konsentrasi ilmu syari,ah program studi ilmu agama …

38
TERAPI RUMATAN METADON BAGI PENGGUNA NARKOBA SUNTIK DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM TESIS Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu syarat Memperoleh Gelar Magister Agama (MA) Dalam Bidang Ilmu Agama Islam Oleh: Abdullah Syafei NIM: 211.610.102 Pembimbing: Prof.DR.H.Artani Hasbi, MA DR.HJ. Umi Husnul Khotimah , M.Ag KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA ISLAM PROGRAM PASCA SARJANA INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA 1437 H/ 2016

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

TERAPI RUMATAN METADON BAGI PENGGUNA NARKOBA SUNTIK DALAM

TINJAUAN HUKUM ISLAM

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu syarat

Memperoleh Gelar Magister Agama (MA)

Dalam Bidang Ilmu Agama Islam

Oleh:

Abdullah Syafei

NIM: 211.610.102

Pembimbing:

Prof.DR.H.Artani Hasbi, MA

DR.HJ. Umi Husnul Khotimah , M.Ag

KONSENTRASI ILMU SYARI,AH

PROGRAM STUDI ILMU AGAMA ISLAM

PROGRAM PASCA SARJANA

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)

JAKARTA

1437 H/ 2016

Page 2: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tesis dengan judul “Terapi Rumatan Metadon Bagi Pengguna Narkoba

Suntik Dalam Tinjauan Hukum Islam” yang disusun oleh Abdullah Syafei

dengan Nomor Induk Mahasiswa 211.610.102 telah melalui proses

bimbingan dengan baik dan dinilai oleh pembimbing telah memenuhi syarat

ilmiah untuk diujikan di sidang munaqosyah.

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Prof.DR.H.Artani Hasbi, MA DR. HJ. Umi Husnul Khotimah , M.Ag

Tanggal: Tanggal :

Page 3: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Tesis dengan judul “Terapi Rumatan Metadon Bagi Pengguna Narkoba

Suntik Dalam Tinjauan Hukum Islam” yang ditulis oleh Abdullah Syafei

dengan nomor induk mahasiswa 211.610.102 telah diujikan di sidang

munaqasyah Program Pascasarjana Isntitut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta

pada tanggal 14 Januari 2016/11 Dzulqaidah 1437 H. Tesis tersebut telah

diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Agama (MA)

dalam bidang Ilmu Agama Islam.

Direktur Program

Dr. KH. Ahmad Munif Suratmaputra, MA

Panitia Ujian

Dr. KH.Ahmad Munif Suratmaputra, MA. (………………………..)

Ketua Sidang & Penguji II Maret 2016

Dr. KH. Ahmad Fudhaili, MA. (……….……………….)

Sekretaris Maret 2016

Prof. Dr. H. Said Agil al-Munawwar, MA. (………………………..)

Anggota (Penguji I) Maret 2016

Prof.DR.H.Artani Hasbi, MA (……….……………….)

Pembimbing I Maret 2016

DR.HJ. Umi Husnul Khotimah, M.Ag ( .....................................) Pembimbing II Maret 2016

Page 4: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

iii

Page 5: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

iv

PERNYATAAN PENULIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Tesis ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar strata 2 di Institut Ilmu Al-Qur`an Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku di IIQ Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan

jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi dicabutnya gelar yang

diperoleh karenanya, yang berlaku di IIQ Jakarta.

Jakarta, 19 Agustus 2015

Ahmad Zaky Syaukani

Page 6: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

v

حيمحمن الر بسم الله الر

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah atas limpahan rahmat dan karunia Allah Swt penulis

telah dapat menyelesaikan penelitian tesis dengan baik. Penyusunan tesis ini

dapat terlaksana atas bantuan semua pihak. Pada kesempatan ini penulis

menyampaikan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

para pihak yang telah memberi arahan, motivasi serta bimbingan dalam

penulisan tesis ini. Untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan

terimakasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr.Hj.Huzaemah Tahido Yanggo, MA sebagai Rektor Institut Ilmu

Al-Qur’an Jakarta

2. Dr.KH Ahmad Munif Suratmaputra, MA selaku Direktur Sekolah Pasca

Sarjana Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta

3. Prof.DR.H.Artani Hasbi, MA, selaku pembimbing I yang telah

memberikan dan memberi arahan kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan tesis ini

4. DR.HJ. Umi Husnul Khotimah, M.Ag, selaku pembimbing II yang telah

memberikan dan memberi arahan kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan tesis ini

5. Segenap Dosen Pasca Sarjana Magister Ilmu Syari’ah Institut Ilmu Al-

Qur’an Jakarta yang telah mengajarkan ilmunya dan memberikan

motivasi untuk terus membuka cakrawala wawasan ilmu sehingga dapat

diambil manfaat kepada sesama

6. Kepada Perpustakaan Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta, Perpustakaan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Kementrian Kesehatan RI,

Perpustakan Daerah Bekasi Jawa Barat, Perpustakaan Iman Jama

Jakarta, Perpustakaan Majlis Ulama Indonesia, Perpustakaan UI Depok.

7. Prof.Dr.dr.H.Dadang Hawari, Dr.Hasanudin M.Ag, Dr. Ahmad Syam

Madyan Lc, MA, dr. Richard, dr Agung, Chris W. Green, Pengurus

KOMBES (Komunitas Metadon Bekasi), yang telah memberikan

waktunya untuk melakukan wawancara.

Page 7: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

vi

8. Teman-temanku seperjuangan mahasiswa Magister konsentrasi Ilmu

Syari’ah, angkatan 2011 sekelas dengan penulis yang saling memberikan

motivasi untuk terus maju meraih harapan dan impian.

Saya sadar dalam tesis ini tentunya masih jauh dari sempurna

meskipun penulis telah berusaha semaksimal mungkin memberikan yang

terbaik. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang

konstruktif sebagai tambahan pengetahuan dan penerapan disiplin ilmu pada

lingkungan yang luas.

Akhirnya tiada satupun didunia ini yang sempurna, hanya kepada-

Nyalah kita berserah diri dan memohon ampunan. Dengan segala kerendahan

hati, penulis berharap semoga dengan Tesis yang sederhana ini dapat

memberikan inspirasi dan bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan

kepada semua pembaca pada umumnya.

Jakarta, 29 Januari 2016

19 Rabiul akhir 1437 H

Penulis,

Page 8: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

vii

DAFTAR ISI

Persetujuan Pembimbing ……………………………………………........ i

Lembar Pengesahan Tesis……………………………………………....... iii

Pernyataan Penulis ……………………………………………………..... iv

Kata Pengantar ................……………………………………………....... v

Daftar Isi ..……………………………………………………….............. vii

Sistem Transliterasi IIQ Jakarta ……………………………………......... ix

Abstrak ..……………………………………………………………......... xi

BAB 1: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................. 9

C. Pembatasan Perumusan Masalah ......................................... . 9

D. Tujuan dan kegunaan Penelitian ........................................... 10

E. Metodelogi Penelitian ........................................................... 10

F. Kajian Pustaka ...................................................................... 11

G. Sistematika Penulisan ........................................................... 12

BAB 11: NARKOBA DAN PERMASALAHANNYA

A. Pengertian Narkoba ............................................................... 15

B. Sejarah dan Penggolongan Narkoba .................................... 17

C. Jenis Narkoba ........................................................................ 26

D. Bahaya Penyalahgunaan Narkoba ......................................... 31

E. Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba .......................... 35

BAB 111:HUKUM ISLAM DAN PRINSIP-PRINSIP PENERAPAN

HUKUM

A. Defenisi Hukum Islam ......................................................... 45

B. Tujuan-Tujuan Hukum Islam (Maqa shid asy-Syari ’ah) ....... 50

C. Sekilas Tentang Dharurat, Pengertian dan Batasannya.......... 59

BAB 1V: TERAPI METADON DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

A. Mekanisme Terapi Rumatan Metadon ............................... 75

B. Pendapat Para Ahli tentang Terapi Rumatan Metadon ..... 92

1. Praktisi Terapi Metadon dan Psikiater ........................... 92

a. dr. Richard ............................................................. . 92

b. Chris W.Green......................................................... 94

c. Prof.DR.dr.H.Dadang Hawari ................................. 96

2. Ahli Hukum Islam...................................................... ... 104

a. DR.Ahmad Syam Madyan.Lc,MA ........................ . 104

b. DR. Hasanudin, M.Ag.............................................. 111

C. Analisa Penulis tentang Terapi Metadon........................ ..... 114

Page 9: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

viii

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................... 151

B. Saran-saran.......................................................................... 152

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 153

Page 10: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

ix

Sistem Transliterasi IIQ Jakarta

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad

yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan tesis di IIQ, transliterasi Arab-

Latin mengacu pada berikut ini:

1. konsonan

q ق Z ز A ا

k ك S س B ب

l ل Sy ش T ت

m م Sh ص Ts ث

n ن Dh ض J ج

w و Th ط h ح

h ه Zh ظ Kh خ

` ء ‘ ع D د

y ي Gh غ Dz ذ

F ف R ر

2. Vokal

Vokal tunggal Vokal panjang Vokal rangkap

Fath ah : a ا : a …ي : ai

Kasrah : i ي : i …و : au

Dhammah : u و : u

3. Kata sandang

a. kata sandang yang diikuti (ال) qamariyah

Kata sandang yang diikuti oleh alih lam (ال) qamariyah ditransliterasikan

sesuai dengan bunyi. Contoh:

al-Madinah : المدينة al-Baqarah : البقرة

b. kata sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah

kata sandang yang diikuti (ال) syamsiyah ditransliterasikan sesuai dengan

aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya. Contoh:

as-sayyidah : السيدة ar-rajul : الرجل

ad-darimi : الدارمي asy-syams : الشمس

c. syaddah (tasydi d)

Page 11: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

x

syaddah (tasydid) dalam system aksara arab digunakan lambang ( )

sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan

cara menggandakan huruf bertanda tasydi d. Aturan ini berlaku secara umum,

baik tasydi d yang berada ditengah kata, di akhir kata ataupun yang terletak

setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Contoh:

Amanna : أمنا بالل billa hi فهاء Amana as-sufaha : أمن الس `u

inna al-ladzi : إن الذين na كع والر : wa ar-rukka’i

d. Ta Marbu thah (ة)

Ta Marbu thah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata (na’at),

maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf “h”. contoh:

ة ي م ل س ال الجامعة al-Af`idah : الأفئدة : al-ja mi’ah al-Isla miyyah

Sedangkan ta marbuthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-washal)

dengan kata benda (ism), maka dialihaksarakan menjadi huruf (t). contoh:

Amilatun Na‘ : عاملة ناصبة sibah الأية الك برى : al-`Ayat al-Kubra

e. Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf arab tidak mengenal huruf capital, akan tetapi apabila

telah dialihaksarakan maka berlaku ketentuan ejaan yang disempurnakan

(EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan awal kalimat, huruf awal nama

tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain. ketentuan yang berlaku pada

EYD berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau

cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang

diawali dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis capital adalah awal

nama diri, bukan kata sandangnya. Contoh: ‘Ali Hasan al-‘Aridh, al-

‘Asqalla ni , al-Farmawi dan seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Al-

Qur`an dan nama-nama surahnya menggunakan huruf capital. Contoh: Al-

Qur`an, Al-Baqarah, Al-Fa tihah dan seterusnya.

Page 12: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

xi

ABSTRAK

Terapi Rumatan Metadon merupakan program pengurangan

dampak buruk yang berkaitan dengan penggunaan napza suntik. Terapi

rumatan metadon telah diatur oleh Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia No:494/MENKES/SK/IV/2008 Tentang Penerapan Rumah Sakit

dan Satelit Uji coba Pelayanan Terapi Metadon serta Pedoman Program

Terapi Rumatan Metadon.

Metadon termasuk kedalam narkotika golongan II, dan jika

dikonsumsi dalam waktu yang lama akan menyebabkan ketergantungan fisik.

Jika berhenti mengkonsumsi metadon secara tiba-tiba, akan mengalami

gejala putus zat. Dalam hukum Islam, keharaman narkoba dikiaskan kepada

khamr, karena keduanya menimbulkan efek yang sama yaitu dapat

memabukan, menghadirkan kenikmatan semu, dan menimbulkan kecanduan,

membuat rusak sistem kerja otak, menimbulkan banyak penyakit, baik

penyakit dalam atau luar. Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang

penulis teliti dalam masalah ini mengenai hukum terapi rumatan metadon

bagi pengguna narkoba suntik dalam tinjaun hukum Islam.

Kepatuhan yang kuat dari pasien dan dengan pengawasan yang

ketat dari dokter, penggunaan metadon dapat membantu menghilangkan

kebiasaan memakai opioda, mengurangi tingkat kriminalitas, dan membantu

memperbaiki hubungan pasien dilingkungan sosialnya. Metadon mampu

meningkatkan produktivitas pecandu secara social sehingga berbagai masalah

social yang timbul dapat diminimalisir atau bahkan dapat dihilangkan. Para

pecandu yang mengikuti rumatan metadon dapat kembali menjalani

kehidupan yang normal, meningkatkan kemampuan diri sendiri. Selama

pemberian jangka panjang, efek yang tidak diinginkan berkurang setelah

beberapa minggu, namun demikian konstipasi dan berkeringat akan tetap ada,

Beberapa efek samping yang muncul akibat metadon antara lain:

hypoventilasi (depresi pernafasan), konstipasi (penurunan kerja usus,

sehingga akan menimbulkan sulit BAB), pupil yang miosis (pupil

berkontriksi, sehingga penglihatan menjadi kurang jelas terutama pada

tempat gelap), nausea (mual), hipotensi, halusinasi, pusing, muntah, aritmia

jantung (bunyi jantung yang ireguler), anoreksi (penurunan nafsu makan),

peningkatan berat badan, nyeri perut, xerostomia (mulut kering), perspiration

(keringat berlebih), flushing (wajah memerah), kesulitan BAK,

pembengkakan pada tangan dan kaki, perubahan mood, penglihatan kabur,

insomnia, impotensi, ruam kulit, kejang. Jika dikombinasikan dengan obat

lain akan berpotensi menimbulkan kematian.

Metode penelitian dalam tesis ini adalah menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan yuridis yaitu menghimpun data-data

yang dibutuhkan, selanjutnya disesuaikan dan dianalisis secara teliti

Page 13: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

xii

berdasarkan hukum Islam. Langkah berikutnya adalah memaparkan hasil

temuan penelitian tersebut secara sistematis dan akurat. Kemudian penulis

juga menggunakan metode penelitian lapangan (Field research) dalam

mengumpulkan data-data yang dibutuhkan melalui wawancara dengan para

pasien yang mengikuti program terapi rumatan metadon, para ahli hukum

Islam dan juga yang berkompeten dan tahu banyak tentang seluk beluk

masalah terapi Metadon.

Hasil penelitian menunjukan bahwa program terapi rumatan

metadon dalam prespektif penanggulangan HIV/AIDS adalah tidak benar dan

dalam presfektif penyalahgunaan narkoba sama sekali tidak menyelesaikan

masalah. Penggunaan metadon tidak lebih dari sekedar untuk menggantikan

opioid ilegal, mabuk (ngefly) dengan narkoba yang murah dan legal. Berhenti

dari putaw atau NAPZA, sesungguhnya bukan karena metadon tetapi karena

niat yang kuat dari sipecandu, bahkan keluarga dan lingkungan hanya sebatas

mampu memberikan dukungan dan ketegasan. Metadon memiliki efek

samping yang bisa merusak kesehatan manusia. Dengan demikian,

menggunakan metadon sebagai pengobatan atau terapi hukumnya adalah

haram. Selain karena keharaman narkoba sudah qoth’i, metadon hanya

pengalihan bukan penyembuhan.

Page 14: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Narkotika adalah zat kimia yang mengandung racun dan dapat

menyebabkan pemakainya ketagihan dan bahkan dapat merusak jaringan-

jaringan tubuh dalam, namun dalam jumlah tertentu dapat menghilangkan

rasa nyeri dan merangsang untuk tidur.1

Secara terminology (istilah), narkoba atau narkotika adalah

obat/bahan/zat, yang bukan tergolong makanan. Jika diminum, dihisap,

ditelan atau disuntikkan, berpengaruh terutama pada kerja otak (susunan saraf

pusat), dan sering menyebabkan ketergantungan2.

Menurut Dadang Hawari, narkotika adalah semacam candu atau

madat, terkandung di dalamnya zat adiktif yang dapat mempengaruhi,

merusak jaringan otak (syaraf pusat), dan jaringan tubuh3.

Narkotika dalam bahasa Arab di kenal dengan sebutan al-

Mukhaddira t. Al-Mukhaddira t adalah bentuk jama dari al-Mukhaddir. Dan

al-Mukhaddir merupakan isim fa ’il (bentuk subyek) dari kata al-Khidr yang

berarti as-Sitr (menutupi).4 Orang Arab sering berkata: al-Mar’atu

Khaddaraha Ahluha yakni perempuan itu ditutupi dan dilindungi oleh

keluarganya dari hal-hal yang membuatnya terhina. Dari keterangan ini,

maka al-Mukhaddira t adalah semua benda atau zat yang dapat menutup akal

sehat.5

Smith Kline dan French Clinical memberikan defenisi narkotika:

“Narkotika are drugs which produce insensibility or stupor due to

their depresseant effect on the central system. Included in this

definition are opium, opium derevatives (morphine, codien, heroin)

and synthetic opiates (meperidin, methadone)”.6

“Narkotika adalah zat-zat yang dapat mengakibatkan

ketidaksadaran atau pembiusan dikarenakan zat-zat tersebut bekerja

mempengaruhi susunan syaraf pusat. Dalam defenisi ini termasuk juga jenis

1 M. Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Yogyakarta: Arkola, 2001),h.510

2 Martono, L, Harlina dan Joewana Satya, Pencegahan dan Penanggulangan

Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), Cet,1,h.5 3 Dadang Hawari, Bahaya Narkotika, Majalah Panji Masyarakat, No, 37

(Jakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1999), h. 26 4 Aw Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, (Surabaya :

Pustaka Progresif, 2002), Cet.ke-20, h.352 5 Lihat dalam www aljazeera.net, 23 Oktober 2008

6 Smith Kline and French Clinial, A Manual For Law Enforcemen Officer Drugs

Abuse, (Pensylvania: Philladelphia, 1996), h.91

Page 15: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

2

candu dan variannya seperti morpin, cocain dan heroin atau candu yang

dibuat secara sintetis seperti meripidin dan methadon”.

Meningkatnya jumlah pemakai Narkoba terutama yang

menggunakan jarum suntik telah menambah banyak jumlah penderita

penyakit menular seksual seperti HIV dan AIDS, Hepatitis B, Hepatitis C,

Siphilis, dan sebagainya. Berdasarkan penelitian lembaga-lembaga

penanggulangan masalah narkoba, 70% pemakaia narkoba yang

menggunakan jarum suntik di Jakarta telah tertular HIV dan AIDS. Awalnya

menular diantara sesama pemakai narkoba, akhirnya dapat menular kepada

keluarga dan masyarakat luas7.

Pemerintah berkewajiban menjamin hak-hak dasar setiap warga

negara, termasuk atas hak kesehatan. Dalam pasal 34 ayat 3 UUD 1945

disebutkan: “Negara bertanggungjawab atas fasilitas pelayanan kesehatan

dan fasilitas pelayanan umum yang layak”. Dalam fiqh siyasah juga

ditegaskan bahwa keberadaan negara dimaksudkan untuk menjamin

kebutuhan dan kemaslahatan publik. ( ةإح ل ص م ال بإط و ن م ةإي عإالر لى ع امإم الإ ف ر ص ت ).8

Dalam UUD 1945 Pasal 281 ayat (4), kewajiban umum negara

telah ditegaskan, “Perlindungan, pemajuan, penegakkan, dan Pemenuhan hak

asasi manusia adalah tanggungjawab negara, terutama pemerintah”. Oleh

karena itu, Program pengurangan dampak buruk dari penularan Narkotik

suntik ( Harm Reduction ) mutlak diperlukan. Harm Reduction terdiri dari

beberapa kegiatan yaitu: Program Kondom, program jarum suntik, dan

program substitusi.9

Ketiga program ini, dikalangan masyarakat menjadi bahan

perdebatan, terutama di kalangan tokoh agama. Ada yang menolak dan ada

juga yang menerima dengan argumentasi yang dimilikinya.

Kegiatan pendekatan Harm Reduction yang sedang dijalankan

hingga saat ini adalah terapi substitusi oral dengan metadon dalam sediaan

cair, dengan cara diminum. Hal tersebut dikenal sebagai Program Terapi

Rumatan Metadon (PTRM) yang dulunya dikenal dengan Program Rumatan

Metadon (PRM). Perogram terapi rumatan metadon telah diatur oleh

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No:494/MENKES/

7BNK kota Bekasi, Kenali Narkoba dan musuhi penyalahgunannya, (Lembaga

Kesehatan Preventif Yayasan Karya Bhakti, 2004), h.3 8Jalâl ad-Dîn ‘Abdurrah ma n bin Abi Bakr as-Suyu thi , al-Asybâh wa an-

Nazhâ’ir fi al Furû’, (Beirut, Dâr al-Fikr, t.th), hal. 83 9Kementerian Kesehatan, Modul dan Kurikulum Pelatihan Program Terapi

Rumatan Metadon, 2009, h,6

Page 16: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

3

SK/IV/2008 Tentang Penerapan Rumah Sakit dan Satelit Uji coba Pelayanan

Terapi Metadon serta Pedoman Program Terapi Rumatan Metadon.10

Metadon termasuk kedalam narkotika golongan II yaitu narkotika

yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat

digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan pengembangan ilmu

pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan

ketergantungan11.

Metadon adalah suatu opiat sintetik12 yang menyebabkan pasien

akan mengalami ketergantungan fisik. Jika ia berhenti mengkonsumsi

metadon secara tiba-tiba, ia akan mengalami gejala putus zat.

Terapi metadon merupakan suatu terapi pengganti opioid bagi

orang yang memiliki ketergantungan kronis terhadap opioid selama kurun

waktu lebih dari satu tahun. Opioid merupakan Zat adiktif golongan

narkotika yang saat ini merupakan jenis zat yang paling banyak digunakan di

Indonesia. Salah satu jenis opioid sintesis yang banyak beredar di kalangan

pengguna NAPZA adalah heroin13.

Terapi metadon bertujuan untuk mencegah/mengendalikan

penularan infeksi HIV, Hepatitis B dan C yang rentan ditularkan melalui

pemakaian jarum suntik bersama. Metadon diberikan dalam bentuk cair

dengan cara diminum dan ditelan di hadapan petugas. Jika digunakan secara

benar dan dengan pengawasan dokter, terapi metadon dapat membantu

menghilangkan kebiasaan memakai opioda, mengurangi tingkat kriminalitas,

dan membantu memperbaiki hubungan pasien di lingkungan sosialnya.

Prinsip utama rumatan metadon adalah untuk meniadakan keadaan sakau

(putus obat), meminimalkan gejala-gejala putus obat dan menghilangkan efek

euphoria yang disebabkan heroin. Para pecandu yang mengikuti rumatan

metadon dapat kembali menjalani kehidupan yang normal, meningkatkan

10

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 494 Tentang Penetapan Rumah Sakit

dan Satelit Uji Coba Pelayanan Terapi Rumatan Metadon,thn 2006. h.4

11

Hari Sasangka, Narkotika dan Psikotrapika Dalam Hukum Pidana, (Jakarta:

Mahdur Masya, 2003) h.142 12

Salah satu sub kelompok utama narkoba yang merupakan depresan CNS

(Central Nerve System) atau Susunan Syaraf Pusat dan dapat mengurangi rasa nyeri dan

menyebabkan ketergantungan, heroin 10 kali lipat morfin, sedangkan kekuatan opioida

sintetik 400 kali lipat kekuatan mrfin. Lihat dalam Holil Soelaiman, Kamus istilah Tentang

Dan yang berhubungan dengan Penyalahgunaan Narkotika, psikotropika, dan Bahan Adiktif

lainnya (BNN, Jakarta, 2006) h, 156. Lihat juga dalam Martono, L, Harlina dan Joewana

Satya, Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2006), Cet,1,h. 12 13

Kementerian Kesehatan RI, Modul Konseling Adiksi Napza Bagi Petugas

Kesehatan, 2010

Page 17: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

4

kemampuan diri sendiri dan lebih jauh lagi mampu menolong teman sebaya

dalam mengatasi masalah ketergantungan14.

Untuk pengaturan dosis, biasanya dosis awal metadon dianjurkan

sebanyak 15-30 mg setiap hari selama 3 hari pertama. Kematian sering terjadi

bila menggunakan dosis awal melebihi 40 mg. Pasien harus diobservasi

selama 45 menit setelah pemberian dosis awal untuk memantau tanda-tanda

toksisitas atau gejala putus obat. Peningkatan dosis harus perlahan-lahan dari

dosis awal (fase stabilisasi) sehingga memasuki fase rumatan. Dosis yang

direkomendasikan digunakan dalam fase stabilisasi adalah dosis awal

dinaikkan 5-10 mg tiap 3-5 hari (start slow go slow aim height). Hal ini

bertujuan untuk melihat efek dari dosis yang sedang diberikan. Total

kenaikan dosis tiap minggu tidak boleh lebih 30 mg. Jika pasien sudah

merasa nyaman, dosis dipertahankan antara 40-100 mg/hari selama kurang

lebih 18-24 bulan atau peserta memutuskan untuk berhenti (fase rumatan).

Dosis yang perharinya dibagi dua diturunkan 10 % tiap minggu dan ketika

dosis mencapai 20-30 mg, dosis dikurangi 1 mg per 2 minggu atau dosis tetap

selama lebih dari satu minggu, sampai akhirnya dihentikan.15

Jika dibandingkan dengan narkotik lainnya (morfin, idrocodone,

heroin), penggunaan metadon terbukti lebih aman (jika digunakan sesuai

dengan arahan klinis) dan tidak menyebabkan kerusakan pada organ vital

tubuh manusia (otak, hati, paru atau ginjal), meskipun telah dikonsumsi

selama lebih dari 30 tahun. Sifat kecanduan metadon tidak lebih buruk dari

heroin. Walaupun keadaan putus zat metadon lebih panjang dari

dibandingkan heroin, tetapi tidak lebih berat. Oleh karena sifat “High” tidak

sama dengan yang dihasilkan heroin, sugestinya juga tidak sebesar sugesti

terhadap heroin16.

Yang penting untuk menjadi perhatian di sini adalah bahwa

metadon termasuk kedalam narkotika golongan II, dan jika dikonsumsi dalam

waktu yang lama akan menyebabkan ketergantungan fisik, Jika ia berhenti

mengkonsumsi metadon secara tiba-tiba, ia akan mengalami gejala putus

zat.17 Sedangkan para ulama mengharamkan narkotika yang lazim disebut al-

Hasyisy.18

14

Yayasan Spiritia, Lembaga Informasi tentang HIV/AIDS untuk Odha,(Jakarta:

2009), h.670 15

[email protected] 16

Andrew Preston, Metadon hand book, (Jakarta: 2006), h.2 17

Gejala putus zat atau istilah lainnya adalah withdrawl syndrome yaitu keadaan

nyeri hebat sekujur tubuh akibat penghentian atau pengurangan penggunaan zat. Lihat dalam

Holil Soelaiman, Kamus istilah Tentang Dan yang berhubungan dengan Penyalahgunaan

Narkotika, psikotropika, dan Bahan Adiktif lainnya (BNN, Jakarta: 2006) h, 156 18

Bp Dharma Bhakti dan Yayasan Penerus Nilai-nilai Luhur Perjuangan 1945,

Mari Bersatu Memberantas Bahaya Penyalahgunaan Narkoba, (Jakarta: t.th), h,135

Page 18: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

5

رإم ل ا ب ارإش د ي ام ك ال اوإن ت م د ي ام ر ح ة ش ي شإل أ “Hasyi sy (hukumnya) haram dan orang meminumnya dihukum

sebagaimana peminum khamr.”

Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwanya tentang

penyalahgunaan Narkotika pada tanggal 10 Shafar 1396 H/ 10 Ferbuari 1976,

juga menyatakan haram hukumnya menyalahgunakan Narkotika, karena

dapat membawa kemadharatan yang mengakibatkan rusaknya mental dan

fisik serta terancamnya keselamatan masyarakat dan ketahanan Nasional.

Keharaman narkotika dapat diqiyaskan pada hukum khamr.

Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surah Al-Ma idah [5] ayat 90.

.

“Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman

keras, berjudi, (berkorban untuk) berhala, dan mengundi nasib

dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk

perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar

kamu beruntung”. (QS. Al-Ma idah [5]:90)

Ayat ini merupakan ayat yang terakhir yang diturunkan terkait

dengan pengharaman khamr. Ayat ini turun setelah peristiwa perang uhud.

Jika ayat pengharaman khamr dimulai dari QS. An-Nahl: 67, An-Nisa ’: 43,

Al-Baqarah: 219, dan diakhiri dengan ayat diatas (Al-Ma idah:90), maka

proses pengharaman khamr berlangsung sekitar 10 tahun. Ini artinya, Islam

selalu memperhatikan kadar kekuatan umatnya dalam proses penentuan

sebuah hukum. Dalam terminologi ushu l fiqh, proses penurunan hukum

secara bertahap ini dikenal dengan sebutan at-Tadarruj (berangsur-angsur).

Dalam ayat tersebut di atas secara tegas Allah SWT melarang

untuk meminum khamr. Larangan dimaksud dapat dilihat dari dua segi yaitu:

Page 19: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

6

1. Shighat an-Nahi yakni Allah SWT menyebutkan keburukan dari

perbuatan dimaksud yang dalam hal ini dengan kata س ج رإ

2. Terdapat perkataan fa ijtanibu hu, ( ه وب نإت ج اف ) yang artinya : Maka jauhilah

olehmu. Kata tersebut berbentuk amr ( أمر ( atau perintah.19 Perkataan

berbentuk amr menunjukan perintah yang wajib dikerjakan. Oleh karena

itu maksud dari perkataan tersebut adalah: Wajib kamu jauhi minuman

khamr itu”.20 Al-Qurthubi (w. 671) berkata: Kalimat itu mengandung

kewajiban agar menjauhinya dari segala aspek pemanfaatan. Bukan saja

tidak boleh diminum, tetapi juga tidak boleh dijual, dan tidak boleh

dijadikan obat.21

Jumhur ulama berpendapat bahwa hakikat asal nahi itu adalah

haram dan ia baru bisa menjadi bukan haram bila ada dalil lain yang

menunjukannya. Dalam hal ini jumhur ulama mengemukakan sebuah Kaidah

Ushuliyah yang populer:

أ 22 ي إرإح لت لإيإه الن فإل ص ل

“Asal dari larangan adalah untuk hukum haram”.

Penelitian medis membuktikan efek negatif khamr bagi kehidupan

manusia baik secara pribadi maupun sosial. Peminum khamr akan mengalami

berbagai gangguan pisik maupun psikis, bahkan kalaupun kebiasaan minum

khamr itu dihentikan, pelakunya tidak luput dari gangguan lain. Kebiasaan

minum akan berakibat negatif dan sekalipun akan dihentikan juga

menimbulkan efek negatif23.

Dengan demikian Khamr dan narkotika merupakan dua jenis yang

berbeda, tapi mempunyai kesamaan dalam akibat yang ditimbulkannya,

sama-sama dapat memabukan dan menimbulkan kecanduan, bahkan dapat

menimbulkan banyak penyakit, baik penyakit dalam maupun luar.

Kemudian hubungannya dengan objek kajian dalam penelitian ini,

yaitu tentang terapi metadon yang dihubungkan dengan hukum Islam. Penulis

19

Abdul Wahab Abdul Muhaimin, Kajian Islam Aktual, (Jakarta: Gaung Persada

Press, 2011), Cet 1, h, 217 20

Ar-Ra gib al-Ashfaha ni , al-Mufradât fî Gharîb Al-Qur’an, (Kairo: Maktab

Taufiqiyah, t.th) h, 79 21

Quraish Shihab, Tafsi r al-Misbâh, (Jakarta: Lentera Hati, 2006), vol 3, h,19 22

Amir Syarifuddin, Ushûl Fiqh, (Jakarta: Prenada Media Group,2009), Cet 5,

h,210. Lihat juga Beni Ahmad Saebani, Filsafat Hukum Islam, (Bandung: Pustaka Setia,

2007) h, 283 23

Ali Haidar, Hukum Minum Bir, Dalam Huzaimah T.Yanggo dan H.A.Hafiz

Anshary, ed, Problematika Hukum Islam Kontemporer,(Jakarta: Pustaka Firdaus, cet. 3,

2002,) h, 147

Page 20: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

7

memulainya dengan sebuah pertanyaan: Apakah penggunaannya dibolehkan,

karena ia bermanfaat bagi manusia atau sebaliknya, yaitu bahwa

penggunaannya dilarang, karena ia masuk dalam kategori barang-barang

yang buruk, dan akan berimplikasi negatif bagi penggunanya. Apakah

Metadon diperbolehkan untuk pengobatan?

Berikut ini penulis akan mengemukakan salah satu ayat dan hadits

yang berbicara tentang hal tersebut, agar kita mendapat gambaran yang tepat

...

“…Menghalalkan bagi mereka yang baik-baik dan lezat dan

mengharamkan yang keji-keji (kotor). (QS.Al-A’raf:[7]:157)

Ayat di atas berbicara tentang perintah mengerjakan sesuatu yang

baik (ma,ruf) dan melarang mengerjakan hal yang mungkar. Kemudian Allah

menghalalkan sesuatu yang sifatnya baik dan mengharamkan sesuatu yang

buruk.

Hadits Rasulullah SAW:

ون ار ه ن ب د ي زإي ان ث د ح ى طإاسإو ال ة د اب ع ن ب د م م ان ث د ح أ ن ع م لإس م نإب ة ب ل ع ث ن ع اش ي ع ن بإيل اعإس إإان ار ب خ أ ان ر م عإبإ

أ ن ع اءإد ر الد م أ ن ع ي ارإص ن ال اللإل و س ر ال ق :ل قا اءإد ر الد بإاء د ل ك لإل ع ج و اء و الد و اء الد ل ز ن أ الل ن إإ:م ل س و هإي ل ع ىاللإل ص و او د ت ل او و او د ت ف اء و د 24هأبوداود(ارو)ام ر ابإ

“Muhammad bin ‘Ubâdah al-Wasîthi memberitahukan kepada

kami: Yazîd bin Hârun memberitahukan kepada kami: ‘Ismâi l bin

Ayyâsy mengabarkan kepada kami: dari Tsa’labah bin Muslim

dari Abî ‘Imran al-Anshârî dari Umi ad-Dardâ dari Abî ad-Dardâ

berkata: Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya Allah Ta’ala

menurunkan penyakit dan obat. Dia menjadikan obat untuk setiap

penyakit, maka berobatlah, dan janganlah berobat dengan yang

haram.” (HR. Abû Dâwud)

24

Sulaima n ibn al-Asy’ats Abû Dâwud al-Sijistânî, Sunan Abî Dâwud, (Kairo:

Dâr al-Haitsa m, 2007) Kitab ath-Thib, bab fi al-Adwiyat al-Makru h ah,No hadits. 3874. Jilid

2, h.276

Page 21: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

8

Hadits diatas dengan tegas melarang berobat dengan sesuatu yang

diharamkan.

Persoalan ini menjadi menarik untuk dielaborasi lebih lanjut,

terutama setelah kita coba untuk menganalisa lebih jauh tentang keberadaan

suatu dalil atau kaidah yang berbunyi sebagai berikut:

25 انإم ز ل ا ي إغ ت بإمإكا ح ل ا ر ي غ ت “Ketentuan-ketentuan hukum dapat berubah dengan berubahnya

masa (kondisi)”.

Persoalan ini juga akan menjadi menarik, kalau kita coba

menggunakan metode qiyas (analogi) kepada ayat yang membolehkan

memakan makanan yang telah jelas-jelas diharamkan, tentunya dalam

kondisi tertentu. Ayat yang dimaksud adalah ayat 173 Surah Al-Baqarah.

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai,

darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut

(nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa

(memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula)

melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya

Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS. Al-Baqarah

[2]: 173)

Ayat di atas menerangkan tentang keharaman bangkai, darah

daging babi dan juga binatang yang akan disembelih dengan menyebut nama

selain Allah, akan tetapi dalam keadaan “terpaksa” maka semua yang

diharamkan sebagaimana disebutkan di atas adalah dibolehkan karena adanya

25

Jalâl ad-Din ‘Abdurrah ma n ibn Abi Bakr as-Suyu thi , al-Asybâh wa an-

Nazhâ’ir (Beirut: Dâr-Al-kutub Al-Ilmiyah, 1430) Jilid 1 h.157

Page 22: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

9

prioritas kepentingan yang lebih diutamakan yaitu kepentingan menjaga jiwa,

tentunya dengan tidak berlebihan dalam pemanfatannya.

Imam Jala l ad-Di n as-Suyu thi (841-911H) dalam kitabnya al-

Asybâh wa an-Nazhâ’ir, ketika menjelaskan kaidah : اتإر و ظ ح م ال ح ي بإت ة ر و ر الض

(dharurat itu membolehkan hal-hal yang dilarang) berkata, “Berdasarkan

kaidah tersebut, dibolehkan memakan bangkai (mayat) manusia ketika dalam

keadaan kelaparan, sementara makanan lain tidak ada.”26

Kemudian kaidah yang berbunyi: امإع ال رإر الض عإف د لإاص ال ر ر الض ل م ح ت ي

(Kemudharatan yang sifatnya lebih kecil bisa dikalahkan untuk menghindari

yang lebih besar). Contoh kaidah ini adalah Pendapat Ibnu Taimiyah yang

membiarkan seorang pemabuk untuk minum khamr, karena jika ia tidak

minum khamr ia akan membunuh banyak kaum muslimin di sekitar tempat

itu27.

Sehubungan dengan masalah metadon, pertanyaan yang kemudian

muncul adalah: Apakah metadon bisa dianalogikan dengan apa yang

dimaksud dan disebut oleh ayat dan kaidah fiqhiyah tersebut di atas, karena

memiliki unsur yang sama atau sebaliknya bahwa metadon tidak dapat

dianalogikan, karena tidak memiliki unsur penunjang (‘illat) dan memenuhi

persyaratan analogi.

Hal inilah yang menjadi perhatian dan menarik, khususnya bagi

penulis, sehingga penulis berinisiatif mengadakan penelitian secara

komprehensif yang akan membahas panjang lebar masalah “Terapi

Rumatan Metadon Bagi Pengguna Narkoba Suntik Dalam Tinjauan

Hukum Islam” dalam tesis ini. Yang nantinya diharapkan permasalahan

seputar terapi metadon akan menemukan titik pemecahan masalah yang jelas.

B. Identifikasi Masalah

Beradasarkan uraian tentang Terapi Metadon, yang ada dalam latar

belakang masalah, maka teridentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan terapi rumatan metadon?

2. Bagaimanakah terapi rumatan metadon itu di terapkan bagi pengguna

narkoba suntik?

3. Apa manfaat dan mafsadat dari terapi rumatan metadon?

4. Apa tujuan terapi rumatan metadon ?

C. Pembatasan Perumusan Masalah

26

Jala l ad-Din ‘Abdurrah ma n as-Suyu thi , al-Asybâh wa al-Nazhâ’ir, (Beirut-

Libanon: Dâr al-Fikr, 1415 H/1995 M), Hal 60. 27

‘Abd al-Kari m Zaidan, al-Waji z fî Ushûl al-Fiqh, (Beirut: Muassasah al-

Risalah, 2006), Cet 15, h,383

Page 23: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

10

Dari ilustrasi di atas, jelas sekali terlihat bahwa jika kita mencoba

untuk memfokuskan perhatian pada permasalahan terapi metadon, maka akan

dihadapkan pada beberapa permasalahan yang terkait dengannya.

Permaslahan tersebut sangat dominan dalam memberi pengaruh dan

dijadikan pertimbangan dalam melihat boleh dan tidaknya penggunaan

metadon dalam proses pengobatan bagi pengguna narkoba. Dengan berpijak

pada masalah yang dimaksud (dalam identifikasi masalah), dalam hal ini

penulis akan membatasi pembahasan penelitian pada terapi rumatan metadon

dilihat dari sudut pandang hukum Islam, yang dalam pembahasannya juga

akan menyinggung pendapat ulama. Untuk mencapai maksud tersebut,

tentunya penulis juga akan mengemukakan metodologi pengambilan

kesimpulan hukum yang digunakan oleh para ulama dalam proses pencarian

dan penetapan hukum.

Berdasarkan hal tersebut diatas, dan untuk mengetahui bagaimana

posisi hukum penggunaan metadon dalam Islam, maka penulis dapat

merumuskan permasalahan-permasalahan dalam bentuk pertanyaan sebagai

berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan Terapi Rumatan Metadon?

2. Bagaimana tinjauan hukum Islam tentang Terapi Rumatan Metadon?

D. Tujuan dan kegunaan penelitian

a. Tujuan Penelitian:

1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan Terapi Rumatan

Metadon?

2. Untuk mengetahui bagaimana tinjauan hukum Islam tentang Terapi

Rumatan Metadon?

b. Manfaat Penelitian:

1. Menambah khazanah keilmuan baru dalam dunia keilmuan Islam

2. Diketahuinya prinsip medis terapi rumatan metadon

3. Diketahuinya hukum terapi rumatan metadon

4. Untuk memperoleh gelar Magister Agama

E. Metode Penelitian

1. Metode yang digunakan

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif

analitik dengan pendekatan yuridis yaitu menghimpun data-data yang

dibutuhkan, selanjutnya disesuaikan dan dianalisis secara teliti berdasarkan

hukum Islam. Langkah berikutnya adalah memaparkan hasil temuan

penelitian tersebut secara sistematis dan akurat.

2. Sumber dan pengumpulan data

Pengumpulan data yang penulis lakukan melalui studi kepustakaan

(library research) dengan mengumpulkan karya-karya yang berkaitan dengan

itu. mulai dari literatur-literatur yang berupa bacaan, bahan dari majalah,

surat kabar, artikel serta sumber lain yang menunjang.

Page 24: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

11

Kemudian penulis juga menggunakan metode penelitian lapangan

(Field research) dalam mengumpulkan data-data yang dibutuhkan guna

melengkapi data yang telah ada. Penelitian lapangan yang dimaksud adalah

lebih pada usaha-usaha yang dilakukan penulis berkompeten dan tahu banyak

tentang seluk beluk masalah terapi metadon melalui wawancara. Proses

wawancara tersebut menggunakan alat bantu berupa pedoman wawancara

dan Handphone dan alat-alat lain yang dibutuhkan.

Hasil wawancara tersebut dicatat, setelah terlebih dahulu mendapat

izin dari orang yang diwawancarai. Kemudian ditranskrip ke dalam bentuk

tulisan. Proses selanjutnya, ialah peneliti mencari jawaban-jawaban atas

permasalahan yang telah dirumuskan dalam peneletian ini, dari hasil

wawancara yang telah ditranskrip tersebut.

F. Kajian Pustaka

Buku-buku dan karya tulis mengenai terapi metadon dalam

tinjauan hukum Islam memang belum ada, tetapi buku-buku yang

menyinggung tentang metadon secara sepintas sudah ada, seperti buku

yang berjudul Advokasi, Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, yang

diterbitkan oleh Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI).

Kemudian keluarnya Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No:494/MENKES/SK/IV/2008 Tentang Penerapan Rumah Sakit dan Satelit

Uji coba Pelayanan Terapi Metadon serta Pedoman Program Terapi Rumatan

Metadon sebagai upaya untuk mengurangi dampak buruk dari penularan

Narkotik suntik. Di samping itu, terdapat modul Konseling Adiksi Napza

Bagi Petugas Kesehatan, yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia. Modul tersebut sekaligus merupakan pedoman bagi

petugas kesehatan klinik PTRM diseluruh Indonesia.

Ada juga beberapa buku Dr. Dadang Hawari, seorang Dokter dan

Psikiater yang banyak menggeluti masalah dan menanggulangi korban

narkoba. Seperti, Penyalahugunaan dan ketergantungan Naza

(Narkotika,Alkohol, dan Zat Adiktif), Petunjuk Praktis Terapi (Detoksifikasi)

Miras dan Narkoba Tanpa Anestesi dan Substitusi (Metadon, Subutex, dan

Sejenisnya) dan HIV/AIDS. Disamping itu, Beliau banyak menulis tentang

narkoba di media-media cetak dan majalah serta dalam bentuk makalah untuk

seminar. Dadang Hawari sangat menentang keras terhadap Terapi Rumatan

Metadon dengan mengatakan “Itu terapi yang salah besar”. Metadon hanya

obat lama dan tidak mendunia. Tetapi beliau tidak membahas secara

mendetail tentang metadon itu sendiri, terlebih-lebih dalam kajian hukum

Islamnya.

Kemudian buku yang berjudul al- Halâl wa al- H arâm fi al-Islâm

karangan Dr.Yu suf al-Qaradha wi , yang menjelaskan mengenai dasar-dasar

halal dan haram dalam Islam. Cakupan buku ini sangat luas tidak hanya

membahas mengenai halal dan haram dalam kaitannya dengan makanan dan

Page 25: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

12

minuman, tetapi juga konsep halal dan haram seluruh aspek kehidupan

seorang muslim. Dan juga Buku al-Fiqh al-Islâmî wa Adillatuhu yang ditulis

oleh Wahbah az-Zuh aili terdapat bab yang menyinggung mengenai makanan

halal dan haram, pendapat ulama mengenai dibolehkannya makanan dan

minuman yang haram dalam keadaan darurat serta pendapat para ulama

mengenai bahan najis dan haram dalam pengobatan. Selain itu, ada juga

dalam bentuk tesis yang disusun oleh Arison Sani Mahasiswa IIQ Jakarta,

Konsentrasi Ulum Al-Qur’an dan Ulum al-Hadits dengan judul Khamr dalam

Prespektif Al-Qur’an. Tesis ini juga membahas tentang pengertian khamr,

jenis dan golongannya, serta bahaya khamr. Tesis ini menghasilkan bahwa

Khamr dapat dikatakan narkoba atau sebaliknya, narkoba juga dapat disebut

sebagai Khamr dalam arti majazi . Argumentasinya yang dikemukakan

adalah: Kegunaan dan dampak yang ditimbulkan dari khamr dan narkoba

adalah sama: Kegunannya yaitu berfoya-foya mabuk-mabukkan dan

kecanduan sedangkan dampaknya yaitu menimbulkan penyakit baik dalam

maupun luar dan merusak system kerja otak. Juga tesis yang disusun oleh

Hilyatuz zahrah yang berjudul Titik kritis keharaman obat dan solusinya

dalam kajian fiqh. Penelitian ini menghasilkan bahwa penggunaan alkohol

yang berasal dari khamr di dalam pembuatan obat-obatan, hukumnya haram

kecuali dengan alasan darurat. Itupun tidak berlaku untuk selamanya. Umat

Islam tetap harus mencari penggantinya.

Dari penelitian yang penulis temukan dari kedua judul tesis diatas

pada prinsipnya semua mengatakan bahwa khamr ataupun narkotika

adalah haram untuk dikonsumsi (diminum dan dimakan), begitu juga

haram dijadikan sebagai pembuatan obat-obatan. Dalam penelitian ini,

Penulis melakukan penelitian tentang Peraturan Pemerintah yang telah

diputuskan dan diberlakukan dibeberapa Rumah Sakit di setiap Kabupaten

atau Kota yang ada diseluruh Indonesia oleh Menteri Kesehatan RI

NO:494/MENKES/SK/IV/2008, tentang Pelayanan Terapi Rumatan

Metadon Serta Pedoman Program Terapi Rumatan Metadon.

G. Sistematika penulisan

Penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab yang masing-masing

memiliki sub-sub bab, adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini

dapat digambarkan sebagai berikut:

Pada Bab Pertama, merupakan bab pendahuluan, yang diawali

dengan Latar belakang masalah, kemudian secara berurutan akan dibahas

identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, metode penelitian,

tujuan dan kegunaan dan terakhir adalah sistematika penulisan.

Pada Bab kedua, penulis menjelaskan dan memaparkan secara

umum tentang Pengertian Narkoba, Sejarah dan Penggolongan Narkoba,

Jenis Narkoba, Bahaya Penyalahgunaan Narkoba, dan Penanggulangan

Penyalahgunaan Narkoba.

Page 26: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

13

Bab ketiga, penelitian ini akan diarahkan pada prinsip yang

menjadi pertimbangan dalam penetapan hukum Islam, yang diawali dengan

defenisi hukum Islam dan tujuan syari’at Islam. Selain itu penulis juga akan

sedikit menyinggung tentang darurat, pengertian serta batasannya sebagai

rangkaian akhir pembahasan yang terdapat dalam bab ini.

Pada Bab ke empat, penulis akan memfokuskan pada pembahasan

tentang kedudukan hukum metadon dan terapi rumatan metadon dari sudut

pandang hukum Islam. Untuk mendapatkan jawaban tentang kedudukan

hukum metadon, maka pada bab ini penulis akan memaparkan pendapat para

praktisi terapi metadon dan ulama hukum Islam. Dan analisa penulis terhadap

terapi rumatan methadon.

Pada Bab kelima, merupakan bagian penutup dari keseluruhan

penelitian ini, yang akan diformulasikan dalam bentuk penarikan kesimpulan

dan pemberian saran-saran jika diperlukan.

Page 27: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

14

Page 28: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

15

Page 29: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

151

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan urain-uraian yang telah disampaikan pada bab-bab

sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:

1. Terapi Rumatan Metadon adalah usaha pemerintah untuk

mengurangi dampak buruk yang diakibatkan oleh pengguna

narkoba suntik. Terapi metadon dilatarbelakangi oleh adanya

semakin meningkatnya pengguna narkoba suntik dan penularan

penyakit HIV dan AIDS.

2. Dalam tinjauan hukum Islam, haram hukumnya menggunakan

metadon sebagai terapi atau pengobatan. Adapun argumentasinya

adalah:

a. Dari sisi kegunaan, metadon digunakan untuk mabuk-

mabukan, menghadirkan kenikmatan semu, dan menimbulkan

kecanduan. Dari sisi dampak yang ditimbulkan, metadon

membuat rusak sistem kerja otak, menimbulkan banyak

penyakit, baik penyakit dalam maupun luar. Bahkan jika

dibandingkan dengan heroin atau napza lainnya rasa sakit

karena metadon lebih lama sampai 3 bulan, sementara heroin

atau putaw hanya 7 hari sudah hilang rasa sakitnya. Ada

beberapa hadits yang menyebutkan bahwa:

)رواه مسلم ( " كل مسكر خمر ومكل مسكر حمرمام "“Setiap yang memabukkan adalah khamr dan setiap yang

memabukkan adalah haram”.

Dan juga Hadits:

ه مسلم (ا)رو إنه لميسم بدموماء وملمكنه دماء

“Sesungguhnya khamr bukanlah obat, namun sebenarnya dia

adalah penyakit.” (HR.Muslim).

Dalam hadits lain disebutkan:

اءم ومالد اوموا اء اءم ومجمعملم لكل دماء دموم وم إن اللهم أمن زملم الد ف متمدماوموا بمرمام )رو (أبو داوده اوملام تمدم

“Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan obat. Dia

menjadikan obat untuk setiap penyakit, maka berobatlah dan

jangan berobat dengan yang haram.” (HR. Abû Dâwud).

Page 30: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

152

Dan juga hadits

البخارى( ها)رو م ك ي لم عم مم ر ا حم مم ي ف م ك اءم فم ش ل عم يم لم اللهم ن إ

“Sesungguhnya Allah tidaklah menjadikan kesembuhan kamu

di dalam sesuatu yang diharamkan.” (HR. al-Bukhârî).

b. Terapi metadon dilakukan dalam jangka panjang, karena itu

disebut Terapi Rumatan Metadon, bahkan bisa sampai seumur

hidup. Dalam hukum Islam, Selama masih ada obat-obatan

yang halal dan suci, umat Islam diwajibkan untuk

menggunakan obat atau ramuan yang halal dan bebas dari hal-

hal yang diharamkan oleh Allah SWT Karena sesungguhnya

Allah tidak akan meletakkan obat pada sesuatu yang haram

kecuali dengan alasan dharurat. Penggunaan bahan yang

haram dengan alasan dharurat hanya berlaku untuk jangka

pendek saja, tidak berlaku untuk selamanya. Oleh karena itu

tetap harus dicari pengganti yang halal dan sesuai syar’i

c. Berhenti dari heroin atau putaw sesungguhnya bukan karena

metadon, tetapi karena niat yang kuat dari setiap pasien untuk

tidak mengkonsumsi narkoba.

B. Saran-saran

1. Upaya pencegahan dan pemberantasan terhadap penyalahgunaan

dan peredaran gelap narkoba perlu dilakukan secara komprehensif

dan multidimensional, dengan melibatkan berbagai pihak yang

terkait, baik pemerintah maupun masyarakat.

2. Dalam upaya terapi dan rehabilitasi bagi korban penyalahgunaan

narkoba selain menjadi tanggungjawab pemerintah, diberikan

kesempatan seluas-luasnya kepada masyarkat, organisasi

kemasyarakatan dan keagamaan untuk berpartisipasi dalam upaya

penyelenggaraan terapi dan rehabilitasi dengan berpedoman

kepada standarisasi pelayanan terapi dan rehabilitasi yang

ditentukan.

3. Program terapi rumatan metadon yang telah diatur dalam

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No:

494/MENKES/SK/IV/ 2008 Tentang Penerapan Rumah Sakit dan

Satelit Uji Coba Pelayanan Terapi Metadon serta Pedoman

Program Terapi Rumatan Metadon adalah program yang gagal

dalam menyelesaikan penyalahgunaan narkoba. Oleh karena itu

dalam mencari pengobatan atau rehabilitasi bagi pengguna narkoba

hendaknya umat Islam mencari terlebih dahulu obat atau ramuan

yang halal sesuai dengan syariat Islam.

Page 31: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Muhaimin, Abdul Wahab. Kajian Islam Aktual, Jakarta: Gaung

Persada Press, 2011.

Abd ar-Rauf, Muh ammad. At-Tukîf ‘alâ Mahmâti at-Ta’ârif, Damaskus: Dar

al- Fikr,1410 H.

Abû Yah ya, Zakariya Ibn Muh ammad Ibn Zakariya al-Anshâri , Al-Hudu d al-

Aniqah wa at-Ta’rîfât ad-Daqîqah, Beirut: Dâr al-Fikr al-

Mu’âshi r, 1411 M

Ahmad Saebani, Beni. Filsafat Hukum Islam, Bandung, Pustaka Setia, 2007.

Ahmad, Amrullah dkk. Dimensi Hukum Islam dalam Sistem Hukum

Nasional, Jakarta: Gema Insani Press,Tahun 1996.

Al-‘Asqalla ni , Ah mad bin ‘Ali bin Hajar. Fath al-Bari bisyarh Shahih al-

Bukhari , cet. 1, Kairo: Dar al- H adits, 2004.

Ali, Muh ammad Daud. Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum dan Tata

Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT raja Grafindo Persada,

2009.

Ambari, Mu’arif Hasan. Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT Ikhtiar Baru van

Hoeve, 1996.

Ansharullah, Muhammad. Beralkohol tapi Halal, Menjawab Keraguan

Tentang Alkohol Dalam Makanan, Minuman, Obat dan Kosmetik,

Solo, Pustaka Arafah, 2011.

‘Audah, Abd al-Qa dir. at-Tasyri ’ al-Jina ’i al-Islami , Kairo: Maktabah an-

Nahdhah al-‘Arabiyah, Juz 2,1990.

Bikrett, Dj. NSW Methadone Maintenance Treatment Clinical Practice

Guidelines, NSW Health Departement, 1999.

BNK Samarinda. Sejarah Narkoba, Makalah penanggulangan Narkoba,

2007.

BNN RI. Advokasi, Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, 2009.

_______, Jurnal data Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan

Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) tahun 2012 edisi tahun 2013.

_______, Komunikasi Penyuluhan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba,

2004.

_______, Pedoman Pelaksanaan P4GN, Melalui Peran Serta Kepala

Desa/Lurah, Babinkamtibmas dan PLKB di Tingkat

Desa/Kelurahan, 2007.

_______, Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba bagi Pemuda,

2004.

_______, Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba bagi Remaja,

2003

Page 32: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

_______, Modul Pelatihan Tokoh Masyarakat sebagai Fasilitator Penyuluh

Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, Jakarta: Pusat Dukungan

Pencegahan Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional, 2005.

_______, Kamus istilah Tentang dan yang berhubungan dengan

Penyalahgunaan Narkotika, psikotropika, dan Bahan Adiktif

lainnya, Jakarta, 2006.

_______, Narkotika dalam Pandangan Agama,Jakarta, Direktorat Diseminasi

Informasi Deputi Bidang Pencegahan Badan Narkotika Nasional.

2010.

Budiarjo, Ahmad et.al. Kamus Psykologi, Semarang: Dahlan Prize, 1991.

Al-Bukhâri , Abi ‘Abdillah Muh ammad ibn Ismâ’i l. Matn al-Bukhari bi

Hasyiyah as-Sindi , Juz. 1,3 Beirut: Da r al-Fikr, cet. 1, 1994

Buku Kedokteran EGC, Kamus Kedokteran Dorland, Tim terjemah: Rima

M. Harjono et.al, Jakarta: 1994

Dagum, Save M. et al, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Lembaga

pengkajian kebudayaan Nusantara,1999.

Departemen Kesehatan. Modul dan Kurikulum Pelatihan Program Terapi

Rumatan Metadon (PTRM), 2009.

Ad-Dimasyqi , Abu al-Fidâ’ Isma i l bin Katsir al-Qurasyi . Tafsîr Al-Qur’an

al-‘Azhîm, Kairo: Dar al-manar, Juz I, 2002.

DITJEN Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial. Acuan Umum Pelayanan Sosial

Penyandang HIV/AIDS, Jakarta: Departemen Sosial RI, 2003.

Djamil, Fathurrahman. Metode IjtihadMajlisTarjih Muhammadiyah,Jakarta,

logos publishing house, cet. 1, 1995.

_______, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu,1999.

Djazuli, Ahmad. Kaidah-kaidah Fikih: Kaidah-Kaidah Hukum Islam dalam

Menyelesaikan Masalah-masalah yang praktis, Jakarta: Kencana,

cet ke-3, 2010,

Echole, John M. Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: Gramedia, 2000.

Al-Fanjari , Ahmad Syauqi . Nilai Kesehatan dalam Syari,at Islam, Pentrj.

Ahsin Wijaya dan Totok Jumantoro, Jakarta: Bumi Aksara, 2010

Al-Ghaza li, Abu Hamid Muh ammad bin Muhammad bin Muhammad. al-

Mustashfa bi tahqiqi Abdullah Mahmud Muh ammad ‘Umar,

Beirut: Dar al Kutub Ilmiyah, 2008.

Gulo, Dali. Kamus Psikologi, Bandung: Tonis, 1982.

Hanafi, Ahmad. Pengantar dan Sejarah Hukum Islam, Jakarta: Bulan

Bintang,1970.

Hawari, Dadang. Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan jiwa Prespektif Al-

Qur’an dan as-Sunnah, Jakarta: Fakultas Kedokteran Indonesia,

2013

_______, Al-Qur’an Ilmu kedokteran dan kesehatan jiwa, Yogyakarta: PT

Dana Bhakti Prima Yasa, 2004.

Page 33: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

155

_______, Bahaya Narkotika, Majalah Panji Masyarakat, Jakarta: Dana

Bhakti Prima Yasa, 1999.

_______, Konsep Islam Memerangi AIDS dan NAZA, Yogyakarta: PT Dana

Bhakti Prima Yasa, 1996.

_______, Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA, Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, 2008.

_______, Penyalahugunaan dan ketergantungan Naza Narkotika, Alkohol,

dan Zat Adikti), Jakarta: Fakultas Kedokteran Indonesia, 2012.

_______, Petunjuk Praktis Terapi (Detoksifikasi) Miras dan Narkoba Tanpa

Anestesi dan Substitusi (Methadon, Subutex, dan Sejenisnya) dan

HIV/AIDS, Edisi ke 2, Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia, 2011.

_______, Terapi dan rehabilitasi Mutakhir Pasien NAZA Metode

Prof.Dr.dr.H.Dadang Hawari,Psikiater, Jakarta: UI-Press, 2008

Hayya n, Abu Hayya n Muh ammad bin Yu suf bin ‘Ali bin Yu suf, al-Bah r al-

Muhi th, Beirut: Da r Sha dr, t.th

Hermawan, Rachman S. Penyalahgunaan Narkotika oleh Para Remaja,

Bandung: PT Eresco, 1986.

Hoan Tjay, Tan dan Kirana Rahardja. Obat-obat penting, khasiat,

Penggunaan dan efek-efek sampingnya, Jakarta: PT Elek Media

Komputindo Kelompok Gramedia, 2002.

Al-Jaizani, Muh ammad bin Hasan. Ma’a lim fi Ushûl Fiqh ‘Inda Ahlis sunnah

wa al-Jamâ’ah, Riyadh: Dâr al Ibnul Jauzi, 1996 M/1416

Al-Jazairi, Abdurrah man. al-Fiqh ‘alâ Madzâhib al-Arba’ah, Kairo: Dâr al-

Hadi ts, Juz V, 2004.

Al-Jurjâni, ‘Ali Ibn Muh ammad Ibn ‘Ali. at-Ta’rîfât, Beirut: Dâr al-kitab al-

Arabi,1405

Ka’bah, Rifyal. Hukum Islam di Indonesia, Jakarta : Universitas Yarsi,1999.

Kartono, Kartini. Patologi Sosial 3: Gangguan-gangguan kejiwaan, Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 1997.

Kementerian Kesehatan RI. Modul Konseling Adiksi Napza Bagi Petugas

Kesehatan, 2010.

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 494 Tentang Penetapan Rumah Sakit

dan Satelit Uji Coba Pelayanan Terapi Rumatan Metadon,2006

Khalla f, ‘Abd al-Waha b. Ilm Ushûl al-Fiqh, Kairo: Dâr al-Fikr, 1996

_______, Masha dir at-Tasyri ’ fi ma la Nassha Fi h, Kuwait: Da r al-Qalam,

1972.

Khali l, Hasan Rasya d. at-Tasyri ’ al-Isla mi: Adwaru Tathwurihi Mashadiruhu

Madza hibuhu al-Fiqhiyah, Kairo: Universitas al-Azhar, 2001.

Madyan, Ahmad Syam. AIDS Dalam Islam Krisis Moral atau Krisis

Kemanusiaan, Mizan, Bandung, 2009.

Page 34: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

Mahmassani, Subhi. Falsafah al-Tasyri’ fil al-Islâm, ter. Ahmad Sudjono,

Bandung: PT Al-Ma’a rif, 1981.

Mardani. Penyalahgunaan Narkoba dalam Prespektif Hukum Islam dan

Hukum Pidana Nasional, Jakarta: Rajawali Pers, 2007.

Martono, Harlina dan Joewana Satya, Pencegahan dan Penanggulangan

Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah, Jakarta: Balai

Pustaka, 2006.

Ma’ruf, Ridha. Narkotika Masalah dan Bahayanya, Jakarta: CV Maega Jaya,

1976

Al-Mara ghi , Ah mad Mushthafa . Tafsiral-Mara ghi , juz 4, Beirut: Da r al-Kutb

al-‘Ilmiyah, 2006.

Ma’sum, Sumarno. Penanggulangan Bahaya Narkotika dan Ketergantungan

Obat, Jakarta: CV Mas Agung, 1987.

Megand, Yusuf. “Bebas dari Narkoba,” Buletin Khusus Warta Untuk Warga,

Oktober 2006

MUI, Himpunan Fatwa, Jakarta, Depag RI, 2003

Munawir, AW. Kamus al-Munawir Arab Indonesia, Surabaya: Pustaka

Progresif,1997.

Murni, et.al, Hidup dengan HIV/AIDS, Jakarta; Yayasan Spiritia: 2006.

Musa, Kamil. Ah kâm al-Ath’imah fi al-Islâm, Beirut: Muassha ar-

Risalah,1986

Musthofa, Ahmad Sanusi. Problem narkotika-Psykotropika dan HIV/AIDS,

Jakarta: Dzikrul Hakim, 2002.

An-Nada wi , ‘Ali Ahmad. al-Qawa ’id al-FiqhiyyahMafhu muha , Nasy`atuha , Tathawwuruha, Dirasatmuallafatiha, Adillatuha, Muhimmatuha , Tathbiqa tuha , Beirut: Daru al-Qalam, cet. 1, 1986.

an-Na’i m, Abdullahi Ahmed. Toword an Islamic Reformatian Civil Liberties,

Human Right and International Law. (ter). Ahmad Suaedy dan

Amiruddin ar-Rani, Dekontruksi Syari,ah, Yogyakarta:

Lkis/Pustaka Pelajar, 2001.

Partodiharjo, Subagyo. Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaannya,

Jakarta, Lembaga Kesehatan Preventif Yayasan Karya Bhakti,

2004.

Pemerintah Republik Indonesia, Undang-undang No.22 Tahun 1997, tentang

Narkotika,Jakarta: Sinar Grafika, 2007

Preston, Andrew. Metadon hand book, Jakarta, 2006.

Al-Qaradha wi ,Yu suf. al-Hala l wa al-Hara m fi al-Islam, Surabaya: PT Bina

Ilmu, 1990

Al-Qazwaini , Abu Abdillah Muhammad bin Yazi d. Sunan Ibnu Majah,

Kairo: Dar al- H adits, 2010

Page 35: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

157

Al-Qurthubi , Abû ‘Abdillah Muh ammad ibn Ah mad ibn abi bakr ibn Farh. al- Jâmi ‘li ahkâm Al-Qur’an, Kairo: Dar al-sya’ab,1372

Al-Qusyairi , Abu al-Husain Muslim bin al-Hajja j. Shahi h Muslim, juz. 2,3,

Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, cet. 2, 2008.

Rahman, Fazlur. Islam, alih bahasa Ahsin Muhammad, Bandung:

Pustaka,1984.

Rafiq, Ahmad. Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT.Raja Grafindo

Persada,2000.

Ar-Ra zi, Fakhru ad-Di n. Mafa tih al-Ghaib, Beirut: Dar Sha dr, Juz V, t.th. Rozak, Abdul.et.al, Remaja dan Bahaya Narkoba, Jakarta: Prenada, 2006.

As-Sadlan, Shalih Ibnu Ghanim. Bahaya Narkotika Mengguncang Umat,

Jakarta: Darul Haq, 2000.

As-Sajasta ni , Abu Da wud Sulaiman bin al-Asy’ab. Sunan Abi Dawud, juz.

1,2, al-Qahirah: dar ibn al-Haytsa m, cet. 1, 2007.

Sasangka, Hari. Narkotika dan Psikotrapika Dalam Hukum Pidana, Jakarta:

Mahdur Masya, 2003.

As-Sayis, Muhammad ‘Ali. Tafsi r A ya t al-Ahkam, Kairo: Al-Azhar

University, 2002, Jilid II.

Shihab, M. Quraish. Membumikan AL-Qur,an, Bandung: Mizan, 1992.

Soedjono, Pathologi Sosial, Bandung: Alumni 1997

Sofyan, Ahmadi. Narkoba Mengincar Anak Anda, Jakarta: Prestasi Pustaka,

2007.

As-Subki , Taj ad-Di n ‘Abdul wahab. Jam’u al-Jawâmi, Beirut: Dar al-Fikr,

1974

Sudarsono, Kamus Filsafat dan psykologi, Jakarta: Rineka Cipta, 1993.

________, Kenakalan Remaja, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995

________, Mengenal Jenis dan Efek Buruk Narkoba, Tangerang: Visi Media,

2006

Sudarto, Kapita Selekta Hukum Islam, Bandung: Alumni, 1986.

Sudiro, Masruhi. Islam Melawan Narkoba, Yogyakarta: Madani Pustaka,

2000

As-Suyûthi , Jalal ad-Di n ‘Abd ar-Rah man ibn Abû Bakr. al-Asybâh wa an-

Nazhâ’ir, Beirut : Dâr al-Kutub al-Ilmiyyah, Jilid I, 1430.

Asy-Sya’ra wi , Syaikh Mutawalli . al-Hiwâr ma’a asy-Sya’rawi: As’ilah

Harijah wa Ajwibah Sharîh ah, Kairo: Dâr asy-Syurûq, 2000

Syarifuddin, Amir. Ushul Fiqh, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.

Asy-Syâthibî, Abû Ish âq. Al-Muwâfaqât fi Ushûl al-Syarî,ah, Beirut: Dâr al-

Ma,rif, Jilid 1, tt.

Asy-Syauka ni , Muhammad bin ‘Ali. Irsya d al-Fuhul, Beirut: Dar al-Kutub

al-Ilmiyah, 1994.

Page 36: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

ath-Thabari, Ibnu Jarir. Tafsir ath-Thabari, Kairo: Dar at-Tirats al-‘Arabi,Juz XIV,

t.th

Ath-Thariqi , ‘Abdullah Ibn Muhammad Ibn Ah mad. al-Idhtirâr ilal ath-imah

wa al-Adawiyah al-Muharramât, Jakarta: Pustaka Azam, 2001

________, Fiqh Darurat, diterj. oleh Abdul Rosyad Shiddiq, Jakarta :

Pustaka Azam,1996.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus

Besar Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan,Balai Pustaka,1989.

Tim PTRM RSUD Kota Bekasi, Modul Pelatihan Program Terapi Rumatan

Methadon, 28 Mei 2008

Vendramin, Andrea. et,al Pharmacology and Neorochemistry of

Methadone,Reguler article heroin Addict Relat Clin Problem,

Drug Unit (SerT), Department of Drug Dependence, Padua, Italy,

EU, 2009.

Wawancara dengan Chris W. Green, Kantor Yayasan Spiritia, Jakarta.

Tanggal 9 September 2014.

Wawancara dengan Dadang Hawari, Jakarta Tanggal 8 Nopember 2013.

Wawancara dengan Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat periode 2010-

2015, Dr.Hasanudin M.Ag, Jakarata, tanggal 22 Mei 2015.

Wawancara dengan dr.Agung, Bekasi, Tanggal 15 September 2015

Wawancara dengan Koordinator Klinik PTRM Bekasi, dr. Richard, Bekasi

Tanggal 2 September 2014.

Wawancara dengan pengguna metadon di RSUD Kota Bekasi, Ancha

Ferdian, Tanggal 9 juli 2015.

Wawancara dengan Sekretaris KOMBES. Evan Nugraha, Bekasi, Tanggal 9

September 2015

Widjajanti, Nuraini V, Obat-obatan, Yogyakarta: Kanisius, 1998

Yanggo, Prof. DR. HJ. Huzaemah Tahido, dan HA.Hafiz Anshary. ed,

Problematika Hukum Islam Kontemporer, Jakarta: Pustaka Firdaus

2002.

Yanny, Dwi L. Narkoba, Pencegahan dan Penanggulangannya, Jakarta: PT

Elek Media Komputindo Kelompok Gramedia, 2001.

Yayasan Spiritia, Lembaga Informasi tentang HIV/AIDS untuk Odha, Jakarta,

2009.

Zaida n, Abdul Karim. al-Waji z fi Ushûl al-Fiqh,Beirut: Muassasah Risalah,

Cet 15, 1427 H/ 2006 M.

Az-Zuh aili, Wahbah. Ushûl al-fiqh al-Islâmî, Beirut: Dâr al-Fikr, Juz II, 1986

_______, Konsep Darurat dalam Islam, diterj. oleh Said Aqil Husain al-

Munawar, Jakarta: Penerbit Gaya Media Pratama,1997.

_______, Wahbah. al- Fiqh al-Islam wa Adillatuhu, Damaskus: Dar al-Fikr,

Cet IV, 2004

Page 37: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

159

Http.//en.wikipedia.org/wiki/Methadone#History. 25 Agustus 2015

http//www.depkes.go.id./downloads/Kepmenkes?NAPZA/Lamp%20KMK%

20 Napza.doc

http://narkobasi.blogspot.com. Kamis, 26 Mei 2011

http://www.erowid.org/archive/rhodium/chemistry/methadone.html. 19

September 2015

https://www.health.gov.au/internet/main/publishing.../mono39.pdf /28 Januari

1999

Jurnalbidandiah.blogspot.com, 23 April 2012

kkpmedan.blogspot.com/archive.html. 23 Maret 2008

Rakyat Merdeka. Sabtu Wage 20 Nopember 1999

Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 25-08-2015

www aljazeera.net, 23 Oktober 2008

www.methadone-indonesia.blogspot.com/yah. Sumber by: Dr. Bagus.

Monday-May-19-2008

www.Muslimedianews.com. Rumusan Bahtsul Masail Diniyah LKNU

Tentang Penanggulngan HIV/AIDS. 22 February 2014

Page 38: KONSENTRASI ILMU SYARI,AH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA …

BIOGRAFI PENULIS

Nama : Abdullah Syafei

TTL : Bekasi, 12 April 1976

Alamat : Jl. H.Kamal Rt 06 Rw 01 Kel Bojong Rawa Lumbu

Kecamatan Rawa Lumbu kota Bekasi

RiwayatPendidikan : 1982-1988 SDN Rawaroko Bekasi

1988-1991 MTs al-Islah Sukabumi

1991-1994 MA YASTI Sukabumi

1994-1998 IAIN SGD Bandung Fakultas Syari’ah