konsep pendidikan karakter perspektif k.h. ahmad...

126
i KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD DAHLAN SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: AISYAH KRESNANINGTYAS NIM: 111-12-196 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

Upload: phamthuy

Post on 18-Mar-2019

254 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

i

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER

PERSPEKTIF

K.H. AHMAD DAHLAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

AISYAH KRESNANINGTYAS

NIM: 111-12-196

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

Page 2: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

ii

Page 3: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

iii

Page 4: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

iv

Page 5: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

v

Page 6: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

vi

MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka

merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

(QS. Ar Ra’du:11)

Katakan pada diri sendiri tuk “tidak menyerah” untuk selalu melakukan perbaikan

(Penulis)

Page 7: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Bapakku, Sunarto yang sudah memberikan kasih sayang, doa-doa terbaik

teruntuk putra-putrinya, dan motivasi, baik dari segi materil atau non

materil sehingga skripsi ini bisa penulis selesaikan, serta doa teruntuk ibuk

kami Nining Setyowati yang sudah berada di pangkuan-Nya semoga Allah

menempatkan engkau di Raudotan min Riyadil Jinan, Amin…

Mas-mas ku tercinta, Ahmad Dwi Arianto & Ahmad Khoironi Arianto

yang selalu memberikan perhatian baik dari segi materil atau non materil

serta kebersamaan terhangat dalam keluarga,” maternuwun mas sampun

sabar kaleh isah anis”.

Saudara-saudara perempuan dikeluarga kami teteh kesayangan Anisy

Syahida yang selalu ikhlas menjadi ibu dan mbak buat kami, my twiin

Aisyah Khoirun Nisa’ yang menjadi pendengar terbaik ketika mbak nya

ini butuh nasehat dan saran, serta keponakan manis kami Annisa Istifianza

Bihurinin Arianto” selalu jadi kebanggaan abi umi ya nduk”

Dosen pembimbing skripsi Bapak Achmad Maimun, M.Ag yang

senantiasa membimbing dan mendidik penulis dengan penuh keikhlasan

dan kesabaran.

Sahabat-sahabat seperjuangan Primagama Cendana Jogjakarta, Maisaroh

Choirotunnisa yang cantik, Rizaty Rosyada, Dwi Agustina yang selalu

menjadi alarem terbaik “ayo ais, skripsinya gimana? Udah bulan apa ini”

serta menjadi motifator independen yang tak pernah lelah mengingatkan,

Page 8: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

viii

mengoreksi dan memberikan masukan dan mendorong penulis untuk

menyelesaikan karya sederhana ini.

Teman seperjuangan skripsi Siti Mujayanah yang selalu memberi motivasi

kepada penulis. “maternuwun yo nda”.

Teman karib yang selalu ada dan motivator selama di Salatiga mbak Ima,

dek Ika, Endang, mbak Atik, Dita , mbak Cinta, Fajri, Wisnu, mbak Fitri,

dek Hade, Fia, Lia. “maternuwun ya kesayangan”.

Keluarga besar cabang & komisariat Himpunan Mahasiswa Islam Salatiga

yang memberikan warna dalam berproses selama ini.

Keluarga besar LAZIS JATENG Salatiga yang memberikan penulis ruang

dan waktu dalam proses belajar mengajar selama ini.

Santri-santri kesayangan TPQ Nurul Fikri yang selalu menjadi obat

mujarab penulis ketika lelah. “semoga kalian menjadi putra-putri masa

depan yang sholeh & sholehah ya dek” amin….

Teman-teman PPL, KKL, dan KKN yang berjuang bersama dalam suka

dan duka untuk menyelesaikan tugas Negara.

Teman-teman seperjuangan di kampus IAIN

Almamaterku tercinta IAIN Salatiga.

Page 9: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

ix

KATA PENGANTAR

بسم هللا الّرحمن الّرحيم

Puji syukur penulis panjatkan kepada Sang Raja alam semesta (Allah

‘Azza wa Jalla). atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini, meskipun dalam wujud yang sederhana dan jauh

dari sempurna. Sholawat dan salam Allah SWT, semoga senantiasa

terlimpahkan kepada Sang Pemimpin hidup manusia dan yang menjadi

cakrawala rindu para umatnya (Nabi Muhammad SAW).

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat

diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,

penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

3. Ibu Siti Ruhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pedidikan Agama Islam.

4. Bapak Achmad Maimun, M.Ag selaku pembimbing yang telah

membimbing dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Alm.Joko Sutopo, selaku dosen pembimbing akademik yang telah

membimbing dan mengarahkan sejak awal semester hingga akhir hayat

beliau dengan penuh keikhlasan.

6. Bapak Sutrisna, S.Ag., M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik.

Page 10: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

x

7. Bapak/ ibu dosen dan seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah

memberikan pelayanan kepada penulis.

8. Bapakku dan seluruh keluargaku yang telah mendo’akan dan membantuku

dalam menyelesaikan studi di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu kelancaran penulisan skripsi ini.

Atas jasa-jasa dan kebaikan beliau di atas, penulis berdo’a semoga

Allah SWT menerima amalnya dan memberikan balasan yang lebih baik.

Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan, semua itu karena keterbatasan penulis. Tiada kalimat

yang pantas penulis ucapkan kecuali kalimat Al-Hamdulillahi Robbil ‘Alamiin.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat.

Salatiga,14 September 2016

Penulis

Aisyah Kresnaningtyas

NIM: 111-12-196

Page 11: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

xi

ABSTRAK

Kresnaningtyas, Aisyah. 2016. Konsep Pendidikan Karakter Prespektif K.H.

Ahmad Dahlan. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Achmad

Maemun M.Ag.

Kata kunci: K.H. Ahmad Dahlan, Pendidikan Karakter.

Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1)

Bagaimanakah konsep K.H. Ahmad Dahlan tentang pendidikan karakter; (2)

Bagaimana relevansi Nilai Pendidikan Karakter Kemendiknas dengan

Pendidikan Karakter Perspektif K.H. Ahmad Dahlan

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library

research). Sumber data primer adalah falsafah ajaran K.H. Ahmad Dahlan,

sumber sekundernya adalah buku-buku lain yang bersangkutan dan relevan

dengan penelitian. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Metode Analisis Isi (Content Analysis).

Temuan penulis berkaitan dengan pertanyaan yang ada bahwa Pendidikan

karakter K.H. Ahmad Dahlan terdapat pada tujuh falsafah dan pesan-pesan

beliau,yang di dalamnya mengajarkan supaya menjadi manusia yang visioner

mampu untuk berfikir kedepan yaitu supaya dapat bahagia dunia dan akherat.

Relevansi Pendidikan Karakter K.H. Ahmad Dahlan Dengan Unsur-Unsur

Pendidikan Karakter Kemendiknas Di antaranya yaitu, nilai karakter religius,

jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat

kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif,

cinta damai, gemar membaca, peduli sosial, dan tanggungjawab. Adapun

pendidikan Karakter K.H. Ahmad Dahlan dapat mendukung pendidikan karakter

Kemendiknas sehingga mampu menciptakan pendidikan karakter yang efektif.

Page 12: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................... i

LEMBAR BERLOGO...................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………………………… v

MOTTO............................................................................................. vi

PERSEMBAHAN.............................................................................. vii

KATA PENGANTAR ...................................................................... ix

ABSTRAK......................................................................................... xi

DAFTAR ISI...................................................................................... xii

DAFTAR TABEL………………………………………………….. xiv

DAFTAR GAMBAR………………………………………………. xiv

BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1

A.Latar Belakang…………….……………………………………. 1

B.RumusanMasalah………………………………………………… 6

C.Tujuan Penelitian………………………………………................ 6

D.Kegunaan Penelitian……………………………………………… 6

E.Penegasan Istilah………...……………………………………….. 7

F.Metode Penelitian……..…………..……………………………… 8

G.Telaah Pustaka...…………………………………………………. 11

Page 13: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

xiii

H.Sistematika Penulisan Skripsi.…………………………………… 12

BAB II BIOGRAFI K.H. AHMAD DAHLAN …….……………. 15

A. Riwayat Hidup K.H.Ahmad Dahlan ……………………….. 15

B. Latar Belakang Pendidikan…………………………………. 19

C. Peran K.H. Ahmad Dahlan………….………………………. 27

D. Usaha dan Jasa K.H AhmadDahlan……............................. 33

E. Cita-Cita K.H. Ahmad Dahlan……………………………… 36

F. Perjuangan K.H. Ahmad Dahlan …………………………… 38

G. K.H. Ahmad Dahlan Politik dan Nasionalisme..................... 40

BAB III PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER………… 42

A. Pengertian Karakter………………………………..………... 42

B. Pengertian Pendidikan Karakter……………………………. 43

C. Tujuan Pendidikan Karakter…………………………........... 45

D. Dasar Hukum Pendidikan Karakter…………………..……. 47

E. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter…………………......……. 48

BAB IV PENDIDIKAN KARAKTER PRESPEKTIF K.H.

AHMAD DAHLAN ……………………………………………….

53

A. Pendidikan Menurut K.H. Ahmad Dahlan…...……............. 53

B. Pendidikan Karakter K.H. Ahmad Dahlan……………….... 63

1. Konsep Karakter………………………………………. 63

Page 14: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

xiv

2. Konsep Pendidikan Karakter……………………………. 65

3. Materi Pendidikan Karakter K.H. Ahmad Dahlan…...... 70

4. Karakter Ilmu Menurut K.H. Ahmad Dahlan …...……... 74

5. Metode Pendidikan Karakter……………………………. 77

C. Pendidikan Karakter Dalam Tujuh Falsafah dan pesan-pesan

K.H. Ahmad Dahlan…………………………………………

80

D. Relevansi Pendidikan Karakter K.H. Ahmad Dahlan

Dengan Unsur-Unsur Karakter KEMENDIKNAS…………

91

BAB V PENUTUP………………………...……………………… 104

A. Kesimpulan………………………………………………… 104

B. Saran………………………………………………………. 106

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………. 108

LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………….. 110

Page 15: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

xv

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1

Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter

Bangsa

50

Tabel

3.2

Nilai-Nilai yang Merupakan Nilai turunan dari Nilai-Nilai Inti 51

DAFTAR GAMBAR

Gambar

3.1

Nilai-Nilai Inti (Core Values) yang Dikembangkan dalam

Pendidikan Karakter Indonesia

52

Page 16: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk yang paling mulia yang diciptakan oleh

Allah. Berawal dari konsep tentang kejadian manusia yang dimulaikan dari

sejarah awal kejadiannya sebagai makhluk Allah SWT yang mempunyai

potensi dasar dibekali potensi akal dan ilmu, disamping untuk menjalankan

misi untuk mengabdi sebagai khalifah Allah di bumi ini. Supaya dapat

menjalankan amanat dan tanggung jawab tersebut diperlukan adanya tuntunan

dan bimbingan melalui pendidikan.

Pendidikan dapat menjadi tolok ukur bagi kemajuan dan kualitas suatu

bangsa, sehingga dapat dikatakan bahwa kemajuan suatu negara dapat dicapai

salah satunya dengan pembaharuan dan penataan pendidikan yang baik. Jadi

pendidikan mempunyai peran penting dalam menciptakan masyarakat yang

cerdas, pandai, berilmu pengetahuan yang luas, berjiwa demokratis serta

berakhlaqul karimah.

Pendidikan adalah usaha secara sadar dan terrencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran secara aktif untuk

mengemban potensi diri memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlaq mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU RI No. 20,

2003: 72).

Page 17: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

2

Melalui proses pendidikan, setiap warga negara Indonesia dibina untuk

meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,

akhlaq mulia dalam kepribadiannya. Untuk meningkatkan salah satu tujuan

pendidikan nasional yang mempunyai peran penting dalam pembentukan

manusia yang berkarakter yaitu melalui pendidikan.

Persoalan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam dalam

masyarakat. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan yang tertuang

dalam berbagai tulisan baik dimedia cetak maupun media elektronik. Selain

itu para ahli, pemuka masyarakat dan pengamat pendidikan juga

membicarakan persoalan karakter bangsa belakangan ini sudah mulai luntur

pada generasi penerus bangsa, berbagai forum seminar, baik lokal, nasional

maupun internasional. Persoalan yang muncul di masyarakat sekarang ini

seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian antar

pelajar, dan sebagainya yang menjadi pembahasan hangat di media massa, dan

diberbagai kesempatan.

Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasiatau

mengurangi masalah karakter bangsa yang dirasa semakin menurun ini adalah

dengan pendidikan, yaitu dengan pembiasaan menanamkan nilai-nilai agama

dan moral sejak dini. Melalui hal-hal tersebut diharapkan dapat

mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek

kehidupan dan dapat mengurangi penyebab masalah karakter bangsa yang

semakin menurun.

Page 18: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

3

Pendidikan karakter merupakan salah satu dimensi pendidikan yang

memiliki pengaruh terhadap anak didik. Dunia pendidikan dalam beberapa

aspeknya tidak lepas dari pendidikan karakter, hal ini disebabkan karakter

merupakan dasar sikap dan kepribadian setiap manusia. Upaya pembentukan

pendidikan karakter yang sesuai dengan bangsa ini tidak hanya teori-teori

yang disampaikan di sekolah melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar

saja, akan tetapi melalui pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari, seperti

halnya jujur, disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung jawab, dan

lain sebagainya. Pembiasan tersebut perlu dikembangkan yang pada akhirnya

akan menjadi cerminan hidup bangsa Indonesia.

Karakter anak akan terbentuk dan tertanam hingga dewasa yang

mencerminkan kepribadian seseorang. Hal ini akan terwujud melalui

pembiasaan-pembiasaan yang distimulasi mulai sejak usia dini. Apabila

pembiasaan yang diberikan adalah pembiasaan yang baik maka akan

menghasilkan karakter yang baik demikian pula sebaliknya. Penanaman nilai-

nilai agama dan moral yang baik akan lebih efektif diberikan kepada anak

sejak usia dini, karena perkembangan anak berlangsung secara

berkesinambungan yang berarti bahwa tingkat perkembangan yang dicapai

pada suatu tahap diharapkan meningkat baik secara kuantitatif maupun

kualitatif pada tahap-tahap selanjutnya.

Pendidikan karakter tidak terlepas dengan pendidikan moral yang

sebenarnya bukan gagasan baru lagi tetapi merupakan gagasan lama dengan

pendidikan itu sendiri, yang pada hakikatnya sebuah pendidikan secara garis

Page 19: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

4

besar mempunyai dua tujuan utama yaitu, untuk membantu anak-anak

menjadi pintar dan baik. Sejak zaman plato masyarakat yang bijak telah

menjadikan pendidikan moral sebagai tujuan pendidikan. Mereka

memberikan pendidikan karakter yang disatukan dengan pendidikan

intelektual, kesusilaan dan literasi, serta budi pekerti dan pengetahuan.

Mereka mencoba membentuk masyarakat yang menggunakan kecerdasan

untuk kemaslahatan orang lain dan diri mereka, dan untuk pembangunan

dunia yang lebih baik.

Pendidikan dan karakter sangat erat sekali hubungannya karena

keduanya saling berkaitan. Pendidikan harus memiliki karakter di dalamnya.

Akan tetapi saat ini hubungan antara pendidikan dengan karakter tidak saling

berkaitan disebabkan adanya stigma yang lebih mengutamakan hasil dari

pada proses yang harus dilewati menuju pendidikan yang bersinergi.

Dalam rangka menuju cita-cita pendidikan yang berkarakter, penulis

mencoba mengurai pemikiran yang pernah ditawarkan oleh tokoh

pembaharuan, K.H. Ahmad Dahlan, hal ini dimaksudkan untuk mencoba

mencari solusi terhadap problematika pendidikan di Indonesia saat ini.

K.H. Ahmad Dahlan merupakan tipe man of action sehingga sudah

pada tempatnya apabila mewariskan cukup banyak amal usaha. Oleh sebab

itu untuk menelusuri bagaimana konsep pendidikan karakter Ahmad Dahlan

mestinya lebih banyak merujuk pada bagaimana ia membangun sistem

pendidikan. Dengan usaha beliau di bidang pendidikan, Ahmad Dahlan dapat

dikatakan sebagai suatu model dari bangkitnya sebuah generasi untuk

Page 20: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

5

menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi Islam yaitu, ketertinggalan

umat Islam di bidang pendidikan. K.H. Ahmad Dahlan senantiasa

memikirkan anak-anak generasi dimasa yang akan datang supaya selalu dapat

menjadi generasi Islam yang memiliki nilai juang yang tinggi terhadap Islam.

Untuk itu di tengah-tengah sakitnya yang semakin parah diawal tahun 1923,

K.H. Ahmad Dahlan memberikan beberapa nasehat dan wasiat. Dalam

nasehat dan wasiat tersebut terdapat pembahasan mengenai pendidikan

karakter yang sudah mulai mengalami kemerosotan, nasehat dan wasiat itu

ialah sebagai berikut, kemunduran umat sebagian besar pemeluk islam sudah

terlalu jauh meninggalkan ajaran Islam yang membuat Islam mengalami

kemunduran. Kemunduran Islam tersebut disebabkan kemerosotan akhlak

sehingga mengalami penuh ketakutan seperti kambing dan tidak memilki

keberanian seperti harimau. Melihat keadaan yang demikian K.H. Ahmad

Dahlan pun berwasiat, “karena itu aku terus memperbanyak amal dan

berjuang bersama anak-anakku sekalian untuk menegakkan akhlak dan moral

yang sudah mulai bengkok” (Abdul Munir Mulkhan, 1990:95).

Sesuai dengan uraian di atas atas maka penulis tertarik untuk meneliti

“Konsep Pendidikan Karakter Perspektif K.H. Ahmad Dahlan”.

Page 21: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

6

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep K.H. Ahmad Dahlan mengenai pendidikan karakter?

2. Bagaimana Relevansi Nilai Pendidikan Karakter Kemendiknas dengan

Pendidikan Karakter Perspektif K.H. Ahmad Dahlan ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian yang berjudul “Konsep Pendidikan Karakter Perspektif

K.H.Ahmad Dahlan” bertujuan:

1. Untuk mengetahui Konsep Pendidikan Karakter Perspektif K.H.Ahmad

Dahlan.

2. Untuk mengetahui Relevansi Nilai Pendidikan Karakter Kemendiknas

dengan Nilai Pendidikan Karakter Perspektif K.H. Ahmad Dahlan ?

D. Kegunaan Penelitian

1. Memberikan sumbangan pemikiran untuk pengembangan ilmu

pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan.

2. Untuk memberikan pemahaman konsep pendidikan karakter perspektif

K.H. Ahmad Dahlan kepada seluruh masyarakat sebagaimana yang

diharapkan K.H. Ahmad Dahlan maupun oleh Agama, khususnya agama

Islam.

3. Dapat menambah wawasan bagi peneliti khususnya mengenai konsep

pendidikan karakter perspektif K.H. Ahmad Dahlan.

Page 22: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

7

E. Penegasan Istilah

Sebelum penulis membahas lebih lanjut yang menjadi inti

permasalahan dan untuk menghindari kesalahan penafsiran, maka perlu

penulis jelaskan istilah-istilah yang berkaitan dengan judul di atas yaitu

Konsep Pendidikan karakter.

Concept berarti konsep, buram, bagan, dan rencana (M. cchols dan

Shadily, 1976: 135).Konsep adalah ide abstrak dari peristiwa konkret yang

dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau pengolongan yang

pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata

(KBBI, 2007:588).

Pendidikan adalah usaha manusia untuk mengembangkan dan

mengarahkan fitrahnya agar dapat berkembang sampai titik optimal untuk

menciptakan tujuan yang dicita-citakan (Arifin, 1998: 12). Secara

etimologis (bahasa), menurut Heri Gunawan, karakter berasal dari bahasa

latin kharakter, kharassein, dan kharax. Dalam bahasa Yunani, character

berasal dari kata charassein, yang berarti membuat tajam atau membuat

dalam. Kamus Besar bahasa Indonesia menyebutkan karakter adalah sifat-

sifat kejiwaan, akhlaq atau budi pekerti yang membedakan seseorang

dengan orang lain. atau bermakna bawaan hati, jiwa, kepribadian, budi

pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak.

Page 23: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

8

F. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal pokok yang mendasari

penelitian, yaitu: jenis penelitian, sumber data, metode pengumpulan data,

dan analisis data.

1. Jenis penelitian

Penelitian yang dipakai termasuk penelitian literature yang

berfokus pada referensi buku dan sumber-sumber yang

relevan.Penelitian literature lebih terfokus kepada studi

kepustakaan.(Amirin, 1995:135).

2. Sumber Data

Penelitian ini (berjenis penelitian) literature (kepustakaan),

sehingga penelitian ini menggunakan kajian terhadap buku-buku yang

ada kaitannya dengan judul skripsi ini, yaitu buku-buku yang

membahas pemikiran KH. Ahmad Dahlan. Dengan judul diantaranya.

a. KH. Ahmad Dahlan Sang Pencerah, pendidik dan pendiri

Muhammadiyah.

b. Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam (Drs. H. Musthofa

Kamal Pasha, B.Ed, Drs. H. Ahmad Adaby Darban, SU,

2005).

c. Majalah yang terkait dengan topik pembahasan: Majalah

Suara Muhammadiyah.

Di dalam buku-buku tersebut memuat tentang sejarah berdirinya

persyarikatan Muhammadiyah, pemikirannya tentang pendidikan,

Page 24: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

9

K.H. Ahmad Dahlan dengan perjuangannya dan masih bayak

pembahasan yang lainnya.Dari buku yang diambil sebelumnya,

penulis juga menggunakan buku-buku yang berkaitan tentang

pemikiran K.H. Ahmad Dahlan.

Selain itu juga masih banyak sumber-sumber yang berkaitan

tentang K.H. Ahmad Dahlan, salah satunya buku milik Drs. H. M.

Zulfa, M. Ag.Beliau mengatakan bahwa pada zaman tersebut Ahmad

Dahlan bertujuan memberantas TBC atau yang lebih dikenal dengan

tahayul, bid’ah, dan khufarat. Dalam pendidikan menciptakan

pembaharuan diantaranya pendidikan disatukan dengan pendidikan

tradisional dengan pendidikan umum dan moderen. Dalam

pembaharuan K.H. Ahmad Dahlan memaparkan bahwa pendidikan

diupayakan supaya di ruang kelas terdapat meja,kursi, papan tulis dan

keperluan pembelajaran yang lainnya, sehingga akan menjadi metode

pembelajaran yang lebih efisien. Dalam pendidikan sekolah beliau

juga memberikan pelajaran umum.

3. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian dicari dengan pendekatan library research

yaitu suatu penelitian kepustakaan murni.Dengan demikian

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode

dokumentasi. Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data

dengan cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

Page 25: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

10

catatan, transkip, buku, majalah dan benda-benda tulis lainnya.

(Arikunto,2010:202).

Dimana data-data atau variabel-variabel tersebut berupa karya-

karya mengenai beliau baik tentang sejarah kehidupannya, kebiasaan-

kebiasaan kesehariannya ataupun pemikirannya. Untuk itu penulis

menggunakan metode dokumentasi melalui mengumpulkan tulisan-

tulisan sahabat dan murid K.H. Ahmad Dahlan serta karya-karya

monumental beliau yang berupa sekolah-sekolah, panti asuhan, rumah

sakit dan amal usaha Muhammadiyah untuk menambah validitas data

yang telah diperoleh. Studi dokumen ini dilakukan terhadap sumber-

sumber primer maupun sekunder.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam penulisan

skripsi ini adalah:

a. Deduktif

Metode deduktif adalah metode berfikir yang berangkat dari

pengetahuan yang bersifat umum dan bertitik tolak dari

pengetahuan yang umum itu kita hendak menilai sesuatu kejadian

yang khusus.(Hadi, 1981:42). Metode ini digunakan untuk

menjelaskan pemikiran tentang pendidikan karakter perspektif

K.H. Ahmad Dahlan.

Page 26: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

11

b. Induktif

Metode induktif adalah metode berfikir yang berangkat

dari fakta-fakta peristiwa khusus yang bersifat umum (Hadi,

1981:42). Metode ini digunakan untuk membahas beberapa

konsep pemikiran pendidikan karakter perspektif KH. Ahmad

Dahlan guna ditarik kesimpulan dalam dunia pendidikan

nasional dewasa kini.

G. Telaah Pustaka

K.H. Ahmad Dahlan merupakan seorang pendiri

Muhammadiyah.Kepemimpinannya itu sangat penting didalam tubuh

Muhammadiyah tidak hanya beliau sosok yang dikenal aktif dalam

menggulirkan gagasannya tentang gerakan pendidikan maupun dakwah

sekaligus entrepreneur yang cukup sukses.Di ranah pendidikan sosok K.H.

Ahmad Dahlan sangat tergerak untuk melakukan aktifitas yang

menerapkan pendidikan dengan metode barat. System yang dibangun

pendidikan yang berorientasi pada pendidikan modern dengan

menggunakan system yang klasikal. Dengan system tersebut dalam

pendidikan mendapatkan gagasan pembaharuan guna menambah wacana

pendidikan berkemajuan.

Adapun buku-buku yang telah terbit yang membahas mengenai

beliau diantaranya adalah:

Page 27: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

12

1. Ditulis oleh Abdul Munir Mulkham, dengan judul “Pemikiran K.H.

Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah dalam Perspektif Perubahan

Sosial”, Diterbitkan oleh Bumi Aksara pada tahun 1990 di Jakarta.

2. Ditulis oleh Abdul Munir Mulkhan, dengan judul “Jejak Pembaharuan

Sosial dan Kemanusiaan Kiai Ahmad Dahlan”, Diterbitkan oleh PT

Kompas Media Nusantara pada tahun 2010.

3. Ditulis oleh Muttaqin, dengan judul “Pencerahan Pendidikan Agama

Islam di Indonesia dan Aktualisasinya (telaah sosiokultural perjuangan

K.H. Ahamd Dahlan)” Diterbitkan di STAIN pada tahun 2014 di

Salatiga.

4. Ditulis oleh Deni Al Asy’ari, dengan judul “Pemberontakan Kaum

Muda Muhammadiyah”, Diterbitkan oleh Resist Book pada tahun

2005 di Yogyakarta.

5. Ditulis oleh Robert W. Hefner, Sukindi Mulyadi dan Abdul Munir

Mulkhan dengan judul “Api Pembaharuan Kiai Ahmad Dahlan”,

Diterbitkan oleh PT Multi Pressido pada tahun 2008 di Yogyakarta.

Dari beberapa sumber tulisan tersebut, sejauh pengamatan penulis

masih ada yang perlu untuk dilengkapi kembali yang membahas

mengenai Pendidikan Karakter menurut pemikiran beliau. Harapan

penulis pemikiran yang akan disampaikan ini dapat melengkapi

informasi sebelumnya dan menambah wacana khasanah keilmuan.

Page 28: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

13

H. Sistematika Penulisan

Dalam menyusun skripsi ini secara menyeluruh terdapat lima bab

untuk membahas Konsep Pendidikan Karakter Perspektif K.H. Ahmad Dahlan.

Sistematika penulis disusun sebagai berikut:

BAB 1: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan dan manfaat penelitian

D. Definisi Operasional

E. Metode Penelitian

F. Sistematika Penulisan

BAB II: BIOGRAFI K.H. AHMAD DAHLAN

A. Riwayat hidup K.H. Ahmad Dahlan

B. Latar belakang pendidikan K.H. Ahmad Dahlan

C. Peran K.H. Ahmad Dahlan

D. Usaha dan Jasa K.H. Ahmad Dahlan

E. Cita-cita K.H. Ahmad Dahlan

F. Perjuangan K.H. Ahmad Dahlan

G. K.H. Ahmad Dahlan Politik dan Nasionalisme

Page 29: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

14

BAB III: TEORI PENDIDIKAN KARAKTER

A. Pengertian karakter

B. Pengertian pendidikan karakter

C. Tujuan pendidikan karakter

D. Dasar hukum pendidikan karakter

E. Nilai-nilai pendidikan karakter

BAB IV: PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas konsep pendidikan karakter perspektif K.H.

Ahmad Dahlan dan Relevansi Nilai Pendidikan Karakter Kemendiknas dengan

Pendidikan Karakter Perspektif K.H. Ahmad Dahlan. Dalam konsep pendidikan

karakter K.H. Ahmad Dahlan berupaya menanamkan karakter kepada peserta

didiknya.Diantaranya melalui pendidikan akhlaq, salah satu usaha supaya dapat

menumbuhkan karakter yang baik yang sesuai Al-Qur’an dan As-

sunnah.Selanjutnya pendidikan individu, pendidikan yang menggabungkan antara

akal dan pikiran, kenyakinan dan intelektual serta kebahagiaan dunia dan

akherat.Dan yang terakhir yakni pendidikan kemasyarakatan, yaitu pendidikan

yang menggabungkan antara pendidikan individu dengan pendidikan

bermasyarakat.

Relevansi Pendidikan Karakter K.H. Ahmad Dahlan Dengan Unsur-Unsur

Pendidikan Karakter Kemendiknas Diantaranya yaitu, nilai karakter religius, jujur,

disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat

Page 30: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

15

kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif,

cinta damai, gemar membaca, peduli sosial, dan tanggungjawab. Adapun

pendidikan Karakter K.H. Ahmad Dahlan dapat mendukung pendidikan karakter

Kemendiknas sehingga mampu menciptakan pendidikan karakter yang efektif.

BAB V: PENUTUP

Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan, saran-saran dan penutup.

Page 31: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

16

BAB II

BIOGRAFI AHMAD DAHLAN

A. Riwayat Hidup K.H. Ahmad Dahlan

K.H. Ahmad Dahlan lahir di kampung Kauman Yogyakarta pada

tanggal 1 Agustus 1986 M atau 1285 H dengan nama Muhammad Darwis.

K.H. Ahmad Dahlan merupakan putra keempat dari tujuh bersaudara dari

seorang ayah bernama Kyai Haji Sulaiman yang menjabat khatib masjid

besar Mataram Yogyakarta (Sucipto, 2010: 49) .Ibunya bernama Siti

Aminah puteri dari H. Ibrahim yang juga menjabat sebagai penghulu di

kalsutanan Yogyakarta.

Menurut silsilah garis keturunan, Muhammad Darwis termasuk

keturunan kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim, salah seorang yang

terkemuka diantara Walisongo, yaitu pelopor penyebaran agama Islam di

Jawa. Jika dirunut silsilahnya tersebut ialah Maulana Malik Ibrahim,

Maulana Ishak, Maulana Ainun Jakin, Maulana Fadhulloh (Sunan Prapen),

Maulana Sulaiman (Ki Ageng Gribig), Demang Djurang Djuru Sepisan,

Demang Djurang Djuru Kapindo, Kyai Ilyas, Kyai Murtadlo, KH

Muhammad Sulaiman, K.H. Abu Bakar dan Muhammad Darwis (K.H.

Ahmad Dahlan) Depot Pengajaran Muhammadiyah (1968:5). Beliau

tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan nuansa religius yang tinggi,

yaitu masyarakat kauman. Kyai Haji Abu Bakar memberi nama puteranya

itu Muhammad Darwis. Putera yang dilahirkan termasuk keturunan ke-12

dari Maulana Malik Ibrahim. Ibu Muhammad Darwis yang terkenal

Page 32: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

17

dengan sebutan Nyai Abu Bakar, merupakan putri kyai Haji Ibrahim bin

kyai Haji Hasan dengan nama Siti Aminah. Kyai Haji Ibrahim sendiri

menjabat penghulu keratin sehingga dengan demikian jelas bahwa

Muhammad Darwis dari segi ayah dan ibu dilahirkan dan hidup dalam

keluarga muslim yang taat.

Kampung Kauman terletak di jantung kota Yogyakarta, tepatnya

disebelah barat alun-alun utara keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Pada

awal mulanya kampung Kauman dihuni oleh para ulama yang bertugas

memakmurkan masjid Gede Keraton Yogyakarta sebagai khatib, imam,

mu’adzin, serta kyai penghulu atau Qadli keraton dengan staff dan

pegawainya (Utomo, 2011: 66). Jumlah khatib ada dua belas orang dan

seorang diantaranya adalah kiai Haji Abu Bakar dengan gelar Khatib

Amin.Setelah Kyai Haji Abu Bakar wafat maka jabatan khatib beralih

kepada puteranya, K.H. Ahmad Dahlan.Para kyai dan ulama’ penduduk

Kauman itu kemudian saling berbesanan dan anak serta cucu-cucu mereka

itulah yang akhirnya merupakan penghuni kampung Kauman.

Sewaktu kecil, Muhammad Darwis bergaul akrab dengan kawan-

kawan tetangganya.Beliau dikenal sebagai anak yang rajin, jujur, dan suka

menolong, serta mempunyai kelebihan yaitu pandai membuat kerajinan

tangan dan membuat barang-barang permainan.Oleh sebab itu tidak

mengherankan bila Muhammad Darwis disayangi oleh teman-teman

sepermainan dan sekampungnya (Kemuhammadiyahan, 2010: 26).

Page 33: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

18

Di usia remaja ia juga sudah menunjukkan sikap dan berbagai

keunggulan dibanding teman-teman sebayanya. Terutama dalam

kecermatan dan kehati-hatiannya dalam menghadapi persoalan, saat

mengambil keputusan dan bertindak.Kemampuan akal pikirannya

dikembangkan secara maksimal, sehingga kecerdasan kedinamisan serta

kreatifitas Dahlan kecil sudah Nampak.

Pada usianya yang masih belia umur 15 tahun, beliau memutuskan

untuk pergi haji dan tinggal di Mekkah.Keberangkatannya itu tidak lepas

dari peran kakak iparnya bernama Kyai Haji Soleh, seorang kyai yang juga

saudagar kaya.Di mana beliaulah yang membiayai segala keperluan

Dahlan, agar bisa berangkat ke tanah suci. Di sanalah awal mula terjadinya

pergolakan K.H. Ahmad Dahlan dengan pemikiran-pemikiran K.H.

Ahmad Dahlan dengan pemikiran-pemikiran pembaharu dalam Islam,

seperti Muhammad Abduh, Al-Afgani, Rasyid Ridha dan Ibnu Taimiyah

(Winda, 2009: 15). Pada tahun 1888 beliau kembali ke Indonesia dan

mengganti nama menjadi Ahmad Dahlan yang diambil dari nama seorang

mufti yang terkena l dari Mazhab Syafi’I di Makkah yaitu Ahmad bin

Zainal Dahlan. Beliau pun membantu ayahnya mengajar pengajian anak-

anak. Keadaan ini telah menyebabkan pengaruh Ahmad Dahlan semakin

luas di Masyarakat sehingga ia diberi gelar “Kyai”. Sebagai seorang kyai,

ia dikategorikan sebagai ulama atau intelektual. Namun tidak berselang

lama, tepatnya pada tahun 1903 ia kembali lagi ke Makkah dan menetap

disana selama 2 tahun (Winda, 2009: 15). Pada masa ini, ia sempat

Page 34: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

19

berguru pada Syekh Ahmad Khatib yang juga guru dari pendiri NU, KH

Hasyim Asy’ari.

Sepulang dari Makkah pada tahun 1889 M, saat itu berusia 24 tahun,

ia menikah dengan Siti Walidah, sepupunya sendiri. Anak Kyai penghulu

Haji Fadhil yang kelak dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan, seorang

pendiri Aisyiyah (Sucipto, 2010: 52). Dari perkawinannya dengan Siti

Walidah, K.H. Ahmad Dahlan mendapatkan enam orang anak yaitu:

Johannah (lahir 1890), Siraj Dahlan (lahir 1898), Siraj Busyro (lahir

1903), Irfan Dahlan dan Siti Aisyah (lahir kembar, tahun 1905) dan Siti

Zuharoh (lahir 1908) (Sucipto, 2010: 52).

Pada tahun 1869 M ayah dari K.H. Ahmad Dahlan (KH.Abu Bakar)

meninggal dunia. Jenazah KH. Abu Bakar mendapat penghormatan yang

besar dari masyarakat dan para bangsawan keraton Yogyakarta.Setelah

dishalatkan di Masjid Gede Kauman, jenazahnya dimakamkan di

pemakaman umum Nitikan, satu makam dengan ayahnya, KH. Sulaiman

(Wibowo 2011: 91). Sesuai dengan kebiasaan yang berlaku di Keraton

Yogyakarta, sebagai anak laki-laki yang paling besar, Ahmad Dahlan

diangkat sebagai Ketib Amin menggantikan ayahnya.

Semasa hidupnya, K.H. Ahmad Dahlan adalah seorang khatib atau

lebih dikenal dengan sebutan “ketib”(juru khutbah) di masjid kesultanan

Yogyakarta menggantikan ayahnya. Masa itu Masjid Kasultanan

Yogyakarta mempunyai 12 orang ketib (khatib, pemberi khutbah jum’at)

masjid besar Yogyakarta, seorang diantaranya adalah K.H. Ahmad Dahlan

Page 35: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

20

yang terkenal dengan sebutan “ketib amin”. Sebagai seorang khatib, setiap

bulannya beliau mendapatkan gaji sebesar 7 (tujuh) golden (rupiah jaman

Belanda) (Anshory, 2010: 49).Di samping sebagai khatib beliau juga

menerima pekerjaan membuat batik, juga berdagang batik, bahkan beliau

berdagang sampai ke Jawa Timur dan Jawa Barat.

Bertepatan pada hari jum’at malam sabtu, tanggal 7 Rajab tahun

1334 H, bertepatan pada tanggal 23 Februari 1923 M di Yogyakarta

menjelang tengah malam, Allah Swt. Memanggil hamba yang tidak pernah

lelah mengabdi kepada-Nya itu. K.H. Ahmad Dahlan menghembuskan

nafas yang terakhir dikamar tidurnya. (Wibowo, 2011: 183). K.H. Ahmad

Dahlan wafat pada usia 54 tahun. Tanggal 27 Desember 1961 Pemerintah

Republik Indonesia berdasarkan SK Presiden RI NO.657/1961

mengangkat K.H. Ahmad Dahlan sebagai pahlawan kebangkitan Nasional

(Winda, 2009: 15).

B. Latar Belakang Pendidikan K.H. Ahmad Dahlan

1. Pendidikan Masa Kecil K.H. Ahmad Dahlan

Semasa kecil Ahmad Dahlan tidak pergi kesekolah.Hal ini karena

sikap orang-orang Islam pada waktu itu melarang anak-anaaknya

memasuki sekolah Gubernemen.sebagai gantinya Ahmad Dahlan memulai

pendidikannya pada masa kanak-kanak dibimbing langsung oleh kedua

orang tuanya yaitu ayahnya yang bernama K.H Abu Bakar dan ibunya Siti

Aminah. Ayahnya ini dikenal sebagai seorang khatib dimasjid besar

Page 36: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

21

keraton jogjakartaa. Pendidikan Ahmad Dahlan ini waktu dia memasuki

usia sekolah Ahmad Dahlan tidak disekolahkan di sekolahan formal,

melainkan diasuh dan dididik mengaji Al Qur’ann dan dasar-dasar ilmu

agama Islam oleh ayahnya sendiri di rumah. Model pembelajaran yang

diperoleh dari Ahmad Dahlaan adalah homeschooling. (Tengku-Zubaidah,

2014: 187).

Pada usia delapan tahun ia telah lancer membaca Al Qur’an hingga

khatam. Tidak hanya itu dia mempunyai keahlian membuat barang-

barang-barang kerajinan dan mainan seperti halnya anak laki-laki pada

umumnya. Seiring dengan usia yang semakin bertambah, ia pun mulai

belajar ilmu Agama Islam tingkat lanjut. Tidak hanya sekedar membaca

Al-Qur’an saja melainkan ilmu-ilmu umum. Guru-gurunya antara lain K.H

Abu Bakar (ayahnya), kemudian ia belajar ilmu fiqih kepada kepada K.H

Muhammad Shaleh, dan nahwu kepada K.H Muhsin (keduannya masih

iparnyaa sendiri) ia juga berguru dengan K.H Muhammad Nur dan K.H

Abdul Hamid. Pengetahuan dalam ilmu falaq diperoleh dari gurunya yang

lain yaitu K.H Raden Dahlan (putra kyai termas), ilmu hadits ia berguru

pada Syekh Khayyat, Qiroatul Qur’an Syekh Amin dan Sayyid Bakri

Satock, ilmu pengobatan dan racun ia peroleh dari gurunya Syekh hasan,

ilmu hadits ia peroleh dari gurunya Sayyid Babusijjil, dan Mukti Syafi’I.

Page 37: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

22

2. Pendidikan Ahmad Dahlan Masa Remaja.

Setelah beberapa waktu belajar dengan sejumlah guru, pada tahun

1890 Daahlan berangkat ke Makkah untuk melanjutkan studinya dan

bermukim disana selama setahun. Merasa tidak puas dengan kunjungannya

yang pertama, maka pada tahun 1903, ia berangkat lagi ke Makkah dan

menetap selama dua tahun. Ketika mukim kedua kalinya, ia banyak

bertemu dan melakukan diskusi dengan sejumlah ulama di Indonesia yang

bermukim di Makkah. Diataranya ulama-ulama tersebut adalah Syekh

Muhammad Khati Al Minangkabawi dari minangkabau, Kyai Nawawi Al

Bahteni dari Banten, Kiyai Mas Abdullah, dan kiyi Fiqih Kumambang dari

gresik (Sucipto, 2010: 61).

Semangat Ahmad dahlan dalam menempuh jalanya untuk

berdakwah dan menuntut ilmu tidak berhenti, hal ini ditunjukan

semangatnya dalam mencari ilmu dengan berguru kepada para ulama di

Arab Saudi saat perjalanannya menunaikan ibadah haji. Beliau pernah

belajar ilmu hadits kepada kyai mahfudh Termas dan Syekh Khayat,

belajar ilmu Qiraah kepada Syekh Amien dan Sayid Bakhri Syatha dan ia

juga pernah berguru pada Syekh Hasan tentang mengatasi racun Binatang.

Tidak hanya samapai disitu saja, Ahmad Dahlan ini belajar pengetahuan

agama Islam diperoleh melalui beberapa sumber seperti buku-buku,

sejumlah referensi dari tokoh dan pemikir pembaharu Islam dari Timur

Tengah.

Page 38: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

23

Referensi pemikir tokoh seperti Ibnu Taimiyah, Muhammad

Abduh, Jamaludin Al Afghani, Muhammad bin Abduh Wahab,

Muhammad Raasyid Ridha, dan lainnya, berdasarkan koleksi buku-buku

yang ditinggalkan Ahmad Dahlan sebagian besar adalah buku yang yang

dipengaruhi oleh ide-ide pembaharuan. Diantara buku-buku yang sering

dibaca Ahmad Dahlan antara lain: “Tauhid“ dan “Tafsir Jus’Ama”, “Al

Islam wa-al Nasrani”, “Kanz al-Ulum“ dan “Dairah Al Ma’arif“ (Farid

Wajdi), “Fi Al-Bid ’ah“ dan “Al Tawassul wa-al Wasillah“ (Ibnu

Taimiyah), “Izar al-Haq“ (Rahmah al Hindi), “Tafshil al- Nasyatain Tashil

al Sa’adatsin”, “Matan al- Hikmah”(Atha Allah) dan “Al-Qashaid al-

Athasiyyah” (Abdul al Athtas).

Buku-buku lainya yang dipelajari oleh beliau secara otodidak

antara lain karya-karya: Imam Syafi’i, Imam Al-Ghozali, Ibnu Taimiyyah,

Muhammad Abdduh dan Rayid Ridha. Dengan latar belakang pendidikan

Islam yang dimilikinya membuatnya dikenal dengan keahlian dalam

membaca dan memahami literature Arab.Melalui kitab-kitab yang

dikarang oleh reformer Islam, telah membuka wawasan Ahmad Dahlan

tentang Univeralitas Islam.Ide-ide tentang reinterprestasi Islam dengan

gagasan kembali pada Al-Qur’an dan Sunnah mendapat perhatian khusus.

(Sucipto, 2010: 59).

Page 39: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

24

3. Pendidikan Ahmad Dahlan Masa Dewasa

Ketika Ahmad Dahlan berusia 40 tahun 1909, K.H Ahmad Dahlan

membuat trobosan strategi.Beliau berabung dengan Budi Utomo dan

Jami’at kahair. Secara personal Ahmad Dahlan mengenal Budi Utomo

melalui pembicaraan atau diskusi dengan Joyosumarto, seorang anggota

Budi Utomo di Yogyakarta sekaligus pembantu di bidang kedokteran, Dr.

Wahidin Sudirohusodo salah seorang pemimpin Budi Utomo yang tinggal

di Ketandan Yogyakarta. Ia mempuyai banyak keluarga di kauman. Suatu

hari ketika ia bersilaturahim di kauman Dahlan mengajak untuk singgah

kerumah. Dari pertemuan itulah ia mulai mengenal Budi Utomo.

Kemudian keinginannya bertemu dengan pengurus Budi Utomo

disampaikan kepadanya (Suharto, 2006: 295).

Melalui Joyosumarto ia berkenalan dengan dr.Wahidin

Sudirohusodo secara pribadi. Ia pun sering hadir dalam rapat anggota

maupun pengurus yang diselenggarakan Budi Utomo. Setelah banyak

mendengar tentang aktivitas dan tujuan Budi Utomo melalui pembicaraan

langsung dan pribadi secara resmi Ahmad Dahlan sebagai anggota Budi

Utomo pada tahun 1909.Keterlibatannya di Budi Utomo memberikan

pengetahuan yang banyak kepada Ahmad Dahlan perihal keorganisasian

dan mengatur organisasi secara modern (Nizar, 2002:109).

Dalam perkembangan selanjutnya Ahmad Dahlan tidak hanya

menjadi anggota biasa, melainkan pengurus kring kauman dan salah satu

komisariat Budi Utomo cabang Yogyakarta. Melalui perkumpulan ini

Page 40: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

25

Ahmad Dahlan bias menyampaikan pelajaran Agama pada anggotanya.

Lebih dari pada itu, oleh karena anggota Budi Utomo pada umumnya

bekerja di sekolah-sekolah, di kantor-kantor pemerintahan.Pada akhirnya

membuat Ahmad Dahlan dapat mengajar ilmu-ilmu Agama di sekolah-

sekolah. Terbukti dengan apa yng diajarkan kepada anggota-aanggota

Budi Utomo di terima degan baik. Beliau juga diterima sebagai tenaga

pengajar di Kweekschool Jetis akan tetapi megajarnya diluar jam pelajaran

resmi, yang biasanya dilakukan pada hari sabtu sore (Nata, 1997: 205).

Selanjutnya pada tanggal 1 Desember tahun 1911, Ahmad Dahlan

berhasil mendirikan sebuah sekolah agama di lingkungan kraton, dengan

system pendidikan Gubernemen yang memberikan pelajaran umum.Di

sekolah ini, Dahlan menerapkan segala gagasan fikirannya mengenai

pendidikan.Dengan menggunakan metode pendidikan barat memakai

kursi, meja dalam bentuk klasikal, sekolah ini sebagai cikal baakaal

tumbuhnya gagasan pendirian Muhammadiyah.Raden Sosrosoegondo dan

Mas Radji juga menyarankan Ahmad Dahlan mendirikan sekolah sendiri

secara terpisah.Sekolah tersebut hendaknya didukung oleh suatu organisasi

atau kumpulan yang bersifat permanen.

Dalam musyawarah dengan kepala Kweekschool, Budiharjo dan

sekertaris Budi Utomo Dwidjosewodjo memberikan beberapa saran

kepada Ahmad Dahlan.Budi Utomo siap membantu mendirikan organisasi

baru. Apabila Ahmad Dahlan didukung tujuh angggota Budi Utomo,

setelah melalui diskusi pada akhirnya tujuh anggota Budi Utomo

Page 41: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

26

menyutujui di bentuknya organisasi baru diantaranya, Ahmad Dahlan,

Raden Haji Syarkawi, Haji Mohammad soedja, haji Moehammad Hisja,

Haji Moehammad Fachruddin, dan Haji Moehammad Tamim. Dengan

kesepakatan itu tanggal 18 oktober 1912 berdirilah organisasi

Muhammadiyah. Sejak awal Ahmad Dahlan sudah menetapkan organisasi

muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi bersifat soosial dan

bergerak dibidang pendidikan. Tujuan organisasi ini untuk menyebarkan

pengajaran Rasulullah kepada peduduk bumi putera dan memajukan hal

agama Islam kepada para anggota-anggotanya (Suharto, 2006: 297).

Tepat pada tangal 20 desember 1912 Ahmad Dahlan mengajukan

permohonan kepada pemerintah hindia belanda untuk mendapatkan badan

hokum.Permohonan itu baru dikabulkan pada 1914 dengan Surat

ketetapan No.81 tanggal 22 Agustus 1914. Izin itu hanya berlaku untuk

daerah Yogyakarta dan organisasi itu hanya berlaku untuk daerah

Yogyakarta dan organisasi ini hanya boleh bergerak di daerah Yogyakarta,

meskipun begitu Muhammadiyah berhasil tersebar keberbagai daerah,

diantaranya Sradakan, Wonosari, dan Imogiri dan lain-lain.

Berdirinya organisasi Muhammadiyah ini padaa awalnya hanya

ada delapan pengurus diantaraanya Ahmad Daahlan sebagai ketua,

sekretaris: Abdullah Sirrat, Angggota: Ahmad, Abdul Rahman, Sarkawi,

Muhammad, Jaelani, Akis dan Muhammad Fakih. Agar dapat mengatasi

permasalahan yang timbul karena dipersempitnya ruang gerak organisasi

ini maka diambil jalan keluar dengan membuka cabang baru dilur

Page 42: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

27

Yogyakarta. Dan pada akhirnya dengan jalan keluar yang dipilih tersebut

organisasi ini dapat berkembang ke berbagai daeraah diantaraanya Nurul

Islah di pekalongan, Al Munir di Ujung Padaang, dan Sidiq Amanaah

Tabligh Fatonah (SATF) di Solo.

Semakin berkembangnya organisasi ini pada akhirnya semakin

banyak jemaahnya dan tidak hanya itu pergerakannya semakin

digencarkan dalam bidang dakwah yakni dengan mengadakan pegajian

dan perkumpulan yang membahas kepentingan Islam, perkumpulan-

perkumpulan yang membahas kepentingan Islam mendapat dukungan

penuh dari Muhammadiyah. Perkumpulan-perkumpulan yang mendapat

dukungan Muhammaddiyah diantaranya Ihwanul Muslimin,

Taqwimmudin, Cahaya Muda, Hambudi Suci, Khayatul Qulub, Priya

Utama, Dewan Islam, Thaharatul Qulub, Thaharatul-aba, Ta’awanu alal

birri, Ta’aruf bima kanu wal-Fajri, Wal- Ashri, Jamiatul Muslimin dan

Syahrotul Mubtadi.

Semakin lama Muhammadiyah yang dipimpin Ahmad Daahlan

semakin berkembang di seluruh pelosok negeri Indonesia. Maka pada

tanggal 7 Mei 1921 Ahmad Dahlan mengajukan surat permohonan kepada

pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan cabang-cabang

Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Hingga pada akhirnya permohonan

ini disetujui tepatnya pada tanggal 2 September 1921.

Selain itu Ahmad Dahlan pada tahun 1910, juga aktif di Jami’at

Khair sebagaii Anggota, ia menjadi anggota ke 7770 perkumpulan

Page 43: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

28

masyarakat Arab Indonesia bersama Husein Jayadiningrat. Dalam

Organisasi ini memuat tentang sekolah agama, Bahasa Arab serta bergerak

dibidang sosial, juga sangat giat membangun jaringan dengan pemimpin-

pemimpin di Negara-negara Islam yang maju.

Selain di muhammadiyah, Budi Utomo, Jami’at Khair, Ahmad

Dahlan juga aktif di Serekat Islam (SI) sejak tahun 1913. Bahkan ia

menjadi komisaris sentral SI dan adviser (penasehat pusat) SI sekaligus

sebagai ahli propaganda dari aspek dakwwah bagi SI. Ia termasuk

rombongan yang mewakili pengurusan pengesahan Badan Hukum Serekat

Islam (BHSI) bersama Cokroaminoto (Sucipto, 2010: 76).

C. Peran K.H. Ahmad Dahlan

1. Peran Dalam Bidang Sosial

Ahmad Dahlan lahir dari keluarga yang terpandang. Beliau putra

dari seorang ulama dan khatib terkemuka di masjid kesultanan

Yogyakarta. Menurut silsilah garis keturunan Ahmad Dahlan termasuk

keturunan ke-12 dari Maulana Malik Ibrahim salah seorang yang

terkemuka diantara Wali Songo. Ia lahir dan tumbuh kembang dalam

lingkungan yang penuh dengan nuansa religius yang tinggi yaitu

masyarakat Kauman. Dari segi sikap tingkah laku yang dimiliki Ahmad

Dahlan ini sangat baik, dia sebagai pemimpin yang bertanggung jawab,

dan juga welas asih terhadap masyarakat-masyarakat yang kurang mampu.

Dalam kehidupannya dia sebagai tenaga pengajar agama Islam yang baik

memberikan contoh, suri tauladan bagi murid-muridnya.

Page 44: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

29

Ia pada masa kecilnya senang bergaul dengan anak-anak di

kampung tempat ia tinggal. Seorang yang dekat dengan rakyat, karena

pada masa kecilnya sampai sekarang saling menghormati. Beliau juga

adalah seorang yang lebih pragmitikus yang sering menekan semboyan

kepada murid-muridnya, sedikit bicara banyak kerja.

Untuk memenuhi kehidupan sehari-harinya Ahmad Dahlan

berdagang kain. Oleh karena itu ia sering berpergian dan mengadaakan

perdagangaan dengan pedagang lainnya, termasuk dengan sejumlah

pedagang Arab. Selain kegiatan berdagangnya kegiatan sosial lainnya

yang ia lakukan adalah memberikan pengajian kepada beberapa kelompok

orang, terutama pada sekelompok murid-murid pendidikan pribumi di

Yogyakarta (Mulkhan, 2010: 86).

2. Peran Dalam Bidang Keagamaan.

Masalah yang selalu muncul dalam pengajian adalah tentang kajian

Islam dan kehidupan tepatnya menetapkan posisi diri dengan takdir

Tuhan.Yakni suatu kehidupan sejarah yang masih ada unsur keterlibatan

antara takdir dan peran aktif manusia itu sendiri, masalah ini tak pernah

terpecahkan secara tuntas. Sepanjang sejarah para ulama dan pemimpin

Islam sering berselisih paham tentang bagaimana realitas kehidupan sosial

pemeluk Islam yang cenderung plural dan beragam dipahami dengan alat.

Mereka cenderung sulit dalam menerima fakta sosial yang menunjukkan

adanya keberagamaan Islam dalam hal pendidikaan, berpartai, berpraktik

Page 45: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

30

ibadah, organisasi, dan pemahaaman sumber-sumber ajaran Islam

(Mulkhan, 2010: 87).

Jadi hampir dari seluruh pikirannya berangkat dari keprihatinannya

terhadap situasi dan kondisi global umat Islam. Waktu itu yang

tengggelam dalam kejumudan (stagnasi) kebodohan serta keterbelakangan.

Kondisi ini diperparah degan politik kolonial Belanda yang sangat

merugikan masyarakat Indonesia. Latar belakang situasi dan kondisi

tersebut telah mengilhami munculnya ide-ide pembaharuan dapat

diklasifikasikan kepada dua dimensi yaitu: pertama, berupa memurnikan

(purifikasi) ajaran Islam dari Khurafat, tahayul dan bid’ah yang selama ini

telah bercampur dalam aqidah dan ajaran Islam. Kedua, mengajak umat

Islam untuk keluar dari jaringan pemikiran tradisional melalui

reinterpretasi terhadap doktrin Islam dalam rumusan dan penjelasan yang

dapat diterima oleh rasio (Nizar, 2002: 103).

Pergaulannya pun sangat luas meliputi hampir semua golongan

keagamaan, kebudayaan, dan kelas sosial. Ahmad Dahlan berguru dan

berteman dengan kyai-kyai terkemuka dari berbagai daerah, orang-orang

dari kalangan elit, priyayi, dan ulama-ulama dari Timur Tengah dan

Asia.Ia bergaul dengan kalangan elit seperti Budi Utomo, pimpinan

Agama lain, pejabat hindia Belanda.

Pada masanya beliau perah memiliki gagasan-gagasannya selalu di

tolak dan dianggap kafir. Namun hal itu ia terima selama apa yang

dilakukaannnya tidak menyalahi syariat agama dan dapat membantu

Page 46: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

31

masyarakat dalam pengentasan dari kemiskinan, pemberdayaaan umat dan

pencerdasan rakyat (Sucipto, 2010: 11).

3. Peran dalam Dunia Pendidikan.

Di Indonesia akibat penjajahan dari Belanda pendidikan

mengalami kemunduran. Mahmud Yunus menuliskan “pendeknya keadaan

pendidikan Islam seluruh Indonesi sebelum tahun 1900 itu sama saja, yaitu

kemunduran pendidikan Islam, sebagai akibat penjajah belanda (Yunus,

1996: 203).

Dalam sebuah buku di jelaskan bahwa Ahmad Dahlan dan

organisasi Muhammadiyah membangun sekolah modern yang

mengajarkan ilmu-ilmu duniawi sebagai bekal bagi pendidikan untuk

menempuh kehidupan yang lebih baik (Mulkhan, 2000: 88) ide atau

gagasan Ahmad Dahlan sangat besar terbukti dari kutipan tersebut dimana

setiap manusia harus mampu mengarungi hidup yang lebih baik. Untuk

menyandaarkan seseorang tentng nasib tersebut tidak ada jalan lain kecuali

dengan pendidikan.

4. Peran Sebagai Pejuang

Selama ratusan tahun bangsa Indonesia merasakan penderitan

dibawah tindasan penjajah belanda, berbagai penderitaan, penyiksaan,

yang berimbas pada kemiskinan dan kebodohan, dengan keadaan yang

demikian membuat bangsa Indonesia terus memperjuangkan kemerdekaan

tanpa kenal lelah dan putus asa demi mendapat kebebasan dan

mendapatkan hak mereka.

Page 47: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

32

Semangat pejuangan bangsa Indonesia untuk melawan penjajah

dan merebut hak-hak mereka memggelorakaan semangat persatuan dan

kesatuan. Hingga pada abad 19, kesadaran akan kesatuan dan persatuan

bangsa dirasakan oleh berbagai elemen bangsa, dengan persatuan dan

kesatuaan bangsa itu menjadi senjata untuk memenangkan hak-hak bangsa

Indonesia yang telah lama menderita karena penjajahan.

Sebagai bentuk realisasi semangat persatuan dan kesatuan mulai

terbentuklah organisasi-organisasi perjuangan untuk mewadahi cita-cita

bangsa. Dari organisasi inilah akan menjadi tonggak untuk

mensosialisasikan semangat persatuan dan kesatuan kepada masyaarakat

luas serta membentuk konsolidasi antar anggota kepada masyarakat luas.

Di Jawa terdapat organisasi yang mewadahi perjuangan dan

mewujudkan cita-cita bangsa yakni organisasi Budi Utomo, Sarekat Islam.

Tidak hanya itu untuk mengembangkan bentuk semangat persatuaan daan

kesatuan Indonesia, bangsa Indonesia yang ada di luar negeri bergabung

dalam Perhimpunaan Indonesia, dan mereka mulai menggunakan nama

Indonesia dalam konsep geografis, antropologis dan konsep politik.

Demikian dengan pelajar Indonesia di Timur Tengah, mereka ikut

berperan dalam menyatukan semangat kemerdekaan diantaranya

KH.Ahmad Dahlan, KH.Hasyim Asy’ari dan beberapa ulama di tanah suci

Makkah, bahkan mereka berikrar di Multazam untuk bersama

memperjuangkan kemerdekaan sekembalinya dari tanah suci (Sucipto,

2010: 89).

Page 48: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

33

Sekembalinya dari Makkah Ahmad Dahlan bergabung dengan

organisasi-organisasi seperti Budi Utomo, Serikat Islam dan membentuk

organisasi Muhammadiyah yang tujuannya pun tidak lepas dari

memperjuangkan kemerdekaan daan menjadikan bangsa yang lebih baik

lagi.Demikianlah peran besar dari Ulama, Ahmad Dahlan dalam

perjunagan melawan penjajah.

5. Peran sebagai Pendidik

Pada abad ke 17 hingga 18 M. bidang pendidikan di Indonesia

berada dalam pengawasan dan control ketat (VOC) sebuah kongsi

perusahaan dagang milik Belanda. Pada kondisi ini kondisi pendidikan

Indonesia dapat dikatakan tidak lepas dari kepentingan komersial.

Pendidikan diadakan hanya untuk memenuhi kebutuhan para pegawai

VOC dan keluarganya disamping itu untuk memenuhi kebutuhan tenaga

kerja muda terlatih dari kalangan pribumi. Berangkat dari keprihatinan

inilah yang mendorong para pejuang bangsa melalui bidang pendidikan

menjadi pejuang serius para tokoh-tokoh pejuang bangsa, karena dengan

cara inilah bangsa Indonesia dapat lepas dari cengkeraman kaum

Imperialisme (Sucipto, 2010: 104)

Dimulai dari pendakwah Ahmad Dahlan menjelaskan semua hal

tentang Islam pada msyarakaat luas untuk mengamalkan ayat-ayat al-

Qur’an dan ajaran-ajaran Islam. Selain itu Ahmad Dahlan juga mengajar di

Kweekschool meski mengajarnya hanya pada jam tambaahan namun hal

tersebut tidak menyurutkaan perjuangannya sebagai pendidik selain itu

Page 49: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

34

melalui itulah ia dapat lebih mudah lagi dalam menyerap ilmu dalam hal

sistem pendidikan, pada tanggal 1 Desember 1911 Ahmad Dahlan mulai

mendirikan sekolah di lingkungan keraton dengan sistem pendidikan

Gubernemen yang memberikan pelajaran Umum. Sekolah ini menurut

Steenbrink merupakan sekolah Islam pertama di Indonesia yang

memenuhi syarat untuk mendapat subsidi dari pemerintah. Setelah adanya

sekolah itu lahirlah sekolah-sekolah berbasis pesantren modern.

D. Usaha dan Jasa-jasa K.H. Ahmad Dahlan

Dengan keahlian dalam bidang agama dan ketekunannya dalam

mengikuti gagasan-gagasan pembaharu Islam. Kemudian aktif dalam

pengumpulan-pengumpulan dengan menyebarkan dengan cara diskusi,

dakwah melalui berdagang batik, khutbah dan mengajar di sekolah-

sekolah sampai kepelosok-pelosok tanah air. Berdirilah organisasi

Muhammadiyah pada tahun 1912.

Ahmad Dahlan adalah seorang seorang yang berani membela

kebenaran yang menurutnya benar sesuai dengan al-Qur’an dan as-

Sunnah. Meskipun itu harus mengorbankan kekuasaannya. Beliau patut

diberi penghargaan atas jasa-jasanya dalam dalam pembaharuan ide, jasa,

perjuangannya terutama pada bidang pendidikan. Usaha dan jasa-jasanya

bias dibuktikan sebagai berikut:

1. Mengajarkan dan menyiarkan agama Islam secara popular, tidak hanya

mendapatkan di pesantren. Ahmad Dahlan bertindak sebagai

Page 50: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

35

pendakwah yang dijuluki Mubaligh Jawa Tengah karena membawa

pembaharuan yang baik di Indonesia dengan hail pemikirannya.

2. Memberantas Bid’ah, Khurafat dan tahayul yang bertentangan dengan

ajaran Islam. Bid’ah, Khurafat dan tahayul merupakan tiga hal yang

dilarang dalam Islam. Pengertiannya adalah sebagai berikut, Bid’ah

adalah suatu amalan yang diada-adakan atau menambah amalan dalam

ritual ibadah, padahal tidak diperintahkan oleh Allah SAW dan tidak

dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW. Pengertian Khurafat adalah

kepercayaan adanya kekuatan dalam diri manusia, hewan, tumbuh-

tumbuhan, benda-benda, dan kata-kata serta kepercayaan adanya jiwa

dan ruh yang dapat mempengaruhi alam manusia. Pengertian Tahayul

adalah suatu kepercayaan yang sampai kini masih melekat dalam diri

sebagian umat islam tentang bulan safar, yaitu bulan naas, bulan yang

penuh kesialan. Alasannya, karena safar berarti sejenis penyakit di

dalam perut, berbentuk ulat besar yang dapat mematikan. Tiga hal ini

yang sering dikenal dengan singkatan (TBC).

3. Mendirikan perkumpulan Muhammadiyah pada tanggal 18 November

1912. Senin Legi Dzulhijah 1330 H yang tersebar ke seluruh penjuru

Indonesia. Pada awal pembentukan organisasi ini Ahmad Dahlan harus

menghadapi isu meninggalkan ahli sunah wal jamaa’ah bermacam-

mcam tuduhan dan fitnah yang diberikan padanya. Akhirnya

Muhammadiyah dikenal di seluruh penjuru nusantara.

Page 51: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

36

4. Mengubah arah kiblat sesuai dengan ketentuan yang benar. Dalam

pembenaran arah kiblat Ahmad Dahlan membuat acara musyawarah

yang mengundang 17 orang ulama yang ada di sekitar Yogyakarta.

Yang bertujuan untuk memusyawarahkan tentang arah kiblat di surau

milik keluarganya. Musyawarah ini berlangsung hingga subuh dalam

hal ini Ahmad Dahlan sudah mempersiapkan kitab-kitab sebagai

acuannya daalam berpendapatnya. Pendapatnya yang menyatakan arah

kiblat tidak pada arah barat pas namun sedikit cindong ke utara + 24

derajat, sampai pada akhirya tidak berujungnya permasalahan sultan

Hamengkubuwono IX memerintahkan Ahmad Daahlan untuk belajar ke

Tanah Suci dengan biaya Sultan untuk mempelajari arah kiblat.

5. Membangun panti asuhan yaitu tempat-tempat bagi anak kurang

mampu. Tujuannya agar anak-anak ini lebih terawat secara sikis

maupun psikisnya.

6. Memulai sekolah mulai dari Taman Kanak-Kanak jenjang dasar,

tengah, menengah perguruan tinggi. Tidak hanya itu membangun

pesantren yang modern sesuai kdengan kemajuan zaman.

7. Mendirikan Badan usaha agar masyarakat ini bias mengembangkan

perekonomian dalam kehidupan semakin maju.

8. Mendirikan rumah sakit Muhammadiyah.

9. Mendirikan organisasi wanita Aisyiyah yang dipimpin oleh istrinya

yang benama Siti Walidah gerakan ini didirikan untuk wanita-wanita

yang peduli dengan Muhammadiyah dan setuju dengan tujuan dari

Page 52: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

37

Muhammadiyah untuk pembaharuan dan mengangkat derajat manusia

kearah yang lebih baik dengan meninggikan derajat wanita melalui

optimalisasi perannya dalam hal pembangunan bangsa (Mulkhan, 1990:

31).

Pemikiran-pemikiran tentang pengembangan kehidupan berbangsa

ke araha yang lebih baik baik itu dalam bidang soosial maupun pendidikan

menjadikan Ahmad Dahlan sebagai salah satu pahlawan Nasional yang di

tetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia berdasarkan keputusan

Presiden no 657 tanggal 27 Desember 1961. Dengan Dasar-Dasar

penetapan sebagai berikut:

a. K.H Ahmad Dahlan telah mempelopori kebangkitan umat Islam untuk

menyadari nasibnya sebagai bangsa yang masih harus belajar dan

berbuat.

b. Organisasi Muhammadiyahnya yang didirikannya telah banyak

memberikan ajaran Islam yang murni bagi bangsanya. Ajaran yang

menuntut kemajuan, kecerdasan, dan beramal bagi Masyarakat dan

umat, dengan dasar iman dan Islam

c. Organisasi Muhammadiyah telah banyak berkontribusi dalam

mempelopori amal usaha dalam hal sosial dan pendidikan demi

kemajuan bangsa.

d. Organisasi Muhammadiyah bagian wanita (Aisyiyah) telah

mempelopori kebangkitan wanita Indonesia untuk mengenyam

Page 53: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

38

pendidikan dan berfungsi sosial, setingkat kaum pria (Sucipto, 2010:

198).

E. Cita-Cita K.H. Ahmad Dahlan

Cita-cita pendidikan yang digagas oleh K.H. Ahmad Dahlan adalah

lahirnya manusia-manusia baru yang mampu tampil sebagai “ulama

intelek” atau “intelek-ulama”. Yaitu seorang muslim yang memiliki

keteguhan iman dan ilmu yang luas, kuat jasmani dan rohani. Dalam

rangka mengintegrasikan kedua sistem pendidikan tersebut, K.H. Ahmad

Dahlan melakukan dua tindakan sekaligus; memberi pelajaran agama di

sekolah-sekolah Belanda yang sekuler, dan mendirikan sekolah-sekolah

sendiri, dimana agama dan pengetahuan umum diajarkan bersama-sama,

dijelaskan dalam buku Moh Ahmad Ali (2005:95). Dengan kedua tindakan

tersebut diharapkan bangsa Indonesia dapat dididik menjadi bangsa yang

utuh berkepribadian, yaitu pribadi yang berilmu pengetahuan umum luas

dan agama yang mendalam (Rasyad, 1988: 30).

Terlahir keluarga ulama besar, K.H. Ahmad Dahlan memiliki cita-

cita yang tinggi, memperbaiki masyarakat Indonesia dari keterpurukan dan

penindasan berlandaskan cita-cita Islam berdasarkan ajaran al-Qur’an dan

Hadist (Sucipto, 2010: 61).Usaha-usahanya lebih ditujukan untuk hidup

beragama dengan berbekal keyakinan, untuk membangun masyarakat

berbangsa haruslah terlebih dahulu di bangun semangat bangsa.

K.H. Ahmad Dahlan juga mengharapkan agar guru-guru sekolah

yang diajarnya dapat meneruskan agama Islam kepada murid-murid

Page 54: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

39

mereka pula. Ternyata pelajaran yang diberikan olehnya memenuhi

harapan. Guru-guru yang diajarnya menyarankan agar K.H. Ahmad

Dahlan membuka sekolah yang diatur dengan rapi dan didukung oleh

organisasi yang bersifat permanen. Ini dilakukan untuk menghindari nasib

kebanyakan pesantren tradisional yang terpaksa ditutup apabila pemilk

pesantren meninggal (Anshory, 2010: 54).

Menurut pandangan K.H. Ahmad Dahlan, untuk membebaskan

bangsa Indonesia dari penjajahan bangsa Belanda, harus dengan

meningkatkan ilmu pengetahuan dan kecerdasan melalui lembaga

pendidikan. K.H. Ahmad Dahlan senantiasa menyerukan kepada

masyarakat untuk beramal dan berorganisasi, dan hendaklah berpegangan

pada prinsip “senantiasa mempertanggungjawabkan tindakan kepada Allah

SWT”. K.H. Ahmad Dahlan menyerukan perlunya setiap pemimpin

menambah terus ilmu sehingga bijaksana dalam mengambil keputusan dan

perlunya dilakukan perubahan menuju kearah yang lebih baik.

Dalam memahami agama, K.H. Ahmad Dahlan selalu berpegang

pada prinsip: 1) memahami ajaran Islam sumbernya hanya al-Qur’an dan

Hadist; 2) untuk dapat memahaminya dengan tepat harus menggunakan

akal yang sehat sesuai dengan jiwa agama Islam (Sucipto, 2010: 63).

Menurut K.H. Ahmad Dahlan ide-ide pembaharuan dapat

dilaksanakan melalui berbagai cara, salah satunya dengan pendidikan.

Karena pendidikan adalah upaya strategis untuk menyelamatkan umat

islam dari kejumudan berpikir yang selama ini terjadi di masyarakat

Page 55: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

40

umumnya, agar berubah menuju pemikiran yang dinamis, cerdas, kritis

dan memiliki daya analisis tajam dalam memetakan dinamika kehidupan

di masa depan. Oleh sebab itu hendaknya pendidikan ditempatkan pada

skala prioritas dalam proses pembangunan umat.

F. Perjuangan K.H. Ahmad Dahlan

Selama ratusan tahun, puluhan juta rakyat Indonesia telah

merasakan penderitaan dibawah penjajahan Belanda. Berbagai

penderitaan, penyiksaan, bahkan kemiskinan dan kebodohan adalah

warisan dari penjajahan. Sebagai bentuk realisasi dari semangat yang

diperjuangkan bersama, mulailah terbentuk beberapa organisasi untuk

mewadahi cita-cita bangsa ini. Demikian pula halnya para pelajar di

Indonesia menyatukan semangat kemerdekaan. Diantaranya K.H. Ahmad

Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari dan beberapa ulama lainnya (Sucipto,

2010: 189). Kondisi demikianlah yang mendorong K.H. Ahmad Dahlan

untuk mendorong untuk membentuk sebuah wadah organisasi yang

berusaha mengembalikan ajaran Islam yang sesungguhnya.

Menurutnya, sikap keberagaman yang dipenuhi dengan mitos

menjadi penyebab utama kelemahan akidah dan semangat juang umat

Islam.Karena itu, tidak ada kata untuk menuju trasformasi sosial dan

memperjuangkan kemerdekaan adalah dengan melakukan reformasi

agama (Sucipto, 2010: 194).

Atas jasa-jasa K.H. Ahmad Dahlan dalam membangkitkan

kesadaran bangsa ini melalui pembaharuan Islam dan pendidikan. Maka

Page 56: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

41

pemerintah Republik Indonesia menetapkannya sebagai pahlawan nasional

Indonesia dengan surat keputusan Presiden No. 657 Tahun 1961. Dasar-

dasar penetapan itu ialah sebagai berikut:

1. K.H. Ahmad Dahlan telah memelopori kebangkitan umat Islam untuk

menyadari nasibnya sebagai bangsa terjajah.

2. Dengan organisasi Muhammadiyah yang didirikannya, beliau telah

banyak memberikan ajaran Islam yang murni kepada bangsanya.

3. Dengan organisasinya Muhammadiyah telah memelopori amal usaha

sosial dan pendidikan yang amat diperlukan bagi kebangkitan dan

kemajuan bangsa dengan jiwa ajaran Islam.

4. Dengan organisasinya, Muhammadiyah bagian wanita (Aisyiyah) telah

memelopori kebangkitan wanita Indonesia untuk mendapatkan

pendidikan dan berfungsi sosial (Anshory, 2010: 63).

K.H. Ahmad Dahlan melalui organisasinya Muhammadiyah, telah

berhasil membangun organisasi yang bergerak di bidang sosial dan

pendidikan. Hingga menjelang kemerdekaan, lembaga pendidikan berdiri

di saentro negeri Indonesia. Beberapa rumah sakit Muhammadiyah yang

gratis bagi warga miskin, berdiri ketika lembaga pribumi belum ada,

kecuali Bethesda dan Panti Rapih (Mulkhan, 2010: 235).

Page 57: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

42

G. K.H. Ahmad Dahlan, Politik dan Nasionalisme

Sejak awal berdirinya Muhammadiyah berpaut erat dengan

perjuangan dan Keindonesiaan. Secara khusus Ir. Soekarno memberikan

apresiasi tinggi terhadap peran K.H. Ahmad Dahlan dalam perintisan

gagasan nasionalisme bangsa. Presiden pertama RI ini menyebut K.H.

Ahmad Dahlan sebagai salah satu tokoh yang berpengaruh terhadap

pergaulatan intelektualisme Indonesia (Nugraha, 2010: 106).

Bukan rahasia lagi bahwa K.H. Ahmad Dahlan bukanlah seseorang

tokoh politik ataupun negarawan yang hanya memikirkan keuntungan

sesaat Negara dan bukan seseorang tokoh sosiawan yang hanya berbuat

kebaikan dan menolong sesame hidup, atau tokoh kebatinan yang hanya

mengemudi kesucian pribadi menghadap kepada Tuhan Yang Maha Esa

saja. Akan tetapi beliau adalah seorang yang tergolong alim ulama dan

cerdik pandai, yang mendasarkan gerak amalnya atas agama Islam,

mengambil contoh teladan, mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW,

memimpin dan bekerja dalam bidang kemasyarakatan yang menuju

keridhaan Allah (Salam, 1968: 17). Sebagaimana juga Muhammadiyah

yang didirikannya, bukan sebagai organisasi politik, tetapi sebagai

organisasi “gerakan agama” yang menuju pembentukan masyarakat Islam

yang sebenar-benarnya.

Ditinjau dari segi kepentingan nasional, usaha dan tindakan K.H.

Ahmad Dahlan ini mempertebal kepercayaan kepada bangsa Indonesia

akan kekuatan diri sendiri, adapun dilihat dari segi kepentingan dan politik

Page 58: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

43

pemerintah kolonial. Tindakan dan usaha beliau tersebut merugikan

kedudukan pemerintah Belanda, karena dengan demikian lambat laun,

sesudah bangsa Indonesia memiliki kepandaian dan ilmu pengertahuan,

akan sampai pada keinsyafan bahwa bangsa Indonesia tidak mau dijajah

oleh bangsa Belanda atau siapapun juga (Salam, 1968: 18).

Page 59: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

44

BAB III

PENDIDIKAN KARAKTER

A. Pengertian Karakter

Secara harfiah menurut beberapa bahasa, karakter memiliki berbagai

arti seperti: “kharacter” (latin) berarti instrument of marking, “charessein”

(Prancis) berarti to engrove (mengukir), “watek” (Jawa) berarti ciri wanci;

“watak” (Indonesia) berarti sifat pembawaan yang mempengaruhi tingkah

laku, budi pekerti, tabiat, dan peringai. Menurut Koesoema (2007: 80) istilah

karakter dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat dari diri

seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari

lingkungan.

Menurut Douglas (dalam Samani dan Hariyanto, 2012: 41) karakter

tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara berkesinambungan hari

demi hari melalui pikiran dan perbuatan, pikiran demi pikiran, tindakan demi

tindakan. Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas

pada setiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup

keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.

Karakter merupakan suatu kebiasaan berupa sikap seseorang yang

menunjukkan tindakan moralnya. Karakter dapat juga dianggap sebagai nilai-

nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri

Page 60: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

45

sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam

pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma

agama, hukum, tata karma, budaya, adat istiadat, dan estetika. Lickona (82:

2012) menyatakan bahwakarakter yang baik terdiri dari mengetahui hal yang

baik, menginginkan hal yang baik, dan melakukan hal yang baik.

Berdasarkan beberapa pengertian karakter di atas dapat disimpulkan

bahwa karakter merupakan nilai dasar yang membentuk jati diri seseorang

sehingga menjadi ciri khas yang membedakan dengan orang lain yang

kemudian diwujudkan melalui sikap dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-

hari. Setiap manusia memiliki ciri khas atau karakter yang berbeda-beda. Hal

inilah yang dijadikan sebagai tolok ukur baik buruknya setiap individu dalam

lingkungan masyarakat. Karakter tidaklah lepas dari nilai dan norma yang

berlaku di lingkungan masyarakat. Seseorang yang memiliki karakter yang

kuat maka dia akan mampu bersosialisasi dengan baik di lingkungan

masyarakat. Sedangkan seseorang yang tidak memiliki karakter, maka dia

akan cenderung melakukan tindak kejahatan dan keburukan sehingga dia tidak

dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan masyarakat.

B. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang membawa unsur

karakter dalam segala proses kegiatan pendidikan. Winton (dalam Samani dan

Hariyanto 2012: 43) menyatakan “pendidikan karakter adalah upaya sadar dan

sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada para

siswanya.Pendidikan karakter menjadi pendukung dalam perbaikan moral dan

Page 61: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

46

pengembangan emosional siswa”. Sedangkan Barnawi dan Arifin (2012: 29)

menyatakan bahwa pendidikan karakter merupakan pendidikan ihwal karakter

atau pendidikan yang mengajarkan hakikat dalam ketiga ranah cipta, rasa, dan

karsa.

Raharjo (2010: 17) memaknai pendidikan karakter sebagai proses

pendidikan secara holistis yang menghubungkan dimensi moral dengan ranah

sosial dalam kehidupan peserta didik sebagai pondasi bagi terbentuknya

generasi yang berkualitas yang mampu hidup mandiri dan memiliki prinsip

suatu kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan. Pendidikan karakter

merupakan pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter kepada

peserta didik sehingga mereka memiliki nilai karakter yang dijiwai dalam

dirinya dan diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.

Fadillah dan Khorida (2013: 23) mengartikan pendidikan karakter

sebagai bentuk pengarahan dan bimbingan supaya seseorang mempunyai

tingkah laku yang baik sesuai dengan nilai-nilai moralitas dan keberagamaan.

Pendidikan karakter merupakan upaya yang dirancang secara sengaja untuk

memperbaiki karakter siswa. Samani dan Hariyanto (2012: 45) menyatakan

bahwa:

“Pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepadapeserta

didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi

hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter merupakan

pendidikan pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral,

pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuanpeserta

didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik,

dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-haridengan sepenuh

hati. Pendidikan karakter juga dapat dimaknai sebagai suatu sistem

penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi

komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk

Page 62: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

47

melaksanakan nialai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi

manusia insan kamil”.

Berdasarkan berbagai pengertian pendidikan karakter di atas, menurut

Drama Kusuma (2012:5) pendidikan karakter dapat diartikan sebagai sebuah

usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan

bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka

dapat memberikan kontribusi yang positif pada lingkungannya. Dharma

Kusuma (2012:6) menyimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan

pendidikan yang terintegrasi dengan pembelajaran yang terjadi pada semua

mata pelajaran.

C. Tujuan Pendidikan Karakter

Samani dan Hariyanto (2012: 26) menyatakan bahwa pembangunan

karakter bangsa merupakan kebutuhan asasi dalam proses berbangsa dan

bernegara. Indonesia telah berusaha untuk menjadikan pengembangan

karakter menjadi hal penting yang tidak dapat dipisahkan dalam pembangunan

nasional. Sebagaimana tertulis dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, yang berbunyi:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian

Pendidikan Nasional dalam publikasinya berjudul Pedoman Pelaksanaan

Page 63: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

48

Pendidikan Karakter 2011(dalam Samani dan Hariyanto, 2012: 9)

menyatakan bahwa pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk

bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran,

bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu

pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila. Tujuan pendidikan

karakter yaitu untuk merubah seseorang menjadi lebih baik secara intelektual

maupun sikap. Melalui pendidikan karakakter, maka diharapkan peserta didik

mampu meningkatkan pengetahuandan mengaplikasikan nilai-nilai karakter

dalam kehidupan sehari-hari. Proses pendidikan karakter harus dilakukan

sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada setiap satuan

pendidikan. Tujuan pendidikan karakter dalam lingkup sekolah menurut

Kesuma (2011: 9) yaitu:

a. Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap

penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian/ kepemilikan peserta didik

yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan. Pendidikan

karakter dapat membentuk karakter berdasarkan nilai-nilai yang

dikembangkan sehingga menjadi ciri khas kepribadian setiap peserta didik.

b. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-

nilai yang dikembangkan oleh sekolah. Pendidikan karakter dapat menjadi

sebuah pedoman karakter yang membedakan antara nilai-nilai karakter

yang dikembangkan dan diharapkan oleh pihak sekolah dengan nilai-nilai

karakter yang menyimpang dari nilai-nilai tersebut.

Page 64: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

49

c. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat

dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.

Pendidikan karakter dapat membangun kerja sama antara pihak sekolah,

masyarakat, dan keluarga untuk menjalankan pendidikan karakter secara

maksimal.

Pendidikan karakter yang ada di dalam Kemendiknas Pusat Kurikulum

Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan Nasional (2011:20)

dalam publikasinya berjudul Pelaksanaan Pendidikan Karakter, menyatakan nilai-

nilai pendidikan karakter yang terkandung adalah: religius, jujur, disiplin, kerja

keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta

tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar

membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab.

Dengan demikian tujuan pendidikan karakter menurut Mansnur Muslich

(2011:81) adalah meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang

mengarah pada pencapaian pembentuk karakter dan akhlak mulia peserta didik

secara utuh, terpadu dan seimbang. Dasar pendidikan karakter ini sebaiknya

diterapkan sejak usia kanak-kanak yang biasa disebut sebagai usia emas. Anak

merupakan penerus kehidupan bangsa yang memiliki potensi untuk dikuatkan dan

dikembangkan. Penguatan dan pengembangan perilaku didasari oleh nilai yang

dirujuk sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, merupakan tempat

untuk mengasah dan membentuk karakter anak supaya menjadi seorang individu

yang lebih baik.

Page 65: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

50

D. Dasar Hukum Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang didukung oleh

pemerintah. Beberapa peraturan pemerintah secara resmi tersurat

untukmendukung pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah. Adapun

Barnawi dan Arifin (2012: 43) mengemukakan ada enam rujukan penyusunan

kebijakan nasional pendidikan karakter, yaitu:

1. Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 2007 tentang RPJPN 2005-2025.

2. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

3. Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan

Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010.

4. Arahan Presiden RI dalam Sidang cabinet Terbatas Bidang Kesra

tanggal 18 Maret 2010.

5. Arahan Presiden RI pada Rapat Kerja Nasional di Tampak Siring, Bali

Tanggal 19-20 April 2010.

6. Arahan Presiden RI pada Puncak Peringatan Hari Pendidikan Nasional

di Istana Negara Tanggal 11 Mei 2010.

E. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter memiliki peran penting dalam membangun moral

bangsa. Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan

Kementerian Pendidikan Nasional dalam publikasinya yang berjudul

Page 66: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

51

Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter (dalam Samani dan Hariyanto,

2012: 9) menyatakan pendidikan karakter berfungsi sebagai berikut:

1. Mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan

berperilaku baik.

2. Memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur.

3. Meningkatkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan

dunia.

Goleman (dalam Adisusilo, 2012: 79) menyebutkan bahwa

pendidikan karakter merupakan pendidikan nilai yang mencangkup

sembilan nilai dasar yang saling terikat, yaitu: (1) responsibility (tanggung

jawab), (2) respect (rasa hormat), (3) fairness (keadilan), (4) courage

(keberanian), (5) honesty (kejujuran), (6) citizenship (rasa kebangsaan), (7)

self-discipline (disiplin diri), (8) caring (peduli), (9) perseverance

(ketekunan).

Berdasarkan hasil dari kajian empirik Pusat Kurikulum (dalam

Samani dan Hariyanto, 2012: 52) ada 18 nilai yang bersumber dari agama,

Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional. Nilai-nilai tersebut

antara lain: (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras,

(6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat

kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13)

bersahabat/ komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16)

peduli lingkungan, (17) peduli sosial, dan (18) tanggung jawab.

Selanjutnya dalam implementasinya di satuan pendidikan, Pusat

Page 67: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

52

Kurikulum menyarankan agar implementasi 18 nilai karakter tersebut

dimulai dari nilai esensial, sederhana, dan mudah dilaksanakan sesuai

kondisi masing-masing sekolah, misalnya bersih, rapi, nyaman, disiplin,

sopan, dan santun.

Berikut ini merupakan nilai dan deskripsi nilai karakter bangsa

menurut Kemendiknas, 2010 (dalam Abidin, 2012: 67) yaitu:

Tabel 2.1 Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

(Sumber: Abidin, 2012: 67)

NILAI DESKRIPSI

1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran

agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah

agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya

sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,

tindakan, dan pekerjaan.

3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,

suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang

berbeda dari dirinya.

4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan peraturan.

5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta

menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara

atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang

lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

8. Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama

hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui

lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,

dilihat, dan didengar.

10. Semangat Kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang

menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas

kepentingan diri dan kelompoknya.

11. Cinta Tanah Air Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan

kesetiaan, kepedu-lian, dan penghargaan yang tinggi

terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,

dan politik bangsa.

12. Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk

menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan

mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

13. Bersahabat/ Komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,

bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.

14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang

Page 68: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

53

lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

15. Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai

bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

16. Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah

kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan

mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki

kerusakan alam yang sudah terjadi.

17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada

orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

18. Tanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan

kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri

sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya),

negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Berdasarkan 18 nilai karakter yang telah dipaparkan tersebut, selanjutnya

dikerucutkan menjadi beberapa nilai saja.Ada empat nilai inti yang dikembangkan

dalam implementasi pendidikan karakter di Indonesia.Adapun nilai-nilai inti

tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:

MEMILIH SEDIKIT, TETAPI YANG ESENSIAL

OTAK HATI

PERSONAL

SOSIAL

Gambar 2.1 Nilai-Nilai Inti (Core Values) yang Dikembangkan dalam Pendidikan Karakter

Indonesia

(Sumber: Samani dan Hariyanto, 2012: 134)

Dari gambar di atas maka dapat diartikan bahwa karakter peserta didik

ditentukan oleh perangai dari otak dan hati. Pengertian tersebut bukan berarti

aspek jasmani seperti olahraga tidak ikut menentukan, namunhal ini juga

CERDAS JUJUR

TANGGUHPEDULI

Page 69: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

54

ditentukan oleh proses dalam otak dan hati. Nilai-nilai inti tersebut dapat

dijabarkan menjadi nilai-nilai turunan seperti pada tabel di berikut ini:

Tabel 2.2 Nilai-Nilai yang Merupakan Nilai turunan dari Nilai-Nilai Inti (Core Values)

(Sumber: Samani dan Hariyanto, 2012: 138)

No Nilai-Nilai Inti Nilai-Nilai Turunan

Personal

1 Jujur Kesalehan, keyakinan, iman dan takwa, integritas, dapat

menghargai diri sendiri, dapat menghormati sang pencipta,

pertanggungjawaban, ketulusan hati, sportivitas, amanah.

2 Cerdas Analitis, akal sehat, kuriositas, kreativitas, kekritisan, inovatif,

inisiatif, suka memecahkan masalah, produktivitas,

kepercayaan diri, control diri, disiplin diri, kemandirian,

ketelitian, kepemilikan visi.

Sosial

3 Peduli Penuh kasih sayang, perhatian, kebjakan, kewarganegaraan,

keadaban, komitmen, keharuan, kegotongroyongan,

kesantunan, rasa hormat, demokratis, kebijakan, disiplin,

empati, kesetaraan, suka memberi maaf, persahabartan,

kesahajaan, kedermawanan, kelemahlembutan, pandai

berterima kasih, pandai bersyukur, suka membantu, suka

menghormati, keramahtamahan, kemanusiaan, kerendahan hati,

kesetiaan, kelembutan hati, moderasi, kepatuhan, keterbukaan,

kerapian, patriotism, kepercayaan, kebanggaan, ketepatan

waktu, suka menghargai, punya rasa humor, kepekaan, suka

berhemat, kebersamaan, toleransi, kebajikan, kearifan.

4 Tangguh Kewaspadaan, antisipatif, ketegasan, kesediaan, keberanian,

kehati-hatian, keriangan, suka berkompetisi, keteguhan,

bersifat yakin, keterhandalan, ketetapan hati, keterampilan dan

kecekatan, kerajinan, dinamis, daya upaya, ketabahan,

keantusiasan, keluwesan, keceriaan, kesabaran, ketabahan,

keuletan, suka mengambil resiko, beretos kerja.

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai jujur dan nilai cerdas

termasuk kemampuan personal yang terdapat di dalam individu. Kemampuan ini

merupakan ciri khas individu yang membedakan dengan individu yang lain.

Sedangkan Nilai peduli dan nilai tangguh termasuk ke dalam kemampuan sosial

yang digunakan untuk berkomunikasi dengan lingkungan sekitar.

Page 70: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

55

BAB IV

PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD DAHLAN

A. Pendidikan Menurut K.H. Ahmad Dahlan

Dalam sejarah perkembangan kehidupan manusia pendidikan telah

menjadi teknologi yang memproduksi manusia masa depan paling efektif.

Pendidikan bukan saja menjadi alat suatu lembaga atau suatu masa dalam

proyeksi berbagai tujuan manusia, pendidikan bahkan telah menjadi kebutuhan

manusia sendiri (Abdul Munir Mulkhan, 1990:90). Pendidikan mampu

mengangkat dirinya sebagai substansi dari kehidupan masyarakat yang memiliki

daya pengaruh cukup kuat terhadap mekanisme dan dinamika sistem kehidupan

sosial itu sendiri. Dengan demikian pendidikan menjadi variabel yang tidak dapat

diabaikan dalam perubahan dan perencanaan kehidupan sosial (Abdul Munir

Mulkhan, 1990:94).

Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan hampir seluruhnya berangkat dari

keprihatinannya terhadap situasi dan kondisi umat Islam yang pada waktu itu

tenggelam dalam kejumudan (stagnasi), kebodohan, serta keterbelakangan

(Ramayulis, 2005:205). Keprihatian terhadap situasi dan kondisi tersebut

membuat pemikiran beliau lebih bercorak puritanisme (pemurnian ajaran Islam).

Pemahaman tentang pemurnian ajaran Islam dipengaruhi oleh gerakan yang

Page 71: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

56

dipelopori para pembaharu abad ke-19 dan ke-20. Seperti Jamaludin al-Afghani,

Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, Sayyid Ahmad Khan, dan lain sebagainya.

Secara umum, ide-ide pembaharuan K.H. Ahmad Dahlan dapat

diklasifikasikan menjadi dua dimensi, yaitu; pertama, berupa memurnikan

(purifikasi) ajaran Islam dari khufarat, tahayul, dan bid’ah yang selama ini telah

bercampur dalam akidah dan ibadah umat Islam. Kedua, mengajak umat Islam

untuk keluar dari jaringan pemikiran tradisional melalui reinterpretasi terhadap

dokrin Islam dalam rumusan dan penjelasan yang dapat diterima oleh rasio

(Ramayulis, 2005:206).

Berdasarkan ide-idenya itu, terlihat bahwa beliau menggunakan

pendekatan self corrective terhadap umat Islam. Menurutnya, pandangan umat

Islam tradisionalis terlalu menitikberatkan pada aspek spiritual dalam kehidupan

sehari-hari (Abuduhin Nata, 2011:103). Upaya strategis untuk menyelamatkan

umat Islam dari pemikiran yang statis menuju pada pemikiran dinamis adalah

melalui pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya ditempatkan pada

skala prioritas utama dalam proses pembangunan umat. Mereka dididik agar

menjadi manusia yang cerdas, kritis, dan memiliki daya analisis yang tajam

dalam metadinamika kehidupannnya pada masa depan. Adapun kunci untuk

meningkatkan kemajuan umat Islam adalah dengan kembali kepada al-Qur’an

dan hadis, mengarahkan umat Islam pada pemahaman ajaran Islam secara

komprehensif dan menguasai berbagai disiplin ilmu pengetahuan (Ramayulis,

2005:206). Upaya ini secara strategis dapat dilakukan melalui pendidikan.

Page 72: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

57

Menurut K.H. Ahmad Dahlan, pendidikan Islam pada waktu itu hanya

dipahami sebagai proses pewarisan adat dan sosialisasi perilaku individu maupun

sosial yang telah menjadi model baku dalam masyarakat. Pendidikan tidak

memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk berkreasi dan mengambil

prakarsa. Hal ini mengakibatkan pelaksanaan pendidikan berjalan searah dan

tidak bersifat dialogis. Padahal beliau menjelaskan bahwasanya pengembangan

daya kritis, sikap dialogis dan menghargai potensi akal dan hati nurani yang suci

merupakan cara strategis bagi peserta didik untuk mencapai pengetahuan yang

tinggi. Dari pembahasan ini terlihat bahwa beliau ingin meletakkan dasar visi

reformasi pendidikan Islam melalui penggabungan sistem pendidikan modern

dan pendidikan tradisional secara harmonis dan integral (Ramayulis, 2005:209).

K.H. Ahmad Dahlan secara pribadi mulai merintis pembentukan sebuah

sekolah yang memadukan pengajaran ilmu agama Islam dan Ilmu umum. Dalam

berbagai kesempatan beliau menyampaikan ide pendirian sekolah yang mengacu

pada metode pengajaran seperti yang berlaku pada sekolah milik pemerintah

kepada berbagai pihak, termasuk kepada santri yang belajar di Kauman maupun

penduduk Kauman secara umum (Hery Sucipto, 2010:124). Sebagian besar dari

mereka bersikap acuh tak acuh, bahkan ada yang secara tegas menolak ide

pendidikan tersebut karena dianggap bertentangan dengan tradisi dalam agama

Islam. Akibatnya, para santri yang selama ini belajar kepada beliau satu per satu

berhenti. Walaupun belum mendapatkan dukungan dari masyarakat sekitarnya,

K.H. Ahmad Dahlan tetap berkeinginan untuk mendirikan lembaga pendidikan

Page 73: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

58

yang menerapkan model sekolah yang mengajarkan ilmu agama Islam maupun

ilmu pengetahuan umum (Hery Sucipto, 2010:125).

K.H. Ahmad Dahlan menerapkan model sekolah di atas dikarenakan

beliau memperhatikan cara penyampaian dalam mengajar yang dilakukan di

Sekolah Kweek. Menurut beliau di dalamnya tidak jelas jenjang pendidikannya

dan metode yang tidak efektif lantaran mengutamakan menghafal dan tidak

merespon ilmu pengetahuan umum. Beliau juga memandang banyak masyarakat

menganggap Sekolah Kweek adalah sekolah Kristen. Di sana terdapat anak anak

keluarga keraton, tetapi kebanyakan dari mereka beragama Islam karena

mengikuti leluhur saja, malahan ada diantara mereka yang berpindah agama

karena kepentingan politik, dagang, atau perkawinan. Dengan melihat kondisi

tersebut, beliau bersemangat untuk mengajarkan agama di Sekolah Kweek. Maka

K.H. Ahmad Dahlan mendirikan sekolah-sekolah agama dengan memberikan

pelajaran umum serta bahasa Belanda (Akmal Nasery Basral, 2010:342-344). Di

mana sekolah ini juga merupakan sekolah yang pertama dibangun dan dikelola

oleh pribumi secara mandiri, serta diatur dengan perlengkapan belajar mengajar,

seperti kursi, meja, papan tulis, kapur, dan lain-lain, serta menggunakan sistem

klasikal. Sistem pengajaran dan pengelolaan sekolah ini cenderung masih asing di

kalangan masyarakat santri. Murid pertama sekolah tersebut hanya 6 orang, akan

tetapi setengah tahun kemudian meningkat drastis menjadi 20 orang (Abdul

Munir Mulkhan, 1990:70-71). Dan setelah sekian lama mengajar di Sekolah

Kweek ternyata usaha dan kesabaran beliau tidak sia-sia, anak didiknya bahkan

yang beragama Kristen tertarik ingin belajar agama Islam.

Page 74: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

59

K.H. Ahmad Dahlan merupakan tokoh pertama yang menggabungkan

pengetahuan umum dengan pendidikan Islam di pesantren. Ia menyadari bahwa

Islam memerintahkan kepada umat untuk menuntut ilmu yang bermanfaat

(Nasruddin, 2010:83). Sekolah pertama yang beliau dirikan tahun 1911 yakni

Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Diniyah di rumahnya sendiri. Sekolah

tersebut dikelola secara modern dengan mempergunakan metode dan kurikulum

baru, antara lain diajarkan berbagai ilmu pengetahuan yang sedang berkembang

di abad 20. Dalam bidang pendidikan dan pengajaran K.H. Ahmad Dahlan telah

mengadakan pembaharuan pendidikan. Modernisasi dalam sistem pendidikan

dijalankan dengan menukar sistem pondok pesantren dengan pendidikan modern

sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman (Nasrudin Anshoriy:110).

Pembaharuan K.H. Ahmad Dahlan terus berkembang dan bergerak menuju

kepada berbagai persoalan kehidupan yang semakin kompleks. Dengan demikian,

peranan pendidikan menjadi semakin penting untuk mendapatkan perhatian yang

serius. Hal ini disebabkan karena pendidikan merupakan media yang sangat

strategis untuk mencerdaskan umat (Ramayulis, 2005:212). Beliau berpandangan

bahwa kemajuan materil merupakan prioritas untuk mencapai kesejahteraan yang

sejajar dengan kaum moderat (Abuddin Nata, 2011:103).

Muatan kurikulum dalam sekolah Muhammadiyah lebih memberikan

muatan yang besar kepada ilmu-ilmu umum, sedangkan dalam aspek keagamaan

minimal alumni sekolah Muhammadiyah dapat melaksanakan ibadah shalat lima

waktu, dan shalat-shalat sunnahnya, membaca kitab suci al-Qur’an dan menulis

huruf Arab (Al-Qur’an) mengetahui prinsip-prinsip akidah dan pendapat

Page 75: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

60

membedakan bid’ah, khufarat, syirik dan muslim yang muttabi’ (pengikut) dalam

pelaksanaan ibadah.

Sementara itu, jalur pendidikan yang dikembangkan Muhammadiyah

meliputi jalur sekolah atau madrasah dan jalur luar sekolah. Jalur sekolah yang

terdiri dari madrasah Mualimin Muhammadiyah dan sekolah umum dengan

menambah pelajaran agama Islam berkisar antara 10-15% dalam kurikulumnya.

Sedangkan jalur luar sekolah diselenggarakan kursus-kursus yang khusus

memberikan pelajaran agama Islam, seperti kursus Mubalighin, Wustho

Mualimin, Zu’ama, Za’imat dan majlis-majlis taklim (Mulkhan, 2010:121). Maka

kurikulum pendidikan yang dijalankan meliputi akidah yang lurus, budi pekerti

yang terpuji, akal yang sehat, kecerdasan, ketrampilan dan pengabdian bagi

masyarakat ( M. Yunan Yusuf, 1985:94).

Dalam bidang pendidikan dan pengajaran K.H. Ahmad Dahlan telah

mengadakan pembaharuan pendidikan agama. Modernisasi dalam sistem

pendidikan dijalankan dengan menukar sistem pondok pesantren dengan

pendidikan modern sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman (Nasrudin

Anshori, 2011:110). Pengajaran agama diberikan di sekolah sekolah umum baik

negeri maupun swasta, sehingga terciptalah sekolah bersifat agama dan juga

umum.

K.H. Ahmad Dahlan menyadari bahwa pendidikan mempunyai pengaruh

cukup kuat terhadap mekanisme dan dinamika sistem kehidupan sosial manusia

(Munir Mulkhan, 2010:94). Pendidikan tidak untuk pengajaran kognitif belaka

melainkan juga untuk mengembangkan pendidikan karakter peserta didik. Oleh

Page 76: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

61

karenanya, dengan dijalankannya sistem pendidikan tersebut para murid dididik

menjadi berkepribadian utuh, tidak terbelah menjadi pribadi yang berilmu umum

atau yang berilmu agama saja (Nasrudin Anshori, 2011:112).

Dengan adanya pendidikan akan menciptakan masyarakat yang

berintegritas. Artinya melalui pendidikan masyarakat akan tumbuh menjadi

masyarakat yang memiliki ilmu, memiliki sikap kejujuran dan rasa

tanggungjawab kepada dirinya, keluarganya, dan negaranya. Dengan pendidikan

pula masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan baik kesejahteraan secara

ekonomi maupun kesejahteraan sosial dan budaya.

Pendidikan tidak hanya sekedar usaha untuk meningkatkan intelektual

semata, tetapi untuk meningkatkan budi pekerti yang baik. Budi pekerti yang baik

adalah menumbuhkan antara pikiran, perasaan dan kemauan dengan sebaik-

baiknya. Untuk menumbuhkan karakter yang baik diperlukan waktu yang tidak

sebentar tetapi melalui proses yang panjang. Sehingga diperlukan suatu usaha

yang sungguh-sungguh untuk membentuk karakter yang baik tersebut.

Di Indonesia setelah kemerdekaan banyak mengalami perubahan dan

perkembangan dalam pendidikan. Pendidikan yang sebelumnya lebih

mengutamakan sistem kolonial sentris, yaitu suatu pendidikan yang

mengutamakan kepentingan dan kebutuhan pemerintah kolonial semata, sehingga

pendidikan hanya bersumber dari arahan dan keinginan pemerintah kolonial

Belanda. Pendidikan semestinya memiliki tujuan untuk mencerdaskan kehidupan

bangsa sebagaimana amanat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Page 77: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

62

Dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

(Sisdiknas) pasal 3 menegaskan bahwa,

“Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

agresif dan menjadi warga negara yang demokratis dan

bertanggungjawab”.

Dari tujuan tersebut terlihat bahwa pendidikan nasional mengemban

harapan yang tidak ringan, yakni membangun manusia yang utuh, yang memilki

nilai-nilai karakter yang agung dan memiliki dasar keimanan dan ketakwaan.

Oleh sebab itu, pendidikan menjadi agent of change yang harus melakukan

perbaikan karakter suatu bangsa.

KH. Ahmad Dahlan merupakan salah satu tokoh pembaharuan yang turut

memperjuangkan pendidikan di Indonesia. Organisasi Muhammadiyah yang telah

beliau dirikan menjadi salah satu gerakan yang memiliki tujuan sebagai

pembaharu pendidikan dari kelompok agama (Islam). Arti penting berdirinya

Muhammadiyah saat itu menurut Sodiq A. Kuntoro (2006:136) adalah yang

pertama, pergulatan pendidikan dalam masa pergerakan kebangsaan menjadi

memiliki basis yang luas bagi masyarakat pribumi; kedua semangat serta nilai-

nilai agama Islam ikut mewarnai dan menjadi basis pergerakan kebangsaan.

Muhammadiyah sebagai organisasi keagamaan yang mengarahkan pada

pemurnian keyakinan dan pelaksanaan ajaran Islam di kalangan umat yang saat

itu mengalami penyimpangan, kejenuhan, serta kemerosotan.

Page 78: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

63

K.H. Ahmad Dahlan berpendapat keadaan masyarakat yang menyedihkan

secara ekonomi, politik, sosial, dan budaya akibat dari penjajahan dan kehidupan

agama yang kurang sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah yang menyebabkan

sikap fatalistik dan statis, yaitu sikap yang menerima keadaan buruk dan

penderitaan sebagai pemberian. Untuk mengatasi keadaan tersebut diperlukan

adanya kebangkitan dan kesadaran baru supaya masyarakat memiliki

kepercayaan diri, sehingga dapat mengubah keadaan masyarakat tersebut.Bagi

seseorang yang taat agama kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah dapat

mengembalikan dan membangun kembali jati diri dan kepercayaan diri,

Keberanian untuk berjuang melawan kemungkaran (penindasan) serta memiliki

kemauan untuk membangun kebaikan (kemerdekaan) (Sodiq A.Kuntoro,

2006:138).Alasan tersebut menjadi dasar perjuangan Muhammadiyah.

K.H. Ahmad Dahlan menerapkan Pendidikan Muhammadiyah yang

mengembangkan nilai-nilai agama Islam dan pengetahuan umum seperti telah

diterapkan pada sekolah-sekolah Muhammadiyah sesuai konsep pendidikan

beliau.Beliau juga menyatukan antara pendidikan umum dan pendidikan

keagamaan untuk dapat memperbaiki pendidikan di Indonesia pada masa

kolonial. Strategi menghadapi perubahan sosial akibat modernisasi, menurut

Ahmad Dahlan adalah mengembalikan pendidikan kepada al-Qur’an dan as-

Sunnah, menghilangkan sikap fatalisme, dan sikap taklid. Strategi tersebut

menurut Abdul Munir Mulkhan (1990:90) dapat diperbaiki dengan cara

menghidupkan jiwa dan semangat ijtihad melalui peningkatan kemampuan

berfikir logis-rasional dan mengkaji realitas sosial. Oleh karena itu, yang menjadi

Page 79: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

64

dasar obyek gerakan dakwah Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad

Dahlan ialah membangun jiwa dan semangat pembaharuan pada seluruh lapisan

masyarakat, mulai dari rakyat kecil, kaum fakir miskin, para pengusaha dan para

intelektual.

Ketika telah memiliki pandangan dan pemahaman yang dijelaskan dalam

Al-Quran dan Al-Hadist siswa dapat melaksanakan setiap amalan yang akan

mereka lakukan sesuai dengan ajaran-ajaran yang telah disampaikan Allah

beserta Rasul-Nya. Dengan demikian siswa memperoleh kebebasan berfikir

dalam memahami agama (Sodiq A. Kuntoro, 2006:139). Kebebasan berfikir

tersebutlah yang diharapkan oleh K.H. Ahmad Dahlan supaya murid dapat

melaksanakan setiap amalan sesuai dengan al-Qur’an dan al-Hadist yang telah

mereka fahami ilmu di dalamnya.

K.H. Ahmad Dahlan telah melahirkan sebuah amalan nyata, yakni

mendirikan organisasi Muhammadiyah yang dikenal hingga sekarang. Dengan

demikian Pendidikan Muhammadiyah dilakukan semata-mata hanya untuk

mewujudkan prinsip-prinsip ajaran Islam. Segala hal yang dilakukan

Muhammadiyah, baik dalam bidang keagamaan, pendidikan dan pengajaran,

kemasyarakatan, kerumahtanggaan, perekonomian dan lain sebagainya tidak

dapat dilepaskan dari usaha untuk mewujudkan dan melaksanakan ajaran Islam.

Tegasnya pendidikan yang terdapat di dalamnya merupakan suatu bentuk usaha

untuk menampilkan wajah Islam dalam wujudnya yang nyata, dapat dihayati,

dirasakan, dan dinikmati oleh umat sebagai Rahmatan Lil’alamin.

Page 80: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

65

Pendidikan Karakter K.H. Ahmad Dahlan

Pendidikan karakter K.H. Ahmad Dahlan menurut penulis diambil dari

transkip pidato Tali Pengikat Hidup Manusia dalam Kongres Bulan Desember

1922. Adapun pendidikan karakter didalamnya dijelaskan sebagai berikut:

1. Konsep karakter

Konsep karakter dalam pandangan K.H. Ahmad Dahlan yaitu bahwa

benar dan salah, baik dan tidak baik ditentukan oleh hukum yang sah dan hati

yang suci. Hukum yang sah dan disetujui dengan hati suci tersebut apabila

dipandang dalam kacamata Islam yaitu al-Qur’an dan Sunnah. K.H. Ahmad

Dahlan menambahkan bahwa kebenaran dan kebaikan tidak semata-mata

diperoleh dari tafsir deduktif al-Qur’an saja, melainkan juga dari induksi

(iptek) pengalaman empirik beragam pemeluk agama. Pencapaian keluhuran

duniawi adalah jalan mencapai keluhuran kehidupan sesudah mati (Mulkhan,

2010:75).

Dari hal di atas dapat dipahami bahwa K.H. Ahmad Dahlan berusaha

melaksanakan isi kandungan dari al-Qur’an dan Sunnah dengan cara

mengaktualisasikan ajaran yang terkandung didalamnya. Hal ini beliau

membuktikan melalui amal kemanusiaan dan sosial organisasi

Muhammadiyah yang didirikannya.

Selain itu dalam menghadapi kemorosotan pendidikan karakter yang

terjadi di kalangan masyarakat beliau juga menyelenggarakan pengajian yang

diberi nama “Fathul-Asror wa Miftahus-Sa’adah”. Kegiatan ini bertujuan

Page 81: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

66

untuk membimbing pemuda-pemuda supaya gemar beramal kebaikan. Dan

kemudian mereka sedikit demi sedikit diberi pelajaran supaya mereka menjadi

pemimpin-pemimpin dan orang-orang yang shaleh (Salam, 2010:17).

K.H. Ahmad Dahlan dalam sebuah pengajarannya pernah mengatakan

sebagaimana dikutip oleh Hajid (2004:16) sebagai berikut.

“Manusia itu kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua kali,

berulang-ulang, maka kemudian bisa.Kalau sudah menjadi kesenangan

yang dicintai sukar untuk dirubah.Sudah menjadi tabiat, bahwa

kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang telah diterima,

baikpun dari sudut keyakinan atau i’tiqad, perasaan kehendak maupun

amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah, sanggup membela

dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu bahwa anggapannya

bahwa apa yang dimiliki adalah benar”

Kutipan di atas memberi keterangan bahwa hati atau nafsu manusia

diibaratkan sebuah botol kosong yang tidak berisi. Manusia lahir di dunia

dalam keadaan suci-bersih, kemudian orang tuanya memberi tuntunan, dalam

pergaulannya mendapat pendidikan dan pengajaran, baik dari teman, guru

maupun masyarakat setempat dimana ia tinggal.

Dengan demikian konsep karakter yang sudah digagas oleh K.H.

Ahmad Dahlan dibangun di atas kebenaran melalui kehendak Tuhan yang

termaktub dalam al-Qur’an dan Sunnah serta kemampuan manusia dalam

memilih kebenaran itu sendiri. Baik atau buruk karakter manusia harus

dibimbing oleh peran al-Qur’an dan As-Sunnah agar mencapai keterpaduan.

Sebagaimana dalam ajaran beliau yang menekankan dimensi sosial untuk

dijadikan aplikasi ajaran-ajaran Allah. Ajaran agama menjadi titik tekan

keharusan aktivitas manusia didalamnya, tanpa harus menciderai ajaran

agama (Munir Mulkhan, 2010:91).

Page 82: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

67

2. Konsep Pendidikan Karakter

Dalam menjalankan misi pendidikan dan kemanusiaan, K.H. Ahmad

Dahlan berdasar pada konsep welas asih (cinta kasih) yang merupakan hasil

penafsiran teologisnya tentang surat Al-Maun digunakan sebagai dasar aksi

pemberdayaan kaum tertindas, fakir-miskin, dan pemberdayaan kaum

perempuan. Welas Asih merupakan kesediaan menahan nafsu, bersedia

berkurban, tidak malas memperjuangkan kebaikan dan kebenaran, menjadikan

keluhuran dunia sebagai jalan mencapai keluhuran akherat (Munir Mulkhan,

2010:74).

Di setiap usaha pembaharuannya, K.H. Ahmad Dahlan lebih

memprioritaskan pembentukan akhlaq pemuda-pemudi Indonesia. Hal tersebut

karena K.H. Ahmad Dahlan menyadari sepenuhnya, bahwa masa depan

bangsa terdapat di pundak para pemudanya. Oleh karenanya, beliau

mendirikan Hizbul Wathan sebagai kumpulan pemuda muslim, dan Aisyiyah

sebagai perkumpulan pemudi muslim. Kedua perkumpulan tersebut berguna

untuk mendidik pemuda-pemudi Muhammadiyah agar kelak menjadi orang

Islam yang berarti, berbudi pekerti,berguna bagi diri sendiri dan bagi umum

serta takwa kepada Allah berdasarkan tuntunan agama Islam (Yusuf Abdullah

Puar, 1989:257).

Pendidikan karakter tidak terlepas dari penanaman nilai-nilai moral

dan keagamaan bagi siswa, kesadaran akan pentingnya nilai moral dan

keagamaan serta pengembangan pengajaran dan menyatukan pendidikan

Page 83: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

68

keimanan dan ketakwaan sejalan dengan esensi pendidikan sebagai sarana

perubahan.

Perspektif pemikiran nilai-nilai pendidikan karakter K.H. Ahmad

Dahlan tidak bisa ditelusuri dari tulisan atau karya beliau. Semasa hidup

beliau tidak meninggalkan karya tulis. Akan tetapi, aplikasi nilai pendidikan

karakter tersebut dapat ditelusuri dari praktek atau aksi nyata beliau dalam

kehidupan sehari-hari yang dapat ditelusuri dari perkaataan atau kisah nyata

murid dan sahabat K.H. Ahmad Dahlan. Pada bagian ini ini penulis

mensarikan konsep pendidikan karakter perspektif K.H. Ahmad Dahlan dari

beberapa buku yang membahas tentang beliau, di dalam buku tersebut berisi

konsep-konsep sebagai berikut:

Proses pendidikan karakter yang diajarkan K.H. Ahmad Dahlan

ditanamkan kepada muridnya dan dilakukan dengan perlahan namun pasti.

Pendidikan tersebut ditekankan terhadap keberanian dalam bertindak sesuai

dengan Al-Qu’ran dan As-Sunnah.Beliau berpendapat bahwa bertindak sesuai

Al-Quran dan As-Sunnah lebih penting daripada hanya sekedar membaca dan

menghafalkan. Membaca dan menghafalkan apabila tidak diimbangi dengan

pemahaman dan pelaksanan yang sesuai dengan ilmu-ilmu agama dinilai

kurang bermanfaat. Oleh sebab itu, metode pelaksanaan dalam mengajar

murid-muridnya tidak hanya membaca dan menghafalkan namun lebih

ditekankan dengan memahami makna kemudian melaksanakan dan

mengamalkan ilmu-ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Page 84: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

69

Dalam pendidikan karakter lebih diutamakan melalui sikap dan

tingkah laku seseorang terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.

Oleh sebab itu pendidikan karakter harus disesuaikan dengan pendidikan

yang telah diajarkan didalam al-Qu’ran dan as-Sunnah. Karena dalamnya

terdapat ilmu-ilmu yang sangat mendasar mengenai pendidikan karakter yang

diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Ilmu-ilmu tersebut yang menjadi acuan

K.H. Ahmad Dahlan dalam memberikan pendidikan kepada seluruh murid-

muridnya, sehingga dapat membentuk karakter yang sesuai dengan Agama,

bangsa, dan Negara.

Pendidikan karakter saat ini diperlukan untuk semua kalangan, tidak

hanya di sekolah saja, melainkan di keluarga dan di lingkungan masyarakat

juga sangat dibutuhkan. Proses penanaman pendidikan karakter tidak hanya

kepada anak-anak saja, melainkan ke usia remaja hingga dewasa juga

memerlukannya. Pendidikan karakter dapat mencakup semua lapisan

masyarakat, demi berlangsungnya kehidupan bangsa yang lebih baik.alasan

berikut dapat menjadi salah satu acuan, kenapa pendidikan karakter sangat

diperlukan pada setiap individu.

Pendidikan karakter dapat diartikan bahwa suatu upaya terencana

supaya individu dapat mengenal, peduli dan melaksanakan nilai-nilai yang

terdapat di dalam pendidikan karakter tersebut, supaya setiap individu dapat

berperilaku sebagai insan kamil. Karakter tidak dapat diwariskan, karakter

tidak dapat dibeli, dan karakter tidak dapat ditukar. Karakter dikembangkan

secara sadar, melalui proses yang tidak instan. Karakter bukanlah sesuatu

Page 85: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

70

bawaan sejak lahir yang tidak dapat diubah kembali seperti sidik jari, karakter

dapat diubah dan dikembangkan, terutama untuk menjadi karakter yang baik,

sopan dan santun.

Dasar pendidikan karakter K.H. Ahmad Dahlan diutamakan dengan

pendidikan Islam yang terdiri melalui tiga perkara, yakni mengenai iman,

ilmu dan amal (Hadjid, 2008:54).

Tiga perkara tersebutlah yang menjadi landasan beliau dalam usaha

pendidikan yang didirikannya. Iman yakni kenyakinan di dalam hati

seseorang yang menjadi dasar awal seseorang dalam bertindak dan bertingkah

laku. Ilmu merupakan pengetahuan untuk mendukung iman tersebut dalam

melaksanakannya. Selanjutnya yang ketiga amal, amal adalah bentuk

pelaksanaan yang sesuai dengan iman dan ilmu tersebut secara ikhlas sesuai

dengan ketentuan agama.

Pendidikan karakter K.H. Ahmad Dahlan lebih mengedepankan

pendidikan kepribadian dan pendidikan budi pekerti atau pendidikan Akhlak.

Pendidikan akhlak menjadi pendidikan yang diutamakan oleh Ahmad Dahlan

karena melalui pendidikan akhlak tersebut dapat menanamkan karakter yang

baik sejak dini bagi murid-muridnya. Tujuan pendidikan sendiri menurut

Ahmad Dahlan adalah membentuk karakter yang baik bagi anak. Di dalam

agama Islam terdapat ajaran tentang hubungan antara manusia dengan

manusia, manusia dengan Tuhan-Nya, hal tersebut menjadi landasan

pendidikan karakter K.H. Ahmad Dahlan (Marzuki, 2011:467).

Page 86: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

71

K.H. Ahmad Dahlan menekankan pembinaan akhlak yang ditekankan

dan dimaksimalkan dalam sistem pendidikan di asrama maupun di pondok.

Konsep pendidikan asrama dan pondok beliau terdapat pendidikan jasmani

maupun pendidikan rokhani. Pemahaman akan ajaran agama dan

pelaksanaannya serta pembinaan sebagai generasi penerus menjadi tujuan

utama dari asrama dan pondok-pondok Muhammadiyah.

Konsep pendidikan karakter beliau mengacu pada sistem ajaran Islam.

Sistem ajaran Islam dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu bagian Akidah,

bagian muamalah, serta bagian Akhlaq/karakter. Ketiga bagian tersebut tidak

dapat dipisahkan, harus menjadi satu kesatuan yang utuh. Aqidah merupakan

fondasi paling dasar supaya terwujudnya muamalah dan akhlaq/karakter yang

baik. Akhlaq yang baik ialah akhlaq yang dilandasi oleh aqidah yang benar

sehingga terwujudnya pencapaian karakter yang seutuhnya (Marzuki,

2011:468).

Konsep pendidikan karakter tersebut memiliki ciri yang salah satunya

yakni menyatukan antara pendidikan yang terdapat pada pelajaran umum dan

pelajaran agama. Sehingga semua ketentuan tidak lepas dari ketentuan yang

telah diberikan Allah SWT. Dimana konsep pendidikan karakter ini

berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah, sehingga sesuai dengan yang telah

diajarkan Allah beserta Rasul-Nya.

Pendidikan karakter perspektif K.H. Ahmad Dahlan yaitu, pendidikan

agama salah satu dukungan yang mendasar untuk tercapainya pendidikan

karakter tersebut. Karena dalam pendidikan agama terdapat ilmu-ilmu

Page 87: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

72

pendidikan yang luhur yang sudah terbukti kebaikan dan kebenarannya. Ilmu-

ilmu tersebut antara lain yakni, pengetahuan teori dan praktek (amal), dalam

mempelajari keduanya saling berkesinambungan. K.H. Ahmad Dahlan

mengharapkan dapat menumbuhkan masyarakat Islam yang berkarakter Islam

dengan mengikuti Sunnah nabi Muhammad SAW.Materi pendidikan yang

diajarkan yakni pelajaran Al-Quran dan Hadist, pelajaran membaca dan

menghitung, pelajaran ilmu bumi dan menggambar.

3. Materi Pendidikan Karakter Menurut Ahmad Dahlan

Menurut K.H. Ahmad Dahlan, pelaksanaan pendidikan hendaknya

didasarkan pada landasan yang kokoh yaitu al-Qur’an dan Sunnah. Landasan

ini merupakan kerangka filosofis bagi merumuskan konsep dan tujuan ideal

pendidikan Islam, baik secara vertical (khalik) maupunhorizontal (makhluk).

Dalam pandangan Islam, paling tidak ada dua sisi tugas penciptaan manusia,

yaitu sebagai abd Allah (hamba Allah) dan khalifah fi al-ardh (wakil Allah di

bumi) (Sucipto, 2010:11).

Beliau juga menjelaskan, bahwasanya materi pendidikan karakter

adalah pengajaran Al-Quran dan Hadist dimana materi Al-Quran dan Hadist

meliputi: ibadah, persamaan derajat, fungsi perbuatan manusia dalam

menentukan nasibnya, musyawarah, pembuktian kebenaran Al-Quran dan

Hadist menurut akal, kerjasama antara agama, kebudayaan, kemajuan dan

peradaban, hukum kasualitas perubahan, nafsu dan kehendak, demokratis dan

liberalisasi, kemerdekaan berfikir, dinamika kehidupan dan peranan manusia

di dalamnya, dan akhlak (budi pekerti) (Sucipto, 2010:120). Oleh karena itu,

Page 88: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

73

muatan kurikulum yang diterapkan K.H. Ahmad Dahlan dalam sekolah

Muhammadiyah lebih memberikan muatan yang besar kepada ilmu-ilmu

umum, sedangkan dalam aspek keagamaan minimal alumninya dapat

melaksanakan ibadah shalat lima waktu, membaca kitab suci al-Qur’an dan

menulis huruf al-Qur’an.

Melalui pendidikan K.H. Ahmad Dahlan juga berupaya menanamkan

karakter kepada peserta didiknya. Beliau membagi pendidikan menjadi tiga

jenis, 1) pendidikan akhlaq, yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan

karakter manusia yang baik, berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah; 2)

pendidikan individu, yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan kesadaran

individu yang utuh, yang berkesinambungan antara kenyakinan dan

intelektual, antara akal dan pikiran, serta antara dunia dan akhirat; dan 3)

pendidikan kemasyarakatan, yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan

keseimbangan dan keinginan hidup masyarakat (Syamsul Kurniawan,

2013:200).

Sementara itu, jalur pendidikan yang dikembangkan warga

Muhammadiyah meliputi jalur sekolah atau madrasah dan jalur luar sekolah.

Jalur sekolah yang terdiri dari Madrasah Mualimin Muhammadiyah dan

sekolah umum dengan menambahkan pelajaran agama Islam berkisar 10-15%

dalam kurikulumnya. Sedangkan jalur luar sekolah diselenggarakan kursus-

kursus yang khusus memberikan pelajaran agama Islam, seperti kursus

Mubalighin, Wustho Mualimin, Zu’ama, Za’imat dan majlis-majlis taklim

(Sucipto, 2010:121). Maka dari itu kurikulum yang dijalankan mencakup:

Page 89: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

74

akidah yang lurus, budi pekerti yang terpuji, akal yang sehat, kecerdasan,

keterampilan dan pengabdian bagi masyarakat (Yusuf, dkk, 1985:94).

Lembaga pendidikan madrasah yang sebelumnya merupakan pondok

pesantren Muhammadiyah memberikan pelajaran agama dan ilmu umum

secara bersama-sama. Adapun pendidikan agama yang diajarkan terutama

yang bersumber dari kitab-kitab fikih dari mahzab Imam Syafi’i, ilmu

tasawuf karangan Imam al-Ghazali, tauhid dari kitab “Risalah tauhid” dan

kitab “Tafsir jalalain” dan tafsir “Al-Manar” sedangkan pengetahuan umum

meliputi ilmu sejarah, ilmu hitung, menggambar, bahasa Melayu, bahsa

Belanda, dan bahasa Inggris (Sucipto, 2005:122).

Pendidikan Agama Islam yang diberikan pada sekolah-sekolah di

Muhammadiyah terangkum dalam mata pelajaran Islam dan

Kemuhamadiyahan yang merupakan sistematisasi dan metodologis interaksi

formal usaha pengarahan perkembangan manusia sebagai ‘abid (hamba) dan

khalifah yang terkait dalam sistematika gerakan Islam dan dakwah.

Menurut gagasan K.H. Ahmad Dahlan, untuk mencapai tujuan

Muhammadiyah maka jenis pendidikan yang perlu dikembangkan adalah

yang bisa melahirkan manusia yang alim dalam ilmu agama, berpandangan

luas dan memiliki pengetahuan umum(Sairin, 1995:69).

Sebagai seorang pemikir dan pembaharuan dalam dunia pendidikan

beliau menekankan pentingnya pengelolaan pendidikan Islam yang dilakukan

secara modern dan professional. Untuk itu, pendidikan Islam perlu membuka

Page 90: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

75

diri, inovatif, dan progesif. Secara garis besar, pembaharuan-pembaharuan

yang dilakukan para ulama dalam bidang pendidikan anatara lain:

1. Perubahan sistem pengajaran dari perorangan atau soragan menjadi

sistem klasikal yang kemudian dikenal dengan madrasah.

2. Pemberian pengetahuan umum disamping pengetahuan agama dan

bahasa Arab, meskipun pengetahuan umum tersebut ada yang

diberikan dengan memakai bahasa Arab sebagai bahasa pengantar

(Sucipto, 2005:110).

Sistem pendidikan yang hendak dibangun oleh K.H. Ahmad Dahlan

adalah pendidikan yang berorientasi pada pendidikan modern, yaitu dengan

menggunakan sistem klasikal. Hal tersebut bagi kebayakan orang adalah

sesuatu yang masih langka, dilakukan oleh lembaga pendidikan Islam pada

waktu itu. Di sini, beliau menggabungkan sistem pendidikan Belanda dengan

sistem pendidikan tradisional secara integral (Sucipto, 2010:117).

Sebagai seorang pendidik, K.H. Ahmad Dahlan dalam menyampaikan

cita-citanya kepada murid-muridnya selalu menggunakan cara yang tidak

membosankan, senantiasa menarik, sabar, jujur, dan dapat ngemong anak

didiknya (Salam, 1968:20). Dengan demikian, visi pendidikan yang digagas

Muhammadiyah jelas tercermin dari ide-ide dasar yang merupakan cita-cita

dan harapan penyelenggara pendidikan, sebagaimana yang diidnginkan

pendirinya yaitu “Menciptakan kiai yang intelek dan intelek yang kiai atau

ulama yang intelek, dan intelek yang ulama”. Hal ini sejalan dengan nasehat

yang seringkali dikemukakan di hadapan murid-muridnya sebagai berikut:

Page 91: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

76

“Dadiyo Kiai sing kemajuan. Lan kanggo Muhammadiyah”

maksudnya, “jadilah ulama yang berfikir maju, dan jangan berhenti untuk

kepentingan pengabdian kepada organisasi Muhammadiyah”.

Cara atau metode pengajaran yang dilakukan oleh K.H. Ahmad

Dahlan, yaitu anak-anak didiknya siasat, mula-mula diikutinya segala

kemauan dan keinginan dari anak. Seperti berpiknik dan yang gemar bermain

musik, dipanggilnya untuk memainkan musik. Kemudian dari sedikit demi

sedikit mereka ini pun dididiknya yang kemudian hari dapat menjadi

pemimpin-pemimpin dan orang-orang yang sholeh (Salam, 1968:17).

Dalam mengajarkan pengetahuan umum maupun agama K.H. Ahmad

Dahlan menerapkan metode pengajaran yang disesuaikan dengan kemampuan

siswa sehingga mampu menarik perhatian siswa untuk menekuninya. Tentu

saja sebagian siswa merasa, bahwa waktu pelajaran yang beliau sampaikan

belum cukup. Oleh sebab itu, beberapa muridnya sering mengunjungi rumah

K.H. Ahmad Dahlan di Kauman pada hari Ahad untuk bertanya maupun

melakukan diskusi lebih lanjut tentang berbagai persoalan yang berhubungan

dengan agama Islam.

4. Karakter Ilmu Menurut K.H. Ahmad Dahlan

Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan amal (praktek), dalam

mempelajari kedua ilmu tersebut supaya dengan cara bertingkat. Kalau

setingkat saja belum bisa tidak perlu ditambah (Sucipto, 2010:162). Dalam

berlogika, hal ini tidak perlu diragukan lagi. Kesempurnaan budi ialah

mengerti baik dan buruk, benar salah, kebahagiaan atau penderitaan, dan

Page 92: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

77

bertindak sesuai dengan pengertian itu. Kondisi ini dicapai jika akalnya

sempurna, yakni akal kritis dan kreatif bebas yang diperoleh dari belajar

(Mulkhan, 2010:128). Inti ilmu ini adalah ilmu ajaran Islam, dengan satu asas

kebenaran yang memandang semua manusia berkedudukan sama.

Dari kerja K.H. Ahmad Dahlan, tumbuh suatu sistem nilai dan tradisi

kependidikan dengan pengertian yang luas. Dari sini muncul kesadaran,

bahwa setiap orang wajib menyebarkan ilmu sekaligus ajaran Islam kesemua

orang di semua tempat, menjadi guru sekaligus juga murid, belajar dan juga

mengajar untuk sebuah kebaikan hidup bagi seluruh umat manusia. Sekolah,

madrasah dan pesantren adalah instrument dan media promosi kebaikan

hidup, penyempurnaan budi dan akal yang terus disempurnakan sesuai zaman

dan perkembangan ilmu (Mulkhan, 2010:128).

Satu buah pikir K.H. Ahmad Dahlan yang tidak banyak diketahui

adalah konsepsinya tentang apa yang disebut oleh Abdul Munir Mulkhan

sebagai Etos Guru- Murid. Etos guru-murid dapat dikembangkan sebagai

etika dasar dari sebuah masyarakat demokratis dan etika dasar dari sebuah

masyarakat pembelajar di negeri yang sedang belajar berdemokrasi ini. Etos

guru adalah kesediaan setiap warga untuk memberikan ilmu dan teladan yang

baik. Etos murid ialah kesediaan warga untuk selalu terbuka agar bisa

mengakui dan belajar pada kebaikan orang lain (Syuja’, 2009:57).

Bagi K.H. Ahmad Dahlan, setiap umat muslim dan umat beragama

yang lainnya harus membangun di dalam dirinya etos kehidupan dan etos

sosial sebagai seorang guru dan sebagai seorang murid. Inilah inti gerakan

Page 93: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

78

sosial yang dilakukan oleh K.H. Ahmad Dahlan dan pada perkembangan

selanjutnya menjadi nilai penting dalam Muhammadiyah. Etos guru-murid ini

mencegah masyarakat terseret pada kebekuan ritual keagamaan dan gerakan

yang terkadang tidak mengakar. Sehingga gerakan sosial yang dilakukan

mempunyai fungsi pragmatis pemecah problem sosial.

Akal pikiran suci adalah akal yang sehat, dan kesehatan akal bisa

dicapai jika terus menerus diberi pengetahuan melalui pendidikan akal

dengan ilmu logika. Mustahil seseorang memperoleh ilmu kecuali dengan

pendidikan atau pengajaran yang diajarkan oleh guru. Karena itu pendidikan

harus dijalankan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan akalnya tersebut,

yaitu yang mendidik akal dengan kesesuaian pikiran dan kenyataan

(Mulkhan, 2010:144). K.H. Ahmad Dahlan adalah seorang “ulama

amaliyah”. Ulama yang mencerahkan bukan dengan tulisan ilmiah, tapi

melalui amaliyah yang langsung memberikan dampak dimasyarakat.

Warga Muhammadiyah tentu tidak asing dengan cerita tentang

‘pengajian Al-ma’un oleh K.H. Ahmad Dahlan. Bagi beliau, surat Al-Ma’un

bukanlah hanya sekedar surat yang hanya dibaca dan dihafal. Banyak umat

muslim yang hafal surat ini namun masih miskin penghayatannya. Beliau

juga menekankan pentingnya pemahaman dalam aksi yang nyata. Dari seruan

itu lahirlah lembaga pengelola zakat, rumah sakit dan panti asuhan bernaung

di bawah panji organisasi Muhammadiyah.

Dengan demikian cita-cita K.H. Ahmad Dahlan sebenarnya adalah

ingin menumbuhkan masyarakat Islam yang berkarakter Islam dengan

Page 94: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

79

mengikuti pola Sunnah Nabi Muhammad Saw. Melalui perjuangannya

mendidik masyarakat menuju perubahan perilaku menjadi berkarakter Islam,

serta mengadakan suatu pembaharuan dalam cara berfikir dan beramal

menurut tuntunan agama Islam dengan kesadaran dan ilmu bukan dengan

paksaan atau kekerasan (Sucipto, 2010:65).

Warisan K.H. Ahmad Dahlan yang terutama, seperti juga diketahui

dengan mafhum, bahwa organisasi massa Islam terbesar kedua di Indonesia,

Muhammadiyah. Di tengah kritikan dari para ‘abdi dalemnya sendiri dan juga

tokoh dari luar, Muhammadiyah berhasil menjadi role model di mana Islam

dan ide-ide kemajuan dengan gemilang disinergikan. Secara tak langsung

pula, Muhammadiyah merupakan anak kandung intelektual K.H. Ahmad

Dahlan. Dari kegelisahan seorang ulama muda yang mendapati umatnya

terkungkung dalam formalitas dan tradisi yang feodalistis, beliau hadir

membawa gerakan pembaharuan yang dinamis dan membumi. Meski tak

lepas dari kritik, secara objektif dapat dikatakan bahwa K.H. Ahmad Dahlan

dan Muhammadiyahnya adalah sebuah pencerahan sosial.

5. Metode Pendidikan Karakter K.H. Ahmad Dahlan

Cara atau metode pengajaran yang dilakukan oleh K.H. Ahmad

Dahlan untuk anak dididiknya yaitu menggunakan siasat, mula-mula

diikutinya segala kemauan dan keinginan dari anak. Seperti berpiknik dan

yang gemar bermain musik, dipanggilnya untuk bermain musik. Kemudian

dari sedikit demi sedikit mereka inipun dididiknya yang kemudian hari dapat

menjadi pemimpin-pemimpin dan orang-orang yang shaleh (Salam, 1968:16).

Page 95: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

80

Dalam mengajarkan pengetahuan agama Islam secara umum maupun

membaca al-Qur’an, beliau menerapkan metode pengajaran yang disesuaikan

dengan kemampuan siswa sehingga mampu menarik perhatian siswa untuk

menekuninya. Tentu saja sebagian siswa merasa, bahwa waktu pelajaran

agama Islam sabtu sore itu belum cukup. Oleh sebab itu, beberapa orang

siswa, termasuk mereka yang belum beragama Islam sering datang ke rumah

K.H. Ahmad Dahlan di Kauman pada hari ahad untuk bertanya ataupun

diskusi lebih lanjut tentang berbagai persoalan umat Islam.

K.H. Ahmad Dahlan secara pribadi mulai merintis pembentukan

sebuah sekolah yang memadukan pelajaran ilmu agama dan ilmu umum.

Dalam berbagai kesempatan beliau menyampaikan ide pendirian sekolah

yang mengacu pada metode pengajaran seperti yang berlaku pada sekolah

milik pemerintah kepada berbagai pihak, termasuk kepada santri yang belajar

di Kauman maupun kepada penduduk Kauman secara umum ( Sucipto,

2010:124). Sebagian besar dari mereka bersifat acuh tak acuh, atau bahkan

menolak ide pendidikan sistem sekolah tersebut karena dianggap

bertentangan dengan tradisi agama Islam.

Akibatnya para santri yang belajar kepada K.H. Ahmad Dahlan satu

persatu berhenti.Walaupun belum mendapatkan dukungan dari masyarakat

sekitar, beliau tetap berkeinginan untuk mendirikan lembaga pendidikan yang

menerapkan model sekolah yang mengajarkan ilmu agama Islam maupun

ilmu pengetahuan umum (Sucipto, 2010:125).

Page 96: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

81

Sekolah tersebut dimulai dengan 8 orang siswa, yang belajar diruang

tamu rumah K.H. Ahmad Dahlan dengan ukuran 2,5 m x 6m dan beliau

bertindak sendiri sebagai guru. Keperluan belajar dipersiapkan oleh K.H.

Ahmad Dahlan dengan memanfaatkan dua buah meja miliknya.Sementara itu,

dua buah bangku tempat duduk para siswa dibuat sendiri pula dari papan

bekas kotak kain mori dan papan tulis terbuat dari kayu suren.

Madrasah tersebut kemudian dikenal sebagai sekolah pertama yang

dibangun dan dikelola oleh pribumi secara mandiri yang dilengkapi dengan

perlengkapan belajar mengajar modern seperti; bangku, papan tulis, kursi,

dan sistem pengajaran secara klasikal (Sucipto, 2010:126). Metode

pengajaran yang dilakukan K.H. Ahmad Dahlan tidak hanya menekankan

pemahaman secara teoritis namun juga sangat memerhatikan pada hal-hal

yang bersifat praktis (Sucipto, 2010:130). Demikian ini dimaksudkan agar

materi yang diajarkan dalam mengajar dan berdakwah tidak hanya sekedar

dipahami, tapi juga dihayati dan dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, berkat kesabaran dan keuletan dalam berjihad

memerangi kebodohan ditengah masyarakat yang tengah terbelenggu oleh

ketertindasan, pada akhirnya membuahkan hasil yang gemilang.Hal ini

terbukti dengan perkembangan lembaga pendidikan yang dikembangkan

Muhammadiyah lambat laun mengalami perkembangan dan kemajuan yang

sangat signifikan.

Page 97: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

82

B. Pendidikan Karakter Berdasarkan Tujuh Falsafah dan Pesan-Pesan

K.H. Ahmad Dahlan

1. Tujuh Falsafah Ajaran K.H. Ahmad Dahlan

Tujuh falsafah merupakan pemikiran K.H. Ahmad Dahlan yang

ditulis oleh muridnya yaitu KRH.Hadjid. Menurut riwayat, beliau

adalah murid termuda K.H. Ahmad Dahlan yang sangat rajin mencatat

apa saja yang diajarkan oleh K.H. Ahmad Dahlan.

“Genap 6 tahun ini saya tidak dapat ilmu apapun dari beliau yang

tercatat dalam hati, kecuali hanya 7 perkara.Begitu juga saya yakin,

bahwa kesulitan yang timbul dalam masyarakat umum dan dunia

internasional akan dapat diatasi dengan 7 perkara tersebut” (Hadjid,

2004:1).

Dalam tujuh falsafah K.H. Ahmad Dahlan tertuang nilai

pendidikan karakter yang diterapkan beliau dalam mengajar anak

didiknya. Poin-poin falsafah tersebut terangkum dalam muqadimah

buku Falsafah Ajaran dan K.H Ahmad Dahlan(2004:2-18), diantaranya:

a. “Kita, manusia ini, hidup di dunia hanya sekali, untuk bertaruh:

sesudah mati, akan mendapat kebahagiaankah atau

kesengsaraankah? Dan ulama’-ulama’ itu dalam kebingungan,

kecuali mereka yang beramal. Dan mereka yang beramalpun

semuanya dalam kekhawatiran, kecuali mereka yang ikhlas atau

bersih”

Penjelasan falsafah yang pertama adalah masing-masing

manusia kebanyakan tidak memikirkan nasibnya sesudah mati

karena disibukkan dengan kesenangan duniawi saja. Pendidikan

karakter dari falsafah pertama K.H. Ahmad Dahlan adalah jadilah

manusia yang visioner yaitu manusia yang berfikir kedepan terhadap

kehidupan setelah di dunia yaitu kehidupan di akherat. Sehingga

Page 98: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

83

akan dapat terwujud kehidupan yang bahagia di dunia maupun di

akhirat.

b. “Kebanyakan diantara para manusia berwatak angkuh, dan takabur,

mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri”.

Penjelasan falsafah kedua yaitu, kebanyakan diantara para

manusia merasa tidak memerlukan lagi kehadiran orang lain, tidak

memerlukan lagi bermusyawarah dengan orang lain. Sudah merasa

paling bisa dan benar, padahal sudah menjadi kepastian bahwa

manusia adalah makluk sosial yaitu makluk yang membutuhkan

kehadiran orang lain di sekelilingnya. Pendidikan karakter dari

falsafah kedua yaitu, jadilah pribadi manusia yang lembah manah

atau mampu menghargai orang lain. Karena bagaimanapun itu kita

sangat membutuhkan bantuan dari orang-orang di sekeliling kita,

salah satu contohnya apabila kita ingin makan nasi kita

membutuhkan petani yang memiliki ilmu cara menanam padi

sehingga menghasilkan nasi yang dapat kita makan.

c. “Manusia itu kalo mengerjakan apapun, sekali, dua kali, berulang-

ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan

yang dicintai, maka kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah.

Sudah menjadi tabiat, bahwa kebanyakan manusia membela adat

kebiasaan yang telah diterima, baik itu dari sudut kenyakinan atau

itiqad, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada yang

akan merubah, mereka akan sanggup membela dengan

mengorbankan jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya bahwa

apa yang dimiliki adalah benar” (Hadjid, 2008:2)

Penjelasan dari falsafah ketiga yaitu, hati dan nafsu manusia

dapat diibaratkan sebuah botol yang tidak berisi. Semulanya lahir di

Page 99: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

84

dunia dalam keadaan suci bersih. Kemudian seiring berjalannya

waktu manusia tersebut mendapatkan pendidikan dan pelajaran dari

pergaulannya baik di lingkungan keluarga, masyarakat maupun

lingkungan sekolah, yang menjadikan manusia tersebut memiliki

kenyakinan terhadap amal perbuatan yang dilakukannya hingga

menjadi suatu kebiasaan yang tidak mudah dirubah oleh orang lain,

kalau ada yang akan merubah sanggup membela dengan

mengorbankan jiwa dan raga diri mereka.

Pendidikan karakter dari falsafah ketiga yaitu, jadilah manusia

yang dapat menerima masukan nasehat orang lain, karena terkadang

kita masih banyak kesalahan dalam memahami berbagai hal. Untuk

itu janganlah memiliki anggapan bahwa kebiasaan yang sudah biasa

kita lakukan adalah kebiasaan yang benar yang sesuai diajarkan oleh

Allah dan Rasulnya.

d. “Adakah engkau menyangka, bahwasannya kebanyakan manusia

suka mendengarkan atau memikir-mikir mencari ilmu yang benar?”

(Al-Furqon:44).

Manusia harus dapat menggunakan akal fikirannya untuk

memilah dan memilih soal itikad dan kepercayaannya, tujuan hidup

dan tingkah lakunya apakah sudah sesuai dengan perintah-perintah

Allah.

Pendidikan karakter yang dapat diambil dari falsafah kelima

yaitu janganlah hanyut dan tertarik pada kebiasaan buruk karena

yang demikian itu akan membuat hati sulit untuk menerima

Page 100: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

85

kebenaran yang di sarankan oleh orang lain dan mengakibatkan

penyakit hati dan akhlaq yang mulai rusak. Maka dari itu terimalah

masukan dari orang lain sehingga akan menjadi pribadi yang lebih

baik dan hati yang sehat serta akhlaq yang baik pula.

e. “Manusia tidak menuruti, tidak mempedulikan sesuatu yang sudah

terang bagi dirinya. Artinya, dirinya sendiri, pikirannya sendiri,

sudah mengatakan itu benar, tetapi ia tidak mau menuruti kebenaran

itu karena takut kepada kesukaran, takut berat dan macam-macam

yang dikhawatirkan, karena nafsu dan hatinya sudah terlanjur rusak,

berpenyakit akhlaq (budi pekerti), hanyut dan tertarik oleh kebiasaan

buruk”

Penjelasannya adalah kebanyakan dari manusia dapat

membedakan kebenaran dan kesalahan tetapi terkadang sebagian

dari mereka mengetahui kebenaran tetapi tidak melaksanakan yang

benar tersebut, mereka lebih memilih mengikuti hati mereka yang

sudah hancur, dan akhlaq mereka yang sudah terbiasa melakukan

hal-hal yang buruk, maka dari itu jagalah hati dengan banyak

mengucap asma-asma Allah, dengan selalu mengingat Allah, dan

jagalah akhlaq dengan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi

larangan-Nya. Sehingga akan tumbuh karakter yang positif dan

bermanfaat bagi sesama.

f. “Kebanyakan pemimpin-pemimpin rakyat, belum berani

mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk berusaha

tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-

pemimpin itu biasanya hanya mempermainkan, memperalat manusia

yang bodoh-bodoh dan lemah”.

Page 101: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

86

Penjelasannya adalah sebagian pemimpin-pemimpin rakyat

lebih susah untuk mengorbankan harta benda untuk keperluan

rakyatnya, biasanya pemimpin tersebut mempermainkan dan

memperalat orang-orang yang lemah, padahal yang seharusnya harus

dilakukan pemimpin dapat menjadi orang pertama yang

bertanggungjawab terhadap keadaan masyarakatnya, karena mereka

telah bersedia menjadi pemimpin bagi masyarakat. Pendidikan

karakter yang terdapat didalamnya adalah jadilah pribadi yang

amanah akan tanggungjawab yang diberikan atau dipercayakan

kepada kita.

g. “Pelajaran terbagi dalam dua bagian: (1) Belajar ilmu (pengetahuan

dan teori); (2) Belajar amal (mengajarkan, mempraktekkan). Semua

pelajaran harus dengan cara sedikit demi sedikit, setingkat demi

setingkat, demikian pula dalam belajar amal, harus dengan cara

bertingkat. Kalau setingkat saja belum dapat mengerjakan, tidak

perlu ditambah.”(Hadjid, 2008:7-9).

Penjelasannya adalah, belajarlah sesuai dengan kemampuan

dan jangan memaksakan sesuatu yang kita belum mampu. Karena

belajar adalah sebuah proses yang harus dilewati, proses tersebut

merupakan sebuah usaha yang secara perlahan namun pasti kita

lakukan untuk mendapatkan hasil yang baik. Sehingga akan

menghasilkan ilmu yang difahami dengan baik dan dilanjutkan

dengan amal akan hasil dari pemahaman ilmu tersebut.

Page 102: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

87

Karena sesungguhnya ilmu tanpa amalan sama saja percuma,

sebab ilmu yang kita miliki yang kita fahami seharusnya dapat kita

praktekan dalam kehidupan sehari-hari supaya ilmu tersebut dapat

bermanfaat untuk orang lain. Maka dari itu tuntutlah ilmu sebanyak-

banyak nya kemudian pakailah ilmu itu untuk amalan nyata.

Sehingga akan terwujud insan yang berilmu dan insan beramal.

2. Pesan-pesan K.H Ahmad Dahlan yang Terkait Dengan Pendidikan

Karakter

a. Tulisan di papan tulis dekat tempat tidur K.H Ahmad Dahlan yang

ditulis dengan bahasa Arab yang artinya (Abdul Munir Mulkhan,

1990:90) :

“Hai Dahlan, sunggguh di depanmu pasti kau lihat perkara yang

lebih besar dan mematikan, mungkin engkau selamat atau sebaliknya

akan tewas. Hai Dahlan, bayangkan kau sedang berada di dunia ini

sendirian besera Allah dan dimukamu ada kematian, pengadilan

amal, syurga, dan neraka. Coba kau pikir, mana yang paling

mendekati dirimu selain kematian.Mereka yang menyukai dunia bisa

memperoleh dunia walaupun tanpa sekolah.Sementara yang sekolah

dengan sungguh-sungguh karena mencintai akherat ternyata tidak

naik kelas.Gambaran ini melukiskan orang-orang celaka di dunia dan

akherat sebagai akibat dari tidak bisa mengekang hawa

nafsunya.Apakah kau tidak bisa melihat orang-orang yang

mempertuhankan hawa nafsu?

Pendidikan karakter yang dapat diambil dari pesan di atas

adalah, jadilah manusia yang dapat mengekang hawa nafsu, karena

hawa nafsu adalah sebuah kenyakinan yang nantinya dapat merusak

kita sendiri, sebab hawa nafsu hanya berdasarkan keinginan kita

yang tidak berdasarakan perintah Allah dan Rosulnya. Untuk itu

jadilah pribadi yang berhati-hati dalam memilah dan memilih apa

Page 103: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

88

yang harus kita lakukan. Dengan berhati-hati tersebutlah kita dapat

berfikir panjang terhadap sesuatu yang akan kita kerjakan.

b. “Harus bagaimana biar diriku selamat dari api neraka? Beramal apa?

Menjauhi dan meninggalkan apa?” (pertanyaan K.H. Ahmad Dahlan

yang ditujukan kepada murid-muridnya).

“Harus bagaimanakah biar diriku selamat dari api neraka?”

Kalimat bijak K.H. Ahmad Dahlan tersebut sangatlah mendalam.

Karena dalam kalimat bijak tersebut beliau memberikan gambaran

bahwa seharusnya kita juga berfikir masa depan kita yakni

kehidupan di akhirat. Pendidikan karakter yang terdapat didalamnya

yakni jadilah pribadi yang selalu berfikir panjang dalam

melaksanakan sesuatu sebab dari itu apabila kita tidak berfikir dulu

sebelum bertindak kita akan rugi, berfikirlah kebahagiaan tidak

hanya di dunia saja, berfikirlah bagaimana cara kita dapat bahagia di

masa selanjutnya juga yakni kehidupan yang kekal akherat.

c. “Orang yang mencari barang hak itu perumpamaannya

demikian:seumpama ada pertemuan antara orang Islam, dan orang

Kristen, yang beragama Islam membawa kitab suci Al-Quran dan

yang beragama Kristen membawa kitab suci Bibel, kemudian kitab

suci tersebut diletakkan diatas meja, kemudian kedua orang tadi

mengkosongkanhatinya kembali, kosong bagaimana awal manusia

tidak berkenyakinan apapun, dan sama sama mencari agama yang

benar, dengan musyawarah yang baik, begitulah seterusnya.

Demikianlah kalau semua itu membutuhkan barang yang hak”

Pendidikan karakter dari pesan tersebut adalah toleransi sikap

dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,

pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

Page 104: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

89

dan dapat bermusyawarah dengan bijak dalam menentukan pilihan

dan mencari jalan penyelesaian.

d. “Mula-mula agama Islam itu cemerlang, kemudian makin suram.

Tetapi sesungguhnya yang suram itu manusianya, bukan agamanya.

Agama bukanlah barang yang kasar. Artinya, ajaran yang

mencocokkan kesucian manusia. Sesungguhnya agama bukanlah

agama lahir yang dapat dilihat, amal lahirnya itu adalah bekas dan

daya dari ruh agama.”

Pendidikan karakter dari nasihat diatas adalah senantiasa

jagalah ajaran-ajaran Islam melalui amal perbuatan kita dalam

kehidupan sehari-hari maka akan tercipta agama Islam yang

cemerlang. Sehingga akan menjadi agama yang dapat dirasakan

kebaikan yang terdapat didalamnya.

e. “Jangan kamu berteriak-teriak sanggup membela agama, walaupun

harus menyumbangkan jiwamu sekalian, entah dengan sakit atau

tidak, jika Allah yang berkehendak tentu akan mati sendiri. Tapi

beranikah kamu, menawarkan harta bendamu untuk kepentingan

agama? Itulah yang lebih diperlukan untuk waktu sekarang ini”

Pendidikan karakter yang terdapat dalam pesan diatas adalah

Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas dan menyelesaikan tugas

dengan sebaik-baiknya salah satunya dalam menggunakan harta

dalam kepentingan agama.

f. “Belanjakanlah harta bendamu pada saat kamu masih dapat

menguasainya. Kelak akan datang saatnya dimana yang wajib

(pemerintah) akan berkuasa penuh kepada keseluruhannya. Yakni

melalui pajak.”

Nilai karakter jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya

menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam

Page 105: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

90

perkataan, tindakan, dan pekerjaan.Dalam pesan tersebut terdapat

pendidikan karakter untuk berperilaku jujr terhadap perkataan,

tindakan dan pekerjaan salah satunya yakni pajak.

g. “Mengapa kebanyakan dari kamu jika sakit pergi ke dokter laki-laki,

apalagi kalau melahirkan anak. Kalau benar kamu malu, teruslah

belajar, jadikanlah dirimu seorang dokter, sehingga kita sudah

mempunyai dokter wanita untuk kaum wanita pula. Alangkah

utamanya.”

Nilai karakter kerja kerasPerilaku yang menunjukkan upaya

sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas

dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya

h. “Janganlah kamu tergesa-gesa menyanggupi suatu tugas dari

keputusan sidang, sebelum kamu berfikir terlebih dahulu. Telitilah!

Kemungkinan kamu ada tugas pula yang bersamakan waktunya, kalo

memang benar adanya, usahakanlah jalan untuk memudahkannya

kepada waktu yang tidak bersamaan, supaya kamu tidak

mempermainkan atau mempermudah keputusan sidang dengan

hanya mengirim surat permisi dari kesanggupan tersebut setelah

kamu sampai rumah.”

Pendidikan karakter yang terdapat pada nasehat tersebut adalah

berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan

kewajiban dirinya dan orang lain. untuk itu bertanggungjawab

terhadap tugas yang harus di selesaikan merupakan karakter yang

sangat dibutuhkan.

i. “Maut adalah suatu bahaya yang besar. Maka hendaklah kamu

sekalian memperbanyak ingat kepada Allah dan terhadap sesama

manusia, sebelum datangnya waktu maut.”

Nilai karakter religius sikap dan perilaku yang patuh dalam

melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap

Page 106: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

91

pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk

agama lain. dijelaskan oleh

j. “Kalau kamu permisi dari suatu tugas yang ditetapkan oleh sidang

kepadamu, untuk bertabligh umpamanya, janganlah kamu permisi

kepadaku, tapi permisilah kepada Tuhan dengan mengemukakan

alasanmu, beranikah kamu bertanggungjawab atas perbuatan itu?”

Nilai karakter disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku

tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Dalam

pendidikan karakter disiplin tersebut sikap yang menunjukkan

tanggungjawab terhadap hal-hal yang diberikan kepercayaan

terhadap dirinya.

k. “Urusan dapur jangan dijadikan halangan untuk menjalankan tugas

dalam menghadapi masyarakat.”

Pendidikan karakter yang dapat dipelajari dari nasihat diatas

adalah berusahalah untuk selalu bertanggungjawab terhadap urusan-

urusan yang telah dipercayakan kepada kita, karena dengan hal itu

maka kita akan dapat menjadi pribadi muslim yang dapat

bertanggung jawab terhadap segala sesuatu.

l. “Hidup sekali untuk dipertaruhkan, berhati-hatilah kamu sekalian

dalam menggunakan waktu selama hidupmu.”

Pendidikan karakter yang dapat kita ambil dari nasihat tersebut

adalah, jadilah manusia yang berhati-hati dalam menggunakan waktu

dan kesempatan karena hidup sekali dapat menjadi pertaruhannya.

Apabila tidak berhati-hati kita akan menyesal. Maka akan terbentuk

pribadi manusia yang senantiasa berfikir panjang dalam keseharian.

Page 107: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

92

m. “Menurut penyelidikanku, sesungguhnya keadaan umat Islam

sebagian besar telah jauh meninggalkan ajaran agama Islam. Adapun

yang menyebabkan kemunduran umat Islam itu karena menderita

berbagai penyakit. Sebab itulah aku perlu memperbanyak amalan

dan tetap berjuang bersama-sama anak-anakku sekalian guna

menegakkan kembali semua urusan yang kini udah lama bengkok.”

Keadaan umat Islam sesungguhnya telah jauh terhadap apa

yang diajarkan oleh Allah dan Rasulnya. Oleh sebab itu kembalilah

kepada ajaran-ajaran-Nya sehingga akan memperbanyak amalan

dalam kehidupan ini. Pendidikan karakternya adalah jadilah pribadi

manusia yang berpegang teguh terhadap ajaran-ajaran Allah

sehingga agama Islam ini akan selalu memiliki generasi yang baik,

pintar dan bermanfaat untuk masa sekarang dan masa yang akan

datang.

C. Relevansi Pendidikan Karakter K.H. Ahmad Dahlan dengan Unsur-

Unsur Pendidikan Karakter Kemendiknas.

Sebagai seorang ulama’ yang disegani masyarakat karena

kepandaiannya dalam hal agama dan ilmu pengetahuan, K.H. Ahmad Dahlan

selalu menampilkan diri sebagai pribadi yang patut untuk dicontoh oleh

masyarakat.Oleh karena itu beliau tampil dengan tutur kata yang sopan dan

perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam.Karena menurut beliau, tauladan

adalah bentuk pendidikan yang efektif.

1. Nilai Karakter Religius

Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama

yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta

Page 108: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

93

hidup rukun dengan pemeluk agama lain. dijelaskan oleh (Zuhrian,

2008:26).

K.H. Ahmad Dahlan sangat menghormati para pemeluk agama

Kristen. Hal ini ditunjukkan dengan pergaulannya yang amat luas, tidak

terbatas sesama umat Islam. Beliau sangat akrab dengan para pastur dan

pendeta. Diantaranya adalah pastur Van Lith, Pastur Van Driesse

dll.Pergaulannya melintas keimanan dan agama. Dijelaskan dalam buku

karya (Asrofie, 1983:74).

Kerukunan beragama tidak diartikan merukunkan ajaran agama,

karena masing-masing agama memiliki klaim-klaim kebenaran yang

berada pada wilayah sensitive. Maka kerukunan antar umat beragama

harus diartikan sebagai kerukunan antar pemeluk agama, yang rukun

bukan agamanya, tetapi umatnya, yang sama-sama satu bangsa.Dijelaskan

dalam buku karya (Nugraha, 2010:105).

Beliau adalah seorang yang tergolong alim ulama dan cerdik pandai,

yang mendasarkan gerak amalnya atas agama Islam (patut taat kepada

Allah), mengambil contoh teladan, mengikuti jejak Nabi Muhammad

SAW, memimpin dan bekerja dalam bidang kemasyarakatan yang menuju

keridhaan Allah (Salam, 1968:17).

2. Nilai Karakter Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai

orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan

pekerjaan (Kementerian Pendidikan Nasional, 2011:26).

Page 109: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

94

Kejujuran K.H. Ahmad Dahlan dapat dilihat ketika masalah arah

kiblat. Ketika masuk waktu shalat dhuhur, seorang muadzin Masjid Agung

melihat ada tiga garis putih yang melintang di depan tempat imam dari

arah utara ke selatan. Tiga buah garis sejajar dengan jarak selebar orang

shalat berjamaah itu agak condong ke utara sekitar 23 derajat. Garis

tersebut seolah-olah memberikan isyarat agar melaksanakan shalat

berjamaah mengikuti garis tadi (Wibowo, 2011:102).

3. Nilai Karakter Toleransi

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,

pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

(Kementerian Pendidikan Nasional, 2011:26).

K.H. Ahmad Dahlan sangat menghormati para pemeluk agama

Kristen. Hal ini dibuktikan dengan pergaulan beliau yang sangat luas.

Tidak terbatas sesama umat Islam. Beliau sangat akrab dengan para pastur

dan pendeta. Di antaranya adalah pastur Van Lith, Pastur Van Driesse dll.

Pergaulannya melintas keimanan dan agama (Asrofie, 1983:74).

Kerukunan beragama tidak diartikan merukunkan ajaran agama,

karena masing-masing agama memiliki klaim-klaim kebenaran yang

berada pada wilayah sensitif. Maka kerukunan antar umat beragama harus

diartikan sebagai kerukunan antar pemeluk agama, yang rukun bukan

agamanya, tetapi umatnya, yang sama-sama satu bangsa (Nugraha,

2010:105).

Page 110: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

95

4. Nilai Karakter Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai

ketentuan dan peraturan. Dijelaskan dalam buku (Kementerian Pendidikan

Nasional, 2011:27).

Dalam pergerakan Muhammadiyah, K.H. Ahmad Dahlan selalu

konsisten dalam berpikir, berbicara, dan bekerja. Berpikir dengan akal

yang cerdas dan luas dengan pedoman al-Qur’an dan Hadist. Disiplin

dalam beragama dan mentaati perintah dan larangan Allah SWT (Anshory,

2010:85).

Pernah ada kejadian utusan Muhammadiyah yang betul-betul

kembali dari stasiun, karena ketinggalan kereta api ke Solo untuk

mendatangi rapat/pengajian. Sewaktu melaporkan kepada K.H. Ahmad

Dahlan, maka kata beliau:“Apakah kau tidak punya kaki untuk berjalan

sampai kesana? Kalau tidak ada kereta api, apakah tidak dapat pergi

dengan kendaraan lainnya? Maka berangkatlah utusan tersebut dengan

taksi yang tidak murah harga sewanya. Ternyata kedatangannya sudah di

tunggu oleh masyarakat di sana. Ini merupakan kesungguhan K.H. Ahmad

Dahlan menggiatkan untuk disiplin terhadap tugas yang diberikan (Salam,

1968:63).

5. Nilai Karakter Kerja Keras

Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas dan menyelesaikan tugas

dengan sebaik-baiknya (Kementerian Pendidikan Nasional, 2011:7).

Page 111: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

96

Sewaktu beliau mendirikan Muhammadiyah, tidak sedikit ujian dan

rintangan yang dihadapinya. Baik dari pihak keluarganya, maupun dari

masyarakat di sekitarnya.Dalam menghadapi cobaan dan macam-macam

rintangan itu, K.H. Ahmad Dahlan tidak sedikitpun gentar atau mundur.

Melainkan beliau tetap melangkah dengan kerja keras, sehingga

tercapailah persarikatan Muhammadiyah. Meskipun kelahiran

Muhammadiyah, sebagai realisasi daripada ide pembaharuan yang diidam-

idamkan oleh beliau, karena kenyakinan beliau dan kesabaran dan

keuletannya sehingga tercapai cita-cita Muhamadiyah (Harapah dan

Sokawati, 1908:101).

6. Nilai Karakter Kreatif

Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil

baru dari sesuatu yang telah dimiliki (Kementerian Pendidikan Nasional,

2011:27).

a. Mengajarkan dan menyiarkan agama Islam secara popular, bukan saja

dipesantren, melainkan pergi ke berbagai tempat.

b. Mengubah dan membetulkan arah kiblat (Anshory, 2010:53).

c. Penggunaan ilmu perhitungan astronomi untuk menetapkan mulai dan

akhir bulan puasa (hisab) (Anshory, 2010:89).

7. Nilai Karakter Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain

dalam menyelesaikan tugas-tugas (Kementerian Pendidikan Nasional,

2011:28).

Page 112: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

97

Sekitar tahun 1908-1909, K.H. Ahmad Dahlan mendirikan sekolah

pertama secara formal yakni MadrasahIbtidaiyah (setingkat SD) dan

MadrasahDiniyah dirumah beliau sendiri (Mulkhan, 1990:19). Sekolahan

tersebut dimulai dengan 8 orang siswa, yang belajar di ruang tamu rumah

K.H. Ahmad Dahlan. Beliau mengajar dan mempersiapkan keperluan

mengajar itu sendiri, salah satunya yaitu beliau menggunakan dua buah

meja miliknya. Sementara itu, dua buah bangku tempat duduk para siswa

dibuat sendiri pula dari papan bekas kotak kain mori dan papan tulis

terbuat dari kayu suren.

Selanjutnya K.H. Ahmad Dahlan juga mendirikan Madrasah

Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah (Mulkhan, 1990:19). Madrasah tersebut

kemudian dikenal sebagai sekolah pertama yang dibangun dan dikelola

oleh pribumi secara mandiri yang dilengkapi dengan perlengkapan belajar

mengajar modern seperti; bangku, papan tulis, kursi, dan sistem

pengajaran secara klasikal.

8. Nilai Karakter Demokrasi

Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan

kewajiban dirinya dan orang lain (Kementerian Pendidikan Nasional,

2011:28).

Nilai demokrasi yang ditunjukkan oleh K.H. Ahmad Dahlan dapat

dilihat sewaktu beliau ditanya murid-muridnya nama apa gerangan yang

akan diberikannya kepada organisasi yang akan didirikannya? Maka

beliaupun menjawab:“Muhammadiyah” (Sucipto, 2005:45).

Page 113: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

98

Rupanya nama tersebut dipilihnya sebagai hasil dari sembahyang

istikharah yang berulang kali. Beliau lakukan untuk menetapkan nama

perkumpulan yang akan didirikannya. Dalam hubungan ini, bapak Sudja’

yang terhitung adalah salah satu murid beserta kader beliau K.H. Ahmad

Dahlan pun bertanya, kenapa beliau memberikan nama tersebut?

Bukankah namanya seperti nama perempuan? Dan beliau pun menjawab,

“Muhammadiyah bukanlah nama perempuan, Muhammadiyah memiliki

makna yaitu pengikut Nabi Muhammad.

9. Nilai Karakter Rasa Ingin Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih

mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar

(Kementerian Pendidikan Nasional, 2011:28).

K.H. Ahmad Dahlan belajar Qiraah pada Syekh Amin dan Sayid

Bakri Satock. Selanjutnya kyai juga belajar ilmu pengobatan dan racun

binatang dari Syekh Hasan (Mulkhan, 1990:6). Pengetahuan K.H. Ahmad

Dahlan yang sangat luas, dan mencakup kedisiplinan yang tinggi,

menjadikan K.H. Ahmad Dahlan tumbuh menjadi pribadi yang arif dan

tajam pemikirannya, serta memiliki pandangan yang jauh ke depan

(Mulkhan, 1990:7). Rasa ingin tahu yang besar mendorong K.H. Ahmad

Dahlan, memanfaatkan setiap kesempatan untuk belajar.

Page 114: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

99

10. Nilai Karakter Semangat Kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan

kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya

(Kementerian Pendidikan Nasional, 2011:28).

Menurut pandangan KH. Ahmad Dahlan, untuk membebaskan

bangsa Indonesia dari penjajahan bangsa Belanda, harus dengan

meningkatkan ilmu pengetahuan dan kecerdasan melalui lembaga

pendidikan. Beliau senantiasa menyerukan kepada masyarakat untuk

beramal dan berorganisasi dan hendaknya berpegangan pada prinsip

“Senantiasa mempertanggungjawabkan tindakan kepada Allah”.

K.H. Ahmad Dahlan menyerukan perlunya setiap pemimpin

menambah terus ilmu sehingga bijaksana dalam mengambil keputusan dan

perlunya dilakukan perubahan untuk menuju kearah yang lebih baik.

Dalam memahami agama KH Ahmad Dahlan selalu berpegang pada

prinsip: 1) memahami ajaran Islam itu sumbernya hanya Al-Qur’an dan

Al-sunah, 2) untuk dapat memahaminya dengan tepat harus menggunakan

akal yang sehat sesuai dengan jiwa agama Islam (Sucipto, dkk, 2010:63).

Dalam rangka mengintegrasikan kedua sistem pendidikan tersebut,

KH. Ahmad Dahlan melakukan dua tindakan sekaligus; memberi pelajaran

agama di sekolah-sekolah Belanda yang sekuler, dan mendirikan sekolah-

sekolah sendiri, dimana agama dan pengetahuan umum diajarkan bersama-

sama. Dengan kedua tindakan tersebut diharapkan bangsa Indonesia dapat

Page 115: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

100

didik menjadi bangsa yang utuh berkepribadian, yaitu pribadi yang

berilmu pengetahuan umum secara luas dan agama yang mendalam.

KH.Ahmad Dahlan memiliki cita-cita yang tinggi, memperbaiki

masyarakat Indonesia dari keterpurukan dan penindasan berlandaskan cita-

cita Islam berdasarkan ajaran Al-Qur’an dan Hadits. Usaha-usahanya lebih

ditujukan untuk hidup beragama dengan berbekal keyakinan bahwa untuk

membangun masyarakat bangsa haruslah terlebih dahulu dibangun

semangat bangsa. Hal ini menunjukkan bahwa semangat kebangsaan yang

ditunjukkan oleh KH.Ahmad Dahlan bercermin dari sikapnya membangun

pendidikan yang terbebas dari penjajahan.

11. Nilai Karakter Cinta Tanah Air

Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,

kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan

fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa (Kementerian Pendidikan

Nasional, 2011:29).

Saat bangsa Indonesia masih dijajah, banyak rakyat yang tidak

dapat membaca dan menulis. Kondisi ini membuat K.H. Ahmad Dahlan

mendirikan sekolah-sekolah untuk rakyat dalam menuntut pengetahuan

umum dan agama. Selain itu didirikan pula poliklinik dan rumah yatim

banyak-banyaknya, dididiknya para pemuda tunas harapan bangsa. Wanita

tiang negara dan alat-alat negara seperti pamong praja, serta polisi dengan

pengetahuan agama dan ilmu umum yang praktis. Meskipun lapangan

Page 116: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

101

perjuangan dalam bidang sosial dan peendidikan, namun usaha K.H.

Ahmad Dahlan ini mempunyai arti peduli lingkungan yang mendalam.

Muhammadiyah berpaut erat dengan perjuangan kebangsaan

Indonesia. Dimana sejak didirikannya persyarikatan Muhammadiyah pada

tahun 1912, sudah banyak jasa-jasa organisasi ini terhadap bangsa dan

tanah air Indonesia. Secara khusus Ir. Soekarno memberikan apresiasi

tinggi terhadap peran KH.Ahmad Dahlan dalam perintisan gagasan

nasionalisme bangsa. Presiden pertama RI ini menyebutkan K.H. Ahmad

Dahlan sebagai salah satu tokoh yang berpengaruh terhadap pergulatan

intelektualisme di Indonesia.

Sejak awal berdirinya Muhammadiyah, tidak rahasia lagi jika

KH.Ahmad Dahlan bukanlah seorang tokoh politik ataupun negarawan

yang hanya memikirkan keuntungan sesaat negara, dan bukan pula

seorang tokoh sosial yang hanya berbuat kebaikan dan menolong sesama

hidup, atau tokoh kebatinan yang hanya mengemudi kesucian pribadi

menghadap kepada Tuhan Yang Maha Suci saja. Akan tetapi beliau adalah

seseorang yang tergolong alim ulam dan cerdik pandai, yang mendasarkan

gerak amalnya atas agama Islam (patuh taat kepada Allah), mengambil

contoh teladan, mengikuti jejak nabi Muhammad SAW., memimpin dan

bekerja dalam bidang kemasyarakatan yang menuju keridhaan

Allah.Sebagaimana juga Muhammadiyah yang didirikannya, bukan

sebagai organisasi politik, tetapi sebagai organisasi “gerakan agama” yang

menuju pembentukan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Page 117: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

102

12. Nilai Karakter Menghargai Prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan

sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui dan menghormati

keberhasilan orang lain (Kementerian Pendidikan Nasional, 2011:29).

Landasan K.H. Ahmad Dahlan dalam mengadopsi bentuk

pendidikan dari luar, banyak diilhami oleh ajaran Rasulullah, “Hendaknya

mempelajari bahasa musuhmu agar tidak diperdaya musuhmu”. Serta

sabda Nabi: ‘Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina”. Hal inilah yang

melatarbelakangi KH.Ahmad Dahlan untuk mendirikan sekolah yang

menggunakan bahasa Belanda. Contoh yang lain dapat dilihat dari

dukungan beliau kepada kaum perempuan dalam memperoleh pendidikan,

“mengapa kebanyakan dari kamu kalau sakit sama pergi kepada dokter

laki-laki, apalagi kalau melahirkan anak. Kalau benar-benar kamu sama

malu, teruskanlah belajar, jadikanlah dirimu seorang dokter, sehingga kita

sudah mempunyai seorang dokter wanita untuk kaum wanita pula” (Salam,

1968:52).

13. Nilai Karakter Bersahabat / Komunikatif

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul,

bekerja sama dengan orang lain (Kementerian Pendidikan Nasional,

2011:29).

K.H. Ahmad Dahlan memiliki nilai karakter bersahabat salah

satunya terlihat dari percakapan beliau sebagai berikut, “Kamu tidak mau

Page 118: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

103

menjalankan tugas itu, karena kamu tidak bisa bukan? Beruntunglah!

Marilah saya ajarkan persoalan itu, jadi kalo sudah dapat dan mengerti,

kamu harus menjalankannya.Lain soalnya apabila kamu tidak mau, siapa

yanga kan mengatasi orang yang sengaja tidak mau!” nasihat K.H. Ahmad

Dahlan (Salam, 1968:53).

Pada akhir tahun 1897, K.H. Ahmad Dahlan merasa perlu untuk

meneruskan cita-citanya itu dengan jangkauan lebih luas. Beliau berencana

untuk mengadakan musyawarah di antara para alim ulama, baik di dalam

maupun luar kota Yogyakarta, untuk menentukan arah kiblatyang tidak

tepat tersebut (Wibowo, 2011:97).

14. Nilai Karakter Cinta Damai

Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain

merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya (Kementerian Pendidikan

Nasional, 2011:29).

Dalam menghadapi cobaan dan rintangan, K.H. Ahmad Dahlan

tidak gentar ataupun mundur setapak pun juga. Hatinya juga semakin

teguh membaja, untuk melanjutkan cita-cita dan perjuangannya. Sehingga

Muhammadiyah mampu mengembangkan sayapnya ke berbagai daerah di

Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa beliau senantiasa cinta damai

terhadap sesama, walaupun dalam mendirikan Muhammadiyah

mendapatkan cacian, makian,hinaan, beliau tetap tabah dan sabar

menghadapinya.

Page 119: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

104

15. Nilai Karakter Gemar Membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan

yang memberikan kebajikan bagi dirinya (Kementerian Pendidikan

Nasional, 2011:30).

Pada usia delapan tahun K.H Ahmad Dahlan telah lancar membaca

Al-Quran hingga katam (Sucipto, 2010:57). Sebagai alim ulama, beliau

mempunyai banyak kitab yang biasa digunakan dikaji di pondok-pondok.

Di antara buku dan kitab-kitab yang menjadi kegemaran beliau adalah

sebagai berikut (Sucipto, 2010:59).

a. Kitab Tauhid karangan Syech Muhammad Abduh

b. Kitab Tafsir JuzzAmma karangan Syech Muhammad Abduh

c. Kitab KanzulUlum

d. Kitab Dirotul ma’arif karangan Farid Wadji

e. Kitab-kitab Fil Bid’ah karangan Ibnu Taimiyah

f. Kitab Attawasul wal-wasilah karangan Ibnu Taimiyah

g. Kitab Al-Islam wan Nasroniyah karangan Syech Muhammad

Abduh

h. Kitab Idharulhaq karangan Rahmatullah Al-Hindi

i. Kitab-kitab Hadist Karangan Ulama Madzhab Hambali

j. Kitab-kitab tafsir Al-Manar karangan Sajid Al-Urwatul Wustqa

k. Matan Al-Hikmah li’ Atha-ilah

l. Al-Qashaid ‘ Ath-thasijah, li’ Abdullah Al-Ath-thas.

Page 120: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

105

Dari banyaknya kitab-kitab yang dimiliki oleh K.H. Ahmad Dahlan

menunjukkan bahwa beliau gemar membaca untuk menambahkan

wawasan dan ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu pengetahuan beliau

sangatlah luas dan dalam.

Page 121: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

106

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Konsep K.H. Ahmad Dahlan mengenai pendidikan karakter adalah benar

dan salah, baik dan tidak baik yang ditentukan oleh hukum yang sah dan suci

dalam kacamata Islam yang sesui dengan Al-Qur’an dan AS-Sunnah. Dasar

pendidikan karakter K.H. Ahmad Dahlan diutamakan dengan pendidikan Islam

yang terdiri melalui 3 perkara yakni iman, ilmu dan amal. Pendidikan karakter

K.H. Ahmad Dahlan juga terdapat pada tujuh intisari falsafah dan pesan-pesan

wasiat beliau selama mengajar. pendidikan karakter yang beliau terapkan dengan

menanamkan karakter kepada peserta didiknya melalui pendidikan akhlaq yang

sesuai dengan Al-quran dan as-sunnah sehingga dapat menghasilkan peserta didik

yang berkarakter berlandaskan Islam.

Relevansi Nilai Pendidikan Karakter Kemendiknas dengan Pendidikan

Karakter Perspektif K.H. Ahmad Dahlan diantaranya yaitu, nilai karakter religius,

jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat

kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif,

cinta damai, gemar membaca, peduli sosial, dan tanggung jawab. Adapun

pendidikan karakter K.H. Ahmad Dahlan dapat mendukung pendidikan karakter

Kemendiknas sehingga mampu menciptakan pendidikan karakter yang efektif.

B. SARAN

Setelah memberikan kesimpulan diatas, penulis setidaknya dapat

memberikan saran-saran untuk bertujuan kemajuan dalam bidang pendidikan di

Page 122: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

107

negara ini, terutama pendidikan karakter. Adapun saran-saran tersebut

diantaranya:

1. Pendidikan harus mengutamakan azas kebermanfaatan dalam kehidupan

sehari-hari. Pendidikan tidak hanya sebatas teori saja namun juga praktek

nya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Nilai-nilai yang terdapat di pendidikan karakter seharusnya dapat

dipraktekan dalam kehidupan nyata, dengan cara diamalkan dan

dipraktekan. Tidak hanya mempelajari teori tanpa amalan.

3. Pendidikan umum dan pendidikan agama harus berjalan seimbang

sehingga menghasilkan peserta didik yang berkualitas, dimana tidak

hanya cerdas namun juga berakhlaq mulia.

Page 123: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

108

DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai Karakter Kontstruktivisme dan VCT

sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta: Rajawali Pers

Anshory, HM Nasrudin. 2010.MatahariPembaharuan Rekam Jejak KH. Ahmad

Dahlan Yogyakarta: Galangpess

Anshory, HM Nasrudin.2011. Satu Abad Muhammadiyah Tafsir

JawaKeteladanan Kiai Ahmad Dahlan, Yogyakarta: Adi Wacana

Asrofie, M. Yusron.1983.KH. Ahmad Dahlan Pemikiran dan

KepemimpinannyaYogyakarta: Yogyakarta Offset

Barnawi dan M. Arifin. 2012. Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan

Karakter. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Dahlan Ahmad. 1985. Tali Pengikat Hidup Manusia, Dalam Buku Perkembangan

Pemikiran Muhammadiyah Dan Masa ke Masa, Menyambut Muktamar Ke-

41. Yogyakarta: PT Dua Dimensi

Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka

Depertemen Pendidikan Nasional. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama

Fadillah, Muhammad dan Lilif Mualifatu Khorida. 2013. Pendidikan Karakter

Anak Usia Dini: Konsep dan Aplikasinya dalam PAUD. Jogjakarta: Ar-

Ruzz Media

Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, Bandung:

Alfabeta

Hadjid, K.R.H. 2008.Pelajaran K.H. Ahmad Dahlan, 7 Falsafah & 17 ayat Al-

Qur’an. Yogyakarta: LPI PP Muhammadiyah

Kurniawan, Syamsul. 2013. Pendidikan Karakter:Konsepsi & Implementasinya

Secara Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan

Masyarakat, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Kesuma, Dharma, Cepi Triatna, dan Johar Permana. 2011. Pendidikan Karakter

Kajian Teori Dan Praktek Di Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Koesoema A, Doni. 2010. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak Di

Zaman Global. Jakarta: Grasindo

Kementrian Pendidikan Nasional.2011.Pedoman Sekolah Pengembangan

Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Jakarta: Kemendiknas

Page 124: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

109

Lickona, Thomas. 2012. Mendidik untuk Membentuk Karakter: Bagaimana

Sekolah dapat Memberikan Pendidikan tentang Sikap Hormat dan

Bertanggung Jawab (Wahyudin, Uyu dan Suryani, Ed.). Jakarta: Bumi

Aksara

Marzuki. 2011. PrinsipDasar Pendidikan Karakter Perspektif Islam, Dalam Buku

Pendidikan Karakter, Dalam Perspektif Teori dan Praktek. Yogyakarta :

UNY Press

Majid, Abdul, dkk. 2011. Pendidikan Karakter Perspektif Islam, Bandung:

Remaja Rosdakarya Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Membaca

Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama

Mulkhan, Abdul Munir. 1990. Pemikiran Kyai Haji Ahmad Dahlan dan

Muhammadiyah Dalam Perspektif Perubahan Sosial, Jakarta: Bumi Aksara

Mulkhan, Abdul Munir. 2010. Kiai Ahmad Dahlan Jejak Pembaharuan Sosial

dan Kemanusiaan. Jakarta: Kompas Media Nusantara

.Nugraha, Adi. 2010. KH. Ahmad Dahlam: Biografi Singkat (1869-1923),

Yogyakarta: Garasi

Rais, Amien, dkk. 1985. Pendidikan Muhammadiyah dan PerubahanSosial

Yogyakarta: PLP2M Amien Rais. 1995. Moralitas Politik Muhammadiyah,

Yogyakarta: Dinamika

Raharjo. 2010. Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Menciptakan Akhlak Mulia,

dalam Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan. Jakarta: Balitbang

Kemendiknas

Syuja Kyai. 2010. Islam Berkemajuan, Kisah Perjuangan K.H. Ahmad Dahlan

dan Muhammadiyah Masa Awal, Tangerang : Al Wasth

Salam Junus. 1968. K.H.A Dahlan, Amal dan Perdjoeangannya. Djakarta : Depot

Pengadjaran Muhammadiyah

Sokawati, Bambang. 1979. Nyi Hajar Dewantara Kisah dan Data,

Jakarta:Gunung Agung

Sucipto, Hery, Nadjamuddin Ramly. 2005. Tajdid Muhammadiyah, Dari Ahmad

Dahlan Hingga A. Syafii Maarif, Jakarta: Grafifindo Khasanah Ilmu

Sucipto, Hery. 2010. KH. Ahmad Dahlan: Sang Pencerah, Pendidikan, dan

Pendiri Muhammadiyah, Jakarta: Best Media Utama

Salam, Junus.2009. Gerakan Pembaharuan Muhammadiyah, Tangerang: Al-

Wasat Publising House

Salim,Moh. Haitami dan Syamsul Kurniawan .2012.Studi Ilmu Pendidikan Islam,

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Page 125: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

110

Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2011. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.

Bandung: Remaja Rosdakarya Offset

Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter: Startegi Membangun Karakter

Bangsa Berperadaban, Yogyakarta: Pustaka Belajar

Yusuf, M. Yunan, dkk. 1985.Cita dan Citra Muhammadiyah, Jakarta: Pustaka

Panjimas

Zuhrian, Nurul. 2008. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti Dalam Perspektif

Perubahan. Jakarta:Bumi Aksara

.

Sumber lain:

http://www.menkokesra.go.id/node/337. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendindikan Nasional, diakses 11

November 2015.

Page 126: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF K.H. AHMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1376/1/skripsi_Aisyah... · FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

111

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama :Aisyah Kresnaningtyas

Tempat/TanggalLahir : Blora, 14 juli 1993

Alamat : Blora, Randublatung Ds. Kadengan Rt 02/ Rw 01

Jawa Tengah Indonesia.

Pendidikan :SDN Pilang 1 Randublatung, lulus tahun 2005

MTS Al-mukmin Ngruki Surakarta, lulus tahun

2008

SMA Muhammadiyah 3 Randublatung, lulus tahun

2011.

Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 13 September 2016

Penulis

Aisyah Kresnaningtyas

NIM. 111-12-196