konsep dasar sikap

7
2.1 Konsep Dasar Sikap 2.1.1 Pengertian Menurut LaPierre dalam Azwar (2003:5), sikap adalah suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipasif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respons terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Berkowitz dalam Azwar (2003:5) menyatakan sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut. Fishbein & Atzen (1980), Oskamp (1977), Petty & Cacioppo (1981), Brehm & Kassin (1990) dalam Azwar (2003:6) mengatakan bahwa sikap tidak lain adalah afek atau penilaian positif atau negatif terhadap suatu objek. Newcomb dalam Notoatmodjo (1993:131) menyatakan sikap merupakan kesiapan/kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu.

Upload: hendri-dwi-kristianto

Post on 08-Aug-2015

254 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep Dasar Sikap

2.1 Konsep Dasar Sikap

2.1.1 Pengertian

Menurut LaPierre dalam Azwar (2003:5), sikap adalah suatu pola perilaku,

tendensi atau kesiapan antisipasif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam

situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respons terhadap stimuli sosial

yang telah terkondisikan.

Berkowitz dalam Azwar (2003:5) menyatakan sikap seseorang terhadap

suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun

perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut.

Fishbein & Atzen (1980), Oskamp (1977), Petty & Cacioppo (1981),

Brehm & Kassin (1990) dalam Azwar (2003:6) mengatakan bahwa sikap tidak

lain adalah afek atau penilaian positif atau negatif terhadap suatu objek.

Newcomb dalam Notoatmodjo (1993:131) menyatakan sikap merupakan

kesiapan/kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif

tertentu.

2.1.2 Komponen Sikap

Kothandapani dalam Azwar (2003:24) merumuskan komponen sikap

terdiri dari komponen kognitif (kepercayaan atau beliefs), komponen emosional

(perasaan atau afektif) dan komponen perilaku (tindakan).

2.1.2.1 Komponen kognitif

Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang

benar bagi objek sikap.

Page 2: Konsep Dasar Sikap

2.1.2.2 Komponen afektif

Menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek

sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki

terhadap sesuatu. Namun pengertian perasaan pribadi seringkali sangat berbeda

perwujudannya bila dikaitkan dengan sikap.

2.1.2.3 Komponen perilaku

Dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau

kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek

sikap yang dihadapinya. Kaitan ini mempengaruhi perilaku.

2.1.3 Tingkatan Sikap

Dalam Notoatmodjo (1997) sikap terdiri tiga tingkatan, yaitu :

2.1.3.1 Menerima (receiving)

Diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang

diberikan (objek).

2.1.3.2 Merespon (responding)

Artinya memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan tugas yang

diberikan.

2.1.3.3 Menghargai (valuing)

Diartikan mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

dengan orang lain terhadap sesuatu masalah.

2.1.3.4 Bertanggung jawab (responsible)

Page 3: Konsep Dasar Sikap

Artinya bertanggung jawab atas segala yang telah dipilihnya dengan

segala resiko. Contohnya seseorang mau menjadi akseptor KB meskipun

tentang oleh keluarganya.

2.1.4 Pembentukan Sikap

Menurut Azwar (2003:30), pembentukan sikap dipengaruhi oleh berbagai

faktor antara lain :

2.1.4.1 Pengalaman pribadi

Apa yang telah dan sedang dialami akan ikut membentuk dan

mempengaruhi penghayatan terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi

salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan

sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan kuat. Karena itu sikap

akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam

situasi yang melibatkan faktor emosional dan berulang–ulang. Karena pengalaman

yang tunggal jarang sekali dapat menjadi dasar pembentukan sikap. Kesan negatif

terhadap suatu objek juga akan membentuk sikap yang negatif terhadap objek

tersebut. Sehingga pengalaman masa lalu penting bagi pembentukan sikap karena

melalui pengalaman akan terbentuk penghayatan dan tanggapan yang merupakan

dasar pembentukan sikap.

2.1.4.2 Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial

yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang dianggap penting, seseorang

yang diharapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah dan pendapat,

seseorang yang tidak ingin dikecewakan atau seseorang yang berarti khusus

Page 4: Konsep Dasar Sikap

(significant others), akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap terhadap

sesuatu.

2.1.4.3 Pengaruh kebudayaan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukan sikap kita. Karena kebudayaanlah yang memberi corak

pengalaman individu–individu yang menjadi anggota kelompok masyarakat

asuhannya. Dan hanya kepribadian individu yang mapan dan kuatlah yang dapat

memudarkan dominansi kebudayaan dalam pembentukan sikap individual.

Ahli Psikologi, Burrhus Frederic Skinner dalam Azwar (2003) sangat

menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk

pribadi seseorang. Karena kepribadian tidak lain adalah pola perilaku yang

konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan, pengajaran)

yang dialami.

2.1.4.4 Media massa

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi,

radio, surat kabar, majalah dll mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan

opini dan kepercayaan orang.

2.1.4.5 Lembaga pendidikan dan Agama

Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem

mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap karena keduanya meletakkan

dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pendidikan meempunyai

pengaruh besar dalam pembentukan sikap karena dalam pendidikan diletakkan

dasar pengertian dan konsep sehingga terbentuklah pemahaman terhadap sesuatu

yang merupakan dasar terbentuknya sikap.

Page 5: Konsep Dasar Sikap

Menurut Y. B. Mantra yang dikutup oleh Notoatmodjo (1993) dalam

Nursalam dan Siti Pariani (2001:133), pendidikan dapat mempengaruhi seseorang,

termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi

sikap untuk berperan dalam pembangunan masyarakat.

Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mudah

menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.

Sebaliknya, pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap

seseorang terhadap nilai–nilai yang baru diperkenalkan, hal ini dikemukakan oleh

Koentjoroningrat (1997) yang dikutip oleh Nursalam & Siti Pariani (2001:133).

2.1.4.6 Faktor emosional

Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan

pengalaman pribadi seseorang. Kadang–kadang, suatu bentuk sikap merupakan

pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran

frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.