konsep pendidikan akhlak dalam al-e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1945/1/skripsi...

85
i KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL- QUR’AN (QS.AN-NAHL AYAT 90) TERHADAP KURIKULUM AKIDAH AKHLAK DI MADRASAH TSANAWIYAH SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam SRI LESTARI 11113089 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

Upload: ngotruc

Post on 07-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-

QUR’AN (QS.AN-NAHL AYAT 90) TERHADAP

KURIKULUM AKIDAH AKHLAK DI MADRASAH

TSANAWIYAH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

SRI LESTARI

11113089

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2017

ii

iii

iv

v

vi

vii

MOTTO

إى هي خياركن أحسكن أخالقا

”Sesungguhnya yangterbaik di antara

kalian adalah yang terbaikakhlaknya”

(HR. Bukharidan Muslim)

viii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah dengan izin Allah SWT skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik. Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Kedua orang tuaku yang senantiasa mendidik, mendoakan dan selalu

percaya denganku.

2. Saudara-saudaraku yang aku cintai dengan adanya mereka telah memberi

motivasi tersendiri.

3. Dosen pembimbing (Bpk. Muh Hafidz ) serta para guru dan dosen yang

telah membagikan ilmu.

4. Seluruh sahabatku yang telah memberikan goresan warna di setiap

langkahku serta terimakasih atas motivasi dan kebersamaan kita selama ini

karena kalian telah mengajarkanku bagaimana menjadi teman yang

sesungguhnya dan menghargai indahnya persahabatan.

5. Teman-teman PAI angkatan 2013 senasib seperjuangan yang telah

memberikan kenangan-kenangan indah dalam kebersamaan kita selama

ini.

6. Teman-teman PPL SMP N 2 Tuntang dan KKN 2017 yang telah

mengajarkanku bagaimana menjalin kebersamaan dengan penuh tanggung

jawab.

7. Laki-laki terbaik yang setia memotivasi, mendukung, serta memberikan

kebahagian dunia dan akhirat.

8. Sivitas akademik IAIN Salatiga.

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya

Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi

Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan

hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di

hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Konsep Pendidikan Akhlak

Dalam Al-Qur’an (Surat An-Nahl Ayat 90) Terhadap kurikulum Akidah

Akhlak di Madrasah Tsanawiyah

Alhamdulillah proses perjuangan dalam penyusunan skripsi ini telah

penulis lalui dengan baik. Tidak ada kata lain yang dapat penulis utarakan selain

ucapan syukur yang tiada tara kepada Allah SWT karena hanya atas ridho dan

pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan ikhlas

kepada:

1. Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga bapak Dr. Rahmat

Hariyadi, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Bapak Suwardi, M.Pd.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.

4. Dosen pembimbing Bapak Muh. Hafidz, M.Ag. atas bimbingan, arahan dan

motivasi yang diberikan.

5. Ibu Maslihah selaku pebimbing Akademik

6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu

selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

7. Keluargaku yang telah mencurahkan pengorbanan dan doa restu yang tiada

henti bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini

8. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

x

Penulis berharap, Semoga amal dan kebaikan mereka semua

diterima oleh Allah SWT sebagai amal sholeh kalian semua dan

mendapatkan balasan yang berlipat ganda di kemudia hari, Amin.

Penulis menyadari tidak ada yang sempurna didunia ini selain

Allah yang maha sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik

dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun akan penulis

sambut denagn tangan terbuka. Penulis berharap semoga tulisan ini dapat

berguna dan bermanfaat bagi orang lain.

Salatiga, 27 Mei 2017

Penulis

Sri Lestari

11113089

xi

ABSTRAK

Lestari, Sri, 2017, konsep pendidikan akhlak dalam al-qur‟an (surat an –nahl ayat

90) terhadap kurikulum akidah akhlak di madrasah tsanawiyah, Skripsi

Fakultas, Tarbiyah dan Ilmu keguruan pendidikan agama Islam, Institut

agama Islam negri (IAIN) Salatiga. PenbimbingMuh hafidz, M.Ag.

Kata Kunci: Konsep Pendidikan Akhlak dalam Al-Qur,an

Melihat fenomena saat ini banyak dijumpai orang-orang muslim yang

memegang teguh aturan ibadah secara ketat, namun sering kali akhlak tidak dapat

mendapat perhatian serius. Seperti kejujuran, keadilan, ketawadhu‟an, dan sikap-

sikap perilaku terpuji lainya kurang diamalkan secara baik. Berkenaan dengan itu

maka upaya menegakkan akhlak mulia bangsa merupakan suatu keharusan mutlak

dengan ini penulis mengambil sebuah penelitian dalam surat dalam An-Nahl ayat

90. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep

pendidikan akhlak dalam Al-Qur‟an surat An-Nahl ayat 90, pertanyaan yang ingin

di jawab dari penelitian ini adalah: 1) Bagaimana konsep pendidikan Akhlak

dalam Qs An-Nahlayat 90? 2) Bagaimana Relevansi pendidikan Akhlak (Qs.An-

Nahl) terhadap kurikulum Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah?

Penelitian ini adalah penelitian pustaka (Library Research) yaitu studi

kepustakaan yang mengadakan penelitian dengan cara mempelajari dan membaca

literatur-literatur yang ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi

objek penelitian. Penelitian ini menggunakan metode tahlili, yaitu metode tafsir

yang menjelaskan ayat-ayat Al-Qur‟an dari seluruh aspeknya dan mengungkapkan

maksud-maksudnya secara terinci sesuai urutan ayat dan surat, mengemukakan

arti kosa kata yang diikuti dengan penjelasan mengenai arti global ayat.

Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: a) Konsep pendidikan

akhlak ialah suatu gambaran pemikiran atau ide yang sudah ada untuk

memaksimalkan penerapan pendidikan akhalak dalam kehidupan sehari-hari.

Yang bertujuan agar Semua orang dapat memaksimalkan penerapan pendidikan

akhlak dalam kehidupanya dan mendapatakan kesempurnaan akhlak. b) Dalam

Surat an-nahl ayat 90 terdapat beberapa pendidikan akhlak diantaranya: Berbuat

adil, berbuat Ihsan atau kebajikan, Gemar membantu kepada kerabat dan

menjauhi perbuatan keji atau munkar. c) Terdapat beberapa macam akhlak yaitu

akhlak kepada allah, akhlak kepada Rasulullah, akhlak kepada orang tua, akhlak

kepada kerabat dan akhlak kepada diri sendiri d).Relevansi konsep pendidikan

Akhlak dalam Al-Qur‟an suarat an-Nahlayat 90 dengan kurikulum akidah akhlak

di madrasah tsanawiyah ini tentulah sangat berkesinambungan karena keduanya

sangat keterkaitan.

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN BERLOGO ............................................................................... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... v

MOTTO ......................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ......................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................viii

ABSTRAK .................................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………..xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6

E. Metode Penelitian .......................................................................... 7

F. Penegasan Istilah .......................................................................... 9

G. Sistematika Penulisan Skripsi .......................................................... 12

xiii

BAB II KOMPILASI AYAT

A. Redaksi Ayat dan Terjemahan Qs An-Nahl ayat 90 .................. 13

B. Makna Mufrodat ............................................................................... 14

C. Pokok Kandungan Qs An-Nahl Ayat 90 ......................................... 19

BAB III ASBABUN NUZUL DAN MUNASABAH QS AN-NAHL Ayat 90

A. Pengertian Asbãbun Nūzul ................................................................ 26

B. Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 90 …………………………

C. Pengertian Munasabah……………………………………………… 28

D. Munasabah Ayat 90 dengan Ayat Sebelum dan

Sesudahnya ...................................................................................... 29

E. Munasabah Surat An-Nahl Ayat 90 dengan Ayat Sebelum dan

Sesudahnya ...................................................................................... 31

BAB IV KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DALAM QS AN-NAHL AYAT

90 DAN RELEVANSINYA

A. Konsep Pendidikan Akhlak Dalam Qs An-Nahl Ayat 90

……………………………...............................................................33

B. Relevansi Pendidikan Akhlak dalam Qs An-Nahl Ayat 90 terhadap

kurikulum Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah ........................ 55

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 58

B. Saran ................................................................................................ 59

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akhlak merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, tanpa

akhlak manusia tidak akan memiliki derajat sebagai manusia yang mulia. Karena

dengan akhlak manusia dibedakan dengan mahluk lainnya.Manusia memiliki

akal pikiran untuk membedakan mana yang haq dan mana yang bathil. Al-Qur‟an

di yakini oleh umat Islam sebagai kalamullah (firman Allah) yang mutlak benar,

berlaku sepanjang zaman, mengandung ajaran dan petunjuk tentang berbagai hal

yang berkaitan dengan kehidupan manusia di dunia dan diakhirat nanti. Ajaran

dan petunjuk Al-Qur‟an tersebut berkaitan dengan berbagai konsep yang amat

dibutuhkan oleh manusia dalam mengarungi kehidupannya di dunia dan akhirat

kelak.

Di satu sisi, pendidikan merupakan media dalam menyiapkan generasi

muda muslim yang bertaqwa kepada Allah, hidup dengan akidahnya, melakukan

syiar agamanya, bergaul dengan sesama manusia. Dengan cara yang lurus

mengaplikasikan perintah agama dan menjauhi larangannya dalam seluruh aspek

individu, keluarga, sosial dan kemasyarakatan (Hafidz dan Kastolani, 2009:106).

Kata akhlak merupakan jamak dari kata khuluq, Secara istilah akhlak

ialah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga ia akan muncul secara

langsung (spontanitas) bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau

pertimbangan terlebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar.

2

Kedudukan akhlak dalam pendidikan Islam sangatt penting, sebagaimana di

sebutkan dalam hadis Rasulullah SAW:

هكارم الخآلق اواتعثت لتون Artinya:

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak

manusia”(H.R Bukhari). Bahkan dikatakan bahwa definisi agama ialah berakhlak

mulia, sebagaimana hadis Rasulullah Saw: Rasulullah ditanya apakah agama itu?

Beliau menjawab:“Agama adalah akhlak mulia”. Berakhlak mulia adalah bukti

kesempurnaan iman, sebagaimana hadis RasulullahSAW : “ Sesungguhnya orang

mukmin yang paling mulia adalah orang yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-

baiknya kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya” (Assegaf,

2011:42). Sesungguhnya pendidikan akhlak menjadikan bagian yang penting

pula dalam substansi pendidikan Islam, sehingga Al-Qur‟an dianggapnya sebagai

rujukan terpenting bagi seorang muslim, rumah tangga Islam, masyarakat Islam,

dan umat manusia seluruhnya. Ahlak adalah buahnya Islam yang diperuntukkan

bagi seorang individu dan umat manusia dan akhlak menjadikan kehidupan ini

menjadi manis dan elok (Hafidz dan Kastolani, 2009:107).

Akhlak bersangkut paud dengan gejala jiwa sehingga dapat menimbulkan

perilaku.Bilamana perilaku yang timbul ini adalah baik, maka dikatakan

akhlaknya baik atau sebaliknya. Beda dengan moral, ukuran baik dan buruk

3

dalam akhlak mengikuti ketentuan agama, sedangkan moral berdasarkan budaya

masyarakat dan akal pikiran manusia (Assegaf, 2011: 44).

Islam telah menjadikan Rasulullah sebagai sumber tauladan yang baik

dalam akhlak, sebagaimana seorang mukmin meneladaninya dalam Qs al-Ahzab

ayat 21:

Artinya:

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasullullah itu suri tauladan yang baik

bagimu, bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari

kiamat dan dia banyak menyebut Allah“ (Qs.Al-Ahzab:21)

Untuk menjadi manusia sholeh yang dapat meraih surga dan ampunan

Allah, kita tidak harus menjadi sosok yang suci seperti malaikat, tidak sama

sekali. Bahkan pada ayat-ayat AllahSWT berbicara tentang ketakwaan dan

kesolehan dalam dimensi duniawi dan materi yaitu dengan berinfak, menahan

amarah, memberi maaf, berbuat baik kepada sesama. Jika pun karena kehilafan

dan kelalaian kita melakukan amalan yang tercela atau maksiat , maka kita masih

mendapatkan ampunan dari Allah yaitu dengan cara ingat kepada-Nya dan

bertaubat dengan hati yang tulus. Ini bukan pekerjaan yang berat jika kita mau

dan siap melakukannya (Ahmadi, 2004:5)

4

Itulah yang Allah perintahkan kepada kita, dan ayat-ayat dengan arahan

seperti ini bertebaran dalam mushaf Al-Qur‟an. Jika kita mencermati lebih dalam

dan membaca teks dalil secara komprehensif maka kita akan memahami bahwa

ajaran Islam diturunkan oleh Allah SWT ke dunia ini benar-benar untuk

membentuk perilaku manusia yang shaleh. Kesalehan sikap adalah tingkahlaku

yang tidak hanya membuat Allah SWT ridha, namun juga menyenangkan

saudara-saudara kita orang beriman, bahkan menyenangkan semua umat

manusia. Banyak dijumpai orang-orang muslim yang memegang teguh aturan

ibadah secara ketat, namun sering kali akhlak tidak dapat mendapat perhatian

serius. Seperti kejujuran, keadilan, ketawadhu‟an, dan sikap-sikap perilaku

terpuji lainya kurang diamalkan secara baik. Dengan ini masyarakat Islam yang

ada sering kali tidak mencerminkan masyarakat yang terbimbing dengan nilai-

nilai luhur akhlakul karimah (Ahmadi, 2004:6)

Berkenaan dengan itu maka upaya menegakkan akhlak mulia bangsa

merupakan suatu keharusan mutlak. Sebab akhlak yang mulia akan menjadi pilar

utama untuk tumbuh dan berkembangnya peradaban suatu bangsa. Kemampuan

suatu bangsa untuk bertahan hidup ditentukan oleh sejauh mana rakyat dari

bangsa tersebut menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak atau moral.Semakin baik

akhlak dan moral suatu bangsa, semakin baik pula bangsa yang bersangkutan

atau sebaliknya (Munawar, 2005:25).Bagi sebuah bangsa yang beradab, akhlak

mulia ini penting untuk menyelamatkan bangsa tersebut dari kerusakan. Al-

5

Syauqi bersyair “Suatu bangsa itu tetap eksis selama akhlaknya tetap baik, bila

akhlak mereka sudah rusak, maka sirnalah bangsa itu” (Assegaf, 2011: 46).

Dengan demikian akhlak mulia seharusnya ditanamkan sejak dini melalui

pendidikan agama dan diawali dalam lingkungan keluarga melalui pembiasaan

(Munawar, 2005:26).

Kebenaran Al-Qur‟an adalah kebenaran yang tidak akan kropos dimakan

zaman. Ia adalah kebenaran mutlak, bukan kebenaran relatif. Dengan Al-Qur‟an,

anak-anak tidak hanya akan cerdas secara spiritual saja, dengan Al-Qur‟an kita

akan mendapatkan kebahagiaan hidup diakhirat kelak. Hal tersebut tidak

diragukan lagi bila segala sesuatu menyangkut ucapan dan perbuatan didasarkan

pada Al-Qur‟an (Tafsir, 2008:25)

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, dalam Al-Quran Surat An-Nahl

ayat 90 terdapat pendidikan akhlak yang harus diterapkan dalam diri manusia

sebagai bekal hidupnya. Berdasarkan fenomena diatas maka penulis ingin

melakukan penelitian dengan mengambil judul “Konsep Pendidikan Akhlak

dalam Al-Qur’an (Surat An-Nahl ayat 90) terhadap Kurikulum Akidah

Akhlak di Madrasah Tsanawiyah”

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada uraian di atas maka selanjutnya penulis merumuskan

pokok permasalahan yang akan dibahas lebih lanjut. Hal tersebut antara lain:

6

1. Bagaimana konsep pendidikan Akhlak yang terdapat dalam Al-Qur‟an Surat

An-Nahl Ayat 90?

2. Bagaimana relevansi pendidikan Akhlak dalam Al-Qur‟an Surat An-Nahl

Ayat 90 terhadap kurikulum Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah?

C. Tujuan Penelitian

Dari uraian di atas penulis berharap beberapa tujuan di antaranya yaitu :

1. Untuk menjelaskan konsep pendidikan Ahlak yang terdapat dalam Al-Quran

Surat An-Nahl Ayat 90?

2. Untuk mengetahui relevansi pendidikan Akhlak dalam Al-Qur‟an Surat An-

Nahl Ayat 90 terhadap kurikulum Akidah Akhlakdi Madrasah Tsanawiyah?

D. Kegunaan/Manfaat Penelitian

Demikian uraian di atas, diharapakn memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat secarateoritis, dapat berguna

sebagai sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan khususnya

pendidikan Islam yang terkandung dalam Al-Qur‟an surat An-Nahl ayat

90.

b. Penelitian ini semoga dapat memberikan kontribusi positif

(memperbaiki dan mengembangkan) bagi individu agar memiliki akhlak

yang positif.

7

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pembaca

Memberikan pengetahuan mengenai betapa pentingnya akhlak yang

harus diterapkan dalam kehidupan, Bisa mengetahui penafsiran ayat dari

Qs An-Nahl ayat 90.

b. Bagi penulis

Dapat menambah wawasan penulis mengenai konsep pendidikan dalam

Al-Quran yang terdapat dalam Surat An-Nahl ayat 90, memberikan

wawasan penafsirannya dalam ayat tersebut.

E. Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini digunakan beberapa tekhnik untuk sampai

pada tujuan penelitian. Teknik tersebut meliputi :

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis ialah penelitian kepustakaan (Library

research) karena semua yang digali adalah bersumber dari pustaka (Hadi,

1981:3).

Adapun sumber data yang digunakan penulis adalah:

a. Sumber Data Primer

8

Sumber data primer merupakan sumber data yang berkaitan

langsung dengan penelitian yaitu Al-Qur‟an surat An –Nahl ayat 90 beserta

tafsirannya.Menurut para mufasir diantaranya Tafsir An-Nur karya Tengku

Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Ringkasan tafsir Ibnu Katsir karya

Muhammad Nasib Ar-Rifa‟i, tafsir Al-Azhar karya prof Dr Hamka dan

Tafsir Al- Maraghi karya Ahmad Musthafa Al-Maraghi.

b. Sumber Data Sekunder

Yaitu sumber data yang mendukung dan melengkapi sumber data

primer. Adapun sumber data sekunder dalam penulisan skripsi ini adalah

buku-buku atau karya ilmiah lain yang isinya dapat melengkapi data

penelitian yang penulis teliti, terutama buku-buku yang berkenaan dengan

akhlak.

2. Metode Analisis Data

Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, langkah selanjutnya adalah

menganalisis data dengan menggunakan metode tahlili. Metode tahlili

dapat diartikan sebagai cara menjelaskan arti dan maksud ayat-ayat al-

Qur‟an, dengan menjelaskan ayat demi ayat sesuai urutan-urutannya di

dalam mushhaf, melalui penafsiran kosa kata (ma‟an al-mufradat),

penjelasan asbab al-nuzul (sebab-sebab turunya suatu ayat), munasabat

(keterkaitan ayat dengan ayat, surat dengan surat, dan seterusnya), serta

9

kandungan ayat tersebut, sesuai keahlian dan kecenderungan seorang

mufassir (Harahap, 2000: 17).

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dengan membaca buku-buku, makalah, dan

mencari di website yang berkaitan dengan pembahasan tersebut.hal-hal

yang variabel yang berupa catatan, buku dan sebagainnya (Arikunto, 2010:

274).

Karena obyek dalam penelitian adalah ayat-ayat Al-Qur‟an, maka

penulis menelaah dan memahami ayat-ayat yang dipilih sebagai bahan

penelitian. Disamping itu juga, penulis memilih sumber-sumber yang lain

yang dianggap representatif terhadap penelitian ini.

F. Penegasan Istilah

1. Konsep Pendidikan Akhlak

Konsep ialah rancangan, gambaran, ide yang diabstrakkan dari peristiwa

konkret (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005:588).Menurut Henderson,

pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan,

sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan

fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir (Sadullah, 2014:5)

Menurut Marimba pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara

sadar oleh sipendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani siterdidik

menuju terbentuknya kepribadian yang utama (Nata,1997:9)

10

Menurut bahasa akhlak (akhlak) ialah bentuk jamak dari khuluq yang

berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.Menurut istilah ialah

sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang muncul spontan dalam tingkah

laku kehidupan sehari-hari (Budihardjo, 2012:5).

Jadi yang dimaksud konsep pendidikan akhlak disini yaitu suatu

rancangan, gambaran,ide yang digunakan dalam pendidikan akhlak manusia

dalam kehidupan sehari-hari.

2. Al-Qur‟an

Al-Qur‟an secara bahasa berarti himpunan, kumpulan dan bacaan

sedangkan menurut istilah adalah kalam Allah, merupakan mukjizat,

diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril, ditulis

dalam mushaf, dinukilkan secara mutawatir sebagai ibadah bagi orang

yang membacannya, diawali dengan surat al-fatihah dan diakhiri dengan

surat An-Nas (Budiharjo, 2012:3)

3. Surat An-Nahl

Surat An-Nahl terdiri dari 128 ayat, banyak ulama‟ yang menilai surat

ini makiyah, yakni turun sebelum Nabi Muhammad SAW berhijrah ke

Madinah. Ada juga yang mengecualikan beberapa ayat, misalnya ayat-

ayat yang berbicara tentang hijrah dan ayat 126 beserta dua ayat

berikutnya yang memerintahkan Nabi SAW.Agar jangan membalas

kejahatan, kecuali setimpal dengannya.Kata An-Nahl terambil dari kata

11

nahl/lebah yang disebut pada ayat 68 surat ini. Kata tersebut hanya

ditemukan sekali dalam Al-Qur‟an yakni pada ayat tersebut. Ada juga

ulama‟ yang menamainya dengan surat An-Ni‟am karena sekian banyak

nikmat-nikmat Allah SWT yang diuraikan disini, seperti hujan, matahari,

aneka buah-buahan, tumbuhan dan sekian banyak kenikmatan yang

lainnya.

Dalam surat ini bertujuan membuktikan kekuasaan Allah SWT,

keluasan ilmu- Nya dan bahwa yang berwenang penuh menetapkan

agama adalah Allah SWT semata. Dia bebas bertindak sesuai kehendak-

Nya.Dengan demikian, manusia seharusnya menerima tuntunan-Nya dan

menyadari bahwa itulah jalan kebahagiaan yang harus ditempuh.Disini

penulis hanya mengkaji satu ayat dari surat An-Nahl yaitu ayat 90,

Karena dalam ayat 90 tersebut ada kaitannya dengan akhlak manusia

(Shihab, 2012:143).

4. Kurikulum ialah kegiatan terencana, kegiatan yang direncanakan, tentang

hal-hal yang akan diajarkanatau dengan kata lain suatu yang disusun dan

didesain agar terciptanya keberlangsungan proses pendidikan yang

kondusif bagi peserta didik (Nata, 2013:123)

12

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penjelasan terhadap pokok-pokok permasalahan

yang akan dikaji maka perlu adanya sistematika penulisan sehingga

pembahasan akan lebih sistematis dan runtut.

Pada halaman pembuka mencakup halam judul, halaman nota

pembimbing, halaman pengesahan, halaman pernyataan keaslian

tulisan,halaman motto, halaman persembahan, abstrak dan daftar isi.

BabI Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode

penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi.

BabII berisi tentang Kompilasi Ayat tentang surat An-Nahl, Kosa kata

(mufrodat) dan pokok-pokok isi kandungannya surat An-Nahl ayat 90

serta Penafsirannya menurut beberapa Mufasir.

Bab III Asbabun Nuzul dan Munasabah berisi tentang sejarah

turunnya suarat An-Nahl, tema dan tujuan utama surat An-Nahl,

hubungan surat An-Nahl dengan surat sebelumnya (Surat Al-Hijr) dan

surat sesudahnya (Surat Al-Isra‟).

Bab IV Pembahasan pada bab ini membahas tentang pendidikan

Akhlak dalam Surat An-Nahl ayat 90 dan Relevansi Surat An-Nahl ayat

90 dengan kurikulum Akidah akhlak yang ada di madrasah tsanawiyah

Bab V Pada bab terakhir yaitu penutup yang meliputi kesimpulan dan

saran-saran.

13

BAB II

KOMPILASI AYAT

A. Redaksi Surat An-Nahl Ayat 90

Sesuai dengan judul bab ini, maka penulis menyajikan kompilasi ayat-

ayat yang menjadi tema pembahasan dalam skripsi ini. Adapun ayat yang dikaji

adalah ayat 90 dari surat An-Nahl:

Artinya:

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat

kebajikan dan Dia melarang (Melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan

permusuhan, Dia memberi pengajaran kepada kamu agar kamu dapat

mengambil pelajaran” (Al-Qur‟an dan Terjemahnya, 2010 : 420)

B. Arti Kosa Kata ( Mufrodat)

Setelah menyajikan teks ayat dan terjemahnya, perlu bagi penulis untuk

menyajikan beberapa kosakata penting terkait dengan ayat tersebut . Kosa kata

yang disajikan sesuai dengaan urutan tulisan :

14

dengan keadilan

(Dia) menyuruh

Allah

Sesungguhnya

Hubungan kerabat

yang punya

dan memberikan bantuan

dan kebaikan

Dan mungkar

Perbuatan keji

Dari

dan (Dia) melarang

ingat/kalian

mengerti

agar kalian

Diamengajar

kalian

Dan kedurhakaan

(Departemen Agama RI, 2007: 277)

يعدل –عدل .1

Adala-ya‟dilu yang memiliki arti keadilan(Yunus,1990:258) ngadlun:

keadilan (Bakry,1953:2) Kata „adl adalah bentuk msdar adala-ya‟dilu-

„adlan-wa udulan-wa-adalatan. Kata kerja ini berakar pada huruf-huruf „ain,

dal, dan lam.Yang makna pokoknya adalah al-istiwa‟ (Keadaan lurus) dan

al-wijaj (keadaan menyimpang) jadi huruf-huruf tersebut mengandung

15

makna yang bertolak belakang yakni menyimpang atau lurus, sama dan

bengkok atau berbeda. Jadi seorang „adl adalah berjalan lurus. Pada

dasarnya pula seorang yang „adl berpihak kepada yang benar karena

semuanya harus sama-sama memperoleh haknya(Shihab, 2007:5). Dalam

hal ini العدل / al-adlu secara bahasa berarti persamaan dalam segala perkara,

tidak lebih dan tidak kurang. Disinidimaksudkankesetimpalandalam

kebaikandankeburukan(Maraghi,1987:233)

حسا –يحسي -حسي .2

Khasuna - yahsunu-khusnan yang memiliki arti baik,

bagus(Yunus,1990:103) Ihsan yang artinya Perbaikan (Bakry,1953:25)

kata al-Ihsan memiliki arti membalas kebaikan dengan yang lebih banyak

dari padanya, dan memebalas kejahatan dengan memberi

maaf(Maraghi,1987:233) al-ihsan menurut Ar-Raghib Al-Asfahani

digunakan untuk dua hal pertama memberi nikmat kepada pihak lain,dan

kedua perbuatan baik (Shihab, 2002:699)

Ita‟i / ايتاء .3

Kata ( ايتاء ) Ita‟i/ yang memiliki arti Pemberian terambil dari kata

kerja ataa- yu‟tii yang makna kata ita‟ii merupakan bentuk masdar dari

kata kerja tersebut kata ita‟i merupakan sesuatu yang dampak dan

ganjarannya tidak tergambarkan atau terlukiskan karena ia dinilai Allah

sebagai sesuatu yang agung(Shihab,2002:700).

16

قرت -قراتة .4

قرت -قراتة yang memiliki arti keluarga, kaum kerabat,

karib(Yunus,1990:335) Kata muqarabiin هقرتيي / berarti orang-orang yang

didekatkan, jamak dari kata al-muqarrab, bentuk isim maf‟ul dari kata

qarraba. Kata dasarnya adalah qaruba–yaqrobu–qurb-dan qurban/ –قرب

قرتاى -قرب –يقرب berarti dekat, mendekat, berdekatan dengan. Kedekatan

yang terkandung pada arti asalnya meliputi kedekatandari segi

tempat,waktu,nisbat dan kedudukan, pemeliharaan, penjagaan dan

kemampuan(Shihab,2007:644)

5. ( يها -ها )

Naha adalah bentuk fiil madhi, bentuk mudhari‟nya yanha

dan masdarnya adalah nahyan.Kata naha yang memiliki arti melarang

supaya tidak melampaui batas.Kata naha digunakan dengan arti menahan

diri dari hawa nafsu. Jadi maksud naha dalam kata ini ialah Allah

melarang manusia untuk tidak melampaui batas atau menahan hawa

nafsunya(Shihab, 2007:692)

ىحشاء –فىاحش -فا حشه .6 ف

ىحشاء –فىاحش -فاحشه ف yang memiliki arti zina dosa yang sangat

keji (Yunus,1990:308) Kata fahisyah adalah bentuk kata sifat yang

terambil dari akar kata yang terdiri atas tiga huruf yaitu fa-ha- syin, Ibnu

Faris di dalam kitabnya, Mu‟jamu Muqayis lughah menjelaskan bahwa

17

akar tersebut menunjukkan pada arti hal-hal yang buruk. Demikian pula

Ibnu manzhur di dalam kitabnya, Lisanul „Arab mengatakan bahwa segala

karakter yang buruk, baik perbuatan maupun perkataan disebut al-fukhsy.

Kata al-fukhsy, al-fakhisyah dan al-fakhisy banyak digunakan di

dalam hadis dengan makna yang menunjukkan pada maksiat dan dosa

yang amat keji yang mudharatnya sangat besar. Ibnu katsir mengatakan

bahwa kebanyakan kata tersebut digunakan di dalam arti zina. Kata al-

fakhsya‟ digunakan untuk dua macam redaksi yaitu ada dalam bentuk

positif(yang tidak didahului kata “tidak”) dan ada di dalam bentuk negatif

(yang didahului oleh kata “tidak”). Di dalam bentuk positif dikatakan

Allah melarang perbuatan al-fakhsya‟ dan al-munkar (Shihab dkk,

2007:202) al-fakhsya‟ dalam ayat ini maksudnya ialah perkataan dan

perbuatan yang buruk termasuk di dalam perbuatan yang zina, minum

khamar, rakus, tamak, mencuri serta perbuatan lain yang

tercela(Maraghi,1987:234)

Al-Munkar (الوكر( .7

Dari segi bahasa berarti sesuatu yang tidak dikenal sehingga

diingkari atau yang memiliki arti ingkar. Ibnu Taymiyah

mendefinisikan munkar dari segi pandangan syariat sebagai “Segala

sesuatu yang dilarang oleh agama” (Shihab, 2002:701) dalam ayat ini

maksud dari kata al-munkar ialah apa yang diingkari oleh akal berupa

18

dorongan-dorongan kekuatan emosional, seperti memukul dengan

keras,membunuh dan menganiaya manusia(Maraghi, 1987:234)

Al-Baghyu ( الثغي ( .8

Baghi yang memiliki arti kedurhakaan/menyombongkan,

terambil dari kata bagha yang berarti meminta /menuntut, kemudian

maknannya menyempit sehingga pada umumnya ia digunakan dalam

arti menuntut hak pihak orang lain tanpa hak dan dengan cara aniaya

atau tidak wajar. Kata tersebut mencakup segala pelanggaran hak

dalam bidang interaksi sosial, baik pelanggaran itu lahir tanpa sebab

seperti perampokan, pencurian dan lain sebagainnya(Shihab,

2002:702) yang dimaksud dalam ayat ini ialah menyombongkan diri

kepada manusia yang melakukan kedzaliman dan

permusuhan(Maraghi, 1987:234).

9. Al-Wadh‟u

Al-wadh‟u yang memiliki arti mengajar atau pembelajaran,

yang dimaksud al-wadh‟u dalam ayat ini yaitu pengingatan akan

kebaikan dengan memberi nasehat dan petunjuk(Maraghi, 1987:234)

Dzakara( ذكر( .10

Dzikir yang memiliki arti mengingat-ingat apa yang telah

diketahui sebelumnya. Kata ad-dzikr merupakan salah satu nama kitab

Suci Al-qur‟an yang berarti peringatan/Petunjuk.Dalam ayat ini

maksudnya yaitu agar supaya hal atau peristiwa yang terjadi

19

supayamenjadikanpelajaran atau petunjuk bagi kita semua(Shihab,

2007:191)

C. Pokok Kandungan Surat An-Nahl ayat 90

Setelah menyajikan teks ayat dan terjemahnya, selanjutnya penulis akan

menyajikan beberapa pokok kandungan ayat 90 dari surat An-Nahl.

Artinya:

“Sesunguhnya Allah menyuruh (Kamu) berlaku adil dan berbuat

kebijakan dan dia melarang (Melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan

permusuhan. Dia memberi pengajaran kepada kamu agar kamu dapat

mengambil pelajaran (Q.S An-Nahl ayat, 90)

1. Kandungan Al-Lubab Quraish Shihab

Allah secara terus menerus memerintahkan siapapun diantara hamba-

hamba untuk berlaku adil dalam sikap, ucapan, tindakkan alau terhadap diri

sendiri.Juga menganjurkan berbuat ihsan yakni yang lebih utama dari pada

keadilan dan juga pemberian apapun yang dibutuhkan dan sepanjang

kemampuan, lagi dengan tulus kepada kaum kerabat.Disisi lainAllahmelarang

20

segala macam dosa, lebih-lebih perbuatan keji yang amat dicela oleh agama

dan akal sehat seperti zina.

Demikian juga kemungkaran yakni hal-hal yang yang bertentangan

dengan adat istiadat yang sesuai dengan nilai-nilai agama, dan melarang juga

penganiayaan yakni segala sesuatu yang melampaui batas kewajaran.Demikian

Allah memberi pengajaran dan bimbingan menyangkut segala aspek kebajikan

agar manusia selalu ingat dan mengambil pelajaran yang berharga (Shihab,

2012:187)

2. Kandungan dari Tafsir Ibnu Katsir

Allah Ta‟ala menerangkan bahwa dia menyuruh hamba-hambanya

berlaku adil, yaitu bersikap tengah-tengah atau seimbang, serta dianjurkan

berbuat ihsan. Firman Allah “Dan memberi kepada kaum Kerabat” berarti

menyuruh supaya bersilaturrahimkepada kerabat. Dan Allah melarang dari

perbuatan keji dan kemungkaran “Fawakhisy” ialah berbagai perbuatan yang

diharamkan.

Munkarat berarti perbuatan haramyang dilakukanseseorang dengan

terang-terangan”. Dia memeberi pengajaran kepada kamu yakni dia

menyuruhmu kepada kebaikan dan melarangmu dari keburukan, agar kamu

dapat mengambil pelajaran(Rifa‟i, 2008:1056)

21

3. Kandungan Tafsir Al-Maraghi

Kata adil sebagaimana terdapat pada ayat tersebut menurut Al-Maraghi

adalah Al-Musawah fi kull syai‟in bi laa ziyadatah wala nuqsban

fih(Memperlakukan segala sesuatusecara sama tanpa menambah dan

Sedangkan yang dimaksud adil dalam ayat tersebut ialah al-mukafa‟ah fi al-

Khair wa al-syarr (memenuhi yang baik dan yang buruk).

Sedangkan kata ihsan lebih tinggi dari pada kata Al-Khair adapun kata itai

dzilqurba berarti memberikan hak kaum kerabat dengan cara bersilaturrahmi

dan berbuat baik. Kata Al-fakhsya‟ berarti sesuatu berupa ucapan dan perbuatan

yang dinilai buruk seperti berbuat zina, meminum khamr.Sedangkan kata Al-

Munkar adalah sesuatu yang timbul karena desakan amarah dengan kuat seperti

memukul dengan bengis. Adapun kata al-baghy berarti merasa lebih tinggi dari

orang lain dan memaksa orang lain dengan cara memusuhi dan berbuat dzalim.

Dan kata al-wa‟dz berarti mengingatkan orang lain agar berbuat baik dengan

memberikan nasehat dan petunjuk(Maraghi, 1992:240)

Kesimpulan yang dapat diambil dari ayat tersebut ialah bahwa Allah

menyuruh manusia agar berbuat adil yaitu menunaikan kadar kewajiban

berbuat baik dan terbaik dengan meningkatkan kepatuhan dan menjunjung

tinggi perintah Tuhan, berbuat kasih sayang pada ciptaan-Nya dengan

bersilaturahmi kepada mereka.

22

Selanjutnya kata adil digunakan untuk kegiatan yang lebih khusus.Kata

adil dihubungkan dengan tugas seorang hakim yang memutuskan suatu

perkara. Allah berfirman:

Artinya:“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat

kepada yang berhak menerimannya, dan (Menyuruh kamu) apabila

menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.

Sesungguhnya Allah memeberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepada

kamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi maha

melihat”(Qs.An-Nisa ayat 58)

4. Tafsir al-Azhar Tiga perintah tiga larangan

Sesungguhya Allah memerintahkan berlaku adil dan berbuat ihsan dan

memberi kepada keluarga yang terdekat”. Tiga hal yang diperintahkan Allah

supaya dilakukan sepanjang waktu sebagai alamat dari ta‟at kepada tuhan.

Pertama jalan Adil: yaitu menimbang yang sama berat, menyalahkan yang

salah dan membenarkan mana yang benar, mengembalikan hak kepada yang

yang mempunyai dan jangan berlaku dzalim/ aniaya. Lawan dari adil ialah

dzalim, yaitu memungkiri kebenaran karena kehendak mencari keuntungan

bagi diri sendiri, mempertahankan perbuatan yang salah.

23

Yang selanjutnya yaitu Ihsan yang artinya selalu mempertinggi mutu

amalan, berbuat yang lebih baik dari pada yang sudah-sudah. Ihsan yang

kedua ialah kepada sesama mahluk yaitu berbuat lebih tinggi lagi dari

keadila.Al-Qurtubi menulis dalam tafsirnya,maka sesungguhnyaAllah suka

sekali hambanya berbuat Ihsan sesama mahluk, sampaipun kepada burung

yang engkau pelihara dalam sangkarnya, dan kucing di dalam rumah.

“Dan melarang dari pada yang keji- keji yang dibenci dan aniaya”

inilah tiga larangan Allah yang sepantasnya dijauhi oleh orang yang beriman

kepada Allah. Allah melarang segala perbuatan yang keji-keji yaitu dosa yang

amat merusak pergaulan dan keturunan. Yang di dalam Al-Quran biasa

disebut dengan al-fahsya‟ yang dituju ialah segala yang berhubungan dengan

zina. Segala pintu yang menuju kepada zina, baik berhubungan dengan

pakaian yang memabukkan aurat, atau cara-cara lain yang menimbulkan nafsu

syahwat yang menuju ke perbuatan zina.“DiberiNya nasehat kepada kamu,

supaya kamu ingat”. Ketiga perintah yang waib kamu kerjakan itu dan

larangan yang wajib kamu jauhi itu ialah untuk keselamatan dirimu sendiri

supaya kamu selamat dalam pergaulan hidup (Hamka, 1983:280)

5. Tafsir Al-Quranul majid An-Nuur

Allah menyuruh manusia berlaku adil dan ihsan serta teteap berjalan

imbang ,tidak melampaui batas, dan tidak menguranginnya. Selain itu Allah

menyuruh manusia berebuat ihsan dan berbuat kebajikan kepada mahluk-

24

Nya.Martabat ihsan yang tertinggi adalah berbuat ihsan kepada orang yang

berbuat buruk kepada kita.Nabi telah memerintahakan kita untuk berbuat

ihsan. Diriwayatkan dari As-Sya‟bi bahwasannya Nabi bersabda:

آالحسا ى : أى تحسي ال هي أساء اليىك ليس أالحسا ى أى تحسي إل هي

احسي إليك

“ Ihsan adalah kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat buruk

kepadamu dan bukanlah ihsan itu kamu berbuat baik kepada orang yang

berbuat baik kepadamu”.Waiitaaidzil qurba yang artinya dan memberikan

pertolongan kepada kerabat. Memberi apa yang diperlukan kepada para kerabat.

Ayat ini menunjukkan tugas menghubungi rahim (Menjalin hubungan

persaudaraan) serta kerabat,dan mendorong kita memberi sedekah mereka.

Masuk kedalam pengertian kerabat disini adalah kerabat yang dekat dan kerabat

yang jauh.Karenannya, kita dituntut oleh agama supaya memberikan

pertolongan yang mereka butuhkan. Allah menyuruhmu untuk berlaku adil,

berbuat ihsan, dan memberi pertolongan kepada kaum kerabat.Selain itu Allah

mencegah kamu untuk berbuat keji, munkar, dan zalim. Tujuannya supaya

kamu mengambil pelajaran dengan perintah tersebut, lalukamu mengamalkan

apa yang mendatangkan keridhaan Allah dan mendatangkan kebaikan didunia

dan diakhirat(Ashiddieqy, 2000:581)

Kesimpulan dari pendapat beberapa mufasir tadi ialah

bahwasannya :

25

a. Al-Lubab Quraish Shihab

Allah selalu memerintahkan hambanya untuk selalu bersikap adil,dalam sikap

/ucapan,tindakan, anjuran berbuat ihsan, memberi yang dibutuhkan kepada

kerabat. Allah melarang berbuat keji, penganiayaan, segala yang melewati

kewajaran dan Allah memberikan pelajaran dari setiap peristiwa yang terjadi.

b. Tafsir Ibnu Katsir

Allah menyuruh hambanya untuk berlaku adil, sikap tengah-tengah, seimbang,

berbuat ihsan, bersilaturrahim kepada kerabat, merlarang perbuatan keji dan

mungkar (Fawakhisy) perbuatan yang diharamkan, dan memberi pengajaran

yakni amar ma‟ruf nahi mungkar agar kamu bisa mengambil pelajarannya.

c. Tafsir Al-Maraghi

Allah menyuruh manusia agar berbuat adil yaitu menunaikan kadar kewajiban

berbuat baik dan terbaik dengan meningkatkan kepatuhan dan menjunjung

tinggi perintah Tuhan, berbuat kasih sayang kepada ciptaan-Nya dengan

bersilaturahmi kepada mereka.

d. Tafsir Al-Azhar

Allah menyuruh manusia untuk melaksanakan tiga perintah dan tiga larangan

yaitu berlaku adil, ihsan, memberi kepada keluarga terdekat dan melarang dari

yang keji, penganiayaan, dan zina

e. Tafsir Al- Qur‟annul majid An-Nurr

Allah menyuruh manusia untuk berlaku adil, tidak melampaui batas dan tidak

mengurangi, berbuat ihsan, berbuat kebajikan kepada mahluk-Nya Dan

mencegah dari keji, mungkar dan dzalim. Agar kamu dapat mengambil

pelajaran dengan hal tersebut dan mengamalkanya.

26

BAB III

A. Asbabun Nuzul dan Munasabah

1. Asbabun Nuzul

Kata asbab merupakan jamak taksir dari sabab yang artinya

“sebab”.Menurut lisan al-Arab diartikan saluran, yaitu segala sesuatu yang

menghubungkan satu benda ke benda lainya (Efendi, Fathurrohman,

2014:77) Kata nuzul adalah isim masdar dari nazala yang berarti

menurunkan sesuatu atau kejadian sesuatu (Budiharjo, 2012:21).

Secara Etimologi kata Asbab an-nuzul berarti turunnya ayat-ayat al-

Quran yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Muhammad SAW secara

berangsur-angsur yang bertujuan untuk memperbaiki akidah, ibadah, akhlak

dan pergaulan manusia yang sudah menyimpang dari kebenaran. Asbab an-

nuzul (sebab turun ayat) disini dimaksudkan sebab-sebab yang secara khusus

berkaitan dengan turunnya ayat-ayat tertentu.Sedangkan menurut sebagian

ulama‟seperti imam Asy-Sya‟bi mengatakan turunnya Al-qur‟an ke Baitul

izzah pertama-tama dimulai pada malam lailatul qadar.Setelah ini diturunkan

secara berangsur-angsur.Sedikit demi sedikit dalam berbagai kesempatan

dari beberapa waktu yang berlainan (Abdul jalal, 2012, 51-55).

27

Dalam suarat An-Nahl ayat 90 disini penulis tidak menemukan

asbabun nuzulnya akan tetapi dalam ayat 91-92 ada munasabah atau

hubungannya dengan asbabun nuzul dari ayat 90.

Ketika itu Rasulullah, apabila menerima seseorang memeluk agama

islam langsung dibaiat (Diadakan janji setia). Sehubungan dengan itu, maka

Allah SWT Menurunkan ayat 91 dan 92 sebagai ketegasan bahwa bagi

mereka yang sudah berbaiat dengan Rasulullah SAW janganlah sekali-kali

mengingkari baiat itu. Jangan seperti wanita yang merajut intalan benang

dengan kokoh kemudian merusaknya kembali.Sungguh perbuatan sia-sia.Ini

gambaran bagi orang-orang yang sudah baiat kemudian kembali kepada

kekufuran.

Ayat ke-91 diturunkan untuk memeberi perintah agar kaum muslimin

berbaiat kepada Rasulullah SAW. Yakni berjanji setia untuk

mempertahankan panji-panji islam dan memeluk islam dengan penuh

konsekuen. Saidah Al-Ashdiyah, seorang majnun (gila) yang pekerjannya

hanya menggulung dan mengurai rambut terus menerus, tidak bosan

melakukan bongkar pasang. Sehubungan dengan itu maka Allah SWT

menurunkanayat ke 92 sebagai perumpamaan bagi orang-orang yang telah

mengikuti perjanjian kemudian mengingkarinya. Mereka tidak lebih dalah

orang yang majnunn(Gila) yang menggelung rambut kemudian

mengurainyan kembali.

28

2. Munasabah

Kata Munasabah berasal dari kata هاسثة -ياسة -اسة merupakan

bentuk tsulasi mujaradnya اسة yang berarti hubungan sesuatu dengan

sesuatu yang lain (Ahmad Bin Faris Bin Zakariyah, V, 1976:423)

munasabah berarti muqorobah ( هقارتة( atau kedekatan dan kemiripan.

Dengan demikian munasabah menurut istilah ialah adanya kecocokan,

kepantasan dan keserasian antara ayat dengan ayat antara surat dengan surat

(Budiharjo, 2012: 39)

Munasabah secara etimologi berarti kedekatan (almuqarrabah) dan

kemiripan atau keserupaan (Al-Musyakalah).Ia juga bisa berarti hubungan

atau persesuaian. Secara terminologi munasabah adalah Ilmu Al-Qur‟an

yang digunakan untuk mengetahui hubungan antar ayat atau surat dalam Al-

qur‟an secara keseluruhan dan latar belakang penempatan tertibnya ayat dan

suratnya. Menurut shihab seperti yang dikutib Baidan bahwa munasabah

adalah kemirip-miripan yang terdapat pada hal-hal tertentu dalam al-qur‟an

baik surat maupun ayat-ayatnya yang menghubungkan uraian satu dengan

yang lainnya (Baidan,2010:184-185)Munasabah dibagi menjadi tujuh

macam yaitu:

a. Hubungan antara awal surah dengan akhir surah.

29

b. Hubungan antara satu ayat dengan ayat setelahya.

c. Hubungan antara akhiran ayat dengan awal ayat (Said, 2014:xxii)

d. Tartib surah-surah dalam Alqur‟an dan hikmah dibalik peletakan satu

surah pada tempatnya.

e. Hubungan antara pembukaan surah dengan akhir surah sebelumnya.

f. Hubungan antara awal surah dengan isi surah.

Dari berbagai macam munasabah diatas, disini penulis hanya akan

menerapkan munasabah antara Ayat dan Surat yaitu antara ayat sebelumnya

(An-Nahl ayat 89) dan sesudahnya (An-Nahl ayat 91) serta Surat sebelum(Al-

Hijr) dan sesudahnya (Al-Isra‟).

1) Munasabah Ayat

Surat An-Nahl ayat 90 memiliki munasabah (Korelasi) dengan ayat

sebelum dan sesudahnya. Dalam surat An-Nahl ayat 89 menjelaskan tentang

kesaksian para nabi terhadap umatnya dihari kebangkitan, dan Nabi

Muhammad SAW akan bersaksi atas umat yang sekarang ini dan juga akan

bersaksi atas seluruh umat manusia. Dan diturunkan Al-Qur‟an yang

menjelaskan segala sesuatu dan menjadi petunjuk untuk manusia (Imani,

2005: 633).

Kemudian dilanjutkan ayat 90, dijelaskan bahwa Allah memerintahkan

kepada manusia agar melakukan keadilan dan bermuarah hati serta

30

memaafkan anggota-anggota keluarga dan orang yang ada disekitar kita.

Setelah itu dijelaskan lagi mengenai tiga prinsip negatif yang harus dijauhi

manusia diantaranya adalah: perbuatan keji (fakhsya) mengisyaratkan pada

dosa-dosa yang laten dan tersembunyi, sedangkan kata munkar (perbuatan

menjijikkan)merujuk pada perbuatan dosa terang-terangan, sementara baghy

(keangkuhan) merujuk pada apapun pelanggaran yang dilakukan terhadap

hak-hak diri sendiri serta penindasan dan pengagu1ngan diri sendiri dalam

kaitannya dengan orang lain (Imani,2005:637)

Di akhir ayat ditekankan kembali agar manusia menjalankan prinsip-

prinsip tersebut yaitu prinsip kebangkitan kembali prinsip keadilan,

kemurahan hati, dan penyimpangan berupa perbuatan keji, mungkar, serta

menciptakan kehidupan dunia yang tenang dari segala jenis malapetaka dan

kerusakan (Imani,2005:638)

Dilanjutkan pada ayat 91, bahwa Allah menyuruh manusia untuk

menepati janji dan melarang membatalkan sumpah yang sudah

diikrarkan.Masalah sumpah (ayman, jamak dari yamin) yang disebutkan

dalam ayat tersebut memiliki makna yang mencakup baik sumpah yang

dilakukan manusia dengan Allah maupun mereka lakukan dengan sesamanya

dengan namaAllah. Dengan kata lain setiap jenis komitmen yang dibuat atas

namaAllah dan dengan sumpah yang menyertakan nama-namaNya (Imani,

2005:641).

31

2) Munasabah Surat

a) Munasabah surat An-Nahl dengan surat sebelumnya (Al-Hijr)

Sebagaimana umumnya surah-surah yang turun di mekah sebelum

hijrah berisi soal-soal ketauhidan, kerasulan, dan hari kiamat, begitu pula

kedua surah ini. Pada bagian akhir surat al-Hijr (ayat 92-93),

Allahmenyatakan bahwa manusia akan dimitai pertanggung jawabannya

pada hari kiamat atas apa yang dikerjakannya di dunia. Pada wal surat An-

Nahl Allah menegaslan kepastian datangnya hari kiamat. Pada bagian

pertama surat Al-Hijr, Allah menerangkan tentang kebenaran al-qur‟an

serta jaminan-Nya untuk memeliharanya, sedang dalam surat An-Nahl

terdapat ancaman bagi mereka yang mendustakan kebenaran Al-Qur‟an itu

(Departemen agama RI, 2009:278 )

b) Surat An-Nahl dengan Surat Sesudahnya(Al-Isra‟)

Dalam Suarat An-Nahl Allah menyebutkan perselisihan orang-orang

yahudi tentang hari sabat, kemudian dalam surat al-Isra‟ dijelaskan syarat

orang yahudi yang ditetapkan bagi mereka dalam Taurat.

Sesudah Allah SWT Menganjurkan kepada Nabi Muhammad SAW

dalam Surat An-Nahl agar bersabar dan melarang bliau bersedih atau

berkecil hati disebabkan tipu daya orang-orang musyrik. Maka pada surat

32

Al-Isra‟ Allah menerangkan kemuliaan Nabi Muhammad serta martabatnya

yang tinggi dihadapan Allah swt.

Dalam surat An-Nahl Allah menerangkan bermacam-macam

nikmat-Nya. Dimana kebanyakan manusia tidak menyukainya. Dalam surat

al-Isra‟ disebutkan lagi nikmat Allah yang lebih besar yang diberikan

kepada Bani Israil, tetapi mereka tidak menyukainnya bahkan mereka

berbuat kerusakan di muka bumi.Dalam surat an-nahl Allah mengatakan

bahwa madu yang keluar dari lebah merupakan minuman yang

mengandung obat bagi manusia. Dalam surat al-Isra‟ diterangkan bahwa

Al-Qur‟an pun menjadi obat dan penyembuh penyakit hati dan rahmat bagi

orang-orang yang beriman (Departemen Agama RI, 2009:426)

33

BAB IV

PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QURAN

SURAT AN-NAHL AYAT 90 DAN RELEVANSINYA

A. Konsep Pendidikan Akhlak

Kata konsep dalam kamus besar bahasa indonesia artinya rancangan,ide,

pikiran (KBBI, 2005:588) Pendidikan berasal dari kata raba - yarbu yang

berarti bertambah/tumbuh karena pendidikan juga mengandung misi untuk

menambah bekal pengetahuan kepada anak didik dan menumbuhkan potensi

yang dimilikinya. Keduanya dari kata rabiya-yarba yang berarti menjadi besar

karena pendidikan juga mengandung misi untuk membesarkan jiwa dan

membesarkan wawasan seseorang(Nata,1997:7).

Dalam Undang-undang No.20 tahun 20003 tentang sistem pendidikan

nasional menyebutkan: “Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang dibutuhkan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”

(Undang-undang sistem pendidikan nasional 2008:3).

Dari berbgai definisi tentang pendidikan diatas dapat disimpulkan

bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai: Suatu usaha sadar untuk

34

menciptakan suatu keadaan atau situasitertentu pembentukan karakter,

kepribadian, dan kemampuan anak-anak dalam menuju kedewasaan / Suatu

bimbingan belajar secara sadar oleh sipendidik terhadap anak didik dalam

mengembangankan potensi, kepribadian dan kemampuan anak menuju

kedewasaan.

Secara istilah akhlak adalah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir

yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya (Asmaran, 2002:1)

Menurut Al-Ghazali yang dikutip oleh Zainuddin kata akhlak ialah ibarat sifat

atau keadaan dari perilaku yang konstan (tetap) dan meresap dalam jiwa, dari

padanya tumbuh perbuatan-perbuatan dengan wajar dan mudah, tanpa

memerlukan pikiran dan pertimbangan(Zainuddin dkk, 1991:102). Akhlak

merupakan perilaku yang timbul dari hati perpaduan antara hati nurani, pikiran,

perasaan, bawaan dan kebiasaan yang menyatu , membentuk suatu kesatuan

tindakan yang dihayati dalam kenyatan hidup keseharian.Indikator akhlak yang

bersumber dari Al-Qur‟an:

a. Kebaikan bersifat mutlak (al-khairiyyah al-mutlaq)yaitu kebaikan yang

terkandung dalam akhlak merupakan kebaikan murni dalam lingkungan

keadaan, waktu dan tempat apa saja.

b. Kebaikan yang bersifat menyeluruh (as-Shalahiyah al-ammah ) yaitu kebaikan

yang terkandung di dalamnya yaitu kebaikan untuk seluruh umat manusia

35

c. Implementasi bersifat wajib (al-izam al-mustajab) yaitu merupakan hukum

tingkah laku yang harus dilaksanakan sehingga ada sanksi hukum.

d. Pengawasan bersifat menyeluruh (al-raqabah al-muhittah) yaitu melibatkan

pengawasan Allah SWT dan manusia lainnya, karena sumbernya dari Allah

SWT (Makbullah, 2013:141).

Menurut Al-Abrasy Pendidikan akhlak adalah jiwa dari pendidikan

Islam, Usaha maksimal untuk mencapai suatu akhlak yang sempurna adalah

tujuan sebenarnya dari proses pendidikan Islam. Oleh karena itu pendidikan

Akhlak menepati posisi yang sangat penting dalam pendidikan Islam, sehingga

setiap aspek proses pendidikan Islam selalu dikaitkan dengan pembinaan akhlak

yang mulia(Makbullah, 2013:142)

Dilihat dari ruang lingkupnya akhlak dibagi menjadi dua yaitu akhlak

terhadap Allah SWT dan akhlak terhadap mahluk ciptaan Allah (Zuchdi dkk,

2009:88)

B. Macam-Macam Akhlak

1. Akhlak kepada Allah

Hubungan hamba denganAllah bersifat vertikal (atas-bawah).Allah

berada diatas sedangkan hambanya berada dibawah. Atas dan bawah ini bukan

pemahaman secara hakiki, akan tetapi lebih pada makna majazi, dalam arti

hamba yang menyembah dan Allah yang disembah. Hamba beribadah kepada

Allah dan Allah yang diibadahi.Hamba memiliki sejumlah kewajiban kepada

36

tuhannya, sementara Allah tidak memiliki kewajiban apapun kepada hambanya.

Dibawah ini terdapat beberapa akhlak kepada Allah:

beribadah kepada Allah, merendahkan diri kepada Allahyang disertai

mahabah(kecintaan)yang tinggi kepada-Nya, Cinta kepada Allah, mengesakan

Allah, Nabi Muhammad saw diutus oleh Allah kepada manusia dengan misi

menyampaikan kalimat tauhid, yaitu menyembah kepada Allah semata dan

tidak menyembah kepada selainNya, bersyukur kepada Allah dan yang terakhir

takut kepada Allah (Salamullah, 2008:22)

2. Akhlak kepada Rasulullah

Diantara akhlak utama lainya yang perlu kita tunjukkan kepada

Rasulullah adalah sebagai berikut: mengimani dan menjalankan ajaran

Rosulullah,mencintai Rasulullah cinta kadang tidak bisa dipendam dalam hati,

ia perlu diwujudkan dalam bentuk ekspresi, baik dengan ucapan maupun

perbuatan, dengan tindakan konkret diantaranya menjalankan ajaran

Rasulullah, mencintai ahli bait Rasulullah, meneladani akhlak Rasulullah dan

mengikuti sunah Rasulullah dan lain sebagainya (Salamullah, 2008:51)

3. Akhlak kepada Orang tua

Di dalam Al-Qur‟an Allah memberikan penjelasan kepada kita mengenai

akhlak berinteraksi dengan orang tua, Kita bisa membaca nasihat yang

diuraikan oleh lukman al-hakim kepada anaknya (Qs. Al-Luqman ayat 14-15)

melaluia ayat diatas Allah memerintahkan kepada kita supaya senantiasa

37

berbuat baik kepada kedua orang tua. Mereka berdualah yang telah banyak

berjasa kepada kita, mulai kita masih kecil sampai kita dewasa (Salamullah,

2008:64-65)

4. Akhlak kepada kerabat

Kerabat adalah orang yang mempunyai pertalian keluarga dengan kita,

baik melalui jalur hubungan darah maupun perkawinan. Kerabat yang melalui

jalur hubungan darah dinamakan keluarga dalam sedangkan kerabat yang

melalui jalur perkawinan disebut keluarga luar. Di dalamIslam ada juga kerabat

yang mnyerupai hubungan darah yaitu kerabat sesusuan. Disini sudah

digariskan beberapa akhlak dalam menjaga ikatan kerabat ini: sering

bersilaturrahim, mengetahui silsilah atau nasab kerabat, berbuat baik kepada

kerabat, berlaku adil (Salamullah, 2008:25-26)

5. Akhlak kepada diri sendiri

Setiap muslim menyakini bahwa nasib hidupnya diakhirat ditentukan oleh

perilaku selama dia berada didunia. Dengan mengerjakan kebaikan, berarti ia

telah menanamkan benih yang baik. Atau malah sebaliknya karena itu seorang

muslim mesti menata langkah dan perilakunnya. Inilah yang dimaksud dengan

berakhlak kepada diri sendiri.

C. Unsur-unsur pendidikan Akhlak

1. Pendidik

Ialah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan

dengan sasaran peserta didik (Tirtarahardja, 2000:54) Pendidik adalah

38

seorang yang memberi atau melaksanakan tugas mendidik yaitu secara

sadar bertanggung jawab dalam membimbing anak untuk mencapai

kedewasaan. Penggolongan pendidik ditinjau dari statusnya ada 2 yaitu:

Orangmerupakan pendidik yang pertama dan utama. Kedua,

Orang dewasa yang lain yang bertanggung jawab dalam membimbing

anak untuk mencapai kedewasaan. Mereka itu hakikatnya dalah wakil

dari orang tua katakanlah pendidik yang kedua setelah orang tua

walaupun tanggung jawabnya tidak setingkat dengan orang tua namun

perananya dalam menghantarkan anak didik dalam mencapai

kedewasaannya tidak kalah pentingnya(Achmadi, 1983:37)

2. Peserta didik

Peserta didik ialah sebagi obyek pendidikan karena mereka

dikenai pendidikan dalam arti dibantu,dibimbing, diarahkan ketujuan

pendidikan. Dikatakan subyek pendidikan karena mereka sebagai person

(pribadi) yang berdiri sendiri, yang memiliki potensi untuk

mengembangkan dirinya sendiri, sedang fungsi pendidikan sekedar

memberi stimulasi agar perkembangannya terarah sesuai dengan tujuan

pendidikan (Achmadi, 1983:17 )

3. Metode pendidikan akhlak

Menurut Al-Ghazali metode yang digunakan antara lain yaitu

metode mendidik anak dengan memberi contoh: nasihat, latihan, dan

39

pembiasaan (drill), pembentukan kepribadian itu dilakukan secara

berangsur-angsur atau bertahap agar bisa mencapai hasil yang maksimal.

Metode pendidikan Islam bersumber pada Al-qur‟an dan al-hadis.

Terkait dengan metode pendidikan Islam yang dikemukakan oleh an-

nahlawi diantaranya sebagai berikut:

a. Metode Qishah (Kisah)

Kisah berasal dari kata qashasha-yaqushashu-qishashatan

mengandung arti “potongan berita yang diikuti“dan“pelacak

Jejak”.Menurut Sayid Qutub yang dikutip oleh Gunawan Kisah atau

cerita sebagai suatu metode pendidikan mempunyai daya tarik yang

menyentuh perasaan hati seseorang. Islam menyadari sifat alamiyah

manusia untuk menyenangi cerita dan menyadari pengaruhnya sangat

besar terhadap perasaan oleh karena itu Islam menyuguhkan kisah-

kisah untuk dijadikan salah satu metode dalam proses pendidikan

(Gunawan, 2014:262). Terdapat banyak kisah yang ditampilkann

dalam Al-Qur‟an yang semuanya dapat diambil hikmah dan

pelajarannya, terutama tentang kisah-kisah manusia terdahulun yang

telah Allah binasakan. Contoh dalam surah Al-Baqarah ayat 30

sampai 39 yang berisi kisah tentang dialog Allah dengan para

malaikat.

b. Metode keteladanan

40

Dalam menanamkan nilai-nilai keIslaman kepeserta didik,

keteladanan merupakan metode yang lebih efektif dan efisien. Karena

peserta didik pada umumnya cenderung meneladani(meniru) guru

atau pendidik.

c. Metode (Mau‟idzhah) Nasehat

Menurut Abdulrahman An-Nahlawi (1996:390) terdapat istilah

perbedaan makna antara ibrah dan mau‟idzhah. Ibrah merupakan suatu

kondisi psikis yang menyampaikan manusia kepada intisari sesuatu

yang disaksikan dihadapi dengan menggunakan nalar yang

mnyebabkan hati megakuinya. Adapun kata mauid‟zah berarti nasehat

yang lembut yang diterima oleh hati dengan cara menjelaskan pahala

atau ancamannya.

Nasihat sangat berpengaruh terhadap jiwa manusia, terlebih

apanila nasihat itu keluar dari seseorang yang dicintainya. Berkaitan

dengan metode mau‟idzhah (nasihat) Al-Qur‟an menggunakan

kalimat-kalimat yang menarik dan menyetuh hati untuk mengarahkan

manusia kepada jalan yang benar. Tetapi nasihat yang disampaikan

selalu disertai dengan panutan atau teladan yang dari sipemberi atau

penyampai nasihat itu(Gunawan, 2014:271)

d. Metode Pembiasaan

Pembiasaan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan secara

berulang-ulang, agar sesuatu itu bisa menjadi kebiasaan, metode

41

pembiasaan ini berintikan pengalaman karena yang dibiasakan itu

adalah sesuatu yang diamalkan dan inti kebiasaan adalah

pengulangan.pembiasaan menempatkan manusia sebagai sesuatu yang

istimewa yang dapat menghemat kekuatan, karena akan menjadi

kebiasaan yang melekat dan spontan, agar kegiatan itu dapat dilakukan

dalam setiap pekerjaan. Metode ini sangat efektif dalam rangka

pembinaan karakter dan kepribadian anak (Gunawan, 2014:267).

Contoh: orang tua membiasakan anak –anaknya untuk bangun pagi,

maka bangun pagi itu akan menjadikan kebiasaan yang baik untuk

anakn tersebut, untuk menguatkan hafalan-hafalan pada anak didik dan

untuk penanaman sikap beragama dsengan cara menghafal doa dan

ayat pilihan.

4. Lingkungan pendidikan

Pengertian lingkungan Pendidikan adalah latar atau tempat

berlangsungnya suatu proses belajar mengajar atau suatu proses

pendidikan disebut dengan lingkungan pendidikan. Secara umum fungsi

lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam berinteraksi

dalam berbagai lingkungan sekitarnya (Fisik, sosial, dan budaya) (Tirta

rahardja, 2000: 163) Lingkungan pendidikan antara lain yaitu:

a. Lingkungan Keluarga

42

Pola hidup dan tata pergaulan dalam keluarga biasanya banyak

ditentukan oleh pola kepemimpinan orang tua (Bapak /Ibu).Di sini

pendidikan berlangsung dengan sendirinya sesuai dengan tatanan

pergaulan yang berlaku di dalamnya.Lingkungan keluarga merupakan

lingkungan pendidikan yang pertama dan utama.Orang tua yang

berpandangan demokratis biasanya mampu menciptakan suasana

hubungan keluarga yang harmonis, saling hormat menghormati dan tau

tanggung jawab masing-masing. Ditambah lagi bila suasana keluarga

tersebut suasanannya akademis (terpelajar) akan mendorong anak

untuk giat belajar (Achmadi, 1983:63)

b. Lingkungan sekolah

Kita sudah mendengar bahwasuatu sekolah yang sudah faforit

menjadi rebutan calon siswa tau orang tua yang ingin menyekolahkan

anaknya . sekolah merupakan lingkungan kedua dalam pendidikan

karena biasanya orang tua ingin menyekolahkan ankanya agar kelak

ketika mereka dewasa nasibnya lebih baik dari orang tua mereka.

Dengan sekolah juga anak akan lebih baik dan menjadi lebih maju.

c. Lingkungan Masyarakat

Lingkungan Masyarakat merupakan lingkungan pendidikan yang

ketiga dan yang dimaksud lingkungan pendidikan di masyarakat adalah:

43

1) lingkungan taman-taman bermain diluar lingkungan keluarga dan

sekolah

2) Pola hidup dan tata pergaulan masyarakat dilingkungan anak yang

selalu diamati dan diketahui anak.

3) Kesenian dan kesusastraan yang tumbuh di dalam masyarakat

4) Media massa atau lat-alat komunikasi

5. Kurikulum

Dalam Ajaran Islam kurikulum dikenal sebagai suasana mata

pelajaran yang harus diajarkan kepada peserta didik. Dengan kata lain,

bahwa pengertian kurikulum dalam Islam lebih bersifat tradisional

yaitu:

a. Sebagai program studi yang harus dipelajari

b. Sebagai konten, yaitu data atau informasi yang tertera dalam buku-buku

kelas tanpa dilengkapi dengan data atau informasi lain yang

memungkinkan timbulnya kegiatan belajar.

c. Sebagai kegiatan terencana yakni kegiatan yang direncanakan tentang

hal-hal yang akan diajarkan (Nata, 2013:123)

Ciri-Ciri dan Prinsip Kurikulum Menurut Omar Mohammad al-Toumy

al-Syaibani, bahwa kurikulum pendidikan dasar memiliki cirri-ciri sebagai

berikut: Pertama menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan.

Kandungan metode, alat dan Teknik nya bercorak agama. Kedua meluaskan

44

cakupannya dan menyeluruh kandungannya, yaitu kurikulum yang benar-

benar mencerminkan semangat, pemikiran dan ajaran yang menyeluruh.

Ketiga bersikap seimbang diantara berbagai ilmu yang dikandung dalam

kurikulum yang akan digunakan. Keempat bersifat menyeluruh dalam menata

seluruh mata pelajaran yang diperlukan oleh anak didik. Kelima kurikulum

yang disusun selalu disesuaikan dengan minat dan bakat anak didik(Nata,

2013: 127)

Kurikulum pendidikan agama ialah bahan-bahan pendidikan agama

berupa kegiatan, pengetahuan, dan pengalaman yang dengan sengaja dan

sistimatis diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan agama(Zuhairini, 1977:59)

6. Tujuan pendidikan Akhlak

Tujuan Pendidikan ialah perubahan yang diharapkan pada subjek

didik setelah mengalami proses pendidikan baik tingkah laku individu dan

kehidupan pribadinya maupun kehidupan masyarakat dari alam sekitarnya

dimana individu itu hidup. Adapun tujuan atau cita-cita pendidikan antara

suatu Negara dengan Negara lain itu tentu berbeda. Hal ini disebabkan karena

sumber-sumber yang dianut sebagai dasar penentuan cita-cita itu

berbeda(Maunah, 2009:29)

7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan

45

Faktor yang memepengaruhi pendidikan umum, Menurut ya‟ kub

(1991:5) mengatakan bahwa ada dua faktor utama yang mempengaruhi akhlak

yaitu faktor internal dan eksternal:

a. Faktor internal

Yang dimaksud faktor internal ialah faktor yang datang dari diri

sendiri yaitu fitrah yang suci yang merupakan bakat bawaan sejak manusia

lahir dan mengandung pengertian tentang kesucian anak yang lahir dari

pengaruh-pengaruh luar.

b. Faktor eksternal

Adalah factor yang mempengruhi kelakuan atau perbuatan manusia

yang meliputi:Pengaruh keluarga, Pengaruh sekolah dan Pengaruh

MasyarakatFaktor yang mempengaruhi pendidikan akhlak:Faktor

Lingkungan, faktor individu, faktor sekolah dan pengaruh masyarakat

D. Macam-Macam akhlak dalam Al-qur’an

Akhlak dalam Al-Qur‟an ada dua yaitu akhlak terpuji (Mahmudah)

dan Akhlak Tercela (madzmumah) yang akan dijelaskan dibawah ini:

1. Akhlak Terpuji (Mahmudah)

Yaitu suatu akhlak atau tingkah laku yang baik yang tidak melanggar

syariat agama Islam. Yang termasuk akhlak Mahmudah diantaranya:

46

a. Lemah lembut adalah suatu akhlak yang penting untuk menekan gejolak

nafsudan amarah adalah kelembutan atau kasih sayangterhadap segala

hal, kehati-hatian dalam bertindak, dan kesabaran dalam menilai segala

sesuatu. Tiga sifat mulia ini tersirat dalam firman Allah yaitu orang-orang

yang menafkahkan hartannya, baiksaat apang ataupun sempit, orang-

orangyang menahan amarahnya, dan memaafkam kesalahan orang. Allah

menyukai orang-orang berbuat kebajikan(Qs.Ali Imran:134)

b. Amanah adalah suatu sifat yang sangat mulia, ia merupakan sifat yang

mengindikasikan pemiliknya sebagai sosok yang berkeyakinan dan

berkebribadian kuat, teguh, serta bisa diandalkan. Allah SWT

memerintahkan agar menyampaikan amanah kepadapemiliknya sehingga

tercipta rasa saling percaya dan muamalah yang baik diantara

manusia(Zuhaili, 2013:371)

c. Menepati janji adalah identitas mulia bagi seorang mukmin. Ketika

seseorang menepati janji secara tidak langsung ia telah menghormati

janji-janjinya, komitmen dengan ucapannyadan mempercayakan

sepenuhnya kepada teman yang diajak membuat kesepakatan atau

perjanjian.

2. Akhlak tercela (Madzmumah)

Yaitu siatu akhlak yang tidak baik, akhlak yang tidak disukai Allah

(dilarang). Yang termasuk Akhlak Madzmumah diantaranya:

47

a. Sombong ialah penyakit mental yang berbahaya, ia tumbuh dalam diri

seseorang yang senantiasa melihat kekurangan orang lain. Terkadang,

penyakit sombong ini dapat menjerumuskan seseorang dalam kekafiran

atau kesesatan serta menjatuhkan pada kenistaan (Zuhaili,2013:346)

b. Dengki ialah menunjukkan budi pekerti yang yang buruk dan

ketidaksukaan terhadap orang lain. Dengki menebar kejahatan dan

menjerumuskan ke berbagai kebinasaan, serta mengandung kesempitan

jiwa, rasa iri dan kebencian. Faktor penyebab kedengkianantara

lain:kesombongan, permusuhan, kebencian,kekaguman pada diri sendiri,

kekeruhan jiwa, kikir,suka perpecahan, memiliki cara pandang yang

tidak sehat (Zuhaili, 2013:339)

E. Nilai-nilai pendidikan Akhlak dalam Surat An-Nahl ayat 90

Berkaitan dengan pendapat para mufasirin yang telah dijelaskan diatas

atau dalam bab sebelumnya maka Al-Qur‟an Surat An-Nahl ayat 90 terdapat

beberapa nilai – nilai pendidikan yang harus dimiliki oleh manusia yang

diaplikasikan dalam kehidupan baik terhadap dirinya, keluarganya,

masyarakat dan negara. Nilai-Nilai tersebut diataranya:

1. Keadilan

Kata adil berasaldari bahasa arab artinya meletakkan, sesuatu pada

tempatnya, dan lawan dari kata adil adalah dzalim. Sikap adil hanya bisa

48

ditunjukkan oleh mereka yang memiliki hati nurani yang bersih. keadilan

hanya bisa ditunaikan dengan ketaqwaan. Allah SWT berfirman:

إعد لىاهىاقرب للتقىي واتقىا هللا إى هللا خثير تواتعولىىArtinya

“Berlaku adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan

taqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang

kamu kerjakan (Al-Maidah ayat 8).Adil itu sangat dalam maknanya, meliputi

segenap bidang kehidupan dan pergaulan umat manusia sepanjang zaman dan

disegenap penjuru. Keadilan dalam lapangan politik, ekonomi, sosial dan

budaya. Juga dalam menerima dan memberi, mengumpul dan membagi,

mengukur dan menimbang, memberi nilai penghargaan dan yang lain-lainnya.

Adil itu bukan hanya dilaksanakan untuk keluarga dan sahabat karib,

dan kerabat melainkan juga untuk lawan dan kawan, kaya dan miskin , orang

biasa dan berpangkat, yang kuat atau yang lemah bahkan terhadap diri sendiri

(Fachruddin, 1992:29)

Dalam Islam manusia itu sama dihadapan Allah, tidak ada perbedaan

antara orang kaya dan orang miskin, anak raja dan anak orang biasa, orang

berkulit hitam dan berkulit putih semua sama dalam perlakuan hukum

melaksanakan keadilan hukum dipandang oleh Islam sebagai melaksanakan

amanah. Berjuang untuk menegakkan keadilan bahkan lebih mulia dari ibadah

Sunnah(Zuhaili, 2014:112-113)

49

Misalnya pengadilan dalam memberikan suatu hukuman kepada

seseorang hendaklah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Tidak

malah menjalankan hukuman tidak sesuai dengan ketentuan dan berat sebelah

itu tidak baik dan tidak diperbolehkan dalam Islam. Dalam Al-Qur‟an

dijelaskan dengan tegas anjuran menghukum dengan adil, juga rasa kebencian

dan nafsu jahat tidak boleh menyimpang seseorang dari keadilan sedangkan

itu lebih dekat kepada takwa. Allah berfirman dalam

QsAn-Nisa ayat 58:

Artinya:“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu memberikan amanat kepada

yang punya, dan bila menghukum diantara manusia hendaklah menghukum

dengan adil. Dengan itu Allah memeberikan pelajaran yang sebaik-baiknya

kepada kamu. Sesungguhnya Allah itu maha mendengar dan maha

melihat”(Qs An-Nisa ayat 58)

2. Berbuat kebajikan/ Al-Ihsan

Kata ihsan memiliki akar kata hasan yang berarti baik. Ihsan berarti

berbuat sesuatu secara baik, tidak asal berbuat. Ihsan berarti juga mengerjakan

sesuatu secara professional atau berkualitas(Ahmadi, 2004:165) Ihsan

50

memiliki arti membalas kebaikan dengan yang lebih banyak dari padanya, dan

memebalas kejahatan dengan memberi maaf(Maraghi,1987:233).Ada juga

yang mengatakan bahwa ihsan ialah kita melakukan suatu perbuatan akan

tetepi kita tetap ingat dan selalu dipantau oleh Allah,ketika kita tidak melihat

Allah seolah-oleh kita dilihat oleh Allah.

Ihsan tidak bisa dipisahkan dengan Islam dan iman. Ketiganya

memiliki makna yang berbeda, namun salah satu darinya tidak bisa tegak

tanpa yang lain. Jika Islam adalah prinsip-prinsip ketundukan, iman adalah

prinsip-prinsip keyakinan, maka ihsan adalah prinsip-prinsip kualitas amal.

Jika keIslaman dan keimanan menuntun seseorang bersikap dan berperilaku

benar, maka ihsan menuntun seseorang bertindak secara bertanggung jawab

dan berkualitas (Ahmadi,2004:166)

Dalam Buku Al-Qur‟an dan Tafsirannya (2009:378) Al-Ihsan dibagi

dalam tiga kategori:

a. Ihsan dalam beribadah adalah jika kita beribadah kepada Allah seolah-olah

Allah melihat kita, dan ketika kita tidak melihat-Nya maka sesungguhnya

Allah melihat kita

b. Ihsan dalam balasan dan sanksi dengan seimbang, dan menyempurnakan

hak dalam pembunuhan dan luka dengan Qishas.

c. Al-ihsan dalam menepati hak atau hutang dengan membayarnya tanpa

mengulur waktu disertai tambahan yang tidak bersyarat.

51

Tingkatan al-Ihsan yang tertinggi ialah berbuat kebaikan terhadap

orang yang bersalah.Ihsan merupakan prinsip kualitas yang amal termasuk

beribadah kepada Allah, Ibadah yang ihsan ialah ibadah yang dikerjakan

dengan sungguh-sungguh, bukan sekedar untuk mengugurkan kewajiban kita

kepada Allah SWT namun juga untuk mendapatkan dampaknya(Departemen

Agama RI. 2009. AL-Qur‟an dan Tafsirannya. Jakarta)

Dapat disimpulkan bahwa dalam perbuatan ihsan diatas terdapat nilai-

nilai pendidikan akhlak diantaranya yaitu nilai keyakinan dan kepercayaan

dalam kaitannya dengan balasan sanksi yang seimbang dan nilai tanggung

jawab dalam kaitannya dengan menepati hak atau pembayaran hutang tepat

waktu.Hikmah ihsan antara lain: dicintai oleh Allah SWT, memuaskan hati,

Merasa yakin dengan hal yang dilakukan (Ahmadi, 2004:179-183)

3. Gemar Membantu

Kata إيتاء / ita‟ atau pemberian mengandung makna-makna yang sangat

dalam. Menurut pakar bahasa al-Qur‟an Ar-Raghib al-Ashfahani kata ini pada

mulanya berarti “Kedatangan dengan mudah”. Memang kalau kita membuka

lembaran Al-Qur‟an akan ditemukan pemberian yang dituliskan dengan

menggunakan kata kerja( يؤت -) أت ata- yu‟ti yang mana kata(إيتاء)ita‟

merupakan bentuk mashdar (kata jadian) dari kata kerja tersebut(Shihab,

2009:700)

52

Memberi bantuan merupakan kewajiban bagi setiap muslim terhadap

kerabat mereka yang kekurangan. Bantuan tersebut bisa berupa materi dan

non materi, Bantuan yang berupa materi merupakan bantuan dalam bentuk

harta yang berwujud uang, sedangkan yang non materi bisa berupa jasa,

misalnya membantu mnyelesaikan masalah, gotong royong dan lain

sebagainya. namun disisi lain kita juga harus menyadari bahwa diluar sana

ada hak seseorang atas harta yang kita miliki terutama kerabat kita sendiri.

Bantuan yang kita berikan sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan

.denga bantuan tersebut berarti kita telah membantu meringankan beban yang

mereka pikul. Dalam hadis dijelaskan

بي صلى هللا عليه وسلم قال : من نفس عن عن أبي هريرة رضي هللا عنه، عن الن

نيا نفس هللا عنه ر على مؤمن كربة من كرب الد كربة من كرب يوم القيامة، ومن يس

نيا واآلخرة ستره هللا في الد نيا واآلخرة، ومن ستر مسلما ر هللا عليه في الد معسر يس

ل وهللا في عون العبد ما كان العبد في عون أخي ه. ومن سلك طريقا يلتمس فيه علما سه

ة، وما اجتمع قوم في بيت من بيوت هللا يتلون كتاب هللا هللا به طريقا إلى الجن

كينة وغ حمة، وحفتهم المالئكة، وذكرهم ويتدارسونه بينهم إال نزلت عليهم الس شيتهم الر

. هللا فيمن عنده، ومن بطأ في عمله لم يسرع به نسبه

Artinya:

Dari Abu Hurairah radhiAllahu „anhu dari Nabi ShallAllahu „alaihi wa

Sallam, beliau bersabda: “Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan

53

seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada

hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti

Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang

menutup aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan

di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu

suka menolong saudaranya. Barang siapa menempuh suatu jalan untuk

mencari ilmu, pasti Allah memudahkan baginya jalan ke surga. Apabila

berkumpul suatu kaum di salah satu masjid untuk membaca Al Qur‟an secara

bergantian dan mempelajarinya, niscaya mereka akan diliputi sakinah

(ketenangan), diliputi rahmat, dan dinaungi malaikat, dan Allah menyebut

nama-nama mereka di hadapan makhluk-makhluk lain di sisi-Nya.

Barangsiapa yang lambat amalannya, maka tidak akan dipercepat kenaikan

derajatnya”(Lafazh riwayat Muslim no. 2699)

Tolong menolong diantara dua orang bertetangga merupakan suatu

keutamaan dalam ajaran Islam. Sebab hal itu bisa bisa mewujudkan kebaikan

bagi kedua belah pihak, mencegah marabahaya yang mungkin menimpa

keduannya , dan menghindarkan mereka dari benturan-benturan yang

mungkin akan berdampak buruk(Az-Zuhaili,2014:229)

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam memeberi

bantuan terdapat nilai kasih sayang dan solidaritas tinggi sehingga tercipta

kerukunan bagi mereka. Juga memepererat tali persaudaraan bagi mereka.

4. Menjauhi perbuatan keji atau munkar

54

Kata )الفحشاء) fahisyah adalah bentuk kata sifat yang terambil dari akar

kata yang terdiri atas tiga huruf yaitu fa-ha- syin, Ibnu Faris di dalam

kitabnya, Mu‟jamu Muqayis lughah menjelaskan bahwa akar tersebut

menunjukkan pada arti hal-hal yang buruk.Demikian pula Ibnu Manzhur

di dalam kitabnya, Lisanul „Arab mengatakan bahwa segala karakter yang

buruk, baik perbuatan maupun perkataan disebut al-fukhsy. Kata al-fukhsy,

al-fakhisyah dan al-fakhisy banyak digunakan di dalam hadis dengan makna

yang menunjukkan pada maksiat dan dosa yang amat keji yang mudharatnya

sangat besar.Perbuatan keji atau fakhsya‟ yaitu suatu perbuatan yang

mendekati zina atau dibenci Allah

Kata ( الوكر )al-munkar atau kemungkaran secara bahasa berarti

sesuatu yang tidak dikenal sehingga diingkari. Ibnu Taymiyah mendefinisikan

munkar dari segi pandangnya syariat sebagai “Segala sesuatu yang dilarang

oleh agama” dari definisi ini dapat diambil kesimpulan bahwa kata munkar

lebih luas jangkauan pengertiannya dari kata ma‟syiat atau kedurhakaan atau

sesuatu yang dinilai buruk oleh suatu masyarakat serta bertentangan dengan

nilai-nilai ilahi (Shihab, 2009:90)

Kata (الثغي)al-baghiy berasal dari kata al-bagha yang berarti meminta

atau menutut. Pada umumnya kata ini digunakan dalam arti menuntut hak

pihak lain tanpa hak dan dengan cara aniaya atau tidak wajar. Kata tersebut

mencakup segala pelanggran hak dalam bidang interaksi sosial seperti baik

55

pelanggaran itu lahir tanpa sebab seperti perampokan, pencurian dan yang

lainya (Shihab, 2009:702)

F. Relevansi Pendidikan Akhlak dalam Al-Quran surat An-Nahl ayat 90

dengan kurikulum Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah

Hidup dizaman yang sekrang ini tentu sangat beda dengan kehidupan

pendidikan dulu. Didalam Surat An-Nahl ayat 90 terdapatpendidikan akhlak

yang bisa diterapkan dalam kehidupan kita saat ini atau dalam kehidupan

sehari-hari:

Pendidikan agama Islam atau PAI di Madrasah Tsanawiyah yang

terdiri atas empat mata pelajaran tersebut memiliki karakteristik sendiri-

sendiri. Mata pelajaran Akidah akhlak dalam Madrasah Tsanawiyah

merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang merupakan peningkatan dari

Akidah Akhlak yang telah dipelajari oleh peserta didik di Madrasah

Ibtidaiyah/ Sekolah Dasar. Secara inti mata pelajaran Akidah Akhlak

memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk

mempelajari dan mempraktikkan akhlaknya.

Maka dari itu, dari konsep pendidikan akhlak dalam Qs An-Nahl ayat

90 yang di jelaskan pada sebelumnya ini tentulah sangat berkesinambungan

dengan kurikulum Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah. Adapun

relevansi konsep pendidikan akhlak dalam surat an-nahl ayat 90 terhadap

56

kurikulum akidah akhlak di Madrasah Tsanawiyah yaitu bersikap adil, Ihsan,

saling membantu, menjauhi perbuatan keji/fakhsya‟:

1. Berbuat kebajikan/ Ihsan ada dalam madrasah tsanawiyah terdapat

dikelas VII Semester I dalam Standar kompetensi no 1. memahami

dasar dan tujuan akidah islam dengan kompetensi dasar menjelaskan

hubungan iman, Islam dan Ihsan, menunjukkan dalil tentang iman,

islam dan ihsan

2. Adil,Gemar menolong ada dalam madrasah Tsanawiyah terdapat

dikelas VIII Semester 2 dalam Standar kompetensi no 2. Menerapkan

akhlak terpuji kepada sesama dengan kompetensi dasar menunjukkan

nilai positif dan membiasakan perilaku adil, tasamuh, toleransi, tolong

menolong khusnudzhon dalam kehidupan sehari-hari

3. Menjauhi perbuatan keji, fakhsya‟ /Munkar ada dalam madrasah

Tsanawiyah kelas VII semester 2 dalam standar kompetensi no

6.Menghindari Akhlak tercela dengan kompetensi dasar membiasakan

diri untuk menghindari akhlak tercela dalam kehidupan.

Implementasi dalam kehidupan sehari-hari:Sejarah telah membuktikan

bahwa pendidikan akhlak mulia sangat ampuh dalam melakukan perannya

sebagai paraktek akhlak bangsa.Kejayaan suatu bangsa terletakpada

akhlaknya.Selama bangsa tersebut masih memegang norma-norma akhlak

dan kesusilaan dengan teguh dan baik maka selama itu pula bangsa tersebut

57

jaya dan bahagia (Asmaran, 2002:56) Atau sebaliknya bangsa-bangsa yang

mengalami kehancuran ternyata bermula dari akhlak sebuah bangsa tersebut

yang tidak baik atau tida maulia, Karena akhlak bangsanya tersebut tidak baik

maka bangsa tersebut menjadi hancur.

Pelajaran akhlak bertujuan mengetahui perbedaan-perbedaan perangai

manusia yang baik dan yang buruk agar manusia dapat memegang teguh sifat-

sifat yang baik dan menjauhkan diri dari sifat-sifat yang jahat. Dalam suratAn-

nahl ayat 90 sebagaimana telah dipaparkan sama seperti keadaan saat ini

dimana nilai-nilai religius yang sudah mulai bergeser dengan arus modern dan

globalisasi. Maka dalam ayat tersebut telah dijelaskan segala bentuk perintah

dan laranganyang harus dilakukan oleh manusia dalam kehidupannya.Islam

dalam menetapkan nilai-nilai akhlak tidak hanya pada teori saja.Melainkan

juga menuntut untuk mengaplikasikanya dalam kehidupan sehari-hari.

Penerapanya dalam kehidupan berawal dari sebuah

pendidikan.Sebagimana telah kita ketahui bahwa pendidikan merupakan suatu

kewajiban yang harus kita laksanakan.Orang yang sudah berhasil dalam

penerapan akhlak ini ialah seorang yang sudah benar-benar menerapkan

pendidikan akhlak tersebut dalah kehidupannya sehingga dapat berinteraksi

dengan baik terhadap sesama mahluk ciptaan Allah.

58

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada pembahasan ini penulis akan menarik kesimpulan mengenai

konsep Pendidikan akhlak sesuai pada ayat yang dikaji yaitu, pada surat An -

Nahl ayat 90 sebagai berikut:

1. Konsep pendidikan Akhlak merupakan suatu pemikiran atau gambaran

pendidikan akhlak yang sudah ada untuk memaksimalkan pendidikan akhlak

dalam kehidupan manusia.Dalam hal ini bertujuan untuk memaksimalkan

penerapan pendidikan akhlak dalam kehidupan untuk mencapai suatu akhlak

yang sempurna.

2. Relevansi konsep pendidikan Akhlak dalam Al-Qur‟an suarat an-Nahl ayat

90 dengan kurikulum akidah akhlak di madrasah tsanawiyah ini tentulah

sangat berkesinambungan dengan kurikulum Akidah Akhlak di Jenjang

Madrasah Tsanawiyah. Adapun relevansi konsep pendidikan akhlak dalam

surat an-nahl ayat 90 terhadap kurikulum Akidah akhlak:

a) Berbuat kebajikan/ Ihsan ada dalam madrasah tsanawiyah terdapat dikelas

VII Semester I dalam Standar kompetensi no 1. memahami dasar dan tujuan

akidah islam dengan kompetensi dasar menjelaskan hubungan iman, Islam

dan Ihsan, menunjukkan dalil tentang iman, islam dan ihsan

59

b) Adil,Gemar menolong ada dalam madrasah Tsanawiyah terdapat dikelas

VIII Semester 2 dalam Standar kompetensi no 2. Menerapkan akhlak terpuji

kepada sesama dengan kompetensi dasar menunjukkan nilai positif dan

membiasakan perilaku adil, tasamuh, toleransi, tolong menolong

khusnudzhon dalam kehidupan sehari-hari

c) Menjauhi perbuatan keji, fakhsya‟/Munkar ada dalam madrasah

Tsanawiyah kelas VII semester 2 dalam standar kompetensi no

6.Menghindari Akhlak tercela dengan kompetensi dasar membiasakan diri

untuk menghindari akhlak tercela dalam kehidupan.

B. Saran

Dari penelitian ini, penulis menyarankan sebagai berikut:

1. Untuk pendidik

Bagi pendidik dalam proses kegiatan belajar mengajar hendaknya

tidak hanya mentransfer ilmu tetapi juga disertai usaha sungguh-sungguh

untuk mengoptimalkan penanaman pendidikan tauhid kepada peserta didik

agar agar tercapai tujuan pendidikan.

2. Untuk lembaga pendidikan

Lembaga pendidikan sebagai fasilitas dimana terdapat interaksi antara

pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Sebuah lembaga

pendidikan harus mengembangkan dan menanamkan pendidikan akhlak

dalam kehidupan sehari hari anak melalui pembelajaran di lembaga

pendidikan.

60

3. Untuk penulis

Bahwa hasil dari penulisan konsep pendidikan akhlak dalam Al-

Qur‟an dalam Surat An-Nahl ayat 90 ini masih banyak

kekurangannya,maka dari itu diharapkan ada peneliti baru yang mengkaji

ulang dari hasil penulisan ini.

61

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi. 1983.Ilmu Pendidikan 2. Semarang: DITBINPERTAIS

Ahmadi, Wahid. 2004. Risalah AKhlak Panduan Perilaku Muslim Modern. Solo: Era

Intermedia.

Al Maraghi, Ahmad Musthafa. 1987. Terjemah Tafsir Al-Maraghi. Semarang: PT

Karya Toha putra.

Arikunto,Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Ar-Rifa‟I, MuhammadNasib. 2008. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2. Jakarta:

Gema Insani.

Assegaf, Rachman. 2011. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Ash-Shiddieqy,Tengku Muhammad hasbi. 2000. Tafsir Al-Quranul Majid An-Nuur 3.

Semarang: Pustaka Rizky Putra

Asmaran. 2002. Pengantar Study Akhlak. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Baidan, Nashruddin. 2010.Wawasan Baru Ilmu Tafsir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Budihardjo. 2012. Pembahasan Ilmu-ilmu Al-Qur‟an. Yogyakarta: Lokus Tiara

Wacana Group.

Departemen Agama RI. 2016. Al-Qur‟an dan terjemah. Tangerang:Forum Pelayan

Al-Qur‟an.

62

Departemen Agama RI. 2007. Syamil Al-Quran (Al-Qur‟an Terjemah perkata).

Bandung: Cipta muda.

Efendi & Fatchurrohman. 2014. Studi Al-Qur‟an Memahami Wahyu Allah secara

Lebih Integrsl dan Komprehensif. Yogyakarta: Teras.

Faqih Imani, Alamah Kamal. 2005. Tafsir Nurul qur‟an sebelum cahaya.Jakarta: Al-

Huda.

Fachruddin. 1992. Ensiklopedia Al-Qur‟an Jilid I (A-L). Cet pertama. Jakarta:PT

Rineka cipta.

Gunawan. 2014. Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh. Bandung:

PT Remaja Rosda Karya.

Hadi, Sutrisno. 1981. Metodelogi Research untuk Penulisan Paper,Skripsi, Thesis

dan Desertasi. Yogyakarta: Yayasan penerbitan Fakultas Psikologi UGM.

Hamka. 1983. Tafsir Al-Azhar Juzu‟ XII-XIV. Jakarta: Pustaka Panjimas

Harahap, Sahrin. 2000. Metodologi Studi dan penelitian Ilmu-ilmu Ushuluddin.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2007. Cet 4. Jakarta: Balai Pustaka.

Kastolani, Muhammad Hafidz. 2009. Pendidikan Islam Antara Tradisi dan

Modernitas. STAIN Salatiga press.

Maunah, Binti. 2009. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta, Sukses Offset.

Munawar, Said Aqil Husin. 2005. Aktualisasi Nilai-Nilai Qur‟ani Dalam Sistem

Pendidikan Islam. Tangerang: PT Ciputat Press.

Muhadjir, Noeng. 1993. Ilmu pendidikan dan perubahan sosial (Suatu Teori

pendidikan). Yogyakarta: Rake sarakin.

63

Makbullah, Deden. 2013. Pendidikan Agama Islam, Arah Baru Pengembangan Ilmu

dan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Grafindo Persada.

Nata, Abuddin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam I, Jakarta: Logos wacana Ilmu.

Nata,Abuddin. 2014. Tafsir ayat-ayat Pendidikan (Tafsir ayat-ayat Tarbawiy).

Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.

Nata,Abuddin. 123. Kapita selekta Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali Pers.

Nata, Abuddin.2013. Kapita selekta pendidikan Islam, Isu-isu kontemporer tentang

pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja grafindo persada.

Sadullah, Uyoh. 2014. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta.

Salamullah, Alaika. 2008, Akhlak hubungan vertical, Yogyakarta:Pustaka Insan

madani

Shihab, M.Quraish. 2002. Tafsir Al- Misbah Pesan Kesan Dan Keserasian Al-Qur‟an

Jakarta: Lentera Hati.

Said, Ahmad Hasani. 2014. Diskursus Munasabah Al Qur‟an Tinjauan Kritis

Terhadap Konsep dan Penerapan Munasabah dalam Tafsir Al-Misbah.

Jakarta: Lectura Press.

Tafsir, Ahmad. 2008. Ilmu Pendidikan Dalam Persepektif Islam. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Yunus, Mahmud. 1990. Kamus Bahasa Arab Bahasa Indonesia. Jakarta: Hida Karya

agung

Zainuddin dkk. 1991.Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali. Jakarta: Bumi Aksara.

Zuchdi, dkk, Dimyati. 2009. Pendidikan Karakter (grand design dan nilai-nilai

target). Yogyakarta: UNY Press.

64

Zuhairini dkk. 1977. Metodik kusus pendidikan Agama. Surabaya: Usaha Nasional

Tirtaraharja. 2000.Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT: Rineka Cipta.

SKK

Nama : Sri Lestari

Nim : 111-13-089

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

No

Nama Kegiatan

Tanggal

Keikutsertaan

Sekor

1 Opak STAIN SALATIGA 2013 26-27 Agustus

2013 Peserta 3

2 Opak HMJ Tarbiyah 2013 STAIN Salatiga Tahun

2013 29 Agustus 2013 Peserta 3

3 UPT Perpustakaan Library User Education

(Pendidikan Pemakai Perpustakaan) 16 September 2013 Peserta 3

4 Seminar Nasional Bahasa Arab dengan tema ”Upaya

Menjaga Eksistensi dan Masa Depan

PembelajaranBahasa Arab”

09 Oktober 2013 Peserta 2

5 KISMIS (Kajian Intensif Mahasiswa ) dengan Tema

” Agar Sholat Bukan sekedar Kewajiban Akan tetapi

Kebutuhan”

10 Oktober 2013 Peserta 8

6

GEMA (Gerbang Masuk) ITTAQO dengan tema

”Mengukuhkan Peran Bahasa Arab dalam Ranah

Pendidikan Islam Di Era Modern”

16-17 November

2013

Peserta 2

7 KISMIS (Kajian Intensif Mahasiswa) dengan tema

“Getarkan Ramadhan Dengan Hati Yang Suci “

27 Juni 2014 Peserta 2

8 Talkshow Pra Nikah dengan Tema

“ Menjemput Jodoh Impian “

09 November 2014 Peserta 2

9 “Seminar Nasional Enterpreneurshup” 16 November 2014 Peserta 2

10 PAB( Penerimaan Anggota Baru) JQH Al-FURQON

STAIN SALATIGA dengan Tema “ Menumbuhkan

Karakter Islami dan Qur‟ani”

13-14 Desember

2014

Peserta 8

11 Sertifikat “BAITUL ARQAM Guru Tk ABA/PAUD/

TPQ Aisyiyah SE KABUPATEN SEMARANG”

28 Februari 2015 Peserta 2

12 Seminar Nasional Bahasa Arab ITTAQO dengan

Tema “ Aktualisasi Bahasa Arab Untuk Membentuk

Karakter Bangsa Yang Bermartabat”

10 Juni 2015 Peserta 8

13 Seminar Nasional Kewirausahaan bersama Dinas

perindustrian, perdagangan dan koperasi

(Disperindangkop) Salatiga dengan Tema “ Jiwa

Muda, Berani Berwirausaha”

30 Oktober 2015 Peserta 8

14 Seminar Nasional Al-Khidmah Kampus Kota salatiga

dengan Tema “ Wacana Islam Nusantara”

31 Oktober 2015 Peserta 8

15 Peringatan Hari kartini Tk Aisyiyah Bustanul Athfal

Pabelan, dengan tema “Dengan Semangat kartini

Kita Tingkatkan Kualitas keluarga dalam

mewujudkan generasi Tangguh dan Berakhlak Mulia”

21 April 2016 Panitia 3

16 Nusantara Mengaji 30.000 Khataman Al-Qur‟an

“Serentak Se-Indonesia Untuk Keselamatan dan

2Kesejahteraan Bangsa”

08 Mei 2016 Peserta 2

18 Seminar Nasional dengan tema “ TAX AMNESTI,

Faktor-Faktor yang Melatar Belakangi Lahirnya

Amnesty Pajak dan Dampaknya Terhadap

Perekonomian di Indonesia”.

12 Oktober 2016 Peserta 8

18

Workshop Nasional PASAR MODAL SYARI‟AH “

“Peran Pasar Modal Syariah Bagi Mahasiswa

19 Oktober 2016 Peserta 8

Ekonomi untuk Menyongsong Indonesia Sejahtera”

19 Seminar Nasional Kontribusi Hukum Islam terhadap

pemberantasan korupsi di Indonesia

“ Bersama Merajut Asa Memberantas Korupsi di

Indonesia”

10 November 2016 Peserta 8

20 Seminar Nasional Edupreneurship “STRATEGI

MARKETING KUNCI SUKSES WIRAUSAHA”

13 November 2016 Peserta 8

21 Turnamaen Bola Voli Karya Taruna Bakti Cup I 27 November 2016 Panitia 8

22 Seminar Nasional Anak Berkebutuhan Khusus

“ MELEJITKAN POTENSI ABK”

01 Desember 2016 Peserta 8