kondisi kelistrikan di provinsi sulawesi barat.docx

4
Kondisi Kelistrikan di Provinsi Sulawesi Barat Indonesia merupakan negara kepulauan, sehingga wajar jika masalah distribusi listrik menjadi kendala tersendiri dalam menerapkan single grid secara nasional. Oleh karena itu, sistem kelistrikan nasional belum sepenuhnya terintegerasi pada jaringan transmisi. Di Sulawesi, PLN memiliki 2 (dua) wilayah usaha, yaitu wilayah Sulutenggo (Sulawesi Utara, Tenggara, dan Barat). Sistem yang terinterkoneksi dengan jaringan transmisi adalah sistem Minahasa (Sulut), sementara yang sebagian besar wilayah sulawesi masih dipasok melalui sistem yang terisolasi. Demikian halnya untuk wilayah Sulselbar, hanya sebagian kecil daerah yang telah terinterkoneksi dengan jaringan transmisi 150 kV, sementara sebagian besar merupakan sistem terisolasi. Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sulawesi Barat dipasok oleh 2 sistem terisolasi, yaitu Sistem Pasangkayu dan Mamasa. Dari 2 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Kalimantan Timur, semua sistemnya (Sistem Pasangkayu dan Mamasa) berada dalam kondsis surplus. Mengingat bahwa Provinsi Sulawesi Barat masih termasuk Provinsi baru, maka data rasio elektrifikasi dan rasio desa berlistrik belum tersedia datanya. Adapun daftar tunggu PLN telah mencapai 5.420 permintaan atau sebesar 7,2 MVA.

Upload: septian-anggoro

Post on 29-Dec-2015

63 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kondisi Kelistrikan di Provinsi Sulawesi Barat.docx

Kondisi Kelistrikan di Provinsi Sulawesi Barat

Indonesia merupakan negara kepulauan, sehingga wajar jika masalah distribusi

listrik menjadi kendala tersendiri dalam menerapkan single grid secara nasional.

Oleh karena itu, sistem kelistrikan nasional belum sepenuhnya terintegerasi

pada jaringan transmisi. Di Sulawesi, PLN memiliki 2 (dua) wilayah usaha, yaitu

wilayah Sulutenggo (Sulawesi Utara, Tenggara, dan Barat). Sistem yang

terinterkoneksi dengan jaringan transmisi adalah sistem Minahasa (Sulut),

sementara yang sebagian besar wilayah sulawesi masih dipasok melalui sistem

yang terisolasi. Demikian halnya untuk wilayah Sulselbar, hanya sebagian kecil

daerah yang telah terinterkoneksi dengan jaringan transmisi 150 kV, sementara

sebagian besar merupakan sistem terisolasi.

Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sulawesi Barat dipasok oleh 2 sistem

terisolasi, yaitu Sistem Pasangkayu dan Mamasa. Dari 2 sistem yang memasok

tenaga listrik di Provinsi Kalimantan Timur, semua sistemnya (Sistem

Pasangkayu dan Mamasa) berada dalam kondsis surplus. Mengingat bahwa

Provinsi Sulawesi Barat masih termasuk Provinsi baru, maka data rasio

elektrifikasi dan rasio desa berlistrik belum tersedia datanya. Adapun daftar

tunggu PLN telah mencapai 5.420 permintaan atau sebesar 7,2 MVA.

Gambar 1. 1 Kondisi Kelistrikan Provinsi Sulawesi Barat

Page 2: Kondisi Kelistrikan di Provinsi Sulawesi Barat.docx

Neraca Daya

Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat kebutuhan

tenaga listriknya dilayani oleh sistem kelistrikan Sulawesi Selatan, Tenggara dan

Barat sehingga neraca daya provinsi-provinsi tersebut direpresentasikan oleh

neraca daya Sistem Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat,

dimana pada tahun 2010 s.d 2014 sistem berada pada kondisi yang baik.

Uraian 2010 2011 2012

Kebutuhan

Rumah Tangga GWH 1.622 1.712 1.803

Komersial GWH 533 588 650

Publik GWH 336 368 403

Industri GWH 791 843 903

Total Kebutuhan GWH 3.282 3.512 3.758

Pertumbuhan % 6,9 7,0 7,0

Susut & Losses (T&D) % 12,8 12,7 12,6

Susut pemakaian sendiri % 2,0 2,0 2,0

Total Susut & Losses % 14,8 14,7 14,6

Beban Puncak MW 782 836 894

Daya Terpasang MW 460 778 1,056

Daya Tambahan MW 327 293 231

Cadangan Daya MW 5 235 393

Sumber : Master Plan Pembangunan Ketenagalistrikan , Kementerian ESDM RI

Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan

Dengan asumsi proyeksi pertumbuhan penduduk pada wilayah Sulawesi Selatan,

Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat sebesar 1,1% pertahun pertumbuhan

ekonomi sebesar 6,7% maka permintaan tenaga listrik di sistem tersebut

diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 7,2% pertahun. Dalam upaya

memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sulawesi Barat, telah

direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 2010- 2014

sebagai berikut:

Pembangkit tenaga listrik sebesar 14 MW

Transmisi tenaga listrik 160 kms

Gardu induk 90 MVA

Page 3: Kondisi Kelistrikan di Provinsi Sulawesi Barat.docx

Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:

PLTS 50 WP tersebar sebanyak 23.770 unit

PLTS terpusat 15 kW 8 unit

PLTMH 1.150 kW

Tabel 1. 1 Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik

Provinsi Sulawesi Barat

RencanaJangka

Progress COD KetPendek Menengah/Panjang

PLTU Mamuju - 2 x 7 MW 2014 IPP

Jumlah - 14 MW

Total 14 MW

Tabel 1. 2 Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik

Provinsi Sulawesi Barat

Dari KeTegangan

(kV)

Panjang

(kms)Progress (%) COD

Mamuju Pasang Kayu 150 160 2011

JUMLAH 160

Tabel 1. 3 Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Sulawesi Barat

No LokasiRasio Trafo

(kV)

New/

Extensio

n

Kapasitas

(MVA)

Progress

(%)COD

1 Pasang Kayu 150/20 New 30 2010

2 Polmas 150/20 Extension 30 2010

3Pasang Kayu

Ext LB150/20 Extension 2LB 2011

4 Mamuju Ext LB 150/20 Extension 2LB 95,79 2011

5 Mamuju 150/20 Relokasi 30 2014

Jumlah 90

Tabel 1. 4 Program Listrik Perdesaan Provinsi Sulawesi Barat

Page 4: Kondisi Kelistrikan di Provinsi Sulawesi Barat.docx

Kegiatan 2010 2011 2012 2013 2014

PLTS 50 Wp Tersebar 1.700 5.500 5.500 5.525 5.550

PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2

PLTMH (kW) 250 300 300 300