konsep dasar dan tanggungjawab akuntan

31
BAB I PENDAHULUAN Berkembangnya profesi akuntan publik telah banyak diakui oleh berbagai kalangan. Kebutuhan dunia usaha, pemerintah dan masyarakat luas akan jasa akuntan inilah yang menjadi pemicu perkembangan tersebut, namun demikian masyarakat belum sepenuhnya menaruh kepercayaan terhadap profesi akuntan publik. Krisis atau menurunnya kepercayaan dari masyarakat terhadap mutu jasa yang diberikan oleh akuntan publik di Indonesia semakin terlihat jelas seiring dengan terjadinya krisis ekonomi di Indonesia serta fenomena kebangkrutan perusahaan, seperti kasus Bank Mega skandal Enron dan Worldcom di USA, yang melibatkan salah satu big four, yaitu Arthur Andersen CPA. Profesi akuntan sekarang ini dituntut untuk mampu bertindak secara profesional sesuai dengan etika profesionalisme audit. Hal tersebut dikarenakan profesi akuntan mempunyai tanggung jawab terhadap apa yang diperbuat baik terhadap pekerjaannya, organisasinya, masyarakat dan dirinya sendiri. Dengan bertindak sesuai etika maka kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan akan meningkat. Terlebih saat ini profesi akuntan diperlukan oleh perusahaan, khususnya perusahaan yang akan masuk ke dalam pasar modal. Hal ini disebabkan setiap perusahaan yang hendak ikut serta dalam bursa efek wajib diaudit oleh akuntan publik. Seperti halnya cabang-cabang dalam bidang akuntansi profesi akuntan memiliki beberapa macam jika dilihat dari 1

Upload: giacintakarlynnindrasmara

Post on 05-Jan-2016

243 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Akuntansi Auditing

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep Dasar Dan Tanggungjawab Akuntan

BAB I

PENDAHULUAN

Berkembangnya profesi akuntan publik telah banyak diakui oleh berbagai kalangan.

Kebutuhan dunia usaha, pemerintah dan masyarakat luas akan jasa akuntan inilah yang

menjadi pemicu perkembangan tersebut, namun demikian masyarakat belum sepenuhnya

menaruh kepercayaan terhadap profesi akuntan publik. Krisis atau menurunnya kepercayaan

dari masyarakat terhadap mutu jasa yang diberikan oleh akuntan publik di Indonesia semakin

terlihat jelas seiring dengan terjadinya krisis ekonomi di Indonesia serta fenomena

kebangkrutan perusahaan, seperti kasus Bank Mega skandal Enron dan Worldcom di USA,

yang melibatkan salah satu big four, yaitu Arthur Andersen CPA.

Profesi akuntan sekarang ini dituntut untuk mampu bertindak secara profesional sesuai

dengan etika profesionalisme audit. Hal tersebut dikarenakan profesi akuntan mempunyai

tanggung jawab terhadap apa yang diperbuat baik terhadap pekerjaannya, organisasinya,

masyarakat dan dirinya sendiri. Dengan bertindak sesuai etika maka kepercayaan masyarakat

terhadap profesi akuntan akan meningkat. Terlebih saat ini profesi akuntan diperlukan oleh

perusahaan, khususnya perusahaan yang akan masuk ke dalam pasar modal. Hal ini

disebabkan setiap perusahaan yang hendak ikut serta dalam bursa efek wajib diaudit oleh

akuntan publik.

Seperti halnya cabang-cabang dalam bidang akuntansi profesi akuntan memiliki

beberapa macam jika dilihat dari pekerjaan yang dilakukan yaitu akuntan publik, akuntan

pemerintah, akuntan manajemen serta akuntan pendidik. Kesemua profesi akuntan tersebut

memiliki peran dan tanggung jawab yang pastinya akan berbeda satu sama lain, akuntan

publik adalah akuntan yang berperan dalam memberikan jasa kepada masyarakat melalui

Kantor Akuntan Publik dengan memberikan jasa pelayanan dalam bidang akuntansi.

1

Page 2: Konsep Dasar Dan Tanggungjawab Akuntan

BAB II

ISI

A. KONSEP DASAR

1. Asersi Laporan Keuangan

Asersi merupakan pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara implisit

dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga). Laporan keuangan

adalah suatu penyajian data keuangan termasuk catatan yang menyertainya, bila ada,

yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber daya ekonomi (aktiva) dan

atau kewajiban suatu entitas pada saat tertentu, atau perubahan atas aktiva dan atau

kewajiban selama satu periode tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum. Asersi-asersi laporan keuangan di bagi menjadi lima yaitu:

a. Asersi Keberadaan atau Keterjadian

Asersi tentang keberadaan atau keterjadian berhubungan dengan apakah aktiva

atau utang satuan usaha ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi yang

dicatat telah terjadi selama periode tertentu.

b. Asersi Kelengkapan

Asersi tentang kelengkapan berhubungan dengan apakah semua transaksi atau

semua rekening yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan telah

dicantumkan di dalamnya.

c. Asersi Hak dan Kewajiban

Asersi tentang hak dan kewajiban berhubungan dengan apakah aktiva merupakan

hak perusahaan dan utang merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal

tertentu.

d. Asersi Penilaian dan Pengalokasian

Asersi tentang penilaian dan pengalokasian berhubungan dengan apakah

komponen-komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya sudah

dicantumkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya.

e. Asersi Penyajian dan Pengungkapan

Asersi tentang penilaian dan pengungkapan berhubungan dengan apakah

komponen-komponen tertentu laporan keuangan diklasifikasikan, dijelaskan, dan

diungkapkan semestinya.

2

Page 3: Konsep Dasar Dan Tanggungjawab Akuntan

2. Risiko Audit

Risiko audit adalah risiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak

memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang

mengandung salah saji material. Semakin besar keinginan auditor untuk menyatakan

pendapat yang benar, semakin rendah risiko audit yang akan bisa diterima. Risiko

audit memiliki tiga komponen, yaitu:

a. Risiko Bawaan (Inherent Risk)

Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo rekening atau golongan transaksi

terhadap suatu salah saji yang material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat

kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern yang terkait.

b. Risiko Pengendalian (Control Risk)

Risiko pengendalian adalah risiko bahwa suatu salah saji material yang dapat

terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu

oleh struktur pengendalian intern satuan usaha. Risiko ini merupakan fungsi

efektivitas desain dan operasi pengendalian intern untuk mencapai tujuan entitas

yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan entitas.

c. Risiko Deteksi (Detection Risk)

Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji

material yang terdapat dalam suatu asersi. Berbeda dengan risiko bawaan dan

risiko pengendalian, tingkat risiko deteksi sesungguhnya bisa diubah oleh auditor

dengan memodifikasi  sifat, saat, dan luas pengujian substantif yang dilakukan

untuk setiap asersi.

d. Audit risk

Pada saat melakukan audit report

3. Materialitas

Financial Accounting Standard Board (FASB) mendefinisikan materialitas sebagai

besarnya suatu  penghilangan atau salah saji informasi akuntansi  yang dipandang

dari keadaan-keadaan yang melingkupinya, memungkinkan pertimbangan yang

dilakukan oleh orang yang mengandalkan pada informasi menjadi berubah atau

dipengaruhi oleh penghilangan atau salah saji tersebut.

Materialitas menurut FASB : kualitatif dan kuantitatif

Dalam merencanakan suatu audit, auditor harus mempertimbangkan materialitas

(kuantitas) pada dua tingkatan, yaitu:

3

Page 4: Konsep Dasar Dan Tanggungjawab Akuntan

a. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan

Materialitas laporan keuangan adalah besarnya keseluruhan salah saji minimum

dalam suatu laporan keuangan yang cukup penting sehingga membuat laporan

keuangan menjadi tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip

akuntansi yang berlaku umum. Auditor harus mempertimbangkan tingkat laporan

keuangan karena pendapat auditor mengenai kewajaran mencakup laporan

keuangan sebagai keseluruhan.

b. Materialitas pada Tingkat Saldo Rekening

Materialitas saldo rekening adalah minimum salah saji yang bisa ada pada suatu

saldo rekening yang dipandang sebagai salah saji material. Auditor harus

mempertimbangkan tingkat saldo rekening karena auditor melakukan verifikasi

atas saldo-saldo rekening untuk dapat memperoleh kesimpulan menyeluruh

mengenai kewajaran laporan keuangan.

4. Kesalahan Dan Fraud

Kecurangan (fraud) berbeda dengan kesalahan (error). Kesalahan dapat terjadi pada

setiap tahapan dalam pengelolaan transaksi terjadinya transaksi, dokumentasi,

pencatatan dari ayat-ayat jurnal, pencatatan debit kredit, pengikhtisaran proses dan

hasil laporan keuangan dimana dilakukan secara tidak sengaja. Apabila kesalahan

dilakukan dengan sengaja, maka kesalahan tersebut merupakan kecurangan (fraud).

Kecurangan adalah salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau

pengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabui pemakai laporan

keuangan. Kecurangan dalam laporan keuangan dapat menyangkut tindakan seperti

yang disajikan berikut ini:

a. Manipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi atau dokumen

pendukungnya yang menjadi sumber data bagi penyajian laporan keuangan

b. Representasi yang salah dalam atau penghilangan dari laporan keuangan

peristiwa, transaksi, atau informasi signifikan

c. Salah penerapan secara sengaja prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah,

klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan.

5. Tindakan Melawan Hukum

Tindakan pelanggaran hukum berarti pelanggaran terhadap hukum atau

peraturan perundang-undangan Republik Indonesia. Unsur tindakan melanggar

4

Page 5: Konsep Dasar Dan Tanggungjawab Akuntan

hukum oleh klien adalah unsur tindakan pelanggaran yang dapat dihubungkan

dengan entitas yang laporan keuangannya diaudit, atau tindakan manajemen atau

karyawan yang bertindak atas nama entitas. Pengertian unsur tindakan pelanggaran

hukum oleh klien tidak termasuk pelanggaran perorangan yang dilakukan oleh

manajemen dan karyawan entitas yang tidak berkaitan dengan kegiatan bisnis

entitas.

Tindakan melanggar hukum yang dikaitan dengan laporan keuangan sangat

bervariasi. Auditor biasanya mempertimbangkan hukum dan peraturan yang

dipahaminya sebagai hal yang memiliki pengaruh langsung dan material dalam

penentuan jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan. Tanggung jawab

auditor untuk mendeteksi dan melaporkan salah saji sebagai akibat adanya unsur

tindakan pelanggaran hukum yang berdampak langsung dan material terhadap

penentuan jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan adalah sama

dengan tanggung jawab auditor untuk mendeteksi adanya salah saji yang disebabkan

oleh kekeliruan atau kecurangan.

Jika auditor mengetahui akan adanya kemungkinan unsur tindakan pelanggaran

hukum, maka ia harus berusaha memperoleh informasi tentang sifat pelanggaran,

kondisi terjadinya pelanggaran, dan informasi lain yang cukup mengevaluasi

dampak unsur pelanggaran terhadap laporan keuangan. Jika dimungkinkan, auditor

harus memperoleh keterangan dari tingkat manajemen yang lebih tinggi daripada

tingkat manajemen pelaku unsur tindakan pelanggaran hukum. Jika manajemen

tidak berhasil memberikan informasi dan keterangan yang memuaskan tentang

terjadi atau tidaknya unsur tindakan pelanggaran hukum, maka auditor harus:

a. Melakukan konsultasi dengan penasihat hukum klien atau ahli lain tentang

penerapan hukum dan peraturan relevan dengan kondisi yang dihadapi sekaligus

mengantisipasi dampaknya terhadap laporan keuangan. Pertemuan konsultasi

dengan penasihat hukum klien harus dengan sepengetahuan dan persetujuan

klien.

b. Menerapkan prosedur tambahan, jika diperlakukan, untuk memperoleh

pemahaman lebih baik tentang sifat pelanggaran.

c. Jika auditor berhasil menyimpulkan, yang didasarkan atas informasi yang

diperolehnya dan dari konsultasi dengan penasihat hukum, bahwa unsur tindakan

pelanggaran hukum mungkin telah terjadi, maka auditor harus

5

Page 6: Konsep Dasar Dan Tanggungjawab Akuntan

mempertimbangkan dampak pelanggaran tersebut terhadap laporan keuangan

demikian juga implikasinya terhadap aspek-aspek audit yang lain.

6

Page 7: Konsep Dasar Dan Tanggungjawab Akuntan

B. TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK

1. Atestasi

Atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang

independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua

hal yang material, dengan kriteria yang telah ditetapkan. Jasa atestasi merupakan

salah satu kategori jasa assurance yang diberikan oleh akuntan public. Adalah jenis

jasa di mana KAP mengeluarkan laporan tentang reliabilitas suatu asersi yang

disiapkan oleh pihak lain. Penugasan atestasi adalah penugasan yang di dalamnya

akuntan publik dikontrak untuk menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan

kesimpulan mengenai keandalan asersi-asersi dalam sutau organisasi atau

perusahaan.

Standar atestasi membagi tiga tipe perikatan atestasi: pemeriksaan

(examination), review, dan prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures).

Salah satu tipe pemeriksaan adalah audit atas laporan keuangan historis yang

disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

2. Audit

Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah

untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material,

posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan auditor merupakan sarana bagi

auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk

menyatakan tidak memberikan pendapat.

a. Tanggungjawab Utama Auditor Berdasarkan Jenis Auditor

Pihak yang melakukan audit disebut sebagai auditor. Auditor dapat dibedakan

menjadi tiga, yaitu:

1) Auditor Pemerintah

Auditor pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas

keuangan negara pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia, audit ini

dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). BPK merupakan badan

yang tidak tunduk kepada pemerintah sehingga diharapkan dapat melakukan

audit secara independen, namun demikian badan ini bukanlah badan yang

berdiri di atas pemerintah. Hasil audit BPK disampaikan depada Dewan

Perwakilah Rakyat sebagai alat kontrol atas pelaksanaan keuangan negara.

7

Page 8: Konsep Dasar Dan Tanggungjawab Akuntan

2) Auditor Intern

Auditor intern adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh

karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas audit

yang dilakukannya terutama membantu manajemen perusahaan tempat dimana

ia bekerja.

3) Auditor Independen atau Akuntan Publik

Tanggungjawab utama auditor independen atau lebih umum disebut akuntan

publik adalah melakukan fungsi pengauditan  atas laporan keuangan yang

diterbitkan perusahaan. Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan-

perusahaan terbuka.

b. Tanggungjawab Auditor Independen

Terdapat 3 (tiga) tanggung jawab akuntan publik dalam melaksanakan

pekerjaannya yaitu :

1) Tanggung jawab moral (moral responsibility).

Akuntan publik harus memiliki tanggung jawab moral untuk :

a) Memberi informasi secara lengkap dan jujur mengenai perusahaan yang

diaudit kepada pihak yng berwenang atas informasi tersebut, walaupun

tidak ada sanksi terhadap tindakannya.

b) Mengambil keputusan yang bijaksana dan obyektif dengan kemahiran

profesional (due professional care).

2) Tanggung jawab profesional (professional responsibility).

Akuntan publik harus memiliki tanggung jawab profesional terhadap asosiasi

profesi yang mewadahinya (rule professional conduct).

3) Tanggung jawab hukum (legal responsibility).

Akuntan publik harus memiliki tanggung jawab diluar batas standar profesinya

yaitu tanggung jawab terkait dengan hukum yang berlaku. Pada Standar

Profesional Akuntan Publik (SPAP), dalam Standar Auditing Seksi 110,

dinyatakan bahwa auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan

melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah

laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh

kekeliruan atau kecurangan. Oleh karena sifat bukti audit dan karakteristik

kecurangan, auditor dapat memperoleh keyakinan memadai, namun bukan

mutlak. Bahwa salah saji material terdeteksi. Auditor tidak bertanggung jawab

untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh keyakinan

8

Page 9: Konsep Dasar Dan Tanggungjawab Akuntan

bahwa salah saji terdeteksi, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau

kecurangan, yang tidak material terhadap laporan keuangan.

c. Perbedaan Tanggung Jawab Auditor Independen Dengan Manajemen

Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk

memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari

salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan, serta

menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Sedangkan manajemen

bertanggungjawab atas laporan keuangan, yaitu dalam menerapkan kebijakan

akuntansi yang sehat, membangun dan memelihara pengendalian intern, serta

mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi (termasuk peristiwa

dan kondisi) yang konsisten dengan asersi manajemen yang tercantum dalam

laporan keuangan.

3. Kompilasi dan Review

a. Review Laporan Keuangan

Review atas laporan keuangan historis, manajemen menegaskan bahwa laporan

tersebut telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi

yang berlaku umum, sama seperti audit. Akuntan publik hanya memberikan

tingkat kepastian yang moderat atau sedang terhadap review atas laporan

keuangan jika dibandingkan dengan tingkat kepastian yang tinggi untuk audit,

sehingga lebih sedikit bukti yang diperlukan. Sebuah review seringkali telah

dianggap memadai untuk memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan.

Banyak perusahaan nonpublic menggunakan opsi atestasi ini untuk memberikan

kepastian yang moderat atas laporan keuangannya tanpa harus menanggung biaya

audit. Tujuan dari penugasan review atas laporan keuangan perusahaan nonpublik

adalah melaksanakan tanya-jawab dan prosedur analitis, yang memberikan

akuntan dasar yang memadai guna menyatakan keyakinan terbatas bahwa tidak

ada modifikasi material yang harus dibuat pada laporan agar sesuai dengan

GAAP (atau OCBOA, jika dapat diterapkan). Akuntan harus mempunyai

pengetahuan tentang prinsip dan praktik akuntansi yang digunakan oleh industri

serta pengetahuan tentang perusahaan itu, organisasi dan karakteristik

operasinya,serta sifat aktiva,kewajiban, pendapatan, dan beban yang mendukung

penggunaan pengajuan pertanyaan serta prosedur analitis secara efektif.

9

Page 10: Konsep Dasar Dan Tanggungjawab Akuntan

AR 100.30 menyatakan bahwa review tidak dimaksudkan untuk mendapatkan

pemahaman tentang pengendalian internal atau menilai risiko pengendalian,

menguji catatan akuntansi dan menanggapi pertanyaan dengan mendapatkan

bukti-bukti yang mendukung, serta prosedur lain yang biasanya dilaksanakan

selama audit.

b. Kompilasi Laporan Keuangan

Tujuan dari penugasan kompilasi adalah menyajikan dalam bentuk informasi

laporan keuangan yang merupakan representasi manajemen, tanpa harus

menyatakan suatu keyakinan atas laporan itu.Penugasan kompilasi diarahkan

guna membantu manajemen dalam penyiapan informasi keuangan dan bukan

memberikan keyakinan tentang apakah informasi itu telah bebas dari salah saji

yang material. Akibatnya, penting bagi auditor untuk mendapatkan pemahaman

dengan klien mengenai tujuan dari penugasan itu dan fakta bahwa kompilasi tidak

dapat diandalkan untuk menemukan kesalahan atau kecurangan.

Ketika melaksanakan kompilasi, AR 100.12 menyatakan bahwa akuntan tidak

diwajibkan untuk mengajukan pertanyaan atau melaksanakan prosedur lain guna

memperivikasi, mendukung, atau mereview informasi yang diberikan oleh entitas

itu.

4. Laporan Keuangan Prospektif

a. Pelaporan tentang Informasi Keuangan Prospektif

Informasi keuangan prospektif pada umumnya akan diberikan dalam penawaran

obligasi dan sekuritas lainnya kepada publik.Bank serta lembaga pemberi

pinjaman lainnya seringkali meminta proyeksi laba masa depan dalam

memberikan kredit kepada para pribadi dan perusahaan, serta lembaga

pemerintah yang terkadang meminta prakiraan atas pemohonan hibah dan kontrak

pemerintah.Untuk mempertinggi realibilitas informasi keuangan prospektif,

akuntan publik dapat diminta untuk terlibat dengan data itu.

b. Jenis Informasi Keuangan Prospektif

AT 200.06 mengakui dua jenis informasi keuangan prospektif, yaitu:

1) Prakiraan Keuangan. Laporan prospektif yang menyajikan yang terbaik dari

pengetahuan dan keyakinan pihak yang bertanggung jawab, posisi keuangan,

hasil operasi, dan arus kas yang diharapkan dari suatu entitas.

10

Page 11: Konsep Dasar Dan Tanggungjawab Akuntan

2) Proyeksi Keuangan, Laporan keuangan prospektif yang menyajikan, yang

terbaik dari pengetahuan dan keyakinan pihak yang bertanggung jawab,

dengan satu atau lebih asumsi hipotesis, posisi keuangan, hasil operasi, dan

arus kas yang diharapkan dari suatu entitas.

c. Laporan Standar atas Laporan Keuangan Prospektif

Menurut AT 200.31 menetapkan bahwa laporan standar akuntan publik atas

pemeriksaan laporan keuangan prospektif harus mencakup :

1) Suatu identifikasi dari laporan keuangan prospektif yang disajikan.

2) Suatu pernyataan bahwa pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif telah

dilakukan sesuai dengan standar AICPA dan uraian singkat tentang sifat

pemeriksaan tersebut.

3) Pendapat akuntan bahwa laporan keuangan prospektif telah disajikan sesuai

dengan pedoman penyajian AICPA dan asumsi yang mendasarinya telah

memberikan dasar yang memadai untuk membuat prakiraan atau dasar yang

layak untuk menetapkan proyeksi menurut asumsi-asumsi hipotesis.

4) Suatu peringatan bahwa hasil-hasil prospektif mungkin tidak dapat tercapai.

5) Suatu pernyataan bahwa akuntan tidak memikul tanggung jawab untuk

memutakhirkan laporan tentang peristiwa dan situasi yang terjadi sesudah

tanggal laporan.

5. Pengendalian Mutu

a. Elemen Pengendalian Mutu

Untuk menjaga mutu pekerjaan kantor akuntan publik (KAP), organisasi profesi

mewajibkan setiap KAP untuk memiliki suatu sistem pengendalian mutu. Sebagai

pedoman, organisasi profesi menetapkan sembilan elemen pengendalian mutu

yang harus dipertimbangkan oleh KAP dalam menetapkan kebijakan dan

prosedur untuk mendapatkan keyakinan memadai tentang kesesuaian dengan

standar profesional dalam menjalankan pengauditan dan jasa akuntansi serta

review.

Elemen-elemen pengendalian mutu :

Elemen Tujuan Kebijakan dan Prosedur

Independensi Semua profesional harus

independen terhadap klien

manakala melaksanakan jasa

Mengkomunikasikan semua

aturan independensi kepada

11

Page 12: Konsep Dasar Dan Tanggungjawab Akuntan

atestasi. staf profesional.

Memonitor kesesuaian

dengan aturan independensi.

Penetapan

Personil pada

Suatu

Penugasan

Personil harus memperoleh

pelatihan teknis dan keahlian

yang dibutuhkan sesuai

dengan penugasan.

Menunjuk orang yang tepat

yang akan diberi penugasan.

Menetapkan bahwa dalam

setiap penugasan harus ada

partner tertentu yang

bertanggungjawab atas

penugasan yang

bersangkutan.

Konsultasi Personil harus memperoleh

bantuan (jika diperlukan) dari

orang yang memiliki

keahlian, pertimbangan dan

kewenangan yang memadai.

Menunjuk orang sebagai ahli.

Menetapkan bidang-bidang

dan situasi tertentu yang

membutuhkan konsultasi.

Supervisi Pekerjaan pada setiap

tingkatan harus di supervisi

untuk menjaga agar

pekerjaaan benar-benar telah

memenuhi standar mutu

KAP.

Menetapkan prosedur untuk

mereview kertas kerja dan

laporan.

Melaksanakan supervisi

pekerjaan terus-menerus.

Pengangkatan

Pegawai

Pegawai baru harus memiliki

kualifikasi tertentu untuk

dapat melakukan tugasnya

secara kompeten.

Membuat program

pengangkatan pegawai baru

pada tingkat pemula.

Menetapkan kualifikasi untuk

menilai calon pegawai

potensial pada setiap tingkat

profesional.

Pengembangan

Profesional

Personil harus memiliki

pengetahuan yang diperlukan

agar dapat memenuhi

tanggung jawab yang

Membuat program untuk

mengembangkan keahlian

pada bidang-bidang khusus.

Menyediakan informasi bagi

12

Page 13: Konsep Dasar Dan Tanggungjawab Akuntan

dibebankan kepadanya. para personil tentang hal-hal

baru di bidang profesi.

Pengembangan

Karyawan

Personil harus memiliki

kualifikasi yang

memungkinkan ia memenuhi

tanggungjawab yang akan

dibeerikan kepadanya di

waktu mendatang.

Menetapkan kualifikasi yang

diperlukan untuk setiap

tingkat tanggungjawab dalam

KAP.

Melakukan evaluasi

personalia secara periodik.

Penerimaan dan

Keberlanjutan

Klien

KAP harus mengusahakan

agar tidak berhubungan kerja

dengan klien yang integritas

manajemennya diragukan.

Menetapkan kriteria untuk

mengevaluasi klien baru.

Menetapkan prosedur review

untuk klien lama yang akan

memberi penugasan lanjutan.

Inspeksi KAP harus menentukan

bahwa prosedur-prosedur

yang berhubungan dengan

elemen-elemen lain telah

diterapkan secara efektif.

Merumuskan lingkup dan isi

program inspeksi.

Memberikan laporan hasil

inspeksi kepada tingkat

manajemen yang sesuai

dalam KAP.

b. Hubungan Standar Auditing Dengan Standar Pengendalian Mutu

1) Dalam penugasan audit, auditor independen bertanggung jawab untuk

mematuhi standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Seksi

202 Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik  mengharuskan anggota

Ikatan Akuntan Indonesia yang berpraktik sebagai auditor independen

mematuhi standar auditing jika berkaitan dengan audit atas laporan keuangan.

2) Kantor akuntan publik juga harus mematuhi standar auditing yang ditetapkan

Ikatan Akuntan Indonesia dalam pelaksanaan audit. Oleh karena itu, kantor

akuntan publik harus membuat kebijakan dan prosedur pengendalian mutu

untuk memberikan keyakinan memadai tentang kesesuaian penugasan audit

dengan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Sifat dan

13

Page 14: Konsep Dasar Dan Tanggungjawab Akuntan

luasnya kebijakan dan prosedur pengendalian mutu yang ditetapkan oleh

kantor akuntan publik tergantung atas faktor-faktor tertentu, seperti ukuran

kantor akuntan publik, tingkat otonomi yang diberikan kepada karyawan dan

kantor-kantor cabangnya, sifat praktik, organisasi kantornya, serta

pertimbangan biaya-manfaat.

3) Standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia berkaitan dengan

pelaksanaan penugasan audit secara individual; standar pengendalian mutu

berkaitan dengan pelaksanaan praktik audit kantor akuntan publik secara

keseluruhan. Oleh karena itu, standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan

Indonesia dan standar pengendalian mutu berhubungan satu sama lain, dan

kebijakan dan prosedur pengendalian mutu yang diterapkan oleh kantor

akuntan publik berpengaruh terhadap pelaksanaan penugasan audit secara

individual dan pelaksanaan praktik audit kantor akuntan publik secara

keseluruhan.

6. Peraturan Menteri Keuangan, UU Pasar Modal dan Peraturan Bapepam,

Peraturan Bank Indonesia

Tanggung jawab Akuntan Publik berdasarkan PMK No. 17 Tahun 2008 pasal

44 ayat (1) menyatakan akuntan publik dan/atau KAP bertanggung jawab atas

seluruh jasa yang diberikan dan ayat (2) menyatakan Akuntan Publik bertanggung

jawab atas Laporan Auditor Independen dan Kertas Kerja dari Akuntan Publik yang

bersangkutan selama 10 (sepuluh) tahun.

Tanggung Jawab Akuntan Publik dalam Pasal 80 UU No.8 tahun 1995 tentang

Pasar Modal menyatakan Akuntan Publik sebagai jasa professional ikut bertanggung

jawab bila Pernyataan Pendaftaran Emiten yang dijaminnya tidak memuat informasi

mengenai Fakta Material sesuai Undang-Undang sehingga informasi tersebut

menyesatkan. Namun tanggung jawab auditor terbatas pada pendapat yang

diberikannya.

Tanggung jawab Akuntan Publik berdasarkan Keputusan Ketua Badan

Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-86/BL/2011 tentang

independensi akuntan yang memberikan jasa di pasar modal, pada pasal 7

menyatakan dalam penerimaan penugasan profesional, Akuntan wajib

mempertimbangkan secara profesional dan memiliki independensi yang dapat

14

Page 15: Konsep Dasar Dan Tanggungjawab Akuntan

dipertanggungjawabkan sebagaimana diatur dalam Standar Profesional Akuntan

Publik (SPAP).

Tanggung jawab Akuntan Publik berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor:

3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank, pada pasal 19

menyatakan Akuntan Publik yang melakukan audit terhadap Laporan Keuangan

Tahunan Bank wajib :

a. Melakukan audit sesuai dengan standar professional akuntan publik serta

perjanjian kerja dan lingkup audit yang disepakati Bank dan Kantor Akuntan

Publik

b. Memberitahukan pelanggaran perundang-undangan dan keadaan lain yang dapat

membahayakan kelangsungan usaha bank selambat-lambatnya 7 ari setelah

ditemukan.

c. Menyampaikan hasil audit dan Management Letter kepada Bank Indonesia.

d. Memenuhi ketentuan rahasia Bank sebagaimana diatur Undang-Undang Nomor

10 tahun 1998.

15

Page 16: Konsep Dasar Dan Tanggungjawab Akuntan

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Auditor memiliki tanggungjawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk

memperoleh tingkat keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan itu telah

terbebas dari kesalahan penyajian material, baik disebabkan oleh kekeliruan maupun oleh

kecurangan. Profesi akuntan publik terkait erat dengan tipe pemeriksaan akuntan. Profesi

akuntan publik “auditor independen” memiliki tangggung jawab yang sangat besar dalam

mengemban kepercayaan yang diberikan kepadanya oleh masyarakat “publik”.

16

Page 17: Konsep Dasar Dan Tanggungjawab Akuntan

KASUS AUDIT

Kasus KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono yang diduga menyuap pajak

September tahun 2001, KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono harus menanggung

malu. Kantor akuntan publik ternama ini terbukti menyogok aparat pajak di Indonesia sebesar

US$ 75 ribu. Sebagai siasat, diterbitkan faktur palsu untuk biaya jasa profesional KPMG

yang harus dibayar kliennya PT Easman Christensen, anak perusahaan Baker Hughes Inc.

yang tercatat di bursa New York.

Berkat aksi sogok ini, kewajiban pajak Easman memang susut drastis. Dari semula

US$ 3,2 juta menjadi hanya US$ 270 ribu. Namun, Penasihat Anti Suap Baker rupanya was-

was dengan polah anak perusahaannya. Maka, ketimbang menanggung risiko lebih besar,

Baker melaporkan secara suka rela kasus ini dan memecat eksekutifnya.

Badan pengawas pasar modal AS, Securities & Exchange Commission, menjeratnya

dengan Foreign Corrupt Practices Act, undang-undang anti korupsi buat perusahaan Amerika

di luar negeri. Akibatnya, hampir saja Baker dan KPMG terseret ke pengadilan distrik Texas.

Namun, karena Baker mohon ampun, kasus ini akhirnya diselesaikan di luar pengadilan.

KPMG pun terselamatan.

Sumber : http://keluarmaenmaen.blogspot.com/2010/11/beberapa-contoh-kasus-pelanggaran-

etika.html

Analisa : Pada kasus ini KPMG telah melanggar prinsip integritas karena tidak memenuhi

tanggungjawab profesionalnya sebagai Kantor Akuntan Publik sehingga memungkinkan

KPMGkehilangan kepercayaan publik. KPMG juga telah melanggar prinsip objektivitas

karena telah memihak kepada kliennya dan melakukan kecurangan dengan menyogok aparat

pajak di Indonesia.

17

Page 18: Konsep Dasar Dan Tanggungjawab Akuntan

Kredit Macet Rp 52 Miliar, Akuntan Publik Diduga Terlibat

Selasa, 18 Mei 2010 | 21:37 WIB

KOMPAS/ LUCKY PRANSISKA

JAMBI, KOMPAS.com – Seorang akuntan publik yang membuat laporan keuangan

perusahaan Raden Motor untuk mendapatkan pinjaman modal senilai Rp 52 miliar dari BRI

Cabang Jambi pada 2009, diduga terlibat kasus korupsi dalam kredit macet.

Hal ini terungkap setelah pihak Kejati Jambi mengungkap kasus dugaan korupsi tersebut

pada kredit macet untuk pengembangan usaha di bidang otomotif tersebut.

Fitri Susanti, kuasa hukum tersangka Effendi Syam, pegawai BRI yang terlibat kasus itu,

Selasa (18/5/2010) mengatakan, setelah kliennya diperiksa dan dikonfrontir keterangannya

dengan para saksi, terungkap ada dugaan kuat keterlibatan dari Biasa Sitepu sebagai akuntan

publik dalam kasus ini.

Hasil pemeriksaan dan konfrontir keterangan tersangka dengan saksi Biasa Sitepu terungkap

ada kesalahan dalam laporan keuangan perusahaan Raden Motor dalam mengajukan

pinjaman ke BRI.

Ada empat kegiatan data laporan keuangan yang tidak dibuat dalam laporan tersebut oleh

akuntan publik, sehingga terjadilah kesalahan dalam proses kredit dan ditemukan dugaan

korupsinya.

“Ada empat kegiatan laporan keuangan milik Raden Motor yang tidak masuk dalam laporan

keuangan yang diajukan ke BRI, sehingga menjadi temuan dan kejanggalan pihak kejaksaan

dalam mengungkap kasus kredit macet tersebut,” tegas Fitri.

Keterangan dan fakta tersebut terungkap setelah tersangka Effendi Syam diperiksa dan

dikonfrontir keterangannya dengan saksi Biasa Sitepu sebagai akuntan publik dalam kasus

tersebut di Kejati Jambi.

Semestinya data laporan keuangan Raden Motor yang diajukan ke BRI saat itu harus lengkap,

namun dalam laporan keuangan yang diberikan tersangka Zein Muhamad sebagai pimpinan

Raden Motor ada data yang diduga tidak dibuat semestinya dan tidak lengkap oleh akuntan

publik.

Tersangka Effendi Syam melalui kuasa hukumnya berharap pihak penyidik Kejati Jambi

dapat menjalankan pemeriksaan dan mengungkap kasus dengan adil dan menetapkan siapa

saja yang juga terlibat dalam kasus kredit macet senilai Rp 52 miliar, sehingga terungkap

kasus korupsinya.

18

Page 19: Konsep Dasar Dan Tanggungjawab Akuntan

Sementara itu pihak penyidik Kejaksaan yang memeriksa kasus ini belum mau memberikan

komentar banyak atas temuan keterangan hasil konfrontir tersangka Effendi Syam dengan

saksi Biasa Sitepu sebagai akuntan publik tersebut.

Kasus kredit macet yang menjadi perkara tindak pidana korupsi itu terungkap setelah

kejaksaan mendapatkan laporan adanya penyalahgunaan kredit yang diajukan tersangka Zein

Muhamad sebagai pimpinan Raden Motor.

Dalam kasus ini pihak Kejati Jambi baru menetapkan dua orang tersangka, pertama Zein

Muhamad sebagai pimpinan Raden Motor yang mengajukan pinjaman dan tersangka Effedi

Syam dari BRI yang saat itu menjabat sebagai pejabat penilai pengajuan kredit.

Sumber : http://www.ruqayahimwanah.com/berita-119-etika-profesi-akuntan-publik.html

Analisa : Ada delapan prinsip etika profesi akutansi, yaitu tanggung jawab profesi,

kepentingan publik, integritas, obyektivitas, kompetensi dan kehati-hatian profesional,

kerahasiaan, perilaku profesional dan standar teknis. Apabila dugaan keterlibatan akuntan

publik terhadap kasus korupsi dalam mendapatkan pinjaman modal senilai Rp 52 miliar dari

bank BRI cabang Jambi tahun 2009 oleh perusahaan raden motor sehingga menyebabkan

kredit macet untuk pengembangan usaha di bidang otomotif tersebut. Dengan ini dapat

disimpulkan bahwa terdapat beberapa pelanggaran etika profesi akutansi yang dilanggar oleh

akuntan publik, yaitu:

1. Tanggung Jawab Profesi

Akuntan publik tersebut tidak melakukan tanggung jawab secara profesional dikarenakan

akuntan publik tersebut tidak menjalankan tugas profesinya dengan baik dalam hal

pembuatan laporan keungan perusahaan Raden Motor untuk mendapatkan pinjaman modal

senilai Rp 52 miliar dari BRI Cabang Jambi pada tahun 2009, sehingga menyebabkan

kepercayaan masyarakat (raden motor) terhadap akuntan publik hilang.

2. Kepentingan Publik

Akuntan Publik tersebut tidak menghormati kepercayaan publik (raden motor) dikarenakan

melakukan kesalahan dalam laporan keuangan Perusahaan Raden Motor untuk mengajukan

pinjaman ke Bank BRI dengan tidak membuat laporan mengenai empat kegiatan.

3. Objektivitas

Akuntan Publik tidak menjalankan prinsip Objektivitas dengan cara melakukan tindak

ketidakjujuran secara intelektual dengan melakukan kecurangan dalam pembuatan laporan

keuangan perusahaan Raden Motor.

4. Perilaku Profesional

19

Page 20: Konsep Dasar Dan Tanggungjawab Akuntan

Akuntan Publik berperilaku tidak baik dengan melakukan pembuatan laporan keuangan palsu

sehingga menyebabkan reputasi profesinya buruk dan dapat mendiskreditkan profesinya.

5. Integritas

Akuntan Publik tidak dapat mempertahankan integritasnya sehingga terjadi benturan

kepentingan (conflict of interest). Kepentingan yang dimaksud adalah kepentingan publik dan

kepentingan pribadi dari akuntan publik itu.

6. Standar Teknis

Akuntan Publik tidak menjalankan etika/tugasnya sesuai pada etika profesi yang telah

ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia-Komparatemen Akutan Publik (IAI-KAP)

diantaranya etika tersebut antara lain :

a. Independensi, integritas, dan obyektivitas

b. Standar umum dan prinsip akuntansi

c. Tanggung jawab kepada klien

d. Tanggung jawab kepada rekan seprofesi

e. Tanggung jawab dan praktik lain

20

Page 21: Konsep Dasar Dan Tanggungjawab Akuntan

DAFTAR PUSTAKA

Alvin A. Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. 2008. Auditing dan Jasa Assurance.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Boynton, Johnson, dan Kell. 2003. Modern Auditing Jilid 1 Edisi Ketujuh (Alih Bahasa

Rajoe, P.A., Gania, G., Budi, I. S.). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Mulyadi. 2002. Auditing. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

21