kondisi ketenagakerjaan 2018 - fmb9.idfmb9.id/document/1541660764_bappenas.pdf · kerja) berkurang...
TRANSCRIPT
KONDISI KETENAGAKERJAAN 2018
Disampaikan dalam Acara Konferensi Pers FMB 9
Jakarta, 8 November 2018
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
REPUBLIK INDONESIA
Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)
Publikasi Februari Publikasi Agustus
50 ribu rumah tangga 200 ribu rumah tangga
Hanya sampai tingkat provinsi Hingga tingkat kabupaten/kota
Menangkap fenomena musim panen Menangkap fenomena di luar masa panen
Sampel
Tingkat estimasi
Tujuan
Data Agustus lebih baik jika digunakan untuk menggambarkan kondisi tahunan.
Hasil data Agustus terlihat lebih tinggi daripada Februari karena:
1. Masa tahun ajaran selesai, sehingga banyak lulusan sekolah masuk angkatan kerja
dan belum terserap pasar kerja.
2. Bukan masa panen besar sehingga terjadi perpindahan yang besar ke kelompok
bukan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja cenderung lebih kecil.
3. Secara matematis, TPT akan membesar karena penyebut dalam rumus (angkatan
kerja) berkurang banyak, meskipun jumlah pengangguran menurun.
Oleh karena itu, pembandingan harus merujuk angka pada periode yang sama.
Catatan: Definisi yang digunakan berdasarkan konsep internasional (International Conference of Labour Statisticians) ke-13 tahun 1983.
SAKERNAS pertama kali
dilaksanakan pada tahun 1976.
2
REPUBLIK INDONESIA
Pengangguran:Tingkat pengangguran berhasil diturunkan seiring meningkatnya jumlah angkatan kerja baru
Sumber: Publikasi Sakernas periode Agustus
Penurunan ini dicapai dengan penciptaankesempatan kerja sebanyak 2,6–2,9 juta orang. Lapangan kerja formal diharapkan menyerap angkatan kerja berpendidikan SMA ke atas di sektorbernilai tambah tinggi.
Pencapaian
2018
Target 2019
Tahun 2019, target TPT 4,8-5,2%
Lebih tinggi 0,04 poindi atas target RKP 2018 yang sebesar5,0–5,3%
12
1.8
7
12
2.3
8
12
5.4
4
12
8.0
6
13
1.0
1
11
4.6
3
11
4.8
2
11
8.4
1
12
1.0
2
12
4.0
1
7.2
4
7.5
6
7.0
3
7.0
4
7.0
0
5.94%
6.18%
5.61%5.50%
5.34%
4.0%
4.5%
5.0%
5.5%
6.0%
6.5%
-
20
40
60
80
100
120
140
2014 2015 2016 2017 2018
Juta
Ora
ng
Angkatan Kerja Pekerja Pengangguran Terbuka TPT
3
REPUBLIK INDONESIA
Pertumbuhan Ekonomi dan Penciptaan Kesempatan Kerja
Sumber: Publikasi Sakernas periode Agustus dan Data Pertumbuhan Ekonomi Tw 3 (2010=100), BPS
10.009.38
Target 2015-2019 Realisasi 2015-2018
Target dan RealisasiPenciptaan Kesempatan Kerja
(Juta orang)
• Jumlah penciptaan lapangan kerja 2016-2018: 9,38 juta (2016: 3,59 juta; 2017: 2,61 juta; 2018: 2,99 juta).• Rata-rata pertumbuhan kesempatan kerja selama 5 tahun terakhir sebesar 1,99%.• Pertumbuhan rendah pada 2015 disebabkan oleh: (1) Pelemahan USD memukul impor bahan baku yang berpengaruh pada
terpukulnya sektor industri; (2) Pengurangan jumlah pekerja yang cukup besar pada sektor pertanian (pindah ke sektor jasa).
Penciptaan kesempatan kerja melebihi target RKP dan RPJMN 2015-2019.
0.19
3.59
2.612.99
0.04
0.710.52 0.58
4.78
5.035.06
5.17
4.4
4.6
4.8
5.0
5.2
5.4
0
1
2
3
4
5
6
7
8
2015 2016 2017 2018
Pe
rtu
mb
uh
an E
k. (
%)
Juta
ora
ng
Tambahan KK Kesempatan Kerja per 1% Pertumbuhan Ekonomi TW 3 Pertumbuhan Ekonomi Tw3
4
REPUBLIK INDONESIA
Tertinggi:Banten, Jabar,
Maluku
1.4
8
3.2
7
3.2
1
3.6
2
3.3
0
3.0
2 3.8
1
3.7
4
3.7
8
3.3
2
3.8
7
4.0
0
4.2
3
4.2
8
4.3
3
4.3
9
4.3
6
4.7
7
4.5
7 5.3
3
5.5
4
5.6
1
5.5
8
5.6
0
6.2
2 7.1
4
6.4
9
6.5
7
6.9
1
7.1
8
7.1
6
9.2
9
8.2
2 9.2
8
1.3
7
3.0
1
3.1
6
3.2
0
3.2
6
3.3
5
3.4
3
3.5
1
3.6
5
3.7
2
3.8
6
3.9
9
4.0
1
4.0
3
4.0
6
4.2
3
4.2
6
4.5
0
4.5
1
4.7
7
5.2
2
5.3
4
5.5
5
5.5
6
6.2
0
6.2
4
6.3
0
6.3
6
6.6
0
6.8
6
7.1
2
7.2
7 8.1
7
8.5
2
-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Bal
i
NTT
Sulb
ar
Pap
ua
Sult
ra
DI Y
ogy
akar
ta
Sult
eng
Ben
gku
lu
Kep
. Ban
gka…
NTB
Jam
bi
Jaw
a Ti
mu
r
Kal
ten
g
Go
ron
talo
Lam
pu
ng
Sum
sel
Kal
bar
Kal
sel
Jaw
a Te
nga
h
Mal
uku
Uta
ra
Kal
ut
Suls
el
Sum
bar
Sum
ut
Ria
u
DK
I Jak
arta
Pap
ua
Bar
at
Ace
h
Kal
tim
Kal
tara
Kep
ri
Mal
uku
Jaw
a B
arat
Ban
ten
TPT
(%)
2017 2018
Terendah:Bali, NTT,
Sulbar
Pengangguran Berdasarkan Wilayah
Sumber: Publikasi Sakernas periode Agustus
5
REPUBLIK INDONESIA
Provinsi dengan TPT Tertinggi
• TPT Banten menurun dari 9,28% menjadi 8,52%.
• Ekonomi Banten Triwulan III tumbuh 5,89% dengan
kontribusi sektor industri manufaktur yang besar.
• Sektor ini menarik banyak pendatang dengan
keterampilan tidak sesuai kebutuhan industri.
• Kendala lain adalah tingginya upah minimum.
BANTEN
JAWA BARAT
• TPT Jabar menurun dari 8,22% menjadi 8,17%.
• Ekonomi Jabar Triwulan III tumbuh 5,2 % (kontribusi
terbesar: sektor informasi dan komunikasi, real estate,
serta akomodasi dan makan minum).
• Penciptaan lapangan kerja terjadi di sektor akomodasi
dan makan minum, industri manufaktur, perdagangan,
dan transportasi.
• TPT perdesaan meningkat 1,22 poin, tetapi TPT perkotaan
turun 0,49 poin. Lapangan usaha banyak berkembang di
daerah perkotaan.
• Kendala lain adalah tingginya upah minimum.
MALUKU • TPT Maluku menurun signifikan dari 9,29%
menjadi 7,27%.
• Ekonomi Maluku Triwulan III tumbuh 6,34%,
ditopang oleh sektor jasa administrasi
pemerintahan dan jasa keuangan (penyerap
lapangan kerja tertinggi, setelah pertanian.
• TPT desa dan kota menurun, tetapi TPT
perkotaan masih jauh lebih tinggi dibanding
perdesaan.
6
REPUBLIK INDONESIA
Pengangguran Berdasarkan Wilayah
Sumber: Publikasi Sakernas periode Agustus
7.12% 7.31%
6.60% 6.79%6.45%
4.81% 4.93%4.51%
4.01% 4.04%
0%
1%
2%
3%
4%
5%
6%
7%
8%
2014 2015 2016 2017 2018
TPT Berdasarkan Desa-Kota
Perkotaan Pedesaan
4.26
4.68
4.34
4.65
2.982.88
2.69
2.39
2
3
4
5
2014 2015 2016 2017
Juta
ora
ng
Penganggur Berdasarkan Desa-Kota
Perkotaan Pedesaan
4,04%
Dibandingkan setahun yang lalu, TPT di perkotaan mengalami penurunan sebesar 0,34 poin, sedangkan TPT perdesaan meningkat sebesar 0,03poin.
PERDESAAN
6,45%
PERKOTAAN Kondisi ini dipengaruhi oleh jumlah pekerja di sektor
pertanian yang menyusut. Para pekerja di desa yang keluar dari sektor pertanian
namun belum memperoleh pekerjaan baru menjadi bebanpengangguran di perdesaan.
7
REPUBLIK INDONESIA
Lapangan Kerja di Sektor Pertanian, Industri dan Jasa
-1.22
0.00
1.42
0.020.29
3.29
-1.85
1.47
2.99
-0.22
1.13
2.08
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
Pertanian Industri Pengolahan Jasa & lainnya
Juta
ora
ng
Tambahan Pekerja Berdasarkan Sektor Lapangan Usaha
2015 2016 2017 2018
34.00 32.88 31.9029.68 28.79
13.31 13.29 13.12 14.05 14.62
52.69 53.84 54.98 56.26 56.59
0
10
20
30
40
50
60
2014 2015 2016 2017 2018
Proporsi Pekerja Berdasarkan Sektor Lapangan Usaha
Pertanian Industri Pengolahan Jasa & Lainnya
Sumber: Publikasi Sakernas periode Agustus, diolah
• Proporsi lapangan kerja sektor jasa terus meningkat, sedangkan pertanian berkurang. • Proporsi lapangan kerja sektor industri pengolahan stagnan di antara 13%-15%.• Selama 2015-2018 sektor jasa menyerap 9,77 juta pekerja, sedangkan industri hanya 2,99 juta orang.• Transformasi struktural tenaga kerja terjadi dari sektor pertanian ke sektor jasa.
Penciptaan kesempatan kerja terjadi di sektor jasa.
8
REPUBLIK INDONESIA
Lapangan Kerja Formal dan Informal
40.62%42.25% 42.40% 42.97% 43.16%
59.38%57.75% 57.60% 57.03% 56.84%
25%
30%
35%
40%
45%
50%
55%
60%
65%
2014 2015 2016 2017 2018
Pekerja Formal dan Informal
Formal Informal
Sumber: Publikasi Sakernas periode Agustus
• Lapangan kerja formal adalah mereka dengan status buruh/pegawai/karyawan dan berusaha dibantu buruh tetap.• Pada 2014, proporsi lapangan kerja formal mulai di atas 40%, dan meningkat perlahan. Tahun 2018 proporsi
lapangan kerja formal mencapai 43,16% atau 53,5 juta orang (Target RKP 2019: 48%).
• Rekomendasi kebijakan: Dorong investasi padat pekerja dan formalisasi UMKM.
Proporsi lapangan kerja formal terus meningkat.
9
REPUBLIK INDONESIA
Setengah Penganggur
9.68 9.74 8.98 9.14 8.21
8.45% 8.48%
7.58% 7.55%
6.62%
4%
5%
6%
7%
8%
9%
0
10
20
30
40
50
2014 2015 2016 2017 2018
Juta
ora
ng
Setengah Penganggur / Pengangguran Terpaksa % Terhadap Total Pekerja
Sumber: Publikasi Sakernas periode Agustus
• Definisi Setengah Penganggur: Bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu) dan masihmencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan.
• Karakteristik setengah penganggur: Berpendidikan rendah, tinggal di perdesaan dan bekerja di kegiatan informal.• Proporsi setengah penganggur 2018: 6,62% (8,21 juta orang), turun dari 8,45% di 2014.
• Rekomendasi Kebijakan: Penciptaan lapangan kerja di perdesaan melalui program pengembangan ekonomi lokal, termasuk infrastruktur perdesaan (dengan memanfaatkan Dana Desa).
Proporsi Setengah Penganggur Terus Menurun
10
REPUBLIK INDONESIA
Pendidikan Pekerja
Sumber: Publikasi Sakernas periode Agustus
53
.96
50
.83
49
.97
50
.98
50
.46
20
.35
20
.70
21
.36
21
.72
22
.43
18
.58
19
.81
20
.41
21
.13
22
.34
10
.52
10
.84
12
.17
12
.59
13
.68
2.9
6
3.0
9
3.4
2
3.2
9
3.4
68.2
6
9.5
6
11
.09
11
.32
11
.65
0
10
20
30
40
50
60
2014 2015 2016 2017 2018
Juta
pe
kerj
a
SD SMP SMA SMK Diploma Universitas
• Pekerja berpendidikan maksimal SMP ke bawah masih 58,77% atau 72,88 juta orang.
• Rekomendasi Kebijakan:1. Perbaiki produktivitas kerja melalui pendidikan dan pelatihan kejuruan, dan pengembangan kewirausahaan.2. Dorong industri manufaktur padat pekerja.
Lapangan kerja masih didominasi oleh pekerja berpendidikan SMP ke bawah.
11
REPUBLIK INDONESIA
Tingkat Pendidikan Penganggur
Sumber: Publikasi Sakernas periode Agustus, diolah
3.04% 2.74% 2.88% 2.62% 2.43%
9.55%10.32%
8.72% 8.29% 7.95%
11.24%
12.65%
11.11% 11.41% 11.24%
0%
2%
4%
6%
8%
10%
12%
14%
2014 2015 2016 2017 2018
TPT Berdasarkan Pendidikan
SD SMP SMA SMK Diploma Universitas Nasional
• TPT pencari kerja lulusan SMK sebesar 11,24%. Besarnya TPT tersebut disusul oleh lulusan SMA. • Penyebab utamanya adalah lulusan SMA/SMK belum memiliki keahlian yang dibutuhkan di pasar kerja.• TPT lulusan universitas yang naik menunjukkan masih ada mismatch antara keahlian lulusan dengan kebutuhan.
• Rekomendasi Kebijakan: • Terus perbaiki kapasitas dan kualitas SMK, termasuk guru, dan perbaikan kurikulum.• Perbaikan peralatan lembaga diklat kejuruan. • Program link & match dengan dunia industri.
Tingkat pengangguran terbuka lulusan SMK masih tertinggi jika dibandingkan dengan lainnya.
12
REPUBLIK INDONESIA
Strategi untuk Pengurangan Pengangguran Lulusan SMK
• Pengembangan bidang keahlianSMK.
• Penyelarasan kurikulum SMK dengan kebutuhan industri.
• Pemagangan siswa dan guru di industri.
• Penugasan instruktur ke SMK.
• Peningkatan kompetensi guru danpendidik vokasi.
• Peningkatan penguasaan bahasa asing, dan peningkatan pendidikan karakter(soft skill) siswa SMK.
• Peningkatan prasarana dan sarana SMK.• Pengendalian ijin pembangunan SMK
yang tidak memenuhi standar mutu, dan bidang keahlian baru yang tidaksesuai dengan kebutuhan industri.
• Pengembangan kebijakan pengelolaankeuangan untuk SMK dalampengembangan unit produksi danteaching factory.
• Penguatan lembagasertifikasi kompetensi.
• Sinkronisasi sistemsertifikasi di sektorpendidikan dengan di sektor ketenagakerjaan.
Peningkatansertifikasi
lulusan SMK
Penguatan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan vokasi
Penguatanpendidikan
kewirausahaandi SMK
Peningkatan kerja sama dengan dunia usaha
• Pengenalan kurikulumkewirausahaan.
• Kerja praktik kewirausahaan.
13
REPUBLIK INDONESIA
Partisipasi Perempuan dalam Angkatan Kerja
Selama 20 tahun TPAK cenderung stagnan. Rata-rata TPAK laki-laki 84%, perempuan 50%.
• Meskipun TPAK perempuan secara umum stagnan, partisipasi perempuan berpendidikan tinggi dalam pekerjaan yangbaik cenderung meningkat, sedangkan yang berpendidikan rendah terutama di perdesaan cenderung masuk lapangankerja informal.
• Perempuan berpotensi untuk memberikan kontribusi yang lebih besar kepada perekonomian Indonesia. Jika TPAKperempuan dinaikkan menjadi 64% (sama seperti Thailand), maka akan terdapat 20 juta angkatan kerja semi-skilled danskilled baru.
8,3 dari 10 laki-laki adalah AK
2018
perempuan hanya 5,2 dari 10.
sedangkan…
Sumber: Sakernas Periode Agustus
82.69
67.26
51.88
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2014 2015 2016 2017 2018
TPAK Laki-laki (%) TPAK Total (%) TPAK Perempuan (%)
14
REPUBLIK INDONESIA
Kesenjangan Upah Buruh Membaik
2.12 2.18
2.762.99 3.06
1.641.86
2.19 2.30 2.40
0
1
2
3
4
2014 2015 2016 2017 2018
Juta
Ru
pia
h
Laki-laki Perempuan
Rp2.398.674
Tahun 2018 pertumbuhan upah buruh perempuan adalah 4,3% sedangkan laki-laki sebesar 2,3%.
Upah tertinggi buruh laki-laki terdapat pada sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp4,68 juta, sedangkan upah terendah pada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar Rp2,03 juta.
Upah tertinggi buruh perempuan terdapat pada sektor pengadaan listrik dan gas sebesar Rp4,42 juta, sedangkan upah terendah pada sektor jasa lainnya sebesar Rp1,29 juta.
Perempuan
Rp3.064.920
Laki-Laki
Sumber: Sakernas Periode Agustus
15
REPUBLIK INDONESIA
Alokasi Anggaran Pengembangan Vokasi
Kementerian/ Lembaga Peruntukan Anggaran 2018 RAPBN 2019
Kemdikbud Teaching factory, SMK dual system, pengembangan SMK mendukung kemaritiman,pariwisata, ketahanan pangan, ruang praktik siswa dan peralatan pendidikan, sertifikasi kompetensi,
kewirausahaan, kompetensi guru, layanan kursus dan pelatihan
5.586,3 3.414,87
Kemristekdikti Revitalisasi politeknik; pengembangan prodi untuk kebutuhan industri 511,1 365,0
Kementerian Tenaga Kerja Pelatihan, pemagangan, sertifikasi, pelatihan kewirausahaan, peningkatan sarpras BLK 450,0 2.950,0
Kementerian Perindustrian Teaching factory/industry dan diklat sistem 3 in 1 (pelatihan, sertifikasi dan kompetensi) di SMK 683,4 2324,0
Kementerian Pariwisata Akademi/Sekolah Tinggi/Politeknik Pariwisata 728,0 1.105,1
Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan, pemagangan tenaga kesehatan 1.750,0 1.750,0
Kementerian Perhubungan Pendidikan dan pelatihan perhubungan darat, laut, udara dan perkeretaapian 4.251,0 3559,4
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Politeknik Kelautan Perikanan/Sekolah Tinggi Kelautan dan Perikanan 550,0 469,4
Kementerian ESDM Politeknik/Sekolah Tinggi, Akademi bidang ESDM 109,8 185,0
Kementerian Pertanian Politeknik pembangunan pertanian, SMK-PP, Peningkatan kualitas dosen dan guru, Sarpras (Polbangtan)
406,5 688,1
BATAN Penyiapan lulusan dengan keahlian ketenaganukliran (Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir) 52,8 33,8
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMK*
Operasional SMK, dan pemenuhan pembelajaran siswa, serta peningkatan mutu 6.767,2 6.767,2
DAK Penugasan (SMK) Ruang praktek siswa (RPS), peralatan praktik utama/praktik produksi, Laboratorium, ruang kelas baru(RKB)
1.713,6 2.308,2
Total Pembiayaan Pendidikan Vokasi 23.559,70 25.920,07
*dalam Rp Miliar
16
REPUBLIK INDONESIA
17
Kesimpulan (1/2)
Tingkat pengangguran
terbuka pada 2018 telah
berhasil diturunkan
menjadi 5,34%.Secara absolut turun 40
ribu orang.
Penciptaan lapangan
kerja 2018 (2,99 juta
orang) melampaui
target tahunan
Pemerintah. Secara
kumulatif antara 2015-
2018 telah tercipta
9,38 juta lapangan
kerja. Target RKP 2019
sebanyak 2,6–2,9 juta.
Kondisi ketenagakerjaan
menunjukkan bahwa
kendala terbesar yang
dihadapi Indonesia
bersumber dari:
(1) Terbatasnya keahlian
(skill) angkatan kerja; dan
(2) Ketidakcocokan
(mismatch) antara
kebutuhan dengan
ketersediaan tenaga kerja.
REPUBLIK INDONESIA
18
Kesimpulan (2/2)
Peningkatan kualitas
dan keahlian
angkatan kerja masih
menjadi salah satu
kunci untuk
meningkatkan daya
saing tenaga kerja
Indonesia.
Beberapa kebijakan yang ditempuh:
a) Pengembangan pendidikan dan
pelatihan vokasi, dan
pemagangan pekerja di industri;
b) Pengembangan program link
and match dengan dunia industri
dengan dukungan informasi
pasar kerja;
c) Pengembangan ekonomi lokal di
perdesaan;
d) Peningkatan investasi padat
pekerja dan formalisasi UMKM;
e) Perluasan cakupan dan skema
perlindungan sosial bagi pekerja.
REPUBLIK INDONESIA
TERIMA KASIH
1919
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN
2020
REPUBLIK INDONESIA
Profil SMK (1/2)
Sumber: BNSP 2017
21
REPUBLIK INDONESIA
Profil SMK (2/2)
• Seiring dengan bertambahnya akses layanan, siswa SMKmeningkat sekitar 250.000 siswa/tahun;
• Namun demikian, penambahan jumlah siswa masih terkonsentrasipada bidang keahlian Teknologi dan Rekayasa, Bisnis danManajemen, serta Teknologi Informasi dan Komunikasi. Perluditingkatkan minat siswa pada bidang-bidang yang mendukungsektor unggulan.
22