konsentrasi logam timbal (pb) di sedimen dan … · penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu...

68
KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN PERAKARAN MANGROVE PADA TINGKAT KEPADATAN MANGROVE YANG BERBEDA DI DUSUN AMPALLAS, KABUPATEN MAMUJU, SULAWESI BARAT SKRIPSI Oleh: HIKMAH ANTARINI DARPI DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Upload: hoangkhue

Post on 07-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

i

KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN

PERAKARAN MANGROVE PADA TINGKAT KEPADATAN

MANGROVE YANG BERBEDA DI DUSUN AMPALLAS,

KABUPATEN MAMUJU, SULAWESI BARAT

SKRIPSI

Oleh:

HIKMAH ANTARINI DARPI

DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 2: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

ii

ABSTRAK

HIKMAH ANTARINI DARPI. L11112279. Konsentrasi Logam Timbal (Pb) Di Sedimen dan Perakaran Mangrove Pada Tingkat Kepadatan Mangrove Yang Berbeda Di Dusun Ampallas, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Dibimbing oleh AKBAR TAHIR dan ANDI IQBAL BURHANUDDIN.

Semakin bertambahnya aktifitas manusia dari waktu ke waktu menyebabkan terjadinya peningkatan polusi yang dapat berimbas buruk bagi kehidupan ekosistem perairan seperti ekosistem mangrove. Logam berat timbal (Pb) merupakan salah satu dari banyak jenis polutan yang berasal dari aktifitas manusia. Sedimen merupakan tempat akhir polutan berada di perairan. Sedimen memiliki kemampuan dalam mengontrol keberadaan logam di lingkungan perairan sehingga dapat mengurangi efek toksisitas logam terhadap biota seperti mangrove. Karakteristik sedimen seperti sifat fisik dan kimianya diduga menjadi faktor penting dalam mengikat logam-logam yang berada di perairan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara kandungan logam timbal (Pb) yang diserap oleh akar dan sedimen dengan kepadatan vegetasi mangrove serta kaitannya dengan parameter fisika kimia sedimen seperti ukuran butir sedimen, Eh, pH, dan BOT

Metodologi penelitian ini meliputi tahap persiapan, penentuan lokasi, pengukuran kerapatan mangrove dan pengambilan sampel, preparasi sampel akar mangrove dan sedimen, analisis karakter sedimen, Analisis bahan organik total (BOT), pengukuran parameter lingkungan (Eh dan pH), serta pengukuran konsentrasi total logam timbal (Pb) di sedimen dan perakaran mangrove.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata konsentrasi logam Pb pada sedimen di semua stasiun khususnya pada stasiun dengan densitas mangrove jarang. Sedangkan rata-rata Pb pada bagian perakaran mangrove genus Rhizopora tidak menunjukkan adanya perbedaan. Terdapat korelasi positif antara kepadatan mangrove dengan konsentrasi logam Pb di perakaran mangrove, sedangkan parameter pH berkorelasi negatif dengan konsentrasi logam Pb di perakaran mangrove.

Kata Kunci : Logam, sedimen, mangrove Rhizophora sp., dusun Ampallas, Kabupaten Mamuju , kerapatan mangrove, Timbal (Pb).

Page 3: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

iii

KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN

PERAKARAN MANGROVE PADA TINGKAT KEPADATAN

MANGROVE YANG BERBEDA DI DUSUN AMPALLAS,

KABUPATEN MAMUJU, SULAWESI BARAT

Oleh :

HIKMAH ANTARINI DARPI

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Ilmu Kelautan

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2017

Page 4: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

iv

Page 5: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

v

RIWAYAT HIDUP

Hikmah Antarini Darpi , lahir pada tanggal 28

September 1993 di Ujung pandang. Anak kedua dari 4

bersaudara, Putri pasangan Ayahanda Darpi dan

Ibunda Rosleni Rachim. Pada tahun 1999 penulis

mengawali pendidikan formalnya di TK Kuncup

Beringin Poasia Kendari, lalu melanjutkan ke Sekolah

Dasar di SD Neg. 8 Poasia Kendari dan selesai pada

tahun 2005. Setelah itu melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di

SMP Neg. 5 Kendari kemudian penulis melanjutkan Sekolah Menengah Atas di

SMK Neg. 4 Makassar pada tahun 2008 dan selesai pada tahun 2011. Penulis

diterima sebagai Mahasiswa di Universitas Hasanuddin Makassar, Fakultas Ilmu

Kelautan dan Perikanan, Jurusan Ilmu Kelautan pada tahun 2012 melalui Jalur

SNMPTN tertulis.

Selama menjadi Mahasiswa, penulis pernah menjadi assisten pada

beberapa praktikum matakuliah diantaranya Avertebrata Laut, Botani Laut,

Ekologi Laut, Mikrobiologi Laut, dan Pencemaran Laut. Dibidang Keorganisasian,

penulis pernah menjadi Anggota Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan periode

2012-2014.

Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang

LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulawesi

Selatan, serta melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Reguler angk. 90 di Kec. Bissapu, Kab.

Bantaeng. Dan melakukan penelitian skripsi dengan judul “Konsentrasi Logam Timbal

(Pb) di Sedimen dan Perakaran Mangrove Pada Tingkat Kepadatan Mangrove

yang Berbeda Di Dusun Ampallas, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat” pada

tahun 2016.

Page 6: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbil Alamin. Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah

SWT, karena atas berkah dan limpahan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Konsentrasi Logam Timbal (Pb) di Sedimen

dan Perakaran Mangrove Pada Tingkat Kepadatan Mangrove yang Berbeda Di

Dusun Ampallas, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat” sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana dari program studi Ilmu Kelautan.

Proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai kesulitan, dan hambatan

mulai dari pengumpulan literatur, pengerjaan di lapangan, pengerjaan sampel sampai

pada pengolahan data maupun proses penulisan. Namun dengan penuh semangat dan

kerja keras serta ketekunan sebagai mahasiswa, Alhamdulillah akhirnya skripsi ini dapat

terselesaikan. Hal tersebut tidak terlepas dari berbagai pihak yang telah membantu,

memberi kritik dan saran yang sangat bermanfaat dalam pembuatan dan penyusunan

skripsi ini.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-

banyaknya kepada :

1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Darpi dan Ibunda Rosleni Rachim yang telah

mencurahkan seluruh kasih dan sayangnya dengan sepenuh hati mendoakan dan memberi

motivasi, semangat, nasehat dan dukungan yang tiada henti, serta pengorbanan yang luar

biasa, yang sampai kapanpun tak dapat terbalaskan. Semoga Allah SWT senantiasa

menyertaimu Ayah dan Ibu.

2. Kakak Tercinta Devi Mariltha Darpi yang selalu memberikan dukungan dan semangat.

Serta Adikku LD. Muh. Sufi Darpi dan WD. Siti Rahmawati Darpi.

3. Bapak Prof. Dr. Ir Jamaluddin Jompa, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kelautan dan

Perikanan Universitas Hasanuddin beserta seluruh stafnya.

Page 7: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

vii

4. Bapak Dr. Mahatma Lanuru, ST, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Kelautan UNHAS

beserta seluruh stafnya.

5. Bapak Prof. Dr. Akbar Tahir, M.Sc. selaku Pembimbing Utama dan Bapak Prof. Andi

Iqbal Burhanuddin, M.Fish.Sc., Ph.D sebagai pembimbing anggota yang telah

mendorong, membantu, dan mengarahkan penulis hingga penyelesaian skripsi ini.

6. Prof. Andi Iqbal Burhanuddin, M.Fish.Sc., Ph.D selaku pendamping akademik

yang telah memberi saran, motivasi, membantu dan membimbing penulis selama

menuntut ilmu di Kelautan.

7. Ibu Dr. Ir. Shinta Werorilangi., M.Sc., Ibu Dr. Rantih Isyrini, ST., M.Sc., dan Bapak

Dr. Ahmad Bahar, ST., M.Si. selaku Penguji yang telah memberi banyak kritik dan saran

serta bantuan dalam penelitian ini

8. Tim Mangrove Mamuju Bapak Prof. Dr. Akbar Tahir, M.Sc, Bapak Dr. Supriadi, S.T.,

M.Sc., Ibu Dr. Ir. Shinta Werorilangi., M.Sc., Ibu Dr. Rantih Isyrini, ST., M.Sc., Dr.

Ahmad Faizal, ST., M.Si., yang telah membantu mendanai dan menfasilitasi penelitian

penulis. Serta Heri Aprianto, S.Kel, Muh. Isman, S. Kel, dan Muh. Syukri sebagai partner

penelitian yang selalu membantu saat proses penelitian.

9. Kawan Seperjuangan IK ANDALAS (Ilmu Kelautan 2012) yang luar biasa membantu,

mendukung, menyemangati dan menemani hari-hari di kampus.

10. Teman-teman GTS tercinta, terkhusus Emi, Wulan, Rika, Ika, Dani, Ekki, dan Widi

yang selalu menemani penulis dalam proses penyelesaian skripsi.

11. Teman-teman panitia LLK 2015-2016 dan K-COM Makassar terkhusus Kak Arini,

Kak Linda, Kak Anna, Nijar, Ayu, Uni, Nuril, Erni, Ino, Iwik, Hasan, Kesia serta Mr.

Han Jung Gon yang selalu menyemangati penulis.

12. Teman-teman KKN Reguler angk. 90, tekhusus teman-teman posko Bonto Jai (Kak

Endang, Asriel, Dara, Asta, Sani, Putte, Ucu, dan Alif).

13. Pak Gatot, Pak Sapril dan Ibu Surya, yang telah banyak membantu dalam pengurusan

berkas dan menyediakan tempat belajar.

Page 8: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

viii

14. Seluruh keluarga, rekan, dan sahabat tanpa terkecuali yang tak bisa penulis tuliskan

lagi, yang telah banyak membantu penulis dan memberi motivasi kepada penulis.

Penulis juga mengucapkan permohonan maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan

yang pernah penulis lakukan, karena layaknya penulis sebagai manusia biasa yang tak

akan pernah luput dari salah dan khilaf.

Akhirnya, penulis berharap bahwa apa yang disajikan dalam skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Dan semoga segalanya

dapat berberkah serta bernilai Ibadah di sisi-Nya. Aamiin Yarobbal Alamiin.

Terima Kasih

Penulis,

Hikmah Antarini Darpi

Page 9: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

ix

DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak .................................................................................................................. ii

Daftar Isi ................................................................................................................ ix

Daftar Tabel .......................................................................................................... xi

Daftar Gambar ...................................................................................................... xii

Daftar Lampiran .................................................................................................... xiii

I. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Tujuan dan Kegunaan .............................................................................. 3

C. Ruang Lingkup ......................................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 4

A. Mangrove .................................................................................................. 4

B. Logam Timbal (Pb) ................................................................................... 8

C. Kandungan Logam Timbal (Pb) pada Sedimen Mangrove ..................... 10

D. Parameter Fisika Kimia pada Sedimen yang Mempengaruhi Keberadaan

Logam ........................................................................................................ 12

III. METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 17

A. Lokasi dan Waktu dan Penelitian ............................................................. 17

B. Alat dan Bahan ......................................................................................... 18

C. Metode Penelitian..................................................................................... 19

D. Analisis Data ............................................................................................ 24

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 25

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................................ 25

B. Kerapatan Mangrove di Lokasi Penelitian ............................................... 26

C. Kondisi Fisika-Kimia Sedimen ................................................................. 27

D. Konsentrasi Logam Timbal (Pb) di Sedimen dan Akar ........................... 29

E. Pencirian Kondisi Lingkungan dan Hubungan Parameter Fisika-Kimia

Page 10: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

x

Sedimen dengan Konsentrasi Logam Timbal (Pb) di Sedimen dan Akar

Mangrove ................................................................................................... 34

V. PENUTUP ........................................................................................................ 38

A. Kesimpulan ............................................................................................... 38

B. Saran ........................................................................................................ 38

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 39

LAMPIRAN ............................................................................................................ 44

Page 11: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Alat dan Fungsinya (Alat dan Bahan) ................................................ 18

Tabel 2. Kriteria Kerapatan Mangrove (KEPMEN LH No.201 Thn 2004 ........ 19

Tabel 3. Kerapatan Mangrove yang Dikonversi ke dalam Pohon/100m2........ 19

Tabel 4. Tabel Skala Weinworth ...................................................................... 22

Tabel 5. Hasil Pengukuran Parameter Fisika-Kimia Sedimen ........................ 27

Tabel 6. Hasil Korelasi Spearman Logam di Sedimen dan Akar .................... 35

Page 12: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian ........................................................................ 17

Gambar 2. Grafik hasil pengukuran kerapatan mangrove .................................. 26

Gambar 3. Grafik jenis mangrove di lokasi penelitian ......................................... 26

Gambar 4. Grafik rata-rata konsentrasi logam Pb di sedimen dan akar ............. 29

Gambar 5. Hasil analisis PCA parameter sedimen dan kepadatan mangrove ... 34

Page 13: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Pengukuran Mangrove dalam Luas Plot 10x10 m .................. 44

Lampiran 2. Data Bahan Organik Total (BOT) ..................................................... 45

Lampiran 3. Data Eh Redoks dan pH Sedimen ................................................... 47

Lampiran 4. Data Konsentrasi Logam Pb di Akar dan Sedimen ......................... 48

Lampiran 5. Data Analisis Spearman (SPPS 16) ................................................. 49

Lampiran 6. Data Analisis Kruskal Wallis One Way untuk Sedimen ................... 51

Lampiran 7. Data Analisis Kruskal Walis One Way untuk Akar .......................... 52

Lampiran 8. Data Analisis Uji lanjut Kruskal Walis untuk Sedimen ..................... 53

Lampiran 9. Data Analisis PCA (Software Biplot Excel 2007) ............................. 54

Lampiran 10. Dokumentasi Kegiatan Penelitian .................................................. 55

Page 14: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hutan mangrove merupakan ekosistem kompleks yang terdiri dari komponen

biotik dan abiotik yang berada di daerah pesisir pantai dan berhabitat di air

payau.Salah satu komponen biotik yang terdapat di ekosistem mangrove adalah

tumbuhan mangrove. Mangrove sendiri adalah tumbuhan tingkat tinggi yang

memiliki toleransi cukup tinggi terhadap salinitas. Mangrove memiliki banyak

fungsi diantaranya sebagai vegetasi pelindung pantai, penyaring intrusi air laut ke

daratan, dan tempat hidup berbagai macam fauna seperti crustacea dan

gastropoda.

Mangrove biasanya tumbuh pada substrat lumpur berpasir, salah satunya

adalah jenis Rhizophora sp. Substrat pada mangrove memiliki kandungan liat

yang tinggi. Menurut (Huang dan Lin, 2003 dalam Yang et al, 2007) keberadaan

logam dalam sedimen sangat erat hubungannya dengan jenis substrat.

Umumnya substrat yang mempunyai ukuran sedimen yang lebih halus dan

mempunyai banyak kandungan organik mengandung konsentrasi logam yang

lebih besar daripada substrat yang mempunyai ukuran butiran sedimen

berukuran besar. Kandungan logam akan lebih banyak tersimpan di sedimen dan

pada kondisi geokimia tertentu logam tersebut akan berubah dalam bentuk yang

mudah diserap (bioavailable) oleh akar tumbuhan termasuk mangrove. Salah

satu logam yang diserap oleh mangrove adalah timbal (Pb) (Heriyanto dan

Subiandono, 2011). Menurut hasil penelitian dari Amin dan Zulkifli (1997),

Konsentrasi logam Pb disedimen lebih tinggi dibandingkan di kolom air. Logam

Pb tersebut akan diserap oleh akar bersama-sama dengan nutrien lainnya yang

kemudian akan diedarkan ke jaringan tubuh. Akar mangrove merupakan bagian

awal dari logam Pb untuk masuk ke dalam jaringan tubuh mangrove. Akar adalah

Page 15: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

2

jaringan yang senantiasa berhubungan dengan sedimen sehingga kandungan

logam Pb pada akar lebih tinggi daripada batang dan daun (Alberts et al., 1990).

Timbal (Pb) merupakan kandungan logam yang tidak esensial bagi

mangrove, artinya logam Pb tidak dibutuhkan oleh mangrove untuk

pertumbuhannya. Sehingga logam Pb yang terabsorpsi ke dalam jaringan tubuh

mangrove sewaktu-waktu dapat berubah menjadi toksik bagi mangrove tersebut.

Menurut Treshow (1985) dalam Heriyanto dan Subiandono (2011), unsur timbal

(Pb) pada tumbuhan cenderung bersifat racun, konsentrasi Pb sebesar 1 ppm

berdampak besar dalam proses fotosistesis dan respirasi suatu tumbuhan. Akan

tetapi mangrove memiliki kemampuan untuk mengakumulasi logam seperti

dikatakan oleh MacFarlane dan Burchett (2003) bahwa mangrove memiliki

toleransi yang tinggi terhadap logam. Ditambahkan oleh Tam dan Wong (1996)

bahwa Tiap-tiap spesies mangrove memiliki kemampuan yang berbeda dalam

mengakumulasi logam dan kemampuan mangrove dalam mengakumulasi logam

tertinggi terdapat pada akar.

Penelitian-penelitian tentang kemampuan mangrove dalam mengakumulasi

logam sudah cukup banyak dilakukan. Salah satunya adalah penelitian yang

dilakukan oleh Heriyanto dan Subiandono (2011) yang melihat bagaimana

penyerapan polutan logam (Hg, Pb, Cd) pada jenis-jenis pohon mangrove. Dari

penelitian-penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya maka diperlukan

penelitian lanjutan untuk melihat apakah kepadatan mangrove dan karakteristik

sedimen dalam hal ini adalah parameter fisika-kimia sedimen memiliki pengaruh

terhadap penyerapan logam yang terjadi pada sedimen dan perakaran

mangrove. Pada penelitian ini, obyek penelitian dikhususkan pada logam timbal

(Pb) yang saat ini penyebarannya sudah semakin luas. Maka dari itu penelitian

ini perlu dilakukan untuk menambah informasi ilmiah tentang hubungan

parameter fisik kimia sedimen serta kepadatan mangrove terhadap keberadaan

Page 16: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

3

logam timbal di sedimen. Adapun lokasi yang dipilih untuk penelitian adalah

Dusun Ampallas yang merupakan salah satu Dusun di Kelurahan Bebanga,

Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Secara garis besar,

mata pencaharian warga dusun Ampallas adalah nelayan karena lokasinya yang

berada di daerah pesisir sehingga aktivitas perahu-perahu motor milik nelayan

memungkinkan limbah-limbah Pb dihasilkan didaerah tersebut, selain masukkan

dari aktivitas rumah tangga dan dari laut itu sendiri sebagai sumber alami.

Disamping itu, Dusun Ampallas memiliki lahan semi konservasi mangrove

dengan vegetasi mangrove yang cukup luas dan genus Rhizophora merupakan

salah satu jenis yang dominan.

B. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara

kandungan logam timbal (Pb) yang diserap oleh akar dan sedimen dengan

kepadatan vegetasi mangrove serta kaitannya dengan parameter fisika kimia

sedimen.

Sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi

ilmiah mengenai kemampuan sedimen dan akar mangrove dalam mengontrol

bioavailibilitas logam timbal (Pb) dan sebagai bahan informasi untuk penilaian

risiko (risk assessment) pencemaran logam.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada beberapa pengukuran seperti

pengukuran logam timbal (Pb) pada akar dan sedimen mangrove, analisis

parameter kimia-fisika sedimen yang meliputi : analisis Eh (potensial redoks),

analisis ukuran butir sedimen, analisis bahan organik total (BOT), dan analisis

pH sedimen.

Page 17: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

4

I. TINJAUAN PUSTAKA

A. Mangrove

1. Pengertian Mangrove

Kata mangrove merupakan kombinasi antara bahasa Portugis mangue dan

bahasa Inggris grove (MacNae, 1968). Dalam bahasa Inggris kata mangrove

digunakan baik untuk komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah jangkauan

pasang-surut maupun untuk individu-individu jenis tumbuhan yang menyusun

komunitas tersebut, sedangkan dalam bahasa Portugis kata mangrove

digunakan untuk menyatakan individu jenis tumbuhan, sedangkan kata mangal

untuk menyatakan komunitas tumbuhan tersebut. MacNae (1968) menggunakan

kata mangrove untuk jenis pohon-pohon atau semak belukar yang tumbuh

diantara pasang surut air laut, dan kata mangal digunakan bila berhubungan

dengan komunitas hutan.Soerianegaradan Indrawan (1987) menyatakan bahwa

karakteristik utama lahan mangrove di Indonesia adalah:

a. Dipengaruhi oleh faktor iklim

b. Dipengaruhi oleh kondisi pasang surut

c. Tumbuh pada lahan liat dengan tambahan lumpur dan pasir yang terbawa

oleh air laut

d. Tumbuh di daerah pantai yang rendah

e. Asosiasi dari laut ke darat terdiri dari Avicennia, Sonneratia, Rhizophora,

Rhizophora/Bruguiera, Bruguiera, Xylocarpus, Lumnitzera, dan Nypa

fruticans.

2. Peran dan Manfaat Mangrove

Mangrove memiliki fungsi dan manfaat yang penting bagi manusia dan

lingkungan disekitarnya (Bengen, 2002), diantaranya :

Page 18: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

5

a. Sebagai peredam gelombang dan angin badai, pelindung dari abrasi,

penahan lumpur dan perangkap sedimen

b. Penghasil sejumlah besar detritus dari daun dahan mangrove

c. Daerah asuhan (nursery ground), daerah mencari makan (feeding

ground), dan daerah pemijahan (spawning ground) bagi berbagai jenis

ikan, udang, dan biota laut lainnya.

d. Penghasil kayu untuk bahan konstruksi, kayu bakar, bahan baku arang,

dan bahan baku kertas (pulp)

e. Pemasok larva ikan, udang dan biota lainnya

f. Sebagai pusat strategis aktivitas manusia, seperti : pelabuhan, budidaya

perikanan (tambak), penangkapan ikan, pengeboran minyak, Industri,

pertanian, peternakan, dan pariwisata berbasis ekologi (ekowisata).

3. Adaptasi Mangrove

Menurut De Haan dalam Aksornkoae (1993) tumbuhan mangrove

beradaptasi dalam tiga hal, yaitu:

a. Pada kadar garam tinggi (halofit)

(1). Struktur stomata khusus pada daun untuk mengurangi penguapan.

(2). Akarnya dapat menyaring NaCl dari air.

(3). Daun sukulentis, tebal dan kuat untuk mengatur keseimbangan

kadargaram.

(4). Sel khusus dalam daun untuk menyimpan garam.

b. Pada kondisi kurang oksigen

Mempunyai sistem perakaran yang khas yaitu akar napas (pneumatophora)

untuk mengambil oksigen dari udara (Avicennia spp, Sonneratia spp, dan

Xylocarpus spp), akar penyangga memiliki lentisel (Rhizophora spp) dan akar

lutut untuk mengambil oksigen dari udara (Bruguiera spp).

Page 19: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

6

c. Pada kondisi tanah kurang stabil adanya pasut

Struktur akar ekstensif dan jaringan horizontal lebar yang berfungsi untuk

menangkap unsur hara dan mineral serta menangkap sedimen (De Haan dalam

Aksornkoae, 1993).

4. Fungsi Mangrove dalam Mengakumulasi Logam

Mangrove merupakan tumbuhan tingkat tinggi di kawasan pantai yang dapat

digunakan sebagai bioindikator lingkungan yang tercemar oleh logam, terutama

untuk jenis Pb dan Cu (Mukhtasar, 2007). Logam Pb dan Cu merupakan unsur

logam yang tidak dapat terurai oleh proses alam, serta dapat membahayakan

kesehatan manusia. Meskipun mangrove tumbuh pada lingkungan dengan

tingkat konsentrasi logam yang tinggi, hal tersebut tidak berpengaruh terhadap

kesehatan vegetasi mangrove itu sendiri (Setiawan, 2013). Melalui akarnya

tumbuhan ini dapat menyerap logam-logam yang terdapat pada sedimen

maupun air. Pangkal ranting serta daun muda yang terdapat pada ujung ranting

mangrove memiliki fungsi yang sama. Menurut Rini (1999), mekanisme yang

dilakukan oleh tumbuhan untuk menghadapi konsentrasi polutan yang tinggi di

sekitarnya adalah dengan cara penanggulangan (ameliorasi) dan toleransi.

Tumbuhan mangrove yang tumbuh di daerah peralihan antara ekosistem

darat dan ekosistem laut memiliki tekanan yang tinggi terhadap berbagai jenis

polutan, baik yang berasal dari laut maupun yang berasal dari darat yang dibawa

oleh sungai yang bermuara di laut. Salah satu biota perairan yang terkena

dampak langsung dari pencemaram logam di perairan adalah tumbuhan

mangrove. Mangrove yang tumbuh di muara sungai merupakan tempat

penampungan bagi limbah-limbah yang terbawa aliran sungai. Mangrove

memiliki kemampuan menyerap bahan-bahan organik dan non organik dari

lingkungannya ke dalam tubuh melalui membran sel. Walaupun banyak masukan

Page 20: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

7

sumber bahan pencemar, mangrove memiliki toleransi yang tinggi terhadap

logam (Kamaruzzaman et al., 2008).

Menurut penelitian Setiawan (2013) akar dan daun mangrove merupakan

jaringan yang paling banyak mengandung logam khususnya logam Pb. Penelitian

Panjaitan (2009) mengemukakan bahwa kandungan logam Pb pada akar lebih

besar dari pada daun. Kandungan logam Pb pada akar kawat sebesar 8,3 ppm,

sedangkan pada daun sebesar 5,7 ppm. Besarnya kandungan logam di jaringan

akar diduga karena jaringan akar mempunyai interaksi langsung dengan sedimen

dan air yang telah terkontaminasi oleh logam yang mengendap (Setiawan, 2013).

Penelitian lainnya Hamzah dan Setiawan (2010) menyatakan bahwa konsentrasi

logam di Muara Angke pada akar mangrove lebih tinggi dibandingkan pada daun,

dengan konsentrasi pada akar 12,17-99,88 ppm dan pada daun 2,07-85,48ppm.

Secara umum tumbuhan melakukan penyerapan oleh jaringan akar, baik

yang berasal dari sedimen maupun air, kemudian terjadi translokasi ke bagian

tumbuhan yang lain dan lokalisasi atau penimbunan logam pada jaringan

tertentu. Mekanisme akumulasi pada mangrove dimulai dari akar dan

ditranslokasikan ke jaringan tubuh yang lain. Chaney et al. (1998) dalam

Setiawan (2013) mengatakan bahwa logam akan didistribusi ke seluruh jaringan

tumbuhan sampai daun, melalui proses uptake pada akar, ditahan pada jaringan,

dan dilepas ke lingkungan melalui pelepasan daun (serasah). Akumulasi logam

Pb pada mangrove terbanyak terdapat pada jaringan akar. Hasil penelitian

Alberts et al. (1990) menunjukkan bahwa logam Pb pada akar lebih tinggi

daripada batang dan daun, karena logam tersebut mempunyai kemampuan

translokasi yang rendah, sehingga lebih terkonsentrasi pada akar.

Penyerapan logam oleh akar pohon dipengaruhi sistem perakaran dan

luasan permukaan akarnya. Sebagai contoh, Rhizophora mucronata Bl. dapat

menyerap cadmium (Cd) sebesar 17,933 ppm, Rhizophora apiculata Bl. Memiliki

Page 21: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

8

kemampuan menyerap Cd sebesar 17,433ppm, tetapi Avicennia marina (Forsk)

hanya mampu menyerap Cd sebesar 0,5 ppm (Arisandi, 2008 dalam Saepulloh,

1995).

B. Logam Timbal (Pb)

Menurut Darmono (1995), logam merupakan unsur yang berasal dari kerak

bumi yang terikat dengan bahan-bahan murni organik dan anorganik. Perputaran

siklus logam secara alami dimulai dari kerak bumi menuju lapisan tanah, larut ke

dalam air, selanjutnya mengendap dan akhirnya kembali ke kerak bumi. Unsur-

unsur logam seperti Hg, Cu, Cr, Pb, Zn, Cd, dan Ni merupakan unsur-unsur yang

erat kaitannya dengan masalah pencemaran dan toksisitas. Logam secara alami

merupakan unsur dari sedimen, air, tanah, dan organisme serta dapat

menyebabkan pencemaran apabila konsentrasinya telah melebihi batas normal.

(Alloway dan Ayres, 1995). Laws (1981) dalam Triadi (2014) menyatakan

bahwa tingginya kandungan logam di suatu perairan dapat menyebabkan

kontaminasi, akumulasi bahkan pencemaran terhadap lingkungan seperti biota,

sedimen, air dan sebagainya. Berdasarkan kegunaannya logam dapat dibedakan

atas 2 golongan, yaitu golongan yang dalam konsentrasi tertentu berfungsi

sebagai mikronutrien yang bermanfaat bagi kehidupan organisme perairan

seperti Zn, Fe, Cu, Co, dan golongan yang belum diketahui manfaatnya sama

sekali bagi organisme perairan seperti Hg, Cd, dan Pb.

Timbal (Pb) adalah salah satu logam yang saat ini penyebarannya sudah

semakin luas baik di atmosfer maupun di perairan. Ditambahkan oleh Darmono

(1995), bahwa faktor yang menyebabkan logam termasuk dalam kelompok zat

pencemar adalah karena adanya sifat- sifat logam yang tidak dapat terurai (non

degradable) dan mudah diabsorbsi. Berbagai faktor lingkungan berpengaruh

Page 22: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

9

terhadap logam yaitu keasaman tanah, bahan organik, suhu, tekstur, mineral,

liat, dan kadar unsur lain.

Timbal atau timah hitam (plumbum/Pb) merupakan logam yang cukup

populer dan banyak dikenal oleh masyarakat awam. Hal tersebut disebabkan

oleh banyaknya timah hitam yang digunakan di pabrik dan paling banyak

menimbulkan keracunan pada mahkluk hidup (Darmono, 1995). Sifat-sifat dari

logam timbal yang menyebabkan penggunaannya cukup banyak adalah

(Darmono, 1995) :

1. Mempunyai titik lebur yang rendah sehingga mudah digunakan dan

murah biaya operasinya.

2. Mudah dibentuk karena logam ini lunak.

3. Mempunyai sifat kimia yang aktif sehingga dapat digunakan untuk

melapisi logam untuk mencegah perkaratan.

4. Bila dicampur dengan logam lain membentuk logam campuran yang lebih

bagus dari pada logam murni lainnya.

5. Kepadatannya melebihi logam lain.

Timbal (Pb) merupakan salah satu polutan yang berbahaya di laut, bukan

hanya bagi biota laut, bahkan dampaknya bagi manusia yang terpapar pun dapat

fatal karena logam ini dapat terakumulasi pada sedimen laut melalui proses

pengikatan senyawa organik dan anorganik serta tidak dapat terurai melalui

biodegradasi seperti pencemar organik (Rompas, 2010 dalam Julinda,. dkk

2015).

Menurut Clark (1986) penggunaan bahan bakar minyak untuk kapal-kapal

menyumbangkan sebagian besar logam timbal di perairan. Timbal dikeluarkan

melalui pipa pembuangan pada kapal yang nantinya akan terlepas ke atmosfer

dan kemudian akan terlarut ke laut. Dibandingkan jenis logam lainnya, timbal

tidak terlalu bersifat toksik selama masih dalam konsentrasi yang rendah (<1

Page 23: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

10

ppm). Kandungan logam timbal (Pb) yang sesuai dengan baku mutu air laut

berdasarkan Surat keputusan Menteri Negara Kependudukan dan lingkungan

hidup (SK MENKLH) No. 51 Tahun 2004 untuk kepentingan pariwisata yaitu

0,005 mg.l-1 dan untuk organisme perairan yaitu 0,08 mg.l-1 . Sedangkan

ketentuan dari FAO (1972) dan Dirjen POM (1989) menetapkan bahwa baku

maksimum Pb dalam makanan adalah sebesar 2,0 mg.kg-1. Untuk nilai baku

mutu kualitas sedimen terhadap logam timbal (Pb) yang dikeluarkan oleh NOAA

(National Oceanic and Atmospheric Administration) adalah < 30,240 ppm.

Logam timbal (Pb) merupakan jenis logam non esensial yang berarti belum

diketahui fungsi biokimianya untuk mahkluk hidup. Timbal dapat menyebabkan

pengaruh, dimana dalam konsentrasi rendah tidak menyebabkan kematian,

tetapi mempengaruhi pertumbuhan, tingkah laku, dan perubahan morfologi.

Pengaruh tersebut disebut juga dengan istilah pengaruh sublethal

(Kartikasari.,dkk 2002). Logam timbal (Pb) yang berada di wilayah pesisir

umumnya banyak berasal dari baterai, karena baterai mengandung unsur timbal

yang beracun dan berbahaya bagi mahkluk hidup. Selain itu polutan logam di

wilayah pesisir juga berasal dari plastik PVC, pigmen cat, pupuk, rokok dan

limbah-limbah dari bahan bakar kapal.

C. Kandungan Logam Timbal (Pb) pada Sedimen Mangrove

Hutagalung (1991) menyatakan bahwa logam Timbal (Pb) mempunyai sifat

yang mudah mengikat bahan organik dan mengendap di dasar perairan dan

bersatu dengan sedimen sehingga kadar logam dalam sedimen lebih tinggi

dibanding di dalam air. Logam tersebut masuk ke dalam lingkungan perairan dan

akan mengalami presipitasi, pengenceran, adsorpsi (pengikatan ion), dan

dispersi, kemudian akan diserap oleh mahkluk hidup yang berada di perairan

tersebut. Sifat kelarutan air menyebabkan logam yang terlarut di dalamnya akan

Page 24: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

11

berpindah ke dalam sedimen jika berikatan dengan materi organik bebas atau

materi karbon organikyang melapisi permukaan sedimen, dan penyerapan

langsung oleh permukaan partikel sedimen (Wilson, 1988 dalam Trisnawati., dkk

2013).

Nasib (fate) logam di estuari dipengaruhi oleh adanya proses adsorpsi

ataupun desorpsi yang dalam hal ini tergantung dari bahan organik maupun

anorganik (Bilinski et al. 1991). Selanjutnya Mc Lean dan Bledsoe (1992)

menyatakan bahwa proses adsorpsi dan desorpsi dari logam berkorelasi dengan

unsur-unsur yang lain seperti pH, potensial redoks, mineral clay, bahan organik,

besi dan mangan oksida serta kandungan CaCO3. Kandungan suatu logam di

dalam sedimen sangat berpengaruh terhadap kandungan logam tersebut di

dalam tubuh tumbuhan (Kusumastuti, 2009).

Keberadaan logam Timbal (Pb) dalam sedimen mangrove tidak terlepas dari

kadar logam dalam badan perairan. Keberadaan logam dalam badan perairan

dapat berasal dari sumber-sumber ilmiah dan dari aktivitas yang dilakukan oleh

manusia. Palar (2004) menyatakan bahwa logam-logam yang masuk ke dalam

perairan berupa ion-ion logam, mengalami integrasi dengan ion-ion logam

lainnya. Di sini tejadi reaksi hidrolisis, pengompleksan ion-ion logam dan

kemudian mengalami reaksi reduksi oksidasi. Kemudian logam ini membentuk

persenyawaan seperti persenyawaan hidroksida, senyawa oksida, senyawa

karbonat dan senyawa sulfida. Dalam kondisi perairan yang stabil senyawa-

senyawa ini mudah sekali membentuk ikatan-ikatan permukaan dengan partikel-

partikel yang terdapat dalam badan perairan. Lama-kelamaan persenyawaan

yang terjadi dengan partikel-partikel yang ada akan mengendap membentuk

lumpur (La Nafie et al., 1999).

Page 25: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

12

D. Parameter Fisika Kimia pada Sedimen yang Mempengaruhi Keberadaan

Logam

1. Substrat

Tanah tempat tumbuh vegetasi mangrove pada umumnya berupa lumpur

atau lumpur berpasir. Jenis pohon yang terdapat di hutan mangrove berbeda

antara tempat satu dengan yang lainnya, tergantung pada jenis tanahnya,

intensitas genangan air laut, kadar garam dan daya tahan terhadap ombak dan

arus (Hardjowigeno, 1987 dalam Artiansah, 1993).Tanah mangrove terbentuk

dari akumulasi sedimen yang berasal dari sungai, pantai atau erosi tanah yang

terbawa dari daratan tinggi sepanjang sungai/kanal. Soerianegara (1971)

menyatakan bahwa hutan mangrove umumnya kaya akan bahan organik.

Menurut Aksornkoae (1993), karakteristik tanah merupakan faktor pembatas

utama terhadap pertumbuhan dan distribusi pertumbuhan mangrove. Steenis

dalam Aksornkoae (1993) melaporkan bahwa Rhizophora mucronata dapat

tumbuh dengan baik pada tanah yang relatif dalam dan berlumpur.

Ukuran partikel mempunyai peranan penting dalam distribusi logam pada

sedimen. Kandungan bahan organik berhubungan dengan ukuran partikel

sedimen. Pada sedimen yang halus persentase bahan organik lebih tinggi

daripada dalam sedimen yang kasar. Hal ini berhubungan dengan kondisi

lingkungan yang tenang sehingga memungkinkan pengendapan sedimen halus

berupa lumpur yang diikuti oleh akumulasi bahan organiknya lebih tinggi. Logam

berat yang berasal dari aktifitas manusia maupun alam terdistribusi pada partikel

sedimen yang memiliki ukuran berbeda. Distribusi logam pada berbagai ukuran

partikel dipengaruhi oleh pembentukkan sedimen baik secara alami maupun non-

alami (Siaka, 2008).

Keberadaan logam dalam sedimen sangat erat hubungannya denganukuran

butiran sedimen. Umumnya substrat yang mempunyai ukuran sedimen yang

Page 26: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

13

lebih halus dan mempunyai banyak kandungan organik mengandung konsentrasi

logam yang lebih besar daripada substrat yang mempunyai ukuran butiran

sedimen berukuran besar (Huang dan Lin, 2003 dalam Yang et al, 2007). Lumpur

mempunyai ukuran sedimen yang halus sehingga mempunyai kemampuan yang

baik dalam mengikat logam dalam sedimen. Menurut Maslukah (2013) bahwa

persentase kandungan lumpur yang tinggi cenderung mengandung logam yang

tinggi.

Hasil penelitian dari Maslukah (2013) memperlihatkan bahwa antara

persentase kandungan lumpur dengan konsentrasi logam total dalam sedimen

memiliki korelasi yang positif. Sahara (2009) dan Amin (2000) menyatakan

bahwa kandungan logam lebih tinggi ditemukan pada sedimen yang ukuran

partikelnya lebih kecil. Partikel sedimen yang halus memiliki luas permukaan

yang besar dengan kerapatan ion yang lebih stabil untuk mengikat logam

daripada partikel sedimen yang lebih besar. Ditambahkan oleh Maslukah (2013)

bahwa kandungan logam akan semakin bertambah dengan bertambah halusnya

ukuran butir sedimen. Tekstur sedimen yang memiliki bentuk padat lebih mudah

mengikat logam dalam proses pengendapan.

Partikel sedimen yang halus biasanya mempunyai kandungan bahan

pencemar yang tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh adanya gaya tarik menarik

elektrokimia antara partikel sedimen dengan partikel mineral Rafni (2004).

Harahap (1991) dalam Rachmawatie dkk. (2009), menambahkan bahwa logam

mempunyai sifat yang mudah mengikat dan mengendap di dasar perairan dan

bersatu dengan sedimen, sehingga biasanya kadar logam dalam sedimen lebih

tinggi dibandingkan dalam air.

2. Eh (Potensial Redoks)

Potensial redoks (Eh) merupakan pengukuran kuantitatif terhadap

kemampuan reduksi dengan menyediakan indeks atau derajat dari keadaan yang

Page 27: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

14

anoksik yang memiliki nilai Eh dibawah -200 mV dan sedimen dengan

kandungan oksigen memiliki nilai Eh diatas +200 mV (Patrick and Delaune, 1997

dalam Triadi, 2014).

Potensial redoks dari sedimen ekosistem mangrove bervariasi dari satu area

ke area lainnya, tergantung dari frekuensi dan durasi penggenangan pasang -

surut, kandungan bahan organik dalam sedimen, dan ketersediaan akseptor

elektron seperti nitrat, Fe3+, Mn4+ dan sulfat. Umumnya, potensial redoks

meningkat dengan menurunnya frekuensi dan durasi dari penggenangan

pasang, dengan potensial redoks tertinggi berada dalam elevasi tertinggi dimana

penggenangan pasang jarang terjadi. Akan tetapi, kecenderungan ini mungkin

merupakan kebalikan bagi keberadaan mangrove atau vegetasi yang lain

(Clough, and Attiwill 1974 dalam Taufiq, 2009).

Potensial redoks (Eh) adalah besarnya aktivitas elektron dalam proses

oksidasi reduksi yang dinyatakan dalam Volt (mV). Potensial redoks dapat

dijadikan sebagai ukuran kandungan oksigen dalam sedimen (Bengen.,dkk

1995). Oksidasi atau potensial redoks diukur dengan ukuran milivolt yang disebut

skala Eh yang kira-kira sama dengan pH, hanya saja Eh mengukur aktivitas

elektron, sedangkan pH mengukur aktivitas proton. Pada wilayah redoks yang

terputus, Eh akan menurun dengan cepat dan menjadi negatif pada wilayah yang

sepenuhnya kosong (Odum, 1993). Menurut Bengen (2002) sedimen dasar suatu

perairan dibagi menjadi 3 zona yang didasarkan pada nilai redoks potensial dan

reaksi-reaksi kimia yang terjadi didalamnya. Ketiga zona tersebut adalah zona

oksidasi (nilai Eh>200 mV), zona transisi (nilai Eh berkisar 0-200 mV) dan zona

reduksi (nilai Eh <0 mV).

Boto and Wellington (1983) dalam Taufiq (2009) mengemukakan bahwa

tanah mangrove di daerah yang tinggi, dimana penggenangan pasang sangat

jarang terjadi dan dimana biomassa mangrove rendah, tanahnya menjadi

Page 28: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

15

anaerob dibanding daerah yang rendah, dimana terjadi penggenangan yang

lebih sering terjadi dan biomassa mangrove yang lebih tinggi. Terdapat korelasi

positif antara potensial redoks dengan biomassa mangrove untuk menaikkan

pengangkutan oksigen ke dalam sedimen melalui akar mangrove. Potensial

redoks dari sedimen mangrove jarang melampaui +100mV, dan biasanya lebih

rendah (Boto and Wellington, 1983 dalam Taufiq, 2009). Dalam kondisi tersebut,

sedimen tidak mengandung nitrat dan Fe2+. Karakteristik ini sangat penting dalam

proses kimia dari sedimen mangrove (Taufiq, 2009).

3. BOT (Bahan Organik Total)

Kandungan bahan organik erat kaitannya dengan ukuran butir sedimen.

Sedimen perairan yang mempunyai presentase ukuran butir yang berbeda akan

mempunyai kandungan bahan organik yang berbeda pula. Pada umumnya

sedimen yang mempunyai ukuran partikel yang lebih halus akan diikuti dengan

kenaikan jumlah bahan organik. Semakin halus sedimen, kemampuan dalam

mengakumulasi bahan organik semakin besar. Kandungan bahan organik pada

umumnya akan tinggi pada sedimen Lumpur (campuran silt dan clay). Selain

mendapat masukan dari perairan, bahan organik sedimen mangrove juga berasal

dari dekomposisi serasah mangrove (Tam dan Wong, 1996)

Menurut Maslukah (2013) Kandungan logam Pb memiliki korelasi positif

yang tinggi dengan bahan organik pada sedimen, hal ini berarti kandungan

logam berat akan semakin bertambah dengan bertambahnya bahan organik

dalam sedimen. Thomas dan Bendell Young (1998) dalam Maslukah (2013)

menyatakan bahwa bahan organik merupakan komponen geokimia yang paling

penting dalam mengontrol pengikatan logam – logam dari sedimen estuari.

Page 29: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

16

4. pH Sedimen

pH berpengaruh langsung atas keterlarutan logam, kenaikan pH

menyebabkan logam mengendap. Palar (2004) menyatakan pH sangat

mempengaruhi keberadaan logam dan demikian juga sebaliknya. Dilaporkan

oleh Murdiyanto (2004), derajat keasaman (pH) tanah mempengaruhi

transportasi dan keberadaan nutrien yang diperlukan tumbuhan,

Tanah mangrove umumnya ber pH antara 6-7. pH tanah menentukan mudah

tidaknya unsur-unsur hara diserap tumbuhan, pada umumnya unsur hara mudah

diserap tumbuhan pada pH tanah sekitar netral karena pada pH tersebut

kebanyakan unsur hara mudah larut dalam air (Wulan purnama et al., 2013).

Connell dan Miller (1995), menyatakan bahwa kenaikan pH di perairan akan

diikuti dengan penurunan kelarutan logam berat, sehingga logam cenderung

mengendap. Sebaliknya, ketika pH air rendah maka racun dari logam akan

meningkat.

Page 30: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

17

II. METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan yakni pada bulan Juni hingga

September 2016. Sampel jaringan akar mangrove dan sedimen diambil dari

ekosistem mangrove jenis Rhizophora sp. di Dusun Ampallas, Kelurahan

Bebanga, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Peta lokasi

penelitian dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Peta lokasi penelitian

Analisis butiran sedimen serta BOT dianalisa di Laboratorium Oseanografi

Kimia dan Laboratorium Oseanografi Fisika dan Geomorfologi Pantai, Jurusan

Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin.

Sedangkan ekstraksi sedimen dan akar mangrove dikerjakan di Laboratorium

Kimia Nutrisi, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin. Untuk pembacaan

logam Pb pada sedimen dan akar dianalisa dengan metode Induced Coupled

Page 31: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

18

Plasma (ICP-OES) di Laboratorium Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan

dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP), Jakarta.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1

Tabel 1. Alat dan fungsinya

Alat Fungsi

Tali transek untuk membuat transek/plot

Roll meter untuk mengukur transek dan jarak stasiun

ATM (Alat Tulis menulis) Untuk mencatat data di lapangan/ di

laboratorium

Kamera untuk dokumentasi penelitian

Plastik sampel sebagai tempat sampel

Label untuk memberi tanda pada plastik sampel

Ice box tempat untuk menyimpan semua sampel

pH meter Untuk mengukur pH sedimen secara in situ

Eh meter Untuk mengukur potensi redoks secara in

situ

Tanur Untuk proses pembakaran sedimen

Sieve net Untuk mengayak sedimen

Oven Untuk mengeringkan sampel sedimen dan

akar

GPS Untuk menentukan titik koordinat stasiun

Timbangan analitik Untuk menimbang berat sampel

ICP OES Untuk mengetahui total logam Pb pada

sedimen dan akar mangrove

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sampel akar

mangrove jenis Rhizopora sp., sampel sedimen yang diambil dari keempat

stasiun, larutan yang digunakan saat preparasi dan analisis logam Pb seperti air

Page 32: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

19

distilasi (Aquabides), Larutan Konsentrat HNO3 65%, dan larutan H2O2 30%,

serta tabel skala Weinworth

C. Metode Penelitian

Metodologi pada penelitian meliputi beberapa tahap, yaitu :

1. Tahap Awal/Persiapan

Persiapan penelitian meliputi ; studi literatur, konsultasi dengan tim penilai

(pembimbing dan penguji), penyusunan kerangka metode penelitian, dan

persiapan alat dan bahan penelitian yang akan digunakan.

2. Penentuan Stasiun

Penentuan stasiun penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling

berdasarkan tingkat kepadatan mangrove, dimana kriteria kerapatan mangrove

disesuaikan dengan KEPMEN-LH No. 201 Tahun 2004. Kriteria kerapatan

mangrove disajikan pada tabel berikut :

Tabel 2. Kriteria kerapatan mangrove (KEPMEN_LH No. 201 Tahun 2004)

Kriteria Penutupan (%) Kerapatan (pohon/ha)

Sangat padat > 75 >1500

Sedang >50 - <75 >1000 - <1500

Jarang <50 <1000

kerapatan (pohon/ha) menurut KEPMEN-LH No. 201 Tahun 2004 kemudian

dikonversi kedalam pohon/100m2 untuk memudahkan saat penentuan stasiun di

lapangan, seperti yang terlihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kerapatan mangrove yang dikonversi ke dalam pohon/100m2

Kriteria Penutupan (%) Jumlah pohon (10x10m )

Sangat padat > 75 >15

Sedang >50 - <75 >10 - <15

Jarang <50 <10

Page 33: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

20

Adapun cara menentukan stasiun yaitu dengan terlebih dahulu melihat

kondisi kerapatan mangrove yang sesuai untuk mewakili masing-masing kriteria

kerapatan yang sebelumnya telah dikonversi kedalam pohon/100m2 (Tabel 3),

Kemudian menentukan empat (4) stasiun dengan luas 10x10 m. Stasiun tersebut

digunakan untuk pengambilan sampel akar dan sedimen yang dibagi menjadi

empat (4) stasiun yaitu stasiun 1 (Kontrol/tidak ada mangrove), stasiun 2

(densitas jarang), Stasiun 3 (densitas sedang) dan stasiun 4 (densitas padat)

(Gambar 1).

Untuk mengetahui kerapatan jenis (Bengen, 2002 dan Kusmana, 1997)

digunakan persamaan sebagai berikut :

a. Kerapatan jenis i (Di) adalah jumlah tegakan jenis i dalam suatu unit area

dengan rumus :

Dimana :

Di = Kerapatan jenis (Indiv/m2)

ni = Jumlah total tegakan jenis i

A = luas total area pengambilan sampel

Hasil kerapatan jenis yang diperoleh kemudian dikonversi kedalam 100 x100 m

untuk disesusaikan dengan kriteria kerapatan mangrove menurut KEPMEN-LH

No. 201 Tahun 2004.

3. Pengambilan sampel

Tahap-tahap pengambilan sampel antara lain pertama pada setiap stasiun,

sebanyak 6 pohon mangrove Rhizophora sp. dengan tinggi kurang lebih 5 m

berukuran sama baik tinggi dan diameternya serta kesehatan visual yang sama

ditentukan sebagai obyek penelitian. Setelah itu, mengambil sedimen permukaan

Di =

Page 34: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

21

dengan kedalaman sekitar 0-5 cm. susbtrat/sedimen yang diambil masing-

masing berjarak maksimum 2 meter dari pohon mangrove yang dijadikan obyek

penelitian. Lalu akar nutritive mangrove (akar serabut kecil) diambil dari setiap

pohon mangrove kemudian sampel akar dan sedimen dimasukkan kedalam

plastik yang telah dilabel. Terakhir seluruh sampel dimasukkan kedalam ice box

berisi es dan dimasukkan ke dalam freezer dengan suhu ± -20°C setelah sampai

di laboratorium.

4. Perlakuan sebelum analisis (preparasi sampel)

Tahap-tahap dalam preparasi sampel antara lain :

a. Akar dipisahkan dari sedimen dan dibilas dengan menggunakan air distilasi

(aquabides)

b. Untuk sampel sedimen, sampel yang diambil adalah dibagian 0-5 cm.

Pengukuran pH dan Eh pada sedimen dilakukan secara in situ pada bagian-

bagian sedimen dengan menggunakan pH meter dan Eh meter.

c. Sedimen diayak melewati mesh size 2 mm, batu dan sisa tumbuhan

(mangrove) dipisahkan.

d. Sampel sedimen dan akar mangrove dikeringkan di dalam oven pada suhu

60oC selama 2-3 hari atau kering secara menyeluruh (MacFarlane et al.,

2003, Defew et al., 2005).

5. Analisis ukuran butiran sedimen

Analisis ukuran butiran untuk sampel sedimen dilakukan dengan metode

pengayakan kering yang selanjutnya diklasifiksikan menurut kriteria Weinworth

untuk mengetahui ukuran butir sedimen, prosedur yang digunakan adalah

metode pengayakan kering, yaitu pertama-tama sampel sedimen dibersihkan

dari kotoran dan sisa tumbuhan yang menempel pada sedimen, kemudian

sampel sedimen panaskan di dalam oven dengan suhu 60oC selama 2-3 hari.

Page 35: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

22

Setelah itu, sampel sedimen ditimbang seberat ±100 gram sebagai berat awal,

kemudian diayak menggunakan Sieve net yang tersusun secara berurutan

dengan ukuran 2 mm, 1 mm, 0.5 mm, 0.25 mm, 0.0125 mm, 0.063 mm dan

<0.063 mm. Kemudian sampel sedimen dipisahkan dari ayakan lalu ditimbang

dan dianalisis serta mengklasifikasikan dalam skala Weinworth.

1) Untuk menghitung % berat sedimen pada metode ayakan kering dapat

digunakan rumus sebagai berikut:

2) Untuk menghitung % berat kumulatif digunakan rumus sebagai berikut:

3) Skala Weinworth (Tabel 4) digunakan untuk mengklasifikasikan sedimen

menurut ukuran butirnya.

Tabel 4. Skala Weinworth untuk mengklasifikasikan partikel-partikel sedimen

(Hutabarat dan Evans, 1985)

Diameter Butir (mm) Kelas Ukuran Butir

>256 Boulders (Kerikil Besar)

2 – 256 Gravel (Kerikil Kecil)

1 – 2 Very coarse sand (pasir sangat kasar)

0.5 – 1 Coarse sand (Pasir Kasar)

0.25 – 0.5 Medium sand (pasir sedang)

0.125 – 0.25 Fine sand (pasir halus)

0.625 – 0.125 Very fine sand (pasir sangat halus)

% Berat =

x 100 %

% kumulatif = % berat 1 + % berat 2

Page 36: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

23

0.002 – 0.00625 Silt (debu/lanau)

0.0005 – 0.002 Clay (lempung)

< 0.0005 Dissolved material (material terlarut)

6. Analisis bahan organik

Analisis bahan organik dilakukan dengan menggunakan metode Loss on

Ignition (Heiri et al., 2001). Adapun prosedur untuk analisis bahan organik adalah

(Heiri et al., 2001) : pertama, sebanyak 4 g sampel panaskan di dalam oven

dengan suhu 105oC selama 24 jam. Kemudian berat sampel diukur sebagai berat

awal menggunakan timbangan analitik, setelah itu sampel dipanaskan lagi di

dalam tanur dengan suhu 550oC selama 4 jam, lalu berat sampel diukur.

Selanjutnya kandungan bahan organik yang didapat, dihitung dengan persamaan

berikut (Heiri et al., 2001) :

Dimana : LOI550 = LOI pada suhu 550oC (dalam persentase)

BK105 = berat kering dari sampel sebelum pembakaran (dalam g)

BK550 = berat kering dari sampel setelah pemanasan dengan suhu

550oC (dalam g)

7. Analisis logam Pb akar dan sedimen

Sampel sedimen dan jaringan tumbuhan mangrove (akar) yang telah

dikeringkan masing-masing diambil 0.5 gr untuk didekstruksi dengan 15 ml

konsentrat HNO3 65% yang dilakukan pada gelas piala 50 ml kemudian

dipanaskan dengan menggunakan hotplate pada suhu 100oC selama kurang

lebih 2 jam. Sebelum didekstruksi, sampel akar dan sedimen dicampur pada air

distilasi sebanyak 0.5 ml untuk menghindari percikan air dan untuk

LOI550 = ((BK105 – BK550)/BK105) x 100

Lanjutan : Tabel 4. Skala Weinworth untuk mengklasifikasikan partikel-partikel

sedimen

Page 37: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

24

mempermudah reaksi yang cepat dengan asam. Setelah didinginkan selama

kurang lebih 15 menit, sebanyak 3 ml H2O2 30% dimasukkan pada larutan

campuran tadi sedikit demi sedikit dan dipanaskan lagi menggunakan hotplate

selama kurang lebih 1 jam (Khrisnamurty et al., 1976). Hasil digestasi disaring

dan ditambahkan dengan air distilasi sebanyak 50 ml (MacFarlane et al., 2003).

Kandungan total logam dari sedimen dan akar ditentukan dengan menggunakan

pembacaan ICP-OES. Dimana untuk mengetahui nilai konsentrasi logam Pb

(mg/kg) digunakan persamaan berikut :

Dimana : A = Konsentrasi logam pada sampel yang didigestasi (hasil

pembacaan ICP).

B = Volume akhir pada sampel setelah pengenceran (ml).

D. Analisis Data

Untuk melihat perbedaan rata-rata konsentrasi logam timbal (Pb) pada akar

mangrove dan sedimen pada kepadatan mangrove yang berbeda dianalisis

menggunakan Kruskall Walis, dan jika terdapat perbedaan yang nyata (α = 0.05)

maka dilakukan uji lanjut Kruskall Walis. Untuk melihat faktor penciri di masing-

masing stasiun menggunakan analisis PCA (Principal Component Analysis).

Selanjutnya untuk melihat hubungan antara kepadatan mangrove dengan

konsentrasi timbal (Pb) di akar dan sedimen serta parameter sedimen lainnya

(BOT, pH, Eh, persentase pasir) menggunakan analisis Spearman Correlation.

Adapun software yang digunakan adalah SPSS 16.0 dan SXWIN.

Konsentrasi logam (mg/kg)=

Page 38: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

25

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Mamuju merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi

Barat. Letak Geografis kabupaten Mamuju terletak diantara 2o10'48'' - 2o57'35

LS dan 11504'47'' -119051'35'' BT. Kabupaten Mamuju memiliki luas wilayah

8.014,06 km2 dan secara administratif berbatasan dengan :

Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Mamuju Tengah.

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kab. Majene, Kab. Polman, dan

Kab. Mamasa

SebelahTimur : berbatasan dengan Kabupaten Luwu Utara (Provinsi

Sulawesi Selatan).

Sebelah Barat : berbatasan Selat Makassar (Provinsi Kalimantan Timur).

Kabupaten Mamuju terdiri atas 11 kecamatan diantaranya Kecamatan

Tappalang, Tappalang Barat, Mamuju, Simboro dan Kepulauan Balabalakang,

Kalukku, Papalang, Sampaga, Tommo, Kalumpang, dan Bonehau. Sebagian

besar kecamatan-kecamatan tersebut berada di daerah pesisir. Salah satu

kecamatan yang terletak di daerah pesisir adalah Kecamatan Kalukku yang

merupakan lokasi penelitian tepatnya di Kelurahan Bebanga, Dusun Ampallas.

Titik lokasi penelitian berada di daerah semi konservasi mangrove di Dusun

Ampallas yang sekarang telah diresmikan sebagai daerah wisata mangrove oleh

pemerintah setempat.

Page 39: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

26

B. Kerapatan Mangrove di Lokasi Penelitian

Hasil pengukuran kerapatan mangrove di lokasi penelitian dapat dilihat pada

gambar 2. Luas pohon mangrove pada stasiun 2 ( densitas jarang) adalah 500

pohon/ha, stasiun 3 (densitas sedang) adalah 1100 pohon/ha dan stasiun 4

(densitas padat) adalah 1750 pohon/ha. Lokasi tersebut dianggap telah

memenuhi kriteria kerapatan mangrove menurut Kementerian Lingkungan Hidup

dan Kehutanan No. 201 Tahun 2004. Sedangkan untuk jenis mangrove yang

dominan adalah genus Rhizophora yang tersebar diseluruh stasiun (Gambar 3).

Gambar 2. Grafik hasil pengukuran kerapatan mangrove

Gambar 3. Grafik jenis mangrove yang terdapat di lokasi penelitian

0

500

1000

1500

2000

2500

Stasiun 1 (T) Stasiun 2 (J) Stasiun 3 (S) Stasiun 4 (P)

Ker

apat

an p

oh

on

/ha

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

Stasiun 1 (T) Stasiun 2 (J) Stasiun 3 (S) Stasiun 4 (P)

Ker

apat

an p

oh

on

/ha

B. gymnorrhiza

B. silindrica

A. marina

A. alba

S. alba

R. mucronata

R. apiculata

Page 40: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

27

B. Kondisi Fisika - Kimia Sedimen

Parameter sedimen yang diukur dan dianalisis adalah BOT, Eh, pH, tekstur,

dan ukuran butir sedimen. Secara fisik, sedimen di keempat stasiun memiliki

morfologi partikel butiran yang hampir sama yaitu pasir kasar dan sedang

(diameter ukur butiran 0.125 - 2 mm) seperti yang terlihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil pengukuran parameter fisika-kimia sedimen

Parameter Sedimen

Satuan Stasiun 1 (Tidak ada mangrove)

Stasiun 2 (densitas jarang)

Stasiun 3 (densitas sedang)

Stasiun 4 (densitas

padat)

Pasir % 98.2±1.62 95.7±3.40 97.35±1.83 96.4±1.33

Lumpur % 0.63±0.93 2.78±2.04 2.05±1.50 2.12±1.61

BOT % 1.41±0.77 3.23±2.55 3.06±1.51 12.97±6.61

Eh (Redoks) mV -23±66.3 15.8±107.3 -13.4±74.8 -73.2±113.5

pH - 7±0.32 6.8±0.26 6.89±0.20 6.7±0.04

Persentase pasir di semua stasiun adalah lebih dari 95% yang artinya

keempat stasiun memiliki kategori ukuran butir yang sama yaitu didominasi oleh

pasir dengan nilai persentase yang berbeda-beda (Tabel 5) sedangkan untuk

kategori lumpur (lempung+liat) nilai persentase lumpurnya tidak lebih dari 5 %

untuk seluruh stasiun.

Berdasarkan hasil analisis tekstur yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa

tekstur sedimen di stasiun 1 (kontrol/tidak ada mangrove) dan stasiun 3 (densitas

sedang) adalah pasir berlempung. Sedangkan di stasiun 2 (densitas jarang) dan

stasiun 4 (densitas padat) adalah lempung liat berpasir. Menurut Arifin (2016)

dalam Triadi (2014) sedimen yang mengandung jumlah mineral lempung (clay)

dan bahan organik akan cenderung mengakumulasi logam lebih tinggi, karena

material tersebut memiliki sifat mengikat logam. Ditambahkan oleh Nybakken

(1992) yang menyatakan bahwa semakin halus tekstur sedimen, maka

* data disajikan dalam bentuk “mean±SD”.

Page 41: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

28

kecenderungan dalam menjebak bahan organik karbon juga akan semakin

besar. Tekstur sedimen dan ukurannya merupakan salah satu faktor ekologi

yang mempengaruhi kandungan bahan organik di sedimen.

Pada Tabel 5 terlihat nilai BOT pada masing-masing stasiun. Stasiun 1

(Kontrol/tidak ada mangrove) memiliki nilai rata-rata BOT paling kecil yaitu 1,41%

sedangkan nilai rata-rata BOT paling tinggi terdapat pada stasiun 4 (densitas

padat) yaitu 12,9%. Stasiun 4 sendiri memiliki kerapatan mangrove yang tinggi

dengan nilai kerapatan sebesar 1.750 pohon/ha (Gambar 2) nilai BOT yang tinggi

diduga berasal dari jatuhan serasah mangrove. Hal ini sejalan dengan

pernyataan Tam dan Wong (1996) bahwa salah satu masukkan BOT berasal

dekomposisi serasah mangrove yang telah terurai.

Nilai pH pada semua stasiun berkisar antara 6-7 (Tabel 5), artinya kondisi

sedimen di semua stasiun dalam keadaan asam ringan hingga netral. pH

merupakan salah satu parameter penting disedimen. pH berpengaruh langsung

atas keterlarutan logam. Kenaikan pH menyebabkan penurunan kelarutan logam

sehingga logam cenderung mengendap begitupun sebaliknya (Palar, 2004).

Menurut Bengen (2002) sedimen dasar suatu perairan dibagi menjadi 3 zona

yang didasarkan pada nilai redoks potensial dan reaksi-reaksi kimia yang terjadi

di dalamnya. Ketiga zona tersebut adalah zona oksidasi (nilai Eh>200 mV), zona

transisi (nilai Eh berkisar 0-200 mV) dan zona reduksi (nilai Eh <0 mV). Kondisi

potensial redoks (Eh) di lokasi penelitian bervariasi pada masing-masing stasiun,

namun tergolong zona reduksi dan zona transisi. Stasiun 1 (kontrol/tidak ada

mangrove) memiliki nilai Eh rata-rata -23, begitupun dengan nilai Eh di ketiga

stasiun lainnya yang cenderung sama yaitu pada Stasiun 2 (densitas jarang)

adalah 15,8, stasiun 3 (densitas sedang) dan stasiun 4 (densitas padat) masing-

masing -13,4 dan -73,2 (Tabel 5).

Page 42: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

29

C. Konsentrasi Logam Timbal (Pb) di sedimen dan akar

Gambar 4 berikut menyajikan grafik hasil konsentrasi rata-rata logam timbal

(Pb) di sedimen dan akar mangrove Rhizophora sp. pada masing-masing

stasiun.

Gambar 4. Grafik rata-rata konsentrasi logam timbal (Pb) di sedimen dan akar

mangrove Rhizophora sp.

1. Konsentrasi Logam Timbal (Pb) di sedimen

Hasil rata-rata ekstraksi logam timbal (Pb) di sedimen dapat dilihat pada

Gambar 4, yang memperlihatkan bahwa sedimen di stasiun 1 (Kontrol/tidak ada

mangrove) memiliki konsentrasi rata-rata logam timbal (Pb) sebesar 68,72

mg/kg, Stasiun 2 (densitas jarang) sebesar 20,13 mg/kg, stasiun 3 (densitas

sedang) sebesar 68,00 mg/kg dan Stasiun 4 (densitas padat) sebesar 60,10

mg/kg.

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan analisis Kruskall Walis (Gambar

1) menunjukkan bahwa konsentrasi rata-rata logam timbal (Pb) di sedimen pada

keseluruhan stasiun berbeda nyata (p<0,05). Sehingga dilakukan uji lanjut

Stasiun 1 (T) Stasiun 2 (J) Stasiun 3 (S) Stasiun 4 (P)

a

a

a

a

a

bc

ac

Page 43: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

30

Kruskall Walis dan hasil analisis uji lanjut menunjukkan bahwa stasiun 2

(densitas jarang) sangat berbeda nyata dengan ketiga stasiun lainnya.

Perbedaan ini diduga karena kondisi sedimen di stasiun 2 (densitas jarang)

cenderung oksidatif dibandingkan stasiun lainnya. Sehingga kemampuan

sedimen dalam mengontrol logam Pb berkurang. Menurut (Tessier et al., (1979)

dalam Werorilangi (2012) menyatakan bahwa pada Eh yang tinggi (kondisi

teroksidasi) Pb akan berikatan dengan Fe dan Mn oksida (Logam Fraksi 3). Hal

ini memungkinkan logam Pb yang berikatan tadi akan terserap oleh akar. Pada

kondisi ini, akar secara aktif mengangkut air dan zat hara dari tanah termasuk Fe

dan Mn. Selain itu, pada kondisi yang oksidatif bahan organik yang berikatan

dengan Logam Pb (Logam Fraksi 4) dapat terurai dan akan melepaskan logam

ke lingkungan menjadi Ion bebas (Free Ion) (Tessier et al., (1979) dalam

Werorilangi (2012). Dari penjelasan diatas maka Eh diasumsikan sebagai

penyebab rendahnya kadar logam Pb di stasiun 2 (densitas jarang). Hal tersebut

diperkuat dengan hasil analisis PCA (Principal Component Analysis), Eh yang

cenderung tinggi (oksidatif) dibanding stasiun lain merupakan karakteristik dari

stasiun 2 (densitas jarang) (Gambar 5).

Untuk ketiga stasiun lainnya memiliki nilai konsentrasi logam yang relatif

tinggi (Gambar 4). Hal ini diduga bersumber dari atmosfer. Menurut Clark (1986)

salah satu sumber logam timbal (Pb) terbesar berasal dari penggunaan bahan

bakar minyak untuk kapal-kapal. Timbal dikeluarkan melalui pipa pembuangan

pada kapal yang nantinya akan terlepas ke atmosfer dan kemudian akan terlarut

ke perairan/laut. Dari penjelasan Clark (1986) tersebut, maka dapat dikatakan

bahwa logam Pb bisa berada di semua lokasi penelitian.

Dilihat dari segi toksisitas logam, Moore dan Ramamoorthy dalam Everaart

(1980) menyatakan kadar logam berat yang terdapat dalam sedimen yang tidak

terkontaminasi paling rendah adalah sebesar 0,01 ppm. Sedangkan untuk logam

Page 44: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

31

Pb sendiri menurut NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration

)untuk nilai baku mutu kualitas sedimen terhadap logam timbal (Pb) adalah <

30,240 ppm. Jika mengacu pada pernyataan yang dikeluarkan oleh NOAA dan

Ramamoorthy dalam Everaart (1980) maka sedimen di stasiun 1(tidak ada

mangrove), 3 (densitas sedang), dan 4 (densitas padat) telah terkontaminasi oleh

Pb dan termasuk dalam kategori tercemar Pb sedangkan untuk stasiun 2 (stasiun

jarang) dianggap belum termasuk dalam kategori tercemar walaupun stasiun 2

telah terkontaminasi Pb dalam jumlah yang relatif lebih rendah konsentrasinya.

Pengendapan suatu logam berat bersama-sama dengan padatan

tersuspensi akan mempengaruhi kualitas sedimen di dasar perairan dan juga

perairan sekitarnya. Hal ini juga berlaku untuk logam timbal (Pb). Menurut

Darmono (1995) logam timbal (Pb) dapat menyebabkan pencemaran apabila

konsentrasinya telah melebihi batas normal dan efek dari toksisitas logam timbal

(Pb) dapat membahayakan biota. Adapun faktor-faktor yang dianggap menjadi

pengendali bioavailibilitas logam di sedimen adalah pH dan bahan organik.

Thomas dan Bendell Young (1998) dalam Maslukah (2013) menyatakan bahwa

bahan organik merupakan komponen geokimia yang paling penting dalam

mengontrol pengikatan logam – logam dari sedimen. Sedangkan pH sendiri

berpengaruh langsung atas keterlarutan logam. Kenaikan derajat keasaman

pada sedimen menyebabkan penurunan kelarutan logam sehingga logam

cenderung mengendap di sedimen begitupun sebaliknya (Palar, 2004).

Page 45: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

32

2. Konsentrasi Logam Timbal (Pb) di Perakaran mangrove Rhizophora sp.

Hasil ekstraksi logam Timbal (Pb) pada bagian perakaran mangrove

Rhizophora sp. di semua stasiun (kecuali stasiun 1) dapat dilihat pada Gambar 4,

Konsentrasi rata-rata logam timbal (Pb) pada masing-masing stasiun antara lain

stasiun 2 (densitas jarang) sebesar 17,30 mg/kg, Stasiun 3 (densitas sedang)

sebesar 9,05 mg/kg, dan stasiun 4 (densitas padat) sebesar 17,84 mg/kg.

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Analisis Kruskall Walis

didapatkan bahwa kandungan logam Timbal (Pb) disemua stasiun tidak berbeda

nyata (P>0,05). Konsentrasi logam Pb diakar pada seluruh stasiun cenderung

rendah. pH pada lokasi penelitian diduga menjadi penyebab rendahnya

konsentrasi logam Pb disemua stasiun seperti yang dikemukakan oleh Batelle

memorial Institute (2003) dalam Werorilangi (2012) bahwa pada kondisi pH yang

normal 6-8, partikel sedimen (clay) dan koloida organik mengandung lebih

banyak ion negatif yang mudah berikatan dengan ion positif dari logam.

Ditambahkan oleh Palar (2004) dikatakan bahwa pH berpengaruh langsung atas

keterlarutan logam. Kenaikan pH menyebabkan penurunan kelarutan logam

sehingga logam cenderung mengendap. Hal ini sejalan dengan keadaan dilokasi

penelitian dimana kondisi pH disemua stasiun adalah asam ringan-netral 6-7

(Tabel 4). Sehingga diduga bahwa rendahnya konsentrasi logam Pb pada akar di

semua stasiun karena tingginya pH yang mengakibatkan logam Pb cenderung

terikat di sedimen dan mengendap.

Menurut MacFarlane et al., (2013) dalam Hamzah dan Setiawan (2010)

menyatakan bahwa mangrove memiliki ketahanan dalam menyerap logam,

Berdasarkan mekanisme fisiologis, mangrove secara aktif menguragi

penyerapan logam ketika konsentrasi logam di sedimen tinggi. Penyerapan tetap

dilakukan, namun dalam jumlah yang terbatas. Hal ini sesuai dengan keadaan di

semua stasiun dimana konsentrasi logam Pb di akar rendah sedangkan

Page 46: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

33

konsentrasi logam Pb disedimen cenderung tinggi hampir disemua stasiun

(Gambar 4).

Akar merupakan awal masuknya logam ke dalam jaringan tubuh mangrove.

Menurut Priyanto dan Prayitno (2007), logam berat dalam media (sedimen dan

air) dapat dengan cepat diserap oleh tumbuhan, walaupun berada pada

konsentrasi yang sangat rendah. Mekanisme penyerapan oleh akar agar

menyerap logam adalah logam harus dibawa ke dalam larutan disekitar akar

(rizosfer). Sehingga air pori yang terdapat didalam sedimen merupakan salah

satu media yang menghantarkan logam hingga dapat terabsorpsi oleh akar.

Maka dari itu konsentrasi logam di air pori sedimen dapat turut mempengaruhi

tinggi-rendahnya konsentrasi logam diakar.

Secara prinsip, logam berat dalam tanah berada dalam bentuk bebas

maupun tidak bebas. Dalam keadaan bebas, logam berat dapat bersifat racun

dan terserap oleh biota sedangkan dalam bentuk tidak bebas dapat berikatan

dengan hara, bahan organik, ataupun anorganik lainnya (Priyanto dan Prayitno,

2007). Pada kondisi bebas logam timbal dapat terkontaminasi ke dalam jaringan

mangrove yang sebelumnya telah terserap melalui akar bersama zat hara

lainnya. Timbal yang merupakan logam non esensial tidak memiliki peranan di

dalam tubuh mangrove, ketika jumlahnya sangat tinggi di dalam tubuh maka

berpotensi menjadi racun dan menganggu siklus pertumbuhan mangrove. Untuk

saat ini nilai baku maksimum Pb di dalam jaringan tumbuhan belum ditetapkan

sehingga tidak diketahui bagaimana penentuan tercemar/tidak tercemar pada

tumbuhan mangrove.

Page 47: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

34

C. Pencirian Kondisi Lingkungan dan Hubungan parameter Fisika-Kimia

sedimen dengan konsentrasi logam Timbal (Pb) di sedimen dan akar

mangrove

Gambar 5 merupakan hasil analisis PCA yang menunjukkan bahwa Logam

Pb di akar tidak dicirikan di stasiun manapun. Stasiun 4 (densitas padat) dicirikan

dengan tingginya kepadatan mangrove juga BOT dan relatif rendahnya pH dan

persentase pasir dibandingkan dengan stasiun lain. Sebaliknya stasiun 1

(kontrol/tidak ada mangrove) dan stasiun 3 (densitas sedang) dicirikan oleh

tingginya konsentrasi Pb di sedimen serta pH dan persentase pasir serta

rendahnya kepadatan mangrove dan BOT. Sementara stasiun 2 (densitas

jarang) dikarakterisasikan dengan Eh yang relatif tinggi dibandingkan stasiun

lain. Parameter-parameter tersebut memiliki korelasi satu sama lain, serta

korelasinya terhadap konsentrasi logam di akar maupun di sedimen. Hal tersebut

diperkuat dengan hasil analisis Spearman pada Tabel 6.

Gambar 5. Hasil analisis PCA parameter sedimen dan kepadatan mangrove

dimasing-masing stasiun. (Stasiun 1 (kontrol/tidak ada mangrove) ; Stasiun 2

(densitas jarang) ; Stasiun 3 (stasiun sedang) ; Stasiun 4 (densitas padat).

Pb Akar

Pb Sedimen

pH

Eh

BOT Persentase pasir

Kepadatan Mangrove

St. 1 (T/K)

St. 2 (J)

St. 3 (S)

St. 4 (P)

-0.8

-0.6

-0.4

-0.2

0

0.2

0.4

0.6

0.8

-0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8

Page 48: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

35

Tabel 6. Hasil korelasi Spearman konsentrasi logam di sedimen dan akar

mangrove terhadap parameter sedimen dan kepadatan mangrove

Parameter Pb

Akar Pb

Sedimen pH Eh BOT

Persentase Pasir

Kepadatan mangrove

Pb Akar 1 -0.367 -

0.509*

0.071 0.395 -0.282 0.548**

Pb Sedimen

1 0.171 -

0.133 -

0.044 0.083 0.077

pH

1 -

0.226 -

0.227 0.109 -0.603

**

Eh

1 -

0.363 0.033 -0.186

BOT

1 -0.564** 0.727

**

Persentase pasir

1 -0.217

Kepadatan mangrove

1

Hasil analisis korelasi Spearman pada Tabel 6 diatas menunjukkan adanya

korelasi antara beberapa parameter sedimen dengan konsentrasi logam Pb di

akar serta kondisi lingkungan di lokasi penelitian. Pada tabel tersebut terlihat

bahwa kerapatan mangrove memiliki korelasi positif yang kuat terhadap

konsentrasi Pb di akar, sedangkan pH berkorelasi negatif dengan konsentrasi Pb

di akar. Menurut Palar (2004), pH berpengaruh langsung atas keterlarutan logam

di sedimen. Kenaikan pH menyebabkan penurunan kelarutan logam sehingga

logam cenderung mengendap begitupun sebaliknya. Hal ini berarti penurunan pH

akan diikuti oleh peningkatan kelarutan logam sehingga logam yang terlarut

kedalam pori air sedimen akan lebih mudah terserap oleh akar saat proses

pengangkutan zat hara di dalam tanah.

Kepadatan mangrove memiliki korelasi positif yang kuat terhadap

keberadaan logam Pb di akar. Artinya semakin tinggi kepadatan mangrove maka

konsentrasi logam di akar juga semakin meningkat. Hal ini dapat terjadi karena

kepadatan mangrove berkorelasi positif kuat terhadap BOT (Tabel 6). Tam dan

* korelasi nyata pada α < 0.05

** korelasi sangat nyata pada α< 0.01

Page 49: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

36

Wong (1996) menyatakan bahwa masukkan BOT pada daerah mangrove berasal

dari dekomposisi serasah mangrove yang telah terurai. Maka dapat dikatakan

bahwa semakin tinggi kepadatan mangrove maka jumlah BOT juga akan

semakin banyak, dan jumlah BOT yang banyak dapat mempengaruhi jumlah

kadar logam Pb di dalam akar. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Thomas

dan Bendell Young (1998) dalam Maslukah (2013) bahwa bahan organik

merupakan komponen geokimia yang paling penting dalam mengontrol

pengikatan logam – logam dari sedimen. Masih menurut Maslukah (2013) di

dalam penelitiannya menyatakan bahwa kandungan logam Pb memiliki korelasi

positif dengan bahan organik pada sedimen. Hal ini berarti ketika BOT di

sedimen tinggi maka kandungan logam Pb juga akan banyak terakumulasi di

sedimen. Hal tersebut terkait dengan sifat logam Pb yang dapat berikatan

dengan bahan organik dan dalam kondisi geokimia tertentu, seperti keadaan

sedimen yang oksidatif, maka logam tadi dapat terlepas dari sedimen menjadi

logam bebas yang kemudian terserap oleh akar mangrove.

Tabel 6 menunjukkan korelasi negatif yang kuat antara pH dengan

kerapatan mangrove. Aksornkoae 1993 menyatakan bahwa salah satu faktor

yang mempengaruhi penurunan pH adalah kondisi oksigen tanah atau aktivitas

Eh. Perubahan Eh sedimen salah satunya disebabkan oleh aktivitas hewan-

hewan bioturbasi seperti kepiting dan cacing. Umumnya aktivitas hewan-hewan

bioturbasi lebih banyak ditemukan didaerah mangrove dengan kepadatan tinggi,.

Hal tersebut dikarenakan ekosistem mangrove sebagai daerah feeding ground

bagi beberapa biota termasuk bioturbasi (Bengen, 2002). Sehingga dapat

dikatakan bahwa dalam kondisi oksidatif yang disebabkan oleh aktivitas

bioturbasi, menyebabkan rendahnya pH pada lokasi mangrove yang memiliki

kerapatan tinggi. Selain itu banyaknya BOT pada lokasi penelitan khususnya

Page 50: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

37

yang memiliki kerapatan tinggi akan menyebabkan tingginya aktivitas serasah

oleh mikroba yang menyebabkan penurunan pH.

Pada Tabel 6 juga terlihat bahwa persentase pasir memiliki korelasi negatif

yang kuat terhadap BOT (Bahan Organik Total). Tam dan Wong (1996)

menyatakan bahwa kandungan bahan organik erat kaitannya dengan ukuran

butir sedimen. Sedimen yang mempunyai persentase ukuran butir yang berbeda

akan mempunyai kandungan bahan organik yang berbeda pula. Hal ini berarti

semakin halus ukuran partikel sedimen (fine sand) akan diikuti dengan kenaikan

jumlah bahan organik karena ukuran butir sedimen yang halus dapat

mengakumulasi bahan organik lebih besar. Begitupun sebaliknya apabila ukuran

butir semakin kasar (coarse sand dan medium sand) maka BOT juga akan akan

lebih sedikit.

Page 51: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

38

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan antara lain :

1. Konsentrasi logam timbal (Pb) di sedimen semua stasiun berbeda nyata

(P<0,05) dengan nilai konsentrasi logam Pb tertinggi terdapat di stasiun 1

(tidak ada mangrove/kontrol) sebesar 68,72 mg/kg dan terendah terdapat di

stasiun 2 (densitas jarang) sebesar 20,13 mg/kg. Sedangkan untuk

konsentrasi logam timbal (Pb) di akar tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan

nilai konsentrasi yang relatif rendah disemua stasiun.

2. Terdapat korelasi positif antara logam timbal (Pb) di akar dengan kepadatan

mangrove dan berkorelasi negatif dengan pH. BOT memiliki korelasi positif

dengan kepadatan mangrove dan berkorelasi negatif dengan ukuran butir

sedimen (persentase pasir).

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian tambahan tentang pengaruh perbedaan jenis

mangrove terhadap penyerapan logam timbal dari sedimen dan perakaran

mangrove serta kaitannya dengan parameter sedimen lainnya seperti Fe dan Mn.

Page 52: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

39

DAFTAR PUSTAKA

Aksornkoae, S.1993. Ecology and Management of Mangrove. IUCN, Bangkok.

Thailand.

Alberts, J.J., M.T. Price, And M. Kania. 1990. Metal concentrations in tissues of

Spartina alterniflora (Loisel) and sediments of Georgia salt Marshes.

Estuarine, Coastal and Shelf. Science 30: 47-58.

Alloway, B.J. dan D.C. Ayres. 1995. Chemical Principle of Environmental

Pollution. Chapman and Hall, London

Amin, B. 2000. Kandungan Logam Berat Pb, Cd, dan Ni pada Ikan Gelodok

(Periothalmus sp) dari Pelabuhan Dumai, Riau. Jurnal Ilmu Kelautan

UNDIP, Tahun V : 29-33

Amin, B. dan Zulkifli. 1997. Konsentrasi logam berat (Pb, Cd, Cu, Zn dan Ni)

pada air permukaan dan sedimen di perairan Rupat, Riau. Jurnal

Perikanan 68: 29-38.

Artiansah, S. 1993. Telaah Mineral dan Hubungannya dengan Sifat Kimia Tanah

serta Kerapatan Mangrove di daerah Banyuwedang. Kabupaten

Buleleng, Bali. Skripsi Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.

Batelle Memorial Institute. 2003. Guidance For Envyromental Analysis. Vol II :

Sediments. Earth tech, Inc. Honolulu. USA

Bengen, D.G. 2002.Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem

Mangrove.Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan.IPB. Bogor.

Bilinski, H, S. Kozar, M. Plavsic, Kwokal, Z and Branica, M. 1991. Trace Metal

Adsorption on inorganic Solid Phases Under Estuarine Conditions.

Marine Chemistry, 32 (1991) : 225-233.

Clark, M.W., D. McConchie, D.W. Lewis and P. Saenger. 1998. Redox

stratification and heavy metal partitioning in Avicennia dominated

mangrove sediments : a geochemical model. Chemical Geology 149,

147–171

Clark, R.B. 1986. Marine pollution. Clarendon press. Oxford

Connel, D. W., G. J. Miller. 1995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran. UI-

Press.520 hal.

Darmono.1995. Logam Dalam Biologi Mahluk Hidup. UI-Pres. Jakarta

Page 53: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

40

Defew, L. H., Mair, J. M. & Guzman, H. M. 2005. An assessment of metal

contamination in mangrove sediments and leaves from Punta Mala

Bay, Pacific Panama. Marine Pollution Bulletin, 50, 547-552.

G.R MacFarlane, A. Pulkownik, M.D Burchett. 2003. Accumulation and

Distribution of heavy metals in the grey mangrove, Avicennia Marina

(Forsk.) Vierh. : biological indication potential. University of

Technology. Sidney. Enviromental pollution, 123:139-151

Hamzah, F dan Setiawan, A,. 2010. Akumulasi Logam Berat Pb, Cu, Dan Zn Di

Hutan Mangrove Muara Angke, Jakarta Utara. Balai Riset dan

Observasi Kelautan, Kementerian Kelautan dan Perikanan

Heiri, O., Lotter, A., F. & Lemcke, G. 2001. Loss on ignition as a method for

estimating organic and carbonate content in sediments: reproducibility

and comparability of results. Journal of Paleolimnology, 25, 101-110

Heriyanto N.M Dan Subiandono.2011. Penyerapan Polutan Logam Berat (Hg, Pb

Dan Cu) Oleh Jenis-Jenis Mangrove. Pusat Litbang Konservasi Dan

Rehabilitasi. Bogor.

Hutabarat, S. dan Evans, S., 1985. Pengantar Oseanografi. Penerbit Universitas

Indonesia Press. Depok

Hutagalung, H.P. 1991. Pencemaran Laut Oleh Logam Berat. Dalam status

Pencemaran laut di Indonesia dan teknik Pemantauannya. P30-LIPI.

Jakarta. Hal 45-59

Julinda, H.S., dan Hariyanti, I.L. 2015. Konsentrasi Logam Berat Pb, Cu Dan Zn

Pada Air Dan Sedimen Permukaan Ekosistem Mangrove Di Muara

Sungai Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Jurnal Perikanan Dan Kelautan.

Program Studi Pemanfaatan Sumbedaya Perikanan Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya. Malang

Kamaruzzaman, B.Y., M.C. Ong., K.C.A., Jalal., S. Shahbudin., dan O.M. Nor.

2008. Accumulation of Lead and Copper in Rhizophora apiculata from

Setiu Mangrove Forest, Terengganu, Malaysia.Journal of Environ-

mental Biology: 821-824

Kartikasari, V., Tandjung, S.D. dan Sunarto. 2002. Akumulasi Logam Berat Cr

dan Pb Pada Tumbuhan Mangrove ‘Avicennia marina’ Di Muara

Sungai Babon Perbatasan Kota Semarang dan Kabupaten Demak

Jawa Tengah. Jurnal Manusia dan Lingkungan9(3):137-147.

Page 54: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

41

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004.Tentang Penetapan

Kriteria Kerapatan Mangrove.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004.TentangPenetapan

Baku mutu Air Laut.

Krishnamurthy, N., A. G. Matthew, E. S. Nambudiri, S. Shivashankar, Y. S. Lewis,

and C. P. Naratajan. 1976. Oil and oleoresin of turmeric. Trop. Sci.

18(1): 37-45

Kusmana, C. 1997. Metode Survey Vegetasi.Penerbit Institut Pertanian Bogor.

Bogor

Kusumastuti W. 2009.Evaluasi Lahan Basah Bervegetasi Mangrove dalam

Mengurangi Pencemaran Lingkungan: Studi Kasus di Desa

Kepetingan Kabupaten Sidoarjo. Thesis. Universitas Diponegoro.

La Nafie, N. dan, Wahab,A.W.1999. Distribusi Logam Berat (Pb, Cd dan Cu)

pada Air Permukaan di Perairan Pelabuhan Paotere, Soekarno-Hatta

dan Pulau Barrang Lompo. Laporan Hasil Penelitian. Fakultas MIPA

Universitas Hasanuddin. Makassar

Macnae, W. (1968).A general account of a fauna and flora of mangrove swamps

and forest in the Indo-Pacific region. Advances in Marine Biology6,73-

270.

Maslukah, L. 2013. Hubungan antara konsentrasi logam berat pb, cd, cu,

znDengan bahan organik dan ukuran butir dalam sedimenDi estuari

banjir kanal barat, semarang. Jurnal Sumberdaya Perairan, 2(1): 1-4

Mc Lean, S.E and Bledsoe, B. E. 1992.Behaviour of Metal in Soils. EPA Ground

water Issue.

Mukhtasor.2007. Pencemaran Lingkungan danAlam. Pradya Paramita. Jakarta

Murdiyanto, B., 2004. Mengenal, Memelihara dan Melestarikan Ekosistem

Bakau. Proyek Pembangunan Masyarakat Pantai dan Pengelolaan

Sumberdaya Perikanan. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap.

Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta. Hal 1-40.

National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), 2005.Baku Mutu

Kualitas Sedimen.Departement of Commerce USA.

Odum, E.P. 1993. Dasar-dasar Ekologi.Edisi ketiga. Gajah Mada University

press. Yogyakarta. H. 134-162

Palar, H. 2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam berat, Cetakan Kedua.

Rineka Cipta. Jakarta. Pp.61-73, 116-137

Page 55: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

42

Panjaitan GY. 2009. Akumulasi Logam Berat Tembaga (Cu) dan Timbal (Pb)

pada Pohon Avicennia Marina di Hutan Mangrove. Skripsi.

Departemen Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera

Utara. Medan

Priyanto, B dan Prayitno J, 2007. Fitoremidiasi Sebagai Sebuah Teknologi

Pemulihan Pencemaran Khususnya Logam Berat. http://ltl.bppt.tripod.

com/sublab/lfloral.html (diakses tanggal 20 Oktober 2016)

Rachmawatie, Hidayah, Z., dan Abida, I.W. 2009. Analisis Konsentrasi Mercury

(Hg) and Cadmium (Cd) di Muara Sungai Porong Sebagai Area

Buangan Limbah Lumpur Lapindo. Jurnal Kelautan, 2(2) : 42-50.

Rafni, R. 2004. Kajian Kapasitas Asimilasi Beban Pencemar di Perairan Teluk

Jobokuto Kabupaten Jepara Jawa Tengah. Sekolah Pasca Sarjana.

Institut Pertanian Bogor. Bogor. 135 hal.

Rini, D.S., 1999. Analisis Kandungan logam Berat Tembaga (Cu) dan Kadmium

(Cd) dalam Pohon Api-api (Avicennia marina) di Perairan Estuari

Pantai Timur Surabaya, Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Airlangga, Surabaya

Saepulloh, C. 1995. Akumulasi logam berat (Pb, Cd, Ni) pada jenis Avicennia

marina (Forsk.)Vierh. Rob. di Hutan Lindung Mangrove Angke Kapuk,

DKI Jakarta. Skripsi. Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan.

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sahara, E. 2009. Distribusi Pb dan Cu pada berbagai ukuran partikel Sedimen di

Pelabuhan Benoa.Bali. JURNAL KIMIA 3 (2), JULI 2009 : 75-80.

Setiawan, H. 2013. Akumulasi dan distribusi logam berat pada vegetasi

mangrove di perairan pesisir sulawesi selatan. Balai Penelitian

Kehutanan Makassar.Jurnal ilmu kehutanan Vol. VII No. 1

Siaka. I.M, 2008, Korelasi Antara Kedalaman Sedimen di Pelabuhan Benoa dan

Konsentrasi Logam Berat Pb dan Cu. Jurnal Jurusan Kimia 2 FMIPA,

Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, 2 (7) 2008

Soerianegara, I. 1971. Characteristic and Classification of Mangrove Soils in

Java. Rimba Indonesia. XVI (3-4) : 141-149

Soerianegara, I. dan Indrawan 1987. Ekologi Hutan Indonesia. Departemen

Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan. IPB. Bogor

Page 56: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

43

Tam , N N. F. Y. dan Wong, Y.S.. 1996. Retention and Distribution of Heavy

Metals in Mangrove Soils Receiving Wastewater. Environmental

Pollution, 94 (3) : 283-291

Taufiq, M.K. 2009.Asosiasi Komunitas Pelecypoda Dan Mangrove Di Wilayah

Pesisir Panimbang Kabupaten Pandeglang Banten. Program Studi

Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu

Kelautan,Institut Pertanian Bogor. Bogor

Tessier, A. and P.G.C. Campbell. 1979. Sequential Extraction Procedure for the

Speciation of Particulate Trace Metals. Analytical Chemistry, Vol. 51,

No. 7

Triadi, J. 2014. Konsentrasi Logam Timbal (Pb) Dan Tembaga (Cu) Pada Lamun

Enhalus AcoroidesDan Sedimen Di Pulau Bonetambung Dan Gusung

Tallang. Skripsi. Jurusan Ilmu kelautan, Universitas Hasanuddin.

Makassar

Trisnawaty, N.F., Emiyarti., dan Afu., A. La Ode. 2013. Hubungan Kadar Logam

Berat Merkuri (Hg) pada Sedimen dengan Struktur Komunitas

Makrozoobenthos di Perairan Sungai Tahi Ite Kecamatan Rarowatu

Kabupaten Bombana. Program Studi Manajemen Sumber Daya

Perairan FPIK Universitas Halu Oleo. Jurnal Mina Laut Vol. 03 No. 12,

68-80

Weinworth, C.K. 1922. A Scale of Grade and Class Term for Clastic Sediment.

Journal of Geology. 30:337-392,

Werorilangi, Shinta. 2012. Metal speciation : Bioavailibility to Benthic Organisms

and Spatial Distribution in Coastal Sediments of Makassar. Disertasi

Program Pasca Sarjana. Universitas Hasanuddin. Makassar

Wulan SP, Thamrin dan Amin B. (2013).Konsentrasi, Distribusi dan Korelasi

Logam Berat Pb, Cr dan Zn pada Air dan Sedimen di Perairan Sungai

Siaksekitar Dermaga PT. Indah Kiat Pulp and Paper Perawang-

Provinsi Riau. Pusat PenelitianLingkungan Hidup Universitas Riau.

Yang, T., Liu, Q., Chan, L., and Liu, Z., 2007.Magnetic signature of heavy metals

pollution of sediments: case study from the East Lake in Wunan,

China. Journal of Environmental Geology. 52:1639–1650,

Page 57: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

44

Lampiran 1. Data Pengukuran Mangrove dalam Luas Plot 10x10 m

Stasiun Plot Jenis

R. apiculata R. mucronata S. alba A. alba A. marina B. silindrica B. gymnorrhiza Total

2 (densitas jarang

1 3

2

5

2 3

1

4

3 4

1 2

7

4 5

2

7

5 2

5

7

6 1

3 1

5

Rata2 3.0 0.0 2.3 0.5 0.0

5.8

3 (densitas sedang)

1

11

11

2

7

7

3

12

12

4

8 5

13

5

14

14

6

6 3

9

Rata2 0.0 9.7 1.3 0.0 0.0

11.0

4 (densitas padat)

1

13 3

16

2

10 5

15

3

15 4

19

4

9 5

1

1 16

5

19

19

6

19 1

20

Rata2 0.0 14.2 3.0 0.0 0.2 0.0 0.2 17.5

Page 58: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

45

Lampiran 2. Data Bahan Organik Total (BOT)

Stasiun B. Cawan (g) B. Sebelum

oven (g)

B. Sampel+cawan sebelum oven

Cawan + Berat sesudah oven

105°C (g)

Berat bersih sesudah oven

105°C (g)

Cawan + Berat sesudah tanur

550°C (g)

Berat bersih sesudah tanur

550°C (g)

BOT (%)

T1 27.790 4.086 31.876 31.141 3.351 31.113 3.323 0.84

T2 27.618 4.074 31.692 30.899 3.281 30.856 3.238 1.31

T3 22.345 4.065 26.41 25.708 3.363 25.672 3.327 1.07

T4 26.626 4.083 30.709 29.609 2.983 29.546 2.920 2.11

T5 26.424 4.084 30.508 29.334 2.910 29.259 2.835 2.58

T6 21.640 4.096 25.736 25.126 3.486 25.106 3.466 0.57

J1 16.014 4.087 20.101 18.164 2.150 18.001 1.987 7.58

J2 21.700 4.082 25.782 24.413 2.713 24.320 2.620 3.43

J3 26.688 4.061 30.749 29.354 2.666 29.264 2.576 3.38

J4 25.328 4.073 29.401 28.014 2.686 27.914 2.586 3.72

J5 27.066 4.081 31.147 30.199 3.133 30.173 3.107 0.83

J6 26.005 4.085 30.09 28.822 2.817 28.809 2.804 0.46

S1 26.272 4.075 30.347 29.097 2.826 29.040 2.768 2.10

S2 26.272 4.075 30.347 29.097 2.826 29.040 2.768 2.10

S3 27.265 4.042 31.307 30.565 3.300 30.504 3.239 1.85

S4 16.813 4.068 20.881 19.782 2.969 19.667 2.854 3.87

S5 17.518 4.047 21.565 20.193 2.675 20.039 2.521 5.76

S6 26.580 4.082 30.662 29.703 3.123 29.620 3.040 2.66

P1 28.144 4.054 32.198 29.700 1.556 29.390 1.246 19.92

P2 25.706 4.016 29.722 27.874 2.168 27.629 1.923 11.30

Page 59: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

46

Stasiun B. Cawan (g) B. Sebelum

oven (g)

B. Sampel+cawan sebelum oven

Cawan + Berat sesudah oven

105°C (g)

Berat bersih sesudah oven

105°C (g)

Cawan + Berat sesudah tanur

550°C (g)

Berat bersih sesudah tanur

550°C (g)

BOT (%)

P3 26.583 4.042 30.625 28.618 2.035 28.417 1.834 9.88

P4 19.957 4.076 24.033 21.941 1.984 21.724 1.767 10.94

P5 18.64 4.021 22.661 20.085 1.445 19.772 1.132 21.66

P6 22.786 4.08 26.866 25.690 2.904 25.570 2.784 4.13

Lanjutan : Lampiran 2. Data Bahan Organik Total (BOT)

Page 60: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

47

Lampiran 3. Data Eh redoks dan pH sedimen

Stasiun Sub Stasiun Sedimen

Eh pH

2 (densitas jarang

J.1 -21.9 7.07

J.2 -82.1 7.05

J.3 -110.7 7.07

J.4 31.8 6.61

J.5 134.5 6.53

J.6 143.2 6.62

3 (densitas sedang)

S.1 -76.3 6.78

S.2 -65.3 6.8

S.3 74.7 6.8

S.4 -16.5 6.82

S.5 82.6 6.83

S.6 -79.7 7.31

4 (densitas padat)

P.1 110 6.64

P.2 -105 6.77

P.3 21.5 6.68

P.4 -174.5 6.7

P.5 -134.4 6.72

P.6 -156.5 6.74

1 (kontrol/tidak ada mangrove)

T.1 -115.4 6.87

T.2 -34.3 6.85

T.3 44.8 6.83

T.4 -16.7 7.48

T.5 -72.5 7.43

T.6 56.1 7.4

Page 61: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

48

Lampiran 4. Data konsentrasi logam Pb di akar dan sedimen

Stasiun Sub

Stasiun Logam Pb

akar Logam Pb sedimen

1 (kontrol/tidak ada mangrove)

T1 0.00 71.37

T2 0.00 60.24

T3 0.00 103.62

T4 0.00 45.48

T5 0.00 67.56

T6 0.00 64.08

2 (densitas jarang

J1 19.92 30.6

J2 39.32 2.98

J3 4.56 35.64

J4 3.95 1.33

J5 4.63 47.94

J6 31.48 2.33

3 (densitas sedang

S1 18.08 91.02

S2 4.33 44.33

S3 3.26 67.51

S4 13.15 63.56

S5 13.22 73.42

S6 2.30 68.17

4 (densitas padat)

P1 26.52 55.44

P2 3.96 59.18

P3 28.32 62.52

P4 21.37 74.26

P5 1.74 64.73

P6 25.14 44.48

Page 62: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

49

Lampiran 5. Data analisis Spearman (SPPS 16)

Correlations

logamPb_diakar

logamPb_dise

dimen pH Eh BOT

Persentase_

pasir

Kepadatan_man

grove

Spearman's

rho

logamPb_diakar Correlation Coefficient 1.000 -.367 -.509* .071 .395 -.282 .548

**

Sig. (2-tailed) . .078 .011 .743 .056 .182 .006

N 24 24 24 24 24 24 24

logamPb_disedimen Correlation Coefficient -.367 1.000 .171 -.133 -.044 .083 .077

Sig. (2-tailed) .078 . .424 .535 .839 .699 .721

N 24 24 24 24 24 24 24

pH Correlation Coefficient -.509* .171 1.000 -.226 -.227 .109 -.603

**

Sig. (2-tailed) .011 .424 . .288 .287 .612 .002

N 24 24 24 24 24 24 24

Eh Correlation Coefficient .071 -.133 -.226 1.000 -.363 .033 -.186

Sig. (2-tailed) .743 .535 .288 . .082 .880 .383

N 24 24 24 24 24 24 24

BOT Correlation Coefficient .395 -.044 -.227 -.363 1.000 -.564** .727

**

Sig. (2-tailed) .056 .839 .287 .082 . .004 .000

N 24 24 24 24 24 24 24

Page 63: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

50

Persentase_pasir Correlation Coefficient -.282 .083 .109 .033 -.564** 1.000 -.217

Sig. (2-tailed) .182 .699 .612 .880 .004 . .308

N 24 24 24 24 24 24 24

Kepadatan_mangro

ve

Correlation Coefficient .548** .077 -.603

** -.186 .727

** -.217 1.000

Sig. (2-tailed) .006 .721 .002 .383 .000 .308 .

N 24 24 24 24 24 24 24

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Lanjutan : Lampiran 5. Data analisis Spearman (SPPS 16)

Page 64: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

51

Lampiran 6. Data analisis Kruskal Wallis One Way untuk sedimen (software SXWIN)

Page 65: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

52

Lampiran 7. Data analisis Kruskal Wallis One Way untuk akar (software SXWIN)

Page 66: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

53

Lampiran 7. Uji Lanjut Kruskal Wallis One Way untuk sedimen (software SXWIN)

Page 67: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

54

Lampiran 8. Data analisis PCA (Biplot Excel )

Page 68: KONSENTRASI LOGAM TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN DAN … · Penulis melakukan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja Lapang di Puslitbang LP3K Unhas, KOSPERMINDO, dan Badan Lingkungan

55

Lampiran 9. Dokumentasi kegiatan penelitian