[konflik] perebutn kashmir antra india n pakistan

26
Tanggal : 27 September 2010 Tugas Kelompok : Konflik Mata Kuliah : Studi Konflik dan Perdamaian Internasional KONFLIK INDIA-PAKISTAN MEMPEREBUTKAN WILAYAH KASHMIR Oleh : Kelompok I Andi Husnul Hatimah (E13108002) Sitti Marwah (E13108006) Astuti (E13108254) Srinilam Iwarezki Astha (E13108260) Ahmad Gilang Massagonie (E13108274)

Upload: ichakhairunn6748

Post on 02-Jul-2015

2.402 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: [KONFLIK] Perebutn Kashmir Antra India n Pakistan

Tanggal : 27 September 2010

Tugas Kelompok : Konflik

Mata Kuliah : Studi Konflik dan Perdamaian Internasional

KONFLIK INDIA-PAKISTAN

MEMPEREBUTKAN WILAYAH KASHMIR

Oleh :

Kelompok I

Andi Husnul Hatimah (E13108002)

Sitti Marwah (E13108006)

Astuti (E13108254)

Srinilam Iwarezki Astha (E13108260)

Ahmad Gilang Massagonie (E13108274)

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2010

Page 2: [KONFLIK] Perebutn Kashmir Antra India n Pakistan

BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Ketika kolonial inggris masih berkuasa di Asia selatan, status

pemerintahan wilayah terbagi dalam dua kategori. Yang pertama yaitu British

India, dimana seluruh wilayah kategori ini berada dibawah kekuasaan Inggris.

Yang kedua yaitu Princely State, dimana seluruh wilayah kategori ini mengakui

Inggris sebagai kekuasaan tertinggi (Paramount Power) tetapi wilayah-wilayah

tersebut pada dasarnya independen, bebas menyelenggarakan urusan sendiri

kecuali dalam aspek pertahanan, politik luar negeri dan komunisasi.

Menjelang berakhirnya kekuasaan kolonial Inggris, wakil tertinggi

pemerintah Inggris di India, mengeluarkan dekrit bahwa dengan berakhirnya

kekuasaan Inggris dan hapusnya Paramounty Doctrine, penguasa Princely State

harus menentukan status wilayahnya akan bergabung dengan India atau Pakistan,

dengan mempertimbangkan kedekatan geografis, kesamaan budaya, struktur dan

tingkat kemajuan ekonomi, serta demografi wilayah masing-masing.

Pada 15 Agustus 1947, ketika masa kolonial Inggris berakhir di India

maka India menjadi sebuah negara merdeka dan Pakistan berdiri sebagai sebuah

negara baru di Asia Selatan. Pembagian wilayah antara India dan Pakistan

didasarkan pada prinsip Partition, yang pada intinya menyatakan bahwa wilayah

yang mayoritas masyarakatnya beragama Hindu akan bergabung dengan India.

Sedangkan wilayah yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam akan

bergabung dengan Pakistan.

Prinsip Partition tidak dapat berjalan dengan baik ketika ada tiga wilayah

yang memiliki perbedaan keinginan antara masyarakat dengan penguasa. Tiga

wilayah itu adalah Junagadh, Hyderabad, dan Kashmir. Pada akhirnya

permasalahan Junagadh dan Hyderabad dapat terselesaikan dengan mengadakan

pelaksanaan referendum. Tetapi permasalahan wilayah Kashmir malah menjadi

berlarut-larut yang menjadikan perebutan wilayah antara India dan Pakistan.

Jika mengacu pada sistem partisi dimana wilayah yang mayoritas

masyarakatnya beragama Islam akan bergabung dengan Pakistan, sedangkan

Page 3: [KONFLIK] Perebutn Kashmir Antra India n Pakistan

wilayah yang mayoritas masyarakatnya beragama Hindu akan bergabung dengan

India. Maka Kashmir yang merupakan masyarakatnya beragama Islam, akan

menjadi bagian integral dari Pakistan. Tetapi perlu diingat pula, akan adanya

Instrument of Accession yang ditandatangani oleh Maharaja Singh, dimana

Kashmir akan masuk ke dalam bagian integral India sebagai syarat permohonan

bantuan militer dari India.

Hal itulah yang melatarbelakangi kelompok kami mengambil judul

Konflik India-Pakistan memperebutkan wilayah Kashmir.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apakah yang mendorong India dan Pakistan memperebutkan

wilayah Kashmir?

2. Bagaimana peranan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam menyelesaikan

perebutan wilayah Kashmir oleh India dan Pakistan?

Kerangka Pemikiran

Konflik adalah sebuah pertentangan alamiah yang dihasilkan baik oleh

individu, kelompok/organisasi maupun negara yang akibat keikutsertaannya

dalam satu aktivitas satu sama lain dan diantara mereka saling memiliki perbedaan

baik dari segi persepsi, nilai kepercayaan maupun tujuan.

Perang dan konflik bersenjata dapat ditemui hampir dalam tiap belahan

dunia, mulai dari benua Afrika, Asia, Amerika, hingga Eropa, yang masih saja

terjadi hingga saat ini. Seperti yang dikemukakan oleh Mochtar Kusumaatmadja

bahwa sejarah manusia hampir tidak pernah bebas dari peperangan. Selama 3400

tahun sejarah tertulis, umat manusia hanya mengenal 250 tahun perdamaian. Hal

ini berarti perang merupakan salah satu hal yang sama tuanya dengan sejarah

umat manusia.

Sedemikian tuanya sejarah perang hingga seorang ahli hukum, Quency

Wright melakukan studi dan menyimpulkan bahwa kapan sebenarnya perang itu

pertama kali terjadi, tidak dapat ditemukan. Quency Wright mengategorikan

empat tahapan perkembangan sejarah perang, yaitu: perang yang dilakukan oleh

Page 4: [KONFLIK] Perebutn Kashmir Antra India n Pakistan

binatang (by animals); perang yang dilakukan oleh manusia primitif (by primitive

men); perang yang dilakukan oleh manusia yang beradab (by civilized men); dan

perang yang menggunakan teknologi modern (by men using modern).

Berlarut-larutnya masalah perebutan wilayah Kashmir antara India dan

Pakistan, sesungguhnya tidak terlepas dari kepentingan nasional (national

interest) negara yang bersengketa. Kepentingan nasional merupakan alasan

ataupun dasar sebuah negara dalam menjalani komunikasi, interaksi, kebijakan di

dunia internasional. Sehingga setiap kebijakan maupun keputusan yang diambil

suatu negara pasti akan berlandaskan dengan kepentingan nasional negaranya.

Kepentingan nasional merupakan alasan ataupun dasar sebuah negara

dalam menjalani komunikasi, interaksi, kebijakan di dunia internasional. Konsep

kepentingan nasional yang dijalani sebuah negara juga didasarkan untuk mencapai

power negara demi untuk melindungi dan mempertahankan keamanan negaranya.

Menurut Hans J Morgenthau, konsep kepentingan nasional adalah usaha suatu

negara untuk meraih power, karena power merupakan kunci suatu negara untuk

mengendalikan negara lain.

Menurut konsep liberalisme bahwa suatu permasalahan atau konflik akan

dapat diselesaikan apabila aktor yang terlibat tidak hanya negara melainkan perlu

adanya keterlibatan institusi yang melampui negara.  Hal tersebut diperlukan

karena terkadang permasalahan antar negara tidak dapat diselesaikan oleh negara

yang berkaitan. Keterlibatan aktor non-negara juga diperlukan karena berada di

posisi netral dan tidak memiliki kepentingan sendiri dalam suatu permasalahan.

Dengan adanya keterlibatan dari institusi diyakini bahwa suatu

permasalahan dapat diselesaikan dengan menggunakan pendekatan hukum

internasional, organisasi internasional, serta demokratisasi. Sehingga para aktor

yang terlibat dapat saling membantu dan bekerjasama untuk menciptakan

keamanan bersama dan tatanan dunia berdasarkan hukum, integrasi dan organisasi

internasional.

Dalam upaya untuk menyelesaikan suatu permasalahan maka yang dapat

dilakukan yaitu dengan menggunakan jalur diplomasi, agar permasalahan tersebut

dapat diselesaikan dengan cara-cara yang damai tanpa menggunakan tindakan

kekerasan. Berdasarkan pelaksanaannya, diplomasi dapat terbagi menjadi :

Page 5: [KONFLIK] Perebutn Kashmir Antra India n Pakistan

First track diplomacy: diplomasi resmi yang dilakukan oleh aktor negara

dalam mencapai kepentingan nasionalnya. Diplomasi biasanya dapat

dilakukan oleh presiden, para diplomat, maupun pejabat-pejabat

pemerintah lainnya.

Second track diplomacy: diplomasi informal yang dilakukan oleh aktor

non-negara, yang melibatkan berbagai aktor sesuai dengan bidangnya,

seperti para profesional, rakyat sipil, akademisi, organisasi non-

pemerintah, dan juga juga media massa.

Multitrack diplomacy: diplomasi total dengan menggunakan dua kekuatan

penuh, yakni first tarck diplomacy atau second track diplomacy.

Diplomasi total bertujuan agar meningkatkan peran publik dalam

menjalankan misi diplomasi pemerintah.

Page 6: [KONFLIK] Perebutn Kashmir Antra India n Pakistan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Faktor-Faktor Apakah Yang Mendorong India Dan Pakistan

Memperebutkan Wilayah Kashmir

Kashmir adalah negeri berpenduduk muslim mayoritas. Sekitar 85 % dari

delapan juta penduduknya beragama Islam. Wilayah seluas 222.236 kilometer

tersebut terletak di wilayah jantung Asia, diapit oleh China di sebelah timur,

India di selatan, Pakistan dan Afghanistan di barat, serta CIS di utara. Pada

awalnya, negeri ini dikenal dengan sebutan “Surga Dunia atau Taman Musim

Abadi”, karena keindahan alamnya yang mempesona. Kekayaan alam Kashmir ini

sedikitnya memberikan pemasukan devisa sekitar 400 juta dolar per tahun dari

para pelancong.

Di Kashmir ada tiga agama dan wilayah berbeda. Di Lembah Kashmir, 98

persen penduduknya Muslim. Di Jammu, 60 persen penduduknya beragama

Hindu dan di Ladakh, 49 persen penduduknya beragama Budha. Orang Kashmir

selalu bangga dengan keragaman budaya, tradisi, dan agama mereka. Disana,

umat Hindu, Kristen, Budha, dan Muslim hidup bersama dalam kerukunan.

Bahkan Gandhi memuji bangsa Kashmir karena sifat dasar mereka yang cinta

damai dan bahkan menyebut Kashmir sebagai “sinar harapan dalam kegelapan”.

Letak Kashmir yang terletak di wilayah terpencil utara India telah

membuat wilayah ini dapat menikmati status nya sebagai daerah otonomi yang

cukup panjang hingga tahun 1586. Pada periode itu, Kashmir mengatur dirinya

sendiri layaknya sebuah Negara. Dalam masa tersebut berbagai agama datang silih

beganti (Hindu,Budha,Islam) dan hidup berdampingan secara damai di Kashmir.

Gelombang kedatangan agama yang terakhir ke dalam wilayah Kashmir yaitu

Negara islam, membuat mayoritas penduduk Kashmir memeluk agama islam.

Surga dunia yang sangat terkenal dengan keindahan alamnya tersebut kini

berubah menjadi neraka dunia, lautan api dan darah, serta menjadi ladang

pembantaian. Hal ini disebabkan oleh adanya perselisihan berkepanjangan oleh

india-pakistan yang dilatarbelakaingi oleh adanya konflik agama antara muslim

Page 7: [KONFLIK] Perebutn Kashmir Antra India n Pakistan

dan hindu namun pada akhirnya merambah pada bidang piloitik ekonomi dan

militer.

Dalam hal agama wajar jika Kashmir menginginkan untuk bergabung dengan

Pakistan jika kembali merujuk kepada prinsip partition yang menyatakan bahwa

wilayah yang mayoritas masyarakatnya beragama Hindu akan bergabung dengan

India. Sedangkan wilayah yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam akan

bergabung dengan Pakistan. Selain itu Masalah Kashmir yang berlarut larut

hingga kini pada awalnya bersumber dari perlakuan tidak adil terhadap

masyarakatnya dan penindasan yang dilakukan pemerintahan hindu dogra di

Kashmir.

Perlakuan India terhadap kaum Muslim Kashmir, tak ubahnya seperti

perlakukan Israel terhadap kaum muslim Palestina, yakni represif total. Kampanye

anti kelompok Islam semakin meningkat di seluruh India. “Usir, Bakar dan

Bunuh” dan “India orang Hindu” adalah semboyan setiap orang Hindu di India

yang ditujukan kepada golongan muslim. Target mereka adalah ingin

memusnahkan kelompok-kelompok muslim dari wilayah itu. Kashmir memang

telah menjadi kantung dendam dan kebencian yang sudah berkerak. India semakin

bersikukuh untuk mencengkeramkan kuku penjajahannya di Kashmir. Sementara

Mujahidin Kashmir tampaknya tak akan surut melakukan perlawanan.

Permusuhan antara India dan Kashmir ini telah melahirkan banyak

korban. Pemerintah India (Hindu) melakukan pemusnahan terhadap bangsa

Kashmir secara sistematis melalui penculikan, penahanan, penyiksaan,

pemerkosaan, pembunuhan, pembakaran dan pengrusakan. Berdasarkan sumber

yang dapat dipercaya, antara Januari 1990 sampai Desember 1992, 26.000 orang

Kashmir yang terbunuh oleh tentara India, 60.000 orang yang terluka ringan dan

berat. Selain itu, sekitar 4000 lebih wanita diperkosa, 200 wanita meinggal, 1700

orang dibakar hidup-hidup, 9000 rumah dibakar dan dihancurkan, serta 40.000

orang dipenjarakan di kamp-kamp yang didirikan di berbagai tempat di Kashmir

dan di sini posisi Pakistan sepertinya ingin menjadi The Mother Land bagi kaum

muslimin yang tersingkir dari India, akibat tindakan politk golongan Hindu.

Sementara dari pihak India, mereka sangat berkepentingan terhadap

penguasaan Kashmir. Sebab, dari segi politik, sejak dulu India selalu berambisi

Page 8: [KONFLIK] Perebutn Kashmir Antra India n Pakistan

untuk menjadi Tuan Di Asia Selatan. Bahkan dalam mitos Hindu, India adalah

Tuhan, kepalanya Kashmir dan Tibet, tangan kirinya terbentang sampai ke

Indonesia dan tangan kanannya sampai ke kepulauan Maurycus, sementara

kakinya di laut India, samping Srilangka. Oleh karena itu, wilayah-wilayah

tersebut merupakan wilayah-wilayah suci bagi umat Hindu. Apalagi adanya

perjanjian Instrument of Accesion yang disetujui dan ditandatangani oleh

Maharaja Hari Singh pada saat meminta bantuan India pada pemberontakan

Poonch yang terjadi pada bulan oktober 1947.

Melihat penjelasan di atas maka dari faktor internal India maupun

Pakistan merasa paling berhak menjadikan wilayah Kashmir sebagai bagian

integrasinya karena memiliki arti strategis dari segi ekonomi karena Kashmir

memiliki SDA yang cukup besar. Secara politik, konflik Kashmir akan

berpengaruh pada kondisi politik dalam negeri dan dalam bidang militer kondisi

geografis Kashmir yang sangat menguntungkan bagi sistem pertahanan. Hal ini

akan menguntungkan bagi kepentingan nasional India dan Pakistan. Pakistan

sendiri mengklaim bahwa secara komposisi agama yang mayoritas adalah Islam,

kondisi geografik serta harapan rakyatnya Kashmir menjadi bagian dari Pakistan,

sedangkan India berpendapat bahwa Kashmir adalah bagian dari integrasinya

berdasakan perjanjian assesi dengan penguasa Jammu Kashmir saat itu Maharaja

Harry Singh, namun Pakistan beranggapan bahwa pejanjian tersebut adalah tidak

sah. Akibat dari sikap kedua Negara yang hanya menojolkan ego masing-masing

mengakibatkan kedua negara terlibat perang terbuka pada tahun 1947, 1965 dan

1971 dan membawa kedua negara terlibat dalam persaingan senjata.

Selain itu, Potensi alam Kashmir pun seolah jadi bahan rebutan. Di

Kashmir memiliki enam aliran sungai yang berguna sebagai perairan irigasi yaitu

Chenab, Jhelum, Indus, Sutlej, Beas dan Ravi. Apabila Pakistan menguasai

Kashmir, ada kekhawatiran dari India akan sungai-sungai tersebut tidak akan

mengairi India sehingga India akan menjadi padang tandus, begitupun sebaliknya

bagi pakistan Di Kashmir terdapat tiga sungai besar yang sangat menentukan

kondisi perairan di Pakistan. Sungai-sungai tersebut mengairi sekitar 20 juta akre

tanah Pakistan, yang ditumbuhi padi, gandum, tebu, kapas, dan lain-lainnya.

Sehingga apabila Pakistan menguasai Kashmir maka Pakistan tidak perlu

Page 9: [KONFLIK] Perebutn Kashmir Antra India n Pakistan

khawatir akan terjadinya krisis air di negara, seperti yang terjadi pada tahun 1948,

1952 dan 1958 dimana India menghentikan aliran sungai ke Pakistan.

Oleh karena itu, Kashmir merupakan kunci ketahanan pangan Pakistan

karena apabila sungai-sungai tersebut tidak mengairi Pakistan maka yang terjadi

adalah masyarakat Pakistan kemungkinan bisa saja dilanda kelaparan dan

pemerintah Pakistan juga tidak dapat melakukan ekspor bahan-bahan pangan.

Hal itulah yang menyebabkan Sampai sekarang pun wilayah Kashmir

belum bisa benar-benar di katakan damai dari konflik, konflik yang bermula tidak

lama ketika kedua Negara merdeka ini, yaitu pada tahun 1948 ini sekarang sudah

berumur lebih dari 52 tahun. Beberapa perundingan kerap di lakukan menteri luar

negeri atau para petinggi Negara india dan Pakistan. Namun seperti yang sudah di

tuliskan di atas. Konflik ini belum menemukan titik temu. Karena masalah yang

sudah menjalar ke berbagai bidang aspek masyarakat.

Dampak konflik Kashmir di antaranya :

1. Timbul gerakan separatisme yang menginginkan Kashmir merdeka.

2. Rakyat Kashmir ingin memisahkan diri dari India karena merasa tersiksa

atas perilaku tentara India.

3. Konflik Kashmir juga memaksa India dan Pakistan berlomba

mengembangkan nuklir.

4. Keterlibatan negara luar seperti AS, China, Rusia.

5. Ketidakstabilan keamanan kawasan Asia selatan

B. Peranan Perserikatan Bangsa-Bangsa Dalam Menyelesaikan Perebutan

Wilayah Kashmir Oleh India Dan Pakistan

Setelah pemberontakan rakyat Kashmir terhadap pemerintahnya berubah

menjadi perang terbuka antara India dan Pakistan. Setelah perang tersebut

berakhir, India dan Pakistan sepakat mengadakan Pertemuan Lahore pada 2

November 1947, yang dihadiri oleh Gubernur Jenderal Pakistan Mohammad Ali

Jinnah dan Gubernur Jenderal India Lord Mounbatten. Salah satu hasil pertemuan

tersebut adalah akan melaksanakan referendum dibawah pengawasan PBB.

Setelah hasil pertemuan tersebut dilaporkan kepada Perdana Menteri India

Jawaharlal Nehru dan Perdana Menteri Pakistan Liquat Ali Khan, kedua negara

pun menyetujuinya. Dan sejak itu pula lah masalah Kashmir menjadi

Page 10: [KONFLIK] Perebutn Kashmir Antra India n Pakistan

permasalahan dunia internasional. Sehingga pada tanggal 20 januari 1948, Dewan

Keamanan PBB membentuk United Nation Comission for India and Pakistan

(UNCIP), selain itu diputuskan pula bahwa india-pakistan harus menarik pasukan,

berhenti perang, mengembalikan pengungsi, membebaskan tahanan politik serta

secepatnya melakukan referendum atas kasusu Kashmir. Pada 13 Agustus 1948,

UNCIP mengeluarkan resolusi yang menyatakan bahwa "Pemerintah India dan

pemerintah Pakistan menegaskan kembali bahwa status masa depan Jammu-Kashmir

akan ditentukan sesuai dengan kehendak rakyat dan untuk mencapai tujuan tersebut, atas

penerimaan Perjanjian Genjatan Senjata, kedua pemerintah menyetujui untuk memulai

konsultasi dengan Komisi untuk menentukan syarat-syarat yang adil, seimbang, bebas

dan terjamin". Namun resolusi ini pun gagal dilakukan sehingga pada tanggal pada 5

Januari 1949, PBB kembali mengeluarkan resolusi yang menyebutkan bahwa "the

question of accession of the state of Jammu and Kashmir to India or Pakistan will

be decided through the democratic method of a free and impartial plebiscite. 

Resolusi tersebut juga menyatakan untuk penarikan pasukan Pakistan dari

Kashmir, mengukuhkan hak tentara India dalam mempertahankan Kashmir, dan

segera melaksanakan referendum di Kashmir secara independen.

Kasus perebutan wilayah Kashmir yang berlaru-larut memutuskan PBB

untuk mencoba pendekatan baru, yaitu dengan mengirimkan perwakilan PBB ke

India dan Pakistan untuk mencari solusi yang dapat disepakati oleh kedua negara.

Perwakilan PBB yang pertama, yaitu DK PBB Presiden Jenderal AG L

McNaughton yang membawa sebuah proposal yang menyarankan agar kedua

negara melakukan demiliterisasi Kashmir untuk memastikan bahwa proses

referendum tidak akan memihak salah satu negara. Namun, proposal tersebut

ditolak oleh India. 

Kemudian, tahun 1950 PBB mengutus Sir Owen Dixon bertemu dengan

pejabat India dan Pakistan untuk kembali mencari solusi. Sir Owen Dixon juga

membawa proposal yang menyarankan agar pelaksanaan referendum hanya

dilakukan di daerah yang bermasalah (Valley of Kashmir), dan wilayah lainnya

menentukan keputusan sendiri untuk bergabung dengan India atau Pakistan.

Proposal yang dikenal dengan Dixon Plan” juga mendapat penolakan dari India

dan Pakistan.

Page 11: [KONFLIK] Perebutn Kashmir Antra India n Pakistan

Agar India dan Pakistan menyetujui proposal yang diajukan PBB, maka

dikirim kembali perwakilan PBB, yaitu Frank Graham untuk menyelesaikan

konflik dalam waktu tiga bulan. Setelah melewati jangka waktu yang ditentukan,

belum juga ditemukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan

Kashmir. Namun pada 30 Maret 1951, PBB membentuk pasukan keamanan

militer untuk mencegah terjadinya perang di daerah perbatasan Kashmir, India

dan Pakistan.

Kegagalan-kegagalan yang dialami, tidak membuat PBB menyerah untuk

menyelesaikan persengketaan Kashmir. Berbagai cara dilakukan kembali untuk

menemukan solusi yang benar-benar dapat disepakati oleh India dan Pakistan.

Oleh karena itu, pada tahun 1957 PBB kembali  mengirim perwakilannya, yaitu

Gunnar Jarring, namun mengalami kegagalan pula.

Setelah usaha-usaha memaksa India untuk menaati resolusi PBB tidak

pernah terwujud, maka pada tahun 1957, Pakistan mencoba kembali mengangkat

isu Kasmir ke PBB, yang kemudian hasilnya adalah PBB menolak ratifikasi

Instrument of Accession, namun hasil tersebut ditolak India. Resolusi tersebut juga

mengulangi resolusi sebelumnya yang menyatakan bahwa masa depan Kashmir

harus diputuskan sesuai kehendak rakyat melalui cara-cara yang demokratis

dengan melaksanakan referendum yang bebas dan tidak memihak di bawah

pengawasan PBB.

Pada tahun 1962, Dewan Keamanan PBB berusaha melakukan hak veto

namun hal tersebut gagal. Upaya PBB dalam menyelesaikan masalah ini terlihat

melemah ketika dikeluarkannya resolusi tahun 1964 yang menyatakan bahwa

permasalahan Kashmir antara India dan Pakistan sebaiknya diselesaikan dahulu

secara bilateral. Berbagai resolusi yang dikeluarkan tidak juga menyelesaikan

permasalahan Kashmir. Bahkan India dan Pakistan kembali terlibat perang

terbuka pada tahun 1965 dan tahun 1971, yang mengakibatkan ratusan ribu

korban jiwa, korban terluka dan tertangkap.

Merujuk pada resolusi PBB tahun 1964 yang menyatakan bahwa konflik

ini diselesaikan secara bilateral maka Ada beberapa perundingan yang sudah

dilakukan antara india-pakistan demi mencari jalan damai dan menurunkan

egoisme masing-masing dan menciptakan kehidupan yang aman diantaranya

Page 12: [KONFLIK] Perebutn Kashmir Antra India n Pakistan

sebagai berikut. Yang pertama kali pada dekade tahun 2000-an, perundingan yang

dilakukan dengan mempertemukan petinggi Negara India dan Pakistan yang pada

saat itu adalah Presiden Pakistan Pervez Musharraf dengan Perdana Menteri India

Manmohan Singh. Yang pada saat itu di tengahi oleh mentri luar negeri amerika

serikat Collin Powell dalam kunjungan nya ke asia selatan.

Lalu pada januari 2004 kedua Negara melalui perwakilannya bertemu

melakukan perundingan. Setelah lima tahun tak mau berkunjung ke Pakistan dan

lebih dari dua tahun tak sudi berbicara dengan pemimpin negara tetangga itu, pada

tanggal 3 Januari tahun 2004, Perdana Menteri India Atal Behari Vajpayee

menapakkan lagi kakinya di Pakistan. Resminya, ia datang untuk menghadiri

pertemuan puncak (Konferensi Tingkat Tinggi) tahunan Asosiasi Kerja Sama

Regional Asia Selatan (SAARC) di Islamabad. Namun, tujuan pokok

sesungguhnya adalah memulai kembali usaha perdamaian India-Pakistan yang

buntu sejak pertemuan puncak bilateral di Agra (India), Juli 2001, di mana para

pemimpin kedua negara yang berseteru itu gagal mencapai kesepakatan damai.

Pada tanggal 5 Januari, sehari setelah dimulainya KTT SAARC, Perdana

Menteri (PM) Vajpayee dan Presiden Pakistan Pervez Musharraf melakukan

pertemuan bilateral. Ini merupakan pertemuan historis, yang merupakan langkah

awal dimulainya kembali usaha perdamaian di antara kedua negara utama di Asia

Selatan itu. Pertemuan ini membuahkan kejutan yang menyegarkan, yaitu berupa

kesepakatan di antara kedua pemimpin untuk memulai dialog menyeluruh, yang

akan dimulai pada bulan Februari. Vajpayee dan Musharraf berkeyakinan bahwa

proses perundingan itu dapat menyelesaikan konflik kashmir yang sudah

berlangsung lebih dari setengah abad.

C. Solusi

Konflik Kashmir bukan hanya menjadi perhatian dari India dan pakistan

saja tetapi konflik ini bisa menjadi suatu bentuk titik perpecahan di regional Asia

Selatan. Melihat situasi konflik yang hingga saat ini masih belum menemukan

titik terang akan berakhir seperti apa, banyak kemungkinan yang bisa terjadi.

Konflik bisa menjadi semakin parah dengan semakin tegang dan kukuhnya kedua

belah pihak atas pendiriannya masing-masing. Kedua, seandanyainya pertemuan-

Page 13: [KONFLIK] Perebutn Kashmir Antra India n Pakistan

pertemuan dan perundingan belakangan ini menuai respon positif dan mencapai

titik terang diplomasi kedua belah pihak, kemungkinan kehancuran total Kashmir

dalam mimpi buruk bisa segera diperbaiki.

Kedua belah pihak tentunya semakin menyadari bahwa situasi dunia saat

ini semakin tidak mendukung konflik yang telah terjadi sekian lama ini. Akan

sangat rentang bagi kedua negara untuk tetap bertikai di tengah suasana

percaturan politik global yang semakin rumit dan mulai menunjukkan berbagai

geliat yang unik seperti pertumbuhan China, Bangkitnya ASEAN, situasi Iran,

tegangnya Korea Utara, dan merosotnya Amerika. Kedua negara harus mulai

memikmirkan peta politik masing-masing negara dengan tidak fokus lagi terhadap

konflik, sebab dalam geografi politik, tetangga selain merupakan lawan setiap saat

juga adalah benteng pertahanan bagi negara.

Selain itu, perselisihan kedua negara tentunya berdampak terhadap kondisi

regional dan koalisi dalam kawasan Asia Selatan. Serta tidak boleh diabaikan

yaitu kondisi psikologi, ekonomi, dan ketahanan nasional masing-masing negara

tentunya ikut dipengaruhi.

Meskipun berbagai jalan telah ditempuh untuk menyelesaikan konflik ini,

menurut kami jalan yang harus ditempuh yaitu menganalisa Kashmir sseharusnya

berada di mana, kecenderungannya berada di mana, secara politik dia memilih ke

mana, dan berbagai kemungkinan negara yang dipilihnya dan tidak dipilihnya pun

harus dipertimbangkan.

Berdasarkan data kami, bahwa begitu banyak kejahatan perang yang

dilakukan India untuk mendapatkan Kashmir seperti antara Januari 1990 sampai

Desember 1992, 26.000 orang Kashmir yang terbunuh oleh tentara India, 60.000

orang yang terluka ringan dan berat. Selain itu, sekitar 4000 lebih wanita

diperkosa, 200 wanita meinggal, 1700 orang dibakar hidup-hidup, 9000 rumah

dibakar dan dihancurkan, serta 40.000 orang dipenjarakan di kamp-kamp yang

didirikan di berbagai tempat di Kashmir. Hal ini tentunya sudah cukup menjadi

pegangan bagi PBB untuk menetapkan Kashmir sebagai bagian dari Pakistan.

Sebab pencaplokan yang berusaha dilakukan India nyatanya tidak membawa

manfaat apa-apa bagi kedua negara.

Page 14: [KONFLIK] Perebutn Kashmir Antra India n Pakistan

Solusi ini tentu saja tidak akan diterima dengan lapang oleh India, tetapi

PBB harus mampu mengetukkan palunya dengan tegas dan meyakinkan India

akan segala konsekuensi dari konflik ini. Sebab India harus menyadari, meskipun

Kashmir akhirnya jatuh ke tangannya, Kashmir tidak pernah jadi miliknya

seutuhnya, dan kekuasaannya terhadap Kashmir adalah kekuasaan yang sangat

rentan karena Kashmir bisa sewaktu-waktu memutuskan untuk lepas ataupun

direbut kembali.

Sebaliknya, kami menyarankan, India sebaiknya diberi keistimewaan

dalam hal hasil alam Kashmir, sebab hal ini menjadi salah satu foktor pendorong

India sangat menginginkan Kashmir. Kami mengajukan solusi perjanjian

pengelolaan bersama khusus sumber daya alam vital seperti sungai dan

kesempatan investasi, serta berbagai peluang ekonomi bagi India di Kashmir

dengan tetap di bawah kekuasaan pemerintah Pakistan. Bukankah ekonomi adalah

senjata terkuat dunia saat ini???

BAB III

KESIMPULAN

Perebutan wilayah Kashmir merupakan dampak disintegrasi India yang

melahirkan negara Pakistan. Andai saja pada masa lalu, umat Hindu India tidak

bersikap diskriminatif dan menerima keberadaan umat Islam di India mungkin

tidak akan ada disintegrasi India yang kemudian menimbulkan perebutan wilayah

Kashmir. Tetapi, dalam hal ini tidak dapat menyalahkan sejarah dan berdirinya

Page 15: [KONFLIK] Perebutn Kashmir Antra India n Pakistan

Pakistan. Pembentukan negara Pakistan dianggap perlu karena kalau tidak, akan

membuat umat Islam di India merasa terkekang dan tidak dapat hidup dengan

aman dan layak.

Yang harus dipahami adalah secara teoritis, jika mengacu pada sistem

partisi dimana wilayah yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam akan

bergabung dengan Pakistan, sedangkan wilayah yang mayoritas masyarakatnya

beragama Hindu akan bergabung dengan India. Maka Kashmir yang merupakan

masyarakatnya beragama Islam, akan menjadi bagian integral dari Pakistan.

Tetapi perlu diingat pula, akan adanya Instrument of Accession yang

ditandatangani oleh Maharaja Singh, dimana Kashmir akan masuk ke dalam

bagian integral India sebagai syarat permohonan bantuan militer dari India.

Sejak tahun 1948, permasalahan ini telah melibatkan PBB. Sebagai

organisasi tertinggi di dunia, PBB telah berkali-kali mengeluarkan resolusi untuk

melaksanakan referendum. Tetapi hingga akhir tahun 1977, referendum tidak

pernah dilakukan. Sejak adanya Perjanjian Simla, perjuangan Kashmir lebih

mengarah kepada nasionalisme Kashmir dimana menuntut kemerdekaan sebagai

sebuah negara yang berdiri sendiri tanpa bergabung dengan India ataupun

Pakistan. Hal itu dikarenakan salah satu isi perjanjian Simla adalah segala

permasalahan antara India dan Pakistan akan diselesaikan secara bilateral.

Pada akhirnya keterlibatan, usaha dan peran PBB sepertinya terasa sia-sia

dan tidak dihargai karena referendum yang telah diputuskan oleh PBB, tidak

pernah dilaksanakan oleh India dan Pakistan. Padahal keterlibatan PBB

merupakan atas permintaan India dan Pakistan sendiri. Perjanjian Simla yang

disepakati India dan Pakistan, secara tidak langsung membuat melemahnya posisi

resolusi PBB dimata pemerintah serta rakyat India dan Pakistan.

Sebenarnya resolusi PBB memiliki kekuatan di atas Perjanjian Simla

tetapi dengan kekalahan perang yang diterima membuat Pakistan tidak dapat

berbuat apa-apa. PBB sebagai organisasi internasional tertinggi dan berdasarkan

Page 16: [KONFLIK] Perebutn Kashmir Antra India n Pakistan

Piagam PBB, seharusnya PBB bisa lebih bertindak maupun menekan India dan

Pakistan untuk melaksanakan referendum. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh

PBB misalkan dengan memberi sangsi kepada India dan Pakistan, misalkan

dengan memberi sangsi atau memblokade India dan Pakistan.

Apabila PBB sebagai organisasi internasional tertinggi tidak dapat

menyelesaikan kasus perebutan wilayah Kashmir antara India dan Pakistan yang

telah terjadi selama puluhan tahun, maka keberadaan dan kegunaan PBB menjadi

dipertanyakan. Bila PBB tidak dapat menyelesaikan suatu konflik yang terjadi di

dunia maka tidak menutup kemungkinan cita-cita dunia yang menginginkan

perdamaian tidak akan terwujud, karena tidak menutup kemungkinan pula jika

aktor-aktor negara akan memilih jalan perang untuk menyelesaikan permasalahan

atau konflik yang sedang dihadapi negaranya.

Oleh karena itu, PBB harus berani bersikap tegas kepada India dan

Pakistan untuk mematuhi solusi-solusi yang diberikan PBB. Diharapkan pula

aktor-aktor non-negara lainnya seperti SAARC dan UNHCR, dapat mendesak

India dan Pakistan untuk membuka diri dan menerima bantuan serta solusi yang

diberikan oleh PBB.

DAFTAR PUSTAKA

Fakih, Mansour.2002.Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi.Pustaka Pelajar: Yogyakarta

Hendropriyono, A. M., 2009, Terorisme Fundalisme Kristen, Yahudi, Islam, Kompas: Jakarta

Kompas.2007.India, Bangkitnya Raksasa Baru Asia.Jakarta:Penerbit Kompas

Backman, Michael.2008.Asia Future Shock.Jakarta:Ufuk Press

Page 17: [KONFLIK] Perebutn Kashmir Antra India n Pakistan