konsep islam lerhadap kemilrasejajarall walliw di keluarga 13

9
Konsep Islam lerhadap Kemilrasejajarall Walliw di Keluarga 13 KONSEP ISLAM TERHADAP KEMITRASEJAJARAN WANITA DIKELUARGA Hj. Wati Rahmi Ria, S.H.,M.H. Ajaran Islam memberi perhatian besar terhadap keberadaan kaum wanita dalam konteks hubungan keluarga, baik dalam kerangka Al Quran maupun Sunnah Rasul. Ajaran Islam sangat memperhatikan wanita, dengan pesan moral berupa keinginan untuk senantiasa menjaga moral dan kehidupan wanita. Ajaran Islam telah menjadikan seorang isteri yang salihah sebagai kekayaan seorang pria yang paling utama setelah keimanan dan ketakwaannya terhadap Allah Swt. Bahkan bentuk penghormatan terhadap wanita juga diperlihatkan dengan kewajiban setiap Muslim untuk menghormati ibunya meskipun sang ibu adalah seorang musyrik- kah. Pendahuluan Perbedaan antara pria dan wanita perlu dibahas lebih cermat dan hari-hati karena kesimpulan yang keliru mengenai hal ini tidak hanya akan berdampak pada persoalan sains semata. tetapi juga mempunyai dampak lebih jauh kepada persoalan asasi kemanusiaan. Dengan menyimpulkan bahwa pria dan wanita secara genetis berbeda tanpa memberikan penjelasan secara tuntas maka dapat dijadikan legitimasi terhadap realita sosial yang memperlakukan pria sebagai manusia utama dan wanita sebagai manusia kedua. Dalam kehidupan yang nyata khususnya dalam kehidupan berumah tangga, seorang suami dan seorang isteri menjadi mitra sejajar yang harmonis jika potensi daya keduanya dapat dimanfaatkan secara maksimal dengan penuh keikhlasan. Kemitrasejajaran dapat direalisasikan bila suasana yang kondusif dapat diciptakan dalam kehidupan berkeluarga. Situasi yang demikian sepenuhnya terwujud karena berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan antara pria dan wan ita dalam mewujudkan kemitrasejajaran wanita di keluarga, akan dibahas dalam uraian tulisan ini selanjutnya. Nomor I Tahun XXXI

Upload: others

Post on 28-Feb-2022

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep Islam lerhadap Kemilrasejajarall Walliw di Keluarga 13

Konsep Islam lerhadap Kemilrasejajarall Walliw di Keluarga 13

KONSEP ISLAM TERHADAP KEMITRASEJAJARAN WANITA DIKELUARGA

Hj. Wati Rahmi Ria, S.H.,M.H.

Ajaran Islam memberi perhatian besar terhadap keberadaan kaum wanita dalam konteks hubungan keluarga, baik dalam kerangka Al Quran maupun Sunnah Rasul. Ajaran Islam sangat memperhatikan wanita, dengan pesan moral berupa keinginan untuk senantiasa menjaga moral dan kehidupan wanita. Ajaran Islam telah menjadikan seorang isteri yang salihah sebagai kekayaan seorang pria yang paling utama setelah keimanan dan ketakwaannya terhadap Allah Swt. Bahkan bentuk penghormatan terhadap wanita juga diperlihatkan dengan kewajiban setiap Muslim untuk menghormati ibunya meskipun sang ibu adalah seorang musyrik-kah.

Pendahuluan

Perbedaan antara pria dan wanita perlu dibahas lebih cermat dan hari-hati karena kesimpulan yang keliru mengenai hal ini tidak hanya akan berdampak pada persoalan sains semata. tetapi juga mempunyai dampak lebih jauh kepada persoalan asasi kemanusiaan. Dengan menyimpulkan bahwa pria dan wanita secara genetis berbeda tanpa memberikan penjelasan secara tuntas maka dapat dijadikan legitimasi terhadap realita sosial yang memperlakukan pria sebagai manusia utama dan wanita sebagai manusia kedua.

Dalam kehidupan yang nyata khususnya dalam kehidupan berumah tangga, seorang suami dan seorang isteri menjadi mitra sejajar yang harmonis jika potensi daya keduanya dapat dimanfaatkan secara maksimal dengan penuh keikhlasan. Kemitrasejajaran dapat direalisasikan bila suasana yang kondusif dapat diciptakan dalam kehidupan berkeluarga. Situasi yang demikian sepenuhnya terwujud karena berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan antara pria dan wan ita dalam mewujudkan kemitrasejajaran wanita di keluarga, akan dibahas dalam uraian tulisan ini selanjutnya.

Nomor I Tahun XXXI

Page 2: Konsep Islam lerhadap Kemilrasejajarall Walliw di Keluarga 13

24 Hukum dan Pembongunall

B. Perspektif Tradisional Kaum Wanita Dalam Sejarah Islam

Argumen sejarah sang at menentukan dalam masalah-masalah yang menyangkut hak kaum wanita dalam teokrasi Islam. Hal ini karena semua jenis kebijakan yang ada hubungannya dengan kaum wanita dibenarkan dan disahkan dengan acuan pada hadits Nabi. Suatu perdebatan yang dapat memberi gambaran jelas yang berlangsung di dunia Islam sekarang mempertanyakan apakah sebelumnya telah ada wanita yang menjalankan kekuasaan politik dengan peranan yang begitu kontroversial seperti Aisyah isteri Nabi Muhammad saw. Aisyah menganjurkan pembangkangan dan dirinya sendiri memimpin pasukan ke medan perang sebagai penentang khalifah ortodoks keempat Ali bin Abi Thalib pad a 4 Desember 656 M (36 H). Dengan tindakannya itu beliau ikut membantu jatuhnya sang khalifah. Salah satu akibat pertentangan Ali - Aisyah adalah terpecahnya kaum Muslim menjadi Syiah dan Suni.'

Berkaitan dengan hal di atas, ada seorang ideolog Syiah yang terkemuka Ali Syari'ati dari Iran berpendapat bahwa wanita Islam yang ideal adalah Fatimah (putri Nabi), yang tidak memainkan peranan politik sarna sekali. Bagi kaum Syiah, Aisyah adalah seorang antimodel. Kaum wanita harus berpuas diri seperti Fatimah, dengan menjadi isteri, ibu. anak dan wan ita yang baik.

Di Mesir, Sa'id AI-Afghani menghabiskan waktu sekitar sepuluh tahun untuk menulis biografi Aisyah. Di bab pendahuluan dan kesim­pulannya ia mengatakan bahwa semuanya itu dilakukan untuk membuk­tikan bahwa kaum wan ita harus dihalangi dari kancah politik. Bukunya "A 'isha and Politics ", merupakan suatu susunan yang sistematis dari seluruh karya konservatif mengenai kaum wan ita hingga masa sekarang.

Aisyah menghasilkan had its lebih banyak daripada Ali. Menurut Ibn Hajar (pengarang tujuh belas jilid Fath AI-Ban), salah satu had its yang paling bisa dipercaya adalah Shahih Bukhari dan di sini Khalifah Ali menyumbang hanya 29 had its sementara Aisyah menyumbangkan 242. Aisyah menyumbang lebih dari 15 persen pad a dasar-dasar syariat tersebut. Fatimah yang diidolakan oleh para ideolog Syiah yang progresif sebagai wan ita ideal Islam masa kini, tidak menyumbangkan apa-apa 2

Menurut Mohammad Arafah kaum wan ita tidak boleh memiliki hak pOlitik di zaman sekarang ini, sebab mereka pun tidak pernah memilikinya di masa-masa penting ketika Nabi membangun negara Islam. Mohammad Arafah menyatakan bahwa "pada beberapa dasawarsa pertama

, Fatima Mernissi, Pemberontakan Wanita, Bandung: Mizan, 1993. hal. 165. , Ibid .. hal. 166.

}ol1uar; - Maret 2001

Page 3: Konsep Islam lerhadap Kemilrasejajarall Walliw di Keluarga 13

Konsep Islam lerhadap Kemilrasejajarall Wanira di Keluarga 25

Islam, wanita Islam tidak memainkan peranan sarna sekali dalam urusan publik , dan inilah yang terjadi meskipun Islam memberikan hak kepada mereka, yang sarna dengan yang diberikan kepada kaum pria .... " . Sejarah Islam sepenuhnya mengabaikan peran serta kaum wan ita bersama­sarna dengan kaum pria dalam menangani urusan-urusan negara di semua tingkatan 3

Mempertentangkan limpahan bukti sejarah yang menguntungkan bagi kaum wan ita dengan kedudukan mereka yang rendah di kalangan masyarakat Islam akan membawa kira pad a kesimpulan yang rak terelakkan bahwa kekuatan-kekuaran yang mempengaruhi pembentukan citra di dunia Islam sifatnya mendiskriminasikan mereka . Namun, kita harus hati-hati untuk mencap kekuaran-kekuatan ini dengan cap konservatif dan bukan fundamentalis. Alasannya , meskipun para pengulas Barat sering mengacaukan keduanya. sikap pasif kaum wan ita Islam dalam bidang politik, ekonomi dan budaya tidak dapat dijelaskan sebagai pengaruh fundamentalis semata.

C. Karakteristik Wanita Dalam Islam

Seiring dengan pergantian zaman dan perputaran waktu , kedudukan wanita mengalami sedikit pergeseran hingga pernah sampai ke tingkat yang paling rendah seperti yang terjadi pad a permulaan abad ke empat belas Hijriah. Kemudian dengan bermulanya era penjajahan modern terjadi pula benturan keras antara peradaban Barat dan masyarakat Islam yang menimbulkan berbagai dampak sampingan antara lain ditandai dengan munculnya dua aliran yang kontradiktif. Percama, aliran yang terpengaruh dan silau ketika melihat peradaban Barat sehingga mereka menerima saja bulat-bulat manis pahir dan baik buruknya peradaban tersebut. Kedua, aliran yang menutup mara secara rotal untuk kemudian hanya mau mengikuti warisan yang diringgal para leluhur mereka tanpa melihat manfaat dan ridaknya 4

Setelah pengaruh benturan rersebur berakhir. setiap arus kembali mengevaluasi dan menmjau kembali beberapa sikapnya terhadap karakteristik wanita, meskipun dalam kadar yang berbeda. Akibatnya dalam masyarakat Islam tampil beberapa model yang sebagiannya memiliki kadar keistiqamahan tertentu rerhadap syariat Allah dan sebagian lagi menyimpang dari syariat Allah. Bersamaan dengan berlanjutnya

3 Mohammad Arafah. Hugug AI-arnar'a fit-Islam . Ed isi ke 3. (tempat pernerhitannya tidak diketahui), AI-maktab al-Islami. 1980. hal. 149. 4 Abdul Hadi Abu Syuqqah. Kebebasan Wanita , Jakarta: Gem,1 Insani Press. 1999. hal. 58

Nomor I Tahull XXXI

Page 4: Konsep Islam lerhadap Kemilrasejajarall Walliw di Keluarga 13

26 Hukum dan Pembangunan

upaya para ulama yang ikhlas , diharapkan sikap istiqamah semakin bertambah sehingga karakteristik wanita sampai pada posisi yang telah ditetapkan oleh Islam dan masyarakat Islam kembali hidup makmur serta sejahtera menuju kebangkitan yang didambakan.

Pada dasarnya baik di dalam AI-Qur'an atau Sunnah, mengenai khithab (ajakan atau seruan) dirujukan kepada pria dan wanita secara bersamaan. Hal ini merupakan karunia Allah sebagai penegasan tentang persamaan antara pria dan wan ita yang juga memiliki asal yang sarna , seperti dalam firman Allah Swt dalam QS. An-Nisa ': I. Namun ada beberapa perbedaan yang sifatnya terbatas yang terletak pada pengecualian dari pokok. Salah satu keutamaan Islam adalah penghormatannya kepada kaum wan ita dan menjaga fitrah kewanitaan seorang wanita. Islam juga mengakui kemampuan-kemampuan dan potensi seorang wanita. Oleh karena itu Islam tidak pernah menghinakan kaum wanita dan tidak pula terlalu menyanjung-nyanjungnya. Tetapi Islam menempatkan wanita kepada proporsinya yang tepat dan benar.

Terdapat batasan tentang sejauh mana perhatian Islam terhadap kewanitaan seorang wanita, yaitu :

Pertama, bahwa Islam menjawab kewanitaan seorang wan ita sehingga dia dapat bernaung di bawah naungan kasih sayang, kecintaan dan keindahan. Unruk itulah Islam menghalalkan sebagian hal yang diharapkan terhadap seorang laki-Iaki selama hal itu sesuai dengan tabiat kewanitaan dan kewajibannya.

Kedua, Islam sang at memperhatikan kewanitaan seorang wanila dan selalu menjaga titik kelemahannya. Untuk irulah dia selalu diletakkan di dalam naungan seorang pria, dia berhak mendapatkan nafkah dan berhak untuk dipenuhi segala kebutuhannya. Ketiga, Islam selalu menjaga moral dan kehidupan seorang wanita. Dia juga selalu melindungi nama baik kehormatannya dan selalu menjaga kesuciannya dari hal-hal yang tidak baik'

Wanita sebagai seorang ibu juga mendapat perhatian kllUSUS dalam Islam. Seliap Muslim diwajibkan unruk menghormati ibunya meskipun sang ibu adalah seorang musyrikah. Demikan juga halnya dengan kedudukan wanita sebagai seorang isteri. Agama Islam lelah menjadikan seorang isteri yang shalihah sebagai kekayaan seorang pria yang paling utama setelah keimanan dan kelakwaannya terhadap Allah SWI.

:> Yusuf AI-Qardhawy, Ruang Lingkup Aktivitas WanirQ Mlls/imah. Jakarta: Pustaka AI­KautsaI" , 1996, hal 67.

lanuari - Morel 2001

Page 5: Konsep Islam lerhadap Kemilrasejajarall Walliw di Keluarga 13

Konsep Islam lerhadap Kemilrasejajaran Wanila di Keluarga 27

Dalam Islam telah ditentukan hak-hak seorang isteri yang harus dipenuhi oleh seorang suami. Ketentuan ini merupakan refleksi dari keimanan dan ketakwaan seorang Muslim dari hari nurani dan kebangkitan sebuah masyarakat dan hukum syara' dan keharusannya '

Hak yang pertama dari seorang isteri adalah mendapatkan mahar dari suaminya. Dan haknya yang kedua adalah mendapatkan nafkah dari suami. Seorang pria diberi tanggung jawab untuk memberikan makanan. pakaian, tempat tinggal serta pengobatan terhadap isterinya sesuai dengan kemampuannya. Sedangkan hak seorang isteri yang ketiga adalah mendapatkan pergaulan yang ma'rufdari suami .

Sebaliknya dengan adanya hak-hak yang demikian maka Islam mewajibkan seorang isteri untuk mentaati suaminya selama apa yang diperintahkannya iru tidak dalam masalah-masalah yang maksiat. Dia juga diwajibkan untuk menJaga harta suaminya dan kehormatannya. Kewajiban-kewajiban yang demikian tidak mempunyai arti bahwa hal itu sebuah tuntutan yang berlebih-Iebihan dan merupakan suam kedzaliman terhadap kaum wan ita .

Islam tidak pernah menghilangkan kepribadian seorang wanita hanya karena dia telah melangsungkan perkawinan. Islam juga tidak meleburkannya di dalam kepribadian sang suami, sebagaimana yang terdapat pada tradisi Barat yang menjadikan seorang wanita bebas lepas berjalan sesuai dengan kehendaknya, namun Islam telah menentukan kepribadian seorang wanila yang tersendiri dan berbeda dengan kepribadian seorang pria.

D. Konsep Islam Terhadap Kemitrasejajaran Wanita Di Keluarga

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata "kemilraan '" mengandung arti jalinan kerja sama. Jika dalam suatu sistem kehidupan berumah tangga dikatakan tugas seorang suami mencari nafkah dan tugas seorang iSleri mengasuh anak , ini pun mencerminkan sebuah makna jalinan kerja sama. Sedangkan kala "sejajar" sepadan dengan baris. deret, sebaris , seleret, sejalan, (sama arah dan jarak) , sama derajat, tingkat, dan paralel. '

6 Ibid .. hal. 148. 7 Mitra artinya ternan, sahabat, kawan kefja , pasangan kefja . Kemitr'lall perilla I hubU'ngan (jalinan keljasama dansebagainya) sebagai mitra. Jadi , milra yang dimaksud adalah kawan kerja. Dalam rangka mencapai fUjuan bersama kawan ke lja ilu antara pria dan wan ita . 1\ Oepdikbud , Kamus Besar Bahasa Indonesia , Jakarta: Balai Pusl:.tka. 1990. hal . 591.

Nomor I Tahun XXXi

Page 6: Konsep Islam lerhadap Kemilrasejajarall Walliw di Keluarga 13

28 Hukum dan Pembangunan

Prinsip pokok ajaran Islam adalah persamaan antara manusia sebagai makhluk Allah Swt, baik antara pria dengan wanita, bangsa arau suku dan keturunan.

Perbedaan yang digarisbawahi dan kemudian meninggikan atau merendahkan seseorang hanya dapat dinilai dari pengabdian dan ketakwaannya kepada Allah Swt. Kemitrasejajaran antara pria dan wan ita dalam ajaran Islam yang bersifat fundamental secara normatif adalah setara walaupun ada perbedaan biologis antar keduanya.

Menurut penulis kaum wanita di era globalisasi sekarang ini terutama yang berpendidikan menuntut status yang sejajar dengan pria. Namun sebagian masyarakat menyatakan secara tegas bahwa wanita diberikan status yang lebih rendah. Sebagian modern is di kalangan ulama Islam cenderung meyakini bahwa AI-Qur'an memberikan status yang sejajar bagi kedua jenis kelamin ini. Ajaran Islam yang memiliki sumber utama AI-Qur'an dalam hal ini merujuk kepada pengertian normatif dan sekaligus kontekstual. Secara normatif AI-Qur'an memihak kesetaraan status bagi pria dan wanita, namun secara konteksrual AI-Qur'an memang menyatakan adanya kelebihan tertentu kaum pria atas kaum wan ita .

Dalam kehidupan sebuah keluarga sangat dibutuhkan qawwamun (kepemimpinan). Ketentuan bahwa kaum pria menjadi pemimpin bagi wanita (QS An-Nisa': 34) sering menimbulkan persepsi negatif terhadap kedudukan wanita , menjadikan pria lebih superior dibanding wanita. Kaum pria di dalam kitab-kitab tafsir' seringkali digambarkan sebagai seorang yang lebih superior dibanding kaum wanita. Berkairan dengan kepemimpinan di keluarga. Rasulullah Saw bersabda yang artinya "Kalian semua adalah penggembala (pemimpill) dall akan dimincai pertanggung jawab lencang kepemimpinannya. Seorallg pria adalah pemimpin atas seluruh anggota rumahnya dan seorang !Vanita (isleri) adalah memimpin rumah tangga dan bertanggung jalVab atas yang dipimpinnya". (HR. Bukhari)

Sabda Rasul ini jelas menegaskan bahwa suami adalah kepala keluarga (ra'in fi ahlih) dan isteri disebut pemimpin di rumah suaminya (ra'iyah fi bait zaujiha). Keduanya bertanggung jawab atas pelaksanaan kepemimpinannya. Pengertian sabda Rasul tersebut menegaskan bahwa adanya kemitraan dalam peran dan tugas masing-masing dalam

9 Misalnya Tafsir AI-Manar, Karena kaum pria lebih baik dan lebih utam dari wani(3 . rnaka kenabian hanya dikhususkan bagi kaum pria. Kaum pria \ehih pantas dan lehih ulama umuk memimpin daripada kaum wanita. Ini merupakan ketetapan Allah. Lilla! Muhammad Abduh, Tofsir AI-Manar. (Mesir al-hairah al -mishriyyah. tanpa tahun) Iilid L hal. 608.

lalll/ari - Marel 2001

Page 7: Konsep Islam lerhadap Kemilrasejajarall Walliw di Keluarga 13

Konsep Islam lerhadap Kemilrasejajaran Wanila di Keluarga 29

pertanggungjawaban berkeluarga. Kepemimpinan dalam keluarga merupakan kepemimpinan berdasarkan musyawarah bukan berdasarkan kesewenangan. Dengan pengertian ini maka sikap suami kepada isteri bukanlah bersifat menguasai ataupun mendominasi yang cenderung memaksa , melainkan bersifat mendukung dan mengayomi. Perlindungan dan nafkah yang diberikan pria pada wanita tidak boleh dianggap sebagai suatu keunggulan kaum pria.

Alasan karena kaum pria memberi nafkah kepada isteri bukanlah merupakan perbedaan hakiki melainkan hanya bersifat fungsional saja. Artinya , jika ada isteri yang secara ekonomi dapat mandiri baik dari harta waris atau dari penghasilan sendiri dan memberikan penghasilannya untuk kepentingan keluarganya tidak berarti kelebihan dan keunggulan suami menjadi berkurang karena ia tidak memiliki keunggulan dalam bidang ekonomi.

AI-Qur'an secara normatif mengakui adanya kemitrasejajaran antara pria dan wanita, namun ada had its yang tidak mendukung hal ini. Misalnya dalam kaitan dengan kepemimpinan ini, terdapat sebuah hadits yang selalu dijadikan tolok ukur dari keterbatasan dan kemampuan kaum wanita. Rasulullah saw bersabda yang artinya "bangsa yang menyerahkan kepemimpinannya kepada wanita tidak akan mencapai kesejahteraan"(HR Abi Bakrah).'o

Hadits ini tidak bisa digeneralisasikan karena berkaitan dengan kasus tertentu . Rasulullah Saw mengucapkannya terkait dengan pengangkatan binti (putri) Kisra, raja Persia. Hadits ini tidak bisa dijadikan hukum yang bersifat umum karena datang dari Rasulullah dalam kapasitas beliau sebagai pemimpin, bukan sebagai Rasul. Menurut ilmu mushthalah hadits, bahwa sebuat hadits tidak dapat diterima jika (1) menggambarkan sesuatu yang tidak mungkin dipercaya, (2) bertentangan dengan ayat AI-Qur'an, dan (3) bertentangan dengan fakta sejarah.

Hadits di atas jelas bertentangan dengan AI-Qur'an dan fakta sejarah (Ratu Saba' di negara Yaman Selatan)ll Bahkan sang at mungkin had its tersebut palsu karena had its tersebut tidak ada sebelum perang unta (Aisyah isteri nabi sebagai pimpinan perang) yang melibatkan banyak sahabat terkemuka di dalamnya dan tidak seorangpun keberatan atas kepemimpinan Aisyah, termasuk periwayat had its tersebul.

10 Hadits disebabkan telah diangkat hinti Kisra seorang wanila mel~iadi alau memimpin negara Persia karena anak raja walaupun tidak ahli. Hal ini sampai kepada Nabi Saw. maka beliau bersabda demikian. AI-Bukhari. Iilid II Juz 4 , hal. 236. " Lihat QS AI-Naml : 22-23 dan QS AI-Taubah : 71.

Nomor I Tahun XXXI

Page 8: Konsep Islam lerhadap Kemilrasejajarall Walliw di Keluarga 13

30 Hukum dan Pembangunall

E. Kesimpulan

Islam mengajarkan keadilan dan keseimbangan antara pna dan wan ita sebagai mitra , khususnya dalam hidup berkeluarga. Kemitra­seJapran bukan berarti hubungan yang satu mengungguli atau merendahkan yang lain, bukan pula yang satu mendominasi dan lainnya didominasi. Tetapi konsep Islam terhadap kemitrasejajaran wan ita dalam keluarga adalah hubungan yang saling timbal balik. Walaupun kepeimpinan keluarga berada pada suami, seperti yang dinyatakan dalam AI-Qur ' an dan Hadits.

Kodrat wan ita dan kemitrasejajaran mempunyai hubungan yang sangat erat. Masalah-masalah yang berkairan dengan kodrar dijadikan bagian dari komitmen dalam kehidupan berkeluarga yang lebih harmonis dan bertanggung jawab bersama dalam batas-batas yang diatur agama. Untuk menghilangkan kesenjangan yang ada dalam kehidupan suami isteri maka keduanya harus memiliki hak dan kewajiban, kedudukan, peran serra kesamaan dan kesempatan yang sejajar sesuai dengan interpretasi yang berwawasan perspektif Islam.

Jalluari - Marer 200]

Page 9: Konsep Islam lerhadap Kemilrasejajarall Walliw di Keluarga 13

Konsep Islam terhadap Kemitrasejajaran Wanita di Keluarga 31

DAFTAR PUSTAKA

AI-Qur'an dan Terjemahannya. Serna rang : Wicaksana, 1994.

Abduh, Muhammad., Tafsir al-Manar, Mesir: AI-Hairah Al Mishriyyah, tt.

Abu Syuqqah, Abdul Halim., Kebebasan Wanita, terj. As'ad Yasin. Jakarta: Gema Insani Press, 1988.

Abd AI-ati, Hammudah. The Family Structure in Islam. Indianapolis: Islamic Book Service, 1977.

Albar, Mumahhad. Wanita Karier dalam Timbangan Islam, terj. Amir Hamzah Fachruddin. Jakarta: Pustaka Azzam, 1988.

Al Qardhawy, Yusuf. Ruang Lingkup Aktivitas Wanita Muslimah. Jakarta: Pustaka Al Kautsar. 1996.

Arafah, Mohammad. Huquq Al-Amar'a Fit-Islam, Edisi ke 3 (Tempat penerbitannya tidak diberitahukan), Al Maktab AI-Islam, 1980.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990.

Istiadah, Pembagian Kerja Rumah Tangga dalam Islam. Jakarta: Lembaga Kajian Agama dan Gender, 1999.

Levy, Ruben., The Social Structure of Islam. New York: Cambridge University Press, 1979.

Mernissi, Fatimah., Pemberontakan Wanita, terj. Rahmani Astuti, Bandung: Penerbit Mizan, 1993.

Nomor I Tahun XXXI