konsep asuhan keperawatan

32
A. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TRAUMA ABDOMEN 1. Pengkajian Dasar pemeriksaan fisik ‘head to toe’ harus dilakukan dengan singkat tetapi menyeluruh dari bagian kepala ke ujung kaki. Pengkajian data dasar menurut Brunner & Suddart (2001), adalah : a. Aktifitas / istirahat Data Subyektif : Pusing, sakit kepala,nyeri, mulas Data Obyektif : Perubahan kesadaran, masalah dalam keseimbangan cedera (trauma). b. Sirkulasi Data Obyektif : Kecepatan (bradipneu, takhipneu), pola napas (hipoventilasi, hiperventilasi, dll). c. Integritas ego Data Subyektif : Perubahan tingkah laku / kepribadian (tenang atau dramatis) Data Obyektif : Cemas, bingung, depresi. d. Eliminasi

Upload: alia-ladziina

Post on 03-Oct-2015

73 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Trauma Abdomen

TRANSCRIPT

A. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TRAUMA ABDOMEN1. Pengkajian Dasar pemeriksaan fisik head to toe harus dilakukan dengan singkat tetapi menyeluruh dari bagian kepala ke ujung kaki.Pengkajian data dasar menurut Brunner & Suddart (2001), adalah :a.Aktifitas / istirahatData Subyektif : Pusing, sakit kepala,nyeri, mulasData Obyektif : Perubahan kesadaran, masalah dalam keseimbangan cedera (trauma).b.SirkulasiData Obyektif : Kecepatan (bradipneu, takhipneu), pola napas (hipoventilasi,hiperventilasi, dll).c.Integritas egoData Subyektif : Perubahan tingkah laku / kepribadian (tenang atau dramatis)Data Obyektif : Cemas, bingung, depresi.d.EliminasiData Subyektif : Inkontinensia kandung kemih / usus atau mengalami gangguan fungsi.e.Makanan dan cairanData Subyektif : Mual, muntah, dan mengalami perubahan selera makan.Data Obyektif : Mengalami distensi abdomenf.NeurosensoriData Subyektif : Kehilangan kesadaran sementara,vertigoData Obyektif : Perubahan kesadaran bisa sampai koma, perubahan statusmental, kesulitan dalam menentukan posisi tubuhg.Nyeri dan kenyamananData Subyektif : Sakit pada abdomen dengan intensitas dan lokasi yang berbeda, biasanya lama.Data Obyektif : Wajah meringis, gelisah, merintih.h.PernafasanData Subyektif : Perubahan pola nafasi. KeamananData Subyektif : Trauma baru / trauma karena kecelakaan.Data Obyektif : Dislokasi gangguan kognitif, gangguan rentang gerak

2. Diagnosa Keperawatan a. Kerusakan pertukaran gasb. Nyeri berhubungan dengan adanya trauma abdomen atau luka penetrasi abdomen.c. Risiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan perifer, perubahan sirkulasi, kadar gula darah yang tinggi, prosedur invasif dan kerusakan kulit. infeksi tidak terjadi / terkontrol.d. Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan perdarahane. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhf. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan fisikg. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi dan perubahan status kesehatanh. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan cedera tusuk.

3. Rencana Keperawatan a. Kerusakan Pertukaran Gasb. Nyeri AkutDapat dihubungkan dengan : Faktor fisik; contoh kerusakan kulit/ jaringan (insisi/drein) Biologis : aktivitas proses penyakit (kanker/ trauma) Faktor psikologis, mis. Takut, ansietas.Kemungkinan dibuktikan oleh: Laporan nyeri, fkus pada diri sendiri. Perilaku berhati-hati/ distraksi, gelisah. Respon otonomik, mis. Perubahan tnda vital.Hasil yang diharapkan/ Kriteria evaluasi-pasien akan : Menyatakan nyeri hilang/ terkontrol. Menunjukan nyeri hilang, mampu tidur/ istirahat dengan tepat. Menunjukan penggunaan keterampilan relaksasi dan kenyamanan umum sesuai indikasi situasi individu.

TINDAKAN/ INTERVENSIRASIONAL

MandiriKaji nyeri, catat lokasi, karateristik, intesitas (skala 0-10)Membantu evaluasi derajat ketidaknyamanan dan keefektifan analgesic atau dapat menyatakan terjadinya komplikasi, mis. Karena nyeri abdominal biasanya secara bertahap pada hari ketoga-keempat pasca operasi, berlanjut atau meningkatnya nyeri menunjukan melambatnya penyembuhan atau iritasi kulit periostomal. Catatan: Nyeri pada areal anal sehubungan denan reseksi abdominal perineal yang dapat terjadi selama satu bulan.

Dorong pasien untuk menyatakan masalah. Mendengarkan dengan aktif pada masalah ini, dan memberikan dukungan dengan penerimaan, menginta pasien, dan memberikan informasi yang tepat.

Menurunkan ansietas/ takut dapat meningkatkan relaksasi/ kenyamanan.

Berikan tindakan kenyamanan mis., perawatan mulut, pijatan punggung, ubah posisi (penggunaan tindakan pendukung sesai kebutuhan). Yakinkan pasien bahwa perubahan posisi tidak akan mencederai stoma.

Mencegah pengeringan mukosa oral dan ketidaknyamanan. Menurunkan tegangan otot, meningkatkan relaksasi, dan dapat meningkatkan kemampuan koping.

Dorong penggunaan teknik relaksasi, mis. Bimbingan imajinasi, visualisasi. Berikan aktivitas senggang.Membantu pasien untuk istirahat lebih efektif dan memfokuskan kembali perhatian, sehingga menurunkan nyeri ndan ketidaknyamanan.

Bantu melakukan latihan rentang gerak dan dorong ambulasi dini. Hindari posisi duduk lama.Menurunkan kekuatan otot/sendi. Ambulasi menegembalikan organ ke posisi normal dan meningkatkan kembalinya fungsi ke tingkat normal. Catatan: Aadanya edema, tampon dan drein (bila reseksi perianal telah dilakukan) peningkatan ketidaknyamanan dan adanya rasa ingin defekasi. Ambulasi dan perubahan posisi sering menurunkan tekanan perianal.

Selidiki dan laporkan adanya kekuatan otot abdominal, kehati-hatian yang tak sengaja, dan nyeri tekan.

Diduga inflamasi peritoneal, yang memerlukan intervensi medic cepat.

KalaborasiBerikan obat sesuai indikasi, mis. Narkotik, analgesic, analgesi dikontrol pasien (ADP).

Menurunkan nyeri, meningkatkan kenyamanan, khususnya setelah perbaikan AP.

Berikan rendam dudukMenurunkan ketidaknyamanan lokal, menurunkan edema, dan meningkatkan penyembuhan luka perineal.

Lakukan/ pantau efek unit TENSPerangsangan kutaneus dapat digunakan untuk menghambat transmisi rangsanga nyeri.

c. Infeksi Resiko Tinggi Terhadap

Faktor resiko meliputi :

Kemungkinan dibuktikan oleh :

Hasil yang diharapkan / :kriteria evaluasi pasien akan

pertahanan primer tidak adekuat : jaaringan rusak atau trauma, penurunan kerja cilia, stasis cairan tubuh

tidak dapat diterapkan, tanda-tanda dan gejala yang ada membuat diagnose aktual

meningkatkan penyembuhan luka sesuai waktu bebas tanda proses infeksi local atau sistemik.

Tindakan / intervensiRasional

Mandiri Tekankan tehnik mencuci tangan dengan tepat.

Pertahankan tehnik aspetik pada penggantian balutan, prosedur invasive

Lihat insisi bedah / sisi invasive untuk eritema, drainase purulen.

Dorong perubahan posisi sering, napas dalam, batuk , penggunaan-penggunaan alat pernapasan seperti spirometer insentif.

Berikan petrawatan kateter rutin/ dorong perawatan perineal

Dorong pasien minum jus asam seperti buah krenberri

Observasi untuk melakukan nyeri tak normal (khususnya setelah hari ketiga pasca operasi), peningkatan suhu, peningkatan jumlah sel darah putih.

KolabosariBerikan anti microbial topikal / antibiotic sesuai indikasiBerikan antibiotic IV sesuai indikasi

Mencegah penyebaran bakteri, kontaminasi silang

Menurunkan resiko infeksi nosokomial

Deteksi dini terhadinya infeksi memberikan pencegahan komplikasi lebih serius

Meningkatkan mobilisasi secret, menurunkan resiko pneumonia

Mencegah naiknya infeksi kandung kemih

Mempertahankan keasaman urin untuk menghambat pertumbuhuan bakteri

Diduga kemungkinan terjadi peritonitis

Menurunkan kolonisasi bakteri / jamur pada kulit, mencegah infeksi luka.Program antibiotic profilaksis biasanya standar pada pasien ini untuk menurunkan resiko kontaminasi perioperasi dan atau peritonitis

d. Defisit Volume Cairan dan ElektrolitFaktor risiko: Kehilangan yang berlebihan melalui jalan normal,misalnya,muntah pra operasi dan diare. Kehilangan melalui jalan abnormal misalnya selang NG/usus,selang drainase luka perianal Keluaran ileostomiu dengan volume tinggi Pembatasan masukan secara medic. Gangguan absorpsi cairan misalnya,kehilangfan fungsi kolon. Status hipermetabolik misalnya,inflamasi proses penyembuhanKemungkinan dibuktikan oleh: ( Tidak dapat di terapkan;adanya tanda-tanda dan gejala- gejala membuat diagnosa aktual.)7Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi pasien akan: Mempertahankan hidrasiadekuat dengan bukti membran mukosa lembab, turgor kulit baik,dan pengisian kapiler baik,tanda vital stabil, dan secara individual mengeluarkan urine dengan tepat.

TINDAKAN/INTERVENSIRASIONAL

Mandiri Awasi masukan dan haluaran dengan cermat,ukur feses cair. Timbang berat badan tiap hariMemberikan indicator langsung keseimbangan cairan. Kehilangan cairan paling besar terjadi pada ileostomi,tetapi secara umum tidak lebih dari 500-800ml/hari.

Awasi tanda vital, catat hipotensi postural, takikardia. Evaluasi turgor kulit, pengisian kapiler, dan membrane mukosa

Menunjukkan status hidrasi/kemungkinan kebutuhan untuk peningkatan penggantian cairan.

Batasi masukanb es batu selama periode intubasi gaster.

Es batu dapat merangsang sekresi lambung dan mencuci elektrolit.

KolaborasiAwasi hasil laboratorium misalnya; Ht dan elektrolit.

Mendeteksi homeostasis atau ketidakseimbangan dan membantu menentukan kebutuhan penggantian.

Berikan cairan IV dan elektrolit sesuai indikasiDapat diperlukan untuk mempertahankan perfusi jaringan adekuat/fungsi organ.

e. Risiko Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh Factor risiko meliputi : pembatasan cairan dan makanan Kemungkinan dibuktikan oleh : [Tidak dapat diterapkan; adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnose actual] Hasil yang diharapkan/ Kriteria evaluasi-pasien akan: Mempertahankan berat badan stabil/menunjukkan kemajuan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal. Bebas dari tanda malnutrisi Menyatakan pemahaman perubahan fungsi Mengidentifikasi intervensi/perilaku yang perlu untuk mempertahankan berat badan tepatTindakan/intervensiRasional

MandiriMempertahankan potensi selang NG, jangan mengembalikan posisi selang bila terjadi perubahan posisiMemberikan istirahat pada traktus GI selama fase pascaoperasi akut sampai kembali berfungsi normal. Catatan: Meskipun distensi gaster dapat menyebabkan stress pada jahitan/kemungkinan rupture punting (Billiroth II), selang perlu dikembalikan ke posisi oleh dokter untuk mencegah cedera pada area operasi.

Catat karakter dan jumlah drainaseAkan berdarah pada 12 jam pertama dan kemudian harus jernih/kembali hijau. Perdarahan lanjur/berulang diduga ada komplikasi. Penurunan pada keluaran mungkin menunjukkan kemajuan cairan melalui traktus GI, diduga telah kembali berfungsi

Peringatkan pasien untuk membatasi makan batu esPemasukan es berlebihan menimbulkan mual dan dapat mencuci keluar elektrolit melalui selang NG

Berikan perawatan oral teratur, sering, termasuk minyak untuk bibirMencegah ketidaknyamanan karena mulut kering dan bibir pecah yang disebabkan oleh pembatasan cairan dan selang NG

Auskultasi bunyi usus dan catat pasase flatusPeristaltik dapat diharapkan kembali kurang lebih hari pascaoperasi ke-3, menunjukkan kesiapan untuk memulai masukan per oral

Awasi toleransi terhadap masukan cairan dan makanan, catat distensi abdomen, laporkan peningkatan nyeri/kram, mual/muntahKomplikasi paralitik ileus, obstruksi, pengosongan lambung lambat, dan dilatasi gaster dapat terjadi, kemungkinan memerlukan masukan ulang selang NG

Hindari susu (makanan tinggi karbohidrat) pada dietDapat memacu sindrom dumping (rujuk DK:kurang pengetahuan [Kebutuhan belajar], hal, 465)

Catat berat badan saat masuk dan bandingkan dengan saat berikutnyaMemberikan informasi tentang keadekuatan masukan diet/penentuan kebutuhan nutrisi

KolaborasiBerikan cairan IV, hiperalimentasi dan lemak sesuai indikasiMemenuhi kebutuhan cairan/nutrisi smapai masukan oral dapat dimulai

Awasi pemeriksaan laboratorium, mis, Hb/Ht dan elektrolitIndicator kebutuhan cairan/nutrisi dan keefektifan terapi dan terjadinya komplikasi

Kemajuan toleransi diet, kemajuan dari cairan jernih sampai diet halus dengna makan jumlah kecilBiasanya selang NG diklem untuk periode waktu tertentu bila peristaltic kembali, untuk menentukan toleransi. Setelah selang NG dilepas, pemasukan ditingkatkan secara bertahap untuk mencegah iritasi gaster/distensi

Berikan obat sesuai indikasi Antikolinergik, contoh atropine, propantelin bromide (ProBanthine) Tambahan vitamin yang dapat larut dalam lemak, termasuk B12, kalsium

Sediaaan besi Mengontrol sindrom dumping, meningkatkan pencernaan dan absorbs nutrient

Pengangkatan lambung mencegah absorbs B12 (sehubungan dengan kehilangan factor instrinsik) dan dapatmenimbulkan anemia pernisiosa. Selain itu pengosongan cepat lambung menurunkan absorbs kalsium Memperbaiki/mencegah anemia defisiensi besi

f. Gangguan Mobilitas FisikDapat dihubungkan dengan :

Kemungkinan dibuktikan oleh :

Hasil yang diharapkan / criteria evaluasi pasien akan

Gangguan neuromuscular, tidak toleran terhadap panas atau dingin , penurunan kekuatan, kelelahanpenurunan persepsi atau kognitifnyeri atau merasa tidak nyamankurang nutrisi (kurus)gangguan tidur, depresiefek samping obat

pernyataan keprihatinan tentang kemampuan unutkl menampilkan aktivitas yang diharapkan.Ataksia, paralisis, kehilangan sensasi pada tangan atau kaki. Gangguan koordinasai. Status tidak dalam keadaan yang baik, penurunan kekuatan atau control otot

Mampu mengidentifikasi faktor-faktor resiko dan kekuatan individu yang mempengaruhi toleransi terhadap aktivitas.Mampu mengidentifikasi bebrapa alternative untuk membantu mempertahankan tingkat aktivitas saat sekarangBerpartisipasi dalam program rehabilitasi untuk meningkatkan kemampuan untuk beraktifitas.Mampumendemonstrasikan tehnik atau tingkah laku yang dapat memp[ertahankan atau meneruskan aktivitas.

Tindakan / IntervensiRasional

MandiriTentukan tingkat aktivitas sekarang / keadaan fisik pasien. Kaji derajat gangguan fungis dengan menggunakan skala 0 4

Catat dan terima keadaan kelemahan (kelelahan) yang ada.

Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan untuk aktif, seperti temperature yang sangat tinggi, kemaasukan makanan yang tidak adekuat, insomnia, penggunaan obat-obat tertentu.

Anjurkan pasien untuk melakukan perawatan diri sendiri sesuai dengan kemampuan maksimal yang dimiliki pasien. Jangan memaksa pasien untuk melakukannya

Terima keadaan pasien yang tidak mampu untuk melakukan aktivitas tertentu.

Evaluasi kemampuan untuk melakukan mobilisasi secara aman. Berikan alat bantu jalan, seperti tongkat, brace, walker, kursi roda, kaji kembali keamanan dari alat yang digunakan tersebut.

Buat rencana perawatan dengan periode istirahat konsisten diantara aktivitas.

Lakukan perubahan posisi secara teratur ketika pasien tirah baring (imobilisai) ditempat tidur ataub dikursi. Anjurkan untuk tidur dalam posisi tengkurap sesuai dengan kebutuhan.

Berikan masase dan rentan Gerang aktif dan pasif pada jadwal yang teratur. Anjurkan untuk menggunakan bidai / papan kaki sesuai dengan kebutuhan.

Anjurkan untuk melakukan latihan merengangkan dan penggunaan kompres dingin, bidai sesuai dengan kebutuhan

Kolaborasi Konsultasikan dengan ahli terapi fisik / terapi kerja

Rekomendasikan kelompok-kelompok yang melibatkannya dalam latihan / kebugaran dan / kelompok SM

Berikan pengobatan sesuai dengan kebutuhan: Dantrolen (Dantium)

Diazepam (valium) : bakloven (rioresal)

Steroid, seperti prednisone (deltason) : deksametason (dekadron), hormone hipofisis (ACTH)

Vitamin B

Imunosupresan, seperti siklofosfamid (Cytoksin)

Bantu dengan terapi alternative, seperti oksigen hiperbarik.Memberika informasi untuk mengembangkan rencana perawatan bagi program rehabilitasi. Catatan : tanda-tanda motorik lebih kecil kemungkinannya untuk meningkta daripada tanda-tanda sensorik.

Penelitian mengindikasikan bahwa kelelahan yang dialami oleh pasien SM dapat disebabkan oleh pemakaian energy yang minimal, lebih sering dan berat daripada kelelahan normal , memiliki kemampuan AKS yang tidak sesuai, memiliki waktu penyembuuhan yang lebih lambat dan mungkin memiliki hubungan tidak langsung antara kelelahan berat dan status neurologi

Memberikan kesempatan untuk memecahkan masalah untuk emmpertahanakan / meningkatkan mobilitas

Meningkatkan kemandirian danrasa control diri, dapat menurunkan perasaan tidak berdaya. (rujuk pada DK) : kurang perawatan diri

Kemampuan bervariasi dari kejadian-kejadian lain. Penerimaan tanpa menghakimi dari evaluasi pasien hari demi hari bervariasi dalam kemampuan memberika kesempatan untuk meningkatkan kemandirian sambil memberikan dukungan sesuai dengan kebutuhan.

Latihan berjaland apat meingkatkan keamanan dan keefektifan pasien unutk berjalan. Alat bantu gerak dapat menurunkan kelemahan, meingkatkan kemandirian dan rasa nyaman dan keamanan dengan cukup baik, tetapi individu mungkinmengalami penurunan kemampuan untuk emmutuskan dalam waktu yang cukup panjang mengenai kemampuan untuk melakukan secara aman aktivitas tersebut.

Menurunkan kelelahan, kelemahan otot yang berlebihan.

Menurunkan tekanan terus menerus pada daerah yang sama, mencegah keusakan kulit.Meminimalkan spasme fleksor lutut dan pinggul

Mencegah masalah yang berhubungan dengan penurunan fungsi otot. Membantu mempertahankan tonus / kekuatan otot dan mobilisasi sendi dan menurunkan resiko hilangnya kalsium dari tulang.

Membantu menurunkan spastisitas

Bermanfaat dalam mengembangkan program latihan individual dan mengidentifikasi kebutuhan alat untuk menghilangkan spasme otot, meningkatkan fungsi motorik, mencegah atau meurunkan atropi dan kontraktur untuk mengatasi daerah yang mengalami penurunan fungsi (kognitif, kinestik) dan terapi (ekspresi) untuk meningkatkan harga diri.

Membantu pasien tetap termotivasi pada bagian yang masih aktif dalam keterbatasan kemampuan atau keadaanya. Kelompok aktivitas ini perlu diseleksi untuk memenuhi kebutuhan dan mencegah kecemasan pasien.

Relaksan otot dapat digunakan untuk meurunkan spastisitas : meingkatkan mobilisasi dan mempertahankan aktivitas. Catatan : efek sebaliknya adalah meningkatkan kelemahan otot, hilangnya tonus otot.

Menurunkan spastisitas dengan penghambatan refleks spinal. Catatan : biasanya digunakan dengan hati-hati karena dapat menimbulkan kelemahan secara umum yang selanjutnya dapat menurunkan mobilitas

Mungkin digunakan selama eksaserbasi akut untuk mencegah edema pada flak sklerotik :tetapi terapi dalam waktu yang lama memperlihatkan efek yang kecil pada perkembangan gejala.

Menyokong replikasi sel saraf dan meingkatkan fungsi metabolism

Dapat dicoba dalam upaya untuk menurunkan berkembangnya penyakit, meingkatkan regenerasi sel

Berdasarkan ekperimen digunakan (pada fase awal) untuk meningkatkan remielinisasi, walaupun hasilnya sekarang belum meningkat.

g. AnsietasDapat dihubungkan dengan : Faktor psikologis/ rangsang simpatis (proses inflamasi) Ancaman konsep diri (dirasakan/ actual) Ancaman terhadap/ perubahan status kesehatan, status sosio ekonomis, fungsi peran, pola interaksi.Kemungkinan dibuktikan oleh : Eksaserbasi penyakit tahap akut. Peningkatan tegangan distress, ketakutan. Menunjukan masalah tentang perubahan hidup. Perhatian pada diri sendiri.Hasil yang diharapkan/ kriteria evaluasi pasien akan : Menunjukan rileks dan melaporkan penurunan ansietas sampe tingkat dapat ditangani. Menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat menerimanya.

INTERVENSI/ TINDAKANRASIONAL

MandiriCatat petunjuk perilaku, misalnya gelisah, peka rangsang, menolak, kurang kontak mata, perilaku menarik perhatian.Indikator derajat ansietas/ stress misalnya pasien dapat merasa tidak terktrol di rumah, kerja, masalah pribadi. Stres terjadi sebagai akobat gejala fisik, kondisi juga reaksi lain.

Dorong menyatakan perasaan. Berikan Umpan balik.Membuat hubungan terapiutik. Membantu pasien/ orang terdekat dalam mengidentifikasi masalah yang maenyebabkan stress. Pasien yang mengalami ketidakmampuan dapat ragu-ragu dalam meminta bantuan staf.

Akui bahwa ansietas dan masalah mirip dengan yang diekspresikan orang lain. Tingkatkan perhatian mendengar pasien.Validasi bahwa perasaan normal dapat membantu menurunkan stress/ isolasi dan meyakini bahwa saya satu-satunya

Berikan informasi yang akurat dan nyata tentang apa yang dilakukan misalnya tirah baring, pembatasan masukan peroral, dan prosedur.Keterlibatann pasien dalam perencanaan perawatan memberikan rasa kontrol dan membantu menurunkan ansietas.

Berikan lingkungan yang tenang dan istirahat.Memindahkan pasien dari stress luar meningkatkan relaksasi; membantu menurunkan ansietas.

h. Gangguan Integritas KulitDapat dihubungkan dengan : Trauma bedah. Penurunan vaskularisasi,gangguan sirkulasi Gangguan status nutrisi;kegemukan

Kenungkinan dibuktikan oleh; kerusakan permukaan kulit;gangguan penyembuhan

Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi pasien akan: Menunjukkan penyembuhan luka sesuai waktu tanpa komplikasi. Menunjukkan prilaku untuk menurunkan tegangan jahitan

TINDAKAN/INTERVENSIRASIONAL

MandiriSokong insisi bila mengubah posisi,batuk,nafas dalam,dan ambulasi.Menurunkan kemungkinan dehisens dan hernia insisi lanjut.

Observasi insisi secara periodic,catat penyambungan tepi luka,pembentukan hematoma dan penyembuhan,perdarahan/drainase

Mempengaruhi pilihan intervensi

Berikan perawatan insisi rutin,hati-hati untuk mempertahankan balutan kering dan steril,kaji potensi pasien.

Meningkatkan penyembuhan. Akumulasi drainase seroanguinosa pada lapisan subcutan meningkatkan tegangan jahitan, dapat memperlambatpenyembuhan luka , dan memberikan medium pertumbuhan bakteri.

Dorong perubahan posisi sering,lihat titik tekanan dan pijat sesuai indikasi,berikan penahanan kulit transparan pada siku/tumitMenurunkan tekanan pada kulit,meningkatkan sirkulasi perifer dan menurunkan risiko kerusakan kulit.penahanan kulit menurunkan risiko cedera robekan.

Berikan perawatan kulit;berikan perhatian khusus pada lipatan kulit.

Kelembaban atau ekskoriasi meningkatkan pertumbuhan bakteri yang menimbulkan infeksi pascaoperasi.

Berikan kasur busa/udara atau terapi kinetik sesuai indikasi.Menurunkan tekanan kulit dan meningkatkan sirkulasi.

4. PelaksanaanPelaksaan dilaksanaan sesuai dengan intervensi.5. EvaluasiEvaluasi disesuaikan dengan tujuan dan criteria hasil yang telah dibuat dalam rencana keperawatan