kondisi vulkanisme miocene
TRANSCRIPT
![Page 1: Kondisi Vulkanisme Miocene](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081804/55cf9b13550346d033a49f6e/html5/thumbnails/1.jpg)
Kondisi Vulkanisme Miocene
Pulau Sulawesi
Di bagian pegunungan di pulau Sulawesi, aktivitas magmatik tersier khususnya di
bagian barat sulawesi ini terjadi pada waktu geologi Cretecouis sampai zaman
Kristalisasi Eosen dan juga terjadi pada masa waktu Oligocene hingga Obduksi
Miocene. Khus pada zaman Miocene dijelaskan dimana Pada zaman Miocene
akhir hingga pliocene terjadi prores ekstruksi dan intruksi magma batuan yang
terjadi dalam selang waktu yang pendek dari Miocene tengah hingga Pliocene
yang menyebabkan terjadinya peleburan lapisan Lithosphere (3-18 Ma)
sedangkan Miocene akhir, busur Magmatik Sulawesi barat pada umumnya
terasosian dengan tubrukan antar benua-benua, pada benua kecil terbagi dari
lempeng Australian-New Guinea yang disubduksikan bagian bawah barat-
Sundaland utama. Untuk pegunungan Neogene dibentuk oleh tubrukan antara dua
benua (Buton-Tukang besi dan Baggai-Sula). Selain terdapat pegunungan di pulau
Sulawesi ini juga terdapat benua kecil (microcontinent) yang terpisah dari New
Guinea pusat, terbawah kearah barat sepanjang pergerakan sistem patahan
Sorong-Yapen pada lempeng laut Philipine, yang kemudian berlanjut mengalami
tubrukan pada margin timur dari ophiolite Complex.
Pulau Jawa
Jadi dapat kita analisa bahwa Cekungan pulau jabar dapat juga
menimbulkan tektonik, ini terjadi karena pada oligesin bertemu dengan miosen
awal akibatnya terjadi pergeseran vertical 120 m di bagian timur cekungan jabar.
Sedangkan cekungan pada Jatim minimbulkan dua kali fase tektonik yaitu fase
miosen-pliosen (akan muncul orogen, dimana pelipatan dan sesaran kearah utara)
dan Fase pleistosen (akan muncul orogen kedua, dimana pelipatan dan sesaran
kearah utara). Sebelum kedua fase orogen tersebut terbentuk, terjadi perubahan
posisi dari busur luar (kapur tengah-oligosen) menjadi busur dalam (setelah
oligosin), ini disebabkan karena perubahan busur vulkanik.
![Page 2: Kondisi Vulkanisme Miocene](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081804/55cf9b13550346d033a49f6e/html5/thumbnails/2.jpg)
Selain dari pengaruh tumbukan lempeng Indo-Australia dengan
lempeng Eurasia, aktivitas gunung api atau vulkanisme di pulau jawa terjadi di
bawah permukaan bumi, ini disebabkan karena tekanan dan temperature yang
tinggi. Pada aktivitas vulkanik di pulau jawa maka yang terbentuk pormasi batuan
andesit tua. Aktivitas vulkanik ini terakhir terjadi pada meosin awal dan tengah.
Pengaruh yang banyak terjadi pada meosin akhir dan tengah. (sumber:
http://angghajuner.blogspot.com/2011_10_01_archive.html)
Pulau papua
Mulai dari Miosen Tengah bagian tepi utara Lempeng Australia di New Guinea
sangat dipengerahui oleh karakteristik penunjaman dari Lempeng Solomon.
Pelelehan sebagian ini mengakibatkan pembentukan Busur Maramuni dan Moon-
Utawa yang diperkirakan berusia 18 – 7 Juta Tahun. Busur Vulkanik Moon ini
merupakan tempat terjadinya prospek emas sulfida ephitermal dan logam dasar
seperti di daerah Apha dan Unigolf, sedangkan Maramuni di utara, Lempeng
Samudera Solomon menunjam terus di bawah Busur Melanesia mengakibatkan
adanya penciutan ukuran selama Miosen Akhir.
Pada 10 juta tahun yang lalu, pergerakan lempeng Australia terus berlanjut dan
pengrusakan pada Lempeng Samudra Solomon terus berlangsung mengakibatkan
tumbukan di perbatasan bagian utara dengan Busur Melanesia. Busur tersebut
terdiri dari gundukan tebal busur kepulauan Gunung Api dan sedimen depan
busur membentuk bagian Landasan Sayap Miosen seperti yang diekspresikan oleh
Gunung Api Mandi di Blok Tosem dan Gunung Api Batanta dan Blok Arfak.
Kemiringan tumbukan ini mengakibatkan kenampakan berbentuk sutur antara
Busur Melanesia dan bagian tepi utara Lempeng Australia yang diduduki oleh
Busur Gunung Api Mandi dan Arfak terus berlangsung terus hingga 10 juta tahun
yang lalu dan merupakan akhir dan penunjaman dan perkembangan dari busur
Moon Utawa. Kenampakan seperti jahitan ditafsirkan dari bentukan tertutup dari
![Page 3: Kondisi Vulkanisme Miocene](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081804/55cf9b13550346d033a49f6e/html5/thumbnails/3.jpg)
barat ke timur mulai dari Sorong, Koor, Ransiki, Yapen, dan Ramu Zona Patahan
Markam.
Pasca tumbukan gerakan mengiri searah kemiringan ditafsirkan terjadi sepanjang
Sorong, Yapen, Bintuni dan Zona Patahan Aiduna, membentuk kerangka tektonik
di daerah Kepala Burung. Hal ini diakibatkan oleh pergerakan mencukur dari
kepala tepi utara dari Lempeng Australia. Kejadian yang berasosiasi dengan
tumbukan busur Melanesia ini menggambarkan bahwa pada Akhir Miosen usia
bagian barat lebih muda dibanding dengan bagian timur. Intensitas perubahan ke
arah kemiringan tumbukan semakin bertambah ke arah timur.
Akibat tumbukan tersebut memberikan perubahan yang sangat signifikan di
bagian cekungan paparan di bagian selatan dan mengarahkan mekanisme
perkembangan Jalur Sesar Naik Papua. Zona Selatan tumbukan yang berasosiasi
dengan sesar serarah kemiringan konvergensi antara pergerakan ke utara lempeng
Australia dan pergerakan ke barat lempeng Pasifik mengakibatkan terjadinya
resultante NE-SW tekanan deformasi. Hal itu mengakibatkan pergerakan evolusi
tektonik Papua cenderung ke arah Utara – Barat sampai sekarang.
Kejadian tektonik singkat yang penting adalah peristiwa pengangkatan yang
diakibatkan oleh tumbukan dari busur kepulauan Melanesia. Hal ini digambatkan
oleh irisan stratigrafi di bagian mulai dari batuan dasar yang ditutupi suatu sekuen
dari bagian sisi utara Lempeng Australia yang membentuk Jalur Sesar Naik
Papua. Bagian tepi utara dari jalur sesar naik ini dibatasi oleh batuan metamorf
dan teras ophilite yang menandai kejadian pada Miosen Awal. Perbatasan bagian
selatan dari sesar naik ini ditandai oleh adanya batuan dasar Precambrian yang
terpotong di sepanjang Jalur Sesar Naik. Jejak mineral apatit memberikan
gambaran bahwa terjadi peristiwa pengangkatan dan peruntuhan secara cepat pada
4 – 3,5 juta tahun yang lalu (Weyland, 1993). Selama Pliosen (7 – 1 juta tahun
yang lalu) Jalur lipatan papua dipengaruhi oleh tipe magma I suatu tipe magma
yang kaya akan komposisi potasium kalk alkali yang menjadi sumber mineralisasi
![Page 4: Kondisi Vulkanisme Miocene](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081804/55cf9b13550346d033a49f6e/html5/thumbnails/4.jpg)
Cu-Au yang bernilai ekonomi di Ersberg dan Okeitadi. (Sumber:
http://demimaki.wordpress.com/geofisika/kondisi-tektonik-geologi-papua-2/)
Middle-Miocene 16.5-11 Juta Tahun yang Lalu
Daerah utama akhirnya bersatu. Batu-batuan dari sebelah Barat Sulawesi sebagian
menolak batu-batuan dari Banggai-Sula. Pembentukan wilayah vulkanik
menyebar melebihi daerah sebelah Barat Sulawesi dan terobosan-terobosan
aktivitas vulkanik bawah laut terjadi di wilayah dimana Taman National Lore
Lindu saat ini berada. Dari zaman Pertengahan Miocene sampai memasuki
Pliocene, terobosan-terobosan dari endapan tipe mollase tersimpan sepanjang
daerah utama. (Sumber: http://lorelindu.info/cetak.php?id=17)
Kala Miosen
Kala Miosen sebagian besar ditandai oleh adanya genang laut,di samping itu
makin bertambahnya kegiatan vulknisme.
Miosen bawah
Selama miosen bawah di pulau Jawa peristiwa genang laut makin
meluas dan di tempat-tempat itulah terdapat pelamparan endapan kala
Miosen bawah. Hanya di sepanjang deretan pulau gunung api saja tidak
didapatkan endapan miosen bawah. Pulau-pualu itu yang merupakan
geantiklin akan membagi geotiklin Jawa utara dan Madura. Maka breksi
vulkanik yang berkembang di tempat iru. Diduga bahwa sepanjang pantai
selatan pulau jawa sekarang ini termasuk kedalam samudra hindia pada
waktu itu ada beberapa gunung apa.disekitar pulau-pulau gunung api
tersebut, jenjang Miosen bawah berkembang bergantia-ganti sebagia
endapan laut dan batuan vulkanik, sebaliknya makin jauh dari pantai
terbentuklah batugamping koral dan batugamping foraminifera.
Di Sumatra Selatan dan Sumatra Tengah lautan menggenangi
seluruh bagian yang kini merupakan daratan. Hanya sederatan gunung api
saja yang menunjukan tempat adanya rantaian pegunungan bukit barisan.
Oleh sebab itu, disekitar gunung api tersebut terjadi pengendapan bahan
![Page 5: Kondisi Vulkanisme Miocene](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081804/55cf9b13550346d033a49f6e/html5/thumbnails/5.jpg)
gunung api yang dikenal sebagia formasi andesit tua, sedangkan disekitar
pulau gunung api tersebut berkembang juga endapan laut.
Di Sulawesi Utara terjadi awal kegiatan vulkanisme yang hebat
dengan pembentukan batuan-batuan vulkanik yang setara dengan formasi
andesit tua di Jawa dan Sumatra, tempat ini di kenal sebagia Breksi
Wobusu. Di Sulawesi Selatan terjadi pila peristiwa genang laut dengan
pembentukan batugamping dengan letak tidak selaras di atas lapisan yang
lebih tua.
Di pulau Timor sendiri hanya sedikit didapatkan endapan kala
miosen bawah. Adanya lelehan-lelehan diabas yang cukup tebal
menunjuknan adanya kegiatan gunung api. Sebaliknya kearah selatan
lapisan tufa tersebut justru merupakan endapan Miosen. Batuan-batuan ini
bersama-sama dengan lapisan yang lebih tua kemudian tersesarkan dalam
bentuk lipatan-lipatan menutup diatas pulau Timor.
Miosen tengah dan Miosen atas
Di Jwa, sepanjang pegunungan selatan terjadi genang laut dan
terbentuklah endapan gamping koral dengan diselingi batuan vulkanik.
Hal ini serupa terjadi pula di pegunungan serayu Selatan, demikian pula di
daerah Karang Bolong dan Pegunungan Seribu. Di tempat yang tersebut
pertama lebih banyak berkembang sebagi fasies vulkanik, sedangkan di
daerah lain (pegunungan seribu dan Karangbolong) lebih banyak
berkembang sebagai facies gampingan.
Di Sulawesi terutama dibagian cabang Timur terjadilah peristiwa susut
laut, sehingga terbentuklah suatu cekungan dengan pembentukan sedimen
molassa dan di Sulawesi Utara terjadilah kegiatan vulkanik yang hebat
dengan intruisi-intrusi yang mengakibatkan terjadinya cebakan-cebakan
bijih. Di Sulawesi tengah mungkin masih merupakan laut yang dangkal,
sedangkan di Sulawesi Selatan pengendapan batugamping berjalan terus.
Di Nusatenggara terjadi pula genang laut yang berkembang sebagai
endapan vulkanik gampingan. Facies vulkanik gampingan ini dapat diikuti
di Nusatenggara bermula dari Sumba hingga Timor. Laut menggenang
![Page 6: Kondisi Vulkanisme Miocene](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081804/55cf9b13550346d033a49f6e/html5/thumbnails/6.jpg)
pula di lengkungan Banda dan Misool dan terjadilah pengendapan
batugamping foraminifera.paparan Shul tergenang pula dengan endapan
epikontinen terutama batugamping.endapan yang serupa menerus hingga
di Kepulauan Aru dan di Irian Selatan.
Di Irian dalan geosinklin di bagian utara terbentuklah sebuah pematang
baru, sebagai akibatnya sekarang terbentuklah 3 buah cekungan yang
membujur sejajar dengan arah timur barat. Bersamaan dengan itu timbul
kegiatan vulkanik yang cukup hebat, baik disepanjang tepi Melanesia dan
di pematang tua Irian Tengah. Selama miosen atas susut laut tengah yang
telah dimulai di Kalimantan, terus barlangsung dibagian yang lain dari
Indonesia.