konektivitas dan sistem logistik untuk meningkatkan daya ekonomi

23
1 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 1 DISAMPAIKAN PADA : Talkshow “Konek1fitas dan Sistem Logis1k untuk Meningkatkan Daya Ekonomi” Jakarta, 3 September 2014 KONEKTIVITAS DAN SISTEM LOGISTIK UNTUK MENINGKATKAN DAYA EKONOMI MATERI MENTERI PERHUBUNGAN

Upload: pustaka-virtual-tata-ruang-dan-pertanahan-pusvir-trp

Post on 22-Nov-2015

48 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

disampaikan oleh Menteri Perhubungan pada Talkshow "Konektifitas dan Sistem Logistik untuk Meningkatkan Daya Ekonomi" di Jakarta 3 September 2014

TRANSCRIPT

  • 1 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 1

    DISAMPAIKAN PADA : Talkshow Konek1tas dan Sistem Logis1k untuk Meningkatkan Daya Ekonomi

    Jakarta, 3 September 2014

    KONEKTIVITAS DAN SISTEM LOGISTIK UNTUK MENINGKATKAN DAYA EKONOMI

    MATERI MENTERI PERHUBUNGAN

  • 2 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

    KONEKTIVITAS DAN SISTEM LOGISTIK UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING EKONOMI

    KEMNTERIAN PERHUBUNGAN (TRANSPORTASI)

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    PENGUATAN KONEKTIVITAS NASIONAL-REGIONAL-GLOBAL

    SISTEM LOGISTIK NASIONAL

    KE JAWA Pendorong

    Industri dan Jasa Nasional

    KE KALIMANTAN Pengolahan

    Hasil Tambang (Minyak, Gas) & Lumbung Energi

    Nasional

    KE SULAWESI Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Perikanan

    KE BALI-NUSA TENGGARA

    Pintu Gerbang Pariwisata & Pendukung

    Pangan Nasional

    KE PAPUA-MALUKU

    Pengembangan Pangan,

    Perikanan, dan Pertambangan

    Nasional

    KE SUMATERA Sentra Produksi & Hasil Bumi (Kelapa Sawit, Karet, Batu

    Bara)

    P 3 E I

    PENINGKATAN DAYA SAING EKONOMI

    KEMENTERIAN/ LPNK

  • 3 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

    KONDISI GEOSTRATEGIS INDONESIA

    Indonesia terletak pada jalur transportasi internasional, diantara Benua Asia dan Benua Australia, yang di kelilingi oleh Samudera Pasik, Samudera Hindia, dan Laut China Selatan.

    Pontianak

  • 4

    Tersedianya jaringan infrastuktur transportasi yang memadai dan handal dan beroperasi secara efisien sehingga terwujud konektivitas domestik (domestic connectivity) baik

    konektivitas lokal (local connectivity) maupun konektivitas nasional (national connectivity) dan konektivitas global (global connectivity) yang terintegrasi.

    Jaringan Transportasi Antar Pulau dan Nasional

    Terbangun jaringan infrastruktur transportasi yang mengikat kuat interkoneksi antara , pedesaan, kawasan-kawasan industri, perkotaan dan antar pulau dengan transpotasi air sebagai tulang punggungnya.

    Infrastruktur dan Jaringan Transportasi Global

    Terhubungkannya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi utama (national gate way) ke pelabuhan hub internasional baik diwilayah barat Indonesia maupun wilayah timur Indonesia (International Hub Port of Indonesia), dan antara Pelabuhan Hub International di Indonesia dengan Hub Port International di berbagai negara yang tersebar pada lima benua.

    PERANAN JARINGAN TRANSPORTASI DALAM SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

    KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

  • 5 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

    Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3EI) terdiri atas 1ga strategi utama melipu1 (1) pembangunan koridor ekonomi Indonesia, (2) penguatan konek1vitas nasional dan (3) percepatan pengetahuan dan teknologi yang handal

    Sebagai salah satu pilar MP3EI, penguatan konek1vitas adalah merupakan salah satu faktor penentu suksesnya pelaksanaan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia.

    MP3EI DAN PENGUATAN KONEKTIVITAS NASIONAL

    Sumber: MP3EI, 2011

    Konek1vitas: Keterhubungan Koridor Ekonomi: Wilayah yang ditargetkan untuk menjadi inisiaTf perkembangan dan proyek infrastruktur untuk menciptakan dan memperkuat basis ekonomi yang integral dan kompeTTf dalam mencapai pembangunan berkelanjutan.

  • 6 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

    KONSEPSI KETERPADUAN JARINGAN JALAN DENGAN TRANSPORTASI PENYEBERANGAN, LAUT & UDARA (MULTIMODA)

    Perwujudan SISTRANAS kemudian dimanifestasikan dengan memadukan jaringan jalan nasional (arteri, kolektor, jalan tol) serta simpul-simpul transportasi seperti bandar udara, pelabuhan, dan bandara penyeberangan.

    Jaringan jalan dibentuk menjadi tulang punggung transportasi dan konektivitas internal pulau-pulau di Indonesia. Selanjutnya, keterhubungan antar pulau akan dilakukan dengan memberdayakan angkutan penyeberangan, laut, dan udara.

    Dalam menghubungkan simpul-simpul, didapati kenyataan bahwa sejumlah bandar udara pengumpul (hub), khususnya di kawasan Timur Indonesia dan Kalimantan Timur, belum dapat dilayani oleh jaringan jalan arteri nasional. Sedangkan sebagian besar pelabuhan internasional dan sabuk penyeberangan tengah dan selatan pada umumnya telah terhubung oleh jaringan arteri nasional.

  • 7 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 7

    KONEKTIVITAS ANTAR WILAYAH

    Mencapai pertumbuhan inklusif

    Menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan

    Perekonomian yang berhasil...

    Menghubungkan daerah terTnggal dengan pusat pertumbuhan

    Menghubungkan daerah terpencil dengan infrastruktur & pelayanan dasar dalam mendapatkan manfaat pembangunan

    Memperluas pertumbuhan dengan

    menghubungkan wilayah melalui inter-modal supply

    chain systems

    Tumbuh maksimal melalui keterpaduan bukan

    keseragaman (inclusive development)

    Surabaya Jakarta Makassar

    Makassar

    Papua

    Maluku

    Sulawesi

    Ambon

    Kendari Makassar

    Manado

    Membangun Konek1vitas Nasional

  • 8 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

    JANGKA PANJANG :

    Meningkatkan jaringan infrastruktur transportasi Nasional yang terintegrasi, lancar dan handal.

    RPJMN 2015-2019

    Pemenuhan jaringan transportasi dengan perencanaan tata ruang nasional

    Terwujudnya pertumbuhan sektor transportasi minimal dua kali pertumbuhan ekonomi nasional dalam rangka memberikan sumbangan terhadap kesinambungan pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan kerja

    Terjaminnya kepas1an dan stabilitas penyediaan jasa transportasi ke seluruh pelosok tanah air untuk meningkatkan kelancaran distribusi barang, jasa dan mobilitas penumpang

    Terwujudnya penghematan pengeluaran devisa dan peningkatan perolehan devisa dalam penyelenggaraan jasa transportasi

    Terwujudnya peningkatan dan pemerataan pelayanan jasa transportasi ke seluruh pelosok tanah air dalam rangka memberikan kontribusi terhadap pemerataan pembangunan

    1

    2

    3

    4

    5

    SASARAN PEMBANGUNAN RPJMN 2015-2019 SEKTOR TRANSPORTASI

  • 9 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

    MP3EI Infrastruktur Transportasi Infrastruktur

    Publik

    Infrastruktur Privat

    (KepenTngan Sendiri)

    Non -Cost Recovery Project

    Cost Recovery Project

    KPS

    Penugasan Khusus BUMN

    APBN APBD

    Tender / Right To Match UU 23/2007 Zg KA UU 17/2008 Zg Pelayaran UU 1/2009 Zg Penerbangan Perpres 67/05 Perpres 13/10 Perpres 56/11

    Perpres Penugasan BUMN

    Bandara Khusus Pelabuhan Khusus , TUKS KA Khusus

    Perizinan

    UPAYA PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI

    No Infrastructure Investment Needs (IDR Triliun)

    Total Project Es1ma1on

    1 Seaport & SDP

    117 92

    2 Airport 32 14

    3 Railways 326 25

    475 131

    Operator : Pelindo, AP, PT.KAI, PT.ASDP, Pemda & Swasta

  • 10 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 10

    RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN LINTAS PENYEBERANGAN

    SABUK SELATAN

    SABUK TENGAH

    SABUK TENGAH SABUK TENGAH

    SABUK UTARA

    SABUK UTA

    RA

    Sabuk Penyeberangan :

    Merupakan lintas-lintas yang berfungsi menghubungkan jalur utara wilayah Indonesia, yaitu lintas penyeberangan : Balohan (P. Sabang)-Ulee Lheue, Mengkapan-Tj. Balai Karimun-Telaga Pungkur-Tanjung Uban-Tambelan-Sintete, Tanjung Uban-Matak-Selat Lampah-Sintete, Ancam-Tarakan-Tolitoli-Amurang, Bitung-Ternate-Rum- Soasiu-Sofifi-Patani-Gebe-Sorong, Manokwari-Numfor-Mokmer-Kabuena-Sarmi-Jayapura;

    SABUK UTARA

    24 lintas

    28 unit Pelabuhan

    Merupakan lintas-lintas yang berfungsi menghubungkan jalur tengah wilayah Indonesia, yaitu lintas penyeberangan : 35 Ilir (Palembang)-Muntok, Sadai-Tanjung Ru, Manggar-Ketapang, Batulicin-Garongkong, Kariangau-Taipa, Luwuk-Salakan-Banggai-Taliabu-Sanana-Namlea-Hunimua-Waipirit-Wahai-Fakfak

    Merupakan lintas-lintas yang berfungsi menghubungkan jalur selatan wilayah Indonesia, yaitu lintas penyeberangan: Balohan (P. Sabang) Ulee Lheu, Bakauheni-Merak, Ketapang-Gilimanuk, Padangbai-Lembar, Kayangan-Pototano, Sape-Labuhan Bajo, Larantuka-Waiwerang-Lewoleba-Baranusa-Kalabahi-Ilwaki-Kisar-Letti-Moa-Lakor-Tepa-Saumlaki-Larat-Tual-Dobo-Pomako-Merauke.

    SABUK TENGAH

    22 lintas

    20 unit Pelabuhan

    SABUK SELATAN

    14 lintas

    29 unit Pelabuhan

    Rencana pengembangan lintas penyeberangn yang belum terhubungkan : q Sabuk Selatan (Dobo (Maluku) Pomako (Papua)) q Sabuk Utara (Wahai Fak Fak q Sabuk Utara (Tanjung Pinang Matak Selat Lampah Sintete) dan

    Tanjung Pinang Tambelan Sintete

  • 11 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

    Jalur KA EksisTng Tahun 2014 Jalur KA Rencana Tahun 2030 Jalur KA Pertambangan Tahun 2030

    Jalur Ganda KA Tahun 2030

    Jalur KA Pelabuhan Tahun 2030

    Palembang

    Panjang

    Tj.Priok

    Tj.Emas

    Tj.Perak Benoa

    Banjarmasin

    Makassar

    Pekanbaru

    Teluk Bayur

    Dumai Belawan

    PonTanak Samarinda

    Bitung

    High Speed Train Network in 2030

    Soekarno Haga Airport Railway

    Minangkabau Airport Railway

    Kualanamu Airport Railway

    PENGEMBANGAN JARINGAN PERKERETAAPIAN NASIONAL

    Jalur Kereta Api Bandara

  • 12 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

    RENCANA PENGEMBANGAN TRANS SUMATERA RAILWAYS

    BANDA ACEH

    LAMPUNG

    BESITANG

    MEDAN

    RANTAUPRAPAT

    DURI

    PEKANBARU

    MUARO

    JAMBI

    PALEMBANG

    TRACK EKSISTING

    TRACK EKSISTING

    Partial Track KA Aceh 11,35 Km

    Penyelesaian Desain

    Perkiraan Biaya : Rp. 15,5 T

    518 km

    1.650 km

    Penyelesaian Desain Pembebasan Lahan Pembangunan

    (mulai 2016) Perkiraan Biaya :

    Rp. 49,5 T

    196 km

    400 km

    TOTAL : 2.168 Km Biaya Rp. 65 T

    LangsaBireun

    Besitang

  • 13 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

    JAKARTA SURABAYA CIREBON

    TEGAL

    PEKALONGAN SEMARANG BOJONEGORO BREBES

    201 Km 72 Km 8 Km

    BEKASI

    18 Km 63 Km 90 Km 180 Km

    BANDUNG

    Jawa Barat

    JAKARTA

    SERANG

    SURABAYA

    SEMARANG

    DKI

    Banten

    Jawa TengahJawa Timur

    YOGYAKARTADIY

    Merak

    Bogor

    Sukabumi

    Cikampek

    PadalarangCirebon

    BanjarKroya

    Tegal

    Purwokerto

    Pekalongan

    SoloMadiun Kertosono

    Blitar

    MalangBangil

    Sidoarjo

    Bojonegoro

    Jember

    Banyuwangi

    Bojonegoro

    Gambringan

    Bojonegoro

    GundihPrupuk

    Kutoarjo

    BANDUNG

    Jawa Barat

    JAKARTA

    SERANG

    SURABAYA

    SEMARANG

    DKI

    Banten

    Jawa TengahJawa Timur

    YOGYAKARTADIY

    Merak

    Bogor

    Sukabumi

    Cikampek

    PadalarangCirebon

    BanjarKroya

    Tegal

    Purwokerto

    Pekalongan

    SoloMadiun Kertosono

    Blitar

    MalangBangil

    Sidoarjo

    Bojonegoro

    Jember

    Banyuwangi

    Bojonegoro

    Gambringan

    Bojonegoro

    GundihPrupuk

    Kutoarjo

    Cirebon - Brebes Semarang - Bojonegoro Bojonegoro - Surabaya

    Pekalongan - Semarang

    95 Km

    KANDANGAN

    Double Track yang telah beroperasi 719 km

    Double track yang belum beroperasi 8 km

    TOTAL (JAKARTA SURABAYA) 727 km

    PEMBANGUNAN JALUR GANDA LINTAS UTARA JAWA

  • 14 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

    BANDUNG

    Jawa Barat

    JAKARTA

    SERANG

    SURABAYA

    SEMARANG

    DKI

    Banten

    Jawa TengahJawa Timur

    YOGYAKARTADIY

    Merak

    Bogor

    Sukabumi

    Cikampek

    PadalarangCirebon

    BanjarKroya

    Tegal

    Purwokerto

    Pekalongan

    SoloMadiun Kertosono

    Blitar

    MalangBangil

    Sidoarjo

    Bojonegoro

    Jember

    Banyuwangi

    Bojonegoro

    Gambringan

    Bojonegoro

    GundihPrupuk

    Kutoarjo

    BANDUNG

    Jawa Barat

    JAKARTA

    SERANG

    SURABAYA

    SEMARANG

    DKI

    Banten

    Jawa TengahJawa Timur

    YOGYAKARTADIY

    Merak

    Bogor

    Sukabumi

    Cikampek

    PadalarangCirebon

    BanjarKroya

    Tegal

    Purwokerto

    Pekalongan

    SoloMadiun Kertosono

    Blitar

    MalangBangil

    Sidoarjo

    Bojonegoro

    Jember

    Banyuwangi

    Bojonegoro

    Gambringan

    Bojonegoro

    GundihPrupuk

    Kutoarjo

    CIREBON SURABAYA

    KROYA

    KUTOARJO

    YOGYAKARTA

    SOLO

    MADIUN

    56 km 123 km 71 km 76 km 69 km

    PRUPUK

    PURWOKERTO

    74 km 28 km

    Desain 201

    1

    PARON KERTOSONO

    26 km 97 km

    Jalur Ganda

    selesai akhir tahun

    2014

    (SUKUK)

    JALUR GANDA LINTAS SELATAN JAWA (CIREBON YOGYAKARTA SURABAYA): 620 km

    Solo - Madiun Kutoarjo - Yogya -

    Solo Purwokerto -Kroya -

    Kutoarjo

    Cirebon - Prupuk

    Prupuk- Purwokerto

    Ponorogo

    Slahung

    Ponorogo

    Slahung

    Jalur Ganda sudah diope-rasikan akhir tahun 2011

    (APBN)

    Rencana Kontrak bulan Februari

    2014 dan Konstruksi diperkirakan

    selesai Agustus 2017

    (JICA)

    Jalur Ganda Sudah

    dioperasi-kan tahun

    2007

    (JICA)

    Review Desain Track,

    Stasiun & Sinyal (2014)

    Desain Track, Jembatan

    (2013)

    Review Desain Jembatan (2013)

    Tender Loan China akhir tahun 2014

    c

    Pembangunan Tubuh Baan di 2014

    Jalur Ganda sudah

    dioperasi-kan tahun

    2005

    (JICA)

    Double Track yang telah beroperasi 179 km

    Double track dalam tahap pembangunan 74 km

    Double track yang akan dibangun 367 km

    620 km

    BANDUNG

    Jawa Barat

    JAKARTA

    SERANG

    SURABAYA

    SEMARANG

    DKI

    Banten

    Jawa TengahJawa Timur

    YOGYAKARTADIY

    Merak

    Bogor

    Sukabumi

    Cikampek

    PadalarangCirebon

    BanjarKroya

    Tegal

    Purwokerto

    Pekalongan

    SoloMadiun Kertosono

    Blitar

    MalangBangil

    Sidoarjo

    Bojonegoro

    Jember

    Banyuwangi

    Bojonegoro

    Gambringan

    Bojonegoro

    GundihPrupuk

    Kutoarjo

    BANDUNG

    Jawa Barat

    JAKARTA

    SERANG

    SURABAYA

    SEMARANG

    DKI

    Banten

    Jawa TengahJawa Timur

    YOGYAKARTADIY

    Merak

    Bogor

    Sukabumi

    Cikampek

    PadalarangCirebon

    BanjarKroya

    Tegal

    Purwokerto

    Pekalongan

    SoloMadiun Kertosono

    Blitar

    MalangBangil

    Sidoarjo

    Bojonegoro

    Jember

    Banyuwangi

    Bojonegoro

    Gambringan

    Bojonegoro

    GundihPrupuk

    Kutoarjo

    BANDUNG

    Jawa Barat

    JAKARTA

    SERANG

    SURABAYA

    SEMARANG

    DKI

    Banten

    Jawa TengahJawa Timur

    YOGYAKARTADIY

    Merak

    Bogor

    Sukabumi

    Cikampek

    PadalarangCirebon

    BanjarKroya

    Tegal

    Purwokerto

    Pekalongan

    SoloMadiun Kertosono

    Blitar

    MalangBangil

    Sidoarjo

    Bojonegoro

    Jember

    Banyuwangi

    Bojonegoro

    Gambringan

    Bojonegoro

    GundihPrupuk

    Kutoarjo

    BANDUNG

    Jawa Barat

    JAKARTA

    SERANG

    SURABAYA

    SEMARANG

    DKI

    Banten

    Jawa TengahJawa Timur

    YOGYAKARTADIY

    Merak

    Bogor

    Sukabumi

    Cikampek

    PadalarangCirebon

    BanjarKroya

    Tegal

    Purwokerto

    Pekalongan

    SoloMadiun Kertosono

    Blitar

    MalangBangil

    Sidoarjo

    Bojonegoro

    Jember

    Banyuwangi

    Bojonegoro

    Gambringan

    Bojonegoro

    GundihPrupuk

    Kutoarjo

    Madiun - Surabaya

    PEMBANGUNAN JALUR GANDA LINTAS SELATAN JAWA

  • 15 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

    Pelabuhan sebagai International Hub Ports : Barat : Kuala Tanjung Timur : Bitung

    Pusat Distribusi Provinsi

    Pusat Distribusi Nasional

    Legend:By sea / by rail By land / by rail / by seaBy sea / by rail / by land

    Konektivitas:

    Short Sea Shipping

    DUKUNGAN TRANSPORTASI LAUT PADA SISLOGNAS

  • 16

    q Pelabuhan Hub Internasional di Kuala Tanjung untuk Wilayah Indonesia Barat dan Bitung Untuk Wilayah Indonesia Timur

    q Short Sea Shipping sebagai backbone dari Transportasi Barang Nasional (Pantura Jawa dan Lintas Timur Sumatera)

    q Peningkatan Pelayaran Rakyat untuk angkutan barang antar pulau/wilayah q Pengembangan Logistics support di wilayah laut dalam untuk menunjang aktivitas pengelolaan asset dan

    akses kelautan Indonesia di wilayah ZEE

    MP3EI dan SISLOGNAS telah menetapkan konsep logistik maritim Indonesia

    RENCANA PENGEMBANGAN HUB PORT

    PEL. BITUNG

    PEL. KUALA TANJUNG

    Lokasi Kawasan Industri

    Sei Mangkei

  • 17

    Pelabuhan Komersial

    Trayek Pelayaran Komersil Trayek Pelayaran PerinTs

    Keputusan Menteri No. KP.414 Tahun 2013

    RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN DI INDONESIA

    NO WILAYAH INVESTASI PELABUHAN

    1 Sumatera Utara/ Aceh Belawan/Kuala Tanjung, Dumai, Teluk Bayur, Pekanbaru, Batam, Pembuangan, Sibolga, Aceh, Bintan, Teluk Tapang

    2 Kalimantan Barat Pon1anak, Teluk Air

    3 Sumatera Selatan Palembang dan sekitarnya, Panjang, Jambi, Bengkulu, Teluk Semangka, Bangka/Belitung

    4 Kalimantan Timur-Selatan Balikpapan dan sekitarnya, Samarinda, Banjarmasin, Sangkulirang

    5 Sulawesi Selatan-Tengah Makassar, Pare-Pare, Luwuk

    6 Jawa Tanjung Priok dan sekitarnya, Tanjung Perak dan sekitarnya, Tanjung Emas, Pelabuhan Ratu, Balongan/Cirebon, Cilacap, Jepara

    7 Bali-NTT Tanah Ampo

    8 Wilayah Timur Lain Bitung, Jayapura, Merauke, Ambon, Sorong, Halmahera

  • 18

    Bandara Udara Baru: termasuk bandara relokasi, bandara eksisTng yang belum diakomodasi dalam KM 11/2010, Bandara khusus yang digunakan untuk umum, bandara militer yang menjadi enclave sipil, relokasi bandara

    RENCANA PENGEMBANGAN TRANSPORTASI UDARA

  • 19 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

    RENCANA PRIORITAS PENGEMBANGAN BANDARA

    Muara Bungo

    Bone

    Morowali

    Tojo Una2

    Namniwel

    Saumlaki Baru

    Sinak Baru

    Waghete Baru

    Kuffar-Seram

    Enggano

    Tual Baru

    Sumarorong

    Waisai

    Buntu Kunik

    Pekon Serai

    Bawean Werur

    Miangas

    Muara Teweh

    Kamanap

    Moa

    Segun

  • 20

    RENCANA BANDARA GREENFIELD (MELALUI SKEMA KPS)

    Jakarta Multiple Airport

    New Yogyakarta Airport New Bali Airport

    Pengembangan Bandara Soeta sedang dalam tahap on progress, sedangkan rencana Bandara Karawang, Bandara New Yogyakarta & Bandara New Bali sedang dalam tahap studi.

  • 21

    PELAYANAN NAVIGASI PENERBANGAN

    Indonesia memiliki wilayah ruang udara yang luas. Saat ini pengelolaan pelayanan navigasi penerbangan pada ruang udara tersebut di bagi menjadi 2 (dua) sesuai dengan pembagian Flight InformaTon Region (FIR), yaitu barat dan Tmur.

    Merupakan pusat pelayanan lalu lintas penerbangan di FIR wilayah Tmur dan barat Indonesia.

    Memiliki kemampuan AIDC, ADS-B, MLAT, ADS CPDLC, METAR, AFTN, QNH, New ICAO Flight Plan Format, New CNS/ATM, Radar Mode A, C dan S dan Safety Net dalam rangka memberikan pelayanan navigasi penerbangan.

    Ke depannya akan di lengkapi dengan kemampuan inter-operability (saling back up) apabila terjadi kegagalan pada salah satu sistem.

  • 22

    TAHAPAN RENCANA PENGELOLAAN RUANG UDARA INDONESIA - SINGAPURA

    2012 2016 penggunaan fasilitas berbasis CNS-ATM dengan program establishment ATFM dan manajemen ruang udara dengan program penerapan RNav di seluruh ruang udara di Indonesia, program restrukturisasi ruang udara berbasis TMA Surveilance dan program pembuatan ATS Route yang esien dan ramah lingkungan

    2017 shadow opera7on dengan pengaturan Singapore Control Indonesia Monitor

    2018 shadow opera7on dengan pengaturan Indonesia Control Singapore Monitor

    2019 Implementasi penuh, Indonesia bertanggungjawab penuh atas pengoperasian di sector ABC

    TAHUN RENCANA AKSI

  • 23 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

    Kementerian Perhubungan Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 8 Jakarta Pusat Gedung Cipta Lantai 3 Telp : (021) 3508066 Fax : (021) 3454074