konsep bisnis islam

34
ETIKA BISNIS ISLAM “Konsep Bisnis Islam” Dibuat Oleh: 1. Bambang Cahyadi 2. Hermawansyah 3. Nesia fatwa M.J 4. Tri Agustuti 5. Ojen Lokal PBS VC PERBANKAN SYARI’AH SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU

Upload: tri-agustuti

Post on 16-Apr-2017

3.127 views

Category:

Economy & Finance


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep bisnis islam

ETIKA BISNIS ISLAM

“Konsep Bisnis Islam”

Dibuat Oleh:

1. Bambang Cahyadi

2. Hermawansyah

3. Nesia fatwa M.J

4. Tri Agustuti

5. Ojen

Lokal PBS VC

PERBANKAN SYARI’AH

SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU

TAHUN 2015

Page 2: Konsep bisnis islam

Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas semua nikmat dan karuniaNya,

sehingga berkat ridha Nya makalah ini dapat selesai tepat waktu. Sholawat dan

Salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, sahabat dan

orang – orang yang mengikuti petunjuk beliau.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada rekan – rekan yang telah

membantu penyusunan makalah ini. Namun, dalam makalah ini tentu masih

banyak terdapat kekurangan – kekurangan. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah berikutnya. Semoga

makalah ini bermanfaat.

Bengkulu, 04 Oktober 2015

Penulis

Page 3: Konsep bisnis islam

Daftar Isi

Kata Pengantar

Daftar isi..........................................................................................................1

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah....................................................................2

Pembahasan

Konsep Bisnis Islam

A. Etika ....................................................................................................

B. Moral ...................................................................................................

C. Bisnis ...................................................................................................

D. Konsep Bisnis dalam Islam................................................................

E. Perbandingan Konsep Bisnis Islam dan Non-islam........................

Penutup

A. KESIMPULAN..................................................................................

B. SARAN................................................................................................

Page 4: Konsep bisnis islam

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Bisnis telah menjadi aspek penting dalam hidup manusia. Sangat wajar jika

Islam memberi tuntunan dalam bidang usaha. Usaha mencari keuntungan

sebanyak-banyaknya bahkan ditempuh dengan cara tidak etis telah menjadi kesan

bisnis yang tidak baik. Etika bisnis sangat urgen untuk dikemukakan dalam era

globalisasi yang terjadi di berbagai bidang dan kerap mengabaikan nilai-nilai etika

dan moral. Oleh karenanya, Islam sangat menekankan agar aktivitas bisnis tidak

semata-mata sebagai alat pemuas keinginan tetapi lebih pada upaya menciptakan

kehidupan seimbang disertai perilaku positif bukan destruktif.

Penulisan makalah ini bertujuan mengkaji etika bisnis dari sudut pandang

Agama islam dalam upaya membangun bisnis Islami menghadapi tantangan bisnis

di masa depan. Kesimpulannya, Bisnis dalam perspektif agama islam disebut

sebagai aktivitas yang bersifat material sekaligus immaterial. Suatu bisnis bernilai

jika secara seimbang memenuhi kebutuhan material dan spiritual, jauh dari

kebatilan, kerusakan dan kezaliman. Akan tetapi mengandung nilai kesatuan,

keseimbangan, kehendak bebas, pertanggung-jawaban, kebenaran, kebajikan dan

kejujuran.

Dengan adanya pembahasan tentang konsep bisnis dalam islam ini, dapat

membuat pembaca memahami apa yang ingin kai sampaikan yaitu bangaimana

pandangan islam berbisnis yang sesuai dengan syari’at islam.

Page 5: Konsep bisnis islam

Pembahasan

Konsep Bisnis Islam

A. Etika

Ketetapan ‘boleh’ dan ‘tidak’ dalam kehidupan manusia telah dikenal sejak

manusia pertama, Adam dan Hawa diciptakan. Seperti dikisahkan dalam kitab

suci al-Qur’an, prinsip boleh atau tidak tersebut berlanjut oleh para nabi yang

diutus oleh Allah mereka diutus untuk merealisir ketentuan sang Pencipta dalam

seperangkat regulasi agar dapat mengarahkan manusia hidup bahagia di dunia.

Tata nilai itu diletakkan sebagai regulator kehidupan guna mencegah kerusakan

yang ditimbulkan oleh tingkah laku manusia yang cenderung egoistis dan liar.

Tata nilai itulah yang deisebut dengan etika.etika terjadi di seluruh sudut

kehidupan duniawi dan pada setiap zaman. Karena kalau tidak ada kaidah yang

menjadi tolak ukur nilai kebajikan dan kejahatan, kebenaran dan kebatilan,

kesempurnaan dan kekurangan, dan lain sebagainya.

Dikemajuan kehidupan yang meodern yang kapitalis sekarang ini, ada

kecendrungan masyarakat dunia untuk semakin akrab dengan tata nilai kehidupan

tersebut. Islam sebagai agama dengan sistem komprehensif juga mengatur aspek-

aspek dengan berbasis moralitas. Islam mengombinasikan nilai-nilai spiritual dan

material dalam kesatuan yang seimbang dengan tujuan menjadikan manusia hidup

bahagia di dunia dan akhirat.

Etika Bisnis Islam menjadi relevan untuk ditumbuhkembangkan sebagai

sebuah alternatif solusi keluar dari kungkungan budaya yang korup. Definisi etika

tak lepas dari kata asli kata ethos dalam bahasa Yunani yang berarti kebiasaan

(custom) atau karakter (character). Dalam kata lain seperti dalam pemaknaan dan

kamus Webster berarti “the distinguishing character, sentimen, moral nature, or

guiding beliefs of a person, group, or institution” (karakter istimewa, sentimen,

tabiat moral, atau keyakinan yang membimbing seseorang, kelompok atau

institusi). Dan dalam buku Kuliah Etika mendefinisikan erika secara minologis

yaitu bahwa etika merupakan studi sistematis tentang tabiat konsep nilai, baik,

Page 6: Konsep bisnis islam

buruk, harus, benar, salah dan lain sebagainya dan prinsip-prinsip umum yang

membenarkan kita untuk mengaplikasikannya atas apa saja.

Secara terminologis arti kata etika sangat dekat pengertiannya dengan istilah

al-Qur’an al-khuluq. Untuk mendeskripsikan konsep kebijakan, al-Qur’an

menggunakan sejumlah terminologis sebgai berikut: khair, bir, qiat, adl, haqq,

ma’ruf, dan taqwq.

B. Moral

Definisi moral, moral bersal dari kata Latin ‘Mos’ (bentuk jamaknya yaitu

‘mores’) yang berarti adat dan cara hidup. ‘mores’ dalam bahasa Inggris adalah

moralitas merupakan sebutan umum bagi keputusan moral, standar moral, dan

aturan-atuaran berprilaku yang berangkat dari nilai-nilai etika. Secara etimologis

bermakna norma merupakan alat ukur dan standar yang punya kekuatan yang

dapat mengarahkan anggota kelompok, mengontrol, dan mangatur perilaku

baiknya. Ia menjadi kaidah dan aturan sebuah pertimbangan dan penilaian.

Menurut Drs. Achmad Charris Zubaik bahwa norma adalah ‘nilai yang menjadi

milik bersama, tertanam, dan disepakati semua pihak dalam masyarakat’ yang

bersal dari nilai baik, cantik atau berguna yang diwujudkan dalam bentuk

perbuatan kemudian menghadirkan ukuran atau norma. Artinya, norma bermula

dari penilian, nilai, dan norma.1

C. Bisnis

bisnis menurut Hughes dan kapoor suatu kegiatan usaha individu yang

terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang, jasa guna mendapatkan

keuntungan delam memnuhi kebutuhan masyarakat. Secara umum kegiatan ini

ada dalam masyarakat dan ada dalam industri, jadi bisnis adalah suatu lembaga

yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam hal

ini termasuk jasa dari pihak pemerintah dan swasta yang disediakan untuk

melayani anggota masyarakat.

1 Drs. Faisal Badroen, MBA., et al, Etika Bisnis dalam Islam, (Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP. 2007), h.2-20

Page 7: Konsep bisnis islam

Bisnis berarti sejumlah total usaha yang meliputi pertanian, produksi,

konstruksi, distribusi, transportasi, komunikasi, usaha jasa dan pemerintah yang

bergerak dalam bidang membuat dan memasarkan barang dan jasa konsumen.

Istilah bisnis ini pada umumnya ditekankan pada tiga hal yaitu:

1. Usaha perorangan kecil-kecilan,

2. Usaha perusahaan besar seperti pabrik, transport, surat kabar, hotel, dan

sebagainya,

3. Usaha dalam bidang struktur ekonomi suatu negara.

Yang ketiga sangat luas mencakup usaha yang dilakukan oleh pihak

pemerintah dan swasta yang mengejar laba ataupun tidak. Secara ringkas dapat

dinyatakan bisnis ialah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa untuk

memenuhi kebutuhan orang lain, dalam bisnis islam pedagang muslim tidak boleh

mencari laba semaksimal mungkin, tidak menganut apa yang diajarkan oleh

prinsip ekonomi barat, yaitu dengan mengorbankan yang sekecil-kecilnya

mendapat untung yang sebesar-besarnya, tetapi harus ada batas-batasannya.

Pedagang yang intinya jual beli, berarti saling menukar. Jual beli (al-bai) dan beli

(asy-syiraa) adalah dua kata yang dipergunakan dalam pengertian yang sama tapi

sebenarnya berbeda. Menurut syari’at jual-beli adalah pertukaran harta,

memindahkan hak milik dengan ganti atas dasar saling rela-ikhlas, bukan berarti

rasa kesal-menyesal.

Dari definisi yang dijelaskan, maka dapat disimpulkan etika bisnis sebagai

seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar, dan salah dalam dunia bisnis

berdasrkan pada prinsip-prinsip moralitas. Dalam arti etika bisnis berarti

seperangkat prinsip dan norma dinama para pelaku bisnis karus komit padanya

dalam bertransaksi, berprilaku, dan berelasi guna mencapai ‘daratan’ atau tujuan-

tujuan bisnisnya dengan selamat.

Pandangan Agama tentang Etika Bisnis mengtakan bahwa, etika bisnis

didasari oleh ajaran-ajaran agama. Dalam agama Judaism misalnya mempunyai

literatur yang banyak kode hukum tentang akumulasi dan penggunaan kekayaan.

Page 8: Konsep bisnis islam

Dasar literatur dan kode hukum tersebut adalah Taurat yang dikembangkan dalam

Mishnah dan Talmud. Begitu juga yang diajarkan dalam agama Kristen.

Adapun dalam agama Islam banyak sumber literatur yang tersedia dan kode

hukum yang mengatur masalah harta dan kekayaan yang merujuk pada kitab suci

al-Qur’an dan diterjemah dalam bentuk hadits-hadits Rasulullah Saw.2 dan juga

bisnis dapat dipahami sebagai serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai

bentuknya yang tidak dibatasi jumlah (kuantitas) kepemilikan hartanya

(barang/jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara perolehan dan

pendayagunaan hartanya (ada aturan halal dan haram).3

D. Konsep Bisnis dalam Islam

Pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa Islam mewajibkan setiap muslim,

khususnya yang memiliki tanggungan untuk bekerja. Bekerja merupakan salah

satu sebab pokok yang memungkinkan manusia memiliki harta kekayaan. Untuk

memungkinkan manusia berusaha mencari nafkah, Allah Swt melapangkan bumi

serta menyediakan berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk mencari

rizki.

Paradigma yang dikembangkan dalam konsep kerja dan bisnis Islam

mengarah kepada pengertian kebaikan (thoyib) yang meliputi materinya itu

sendiri, cara perolehannya dan cara pemanfaatannya. Abdullah bin mas’ud r.a

meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. Bersabda ; “berusahalah dalam

mendapatkan rezeki yang halal adalah kewajiban setelah kewajiban.” Atau dengan

kata lain bahwa bekerja untuk mendapatkan yang halal adalah kewajiban agama

yang kedua setelah kewajiban pokok dari agama, seperti shalat, zakat, puasa, dan

haji. Selain itu menurut Khalid Baig (2002), terdapat tiga pesan penting yang

dapat diterima dari hadis tersebut.

2 Prof.DR, H. Buchari Alma. Manajemen Bisnis Syari’ah. (Bandung: Alfabeta.2009),h.115-116

3 https://blogewin.files.wordpress.com/2011/.../konsep-bisnis-dalam-islam 03/10/2015 (19:30)

Page 9: Konsep bisnis islam

Pertama, hadis ini mensinyalir secara jelas permasalahan dikotomi antara dunia

materil dan spiritual. Karena pada kebanyakan kasus sering kali terlihat bahwa

antara keduanya mengarah kepada tujuan yang saling bertolak belakang.

Kecintaan kepada materi terkadang membawa orang untuk menjauh dari

kehidupan spiritualisnya. Kedalaman akan pemahaman kepada agama tampak

memberikan tendesi untuk menjauh dari kesenangannya dan kebahagiaan

materialistis. Kedua, hadis di atas juga memberi pesan bahwa yang diwajibkan

bukan saja untuk mencari uang, tapi bagaimana mendapatkan uang yang halal.

Seseorang diwajibkan mencari kerja dan bisnis yang halal. Ketiga, yang kalah

tidak penting adalah usaha untuk mencapai pendapatan yang halal tersebut

tentunya tidak mengurangi usaha dalam memenuhi kewajiban yang lebih utama

dalam agama.

Dari bahasan tiga dimensi pemahaman hadis di atas, maka falsafah kerja dan

bisnis islam harus diarahkan kepada tauhid ulihiyah di mana dalam setiap

melangkah menjalankan usaha, setipa pribadi muslim harus mengaitkan diri

kepada keesaan Allah. Pertolongan hanya datang dari-Nya, dan dunia yang fana

ini adalah milik Allah dan manusia sebagai pemegang amanah.4

Islam memiliki pedoman dalam mengarahkan umatnya untuk melaksanakan

amalan. Pedoman tersebut adalah Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Sebagai sumber

ajaran islam, setidaknya dapat menawarkan nilai-nilai dasar atau prinsip-prinsip

umum yang penerapannya dalam bisnis disesuaikan dengan perkembangan zaman

dan mempertimbangkan dimensi ruang dalam waktu. Islam seringkali dijadikan

sebagai model tatanan kehidupan. Hal ini tentunya dapat dipakai untuk

pengembangan lebih lanjut atas suatu tatanan kehidupan tersebut, termasuk

tatanan kehidupan bisnis.

Al-Qur’an dalam mengajak manusia untuk mempercayai dan

mengamalkan tuntutan-tuntutannya dalam segala aspek kehidupan seringkali

menggunakan istilah-istilah yang dikenal dalam dunia bisnis, seperti  jual-beli,

4 Drs. Faisal Badroen, MBA., et al. H.131-143

Page 10: Konsep bisnis islam

untung-rugi, dan sebagainya. Dalam konteks ini al-Qur’an menjanjikan dalam

surat At Taubah : 111 yang berbunyi:

* ¨bÎ) ©!$# 3“uŽtIô©$# šÆÏB šúüÏZÏB÷sßJø9$# óOßg|¡àÿRr& Nçlm;ºuqøBr&ur cr'Î/ ÞOßgs9 sp¨Yyfø9$# 4 šcqè=ÏG»s)ム’Îû È ‹@ Î6y™ «!$# tbqè=çGø)uŠsù šcqè=tFø)ãƒur ( #´‰ôãur Ïmø‹n=tã $y)ym †Îû Ïp1u‘öqG9$# È ‹@ ÅgUM}$#ur Éb#uäö�à)ø9$#ur 4 ô`tBur 4†nû÷rr& ¾ÍnωôgyèÎ/ šÆÏB «!$# 4 (#rçŽÅ³ö6tFó™$$sù ãNä3Ïèø‹u;Î/ “Ï%©!$# Läê÷ètƒ$t/ ¾ÏmÎ/ 4 š�Ï9ºsŒur uqèd ã—öqxÿø9$#

Þ ŠO Ïàyèø9$# ÇÊÊÊÈ  

Artinya: “ Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin harta dan jiwa

mereka dan sebagai imbalannya mereka memperoleh surga. Siapakah yang lebih

menepati janjinya (selain) Allah maka bergembiralah dengan Jual-Beli yang

kamu lakukan itu. Itulah kemenangan yang besar”.(QS At-Taubah :111)

Dan teradapat juga di surat Al Jumu’ah : 9 – 10 yang berbunyi :

$pkš‰r'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sŒÎ) š”ÏŠqçR Ío4qn=¢Á=Ï9 `ÏB ÏQöqtƒ ÏpyèßJàfø9$# (#öqyèó™$$sù 4’n<Î) Ì�ø.ÏŒ «!$# (#râ‘sŒur yìø‹t7ø9$# 4 öNä3Ï9ºsŒ ׎ö�yz öNä3©9 bÎ) óOçGYä. tbqßJn=÷ès? ÇÒÈ   #sŒÎ*sù ÏMuŠÅÒè% äo4qn=¢Á9$# (#rã�ϱtFR$$sù ’Îû ÇÚö‘F{$# (#qäótGö/$#ur `ÏB È@ôÒsù «!$# (#rã�ä.øŒ$#ur ©!$# #ZŽ�ÏWx.

ö/ä3¯=yè©9 tbqßsÎ=øÿè? ÇÊÉÈ  

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan

sembahyang pada hari jum’at. Maka bergegaslah kamu kepada mengingat Allah

dan tinggalkan jual-beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu

mengetahui. Apabila telah ditunaikan sembahyang maka bertebaranlah di muka

bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu

beruntung”(Q.S Al-Jumu’ah: 9-10)

Ayat ini memberi pengertian agar berbisnis (Mencari kelebihan karunia

Allah) dilakukan setelah melakukan shalat dan dalam pengertian tidak

mengesampingkan dan tujuan keuntungan yang hakiki yaitu keuntungan yang

dijanjikan Allah. Oleh karena itu, walaupun mendorong melakukan kerja keras

termasuk dalam berbisnis , Al-Qur’an menggaris bawahi bahwa dorongan yang

seharusnya lebih besar bagi dorongan bisnis adalah memperoleh apa yang berada

Page 11: Konsep bisnis islam

di sisi Allah. Karena itu pula pada ayat  yang berbicara tentang naluri manusia

(hub asy-syahwati) diatas, di akhiri dengan : Wallahu indahu husnul ma’ab

“(Disisi Allah kesudahan yang paling baik)”.

Atas dasar ini maka, pandangan orang yang bekerja dan berbisnis harus

melampaui masa kini dan masa depannya yang dekat. Dengan demikian visi masa

depan dalam berbisnis merupakan etika pertama dan utama yang digariskan al-

Qur’an, sehingga pelaku-pelakunya tidak sekedar mengejar keuntungan sementara

yang akan segera habis tetapi selalu berorientasi masa depan.  

Bisnis merupakan kegiatan muamalah. Bisnis yang sehat adalah bisnis

yang berlandaskan pada etika. Oleh karena itu, pelaku bisnis muslim hendaknya

memiliki kerangka etika bisnis yang kuat, sehingga dapat mengantarkan aktivitas

bisnis yang nyaman dan berkah.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam jual beli sehingga dapat

membawa pada pola transaksi jual beli yang sehat dan menyenangkan. Oleh

karena itu, tidaklah cukup mengetahui hukum jual beli tanpa adanya pengetahuan

tentang konsep pelaksanaan transaksi jual beli tersebut. Sebenarnya, konsep yang

penulis tawarkan tidaklah sulit melainkan konsep yang sering ditemui di kalangan

masyarakat. Hanya saja, dalam hal ini, penulis ingin memperkenalkan konsep

“JARAS” dalam transaksi jual beli yang mengacu pada Fiqh Islam. Hal ini

dimaksudkan agar transaksi tersebut jauh dari perbuatan keji, kotor dan bahkan

merugikan.

Banyak para penjual dan pembeli tidak menghiraukan konsep di atas

padahal konsep tersebut merupakan awal untuk bangkit dan menguntungkan. Di

samping itu, konsep tersebut juga merupakan komponen dalam konsep jual beli

dalam fiqh Islam. Jika diperhatikan secara global, memang perilaku tersebut

kelihatan remeh, tetapi sebaliknya, jika benar-benar diperhatikan, maka akan

dapat membuat pola transaksi jual beli yang sehat, menyenangkan dan bahkan

menguntungkan. Konsep tersebut adalah sebagai berikut:

Page 12: Konsep bisnis islam

1.       Jujur

Sifat jujur merupakan sifat Rasulullah saw. yang patut ditiru. Rasulullah

saw dalam berbisnis selalu mengedepankan sifat jujur. Beliau selalu menjelaskan

kualitas sebenarnya dari barang yang dijual serta tidak pernah berbuat curang

bahkan mempermainkan timbangan. Maka, latihlah kejujuran dalam pola

transaksi jual beli karena kejujuran dapat membawa keberuntungan. Sebagaimana

penjelasan dalam Hadits;

Artinya: Dari Abdullah bin Harits. Ia mengadu kepada Hakim bin Hazim ra. Dan

beliau berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “penjual dan pembeli dapat

melakukan khiyar (memilih) selagi belum berpisah atau sampai keduanya

berpisah. Apabila keduanya telah setuju dan jelas maka jual belinya mendapatkan

berkah. Dan apabila keduanya saling menekan dan berdusta maka dihapus

keberkahan yang ada pada jual belinya (tidak mendapatkan keberkahan)”. (HR.

Al-Bukhari)

2.       Amanah

Amanah dalam bahasa Indonesia adalah dapat dipercaya. Dalam transaksi

jual beli, sifat amanah sangatlah diperlukan karena dengan amanah maka semua

akan berjalan dengan lancar. Dengan sifat amanah, para penjual dan pembeli akan

memiliki sifat tidak saling mencurigai bahkan tidak khawatir walau barangnya di

tangan orang. Memulai bisnis biasanya atas dasar kepercayaan. Oleh karena itu,

amanah adalah komponen penting dalam transaksi jual beli. Sebagaimana dalam

Alquran:

* ¨bÎ) ©!$# öNä.ã�ãBù'tƒ br& (#r–Šxsè? ÏM»u »Z tBF{$# #’n<Î) $ygÎ=÷dr& #sŒÎ)ur OçFôJs3ym tû÷üt/ Ĩ$¨ 9Z $# br& (#qßJä3øtrB ÉAô‰yèø9$$Î/ 4 ¨bÎ) ©!$# $KÏèÏR /ä3ÝàÏètƒ ÿ¾ÏmÎ/ 3 ¨bÎ) ©!$# tb%x.

$Jè‹Ïÿxœ #ZŽ�ÅÁt/ ÇÎÑÈ  

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada

yang berhak menerimanya.”(QS. An-Nisa : 58)

Page 13: Konsep bisnis islam

Terdapat juga disurat Al Anfal : 27 yang berbunyi :

$pkš‰r'¯»tƒ z`ƒÏ%©!$# (#qãZtB#uä Ÿw (#qçRqèƒrB ©!$# tAqß™§�9$#ur (#þqçRqèƒrBur öNä3ÏG»o »Y tBr& öNçFRr&ur

tbqßJn=÷ès? ÇËÐÈ  

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah

dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-

amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”

(QS. Al-Anfal : 27

3.       Ramah

Banyak orang yang susah untuk berperilaku ramah antar sesama. Sering

kali bermuka masam ketika bertemu dengan orang atau bahkan memilah milih

untuk berperilaku ramah. Padahal, ramah merupakan sifat terpuji yang dianjurkan

oleh agama Islam untuk siapa saja dan kepada siapa saja. Dengan ramah, maka

banyak orang yang suka, dengan ramah banyak pula orang yang senang. Karena

sifat ramah merupakan bentuk aplikasi dari kerendahan hati seseorang. Murah

hati, tidak merasa sombong, mau menghormati dan menyayangi merupakan inti

dari sifat ramah. Oleh karena itu, bersikap ramahlah dalam transaksi jual beli

karena dapat membuat konsumen senang sehingga betah atau bahkan merasa

tentram jika bertransaksi. Sebagaimana keterangan dalam Hadits.

Artinya: Dari Jabir Bin Abdullah ra. Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda:

Allah swt akan mengasihi seseorang yang murah hati ketika menjual, membeli

dan meminta. (HR. Al-Bukhari)

4.       Adil

Adil merupakan sifat Allah swt. Dan Rasulullah saw merupakan contoh

sosok manusia yang berlaku adil. Dengan adil, tidak ada yang dirugikan. Bersikap

tidak membeda-bedakan kepada semua konsumen merupakan salah satu bentuk

aplikasi dari sifat adil. Oleh karena itu, bagi para penjual semestinya bersikap adil

dalam transaksi jual beli karena akan berdampak kepada hasil jualannya. Para

Page 14: Konsep bisnis islam

konsumen akan merasakan kenyamanan karena merasa tidak ada yang dilebihkan

dan dikurangkan. Sebagaimana keterangan dalam Alquran surat An Nisa : 58

yang berbunyi :

* ¨bÎ) ©!$# öNä.ã�ãBù'tƒ br& (#r–Šxsè? ÏM»u »Z tBF{$# #’n<Î) $ygÎ=÷dr& #sŒÎ)ur OçFôJs3ym tû÷üt/ Ĩ$¨ 9Z $# br& (#qßJä3øtrB ÉAô‰yèø9$$Î/ 4 ¨bÎ) ©!$# $KÏèÏR /ä3ÝàÏètƒ ÿ¾ÏmÎ/ 3 ¨bÎ) ©!$# tb%x.

$Jè‹Ïÿxœ #ZŽ�ÅÁt/ ÇÎÑÈ  

Artinya: “ Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada

yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di

antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah

memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah

Maha mendengar lagi Maha melihat.” ( QS. An Nissa : 58 )

Sabar merupakan sikap terakhir ketika sudah berusaha dan bertawakal.

Dalam jual beli, sifat sabar sangatlah diperlukan karena dapat membawa

keberuntungan. Bagi penjual hendaklah bersabar atas semua sikap pembeli yang

selalu menawar dan komplain. Hal ini dilakukan agar si pembeli merasa puas dan

senang jika bertransaksi. Begitu pula dengan pembeli, sifat sabar harus

ditanamkan jika ingin mendapatkan produk yang memiliki kualitas bagus plus

harga murah dan tidak kena tipu. Sebagaimana keterangan dalam Al-quran surat

Ali Imran : 120 yang berbunyi:

bÎ) öNä3ó¡|¡øÿsC ×puZ|¡ym öNèd÷sÝ¡s? bÎ)ur öNä3ö7ÅÁè? ×pt¤ÍhŠy™ (#qãmt�øÿtƒ $ygÎ/ ( bÎ)ur (#rçŽÉ9óÁs? (#qà)Gs?ur Ÿw öNà2•ŽÛØtƒ öNèd߉ø‹x. $º«ø‹x© 3 ¨bÎ) ©!$# $yJÎ/ šcqè=yJ÷ètƒ

ÔÝŠÏtèC ÇÊËÉÈ   Artinya: “Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi

jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. jika kamu bersabar

dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan

kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang

mereka kerjakan. “(QS. Ali Imran : 120).5

5 http://www.islamcendekia.com/2014/12/pengertian-bisnis-dalam-ajaran-syariah-islam-dan-umum.h 03/10/2015 (20:38)

Page 15: Konsep bisnis islam

Dalam firman Allah tersebut mengandung pengertian bahwa bisnis dilakukan

dengan tidak mengesampingkan tujuan hakiki. Visi masa depan dalam berbisnis

merupakan etika pertama dan utamayang digariskan Al-Qur’an, sehingga

pelakunya tidak sekedar mencari keuntungann sementara yang akan segera habis,

tetapi selalu berorientasi pada masa depan.

Dengan pernyataan di atas dapat diketahui maksud dilakukannya bisnis secara

Islami, antara lain :

1.      Mencari ridho Allah ( mardlotillah )

Bisnis yang dilakukan dengan niat mendapat ridho Allah, memiliki manfaat

selain dalam hal ekonomi, tetapi juga non ekonomi dan non finansial dalam ikut

serta memecahkan permasalahan sosial masyarakat.

2.      Pleasure of Allah ( memperoleh kesenangan Allah )

Dengan meyakini bahwa bisnis yang dilakukan direstui dan mendapatkan

kesenangan dari-Nya, maka dapat diyakini pula kebenarannya sesuai aqidah Islam

dengan harapan bahwa bisnis yang dilakukan mendatangkan kebahagiaan dan

kesejahteraan dari Allah.

3.      Mercy from Allah ( mencari rahmat Allah )

Istilah rahmat diartikan sebagai karunia. Karunia dari Allah merupakan suatu

kondisi kehidupan yang sangat menentramkan dan menyenangkan bagi

perikehidupan muslim beriman serta menjadi dambaan oleh setiap manusia.

4.      Mencari dan memperoleh pahala dari Allah

Keuntungan materi dan ekonomi bukan satu-satunya tujuan yang menjadi

ujung tombak dalam meraih sukses. Tetapi lebih dari itu yang meliputi pahala

Allah di dunia dan akhirat merupakan keuntungan yang utama

5.      Berdimensi dunia dan akhirat

Bisnis yang dilakukan berkonotasi dengan persiapan kehidupan akhirat.

Artinya lahan untuk beramal dan beribadah di dunia ini dengan bisnis yang

dilakukan disadari sebagai lahan untuk bekal kehidupan akhirat.

6.      Bermanfaat dan dibutuhkan bagi kemaslahatan umat manusia

Page 16: Konsep bisnis islam

Segala aktivitas dan kiprah bisnis di masyarakat diharapkan eksistensinya

dibutuhkan masyarakat serta dapat memberikan kontribusi atas permasalahan

kemanusiaan.

7.      Mendatangkan berkah dan rezeki dari Allah bagi semua pihak

Bisnis dengan menjalin hubungan yang saling menguntungkan antar

masyarakat dan pelaku bisnis maka dipastikan bahwa masing-masing pihak akan

saling memberikan dukungan dan perlindungan yang dibutuhkan masing-masing

pihak. Dengan demikian dapat mendatangkan berkah dari Allah bagi semua pihak.

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam bisnis Islam, yaitu :

1.      Target hasil : profit materi dan benefit non materi

Tujuan perusahaan harus tidak hanya mencari profit setinggi-tingginya, tetapi

juga harus dapat memperoleh dan memberikan benefit nonmateri kepada internal

perusahaan dan eksternal (lingkungan), seperti terciptanya suasana persaudaraan,

kepedulian sosial dan sebagainya.

Benefit yang dimaksudkan tidaklah semata memberikan manfaatkebendaan,

tetapi juga dapat bersifat non materi.

2.      Pertumbuhan

Apabila profit materi dan non materi telah diraih sesuai target, perusahaahn

akan mengupayakan pertumbuhan terus-menerus dari setiap profitnya itu. Upaya

penumbuhan ini tentu dijalankan sesuai dengan aturan syariat.

3.      Keberlangsungan

Belum sempurna orientasi bisnis jika hanya berhenti pada pencapaian target

hasil dan pertumbuhan. Sehingga perlu diupayakan agar target yang telah dicapai

tersebut dijaga keberlangsungannya dalam kurun waktu lama.

4.      Keberkahan atau keridloan Allah

Faktor keberkahan merupakan puncak kebahagiaan hidup manusia muslim.

Bila ini tercapai, berarti telah terpenuhinya dua syarat diterimanya amal manusia,

yakni adanya elemen niat ikhlas dan cara yang sesuai dengan syariat. Karenanya,

para pengelola bisnis perlu mematok orientasi keberkahan yang dimaksud agar

Page 17: Konsep bisnis islam

pencapaian di atas senantiasa berada dalam koridor syariat yang menjamin

diraihnya keridhoan Allah SWT.6

E. Perbandingan Konsep Bisnis Islam dan Non-islam

Untuk sebuah ilustrasi kejelasan dalam penjelasan, ilustrasi dari konsep bisnis

islami akan dibandingkan dengan karakter bisnis non-islam secara umum. Ilustrasi

ini skematis dibawah ini menurut Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma

adalah sebagai berikut :

No Islami Ruang Lingkup Non Islam

1 Akidah islam Asas Sekularisme

2 Dunia akhirat Motivasi Dunia

3 Profit dan benefit

pertumbuhan dan

keberlangsungan

keberkahan

Orientasi Profit dan benefit

pertumbuhan dan

keberlangsungan

4 Bisnis adalah bagian dari

ibadah

Etos kerja Bisnis adalah kebutuhan

dunia

5 Konsekuensi keimanan

dan manifestasi

kemusliman

Sikap mental Maju dan produktif

konsekuensi aktualisasi

siri: konsumtif

6 Konsekuensi kewajiban

muslim

keahlian Konsekuensi dan reward

dan punishment system

7 Terpercaya dan

bertanggung jawab,

tujuan tidak

menghalalkan segala cara

Amanah Tergantung keingianan

individu (pemilik modal)

tujuan menghalalkan

segala cara

8 Halal Modal Halal-haram

9 Islami Ruang lingkup Non islam

10 Sesuai dengan akad kerja SDM Sesuai akad kerja atau

pemilik modal

6 http://thecitysasuke.blogspot.co.id/2013/03/konsep-dasar-dasar-bisnis-islam.html03/10/2015 (23:30)

Page 18: Konsep bisnis islam

11 Visi dan misi terkait erat

dengan misi pencipta

manusi di dunis

Manajemen

strategis

Visi dan misi terkait erat

dengan kepentingan

materi-duniawi

12 Jaminan halal pada input,

proses, dan output,

produktivitas islami

Manajemen

operasi

Tidak ada jaminan halal

pada input, proses dan

output, produktivitas

dalam koridor manfaat

13 Jamin halal pada input,

proses, dan output

keuangan

Manajemen

keuanagan

Tidak ada jaminan halal

pada input, proses, dan

output keungan

14 Selalu dalam koridor

jaminan halal

Manajemen

pemasaran

Strategi pemasaran

menghalalkan segala cara

15 Profesionalisme

berkepribadian islami,

SDM pengelola bisnis,

bertanggung jawab

kepada diri, majikan dan

Allah SWT.

Manajemen

SDM

Profesinalisme, SDM =

faktor produksi,

bertanggung jawab kepada

diri dan majikan.7

F.       Contoh Kegiatan Bisnis Islam

Dari hasil musyawarah (ijma’ internasional) para ahli ekonomi muslim

beserta para ahli fiqih di Mekah pada tahun 1973, dapat disimpulkan bahwa

konsep dasar hubungan ekonomi berdasarkan syari’ah islam dalam system

ekonomi islam ternyata dapat diterapkan dalam operasional lembaga keuangan

bank maupun lembaga keuangan bukan bank, sebagai bagian dari aktivitas bisnis.

Penerapan atas konsep tersebut terwujud dengan munculnya lembaga bisnis islam

di persada nusantara ini.

Sebagai contoh, misalnya selama sepuluh tahun sejak diundangkannya pada

lembaran Negara, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan Bagi

Hasil, yang direvisi dengan UU No.10 tahun 1998, bank Syariah dan lembaga

7Drs. Faisal Badroen, MBA, h.143-144

Page 19: Konsep bisnis islam

keuangan non-bank secara kuantitatif tumbuh dengan pesat. Pertumbuhan yang

pesat secara kuantitatif tanpa diikuti dengan peningkatan kualitas ternyata telah

menimbulkan dampak negative yang tidak kecil. Di sana-sini ada saja keluhan

tentang pelayanan yang tidak memuaskan dari lembaga keuangan syari’ah,

bahkan sudah mulai banyak Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah yang menghadapi

kesulitan.

Menghadapi kenyataan ini ada sebagian umat Islam yang mulai goyah

keyakinannya akan kebenaran konsep lembaga keuangan syari’ah. Namun syukur

Alhamdulillah, masih banyak umat islam yang tetap  percaya bahwa kesulitan-

kesulitan yang dihadapi lembaga keuangan syari’ah bukanlah kesalahan konsep,

tetapi semata-mata karena pada awalnya kurang istiqomah sehingga menimbulkan

salah urus dikemudian hari.

Mengelola bisnis islam memang harus berbeda dengan bisnis pada umumnya

(konvensional). Menyamakan begitu saja tentu akan menimbulkan kesulitan.

Namun dapat pula difahami bahwa sebagian besar pengelola bisnis syari’ah

“kemungkinan” berasal dari pelaku bisnis konvensional. Sebagian mereka sulit

untuk melepaskan tradisi bisnis konvensional yang sudah mendarah daging. Lebih

luas lagi, masyarakat kita memang sudah terbiasa dengan pelayanan bisnis

konvensional, karena bisnis konvensional sudah eksis di bumi Indonesia sejak

lama.

Bagaimana caranya untuk melepaskan belenggu semacam itu? Kehendak

untuk mensukseskan bisnis islam harus dimulai dari pemahaman kita secara

dalam tentang kemudharatan system bunga, falsafah bisnis islam, kemudian

tentang prinsip dasar operasional bisnis islam, dan dampaknya secara luas

terhadap kehidupan masyarakat dalam relevansinya dengan pembangunan

ekonomi.

Secara garis besar, hubungan ekonomi berdasarkan syari’ah islam tersebut

ditentukan oleh hubungan aqad yang terdiri dari lima konsep dasar aqad.

Bersumber dari kelima konsep dasar inilah dapat ditemukan produk-produk

lembaga keuangan bank syari’ah dan lembaga keungan bukan bank syari’ah untuk

dioperasionalkan. Kelima konsep tersebut adalah : prinsip simpanan, bagi hasil,

Page 20: Konsep bisnis islam

margin keuntungan, sewa, jasa. Namun jika dikaitkan dengan aktivitas bisnis,

maka konsep yang tepat adalah konsep prinsip simpanan, bagi hasil, margin

keuntungan dan sewa. Dengan penjelasan sebagai berikut :

1.      Prinsip Simpanan Murni (al-Wadi’ah)

Prinsip simpanan murni merupakan fasilitas yang diberikan oleh pihak yang

kelebihan dana untuk menitipkan dananya dalam bentuk al-Wadi’ah yad

Dhomanah. Fasilitas ini dapat dilakukan untuk tujuan investasi guna mendapatkan

keuntungan. Namun dalam pembagian keuntungannya dilakukan dengan pola

bonus.

2.      Bagi Hasil (Syirkah)

Sistem ini adalah suatu system yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha

antara penyedia dana dengan pengelola dana. Pembagian hasil usaha ini dapat

terjadi antara bank dengan penyimpanan dana, maupun antara bank dengan

nasabah penerima dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini adalah

mudharabah dan Musyarakah. Lebih jauh prinsip mudharabah dapat

dipergunakan sebagai dasar untuk pendanaan maupun pembiayaan, sedangkan

Musyarakah lebih banyak untuk pembiayaan.

3.      Prinsip Jual-Beli (at-Tijarah)

Prinsip ini merupakan suatu system yang menerapkan tata cara jual beli,

dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau

mengangkat nasabah sebagai agen bank melakukan pembelian barang atas nama

bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga

sejumlah harga beli ditambah keuntungan (margin).

4.      Prinsip Sewa (al-Ijarah)

Prinsip ini secara garis besar terbagi kepada dua jenis yakni;

Ijarah, sewa murni, seperti halnya penyewaan traktor dan alat-alat produk

lainnya (operating lease). Dalam teknis Perbankan, Bank dapat membeli dahulu

equipment yang dibutuhkan nasabah kemudian menyewakan dalam waktu dan

hanya yang telah disepakati kepada nasabah.

Page 21: Konsep bisnis islam

·        Bai al takjiri atau ijarah al muntahiyah bit tamlik merupakan

pengabungan sewa dan beli, dimana si penyewa mempunyai hak untuk memiliki

barang pada akhir masa sewa (financial lease).

Page 22: Konsep bisnis islam

Penutup

A. Kesimpulan

Konsep Bisnis Islam memiliki pedoman dalam mengarahkan umatnya untuk

melaksanakan amalan. Pedoman tersebut adalah Al-Qur’an dan Sunnah Nabi.

Sebagai sumber ajaran Islam, setidaknya dapat menawarkan nilai-nilai dasar atau

prinsip-prinsip umum yang penerapannya dalam bisnis disesuaikan dengan

perkembangan zaman dan mempertimbangkan dimensi ruang dan waktu.

B.     Saran

Dalam hal berbisnis selayaknya tidak hanya berorientasi pada

keuntungan duniawi, akan tetapi juga harus memperhatikan orientasi

akhirat. Jadi, dunia itu hanya sebagai lahan manusia untuk mencari

kebahagiaan akhirat.

Page 23: Konsep bisnis islam

Daftar Pustaka

Badroen Faisal, 2007, Etika Bisnis dalam Islam. Jakarta: KENCANA PRADA

MEDIA GROUP

Alma Buchari, 2009, Manajemen Bisnis Syari’ah. Bandung: ALFABETA, CV.

https://blogewin.files.wordpress.com/2011/.../konsep-bisnis-dalam-islam 03/10/2015 (19:30)

http://www.islamcendekia.com/2014/12/pengertian-bisnis-dalam-ajaran-syariah-islam-dan-umum.h 03/10/2015 (20:38)

http://www.islamcendekia.com/2014/12/pengertian-bisnis-dalam-ajaran-syariah-islam-dan-umum.h 03/10/2015 (20:38)