konsep dasar epidemiologi

Upload: crystal-collins

Post on 13-Oct-2015

394 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

konsep dasar

TRANSCRIPT

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    1/49

    KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI

    Apa pengertian epidemiologi?

    Kata epidemiologi berasal dari kata Epi, Demos dan Logos. Epi artinya atas, Demos artinya

    masyarakat, dan Logos artinya ilmu. Dari arti kata tersebut, maka epidemiologi dapat

    diartikan yaitu:

    Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari kejadian dan penyebaran penyakit atau masalah

    kesehatan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, pada sekelompok manusia tertentu.

    Ilmu ini dikembangkan dari pengalaman mempelajari beberapa wabah penyakit pada waktu-

    waktu tertentu dengan angka kematian yang tinggi.

    Ilmu epidemiologi kini telah berkembang dengan pesat sehingga dikenal beberapa cabang

    epidemiologi seperti: epidemiologi penyakit non infeksi, epidemiologi klinik, epidemiologi

    kesehatan kerja, dan lain-lain. Sebagai contoh, kini juga dikenal epidemiologi penyakit-

    penyakit di rumah sakit, epidemiologi kanker, epidemiologi kecelakaan lalu lintas dan

    epidemiologi penyakit akibat kerja, dan sebagainya.

    Ada beberapa istilah yang dikenal dalam epidemiologi untuk menggambarkan besar dan

    luasnya kejadian penyakit, seperti:

    1. Endemi, yaitu keadaan dimana penyakit atau penyebab penyakit tertentu secara terus

    menerus tetap ada pada populasi manusia dalam suatu area geografis tertentu.

    2. Epidemi, yaitu terjadinya kasuskasus dengan sifat-sifat yang sama pada sekelompok

    manusia pada suatu area geografis tertentu dengan efek yang nyata pada masyarakat tersebut

    melebihi insidens yang normal dari penyakit tersebut.

    3. Common source (epidemik yang ditimbulkan dari sumber yang sama), yaitu suatu

    epidemi dimana manusia atau binatang atau benda yang spesifik telah menjadi alat utama

    dalam penularan penyakit tersebut.

    4. Propagated source (epidemi yang timbul akibat sumber penyebaran), yaitu suatu epidemi

    dimana infeksi ditularkan dari orang ke orang atau dari binatang ke binatang dengan cara

    sedemikian rupa sehingga kasus-kasus yang ditemukan tidak dapat dikatakan disebabkan oleh

    penularan dari sumber tunggal.

    5. Pandemi, yaitu suatu penyakit epidemi yang mengenai penduduk beberapa negara ataubenua.

    Apakah yang dimaksud dengan konsep pendekatan epidemiologi?

    Konsep pendekatan epidemiologi berbeda dengan konsep pendekatan medik. Pendekatan

    medik memfokuskan pada satu individu sedangkan konsep epidemiologi memfokuskan pada

    satu kelompok penduduk dan berupaya memberikan informasi yang mewakili kelompok

    penduduk tersebut.

    Dalam konsep pendekatan epidemiologi, ada tiga komponen yang menjadi pokok

    pembahasan yaitu host atau penjamu, penyebab atauagent, lingkungan atau

    environment .Interaksi antara ketiga komponen tersebut harus seimbang. Bila terjadi gangguan

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    2/49

    keseimbangan maka timbul penyakit atau masalah kesehatan pada kelompok tersebut.

    Karakteristik dari masing-masing komponen tersebut mempunyai peranan dalam menentukan

    cara pencegahan dan penanggulangan jika terjadi gangguan keseimbangan yang

    menyebabkan sakit.

    Bagian ini akan membantu Anda memahami lebih jelas lagi tentang masing-masing

    komponen. Untuk itu pelajari bagian ini dengan cermat.

    1. FAKTOR PENYEBAB

    Penyebab suatu penyakit (agent)

    adalah semua unsur atau elemen hidup maupun tak hidup yang kehadirannya atau

    ketidakhadirannya, bila diikuti dengan kontak yang efektif terhadap manusia yang rentan

    dalam keadaan yang memungkinkan, akan menjadi stimuli untuk menginisiasi dan

    memudahkan terjadinya suatu proses penyakit biologis, kimia, nutrisi, mekanik dan agent

    fisik.

    Apa saja yang termasuk dalam faktor penyebab suatu penyakit?

    Faktor penyebab terdiri dari penyebab biologis, penyebab kimia, penyebab nutrisi, penyebab

    mekanik, penyebab fisik. Dengan melihat penjelasan berikut ini, Anda akan dapat

    mengetahui masing-masing faktor penyebab.

    A. Penyebab Biologis

    Terdapat 6 kelompok penyebab (agent) biologis, yaitu:

    1. Protozoa, yaitu organisme uniseluler, dapat menyebabkan antara lain: malaria,

    trypanosomiasis, leismaniasis, disentri amuba, dan lain-lain. Kebanyakan dari organisme ini

    berkembang biak di luar tubuh manusia, dan biasanya vectorborne ditularkan melalui

    vektor, yaitu artropoda).

    2. Metazoa, yaitu organisme parasitik multiseluler, dapat menyebabkan antara lain:

    trichinosis, askariasis, schistosomiasis, dan lain-lain.

    3. Bakteri, yaitu organisme uniseluler yang menyerupai tanaman, dapat menyebabkan

    bermacam-macam penyakit, misalnya: TBC, meningitis, salmonelosis, dan lain-lain. Bakteri

    yang dapat menyebabkan penyakit biasanya dapat berkembangbiak baik di dalam maupun di

    luar tubuh manusia. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh bakteri dapat ditularkan secara

    langsung dari manusia ke manusia, tetapi dapat juga bakteri tersebut berasal dari lingkungan.

    4. Virus, yaitu agent biologis yang terkecil. Beberapa penyakit yang ditimbulkan adalah:influenza, rabies, rubella, ensefalitis, dan lain-lain. Biasanya penyakit-penyakit ini ditularkan

    secara langsung dari manusia ke manusia yang lainnya. Untuk kelangsungan hidupnya, virus

    memerlukan sel hidup.

    5. Jamur, yaitu sejenis tanaman yang tidak mempunyai khlorofil, dapat uni maupun

    multiseluler. Penyakit-penyakit yang disebabkan olehnya antara lain: histoplasmosis,

    epidermafitosis, moniliasis, dan lain-lain. Resistensi organisme ini tinggi karena mereka

    membentuk spora. Reservoir umumnya adalah tanah.

    6. Riketsia, yaitu parasit intrasel yang ukurannya diantara virus dan bakteri, dan

    mempunyai karakteristik seperti bakteri dan virus. Untuk tumbuh dan berkembang-biak

    organisme ini memerlukan sel yang hidup (seperti pada virus). Beberapa penyakit yang

    ditimbulkan olah organisme ini adalah Rocky mountain spotted fever, Q-fever, dan lain-lain.

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    3/49

    Dalam menimbulkan suatu penyakit, agent-agent tersebut dipengaruhi oleh beberapa

    karakteristik, yaitu:

    1) Karakteristik inherent

    Pada agent biologis, karakteristik inherent meliputi: morfologi, motilitas, fisiologi,

    reproduksi, metabolisme, nutrisi, suhu yang optimum, produksi toksin, dan lain-lain. Yang

    tak kalah penting adalah sifat-sifat kimia dan fisik dari agent yang tak hidup, misalnya:ukuran partikel, merupakan substansi yang larut atau tidak, dan lain-lain.

    2) Viabilitas dan resistensi

    Yaitu kepekaan mikroorganisme terhadap panas, dingin, kelembaban, matahari, dan lain-lain,

    untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

    3) Sifat-sifat yang berhubungan dengan manusia

    Faktor-faktor yang penting dalam menimbulkan penyakit yaitu:

    a. Infektivitas (derajat penularan), yaitu kemampuan untuk menginfeksi dan menyesuaikan

    diri terhadap penjamu.

    b. Patogenitas, yaitu kemampuan untuk menimbulkan reaksi jaringan penjamu, baik lokalatau umum, klinis atau subklinis.

    c. Virulensi, yaitu merupakan derajat berat ringannya reaksi yang ditimbulkan oleh agent.

    d. Antigenisitas, yaitu kemampuan untuk merangsang penjamu membuat mekanisme

    penolakan/ pertahanan terhadap agent yang bersangkutan.

    4) Reservoir dan sumber infeksi

    5) Cara penularan

    B. Penyebab Kimia

    Penyebab kimia antara lain: pestisida, food-addivite, obat-obatan, limbah industri, zat-zat

    yang diproduksi oleh tubuh sebagai akibat dari suatu penyakit misalnya pada diabetik

    asidosis, uremia.

    Perlu diperhatikan cara transmisi dari agent kimia tersebut sehingga dapat menimbulkan

    gangguan, yaitu secara:

    1. Inhalasi, terdiri dari zat-zat kimia yang berupa gas (misalnya karbon monoksida), uap

    (misalnya uap bensin), debu mineral (misalnya asbestos), partikel di udara (misalnya zat-zat

    allergen).

    2. Ditelan, misalnya: minuman keras/alkohol, obat-obatan, kontaminasi makanan, seperti

    pada keracunan logam berat, dan lain-lain.

    3. Melalui kulit, misalnya: keracunan pada pemakaian kosmetika, atau pada keracunan

    yang disebabkan oleh racun tumbuh-tumbuhan atau binatang.

    C. Penyebab Nutrisi

    Penyebab nutrisi yang termasuk dalam kategori ini adalah karbohidrat, lemak, protein,

    vitamin, mineral, dan air. Kekurangan atau kelebihan zat-zat tersebut diatas dapat

    mengganggu keseimbangan yang mengakibatkan timbulnya penyakit.

    D. Penyebab Mekanik

    Penyebab mekanik yang termasuk dalam kategori ini adalah friksi yang kronik, kekuatan

    mekanik yang dapat mengakibatkan misalnya dislokasi atau patah tulang, dan lain-lain.

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    4/49

    E. Penyebab Fisik

    Penyebab fisik didapat melalui radiasiionisasi, suhu udara, kelebaban, intensitas suara,

    getaran, panas, terang cahaya.

    2. FAKTOR PENJAMU (HOST)

    Faktor penjamu mempunyai ciri-ciri yang sangat luas antara lain: usia, jenis kelamin, ras,

    sosial-ekonomi, status perkawinan, penyakit-penyakit terdahulu, cara hidup, hereditas,

    nutrisi, dan imunitas.

    Mengapa faktor-faktor ini penting untuk diperhatikan.?

    Dikatakan penting karena mempengaruhi risiko untuk terpapar sumber infeksi, kerentanan

    dan resistensi dari manusia terhadap suatu infeksi atau penyakit.

    Mari kita lihat pengaruh faktor-faktor tersebut.

    a. Usia

    Biasanya usia merupakan faktor penjamu yang terpenting dalam timbulnya suatu penyakit.

    Terdapat penyakit-penyakit tertentu yang hanya (atau biasanya) menyerang anak-anak usiatertentu atau ada juga yang hanya menyerang mereka yang telah lanjut usai.

    b. Jenis kelamin

    Terdapat penyakit-penyakit yang hanya menyerang jenis kelamin tertentu. Misalnya: kanker

    prostat hanya dijumpai pada pria, dan sebaliknya kanker serviks hanya dijumpai pada wanita.

    c. Ras

    Pengaruh dari perbedaan ras dalam timbulnya suatu penyakit biasanya disebabkan oleh

    perbedaan cara hidup, kebiasaan sosial, nilai-nilai sosial, seringkali juga dihubungkan dengan

    faktor genetika, dan lain-lain.

    d. Sosial-ekonomi

    Erat hubungannya dengan cara hidup dan tingkat pendidikan.

    e. Status perkawinan

    Faktor ini juga berkaitan dengan cara hidup, secara statistik, didapatkan bahwa morbiditas

    dan mortalitas dari banyak penyakit berbeda berdasarkan status perkawinan (tidak menikah,

    menikah, cerai, atau janda/duda karena kematian pasangannya).

    f. Penyakit-penyakit terdahuluJelas dapat dimengerti bahwa mereka yang menderita penyakit kronis atau yang pernah

    menderita sakit keras lebih rentan terhadap suatu infeksi atau penyakit lainnya dibandingkan

    dengan mereka yang tidak menderita penyakit kronis.

    g. Cara hidup

    Faktor ini berhubungan dengan sosial ekonomi, tingkat pendidikan, ras atau golongan etnis.

    Kebiasaan makan, minum, membuang kotoran yang tidak baik sangat erat hubungannya

    dengan penyakit-penyakit infeksi usus. Selain itu, kebiasaan makan makanan yang

    mengandung lemak dan kolestrol berlebihan, kebiasaan merokok, dan kurangnya olahraga

    dapat menyebabkan timbulnya penyakit-penyakit kardiovaskuler dan hipertensi.

    h. Hereditas

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    5/49

    Berkaitan dengan ras.

    i. Nutrisi

    Secara umum, makin baik status gizi seseorang, maka akan makin baik sistem pertahanan

    tubuh orang tersebut.

    j. Imunitas

    Faktor imunitas sangat berpengaruh dalam timbulnya suatu penyakit.

    Berdasarkan cara didapatnya, ada beberapa golongan imunitas, yaitu:

    1) Imunitas alamiah (tanpa intervensi):

    a) Imunitas alamiah aktif, yaitu imunitas yang didasarkan karena tubuh pernah mendapat

    infeksi dan selanjutnya memproduksi antibodi terhadap infeksi tertentu tersebut, dan yang

    bersangkutan menjadi kebal terhadap infeksi tersebut. Imunitas ini dapat bertahan lama.

    b) Imunitas alamiah pasif, yaitu kekebalan atau imunitas ini dimiliki oleh ibunya. Terutama

    antibodi dari ibu yang dapat melewati plasenta dan masuk ke dalam peredaran darah janin.Biasanya jenis kekebalan ini akan menghilang setelah 4 bulan bayi lahir.

    2) Imunitas didapat (dengan intervensi):

    a) Imunitas didapat aktif, yaitu imunitas yang dibuat oleh penjamu setelah menerima vaksin

    atau toksoid, misalnya: toksoid tetanus, vaksin smallpox.

    b) Imunitas didapat pasif, sering dilaksanakan dengan penggunaan gamma globulin.

    Imunitas ini berlangsung tidak lebih dari 4-5 minggu. Antibodi yang dibuat pada hewan

    (biasanya kuda), bisa juga dipakai untuk memberikan proteksi sementara terhadap suatu

    penyakit misalnya pada tetanus dan rabies.

    Herd immunity adalah imunitas yang terdapat dalam suatu populasi (bukan imunitas

    individu). Tingkat kekebalan dalam populasi ini sangat berpengaruh dalam timbulnya suatu

    penyakit di suatu populasi. Bila tingkat kekebalan tersebut cukup tinggi, maka agent (biologi)

    tidak dapat menembus dan menyebar dalam populasi tersebut.

    3. Faktor Lingkungan

    Faktor lingkungan dapat diklasifikasikan dalam empat komponen, yaitu lingkungan fisik,

    biologi, sosial, dan ekonomi.

    a. Lingkungan fisik,

    meliputi kondisi udara, musim, cuaca, dan kondisi geografi serta geologinya.

    1) Kondisi udara, musim, cuaca, dapat mempengaruhi kerentanan seseorang terhadap

    penyakit tertentu.

    Contoh:

    Faktor ketinggian dari permukaan laut (attitude) berpengaruh terhadap mereka yang

    mengidap penyakit jantung.

    Kelembaban udara yang sangat rendah dapat mempengaruhi selaput lendir hidung dan

    telinga sehingga lebih rentan terhadap infeksi seperti influenza.

    Dapat mempengaruhi kebiasaan hidup seseorang sehingga memudahkan terjangkitnyasuatu penyakit, misalnya: di daerah dengan keadaan udara yang panas dan lembab

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    6/49

    menyebabkan orang memakai baju setipis dan sesedikit mungkin, sehingga memudahkan

    terjadinya gigitan serangga, dimana serangga tersebut merupakan faktor dari suatu penyakit.

    2) Kondisi geografi serta geologi juga dapat mempengaruhi kesehatan secara langsung

    maupun tak langsung. Faktor ini berkaitan dengan topografi, sifat tanah, distribusi dan jumlah

    tanah serta air yang terkandung, dllContoh:

    Lokasi geografi menentukan macam tumbuh-tumbuhan yang tidak defisiensi vitamin,

    misalnya: tingginya kasus scorbut pada daerah-daerah dimana buah-buahan dan sayur-mayur

    tidak selalu tersedia.

    Lokasi geografi juga menentukan adanya jenis-jenis binatang yang dapat menjadi vektor

    atau reservoir dari suatu penyakit, misalnya sehingga dapat mempengaruhi distribusi

    penyakit, misalnya: lalat teetse dan penyakit tidur di Afrika.

    Struktur geologi juga mempengaruhi macam tumbuhan yang dapat dikonsumsi oleh

    manusia, ketersediaan air, dan lain-lain. Dimana hal-hal tersebut dapat mempengaruhi

    kesehatan manusia.

    b. Lingkungan biologi

    Dapat berperan sebagai berikut:

    1) Hewan atau tumbuh-tumbuhan dapat berfungsi baik sebagai agent, reservoir, mapun

    vektor dari suatu penyakit.

    2) Mikroorganisme saprofit mempunyai pengaruh positif terhadap kesehatan melalui

    penyuburan tanah, dan lain-lain.

    3) Tumbuh-tumbuhan dapat merupakan sumber nutrien, tetapi mungkin pula menjadi

    tempat bermukim binatang yang merupakan vektor suatu penyakit, atau merupakan sumber

    allergen.

    c. Lingkungan sosial-ekonomi

    1) Faktor yang timbul dari lingkungan sosial (diluar faktor ekonomi) sangat mempengaruhi

    status kesehatan fisik dan mental baik secara individu maupun kelompok. Faktor-faktor

    tersebut adalah sebagai berikut:

    a) Kepadatan penduduk, sangat mempengaruhi ketersediaan makanan, kemudahan

    penyebaran kemudahan penyebaran penyakit-penyakit menular, dan lain-lain.

    b) Stratifikasi sosial berdasarkan tingkat pendidikan, latar belakang etnis, macam pekerjaan,

    dll. Dapat meningkatkan gangguan mental, disamping juga tingkat kejahatan.

    c) Nilai-nilai sosial yang berlaku, misalnya mengenai: besar kecilnya keluarga, aturan-aturan agama, dll.

    2) Faktor-faktor yang berkaitan dengan ekonomi setempat, misalnya:

    a) Kemiskinan, hal ini hampir selalu berkaitan dengan malnutrisi, fasilitas sanitasi yang

    tidak memadai dll, yang secara keseluruhan menunjang penyebaran penyakit menular.

    b) Ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas kesehatan oleh masyarakat, berhubungan

    dengan ada tidaknya atau baik tidaknya sistem asuransi kesehatan.

    c) Adanya pusat-pusat latihan dan penyediaan kerja untuk para penyandang cacat fisik,

    tingginya tingkat pengangguran.

    d) Perang, dapat menyebabkan kemiskinan, perpindahan penduduk, yang secarakeseluruhan menyebabkan tingginya penyakit menular.

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    7/49

    e) Bencana alam, misalnya banjir, gempa bumi, memberikan dampak yang hampir sama

    dengan perang.

    Bagian ini akan menjelaskan bagaimana interaksi antara agent, host dan environment

    sehingga terjadi keseimbangan.

    1. Interaksi agent-environment

    Yaitu keadaan dimana agent dipengaruhi secara langsung oleh lingkungan (tanpamenghiraukan karakteristik dari host), biasanya pada periode prepatogenesa yang seringkali

    dilanjutkan sampai tahap patogenesa. Keadaan tersebut misalnya: ketahanan dari suatu

    bakteri terhadap sinar matahari, stabilitas vitamin di dalam lemari pendingin, dan lain-lain.

    2. Interaksi host-environment

    Yaitu keadaan dimana host dipengaruhi secara langsung oleh lingkungan (tanpa

    menghiraukan faktor agent), biasanya juga pada tahap prepatogenesa dan patogenesa.

    Keadaan tersebut misalnya: kebiasaan penyiapan makanan, ketersediaan fasilitas kesehatan,

    dan lain-lain.

    3. Interaksi host-agentBerada dalam diri host, bermukim dengan baik, berkembang-biak, dan mungkin telah

    menstimuli respons dari host dengan timbulnya tanda-tanda dan gejala-gejala klinis seperti

    demam, perubahan jaringan, produksi zat-zat kekebalan atau mekanisme pertahanan lainnya,

    dan lain-lain. Interaksi ini dapat berakhir dengan kesembuhan, gangguan sementara,

    kematian, atau hilangnya tanda-tanda dan gejala-gejala klinis tanpa eliminasi dari agent

    (menjadi Carrier).

    4. Interaksi agent-host-environment

    Yaitu keadaan dimana agent, host, dan environment saling mempengaruhi satu dengan yang

    lainnya dan menginisiasi timbulnya suatu proses penyakit, terjadi baik pada tahap

    prepatogenesa maupun patogenesa. Terdapat misalnya pada kontaminasi feses dari penderita

    tifus pada sumber air minum, dan lain-lain.

    Untuk memberikan gambaran secara grafik mengenai hubungan antara agent-host-

    environment, John Gondon menggambarkannya dengan timbangan keseimbangan. Selain itu

    dia juga juga mengemukakan bahwa penyakit menular mengikuti konsep biologic laws

    yaitu sebagai berikut:

    1. Bahwa suatu penyakit timbul karena terjadi ketidak seimbangan antara agent penyakit

    tersebut dengan manusia (host).

    2. Bahwa keadaan keseimbangan tersebut tergantung dari sifat alami dan karakteristik dari

    agent dan host (secara individual maupun secara kelompok).

    3. Bahwa karateristik dari agent dan host, berikut interaksinya, secara langsungberhubungan dan tergantung pada keadaan alami dari lingkungan sosial, fisik, ekonomi dan

    juga lingkungan biologis.

    Pada penyakit menular, interaksi tersebut terjadi antara dua organisme hidup; sedangkan pada

    penyakit tak menular, terjadi interaksi antara satu organisme hidup, yaitu manusia, dengan

    agent-penyakit yang tidak hidup (non biologis).

    Dengan melihat gambar timbangan keseimbangan di bawah ini, Anda dapat memahami

    keadaan-keadaan yang dapat terjadi pada keadaan equilibrium atau keseimbangan tersebut.

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    8/49

    Konsep orang, waktu dan tempatdalam epidemiologi17122008

    Dalam studi epidemiologi, ada dua kegiatan pokok dan terpisah yang harus dilakukan.

    Pertama, adalah studi terhadap jumlah dan distribusi penyakit, kondisi, cedera, ketidakmampuan,

    dan kematian dalam populasi. Untuk melakukan studi ini, ahli epidemiologi harus mengakaji semua

    aspek waktu, tempat, dan orang. Pengkajian rinci terhadap setiap elemen tersebut dilakukan dan

    dianalisis dalam studi epidemiologi deskriptif.

    A. Person Orang)Banyak fokus kita ketahui bahwa epidemiologi yang ditujukan pada aspek orang dalam hal

    penyakit, ketidakmampuan, cedera, dan kematian. Studi epidemiologi umumnya berfokus pada

    beberapa karakteristik demografi utama dari aspek manusia yaitu usia, jenis kelamin, ras/etnik,

    status perkawinan, pekerjaan, dan lain-lain.

    1. Usia

    Variabel usia merupakan hal yang penting karena semua rate morbiditas dan rate

    mortalitas yang dilaporkan hampir selalu berkaitan dengan usia. Usia termasuk variabelpenting dalam mempelajari suatu masalah kesehatan karena:

    a. Ada kaitannya dengan daya tahan tubuh

    Pada umumnya daya tahan tubuh orang dewasa lebih kuat daripada bayi dan anak-

    anak.

    b. Ada kaitannya dengan ancaman terhadap kesehatan

    Orang dewasa yang karena pekerjaannya ada kemungkinan menghadapi ancaman

    penyakit lebih berat dari pada ank-anak.

    c. Ada kaitannya dengan kebiasaan hidup

    Dibandingkan anak-anak, orang dewasa yang karena kebiasaan hidupnya ada

    kemungkinan terkena penyakit akibat kesalahan kebiasaan hidup tersebut.

    Adanya perbedaan penyebaran penyakit di setiap kelompok usia disebabkan oleh:

    a. Adanya faktor tertentu pada kelompok usia tersebut yang menyebabkan mereka mudah

    terserang. Misalnya, campak pada anak-anak. Kesimpulannnya anak-anak tidak mempunyai

    kekebalan terhadap campak.

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    9/49

    b. Adanya faktor tertentu pada kelompok usia lain yang menyebabkan mereka sulit terserang.

    Misalnya campak jarang ditemkan pada orang dewasa. Kesimpulannnya orang dewasa

    mempunyai kekebalan terhadap campak.

    c. Adanya peristiwa tertentu yang pernah dialami oleh kelompok umur tertentu. Misalnya TBC

    paru banyak ditemukan pada penduduk berumur 20 tahun ke atas. Kesimpulannyaimunisasi BCG baru berjalan baik sejak 20 tahun yang lalu.

    a. Hubungan umur dengan mortalitas

    Walaupun secara umum kematian dapat terjadi pada setiap golongan usia tetapi dari

    berbagai catatan diketahui bahwa frekuansi kematian pada setiap golongan usia berbeda-

    beda, yaitu kematian tertinggi terjadi pada golongan umur 0-5 tahun dan kematian

    terendah terletak pada golongan umur 15-25 tahun dan akan meningkat lagi pada umur

    40 tahun ke atas.

    Dari gambaran tersebut dapat dikatakan bahwa secara umum kematian akanmeningkat dengan meningkatnya umur. Hal ini disebabkan berbagai faktor, yaitu

    pengalaman terpapar oleh faktor penyebab penyakit, faktor pekerjaan, kebiasaan hidup

    atau terjadinya perubahan dalam kekebalan.

    b. Hubungan Usia dengan Morbididtas

    Kita ketahui bahwa pada hakikatnya suatu penyakit dapat menyerang setiap orang

    pada semua golongan umur, tetapi ada penyakit-penyakit tertentu yang lebih banyak

    menyerang golongan usia tertentu. Penyakit-penyakit kronis mempunyai kecendrungan

    meningkat dengan bertambahnya umur, sedangkan penyakit-penyakit akut tidak

    mempunyai suatu kecendrungan yang jelas.

    Anak berumur 1-5 tahun lebih banyak terkena infeksi saluran pernapasan bagian atas

    (ISPA). Ini disebabkan perlindungan kekebalan yang diperoleh dari ibu yang melahirkannya

    hanya sampai pada 6 bulan pertama setelah melahirkan, sedangkan setelah itu kekebalan

    menghilang dan ISPA mulai menunjukkkan peningkatan.

    Sebelum ditemukan vaksin, banyak terjadi pada anak-anak berumur muda, tetapi

    setelah program imunisasi dijalankan, umur penderita bergeser ke umur yang lebih tua.

    Walaupun program imunisasi telah lama dijalankan di Indonesia, tetapi karena kesadaran

    dan pengetahuan masyarakat yan masih rendah terutama di daerah pedesaan sering kali

    target cakupan imunisasi tidak tercapai yang berarti masih banyak anak atau bayi yangtidak mendapatkan imunisasi. Gambaran ini tidak hanya terjadi pada negara-negara

    berkembang seperti Indonesia, tetapi terjadi juga pada negara maju.

    Penyakit kronis seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, dan karsinoma lebih

    banyak menyerang orang dewasa dan lanjut usia, sedangkan penyakit kelamin, AIDS,

    kecelakaan lalu lintas, penyalahgunaan obat terlarang banyak terjadi pada golongan usia

    produktif yaitu remaja dan dewasa. Hubungan antara usia dan penyakit tidak hanya pada

    frekuensinya saja, tetapi pada tingkat beratnya penyakit, misalnya stapilococcus dan

    eschericia coli akan menjadi lebih berat bila menyerang bayi daripada golongan umur lain

    karena bayi masih sangat rentan terhadap infeksi.

    c. Hubungan Tingkat Perkembangan Manusia Dengan Morbiditas

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    10/49

    Dalam perkembangan secara alamiah, manusia mulai dari sejak dilahirkan hingga

    akhir hayatnya senantiasa mengalami perubahan baik fisik maupun psikis. Secara garis

    besar, perkembangan manusia secara alamiah dapat dibagi menjadi beberapa fase yaitu

    fase bayi dan anak-anak, fase remaja dan dewasa muda, fase dewasa dan lanjut usia.

    Dalam setiap fase perkembangan tersebut, manusia mengalami perubahan dalam poladistribusi dan frekuensi morbiditas dan mortalitas yang disebabkan terjadinya perubahan

    dalam kebiasaan hidup, kekebalan, dan faal.

    2. Jenis Kelamin

    Hubungan Penyakit Dengan Jenis Kelamin

    Secara umum, setiap penyakit dapat menyerang manusia baik laki-laki maupun

    perempuan, tetapi pada beberapa penyakit terdapat perbedaan frekuensi antara laki-laki dan

    perempuan. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan pekerjaan, kebiasaan hidup, kesadaran

    berobat, perbedaan kemampuan atau kriteria diagnostik beberapa penyakit, genetika ataukondisi fisiologis. Penyakit-penyakit yang lebih banyak menyerang perempuan daripada laki-

    laki antara lain:

    1. Tireotoksikosis

    2. Diabetes melitus

    3. Obesitas

    4. Kolesisitis

    5. Rematoid artritis

    Selain itu, terdapat pula penyakit yang hanya menyerang perempuan, yaitu penyakit

    yang berkaitan dengan organ tubuh perempuan seperti karsinoma uterus, karsinoma mamae,

    karsinoam serviks, kista ovarii, dan adneksitis. Penyakit-penyakit yang lebih banyak

    menyerang laki-laki daripada perempuan antara lain:

    1. Penyakit jantung koroner

    2. Infark miokard

    3. Karsinoma paru

    4. Hernia inguinalis

    Selain itu, terdapat pula penyakit yang hanya menyerang laki-laki seperti karsinoma

    penis, orsitis, hipertrofi prostat, dan karsinoma prostat.

    3. Suku Bangsa

    Suku bangsa atau golongan etnik adalah sekelompok manusia dalam suatu populasi

    yang memiliki kebiasaan atau sifat biologis yang sama. Walaupun klasifikasi penyakit

    berdasarkan suku bangsa sulit dilakukan baik secara praktis maupun secara konseptual, tetapikarena terdapat perbedaan yang besar dalam frekuensi dan beratnya penyakit diantara suku

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    11/49

    bangsa maka dibuat klasifikasi walaupun kontroversi. Pada umumnya penyakit yang

    berhubungan dengan suku bangsa berkaitan dengan faktor genetik atau faktor lingkungan,

    misalnya:

    1. Penyakit sickle cell anemia

    2. Hemofilia

    3. Kelainan biokimia sperti glukosa 6 fosfatase

    4. Karsinoma lambung

    Disamping ketiga fakor yang telah diuraikan di atas terdapat pula faktor-faktor lain yang

    berkaitan dengan variabel orang, yaitu:

    1. Sosial ekonomi

    2. Budaya/agama

    3. Pekerjaan

    4. Status marital

    5. Golongan darah

    6. Infeksi alamiah

    7. Kepribadian

    4. Sosial ekonomi

    Terdapatnya perbedaan penyebaran masalah kesehatan dipengaruhi oleh dua faktor:

    a. Perbedaan kemampuan ekonomi dalam mencegah atau mengobati penyakit.

    b. Perbedaan sikap hidup dan perilaku yang dimiliki.

    Keadaan sosial ekonomi merupakan faktor yang mempengaruhi frekuensi distribusi

    penyakit tertentu, misalnya TBC, infeksi akut gastrointestinal, ISPA, anemia, melnutrisi,

    dan penyakit parasit yang banyak terdapat pada penduduk golongan sosial ekonomirendah. Penyakit jantung koroner, hipertensi, obesitas, kadar kolesterol tinggi, dan infark

    miokard yang banyak terdapat pada penduduk golongan sosial ekonomi yang tinggi.

    5. Budaya/agama

    Dalam beberapa hal terdapat hubungan antara kebudayaan masyarakat atau agama

    dengan frekuensi penyakit tertentu, misalnya:

    1. Balanitis, karsnoam penis banyak terdapat pada orang yang tidak melakukan sirkumsisi

    disertai dengan higiene perorangan yang jelek.

    2. Trisinensis jarang terdapat pada orang Islam dan orang Yahudi karena mereka tidak

    memakan babi.

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    12/49

    3. Kelainan fungsi hati jarang ditemukan pada pemeluk agama islam karena ajaran agama

    islam tidak membenarkan meminum alkohol.

    6. Pekerjaan

    Berbagai jenis pekerjaan akan berpengaruh pada frekuensi dan distirbusi penyakit. Halini disebabkan sebagian hidupnya dihabiskan di tempat pekerjaan dengan berbagai suasana

    dan lingkungan yang berbeda. Misalnya, pekerjaan yang berhubungan dengan bahan fisika,

    panas, bising, dan kimia seperti pekerja pabrik asbes yang banyak menderita karsinoma paru

    dan gastrointestinal serta mesotelioma, sedangkan fibrosis paru banyak terdapat pada pekerja

    yang terpapar oleh silikon bebas, atau zat radioaktif seperti petugas di bagian radiologi dan

    kedokteran nuklir.

    Pekerja di bidang pertambangan, konstruksi bangunan atau pertanian, dan pengemudi

    kendaraan bermotor mempunyai risiko yang lebih beasr untuk mengalami trauma atau

    kecelakaan dibandingkan dengan pekerja kantor.

    Pada dasarnya hubungan antara pekerjaan dengan masalah kesehatan disebabkan

    oleh:

    a. Adanya risiko pekerjaan

    Setiap pekerjaan mempunyai risiko tertentu dan karena itulah macam penyakit

    yang dideritanya akan berbeda pula. Misalnya buruh berisiko lebih besar terkena penyakit

    silikosis.

    b. Adanya seleksi alamiah dalam memilih pekerjaan

    Seseorang yang betrubuh lemah secara naluriah menghindari macam pekerjaan

    fisik yang berat, demikian sebaliknya yang bertubuh kuat.

    c. Adanya perbedaan status sosial ekonomi

    Perbedaan pekerjaan menyebabkan perbedaan status sosial ekonomi sehigga

    menyebabkan perbedaan penyakit yang dideritanya.

    7. Status Marital

    Adanya hubungan antara status marital dengan frekuensi distribusi morbiditas telah

    lama diketahui, tetapi penyebab pastinya belum diketahui. Ada yang berpendapat bahwa

    hubungan status marital dengan morbiditas dikaitkan dengan faktor psikis, emosional, dan

    hormonal atau berkaitan dengan kehidupan seksual, kehamilan, melahirkan, dan laktasi.

    Lebih banyak ditemukan pada perempuan yang tidak menikah dibandingkan dengan

    perempuan yang menikah, sebaliknya karsinom serviks lebih banyak ditemukan pada

    perempuan yang menikah daripada yang tidak menikah atau menikah pada usia yang sangat

    muda atau sering berganti pasangan. Kehamilan dan persalinan merupakan merupakan faktor

    risiko terjadinya eklamsia dan praeklamsia yang dapat menyebabkan kematian ibu. Angka

    kematian ibu di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara lain.

    8. Golongan Darah ABO

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    13/49

    Golongan darah juga dapat mempengaruhi insidensi suatu penyakit, misalnya orang-

    orang dengan golongan darah A meningkatkan risiko terserang karsinoma lambung,

    sedangkan golongan darah O lebih banyak terkena ulkus duodeni.

    B. Time Waktu)Variabel waktu merupakan faktor kedua yang harus diperhatikan ketika melakukan analisis

    morbiditas dalam studi epideiologi karena pencatatan dan laporan insidensi dan prevalensi

    penyakit selalu didasarkan waktu, apakah mingguan, bulanan atau tahunan.

    Laporan morbiditas ini menjadi sangat penting artinya dalam epidemiologi karena didasarkan

    pada kejadian yang nyata dan bukan berdasarkan perkiraan atau estimasi. Selain itu dengan

    pencatatan dan laporan morbiditas dapat diketahui adanya perubahan-perubahan insidensi dan

    prevalensi penyakit hingga hasilnya dapat digunakan untuk menyusun perencanaan dan

    penanggulangan masalah kesehatan.

    Mempelajari morbiditas berdasarkan waktu juga penting untuk mengetahui hubungan antarawaktu dan insiden penyakit atau fenomena lain, misalnya penyebaran penyakit saluran pernapasan

    yang terjadi pada waktu malam hari karena terjadinya perubahan kelembaban udara atau

    kecelakaan lalu lintas yang sebagian besar terjadi pada waktu malam hari.

    Pengetahuan tentang penyebaran masalah kesehatan menurut waktu akan membantu dalam

    memahami:

    a. Kecepatan perjalanan penyakit

    Apabila suatu penyakit dalam waktu yang singkat menyebar dengan pesat, berarti perjalanan

    penyakit tersebut berlangsung cepat.

    b. Lama terjangkitnya suatu penyakit

    Lama terjangkitnya suatu penyakit dapat pula diketahui dari penyebaran penyakit menurut

    waktu, yakni dengan memanfaatkan keterangan tentang waktu terjangkitnya penyakit dan keterangan

    tentang waktu lenyapnya penyakit tersebut.

    Penyebaran masalah kesehatan menurut waktu dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu:

    a. Sifat penyakit yang ditemukan

    Secara umum disebutkan bahwa penyakit infeksi lebih cepat menyebar daripada penyakit

    bukan infeksi. Hal yang berperan di sini adalah sifat bibit penyakit yang ditemukan yang dibedakan

    atas patogenisiti, virulensi, antigenisiti, dan infektiviti.

    b. Keadaan tempat terjangkitnya penyakit

    Untuk penyakit infeksi keadaan yang paling penting adalah yang menyangkut ada tidaknya

    reservoir bibit penyakit, yang jika dikaitkan dengan keadaan tempat terjangkitnya penyakit disebut

    dengan nama environmental reservoiryakni lingkungan alam di sekitar manusia.

    c. Keadaan penduduk

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    14/49

    Penyebaran masalah kesehatan menurut waktu juga dipengaruhi oleh keadaan penduduk, baik

    yang menyangkut ciri-ciri manusianya dan ataupun yang menyangkut jumlah dan penyebaran

    penduduk tersebut.

    d. Keadaan pelayanan kesehatan yang tersedia

    Jika keadaan pelayanan kesehatan baik, maka penyebaran suatu masalah kesehatan dapat

    dicegah sehingga waktu terjangkitnya penyakit dapat diperpendek.

    Fluktuasi insiden penyakit yang diketahui terdiri dari:

    1. Variasi Jangka Pendek

    a. Sporadis

    Kejadian ini relatif berlangsung singkat, umumnya berlangsung di beberpa

    tempat, dan pada waktu pengamatan masing-masing kejadian tidak saling

    berhubungan, misalnya dalam proses penyebarannya. Contoh: penyebaran penyakit

    DHF

    b. Endemis

    Penyakit menular yang terus menerus terjadi di suatu tempat atau prevalensi

    suatu penyakit yang biasanya terdapat di suau tempat.

    c. Pandemis

    Penyakit yang berjangkit/menjalar ke beberapa negara atau seluruh benua.

    Misalnya: Flu (1914), Kholera (1940), AIDS (1980), SARS (2003).

    d. Epidemis

    Kenaikan kejadian suatu penyakit yang berlangsung secara cepat dan dalam

    jumlah yang secara bermakna melebihi insidens yang diperkirakan.

    2. Variasi Berkala

    a. Kecendrungan sekuler (secular trend)

    Kecendrungan sekuler ialah terjadinya perubahan penyakit atau KLB dalamwaktu yang lama. Lamanya waktu dapat bertahun-tahun sampai beberapa dasawarsa.

    Kecendrungan sekuler dapat terjadi pada penyakit menular maupun penyakit infeksi

    nonmenular. Misalnya, terjadinya pergeseran pola penyakit menular ke penyakit yang

    tidak menular yang terjadi di negara maju pada beberapa dasawarsa terakhir.

    Pengetahuan tentang perubahan tersebut dapat digunakan dalam penilaian

    keberhasilan upaya pemberantasan dan pencegahan penyakit. Kecendrungan sekuler

    juga dapat digunakan unuk mengetahui perubahan yang terjadi pada mortalitas.

    Dalam mempelajari kecendrungan sekuler tentang mortalitas, harus dikaitkan

    dengan sejauh mana perubahan insiden dan sejauh mana perubahantersebut menggambarkan kelangsungan hidup penderita.

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    15/49

    Angka kematian akan sejalan dengan angka insiden ( insidence rate) pada

    penyakit yang fatal dan bila kematian terjadi tidak lama setelah diagnosis, misalnya

    karsinoma paru-paru, karena memenuhi kriteria di atas.

    b. Variasi siklik

    Variasi siklik ialah terulangnya kejadian penyakit setelah beberapa tahun,

    tergantung dari jenis penyakitnya, misalnya epidemi campak biasanya berulang

    setelah 2-3 tahun kemudian. Variasi siklik biasanya terjadi pada penyakit menular

    karena penyakit noninfeksi tidak mempunyai variasi siklik.

    c. Variasi musim

    Variasi musim ialah terulangnya perubahan frekuensi insidensi dan prevalensi

    penyakit yang terjadi dalam 1 tahun. Dalam mempelajari morbiditas dan mortalitas,

    variasi musim merupakan salah satu hal yang sangat penting karena siklus penyakit

    terjadi sesuai dengan perubahan musim dan berulang setiap tahun.

    Variasi musim sangat penting dalam menganalisis data epidemiologi tentang

    kejadian luar biasa untuk menentukan peningkatan insidensi suatu penyakit yang

    diakibatkan variasi musim atau memang terjadinya epidemi. Bila adanya variasi musim

    tidak diperhatikan, kita dapat menarik kesimpulan yang salah tentang timbulnya KLB.

    Disamping itu, pengetahuan tentang variasi musim juga dibutuhkan pada

    penelitian epidemiologi karena penelitian yang dilakukan pada musim yang berbeda

    akan menghasilkan frekuensi distribusi penyakit yang berbeda pula. Penyakit-penyakit

    yang mempunyai variasi musim antara lain: diare, influenza, dan tifus abdominalis.

    Beberapa ahli memasukkan variasi musim ke dalam variasi siklik karena

    terjadinya berulang, tetapi di sini dipisahkan karena pada variasi musim, terulangnya

    perubahan insidensi penyakit dalam waktu yang pendek sesuai dengan perubahan

    musim, sedangkan pada variasi siklik fluktuasi perubahan insiden penyakit terjadi

    lebih lama yaitu suatu penyakit dapat terulang 1 atau 2 tahun sekali.

    d. Variasi random

    Variasi random diartikan sebagai terjadinya epidemi yang tidak dapat

    diramalkan sebelumnya, misalnya epidemi yang terjadi karena adanya bencana alam

    seperti banjir dan gempa bumi.

    C. Place Tempat)Variabel tempat merupakan salah satu variabel penting dalam epidemiologi deskriptif karena

    pengetahuan tentang tempat atau lokasi KLB atau lokasi penyakit- penyakit endemis sangat

    dibutuhkan ketika melakukan penelitian dan mengetahui sebaran berbagai penyakit di suatu

    wilayah sehingga dari keterangan yang diperoleh akan diketahui:

    a. Jumlah dan jenis masalah kesehatan yang ditemukan di suatu daerah.

    b. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan di suatu daerah.

    c. Keterangan tentang faktor penyebab timbulnya masalah kesehatan di suatu daerah.

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    16/49

    Batas suatu wilayah dapat ditentukan berdasarkan:

    1. Geografis

    Ditentukan berdasarkan alamiah, administratif atau fisik, institusi, dan instansi.

    Dengan batas alamiah dapat dibedakan negara yang beriklim tropis, subtropis, dan negaradengan empat musim. Hal ini penting karena dengan adanya perbedaan tersebut

    mengakibatkan perbedaan dalam pola penyakit baik distribusi frekuensi penyakit maupun

    jenis penyakit. Dari batas administratif dapat ditentukan batas propinsi, kabupaten,

    kecamatan atau desa dengan sungai, jalan kereta api, jembatan dan lainnya sebagai batas

    fisik.

    2. Batas institusi

    Dapat berupa industri, sekolah atau kantor, dan lainnya sesuai dengan timbulnya

    masalah kesehatan.

    Contoh kejadian penyakit berdasarkan tempat yaitu:

    a. TBC, pada daerah penduduk padat dengan sosial ekonomi rendah

    b. Cholera, pada daerah penduduk padat dengan linkungan jelek

    c. Asbestosis, pada pekerja pabrik asbes.

    Penyebaran masalah kesehatan menurut tempat, secara umum terdiri dari:

    1. Penyebaran satu wilayah

    Masalah kesehatan hanya ditemukan di satu wilayah saja. Batasan wilayah yang

    dimaksudkan tergantung dari sistem kepemerintahan yang dianut. Misalnya satu

    kecamatan saja, satu kelurahan saja, dsb. Pembagian menurut wilayah yang sering

    dipergunakan adalah desa dan kota.

    2. Penyebaran beberapa wilayah

    Penyebaran beberapa wilayah tergantung dari sistem kepemerintahan yang dianut.

    Misalnya beberapa kecamatan saja, beberapa kelurahan saja, dsb.

    3. Penyebaran satu negara (nasional)

    Masalah kesehatan ditemukan di semua wilayah negara tersebut.

    4. Penyebaran beberapa negara (regional)

    Masalah kesehatan dapat menyebar ke beberapa negara. Masuk atau tidaknya suatu

    penyakit ke suatu negara dipengaruhi oleh faktor:

    a. Keadaan geografis negara tersebut dalam arti apakah ditemukan keadaan-keadaan

    geografis tertentu yang menyebabkan suatu penyakit dapat terjangkit atau tidak di

    negara tersebut.

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    17/49

    b. Hubungan komunikasi yang dimiliki, dalam arti apakah letak negara tersebut

    berdekatan dengan negara yang terjangkit penyakit, bagaiman sistem transportasi

    antar negara, hubungan antar penduduk, apakah egara tersebut terbuka untuk

    penduduk yang berkunjung dan menetap, dsb.

    c. Peraturan perundangan yang berlaku, khususnya dalam bidang kesehatan.

    5. Penyebaran banyak negara (internasional)

    Masalah kesehatan ditemukan di banyak negara, yang pada saat ini dengan kemajuan

    sistem komunikasi dan transportasi amat sering terjadi.

    Kepustakaan:

    Azwar, azrul.1999. Pengantar Epidemologi. Jakarta: Binarupa Aksara

    Budiarto, eko dkk. 2003. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

    Kasjomo, Subaris Heru dkk. 2008. Intisari Epidemiologi. Jakarta: Mitra Cendikia Press

    Timmreck, Thomas C. dkk. 2005. Epidemiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    18/49

    2.1 Karakteristik Host Agent and Environment

    Host, Agent dan Environmen atau HAE merupakan segitiga epidemiologi yang digunakan

    oleh ahli epidemiologi untuk menjelaskan mengenai penyebab penyakit. Host, Agent and

    Environmen memiliki karakter masing-masing, yaitu :

    2.1.1. Karakteristik Host atau Penjamu

    2.1.1.1. ResistensiResistensi merupakan kemampuan penjamu untuk bertahan dari suatu infeksi tertentu. Seperti

    kuman, virus, bakteri, dan mikroba yang dapat menyebabkan penyakit, dan melemahnya

    kondisi penjamu.

    2.1.1.2. Imunitas

    Imunitas adalah kemampuan dari pejamu untuk mengembangkan respon imunologis, baik

    secara alamiah ataupun non alamiah. Sehingga tubuh kebal terhadap penyakit tertentu.

    2.1.1.3. Infectiousness

    Infectiousness yaitu kemampuan dari potensi pejamu dalam menularkan penyakit kepada

    orang lain. Ketika seseorang sakit maka antara manusia yang satu dengan yang lainya dapatmenularkan penyakit.

    2.1.2. Karakteristik Agent

    2.1.2.1. Invectivitas

    Kemampuan organism dalam beradaptasi di lingkungan dan berkembang biak pada jaringan

    tubuh pejamu. Sehingga ketika organisme pada jumlah tertentu dapat menginfeksi pejamu.

    2.1.2.2. Patogenesitas

    Kesanggupan organisme untuk menimbulkan suatu reaksi klinik khusus yang patologis

    setelah terjadinya infeksi pada pejamu yang diserang.

    2.1.2.3. Virulensi

    Kemampuan agent untuk menghasilkan reaksi patologis berat yang dapat menyebabkan

    kematian.

    2.1.2.4. Toksisitas

    Kesanggupan agent dalam menghasilkan reaksi kimia yang bersifat racun atau toksis dandapat menyebabkan rusaknya jaringan pada pejamu yang diserang.

    2.1.2.5. Invasitas

    Kemampuan agent melakukan penetrasi masuk kedalam jaringan pejamu dan menyebar

    kedalamnya.

    2.1.2.6. Antigenesitas

    Antigenesitas adalah kesanggupan organisme untuk merangsang reaksi imunologis dari

    pejamu.

    2.1.3. Karakteristik Environmen atau Lingkungan

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    19/49

    2.1.3.1. Topologi

    Situasi lokasi yang alami atau buatan yang menyebabkan untuk berkembangnya dan

    menyebarnya suatu penyakit tertentu.

    2.1.3.2. Geografis

    Keadaan yang berhubungan dengan struktur geologi dan bumi yang menyebabkanpenyebaran penyakit.

    2.2 Konsep interaksi Host, Agent, Environment.

    Dalam mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, usaha minimal yang dapat

    dilakukan seorang Public Health ialah dengan menjaga keseimbangan ekologi, atau yang

    sering kita ketahui dengan menjaga konsep keseimbangan Triangle Epidemiology (Host,

    Agent, Environment). Kesehatan di masyarakat dikatakan bermasalah jika terjadi ketidak

    seimbangan antara ketiganya. Mengingat kompleksnya hubungan antar ketiga faktor tersebut,maka tidak ada satupun jenis penyakit yang hanya disebabkan oleh satu faktor saja. Interaksi

    antar ketiganya menciptakan berbagai konsep yang saling berkaitan satu sama lain. Yaitu,

    interaksi antara host dengan agent, host dengan environment, dan agent dengan

    environment.

    2.2.1. Interaksi host-agent

    Ketika kondisi seimbang sedang berjalan, terdapat agent baru muncul, jumlah agent

    bertambah, sehingga menyebabkan kemampuan agent untuk menginfeksi host bertambah.

    2.2.2. Interaksi host-environment

    Pada musim atau cuaca tertentu, agent bertambah sehingga potensi penularan bibit penyakit

    kepada host akibat cuaca tersebut meningkat.

    2.2.3. Interaksi agent-environment

    Interaksi antar keduanya bekerja saling berdampingan satu sama lain. Dapat digambarkan

    ketika environment bertambah, hal itu dapat menyebabkan agent bertambah juga. Dan ketika

    agent bertambah, biasanya disebabkan karena kondisi environment yang mendukung.

    2.3 Variabel Epidemiologi (Epidemiologi Deskriptif)

    Variable epidemiologi adalah segala faktor yang dapat menimbulkan penyakit epidemik, baik

    penyakit infeksi maupun penyakit non infeksi yang terjadi pada masyarakat.

    Berdasarkan peranannya epedimiologi terbagi atas epidemiologi deskriptif dan analitik.

    Peranan epidemiologi deskriptif adalah membandingkan kelompok-kelompok menurut

    waktu, tempat dan orang yang sering disebut dengan variabel epidemiologi. Analisis

    epidemiologis berdasarkan variabel tersebut digunakan untuk memperoleh gambaran yangjelas tentang morbiditas dan mortalitas yang dihadapi. Dengan demikian memudahkan untuk

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    20/49

    mengadakan penanggulangan, pencegahan dan pengamatan. Uuntuk menentukan adanya

    peningkatan atau penurunan insidensi atau prevalensi penyakit yang timbul, harus

    diperhatikan kebenaran perubahan tersebut.

    2.3.1 Variabel Epidemiologi :

    2.3.1.1.Waktu

    Kejadian penyakit menurut waktu seperti jam, hari, minggu dan bulan serta tahun. Tujuanmengetahui waktu adalah untuk dapat memperkirakan sumber penyakit dengan melihat masa

    inkubasi penyakit, perkiraan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) dan melihat penurunan

    kasus karena program kesehatan tertentu, misalnya penurunan penyakit TB selama

    dicanangkan program imunisasi atau penurunan penularan DBD setelah pencanangan 3M

    Plus.

    2.3.1.2. Tempat

    Maksudnya adalah perkotaan, pedesaan, pemukiman domestik asing dan sebagainya.

    Hubungan penyakit dengan tempat menunjukkan adanya faktor-faktor yang mempunyai arti

    penting sebagai penyebab timbulnya penyakit antara penghuni dengan tempat yang dihuni.

    2.3.1.3. Variabel Orang

    Variabel orang adalah ciri-ciri yang didapat sejak lahir ataupun sesudah lahir. Untukmengidentifikasikan seseorang terdapat variabel yang tak terhingga banyaknya, tetapi

    hendaknya dipilih variabel yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menentukan ciri

    seseorang. Untuk menentukan variabel mana yang dapat digunakan sebagai indikator,

    hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan serta sarana yang ada.

    Karakteristik yang selalu diperhatikan dalam suatu penyelidikan epidemiologi untuk variabel

    orang adalah umur, ras, status kekebalan, jenis kelamin, kelas sosial (pendidikan, pekerjaan,

    penghasilan), golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, paritas (keturunan), dan

    lain sebagainya yang berhubungan dengan variabel orang, seperti gaya hidup dan kebiasaan

    makan (Sutrisna, 1994).

    Pentingnya variabel orang misalnya umur adalah untuk mengetahui :

    a. Potensi mereka untuk terpapar dengan sumber infeksi

    b. Tingkat imunisasi merek

    c. .Aktifitas fisiologi

    Variabel orang dapat digunakan untuk mengetahui populasi yang berisiko.

    2.4 Variabel Tempat

    Penyebaran menurut tempat pada prinsipnya sama dengan mencoba menjawab pertanyaan

    where. Tempat kejadian kasus atau masalah kesehatan sangat penting diketahui karena

    tempat kejadian yang erat kaitannya dengan lingkungan yang sesuai dengan model segitiga

    epidemiologi. Distribusi menurut tempat sama artinya dengan area geografis, luas dan tinggi

    lokasi sehingga tempat biasanya di katagorikan di kotomi (perkotaan dan pedesaan (urban

    dan rural), pemukiman dan non pemukiman, domestik dan asing, didalam dan diluar, sertainstitusi dan non institusi).

    Analisis perubahan frekuensi penyakit didasarkan pada antar-tempat (batas alamiah, iklim,

    temperatur), antara urban dan rural (kepadatan penduduk suplai air), dalam negara (provinsi),

    antar-negara (internasional), variasi dan ketetapan diagnosis, serta sistem pelaporan.

    Distribusi menurut lokasi tempat kasus penyakit atau masalahterjadi, menentukan jenis

    penyebaran penyakit atau masalah kesehatan. Profil kesehatan di Indonesia secara nasional

    umumnya terbagi menurut provinsi dan kabupaten. Dari beberapa indikator kadang

    dikelompokkan menjadi bagian barat, tengah, dan timur. Perbedaan tingkat kesehatan antar-

    wilayah seringkali bukan hanya sekedar perbedaan tempat atau daerah tetapi pada umumnya

    berlatar belakang masalah lingkungan yang sangat kompleks. Profil kesehatan dapat

    dibedakan diantara daerah atau menurut katagori, misalnya anka kematian bayi, angkakelahiran atau angka cakupan yang akan berbeda dari satu daerah dengan daerah yang lain.

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    21/49

    2.5 Variabel Waktu

    Uraian tentang waktu pada distribusi kejadian penyakit atau masalah kesehatan pada

    prinsipnya berkaitan dengan pertanyaan when. Pengertian waktu berkaitan dengan detik,

    menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, dekade, dan abad. Variabel waktu dalam epidemiologi

    terutama berkaitan dengan perubahan kajadian penyakit baik secara kuantitatif maupun

    kualitatif. Beberapa pola perubahan yang berkaitan dengan waktu antara lain, skalaperubahan frekuensi penyakit yaitu :

    1. Variasi jangka pendek (fluktuasi)

    2. Variasi berkala (siklis)

    a. Variasi musiman (berulang interval < 1 tahun)

    b. Variasi siklik (berulang interval > 1 tahun)

    3. Variasi jangka panjang (secular trends)

    Variabel jangka pendek adalah perubahan jangka pendek atau fluktuasi, adalah perubahan

    naik-turunnya frekuensi kejadian penyakit yang berjangka waktu relatif pendek. Contoh

    kejadian yang relatif pendek adalah keracunan makanan yang bersumber pada satu tempat,

    puncak frekuensi insiden umumnya hanya satu dan setelah itu wabah tersebut akan selesai.

    Variabel berkala adalah perubahan secara berkala dengan interval daur waktu dalam hitunganbulan atau musim sampai tahun. Umumnya penyakit menular yang endemis biasanya

    menunjukkan daur atau siklus musiman. Beberapa jenis penyakit tersebut sering kali dapat

    dijelaskan latar belakang kejadiannya yang berkaitan dengan host, agent, dan environment.

    Contohnya, penyakit demam berdarah yang terjadi sesudah pergantian musim hujan ke

    musim kemarau.

    Variasi jangka panjang (secular trends) adalah perubahan frekuensi penyakit atau masalah

    kesehatan yang terjadi dalam waktu yang panjang. Dibeberapa negara maju yang sistem

    pencatatan kesehatannya sudah baik dan sudah lama, menunjukkan angka insiden dan

    prevalens yang jelas dan teratur dari tahu ke tahun. Di Indonesia masih sukar untuk melihat

    hal tersebut (misalnya : cacar dan polio).

    Variabel waktu bermanfaat dalam :

    1. Memprediksi puncak insiden.

    2. Merencanakan upaya penanggulangan.

    3. Malakukan evaluasi dampak penanggulangan yang telah dilaksanakan.

    Daftar Pustaka

    Budiarto, Eko.2003. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

    Gerstman, B.Burn. 1998. Epidemiology Kept Simple : An Introduction to Traditional and

    Modern Epidemiology.John Wiley & Sons.

    Rajab, Wahyudin. 2009. Buku ajar epidemiologi untuk mahasiswa kebidanan. Jakarta:EGC.

    (http://mustafamura.com/index.php?option=com_content&view=article&id=206:dasar-dasar-epidemiologi&catid=97:surveilans-epidemiologi&Itemid=112, diakses tanggal 14 maret

    2013. Mustafa, mura. 2011. [pdf].)

    Reskiaddin laode, http://kesmas-ode.blogspot.com/2012/10/karakteristik-host-agent-dan-

    environment.html, diakses tanggal 14/03/2013 pukul 20.00)

    Reskiaddin laode, http://kesmas-online.blogspot.com/2011/04/karakteristik-host-agent-

    dan_06.html, diakses tanggal 14/03/2013 pukul 20.00)

    Reskiaddin laode, http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/03/konsep-dasar-epidemiologi-

    penyakit.html, diakses tanggal 14/03/2013 pukul 20.00)

    (http://books.google.co.id/books?id=DrTEvxpXLWMC&pg=PA60&dq=variabel+tempat+da

    n+waktu+pada+host,+agent+dan+environment&hl=id&sa=X&ei=LzlFUdP4OZDjrAeDwID

    gAw&redir_esc=y#v=onepage&q=variabel%20tempat%20dan%20waktu%20pada%20host%2C%20agent%20dan%20environment&f=false, diakses pada tanggal 16/03/2013)

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    22/49

    MAKALAH KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI

    DASAR E P I D E M I O L O G I

    A. Pengertian, definisi, peranan dan ruang lingkup epidemiologi

    1. Pengertian

    Epidemilogi berasal dari bahasa Yunani, yaitu (Epi=pada, Demos=penduduk, logos = ilmu), dengandemikian epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat.

    2. Definisi

    Banyak definisi tentang Epidemiologi, beberapa diantaranya :

    a. W.H. Welch

    Suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan penyakit, terutama penyakitinfeksi menular. Dalam perkembangannya, masalah yang dihadapi penduduk tidak hanya penyakitmenular saja, melainkan juga penyakit tidak menular, penyakit degenaratif, kanker, penyakit jiwa,kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Oleh karena batasan epidemiologi menjadi lebihberkembang.

    b. Mausner dan Kramer

    Studi tentang distribusi dan determinan dari penyakit dan kecelakaan pada populasi manusia.

    c. Last

    Studi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian yang berkaitan dengankesehatan pada populasi tertentu dan aplikasi studi untuk menanggulangi masalah kesehatan.

    d. Mac Mahon dan Pugh

    Epidemiologi adalah sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit dan faktor-faktoryang menentukan terjadinya penyakit pada manusia.

    e. Omran

    Epidemiologi adalah suatu studi mengenai terjadinya distribusi keadaan kesehatan, penyakit danperubahan pada penduduk, begitu juga determinannya dan akibat-akibat yang terjadi padakelompok penduduk.

    f. W.H. Frost

    Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, distribusi, dan jenis penyakit padamanusia menurut waktu dan tempat.

    g. Azrul Azwar

    Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatanpada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan.

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    23/49

    Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada 3 komponen penting yang ada dalamepidemiologi, sebagai berikut :

    1) Frekuensi masalah kesehatan

    2) Penyebaran masalah kesehatan

    3) Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan.

    3. Peranan

    Dari kemampuan epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan faktor-faktor penyebab masalahkesehatan dan mengarahkan intervensi yang diperlukan maka epidemiologi diharapkan mempunyaiperanan dalam bidang kesehatan masyarakat berupa :

    a. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit atau masalah kesehatandalam masyarakat.

    b. Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan mengambil keputusan.

    c. Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau telah dilakukan.

    d. Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam upaya untukmengatasi atau menanggulanginya.

    e. Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang perlu dipecahkan.

    4. Ruang lingkup

    a. Masalah kesehatan sebagai subjek dan objek epidemiologi

    Epidemiologi tidak hanya sekedar mempelajari masalah-masalah penyakit-penyakit saja, tetapi jugamencakup masalah kesehatan yang sangat luas ditemukan di masyarakat. Diantaranya masalahkeluarga berencana, masalah kesehatan lingkungan, pengadaan tenaga kesehatan, pengadaansarana kesehatan dan sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek epidemiologi berkaitandengan masalah kesehatan secara keseluruhan.

    b. Masalah kesehatan pada sekelompok manusia

    Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan, akan memanfaatkan data dari hasilpengkajian terhadap sekelompok manusia, apakah itu menyangkut masalah penyakit, keluarga

    berencana atau kesehatan lingkungan. Setelah dianalisis dan diketahui penyebabnya dilakukanupaya-upaya penanggulangan sebagai tindak lanjutnya.

    c. Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan dalam merumuskanpenyebab timbulnya suatu masalah kesehatan.

    Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang masalah kesehatan danpenyebab dari masalah tersebut dengan cara menganalisis data tentang frekuensi dan penyebaranmasalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok manusia atau masyarakat. Dengan memanfaatkanperbedaan yang kemudian dilakukan uji statistik, maka dapat dirumuskan penyebab timbulnyamasalah kesehatan.

    B. Natural history of deseases

    Riwayat alamiah suatu penyakit dapat digolongkan dalam 5 tahap :

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    24/49

    1. Pre Patogenesis

    Tahap ini telah terjadi interaksi antara penjamu dengan bibit penyakit, tetapi interaksi ini terjadidi luar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar tubuh manusia dan belum masuk kedalam tubuh. Pada keadaan ini belum ditemukan adanya tanda-tanda penyakit dan daya tahantubuh penjamu masih kuat dan dapat menolak penyakit. Keadaan ini disebut sehat.

    2. Tahap inkubasi (sudah masuk Patogenesis)

    Pada tahap ini biit penyakit masuk ke tubuh penjamu, tetapi gejala-gejala penyakit belum nampak.Tiap-tiap penyakit mempunyai masa inkubasi yang berbeda. Kolera 1-2 hari, yang bersifat menahunmisalnya kanker paru, AIDS dll.

    3. Tahap penyakit dini

    Tahap ini mulai dihitung dari munculnya gejala-gejala penyakit, pada tahap ini penjamu sudahjatuh sakit tetapi masih ringan dan masih bisa melakukan aktifitas sehari-hari. Bila penyakit segeradiobati, mungkin bisa sembuh, tetapi jika tidak, bisa bertambah parah. Hal ini terganting daya

    tahan tubuh manusia itu sendiri, seperti gizi, istirahat dan perawatan yang baik di rumah (selfcare).

    4. Tahap penyakit lanjut

    Bila penyakit penjamu bertambah parah, karena tidak diobati/tidak tertur/tidak memperhatikananjuran-anjuran yang diberikan pada penyakit dini, maka penyakit masuk pada tahap lanjut.Penjamu terlihat tak berdaya dan tak sanggup lagi melakukan aktifitas. Tahap ini penjamumemerlukan perawatan dan pengobatan yang intensif.

    5. Tahap penyakit akhir

    Tahap akhir dibagi menjadi 5 keadaan :

    a. Sembuh sempurna (bentuk dan fungsi tubuh penjamu kembali berfungsi seperti keadaansebelumnya/bebeas dari penyakit)

    b. Sembuh tapi cacat ; penyakit penjamu berakhir/bebas dari penyakit, tapi kesembuhannya taksempurna, karena terjadi cacat (fisik, mental maupun sosial) dan sangat tergantung dari seranganpenyakit terhadap organ-organ tubuh penjamu.

    c. Karier: pada karier perjalanan penyakit seolah terhenti, karena gejala penyakit tak tampak lagi,tetapi dalam tubuh penjamu masih terdapat bibit penyakit, yang pada suatu saat bila daya tahantubuh penjamu menurun akan dapat kembuh kembali. Keadaan ini tak hanya membahayakan

    penjamu sendiri, tapi dapat berbahaya terhadap orang lain/masyarakat, karena dapat menjadisumber penularan penyakit (human reservoir)

    d. Kronis ; pada tahap ini perjalanan penyakit tampak terhenti, tapi gejala-gejala penyakit tidakberubah. Dengan kata lain tidak bertambah berat maupun ringan. Keadaan ini penjamu masih tetapberada dalam keadaan sakit.

    e. Meninggal ; Apabila keadaan penyakit bertambah parah dan tak dapat diobati lagi, sehinggaberhentinya perjalanan penyakit karena penjamu meninggal dunia. Keadaan ini bukanlah keadaanyang diinginkan.

    C. Upaya pencegahan dan ukuran frekuensi penyakit.

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    25/49

    Dalamkesehatan masyarakat ada 5 (lima) tingkat pencegahan penyakitmenurut Leavell and Clark.Pada point 1 dan 2 dilakukan pada masa sebelum sakit dan point 3,4,5 dilakukan pada masa sakit.

    1. Peningkatan kesehatan (health promotion)

    a. Penyediaan makanan sehat dan cukup (kualitas maupun kuantitas)

    b. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya penyediaan air bersih, pembuangan sampah,pembuangan tinja dan limbah.

    c. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Misal untuk kalangan menengah ke atas di negaraberkembang terhadap resiko jantung koroner.

    d. Olahraga secara teratur sesuai kemampuan individu.

    e. Kesempatan memperoleh hiburan demi perkembangan mental dan sosial.

    f. Nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab.

    2. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu (general and specificprotection)

    a. Memberikan immunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah penyakit

    b. Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misal yang terkena flu burung.

    c. Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun tempat kerja.

    d. Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan racun maupun

    alergi.

    e. Pengendalian sumber-sumber pencemaran.

    3. Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat (early diagnosis andprompt treatment)

    a. Mencari kasus sedini mungkin.

    b. Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan . Misalnya pemeriksaan darah,rontgent paru.

    c. Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contactperson) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan.

    d. Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita.

    e. Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus.

    4. Pembatasan kecacatan (dissability limitation)

    a. Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan tak terjadi komplikasi.

    b. Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    26/49

    c. Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan pengobatan dan perawatanyang lebih intensif.

    5. Pemulihan kesehatan (rehabilitation)

    a. Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan masyarakat.

    b. Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan dukungan moralsetidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan.

    c. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang telah cacatmampu mempertahankan diri.

    d. Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuhdari suatu penyakit.

    Beaglehole (WHO, 1993) membagi upaya pencegahan menjadi 3bagian:primordialprevention(pencegahan awal) yaitu pada prepatogenesis,primaryprevention(pencegahan pertama) yaituhealth promotion dangeneral andspecific protection , secondaryprevention (pencegahan tingkat kedua) yaitu early diagnosis and

    prompt treatmentdan tertiaryprevention(pencegahan tingkat ketiga) yaitu dissability limitation.

    Ukuran frekuensi penyakitmenunjukkan kepada besarnya masalah kesehatan yang terdapat padakelompok manusia/masyarakat. Artinya bila dikaitkan dengan masalah penyakit menunjukkanbanyaknya kelompok masyarakat yang terserang penyakit. Untuk mengetahui frekuensi masalahkesehatan yang terjadi pada sekelompok orang/masyarakat dilakukan langkah-langkah :

    1) Menemukan masalah kesehatan, melalui cara : penderita yang datang ke puskesmas, laporan darimasyarakat yang datang ke puskesmas.

    2) Research/survei kesehatan. Misal : Survei Kesehatan Rumah Tangga

    3) Studi kasus. Misal : kasus penyakit pasca bencana tsunami.

    D. Penelitian epidemiologi

    Secarasederhana, studi epidemiologi dapat dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut :

    1. Epidemiologi deskriptif, yaitu Cross Sectional Study/studi potong lintang/studi prevalensi atausurvei.

    2. Epidemiologi analitik: terdiri dari :

    a. Non eksperimental:

    1) Studi kohort / follow up / incidence / longitudinal / prospektif studi. Kohort diartiakan sebagaisekelompok orang. Tujuan studi mencari akibat (penyakitnya).

    2) Studi kasus kontrol/case control study/studi retrospektif. Tujuannya mencari faktor penyebabpenyakit.

    3) Studi ekologik. Studi ini memakai sumber ekologi sebagai bahan untuk penyelidikan secaraempiris faktor resiko atau karakteristik yang berada dalam keadaan konstan di masyarakat.

    Misalnya, polusi udara akibat sisa pembakaran BBM yang terjadi di kota-kota besar.

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    27/49

    b. Eksperimental. Dimana penelitian dapat melakukan manipulasi/mengontrol faktor-faktor yangdapat mempengaruhi hasil penelitian dan dinyatakan sebagai tes yang paling baik untukmenentukan cause and effect relationship serta tes yang berhubungan dengan etiologi, kontrol,terhadap penyakit maupun untuk menjawab pertanyaan masalah ilmiah lainnya. Studi eksperimendibagi menjadi 2 (dua) yaitu :

    1) Clinical Trial. Contoh :

    a) Pemberian obat hipertensi pada orang dengan tekanan darah tinggi untuk mencegah terjadinyastroke.

    b) Pemberian Tetanus Toxoid pada ibu hamil untuk menurunkan frekuensi Tetanus Neonatorum.

    2) Community Trial.Contoh :Studi Pemberian zat flourida pada air minum.

    E. Epidemiologi keperawatan

    Dalam ilmu keperawatan dikenal istilah community health nursing(CHN) atau keperawatankesehatan masyarakat, dimana ilmu pengetahuan epidemiologi digunakan CHN sebagai alat menelitidan mengobservasi pada pekerjaan dan sebagai dasar untuk intervensi dan evaluasi literatur risetepidemiologi. Metode epidemiologi sebagai standard kesehatan, disajikan sebagai alat untukmemperkirakan kebutuhan masyarakat. Monitoring perubahan status kesehatan masyarakat danevaluasi pengaruh program pencegahan penyakit, dan peningkatan kesehatan. Riset/studiepidemiologi memunculkan badan pengetahuan (body of knowledge) termasuk riwayat asalpenyakit, pola terjadinya penyakit, dan faktor-faktor resiko tinggi terjadinya penyakit, sebagaiinformasi awal untuk CHN. Pengetahuan ini memberi kerangka acuan untuk perencanaan danevaluasi program intervensi masyarakat, mendeteksi segera dan pengobatan penyakit, sertameminimalkan kecacatan. Program utama pencegahan difokuskan pada menjaga jarak perantarapenyakit dari host/tuan rumah yang rentan, pengurangan kelangsungan hidup agent, penambahanresistensi host dan mengubah kejadian hubungan host, agent, dan lingkungan. Kedua, program

    mengurangi resiko dan screening, ketiga : strategi mencegah pada pribadi perawat dengan body ofknowlwdgeyang berasal dari riset epidemiologi, sebagai dasar untuk pengkajian individu dankebutuhan kesehatan keluarga dan intervensi perencanaan perawatan.

    1. Konsep Dasar Terjadinya Penyakit

    Suatu penyakit timbul akibat dari beroperasinya berbagai faktor baik dari agen, induk semang ataulingkungan. Bentuk ini tergambar didalam istilah yang dikenal luas dewasa ini. Yaitu penyebabmajemuk (multiple causation of disease) sebagai lawan dari penyebab tunggal (single causation).

    Didalam usaha para ahli untuk mengumpulkan pengetahuan mengenai timbulnya penyakit, merekatelah membuat model-model timbulnya penyakit dan atas dasar model-model tersebut dilakukaneksperimen terkendali untuk menguji sampai dimana kebenaran dari model-model tersebut.

    Tiga model yang dikenal dewasa ini ialah 1) segitiga epidemiologi (the epidemiologic triangle) 2)jaring-jaring sebab akibat (the web of causation) dan 3) roda (the wheel).

    1.1 Segitiga Epidemiologi (lihat gambar)

    1.2 Jaring-Jaring Sebab Akibat

    Menurut model ini perubahan dari salah satu faktor akan mengubah keseimbangan antara mereka,yang berakibat bertamba atau berkurangnya penyakit yang bersangkutan. (lihat gambar)

    Menurut model ini, suatu penyakit tidak bergantung pada satu sebab yang berdiri sendiri melainkansebagai akibat dari serangkaian proses sebab dan akibat. Dengan demikian maka timbulnya penyakitdapat dicegah atau dihentikan dengan memotong mata rantai pada berbagai titik.

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    28/49

    1.3 Roda

    Seperti halnya dengan model jaring-jaring sebab akibat, model roda memerlukan identifikasi dariberbagai faktor yang berperan dalam timbulnya penyakit dengan tidak begitu menekankanpentingnya agen. Disini dipentingkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidupnya.Besarnya peranan dari masing-masing lingkungan bergantung pada penyakit yang bersangkutan.

    Sebagai contoh peranan lingkungan sosial lebih besar dari yang lainnya pada stress mental, perananlingkungan fisik lebih besar dari lainnya pada sunburn, peranan lingkungan biologis lebih besar darilainnya pada penyakit yang penularannya melalui vektor (vektor borne disease) dan peranan intigenetik lebih besar dari lainnya pada penyakit keturunan.

    Dengan model-model tersebut diatas hendaknya ditunjukkan bahwa pengetahuan yang lengkapmengenai mekanisme-mekanisme terjadinya penyakit tidaklah diperuntukkan bagi usaha-usahapemberantasan yang efektif.

    Oleh karena banyaknya interaksi-interaksi ekologis maka seringkali kita dapat mengubahpenyebaran penyakit dengan mengubah aspek-aspek tertentu dari interaksi manusia dengan

    lingkungan hidupnya tanpa intervensi langsung pada penyebab penyakit.

    2. Penyakit Menular

    Yang dimaksud penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan (berpindah dari orang yangsatu ke orang yang lain, baik secara langsung maupun melalui perantara). Penyakit menular iniditandai dengan adanya (hadirnya) agen atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah.

    Suatu penyakit dapat menular dari orang yang satu kepada yang lain ditentukan oleh 3 faktortersebut diatas, yakni :

    a. Agen (penyebab penyakit)

    b. Host (induk semang)

    c. Route of transmission (jalannya penularan)

    Apabila diumpamakan berkembangnya suatu tanaman, dapat diumpamakan sebagai biji (agen),tanah (host) dan iklim (route of transmission).

    2.1 Agen-Agen Infeksi (Penyebab Infeksi)

    Makhluk hidup sebagai pemegang peranan penting didalam epidemiologi yang merupakan penyebabpenyakit dapat dikelompokkan menjadi :

    a. Golongan virus, misalnya influenza, trachoma, cacar dan sebagainya.

    b. Golongan riketsia, misalnya typhus.

    c. Golongan bakteri, misalnya disentri.

    d. Golongan protozoa, misalnya malaria, filaria, schistosoma dan sebagainya.

    e. Golongan jamur, yakni bermacam-macam panu, kurap dan sebagainya.

    f. Golongan cacing, yakni bermacam-macam cacing perut seperti ascaris (cacing

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    29/49

    gelang), cacing kremi, cacing pita, cacing tambang dan sebagainya.

    Agar supaya agen atau penyebab penyakit menular ini tetap hidup (survive) maka perlupersyaratan-persyaratan sebagai berikut :

    a. Berkembang biak

    b. Bergerak atau berpindah dari induk semang

    c. Mencapai induk semang baru

    d. Menginfeksi induk semang baru tersebut.

    Kemampuan agen penyakit ini untuk tetap hidup pada lingkungan manusia adalah suatu faktorpenting didalam epidemiologi infeksi. Setiap bibit penyakit (penyebab penyakit) mempunyai habitatsendiri-sendiri sehingga ia dapat tetap hidup.

    Dari sini timbul istilah reservoar yang diartikan sebagai berikut 1) habitat dimana bibit penyakittersebut hidup dan berkembang 2) survival dimana bibit penyakit tersebut sangat tergantung padahabitat sehingga ia dapat tetap hidup. Reservoar tersebut dapat berupa manusia, binatang ataubenda-benda mati.

    Reservoar didalam Manusia

    Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar didalam tubuh manusia antara lain campak (measles),cacar air (small pox), typhus (typhoid), miningitis, gonoirhoea dan syphilis. Manusia sebagaireservoar dapat menjadi kasus yang aktif dan carrier.

    Carrier

    Carrier adalah orang yang mempunyai bibit penyakit didalam tubuhnya tanpa menunjukkan adanyagejala penyakit tetapi orang tersebut dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain.Convalescant carriers adalah orang yang masih mengandung bibit penyakit setelah sembuh darisuatu penyakit.

    Carriers adalah sangat penting dalam epidemiologi penyakit-penyakit polio, typhoid, meningococalmeningitis dan amoebiasis. Hal ini disebabkan karena :

    a. Jumlah (banyaknya carriers jauh lebih banyak daripada orang yang sakitnya

    sendiri).

    b. Carriers maupun orang yang ditulari sama sekali tidak tahu bahwa mereka

    menderita / kena penyakit.

    c. Carriers tidak menurunkan kesehatannya karena masih dapat melakukan

    pekerjaan sehari-hari.

    d. Carriers mungkin sebagai sumber infeksi untuk jangka waktu yang relatif lama.

    Reservoar pada Binatang

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    30/49

    Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar pada binatang pada umumnya adalah penyakitzoonosis. Zoonosis adalah penyakit pada binatang vertebrata yang dapat menular pada manusia.Penularan penyakit-penyakit pada binatang ini melalui berbagai cara, yakni :

    a. Orang makan daging binatang yang menderita penyakit, misalnya cacing pita.

    b. Melalui gigitan binatang sebagai vektornya, misalnya pes melalui pinjal tikus,

    malaria, filariasis, demam berdarah melalui gigitan nyamuk.

    c. Binatang penderita penyakit langsung menggigit orang misalnya rabies.

    Benda-Benda Mati sebagai Reservoar

    Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar pada benda-benda mati pada dasarnya adalah saprofithidup dalam tanah. Pada umumnya bibit penyakit ini berkembang biak pada lingkungan yang cocokuntuknya. Oleh karena itu bila terjadi perubahan temperatur atau kelembaban dari kondisi dimanaia dapat hidup maka ia berkembang biak dan siap infektif. Contoh clostridium tetani penyebabtetanus, C. botulinum penyebab keracunan makanan dan sebagainya.

    2.2 Sumber Infeksi dan Penyebaran Penyakit

    Yang dimaksud sumber infeksi adalah semua benda termasuk orang atau binatang yang dapatmelewatkan / menyebabkan penyakit pada orang. Sumber penyakit ini mencakup juga reservoarseperti telah dijelaskan sebelumnya.

    Macam-Macam Penularan (Mode of Transmission)

    Mode penularan adalah suatu mekanisme dimana agen / penyebab penyakit tersebut ditularkan dariorang ke orang lain atau dari reservoar kepada induk semang baru. Penularan ini melalui berbagaicara antara lain :

    2.2.1 Kontak (Contact)

    Kontak disini dapat terjadi kontak langsung maupun kontak tidak langsung melalui benda-bendayang terkontaminasi. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui kontak langsung ini pada umumnyaterjadi pada masyarakat yang hidup berjubel. Oleh karena itu lebih cenderung terjadi di kotadaripada di desa yang penduduknya masih jarang.

    2.2.2 Inhalasi (Inhalation)

    Yaitu penularan melalui udara / pernapasan. Oleh karena itu ventilasi rumah yang kurang,berjejalan (over crowding) dan tempat-tempat umum adalah faktor yang sangat penting didalamepidemiologi penyakit ini. Penyakit yang ditularkan melalui udara ini sering disebut air borneinfection (penyakit yang ditularkan melalui udara).

    2.2.3 Infeksi

    Penularan melalui tangan, makanan dan minuman.

    2.2.4 Penetrasi pada Kulit

    Hal ini dapat langsung oleh organisme itu sendiri. Penetrasi pada kulit misalnya cacing tambang,

    melalui gigitan vektor misalnya malaria atau melalui luka, misalnya tetanus.

    2.2.5 Infeksi Melalui Plasenta

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    31/49

    Yakni infeksi yang diperoleh melalui plasenta dari ibu penderita penyakit pada waktu mengandung,misalnya syphilis dan toxoplasmosis.

    2.3 Faktor Induk Semang (Host)

    Terjadinya suatu penyakit (infeksi) pada seseorang ditentukan pula oleh faktor-faktor yang adapada induk semang itu sendiri. Dengan perkataan lain penyakit-penyakit dapat terjadi padaseseorang tergantung / ditentukan oleh kekebalan / resistensi orang yang bersangkutan.

    2.4 Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

    Untuk pencegahan dan penanggulangan ini ada 3 pendekatan atau cara yang dapat dilakukan :

    2.4.1 Eliminasi Reservoir (Sumber Penyakit)

    Eliminasi reservoir manusia sebagai sumber penyebaran penyakit dapat dilakukan dengan :

    a. Mengisolasi penderita (pasien), yaitu menempatkan pasien di tempat yang

    khusus untuk mengurangi kontak dengan orang lain.

    b. Karantina adalah membatasi ruang gerak penderita dan menempatkannya

    bersama-sama penderita lain yang sejenis pada tempat yang khusus didesain

    untuk itu. Biasanya dalam waktu yang lama, misalnya karantina untuk penderita

    kusta.

    2.4.2 Memutus Mata Rantai Penularan

    Meningkatkan sanitasi lingkungan dan higiene perorangan adalah merupakan usaha yang pentinguntuk memutus hubungan atau mata rantai penularan penyakit menular.

    2.4.3 Melindungi Orang-Orang (Kelompok) yang Rentan

    Bayi dan anak balita adalah merupakan kelompok usia yang rentan terhadap penyakit menular.Kelompok usia yang rentan ini perlu lindungan khusus (specific protection) dengan imunisasi baikimunisasi aktif maupun pasif. Obat-obat profilaksis tertentu juga dapat mencegah penyakit malaria,meningitis dan disentri baksilus.

    Pada anak usia muda, gizi yang kurang akan menyebabkan kerentanan pada anak tersebut. Olehsebab itu, meningkatkan gizi anak adalah juga merupakan usaha pencegahan penyakit infeksi padaanak.

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    32/49

    Konsep Dan Prinsip-Prinsip Epidemiologi

    1.Sejarah Perkembangan Epidemiologi

    Epidemiologi pada mulanya diartikan sebagai studi tentang epidemi. Hal ini berarti bahwa

    epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja tetapi dalam perkembanganselanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit non infeksi, sehingga dewasa

    ini epidemiologi dapat diartikan sebagai studi tentang penyebaran penyakit pada manusia di

    dalam konteks lingkungannya.

    Mencakup juga studi tentang pola-pola penyakit serta pencarian determinan-determinan

    penyakit tersebut. Dapat disimpulkan bahwa epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari

    tentang penyebaran penyakit serta determinan-determinan yang mempengaruhi penyakit

    tersebut

    Epidemiologi merupakan ilmu yang telah dikenal lewat catatan sejarah pada zaman dahulu

    kala dan bahkan berkembang bersamaan dengan ilmu kedokteran karena kedua disiplin ilmu

    ini berkaitan satu sama lainnya. Epidemiologi dalam pelaksanaan program pencegahan dan

    pemberantasan penyakit butuh ilmu kedoteran seperti ilmu faal, biokimia, patologi,mikrobiologi dan genetika.

    Perbedaan antara ilmu kedokteran dengan ilmu epidemiologi terletak pada cara penanganan

    masalah kesehatan. Ilmu kedokteran menekankan pada pelayanan kasus demi kasus

    sedangkan epidemioogi menekankan pada kelmpok individu. Oleh karena itu, selain

    membutuhkan ilmu kedokteran, epidemiologi juga membutuhkan disiplin lmu-ilmu lain

    seperti demografi, sosiologi, antropologi, geologi, lingkungan fisik, ekonomi, budaya dan

    statiska.

    Dalam perkembangan ilmu epidemiologi sarat dengan hambatan-hambatan karena belum

    semua ahli bidang kedokteran setuju metode yang di gunakan pada epidemioogi. Hal ini

    disebabkan karena perbedaan paradigma dalam menangani masalah kesehatan antara ahli

    pengobatan dengan metode epidemiologi terutama pada saat berlakunya paradigma bahwa

    penyakit disebabkan oleh roh jahat.

    Keberhasilan menembus paradigma tersebut berkat perjuangan yang gigih para ilmuwan

    terkenal di kala itu. Seperti sekitar 1000 SM Cina dan India telah mengenalkan variolasi,

    Abad ke 5 SM muncul Hipocrates yang memperkenalkan bukunya tentang air,water and

    places, selanjutnya Galen melengkapi dengan faktor atmosfir, faktor internal serta faktor

    predisposisi. Abad 14 dan 15 terjjadi karantina berbagai penyakit yang di pelopori oleh V.

    Fracastorius dan Sydenham, selanjutnya pada tahun 1662 John Graunt memperkenalkan ilmu

    biostat dengan mencatata kematian PES & data metriologi. Pada tahun 1839 William Farr

    mengembangkan analisis statistik, matematik dalam epidemiologi dengan mengembangkan

    sistem pengumpulan data rutin tentang jumlah dan penyebab kematian dibandingkan polakematian antara orang-orang yang menikah dan tidak, dan antara pekerja yang berbeda jenis

    pekerjaannya di inggris. Upaya yang telah dilakukan untuk mengembangkan sistem

    pengamatan penyakit secara terus menerus dan menggunakan informasi itu untuk

    perencanaan dan evaluasi program telah mengangkat nama William Farr sebagai the founder

    of modern epidemiology.

    Selanjutnya pada tahun 1848, John Snow menggunakan metode Epidemiologi dalam

    menjawab epidemi cholera di London, Kemudian berkembang usaha vaksinasi, analisis

    wabah, terakhir penggunaan metode epidemiologi pada penyakit keracunan dan kanker.

    Perkembangan epidemiologi surveilans setelah perang dunia II disusul perkembangan

    epidemiologi khusus. hal yang sama juga dilakukan Edwin Chadwik Pada tahun 1892 yaitu

    melakukan riset tentang masalah sanitasi di inggeris, serta Jacob henle, robert koch, Pasteurmengembangkan teori kontak penularan.

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    33/49

    Dari tokoh-tokoh tersebut paling tidak telah meletakkan konsep epidemiologi yang masih

    berlaku hingga saat ini. Konsep-konsep tersebut antara lain:

    1. Pengaruh lingkungan terhadap kejadian suatu penyakit

    2. Penggunaan data kuantitatif dan statistik

    3. Penularan penyakit

    4. Eksprimen pada manusiaDi dalam perkembangan batasan epidemiologi selanjutnya mencakup sekurang-kurangnya 3

    elemen, yakni :

    1. Mencakup semua penyakit

    Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit non

    infeksi, seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu lintas maupun

    kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya. Bahkan di negara-negara maju, epidemiologi ini

    mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan.

    1. Populasi

    Apabila kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran dari penyakit-penyakit

    individu maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada

    populasi (masyarakat) atau kelompok.1. Pendekatan ekologi

    Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan lingkungan

    manusia baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal inilah yang dimaksud

    pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total

    lingkungannya.

    2.Batasan pengertian epidemiologi

    Kata epidemiologi berasal dari Bahasa Yunani, epi berarti pada/tentang, demos berarti

    penduduk, dan logos berarti ilmu. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang

    penduduk.

    Epidemiologi adalah suatu metodologi ilmiah yang digunakan untuk mempelajari epidemi

    dan temuannya, dan hasil studi epidemiologi kemudian digunakan di bidang kesehatan

    masyarakat dan kedokteran untuk mengendalikan kejadian luar biasa (KLB) penyakit dan

    mencegah terulangnya kejadian penyakit tersebut di masa mendatang.

    Selain definisi asal kata, banyak definisi epidemiologi yang dibuat oleh ahli kesehatan.

    Definisi yang dibuat tersebut terkait dengan keadaan dan waktu, dikenal ada dua definisi

    yaitu:

    1. Definisi lama (sebelum tahun 1960): Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajaripenyebaran dan perluasan suatu penularan penyakit dalam suatu kelompok penduduk atau

    masyarakat. Dasarnya adalah sebelum tahun 1960 penyakit menular merupakan penyakit

    yang paling banyak dialami penduduk dunia.

    2. Definisi baru (setelah tahun 1960): Beberapa tokoh yang terkenal dalam ilmu penyakit

    memberi definisi mengenai epidemiologi sebagai berikut.

    a. Mag Mahon & Pugh (1970). Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran

    penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit terhadap manusia.

    b. Omran (1974). Epidemiologi adalah suatu studi mengenai kejadian dan distribusi

    kesehatan, penyakit, dan perubahan pada penduduk.

    c. Mausner & Kramer (1985). Epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan determinan

    penyakit dan kecelakaan pada populasi manusia.

  • 5/23/2018 Konsep Dasar Epidemiologi

    34/49

    d. Last (1988). Epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan

    atau kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasinya untuk

    menanggulangi masalah kesehatan.

    e. "Epidemiologi adalah studi tentang faktor yang menentukan frekuensi dan distribusi

    penyakit pada populasi manusia". (Lowe C.R. & Koestrzewski.J., 1973)

    f. "Epidemiologi ialah suatu studi tentang distribusi dan determinan penyakit pada populasimanusia" (Barker, D.J.P., 1982)

    g. "Epidemiologi ialah ilmu yang mempelajari distribusi penyakit atau keadaan fisiologis

    pada penduduk dan determinan yang mempengaruhi distribusi tersebut. (Lilienfeld A.M., &

    D.E. Lilienfeld, 1980)

    Dari batasan tersebut terdapat persamaan yaitu semua menyatakanepidemiologi ialah ilmu

    yang mempelajari distribusi frekuensi penyakit heserta determinannya, hanya terdapat dua

    perbedaan yaitu tambahan fenomena fisiologis (Lilienfeld & Lilienfeld) dan ruda paksa

    (Mausner & Bhan). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa epidemiologi ialah ilmu

    yang mempelajari penyakit, ruda paksa, dan fenotnena fisiologis tentang frekuensi distribusi

    dan determinannya pada kelompok manusia.

    PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI

    Pengertian epidemiologi dapat ditinjau dari berbagai aspek sesuai dengan tujuan masing-

    masing yaitu,

    1. aspek akademik,

    2. aspek praktis,

    3. aspek klinis, dan

    4. aspek administratif.

    Aspek Akademik

    Secara akademik, epidemiologi berarti analisis data kesehatan, sosial ekonomi, dan

    kecenderungan yang terjadi untuk mengadakan identifikasi dan interpretasi perubahan-

    perubahan keadaan kesehatan yang terjadi atau akan terjadi di masyarakat umum atau

    kelompok penduduk tertent