konsep dasar residu lambung

20
KEPERAWATAN SISTEM PENCERNAAN 1 KONSEP DASAR RESIDU LAMBUNG DAN PATOFISIOLOGI MUNTAH, KEMBUNG, MUAL, dan MELENA Oleh : NOVITA FAJRIYAH S1-2A 121.0073 PROGRAM STUDI S1 KEKEPAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA

Upload: novita-fajriyah

Post on 22-Jun-2015

944 views

Category:

Documents


72 download

DESCRIPTION

Konsep Dasar Residu Lambung

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep Dasar Residu Lambung

KEPERAWATAN SISTEM PENCERNAAN 1

KONSEP DASAR RESIDU LAMBUNG DAN PATOFISIOLOGI

MUNTAH, KEMBUNG, MUAL, dan MELENA

Oleh :

NOVITA FAJRIYAH

S1-2A

121.0073

PROGRAM STUDI S1 KEKEPAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH

SURABAYA

2014

Page 2: Konsep Dasar Residu Lambung

KONSEP DASAR RESIDU LAMBUNG

A. Anatomi lambung

Lambung adalah organ yang berbentun menyerupai huruf J, terletak pada bagian

superior kiri rongga abdomen di bawah diafragma. Semua bagian, kecuali sebagian kecil,

terletak pada bagian kiri garis tengah. Ukuran dan bentuknya bervariasi dari satu

individu ke individu lain.(Sloane, Ethel. 2003)

Lambung bervariasi dalam bentuk tergantung dari jumlah makanan di dalamnya,

adanya gelombang peristaltik, tekanan dari organ lain, respirasi, dan postur tubuh. Posisi,

bentuk, dan mobilitas lambung sangat bervariasi. (Gibson, John. 2002)

B. Kapasitas Normal Lambung

Kapasitas normal lambung adalah 1.200-1.600 ml. (Gibson, John. 2002)

C. Cairan Lambung

Cairan lambung adalah cairan encer yang disekresi oleh kelenjar dan sel-sel membran

mukosa lambung. Cairan ini terdiri dari : asam hidroklorida dalam larutan cair,

pepsinogen yang dikonversi oleh asam dalam lambung menjadi pepsin. Pepsin memecah

protein menjadi molekul yang lebih kecil. Mucus disekresi dari sel-sel pada permukaan

membran mukosa yang fungsi utamanya adalah melapisi permukaan membran mukosa

untuk melingdunginya dari pencernaan oleh asam hidroklorida.(Gibson, John. 2002)

D. Sekresi Cairan Lambung

Cairan lambung dsekresi dalam tiga fase (Gibson, John. 2002), yaitu :

1. Fase serebral. Antisipasi terhadap makanan menyebabkan stimulus dari otak

berjalan melalui nervus vagus ke lambung tempat kelenjar dan sel dirangsang untuk

sekresi. Pada fase ini gastrin, hormon yang disekresi oleh membran mukosa canalis

pylori lambung, memasuki aliran darah dan akhirnya tiba kembali di membran

mukosa lambung yang merangsang produksi cairan lambung lebih banyak.

2. Fase gasrtrik, lebih banyak gastrin diproduksi oleh kombinasi tigas paristiwa

regangan mekanik lambung oleh makanan, adanya produk protein di dalam

lambung, dan stimulasi vagal.

3. Fase intestinal, sampainya makanan di dalam usus halus menyebabkan sekresi

cairan lambung lebih lanjut, mungkin oleh produksi lebih banyak gasrtrin.

E. Digesti dalam Lambung.

Cairan lambung memicu digesti protein dan lemak. (Sloane, Ethel. 2003)

Page 3: Konsep Dasar Residu Lambung

1. Digesti protein. Pepsinogen (disekresi oleh sel chief) diubah oleh asam klorida

(disekresi sel parietal). Pepsin adalah enzim proteolitik yang hanya dapat bekerja

dengan pH dibawah 5. Enzim ini menghidrolisis peitein menjadi polipeptida.

Lambung janin memproduksi renin, enzim yang mengkoagulasi protein susu, dan

menguraikannya untuk membentuk dadih (curd).

2. Lemak. Lipase lambung (disekresi sel chief) menghidrolisis lemak susu menjadi

asam lemak dan gliserol, tetapi aktivitasnya terbatas dalam kadar pH yang rendah.

3. Karbohidrat. Amilase dalam saliva yang menghidrolisis zat tepung bekerja pada pH

netral. Enzim ini terbawa bersama bolus dan tetap bekerja dalam lambung sampai

asiditas lambung menembus bolus. Lambung tidak mensekresi enzim untuk

mencerna karbohidrat.

F. Pencernaan Dalam Lambung

Pencernaan yang dilakukan di dalam lambung hanya sedikit, dibatasi oleh konversi

protein menjadi pepton. Aklorhidria adalah tidak adanya asam hidroklorida dari cairan

lambung. Kelainan ini terjadi pada 1% masyarakat. Disertai dengan sekresi faktor

intrinsik yang dibutuhkan untuk absorbsi vitamin B12. (Gibson, John. 2002)

G. Gerakan Lambung

Dalam lambung terjadi gerak mengaduk yang menyebabkan makanan dapat tercerna

dengan baik. Proses ini dapat terjadi karena struktur lambung terdiri atas 3 macam otot,

yaitu otot-otot memanjang, melingkar, dan menyerong berurutan dari luar ke dalam.

(Biomed,M., Furqonita.2007).

Dalam keadaan istirahat, lambung berkontaksi. Bila waktu makan berikutnya tidak

tiba, akan terjadi gelombang peristaltik, yang menyebabkan nyeri lapar mendadak.

(Gibson, John. 2002)

Lambung berdistensi untuk mengakomodasi makanan yang masuk, dan kemudian

gelombang peristaltik dimulai pada bagian atas dan berjalan ke bawah menuju phylorus,

sebanyak empat kali dalam satu waktu. Pada awalnya pylorus tetap tertutup, dan efek

gelombang pada saat ini adalah untuk mencampur makanan dan memajankan makanan

dengan cairan lambung. Kemudian sphincter pylori mulai mengalami relaksasi dan

mengeluarkan sejumlah kecil makanan setiap saat. (Gibson, John. 2002)

Gerakan dalam lambung terjadi secara terus menerus. Kita pasti pernah mendengar

perut kita berbunyi ketika kita lapar. Bunyi ini terjadi karena lambung yang terus-

menerus bergerak meski tidak terdapat makanan di dalamnya. Gerakan lambung akan

semakin cepat saat terisi makan.(Biomed,M., Furqonita.2007)

Page 4: Konsep Dasar Residu Lambung

H. Kendali pada pengosongan lambung

Pengosongan, distimulasikan secara refleks saat merespons terhadap peregangan

lambung, pelepasan gastri, kekentalan kimus, dan jenis makanan. Karbohidrat dapat

masuk dengan cepat, protein lebih lambat, dan lemak tetap dalam lambung selama 3-

6 jam.(Sloane, Ethel. 2003)

Pengosongan lambung dihambat oleh hormon duodenum yang juga menghambat

sekresi lambung dan oleh refleks umpan balik enterogastrik dari duodenum.

Sinyal umpan balik memungkinkan kimus memasuki usus halus pada kecepatan

tertentu sehingga dapat diproses.

Di lambung, makanan dapat bertahan selama 2-6 jam. Makanan tersebut dicerna

secara kimiawi dengan bantuan enzim yang terdapat dalam getah lambung berupa

bubur makanan yang disebut kimus.(Biomed,M., Furqonita.2007)

Pengosongan lambung cepat terjadi dalam 5 jam. Dapat lebih lama bila seseorang

cemas atau bila terdapat banyak lemak dalam makanan. (Gibson, John. 2002).

I. Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Nutrisi

Kapasitas lambung bayi prematur sangat terbatas dan mudah mengalami distensi

abdomen yang dapat mempengaruhi pernapasan. Pada hari-hari pertama, pengosoangan

lambung bayi prematur lebih lambat, pengosongan lambung akan lebih cepat pada hari

ke-3 dan seterusnya. Sistem enzim pencernaan bayi pada masa kehamilan 28 minggu

sudah cukup matur untuk mencerna dan mengabsorbsi karena kurangnya garam empedu.

(Surasmi, Asrining. 2003).

Pada Ibu yang melahirkan cukup bulan mengalami peningkatan volume dalam

lambung, penurunan pH lambung, penambahan tekanan dalam lambung dan penundaan

pengosongan lambung. Karena itu risiko aspirasi isi lambung meningkat dan apat

menyebabkan kematian ibu (Benson, Ralph C. 2008).

Toleransi terhadap Nutrisi

Waktu Minum Obat, Sebelum atau sesudah makan ? Pada umumnya, untuk

mencapai efek yang cepat, obat harus dimakan dengan perut kosong karena makanan

dalam lambung menghambat pelarutan dan penyerapannya oleh selaput pelarutan dan

penyerapannya oleh selaput lendir usus halus. Zat-zat tertentu dari makanan dapat

mengikat obat hingga tidak dapat diserap. Contoh terkenal ialah antibiotik, antara lain :

fenoksimetil penisilin yang harus diminum kurang lebih 1 jam sebelum atau 2 jam

sesudah makan.(Rahardja, Kirana. 2010)

Page 5: Konsep Dasar Residu Lambung

Tidak semua obat dapat dimakan pada perut kosong, misalnya obat yang

merangsang lambung menimbulkan mual dan muntah atau obat yang larut dalam lemak

agar dapat diserap dengan baik. Semua obat itu hendaknya dimakan pada saat atau

sesudah makan. Sebagai contoh, sediaan besi (ferosulfat,ferofumarat) yang paling baik

absorbsinya dari usus pada saat perut kosong, tetapi sering kali obat ini merangsang

selaput lendir lambung dan menimbulkan keluhan sehingga dalam hal demikian obat

tetap harus diminum sesudah makan untuk meringankan iritasi lambung.(Rahardja,

Kirana. 2010)

Pada umunya obat sebaiknya diminum dengan air. Obat padat (tablet, kapsul, dan

serbuk) perlu diminum dengan minimal setengah gelas air agar dpat larut dlam lambung.

Obat cair (sirop, suspensi, dan emulsi) juga sebaiknya “dibilas” dengan cukup air.

(Rahardja, Kirana. 2010)

J. Pengaruh Posisi Pronasi terhadap Penurunan Produksi Residu Lambung BBLR

  Posisi after feeding (Cristine, Henderson, Kathleen, Jones, 2005) (Gomella LG,

Cunningham MD, Eyal FG, Zenk KE, 2009) (Hussein, 2012)

1. Supinasi

Posisi supinasi dapat merangsang bayi untuk regurgitasi dan inhalasi, karena

cairan fundus dan udara yang tertelan menghambat pengosongan lambung. 

Meskipun demikian, saat merawat bayi berisiko tinggi, posisi supinasi mungkin lebih

mudah bagi perawat dalam mengamati dan menangani bayi daripada posisi pronasi.

Dilaporkan bahwa posisi supinasi lebih baik untuk perkembangan persepsi sensorik

khususnya mata tetapi mengorbankan aspek motorik seperti kontrol otot leher. Di

Eropa, posisi supinasi lebih populer mungkin karena kekhawatiran bahwa bayi rentan

sesak atau SIDS akibat regurgitasi atau tertelungkup bantal (Hwang, 2003).

2. Pronasi

Posisi ini memungkinkan neonatus mendapatkan oksigenasi yang lebih adekuat

dan memfasilitasi tidur yang tenang, jarang menangis, dan pernapasan lebih teratur.

Hal ini juga dapat mengurangi gastroesophageal refluks yang dapat menyebabkan

apnea, aspirasi pneumonia, dan penyakit paru-paru kronis (Hwang, 2003).

3. Right lateral dan semi recumbent

Penempatan neonatus dalam posisi miring kanan mempercepat pengosongan

lambung karena tidak terdapat tekanan pada lambung (Hussein, 2012).  Posisi semi

rekumben juga diketahui memiliki efektivitas yang serupa dengan miring kanan

dalam hal pengosongan lambung.  American  Academy of Pediatrics (AAP)

Page 6: Konsep Dasar Residu Lambung

menyarankan bayi diposisikan miring kanan atau semi rekumben atfer feeding

sebagai alternatif karena kedua posisi tersebut memiliki risiko paling kecil dan dinilai

paling aman (Hussein, 2012).

Page 7: Konsep Dasar Residu Lambung

PATOFISIOLOGI MUNTAH, KEMBUNG, MUAL, dan MELENA

A. Muntah (Vomitus)

1. Definisi

Muntah yaitu pengeluaran isi lambung/perut melalui esophagus dan mulut karena

terjadi kontraksi otot abdominal dan otot dada yang di sertai dengan penurunan

diafragma dan di control oleh pusat muntah otak.

Muntah adalah suatu gejala bukan merupakan sebuah penyakit. Gejala ini berupa

keluarnya isi lambung dan usus melalui mulut dengan paksa atau dengan kekuatan.

Muntah merupakan reflek protektif tubuh karena dapat berfungsi melawan toksin

yang tidak sengaja tertelan. Selain itu, muntah merupakan usaha mengeluarkan

racun dari tubuh dan bisa mengurangi tekanan akibat adanya sumbatan atau

pembesaran organ yang menyebabkan penekanan pada saluran pencernaan. Secara

umum muntah terdiri atas tiga fase, yaitu mual, retching atau maneuver awal untuk

muntah dan regurgitasi atau pengeluaran isi lambung, usus ke mulut).

Muntah adalah keluarnya isi lambung sampai ke mulut. Isi muntahan dapat

berupa cairan bercampur makanan atau cairan lambung saja. Dalam keadaan muntah

sering kadang disertai cairan kuning atau bahkan sedikit bercak darah. Pada

gangguan yang lebih berat dan berbahaya seperti sumbatan saluran cerna atau ileus

dapat mengakibatkan warna muntah hijau. Muntah pada anak sering menimbulkan

kecemasan bagi orang tua. Hal tersebut sangat wajar karena muntah yang terjadi

terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan) yang merupakan

salah satu kondisi kegawatdaruratan pada anak.

2. Mekanisme

Muntah terjadi melalui mekanisme yang sangat kompleks. Terjadinya muntah

dikontrol oleh pusat muntah yang ada di susunan saraf pusat otak. Muntah terjadi

apabila terdapat kondisi tertentu yang merangsang pusat muntah. Rangsangan pusat

muntah kemudian dilanjutkan ke diafragma atau suatu sekat antara dada dan perut

dan otot-otot lambung, yang mengakibatkan penurunan diafragma dan kontriksi atau

pengerutan otot-otot lambung. Hal tersebut selanjutnya mengakibatkan peningkatan

tekanan di dalam perut khususnya lambung dan mengakibatkan keluarnya isi

lambung sampai ke mulut. Beberapa kondisi yang dapat merangsang pusat muntah

di antaranya berbagai gangguan di saluran pencernaan baik infeksi termasuk

gastroenteritis karena rotavirus dan non infeksi seperti obstruksi saluran pencernaan,

Page 8: Konsep Dasar Residu Lambung

toksin (racun) di saluran pencernaan, gangguan keseimbangan, dan kelainan

metabolik.

3. Penyebab : infeksi virus, stress, kehamilan obat-obatan,dll.

B. Kembung

1. Definisi

Akumulasi gas di dalam saluran gastrointestinal dapat mengakibatkan sendawa

yaitu pengeluaran gas dari lambung melalui mulut, dan flatus yaitu pengeluaran gas

dari rektum. Sendawa terjadi jika menelan udara dimana cepat dikeluarkan bila

mencapai lambung. Biasanya, gas di usus halus melewati kolon dan di keluarkan.

Pasien sering mengeluh kembung, distensi, atau merasa penuh dengan gas.

2. Mekanisme

Di dalam saluran cerna, terdapat banyak bakteri. Bakteri tersebut mengadakan

fermentasi zat makanan yang tidak dicerna. Proses fermantasi akan menghasilkan

gas yang dikeluarkan melalui anus setiap harinya, yang kita kenal dengan istilah

flatus. Misalnya, karbohidrat saat difermentasi akan menjadi hidrogen,

karbondioksida, dan gas metan. Apabila terjadi gangguan pencernaan karbohidrat,

maka akan ada banyak gas yang terbentuk saat fermentasi. Akibatnya, seseorang

akan merasa kembung. Protein, setelah mengalami proses fermentasi oleh bakteri,

akan menghasilkan asam amino, indoel, statole, dan hidrogen sulfide. Oleh karena

itu, apabila terjadi gangguan pencernaan protein, maka flatus dan fesesnya menjadi

sangat bau.(Asmadi. 2008)

3. Faktor Penyebab Kembung

a. Faktor Makanan & Minuman

Angin bukan satu-satunya penyebab perut kembung. ternyata, makanan dan

minuman tertentu juga menyebabkan timbulnya gas berlebihan di tubuh kita.

Sayuran Berwarna Putih : Kol dan sawi, penyebab gas yang berlebihan di

dalam usus.

Sayuran Kacang Polong

Makanan yang mengandung serat fiber yang tinggi menyebabkan perut

kembung. Ini disebabkan karena makan ini memproduksi gas yang kadang

menyebabkan rasa tidak enak di perut.

Coklat, Keju dan makanan berlemak lainnya.

Indikasi: Lemak-lemak didalam makanan mempunyai suatu efek pada usus

yang meniru suatu rintangan fungsional. Lemak makanan yang mencapai usus

Page 9: Konsep Dasar Residu Lambung

kecil menyebabkan transport dari makanan yang tercerna, gas, dan cairan

didalam usus-usus melambat. Ini dapat memajukan akumulasi dari makanan,

gas, dan cairan dan menjurus pada kembung dan/atau pembesaran.

Lemak menghambat pengosongan makanan di perut dan membuat terasa

kenyang terus. Biasanya kembung terasa di perut bagian bawah pusar.

Minuman bersoda

Minum bersoda saat perut kosong, sekalipun meminumnya setelah

memakan sesuatu minuman bersoda tetap dapat menjadi penyebab perut

kembung khususnya di bagian atas di dekat ulu hati.

b. Faktor Sindrom Pra Menstruasi.

Sebagian besar wanita mengalami perut kembung sebelum masa menstruasinya

tiba. Beberapa hari menjelang haid, perut menjadi tempat penampungan cairan

tubuh yang berlebih. Hal inilah yang menyebabkannya terasa penuh.

c. Faktor Pola Hidup

Makan Terlalu Cepat , Ketika mengunyah terlalu cepat, banyak udara yang

terperangkap di dalam usus besar anda. Hal ini menyebabkan perut mengandung

banyak gas yang menyebabkannya terasa kembung.

d. Faktor Obat-obatan

Jenis obat-obat tertentu, terutama dalam bentuk pil, diyakini dapat

e. Faktor Stress

Stress terjadi jika kerja berlebihan, ketegangan, emosi yang tidak stabil,kurang

tidur, kuman atau virus dan faktor lain. Apabila jiwa kita tertekan,maka akan

banyak bahan nutrisi digunakan, terutama protein. Apabila tekanan terlalu

tinggi, tidak hanya simpanan protein yang digunakan, juga protein yang berada

pada dinding perut dan usus sehingga kelenjar mukus di dinding perut mengecil

dan rusak. Apabila pengeluaran kelenjar mukus tidak mencukupi, maka dinding

usus tidak dapat dipertahankan. Apabila makanan yang dimakan melalui

esofagus, pepsin perut mulai dikeluarkan. Karena pepsin perut mengandung

HCl, maka akan secara langsung mengikis dinding perut sehingga lambungnya

terasa sakit.

f. Faktor Asam Lambung (Maag)

Penyakit Maag berkaitan dengan asam lambung. Jika kita tidak merasa nyaman

di daerah ulu hati dan perut terasa penuh, maka kembung yang kita rasakan

Page 10: Konsep Dasar Residu Lambung

merupakan tanda-tanda dari penyakit maag atau yang sekarang dikenal dengan

istilah dispepsia. saat mau makan maupun setelahnya, perut terasa kembung.

C. Mual (Nausea)

1. Definisi

Mual (nausea) adalah perasaan tidak enak di dalam perut yang sering berakhir

dengan muntah. Mual merupakan pengalaman yang sama sekali subyektif,

didefinisikan sebagai sensari yang mendahului muntah. Terkadang seseorang merasa

seolah-olah akan muntah, atau menggambarkan sensasi seperti merasa tidak nyaman

atau sakit perut.

2. Mekanisme mual

Mual biasanya terkait dengan penurunan motilitas lambung dan peningkatan

tonus di usus kecil. Selain itu, sering terjadi pembalikan gerakan peristaltik di

usus kecil proksimal.

Nafas kering (dry heaves), mengacu pada gerakan pernapasan spasmodik

dilakukan dengan glotis tertutup. Sementara ini terjadi, antrum kontrak perut

dan fundus dan kardia relax. Studi telah menunjukkan bahwa, selama muntah-

muntah, terjadi herniasi balik esofagus perut dan kardia ke dalam rongga dada

karena tekanan negatif yang ditimbulkan oleh upaya inspirasi dengan glotis

tertutup.

Emesis adalah ketika isi usus, lambung dan sering dalam jumlah kecil didorong

sampai dan keluar dari mulut. Ini hasil dari serangkaian kejadian yang sangat

koordinasi yang dapat digambarkan dengan langkah-langkah berikut :

1) Ambil napas-dalam-dalam, glotis tertutup dan laring dinaikkan untuk

membuka sfingter esofagus bagian atas. Sementara, palatum molle dinaikan

untuk menutup nares posterior.

2) Diafragma dikontrasikan ke bawah untuk menciptakan tekanan negatif di

dada, yang memfasilitasi pembukaan esofagus dan sfingter esofagus distal.

3) Bersama dengan gerakan ke bawah diafragma, otot-otot dinding perut

dengan penuh semangat dikontraksikan, meremas perut dan dengan

demikian meingkatkan tekanan intragastrik. Dengan pilorus ditutup dan

kerongkongan yang relatif terbuka, rute dari jalur keluar isi perut akan lebih

jelas.

D. Melena

1. Definisi

Page 11: Konsep Dasar Residu Lambung

Melena adalah keadaan buang air besar berupa arah akibat luka atau kerusakan

pada saluran cerna. Melena merupakan keluarnya tinja yang lengket dan hitam

seperti aspal dengan bau yang khas, yang lengket dan menunjukkan perdarahan

saluran pencernaan atas serta dicernanya darah pada usus halus.

2. Mekanisme

a. Ulkus Peptikum

Ulkus peptikum terjadi terutama pada mukosa gastroduodenal karena jaringan

ini tidak dapat menahan kerja asam lambung pencernaan (asam hidroklorida)

dan pepsin. Erosi yang terjadi beraitan dengan peningkatan konsentrasi dan

kerja asam pepsin, atau berkenaan dengan penurunan pertahanan normal dari

mukosa. Mukosa yang rusak dapat mensekresi mucus yang cukyp bertindka

sebagai barier terhadap asam klorida.

b. Sekresi lambung

Sekresi lambung terjadi pada 3 fase yang serupa, yaitu : 1) Fase sefalik : fase

yang dimulai dengan rangsangan seperti peradangan, bau atau rasa makanan

yang berkerja pada reseptor kortikal serebral yang pada gilirannya

merangsang saraf vagal, 2) fase lambung : yaitu pada fase lambung

dilepaskan asam lambung akibat rnagsangan kimiawi dan mekanis terhdap

reseptor di dinding lambung, 3) fase usus : makanaan pada usus halus

menyebabkan pelepasan hormon yang pada waktunya akan mensekresi asam

lambung.

c. Barier mukosa lambung

Meripakan pertahanan utama lambung terhadao pencernaan yang dilakukan

lambung itu sendiri. Faktor lain yang mempengaruhi pertahanan mukosa

adalah suplai darah, keseimbangan asam absa, integritas sel mukosa dan

regenersi sel epitel.

d. Sindrom Zollinger-Ellison

Sindrom ini diidentifikasi melalui temuan : hipersekresi getah lambung, ulkus

duodenal, dan gastrinoma dalam pancreas.

e. Ulkus Stres

Merupakan istilah yang diberikan pada ulserasi mukosal akut dari duodenal

atau area lambung yang terjadi setelah kejadian penuh stress secara fisiologis.

Kejadian stress misalnya : luka bakar, syok, sepsis berat dan trauma organ

multipel.

Page 12: Konsep Dasar Residu Lambung

3. Penyebab

Hipersekrasi asam lambung, kelemahan barier mukosa lambung, luka pada organ

saluran pencernaan.

Page 13: Konsep Dasar Residu Lambung

LITERATUR

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural keperawatan : Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar

Klien. Jakarta : Salemba Medika

Benson, Ralph C. 2008. Buku Saku Ostretri dan Ginekologi.Jakarta : EGC.

Biomed,M., Furqonita, Deswaty. 2007. Seri IPA BIOLOGI 2, SMP Kelas VIII. Jakarta :

Yudhistira

Gomella LG, Cunningham MD, Eyal FG, Zenk KE. (2009)Gibson, John. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk Perawat. Hal : 194-196.Jakarta :

EGC

Hidayat, A. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Edisi I. Jakarta: Salemba Medika.

Hussein, H. A. ( 2012). The Difference between Right Side and Semi Recumbent Positions

after Feeding on Gastric. Journal of American Science

Priharjo, Robert. 2006. Pengkajian Keperawatan Fisik. Jakarta : EGC

Rahardja, Kirana. 2010. Obat-obat Sederhana untuk Gangguan Sehari-hari. Jakarta : Elex

Media Komputindo.

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. Hal : 285.Jakarta : EGC.

Surasmi, Asrining. 2003. Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Jakarta : EGC.