konsep analisis faktor

Upload: jc

Post on 02-Nov-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KONSEP ANALISIS FAKTOR

TRANSCRIPT

KONSEP ANALISIS FAKTOR

Analisis faktor adalah salah satu teknik statistika yang dapat digunakan untuk memberiikan deskripsi yang relatif sederhana melalui reduksi jumlah peubah yang disebut faktor. Analisis faktor adalah prosedur untuk mengidentifikasi item atau variabel berdasarkan kemiripannya. Kemiripan tersebut ditunjukkan dengan nilai korelasi yang tinggi. Item-item yang memiliki korelasi yang tinggi akan membentuk satu kerumunan faktor.Prinsip dasar dalam analisis faktor adalah menyederhanakan deskripsi tentang data dengan mengurangi jumlah variabel/ dimensi.

Analisis faktor memungkinkan peneliti untuk:1. Menguji ketepatan model (goodness of fit test) faktor yang terbentuk dari item-item alat ukur.2. Menguji kesetaraan unit pengukuran antar item,3. Menguji reliabilitas item-item pada tiap faktor yang diukur,4. Menguji adanya invarian item pada populasi.

Analisis 1: 1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara (X1) dengan (X2) secara bersama-sama terhadap (Y)? Hipotesis dan Pengambilan Keputusan Hipotesis 1. H0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Motivasi Kerja dengan Pelayanan Mahasiswa pada biro akademik kemahasiswaan H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara Motivasi Kerja dengan Pelayanan Mahasiswa pada biro akademik kemahasiswaan Hipotesis 2. H0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Kemampuan Pegawai dengan Pelayanan Mahasiswa pada biro akademik kemahasiswaan H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara Kemampuan Pegawai dengan Pelayanan Mahasiswa pada biro akademik kemahasiswaan Dasar Pengambilan Keputusan 1 Dengan melihat angka probabilitas, dengan aturan : Probabilitas Sig. > 0.05, maka H0 diterima. Berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Motivasi Kerja dengan Pelayanan Mahasiswa pada biro akademik kemahasiswaan Probabilitas Sig. < 0.05, maka H0 ditolak. Berarti terdapat hubungan yang signifikan antara Motivasi Kerja dengan Pelayanan Mahasiswa pada biro akademik kemahasiswaan Dasar Pengambilan Keputusan 1 Dengan melihat angka probabilitas, dengan aturan : Probabilitas Sig. > 0.05, maka H0 diterima. Berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Kemampuan Pegawai dengan Pelayanan Mahasiswa pada biro akademik kemahasiswaan Probabilitas Sig. < 0.05, maka H0 ditolak. Berarti terdapat hubungan yang signifikan antara Kemampuan Pegawai dengan Pelayanan Mahasiswa pada biro akademik kemahasiswaan Hasil Uji Outputdan Analisis Correlations Motivasi Kerja Kemampuan Pegawai Pelayanan Mahasiswa Motivasi Kerja Pearson Correlation 1 .617** .549** Sig. (2-tailed) .000 .000 N 64 64 64 Kemampuan Pegawai Pearson Correlation .617** 1 .571** Sig. (2-tailed) .000 .000 N 64 64 64 Pelayanan Mahasiswa Pearson Correlation .549** .571** 1 Sig. (2-tailed) .000 .000 N 64 64 64 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Angka korelasi antara Motivasi Kerja dengan Pelayanan Mahasiswa di dapat 0.549 dengan signifikansi Sig. = 0.000 < 0.05, maka H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan korelasi 0,549 signifikan. Peningkatan Motivasi Kerja Pegawai sudah tentu akan meningkatkan Pelayanan terhadap Mahasiswa. Angka korelasi antara Kemampuan Pegawai dengan Pelayanan Mahasiswa di dapat 0.571 dengan signifikansi Sig. = 0.000 < 0.05, maka H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan korelasi 0,571 signifikan. Peningkatan Motivasi Kerja Pegawai sudah tentu akan meningkatkan Pelayanan terhadap Mahasiswa. Analisis 2: 1. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara (X1) dengan (X2) secara bersama-sama terhadap (Y)? Hipotesis dan Pengambilan Keputusan Hipotesis. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Motivasi Kerja, Kemampuan Pegawai dengan Pelayanan Mahasiswa pada biro akademik kemahasiswaan H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Motivasi Kerja, Kemampuan Pegawai dengan Pelayanan Mahasiswa pada biro akademik kemahasiswaan Dasar Pengambilan Keputusan 1 Dengan melihat angka probabilitas, dengan aturan : Probabilitas Sig. > 0.05, maka H0 diterima. Berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara c pada biro akademik kemahasiswaan Universitas Pattimura Ambon. Probabilitas Sig. < 0.05, maka H0 ditolak. Berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara Motivasi Kerja, Kemampuan Pegawai dengan Pelayanan Mahasiswa pada biro akademik kemahasiswaan Hasil Uji Outputdan Analisis Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .624a .389 .369 7.93843 1.463 a. Predictors: (Constant), Kemampuan Pegawai, Motivasi Kerja b. Dependent Variable: Pelayanan Mahasiswa Penjelasaan Model Summary Dari hasil perhitungan SPSS diperoleh R = 0.624, dengan R2 = 0.389. Nilai R merupakan hubungan antara Motivasi Kerja dan Kemampuan Pegawai dengan Pelayanan Mahasiswa. Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar kualitas model regresi linier berganda yang terbentuk, perhatikan nilai koefisien determinasi (R square) = 0.369. Nilai tersebut menunjukkan informasi bahwa 37% nilai dari besarnya Pelayanan Mahasiswa telah dapat dijelaskan oleh data Motivasi Kerja dan Kemampuan Pegawai. Sedangkan sisanya 63% informasi mengenai besarnya Pelayanan Mahasiswa belum dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas tersebut. Pendeteksian Autokorelasi Dari table Summary terdapat nilai untuk Durbin-Watson = 1.463. Penggunaan nilai ini bertujuan untuk menguji apakah ada atau tidak autokorelasi. Dasar pengambilan keputusannya : Jika nilai Durbin-Watson berada pada rentang -2 Durbin-Watson 2, maka tidak terjadi autokorelasi. Sedangkan jika tidak pada rentang tersebut terjadi autokorelasi. Karna pada kasus ini dihasilkan nilai 1.463 yang berada pada rentang -2 n 2, maka antara variable Motivasi Pegawai dan Kemampuan Pegawai tidak terjadi autokorelasi. Penjelasan ANOVA ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 2445.846 2 1222.923 19.406 .000b Residual 3844.139 61 63.019 Total 6289.984 63 a. Dependent Variable: Pelayanan Mahasiswa b. Predictors: (Constant), Kemampuan Pegawai, Motivasi Kerja Untuk melihat signifikansi koefisien determinasi kita dapat melihat nilai Fhitung dan nilai Sig. atau dengan membandingkan nilai Ftabel. Dari tabel ANOVA diperoleh nilai Fhitung sebesar 19,406 dengan nilai Sig. sebesar 0,000. Sedangkan nilai Ftabel diperoleh pada table F dengan v1=2 dan v2=61, yaitu sebesar 3,15. Dari kondisi tersebut terlihat bahwa nilai Fhitung > Ftabel dan nilai Sig. < dari nilai (0.05), maka kesimpulan yang bisa diambil adalah menolak H0 yang berarti koefisien determinasi adalah signifikan secara statistik serta menunjukkan persamaan regresi berganda yang dihasilkan dapat digunakan untuk memprediksi Pelayanan Mahasiswa. Penjelasan Coefficient Model Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. 95.0% Confidence Interval for B Collinearity Statistics B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound Tolerance VIF 1 (Constant) 26.802 5.499 4.874 .000 15.805 37.799 Motivasi Kerja .297 .119 .318 2.503 .015 .060 .534 .619 1.615 Kemampuan Pegawai .225 .076 .375 2.945 .005 .072 .378 .619 1.615 a. Dependent Variable: Pelayanan Mahasiswa Dari nilai persamaan yang dihasilkan oleh regresi diperoleh persamaan sebagai berikut : Pelayanan Mahasiswa = 26,802 + 0,297 Motivasi Kerja + 0,225 Kemampuan Pegawai Nilai konstanta sebesar 26,802 menyatakan jika tidak ada kedua variabel bebas, maka Pelayanan Mahasiswa sebesar 26,802. Nilai koofisien sebesar koefisien 0,297 menunjukkan bahwa meningkatnya Motivasi Kerja sebesar 1 akan meningkatkan Pelayanan terhadap Mahasiswa sebesar 0,297. Nilai koofisien sebesar koefisien 0,225 menunjukkan bahwa meningkatnya Kemampuan Pegawai sebesar 1 akan meningkatkan Pelayanan terhadap Mahasiswa sebesar 0,225. Nilai uji t menunjukkan tingkat signifikansi konstanta dan variable independent. Signifikansi variable konstanta; sig. = 0.000 < 0.05 ini menunjukkan bahwa konstanta mempengaruhi secara signifikan dalam regresi ganda. Signifikansi variable Motivasi Kerja; sig. = 0.015 < 0.05 ini menunjukkan bahwa Motivasi Kerja mempengaruhi secara signifikan dalam regresi ganda. Signifikansi variable Kemampuan Pegawai; sig. = 0.05 0.05 ini menunjukkan bahwa Kemampuan Pegawai cukup mempengaruhi secara signifikan dalam regresi ganda. Deteksi Adanya Multikolinearitas Pedoman model regresi yang bebas miltikolinearitas adalah dengan melihat besaran di collinearity statistics : Mempunyai nilai VIF yang mendekati 1 Mempunyai nilai Tolerance yang mendekati 1 Dari table hasil uji Coeficients Model terlihat bahwa nilai VIF dan Tolerance adalah disekitar angka 1 sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi merupakan persamaan regresi yang baik. KESIMPULAN : Angka korelasi antara Kemampuan Pegawai dengan Pelayanan Mahasiswa di dapat 0.571 dengan signifikansi Sig. = 0.000 < 0.05, maka H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan korelasi 0,571 signifikan. Peningkatan Motivasi Kerja Pegawai sudah tentu akan meningkatkan Pelayanan terhadap Mahasiswa.D Dari tabel ANOVA diperoleh nilai Fhitung sebesar 19,406 dengan nilai Sig. sebesar 0,000. Sedangkan nilai Ftabel diperoleh pada table F dengan v1=2 dan v2=61, yaitu sebesar 3,15. Dari kondisi tersebut terlihat bahwa nilai Fhitung > Ftabel dan nilai Sig. < dari nilai (0.05), maka H0 ditolak yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara Motivasi Kerja, Kemampuan Pegawai dengan Pelayanan Mahasiswa pada biro akademik kemahasiswaan Posted by Ian Manoppo at 7:31 PM Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest Labels: Hubungan, Motivasi 8 comments: alex wibowoFebruary 25, 2013 at 6:31 AM makasih, sangat membantu. boleh copy ya.. Reply Replies Ian ManoppoFebruary 25, 2013 at 4:43 PM Silahkan bung Alex. Semoga membantu. Reply nova dwi hanumJune 13, 2013 at 6:45 PM makasi sekali om.... saya copy dan print yag :) Reply Replies Ian ManoppoJune 14, 2013 at 6:33 AM Semoga membantu ya. Reply yosua pranataJuly 2, 2013 at 8:43 AM Thankyou so much pak buat ilmu nya.. GBU Reply Ian ManoppoJuly 3, 2013 at 6:36 AM masama. :) Reply Wisnu WijayantoNovember 3, 2013 at 12:46 AM Min, pengen tahu sumber "Jika nilai Durbin-Watson berada pada rentang -2 Durbin-Watson 2, maka tidak terjadi autokorelasi. Sedangkan jika tidak pada rentang tersebut terjadi autokorelasi."....kalo dibandingin dengan nilai Dl dan Du gimana ya? Reply aswandiApril 2, 2014 at 3:58 PM thank you bro..izin copy ya.. Reply Load more... Newer Post Older Post Home Subscribe to: Post Comments (Atom) Welcome ! Search