, (Malang: Pustaka Kayu Tangan, 2005)

Ridho, Irsyad dan Fitri, Susi, Perspektif Multikultur dalam Pengembangan

Kurikulum, dalam http://www.backtohome schooling.org/htm/artikel

Rosyada, Dede, Pendidikan Multikultur Melalui Pendidikan Agama, dalam Jurnal Didaktika Islamika, Vol, VI, No. I, Juni 2005.

Rosyadi, Khoiron, Pendidikan Profetik, (Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2004), cet. 1.

Sabri, Alisuf, Ilmu Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1999), cet. Ke-I. Salamah, Husniyatus, Pendidikan Multikultural: Upaya Membangun

Keberagamaan Inklusif di Sekolah, sumber dalam http://www.lubisgrafura.wordpress.com

Saefuddin, Ahmad Fedyani, Kegamangan Multikulturalisme di Indonesia,

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0601/21/pustaka/2374717.htm

Page 121: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

Shaleh, Abd. Rochman, Pendidikan Agama dan Keagamaan, (Jakarta : Gema

Windu Panca Perkasa, 2000), cet.ke-I. Siradj, Said Aqil, Islam Kebangsaan; Fiqh Demokratik Kaum Santri, (Jakarta:

Pustaka Ciganjur, 1999), cet. 1. Soedirjato, Pendidikan sebagai Sarana Reformasi Mental dalam Upaya

Pembangunan Bangsa, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998). Sumarno, Pengantar Umum Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1992), cet. Ke-

VIII.

Suparlan, Parsudi, Menuju Masyarakat Indonesia yang Multikultural. Sumber: http://www.scripps.ohiou.edu/news/cmdd/artikelps.htm Diakses tanggal 24 September 2006.

Suprayogo, Imam, Pendidikan Agama Di Era Multikultural, dalam

http://www.imamsuprayogo.com /viewd_artikel.php?pg=31 Surya, Mohammad, Tantangan Pembelajaran di Era Millenium Ketiga, dalam

Jurnal Didaktika Pendidikan, Vol. III, No.2, Desember 2002. Suseno, Frans Magnes, Islam dan Pendidikan Pluralisme, dalam Suara

Pembaruan, edisi 23 September 2000 Susetyo, Beny, Politik Pendidikan Penguasa, (Yogyakarta: LkiS, 2005), cet. 1. Suwendi, Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Rajawali Press,

2004), cet. Ke-1. Tilaar, H.A.R, Multikulturalisme, Tantangan-tantangan Global Masa Depan

dalam Transformasi Pendidikan Nasional, (Jakarta: Grassindo, 2004). ---------------------, Perubahan Sosial dan Pendidikan; Pengantar Pedagogik

Transformatif untuk Indonesia, (Jakarta : Grassindo, 2002), cet. ke-1.

---------------------, Pendidikan, Kebudayaan dan Masyarakat MadaniIndonesia, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2000).

----------------------, Kekuasaan dan Pendidikan : Suatu Tinjauan dari Prespektif

Kultural, (Magelang : Indonesia Tera, 2003). Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-dasar Kependidikan, (Surabaya :

Usaha Nasional, tt), cet. Ke-III.

Page 122: KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN  · PDF fileB. Prinsip-Prinsip Pendidkan Islam ... Tujuan Umum ... A. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Multikultural

Tim Dosen IAIN Sunan Ampel, Dasar-dasar Kependidikan, (Surabaya : Karya Abditama, 1996), cet. Ke-I.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia,

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1994), cet. Ke-II.

Tim Penyyusun, Undang-undang Republik Indonesia, No.2 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II pasal 3, (Jakarta: CV. Mitama Utama, 2004).

Waidl, A., Pendidikan Yang Menghargai Kemajemukan, dalam Bulletin Jum'at Al-Ikhtilaf, No. 07/9 Juni 2000, diterbitkan oleh LKiS Yogyakarta. Download di [email protected] 18 Januari 2008