konsep hukum dalam islam

12
1. Konsep Hukum dalam Islam Hukum (peraturan/norma) adalah suatu hal yang mengatur tingkah laku manusia dalam suatu masyarakat, baik peraturan tingkah laku manusia dalam suatu masyarakat, baik peraturan atau norma itu berupa kenyataan yang tumbuhdan berkembang dalam masyarakat maupun peraturan atau norma yang dibuat dengan cara tertentu dan ditegakkan oleh penguasa. Hukum Islam adalah hukum-hukum yang diadakan oleh Allah untuk umat-Nya yang dibawa oleh seorang Nabi, baik hukum yang berhubungan dengan kepercayaan (aqidah) maupun hukum-hukum yang berhubungan dengan amaliyah (perbuatan). Dengan adanya Hukum dalam Islam berarti ada batasan-batasan yang harus dipatuhi dalam kehidupan. Karena tidak bisa dibayangkan jika hukum, seseorang akan semaunya melakukan sesuatu perbuatan termasuk perbuatan maksiat. Pada dasarnya, hukum Islam mengatur hubungan dengan Allah dan hubungan antar sesama manusia (Hablumminallah wa hablumminannaas). Hukum Islam dibagi ke dalam dua bagian : 1. Bidang Ibadah (ibadah mahdah) Ibadah mahdah adalah tata cara beribadah yang wajib dilakukan seorang muslim dalam berhubungan dengan Allah seperti shalat, puasa, zakat, dan haji. 2. Mu’amalah ( ibadah ghairu mahdah) Mu’amalat adalah ketetapan Allah yang langsung berhubungan dengan kehidupan sosial manusia. Yang sifatnya terbuka untuk dikembangkan melalui ijtiad manusia yang memenuhi syarat untuk melakukan usaha itu. Dengan adanya hukum ibadah mahdah dan muamalah ini jika diamalakan oleh manusia akan dapat terpelihara Agama, jiwa, dan akalnya. Dalam surat Ali ‘Imran ayat 112 Allah berfirman, “dhuribat ‘alayhimuzhillah aynama thuqifu illa biHABLIMMINALLAH waHABLIMMINANNAS...”, yang

Upload: lamps-cfc

Post on 24-Nov-2015

40 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

konsep

TRANSCRIPT

1. Konsep Hukum dalam IslamHukum (peraturan/norma) adalah suatu hal yang mengatur tingkah laku manusia dalam suatu masyarakat, baik peraturan tingkah laku manusia dalam suatu masyarakat, baik peraturan atau norma itu berupa kenyataan yang tumbuhdan berkembang dalam masyarakat maupun peraturan atau norma yang dibuat dengan cara tertentu dan ditegakkan oleh penguasa.

Hukum Islam adalah hukum-hukum yang diadakan oleh Allah untuk umat-Nya yang dibawa oleh seorang Nabi, baik hukum yang berhubungan dengan kepercayaan (aqidah) maupun hukum-hukum yang berhubungan dengan amaliyah (perbuatan).

Dengan adanya Hukum dalam Islam berarti ada batasan-batasan yang harus dipatuhi dalam kehidupan. Karena tidak bisa dibayangkan jika hukum, seseorang akan semaunya melakukan sesuatu perbuatan termasuk perbuatan maksiat.

Pada dasarnya, hukum Islam mengatur hubungan dengan Allah dan hubungan antar sesama manusia (Hablumminallah wa hablumminannaas). Hukum Islam dibagi ke dalam dua bagian :

1. Bidang Ibadah (ibadah mahdah)

Ibadah mahdah adalah tata cara beribadah yang wajib dilakukan seorang muslim dalam berhubungan dengan Allah seperti shalat, puasa, zakat, dan haji.

2. Muamalah ( ibadah ghairu mahdah)

Muamalat adalah ketetapan Allah yang langsung berhubungan dengan kehidupan sosial manusia. Yang sifatnya terbuka untuk dikembangkan melalui ijtiad manusia yang memenuhi syarat untuk melakukan usaha itu.

Dengan adanya hukum ibadah mahdah dan muamalah ini jika diamalakan oleh manusia akan dapat terpelihara Agama, jiwa, dan akalnya. Dalam surat Ali Imran ayat 112 Allah berfirman, dhuribat alayhimuzhillah aynama thuqifu illa biHABLIMMINALLAH waHABLIMMINANNAS..., yang artinya, QS 3:112 Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia...2. Sumber Hukum dalam Islam

Sumber hukum Islam merupakan dasar atau referensi untuk menilai apakah perbuatan manusia sesuai dengan syariah yang telah digariskan oleh Allah SWT atau tidak.

Sumber hukum Islam yang telah disepakati jumhur (kebanyakan) ulama ada 4 (empat), yaitu Al-Quran, As-Sunnah, Ijma, dan Qiyas.Hai orang orang beriman taatilah Allah dan taatilah rasul dan ulil amri (pemegang kekuasaan). Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (Sunnahnya) jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS 4: 59)AL-QURANSecara bahasa Al-Quran adalah kalam Allah (kalaamullah-QS 53:4) sebagai sebuah mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui utusan Allah malaikat Jibril AS, untuk digunakan sebagai pedoman hidup bagi manusia dalam menggapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.Diturunkan secara berangsur-angsur selama 23 Tahun. Ayat yang pertama adalah QS Al-Alaq/96: 1-5. Ayat terakhir turun adalah QS Al-Maidah/5: 3.... Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat Ku bagimu dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu... (QS Al-Maidah/5:3)Ayat-ayat yang diturunkan di Makkah (ayat-ayat Makkiyah) menerangkan tentang akidah Islamiyah yaitu Al-Wahdaniyah (Ke-Esaan Tuhan) keimanan terhadap para malaikat, para nabi dan hari akhir. bantahan terhadap orang-orang musyrik pemaparan ibarat dan tamsil-tamsil menerangkan akibat orang-orang yang berbuat syirik dan durhaka di beberapa negeri dan mengajak kepada kebebasan berpikir dan melepaskan dari apa yang dianut oleh orang tua dan nenek moyang mereka Ayat-ayat yang turun di Madinah, mengandung hukum-hukum fiqih aturan pemerintahan aturan keluarga serta aturan tentang hubungan antara orang-orang muslim dan non-muslim yang menyangkut perjanjian dan perdamaian Al-Quran diturunkan secara berturut-turut dengan alasan,

1. Untuk menguatkan hati, berupa kesenangan rohani (spiritual)

2. Untuk mentartilkan (membaca dengan benar dan pelan) Al-Quran (QS . Qomar: 75: 16-19).Mukjizat Al-Quran:

1. Keindahan seni bahasa Al-Quran (balaghah) (Isra:88)

Katakanlah: Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu sebagian yang lain2. Kebenaran pemberitaan Al-Quran tentang keadaan yang terjadi pada abad-abad yang silam.3. Pemberitaan Al-Quran tentang hal-hal yang akan terjadi pada masa datang

4. Kandungan Al-Quran banyak memuat informasi tentang ilmu pengetahuanFungsi Al-Quran:

1. Al-Quran sebagai pedoman hidup (QS 45 (Jasiyat): 20).2. Al-Quran sebagai rahmat bagi alam semesta (QS. 10 (Yunus):57, & QS 17 (Isra):82)3. Al-Quran sebagai cahaya petunjuk (QS 42 (asy-syura):52; QS 2: 2, 185)

4. Al-Quran sebagai peringatan (QS 18: 2)5. Al-Quran sebagai penerangan dan pembeda (QS. 2: 185; QS 3:138 & QS. 36:69)

6. Al-Quran sebagai pelajaran (QS.10:57 & QS. 69:48)

7. Al-Quran sebagai sumber ilmu (QS. 96:1-5).

8. Al-Quran sebagai hukum (QS 13:37).

9. Al-Quran sebagai obat penyakit jiwa (QS 10:57).

10. Al-Quran sebagai pemberi kabar gembira (QS 16: 102).

11. Al-Quran sebagai pedoman melakukan pencatatan (QS. 2 :282-283).AS-SUNNAH

Sunnah adalah ucapan (qauliyah), perbuatan (filiyah) serta ketetapan-ketetapan (taqririyah) Nabi Muhammad SAW, yang merupakan sumber hukum Islam kedua setelah Al-Quran.

Berita tentang ucapan, perbuatan dan ketetapan Nabi Muhammad SAW disebut hadits. Hadits mengandung 3 (tiga) elemen, yaitu rawi (orang yang menyampaikan), sanad (urutan para rawi), dan matan (teks hadits).Periwayatan hadits terbagi atas:1. Hadits Mutawattir, hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah orang yang tidak terhitung jumlahnya dan mereka tidak mungkin bersepakat berbohong dengan perawi yang sama banyaknya hingga sanadnya bersambung sampai kepada Nabi SAW.

2. Hadits Masyhur, hadits yang diriwayatkan dari Nabi, oleh seorang, dua orang atau lebih sedikit dari kalangan sahabat, atau diriwayatkan dari sahabat, oleh seorang atau dua orang perawi kemudian setelah itu tersebar luas hingga diriwayatkan oleh orang banyak yang tidak mungkin bersepakat bohong.

3. Hadits Ahad/khabar Khasshah setiap hadits yang diriwayatkan dari Rasulullah SAW oleh seorang, dua orang atau sedikit lebih banyak, dan belum mencapai syarat hadits Masyhur. Hadits ahad ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu: Hadist shahih : hadist yang diriwayatkan oleh perawi yang adil, dan sempurna ketelitiannya, sanadnya bersambung, sampai kepada Rasulullah, tidak mempunyai cacat. Hadist hasan: hadist yang diriwayatkan oleh perawi yang adil tetapi kurang ketelitiannya, sanadnya bersambung sampai kepada Rasulullah, tidak mempunyai cacat dan tidak berlawanan dengan orang yang lebih terpercaya. Hadist dhaif hadist yang tidak memenuhi syarat-syarat Hadist Shahih dan Hadist Hasan.Fungsi Assunnah

1. Menguatkan hukum yang telah ditetapkan dalam Al Quran 2. Memberikan keterangan ayat-ayat Al Quran dan menjelaskan rincian ayat ayat yang masih bersifat umum3. Membatasi kemutlakannya 4. Mentakhshishkan/mengkhususkan keumumannya 5. Menciptakan hukum baru yang tidak ada di dalam Al-QuranBarang siapa mentaati Rasul, maka sesungguhnya dia telah mentaati Allah SWT. Dan barang siapa berpaling (dari ketaatan itu) maka (ketahuilah) Kami tidak mengutusmu (Muhammad) untuk menjadi pemelihara mereka (QS 4 :80) (Assunnah sebagai sumber hukum)IJMA

Ijma adalah kesepakatan para mujtahid dalam suatu masa setelah wafatnya Rasulullah SAW, terhadap hukum syara yang bersifat praktis (amaliy).Ijma merupakan sumber hukum Islam ketiga setelah Al-Quran dan As-Sunnah.ingatlah, barangsiapa yang ingin menempati surga, maka bergabunglah (ikutilah) jamaah. Karena syaithan adalah bersama orang-orang yang menyendiri. Ia akan lebih jauh dari dua orang, dari pada dari seseorang yang menyendiri. (HR.Umar bin Khatthab).Tingkatan-tingkatan ijma terdiri atas:1. Ijma Sharih ialah jika engkau atau salah seorang ulama mengatakan, hukum ini telah disepakati, maka niscaya setiap ulama yang engkau temui juga mengatakan seperti apa yang engkau katakan.

2. Ijma Sukuti ialah suatu pendapat yang dikemukakan oleh seorang mujtahid, kemudian pendapat tersebut telah diketahui oleh para mujtahid yang hidup semasa dengan mujtahid di atas, akan tetapi tidak ada seorang pun yang mengingkarinya.

3. Ijma pada permasalahan pokok: Jika para ahli fiqih (fuqaha) yang hidup dalam satu masa (generasi) berbeda dalam berbagai pendapat, akan tetapi bersepakat dalam hukum yang pokok, maka seseorang tidak boleh mengemukakan pendapat yang bertentangan dengan pendapat-pendapat mereka.Syarat ijma menjadi dasar hukum:

1. Pada masa terjadinya peristiwa itu harus ada beberapa orang mujtahid

2. Kesepakatan itu haruslah kesepakatan yang bulat

3. Seluruh mujtahid menyetujui hukum syara yang telah mereka putuskan itu dengan tidak memandang negara, kebangsaan dan golongan mereka

4. Kesepakatan itu diterapkan secara tegas baik lewat perkataan maupun perbuatanSyarat mujtahid:

Menguasai ilmu bahasa arab dengan segala cabangnya Mengetahui nash-nash Al-Quran Mengetahui nash-nash Al-Hadits Mengetahui maqashidus syariyah (tujuan syariah)QIYAS

Secara bahasa, qiyas adalah pengukuran sesuatu dengan yang lainnya atau penyamaan sesuatu dengan sejenisnya. Secara terminologi, qiyas adalah suatu proses penyingkapan kesamaan hukum suatu kasus yang tidak disebutkan dalam suatu nash baik di Al-Quran dan As-Sunnah dengan suatu hukum yang disebutkan dalam nash karena ada kesamaan dalam alasannya.Maka ambillah pelajaran wahai orang-orang yang mempunyai wawasan. (QS 59: 2)Syarat qiyas sebagai sumber hukum:

1. Sepanjang mengacu dan tidak berten-tangan dengan Al-Quran dan As- Sunnah2. Qiyas juga sesuai dengan logika yang sehat

Dalil qiyas:

Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad) dan Ulil amri (pemegang kekuasaan) diantara kamu. Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (Sunnahnya) jika kamu beriman kepada Allah Swt dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS 4:59)3. Fungsi Hukum Islam dalam Kehidupan Bermasyarakat

Sebagaimana sudah dikemukakan dalam pembahasan ruang lingkup hukum Islam, bahwa ruang lingkup hukum Islam sangat luas. Yang diatur dalam hukum Islam bukan hanya hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga hubungan antara manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain dalam masyarakat, manusia dengan benda, dan antara manusia dengan lingkungan hidupnya. Dalam Al Quran cukup banyak ayat-ayat yang terkait dengan masalah pemenuhan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia serta larangan bagi seorang muslim untuk melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Bagi tiap orang ada kewajiban untuk mentaati hukum yang terdapat dalam Al Quran dan Hadits. Peranan hukum Islam dalam kehidupan bermasyarakat sebenarnya cukup banyak, tetapi dalam pembahasan ini hanya akan dikemukakan peranan utamanya saja, yaitu :

a. Fungsi IbadahFungsi utama hukum Islam adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Hukum Islam adalah ajaran Allah yang harus dipatuhi umat manusia, dan kepatuhannya merupakan ibadah yang sekaligus juga merupakan indikasi keimanan seseorang.

b. Fungsi Amar Maruf Nahi Munkar

Hukum Islam sebagai hukum yang ditunjukkan untuk mengatur hidup dan kehidupan umat manusia, jelas dalam praktik akan selalu bersentuhan dengan masyarakat. Sebagai contoh, proses pengharaman riba dan khamar, jelas menunjukkan adanya keterkaitan penetapan hukum (Allah) dengan subyek dan obyek hukum (perbuatan mukallaf). Penetap hukum tidak pernah mengubah atau memberikan toleransi dalam hal proses pengharamannya. Riba atau khamar tidak diharamkan sekaligus, tetapi secara bertahap. Ketika suatu hukum lahir, yang terpenting adalah bagaimana agar hukum tersebut dipatuhi dan dilaksanakan dengan kesadaran penuh. Penetap hukum sangat mengetahui bahwa cukup riskan kalau riba dan khamar diharamkan sekaligus bagi masyarakat pecandu riba dan khamar. Berkaca dari episode dari pengharaman riba dan khamar, akan tampak bahwa hukum Islam berfungsi sebagai salah satu sarana pengendali sosial. Hukum Islam juga memperhatikan kondisi masyarakat agar hukum tidak dilecehkan dan tali kendali terlepas. Secara langsung, akibat buruk riba dan khamar memang hanya menimpa pelakunya. Namun secara tidak langsung, lingkungannya ikut terancam bahaya tersebut. Oleh karena itu, kita dapat memahami, fungsi kontrol yang dilakukan lewat tahapan pengharaman riba dan khamar. Fungsi ini dapat disebut amar maruf nahi munkar. Dari fungsi inilah dapat dicapai tujuan hukum Islam, yakni mendatangkan kemaslahatan dan menghindarkan kemudharatan, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

c. Fungsi Zawajir

Fungsi ini terlihat dalam pengharaman membunuh dan berzina, yang disertai dengan ancaman hukum atau sanksi hukum.Qishash, Diyat, ditetapkan untuk tindak pidana terhadap jiwa/ badan, hudud untuk tindak pidana tertentu (pencurian , perzinaan, qadhaf, hirabah, dan riddah), dan tazir untuk tindak pidana selain kedua macam tindak pidana tersebut. Adanya sanksi hukum mencerminkan fungsi hukum Islam sebagai sarana pemaksa yang melindungi warga masyarakat dari segala bentuk ancaman serta perbuatan yang membahayakan. Fungsi hukum Islam ini dapat dinamakan dengan Zawajir.

d. Fungsi Tandhim wa Islah al-Ummah

Fungsi hukum Islam selanjutnya adalah sebagai sarana untuk mengatur sebaik mungkin dan memperlancar proses interaksi sosial, sehingga terwujudlah masyarakat yang harmonis, aman, dan sejahtera. Dalam hal-hal tertentu, hukum Islam menetapkan aturan yang cukup rinci dan mendetail sebagaimana terlihat dalam hukum yang berkenaan dengan masalah yang lain, yakni masalahmuamalah, yang pada umumnya hukum Islam dalam masalah ini hanya menetapkan aturan pokok dan nilai-nilai dasarnya. Perinciannya diserahkan kepada para ahli dan pihak-pihak yang berkompeten pada bidang masing-masing, dengan tetap memperhatikan dan berpegang teguh pada aturan pokok dan nilai dasar tersebut. Fungsi ini disebut dengan Tanzim wa ishlah al-ummah. Ke empat fungsi hukum Islam tersebut tidak dapat dipilah-pilah begitu saja untuk bidang hukum tertentu, tetapi satu dengan yang lain saling terkait. (Ibrahim Hosen, 1996 : 90).

4. Kontribusi Umat Islam dalam Perumusan dan Penegakan Hukum

Kontribusi umat Islam dalam perumusan dan penegakan hukum di Indonesia tampak jelas setelah Indonesia merdeka. Sebagai hukum yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, hukum Islam telah menjadi bagian dari kehidupan bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Penelitian yang dilakukan secara nasional oleh Universitas Indonesia dan BPHN (1977/1978) menunjukkan dengan jelas kecenderungan umat Islam Indonesia untuk kembali ke identitas dirinya sebagai muslim dengan menaati dan melaksanakan hukum Islam. Kecenderungan ini setelah tahun enam puluhan diwujudkan dalam bentuk kewajiban menyelenggarakan Pendidikan Agama Islam di sekolah-sekolah di bawah naungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang Departemen Pendidikan Nasional). Realitas kehidupan beragama di Indonesia lainnya adalah maraknya kehidupan beragama Islam setelah tahun 1966 dan perkembangan global kebangkitan umat Islam di seluruh dunia. Selain dari itu, perkembangan hukum Islam di Indonesia ditunjang pola oleh sikap pemerintah terhadap hukum agama (hukum Islam) yang dipergunakan sebagai sarana atau alat untuk memperlancar pelaksanaan kebijakan pemerintah, misalnya dalam Program Keluarga Berencana dan program-program lainnya. Setelah Indonesia merdeka, muncul pemikir hukum Islam terkemuka di Indonesia, seperti Hazairin dan TM.Hasbi ash-Shiddieqy, mereka berbicara tentang pengembangan dan pembaharuan hukum Islam bidang muamalah di Indonesia. Hasbi misalnya menghendaki fiqih Islam dengan pembentukan fiqih Indonesia (1962), Syafrudin Prawiranegara (1967) mengemukakan idenya pengembangan sistem ekonomi Islam yang diatur menurut hukum Islam. Gagasan ini kemudian melahirkan bank Islam dalam bentuk Bank Muamalat Indonesia (BMI) tahun 1992 yang beroperasi menurut prinsip-prinsip hukum Islam dalam pinjam meminjam, jual beli, sewa menyewa dan sebagainya dengan mengindahkan hukum dan peraturan perbankan yang berlaku di Indonesia.

Kontribusi umat Islam dalam perumusan dan penegakan hukum pada akhir-akhir ini semakin tampak jelas dengan diundangkannya beberapa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan hukum Islam, seperti Undang-undang Republik Indonesia Nomor I Tahun 1974 tentang perkawinan, Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik , Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama, Instruksi Presiden Nomor I tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, dan Undang-undang Republik Indonesia Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Haji.

Dari pembahasan yang sudah dikemukakan , jelas makin lama makin besar kontribusi umat Islam di Indonesia dalam perumusan dan penegakan hukum di Indonesia. Adapun upaya yang harus dilakukan untuk menegakkan hukum Islam dalam praktik bermasyarakat dan bernegara, memang harus melalui proses, yakni proses kultural dan dakwah. Apabila Islam sudah bermasyarakat, maka sebagai konsekuensinya hukum harus ditegakkan. Bila perlu, Law Enforcement dalam penegakan hukum Islam dengan hukum positif, yaitu melalui perjuangan legislasi. Di dalam Negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, kebebasan mengeluarkan pendapat atau kebebasan berfikir wajib ada. Kebebasan mengeluarkan pendapat ini diperlukan untuk mengembangkan pemikiran hukum Islam yang betul-betul teruji, baik dari segi pemahaman maupun dari segi pengembangannya. Dalam ajaran Islam ditetapkan bahwa, umat Islam mempunyai kewajiban untuk mentaati hukum yang ditetapkan Allah. Masalahnya kemudian, bagaimanakah sesuatu yang wajib menurut hukum Islam menjadi wajib pula menurut perundang-undangan. Hal ini jelas diperlukan proses dan waktu untuk merealisasikannya.