kondisi kelistrikan di provinsi sulawesi barat.docx
TRANSCRIPT
Kondisi Kelistrikan di Provinsi Sulawesi Barat
Indonesia merupakan negara kepulauan, sehingga wajar jika masalah distribusi
listrik menjadi kendala tersendiri dalam menerapkan single grid secara nasional.
Oleh karena itu, sistem kelistrikan nasional belum sepenuhnya terintegerasi
pada jaringan transmisi. Di Sulawesi, PLN memiliki 2 (dua) wilayah usaha, yaitu
wilayah Sulutenggo (Sulawesi Utara, Tenggara, dan Barat). Sistem yang
terinterkoneksi dengan jaringan transmisi adalah sistem Minahasa (Sulut),
sementara yang sebagian besar wilayah sulawesi masih dipasok melalui sistem
yang terisolasi. Demikian halnya untuk wilayah Sulselbar, hanya sebagian kecil
daerah yang telah terinterkoneksi dengan jaringan transmisi 150 kV, sementara
sebagian besar merupakan sistem terisolasi.
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sulawesi Barat dipasok oleh 2 sistem
terisolasi, yaitu Sistem Pasangkayu dan Mamasa. Dari 2 sistem yang memasok
tenaga listrik di Provinsi Kalimantan Timur, semua sistemnya (Sistem
Pasangkayu dan Mamasa) berada dalam kondsis surplus. Mengingat bahwa
Provinsi Sulawesi Barat masih termasuk Provinsi baru, maka data rasio
elektrifikasi dan rasio desa berlistrik belum tersedia datanya. Adapun daftar
tunggu PLN telah mencapai 5.420 permintaan atau sebesar 7,2 MVA.
Gambar 1. 1 Kondisi Kelistrikan Provinsi Sulawesi Barat
Neraca Daya
Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat kebutuhan
tenaga listriknya dilayani oleh sistem kelistrikan Sulawesi Selatan, Tenggara dan
Barat sehingga neraca daya provinsi-provinsi tersebut direpresentasikan oleh
neraca daya Sistem Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat,
dimana pada tahun 2010 s.d 2014 sistem berada pada kondisi yang baik.
Uraian 2010 2011 2012
Kebutuhan
Rumah Tangga GWH 1.622 1.712 1.803
Komersial GWH 533 588 650
Publik GWH 336 368 403
Industri GWH 791 843 903
Total Kebutuhan GWH 3.282 3.512 3.758
Pertumbuhan % 6,9 7,0 7,0
Susut & Losses (T&D) % 12,8 12,7 12,6
Susut pemakaian sendiri % 2,0 2,0 2,0
Total Susut & Losses % 14,8 14,7 14,6
Beban Puncak MW 782 836 894
Daya Terpasang MW 460 778 1,056
Daya Tambahan MW 327 293 231
Cadangan Daya MW 5 235 393
Sumber : Master Plan Pembangunan Ketenagalistrikan , Kementerian ESDM RI
Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Dengan asumsi proyeksi pertumbuhan penduduk pada wilayah Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat sebesar 1,1% pertahun pertumbuhan
ekonomi sebesar 6,7% maka permintaan tenaga listrik di sistem tersebut
diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 7,2% pertahun. Dalam upaya
memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sulawesi Barat, telah
direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 2010- 2014
sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 14 MW
Transmisi tenaga listrik 160 kms
Gardu induk 90 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
PLTS 50 WP tersebar sebanyak 23.770 unit
PLTS terpusat 15 kW 8 unit
PLTMH 1.150 kW
Tabel 1. 1 Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Sulawesi Barat
RencanaJangka
Progress COD KetPendek Menengah/Panjang
PLTU Mamuju - 2 x 7 MW 2014 IPP
Jumlah - 14 MW
Total 14 MW
Tabel 1. 2 Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Sulawesi Barat
Dari KeTegangan
(kV)
Panjang
(kms)Progress (%) COD
Mamuju Pasang Kayu 150 160 2011
JUMLAH 160
Tabel 1. 3 Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Sulawesi Barat
No LokasiRasio Trafo
(kV)
New/
Extensio
n
Kapasitas
(MVA)
Progress
(%)COD
1 Pasang Kayu 150/20 New 30 2010
2 Polmas 150/20 Extension 30 2010
3Pasang Kayu
Ext LB150/20 Extension 2LB 2011
4 Mamuju Ext LB 150/20 Extension 2LB 95,79 2011
5 Mamuju 150/20 Relokasi 30 2014
Jumlah 90
Tabel 1. 4 Program Listrik Perdesaan Provinsi Sulawesi Barat
Kegiatan 2010 2011 2012 2013 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 1.700 5.500 5.500 5.525 5.550
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2
PLTMH (kW) 250 300 300 300