konsep eco industrial park

26
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Konsep Eco Industrial Park pada Industri Kertas ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada matakuliah Kesling Kawasan Industri. Selain itu, makalah ini juga dapat menambah pengetahuan mahasiswa atau pembaca mengenai Konsep Eco Industrial park dan Cara Pengolaan Limbah Industri Kertas dengan menggunakan sistem tertutup. Penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Olehnya itu, penulis menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyusun makalah ini. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna.Karenanya, saran dan kritik yang membangun selalu penyusun harapkan demi perbaikan-perbaikan selanjutnya. Makassar, September 2012 Penulis 1

Upload: ulfa-ade-irma

Post on 02-Aug-2015

447 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep Eco Industrial Park

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan

rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Konsep Eco Industrial Park pada Industri Kertas

ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada

matakuliah Kesling Kawasan Industri. Selain itu, makalah ini juga dapat menambah

pengetahuan mahasiswa atau pembaca mengenai Konsep Eco Industrial park dan Cara

Pengolaan Limbah Industri Kertas dengan menggunakan sistem tertutup.

Penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Olehnya itu,

penulis menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak

membantu penulis dalam menyusun makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna.Karenanya, saran

dan kritik yang membangun selalu penyusun harapkan demi perbaikan-perbaikan selanjutnya.

Makassar, September 2012

Penulis

1

Page 2: Konsep Eco Industrial Park

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................i

Kata Pengantar.......................................................................................................................1

Daftar Isi................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang.........................................................................................................3

I.2 Rumusan Masalah....................................................................................................4

I.3 Tujuan......................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

II.1 Konsep Eco-Industrial Park...................................................................................6

II.2 Proses Produksi Dalam Industri Kertas..................................................................9

II.3 Layout EcoIndustrial Park Industri Kertas...........................................................

BAB III PENUTUP

III.1 Kesimpulan...........................................................................................................

III.2 Saran.....................................................................................................................

Daftar Pustaka........................................................................................................................

Lampiran................................................................................................................................

2

Page 3: Konsep Eco Industrial Park

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Pada dewasa ini yang menjadi bahan perdebatan adalah bagaimana menyusun

suatu pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Semakin meningkatnya

populasi manusia mengakibatkan tingkat konsumsi produk dan energi meningkat juga.

Permasalahan ini ditambah dengan ketergantungan penggunaan energi dan bahan baku yang

tidak dapat diperbarui. Pada awal perkembangan pembangunan, industri dibangun sebagai

suatu unit proses yang tersendiri, terpisah dengan industri lain dan lingkungan. Proses

industri ini menghasilkan produk, produk samping dan limbah yang dibuang ke lingkungan.

Kertas merupakan barang yang banyak digunakan oleh masyarakat dengan

berbagai usia. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dunia, permintaan akan kertas

juga semakin meningkat. Menurut Robert (1996), produksi kertas dan papan di dunia per

tahun adalah sekitar 250 juta ton dan setengahnya diproduksi oleh Amerika Serikat dan

negara-negara EEC. Produksi kertas yang banyak ini tentu saja sebagai akibat dari konsumsi

kertas dunia yang juga meningkat.

Industri kertas memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap penyediaan

lapangan kerja serta pendapatan nasional. Pada tahun 2007 sumbangan industri kertas

terhadap pendapatan nasional mencapai 45,4 triliun Rupiah (harga berlaku) atau sekitar 1,3%

dari total pendapatan nasional. Nilai tambah industri kertas juga sedikit mengalami

peningkatan dari sekitar 20,0 triliun Rupiah (harga konstan 2000) pada tahun 2000 menjadi

sekitar 25,9 triliun Rupiah (harga konstan 2000) pada tahun 2007 atau meningkat rata-rata

sebesar 3,8% per tahun. Dengan peningkatan ini maka kebutuhan energi di industri kertas

diprakirakan juga akan semakin meningkat.

Penggunaan kertas di dunia saat ini telah mencapai angka yang sangat tinggi.

Menyikapi hal ini pemerintah berencana menjadi produsen pulp dan kertas terbesar dunia

(Syafii, 2000). Permasalahannya adalah, produsen pulp dan kertas di tanah air pada umumnya

menggunakan kayu hutan sebagai bahan baku. Simajuntak (1994) mengemukakan 90% pulp

dan kertas yang dihasilkan menggunakan bahan baku kayu sebagai sumber bahan berserat

selulosa. Dapat diprediksikan bahwa akan terjadi eksploitasi hutan secara besar-besaran

apabila kelak Indonesia menjadi produsen pulp terbesar di dunia. Terganggunya kestabilan

lingkungan menjadi dampak yang perlu mendapat perhatian khusus. Untuk mengatasi hal ini

3

Page 4: Konsep Eco Industrial Park

pemerintah harus mencari alternatif penggunaan kayu hutan sebagai bahan baku pembuat

pulp dan kertas.

Meningkatnya pertumbuhan industri kertas di indonesia telah membawa dampak

terhadap meningkatnya permasalahan lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah.

Oleh karenanya dalam upaya terpeliharanya kualitas lingkungan industri harus meningkatkan

pengelolaan limbagnya melalui pengolahan yang lebih efektif dan kemungkinan

pemanfaatannya.

Industri kertas pada saat ini dihadapkan pada masalah penanganan limbah padat

yang jumlahnya cukup besar. Kontribusi terbesar berasal dari lumpur hasil pengolahaanair

limbah. Di lokasi pabrik limbah padat tersebut hanya di tumpuk dan belum di manfaatkan

sehingga selain menimbulkan gangguan terhadap estetika, juga menyebabkan pencemaran

tanah, air tanah, dan menimbulkan bau bagi masyarakat sekitar.

Setiap unit proses pada industri kertas menghasilkan limbah cair yang

keseluruhannya di olah di unit effluent treatment. Pengolahaan limbah cair yang komponen

utamanya berupa serat dan senyawa organik kompleks lignin dilakukan dengan pengolahaan

primer dan pengolahaan proses biologi lumpur aktif dengan suplai oksigen dari udara dan

penambahan nutrisi. Hasil dari pengolahan limbah cair diperoleh air limbah terolah yang

telah memenuhi baku mutu persyaratan pembuangan air limbah ke lingkungan dan

menghasilkanpula lumpur sebagai limbah padat. Bahan sisa lumpur instalasi pengolah air

limbah (IPAL) yang bersumber pada pengolahan air limbah bisa mencapai 1-3% berat produk

untuk industri pulp dan kertas terpadu, 0,6-0,7% berat produk industri kertas dengan bahan

baku pulp, dan 0,8-1,2% berat produk untuk industri kertas dengan bahan baku kertas

bekas(dasar kering) (Purwati dkk, 2006). Jumlah limbah yang cukup besar tersebut sebagai

konsekuensinya, tampa pengolahaan yang tepat maka limbah tersebut akan menimbulkan

pencemaran lingkungan yang serius.

Untuk itu, perlu adanya upaya yang searah dan terkoordinir antara seluruh

stakeholder dalam mengupayakan terciptanya dunia industri yang ramah lingkungan dan

berkesinambungan melalui konsep eco-industrial park (EIP).

I.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana konsep Eco Industrial Park ?

2. Bagaimana proses produksi dalam Industri Kertas ?

3. Bagaimana layout Eco industrial park industri kertas ?

4

Page 5: Konsep Eco Industrial Park

I.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui konsep Eco Industrial Park .

2. Untuk mengetahui proses produksi dalam Industri Kertas.

4. Untuk mengetahui layout Eco industrial park industri kertas.

5

Page 6: Konsep Eco Industrial Park

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Konsep Eco Industrial Park (EIP)

a. Defenisi

Benturan (ketidakserasian) antara dunia bisnis dengan alam, antara ekonomi

dan ekologi ,terutama karena adanya kenyataan bahwa alam adalah suatu silklus,

sedangkan sistem industri adalah adalah linear.Sistem linear (siklus terbuka)

memanfaatkan energi dan sumberdaya alam kemudian mentransportasikannya

menjadi produk ditambah limbah.Limbah yang dihasilkan kemudian di buang dan

akhirnya membuang produkunya setelah dimanfaatkan.Pola produksi dan konsumsi

yang berkelanjutan membutuhkan suatu siklus yang tertutup,meniru proses

ekosistem.Untuk mencapai pola siklus tertutup, dibutuhkan rancangan ulang yang

mendasar dari bisnis dan ekonomi,pola siklus terbuka harus di ubah menjadi pola

siklus tertutup.

Eco-industrial park (EIP)merupakan sekumpulan industri(penghasil produk

jasa) yang berlokasi pada suatu tempat dimana para pelaku-pelaku di dalamnya secara

bersama mencoba meningkatkan perfomansi lingkungan, ekonomi, dan

sosialnya.Tujuan dari EIP ini tidak lain adalah memperbaiki perfomansi ekonomi bagi

industri-industri didalamnya melalui minimalisasi dampak lingkungan.Dalam hal ini

pendekatan-pendekatan yang dilakukan akan diarahkan pada :desain hijau (green

design) infrasturktur , perencanaan dan penerapan konsep produk bersih, pencegahan

polusi, efisiensi energi, dan hubungan antara perusahaan-perusahaan (inter-company

partnering).

Oktober 1996,hasil workshop yang diselenggarakan oleh United States

President’s Council untuk pembangunan berkelanjutan menyebutkan dua defenisi

penting untuk sebuah EIP.Pertama,EIP merupakan suatu komunitas bisnis yang

bekerjasama satu sama lain dan serta melibatkan masyarakat disekitarnya untuk lebih

mengefisienkan pemanfaatan sumber daya (informasi,material,air,energi,infrastruktur,

dan habitat alam) secara bersama-sama, meningkatkan kualitas sumber daya manusia

bagi kepentingan bisnis dan juga masyarakat sekitarnya.Defenisi kedua mengenai EIP

adalah suatu sistem industri yang merencanakan adanya pertukaran material dan

6

Page 7: Konsep Eco Industrial Park

energi guna meminimalisasi penggunaan energi dan bahan baku, meminimalisasi

sampah, dan membangun suatu ekonomi berkelanjutan, ekologi dan hubungan sosial.

EIP merupakan evolusi dari konsep dari kawasan-kawasan industri yang sudah

ada.EIP mencoba mengkoreksi konsep kawasan-kawasan industri yang sudah ada

selama ini.Konsep kawasan industri yangs selama ini hanyalah merupakan kumpulan

industri yang hampir sama sekali tidak memiliki keterkaitan terutama dalam

pengelolaan lingkungan, atau dengan kata lain, konsep kawasan industri tradisional

memiliki pertentangan dan mengindahkan konsep co-lokasi (co-location) dalam

perkembangannya.Konsep co-lokasi mengembangkan cara-cara baru untuk meraih

suatu kesinergian dan efisiensi yang lebih besar lagi, dengan memperkuat prospek-

prospek peningkatan nilai tambah dalam proses-proses industri yang diambil dari

keuntungan yang diperoleh karena pengelompokan industri pada suatu kawasan.

Perbedaan Eco industrial-park dengan kawasan industri biasanya menurut

Anca-Katrin Fleig (2000) adalah:

Tingginya kerjasama/pertukaran antara perusahaan-perusahaan , pengelola

kawasan dan para pembuat kebijakan lokal diwilayah tempat EIP tersebut

berada.

Para pelaku usaha dalam EIP selalu bekerja keras untuk mewujudkan visi dari

aktivitas industri yang dilakukan untuk mencapai suatu keberlanjutan yang

berkaitan dengan aspek ekonomi, sosial dan ekologis.

b. Manfaat Eco industrial park (EIP)

Manfaat bagi industri

EIP akan memberikan kesempatan bagi anggotanya untuk mengurangi

biaya-biaya produksi melalui efisiensi terhadap material dan energi, daur ulang

sampah/limbah industridan minimalisasi biaya-biaya tambahan yang mungkin

timbul karena denda yang berhubungan dengan aturan pemerintah terhadap

pelanggaran perusakan lingkungan dan aktivitas produksi yang dilakukan.

Selain itu dengan konsep EIP ini memungkinkan juga adanya suatu

pemanfaatan berbagai fasilitas atau layanan jasa bersama antaranggotanya

dalam kawasan tersebut,misalnya adanya suatu usaha manajemen limbah

bersama, pelatihan-pelatihan bersama, pembelian bahan baku bersama,

penggunaan sistem informasi lingkungan bersama dan beberapa layanan jasa

lainnya.Dengan adanya sharing biaya-biaya antar perusahaan ini akan

7

Page 8: Konsep Eco Industrial Park

membantu para anggotanya untuk memperoleh efisiensi ekonomi yang lebih

besar melalui kolaborasi tersebut.

Konsep EIP ini akan memberikan keuntungan lebih bagi industri-

industri kecil dan menengah.Lemahnya kemampuan industri kecil dan

menengah terhadap akses informasi , merupakan kendala besar bagi mereka

untuk meraih pasar dan menghadapi persaingan dari skala ekonomi perusahaan

lokal.

Manfaat Bagi Lingkungan

Penerapan konsep EIP akan mengurangi banyak sumber-sumber polusi,

limbah, dan sampah juga mengurangi pemanfaatan sumberdaya alam secara

berlebihan .Dari sisi perusahaan yang merupakan anggota EIP dengan

penerapan konsep EIP ini akan mengurangi beban mereka terhadap tuntutan

ramah lingkungan melalui pendekatan yang lebih inovatif bagi penerapan

produksi bersih, diantaranya termasuk usaha-usaha pengendaliaan polusi,

efisiensi energi,manajemen limbah, pemulihan sumber daya alam, dan teknik

serta metode lainnya bagi penerapan konsep manajemen lingkungan.

Manfaat Bagi Masyarakat

Dengan meningkatnya performansi perusahaan-perusahaan anggota EIP akan

menjadikan EIP sebagai suatu kekuatan alat pembangunan ekonomi suatu

masyarakat.EIP akan memberikan kesempatan usaha-usaha baru bagi

masyarakat.Berkembangnya EIP akan menciptakan program-program baru

bagi kemajuan ekonomi regional bersangkutan dan juga memperoleh

keuntungan lingkungan dari kemajuan yang diperoleh dari sektor industri

mereka,diantaranya masyarakat disekitarnya akan memperoleh udara,air, dan

tanah yang lebih bersih, berkurangnya sampah dalam jumlah besardan

keuntungan-keuntungan lingkungan lainnya.

c. Pertukaran Hasil Samping Antar Perusahaan

Pertukaran hasil samping perusahaan atau by-product synergy atau by-

product network.Pada dasarnya hasil samping merupakan sekumpulan

perusahaan yang memanfaatkan dan mempertukarkan hasil sampingannya

sebagai bahan baku lagi dari satu perusahaan kepada perusahaan lain, daripada

hanya membuangnya sebagai sampah atau limbah yang tidak dapat

dimanfaatkan lagi.Perwujudan dari suatu pertukaran hasil samping merupakan

8

Page 9: Konsep Eco Industrial Park

hal yang paling esensial dalam penerapan strategi dalam melaksanakan konsep

ekologi industri.

Untuk mewujudkan suatu pertukaran hasil samping tidak hanya sebatas

pertukaran material atau pun energi saja.Akan tetapi membutuhkan dukungan

dari banyak pihak, sehingga pertukaran hasil samping yang dikembangkan

tidak hanya mendorong keuntungan dari sisi lingkungan saja (pengurangan

penggunaan sumber daya dan polusi), tetapi juga memberikan suatu

keuntungan ekonomi (peningkatan efisiensi dan produktivitas) dari para

pelaku yang terlibat, serta mendorong pembangunan masyarakat dalam rangka

pembangunan berkelanjutan.

II.2 Proses Produksi Dalam Industri Kertas

a. Bahan Baku

Kertas merupakan suatu kebutuhan manusia saat ini. Kertas digunakan untuk

berbagai kepentingan, baik untuk kebutuhan sekolah, perkantoran bahkan sampai

kebutuhan rumah tangga. Kertas yang sering kita gunakan itu biasanya terbuat dari

kayu yang diolah dengan teknologi modern sehingga sampai ke tangan kita. Pulp

merupakan bahan mentah dari pembuatan kertas, dus, corrugated board serta produk-

produk lain yang serupa dengan itu. Pulp dibuat dari serat tumbuhan yang merupakan

bahan terbarukan.

Kertas yang sering kita gunakan itu terbuat umumnya terbuat dari kayu atau

lebih tepatnya dari serat kayu dicampur dengan bahan-bahan kimia sebagai pengisi

dan penguat kertas. Kayu yang digunakan di Indonesia umumnya jenis Akasia. Kayu

jenis ini berserat pendek sehingga kertas menjadi rapuh. Di mesin pembuat kertas

(paper machine), serat kayu ini dicampur dengan kayu yang berserat panjang

contohnya pohon pinus.

Penggunaan kertas di dunia saat ini telah mencapai angka yang sangat tinggi. .

Permasalahannya adalah produsen pulp dan kertas di tanah air pada umumnya

menggunakan kayu hutan sebagai bahan baku. Simajuntak (1994) mengemukakan

90% pulp dan kertas yang dihasilkan menggunakan bahan baku kayu sebagai sumber

bahan berserat selulosa. Dapat diprediksikan bahwa akan terjadi eksploitasi hutan

secara besar-besaran apabila kelak Indonesia menjadi produsen pulp terbesar di dunia.

Terganggunya kestabilan lingkungan menjadi dampak yang perlu mendapat perhatian

9

Page 10: Konsep Eco Industrial Park

khusus. Untuk mengatasi hal ini harus dicari alternatif penggunaan kayu hutan

sebagai bahan baku pembuat pulp dan kertas.

Pulp diproduksi dari bahan baku yang mengandung selulosa. Baskoro (1986)

mengatakan bahwa ampas tebu (bagase), limbah dari batang tebu setelah dilakukan

pengempaan dan pemerasan, secara umum mempunyai sifat serat yang hampir sama

dengan sifat serat kayu daun lebar. Berdasarkan pustaka (Paturau, 1982), komponen

utama ampas tebu terdiri dari serat sekitar 43-52%, dan padatan terlarut 2-3%.

Panjang serat 1,43 mm dan nisbah antara panjang serat dangan diameter 138,43

(Baskoro,1986).

  Bagase adalah hasil samping industri gula yang merupakan residu berserat dari

tanaman tebu (Saccharum officinarum) setalah dilakukan ekstraksi dan pengempaan

(Casey, 1960). Menurut Baskoro (1986) bagase mempunyai komposisi yang hampir

sama dengan komposisi kimia kayu daun lebar, kecuali kadar airnya. Misra (1980

dalam Baskoro, 1986) menyebutkan bahwa bagase terdiri dari tiga komponen, yaitu:

(1) kulit (rind) yang meliputi epidermis, kortek, dan perisikel, (2) ikatan serat

pembuluh, (3) jaringan dasar (parenkim) atau pith dengan ikatan yang tersebar tidak

teratur. Ampas tebu merupakan limbah lignoselulosa yang dihasilkan oleh pabrik gula

setelah tebu diambil niranya.

Gambar1.Bagase

b. Proses Pembuatan Kertas

10

Page 11: Konsep Eco Industrial Park

a) Pembuatan Kertas Dari Bahan Baku Kayu

Gambar2.Skema proses pembuatan bubur kertas (pulp)

Proses pembuatan pulp ada dua macam yaitu secara kimia (chemical pulping) dan

proses mekanikal (mechanical pulping). Proses pembuatan pulp dimulai dari penyediaan

bahan baku, dengan cara mengambil dari hutan tanam industri kemudian disimpan dengan

tujuan untuk pelapukan dan persediaan bahan baku. Kayu yang siap diolah ini disebut dengan

Log. Kemudian log di kupas kulitnya dengan alat yang berbentuk drum disebut Drum barker.

Setelah itu log melewati stone trap (alat yang berbentuk silinder berfungsi untuk

membuang batu yang menempel pada log), setelah itu log dicuci.Log yang sudah bersih ini

kemudian di iris menjadi potongan-potongan kecil yang di sebut dengan chip. Chip kemudian

dikirim ke penyaringan utama untuk memisahkan chip yang bisa dipakai (ukuran standar

25x25x10mm) dengan yang tidak. Chip yang standar disimpan ditempat penampungan.

Dari tempat penampungan chip dibawa dengan konveyor ke bejana pemasak

(digester). Steam dimasak dengan beberapa tahap. Pertama di kukus (presteamed), kemudian

baru dipanaskan dengan steam di steaming vessel. chip di masak dengan cairan pemasak

yang disebut dengan cooking liquor.

Tahap selanjutnya setelah setelah bubur kertas siap kemudian dicuci dengan tujuan

untuk memisahkan cairan sisa hasil pemasakan dan mengurangi dampak terhadap

lingkungan.

Proses selanjutnya pulp di saring (screaning) agar terbebas dari bahan-bahan pengotor

yang dapat mengurangi kualitas pulp. Proses penyaringan ini ada dua tahap, yaitu

penyaringan kasar dan penyaringan halus. Proses akhir dari penyaringan berada pada sand

removal cyclones yang berfungsi untuk memisahkan pasir dari pulp.

11

Page 12: Konsep Eco Industrial Park

Kemudian bubur kertas dicampur dengan oksigen (O2) dan sodium hidroksida (NaOH) di

dalam delignification tower sebelum di cuci didalam washer. Tujuan dari pencampuran ini

adalah untuk mengurangi pemakaian bahan-bahan kimia pada tahap pengelantangan

(bleacing), mengurangi kandungan lignin, serta memutihkan pulp.

Bubur kertas ini kemudian dikelantang (bleacing) dengan bahan kimia di dalam

proses bleacing untuk mencapai derajat keputihan sesuai standar ISO. Pulp kemudian

disimpan atau dikirim ke paper machine untuk diolah menjadi kertas.

Gambar3.pengolahan pulp menjadi kertas di paper machine

12

Page 13: Konsep Eco Industrial Park

Gambar4. Proses Pembuatan Kertas (Paper machine)

Sebelum masuk keareal paper machine pulp diolah dulu pada bagian stock

preparation. bagian ini berfung si untuk meramu bahan baku seperti: menambahkan pewarna

untuk kertas (dye), menambahkan zat retensi, menambahkan filler (untuk mengisi pori - pori

diantara serat kayu), dlln. Bahan yang keluar dari bagian ini di sebut stock 9campuran pulp,

bahan kimia dan air)

Dari stock preparation sebelum masuk ke headbox dibersihkan dulu dengan alat yang

disebut cleaner. Dari cleaner stock masuk ke headbox. headbox berfungsi untuk membentuk

lembaran kertas (membentuk formasi) diatas fourdinier table.

Fourdinier berfungsi untuk membuang air yang berada dalam stock (dewatering). Hasil yang

keluar disebut dengan web (kertas basah). Kadar padatnya sekitar 20 %.Press part berfungsi

untuk membuang air dari web sehingga kadar padatnya mencapai 50 %. Hasilnya masuk ke

bagaian pengering (dryer). Cara kerja press part ini adalah. Kertas masuk diantara dua roll

yang berputar. Satu roll bagian atas di beri tekanan sehingga air keluar dari web. Bagian ini

dapat menghemat energi, karena kerja dryer tidak terlalu berat (air sudah dibuang 30 %).

Dryer berfungsi untuk mengeringkan web sehingga kadar airnya mencapai 6 %.

Hasilnya digulung di pop reel sehingga berbentuk gulungan kertas yang besar (paper roll).

Paper roll ini yang dipotong - potong sesuai ukuran dan dikirim ke konsumen.

13

Page 14: Konsep Eco Industrial Park

Gambar5.

b) Pembuatan Pulp Dan Kertas Dari Ampas Tebu Dengan Proses  Asetosolv

Penggunaan asam asetat sebagai pelarut organik disebut dengan proses

acetosolv. Proses acetosolv dalam pengolahan pulp memiliki beberapa keunggulan,

antara lain: bebas senyawa sulfur, daur ulang limbah dapat dilakukan hanya dengan

metode penguapan dengan tingkat kemurnian yang cukup tinggi, dan nilai hasil daur

ulangnya jauh lebih mahal dibanding dengan hasil daur ulang limbah kraft

14

Page 15: Konsep Eco Industrial Park

(Simanjutak, 1994). Lebih dari itu Aziz dan Sarkanen (1989) menguatkan pernyataan

tersebut dengan mengatakan bahwa rendemen pulp lebih tinggi, pendauran lindi hitam

dapat dilakukan dengan mudah, dapat diperoleh hasil samping berupa lignin dan

furfural dengan kemurnian yang relatif tinggi, dan ekonomis dalam skala yang relatif

kecil. Nimz dan Casten (1984 dalam Muladi, 1992), yang mempatenkan proses

pulping dengan menggunakan asam asetat terhadap kayu atau tanaman semusim

ditambah sedikit garam asam sebagai katalisator, menyebutkan bahwa keuntungan

dari proses acetosolv adalah bahwa bahan pemasak yang digunakan dapat diambil

kembali tanpa adanya proses pembakaran bahan bekas pemasak. Selain itu proses

tersebut dapat dilakukan tanpa menggunakan bahan-bahan organik.

Tata cara pelaksanaan,yaitu :

A.Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah oven, rotary digester, disintegrator, hidrolic

screener, centrifuge, niagara heater hollander, canadian standar freeness, stock chest,

alat pres lembaran pulp, ember, saringan kawat, alat pembentuk lembaran pulp,

tearing tester,folding tester,danbrightness tester.

Bahan yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan pulp adalah 24 kg

bagase. Larutan pemasak yang digunakan adalah asam asetat glasial (konsentrasi

96%)sebanyak 168L dan 72L air.

B.Persiapan Bagase

Proses pembuatan pulp dimulai dengan mencuci ampas tebu dan dijemur

sampai kering, kemudian dihilangkan empulurnya dengan menumbuk ampas tebu

sampai tinggal serat-seratnya (depithing), ditampi kemudian diambil 1000 g per satu

kali masak.

C.Pemasakan Pulp

Pemasakan dilakukan dengan pelarut asam asetat dan air (proses acetosolv).

Sebanyak 1000 g ampas tebu dimasukkan ke dalam rotary digester (alat pemasak,

gambar 5 ). Pemasakan menggunakan perbedaan konsentrasi asetat yang berbeda

(100%,80%, dan 60%) dan nisbah larutan pemasak dengan bobot serpih bagase 8:1

dan 12:1. Suhu pemasakan maksimum 160 C dengan tekanan yang terjadi pada suhu

15

Page 16: Konsep Eco Industrial Park

tersebut, waktu tuju ke suhu maksimum 69-90 menit, waktu pada suhu maksimum 90

menit. Proses ini bertujuan untuk memisahkan selulosa dari lignin (delignifikasi)

melalui proses hidrolisis.

Gambar 6. Rotary digister

D.Pencucian Pulp

Pulp hasil pemasakan selanjutnya dicuci dengan menggunakan air. Proses ini

bertujuan membebaskan pulp dari larutan pemasak. Pencucian dilakukan hingga pulp

tidak mengandung lagi asam asetat yang ditandai dengan hasil cucian bening.

E. Disintegrasi

    Gambar 7. Disintegrator 

Disintegrasi adalah proses yang bertujuan untuk memisahkan serat. Proses ini

dilakukan dengan disintegrator yang memiliki prinsip kerja seperti blender. Pulp yang

telah jenuh dimasukkan ke dalam disintegrator dengan menggunakan air sebagai

media pemisahan serat. Disintegrasi dilakukan hingga pulp terurai menjadi serat-serat

mandiri. Proses ini dilakukan selama 3-5 menit.

                                                                                     

16

Page 17: Konsep Eco Industrial Park

  F. Penyaringan Pulp

Pulp disaring dengan menggunakan hidrolic screener. Hidrolic screener

bekerja menyaring pulp yang telah menjadi serat-serat yang mandiri pada kisaran 80

mesh. Setelah pulp tersaring, dikeringkan dengan memasukkan pulp tersaring ke

dalam centrifuge. Pulp hasil sentrifugasi ditimbang untuk ditentukan rendemennya.

G. Penggilingan Pulp

Pulp digiling dengan menggunakan niagara beater hollander. Untuk membuat

lembaran pulp dengan gramatur kurang lebih 60 g/m2 atau untuk setiap lembaran

dengan diameter 21,5 cm dibutuhkan pulp sebanyak 2,1783 g pulp kering oven.

Pulp sebanyak 234 g kering oven, ditambah air hingga mencapai 15,4 L

kemudian dimasukkan ke dalam niagara beater hollander. Mesin dijalankan selama

15-20 menit. Uji derajat freeness pada waktu 0 menit dilakukan dengan mesin dalam

keadaan beroperasi. Memberi beban 5500 g dan uji kembali derjat freeness pada

waktu yang dikehendaki (sesuai penelitian). Pengujian derajat freeness dilakukan

secara duplo hingga pulp mencapai 200-300 derjat freeness. Setelah waktu giling

dicapai, angkat beban dan ambil sampel untuk pengujian derajat freeness dan untuk

pembuatan lembaran.Pengujian derajat freeness dilakukan dengan mengambil 200 mL

suspensi pulp (setara dengan 3 g pulp kering oven) masukkan ke dalam gelas ukur dan

tambahkan air sampai 1000 mL. Memasukkan ke dalam alat uji canadian standar

freeness dan uji derjat freness-nya. Uji dilakukan secara duplo dengan menggunakan

alat uji derajat freeness..

17

Page 18: Konsep Eco Industrial Park

Gambar 8. Canadian Standar Freeness

H.Pembuatan Lembaran Pulp

Lembaran pulp dibentuk pada derajat kehalusan 200-300 derajat freeness.

Suspensi pulp sebanyak 1430 ML dimasukkan ke dalam stock chest (pengaduk),

ditambahkan air sampai 10 L untuk10 lembaran pulp. Bentuk lembaran dengan setiap

pengambilan suspensi dari stock chest. Bentuk lembaran sampai suspensi dalam stock

chest habis,yaitu 10 lembar pulp.

I.Pembuatan Lembaran Kertas

Proses membuat lembaran kertas dimulai saat pulp mulai masuk ke mesin

kertas atau paper machine sampai dengan lembaran kertas tergulung rapi dalam

gelondongan atau roll

18