komunikasi politik chusnunia chalim -...
TRANSCRIPT
KOMUNIKASI POLITIK CHUSNUNIA CHALIM
(Studi Terhadap Kampanye Politik Chusnunia Chalim Dalam
Memenangkan Pemilukada Lampung Timur Tahun 2015)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Rizqie Guntur PR
1113112000024
PROGRAM STUDI ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
i
KOMUNIKASI POLITIK CHUSNUNIA CHALIM
(Studi Terhadap Kampanye Politik Chusnunia Chalim Dalam
Memenangkan Pemilukada Lampung Timur Tahun 2015)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Rizqie Guntur PR
1113112000024
Pembimbing
Dr. Haniah Hanafie, M.Si
NIP: 19610524 200003 2 002
PROGRAM STUDI ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Skripsi yang berjudul:
KOMUNIKASI POLITIK CHUSNUNIA CHALIM
(Studi Terhadap Kampanye Politik Chusnunia Chalim Dalam
Memenangkan Pemilukada Lampung Timur Tahun 2015)
1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya
kemudian menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 8 Desember 2017
Rizqie Guntur PR
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:
Nama : Rizqie Guntur PR
NIM : 1113112000024
Program Studi : Ilmu Politik
Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:
KOMUNIKASI POLITIK CHUSNUNIA CHALIM (Studi Terhadap
Kampanye Politik Chusnunia Chalim Dalam Memenangkan Pemilukada
Lampung Timur Tahun 2015)
Dan telah diujikan pada 8 Desember 2017.
Jakarta, 8 Desember 2017
Menyetujui,
Pembimbing
Dr. Haniah Hanafie, M.Si
NIP: 19610524 200003 2 002
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Dr. Iding Rasyidin, M.Si
NIP: 19701013 200501 1 003
iv
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
SKRIPSI
KOMUNIKASI POLITIK CHUSNUNIA CHALIM
(Studi Terhadap Kampanye Politik Chusnunia Chalim Dalam
Memenangkan Pemilukada Lampung Timur Tahun 2015)
Oleh
Rizqie Guntur PR
1113112000024
Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 8
Desember 2017. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Ilmu Politik.
Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada 8 Desember 2017.
Ketua,
Dr. Iding Rasyidin, M.Si
NIP: 19701013 200501 1 003
Sekretaris,
Suryani, M.Si
NIP: 19770424 200710 2 003
Penguji I,
Dr. Iding Rasyidin, M.Si
NIP: 19701013 200501 1 003
Ketua Program Studi Ilmu Politik,
FISIP UIN Jakarta
Dr. Iding Rasyidin, M.Si
NIP: 19701013 200501 1 003
Penguji II,
Ana Sabhana Azmy, M.IP
v
Rizqie Guntur PR
1113112000024
Komunikasi Politik Chusnunia Chalim
(Studi Terhadap Kampanye Politik Chusnunia Chalim Dalam
Memenangkan Pemilukada Lampung Timur Tahun 2015)
ABSTRAK
Skripsi ini menyajikan tentang Komunikasi Politik yang dilakukan oleh
Chusnunia Chalim sebagai kandidat calon Bupati pada masa kampanye Pemilihan
Umum Kepala Daerah Kabupaten Lampung Timur Tahun 2015. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan komunikasi politik
yang efektif dalam kampanye pemenangan Chusnunia Chalim pada Pemilukada di
Lampung Timur. Teori yang digunakan dalam penelitian adalah Konseptualisasi
Komunikasi Politik, Kampanye Politik, dan Konsep Pemilukada. Selanjutnya
penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif analisis, yang diperoleh
melalui data primer berupa hasil wawacara dengan narasumber yang
berkompeten. Serta menggunakan data sekunder dari studi pustaka dan sumber
dari portal berita/website resmi secara online.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi politik dengan
pendekatan menggunakan model kampanye Nowak dan Warneryd menunjukkan
bahwa komunikasi politik yang digunakan oleh Chusnunia Chalim sudah tepat
sasaran dibuktikan dengan perolehan suara yang diperoleh Chusnunia Chalim
sebesar 263.962 suara (53,17%). Chusnunia Chalim sebagai kandidat calon kepala
daerah mampu berkomunikasi politik dengan banyak elemen, seperti elit-elit
partai politik, organisasi kemasyarakatan, kelompok sosial di masyarakat,
merangkul lawan politik, dan pandai memanfaatkan segmentasi perempuan.
Dalam penelitian ini juga ditemukan faktor-faktor yang menjadi pendukung
komunikasi Chusnunia Chalim dalam Pemilukada, diantaranya: faktor lingkungan
fisik, sosio-kultural, dan hubungan sosial.
Kata kunci: komunikasi politik, kampanye, chusnunia chalim, pemilukada
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah, sebagai insan yang beriman marilah senantiasa panjatkan
puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala karena atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir.
Shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallah’Alayhi wa
Sallam beserta keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya dari awal hingga
akhir zaman nanti.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat
kekurangan di dalamnya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak. Penyusunan skripsi ini juga tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. Zulkifli, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
UIN Syarif Hidayatullah, beserta seluruh staff dan jajarannya.
3. Dr. Iding Rasyidin, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Politik.
4. Suryani, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Politik.
5. Dr. Haniah Hanafie, M.Si selaku dosen pembimbing dalam penelitian skripsi
ini. Terima kasih telah membimbing, meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
selama ini di tengah kesibukannya.
6. Dr. Nawiruddin selaku dosen pembimbing akademik penulis. Terima kasih
telah banyak membantu penulis semasa menempuh pendidikan.
vii
7. Dr. Iding Rasyidin, M.Si dan Ana Sabhana Azmy, M.IP selaku dosen penguji
penelitian skripsi ini. Terima kasih atas segala masukan untuk
penyempurnaan skripsi ini.
8. Seluruh dosen di Program Studi Ilmu Politik yang telah memberikan ilmu
yang bermanfaat bagi penulis.
9. Seluruh narasumber yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
memberikan informasi atas data-data yang penulis perlukan selama
berlangsungnya wawancara.
10. Keluarga tercinta Buyah, Bunda, Kanjeng Ibu, dan Mahkota yang selalu
memberikan doa dan dukungan serta tidak bosan-bosan mengingatkan penulis
untuk segera menyelesaikan studi ini.
11. Sahabat penulis tercinta Cordova Sans yang telah sangat memotivasi penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini: Azis, Dhany, Famal, Sultan, Hisyam,
Marisa, Firdha, Kiwil, Pinkan, Dito, Fikril. Doaku selalu meyertai setiap
langkah positif bagi sahabatku untuk berkarya.
12. Sahabat/i PMII KOMFISIP tersayang yang selalu memberikan ide-ide positif
dan pengalaman yang berharga bagi penulis sewaktu menempuh pendidikan.
Sahabatku Irzal, Kholid, Ketum Villarian, Padlan, Shidki, Cinko, Masayu
Fitria, Andi, Ketum Topan, Tebo, Bisri, Macho, Robith, Adit, Otew, Dian,
Silmi, Adnan, Nahdah, Azizah, Fitara, Kate, Bojong, Auresty, Begum, Widis,
Salsa, Gaby, Laras, Amanda, Auresty dan sahabat-sahabati yang tidak dapat
saya sebutkan satu persatu. Bagi penulis kalian adalah kawan perjuangan,
teruslah berkarya rebut kejayaan dimasa depan.
viii
13. Keluargaku Political Science B angkatan 2013 Irin, Syifa, Manisha, Dzikrina,
Yusrina, Erika, Putri, Hendri, Alfian, Mahatma, Fikri, Gilang, Umam, Arif,
Zulfadli, Badrun, Andi, Tri. Terimakasih untuk segala tawa dan canda yang
selalu akan penulis kenang selama-lamanya.
14. Teman-teman Ilmu Politik khususnya angkatan 2013 kelas A dan B yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
15. Adik-adikku Ilmu Politik angkatan 2014, 2015, 2016, dan 2017. Jika nanti
kalian baca skripsi ini pastikan bahwa penulis sudah mendapatkan gelar
S.Sos. Semoga skripsi ini bisa menambah khazanah dan ide kalian dalam
menulis skripsi nanti.
16. Keluarga besar HIMAPOL UIN JAKARTA dan HIMAPOL INDONESIA.
Terkhusus penulis sampaikan kepada yang terhormat Presiden HIMAPOL
INDONESIA Renaldy Akbar, penulis ucapkan terimakasih atas segala
dampak positif bagi diri penulis dalam mempraktekkan ilmu selama
menempuh pendidikan dikampus. Bagi saya HIMAPOL merupakan
laboratorium untuk memberikan ide-ide brilliant untuk dapat diaplikasikan.
Sulit untuk menyelesaikan skripsi ini tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan
saran dari berbagai pihak. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu
memberikan karunia-Nya dan membalas kebaikan mereka atas bantuan yang telah
diberikan. Semoga Allah senantiasa menuntun kita pada jalan yang paling lurus,
Allahhuakbar!
Jakarta, 8 Desember 2017
Rizqie Guntur PR
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ............................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ........................... iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ............................................ iv
ABSTRAK ................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Perumusan Masalah ........................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 7
D. Tinjauan Pustaka ................................................................ 8
E. Metode Penelitian............................................................... 12
F. Sistematika Penulisan ........................................................ 15
BAB II KERANGKA TEORETIS
A. Konseptualisasi Komunikasi Politik .................................. 17
1. Definisi Komunikasi ................................................. 17
2. Definisi Politik .......................................................... 19
3. Definisi Komunikasi Politik ...................................... 21
B. Kampanye Politik ............................................................... 28
1. Langkah-langkah Kampanye ..................................... 29
2. Model-model Kampanye ........................................... 30
C. Konsep Pemilukada ............................................................ 33
x
1. Sistem Pemilukada .................................................... 36
BAB III PROFIL CHUSNUNIA CHALIM DAN GAMBARAN
UMUM KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
A. Profil Chusnunia Chalim .................................................... 38
B. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Timur ................. 43
1. Orientasi Wilayah...................................................... 43
C. Pelaksanaan Pemilukada Kabupaten Lampung Timur Tahun
2015 ..................................................................................... 46
BAB IV KAMPANYE POLITIK DAN FAKTOR PENDUKUNG
KOMUNIKASI CHUSNUNIA CHALIM DALAM
PEMILUKADA LAMPUNG TIMUR TAHUN 2015
A. Kampanye Politik Chusnunia Chalim Dalam Pemilukada
Lampung Timur Tahun 2015 ............................................. 52
1. Efek Yang Diharapkan .............................................. 52
2. Persaingan Komunikasi ............................................. 53
3. Objek Komunikasi .................................................... 55
4. Populasi Target atau Kelompok Penerima ................ 56
a. Masa Pendukung Partai Politik Pengusung ............. 57
b. Organisasi Kemasyarakatan .................................... 62
b.1. Nahdlatul Ulama .............................................. 63
b.2. PMII ................................................................. 66
b.3. Pemuda Pancasila ............................................. 68
c. Kelompok Lintas Agama ........................................ 69
d. Segmentasi Perempuan ........................................... 71
e. Segmentasi Pendukung Lawan Politik .................... 76
e.1. Kubu Erwin Arifin dan Prio Budi Utomo ........ 76
e.2. PDIP Selaku Partai Pengusung Erwin Arifin ... 79
e.3. Yulianto-A.Rodji (Calon Independen) ............. 81
xi
5. Saluran-saluran Komunikasi Politik Chusnunia Chalim
................................................................................... 84
a. Melalui Komunikasi Kelompok .............................. 84
b. Melalui Komunikasi Publik .................................... 86
c. Melalui Komunikasi Sosial ..................................... 88
6. Pesan Politik Chusnunia Chalim .............................. 90
7. Chusnunia Chalim Sebagai Komunikator Politik ..... 96
a. Piawai Dalam Berkomunikasi Dengan Elit Partai Politik
................................................................................... 97
b. Jalinan Komunikasi Langsung Dengan Masyarakat.. 98
c. Piawai Dalam Berbahasa ........................................... 100
8. Efek Komunikasi Politik Chusnunia Chalim ............ 102
B. Faktor Pendukung Komunikasi Chusnunia Chalim ........... 103
1. Faktor Lingkungan Fisik ........................................... 104
2. Faktor Sosio-Kultural ................................................ 106
3. Faktor Hubungan Sosial ............................................ 108
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................... 111
B. Saran .................................................................................... 115
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 116
LAMPIRAN ................................................................................................. 121
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar IV.1 Chusnunia Chalim Melakukan Konsolidasi Partai Pengusung
Pada Pemilukada Lampung Timur Tahun 2015........... 59
Gambar IV.2 Chusnunia Chalim Bersilaturahmi dengan Kiai dan Pengasuh
Pondok Pesantren Nahdlatul Ulama (NU) se-Lampung Timur
Tahun 2015 .................................................................. 65
Gambar IV.3 Chusnunia Chalim Saat Menghadiri Ritual Keagamaan Umat
Hindu Melasti Tahun 2015........................................... 70
Gambar IV.4 Yulianto-A.Rodji Saat Menyatakan Dukungan Terhadap
Chusnunia Chalim-Zaeful Bukhori .............................. 83
Gambar IV.5 Chusnunia Chalim Saat Melakukan Kampanye Tahun 2015
...................................................................................... 95
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel III.B.1 Daftar Bupati Lampung Timur........................................... 45
Tabel III.C.1 Jadwal Pendaftaran Pasangan Calon Pada Pemilukada
Lampung Timur 2015 .................................................. … 49
Tabel III.C.2 Jadwal Pemungutan dan Penghitungan Suara Pada
Pemilukada Lampung Timur Tahun 2015 ......................... 49
Tabel III.C.3 Hasil Perolehan Suara pasangan calon Bupati dan Wakil
Bupati Pada Pemilukada Lampung Timur Tahun 2015 .... 51
Tabel IV.A.1 Dukungan Partai Politik Chusnunia Chalim Pada Pemilukada
Lampung Timur Tahun 2015 ............................................. 57
Tabel IV.A.2 Jumlah Pengguna Hak Pilih Dalam DPT Berdasarkan Jenis
Kelamin Pada Pemilukada Lampung Timur 2015 ............. 73
Tabel IV.A.3 Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kabupaten Lampung
Timur 2015 ................................................................... 74
Tabel IV.A.4 Dukungan Partai Politik Erwin Arifin Pada Pemilukada
Lampung Timur tahun 2015......................................... 80
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Wawancara dengan Hj. Chusnunia Chalim, M.Si, M.Kn, Bupati
Terpilih Kabupaten Lampung Timur Tahun 2015 .............. 110
Lampiran 2 Wawancara dengan Hi. Noverisman Subing, SH, MM, Ketua
Tim Pemenangan Chusnunia Chalim-Zaiful Bukhori (Anggota
DPRD Provinsi Lampung ................................................... 114
Lampiran 3 Wawancara dengan Ahmad Basuki, M.Pd.I, Ketua DPC PKB
Kabupaten Lampung Timur ................................................ 118
Lampiran 4 Wawancara dengan Andri Oktavia, S.Si, Ketua KPUD
Kabupaten Lampung Timur ................................................ 121
Lampiran 5 Wawancara dengan Effendi Gazali, Ph.D, MPS ID, Pakar
Komunikasi Politik ............................................................. 123
Lampiran 6 Foto Wawancara dengan Hj. Chusnunia Chalim, M.Si, M.Kn
............................................................................................ 126
Lampiran 7 Foto Wawancara dengan Hi. Noverisman Subing, SH, MM
............................................................................................ 127
Lampiran 8 Foto Wawancara dengan Ahmad Basuki, M.Pd.I
............................................................................................ 128
Lampiran 9 Foto Wawancara dengan Effendi Gazali, Ph.D, MPS ID
............................................................................................ 129
Lampiran 10 Surat Keterangan Telah Melakukan Wawancara dengan Hj.
Chusnunia Chalim, M.Si, M.Kn ......................................... 130
xv
Lampiran 11 Surat Keterangan Telah Melakukan Wawancara dengan Hi.
Noverisman Subing, SH, MM ............................................ 131
Lampiran 11 Surat Keterangan Telah Melakukan Wawancara dengan Ahmad
Basuki, M.Pd.I .................................................................... 132
Lampiran 12 Surat Keterangan Telah Melakukan Wawancara dengan Andri
Oktavia, S.Si ....................................................................... 133
Lampiran 13 Surat Keterangan Telah Melakukan Wawacara dengan Effendi
Gazali, Ph.D, MPS ID ......................................................... 134
Lampiran 12 Berita Acara Rekapitulasi Penghitungan Perolehan Suara
Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Lampung Timur Tahun
2015 .................................................................................... 135
Lampiran 13 Daftar Riwayat Hidup Calon Bupati Lampung Timur
Hj.Chusnunia Chalim, M.Si, M.Kn .................................... 140
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak era Reformasi, Pemilihan Umum Kepala Daerah atau yang biasa
disebut dengan Pemilukada merupakan proses dipilihnya kepala daerah oleh
rakyat secara langsung. Pemilukada langsung pertama kali dilaksanakan pada
pertengahan tahun 2005 seiring dengan disahkannya UU No. 32 Tahun 2004
Tentang Pemerintahan Daerah.
Dalam undang-undang tersebut proses pemilihan kepala daerah secara
langsung, menurut Wendy Melfa didasarkan pada beberapa alasan.1 Pertama,
proses pemilihan akan menciptakan suasana di mana masyarakat mampu menilai
arti dan manfaat sebuah pemerintahan. Kedua, pemilihan dapat memberikan
suksesi kekuasaan yang tertib dalam pemerintahan melalui transfer kewenangan
secara damai pada pimpinan yang baru setelah pimpinan yang lama melepas
jabatannya.
Pemilukada merupakan upaya yang dilakukan agar semua pihak dapat
terakomodasi, karena sebelumnya pemilihan kepala daerah dipilih oleh anggota
DPRD. Pemilihan kepala daerah dianggap hanya kepentingan bagi kalangan elit
politik saja yang dalam hal ini adalah kepentingan dari partai politik. Namun
setelah dilangsungkannya pemilihan kepala daerah langsung oleh rakyat, maka
rakyat dapat turut serta dalam menentukan calon pimpinan mereka di daerah.
1Wendy Melfa, Pemilukada Demokrasi dan Otonomi Daerah, (Lampung: BE Press,
2013), 13-14.
2
Pemilukada juga diharapkan sebagai langkah awal terbentuknya
masyarakat yang adil, makmur, sejahtera, memiliki kebebasan berekspresi dan
berkehendak, serta mendapatkan akses terpenuhinya hak-hak mereka sebagai
warga negara.2 Selain itu Pemilukada juga memiliki tiga fungsi dalam
pemerintahan di daerah. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Janedjri M Gaffar:3
Pertama, diharapkan ketika memilih kepala daerah sesuai dengan pilihan
masyarakat di daerah akan mampu memahami dan mewujudkan kehendak
bersama masyarakat. Kedua, melalui Pemilukada diharapkan pilihan
masyarakat berdasarkan visi, misi, program serta kualitas dan integritas
calon kepala daerah yang sangat menentukan keberhasilan
penyelenggaraan pemerintahan didaerah. Ketiga, Pemilukada merupakan
sarana evaluasi dan kontrol publik secara politik terhadap kepala daerah.
Berdasarkan UU No. 8 Tahun 2015 tentang perubahan atas Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan
Walikota. 4 Dalam Undang-Undang ini mengisyaratkan bahwa Pemilukada akan
dilaksanakan secara serentak dengan beberapa tahapan dan dimulai pada tahun
2015, termasuk Pemilukada di Kabupaten Lampung Timur.
Di Provinsi Lampung sendiri telah melaksanakan Pemilukada secara
serentak ini didelapan Kabupaten/Kota pada tanggal 9 Desember 2015, yang
meliputi Kota Bandar Lampung, Kota Metro, Kabupaten Pesawaran, Kabupaten
2Suharizal, Pemilukada: Regulasi, Dinamika, dan Konsep Mendatang, (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2011), 15. 3Janedjri M Gaffar, Politik Hukum Pemilu, (Jakarta: Konstitusi Press, 2012), 12.
4Andi Zastrawati, Transformasi Pilkada Serentak,
https://belanegarari.com/2015/12/09/transformasi-Pemilukada-serentak/. Diakses pada tanggal 2
November 2017.
3
Pesisir Barat, Kabupaten Way Kanan, Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten
Lampung Selatan, dan Kabupaten Lampung Tengah.5
Pada kontestasi Pemilukada Kabupaten Lampung Timur tahun 2015
terdapat tiga pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati, diantaranya adalah:6
1. H. Yusran Amirullah, SE dan Drs. H. Sudarsono, M.Si diusung oleh tiga
Partai Politik, yaitu Partai Nasdem, Partai Golkar, dan Partai Gerindra.
2. Hj. Chusnunia Chalim, M.Si, M. Kn dan H. Zaiful Bukhori, ST, MM
diusung oleh dua Partai Politik, yaitu PKB dan Partai Demokrat.
3. H. Erwin Arifin, SH, MH dan Prio Budi Utomo diusung tiga Partai Politik,
yaitu PDIP, PAN, dan PKS.
Berdasarkan pengamatan penulis, dari ketiga pasang kandidat calon kepala
daerah tersebut terdapat figur yang menarik untuk dicermati karena berhasil
memenangkan kontestasi Pemilukada di Lampung Timur tahun 2015 yaitu
Chusnunia Chalim sebagai figur penantang baru.
Dari hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD)
Lampung Timur Pemilukada ini dimenangkan oleh pasangan nomor urut dua
Chusnunia Chalim yang berpasangan dengan Zaiful Bukhori dengan meraih
perolehan suara 263.926 suara atau 52,4%.7 Dengan menangnya Chusnunia
Chalim ini menjadikan tonggak sejarah baru bagi Provinsi Lampung, khususnya
5Gresnews.com, Dasar Hukum Pilkada Serentak di Indonesia,
http://www.gresnews.com/berita/tips/1728196-/0/. Diakses pada tanggal 2 November 2017. 6Data resmi KPUD Lampung Timur tahun 2015.
7Muklasin, KPU Lampung Timur Selesaikan Rekapitulasi Suara Pilkada,
http://lampung.antaranews.com/berita/287016/kpu-lampung-timur-selesaikan-rekapitulasi-suara-
pilkada. Diakses pada tanggal 2 November 2017.
4
di Lampung Timur karena Chusnunia Chalim merupakan Bupati perempuan
pertama yang berhasil menang dalam Pemilukada.
Pada saat Chusnunia Chalim memutuskan untuk ikut menjadi kandidat
calon Bupati Lampung Timur banyak orang yang meragukan Chusnunia Chalim
dapat memenangkan Pemilukada ini. Bahkan Chusnunia Chalim merupakan
kandidat yang dianggap “sebelah mata” oleh lawan politiknya.
Wajar memang persepsi masyrakat seperti itu, karena masih kentalnya
budaya patriarki di negara Indonesia ini khususnya di Provinsi Lampung dalam
membentuk opini dimasyarakat. Perempuan dianggap bukanlah orang yang tepat
untuk memimpin sebuah daerah. Perempuan dianggap bukanlah lawan sebanding
laki-laki, apalagi kandidat lain merupakan figur yang memang telah dikenal di
masyarakat dan telah mempersiapkan pencalonannya lebih dulu.
Secara nasional pada Pemilukada 2015 ini diikuti oleh 115 calon. Dari
jumlah itu 54 diantaranya mencalonkan diri menjadi kepala daerah dan sisanya
menjadi calon wakil kepala daerah. Jumlah perempuan yang ikut serta dalam
Pemilukada tahun 2015 ini hanya sebesar 7,3 persen dari total yang mencalonkan
diri.8 Berdasarkan data ini masyarakat Lampung khususnya Lampung Timur patut
berbangga karena dari sekian persen calon kepala daerah yang mencalonkan diri,
Chusnunia Chalim tampil sebagai pemenang dalam Pemilukada Lampung Timur
tahun 2015.
Apabila Chusnunia Chalim dibandingkan dengan kedua kandidat lainnya,
memang bukanlah lawan sepadan. Chusnunia Chalim sendiri muncul pada saat
8Fitriyan Zamzami, Calon Perempuan Mendobrak,
http://m.republika.co.id/berita/koran/halaman-1/15/12/11/nz6gk83-calon-perempuan-mendobrak.
Diakses pada tanggal 10 Desember 2017.
5
“last minutes” penutupan pendaftaran calon Bupati. Sementara calon Bupati
nomor urut satu, Yusran Amirullah yang merupakan Wakil Ketua DPRD
Lampung Timur sekaligus Ketua Dewan Pertimbangan Partai Nasdem Lampung
Timur dan menjadi runner up dalam Pemilukada sebelumnya pada tahun 2010.
Yusran Amirullah telah mempersiapkan pencalonannya jauh-jauh hari dan sangat
intensif terjun kemasyarakat. Sedangkan calon Bupati nomor urut tiga, Erwin
Arifin adalah Bupati Petahana, yang mempunyai nilai“plus” dibanding kedua
calon lainnya. Bupati petahana ini lebih populer karena di masa pemerintahannya
selalu bertemu dengan masyarakat. Di samping itu masih memiliki “power”
untuk menggerakkan birokrasi di daerah demi kepentingan politik petahana.
Meskipun banyak orang atau masyarakat menyangsingkan kebolehan
Chusnunia Chalim, tetapi Chusnunia Chalim tetap maju dalam pencalonan dan
melakukan berbagai pendekatan langsung ke semua desa yang ada di 24
Kecamatan di Lampung Timur.
Chusnunia Chalim memilih melakukan komunikasi face to face dengan
para konstituennya ke hampir semua desa se-Kabupaten Lampung Timur,
menjalin komunikasi dengan Ibu-ibu melalui pengajian-pengajian. Komunikasi
politik semacam ini, membuat Chusnunia Chalim mampu mengkomunikasikan
maksud dan tujuannya mencalonkan diri menjadi Bupati.
Komunikasi langsung dengan Ibu-ibu pengajian yang dilakukan oleh
Chusnunia Chalim, dalam teori komunikasi dikenal dengan komunikasi
6
interpersonal atau komunikasi tatap muka. Komunikasi interpersonal terdiri atas
saling tukar kata lisan antara dua atau lebih orang.9
Pola komunikasi semacam ini dapat mempengaruhi dalam meningkatnya
elektabilitas dari calon kepala daerah. Bentuk komunikasi politik yang dilakukan
dengan tatap muka langsung akan memberikan efek perhatian masyarakat.
Apalagi dalam komunikasi tersebut menggunakan bahasa yang santun dan mudah
dimengerti oleh masyarakat.
Setelah mencermati keberhasilan Chusnunia Chalim dalam memenangkan
kontestasi Pemilukada di Lampung Timur tahun 2015 dengan perolehan suara
263.962 orang pemilih. Penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam lagi tentang
bagaimana komunikasi politik yang dilakukan oleh Chusnunia Chalim dalam
Pemilukada Lampung Timur tahun 2015. Untuk itu penulis akan melakukan
penelitian skipsi dengan judul: KOMUNIKASI POLITIK CHUSNUNIA
CHALIM (Studi Terhadap Kampanye Politik Chusnunia Chalim Dalam
Memenangkan Pemilukada Lampung Timur Tahun 2015).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian seperti yang dipaparkan pada latar belakang masalah
diatas, maka perumusan masalah adalah:
1. Bagaimana Kampanye Politik Chusnunia Chalim dalam memenangkan
Pemilukada Lampung Timur?
99
Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan Media, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), 177.
7
2. Faktor-faktor apa saja yang mendukung komunikasi Chusnunia Chalim
dalam memenangkan Pemilukada Lampung Timur?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui komunikasi politik yang dilakukan oleh Chusnunia
Chalim saat masa kampanye dalam memenangkan Pemilukada Lampung
Timur tahun 2015.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung komunikasi Chusnunia
Chalim dalam memenangkan Pemilukada Lampung Timur tahun 2015.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan dalam pengembangan ilmu
politik khususnya mengenai kajian komunikasi politik calon kepala
daerah.
b. Manfaat Praktis
Agar masyarakat mengetahui dan mempelajari pola komunikasi setiap
kepala daerah dalam memenangkan Pemilukada.
Agar masyarakat dapat mengapresiasi karakter yang dimiliki dari setiap
calon kepala daerah.
8
D. Tinjauan Pustaka
Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan beberapa tinjauan
pustaka untuk memperjelas dan memperlengkap bahan penelitian yang telah
disiapkan sebelumnya. Sehingga, judul yang diajukan semakin menarik untuk
dipahami dan dapat ditelaah lebih jauh. Tindakan selanjutnya yang akan dilakukan
oleh penulis yakni mengkaji serta menguraikan beberapa buku atau literatur lain
yang telah ada menjadi referensi.
Terdapat beberapa referensi penulis yang sesuai dan relevan dengan
penelitian ini. Diantaranya yang pertama merupakan penelitian yang dilakukan
oleh Hendra Kurnia Pulungan, mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Negeri
Medan tahun 2010 dalam skripsinya berjudul: Komunikasi Politik Dalam
Pemilihan Kepala Daerah Di Sumatera Utara (Studi Kasus Tentang Komunikasi
Politik Pasangan H. Amril Harahap dan H. Irwandy, M.Pd Pada Pemilihan
Walikota Tebing Tinggi Tahun 2010). Dalam penelitian ini menyatakan bahwa
pendekatan komunikasi interpersonal yang dilakukan dengan pemilih tidaklah
memiliki dampak yang luas terhadap seluruh komponen masyarakat Tebing
Tinggi sebagai pemilik suara.10
Dari penelitian yang dilakukan oleh Hendra Kurnia Pulungan ini terdapat
perbedaan yang sangat mendasar dari penlitian penulis. Pada penelitian ini
memperlihatkan dimana kegagalan komunikasi politik interpersonal yang
10
Hendra Kurnia Pulungan, Komunikasi Politik Dalam Pemilihan Kepala Daerah Di
Sumatera Utara (Studi Kasus Tentang Komunikasi Politik Pasangan H. Amril Harahap dan H.
Irwandy, M.Pd Pada Pemilihan Walikota Tebing Tinggi Tahun 2010), Jurusan Ilmu Komunikasi,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Negeri Medan 2010.
9
dilakukan oleh calon Walikota dan Wakil Walikota dalam Pemilukada Tebing
Tinggi tahun 2010.
Referensi Kedua adalah penelitian oleh Hendra Agus Setyawan, Sekertaris
Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Baturaja dalam Jurnal Ilmiah Dinamika dengan judul: Strategi
Komunikasi Politik Calon Gubernur Menjelang Pemilukada Sumatera Selatan
2008. Dalam penelitian ini berkesimpulan bahwa: Pertama, isu yang munculkan
para calon gubernur bersifat bombastis, padahal isu tersebut khususnya mengenai
pelayanan kesehatan adalah program pemerintah pusat. Kedua, dari isu yang
dilontarkan tersebut seolah-olah merekalah (para calon gubernur) yang menjadi
pioner untuk melaksanakan program tersebut. Ketiga, bahwa media massa cetak
maupun elektronik dalam prakteknya memainkan fungsi ganda.11
Perbedaan dari penelitian yang dilakukan Hendra Agus Setyawan dengan
penelitian yang sedang penulis kaji adalah terletak pada implementasi konsep
mengenai komunikasi politik dan kampanye. Penelitian Hendra Agus Setyawan
merupakan fokus dari penggunaan media dan isu sentral pada Pemilukada
Sumatera Selatan tahun 2008, sedangkan penelitian penulis lebih melihat kepada
keseluruhan implementasi komunikasi politik dan kampanye, diantaranya:
mengenai juru kampanye (komunikator), sasaran komunikan, isi pesan kampanye,
saluran yang digunakan dalam kampanye, dan efek yang ditimbulkan dari
kampanye.
11
Hendra Agus Setyawan, “Strategi Komunikasi Politik Calon Gubernur Menjelang
Pemilukada Sumatera Selatan 2008”, Jurnal Ilmiah Dinamika, Vol.1 No.1 (Juni: 2008): 29.
10
Referensi Ketiga adalah penelitian yang ditulis oleh Rosa Arista Narendra
dalam Jurnal Politika dengan judul: Strategi Komunikasi Politik Pasangan
Bambang-Icek Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Grobogan
Tahun 2011. Dalam penelitian ini berkesimpulan bahwa pasangan Bambang-Icek
yang merupakan pasangan Incumbent yang terpilih kembali untuk periode 2011-
2016 tidak terlepas dari berbagai strategi kemenangan yang salah satunya adalah
aspek komunikasi politik yang baik.12
Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian yang sedang penulis kaji
terletak pada implementasi teori yang digunakan. Penelitian ini selain daripada
untuk melihat komunikasi politik yang baik yang dilakukan oleh calon incumbent,
juga memperlihatkan bagaimana strategi marketing politik yang dilakukan untuk
memenangkan Pemilukada Kabupaten Grobogan tahun 2011.
Referensi berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Gatut
Priyowidodo, Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi dan Ketua Pusat Kajian
Komunikasi Petra (PKKP), FIKOM, UK Petra Surabaya dalam Jurnal Ilmiah
Scriptura dengan judul: Komunikasi Politik Dalam Pemilihan Gubernur Jawa
Timur (Fungsi Media Massa Sebagai Sarana Pemenangan Kandidat). Penelitian
ini berkesimpulan pada media massa (cetak/elektronik) dalam prakteknya bisa
memainkan fungsi ganda. Apakah akan menampilkan berita yang jujur, obyektif,
12
Rosa Arista Narendra, Strategi Komunikasi Politik Pasangan Bambang-Icek Dalam
Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Grobogan Tahun 2011, Jurnal Vol.3 No.1 (April:
2012): 12.
11
dan fair atau justru terjebak dalam lingkaran permainan kepentingan politik
jangka pendek yang menyesatkan.13
Perbedaan penelitian yang sedang penulis kaji dengan penelitian yang
dilakukan oleh Gatut Priyowidodo adalah mengenai fokus yang diteliti. Pada
penelitian ini Gatut Priyowidodo memfokuskan kepada media massa, baik cetak
maupun elektronik yang digunakan dalam Pemilihan Gubernur Jawa Timur tahun
2008.
Terakhir, adalah penelitian yang dilakukan oleh Eko Harry Susanto,
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanegara Jakarta dalam Jurnal Kajian
Komunikasi dengan judul: Dinamika Komunikasi Politik Dalam Pemilihan
Umum. Dalam kesimpulannya didapatkan bahwa komunikator politik tidak dapat
melepaskan diri dari kemampuan dalam menggorganisasikan pesan kepada
khalayak yang menuntut demokratisasi dalam bernegara, kesejahteraan, dan
keadilan. Esensi komunikasi politik, khususnya yang berhubungan dengan
pengaturan dan penyebaran pesan politik demi mempengaruhi khalayak ataupun
calon pemilih.14
Perbedaan secara spesifik penelitian yang dilakukan oleh Eko Harry
Susanto dengan penelitian yang sedang penulis kaji adalah terkait fokus
penelitian. Dalam penelitian ini sangat fokus kepada bagaimana komunikator
dalam menyampaikan pesan-pesan politiknya dan tidak membahas secara lebih
13
Gatut Priyowidodo, Komunikasi Politik Dalam Pemilihan Gubernur Jawa Timur
(Fungsi Media Massa Sebagai Sarana Pemenangan Kandidat), Jurnal Ilmiah Scriptura, Vol.1
No.2 (Juli: 2007): 49. 14
Eko Herry Susanto, Dinamika Komunikasi Politik Dalam Pemilihan Umum, Jurnal
Kajian Komunikasi, Vol.1 No.2 (Desember: 2013): 171.
12
mendetail mengenai penggunaan media maupun saluran yang komunikator
gunakan.
Dari kelima penelitian yang pernah ditulis di atas belum pernah ada yang
secara khusus mengkaji tentang komunikasi politik yang dilakukan oleh
Chusnunia Chalim dalam memenangkan Pemilukada di Lampung Timur tahun
2015 baik yang ditulis maupun diterbitkan dalam sebuah buku, jurnal, maupun
penelitian lain seperti halnya skripsi. Untuk itu, kemudian penelitian ini menjadi
menarik dilakukan untuk memperkaya khazanah ilmu politik khususnya dalam
konteks komunikasi politik, sekaligus mempertegas posisi penelitian skripsi ini.
E. Metode Penelitian
1. Tipe atau Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yang bersifat deskriptif
analisis. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.15
Metode kualitatif
ini telah banyak digunakan dalam banyak studi khusunya studi Ilmu Politik,
karena para partisipan dalam dunia politik ada kecendrungan bersedia berbicara
tentang keterlibatan dan peran mereka dalam jabatan kekuasaan formal.16
15
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Nusamedia, 2002), 6. 16
David Marsh dan Gerry Stoker, Teori dan Metode Dalam Ilmu Politik, (Bandung:
Nusamedia, 2002), 242.
13
2. Jenis Data
Adapun jenis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini terdiri dari
dua sumber, yaitu:
a. Data primer yakni data yang memberikan suatu penjelasan dan menguatkan
untuk permasalahan yang diteliti. Data yang penulis peroleh merupakan
pengamatan (observasi) di daerah penelitian secara langsung dengan melakukan
wawancara mendalam dengan informan, yakni dengan cara mengumpulkan data
dan informasi melalui tanya jawab dengan mengajukan beberapa pertanyaan
kepada pihak-pihak yang berkompeten dalam bidang penelitian yang sedang
diteliti.
b. Data sekunder yakni data pokok suatu penelitian adapun data sekunder dalam
penelitian ini adalah berupa studi kajian dalam dokumen-dokumen yang terkait
dengan Pemilukada di Lampung Timur tahun 2015 yang bersumber dari data
resmi KPUD Lampung Timur, surat kabar, internet dan yang lain-lain yang
berkaitan dengan subjek yang sedang di teliti.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam dalam rangka
memperoleh berbgai informasi yang akurat bagi penelitian ini adalah wawancara
dan dokumentasi.
a. Wawancara, pada teknik ini dilakukan dengan cara tanya jawab antara peneliti
dengan beberapa narasumber yang dianggap telah memenuhi syarat atau relevan
dengan penelitian ini. Wawancara dilakukan dengan Hj. Chusnunia Chalim, M.Si,
M.Kn selaku subjek yang diteliti, Hi. Noverisman Subing, SH, MM selaku Ketua
14
Tim Pemenangan Chusnunia Chalim-Zaeful Bukhori pada Pemilukada Lampung
Timur 2015, Ahmad Basuki, MPd.I selaku Ketua DPC PKB Lampung Timur,
Andri Oktavia, S.Si selaku Ketua KPUD Lampung Timur, dan Effendi Gazali,
Ph.D, MPS.ID selaku Pakar Komunikasi Politik.
b. Dokumentasi, pada teknik ini menekankan pada pengumpulan informasi
dengan pengumpulan data-data dokumentasi, buku, jurnal, aktifitas kampanye dan
kegiatan-kegiatan politik yang dilakukan oleh Chusnunia Chalim beserta tim
pemenangan.
c. Observasi atau Pengamatan, pada teknik ini merupakan aktifitas terhadap suatu
proses atau objek dengan maksud dan merasakan dan kemudian memahami
kejadian yang terjadi.
4. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data yang terkumpul, penulis menggunakan teknik
deskriptif analisis, yaitu kegiatan menggambarkan dan menganalisis dengan cara
tertentu sehingga dapat lebih mudah dipahami dan disimpulkan. Proses analisis
data atau pengolahan data, dimulai dengan menelaah seluruh data yang diperoleh
dari berbagai sumber, kemudian direduksi dengan membuat abstraksi
penyederhanaan sebagai usaha membuat rangkuman inti dan untuk menjawab
permasalahan yang telah dirumuskan berdasarkan teori-teori yang telah
dikemukakan dalam kajian teori, yaitu: konseptualisasi komunikasi politik,
kampanye dan konsep pemilukada. Secara umum, teknik penulisan studi ini
bersandar pada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah” yang diterbitkan oleh
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan buku “Panduan
15
Penyusunan Proposal dan Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyusun pembahasan menjadi
beberapa bagian dari sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I, penulis memaparkan mengenai pernyataan masalah, pertanyaan
penelitian, manfaat dan tujuan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan
sistematika penulisan yang akan penulis gunakan dalam penelitian:
KOMUNIKASI POLITIK CHUSNUNIA CHALIM (Studi Terhadap
Kampanye Politik Chusnunia Chalim Dalam Memenangkan Pemilukada
Lampung Timur Tahun 2015).
Bab II, pada bab ini berisi mengenai teori-teori yang digunakan sebagai
rancangan konseptual guna menjawab pertanyaan penelitian ini. Adapun teori
yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah konseptualisasi komunikasi
politik, kampanye dan konsep pemilukada.
Bab III, pada bab ini penulis memfokuskan pada profil Hj. Chusnunia
Chalim, M.Si, M.Kn selaku subjek penelitian ini, yang meliputi riwayat hidup dan
riwayat pendidikan, perjalanan karir politik, dan pengalaman organisasi sejak
mahasiswa-sekarang dan membahas gambaran umun Kabupaten Lampung Timur,
yang meliputi orientasi wilayah dan sejarah singkat Kabupaten Lampung Timur,
kemudian akan membahas secara singkat mengenai proses Pemilukada Lampung
Timur tahun 2015.
16
Bab IV, pada bab ini penulis menganalisis komunikasi politik Chusnunia
Chalim yang terdiri dari unsur-unsur komunikasi politik (komunikator,
khalayak,dan media saluran), dan juga akan menganalisis mengenai faktor
pendukung komunikasi Chusnunia Chalim (lingkungan fisik, sosio kultural, dan
hubungan sosial).
Bab V, merupakan bab yang penulis gunakan dalam menuliskan
kesimpulan penelitian tentang komunikasi politik Chusnunia Chalim dalam
memenangkan Pemilukada Lampung Timur tahun 2015.
17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konseptualisasi Komunikasi Politik
1. Definisi Komunikasi
Secara terminologi kata komunikasi berasal dari bahasa latin
“Communico” yang artinya membagi dan “Communis” yang berarti membangun
kebersamaan antara dua orang atau lebih.1 Definisi komunikasi sudah lama
dikenal, bahkan Aristoteles yang hidup empat abad sebelum masehi (385-322
SM) dalam buknya Rethoric membuat definisi komunikasi dengan menekankan
“siapa mengatakan apa kepada siapa”.2
Definisi yang dikemukakan oleh Aristoteles mengenai komunikasi
tersebut. Pada tahun 1948 mengilhami seorang ilmuwan politik yang bernama
Harold D. Lasswell yang membuat definisi komunikasi lebih sempurna dengan
menanyakan “siapa, mengatakan apa, melalui apa, kepada siapa, dan apa
akibatnya”.3
Menurut Hovland, Janis, dan Kelly yang dikutip oleh Hafied Cangara
mengatakan bahwa “Communication is the process by which an individual (the
communicator) transmits stimult (usually verbal symbols) to modify, the behavior
of other individuals (the audience). Dari definisi ini dikatakan bahwa komunikasi
adalah suatu proses yang disampaikan melalui seseorang (komunikator)
1Hafied Cangara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2016), 13. 2Hafied Cangara, Komunikasi Politik, 14.
3Hafied Cangara, Komunikasi Politik, 14.
18
menyampaikan sebuah stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan
mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya.4
Sedangkan menurut Robins dan Coulter, komunikasi adalah penyampaian
dan pemahaman suatu maksud. Dengan kata lain jika tidak ada informasi ataupun
ide yang disampaikan, komunikasi tidak akan mungkin terjadi.5 Definisi ini
menekankan pada penyampaian maksud dan pemahaman maksud, yang dapat
diartikan bahwa tanpa penyampaian maksud, sebuah komunikasi tidak akan
terjadi dan tanpa pemahaman maksud komunikasi tidak akan berhasil.
Komunikasi merupakan sebuah tindakan yang dilakukan oleh seorang
komunikator terhadap komunikan yang dapat mempengaruhi pola pikir seseorang.
Komunikasi memiliki suatu kata kunci yang dapat memudahkan dalam
memahami komunikasi, yakni “makna” atau pengertian yang terkandung dalam
setiap pesan. Pesan itu dapat berupa ide, gagasan, informasi, perasaan, dan lain-
lain yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat komunikasi.6
Menurut Hafied Cangara, sebuah kelompok sarjana komunikasi Amerika
membagi bentuk komunikasi kepada lima macam, diantaranya:7
a. Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication),
b. Komunikasi kelompok kecil (small group communication),
c. Komunikasi organisasi (organization communication),
d. Komunikasi massa (mass communication),
4Hafied Cangara, Komunikasi Politik, 14.
5Sari Ramadanty, Penggunaan Komunikasi Fatis Dalam Pengelolaan Hubungan Di
Tempat Kerja, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol 5 No.1 (Maret: 2014): 3. 6Apriadi Tamburaka, Agenda Setting “Media Massa”, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2012), 7. 7Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012),
29.
19
e. Komunikasi publik (public communication).
Melvin L DeFleur dalam Asep Saeful Muhtadi menggambarkan ada tiga
faktor yang mempengaruhi dalam komunikasi, diantaranya:8
a. Faktor Lingkungan Fisik, yakni tempat komunikasi itu berlangsung
dengan menekankan pada aspek “apa” dan “bagaimana” pesan itu
dipertukarkan.
b. Faktor Situasti Sosio-Kultural, yakni bahwa komunikasi merupakan
bagian dari situasi sosial yang di dalamnya mengandung makna kultural
tertentu, sekaligus menjadi identitas dari pelaku komunikasi.
c. Faktor Hubungan Sosial, yakni faktor hubungan sosial antar pelaku
komunikasi sangatlah berpengaruh, baik terhadap isi pesan maupun
terhadap pesan itu dikirim dan diterima.
Dari beberapa pendapat mengenai definisi komunikasi yang telah
dijelaskan oleh beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa segala bentuk
interaksi yang dilakukan oleh manusia adalah komunikasi. Komunikasi adalah
suatu maksud yang dilakukan oleh seorang komunikator kepada orang/khalayak
demi tujuan tertentu.
2. Definsi Politik
Pemikiran mengenai politik (politics) di dunia barat banyak dipengaruhi
oleh filsuf Yunani Kuno abad ke 5 S.M seperti Plato dan Aristoteles yang
menganggap politics sebagai usaha untuk mencapai masyarakat politik (polity)
yang terbaik.9
Aristoteles mengemukakan bahwa politik adalah sekelompok masyarakat
yang membicarakan dan menyelenggarakan suatu hal yang menyangkut kebaikan
8Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Politik Indonesia: Dinamika Islam Politik Pasca
Orde Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), 8. 9Miriam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2008), 14.
20
untuk seluruh anggota masyarakat.10
Aristoteles membedakan urusan yang
menyangkut kebaikan bersama (kepentingan publik) dan urusan yang menyangkut
kepentingan individu atau kelompok masyarakat (swasta). Aristoteles berpendapat
bahwa urusan yang menyangkut kepentingan bersama memiliki nilai moral tinggi
dibanding kepentingan swasta.11
Miriam Budiarjo dalam Hafied Cangara memberikan pandangan bahwa
politik adalah kegiatan yang dilakukan dalam suatu negara menyangkut proses
menentukan dan melaksanakan sebuah tujuan.12
Kata politik bermakna aktivitas dalam sebuah proses politik atau bernegara
yang menentukan suatu tujuan tertentu. Terdapat beberapa perangkat untuk
melaksanakan sebuah tujuan itu, yang diantaranya meliputi kekuasaan dan
kewenangan. Kedua perangkat itu sangat penting untuk menciptakan kerjasama
atau menurunkan intensitas konflik dalam sebuah organisasi.13
Dan Nimmo dalam bukunya Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan
Media mengemukakan bahwa inti dari politik adalah “how to get power”. Dari
istilah ini maka dapat simpulkan bahwa semua aktifitas politik berkaitan dengan
siapa memperoleh apa, kapan, dan bagaimana tentang pembagian kekuasaan.
Singkatnya adalah politik berorientasi pada kekuasaan.14
Menurut Peter Merkl politik adalah usaha untuk mencapai sebuah tatanan
sosial yang baik dan berkeadilan. Secara umum politik adalah usaha untuk
10
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia, 1992), 2. 11
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, 2. 12
Hafied Cangara Komunikasi Politik, 24. 13
Ardial, Komunikasi Politik, (Jakarta: Indeks, 2010), 23. 14
Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan Media, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), 8.
21
menentukan peraturan-peraturan yang dapat diterima baik oleh sebagian warga,
untuk membawa masyarakat kearah kehidupan bersama yang harmonis.15
Dari semua definisi mengenai politik yang dikemukakan oleh beberapa
ahli politik yang telah diuraikan di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa
politik adalah sebuah usaha tentang bagaimana upaya dalam memperoleh
kekuasaan. Dengan memperoleh kekuasaan dapat dijadikan sebuah momentum
dalam mengusahakan kehidupan sosial yang baik dan berkeadilan untuk
kemaslahatan rakyat sebuah negara.
3. Definisi Komunikasi Politik
Berdasarkan dari konsep komunikasi dan konsep politik yang telah
diuraikan sebelumnya, adalah upaya untuk mendekati pengertian yang dimaksud
komunikasi politik. Menurut Dahlan dalam Hafied Cangara, komunikasi politik
merupakan suatu bidang atau disiplin yang menelaah perilaku dan kegiatan
komunikasi yang bersifat politik, mempunyai akibat politik, atau berpengaruh
terhadap perilaku politik.16
Secara definitif ada beberapa pandangan ahli mengenai komunikasi
politik. Dan Nimmo mengartikan politik yang berasal dari kata polis yang berarti
negara, kota, yaitu secara kesatuan antara negara (kota) dan masyarakatnya. Kata
polis sendiri berkembang menjadi politicos yang berarti kewarganegaraan. Dari
politicos berkembang lagi menjadi politera (hak-hak kewarganegaraan).17
15
Miriam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, 15. 16
Hafied Cangara Komunikasi Politik, 29. 17
Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Khalayak dan Efek, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004), 108.
22
Komunikasi politik secara sederhana adalah komunikasi yang melibatkan
pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan,
pemerintah, dan kebijakan pemerintah. Komunikasi politik juga bisa dipahami
sebagai komunikasi antara “yang memerintah” dan “yang diperintah”.18
Dalam kajian ilmu politik, Komunikasi politik dapat dipahami sebagai
pembentukan kesepakatan. Misalnya sebuah kesepakatan yang menyangkut
bagaimana pembagian kekuasaan (power sharing). Sementara itu dalam kajian
komunikasi dipahami sebagai pesan bercirikan politik dalam mempengaruhi pihak
lain dalam sebuah tujuan tertentu. Dengan demikian, yang pertama adalah fokus
pada aktivitas politik, sementara yang kedua fokus pada pesan yang bercirikan
politik.19
Dalam komunikasi politik terdapat unsur-unsur yang harus diperhatikan
secara umum, yaitu: a. komunikator politik, b. sasaran atau target politik, c. pesan
politik, d. saluran atau media politik, dan e. pengaruh dan efek komunikasi politik.
Untuk lebih menjelaskan secara komprehensif, penulis akan uraikan sebagai
berikut:
a. Komunikator Politik
Komunikator Politik adalah individu yang dapat memberikan informasi
tentang hal-hal yang mengandung makna atau bobot politik, misalnya Presiden,
18
Suharto, Urgensi Komunikasi Politik Dakwah, Jurnal Dakwah Tabligh Vol.14 No.1
(Juni: 2013): 27. 19
Gun-Gun Heryanto dan Aden Rina Farida, Komunikasi Politik, (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), 2.
23
Menteri, Anggota DPR, Gubernur, Bupati/Walikota, Anggota DPRD, Politisi, dsb
yang pada intinya bisa mempengaruhi jalannya sebuah pemerintahan.20
Komunikator yang berada pada struktur kekuasaan disebut sebagai elit
berkuasa. Sedangkan elit yang tidak duduk pada kekuasaan disebut elit
masyarakat yaitu elit yang paling besar jumlahnya, karena elit berada dalam
berbagai asosiasi kemasyarakatan yang berhubungan dengan seluruh aspek
kehidupan.21
Menurut Dan Nimmo, semua orang berhak berkomunikasi tentang politik
dengan begitu secara umum dapat dikatakan bahwa semua dari kita adalah
komunikator. Namun pada kenyataannya relatif sedikit yang berbuat demikian
setidak-tidaknya yang melakukannya secara berkesinambungan. Para komunikator
ini dibanding warga negara pada umumnya ditanggapi lebih bersungguh-sungguh
bila mereka berbicara dan berbuat.22
Menurut Leonard W. Doob yang dikutip oleh Dan Nimmo dalam bukunya
Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan Media mengatakan bahwa
komunikator dapat dikategorikan menjadi tiga kategori berdasarkan
kedudukannya dimasyarakat, antara lain: a.1. Politikus, a.2. Profesional, dan a.3.
Aktivis atau komunikator paruh waktu.23
Untuk lebih jelasnya mengenai ketiga
kategori ini akan penulis uraikan sebagai berikut:
20
Hafied Cangara Komunikasi Politik, 31. 21
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, (Bandung: PT Rosda Karya, 2010), 5. 22
Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan Media, 28. 23
Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan Media, 30.
24
a.1. Politikus sebagai komunikator politik
Politikus adalah orang yang bercita-cita atau memegang jabatan di
pemerintahan. Baik itu pejabat yang dipilih melalui mekanisme pemilihan seperti
Presiden dan Wakil Presiden, DPR, DPD, DPRD Provinsi, ataupun DPRD
Kabupaten/Kota. Ataupun pejabat yang ditunjuk maupun pejabat karier, baik itu
eksekutif, legislatif atau yudikatif. Singkatnya semua orang yang memiliki di
pemerintahan adalah politikus dan selau berkomunikasi tentang politik24
Dalam kewenangannya politikus dibedakan menjadi dua, yaitu: Pertama,
sebagai wakil partisan atau wakil suatu kelompok yang berarti komunikator
politik yang mewakili kepentingan kelompok. Pesan-pesan politik wakil partisan
ini adalah upaya yang bertujuan dengan kepentingan politik kelompok tertentu.
Kedua, politikus ideolog adalah politikus yang bukan mewakili kepentingan
kelompok tertentu. Politikus ideologi lebih kepada tujuan kebijakan yang lebih
luas, mengusahan reformasi, dan bahkan mendukung perubahan revolusioner.25
a.2. Profesional sebagai komunikator politik
Komunikator profesional merupakan peranan sosial yang relatif baru,
suatu hasil sampingan dari revolusi komunikasi yang setidaknya punya dua
dimensi utama, yakni: 1. Munculnya media massa, etnis, pekerjaan, dan wilayah,
2. Perkembangan media khusus, seperti majalah, stasiun radio, dsb.26
James Carey dalam Dan Nimmo mengatakan bahwa seorang komunikator
profesional adalah seorang makelar simbol, orang yang menerjemahkan sikap,
24
Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan Media, 30. 25
Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan Media, 31. 26
Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan Media, 33.
25
pengetahuan dan minat suatu komunitas bahasa ke dalam bahasa yang menarik
dan mudah dimengerti.27
Komunikator profesioanal dapat dibedakan menjadi dua tipe, sebagaimana
dengan politikus yang di dalamnya terdapat wakil partisan atau ideology,
perbedaanya adalah pada penekanan bukan pada jenis.28
Komunikator profesional mencakup, antara lain: Pertama, Jurnalis adalah
karyawan organisasi berita yang menghubungkan sumber berita dengan khalayak.
Jurnalis dapat dipahami dengan siapapun yang berkaitan dengan media berita
dalam pengumpulan, persiapan, penyajian, dan penyerahan pelaporan.29
Kedua,
Promotor adalah orang yang dibayar untuk mengajukan kepentingan langganan
tertentu. Termasuk ke dalam promoter adalah agen publisitas tokoh masyarakat,
personel hubungan masyarakat pada organisasi swasta dan pemerintah, sekertaris
pers kepresidenan, dsb.30
a.3. Aktivis sebagai komunikator politik
Aktivis merupakan komunikator politik utama yang bertindak sebagai
saluran organisasional dan interpersonal. Pertama, terdapat juru bicara bagi
kepentingan yang terorganisasi. Pada umumnya aktivis tidak memegang atau
mencita-citakan jabatan pada pemerintah.31
Kedua, jaringan interpersonal
mencakup komunikator politik utama yakni pemuka pendapat. Sebuah badan
penelitian yang besar menunjukkan bahwa banyak warga negara yang dihadapkan
27
Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan Media, 33. 28
Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan Media, 34. 29
Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan Media, 34. 30
Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan Media, 35. 31
Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan Media, 36.
26
pada pembuatan keputusan yang bersifat politis, meminta petunjuk dari orang-
orang yang dihormati mereka.32
b. Sasaran atau Target Politik
Komunikan adalah penerima informasi perseorangan atau kelompok yang
dijadikan sebuah objek oleh komunikator. Komunikan akan memberikan sebuah
umpan balik terhadap komunikator. Seorang komunikator haruslah
memperhatikan kualitas pesan, agar pesan yang disampaikan bisa diterima dengan
baik oleh komunikan.33
Target sasaran dalam proses komunikasi politik dapat juga disebut dengan
komunikan. Sasaran yang dimaksud dalam hal ini adalah anggota masyarakat
yang diharapkan dapat memberikan dukungan dalam bentuk pemberian suara
(vote) kepada partai atau kandidat dalam pemilihan umum. Mereka adalah
pengusaha, pegawai negeri, buruh, pemuda, pensiunan, veteran, dsb yang
memiliki hak memilih dalam Pemilu.34
c. Pesan Politik
Pesan politik adalah pernyataan yang disampaikan oleh komunikator
kepada komunikan baik tertulis maupun tidak tertulis, baik secara verbal maupun
non verbal, tersembunyi maupun terang-terangan, baik yang disadari maupun
tidak disadari yang di dalamnya mengandung pesan politik tertentu.35
32
Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan Media, 37. 33
Dewa Ayu Hendrawaty Putri, Difusi Inovasi Pemasaran Politik di Indonesia, Jurnal
Communication Vol.4 No.2 (Oktober: 2013): 70. 34
Hafied Cangara Komunikasi Politik, 32. 35
Hafied Cangara Komunikasi Politik, 31.
27
d. Saluran atau Media Politik
Media atau saluran adalah alat atau sarana yang digunakan oleh
komunikator politik dalam menyampaikan pesan politik terhadap komunikan.
Setidaknya komunikator dapat menyampaikan ide gagasannya melalui:36
Media cetak, berupa surat kabar, tabloid, dan majalah.
Media eletronik, berupa film, radio, televise, video, computer, dan
internet.
Media luar ruang, berupa baliho, spanduk, reklame, bendera,
electronic board, gerbong kereta api, dan lain-lain.
Selain daripada media, pesan politik juga dapat disampaikan dengan
beberapa saluran diantaranya adalah saluran komunikasi kelompok yang dalam
hal ini adalah partai politik, organisasi profesi, ikatan alumni, kelompok pengajian
dsb. Lalu, saluran komunikasi publik, yakni aula, balai desa, pameran, alun-alun,
pasar, dsb. Kemudian komunikasi sosial yang dapat berupa acara perkawinan,
pertunjukan wayang, pesta rakyat, dsb.37
e. Pengaruh dan Efek Komunikasi Politik
Efek komunikasi adalah hasil dari penerimaan pesan atau informasi yang
dilakukan oleh komunikator kepada komunikan. Efek komunikasi ialah kesan
yang ditimbulkan setelah komunikan menerima pesan, tentu efek bisa ditanggapi
dengan beragam namun pada umumnya bisa dikategorikan menjadi dua yakni,
efek positif dan efek negatif terhadap komunikator.
36
Hafied Cangara Komunikasi Politik, 32. 37
Hafied Cangara Komunikasi Politik, 32.
28
Efek komunkasi politik tentu yang diharapkan adalah terciptanya
pemahaman terhadap sistem pemerintahan dan partai-partai politik, dimana
nuansanya akan bermuara pada pemberian suara (vote) pada pemilihan umum.
Pemberian suara ini sangat menentukan terpilih tidaknya seorang kandidat untuk
pemilihan jabatan politik seperti Presiden, Gubernur, Walikota/Bupati.38
B. Kampanye Politik
Kampanye politik merupakan salah satu bentuk dari komunikasi politik.
Kampanye politik menurut Roger dan Storey adalah serangkaian tindakan
komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada
sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu
tertentu.39
Sementara Pfau dan Parrot dalam Efriza mengatakan bahwa kampanye
adalah suatu proses yang dirancang secara sadar, bertahap, dan berkelanjutan yang
dilaksanakan pada rentang waktu tertentu dengan tujuan mempengaruhi khalayak
sasaran yang telah ditetapkan.40
Selanjutnya Kotler dan Roberto dalam Hafied Cangara mengatakan
kampanye ialah sebuah upaya yang diorganisasi oleh suatu kelompok yang yang
ditujukan untuk memersuasi target sasaran agar bisa menerima, atau membuang
ide, sikap, dan perilaku tertentu.41
38
Hafied Cangara Komunikasi Politik, 33. 39
Antar Venus, Manajemen Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis Dalam
Mengefektifkan Kampanye Komunikasi, (Bandung: Simbiosa, 2004), 7. 40
Efriza, Political Explore Sebuah Kajian Ilmu Politik, (Bandung: CV. Alfabeta, 2012),
468. 41
Hafied Cangara Komunikasi Politik, 245.
29
1. Langkah-langkah Kampanye
Dalam melakukan aktifitas kampanye dikenal beberapa langkah yang
harus ditempuh dalam pelaksanaan sebuah kampanye. Assifi dan French
menyusun delapan langkah dalam perencanaan komunikasi untuk kampanye,
antara lain: 1. Menganalisis masalah, 2.Menganalisis khalayak, 3.Merumuskan
tujuan, 4. Memilih media, 5. Mengembangkan pesan, 6.Merencanakan produksi
media, 7. Merencanakan manajemen program, dan 8. Monitoring dan evaluasi.42
Sementara Dan Nimmo dan Thomas Ungs melihat bahwa sebuah
perencanaan kampanye politik, sedapat mungkin harus melewati tiga fase, yaitu:
1. Fase pengorganisasian, 2. Fase pengujian, dan 3. Fase kritis.43
Selain daripada dua rumusan yang dibuat oleh Assifi dan Nimmo, pakar
lain juga mengemukakan ada enam langkah yang bisa ditempuh dalam
perencanaan komunikasi untuk kampanye, yakni:44
1. Analisis khalayak dan kebutuhannya,
2. Penetapan sasaran atau tujuan komunikasi,
3. Rancangan strategi yang mencakup: komunikator, saluran (media),
pesan, dan penerima,
4. Penetapan tujuan pengelolaan,
5. Implementasi perencanaan yang mencakup besarnya dana, sumber, dan
waktu,
6. Evaluasi yang mencakup: evaluasi formatif, dan evaluasi summatif.
Dari dua model tahapan perencanaan komunikasi untuk sebuah aktifitas
kampanye pada prinsipnya dapat dikombinasikan satu sama lain, yaitu:45
1. Penemuan dan penetapan masalah,
2. Menetapkan tujuan yang ingin dicapai,
3. Penetapan strategi
42
Hafied Cangara Komunikasi Politik, 248. 43
Hafied Cangara Komunikasi Politik, 248. 44
Hafied Cangara Komunikasi Politik, 249. 45
Hafied Cangara Komunikasi Politik, 250-251.
30
a. Penetapan juru kampanye (komunikator),
b. Penetapan target sasaran (khalayak),
c. Pesan apa yang disampaikan,
d. Saluran atau media apa yang harus digunakan untuk
penyebarluasan informasi,
e. Bagaimana efek yang ditimbulkan dari kampanye itu.
4. Penyebarluasan pesan melalu media komunikasi
5. Pengaruh (effect) kampanye
6. Mobilisasi kelompok berpengaruh
7. Penyusunan anggaran belanja
8. Penyusunan jadwal kampanye
9. Tim kerja
10. Evaluasi (post testing)
2. Model-model Kampanye
Dalam ajang kontestasi Pemilu maupun Pemilukada terdapat model-model
kampanye yang dapat menjadi pedoman bagi para kandidat calon maupun partai-
partai peserta Pemilu untuk menarik perhatian dalam rangka mendulang suara
konstituen. Dalam kajian komunikasi politik terdapat beberapa model kampanye
yang digunakan secara umum, diantaranya akan diuraikan sebagai berikut:
a. Model Perkembangan Lima Tahap Fungsional/ The Five Functional
Stages Development Model
Model kampanye ini dikembangkan oleh tim peneliti dan praktisi
kampanye di Yale University, Amerika Serikat pada tahun 1960-an. Model ini
dianggap jadi yang paling populer dan banyak diterapkan diberbagai negara.46
Fokus model ini adalah pada tahapan kegiatan kampanye, bukan pada proses
pertukaran pesan antara komunikator dengan khalayak. Dengan demikian
interaksi antara komunikator dan khalayak tidak terlalu penting.47
46
Gun-gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik, (Bogor: Penerbit Ghalia
Indonesia, 2013), 51. 47
Efriza, Political Explore Sebuah Kajian Ilmu Politik, 472.
31
Berikut tahapan model kampanye The Five Functional Stages
Development Model:48
a. Tahap Identifikasi, merupakan tahapan penciptaan identitas kampanye
yang dapat dengan mudah dikenali oleh khalayak politik. Identitas ini
dapat berupa warna, symbol, seragam, dan lain-lain.
b. Tahap Legitimasi, tahapan ini diperoleh ketika seseorang telah masuk
daftar kandidat calon anggota legislatif atau seorang kandidat presiden
memperoleh dukungan yang kuat dalam polling yang dilakukan
lembaga independen.
c. Tahap Partisipasi, pada tahap ini tokoh yang memiliki legitimasi dari
rakyat dialiri dukungan dari masyarakat dengan segala partisipasi
politik dari konstituennya.
d. Tahap Penetrasi, pada tahap ini seorang kandidat telah mendapatkan
tempat dihati masyarakat. Seorang juru kampanye misalnya telah
berhasil meyakinkan khalayak bahwa calon yang diusungnya adalah
yang terbaik.
e. Tahap Distribusi, pada tahap ini merupakan puncak dari semua
tahapan-tahapan tersebut, sebab pada tahapan inilah nantinya terlihat
pembuktian. Dapat dikatakan pada tahap ini tujuan dari kampanye
sudah tercapai tinggal bagaimana pembuktian-pembuktian kampanye
tersebut dijalankan.
b. Model Fungsi-fungsi Komunikatif
Model kampanye ini dipopulerkan oleh Judith Trend dan Robert
Frienderberg yang menekankan pada tahapan-tahapan dalam proses kampanye
politik dan memperhatikan dari aspek lingkungan politik.49
Langkah-langkah
dalam melakukan kampanye pada model ini akan diuraikan sebagai berikut:50
a. Surfacing (Pemunculan), lebih kepada memetakan daerah-daerah yang
akan dijadikan tempat kampanye, tokoh-tokoh yang menjadi
komunikator politik di daerah tersebut. Pada tahapan ini khalayak akan
melalukan evaluasi bagaimana citra dari calon kandidat.
b. Primary, pada tahap ini berupaya untuk memfokuskas perhatian
khalayak pada kandidat, gagasan atau produk yang telah dimunculkan
di arena persaingan.
c. Nomination, pada tahap ini kandidat menjadi nominator yang menjadi
pilihan bagi masyarakat serta didukung oleh berbagai lapisan dimulai
48 Efriza, Political Explore Sebuah Kajian Ilmu Politik, 473.
49 Gun-gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik, 54.
50Efriza, Political Explore Sebuah Kajian Ilmu Politik, 473
32
dari pengakuan masyarakat, diliput media secara luas, dan gagasan-
gagasan dapat diterima konstituen.
d. Election, pada tahap ini biasanya kampanye telah berakhir namun
secara terselubung seringkali kandidat “membeli” ruang tertentu dari
media massa agar kehadirannya tetap dirasakan masyarakat.
c. Model Kampanye Nowak dan Warneryd
Menurut McQuail dan Windahl, model ini merupakan proses yang dimulai
dari tujuan yang ingin dicapai dan diakhiri dengan efek yang diinginkan oleh
komunikator politik. Model kampanye ini merupakan bentuk dari kampaye
tradisional, dimana masih memegang nilai-nilai yang sangat normative yang
menyarankan bagaimana bertindak secara sistematis daam meningkatkan
efektifitas kampanye.51
Pada model Nowak dan Warneryd terdapat delapan elemen kampanye
yang harus diperhatikan, diantaranya:52
a. Efek yang diharapkan. Efek yang hendak dicapai harus dirumuskan
dengan jelas, dengan demikian penetuan elemen-elemen lainnya akan
lebih mudah dilakukan.
b. Persaingan komunikasi. Agar suatu kampanye menjadi efektif , maka
perlu perhitungan potensi gangguan dari kampanye yang bertolak
belakang.
c. Objek komunikasi. Objek kampanye biasanya dipusatkan pada satu hal
saja, karena untuk objek yang berbeda diperlukan metode komunikasi
yang berbeda pula. Ketika objek kampanye telah ditentukan, pelaku
kampanye akan dihadapkan pada pilihan apa yang akan lebih
ditonjolkan.
d. Populasi target atau kelompok penerima. Kelompok penerima adalah
bagian dari populasi target. Hal ini dimaksudkan agar penyebaran
pesan akan lebih mudah ditujukan kepada opinion leader dari populasi
target.
e. Saluran. Saluran dapat digunakan bermacam-macam tergantung
karakteristik kelompok penerima dan jenis pesan kampanye. Media
dapat menjangkau hampir semua kelompok, namun bila tujuannya
51
Gun-gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik, 55. 52
Efriza, Political Explore Sebuah Kajian Ilmu Politik, 474
33
adalah mempengaruhi perilaku maka akan lebih efektif bila melakukan
saluran antar pribadi.
f. Pesan. Pesan dapat dibentuk sesuai dengan karakteristik kelompok
penerimanya.
g. Komunikator atau Pengirim Pesan. Komunikator dapat dipilih dengan
pertimbangan tertentu. Seorang komunikator haruslah memiliki
kredibelitas di mata penerima pesan (khalayak).
h. Efek yang dicapai. Efek kampanye meliputi efek kognitif (perhatian,
peningkatan, dan kesadaran), afektif (berhubungan dengan perasaan,
mood, dan sikap), konatif (keputusan bertindak dan penerapan).
C. Konsep Pemilukada
Pemilihan Umum Kepala Daerah atau yang biasa disebut dengan
Pemilukada adalah pemilihan umum yang diselenggarakan untuk memilih kepala
daerah dan wakil kepala daerah secara langsung di Indonesia. Pemilukada
merupakan rekrutmen politik yaitu penyeleksian rakyat terhadap tokoh-tokoh
yang mencalonkan diri sebagai kepala daerah, baik itu Gubernur dan Wakil
Gubernur maupun Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota.53
Pemilukada secara langsung pertama kali diadakan seiring disahkannya
UU No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Adapun tujuan dari
diberlakukannya UU No.32 Tahun 2004 sebagaimana pengganti dari UU No.22
Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah, adalah sebagai berikut:
Bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai
dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Pemerintah Daerah, yang mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan, diarahkan untuk mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan,
pemberdayaan, dan peran serta masyarakat. Peningkatan daya
saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi,
53
Joko J Prihatmoko, Pemilihan Kepala Daerah Langsung: Filosofi, Sistem, dan
Problema Penerapan di Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), 177.
34
pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.54
Perbedaan secara mendasar antara kedua UU di atas adalah mengenai
mekanisme pelaksanaan pemilihan kepala daerah. Jika pada UU No.22 Tahun
1999 pelaksanaan pemilihan kepala daerah dipilih oleh anggota DPRD.
Sedangkan pada UU No.32 Tahun 2004 mekanisme pemilihan dilakukan secara
langsung oleh rakyat.
Pemilihan kepala daerah merupakan perjalanan politik panjang yang
diwarnai tarik menarik antara kepentingan elit politik dan kehendak publik,
kepentingan pusat dan daerah atau bahkan antara kepentingan nasional dan
internasioanal. Dengan demikian jika demokrasi tidak bisa dijaga kedaulatannya
maka akan berimbas buruk bagi masyarakat khususnya negara.55
Dasar diadakannya Pemilukada secara langsung ini pada akhirnya
dilatarbelakangi oleh berbagai ketidakpuasan dan penyimpangan didalam proses
pemilihan kepala daerah yang dilakukan oleh anggota DPRD ditingkatan Provinsi
maupun Kabupaten/Kota.56
Melalui Pemilukada diharapkan agar rakyat dapat
memilih siapa yang menjadi kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam proses
penyaluran aspirasi, yang selanjutnya dapat menentukan arah dan masa depan
sebuah negara.57
54
Undang-Undang Republik Indonesia No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. 55
Suharizal, Pemilukada: Regulasi, Dinamika, dan Konsep Mendatang, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2011), 34.
56
Mufti M Mubarok, Suksesi Pilkada “Jurus Memenangkan Pilkada Langsung”,
(Surabaya: Java Pustaka, 2005), 3.
57
Yusdianto, Identifikasi Potensi Pelanggaran Pemilihan Kepala Daerah (Pemilukada)
dan Mekanisme Penyelesaiannya, Jurnal Konstitusi Vol.2 No.2 (November: 2010): 44.
35
Pada tahun 2015 menjadi awal pelaksanaan pesta demokrasi model baru
ditingkatan daerah, yakni Pemilukada. Hal yang berbeda dari pelaksanaan
Pemilukada sebelumnya adalah pada tahun 2015 akan diadakan serentak di
seluruh Indonesia. Hal ini sesuai dengan amanat dari Undang-Undang No. 1 tahun
2015 tentang Penetapan Perppu No.1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur,
Bupati, dan Walikota.58
Tahun 2015 pelaksanaan Pemilukada yang akan diadakan
pada tanggal 9 Desember 2015 akan diikuti oleh 204 kepala daerah yang akan
habis masa jabatannya.59
Pelaksanaan Pemilukada secara serentak ini dimaksudkan atas dasar
efisiensi, penghematan biaya, dan tenaga. Betapa tidak Indonesia yang terdiri dari
34 Provinsi, 399 Kabupaten, dan 98 Kota selama ini hampir setiap dua hari sekali
selalu dilaksanakan Pemilukada di berbagai Provinsi, Kabupaten, dan
Kota.60
Pelaksaan Pemilukada serentak akan diadakan beberapa kali tahapan yaitu
pada tahun 2015, 2017, 2018, 2021, 2023, dan akan secara serentak seluruh
Indonesia pada tahun 2027.61
58
Pirhot Nababan, 7 Fakta Mengenai Pilkada Serentak,
http://www.hukumpedia.com/pirhot/7-fakta-penting-soal-pilkada-serentak. Diakses pada tanggal
25 November 2017. 59
Pirhot Nababan, 7 Fakta Mengenai Pilkada Serentak,
http://www.hukumpedia.com/pirhot/7-fakta-penting-soal-pilkada-serentak. Diakses pada tanggal
25 November 2017. 60
Pirhot Nababan, 7 Fakta Mengenai Pilkada Serentak,
http://www.hukumpedia.com/pirhot/7-fakta-penting-soal-pilkada-serentak. Diakses pada tanggal
25 November 2017. 61
Haris Kurniawan, Pilkada Serentak Nasional Direncanakan Pada Tahun 2027,
https://nasional.sindonews.com/read/963040/12/pilkada-serentak-nasional-direncanakan-pada-
tahun-2027-1423640725. Diakses pada tanggal 25 November 2017.
36
1. Sistem Pemilukada
Perspektif teoretis dapat dijelaskan bahwa Pemilukada merupakan suatu
sistem yang selalu memiliki sekurang-kurangnya tiga sifat, antara lain: a. terdiri
dari bagian-bagian, b. bagian-bagian itu saling berinteraksi dan saling tergantung,
dan c. mempunyai batasan yang memisahkannya dari lingkungan yang juga terdiri
dari sistem lain.62
Sistem Pemilukada secara langsung mempunyai bagian-bagian
yang merupakan sistem sekunder atau sub-sub sistem. Bagian-bagian tersebut
diantaranya adalah electoral regulation, electoral process, dan electoral law
enforcement.63
Mekanisme prosedur dan tata cara pelaksanaan Pemilukada langsung
merupakan electoral regulation. Electoral regulation berarti segala ketentuan atau
aturan mengenai Pemilukada langsung yang berlaku, bersifat megikat dan menjadi
pedoman bagi penyelenggara, calon dan pemilih dalam menunaikan peran dan
fungsi masing-masing.64
Pada sistem Pemilukada secara langsung terdapat tiga aktor utama yang
terlibat, yakni rakyat, partai politik, dan calon kepala daerah. Ketiga aktor itu akan
terlibat dalam dua tahapan Pemilukada menurut UU No.8 Tahun 2015 Tentang
Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota. Adapun dua tahapan itu terdiri dari:
62
Joko J Prihatmoko, Pemilihan Kepala Daerah Langsung: Filosofi, Sistem, dan
Problema Penerapan di Indonesia, 200. 63
Joko J Prihatmoko, Pemilihan Kepala Daerah Langsung: Filosofi, Sistem, dan
Problema Penerapan di Indonesia, 201. 64
Joko J Prihatmoko, Pemilihan Kepala Daerah Langsung: Filosofi, Sistem, dan
Problema Penerapan di Indonesia, 201.
37
Tahapan persiapan, menurut Pasal 5 ayat 2 tahapan itu meliputi:65
a. perencanaan program dan anggaran,
b. penyusunan peraturan penyelenggaraan pemilihan,
c. perencanaan penyelenggaraan yang meliputi penetapan tata cara dan
jadwal tahapan pelaksanaan pemilihan,
d. pembentukan PPK, PPS, dan KPPS,
e. pembentukan Panwas Kabupaten/Kota, Panwas Kecamatan, PPL, dan
Pengawas TPS,
f. pemberitahuan dan pendaftaran pemantau pemilihan,
g. penyerahan daftar penduduk potensial pemilih, dan
h. pemutakhiran dan penyusunan daftar pemilih.
Tahapan Penyelenggaraan, menurut Pasal 5 ayat 3 tahapan ini
meliputi:66
a. pengumuman pendaftaran pasangan calon Gubernur dan calon Wakil
Gubernur, pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati, serta pasangan
calon Walikota dan Wakil Walikota,
b. pendaftaran pasangan calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur,
pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati, serta pasangan calon
Walikota dan Wakil Walikota,
c. penelitian persyaratan calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur,
pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati, serta pasangan calon
Walikota dan Wakil Walikota,
d. penetapan pasangan calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur,
pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati, serta pasangan calon
Walikota dan Wakil Walikota,
e. pelaksanaan kampanye,
f. pelaksanaan pemungutan suara,
g. penghitungan suara dan rekapitulasi hasil penghitungan suara,
h. penetapan calon terpilih,
i. penyelesaian pelanggaran dan sengketa hasil pemilihan dan,
j. pengusulan pengesahan pengangkatan calon terpilih.67
65
Undang-Undang Republik Indonesia No.8 tahun 2015 Tentang Pemilihan Gubernur,
Bupati, dan Walikota. 66
Undang-Undang Republik Indonesia No.8 tahun 2015 Tentang Pemilihan Gubernur,
Bupati, dan Walikota.
38
BAB III
PROFIL CHUSNUNIA CHALIM DAN GAMBARAN UMUM
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
A. Profil Chusnunia Chalim
Chusnunia Chalim lahir di Desa Karang Anom, Kecamatan Waway Karya,
Kabupaten Lampung Timur pada 12 Juli 1982 (34th) adalah bupati Lampung
Timur yang menjabat sejak 17 Februari 2016. Chusnunia Chalim merupakan putri
pertama dari pasangan Kyai Haji Abdul Chalim dan Nyai Kholisah, Ayahnya KH
Abdul Chalim merupakan ulama terkemuka di Lampung Timur yang sangat
disegani dan dihormati masyarakat Lampung Timur dan sekitarnya.1
Chusnunia Chalim memulai masa pendidikannya saat bersekolah di
Sekolah Dasar (SD) SDN 2 Sumber Rejo (1995), kemudian melanjutkan di SMPN
3 Jabung (1998), SMUN 1 Mayong Jepara (2001), dan melanjutkan di Perguruan
Tinggi IAIN Wali Songo (2005).2
Meski di besarkan lingkungan Pondok Pesantren, Chusnunia Chalim tak
mau kalah dalam menempuh pendidikan formal, setelah menyelesaikan
pendidikan S1 Fakultas Syariah di UIN Walisongo Semarang. Chusnunia Chalim
melanjutkan pendidikan Pascasarjana di Universitas Nasional Jakarta (2011) dan
Universitas Indonesia (2014) serta menempuh pendidikan program S3
diselesaikan di Universitas Malaya, Kuala Lumpur Malaysia.3
1Profil Chusnunia Chalim, https://profil.merdeka.com/indonesia/c/chusnunia/ Diakses
pada tanggal 28 Maret 2017. 2Chusnunia Chalim, https://chusnuniachalim.wordpress.com/perihal/. Diakses pada
tanggal 28 Maret 2017. 3Chusnunia Chalim, https://chusnuniachalim.wordpress.com/perihal/. Diakses pada
tanggal 28 Maret 2017.
39
Berdasarkan hasil wawancara dengan Chusnunia Chalim, terungkap
bahwa Chusnunia Chalim menganggap dalam urusan politik, perempuan dan laki-
laki tak ada bedanya, semua punya hak untuk urusan politik. Chusnunia Chalim
berharap bisa memotivasi kaum perempuan yang ada di Provinsi Lampung
khususnya di Kabupaten Lampung Timur. Chusnunia Chalim berusaha
memberikan contoh bahwa perempuan juga bisa menguasai ilmu politik dan
berkarir dengan tujuan memperjuangkan negara.4
Chusnunia Chalim yang pernah nyantri di Pondok Pesantren Al Hidayat,
Lasem, Rembang pada tahun 1995 dikenal sebagai seorang organisatoris karena
sejak mahasiswa sangat aktif di beberapa organisasi, antara lain: Komite
Independen Pemantau Pemilu (KIPP) (2003-2005), menjadi Wakil Bendahara
Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) (2002-
2005), dan aktif menjadi Pengurus KNPI (2015-2018), kemudian aktif di IKA
PMII (2013-sekarang), dan PP Fatayat NU (2010-sekarang).5
Chusnunia Chalim tertarik akan isu-isu politik sejak di bangku kuliah.
Hal ini dibuktikan semasa menempuh pendidikan di IAIN Wali Songo,
Semarang. Perempuan kelahiran Lampung ini sudah aktif diorganisasi intra
kampus ketika dirinya dipercaya menjadi Wakil ketua HMJ Muamalah, Fakultas
Syariah Wali Songo 2001-2002. Tidak hanya aktif diorganisasi internal kampus
4Wawancara dengan Chusnunia Chalim, Bupati Lampung Timur Terpilih Tahun 2015,
pada 2 Mei 2017 di Sukadana. 5Chusnunia Chalim, https://chusnuniachalim.wordpress.com/perihal/. Diakses pada
tanggal 28 Maret 2017
40
saja, beliau juga turut aktif dalam membesarkan Ikatan Mahasiswa Sumatera di
Semarang dan didapuk menjadi Ketua pada tahun 2001-2002.6
Chusnunia Chalim memulai kariernya dari bekerja menjadi Sekretaris di
divisi Redaksi Jurnal Justisia di Surakarta (2001-2002) dan menjadi Kepala Divisi
Eksternal Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Jawa Tengah pada
Pemilihan Legislatif tahun 2004. Kemudian, Chusnunia Chalim bergabung
menjadi kader dan juga staf dari PKB dan langsung dipercaya sebagai Kepala
Administrasi dan Keuangan dari Fraksi PKB di DPRD Provinsi Jawa Tengah
(2004-2005). Karena kinerjanya yang baik, Chusnunia Chalim diminta untuk
menjadi Staf di DPP PKB di Jakarta (2005-2008).7
Pada tahun 2007 ketika Bendahara Umum DPP PKB sekaligus Wakil
Ketua Komisi V DPR RI periode 2004-2009, Erman Soeparno ditunjuk oleh
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Menteri Tenaga Kerja di Kabinet
Indonesia Bersatu. Chusnunia Chalim diperbantukan oleh DPP PKB menjadi Staf
Khusus Menteri Tenaga Kerja dan diberikan kepercayaan menjadi Koordinator
Zona di Kementrian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal pada 2008.8
Karier politik Chusnunia Chalim dimulai ketika mencalonkan diri
menjadi anggota DPR RI pada Pileg 2009. Chusnunia Chalim mencalonkan diri
menjadi calon legislatif melalui PKB dari Daerah Pemilhan (Dapil) Lampung II
6Wawancara dengan Chusnunia Chalim, Bupati Lampung Timur Terpilih Tahun 2015,
pada 2 Mei 2017 di Sukadana. 7Mulyono, Sosok Perempuan Inspiratif Dr.Hj.Chusnunia Chalim,M.Si.M.Kn Bupati
Lampung Timur, http://mulyonohp.blogspot.co.id/2016/10/sosok-perempuan-inspiratif.html.
Diakses pada tanggal 28 Maret 2017. 8News Lampung Terkini, Ini Bupati Perempuan Pertama di Lampung dan Profilnya,
http://newslampungterkini.com/news/2575/bupati-perempuan-pertama-lampung-dan-
profilnya.html. Diakses pada tanggal 30 Maret 2017.
41
yang salah satunya meliputi Kabupaten Lampung Timur sebagai tempat
kelahirannya. Nasib baik pun menghampiri Chusnunia Chalim yang berhasil
“melenggang ke senayan” periode 2009-2014.
Di internal PKB sendiri Chusnunia Chalim semakin mendapat tanggung
jawab yang lebih besar ketika Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar
mempercayakannya posisi strategis sebagai Wakil Sekretaris Jenderal
(Wasekjend) DPP PKB periode 2009-2014.9
Sebagai seorang politikus yang duduk di Komisi IX DPR RI yang
bermitra dengan Kementrian Kesahatan. Chusnunia Chalim terihat lantang ketika
menyoroti program dari Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsing pada
peringatan HIV yang menurut Chusnunia Chalim sangat kontroversial. Pasalnya,
Chusnunia Chalim menolak dengan tegas kampanye kondom yang dilakukan oleh
Kementrian Kesehatan, menurutnya masih banyak cara lain dalam hal pencegahan
penyakit HIV.10
Selain itu Chusnunia Chalim juga pernah terlihat walkout rapat Komisi
IX DPR saat membahas merk susu berbakteri pada 2011. Chusnunia Chalim
merasa geram dengan sikap keras Pemerintah maupun Institut Pertanian Bogor
(IPB) yang tidak mau membuka informasi tersebut secara terbuka. Chusnunia
Chalim menganggap tindakan pemerintah untuk mengumumkan merk susu
berbakteri itu mesti dilakukan. Hal ini dilakukan untuk membuat masyarakat
menjadi tenang. Chusnunia Chalim ingin mengimbau dan menyentuh hati dari
9Profil Chusnunia Chalim, https://profil.merdeka.com/indonesia/c/chusnunia/ Diakses
pada tanggal 28 Maret 2017. 10
Profil Chusnunia Chalim, https://profil.merdeka.com/indonesia/c/chusnunia/ Diakses
pada tanggal 28 Maret 2017.
42
pemerintah maupun IPB, agar segera mempublikasikan informasi susu berbakteri
yang telah meracuni generasi penerus bangsa ini. Jangan sampai pemerintah
dituding sebagai pihak yang tega meracuni generasi penerus bangsa ini.11
Pada periode kedua 2014, Chusnunia Chalim kembali melenggang ke
Senayan setelah meraup 56.752 suara dari Dapil Lampung II. Bersama Ketua
DPW PKB Lampung Musa Zainuddin dari Dapil Lampung I. Chusnunia Chalim
dan Musa Zainudin menjadi perwakilan PKB di DPR RI periode 2014-2019.
Kemudian, pada periode ini Chusnunia Chalim ditugaskan di Komisi X yang
membidangi pendidikan, kebudayaan, pemuda dan olahraga, pariwisata dan
ekonomi kreatif.12
Kemudian karier politik Chusnunia Chalim kembali dipertaruhkan ketika
pada Tahun 2015 legislator cantik asal Lampung ini memutuskan untuk maju
Pemilukada Serentak 9 Desember 2015 di Kabupaten Lampung Timur tempat
kelahirannya. Chusnunia berpasangan dengan Zaiful Bukhori (Anggota DPRD
Lampung Timur) yang diusung oleh 2 Partai Politik yakni PKB dan Partai
Demokrat.
Alumnus Fakultas Syariah IAIN (kini UIN) Walisongo Semarang menjadi
perempuan pertama yang menjadi Bupati perempuan di provinsi Lampung setelah
sukses memenangkan Pemilukada Lampung Timur pada tanggal 9 Desember
2015. Chusnunia Chalim bersama pasangannya Zaiful Bokhari mengalahkan
pesaing utamanya pasangan Yusran Amirullah-Sudarsono. Dengan perolehan
11
Chusnunia Chalim, https://chusnuniachalim.wordpress.com/perihal/ Diakses pada
tanggal 28 Maret 2017. 12
News Lampung Terkini, Ini Bupati Perempuan Pertama di Lampung dan Profilnya,
http://newslampungterkini.com/news/2575/bupati-perempuan-pertama-lampung-dan-
profilnya.html. Diakses pada tanggal 30 Maret 2017
43
suara 54,04% berbanding 45,96% dalam Pemilukada Serentak Lampung Timur
tahun 2015.13
Mbak Nunik, begitu teman-teman memanggilnya, pada tanggal 17
Februari 2016 secara resmi dilantik menjadi Bupati Lampung Timur periode
2016-2021 oleh Gubernur Lampung M Ridho Ficardo bersama 6 bupati dan 2
Walikota pemenang Pemilukada Serentak 2015 di wilayah Provinsi Lampung.14
B. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Timur
1. Orientasi Wilayah
Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1999, diresmikan pada tanggal 27 April 1999
dengan pusat Pemerintahan di Kota Sukadana. Kabupaten Lampung Timur
merupakan Kabupaten yang terletak di Provinsi Lampung yang merupakan
Kabupaten pemekaran dari Kabupaten Lampung Tengah berdasarkan Undang
Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1999 Tentang Pembentukan
Kabupaten Dati II Way Kanan, Kabupaten Dati II Lampung Timur Dan Kota
Madya Dati II Metro.15
Secara geografis Lampung Timur terletak pada posisi 105º15’ BT 106º20’
BT dan 4º37’ LS 5º37’ LS. Kabupaten Lampung Timur memiliki luas wilayah
kurang lebih 5.325,03 km² atau sekitar 15 % dari total wilayah Provinsi Lampung
13
Sigit Sopandi, Pilkada Lampung Timur: Chusnunia Ungguli Yusran,
http://www.jejamo.com/pilkada-lampung-timur-chusnunia-chalim-ungguli-yusran.html. Diakses
pada tanggal 30 Maret 2017. 14
Mulyono, Sosok Perempuan Inspiratif Dr.Hj.Chusnunia Chalim,M.Si.M.Kn Bupati
Lampung Timur, http://mulyonohp.blogspot.co.id/2016/10/sosok-perempuan-inspiratif.html.
Diakses pada tanggal 28 Maret 2017. 15
Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 46 Tambahan Lembaran Negara Nomor: 3825
44
(total wilayah Lampung seluas 35.376 km²).16
Ibukota Kabupaten Lampung
Timur berkedudukan di Sukadana. Secara administratif Kabupaten Lampung
Timur berbatasan dengan:17
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Rumbia, Kecamatan
Seputih Surabaya, dan Kecamatan Seputih Banyak Kabupaten Lampung
Tengah, serta Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang.
b. Sebelah timur berbatasandengan Laut Jawa, Provinsi Banten, dan DKI
Jakarta.
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang,
Kecamatan Ketibung, Kecamatan Palas, dan Kecamatan Sidomulyo
Kabupaten Lampung Selatan.
d. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Bantul dan Kecamatan
Metro Raya, Kota Metro dan Kecamatan Punggur serta Kecamatan
Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Timur
menyatakan bahwa dari segi topografi Penduduk Kabupaten Lampung Timur di
Tahun 2011 berdasarkan hasil proyeksi penduduk sebanyak 961.971 jiwa, dengan
sex ratio sebesar 105,55. Kepadatan penduduk diperkirakan sebesar 181 jiwa/km²,
dengan ketimpangan masih cukup tinggi antar kecamatannya. Kepadatan
penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Pekalongan yaitu sebesar 456 jiwa/km²,
dan kepadatan penduduk terendah terdapat di Kecamatan Way Bungur yaitu
sebesar 59 jiwa/km². Hal ini menunjukkan masih tidak meratanya persebaran
penduduk di Kabupaten Lampung Timur.18
16
Jimmy, Sejarah Lampung Timur, http://www.nyokabar.com/berita-87-sejarah-lampung-
timur.html Diakses pada tanggal 1 Maret 2017. 17
Gambaran Umum Lampung Timur, http://ppsp.nawasis/info/lampungtimur.com,
Diakses pada tanggal 1 Maret 2017. 18
Lampung Timur, https://lampungtimurkab.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Kabupaten-
Lampung-Timur-Dalam-Angka-2016.pdf. Diakses pada tanggal 25 November 2017.
45
Pada tabel di bawah ini akan memperlihatkan Bupati Lampung Timur dari
awal pendirian Kabupaten Lampung Timur sampai Bupati yang menjabat saat ini,
berikut tabelnya:
Tabel III.B.1 Daftar Bupati Lampung Timur19
No. Nama Gambar Awal
menjabat
Akhir
menjabat Wakil
1.
Hi.
Muhammad
Nurdin , S.H.
- April 1999 April 2000 Tidak
diketahui
2.
Ir.Hi. Irfan
Nuranda
Djafar,CES
5 Mei2000
9
Desember2002
Hi. Bahusin
MS
3. Hi. Bahusin
MS -
10
Desember2002
5 Mei2005
Tidak
diketahui
- Syaiful
Anwar,S.H. - 2 Mei2005 Agustus2005
Tidak
diketahui
4. Hi. Satono
SH,SP.
2005 2011
Noverisman
Subing, SH
MM
Erwin Arifin,
SH.,MH
-
Erwin Arifin,
SH.,MH
(Plt.)
26 Mei2011 29 Mei2012 lowong
19
Situs Resmi Kabupaten Lampung Timur, http://www.lampungtimurkab.go.id/. Diakses
pada tanggal 12 Desember 2017.
46
5. Erwin Arifin,
SH.,MH
30 Mei2012
2 September 2015
lowong
-
Tauhidi
(Penjabat
Bupati)
2
September2015
17
Februari2016
lowong
6 Chusnunia
Chalim
17
Februari2016
sekarang Zaiful
Bokhari
Sumber: Website Resmi Kabupaten Lampung Timur Tahun 2016.
C. Pelaksanaan Pemilukada Kabupaten Lampung Timur Tahun 2015
Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) serentak di Indonesia
bermula dari bergulirnya ide pemilihan kepala daerah serentak yang digagas oleh
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bersama Pemerintah melalui UU No. 8 Tahun
2015 tentang perubahan atas Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014
tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota menjadi Undang-undang.20
Undang-undang tentang Pemilihan Gubernur, Walikota dan Bupati
mengamanatkan bahwa pilkada yang dilakukan secara serentak harus mampu
melahirkan kualitas pemimpin daerah yang memiliki kompetensi, integritas, dan
20
Andi Zastrawati, Transformasi Pilkada Serentak,
https://belanegarari.com/2015/12/09/transformasi-Pemilukada-serentak/. Diakses pada tanggal 4
Maret 2017.
47
kapabilitas serta memenuhi unsur akseptabilitas sehingga nantinya mampu
memberikan pelayanan publik yang baik kepada masyarakat.
Pemilukada serentak pada periode pertama akan dilaksanakan pada akhir
tahun 2015 untuk pemilihan 269 kepala dan wakil kepala daerah yang meliputi 9
pemilihan gubernur dan wakil gubernur, 224 pemilihan bupati dan wakil bupati,
serta 36 pemilihan walikota dan wakil walikota. Sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 2015, Pilkada serentak dilakukan bertahap. Yakni tahap pertama
pada 9 Desember 2015, tahap kedua Februari 2017, tahap ketiga pada Juni 2018,
tahap keempat tahun 2020, tahap kelima tahun 2022, dan tahap keenam tahun
2023. Jika semua tahapan Pilkada serentak itu berlangsung sesuai rencana dan
tanpa hambatan, Pilkada serentak secara nasional akan berlangsung pada tahun
2027.21
Pada Pemilukada tahap pertama 2015 ini, Kabupaten Lampung Timur
merupakan salah satu dari 269 daerah di Indonesia yang akan menghelat
Pemilukada serentak pada 9 Desember 2015. Pemilukada serentak ini ditandai
dengan adanya peluncuran yang dilaksanakan oleh KPUD Lampung Timur pada
17 April 2015. Dalam acara itu turut hadir Bupati Lampung Timur Erwin Arifin,
Ketua DPRD Lampung Timur Ali Johan Arif, Kepala SKPD, Camat, dan
Pimpinan Partai Politik se-Lampung Timur. Peluncuran Pemilukada serentak ini
bertujuan untuk membuat sebuah komitmen bersama antara KPU sebagai
21
Moch. Harun Syah, Ketua KPU: Pilkada Serentak Sejarah Sekaligus Tantangan,
http://news.liputan6.com/read/2244960/ketua-kpu-pilkada-serentak-sejarah-sekaligus-tantangan.
Diakses pada tanggal 4 Maret 2017.
48
penyelenggara, partai politik, aparat keamanan dan masyarakat agar terciptanya
suasana tertib dalam pelaksanaan Pemilukada serentak 2015.22
Dalam peluncuran Pemilukada serentak ini Ketua KPUD Lampung Timur
Andri Oktavia menjelaskan beberapa hal terkait Pemilukada Lampung Timur
diantaranya adalah persiapan dan tahapan, anggaran serta program
penyelenggaraan pemilihan kepala daerah.
KPUD Lampung Timur mulai 19 April 2015 akan memulai tahapan
dengan membentuk penyelenggara ad hoc, seperti Panitia Pengawas Kecamatan
(PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan Kelompok Penyelenggara
Pemungutan Suara (KPPS). Tentang anggaran pelaksanaan KPUD Lampung
Timur telah menerima hibah dari Pemerintah Kabupaten Lampung Timur sebesar
Rp. 17,5 miliar dan akan ditambah kembali dalam anggaran perubahan sebesar
Rp. 7,5 miliar. Sehingga total anggaran yang dialokasikan untuk perhelatan
Pemilukada ini adalah sebesar Rp. 25 miliar.23
Berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2015
Tentang Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota, alur kerja dan jadwalnya adalah
sebagai berikut:
22
Joko Nugroho, KPU Lampung Timur Luncurkan Pilkada Serentak,
http://www.antarasumbar.com/berita/144751/kpu-lampung-timur-luncurkan-pilkada-
serentak.html. Diakses pada tanggal 4 Maret 2017. 23
Joko Nugroho, KPU Lampung Timur Luncurkan Pilkada Serentak,
http://www.antarasumbar.com/berita/144751/kpu-lampung-timur-luncurkan-pilkada-
serentak.html. Diakses pada tanggal 4 Maret 2017.
49
Tabel III.C.1 Jadwal Pendaftaran Pasangan Calon Pada Pemilukada
Lampung Timur Tahun 201524
KEGIATAN JADWAL
AWAL AKHIR
a. Pengumuman pendaftaran 17 April 2015 17 April 2015
b. Pendaftaran Pasangan Calon 24 Mei 2015 07 Juni 2015
c. Pemeriksaan Kesehatan 26 Juli 2015 01 Agustus 2015
d. Penyampaian Hasil Tes
Kesehatan
01 Agustus 2015 02 Agustus 2015
e. Penelitian syarat pencalonan dan
syarat calon
28 Juli 2015 03 Agustus 2015
f. Pemberihatuan hasil penelitian 03 Agustus 2015 04 Agutus 2015
g. Perbaikan syarat pencalonan/ atau
syarat calon
04 Agustus 2015 07 Agustus 2015
h. Penelitian hasil perbaikan 08 Agustus 2015 14 Agustus 2015
i. Penetapan Calon 24 Agustus 2015 24 Agustus 2015
j. Pengundian nomor urut calon 25 Agustus 2015 26 Agustus 2015
Sumber: KPUD Lampung Timur Tahun 2015.
Berdasarkan Peraturan KPU Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tahapan,
Program, dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur,
Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota, alur kerja dan
tahapan Pemungutan dan Penghitungan Suara adalah sebagai berikut:
Tabel III.C.2 Jadwal Pemungutan Dan Penghitungan Suara Pada
Pemilukada Lampung Timur Tahun 201525
KEGIATAN JADWAL
AWAL AKHIR
PEMUNGUTAN DAN
PENGHITUNGAN SUARA
a. Penyampaian pemberitahuan
kepada pemilih untuk memilih di
TPS
06 Desember 2015 08 Desember 2015
b. Pemungutan dan penghitungan
suara di TPS
09 Desember 2015 09 Desember 2015
c. Pengumuman hasil
penghitungan suara di TPS
09 Desember 2015 15 Desember 2015
24
Data resmi KPUD Lampung Timur tahun 2015. 25
Data resmi KPUD Lampung Timur tahun 2015.
50
d. Penyampaian hasil
penghitungan Suara dari KPPS
kepada PPS
09 Desmber 2015 09 Desember 2015
Sumber: KPUD Lampung Timur Tahun 2015.
Pada awalnya Pemilukada Lampung Timur Tahun 2015 memiliki tiga
pasang kandidat calon kepala daerah. Pasangan nomor urut satu Yusran Amirullah
diusung oleh Partai Nasdem, Partai Gerindra, dan Partai Golongan Karya,
pasangan nomor urut dua Chusnunia Chalim-Zaiful Bukhori diusung PKB dan
Partai Demokrat, dan pasangan calon nomor urut tiga Erwin Arifin-Prio Budi
Utomo diusung PDIP, PAN dan PKS.
Namun pada saat tahapan Pemilukada berlangsung, tepatnya pada tanggal
4 November 2015 Prio Budi Utomo, calon wakil bupati nomor urut tiga yang
berpasangan dengan Erwin Arifin meninggal dunia. Dengan demikian mengacu
pada Peraturan Komisi Pemilihan Umum No. 09 Tahun 2015 pencalonan Erwin
terpaksa dibatalkan oleh KPUD Lampung Timur. Oleh karenanya yang berhak
melanjutkan tahapan Pemilukada hanyalah dua pasangan calon, yakni pasangan
nomor urut satu Yusran Amirullah-Sudarsono dan pasangan nomor urut dua
Chusnunia Chalim-Zaiful Bukhori.26
Pada tanggal 17 Desember 2015 KPUD Lampung Timur melaksanakan
rapat pleno terbuka penetapan pasangan calon terpilih bupati dan wakil bupati
Kabupaten Lampung Timur yang dihadiri oleh Forkompimda, saksi pasangan
26
Wawancara dengan Andri Oktavia, Ketua KPUD Lampung Timur tahun 2015, pada 20
Mei 2017 di Sukadana.
51
calon, calon bupati dan wakil bupati nomor urut dua Chusnunia Chalim dan Zaiful
Bukhori, partai pengusung, dan panwas Kabupaten Lampung Timur.27
Dalam rapat pleno tersebut KPU Kabupaten Lampung Timur menetapkan
pasangan calon nomor urut dua Chusnunia Chalim dan Zaiful Bukhori sebagai
pasangan calon terpilih bupati dan wakil bupati Kabupaten Lampung Timur.
Perolehan suara dalam Pemilukada Kabupaten Lampung Timur tahun 2015
dimana pasangan Chununia Chalim-Zaiful Bukhori memperoleh suara terbanyak
yaitu dukungan 263.962 suara (53,17%). Chusnunia-Zaiful telah menyingkirkan
lawan pasangannya yang menjadi rival politiknya di Pemilukada Yusran
Amirullah-Sudarsono meraih dukungan 232.455 suara (46,83%).28
Tabel III.C.3 Hasil perolehan suara pasangan Calon Bupati dan Wakil
Bupati Lampung Timur tahun 201529
No Nama Pasangan Calon Perolehan Suara
1 Yusran Amirullah-Sudarsono 232.455 suara (46,83%)
2 Chusnunia Chalim-Zaiful Bukhori 263.962 suara (53,17%)
Sumber: KPUD Lampung Timur Tahun 2015.
27
Wawancara dengan Andri Oktavia, Ketua KPUD Lampung Timur tahun 2015, pada 20
Mei 2017 di Sukadana. 28
Data resmi KPUD Lampung Timur tahun 2015. 29
Data resmi KPUD Lampung Timur tahun 2015.
52
BAB IV
KAMPANYE POLITIK CHUSNUNIA CHALIM DAN FAKTOR
PENDUKUNG KOMUNIKASI DALAM PEMILUKADA LAMPUNG
TIMUR TAHUN 2015
A. Kampanye Politik Chusnunia Chalim Dalam Pemilukada Lampung
Timur Tahun 2015
Pada Pemilukada Lampung Timur tahun 2015, peneliti melihat Chusnunia
Chalim sebagai kandidat calon kepala daerah menggunakan Model Kampanye
Nowak dan Warneryd. Model kampanye ini dijelaskan oleh McQuail dan
Windahl, model kampanye seperti ini merupakan salah satu model tradisional
kampanye.1 Pada model kampanye ini terdapat delapan elemen yang harus
diperhatikan, antara lain: 1. Efek Yang Diharapkan, 2. Persaingan Komunikasi, 3.
Objek Komunikasi, 4. Populasi Target atau Kelompok Penerima, 5. Saluran, 6.
Pesan, 7. Komunikator, 8. Efek yang dicapai.2
1. Efek Yang Diharapkan
Kampanye merupakan tahapan dimana calon kepala daerah berupaya
untuk berlomba-lomba untuk menarik simpati masyarakat guna mendapatkan
dukungan suara agar terpilih sebagai pemenang dalam ajang demokrasi yang di
selenggarakan tiap lima tahun sekali.
Kampanye pada prinsipnya merupakan suatu proses kegiatan komunikasi
yang dilakukan oleh individu (calon kepala daerah) ataupun kelompok (tim
pemenangan) yang bertujuan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu.
1Efriza, Political Explore Sebuah Kajian Ilmu Politik, 474.
2Efriza, Political Explore Sebuah Kajian Ilmu Politik, 474.
53
Namun pastinya efek yang diharapkan calon kepala daerah adalah dapat
mendulang suara sebanyak mungkin dalam Pemilukada.
Sebagai kandidat calon kepala daerah, Chusnunia Chalim pun
mengupayakan berbagai macam cara untuk merenggut simpati dari masyarakat.
Dalam berkampanye, berdasarkan observasi yang penulis lakukan di lapangan.
Chusnunia Chalim sebagai calon Bupati Lampung Timur tahun 2015 sangat
intensif melakukan sosialisasi secara langsung dengan masyarakat. Sosialisasi
yang Chusnunia Chalim lakukan adalah dengan mendatangi kelompok-kelompok
pengajian Ibu-ibu yang ada di masyarakat. Selain itu Chusnunia Chalim juga
melakukan blusukan ke pasar-pasar tradisional sebagai salah satu upaya dalam
memperoleh dukungan atau simpati dari masyarakat.
Menurut analisis penulis, dari pola komunikasi politik yang Chusnunia
Chalim lakukan dalam kampanye Pemilukada Lampung Timur tahun 2015
dengan cara sosialisasi secara langsung dengan masyarakat akan dapat menarik
simpati dari masyarakat. Penulis juga percaya semakin intensif calon kepala
daerah melakukan sosialisasi/turun ke bawah akan menimbulkan efek positif
dengan perolehan yang akan dihasilkan dalam Pemilukada.
2. Persaingan Komunikasi
Pada setiap ajang kontestasi Pemilukada biasanya sangat diwarnai dengan
aroma panas persaingan antar kandidat. Persaingan antar kandidat ini bisa
berbentuk saling adu gagasan atau visi misi yang ditawarkan kepada khalayak.
Namun ekstrimnya dapat mengarah pada saling menjelekkan antar kandidat calon
kepala daerah yang berkontestasi dalam Pemilukada.
54
Saling adu gagasan antara kandidat calon kepala daerah merupakan sebuah
dinamika politik di era demokrasi saat ini. Adu gagasan antar kandidat ini bisa
dikelompokkan sebagai bentuk komunikasi politik yang calon kepala daerah
lakukan untuk memperoleh dukungan dari masyarakat. Selain daripada adu
gagasan, persaingan antar kandidat dapat diwarnai dengan saling kritik antar
kandidat. Saling kritik ini biasanya dilakukan oleh calon penantang yang akan
berhadapan dengan calon Petahana dalam Pemilukada. Kritikan yang disampaikan
oleh calon penantang kerap kali berupa penggiringan opini bahwa “pemerintahan”
saat ini perlu dibenahi karena dianggap gagal dalam mensejahterakan rakyat.
Pada Pemilukada Lampung Timur tahun 2015 sama halnya dengan apa
yang telah penulis gambarkan pada paragraf sebelumnya yaitu tentang adanya
persaingan komunikasi antar kandidat kepala daerah. Namun bedanya adalah
Chusnunia Chalim sebagai kandidat calon Bupati tidak melakukan kritikan atau
saling menjelekkan antar kandidat. Berbeda halnya dengan Yusran Amirullah
yang selalu melontarkan kritikan terhadap Bupati Petahana Erwin Arifin.
Penulis dalam hal ini telah melakukan konfirmasi terhadap Chusnunia
Chalim, dalam wawancara itu Chusnunia Chalim mengatakan tidak pernah
menjelekkan kandidat manapun dalam berkampanye. Berikut petikan
wawancaranya:
Sebagai kandidat calon Bupati Lampung Timur, saat itu saya tidak pernah
menjalin permusuhan dengan kandidat manapun apalagi sampai saling
menjelekkan antar kandidat. Pak Yusran dan Pak Erwin bagi saya sama-
sama putra daerah yang punya niatan baik untuk membangun Lampung
55
Timur. Persaingan bagi saya wajar tapi sifatnya adalah adu visi, misi, dan
program untuk membangun Lampung Timur ke depan3
Sependapat dengan apa yang dikatakan oleh Chusnunia Chalim,
persaingan komunikasi yang seharusnya dilakukan oleh kandidat calon kepala
daerah semestinya berupa adu visi, misi, dan program antar kandidat calon. Secara
umum selama ini persaingan komunikasi antar kandidat lebih diwarnai dengan
saling menjelekkan antar kandidat calon. Menurut penulis saling menjelekkan
antar kandidat ini dapat menimbulkan efek yang tidak sehat bagi iklim demokrasi
yang telah berjalan di negara kita, yaitu berupa saling menebar kebencian antar
kandidat.
3. Objek Komunikasi
Objek komunikasi atau objek kampanye biasanya dipusatkan pada satu hal
saja, karena untuk objek yang berbeda dibutuhkan metode komunikasi yang
berbeda pula. Ketika telah menentukan objek kampanye, akan dikerucutkan lagi
pada pilihan objek mana yang akan ditonjolkan.
Pada Pemilukada Lampung Timur tahun 2015 diketahui bahwa Chusnunia
Chalim adalah satu-satunya kandidat calon kepala daerah perempuan. Jika dilihat
ke dalam kondisi objektif masyarakat Lampung Timur yang masih kental budaya
patriarkinya akan menganggap “sebelah mata” pencalonan dari Chusnunia Chalim
ini. Namun hal ini disadari berbeda oleh Tim Pemenangan Chusnunia Chalim.
Tim Pemenangan malah menonjolkan objek keperempuanan dari Chusnunia
Chalim dengan penggunaan tagline “Pilih Sing Ayu Wae”.
3Wawancara dengan Chusnunia Chalim, Bupati Lampung Timur Terpilih Tahun 2015,
pada 2 Mei 2017 di Sukadana.
56
Menurut analisis penulis penggunaan tagline “Pilih Sing Ayu Wae” ini
dapat menimbulkan rasa penasaran dimasyarakat akan sosok dari Chusnunia
Chalim. Penggunaan tagline ini pula dapat diartikan sebagai sebuah ajakan untuk
rama-ramai memilih Chusnunia Chalim yang notabene adalah satu-satunya
kandidat calon Bupati Lampung Timur tahun 2015.
4. Populasi Target atau Kelompok Penerima
Dalam kontestasti Pemilukada seorang calon kepala daerah haruslah
mmelakukan komunikasi politik kepada populasi target atau kelompok penerima
(receiver) yang dalam teori komunikasi politik adalah komunikan. Komunikan
politik adalah penerima informasi yang dijadikan target politik oleh seorang
komunikator. Sasaran yang dimaksud dapat berupa individu atau kelompok
masyarakat yang diharapkan dapat memberikan suara (vote) kepada partai politik
atau kandidat dalam kontestasi seperti halnya Pemilukada.4
Berdasarkan hasil wawancara dengan Chusnunia Chalim pada tanggal 2
Mei 2017 terungkap bahwa pada Pemilukada Lampung Timur tahun 2015,
Chusnunia Chalim sebagai kandidat calon kepala daerah memfokuskan sasaran
politiknya, antara lain: (a). Masa Pendukung Partai Politik Pengusung, (b).
Organisasi Kemasyarakatan, (c). Kelompok Lintas Agama, (d). Segmentasi
Pemilih Perempuan, (e). Segmentasi Pendukung Lawan Politik. Untuk
memudahkan dalam mengidentifikasi sasaran politik (komunikan) dari Chusnunia
Chalim akan penulis uraikan, sebagai berikut:
4Hafied Cangara, Komunikasi Politik, 32.
57
a. Masa Pendukung Partai Politik Pengusung
Dalam setiap kontestasi Pemilukada dukungan dari partai politik adalah
suatu hal yang tidak bisa dipisahkan. Karena menurut UU mengisyaratkan
pasangan calon kepala daerah haruslah diusung oleh partai politik setidak-
tidaknya 20% dari jumlah kursi di DPRD setempat. Walaupun tidak menutup
kemungkinan pasangan calon kepala daerah juga bisa mencalonkan diri melalui
jalur perseorangan (independen).
Dalam Pemilukada Lampung Timur tahun 2015 pasangan Chusnunia
Chalim dan Zaeful Bukhori diusung oleh dua partai politik, sebagai berikut:
Tabel IV.A.1 Dukungan Partai Politik Chusnunia Chalim Pada
Pemilukada Lampung Timur Tahun 20155
No Partai Politik Jumlah Kursi di DPRD
1 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 7 kursi
2 Partai Demokrat 5 kursi
TOTAL 12 kursi
Sumber: KPUD Lampung Timur Tahun 2015.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwasanya Chusnunia Chalim yang
berpasangan dengan Zaeful Bukhori diusung oleh PKB dan Partai Demokrat yang
memiliki perolehan 12 kursi di DPRD Lampung Timur. Perolehan 12 kursi ini
setara dengan 24% dari jumlah kursi keseluruhan DPRD Lampung Timur yang
berjumlah 50 kursi. Dengan demikian syarat pencalonan yang diatur dalam UU
telah dipenuhi oleh pasangan ini.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa koalisi ini dapat terwujud karena
komunikasi politik yang baik antara Chusnunia Chalim dengan sejumlah elit
partai politik. Di samping dekat dengan elit parpol (DPP PKB) yang bertugas
5Data Resmi KPUD Lampung Timur tahun 2015.
58
memberikan rekomendasi kepada Chusnunia Chalim, DPC PKB pun sebelumya
telah melakukan mekanisme partai hingga akhirnya Chusnunia Chalim yang
kemudian menjadi keputusan akhir partai.
Hal yang sama pun dilakukan oleh Chusnunia Chalim terhadap Partai
Demokrat. Komunikasi politik yang sudah dijalin sebelumnya terhadap Ketua
DPD I Partai Demokrat Lampung M. Ridho Ficardho memudahkan kesepakatan
di antara keduanya hingga akhirnya Partai Demokrat merekomendasikan
Chusnunia Chalim sebagai calon bupati. Chusnunia Chalim akhirnya dipasangkan
dengan kader Partai Demokrat Zaeful Bukhori yang juga menjabat Ketua DPC
Partai Demokrat Lampung Timur.
Setelah resmi ditetapkan sebagai calon bupati dan wakil bupati Lampung
Timur periode 2016 – 2021. Chusnunia Chalim – Zaeful Bukhori melaksanakan
berbagai macam strategi untuk memenangkan kontestasi Pemilukada ini. Salah
satunya melakukan konsolidasi partai pengusung.6 Konsolidasi partai pengusung
yang dilakukan oleh pasangan Chusnunia Chalim-Zaeful Bukhori terlihat pada
gambar dibawah ini:
6Budi Santoso Budiman, Menunggu Kiprah Pemimpin Perempuan di Lampung,
https://lampung.antaranews.com/berita/287628/menunggu-kiprah-pemimpin-perempuan-di-
lampung. Diakses pada tanggal 21 November 2017.
59
Gambar IV.1 Chusnunia Chalim Melakukan Konsolidasi Partai
Pengusung (PKB-Demokrat) Pada Pemilukada Lampung Timur tahun 20157
Sumber: Antara News Lampung, 2015.
Konsolidasi partai pengusung yang dilakukan oleh pasangan Chusnunia
Chalim dan Zaeful Bukhori ini dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dan
menyatukan visi dan misi diantara kader partai politik demi agenda koalisi dalam
rangka memenangkan kontestasi Pemilukada Lampung Timur tahun 2015. Selain
itu juga konsolidasi ini adalah bagian dari komunikasi politik antara calon kepala
daerah terhadap partai pengusung.
Konsolidasi partai pengusung ini juga bertujuan agar calon kepala daerah
dapat meyakinkan kader untuk bersama-sama berjuang agar memperoleh
kemenangan dalam perhelatan demokrasi lima tahunan ini. Hal ini disampaikan
oleh Ketua Gabungan Partai Koalisi Noverisman Subing, mengatakan bahwa:
Startegi politik yang kami lakukan pertama kali adalah konsolidasi partai
pengusung yang dalam hal ini PKB dan Partai Demokrat. Kami selaku
partai pengusung Chusnunia Chalim-Zaeful Bukhori berpendapat bahwa
sebelum memantapkan gerak langkah keluar, kami harus berbenah terlebih
7Budi Santoso Budiman, Menunggu Kiprah Pemimpin Perempuan di Lampung,
https://lampung.antaranews.com/berita/287628/menunggu-kiprah-pemimpin-perempuan-di-
lampung. Diakses pada tanggal 21 November 2017.
60
dahulu dari internal. Tujuannya adalah menyamakan persepsi dan
menyatukan visi dan misi antara kader untuk bersama bekerja
memenangkan calon yang kami usung. Konsolidasi ini juga dimaksudkan
untuk memetakan kekuatan politik sampai ke tingkat desa. Disamping itu
ini merupakan sarana pengenalan calon dan juga memberikan kesempatan
bagi calon untuk melakukan komunikasi politik diantara kader dan
meyakinkan kader dalam rangka memenangkan dirinya.8
Dari hasil wawancara di atas terungkap bahwa konsolidasi di antara partai
politik pengusung ini didasari untuk menyamakan persepsi antara kader partai
pengusung. Selain itu menurut Noverisman Subing9, bahwa konsolidasi ini juga
bertujuan untuk memetakan kekuatan politik yang ada sampai ke tingkatan desa.
Di samping untuk menyamakan persepsi antar kader, konsolidasi ini juga
dilakukan sebagai sarana komunikasi politik Chusnunia Chalim-Zaeful Bukhori
untuk meyakinkan dan mengajak kader untuk bekerja bersama secara total dalam
usaha memenangkan Pemilukada Lampung Timur tahun 2015.
Pada setiap momentum Pemilukada kita tahu bahwa intensitas kader atau
pengurus partai untuk bertemu langsung dengan masyarakat akan semakin sering.
Dalam hal ini partai politik akan membangun kembali komunikasi kepada basis
dukungan di masyarakat dalam rangka menggalang dukungan untuk
memenangkan kandidat yang mereka usung dalam perhelatan Pemilukada.
Chusnunia Chalim sebagai kandidat calon kepala daerah Pemilukada
Lampung Timur tahun 2015 telah melakukan konsolidasi partai politik pengusung
sebagai bagian strategi komunikasi politiknya. Chusnunia Chalim memahami
8Wawancara dengan Noverisman Subing, Ketua Tim Pemenangan Chusnunia Chalim-
Zaiful Bukhori, pada 10 April 2017 di Jakarta. 9Wawancara dengan Noverisman Subing, Ketua Tim Pemenangan Chusnunia Chalim-
Zaiful Bukhori, pada 10 April 2017 di Jakarta.
61
bahwa partai politik bukan hanya sebagai syarat administrasi semata.10
Partai
politik yang Chusnunia Chalim pahami adalah sebagai sarana penyambung atau
“jembatan” yang akan menghubungkan Chusnunia Chalim ke masyarakat.
Apalagi PKB sebagai partai pengusung adalah pemenang kedua dalam Pemilu
Legislatif tahun 2014. Seperti yang diungkapkan oleh Chusnunia Chalim, sebagai
Calon Bupati Lampung Timur tahun 2015:
Faktor kemenangan saya dalam Pemilukada Lampung Timur tahun 2015
salah satunya adalah solidnya partai pengusung. Hal ini menurut saya
dipengaruhi karena komunikasi politik saya yang berusaha meyakinkan
kader untuk bekerja keras dalam memenangkan Pemilukada Lampung
Timur tahun 2015. Partai pengusung adalah sebagai jembatan penghubung
saya dengan masyarakat. Apalagi partai politik memang punya kader
sampai tingkat ranting (desa), ini tentu sangat mempengaruhi dalam
kemenangan saya.11
Diakui oleh Chusnunia Chalim bahwa salah satu faktor kemenangannya
adalah solidnya partai pengusung. Pola komunikasi politik yang lakukan
Chusnunia Chalim dalam meyakinkan kader partai politik untuk bekerja keras
berjuang untuk memenangkan Pemilukada telah dilakukan baik oleh kader.
Chusnunia Chalim menambahkan bahwa partai politik pengusung cukup
membantu sebagai penghubung antara dirinya dengan masyarakat. Harus diakui
bahwa dibeberapa tempat pastilah merupakan basis kekuatan partai politik
tertentu. Inilah yang menjadi tugas dari partai politik untuk meyakinkan basis
masanya terhadap calon yang mereka usung.
Masyarakat Lampung Timur memerlukan suatu pandangan atau gambaran
mengenai kontestasi politik dari partai politik untuk menentukan pilihan pada
10
Wawancara dengan Chusnunia Chalim, Bupati Lampung Timur Terpilih Tahun 2015,
pada 2 Mei 2017 di Sukadana. 11
Wawancara dengan Chusnunia Chalim, Bupati Lampung Timur Terpilih Tahun 2015,
pada 2 Mei 2017 di Sukadana.
62
Pemilukada. Partai politik akan berusaha mengarahkan masyarakat pemilih untuk
menentukan pilihannya kepada Chusnunia Chalim. Sasaran dari fungsi partai
politik adalah tumbuhnya partisipasi politik dan inisiatif masyarakat dalam
Pemilukada itu sendiri. Dengan adanya kesadaran berpolitik seperti ini sehingga
dapat mengajak pemilih dan lingkungannya untuk secara aktif menggunakan
haknya sebagai pemilih dalam Pemilukada Lampung Timur 2015.
b. Organisasi Kemasyarakatan
Dalam sebuah kontestasi politik khususnya Pemilukada seorang calon
kepala daerah membutuhkan suara sebanyak mungkin agar dapat terpilih menjadi
seorang kepala daerah. Chusnunia Chalim sebagai calon bupati Lampung Timur
tahun 2015 sangat sadar akan hal ini. Untuk menggalang dukungan sebanyak
mungkin dalam Pemilukada mungkin tidak semudah dengan teori yang
dikemukakan oleh beberapa ahli-ahli politik. Namun Chusnunia Chalim12
,
mempercayai bahwa bentuk komunikasi politik yang baik kepada individu
ataupun kelompok masyarakat akan memberikan efek positif terhadap tingkat
keterpilihan seseorang dalam Pemilukada.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Chusnunia Chalim pada tanggal 2
Mei 2017 dikatakan bahwa dalam Pemilukada Lampung Timur tahun 2015
Chusnunia Chalim memerlukan dukungan dari Organisasi Kemasyarakatan
(Ormas) yang ada di Lampung Timur guna melakukan strategi pemenangannya.
Untuk itu Chusnunia Chalim melakukan berbagai pendekatan dengan beberapa
Ormas sebagai khalayak komunikasi politik diantaranya, yaitu: (b.1). Nahdlatul
12
Wawancara dengan Chusnunia Chalim, Bupati Lampung Timur Terpilih Tahun 2015,
pada 2 Mei 2017 di Sukadana.
63
Ulama, (b.2). PMII, (b.3).Pemuda Pancasila. Untuk lebih menjelaskan secara
komprehensif akan penulis uraikan sebagai berikut:
b.1. Nahdlatul Ulama
Dukungan dari Nahdlatul Ulama sangatlah kentara pada Pemilukada
Lampung Timur tahun 2015 terhadap pasangan calon Chusnunia Chalim-Zaeful
Bukhori. Bentuk dukungan itu adalah langsung terjunnya kader NU untuk
memenangkan pasangan calon ini. Dukungan dari Keluarga Besar Nahdlatul
Ulama (KBNU) Lampung Timur terhadap Chusnunia Chalim bukanlah tanpa
alasan. KBNU menilai komunikasi politik yang selama ini telah dilakukan oleh
Chusnunia Chalim menjadi salah satu alasan utama KBNU melakukan kerja total
dalam pemenangan. Selain itu Chusnunia Chalim merupakan salah satu kader NU
yang harus didukung.
Komunikasi politik yang Chusnunia Chalim lakukan kepada Nahdlatul
Ulama tentulah tidak terlalu sulit karena Chusnunia Chalim sendiri adalah berasal
dari kalangan santri nahdiyin. Ditambah lagi Chusnunia Chalim merupakan anak
dari seorang Ulama dan Kiai Nahdlatul Ulama tersohor di Lampung Timur yakni
KH. Abdul Chalim. Dengan background keluarga yang memang kental bernuansa
Nahdlatul Ulama memiliki nilai positif dan memudahkan Chusnunia Chalim
melakukan pendekatan kepada Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (KBNU) pada
khususnya. Hal ini disampaikan Chusnunia Chalim selaku Bupati Terpilih
Lampung Timur tahun 2015, mengungkapkan bahwa:
Dalam memenangkan Pemilukada Lampung Timur tahun 2015 tidak saya
pungkiri bahwasannya dipengaruhi oleh dukungan dari Keluarga Besar
Nahdlatul Ulama (KBNU) pada khususnya. Dukungan penuh warga NU
terhadap saya dikarenakan jalinan komunikasi yang baik. Ditambah lagi
64
saya disegani warga NU karena putri dari seorang Kiai, namun saya tidak
berbesar kepala terhadap hal itu. Saya terus menjalin komunikasi politik
yang baik kepada warga NU dan memberikan pemahaman bahwasannya
saya punya tujuan baik untuk mensejahterakan rakyat.13
Dari pernyataan yang diungkapkan langsung oleh Chusnunia Chalim ini
penulis berpendapat bahwa dukungan dari warga NU terhadap Chusnunia Chalim
merupakan modal yang amat berharga bagi Chusnunia Chalim sebagai kandidat
calon kepala daerah. Dukungan warga Nahdlatul Ulama terhadap dirinya tidak
serta merta karena merupakan putri dari seorang Kiai, namun jalinan komunikasi
politik yang baik membuat warga NU berupaya menyatukan kekuatan untuk
mendukung penuh pencalonan Chusnunia Chalim.
Perlu diketahui bahwasannya Nahdlatul Ulama (NU) merupakan basis dari
kekuatan nahdiyin di Provinsi Lampung. Dengan besarnya jumlah kekuatan NU
di Lampung Timur memang sangatlah penting bagi setiap calon kepala daerah
yang akan maju dalam Pemilukada. Chusnunia Chalim,14
sebagai calon bupati
Lampung Timur tahun 2015 meyakini bahwa dengan menjalin komunikasi politik
yang baik dengan warga NU akan meraup suara maksimal pada Pemilukada
Lampung Timur tahun 2015.
Komunikasi politik yang baik dengan NU sudah terjalin sejak Chusnunia
Chalim menjabat sebagai anggota DPR RI. Dalam beberapa kesempatan
Chusnunia Chalim selalu menjalin silaturahmi dengan Kiai dan pengasuh pondok
pesantren NU se-Lampung Timur. Hal ini terlihat pada gambar dibawah ini:
13
Wawancara dengan Chusnunia Chalim, Bupati Lampung Timur Terpilih Tahun 2015,
pada 2 Mei 2017 di Sukadana. 14
Wawancara dengan Chusnunia Chalim, Bupati Lampung Timur Terpilih Tahun 2015,
pada 2 Mei 2017 di Sukadana.
65
Gambar IV.2 Chusnunia Chalim Bersilaturahmi dengan Kiai dan
Pengasuh Pondok Pesantren Nahdlatul Ulama (NU) se-Lampung Timur
Pada Tahun 201515
Sumber: Lampung Post, 2015.
Dari gambar tersebut dapat digambarkan bahwa Chusnunia Chalim sudah
lama menjalin komunikasi politik dengan Kiai dan Pengasuh pondok pesantren di
Lampung Timur. Dengan komunikasi politik yang telah dijalin sebelum
mencalonkan diri menjadi bupati inilah yang memudahkan dukungan warga NU
padanya pada Pemilukada Lampung Timur tahun 2015.
Chusnunia Chalim pada Pemilukada Lampung Timur tahun 2015 telah
sukses membangkitkan sentimentil dari warga NU untuk bersama-sama berjuang
dalam Pemilukada. Chusnunia Chalim memang bukanlah calon bupati pertama
yang didukung NU pada ajang lima tahunan yakni Pemilukada, pada 2 periode
sebelumnya (tahun 2005 dan 2010), NU pernah mengusung calon namun gagal
dalam Pemilukada. Seperti yang diungkapkan oleh Noverisman Subing selaku
Ketua Tim Pemenangan, mengatakan bahwa:
15
Robi Suhendra, Chusnunia Chalim Silaturahim dengan NU,
https://lampungpost.co.id/berita/285628/chusnunia-chalim-silaturahim-dengan-nu. Diakses pada
tanggal 21 November 2017.
66
Dukungan penuh warga NU terhadap Chusnunia Chalim didapatnya
karena memiliki komunikasi politik yang santun dan baik kepada sesepuh
NU pada khususnya. Ditambah lagi Chusnunia Chalim merupakan putri
dari Kiai Chalim tentu memiliki nilai plus di mata warga NU. Sebelumnya
warga NU sudah 2 kali mendukung calonnya pada Pemilukada, pada tahun
2005 KH Amin Tohari yang berpasangan dengan Mawardi Harirama
kalah, lalu 2010 mencalonkan KH Soemarno yang berpasangan dengan
saya pun kalah. Berbeda pada 2015 Chusnunia Chalim berhasil
meyakinkan kader bahwa sudah saatnya kita bangkit dan membangkitkan
semangat untuk bersama-sama menang dalam Pemilukada 2015 waktu
itu.16
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwasannya dukungan warga
NU pada Pemilukada Lampung Timur tahun 2015 ini dilakukan secara total.
Chusnunia Chalim sanggup meyakinkan sesepuh dan warga NU untuk bersama-
sama berjuang memenangkan Pemilukada 2015 ini. Chusnunia seakan belajar dari
kekalahan kader NU pada dua Pemilukada sebelumnya. Komunikasi politik yang
santun pada warga NU menambah nilai plus terhadapnya, ditambah lagi
Chusnunia Chalim merupakan representasi warga NU dan juga merupakan putri
seorang Kiai tersohor.
b.2. PMII
Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa selain dukungan dari
KBNU, dukungan pun datang dari ormas kemahasiswaan yakni Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Dukungan dari PMII ini datang karena
merupakan jaringan relasi antara Chusnunia Chalim dan PMII itu sendri. Untuk
diketahui bahwasannya Chusnunia Chalim merupakan kader PMII ketika sedang
menempuh pendidikan di IAIN Walisongo Semarang. Jabatan Chusnunia Chalim
16
Wawancara dengan Noverisman Subing, Ketua Tim Pemenangan Chusnunia Chalim-
Zaiful Bukhori, pada 10 April 2017 di Jakarta.
67
pun sudah mencapai puncaknya di PMII ketika didaulat menjadi Wakil Bendahara
Umum PB PMII masa bakti kepengurusan tahun 2005-2007.17
Berdasarkan wawancara penulis dengan IKA PMII Provinsi Lampung18
,
dukungan dari PMII terhadap Chusnunia Chalim ini dilakukan oleh PMII karena
komunikasi politik yang baik antara Chusnunia Chalim dan PMII. Chusnunia
Chalim pun masih tercatat di dalam kepengurusan Ikatan Keluarga Alumni (IKA)
PMII Provinsi Lampung. Perhatian Chusnunia Chalim terhadap kader-kader di
bawahnya menimbulkan dampak militansi di antara kader untuk bersama-sama
berjuang memenangkan Chusnunia Chalim menjadi Bupati Lampung Timur pada
kontestasi Pemilukada 2015 ini.
Hal ini sesuai yang disampaikan oleh Noverisman Subing selaku Ketua
IKA PMII Provinsi Lampung yang mengatakan bahwa:
Dukungan terhadap Chusnunia Chalim dari kader PMII Provinsi Lampung
khususnya yang berdomisili asli Lampung Timur ini dikarenakan
komunikasi yang tidak terputus antara Chusnunia Chalim dan kader-kader
PMII di bawahnya. Oleh karena itu PMII terjun langsung untuk
memenangkan Chusnunia Chalim dalam Pemilukada 2015 ini.19
Menurut Noverisman Subing pada wawancara di atas, dukungan dari
kader PMII khususnya kader yang berdomisili langsung di Lampung Timur
kepada Chusnunia Chalim dikarenakan komunikasi yang tidak terputus antara
Chusnunia Chalim dan kader PMII. Penulis berpendapat jalinan komunikasi yang
selama ini dijalin oleh Chusnunia Chalim terhadap kader PMII, apalagi Chusnunia
17
Wawancara dengan Chusnunia Chalim, Bupati Lampung Timur Terpilih Tahun 2015,
pada 2 Mei 2017 di Sukadana. 18
Wawancara dengan Noverisman Subing, Ketua IKA PMII Provinsi Lampung, pada 10
April 2017 di Jakarta. 19
Wawancara dengan Noverisman Subing, Ketua IKA PMII Provinsi Lampung, pada 10
April 2017 di Jakarta.
68
Chalim masih terlihat aktif di IKA PMII Lampung membuat militansi antar kader
terbangun. Militansi itu berupa terjunnya kader PMII dalam mensosialisasikan
Chusnunia Chalim ditempat domisilinya masing-masing di Lampung Timur.
b.3. Pemuda Pancasila
Komunikasi politik yang Chusnunia Chalim lakukan selanjutnya adalah
dengan menjalin komunikasi politik dengan ormas kepemudaan yang masanya
cukup besar di Lampung Timur, yakni Pemuda Pancasila. Bentuk komunikasi
politik terhadap ormas Pemuda Pancasila di Lampung Timur sangatlah penting.
Betapa tidak karena ormas Pemuda Pancasila ini mempunyai kepengurusan di
tingkatan Pengurus Anak Cabang (PAC) di 24 kecamatan yang ada di Lampung
Timur. Oleh karena itu dukungan ormas Pemuda Pancasila Lampung Timur akan
menguntungkan karena akan memudahkan sosialisasi calon kepada masyarakat di
bawah.20
Pemuda Pancasila Lampung Timur beralasan dukungan terhadap
Chusnunia Chalim adalah salah satunya karena Chusnunia Chalim secara
langsung mendatangi dan melakukan komunikasi politik terhadap Pemuda
Pancasila Lampung Timur. Hal ini disampaikan oleh Andy Salvian Subing, selaku
Ketua Pemuda Pancasila Lampung Timur, mengatakan bahwa:
Dukungan kami terhadap Chusnunia Chalim adalah salah satunya karena
beliau langsung mendatangi kami pengurus Pemuda Pancasila Lampung
Timur. Di dalam pertemuan itu beliau menyampaikan maksud dan
tujuannya untuk maju dalam Pemilukada Lampung Timur tahun 2015.
Kemudian kamipun bersepakat karena kami tertarik terhadap visi dan misi
yang beliau tawarkan untuk kemajuan Lampung Timur.21
20
Wawancara dengan Noverisman Subing, Ketua Tim Pemenangan Chusnunia Chalim-
Zaiful Bukhori, pada 10 April 2017 di Jakarta. 21
Wawancara dengan Andy Salvian Subing, Ketua Pemuda Pancasila Lampung Timur,
pada 31 Agustus 2017.
69
Dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa dukungan dari ormas
kepemudaan Pemuda Pancasila Lampung Timur terhadap Chusnunia Chalim
dikarenakan komunikasi politik yang Chusnunia Chalim lakukan dengan
mendatangi langsung dan meminta dukungan terhadap ormas tersebut. Dalam
pertemuan Chusnunia Chalim dengan pengurus Pemuda Pancasila Lampung
Timur, Chusnunia Chalim menawarkan visi dan misi yang akan dilakukan setelah
nantinya terpilih menjadi Bupati. Tawaran yang Chusnunia Chalim
komunikasikan terhadap ormas Pemuda Pancasila akhirnya menghasilkan
kesepakatan untuk mendukung Chusnunia Chalim dalam Pemilukada Lampung
Timur tahun 2015.
c. Kelompok Lintas Agama
Dalam menjalin komunikasi politiknya Chusnunia Chalim tidak hanya
membidik segmentasi umat muslim yang dalam hal ini berasal dari kalangan
Nahdiyin. Namun Chusnunia Chalim juga melakukan pola pendekatan yang sama
terhadap umat-umat di luar Islam seperti Budha, Hindu, Katholik dan Kristen.22
Chusnunia Chalim sadar walaupun telah memperoleh dukungan penuh dari
kalangan warga nahdiyin, dukungan itu saja tidak cukup. Untuk itu Chusnunia
Chalim melakukan komunikasi politik yang baik juga dengan umat di luar umat
muslim.
Dalam kaitannya dengan Pemilukada Lampung Timur tahun 2015
Chusnunia Chalim sebagai calon kepala daerah melakukan komunikasi politik
dengan umat Hindu. Chusnunia Chalim sebagai seorang muslim dengan
22
Wawancara dengan Chusnunia Chalim, Bupati Lampung Timur Terpilih Tahun 2015,
pada 2 Mei 2017 di Sukadana.
70
kerendahan hati menghadiri kegiatan masyarakat dari kalangan umat Hindu, yakni
Melasti.23
Melasti sendiri adalah upacara yang dilakukan oleh umat Hindu dalam
rangka menyambut hari raya nyepi.24
Terlihat pada gambar di bawah ini saat
Chusnunia Chalim menghadiri perayaan Melasti yang diadakan oleh umat Hindu
Lampung Timur:
Gambar IV.3 Chusnunia Chalim Saat Menghadiri Ritual Keagamaan
Umat Hindu Melasti Tahun 201525
Sumber: Rubrik Media, 2015.
Dari gambar di atas dapat memberikan gambaran bagaimana kualitas
hubungan yang terbangun antara Chusnunia Chalim dengan masyarakat, tanpa
memandang agama, suku, dan derajat sosial seseorang. Menurut pandangan
penulis, Chusnunia Chalim yang lahir di kalangan santri nahdiyin memiliki sikap
untuk tidak perlu ragu dan takut untuk berkomunikasi dengan siapapun. Bagi
Chusnunia Chalim seorang pemimpin yang baik adalah mampu berinteraksi,
berkomunikasi, dan mengayomi semua elemen masyarakat. Seperti yang
23
Wawancara dengan Chusnunia Chalim, Bupati Lampung Timur Terpilih Tahun 2015,
pada 2 Mei 2017 di Sukadana. 24
Rubrik Media, Untuk Pertama Kalinya Umat Hindu di Lampung Timur Gelar Upacara
Melasti Sendiri, https://www.rubrikmedia.com/untuk-pertama-kalinya-umat-hindu-di-lampung-
timur-gelar-upacara-melasti-sendiri/. Diakses pada tanggal 24 November 2017. 25
Rubrik Media, Untuk Pertama Kalinya Umat Hindu di Lampung Timur Gelar Upacara
Melasti Sendiri, https://www.rubrikmedia.com/untuk-pertama-kalinya-umat-hindu-di-lampung-
timur-gelar-upacara-melasti-sendiri/. Diakses pada tanggal 24 November 2017.
71
disampaikan oleh Chusnunia Chalim, selaku calon Bupati Lampung Timur tahun
2015, mengatakan bahwa:
Saya sejak lama telah membangun komunikasi dengan masyarakat
Lampung Timur jauh sebelum saya memutuskan mencalonkan diri sebagai
calon bupati. Saya sering bersilaturahim dengan warga nahdiyin yang
merupakan basis pendukung saya, namun saya juga tidak menutup diri
dengan umat lain seperti Hindu, Budha, Katholik, Kristen. Oleh karenanya
tidak kaget sewaktu saya mencalonkan diri sebagai Bupati, persatuan umat
lintas agama mendukung saya sebagai Bupati pada waktu itu.26
Dari pernyataan tersebut Chusnunia Chalim menyampaikan bahwasannya
telah menjalin komunikasi yang baik dengan semua umat agama seperti Hindu,
Budha, Kristen/Katholik. Pola komunikasi politik yang baik inilah yang akhirnya
memberikan dukungan terhadapnya sebagai calon bupati Lampung Timur pada
tahun 2015 melalui persatuan umat lintas agama. Dukungan yang harus dihimpun
dalam semua kontestasi politik membuat calon kepala daerah haruslah membuka
diri untuk melakukan komunikasi politik dengan semua elemen masyarakat.
d. Segmentasi Perempuan
Chusnunia Chalim selaku calon Bupati Lampung Timur sangat pandai
memilih segmentasi pemilih. Di setiap kesempatannya untuk turun ke desa-desa
Chusnunia Chalim lebih suka untuk hadir atau mengadakan pengajian khususnya
Ibu-ibu.27
Chusnunia Chalim sadar bahwa ini merupakan peluang yang tidak bisa
dilakukan langsung oleh kandidat lain. Chusnunia Chalim memanfaatkan ini
26
Wawancara dengan Chusnunia Chalim, Bupati Lampung Timur Terpilih Tahun 2015,
pada 2 Mei 2017 di Sukadana. 27
Wawancara dengan Chusnunia Chalim, Bupati Lampung Timur Terpilih Tahun 2015,
pada 2 Mei 2017 di Sukadana.
72
untuk berkomunikasi secara langsung dengan Ibu-ibu dan berusaha meyakinkan
masyarakat agar memilihnya.28
Chusnunia Chalim seolah membangkitkan semangat di masyarakat
khususnya kaum perempuan bahwa perempuanpun bisa untuk menjadi pemimpin
di daerah. Chusnunia Chalim,29
meyakinkan bahwa menjadi bupati itu bukan
semata-mata tugas dari laki-laki, Chusnunia Chalim beranggapan bahwa
perempuan juga bisa menjadi pemimpin, demi memajukan daerah kelahirannya.
Chusnunia Chalim menepis anggapan bahwa tugas seorang perempuan hanyalah 3
M dalam istilah jawanya yang berarti “manak-masak-macak”. Hal ini diakui oleh
Chusnunia Chalim, yang mengatakan bahwa:
Dalam setiap kesempatan kampanye ke desa-desa saya selalu menekankan
pada warga masyarakat khususnya Ibu-ibu bahwasannya semua orang itu
memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi bupati. Tidak mengenal
laki ataupun perempuan. Jika memiliki kemampuan dan punya visi dan
misi yang jelas “monggo”.30
Dari strategi komunikasi politik yang dilancarkan oleh Chusnunia Chalim
ini seolah membangkitkan semangat dari kaum perempuan untuk juga turut aktif
dalam berpolitik, khususnya dalam memilih calon bupati. Chusnunia Chalim
menekankan bahwa perempuan sangatlah bisa menjadi pemimpin. Pada dasarnya
baik laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh
jabatan seperti halnya bupati.
28
Wawancara dengan Chusnunia Chalim, Bupati Lampung Timur Terpilih Tahun 2015,
pada 2 Mei 2017 di Sukadana. 29
Wawancara dengan Chusnunia Chalim, Bupati Lampung Timur Terpilih Tahun 2015,
pada 2 Mei 2017 di Sukadana. 30
Wawancara dengan Chusnunia Chalim, Bupati Lampung Timur Terpilih Tahun 2015,
pada 2 Mei 2017 di Sukadana.
73
Komunikasi politik yang dilakukan Chusnunia Chalim terhadap kaum
perempuan (Ibu-ibu) membuahkan hasil, yaitu dengan jumlah pemilih perempuan
yang lebih besar daripada jumlah pemilih laki-laki. Berikut tabel dibawah ini akan
memperlihatkan besaran jumlah pemilih berdasarkan jenis kelamin:
Tabel IV.A.2 Jumlah Pengguna Hak Pilih Dalam Daftar Pemilih
Tetap (DPT) Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Pemilukada Lampung Timur
201531
No Daerah Pemilihan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Bandarsribawono 11.816 11.505 23.321
2 Batanghari 14.732 15.248 29.980
3 Batanghari Nuban 12.062 12.102 24.164
4 Braja Selebah 5.338 5.668 11.006
5 Bumi Agung 5.166 5.402 11.006
6 Gunung Pelindung 4.876 4.892 9.768
7 Jabung 11.944 12.068 24.012
8 Labuhan Maringgai 13.876 14.544 28.420
9 Labuhan Ratu 11.051 10.658 21.709
10 Marga Sekampung 7.362 7.098 14.460
11 Marga Tiga 11.583 11.589 23.172
12 Mataram Baru 6.580 6.667 13.247
13 Melinting 6.699 6.830 13.529
14 Metro Kibang 5.335 5.730 11.065
15 Pasir Sakti 8.425 8.531 16.956
16 Pekalongan 12.678 12.951 25.629
17 Purbolinggo 11.040 11.680 22.720
18 Raman Utara 9.668 9.991 19.659
19 Sekampung 16.972 17.251 34.223
20 Sekampung Udik 17.761 17.847 35.608
21 Sukadana 18.084 17.365 35.449
22 Waway Karya 9.347 9.807 19.154
23 Way Bungur 6.126 6.731 12.857
24 Way Jepara 12.230 12.319 24.549
TOTAL JUMLAH 250.751 254.474 505.225
Sumber: KPUD Lampung Timur Tahun 2015.
31
Data Resmi KPUD Lampung Timur tahun 2015.
74
Sedangkan tabel berikut ini memperlihatkan jumlah Daftar Pemilih Tetap
(DPT) laki-laki ternyata lebih besar daripada perempuan. Berikut tabel di bawah
ini:
Tabel IV.A.3 Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kabupaten
Lampung Timur 201532
JUMLAH PEMILIH
Laki-Laki Perempuan
406.004 393.431
Sumber: KPUD Lampung Timur Tahun 2015.
Berdasarkan data di atas penulis menganalisis bahwa komunikasi politik
yang Chusnunia Chalim lakukan kepada masyarakat Lampung Timur khusunya
Ibu-ibu memiliki dampak terhadap perolehan suara yang didapatkan oleh
Chusnunia Chalim.
Chusnunia Chalim telah sukses mengkomunikasikan dengan baik niat
tulusnya untuk memajukan Kabupaten Lampung Timur lebih baik lagi. Dengan
intensifnya pola pendekatan yang berhubungan erat dengan kaum perempuan
seperti pengajian, pembentukan komunitas yang mewadahi perempuan,
penggunaan jargon politik khas perempuan “Pilih sing ayu wae” membangkitkan
semangat dan kepercayaan diri bagi kaum perempuan untuk mempercayai
kepemimpinan perempuan.33
Hal ini dibuktikan dengan lebih besarnya tingkat partisipasi perempuan
pada Pemilukada Lampung Timur tahun 2015. Noverisman Subing, selaku Ketua
Tim Pemenangan Chusnunia Chalim – Zaeful Bukhori, berpendapat bahwa:
32
Data Resmi KPUD Lampung Timur tahun 2015. 33
Wawancara dengan Noverisman Subing, Ketua Tim Pemenangan Chusnunia Chalim-
Zaiful Bukhori, pada 10 April 2017 di Jakarta.
75
Sudah lima periode kepemimpinan Bupati Lampung Timur selalu diakhiri
dengan kasus hukum. Boleh dibilang kursi Bupati Lampung Timur
“panas”. Melihat hal tersebut, Bupati yang membawa angin segar
kesejukan yang dapat merangkul semua pihak, dalam hal ini bisa diperoleh
dari sosok wanita yang memang kodratnya memiliki sifat keibuan dan
penyayang. Sehingganya menurut hemat Saya menjadi keunggulan
Chusnunia Chalim dengan slogan yang kami usung “Pilih seng Ayu wae”
(pilih yang cantik aja). Selain itu kami memanfaatlkan Ormas Fatayat dan
Muslimat untuk terjun langsung ke masyarakat memberikan sosialisasi dan
pengenalan calon dan meyakinkan masyarakat bahwa calon yang kami
usung kredibel untuk menjadi Bupati Lampung Timur. Sosialisasi tersebut
berupa tatap muka langsung melalui pengajian misalnya.34
Dari pendapat yang dikemukakan oleh Noverisman Subing selaku Ketua
Tim Pemenangan. Penulis berpendapat bahwa komunikasi politik yang dilakukan
oleh Chusnunia Chalim dan tim pemenangan dengan tatap muka langsung ke
masyarakat khususnya Ibu-ibu melalui pengajian menimbulkan rasa kepercayaan
(trust) di masyarakat untuk mendukung dan memilih Chusnunia Chalim dalam
Pemilukada Lampung Timur tahun 2015. Chusnunia Chalim telah sukses
memanfaatkan kekuatan politik perempuan dalam kontestasi Pemilukada
Lampung Timur.
Menurut pandangan penulis, dengan intensifnya komunikasi politik yang
Chusnunia Chalim lakukan kepada masyarakat, baik ketika masa kampanye dan
sebelumnya (sewaktu menjadi anggota DPR RI) memberikan image di masyarakat
bahwasannya Chusnunia Chalim adalah pemimpin yang merakyat. Dengan
timbulnya image baik yang diperoleh Chusnunia Chalim akan dengan mudah
mendapat kepercayaan dari masyarakat. Apalagi dalam komunikasinya Chusnunia
Chalim dikenal ramah, sopan, dan santun terhadap masyarakat. Sedapat mungkin
34
Wawancara dengan Noverisman Subing, Ketua Tim Pemenangan Chusnunia Chalim-
Zaiful Bukhori, pada 10 April 2017 di Jakarta.
76
Chusnunia Chalim selalu tidak membuat jarak kepada masyarakat. Dari
komunikasi politik yang intensif dan baik inilah yang mempengaruhi tingkat
dukungan masyarakat kepada Chusnunia Chalim dalam Pemilukada Lampung
Timur tahun 2015.
e. Segmentasi Pendukung Lawan Politik
e.1. Kubu Erwin Arifin dan Prio Budi Utomo
Semula ada tiga calon yang berkompetisi merebutkan kursi nomor satu
daerah dengan semboyan “Bumi Tuwah Bepadan”35
pada Pemilukada Lampung
Timur tahun 2015. Namun tidak disangka-sangka pada saat menjelang dan tengah
berlangsungnya tahapan kampanye, calon Wakil Bupati Prio Budi Utomo yang
mendampingi Bupati Petahana meninggal dunia.36
KPUD Lampung Timur dalam
hal ini sebagai pelaksana jalannya pesta demokrasi ini segera mengambil langkah-
langkah kongkrit terkait gugur atau tidaknya pasangan calon tersebut.
KPUD Lampung Timur setelah berkonsultasi dengan KPU pusat di Jakarta
akhirnya menggugurkan pencalonan dari pasangan nomor urut tiga Erwin Arifin-
Prio Budi Utomo. Hal ini disampaikan oleh Andri Oktavia, selaku Ketua KPUD
Lampung Timur:
Digugurkannya pasangan calon nomor urut tiga, kami selaku KPUD
sangatlah berhati-hati dalam memutuskan hal ini. Kami terlebih dahulu
berkonsultasi dengan KPU pusat di Jakarta mengenai langkah apa yang
akan kami ambil. Setelah melalui perdebatan yang panjang dan
berkonsultasi dengan berbagai pihak kami mengacu pada PKPU No.9
Tahun 2015 yang isinya apabila salah satu calon berhalangan tetap pada
35
Oktaviana Rinda, Moto, Makna dan Logo Kabupaten & Kota di Lampung,
http://smansametro59lampung11a6.blogspot.co.id/2017/01/motomaknalogo-kabkota-di-lampung-
no.html. Diakses pada tanggal 24 November 2017. 36
Siti Mualifah, Prio Budi Utomo Cawabup Lampung Timur Meninggal Dunia,
http://www.jejamo.com/breaking-news-prio-budi-utomo-cawabup-lampung-timur-meninggal-
dunia.html. Diakses pada tanggal 24 November 2017.
77
saat telah dimulainya tahapan kampanye maka pasangan calon tidak bisa
melanjutkan tahapan Pemilukada. Dengan begitu calon yang dimaksudkan
harus dibatalkan pencalonannya.37
Dari pernyataan yang disampaikan oleh Ketua KPUD Lampung Timur di
atas dapat dikatakan bahwa gugurnya pencalonan Erwin Arifin sudah melalui
prosedur dan aturan yang tepat. Gugurnya Erwin Arifin dikarenakan calon Wakil
Bupati yang mendampinginya yakni Prio Budi Utomo meninggal dunia
(berhalangan tetap). KPUD Lampung Timur mengacu pada Peraturan Komisi
Pemilihan Umum (PKPU) No.9 Tahun 2015 yang didalamnya mengisyaratkan
bahwa apabila salah satu pasangan calon berhalangan tetap maka pencalonannya
dianggap gugur.
Setelah digugurkannya pasangan nomor urut tiga, maka Pemilukada
Lampung Timur tahun 2015 hanya diikuti oleh dua pasangan calon. Dengan
digugurkannya Erwin Arifin yang notabene adalah Bupati Petahana membuat
konstelasi politik berubah drastis. Betapa tidak Erwin Arifin sebagai kandidat
calon Bupati Petahana sangatlah potensial dapat terpilih kembali dalam
Pemilukada Lampung Timur tahun 2015.
Chusnunia Chalim bersama dengan Tim Pemenangan melakukan langkah-
langkah kongkrit dengan menjalin komunikasi politik dengan kubu dari Erwin
Arifin. Komunikasi Politik itu berupa pertemuan langsung antara kedua kubu di
salah satu rumah orang dekat Erwin Arifin. Hal ini diakui oleh Noverisman
Subing, selaku Ketua Tim Pemenangan Chusnunia Chalim-Zaeful Bukhori,
mengatakan bahwa:
37
Wawancara dengan Andri Oktavia, Ketua KPUD Lampung Timur tahun 2015, pada 20
Mei 2017 di Sukadana.
78
Begitu Pak Erwin digugurkan pencalonannya oleh KPUD Lampung Timur
saya selaku Ketua Tim Pemenangan langsung menjalin komunikasi politik
dengan beberapa orang dekat Pak Erwin. Kemudian kami mengadakan
pertemuan dengan menghantarkan langsung calon kami Chusnunia Chalim
dengan Erwin Arifin di rumah Jailani Hamzah (kolega Pak Erwin) di
Sukadana. Disitu kami bersepakat untuk bergabung menyatukan kekuatan
untuk bersama memperoleh kemenangan. Komunikasi politik dari
Chusnunia Chalim dan Erwin Arifin memang sangatlah baik sebelumnya.
Kedua calon ini tidak pernah saling menjelekkan di media masa ataupun
secara langsung dihadapan masyarakat. berbeda dengan Yusran Amirullah
yang terus mengkritik habis-habisan Pak Erwin.38
Berdasarkan yang disampaikan oleh Noverisman Subing di atas dapat
dikatakan bahwa Tim Pemenangan dari Chusnunia Chalim sangatlah peka
terhadap hal ini. Setelah resmi dinyatakan gugur, Tim Pemenangan langsung
“jemput bola” dengan melakukan komunikasi politik dengan tim dari Erwin
Arifin-Prio Budi Utomo. Kongkritnya adalah ketika Chusnunia Chalim beserta
Tim Pemenangan bertemu langsung dengan Erwin Arifin.
Dari pertemuan itu disepakati bahwa keduanya akan bergabung untuk
memenangkan Chusnunia Chalim-Zaeful Bukhori dalam Pemilukada Lampung
Timur tahun 2015. Berdasarkan pengamatan penulis pada saat menjelang
pencalonan bergabungnya kedua kekuatan ini lebih didasari karena keduanya,
tidak pernah menebar permusuhan. Berbeda halnya dengan Yusran Amirullah
yang selalu terlihat mengkritik pemerintahan Erwin Arifin.
Menurut penulis langkah yang telah diambil oleh Tim Pemenangan dalam
merangkul pasangan nomor urut tiga Erwin Arifin-Prio Budi Utomo adalah
langkah yang sangat tepat. Hal ini dikarenakan Erwin Arifin merupakan Bupati
Petahana. Pada setiap perhelatan kontestasi Pemilukada Bupati Petahana selalu
38
Wawancara dengan Noverisman Subing, Ketua Tim Pemenangan Chusnunia Chalim-
Zaiful Bukhori, pada 10 April 2017 di Jakarta.
79
diuntungkan karena terlihat lebih populer dibanding calon lain. Wajar memang,
karena Bupati Petahana dalam segi sosialisasi telah start terlebih dahulu ketika
dirinya menjabat.
Dengan bergabungnya kubu dari Erwin Arifin semakin memantapkan
langkah dari Chusnunia Chalim dalam memenangkan kontestasi Pemilukada ini.
Masa pendukung Erwin Arifin yang telah membentuk tim sampai ke tingkatan
desa langsung di arahkan untuk memilih Chusnunia Chalim-Zaeful Bukhori. Hal
ini disampaikan oleh Noverisman Subing, selaku Ketua Tim Pemenangan:
Dalam pertemuan di rumah Pak Jailani itu juga disepakati bahwa tim
pemenangan dari kubu Pak Erwin sampai ketingkatan desa akan segera
bergabung dengan tim dari kami. Ini merupakan intruksi langsung yang
dilakukan oleh Pak Erwin ke masa pendukungnya.39
Komunikasi Politik yang Chusnunia Chalim dan Tim Pemenangan
lakukan terhadap kubu Erwin Arifin yang telah batal mencalonkan diri sangat
berdampak positif terhadap Chusnunia Chalim. Tim Sukses yang kubu Erwin
Arifin bentuk sampai ketingkatan desa langsung diarahkan untuk memenangkan
Chusnunia Chalim. Tentu ini merupakan bukti komunikasi politik yang sangat
cerdas yang dilakukan oleh Chusnunia Chalim sebagai komunikator politik.
Chusnunia Chalim berpendapat dukungan dari kubu Erwin Arifin merupakan
“stimulus” yang menimbulkan efek yang positif terhadapnya.
e.2. PDIP Sebagai Partai Pengusung Erwin Arifin
Kesepakatan dukungan yang dinyatakan kubu Erwin Arifin terhadap
Chusnunia Chalim dan Zaeful Bukhori pada Pemilukada Lampung Timur tahun
39
Wawancara dengan Noverisman Subing, Ketua Tim Pemenangan Chusnunia Chalim-
Zaiful Bukhori, pada 10 April 2017 di Jakarta.
80
2015 tidak serta merta membuat partai politik pengusung dari Erwin Arifin-Prio
Budi Utomo mengalihkan dukungannya. Untuk diketahui partai pengusung Erwin
Arifin-Prio Budi Utomo, diantaranya:
Tabel IV.A.4 Dukungan Partai Politik Erwin Arifin Pada
Pemilukada Lampung Timur Tahun 201540
No Partai Politik Jumlah Kursi di DPRD
1 PDIP 9 kursi
2 PKS 7 kursi
3 PAN 4 kursi
TOTAL 20 kursi
Sumber: KPUD Lampung Timur Tahun 2015.
Partai pengusung Erwin Arifin-Prio Budi Utomo ketika calonnya
dinyatakan batal melanjutkan pencalonan menyatakan sikap politiknya masing-
masing. PKS dan PAN menjatuhkan pilihan politiknya terhadap pasangan Yusran
Amirullah-Sudarsono.41
Kemudian PDIP memilih jalan politiknya dengan
mendukung Chusnunia Chalim dan Zaeful Bukhori.
Dalam wawancara penulis dengan Noverisman Subing selaku Ketua Tim
Pemenangan Chusnunia Chalim-Zaeful Bukhori mengatakan bahwa ketika Erwin
Arifin dinyatakan gugur oleh KPUD, Chusnunia Chalim bersama tim pemenangan
melakukan komunikasi politik kepada partai pengusung Erwin Arifin, berikut
petikan wawancaranya:
Ketika pasangan Erwin Arifin-Prio Budi Utomo dinyatakan secara resmi
batal atau gugur dari pencalonan. Chusnunia Chalim bersama kami dari
tim pemenangan menjalin komunikasi politik yang intensif terhadap partai
pengusung Pak Erwin. Kebetulan yang sangat kami targetkan adalah PDIP
sebagai partai pengusung utama dari Pak Erwin. Kenapa PDIP? Karena
PDIP memiliki perolehan kursi terbanyak yakni 9 kursi. Saya rasa dengan
menggandeng PDIP yang merupakan partai pemenang di Lampung Timur
40
Data Resmi KPUD Lampung Timur tahun 2015. 41
Budi Santoso, Akhirnya PKS dan PAN Dukung Yusran dan Sudarsono,
https://lampung.antaranews.com/berita/286683/akhirnya-pks-lampung-timur-dukung-yusran-
sudarsono. Diakses pada tanggal 23 November 2017.
81
sudah cukup memberikan efek positif bagi kami. Perlu diketahui bahwa
PDIP itu di Lampung Timur selalu menang, sejak saya di DPRD Lampung
Timu tahun 1999 PDIP selalu menjadi pemenang sampai sekarang42
Dari wawancara tersebut penulis dapat mengatakan bahwa Chusnunia
Chalim bersama tim pemenangan memang hanya fokus menjalin dukungan secara
intensif dengan PDIP selaku partai pengusung utama dari Erwin Arifin.
Ditambahkan lagi Chusnunia Chalim dan Tim Pemenangan berpendapat bahwa
dukungan PDIP sangat penting karena merupakan partai pemenang Pemilu
Legislatif tahun 2014 di Lampung Timur. Dukungan PDIP sangat memberikan
efek positif bagi Chusnunia Chalim karena Lampung Timur adalah salah satu
lumbung atau basis masa dari PDIP dibuktikan dengan menangnya PDIP sejak
masa reformasi tahun 1999.
e.3. Pasangan Yulianto-A. Rodji (Calon Independen)
Pada Pemilukada Lampung Timur tahun 2015 sempat diramaikan dengan
mendaftarnya calon perseorangan (independen) dalam ajang pesta demokrasi lima
tahunan ini. Dalam UU tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota
memang diperbolehkan calon perseorangan dapat maju dalam Pemilukada dengan
memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh KPUD setempat. Di
Lampung Timur sendiri ada satu pasangan calon independen yang turut
mendaftarkan diri dalam Pemilukada Lampung Timur tahun 2015.43
Namun
dinyatakan tidak memenuhi syarat oleh KPUD Lampung Timur karena kurangnya
42
Wawancara dengan Noverisman Subing, Ketua Tim Pemenangan Chusnunia Chalim-
Zaiful Bukhori, pada 10 April 2017 di Jakarta. 43
Muklasin, Pasangan Yulianto-Ahmad Roji Calon Independen Lampung Timur,
https://lampung.antaranews.com/berita/282355/pasangan-yulianto-ahmad-roji-calon-independen-
lampung-timur. Diakes pada tanggal 23 November 2017.
82
dukungan KTP yang diserahkan kepada KPUD. Hal ini dikatakan oleh Andri
Oktavia, selaku Ketua KPUD Lampung Timur:
Semula ada calon independen yang turut mendaftarkan diri menjadi
pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Lampung Timur, yaitu Yulianto
dan A.Rodji. Namun setelah kami memverifikasi besaran dukungan
berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) tidak mencukupi dari besaran
minimal yang kami tetapkan. Setelah itu kami berikan waktu untuk
melengkapi dukungan kepada pasangan tersebut namun sampai akhir batas
yang kami tentukan tidak juga di cukupi oleh calon. Untuk itu kami
memutuskan menganulir pencalonan dari Yulianto-A.Rodji ini.44
Chusnunia Chalim selaku calon Bupati Lampung Timur tahun 2015
memang tidak menjalin permusuhan dengan siapapun termasuk terhadap lawan
politiknya. Komunikasi politik yang baik itu pun dilakukan kepada calon
independen yang batal maju dalam Pemilukada Lampung Timur tahun 2015, yaitu
pasangan calon Yulianto-A.Rodji. Chusnunia Chalim menyadari bahwa sebagai
calon Bupati haruslah mendapatkan dukungan dari elemen-elemen masyarakat.
Chusnunia Chalim tahu bahwa pasangan Yulianto-A.Rodji memiliki kantong-
kantong suara yang dibuktikan dengan besarnya jumlah dukungan KTP terhadap
pasangan itu walaupung pada akhirnya tidak mencukupi pencalonan. Hal ini
disampaikan oleh Chusnunia Chalim, selaku calon Bupati Lampung Timur tahun
2015:
Pada Pemilukada Lampung Timur tahun 2015 saya menjalin komunikasi
politik dengan siapa saja termasuk dengan lawan politik saya. Khususnya
ke Pak Yulianto saya sangat intensif berkomunikasi. Tentu saya berharap
dengan komunikasi politik ini ada titik temu antara saya dan Pak Yulianto
untuk bersama-sama membangun Lampung Timur ke depan. 45
44
Wawancara dengan Andri Oktavia, Ketua KPUD Lampung Timur tahun 2015, pada 20
Mei 2017 di Sukadana. 45
Wawancara dengan Chusnunia Chalim, Bupati Lampung Timur Terpilih Tahun 2015,
pada 2 Mei 2017 di Sukadana.
83
Chusnunia Chalim dalam Pemilukada Lampung Timur tahun 2015 seperti
yang telah disampaikan di atas adalah menjalin komunikasi politik yang intensif
dengan Yulianto calon Bupati dari jalur perseorangan yang batal maju
Pemilukada. Komunikasi politik yang intensif itu dimaksudkan agar adanya titik
temu diantara keduanya untuk menyatukan kekuatan untuk bersama-sama
membangun Lampung Timur yang lebih baik lagi.
Berikut ini gambar ketika pasangan Yulianto-A.Rodji (calon independen)
yang batal maju mencalonkan diri sebagai Bupati dan Wakil Bupati Lampung
Timur menyatakan dukung terhadap Chusnunia Chalim-Zaeful Bukhori:
Gambar IV.4 Yulianto-A.Rodji Saat Menyatakan Dukungan
Terdadap Chusnunia Chalim-Zaeful Bukhori46
Sumber: Antara News Lampung, 2015.
Dari gambar di atas dapat menggambarkan bahwa dukungan yang
dilakukan oleh Yulianto-A.Rodji yang batal maju menjadi Bupati dan Wakil
Bupati Lampung Timur bukanlah “hisapan jempol”. Dukungan itu dinyatakan
secara resmi pada acara deklarasi dukungan yang diadakan di kediaman pribadi
Yulianto di Kecamatan Batanghari, Lampung Timur pada tanggal 3 Desember
46
Samino Nugroho, Bakal Calon Perseorangan Gagal Maju Dukung Chusnunia-Zaiful,
https://lampung.antaranews.com/berita/286632/bakal-calon-perseorangan-gagal-maju-dukung-
chusnunia-zaiful. Diakses pada tanggal 24 November 2017.
84
2017.47
Pasangan Yulianto berpendapat bahwa dukungan kepada Chusnunia
Chalim dilakukan atas kesamaan visi dan misi dalam membangun Lampung
Timur.48
5. Saluran-saluran Komunikasi Politik Chusnunia Chalim
Dalam menyampaikan pesan-pesan politiknya kandidat calon kepala
daerah sebagai komunikator politik membutuhkan saluran-saluran komunikasi
politik. Menurut Hafied Cangara dalam bukunya Komunikasi Politik saluran ini
dibedakan menjadi tiga, yaitu: (a). Melalui Komunikasi Kelompok, (b). Melalui
Komunikasi Publik, dan (c). Melalui Komunikasi Sosial.49
Pada Pemilukada Lampung Timur tahun 2015 Chusnunia Chalim sebagai
komunikator politik menggunakan ketiga saluran tersebut dalam rangka
menyampaikan pesan politiknya terhadap komunikan. Untuk lebih secara
mendalam membahas mengenai saluran komunikasi politik yang Chusnunia
Chalim gunakan dalam Pemilukada Lampung Timur tahun 2015. Penulis akan
menguraikan sebagai berikut:
a. Melalui Komunikasi Kelompok
Dalam menyampaikan pesan politiknya calon kepala daerah membutuhkan
saluran dalam melakukan komunikasi politik. Saluran pertama yang dimaksud
adalah saluran komunikasi kelompok, yang dimaksud dengan saluran ini adalah
47
Samino Nugroho, Bakal Calon Perseorangan Gagal Maju Dukung Chusnunia-Zaiful,
https://lampung.antaranews.com/berita/286632/bakal-calon-perseorangan-gagal-maju-dukung-
chusnunia-zaiful. Diakses pada tanggal 24 November 2017. 48
Samino Nugroho, Bakal Calon Perseorangan Gagal Maju Dukung Chusnunia-Zaiful,
https://lampung.antaranews.com/berita/286632/bakal-calon-perseorangan-gagal-maju-dukung-
chusnunia-zaiful. Diakses pada tanggal 24 November 2017. 49
Hafied Cangara, Komunikasi Politik, 32.
85
partai politik, organisasi kepemudaan, organisasi profesi, kelompok pengajian,
kelompok pkk, dsb.50
Chusnunia Chalim sebagai calon bupati Lampung Timur tahun 2015
menggunakan saluran komunikasi politik demikian pada saat masa kampanye
Pemilukada. Chusnunia Chalim seperti yang telah dijelaskan pada bahasan
sebelumnya adalah seorang komunikator politik yang lebih suka melakukan
komunikasi dengan bertemu langsung konstituen untuk menyampaikan visi dan
misinya terkait pencalonan dalam Pemilukada.
Chusnunia Chalim selain memanfaatkan partai politik pengusungnya
sebagai saluran komunikasi, juga sangat intensif memanfaatkan kelompok
pengajian, kelompok pkk di desa-desa se-Lampung Timur sebagai saluran dalam
melancarkan komunikasi politiknya. Seperti yang dikemukakan oleh Ahmad
Basuki, selaku Ketua DPC PKB Lampung Timur:
Mbak Nunik dalam strategi pemenangannya lebih suka untuk bertatap
muka langsung dengan masyarakat. Beliau dalam komunikasi politiknya
lebih suka hadir ke dalam kelompok-kelompok pengajian, kelompok pkk,
kelompok usaha tani, kelompok koperasi di desa-desa. Kami beranggapan
bahwa dengan bertatap muka langsung dengan masyarakat akan
memudahkan dalam menyampaikan visi dan misi yang kami tawarkan ke
masyarakat.51
Dari hasil wawancara yang dikemukakan oleh Ahmad Basuki terungkap
bahwa dalam menyampaikan pesan politiknya yang berupa visi dan misi.
Chusnunia Chalim sebagai kandidat calon bupati memanfaatkan saluran
komunikasi politiknya kepada kelompok pengajian, kelompok pkk, kelompok
usaha tani, kelompok koperasi di desa-desa se-Kabupaten Lampung Timur.
50
Hafied Cangara, Komunikasi Politik, 32. 51
Wawancara dengan Ahmad Basuki, Ketua DPC PKB Lampung Timur, pada 2 Mei 2017
di Sukadana.
86
Pemanfaatan saluran komunikasi politik ini dimaksudkan agar pesan politik yang
disampaikan oleh Chusnunia Chalim sebagai komunikator politik langsung
sampai ke masyarakat. Selain itu jika bertatap langsung dengan masyarakat akan
menimbulkan rasa simpati di masyarakat terhadap calon.
Selain daripada kelompok-kelompok kecil di masyarakat, saluran
komunikasi kelompok yang dimiliki oleh Chusnunia Chalim adalah kelompok-
kelompok besar dalam masyarakat. Chusnunia Chalim merupakan organisatoris
dan merupakan kader sekaligus pengurus dari beberapa organisasi
kemasyarakatan besar seperti PP Fatayat NU (2010-sekarang), IKA PMII (2013-
sekarang), KNPI (2015-sekarang), PB PMII (2005-2007).52
Jaringan relasi dari
Chusnunia Chalim sangatlah dibutuhkan sebagai gerakan sosial untuk
meningkatkan partisipasi dan dukungan maksimal dari masyarakat dalam sebuah
kontestasi Pemilukada di Kabupaten Lampung Timur 2015.
Pengalaman organisasi yang dimiliki oleh Chusnunia Chalim memiliki
pengaruh yang bersifat subyektif yang dapat mempengaruhi para calon pemilih
lainnya dalam Pemilukada di Kabupaten Lampung Timur, karena masyarakat
sendiri sebelum menentukan pilihannya, tentu akan melihat jejak rekam baik itu
dari latar belakang pendidikan, pekerjaan ataupun keterlibatannya dalam kegiatan-
kegiatan organisasi lainnya.
b. Melalui Komunikasi Publik
Saluran komunikasi politik berikutnya adalah saluran komunikasi publik
yang artinya adalah memanfaatkan ruang-ruang publik sebagai tempat dimana
52
News Lampung Terkini, Ini Bupati Perempuan Pertama di Lampung dan Profilnya,
http://newslampungterkini.com/news/2575/bupati-perempuan-pertama-lampung-dan-
profilnya.html. Diakses pada tanggal 30 Maret 2017.
87
komunikator politik menyampaikan pesan politiknya. Ruang publik yang
dimaksud adalah pasar, alun-alun, balai desa, taman, terminal dsb.53
Dalam melaksanakan kampanyenya Chusnunia Chalim memanfaatkan
ruang-ruang publik sebagai saluran komunikasi politiknya. Salah satu saluran
komunikasi politik yang dimanfaatkan Chusnunia Chalim adalah mengunjungi
pasar tradisional.54
Saat ini pasar tradisional sangatlah menjadi sarana primadona
bagi calon kepala daerah untuk merenggut simpati masyarakat.
Namun di samping itu kunjungan calon kepala daerah ke pasar tradisional
juga bisa dimaksudkan untuk mencari persoalan yang terjadi di masyarakat. Calon
kepala daerah bisa berkomunikasi langsung dengan para pedagang untuk
mendengarkan keluhan-keluhan mereka. Dari keluhan ini, sang komunikator yang
piawai akan memanfaatkannya dalam mencarikan solusi dengan janji politiknya
jika terpilih menjadi kepala daerah. Seperti yang di sampaikan oleh Chusnunia
Chalim, sebagai Calon Bupati Lampung Timur tahun 2015:
Pada saat kampanye 2015 saya juga berkunjung ke pasar-pasar tradisional
untuk bertatap muka langsung dengan para pedagang. Disana saya
mendengarkan keluhan-keluhan dari para pedagang terkait permasalahan
yang selama ini terjadi baik dalam segi keamanan, kenyamanan, dan biaya
sewa lapak pedagang yang ditetapkan oleh Pemda. Setelah mendengarkan
keluhan dan curhatan dari pedagang saya mencoba menawarkan solusi
yang terjadi dan menjanjikan jika tepilih akan memperbaiki pelayanan
yang selama ini dirasa kurang oleh para pedagang khususnya.55
Ditambahkan oleh Noverisman Subing, selaku Ketua Tim Pemenangan
pasangan Chusnunia Chalim – Zaeful Bukhori, mengatakan:
53
Hafied Cangara, Komunikasi Politik, 32. 54
Wawancara dengan Chusnunia Chalim, Bupati Lampung Timur Terpilih Tahun 2015,
pada 2 Mei 2017 di Sukadana. 55
Wawancara dengan Chusnunia Chalim, Bupati Lampung Timur Terpilih Tahun 2015,
pada 2 Mei 2017 di Sukadana.
88
Dalam strategi pemenangan kami, salah satunya adalah kunjungan dari
Chusnunia Chalim ke pasar-pasar tradisional yang ada di Lampung Timur.
Kenapa kami memilih pasar tradisional karena disana kami dapat bertemu
masyarakat menengah ke bawah khususnya para pedagang. Kami
mendengarkan keluhan-keluhan dari mereka dan mencoba menawarkan
solusi untuk mengatasinya. Tentu kami mengajak semua orang yang ada
untuk memilih calon yang kami usung karena kami membawa program-
program yang pro terhadap masyarakat kecil.56
Dipilihnya pasar tradisional sebagai tempat kampanye oleh pasangan
Chusnunia Chalim-Zaeful Bukhori menurut wawancara yang telah dikemukakan
di atas adalah karena pasar tradisional merupakan tempat dimana masyarakat
menengah ke bawah untuk berbelanja. Di pasar tardisional Chusnunia Chalim
dapat berkomunikasi dengan masyarakat khususnya para pedagang untuk
menanyakan permasalahan yang selama ini terjadi. Baik dari segi keamanan,
kenyamanan, kebersihan, dan biaya sewa. Dari permasalahan itu kemudian
Chusnunia Chalim sebagai kandidat calon bupati menawarkan solusi yang
tertuang dalam visi dan misinya jika terpilih menjadi orang nomor satu di
Lampung Timur.
c. Melalui Komunikasi Sosial
Saluran komunikasi ketiga adalah Saluran Komunikasi Sosial, yang
dimaksud saluran komunikasi ini adalah pemanfaatan acara-acara sebagai tempat
untuk komunikator politik menyampaikan pesan politiknya terhadap komunikan.
Tempat acara yang dimaksud dapat berupa pesta perkawinan, acara sunatan, pesta
rakyat, pertunjukan wayang, dsb.57
56
Wawancara dengan Noverisman Subing, Ketua Tim Pemenangan Chusnunia Chalim-
Zaiful Bukhori, pada 10 April 2017 di Jakarta. 57
Hafied Cangara, Komunikasi Politik, 32.
89
Dalam menjalankan komunikasi politiknya Chusnunia Chalim
menggunakan berbagai saluran komunikasi. Termasuk saluran komunikasi sosial
yang dijadikannya sebagai salah satu media dalam penyampaian komunikasi
politiknya.58
Misalnya adalah ketika Chusnunia Chalim memenuhi undangan
menghadiri undangan pernikahan dari masyarakat. Di sana Chusnunia Chalim
diberikan kesempatan untuk memberikan kata sambutan. Dari kesempatan yang
diberikan oleh masyarakat inilah yang dimanfaatkan Chusnunia Chalim dalam
menyampaikan permohonan doa restu dan dukungan dari masyarakat untuk
mendukungnya dalam Pemilukada Lampung Timur tahun 2015.
Menghadiri undangan yang sifatnya pribadi seperti dalam acara
pernikahan semacam ini bukanlah ketika Chusnunia Chalim mencalonkan diri
menjadi bupati saja. Namun sudah sejak lama Chusnunia Chalim lakukan ketika
menjadi Anggota DPR RI. Chusnunia Chalim berusaha untuk menghadiri setiap
undangan yang ditujukan kepadanya. Chusnunia Chalim beranggapan bahwa
jangan sampai ada jarak antara masyarakat dengannya. Hal inilah yang membuat
Chusnunia Chalim tidak sedikitpun canggung ketika meghadiri undangan oleh
masyarakat kecil sekalipun. Seperti yang disampaikan oleh Chusnunia Chalim,
sebagai Calon Bupati Lampung Timur tahun 2015:
Saya sejak dulu baik ketika menjadi anggota DPR maupun sekarang ketika
mencalonkan diri menjadi Bupati selalu berusaha memenuhi undangan
dari masyarakat. Baik itu acara yang sifatnya pribadi seperti pernikahan,
sunatan dan yang sifatnya kolektif oleh kelompok masyarakat seperti pesta
rakyat, wayang, dll. Saya selalu berusaha untuk hadir, saya member kesan
di masyarakat bahwa jangan sampai ada jarak antara kita.59
58
Wawancara dengan Chusnunia Chalim, Bupati Lampung Timur Terpilih Tahun 2015,
pada 2 Mei 2017 di Sukadana. 59
Wawancara dengan Chusnunia Chalim, Bupati Lampung Timur Terpilih Tahun 2015,
pada 2 Mei 2017 di Sukadana.
90
Pemanfaatan saluran komunikasi sosial yang dimanfaatkan oleh
Chusnunia Chalim sebagai kandidat calon kepala daerah ini menurut penulis dapat
menarik simpati di masyarakat. Masyarakat akan menilai bahwa Chusnunia
Chalim adalah pemimpin yang merakyat karena tidak segan dalam menghadiri
pesta perkawinan masyarakat yang tergolong menengah ke bawah sekalipun.
Selain itu Chusnunia Chalim bisa memanfaatkan kehadirannya untuk
menyampaikan pesan politik terhadap masayarakat. Misalnya dengan
memohonkan doa restu dan dukungan dari masyarakat untuk memenangkan
Pemilukada Lampung Timur tahun 2015.
6. Pesan Politik Chusnunia Chalim
Kontestasi Pemilukada mengharuskan seorang calon kepala daerah
(komunikator politik) merencanakan pesan politik yang akan disampaikan
terhadap konstituen. Pesan politik sendiri adalah pernyataan yang disampaikan
oleh komunikator politik berupa tertulis maupun tidak tertulis, baik verbal
maupun non verbal, disadari atau tidak disadari mengandung pesan politik
tertentu.60
Merencanakan pesan politik adalah suatu kegiatan yang mutlk perlu
dilakukan oleh calon kepala daerah yang akan ikut serta dalam kontestasi
Pemilukada. Pesan politik dimaksudkan untuk mengubah persepsi, pendapat,
sikap dan perilaku khalayak (komunikan). Pada hakekatnya, pesan adalah usaha
yang dilakukan secara sadar dan terus menerus untuk menyampaikan informasi
bagi pencapaian tujuan tertentu.
60
Hafied Cangara, Komunikasi Politik, 31.
91
Menurut Pakar Komunikasi Politik Effendi Ghazali, seorang komunikator
politik yang dalam hal ini merupakan calon kepala daerah adalah individu yang
paham dengan harapan dan kebutuhan masyarakat secara umum.61
Pesan politik
calon kepala daerah pada umumnya diterjemahkannya dalam sebuah bangunan
visi, misi, serta program yang ditawarkan kepada masyarakat dengan
memperhatikan harapan dan kebutuhan masyarakat secara luas.
Dalam pembahasan ini menarik untuk mencermati pesan politik yang
dilakukan oleh Chusnunia Chalim sebagai kandidat calon bupati Lampung Timur
tahun 2015 yang dijabarkan dalam sebuah visi dan misi.62
Secara substantif,
keberadaan visi dan misi calon kepala daerah adalah sejumlah gagasan untuk
melakukan perbaikan-perbaikan yang mendasar dalam segala bidang, terutama
sekali yang dapat dirasakan oleh masyarakat luas.
Pada Pemilukada Lampung Timur tahun 2015 Chusnunia Chalim selaku
calon kepala daerah (komunikator politik) menyesuaikan isi pesan politiknya
terhadap realitas yang terjadi didaerah. Dalam kampanyenya Chusnunia Chalim
menyampaikan jika nanti terpilih menjadi bupati akan berbuat yang terbaik untuk
Lampung Timur terutama dibidang infrastruktur yang dirasanya masih jauh dari
kata layak. Hal ini disampaikan oleh Chusnunia Chalim, sebagai Calon Bupati
Lampung Timur tahun 2015, mengatakan:
Dalam janji politik saya, jika nanti saya terpilih menjadi Bupati fokus
pertama yang akan saya benahi adalah pembangunan infrastruktur. Baik
itu jalan, jembatan, pertanian dan sebagainya yang berhubungan dengan
61Wawancara dengan Effendi Gazali, Pakar Komunikasi Politik, pada 23 November 2017
di Jakarta. 62
Wawancara dengan Chusnunia Chalim, Bupati Lampung Timur Terpilih Tahun 2015,
pada 2 Mei 2017 di Sukadana.
92
infrastruktur. Saya sangat prihatin dengan kondisi infrastruktur di
Lampung Timur ini terutama kondisi jalan yang jauh dari kata layak.63
Chusnunia Chalim sebagai calon kepala daerah sangatlah paham dengan
apa yang dibutuhkan oleh masyarakatnya saat itu. Kondisi infrastruktur yang
buruk disesuaikannya dengan visi dan misi yang dia tawarkan kepada masyarakat.
Tentu ini merupakan starategi komunikasi politik Chusnunia Chalim dalam
menyampaikan isi pesan politiknya terhadap masyarakat.
Pesan politik lain yang tidak kalah menarik adalah Chusnunia Chalim
menyoroti kinerja dari Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Lampung Timur. Dia menilai bahwa ASN selama ini tidak serius
dalam melayani masyarakat.64
Sebagai calon penantang yang belum pernah
bergabung di pemerintahan, Chusnunia Chalim tahu bahwa hal ini akan
memberikan efek negatif pada pemerintahan sebelumnya yang nantinya akan
berdampak terhadap citranya dan akan meningkatkan elektabilitas dirinya jika
menyampaikan kritikan-kritikan tersebut. Chusnunia Chalim membuat persepsi di
masyarakat bahwasannya pemerintahan sebelumnya gagal dalam mengelola tata
pemerintahan yang baik.
Pesan politik selanjutnya adalah yang mencitrakan Lampung Timur
sebagai “sarang begal”.65
Ini merupakan isu yang sedang hangat-hangatnya di
masyarakat. Tentu dengan pengelolaan isu yang baik akan berdampak terhadap
63
Wawancara dengan Chusnunia Chalim, Bupati Lampung Timur Terpilih Tahun 2015,
pada 2 Mei 2017 di Sukadana. 64
Wawancara dengan Chusnunia Chalim, Bupati Lampung Timur Terpilih Tahun 2015,
pada 2 Mei 2017 di Sukadana. 65
Cahaya Lampung, Cabup Lampung Timur Fokus Keamanan dan Ketertiban,
https://cahayalampung.com/2015/12/27/chusnunia-chalim-utamakan-keamanan-ketertiban.
Diakses pada tanggal 24 November 2017.
93
suara (vote) terhadap calon kepala daerah. Chusnunia Chalim dalam kampanyenya
menyampaikan akan juga fokus terhadap keamanan dan ketertiban di Lampung
Timur.
Chusnunia Chalim menyoroti bahwa cap Lampung Timur sebagai “sarang
begal” sedikit banyak mempengaruhi daerah ini untuk berkembang karena sepinya
investor yang masuk.66
Untuk itu keamanan akan ditingkatkan dalam upaya
pencegahan dan penindakan tindak pidana kejahatan di Lampung Timur. Selama
ini kurangnya perhatian pemerintah terhadap ketertiban dan keamanan membuat
efek negatif terhadap Lampung Timur. Demikian disampaikan oleh Chusnunia
Chalim, sebagai Calon Bupati Lampung Timur tahun 2015:
Peningkatan keamanan dan ketertiban juga saya masukkan dalam
penjabaran 6 visi dan misi pokok saya. Saya menilai kurangnya keamanan
dan ketertiban yang dilakukan oleh pemerintah selama ini menjadikan efek
negatif bagi Lampung Timur sendiri. Lebih parahnya daerah ini sampai
dicap sebagai daerah “sarang begal”. Tentu ini yang akan menjadi fokus
kami dalam upaya peningkatan keamanan dan ketertiban di Lampung
Timur.67
Chusnunia Chalim sebagai komunikator politik sangat pandai memainkan
isu yang berkembang di masyarakat. Chusnunia Chalim seolah menggiring opini
bahwa pemerintahan terdahulu haruslah dibenahi. Lalu Chusnunia Chalim
menawarkan visi dan misi yang memang saat ini dibutuhkan di masyarakat.68
Dalam visi dan misinyanya Chusnunia Chalim menawarkan sebuah perubahan,
66
Cahaya Lampung, Cabup Lampung Timur Fokus Keamanan dan Ketertiban,
https://cahayalampung.com/2015/12/27/chusnunia-chalim-utamakan-keamanan-ketertiban.
Diakses pada tanggal 24 November 2017. 67
Wawancara dengan Chusnunia Chalim, Bupati Lampung Timur Terpilih Tahun 2015,
pada 2 Mei 2017 di Sukadana. 68
Cahaya Lampung, Chusnunia Chalim: Kedisiplinan Pegawai Jadi Tolak Ukur
Pelayanan,https://cahayalampung.com/2016/02/21/chusnunia-chalim-kedisiplinan-pegawai-
menjadi-tolak-ukur-pelayanan. Diakses pada tanggal 25 November 2017.
94
perbaikan-perbaikan, dan solusi bagi masyarakat. Isu perubahan dan perbaikan
yang Chusnunia Chalim tawarkan adalah dengan perbaikan infrastruktur,
pelayanan kesehatan, pendidikan gratis, tata kelola pemerintahan yang baik, dan
keamanan dan ketertiban.69
Selain daripada janji-janji politik yang Chusnunia Chalim tawarkan dalam
visi dan misi. Pesan politik Chusnunia Chalim dapat terlihat dari jargon kampanye
politik yang digunakan. Dalam kampanyenya Chusnunia Chalim menggunakan
jargon politik “Membangun dan Melayani”.70
Dari jargon yang Chusnunia Chalim
gunakan dalam kampanye Pemilukada Lampung Timur ini seolah memberikan
pesan di masyarakat bahwa pasangan ini akan serius dalam membangun Lampung
Timur lebih baik lagi kedepan.
Pesan ini juga dapat diartikan bahwa pembangunan secara fisik saja tidak
cukup, namun dibutuhkan aparatur dan pejabat yang mau melayani keinginan
masyarakat. Oleh karena itu penggunaan jargon politik ini menurut penulis
memberikan kesan saling melengkapi, karena sebuah daerah tidak saja
membutuhkan pembangunan tapi disisi lain dibutuhkan pejabat yang mau
melayani masyarakat.
Effendi Ghazali memberikan pemahaman lain tentang makna pemberian
pesan politik di masyarakat selain daripada visi dan misi calon, yaitu lebih secara
spesifik tentang fisik calon secara umum. Seorang komunikator dapat lebih mudah
69
Cahaya Lampung, Chusnunia Chalim: Kedisiplinan Pegawai Jadi Tolak Ukur
Pelayanan,https://cahayalampung.com/2016/02/21/chusnunia-chalim-kedisiplinan-pegawai-
menjadi-tolak-ukur-pelayanan. Diakses pada tanggal 25 November 2017.
70
Teras Lampung, Pilkada Lamtim: Chusnunia Chalim-Zaiful Bukhori Mendaftar
Pertama Dikawal Ratusan Pendukung, https://www.teraslampung.com/pilkada-lamtim-mendaftar-
pertama/. Diakses pada tanggal 25 November 2017.
95
mendapatkan simpati dimasyarakat manakala berpenampilan menarik, sederhana,
polos, dan jujur.71
Di era pencitraan saat ini kesan-kesan seperti ini akan memberikan efek
terhadap rasa simpati terhadap calon kepala daerah. Sebagaimana hal ini pernah
dilakukan oleh Joko Widodo sebagai calon Presiden kala itu, Jokowi memberikan
kesan keterbalikan dengan kompetitornya Prabowo Subianto yang berpenampilan
elit. Jokowi lebih memilih berpenampilan sederhana dan tampil apa adanya dalam
Pilpres 2014 saat itu.
Dalam konteks Pemilukada Lampung Timur tahun 2015, Chusnunia
Chalim pun melakukan hal yang sama dengan Jokowi. Chusnunia Chalim selalu
memberikan kesan penampilan yang sederhana dan tidak segan untuk sekedar
“cipika-cipiki” dengan masyarakat. Hal ini terlihat dari gambar di bawah ini:
Gambar IV.5 Chusnunia Chalim Saat Melakukan
Kampanye Tahun 201572
Sumber: Rubrik Media, 2015
71
Wawancara dengan Effendi Gazali, Pakar Komunikasi Politik, pada 23 November 2017
di Jakarta. 72
Redaksi Rubrik Media, Chusnunia-Zaiful Makan Dan Welfie Bersama Tim
Pemenangan, https://www.rubrikmedia.com/chusnunia-zaiful-makan-dan-welfie-bersama-tim-
pemenangan/. Diakses pada tanggal 12 Desember 2017.
96
Dari gambar ini dapat dikatakan bahwa Chusnunia Chalim sebagai
kandidat calon kepala daerah memberikan kesan kedekatannya bersama
masyarakat. Chusnunia Chalim seolah memberikan pesan kepada masyarakat
secara luas bahwa tidak ada kesan elitis antara dirinya dengan masyarakat. Bagi
Chusnunia Chalim kedekatannya dengan masyarakat adalah suatu bukti bahwa
seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu melebur dengan
masyarakat.
7. Chusnunia Chalim Sebagai Komunikator Politik
Komunikator Politik adalah seorang individu yang menyampaikan pesan-
pesan politik yang ditujukan kepada khalayak (komunikan) untuk menghasilkan
tujuan politik tertentu.73
Pada Pemilukada Lampung Timur tahun 2015 Chusnunia Chalim tampil
menjadi komunikator politik ketika menyatakan diri maju menjadi calon Bupati
Lampung Timur untuk periode 2016-2021. Chusnunia Chalim tepat dikatakan
sebagai salah satu komunikator politik, karena Chusnunia Chalim adalah seorang
politikus, sebagaimana dikatakan Dan Nimmo bahwa komunikator politik dapat
dikategorikan berdasarkan kedudukannya di masyarakat, antara lain Politikus,
Profesional, dan Aktivis.74
Sebagai seorang politikus, tentunya Chusnunia Chalim telah piawai
melakukan komunikasi politik dengan berbagai kalangan diantaranya dengan elit
partai politik, masyarakat dari berbagai kalangan dan ormas-ormas yang secara
kultural dekat dengan Chusnunia Chalim, serta kelompok-kelompok sosial budaya
73
Hafied Cangara Komunikasi Politik, 31. 74
Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan Media, 30.
97
yang ada di Lampung Timur. Untuk dapat lebih menggambarkan Chusnunia
Chalim sebagai komunikator politik yang cakap dalam Pemilukada Lampung
Timur, penulis akan uraikan sebagai berikut:
a. Piawai Dalam Berkomunikasi Dengan Elit Partai Politik
Komunikasi politik dengan Elit Partai yang dilakukan oleh Chusnunia
Chalim antara lain dengan Elit PKB di DPP PKB. Chusnunia Chalim mudah
melakukan pendekatan dengan Elit PKB, karena Chusnunia sendiri adalah salah
satu Elit Partai dari PKB. Oleh karena itu, secara otomatis, Chusnunia mendapat
restu dari PKB untuk maju sebagai Calon Bupati Lampung Timur Tahun 2015.
Kemudian berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Ahmad Basuki,75
dikatakan bahwa komunikasi politik yang selama ini Chusnunia Chalim jalankan
dengan Gubernur Lampung M. Ridho Ficardho selaku Ketua DPD I Partai
Demokrat membuat koalisi antara PKB dengan Partai Demokrat tidak sulit.
Chusnunia Chalim dengan didampingi Ketua DPW PKB Provinsi Lampung Musa
Zainudin beberapa kali telah bertemu dengan M.Ridho Ficardho untuk
membicarakan perihal permohonan dukungan dalam Pemilukada.
Hasil penelitian membuktikan bahwa dalam pertemuan Chusnunia Chalim
dengan M. Ridho Ficardho selaku Elit Partai Demokrat, Chusnunia Chalim
menjelaskan mengenai visi, misi, dan program yang ditawarkan untuk kemajuan
Lampung Timur ke depan. Setelah diadakan pertemuan beberapa kali, akhirnya
koalisi ini dapat terealisasi. Hal ini dibuktikan dengan disepakatinya Chusnunia
Chalim sebagai calon Bupati Lampung Timur. Kemudian, untuk mendampingi
75
Wawancara dengan Ahmad Basuki, Ketua DPC PKB Lampung Timur, pada 2 Mei 2017
di Sukadana.
98
Chusnunia Chalim sebagai Wakil Bupati maka dipilihlah Zaeful Bukhori, yang
notabene adalah Ketua DPD Partai Demokrat Lampung Timur.
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Ahmad Basuki selaku Ketua DPC
PKB Lampung Timur yang berpendapat bahwa komunikasi politik yang baik
antara Chusnunia Chalim dan elit Partai Demokrat membuat koalisi antara
keduanya menjadi tidak sulit, berikut wawancaranya:
Pola komunikasi politik baik yang Chusnunia Chalim lakukan sebelumnya
terhadap Gubernur Lampung M.Ridho Ficardho yang juga Ketua DPD I
Demokrat Lampung menjadikan Chusnunia Chalim mudah untuk
meyakinkan Partai Demokrat untuk bersama-sama berkoalisi untuk
pencalonan ini. Chusnunia Chalim didampingi Pak Musa beberapa kali
bertemu untuk membicarakan mengenai pencalonan Bupati Lampung
Timur. Dari beberapa kali pertemuan itu alhasil disepakati Partai
Demokrat akan bersama-sama PKB mencalonkan bupati dan wakil bupati.
Lalu partai demokrat menyodorkan nama Zaeful Bukhori sebagai wakil
bupati.76
Dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa Chusnunia Chalim adalah
seorang komunikator politik yang mampu mengkomunikasikan dengan baik
maksud dan tujuannya terhadap elit partai politik. Hal ini dibuktikan dengan
kemampuannya dalam melobi dua partai politik, di antaranya PKB dan Partai
Demokrat. Kemampuan lobi Chusnunia Chalim ini tidak sembarang karena
Chusnunia Chalim langsung melobi elit kedua partai politik tersebut.
b. Jalinan Komunikasi Langsung ke Masyarakat
Setelah resmi dinyatakan menjadi calon kepala daerah yang berpasangan
dengan Zaeful Bukhori (Ketua DPC Partai Demokrat Lampung Timur/Anggota
DPRD Lampung Timur), Chusnunia Chalim seolah “tancap gas” karena jika
76
Wawancara dengan Ahmad Basuki, Ketua DPC PKB Lampung Timur, pada 2 Mei 2017
di Sukadana.
99
dibandingkan dengan kedua kandidat lain tentu pasangan ini tertinggal dalam segi
kesiapan. Diketahui, bahwa Chusnunia Chalim – Zaeful Bukhori adalah pasangan
calon bupati dan wakil bupati yang mendaftarkan diri pada saat “last minutes’
penutupan pendaftaran calon kepala daerah oleh KPUD Lampung Timur.
Chusnunia Chalim selaku calon bupati sadar betul akan ketertinggalan
dirinya tersebut. Namun Chusnunia Chalim menyiasatinya dengan terjun langsung
dengan masyarakat ke hampir semua desa se-Kabupaten Lampung Timur.
Chusnunia Chalim menjalin komunikasi tatap muka langsung dengan masyarakat
khususnya dengan Ibu-ibu melalui pengajian-pengajian.
Komunikasi langsung dengan Ibu-ibu pengajian yang dilakukan oleh
Chusnunia Chalim, dalam teori komunikasi dikenal dengan komunikasi
interpersonal atau komunikasi tatap muka. Komunikasi interpersonal terdiri atas
saling tukar kata lisan antara dua atau lebih orang.77
Dengan bertatap muka
langsung seperti yang dilakukan Chusnunia Chalim ini diyakini dirinya akan
meningkatkan elektabilitasnya. Seperti yang dikemukakan oleh Chusnunia Chalim
selaku Bupati Terpilih Lampung Timur tahun 2015, sebagai berikut:
Saya sangat sadar bahwa saya jika dibandingkan dengan Pak Yusron dan
Pak Erwin sangatlah tertinggal. Karena beliau berdua memang sudah
mempersiapkannya sejak lama. Namum demikian saya beranggapan
bahwa lebih baik telat daripada tidak sama sekali. Saya dalam masa
kampanye sangat intensif terjun langsung ke masyarakat. Saya menjalin
komunikasi hampir ke semua desa se Kabupaten Lampung Timur. Saya
lebih suka datang sendiri ke pengajian-pengajian. Dengan bertemu dan
komunikasi dengan masyarakat saya bisa menyampaikan niat baik saya
untuk maju menjadi calon bupati.78
77
Dan Nimmo, Komunikasi Politik, Komunikator, Pesan, dan Media, 177. 78
Wawancara dengan Chusnunia Chalim, Bupati Lampung Timur Terpilih Tahun 2015,
pada 2 Mei 2017 di Sukadana.
100
Dari pernyataan yang disampaikan oleh Chusnunia Chalim di atas dapat
disimpulkan bahwa Chusnunia Chalim lebih memilih terjun langsung ke
masyarakat tanpa diwakili oleh Tim Pemenangan untuk menyampaikan maksud
dan tujuan dirinya mencalonkan diri. Kita tahu bahwa luasnya Kabupaten
Lampung Timur yang terdiri dari 24 kecamatan dan lebih dari 200 desa tentu
menjadi persoalan serius untuk menjangkaunya. Chusnunia Chalim selaku calon
kepala daerah bisa saja sebetulnya untuk membagi pada tim-tim khusus untuk
mewakilinya melakukan kampanye pencalonannya. Namun tidak demikian,
Chusnunia Chalim lebih memilih terjun langsung ke masyarakat. Sebisa mungkin
Chusnunia Chalim menyampaikan sendiri maksud dan tujuan baiknya
mencalonkan diri menjadi calon kepala daerah.
c. Piawai Dalam Berbahasa
Dalam menjalin komunikasi politik dengan masyarakat, Chusnunia
Chalim sangatlah santun dan menggunakan bahasa-bahasa yang mudah
dimengerti oleh masyarakat. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Leonard W. Doob, yang mengatakan bahwa seorang komunikator yang baik
haruslah memperhatikan lawan bicaranya. Dengan memperhatikan lawan
bicaranya komunikasi yang terjalin akan mudah tercapai, dan tujuannya pun akan
mudah dipahami.79
Chusnunia Chalim memahami bahwa masyarakat Lampung Timur yang
berprofesi sebagai petani pasti memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Karena
alasan inilah seorang komunikator yang baik haruslah menyesuaikan pesan-pesan
79
Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan Media, 30.
101
politiknya dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat (komunikan).
Tidak jarang Chusnunia Chalim menggunakan bahasa daerah “jawa” untuk lebih
bisa dimengerti oleh masyarakat. Perlu diketahui bahwa masyarakat Lampung
Timur pada umumnya adalah bersuku “jawa”.
Penggunaan bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat Chusnunia
Chalim lakukan agar masyarakat lebih bisa memahami maksud dan tujuannya.
Lebih lanjut pembawaan Chusnunia Chalim yang sangat santun menimbulkan
rasa simpati di masyarakat untuk memilihnya dalam Pemilukada Lampung Timur
tahun 2015. Seperti yang dikemukakan oleh Noverisman Subing, selaku Ketua
Tim Pemenangan Chusnunia Chalim-Zaeful Bukhori:
Pada saat melakukan sosialisi ke bawah, Chusnunia Chalim selalu
menggunakan bahasa-bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat.
Tidak jarang Chusnunia Chalim menggunakan bahasa “jawa” hal ini
dimaksudkan karena mayoritas penduduk Lampung Timur ini kan berasal
dari suku jawa. Jadi penggunaan bahasa jawa itu penting agar komunikasi
kita mudah dipahami masyarakat. Selain itu Chusnunia Chalim juga
dikenal sangat santun dan ramah kepada masyarakat, sangat jarang figur
pemimpin yang bisa sepertinya.80
Dari apa yang disampaikan di atas dapat dikatakan bahwa sebagai seorang
politikus yang memiliki “jam terbang” seperti Chusnunia Chalim tidak sulit bagi
dirinya untuk menjadi komunikator yang piawai. Penggunaan bahasa yang mudah
dimengerti oleh masyarakat seperti penggunaan bahasa “jawa” adalah suatu solusi
bagi masyarakat yang notabene bersuku “jawa” untuk dapat memahami dengan
mudah pesan politik yang disampaikan oleh Chusnunia Chalim. Ditambah lagi
pembawaan yang santun dan ramah membuat masyarakat bersimpati pada
80
Wawancara dengan Noverisman Subing, Ketua Tim Pemenangan Chusnunia Chalim-
Zaiful Bukhori, pada 10 April 2017 di Jakarta.
102
Chusnunia Chalim. Menurut penulis inilah yang menjadi salah satu alasan
masyarakat menjatuhkan pilihan terhadap Chusnunia Chalim dalam Pemilukada
Lampung Timur tahun 2015.
8. Efek Komunikasi Politik Chusnunia Chalim
Efek komunikasi politik merupakan hasil dari penerimaan pesan politik
yang sampaikan oleh seorang komunikator politik terhadap komunikan. Efek
komunikasi bisa ditanggapi beragam oleh komunikan, umumnya dapat dibedakan
menjadi dua yakni, efek positif dan efek negatif.81
Dalam Pemilukada Lampung Timur tahun 2015 efek komunikasi politik
yang Chusnunia Chalim lakukan terhadap sasaran politik Chusnunia Chalim, yang
diantaranya adalah partai pengusung, ormas, kelompok sosial, dan merangkul
lawan politik memberikan efek yang positif terhadap pasangan calon Bupati ini.
Efek positif tersebut adalah Chusnunia Chalim sebagai komunikator politik telah
memaksimalkan dukungan dari sasaran politik (komunikan) yang Chusnunia
Chalim dan Tim Pemenangan targetkan.
Kemudian Chusnunia Chalim sebagai komunikator politik dalam
menyampaikan pesan politiknya yang berupa visi dan misi memberikan efek
perhatian atau simpati di masyarakat. Chusnunia Chalim sangat pandai
menyesuaikan kebutuhan dan keinginan masyarakat saat ini yang kemudian
disesuaikan dengan visi dan misinya ketika mencalonkan diri menjadi Bupati.
Salah satunya adalah mengenai pembangunan infrastruktur jalan yang selama ini
belum dimaksimalkan oleh Pemerintahan yang ada. Chusnunia Chalim dengan
81
Hafied Cangara, Komunikasi Politik, 32.
103
cerdik memainkan isu ini dan menuangkannya dalam sebuah janji politik kepada
masyarakat.
Chusnunia Chalim juga sangat pandai memanfaatkan saluran-saluran
politiknya. Saluran politik itu terdiri diantaranya, yakni saluran komunikasi
kelompok, saluran komunikasi publik, dan saluran komunikasi sosial. Chusnunia
Chalim memanfaatkan ketiga saluran ini dengan baik dan dapat
memaksimalkannya sehingga memberikan efek berupa rasa simpati dan
mengalirnya dukungan dari masyarakat.
Dari indikator-indikator yang telah ditelah diuraikan di atas dapat
disimpulkan bahwa Chusnunia Chalim sebagai komunikator politik mendapatkan
efek komunikasi politik yang positif. Hal ini dibuktikan dengan perolehan suara
dalam Pemilukada Kabupaten Lampung Timur tahun 2015. Pasangan Chununia
Chalim-Zaiful Bukhori memperoleh suara terbanyak yaitu dukungan sebanyak
263.962 suara (53,17%). Chusnunia-Zaiful telah mengalahkan pesaing utamanya
di Pemilukada, yaitu Yusran Amirullah-Sudarsono meraih dukungan suara
sebanyak 232.455 suara (46,83%).82
B. Faktor Pendukung Komunikasi Chusnunia Chalim
Seorang komunikator politik akan menghadapi permasalahan-
permasalahan dalam menyampaikan pesan-pesan politik bila dihadapkan dengan
situasi tertentu. Melvin L. DeFleur dalam Asep Saeful Muhtadi membaginya pada
tiga situasi yang menjadi pendukung seorang komunikator dalam menyampaikan
82
Data resmi KPUD Lampung Timur tahun 2015.
104
pesannya terhadap komunikan, diantaranya (1). Faktor Ligkungan Fisik, (2).
Faktor Sosio-Kultural, dan (3). Faktor Hubungan Sosial.83
Dalam Pemilukada Lampung Timur tahun 2015, Chusnunia Chalim
sebagai calon kepala daerah dapat mengkomunikasikan dengan baik maksud dan
tujuannya dalam rangka pencalonannya. Chusnunia Chalim sebagai seorang
komunikator politik dapat dengan baik memanfaatkan faktor pendukung dalam
melakukan komunikasi sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Melvin L.
DeFleur. Untuk lebih membahas secara mendalam, penulis akan menjabarkannya
sebagai berikut:
1. Faktor Lingkungan Fisik
Pakar komunikasi politik, Effendi Gazali menyampaikan faktor
lingkungan fisik dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, Faktor lingkungan fisik
yang menyangkut dengan fisik calon kandidat daerah. Di era pencitraan saat ini
semakin ganteng atau cantik seorang calon kepala daerah akan memudahkan
dalam menjalankan komunikasi politik. Kedua, Lingkungan fisik yang dipandang
dari segi geografis. Seorang calon kepala daerah harus memetakan tempat-tempat
kampanye yang dapat memperoleh hasil suara signifikan.84
Dari definisi di atas bila dikaitkan dengan Pemilukada Lampung Timur
tahun 2015. Chusnunia Chalim sebagai kandidat calon kepala daerah diuntungkan
dengan definisi yang dikatakan oleh Effendi Gazali bahwasannya semakin cantik
atau ganteng kandidat di era pencitraan akan memudahkannya dalam
83
Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Politik Indonesia: Dinamika Islam Politik Pasca
Orde Baru, 8. 84
Wawancara dengan Effendi Gazali, Pakar Komunikasi Politik, pada 23 November 2017
di Jakarta.
105
berkomunikasi. Chusunia Chalim menurut pandangan penulis dapat tergolong
masih muda dan cantik. Kecantikan yang dimiliki oleh Chusnunia Chalim ini akan
mudah menarik perhatian di masyarakat dan menimbulkan rasa ingin tahu
masyarakat kepadanya.
Dalam Pemilukada Lampung Timur tahun 2015 memang Tim
Pemenangan dari pasangan Chusnunia Chalim-Zaeful Bukhori sudah mensiasati
dan memanfaatkan kelebihan fisik yang dimiliki oleh Chusnunia Chalim yaitu
masih muda dan cantik. Hal ini disampaikan oleh Noverisman Subing, selaku
Ketua Tim Pemenangan yang mengatakan bahwa:
Memang kita tim pemenangan memanfaatkan kecantikan yang dimiliki
oleh Chusnunia Chalim untuk menjadi nilai jual dalam Pemilukada.
Kongkritnya adalah kami menggunakan jargon “Pilih Sing Ayu Wae”. Hal
ini dimaksudkan agar masyarakat cenderung penasaran dengan calon yang
kami usung. Apalagi calon kami adalah satu-satunya kandidat
perempuan.85
Dari wawancara di atas menurut penulis Tim Pemenangan telah
melakukan bentuk komunikasi politik dengan penggunaan jargon “Pilih Sing Ayu
Wae”. Penggunaan jargon ini menurut penulis dapat menimbulkan rasa penasaran
di masyarakat akan calon kepala daerah tersebut, yang dalam hal ini adalah
Chusnunia Chalim. Rasa penasaran yang ditimbulkan akan membuat publik ingin
mencari tahu lebih dalam atas profil dari Chusnunia Chalim.
Sementara itu bila dikaitkan dengan definisi kedua dari lingkungan fisik
yakni mengenai kondisi geografis daerah pencalonan. Chusnunia Chalim sebagai
kandidat calon kepala daerah bersama-sama dengan Tim Pemenangan sudah
85
Wawancara dengan Noverisman Subing, Ketua Tim Pemenangan Chusnunia Chalim-
Zaiful Bukhori, pada 10 April 2017 di Jakarta.
106
memetakan dimana saja tempat-tempat strategis untuk melakukan sosialisasi atau
kampanye. Seperti yang dikemukakan oleh Noverisman Subing, selaku Ketua
Tim Pemenangan:
Kami dari tim pemenangan sudah memetakan daerah mana saja yang akan
mendongkrak suara dari calon kami. Di beberapa tempat memang harus
dilakukan sosialisasi langsung misalnya di kecamatan Purbolinggo,
Batanghari, dan Sekampung. Itu merupakan daerah-daerah dengan DPT
terbanyak di Lampung Timur, jadi kami harus fokus kebeberapa tempat
itu.86
Dari wawancara di atas terungkap bahwasannya Tim Pemenangan telah
memetakan tempat-tempat strategis untuk melakukan sosialisasi atau kampanye.
Menurut analisis penulis hal ini memang sangat tepat dilakukan karena seperti
yang telah diungkapkan oleh Noverisman Subing bahwa tempat-tempat itu
merupakan lumbung suara karena termasuk DPT yang tertinggi di Lampung
Timur. Jadi memang di tempat-tempat strategis itu harus menjadi fokus calon
untuk melakukan sosialisasi.
2. Faktor Sosio-Kultural
Faktor ini dapat didefinisikan bahwa komunikasi merupakan bagian dari
situasi sosial yang di dalamnya mengandung makna kultural tertentu, sekaligus
menjadi identitas dari pelaku komunikasi.87
Ditambahkan oleh Effendi Gazali, faktor sosio-kultural ini adalah faktor
yang menyangkut dengan identitas seseorang. Dalam ilmu komunikasi faktor ini
memang cukup menentukan karena paling gampang untuk dibangkitkan. Sosio
kultural menyangkut dengan key leaders atau tokoh kunci pelaku komunikasi. Hal
86
Wawancara dengan Noverisman Subing, Ketua Tim Pemenangan Chusnunia Chalim-
Zaiful Bukhori, pada 10 April 2017 di Jakarta. 87
Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Politik Indonesia: Dinamika Islam Politik Pasca
Orde Baru, 8.
107
ini menjadi penting karena menyangkut dengan hubungan emosi kepada
komunikan.88
Dalam Pemilukada Lampung Timur tahun 2015 Chusnunia Chalim
sebagai kandidat calon Bupati Lampung Timur telah menjalin komunikasi politik
dengan tokoh-tokoh kunci dalam upaya pemenangannya.89
Salah satunya adalah
dengan menjadikan Noverisman Subing sebagai Ketua Tim Pemenangan. Untuk
diketahui Noverisman Subing adalah mantan Wakil Bupati Lampung Timur
periode 2005-2010. Selain itu Noverisman Subing merupakan tokoh adat dari
Mataram Marga, Lampung Timur.90
Menurut analisis penulis dijadikannya Noverisman Subing sebagai Ketua
Tim Pemenangan, salah satu faktor pertimbangannya adalah Noverisman Subing
adalah tokoh adat di Lampung Timur. Dengan dijadikannya Noverisman Subing
sebagai Ketua Tim Pemenangan menurut penulis akan memudahkan melakukan
sosialisasi dengan masyarakat adat yang bersuku lampung di Lampung Timur.
Hal ini disampaikan oleh Sarwan Saheh bergelar Suttan Pengiran Sebuay Randau,
selaku tokoh adat lampung mengatakan bahwa:
Dijadikannya Noverisman Subing yang bergelar Suttan Pengiran Rateu
Sebuay Subing sebagai Ketua Tim Pemenangan merupakan upaya yang
ditempuh oleh Chusnunia Chalim dan Zaeful Bukhori dalam mendekati
kami tokoh-tokoh adat di Lampung Timur. Nover itu merupakan salah
satu keponakan saya jadi ketika dia mengajak untuk mendukung sangat
berat hati saya jika tidak memenuhi keinginannya.91
88
Wawancara dengan Effendi Gazali, Pakar Komunikasi Politik, pada 23 November 2017
di Jakarta. 89
Wawancara dengan Chusnunia Chalim, Bupati Lampung Timur Terpilih Tahun 2015,
pada 2 Mei 2017 di Sukadana 90
Wawancara dengan Ahmad Basuki, Ketua DPC PKB Lampung Timur, pada 2 Mei 2017
di Sukadana. 91
Wawancara dengan Sarwan Saheh Glr. St.Pn Sebuay Randau, pada 26 November 2017
di Sukadana.
108
Dari wawancara di atas, menurut penulis adalah sebuah strategi
komunikasi politik yang dilakukan oleh Chusnunia Chalim untuk menjadikan
Noverisman Subing yang notabene adalah salah seorang tokoh adat di Lampung
Timur. Dengan dijadikannya Noverisman Subing sebagai Ketua Tim Pemenangan
memudahkan pasangan Chusnunia Chalim-Zaeful Bukhori ini untuk mendekati
atau memperoleh dukungan dari masyarakat adat yang bersuku lampung.
3. Faktor Hubungan Sosial
Faktor Hubungan Sosial, yakni faktor hubungan sosial antar pelaku
komunikasi sangatlah berpengaruh, baik terhadap isi pesan maupun terhadap
pesan itu dikirim dan diterima.92
Pakar Komunikasi Politik, Effendi Gazali berpendapat hubungan sosial
menjadi penting di tempat yang keberagamannya tinggi. Misalnya dengan
menonjolkan identitas atau asal usul seseorang seperti suku, agama, dsb. Selain
daripada hubungan sosial yang berdasarkan atas suku dan agama, di era saat ini
ada hubungan sosial yang sangat menjamur yakni, fenomena munculnya relawan-
relawan politik.93
Dari pengamatan penulis pada tahun 2015, sebagaimana dengan
Pemilukada sebelumnya di Lampung Timur. Pemilukada Lampung Timur tahun
2015 juga diwarnai dengan ditonjolkannya suku sebagai identitas calon kepala
daerah. Untuk diketahui bahwa Chusnunia Chalim adalah bersuku “jawa” dan
kedua kompetitornya Yusran Amirullah dan Erwin Arifin bersuku “lampung”.
92
Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Politik Indonesia: Dinamika Islam Politik Pasca
Orde Baru, 8. 93
Wawancara dengan Effendi Gazali, Pakar Komunikasi Politik, pada 23 November 2017
di Jakarta.
109
Penonjolan identitas seperti ini menurut analisis penulis menjadi penting
karena “suku jawa” adalah yang menjadi mayoritas di Lampung Timur. Saat ini
yang bersuku jawa di Lampung Timur sudah menginjak angka 65% sedangkan
yang bersuku lampung hanya 25% saja.94
Dengan mayoritas masyarakat yang
bersuku jawa ini isu penonjolan identitas berdasarkan suku menjadi hal menarik.
Hal ini sudah dibuktikan dengan Satono yang bersuku jawa berhasil menang dua
periode pada Pemilukada Lampung Timur tahun 2005 dan 2010.95
Dimunculkannya identitas suku pada Pemilukada Lampung Timur tahun
2015, diakui oleh Noverisman Subing selaku Ketua Tim Pemenangan yang
mengatakan bahwa:
Seperti pada Pemilukada Lampung Timur sebelum-sebelumnya
munculnya identitas suku itu alamiah muncul secara sendirinya. Disadari
atau tidak kemunculan identitas ini sangat berpengaruh dengan
keterpilihan seseorang menjadi Bupati Lampung Timur yang mayoritas
bersuku jawa ini. Sudah ada buktinya ketika Pak Satono menang 2 kali
saat Pemilukada, dulu sangat berkembang isu mengenai suku dan
berkembang istilah “Piye piye wonge dewe”.96
Dari wawancara di atas terungkap bahwa isu mengenai penonjolan suku
calon kepala daerah telah berlangsung dari Pemilukada sebelumnya. Selama ini di
Lampung Timur Bupati yang terpilih adalah yang bersuku jawa. Di masyarakat
Lampung Timur diakui oleh Noverisman Subing masih memiliki tingkat rasa
kesukuan yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan istilah yang sampai saat ini
masih berkembang di masyarakat yakni, “Piye-piye wonge dewe”. Istilah ini
94
Arif Muttaqien, Secuil Kisah di Lampung,
https://aripmuttaqien.wordpress.com/2011/09/03/secuil-kisah-di-lampung/. Diakses pada tanggal
25 November 2017. 95
Situs remi Kabupaten Lampung Timur, Daftar Bupati Lampung Timur Dari Masa ke
Masa, http://www.lampungtimurkab.go.id/. Diakses pada tanggal 25 November 2017. 96
Wawancara dengan Noverisman Subing, Ketua Tim Pemenangan Chusnunia Chalim-
Zaiful Bukhori, pada 10 April 2017 di Jakarta.
110
dapat diartikan “Bagaimanapun juga orang sukumu sendiri”. Dari istilah ini seolah
memberikan pesan di masyarakat yang bersuku jawa untuk memilih calon yang
berdasarkan sukunya sendiri. Tentu bila isu ini dapat dikelola dengan baik akan
menimbulkan efek pada suara yang akan diperoleh.
111
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kampanye Politik Chusnunia Chalim
Dari hasil penelitian dan analisis data terkait dengan model kampanye
Nowak dan Warneryd ditemukan beberapa kesimpulan yang akan penulis uraikan.
Pada teori ini menekankan pada delapan elemen yang harus diperhatikan oleh
calon kepala daerah yang akan maju dalam Pemilu maupun Pemilukada. Dari
delapan elemen ini pada akhirnya akan memberikan gambaran tentang bagaimana
komunikasi politik yang Chusnunia Chalim lakukan pada Pemilukada Lampung
Timur Tahun 2015.
Pertama, pada elemen pertama ini Chusnunia Chalim sebagai kandidat
calon Bupati haruslah memprediksi efek yang akan ditimbulkan ketika
melakukan komunikasi politik terhadap khalayak yang berisikan pesan-pesan
politik.
Kedua, pada setiap tahapan kampanye Pemilukada pastilah diwarnai
dengan persaingan komunikasi antar kandidat calon kepala daerah. Pada
Pemilukada Lampung Timur tahun 2015 persaingan komunikasi antar kandidat
calon terjadi dan mengarah terhadap kritikan-kritikan antar kandidat. Namun
Chusnunia Chalim sebagai kandidat calon tidak mau terjebak dan tergiring akan
hal ini, Chusnunia Chalim lebih memilih untuk bersaing dalam segi adu gagasan
yang dituangkan dalam visi, misi, dan program yang ditawarkan ke masyarakat.
112
Ketiga, pada elemen ini dapat diketahui objek komunikasi yang berhasil
di manage dengan baik oleh Tim Pemenangan yaitu mengenai penonjolan tentang
Chusnunia Chalim sebagai satu-satunya kandidat calon perempuan. Hal ini
dibuktikan dengan penggunaan tagline yang bertajuk “Pilih Sing Ayu Wae”.
Keempat, tentang populasi target atau kelompok penerima. Dalam
Pemilukada Lampung Timur tahun 2015 Chusnunia Chalim memetakan sasaran
komunikannya, antara lain Segmentasi Pendukung Partai Politik Pengusung,
Organisasi Kemasyarakatan, Kelompok Lintas Agama, Segmentasi Perempuan,
dan Segmentasi Pendukung Lawan Politik.
Kelima, pada elemen ini diketahui Chusnunia Chalim sebagai kandidat
calon Bupati menggunakan saluran-saluran komunikasi dalam menyampaikan
pesan politiknya. Pertama, saluran melalui kelompok. Dalam saluran ini
Chusnunia Chalim sangat intensif melakukan kunjungan kepada kelompok-
kelompok sosial di masyarakat, ex: kelompok pengajian, kelompok pkk,
kelompok tani, dsb. Kedua, saluran melalui publik. Yang dimaksud pada saluran
ini adalah Chusnunia Chalim dalam melakukan sosialisasinya memanfaatkan
ruang-ruang publik, ex: kunjungan ke pasar tradisional. Ketiga, saluran
komunikasi sosial. Yang dimaksud dalam saluran ini adalah Chusnunia Chalim
dalam melakukan kampanyenya dapat memanfaatkan acara-acara yang diadakan
secara pribadi ataupun kelompok di masyarakat, ex: hadir ke pesta pernikahan,
sunatan, wayang kulit, dsb.
Keenam, sebagai kandidat calon Bupati Chusnunia Chalim mampu
mengemas dengan cerdik pesan politik yang dijabarkannya melalui visi, misi,
113
dan program yang Chusnunia Chalim tawarkan kepada khalayak politik.
Chusnunia Chalim menyesuaikan visi dan misinya terhadap harapan dan
kebutuhan yang saat ini menjadi prioritas bagi masyarakat.
Ketujuh, pada Pemilukada Lampung Timur tahun 2015 Chusnunia Chalim
sebagai kandidat calon Bupati berhasil menempatkan dirinya menjadi
komunikator yang dianggap cakap karena telah berhasil memenangkan
Pemilukada. Setidaknya ada tiga indikator Chusnunia Chalim dapat dikatakan
komunikator cakap, diantaranya Chusnunia Chalim mampu melakukan
komunikasi politik pada elit partai politik untuk mendapatkan “tiket” maju
Pemilukada. Kemudian Chusnunia Chalim sebagai komunikator politik menjalin
komunikasi langsung ke masyarakat ke hampir semua desa yang ada di Lampung
Timur dalam rangka mendulang suara. Terakhir, Chusnunia Chalim dalam
melakukan komunikasinya dikenal sangat santun dan pandai memilih bahasa yang
mudah dimengerti oleh masyarakat menengah ke bawah.
Kedelapan, pada tahapan ini akan diketahui bagaimana efek yang
ditimbulkan dari komunikasi politik yang selama ini dilakukan oleh Chusnunia
Chalim sebagai kandidat calon Bupati sewaktu masa kampanye. Efek ini
mengarah terhadap perolehan suara Chusnunia Chalim sehingga terpilih menjadi
Bupati Lampung Timur periode 2016-2021 dengan suara cukup signifikan yakni
sebesar 263.962 suara (53,17%).
114
Faktor Pendukung Komunikasi Chusnunia Chalim
Dari hasil penelitian ini juga ditemukan bahwa adanya faktor-faktor
pendukung komunikasi terhadap Chusnunia Chalim sebagai kandidat calon
Bupati. Faktor-faktor ini adalah faktor pendukung komunikasi yang dikatakan
oleh Melvin L DeFleur dalam Asep Saeful Muhtadi yang diantaranya mencakup
tentang faktor lingkungan fisik, sosio-kultural, dan hubungan sosial.
Pertama, Faktor Lingkungan Fisik. Pada faktor ini dapat ditinjau melalui
dua sisi. Pertama, dari sisi fisik kandidat calon kepala daerah. Chusnunia Chalim
yang masih tergolong muda dan cantik menjadi daya tarik sehingga menjadi nilai
plus dalam melakukan komunikasi. Kedua, ditinjau dari sisi geografis. Chusnunia
Chalim dan Tim Pemenangan telah memetakan tempat-tempat yang menjadi
lumbung suara, sehingga Chusnunia Chalim bersama Tim Pemenangan
menjadikannya tempat prioritas dalam sosialisasi.
Kedua, Faktor Sosio-Kultural. Pada faktor ini Chusnunia Chalim
melakukan komunikasi terhadap key leaders di masyarakat. Misalnya dengan
menjadikan Tokoh Adat Lampung Timur, Noverisman Subing sebagai Ketua Tim
Pemenangan. Dengan dijadikannya Noverisman Subing sebagai Ketua Tim
Pemenangan, membukakan jalan kepada Chusnunia Chalim untuk melakukan
komunikasi politik dengan masyarakat adat “lampung” di Lampung Timur.
Ketiga, Faktor Hubungan Sosial. Faktor ini merupakan penonjolan
identitas seorang calon kepala daerah. Dalam Pemilukada Lampung Timur tahun
2015 sebagaimana dua Pemilukada langsung sebelumnya identitas “kesukuan”
seorang kandidat calon kepala daerah masih muncul. Begitupun Chusnunia
115
Chalim yang notabene bersuku “jawa” berhasil memanfaatkan isu ini dan
akhirnya membangkitkan sentimental kesukuan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka saran-saran
yang dapat diberikan sebagai suatu rekomendasi untuk kepentingan akademik,
adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya terkait
dengan komunikasi politik dala masa kampanye Pemilihan Umum Kepala
Daerah. Peneliti melihat bahwa diperlukannya penelitian yang lebih
mendalam terkait komunikasi politik calon kepala daerah.
2. Penulis dalam hal ini menyarankan kepada pasangan calon kepala daerah
yang akan mengikuti kontestasi Pemilukada dapat memperhatikan dengan
serius komunikasi politik terutama terhadap isi pesan politik dan sasaran
atau target dari komunikan politik.
116
Daftar Pustaka
Buku
Ardial. Komunikasi Politik. Jakarta: Indeks, 2010.
Budiarjo, Miriam. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2008.
Cangara, Hafied. Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2016.
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2012.
Efriza, .Political Explore Sebuah Kajian Ilmu Politik. Bandung: CV. Alfabeta,
2012.
Gun Heryanto, Gun dan Aden Rina Farida. Komunikasi Politik. Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Marsh, David dan Gerry Stoker. Teori dan Metode Dalam Ilmu Politik. Bandung:
Nusamedia, 2002.
M Gaffar,Janedjri. Politik Hukum Pemilu. Jakarta: Konstitusi Press, 2012.
Melfa, Wendy. Pemilukada Demokrasi dan Otonomi Daerah. Lampung: BE
Press, 2013.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Nusamedia, 2002.
Mubarok, Mufti M. Suksesi Pilkada “Jurus Memenangkan Pilkada Langsung”.
Surabaya: Java Pustaka, 2005.
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Rosda Karya, 2010.
Nimmo, Dan. Komunikasi Politik: Khalayak dan Efek. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004.
Nimmo, Dan. Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan Media. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2004.
Prihatmoko, Joko J. Pemilihan Kepala Daerah Langsung: Filosofi, Sistem, dan
Problema Penerapan di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Saeful Muhtadi, Asep. Komunikasi Politik Indonesia: Dinamika Islam Politik
Pasca Orde Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008.
Suharizal. Pemilukada: Regulasi, Dinamika, dan Konsep Mendatang. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2011.
Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia, 1992.
Tamburaka, Apriadi. Agenda Setting “Media Massa”. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2012.
Venus, Antar. Manajemen Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis Dalam
Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Bandung: Simbiosa, 2004.
Website
Cahaya Lampung, Chusnunia Chalim: Kedisiplinan Pegawai Jadi Tolak Ukur
Pelayanan, https://cahayalampung.com/2016/02/21/chusnunia-chalim-
117
kedisiplinan-pegawai-menjadi-tolak-ukur-pelayanan. Diakses pada
tanggal 25 November 2017.
Chusnunia Chalim, https://chusnuniachalim.wordpress.com/perihal/. Diakses pada
tanggal 28 Maret 2017.
Gambaran Umum Lampung Timur, http://ppsp.nawasis/info/lampungtimur.com,
Diakses pada tanggal 1 Maret 2017.
Gresnews.com. Dasar Hukum Pilkada Serentak di Indonesia,
http://www.gresnews.com/berita/tips/1728196-/0/. Diakses pada
tanggal 2 November 2017.
Harun Syah, Moch. Ketua KPU: Pilkada Serentak Sejarah Sekaligus Tantangan.
http://news.liputan6.com/read/2244960/ketua-kpu-pilkada-serentak-
sejarah-sekaligus-tantangan. Diakses pada tanggal 4 Maret 2017.
Jimmy, Sejarah Lampung Timur, http://www.nyokabar.com/berita-87-sejarah-
lampung-timur.html Diakses pada tanggal 1 Maret 2017.
Kurniawan, Haris. Pilkada Serentak Nasional Direncanakan Pada Tahun 2027.
https://nasional.sindonews.com/read/963040/12/pilkada-serentak-
nasional-direncanakan-pada-tahun-2027-1423640725. Diakses pada
tanggal 25 November 2017.
Mualifah, Siti. Prio Budi Utomo Cawabup Lampung Timur Meninggal Dunia.
http://www.jejamo.com/breaking-news-prio-budi-utomo-cawabup-
lampung-timur-meninggal-dunia.html. Diakses pada tanggal 24
November 2017.
Muklasin. KPU Lampung Timur Selesaikan Rekapitulasi Suara Pilkada.
http://lampung.antaranews.com/berita/287016/kpu-lampung-timur-
selesaikan-rekapitulasi-suara-pilkada. Diakses pada tanggal 2
November 2017.
Muklasin, Pasangan Yulianto-Ahmad Roji Calon Independen Lampung Timur,
https://lampung.antaranews.com/berita/282355/pasangan-yulianto-
ahmad-roji-calon-independen-lampung-timur. Diakes pada tanggal 23
November 2017.
Mulyono, Sosok Perempuan Inspiratif Dr.Hj.Chusnunia Chalim,M.Si.M.Kn
Bupati Lampung Timur,
http://mulyonohp.blogspot.co.id/2016/10/sosok-perempuan-
inspiratif.html. Diakses pada tanggal 28 Maret 2017.
Muttaqien, Arief. Secuil Kisah di Lampung,
https://aripmuttaqien.wordpress.com/2011/09/03/secuil-kisah-di-
lampung/. Diakses pada tanggal 25 November 2017.
Nababan, Pirhot. 7 Fakta Mengenai Pilkada Serentak.
http://www.hukumpedia.com/pirhot/7-fakta-penting-soal-pilkada-
serentak. Diakses pada tanggal 25 November 2017.
News Lampung Terkini. Ini Bupati Perempuan Pertama di Lampung dan
Profilnya. http://newslampungterkini.com/news/2575/bupati-
perempuan-pertama-lampung-dan-profilnya.html. Diakses pada tanggal
30 Maret 2017.
118
Nugroho, Joko. KPU Lampung Timur Luncurkan Pilkada Serentak.
http://www.antarasumbar.com/berita/144751/kpu-lampung-timur-
luncurkan-pilkada-serentak.html. Diakses pada tanggal 4 Maret 2017.
Nugroho, Samino. Bakal Calon Perseorangan Gagal Maju Dukung Chusnunia-
Zaiful. https://lampung.antaranews.com/berita/286632/bakal-calon-
perseorangan-gagal-maju-dukung-chusnunia-zaiful. Diakses pada
tanggal 24 November 2017.
Nugroho, Samino. Bakal Calon Perseorangan Gagal Maju Dukung Chusnunia-
Zaiful. https://lampung.antaranews.com/berita/286632/bakal-calon-
perseorangan-gagal-maju-dukung-chusnunia-zaiful. Diakses pada
tanggal 24 November 2017.
Profil Chusnunia Chalim, https://profil.merdeka.com/indonesia/c/chusnunia/
Diakses pada tanggal 28 Maret 2017.
Rinda, Oktaviana. Moto, Makna dan Logo Kabupaten & Kota di Lampung.
http://smansametro59lampung11a6.blogspot.co.id/2017/01/motomakna
logo-kabkota-di-lampung-no.html. Diakses pada tanggal 24 November
2017.
Rubrik Media, Untuk Pertama Kalinya Umat Hindu di Lampung Timur Gelar
Upacara Melasti Sendiri, https://www.rubrikmedia.com/untuk-
pertama-kalinya-umat-hindu-di-lampung-timur-gelar-upacara-melasti-
sendiri/. Diakses pada tanggal 24 November 2017.
Santoso, Budi. Akhirnya PKS dan PAN Dukung Yusran dan Sudarsono.
https://lampung.antaranews.com/berita/286683/akhirnya-pks-lampung-
timur-dukung-yusran-sudarsono. Diakses pada tanggal 23 November
2017.
Situs remi Kabupaten Lampung Timur, Daftar Bupati Lampung Timur Dari Masa
ke Masa, http://www.lampungtimurkab.go.id/. Diakses pada tanggal 25
November 2017.
Sopandi, Sigit. Pilkada Lampung Timur: Chusnunia Ungguli Yusran,
http://www.jejamo.com/pilkada-lampung-timur-chusnunia-chalim-
ungguli-yusran.html. Diakses pada tanggal 30 Maret 2017.
Teras Lampung, Pilkada Lamtim: Chusnunia Chalim-Zaiful Bukhori Mendaftar
Pertama Dikawal Ratusan Pendukung,
https://www.teraslampung.com/pilkada-lamtim-mendaftar-pertama/.
Diakses pada tanggal 25 November 2017.
Zastrawati, Andi. Transformasi Pilkada Serentak.
https://belanegarari.com/2015/12/09/transformasi-Pemilukada-
serentak/. Diakses pada tanggal 2 November 2017.
Skripsi
Kurnia Pulungan, Hendra. Komunikasi Politik Dalam Pemilihan Kepala Daerah
Di Sumatera Utara (Studi Kasus Tentang Komunikasi Politik Pasangan
H. Amril Harahap dan H. Irwandy, M.Pd Pada Pemilihan Walikota
Tebing Tinggi Tahun 2010). Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Negeri Medan, 2010.
119
Jurnal
Agus Setyawan, Hendra. Strategi Komunikasi Politik Calon Gubernur Menjelang
Pemilukada Sumatera Selatan 2008. Jurnal Ilmiah Dinamika, Juni
2008.
Arista Narendra, Rosa. Strategi Komunikasi Politik Pasangan Bambang-Icek
Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Grobogan Tahun
2011. Jurnal, April 2012.
Ayu Hendrawaty Putri, Dewa. Difusi Inovasi Pemasaran Politik di Indonesia.
Jurnal Communication, Oktober 2013.
Herry Susanto, Eko. Dinamika Komunikasi Politik Dalam Pemilihan Umum.
Jurnal Kajian Komunikasi, Desember 2013.
Priyowidodo, Gatut. Komunikasi Politik Dalam Pemilihan Gubernur Jawa Timur
(Fungsi Media Massa Sebagai Sarana Pemenangan Kandidat). Jurnal
Ilmiah Scriptura, Juli 2007.
Ramadanty, Sari. Penggunaan Komunikasi Fatis Dalam Pengelolaan Hubungan
Di Tempat Kerja. Jurnal Ilmu Komunikasi, Maret 2014.
Suharto. Urgensi Komunikasi Politik Dakwah, Jurnal Dakwah Tabligh, Juni 2013.
Yusdianto. Identifikasi Potensi Pelanggaran Pemilihan Kepala Daerah
(Pemilukada) dan Mekanisme Penyelesaiannya. Jurnal Konstitusi,
November 2010.
Dokumen Resmi
Data resmi KPUD Lampung Timur tahun 2015.
Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 46 Tambahan Lembaran Negara Nomor:
3825.
Undang-Undang RI No. 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Pemilihan
Umum.
Undang-Undang RI No. 8 Tahun 2015 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan
Walikota.
Undang-Undang Republik Indonesia No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah.
Wawancara
Wawancara dengan Hj. Chusnunia Chalim, M.Si, M.Kn sebagai Bupati Terpilih
Kabupaten Lampung Timur Tahun 2015.
Wawancara dengan Hi. Noverisman Subing, SH MM sebagai Ketua Tim
Pemenangan Pasangan Chusnunia Chalim-Zaiful Bukhori.
Wawancara dengan Ahmad Basuki, M.Pd.I sebagai Ketua DPC PKB Kabupaten
Lampung Timur Tahun 2015.
Wawancara dengan Andri Oktavia, S.Si sebagai Ketua KPUD Kabupaten
Lampung Timur Tahun 2015.
Wawancara dengan Effendi Gazali, Ph.D MPS.ID sebagai Pakar Komunikasi
Politik.
120
Wawancara dengan Ir. Andy Salvian Subing sebagai Ketua MPP Pemuda
Pancasila Lampung Timur.
Wawancara dengan Sarwan Saheh, SE Glr. Suttan Pengiran Sebuay Randau
sebagai Tokoh Adat Lampung, Kabupaten Lampung Timur.
110
PROGRAM STUDI ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Lampiran 1
Hasil Wawancara
KOMUNIKASI POLITIK CHUSNUNIA CHALIM DALAM
MEMENANGKAN PEMILUKADA LAMPUNG TIMUR TAHUN
2015
IDENTITAS NARASUMBER
Nama : Chusnunia Chalim
Usia : 34 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Jabatan : Bupati Lampung Timur
Pendidikan : S3
1. Bagaimana kronologis hingga akhirnya Anda memutuskan untuk
mencalonkan diri menjadi Bupati Lampung Timur dengan konsekuensi
harus mengundurkan diri dari jabatan sebagai anggota DPR?
Jabatan bukanlah segalanya, Saya sebagai putra daerah Lampung
Timur memiliki panggilan jiwa untuk membangun Lampung Timur
dengan melihat kondisi pembangunan di Lampung Timur yang
sangat memprihatinkan, menapikkan segala konsekuensi yang akan
saya terima jika kalah dalam berkompetisi.
2. Bagaimana cara anda melakukan komunikasi politik terhadap masyarakat,
kita tahu bahwa Lampung Timur sangat luas dan mungkin relatif sulit
untuk dijangkau? Ditambah lagi anda adalah calon “last minutes”
Saya sangat sadar bahwa saya jika dibandingkan dengan Pak Yusron
dan Pak Erwin sangatlah tertinggal. Karena beliau berdua memang
sudah mempersiapkannya sejak lama. Namum demikian saya
beranggapan bahwa lebih baik telat daripada tidak sama sekali. Saya
dalam masa kampanye sangat intensif terjun langsung ke
masyarakat. Saya menjalin komunikasi hampir ke semua desa se
Kabupaten Lampung Timur. Saya lebih suka datang sendiri ke
pengajian-pengajian. Dengan bertemu dan komunikasi dengan
masyarakat saya bisa menyampaikan niat baik saya untuk maju
menjadi calon bupati.
3. Dalam Pemilukada Lampung Timur tahun 2015, sebagai komunikator
politik apakah anda melakukan targeting atau memetakan sasaran
khalayak komunikan?
111
Tentu saja setiap kandidat calon kepala daerah tentu harus
menentukan sasaran politiknya. Di Pemilukada 2015 saya setidaknya
menargetkan atau menggalang dukungan seperti konsolidasi partai
pengusung, ormas (NU, PMII, Pemuda Pancasila, Muhammadiyah,
dsb), kelompok lintas agama, segmentasi perempuan, dan merangkul
lawan politik.
4. Apakah NU sebagai ormas dengan basis masa terbesar turut pula
mempengaruhi kemenangan anda?
Dalam memenangkan Pemilukada Lampung Timur tahun 2015 tidak
saya pungkiri bahwasannya dipengaruhi oleh dukungan dari
Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (KBNU) pada khususnya.
Dukungan penuh warga NU terhadap saya dikarenakan jalinan
komunikasi yang baik. Ditambah lagi saya disegani warga NU karena
putri dari seorang Kiai, namun saya tidak berbesar kepala terhadap
hal itu. Saya terus menjalin komunikasi politik yang baik kepada
warga NU dan memberikan pemahaman bahwasannya saya punya
tujuan baik untuk mensejahterakan rakyat.
5. Tadi saya tertarik dengan targeting yang anda katakan tentang dukungan
kelompok lintas agama, bagaimana ini bisa terjadi?
Saya sejak lama telah membangun komunikasi dengan masyarakat
Lampung Timur jauh sebelum saya memutuskan mencalonkan diri
sebagai calon bupati. Saya sering bersilaturahim dengan warga
nahdiyin yang merupakan basis pendukung saya, namun saya juga
tidak menutup diri dengan umat lain seperti Hindu, Budha, Katholik,
Kristen. Oleh karenanya tidak kaget sewaktu saya mencalonkan diri
sebagai Bupati, persatuan umat lintas agama mendukung saya
sebagai Bupati pada waktu itu.
6. Bagaimana dengan segmentasi perempuan, mengapa anda
menargetkannya?
Iya karena saya menganggap kurangnya representasi perempuan
dalam kancah perpolitikan. Dalam setiap kesempatan kampanye ke
desa-desa saya selalu menekankan pada warga masyarakat
khususnya Ibu-ibu bahwasannya semua orang itu memiliki
kesempatan yang sama untuk menjadi bupati. Tidak mengenal laki
ataupun perempuan. Jika memiliki kemampuan dan punya visi dan
misi yang jelas “monggo”. Saya sebagai kandidat calon Bupati juga
sangat intensif melakukan sosialisasi via pengajian ibu-ibu, kelompok
pkk, dsb yang berhubungan dengan perempuan.
7. Apakah kedekatan Anda dengan elit politik seperti Ketua Umum PKB
Muhaimin Iskandar dan Gubernur Lampung Ridho Ficardo (Ketua DPD
Partai Demokrat) ikut pula mempengaruhi kemenangan Anda dalam
Pemilukada?
112
Menjadi efek positif, tetapi bukan faktor penentu kemenangan
8. Menurut Anda apakah partai pengusung cukup solid dalam upaya
pemenangan? dan upaya apa yang anda lakukan untuk mensolidkan kader
partai pengusung untuk berjuang bersama anda?
PKB dan Partai Demokrat sangat solid sampai kebawah. Faktor
kemenangan saya dalam Pemilukada Lampung Timur tahun 2015
salah satunya adalah solidnya partai pengusung. Hal ini menurut saya
dipengaruhi karena komunikasi politik saya yang berusaha
meyakinkan kader untuk bekerja keras dalam memenangkan
Pemilukada Lampung Timur tahun 2015. Partai pengusung adalah
sebagai jembatan penghubung saya denga masyarakat. Apalagi partai
politik memang punya kader sampai tingkat ranting (desa), ini tentu
sangat mempengaruhi dalam kemenangan saya.
9. Bagaimana pola kampanye yang dilakukan pada saat pemilukada?
Melakukan pendekatan dengan cara tatap muka langsung ke
masyarakat. Hampir semua desa sudah saya kunjungi untuk sekedar
bertemu dengan masyarakat. dengan begitu akan terbangun emosi
antara saya dan masyarakat.
10. Bagaimana cara Anda merangkul lawan politik yang gagal mencalonkan
diri (Erwin Arifin) menjadi sekutu dan menyatukan kekuatan politik untuk
memenangkan Pemilukada?
Berkomunikasi. Jalin komunikasi dan silaturahmi dengan baik.
Walaupun kompetitor tapi lihat segala macam persamaan jangan
perbedaannya. Sesederhana itu. Jelasnya pada saat itu PDI P (Partai
pengusung Erwin Arifin) menyatakan dukungannya kepada Saya.
11. Bagaimana dengan dukungan Yulianto-A.Rodji yang juga mendukung
anda?
Pada Pemilukada Lampung Timur tahun 2015 saya menjalin
komunikasi politik dengan siapa saja termasuk dengan lawan politik
saya. Khususnya ke Pak Yulianto saya sangat intensif berkomunikasi.
Tentu saya berharap dengan komunikasi politik ini ada titik temu
antara saya dan Pak Yulianto untuk bersama-sama membangun
Lampung Timur ke depan.
12. Apa pesan politik yang anda sampaikan kepada masyarakat dalam
kampanye?
Dalam janji politik saya, jika nanti saya terpilih menjadi Bupati fokus
pertama yang akan saya benahi adalah pembangunan infrastruktur.
Baik itu jalan, jembatan, pertanian dan sebagainya yang
berhubungan dengan infrastruktur. Saya sangat prihatin dengan
kondisi infrastruktur di Lampung Timur ini terutama kondisi jalan
yang jauh dari kata layak. Peningkatan keamanan dan ketertiban
113
juga saya masukkan dalam penjabaran 6 visi dan misi pokok saya.
Saya menilai kurangnya keamanan dan ketertiban yang dilakukan
oleh pemerintah selama ini menjadikan efek negatif bagi Lampung
Timur sendiri. Lebih parahnya daerah ini sampai dicap sebagai
daerah “sarang begal”. Tentu ini yang akan menjadi fokus kami
dalam upaya peningkatan keamanan dan ketertiban di Lampung
Timur.
13. Selain daripada melakukan sosialisasi via pengajian, adakah cara lain anda
dalam melakukan komunikasi politik
Pada saat kampanye 2015 saya juga berkunjung ke pasar-pasar
tradisional untuk bertatap muka langsung dengan para pedagang.
Disana saya mendengarkan keluhan-keluhan dari para pedagang
terkait permasalahan yang selama ini terjadi baik dalam segi
keamanan, kenyamanan, dan biaya sewa lapak pedagang yang
ditetapkan oleh Pemda. Setelah mendengarkan keluhan dan curhatan
dari pedagang saya mencoba menawarkan solusi yang terjadi dan
menjanjikan jika tepilih akan memperbaiki pelayanan yang selama
ini dirasa kurang oleh para pedagang khususnya. Selain itu Saya
sejak dulu baik ketika menjadi anggota DPR maupun sekarang ketika
mencalonkan diri menjadi Bupati selalu berusaha memenuhi
undangan dari masyarakat. Baik itu acara yang sifatnya pribadi
seperti pernikahan, sunatan dan yang sifatnya kolektif oleh kelompok
masyarakat seperti pesta rakyat, wayang, dll. Saya selalu berusaha
untuk hadir, saya member kesan di masyarakat bahwa jangan sampai
ada jarak antara kita.
14. Banyak figur lain yang sudah tidak asing lagi (Erwin Arifin dan Yusran
Amirullah), Bagaimana cara Anda meyakinkan masyarakat Lampung
Timur untuk memilih Anda dalam pemilukada?
Saya meyakinkan masyarakat dengan basis yang saya miliki sebagai
kader NU, pengalaman Saya sebagai anggota DPR Ri diramu dengan
cara silaturahmi berdasarkan kekeluargaan.
15. Apakah faktor Chusnunia Chalim yang notabene putri dari Kiai Chalim
(tokoh agama terkemuka di Lampung Timur) turut mempengaruhi
kemenangan?
Tentu saja, tetapi bukanlah menajdi faktor utama kemenangan. Figur
personal dan kerjasama tim yang menjadi faktor utama.
114
PROGRAM STUDI ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Lampiran 2
Hasil Wawancara
KOMUNIKASI POLITIK CHUSNUNIA CHALIM DALAM
MEMENANGKAN PEMILUKADA LAMPUNG TIMUR TAHUN
2015
IDENTITAS NARASUMBER
Nama : Noverisman Subing
Usia : 48 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Jabatan : Ketua Tim Pemenangan / Ketua IKA PMII Provinsi Lampung
Pendidikan : S2
1. Bagaimana Anda dapat terpilih dan dipercaya menjadi Ketua Tim
Pemenangan Chusnunia Chalim menjadi Bupati Lampung Timur pada
Pemilukada 2015?
Pengalaman saya sebagai Wakil Bupati Lampung Timur dan putera
daerah asli Kabupaten Lampung Timur yang telah “mengenal” lika
liku dan seluk beluk daerah, Saya rasa menjadi faktor utama Saya
dipercaya sebagai Ketua Tim Pemenangan Chsununia Chalim.
2. Menurut anda, bagaimana cara Chusnunia Chalim dalam melakukan
komunikasi politik?
Pada saat melakukan sosialisi ke bawah, Chusnunia Chalim selalu
menggunakan bahasa-bahasa yang mudah dimengerti oleh
masyarakat. Tidak jarang Chusnunia Chalim menggunakan bahasa
“jawa” hal ini dimaksudkan karena mayoritas penduduk Lampung
Timur ini kan berasal dari suku jawa. Jadi penggunaan bahasa jawa
itu penting agar komunikasi kita mudah dipahami masyarakat. Selain
itu Chusnunia Chalim juga dikenal sangat santun dan ramah kepada
masyarakat, sangat jarang figur pemimpin yang bisa sepertinya.
3. Apa strategi yang tim pemenangan lakukan saat Pemilukada Lampung
Timur tahun 2015?
Startegi politik yang kami lakukan pertama kali adalah konsolidasi
partai pengusung yang dalam hal ini PKB dan Partai Demokrat.
Kami selaku partai pengusung Chusnunia Chalim-Zaeful Bukhori
berpendapat bahwa sebelum memantapkan gerak langkah keluar,
kami harus berbenah terlebih dahulu dari internal. Tujuannya adalah
115
menyamakan persepsi dan menyatukan visi dan misi antara kader
untuk bersama bekerja memenangkan calon yang kami usung.
Konsolidasi ini juga dimaksudkan untuk memetakan kekuatan politik
sampai ke tingkat desa. Disamping itu ini merupakan sarana
pengenalan calon dan juga memberikan kesempatan bagi calon untuk
melakukan komunikasi politik diantara kader dan meyakinkan kader
dalam rangka memenangkan dirinya.
4. Apa yang membuat NU akhirnya mendukung Chusnunia Chalim?
Dukungan penuh warga NU terhadap Chusnunia Chalim didapatnya
karena memiliki komunikasi politik yang santun dan baik kepada
sesepuh NU pada khususnya. Ditambah lagi Chusnunia Chalim
merupakan putri dari Kiai Chalim tentu memiliki nilai plus di mata
warga NU. Sebelumnya warga NU sudah 2 kali mendukung calonnya
pada Pemilukada, pada tahun 2005 KH Amin Tohari yang
berpasangan dengan Mawardi Harirama kalah, lalu 2010
mencalonkan KH Soemarno yang berpasangan dengan saya pun
kalah. Berbeda pada 2015 Chusnunia Chalim berhasil meyakinkan
kader bahwa sudah saatnya kita bangkit dan membangkitkan
semangat untuk bersama-sama menang dalam Pemilukada 2015
waktu itu.
5. Bagaimana kronologis dukungan PMII sebagai Organisasi Masa Islam
terkemuka di Lampung Timur untuk Chusnunia Chalim sebagai Bupati
Lampung Timur yang notabene nama beliau belum dikenal secara luas
oleh masyarakat Lampung Timur dibandingkan dengan Anda sebagai
Ketua IKA PMII atau bahkan Bupati Lampung Timur saat itu, yaitu Erwin
Arifin?
Sudah lima periode kepemimpinan Bupati Lampung Timur selalu
diakhiri dengan kasus hukum. Boleh dibilang kursi Bupati Lampung
Timur “panas”. Melihat hal tersebut, PMII ingin sosok baru yang
sebagai “penyejuk” tapuk kepemimpinan Bupati Lampung Timur.
Saat itulah muncul nama Chusnunia Chalim, sosok wanita putera
daerah Kabupaten Lampung Timur yang telah malang melintang di
DPR RI Fraksi PKB. Dukungan terhadap Chusnunia Chalim dari
kader PMII Provinsi Lampung khususnya yang berdomisili asli
Lampung Timur ini dikarenakan komunikasi yang tidak terputus
antara Chusnunia Chalim dan kader-kader PMII di bawahnya. Oleh
karena itu PMII terjun langsung untuk memenangkan Chusnunia
Chalim dalam Pemilukada 2015 ini.
6. Bagaimana pola komunikasi yang dilakukan PKB ke Partai Demokrat
sehingga akhirnya berkoalisi mencalonkan Chusnunia dalam Pemilukada
Lampung Timur?
Komunikasi dan silaturahmi yang sebelumnya sudah baik antara
Ketua DPW PKB Lampung, Musa Zainudin dan Ketua DPD Partai
116
Demokrat Lampung, M. Ridho Ficardo memudahkan koalisi
pencalonan Chusnunia sebagai Bupati Lampung Timur.
7. Apakah faktor Organisasi Masa memiliki andil besar dalam upaya
pemenangan Chusnunia Chalim sebagai Bupati Lampung Timur?
Sebagai Ketua Tim Pemenangan dan juga sebagai mantan Wakil
Bupati Lampung Timur, Saya memiliki akses yang cukup baik dan
luas untuk bersilaturahmi ke semua lini, bukan hanya dari Ormas
seperti NU, GP Anshor, Muslimat, Fatayat, PMII, Pemuda Pancasila
bahkan dari kalangan pemerintahan desa juga dirangkul diajak
untuk sama-sama membangun Lampung Timur melalui
kepemimpinan Chusnunia Chalim
8. Menurut Anda apa yang menjadi faktor terpilihnya Chusnunia Chalim
dalam Pemilukada Lampung Timur?
Seperti yang Saya kemukakan sebelumnya, bahwa Lampung Timur
menginginkan Bupati yang membawa angin segar kesejukan yang
dapat merangkul semua pihak, dalam hal ini bisa diperoleh dari sosok
wanita yang memang kodratnya memiliki sifat keibuan dan
penyanyang. Sehingganya menurut hemat Saya menjadi keunggulan
Chusnunia Chalim dengan slogan yang kami usung “Pilih seng Ayu
wae” (pilih yang cantik aja).
9. Bagaimana cara anda bersama tim pemenangan dalam merangkul lawan
politik Erwin Arifin untuk bergabung?
Begitu Pak Erwin digugurkan pencalonannya oleh KPUD Lampung
Timur saya selaku Ketua Tim Pemenangan langsung menjalin
komunikasi politik dengan beberapa orang dekat Pak Erwin.
Kemudian kami mengadakan pertemuan dengan menghantarkan
langsung calon kami Chusnunia Chalim dengan Erwin Arifin di
rumah Jailani Hamzah (kolega Pak Erwin) di Sukadana. Disitu kami
bersepakat untuk bergabung menyatukan kekuatan untuk bersama
memperoleh kemenangan. Komunikasi politik dari Chusnunia
Chalim dan Erwin Arifin memang sangatlah baik sebelumnya. Kedua
calon ini tidak pernah saling menjelekkan di media masa ataupun
secara langsung dihadapan masyarakat. berbeda dengan Yusran
Amirullah yang terus mengkritik habis-habisan Pak Erwin.
10. Dari peretemuan itu, apa keputusan yang dihasilkan?
Dalam pertemuan di rumah Pak Jailani itu juga disepakati bahwa tim
pemenangan dari kubu Pak Erwin sampai ketingkatan desa akan
segera bergabung dengan tim dari kami. Ini merupakan intruksi
langsung yang dilakukan oleh Pak Erwin ke masa pendukungnya.
11. Apakah PDIP sebagai partai pengusung Erwin Arifin langsung otomatis
member dukungan kepada Chusnunia Chalim?
117
Ketika pasangan Erwin Arifin-Prio Budi Utomo dinyatakan secara
resmi batal atau gugur dari pencalonan. Chusnunia Chalim bersama
kami dari tim pemenangan menjalin komunikasi politik yang intensif
terhadap partai pengusung Pak Erwin. Kebetulan yang sangat kami
targetkan adalah PDIP sebagai partai pengusung utama dari Pak
Erwin. Kenapa PDIP? Karena PDIP memiliki perolehan kursi
terbanyak yakni 9 kursi. Saya rasa dengan menggandeng PDIP yang
merupakan partai pemenang di Lampung Timur sudah cukup
memberikan efek positif bagi kami. Perlu diketahui bahwa PDIP itu
di Lampung Timur selalu menang, sejak saya di DPRD Lampung
Timu tahun 1999 PDIP selalu menjadi pemenang sampai sekarang.
12. Mengapa masyarakat lebih memilih Chusnunia Chalim dibandingkan figur
lain yang tentu saja lebih dahulu dikenal oleh masyaraka Lampung Timur
yaitu dua kompetitornya: Erwin Arifin (Bupati Lampung Timur) dan
Yusran Amirulah (Politisi Partai Nasdem dan Tokoh Adat Lampung
Timur)?
Angin segar sangat dibutuhkan di Provinsi Lampung, khususnya di
Kabupaten Lampung Timur. Seorang pemimpin wanita, tidak pernah
ada dalam sejarah Provinsi Lampung, apalagi di Kabupaten
Lampung Timur yang notabene masih baru karena meruakan
pecahan dari Kabupaten Lampung Tengah. Hal ini menjadikan
hadirnya sosok perempuan yang juga berusia muda sangat dinanti-
nantikan untuk membawa Kabupaten Lampung Timur yang lebih
maju, modern, dan “adem”.
118
PROGRAM STUDI ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Lampiran 3
Hasil Wawancara
KOMUNIKASI POLITIK CHUSNUNIA CHALIM DALAM
MEMENANGKAN PEMILUKADA LAMPUNG TIMUR TAHUN
2015
IDENTITAS INFORMAN
Nama : Ahmad Basuki
Usia : 28 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Jabatan : Ketua DPC PKB / Ketua F-PKB DPRD Kabupaten Lampung
Timur
Pendidikan : S2
1. Bagaimana kronologis hingga akhrinya PKB memutuskan mencalonkan
Chusnunia Chalim ? padahal kita tahu PKB punya kader-kader potensial
lain seperti Ella Siti Nuryamah, Noverisman Subing, atau malah PKB
mendukung bupati Erwin pada waktu itu?
Chusnunia Chalim layak diperhitungkan dalam Pemilukada
Lampung Timur tahun 2015. Walaupun sebagaimana partai lain,
PKB memiliki mekanisme dalam menentukan calon kepala daerah.
Diinternal PKB sendiri kami sempat mempertimbangkan beberapa
nama diantaranya Noverisman Subing (mantan wakil bupati), Mbak
Ella (wakil ketua DPRD) dan dieksternal kami mempertimbangkan
Pak Erwin selaku bupati petahana. Namum seiring dengan waktu
ternyata Chusnunia Chalim yang mampu meyakinkan DPP PKB
untuk mengusung dirinya menjadi kandidat.
2. Bagaimana pola komunikasi yang dilakukan PKB ke Partai.Demokrat
untuk akhirnya berkoalisi mencalonkan Chusnunia-Zaeful Bukhori dalam
Pilkada Lamtim?
Pola komunikasi politik baik yang Chusnunia Chalim lakukan
sebelumnya terhadap Gubernur Lampung M.Ridho Ficardho yang
juga Ketua DPD I Demokrat Lampung menjadikan Chusnunia
Chalim mudah untuk meyakinkan Partai Demokrat untuk bersama-
sama berkoalisi untuk pencalonan ini. Chusnunia Chalim didampingi
Pak Musa beberapa kali bertemu untuk membicarakan mengenai
pencalonan Bupati Lampung Timur. Dari beberapa kali pertemuan
119
itu alhasil disepakati Partai Demokrat akan bersama-sama PKB
mencalonkan bupati dan wakil bupati. Lalu partai demokrat
menyodorkan nama Zaeful Bukhori sebagai wakil bupati.
3. Apakah kedekatan Chusnunia Chalim dengan elit politik seperti Muhaimin
Iskandar Ketum PKB dan Ridho Ficardo (Gubernur Lampung sekaligus
Ketua DPD Demokrat Lampung) punya andil besar dan cukup
mempengaruhi kemenangan Chusnunia?
Saya rasa tidak berpengaruh langsung, tetapi memberikan spirit dan
energy yang besar kepada tim di lapangan untuk lebih bersemangat
dalam mendukung pencakonan Chusnunia Chalim sebagai Bupati
Lampung Timur.
4. Apakah koalisi PKB-Partai Demokrat cukup solid dalam upaya
pemenangan Chusnunia Chalim?
Bisa dilihat hasilnya saat ini Chusnunia Chalim-Zaiful Buchari
terpilih menjadi Bupati-Wakil Bupati Lampung Timur. Tentu saja
hal tersebut tidak akan tercapai tapa adanya kerjasama tim yang
solid dan kokoh antara Partai Demokrat dan PKB juga PDIP sebagai
partai yang kemudian ikut mendukung Chusnunia Chalim maju
sebagai Bupati lampung Timur.
5. Bagaimana pola kampanye yang dilakukan PKB dan Koalisi untuk
mengkampanyekan Chusnunia Chalim-Zaeful Bukhori pada waktu itu?
Pendekatan yang berbasis kekeluargaan dengan mengajak seluruh
lapisan masyarakat melalui paguyuban-paguyuban, organisasi-
organisasi masa yang melapisi masyarakat Kabupate Lampung
Timur dengan cara berdialog, berdiskusi, pengajian, dan segala
macam bentuk perkumpulan yang biasa dilakukan oleh masyarakat
Kabupaten Lampung Timur.
6. Menurut Anda, apa yang menjadi faktor keterpilihan Chusnunia Chalim
dalam Pilkada Lamtim?
Saya merasakan pada saat masa-masa terjun ke lapangan bersama
tim, masyarakat Kabupaten Lampung Timur khususnya sebagian
besar dari mereka menginginkan suasana yang aman, damai, dan
tenang melalui kepemimpinan seorang Bupati baru. Seseorang yang
muda dan dapat membangun Kabupaten Lampung Timur menajdi
lebih baik.
7. Apakah faktor figur Chusnunia Chalim yang dikenal sebagai (tokoh muda,
intelektual, keturunan Kiai) mempengaruhi kemenangan Chusnunia
Chalim?
Kurang lebih seperti itu. Figur positif dari seorang Chusnunia
Chalim, kesantunan beliau, trackrecord yang baik menjadikan sosok
120
Chusnunia Chalim menjadi Bupati yang diidam-idamkan
masyarakat.
8. Tentu banyak figur lain di Lamtim ini kita mengenal Calon Bupati Erwin
dan Yusran. Menurut Anda, kenapa masyarakat lebih memilih Chusnunia
Chalim?
Beliau mewakili figur muda intelektual dan mungkin karena beliau
satu-satunya calon bupati wanita yang pernah dimiliki Kabupaten
lampung Timur menjadikan nilai lebih dimata masyarakat
Kabupaten Lampung Timur.
9. Bagaimana upaya PKB dalam merangkul partai politik seperti PDIP, dan
PAN yang semula mendukung Erwin Arifin yang gagal dalam Pilkada?
Persamaan dalam hal menginginkan perubahan di Kabupaten
Lampung Timur untuk menjadi lebih baik kedepannya sehingga
mudah bagi kami untuk berkoalisi mendukung Chusnunia Chalim.
121
PROGRAM STUDI ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Lampiran 4
Hasil Wawancara
KOMUNIKASI POLITIK CHUSNUNIA CHALIM DALAM
MEMENANGKAN PEMILUKADA LAMPUNG TIMUR TAHUN
2015
IDENTITAS NARASUMBER
Nama : Andri Oktavia
Usia : 43 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Jabatan : Ketua KPUD Lampung Timur
Pendidikan : S1
1. Berapa pasangan calon yang mendaftarkan diri pada pemilukada Lampung
Timur tahun 2015?
Pemilukada Lampung Timur sewaktu dibuka pendaftaran calon
bupati dan wakil bupati diikuti oleh empat pasangan calon bupati.
Keempat pasangan calon itu antara lain Erwin Arifin-Prio Budi
Utomo, Chusnunia Chalim-Zaiful Bukhori, dan Yusran Amirullah,
ketiganya diusung oleh Partai Politik. Sedangkan satu pasangan calon
mencalonkan diri dari independen, yaitu Yulianto-Achroji. Namun
setelah kami verifikasi faktual dengan prosedur yang kami miliki
akhirnya kami memutuskan untuk meloloskan tiga calon, dan calon
dari independen harus gugur karena kurangnya dukungan.
2. Dalam pemilukada Lampung Timur apakah tahapan pemilukada sesuai
dengan aturan yang berlaku?
Tentu saja, kami melakukan segala tahapan pemilukada sesuai
petunjuk pelaksana (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) yang telah
dituangkan pada Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU).
3. Dalam pemilukada Lampung Timur tahun 2015 sempat menuai
kotroversial bagaimana keabsahan digugurkannya pasangan calon nomor
urut tiga Erwin Arifin-Prio Budi Utomo dikarenakan calon wakil Bupati
Prio Budi Utomo meninggal dunia, bagaimana kronologis akhirnya KPUD
Lampung Timur memutuskan untuk menggugurkan paslon nomor urut tiga
itu?
Begini, Wakil Bupati Prio Budi Utomo itu dikabarkan meninggal
dunia setelah ditetapkannya menjadi calon yang mendampingi Pak
Erwin bahkan sudah memasuki tahapan kampanye. Jadi setelah itu
122
KPUD Lampung Timur tidak sekonyong-konyong menggurkannya
namun sudah beberapa kali mengadakan rapat konsultasi dengan
KPU pusat di Jakarta. Dari situlah kami beranggapan bahwa sesuai
dengan PKPU No. 9 tahun 2015 apabila salah satu pasang calon
berhalangan tetap maka harus digugurkan dari pencalonan.
4. Apakah calon Bupati dan wakil bupati mengikuti aturan main yang dibuat
oleh KPUD Lampung Timur?
Saya rasa semua kandidat calon telah melakukannya dengan baik
terbukti dengan pemilukada Lampung Timur yang aman dan lancar
tanpa konflik apapun. Ini menjadi bukti bahwa di Lampung Timur
sendiri walaupun daerah rawan konflik namun bisa menunjukkan
kedewasaan dalam berdemokrasi tentunya ini kerjasama KPUD,
Panwas, dan Calon yang bersangkutan.
5. Apakah terjadi kecurangan dalam Pemilukada Lampung Timur tahun
2015?
Menurut laporan dari Panwaslu Lampung Timur ada beberapa
laporan yang masuk terkait kecurangan yang dilakukan oleh
pasangan calon namun masih dalam batas kewajaran dan Panwaslu
sudah memproses laporan itu.
6. Berdasarkan PKPU calon bupati dan wakil bupati harus melampirkan
daftar sumbangan dana kampanye, apakah hal ini dilaksankan oleh
pasangan calon?
Iya kami memberi waktu kepada pasangan calon untuk segera
mengirimkan data besaran dana kampanye dan pelaksanaannya.
7. Dalam pemilukada Lampung Timur tahun 2015 sudah menemukan
kandidat terpilih yaitu Chusnunia Chalim-Zaiful Bukhori, bagaimana peta
kekuatan calon di tiap kecamatan di Lampung Timur?
Ya benar, berdasarkan hasil rekapitulasi yang dilaksanakan oleh
KPUD Lampung Timur yang disaksikan oleh saksi pasangan calon,
Chusnunia Chalim-Zaiful Bukhori adalah pemenangnya. Dari 24
kecamatan di Lampung timur Chusnunia unggul di 20 kecamatan
sementara pak Yusran hanya unggul di 4 kecamatan.
8. Ketika ditetapkannya Chusnunia Chalim-Zaiful Bukhori apakah pasangan
calon Yusran Amirullah-Sudarsono menerima hasil rekapitulasi itu, dan
apakah Yusran Amirullah-Sudarsono mengajukan sengketa ke Mahkamah
Konstitusi (MK)?
Saya rasa pasangan calon Yusran Amirullah-Sudarsono menerima
hasil keputusan itu sebab saksi dari pak Yusran ikut membubuhkan
tanda tangan pada waktu itu. Sementara tentang sengketa, kami
KPUD Lamung Timur mengucapkan rasa syukur yang mendalam
karena dalam pemilukada ini tidak ada gugatan di MK.
123
PROGRAM STUDI ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Lampiran 5
Hasil Wawancara
KOMUNIKASI POLITIK CHUSNUNIA CHALIM DALAM
MEMENANGKAN PEMILUKADA LAMPUNG TIMUR TAHUN
2015
IDENTITAS NARASUMBER
Nama : Effendi Gazali
Usia : 50 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Jabatan : Pakar Komunikasi Politik
Pendidikan : S3
1. Pada konteks Pemilukada, apakah benar komunikasi politik merupakan
salah satu indikator dalam memenangkan Pemilukada?
Komunikasi politik sangat penting pada sistem komunikasi politik,
sistem kampanye, dan sistem pemilu pasti komunikasi politik menjadi
penting. Cuman dalam konteks Pemilukada cenderung dapat terbelah
dua antara political marketing atau political communication. Jadi
kalau ditanya apakah komunikasi politik penting saya akan
menjawab absolutely 100% penting, Cuma political communication
seperti apa di Pemilukada dibagi dua yakni murni pada level
komunikasi politik (sistem Pemilukada ini harus diperbaiki), namun
pada level marketing politik akan berpendapat yang penting apapun
caranya harus menang.
2. Bagaimana ciri dari komunikator politik yang dapat dengan mudah
diterima oleh masyrakat?
Sangat tergantung pada masing-masing daerah di Jakarta tentu akan
berbeda dengan Lampung. Tapi secara umum begini dengan riset
yang mendalam ditemukan bahwa calon kepala daerah yang mudah
diterima masyarakat adalah pemimpin apa yang dibutuhkan
disesuaikan dari waktu ke waktu dan pesan komunikasi politik harus
disesuaikan dengan apa yang diinginkan masyarakat. Misalnya
dengan masyarakat stratifikasi sosial tertentu dapat diterima oleh
masyarakat. Pemimpin yang dapat diterima oleh masyarakat itu pada
intinya yang tahu harapan masyarakat dan mau mendengar
masyarakat.
124
3. Apakah benar dengan melakukan komunikasi interpersonal (tatap muka
langsung) akan mudah mendapat simpati masyarakat?
Pasti, dalam komunikasi politik interpersonal communication pointnya
nomor satu atau dua bisa terbalik-balik. Yang pertama itu menarik
susah menjelaskan kenapa menarik dapat tertarik karena ganteng,
polos, jujur. Tapi pada bagian kedua orang dapat tertarik karena
tersentuh karena punya pengalaman bagus dengan orang itu, pernah
punya sesuatu yang membuat orang betul-betul terkesan. Jadi kalau
ditanya apakah interpersonal communication penting, maka
jawabannya sangat penting karena mendatangi langsung.
4. Dalam konteks Pilkada, apa saja yang menjadi bentuk komunikasi politik?
Komunikasi politik itu lebih kepada semua hal, misalnya dengan anda
menyatakan diri maju menjadi calon itu sudah bentuk komunikasi
politik. Anda merapat ke partai politik, lalu kemudian deklarasi itu
sudah komunikasi politik. Kampanye, debat dan segala sesuatu mulai
dari keinginan dan nanti jika ada persengketaan di MK itu
merupakan bentuk komunikasi politik.
5. Dalam saluran komunikasi politik kita mengenal ada tiga yaitu kelompok,
publik, dan sosial. Dari ketiga itu mana yang dominan?
Menurut saya kelompok jadi penting, karena dalam konteks
Pemilukada anda menyentuh semua orang. Semakin banyak jumlah
kelompok sangat menentukan dalam komunikasi politik.
6. Faktor Pendukung komunikasi politik lingkungan fisik, apa yang anda
pahami?
Faktor lingkungan fisik yang menyangkut dengan fisik calon kandidat
daerah. Di era pencitraan saat ini semakin ganteng atau cantik
seorang calon kepala daerah akan memudahkan dalam menjalankan
komunikasi politik. Kedua, Lingkungan fisik yang dipandang dari segi
geografis. Seorang calon kepala daerah harus memetakan tempat-
tempat kampanye yang dapat memperoleh hasil suara signifikan.
7. Faktor Pendukung komunikasi politik sosio kultural, apa yang anda
pahami?
Sosio kultural menyangkut dengan key leaders atau tokoh kunci
pelaku komunikasi. Hal ini menjadi penting karena menyangkut
dengan hubungan emosi kepada komunikan. Yang paling kuat
sebenarnya faktor ini karena sangat mudah untuk dibankitkan
karena berhubungan dengan politik identitas. Misalnya tadi key
leaders, yakni hubungan dari calon kepala daerah dengan kepala-
kepala suku. Misalnya di suku minang cukup mendekati datuknya
saja yang secara otomatis akan membawa gerbongnya untuk memilih.
125
8. Faktor Pendukung komunikasi politik hubungan sosial, apa yang anda
pahami?
Hubungan sosial akan menjadi penting terutama di daerah-daerah
yang bhineka atau keberagaman tinggi. Orang akan mencari-cari
hubungan sosialnya apa seperti putra daerah, sama-sama keturunan
jawa dan untuk menjatuhkannya dengan menjudge lawan orang
tionghoa dll. Contoh hubungan sosial di era saat ini adalah
munculnya relawan-relawan politik.
126
Lampiran 6
Foto Wawancara dengan Hj. Chusnunia Chalim, M.Si, M.Kn
Pada tanggal 20 Mei 2017 di Sukadana
127
Lampiran 7
Foto Wawancara dengan Hi. Noverisman Subing, SH, MM
Pada tanggal 10 April 2017 di Jakarta
128
Lampiran 8
Foto Wawancara dengan Ahmad Basuki, M.Pd.I
Pada tanggal 2 Mei 2017 di Sukadana
129
Lampiran 9
Foto Wawancara dengan Effendi Gazali, Ph.D MPS ID
Pada tanggal 23 November 2017 di Jakarta
130
Lampiran 10
SURAT KETERANGAN TELAH
MELAKUKAN WAWANCARA
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Rizqie Guntur PR
NIM : 1113112000024
Jurusan : Ilmu Politik
Menerangkan telah melaksanakan wawancara Skripi dengan judul:
KOMUNIKASI POLITIK CHUSNUNIA CHALIM DALAM
MEMENANGKAN PEMILUKADA LAMPUNG TIMUR TAHUN 2015,
dengan:
Nama : Hj. Chusnunia Chalim, M.Si, M.Kn
Jabatan : Bupati Lampung Timur Terpilih Tahun 2015
Demikian surat keterangan ini saya buat dengan sebenar-benarnya sebagai
bukti telah melakukan wawancara.
Sukadana, Mei 2017
Narasumber, Pewawancara,
Hj. Chusnunia Chalim, M.Si, M.Kn Rizqie Guntur PR
131
Lampiran 11
SURAT KETERANGAN TELAH
MELAKUKAN WAWANCARA
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Rizqie Guntur PR
NIM : 1113112000024
Jurusan : Ilmu Politik
Menerangkan telah melaksanakan wawancara Skripi dengan judul:
KOMUNIKASI POLITIK CHUSNUNIA CHALIM DALAM
MEMENANGKAN PEMILUKADA LAMPUNG TIMUR TAHUN 2015,
dengan:
Nama : Hi. Noverisman Subing, SH, MM
Jabatan :Ketua Tim Pemenangan Chusnunia Chalim-Zaeful Bukhori
(Anggota DPRD Provinsi Lampung)
Demikian surat keterangan ini saya buat dengan sebenar-benarnya sebagai
bukti telah melakukan wawancara.
Jakarta, April 2017
Narasumber, Pewawancara,
Hi. Noverisman Subing, SH MM Rizqie Guntur PR
132
Lampiran 12
SURAT KETERANGAN TELAH
MELAKUKAN WAWANCARA
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Rizqie Guntur PR
NIM : 1113112000024
Jurusan : Ilmu Politik
Menerangkan telah melaksanakan wawancara Skripi dengan judul:
KOMUNIKASI POLITIK CHUSNUNIA CHALIM DALAM
MEMENANGKAN PEMILUKADA LAMPUNG TIMUR TAHUN 2015,
dengan:
Nama : Ahmad Basuki, M.Pd.I
Jabatan : Ketua DPC PKB Kabupaten Lampung Timur
Demikian surat keterangan ini saya buat dengan sebenar-benarnya sebagai
bukti telah melakukan wawancara.
Sukadana, Mei 2017
Narasumber, Pewawancara,
Ahmad Basuki, M.Pd.I Rizqie Guntur PR
133
Lampiran 13
SURAT KETERANGAN TELAH
MELAKUKAN WAWANCARA
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Rizqie Guntur PR
NIM : 1113112000024
Jurusan: Ilmu Politik
Menerangkan telah melaksanakan wawancara Skripi dengan judul:
MODALITAS FIGUR CHUSNUNIA CHALIM DAN KEKUATAN
POLITIK DALAM PEMILUKADA LAMPUNG TIMUR TAHUN 2015,
dengan:
Nama : Andri Oktavia, S.Si
Jabatan : Ketua KPUD Lampung Timur
Demikian surat keterangan ini saya buat dengan sebenar-benarnya sebagai
bukti telah melakukan wawancara.
Sukadana, Mei 2017
Narasumber, Pewawancara,
Andri Oktavia, S.Si Rizqie Guntur PR
134
Lampiran 14
SURAT KETERANGAN TELAH
MELAKUKAN WAWANCARA
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Rizqie Guntur PR
NIM : 1113112000024
Jurusan: Ilmu Politik
Menerangkan telah melaksanakan wawancara Skripi dengan judul:
KOMUNIKASI POLITIK CHUSNUNIA CHALIM DALAM
MEMENANGKAN PEMILUKADA LAMPUNG TIMUR TAHUN 2015,
dengan:
Nama : Effendi Gazali, Ph.D, MPS ID
Jabatan : Pakar Komunikasi Politik
Demikian surat keterangan ini saya buat dengan sebenar-benarnya sebagai
bukti telah melakukan wawancara.
Jakarta, November 2017
Narasumber, Pewawancara,
Effendi Gazali, Ph.D, MPS ID Rizqie Guntur PR