konsep dasar hemoglobin

Upload: nayspisces-nyea-noelupthflentthea

Post on 06-Jul-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Konsep Dasar Hemoglobin

    1/3

    Konsep Dasar Hemoglobin

    Pengertian Hemoglobin

    Hemoglobin adalah pigmen merah pembawa oksigen eritrosit, dibentuk oleh eritrosit yang berkembang dalam sumsum

    tulang. Merupakan empat rantai polipeptida globin yang berbeda, masing-masing terdiri dari bebrapa ratus asam

    amino ( Kumala, 2005).

    Hemoglobin adalah metaloprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi dalam sel merah dalam darah mamalia

    dan hewan lainnya. Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul organik 

    dengan satu atom besi. Mutasi pada gen protein hemoglobin mengakibatkan suatu golongan penyakit menurun yang

    disebut hemoglobinopati, di antaranya yang paling sering ditemui adalah anemia sel sabit dan talasemia. Hemoglobinadalah suatu pigmen yang seara alamiah berwarna dan mengandung !at besi, apabila berikatan dengan oksigen ("2)

    akan tampak kemerahan dan kebiruan apabila mengalami deoksigenasi. #engan demikian darah arteri yang

    teroksigenasi sempurna tampak merah dan darah $ena yang kehilangan sebagian oksigennya di dalam %aringan

    memperlihatkan rona kebiruan (&uyton, 200').

    Hemoglobin adalah metaloprotein  ( protein  yang mengandung !at besi) di dalam sel darah merah  yang berungsi

    sebagai pengangkut oksigen  dari  paru-paru ke seluruh tubuh, pada mamalia  dan  hewan  lainnya. Hemoglobin %uga

     pengusung karbon dioksida kembali menu%u paru-paru untuk dihembuskan keluar tubuh. Molekul hemoglobin terdiri

    dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi (ikipedia, 20**).

    Hemoglobin adalah parameter yang digunakan seara luas untuk menetapkan pre$alensi anemia. Hemoglobin

    merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah (+upariasa,dkk., 200).

    #ari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hemoglobin adalah adalah metaloprotein  ( protein  yang

    mengandung !at besi) di dalam sel darah merah yang berungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruhtubuh.

    Struktur Haemoglobin

    ada pusat molekul terdiri dari inin heterosiklik yang dikenal dengan poririn yang menahan satu atom besi, atom

     besi ini merupakan situslokal ikatan oksigen. oririn yang mengandung besi disebut heme. /ama hemoglobin

    merupakan gabungan dari heme dan globin, globin sebagai istilah generik untuk protein globular. da beberapa

     protein mengandung heme dan hemoglobin adalah yang paling dikenal dan banyak dipela%ari.

    ada manusia dewasa, hemoglobin berupa tetramer (mengandung 1 submit protein), yang terdiri dari dari masing-

    masing dua sub unit ala dan beta yang terikat seara non ko$alen. +ub unitnya mirip seara struktural dan berukuran

    hampir sama. iap sub unit memiliki berat molekul kurang lebih *3.000 #alton, sehingga berat molekul total

    tetramernya men%adi 31.000 #alton. iap sub unit hemoglobin mengandung satu heme, sehingga seara keseluruhan

    hemoglobin memiliki kapasitas empat molekul oksigen (ikipedia, 20**).

    Pembentukan Hemoglobin

    +el darah merah atau eritrosit adalah %enis sel darah yang paling banyak dan berungsi membawa oksigen ke %aringan-

     %aringan tubuh lewat darah. 4agian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat

    oksigen. arna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah !at   besi.

    ada manusia, sel darah merah dibuat di sumsum tulang belakang, lalu membentuk kepingan bikonka. (ikipedia,

    20**)

    +el darah merah manusia dibuat dalam sumsum tulang. roses eritropoesis dimulai dari sel induk multipotensial. #ari

     beberapa sel induk multipotensial terbentuk sel-sel induk unipotensial yang masing-masing hanya membentuk satu

     %enis sel misalnya eritrosit. roses pembentukan eritrosit ini disebut eritropoesis. +el induk unipotensial akan mulai

     bermitosis sambil berdierensiasi men%adi sel eritrosit bila mendapat rangsangan eritropoetin. +elain merangsang

     prolierasi sel induk unipotensial, eritropoetin %uga merangsang mitosis lebih lan%ut sel promonoblas, normoblas

     basoilik dan normoblas polikromatoil. +el eritrosit termuda yang tidak berinti disebut retikulosit yang kemudian

     berubah men%adi eritrosit. #alam proses pembentukan sel darah merah, rangsangan oleh eritropoetin dalam %umlah

    yang amat keil sa%a akan merangsang sel unipotensial yang ommitted untuk segera membelah diri dan

     berdierensiasi men%adi proeritroblas.

    da dua proses yang memegang peranan utama dalam proses pembentukan eritrosit dari sel induk unipotensial yaitu

     pembentuk deoyribonulei aid (#/) dalam inti sel dan pembentuk H4 dalam plasma eritrosit.

    embentuk sitoplasma sel dan hemoglobin (H4) ter%adi bersamaan dengan proses pembentukan #/ dalam inti sel.

    +eperti dikemukakan sebelumnya H4 merupakan unsur terpenting dalam plasma eritrosit. Molekul H4 terdiri dari

    globin, protoporu-in dan besi (6e).

    &lobin dibentuk sekitar ribosom sedangkan protoporirin dibentuk sekitar mitokondria. 4esi didapat dari transerin.

    ala permulaan sel eritrosit berinti terdapat reseptor transerin. &angguan dalam pengikatan besi untuk membentuk H4 akan mengakibatkan terbentuknya eritrosit dengan sitoplasma yang keil (mikrositer) dan kurang mengandung H4

    di dalamnya (hipokrom). idak berhasilnya sitoplasma sel eritrosit berinti mengikat 6e untuk pembentukan H4 dapat

    disebabkan oleh rendahnya kadar 6e dalam darah. Hal ini dapat disebabkan oleh kurang gi!i, gangguan absorbsi 6e

    (terutama dalam lambung), dan kebutuhan besi yang meningkat (kehamilan, perdarahan dan sebagainya). enyebab

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Metaloprotein&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Metaloprotein&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_merahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Paru-paruhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mamaliahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hewanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hewanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hewanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tubuhhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Globin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Globin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Globin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Apoprotein&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Hemehttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Metaloprotein&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_merahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Paru-paruhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hemoglobinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hemoglobinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Besihttp://id.wikipedia.org/wiki/Besihttp://id.wikipedia.org/wiki/Sumsum_tulang_belakanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_merahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Paru-paruhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mamaliahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hewanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tubuhhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Globin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Apoprotein&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Hemehttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Metaloprotein&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_merahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Paru-paruhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hemoglobinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Besihttp://id.wikipedia.org/wiki/Sumsum_tulang_belakanghttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Metaloprotein&action=edit&redlink=1

  • 8/16/2019 Konsep Dasar Hemoglobin

    2/3

    ketidak berhasilan eritrosit berinti untuk mengikat besi dapat %uga disebabkan oleh rendahnya kadar transerin dalam

    darah. Hal ini dapat dimengerti karena sel eritrosit berinti maupun retikulosit hanya memiliki reseptor transerin bukan

    reseptor 6e. erlu kiranya diketahui bahwa yang dapat terikat dengan transerin hanya 6e elemental dan untuk 

    membentuk * ml paked red ells diperlukan * mg 6e elemental.

    &angguan produksi globin hanya ter%adi karena kelainan gen (halassemia, penyakit Hb6, penyakit Hb 7, #, 8, dan

    sebagainya). 4ila semua unsur yang diperlukan untuk memproduksi eritrosit (eritropoetin, 4*2 , asam olat, 6e)

    terdapat dalam %umlah ukup, maka proses pembentukan eritrosit dari pronormoblas sd normoblas polikromatoil

    memerlukan waktu 2-1 hari. +ean%utnya proses perubahan retikulosit men%adi eritrosit memakan waktu 2- hari9

    dengan demikian seluruh proses pembentukan eritrosit dari pronormoblas dalam keadaan :normal: memerlukan waktu5 sd ; hari. 4ila diberikan obat anti anemik yang ukup pada penderita anemia deisiensi maka dalam waktu -3 hari

    kita telah dapat melihat adanya kenaikan kadar retikulosit9 kenaikan kadar retikulosit biasanya dipakai sebagai patokan

    untuk melihat adanya respon pada terapi anemi. erlu kiranya diketahui bahwa diperlukan beberapa %enis en!im dalam

    kadar yang ukup agar eritrosit dapat bertahan dalam bentuk akti selama *20 hari. Kekurangan en!im-en!im ini akan

    menyebabkan eritrosit tidak dapat bertahan ukup lama dan menyebabkan umur eritrosit tadi kurang dari *20 hari. da

    dua en!im yang berperan penting yaitu piru$at kinase dan glukose 3-osat dehidrokinase (&3#). #eisiensi kedua

    ensim tadi disebabkan oleh karena adanya kelainan gen dalam kromosom (Harryanto, 2001).

    Fungsi Hemoglobin

    Hemoglobin di dalam darah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh %aringan tubuh dan membawa kembali

    karbondioksida dari seluruh sel ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh. Mioglobin berperan sebagai reser$oir 

    oksigen < menerima, menyimpan dan melepas oksigen di dalam sel-sel otot. +ebanyak kurang lebih =0> besi tubuh berada di dalam hemoglobin (lmatsier, 200).

    Menurut #epkes ?@ adapun guna hemoglobin antara lain <

    *. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam %aringan-%aringan tubuh.

    2. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh %aringan-%aringan tubuh untuk dipakai sebagai

     bahan bakar.

    . Membawa karbondioksida dari %aringan-%aringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk di buang,

    untuk mengetahui apakah seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui dengan pengukuran kadar 

    hemoglobin. enurunan kadar hemoglobin dari normal berarti kekurangan darah yang disebut anemia (Ay!a, 20*0).

    Pengukuran Kadar Hemoglobin

    Metode yang paling sering digunakan dan sederhana adalah metode sahli. ada metode ini, hemoglobin dihidrolisis

    dengan H7l men%adi globin erroheme. 6erroheme oleh oksigen yang ada di udara dioksidasi men%adi erriheme yangsegera bereaksi dengan ion 7l membentuk errihemelorid yang %uga disebut hematin atau hemin yang berwarna

    oklat. arna yang terbentuk ini dibandingkan dengan warna standar (+upariasa,dkk., 200).

    rosedur pemeriksaan dengan metode sahli

     Reagensia

    *. H7l 0,* /

    2. Buadest

     Alat 

    . ipet hemoglobin

    1. lat +ahli

    5. ipet

    3. engaduk 

     Prosedur Kerja

    '. Masukkan H7l 0,* / ke dalam tabung +ahli sampai angka 2

    =. 4ersihkan u%ung %ari yang akan diambil darahnya dengan larutan desinektan, kemudian tusuk dengan lanset

    ;. @sap dengan pipet hemoglobin sampai melewati batas, bersihkan u%ung pipet, kemudian teteskan darah

    sampai ke tanda batas dengan ara menggeserkan u%ung pipet ke kertas saring atau kertas tissue

    *0. Masukkan pipet yang berisi darah ke dalam tabung, sampai u%ung pipet menempel pada dasar tabung,

    kemudian tiup pelan-pelan. Csahakan agar tidak timbul gelembung udara. 4ilas sisa darah dengan ara menghisap

    H7l dan meniupnya lagi sebanyak -1 kali

    **. 7ampur sampai rata dan diamkan selama kurang lebih *0 menit

    *2. Masukkan kedalam alat pembanding, enerkan dengan aBuadest tetes demi tetes sampai warna larutan sama

    dengan warna pembanding

    *. 4ila sudah sama, baa kadar hemoglobin pada skala tabung

    Penggolongan Hasil Pemeriksaan Hemoglobin

  • 8/16/2019 Konsep Dasar Hemoglobin

    3/3

    emeriksaan dan pengawasan hemoglobin pada ibu hamil dengan metode sahli dapat dilakukan minimal 2 kali selama

    kehamilan, yaitu trimester @ dan trimester @@@. Hasil pemeriksaan Hb dengan sahli dapat digolongkan sebagai

     berikut

    Hb ** gr> < tidak anemia

    Hb ;-*0 gr> < anemia ringan

    Hb '-= gr> < anemia sedang

    Hb D' gr> < anemia berat

    nemia dalam kehamilan dideinisikan sebagai penurunan kadar hemoglibin kurang dari ** grdl selama masa

    kehamilan trimester * dan trimester dan kurang dari *0 grdl selama masa kehamilan trimester kedua.#arah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang la!im disebut hiper$olemia. kan tetapi bertambahnya sel darah

    kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga ter%adi pengeneran darah. 4ertambahnya darah dalam

    kehamilan sudah dimulai se%ak kehamilan *0 minggu dan menapai punaknya dalam kehamilan antara 2 dan 3

    minggu (ro$erawati, 200;).

    osted by ?ike &alina at '