komunikasi organisasi k.h. nu’man istichori di pondok...

95
KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK PESANTREN DARUT TAFSIR CIBANTENG CIAMPEA BOGOR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : KAMALUDIN NIM: 109051000211 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN IlMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2014 M

Upload: dolien

Post on 29-Mar-2019

280 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI

DI PONDOK PESANTREN DARUT TAFSIR CIBANTENG CIAMPEA

BOGOR

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :

KAMALUDIN

NIM: 109051000211

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN IlMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H / 2014 M

Page 2: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin
Page 3: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin
Page 4: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 30 Juni 2014

Kamaludin

Page 5: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

i

ABSTRAK

Kamaludin (109051000211)

Komunikasi Organisasi KH. Nu’man Istichori Di Pondok Pesantren Darut-

Tafsir

Pondok Pesantren Darut-Tafsir ialah pondok pesantren yang tepatnya di

daerah Cibanteng Ciampea Bogor. Pondok pesantren ini berdiri dari tahun 1974

hingga sampai saat ini, pondok ini didirikan oleh seorang pahlawan revolusi yaitu

almarhum almagfurllah KH. Istichori pada jaman penjajahan jepang saat itu, lalu

beliau wafat pada tanggal 1995 dan kepemimpinan tersebut di turunkan kepada

anak beliau yang bernama bapak KH. Nu’man Istichori, kepemimpinan yang telah

diturunkan oleh ayahandanya almarhum almagfurllah KH. Istichori tidak di sia-

siakan sampai detik ini. Beliau masih memimpin Pondok Pesantren Darut-Tafsir

kurang lebih 20 tahun. Maka dari itu peneliti sangatlah tertarik untuk mengambil

skripsi tentang kepemimpinan beliau. Lalu peneliti merumuskan masalah yang

menjadikan acuan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang kepemimpinan.

Lalu yang menjadi pertanyaan pertama bagaimana Gaya Kepemimpinan

KH. Nu’man Istichori dalam Komunikasi Organisasi di Pondok Pesantren Darut-

Tafsir? Dan bagaimana teknik pengambilan keputusan dalam komunikasi

organisasi di Pondok Pesantren Darut-Tafsir ?.

Komunikasi Organisasi KH. Nu’man Istichori di pondok Pesantren Darut-

Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin yang

demokrasi selalu menyeimbangi kepentingan bersama, dengan melakukan

musyawarah mufakat, termasuk dalam hal teknik pengambilan keputusan. kyai

sebagai pemimpin selalu melakukan ini kepada bawahannya, karena untuk

pengambilan keputusan kyai selalu mengajak ustadz maupun santri dalam

membuat suatu keputusan bersama. Komunikasi yang efektif dapat dilihat dari

komunikasi oragnisasinya. Peneliti menggunakan teori Charles Redding yang

mengemukakan lima dimensi iklim komunikasi sebagai indikator penelitian.

Metode yang digunakan ialah metode kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa data-data lisan dari para

informan dari prilaku yang diamati dengan melalui observasi lapangan.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti menemukan

kepemimpinan yang demokratis di pondok tersebut, hal itu bisa dilihat dari

penjabaran 5 dimensi iklim komunikasi yang salah satunya ialah, partisipasi

membuat keputusan kyai ini menjadikan hal tersebut sebagai sarana yang objektif

dan demokratis demi terwujudnya mufakat dalam sebuah keputusan, serta

memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengutarakan pendapat demi

kemajuan pondok pesantren dimasa mendatang.

Kata Kunci: Gaya Demokratis, Partisipasi, Mufakat, dan Iklim Komunikasi.

Page 6: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang memberikan nikmat sehat,iman dan islam dan

memberikan saya kemampuan sehingga peneliti bisa menyelesaikan tugas skripsi

ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada nabi kita Muhammad saw,

yang telah membawa kita menuju zaman yang terang benderang dan menjadikan

kita dapat mengenal islam.

Atas rahmat, barokah, dan hidayah, serta ridha Allah SWT., peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini yang merupakan tugas akhir peneliti untuk

menyelesaikan studi di jenjang Starata Satu (S1)Jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam (FDK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Peneliti sadar bahwa pengetahuan, pemahaman, pengalaman, kemampuan,

dan kekuatan yang penulis miliki dalam menyelesaikan skripsi masih terbatas dan

masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, peneliti selalu berusaha untuk

mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik moril maupun

materil, sehingga penyusunan skripsi ini berjalan baik.

Terima kasih dan syukur peneliti ucapkan atas segala dukungan dan

motivasi yang telah diberikan kepada peneliti dari berbagai pihak sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dukungan

dan motivasi dari berbagai pihak sangat membantu penulis dalam melalui

hambatan selama proses penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Rachmat Baihaky, M.A selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam dan Ibu Umi Musyarofah, M.A selaku Sekretaris Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Page 7: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

iii

2. Bapak Noor Bekti, SE, M. Si. selaku Penasehat Akademik yang telah

memberi saran mengenai judul skripsi.

3. Bapak Dr. H. A. Ilyas Ismail, MA selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan

masukan dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Suparto, M.Ed, Ph.D selaku ketua sidang fita Fathurrokhmah, M.Si

selaku sekertaris sidang, Siti Napsiyah, MSW., Dra. Hj. Musfirah Nurlaily,

MA., sebagai Penguji.

5. Para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

mewariskan ilmu kepada penulis selam masa perkuliahan. Semoga ilmu yang

diberikan bermanfaat bagi penulis dan masyarakat serta menjadi amal sholeh

yang akan terus mengalir.

6. Kepada seluruh ustadz dan ustadzah yang telah mempersilahkan saya untuk

melakukan penelitian di pondok pesantren darut-tafsir ini.

7. Kepada yang terhormat bapak KH. Nu’man istichori selaku pimpinan pondok

pesantren darut-tafsir , sekaligus sebagai subjek penilitian saya yang mau

membantu saya dalam menyelesaikan penelitian ini.

8. Keluarga tercinta pertama untuk ayahanda satirih (Alm) walaupun kini sudah

tenang di alam sana, semangatnya selalu ada untuk penulis dalam menjalani

aktivitas dan meraih kesuksesan dan ibunda siti aminah yang tidak pernah

putus untuk mendoakan di waktu siang maupun malam, hanya untuk anakmu

ini. untuk kaka-kakaku yang tercinta Taslimah, Suaibatulaslamiyah,

Nur’hasanah, Saidah, Muchlisoh, dan kaka iparku Subur, M. Wahyudi, Topik,

Page 8: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

iv

Ahmad, atas motivasi dan doa kalian seboga semangat dan perjuanganku

menjadi jawaban untuk kesuksesanku nanti.

9. Teman-teman seperjuangan KPI.F 2009 khususnya Rizki Fadilah, Apriza

Ramdhan, Andika Eka Cahya, Muhammad Anas, Aryo Bimo Lukito, Fahrizal,

Sukma Indrawan, Tri Amirullah, Gita Rama Mahardika, Edy Laras Kasman,

Eron Sumantri, Imam Muzni, Azhari Surya Atmaja, dan sahabat-sahabat 2009

terutama Raditya Pradiptassa, Ilham Yudiansyah (Alm), Eko Wahyudi, Yazid,

Reza Akbar, Slamet Nurmawanto, Deni Sarwani, M. Iqbal, Aldi Cahya

Ramadhan, Gardika Kay Rizka, Novija Kurniawan, Indra Septiana Rosyad,

terima kasih atas segala dukungan dan perhatian yang luar biasa kepada

penulis.

10. Terimakasih teruntuk Temen Pondok Pesantren Darut-Tafsir, Riza Ramdhan,

Ade Bahtiara, M.Syahroni, M.Irfan Rizkiani, Zulkarnain Kecul, M. Tenjo,

Achuy, Dzulkifli Hamli, Saiful Ramadhan Someone.

11. Kepada semua pihak baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung yang

tidak dapat disebutkan satu-persatu. Namun tidak mengurangi rasa hormat,

penulis hanya bisa mengucapkan terima kasih atas segala bantuan dan

dukungannya. Semoga Allah senantiasa membalas semua kebaikan dan

keikhlasan yang telah diberikan kepada penulis, Amin.

Jakarta, 15 April 2014

Kamaludin

Page 9: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................ 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 5

D. Metodologi Penelitian .................................................................... 6

E. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 12

F. Sistematika Penulisan .................................................................... 13

BAB II KERANGKA TEORI

A. Komunikasi organisasi ................................................................. 15

1. Pembagian Komunikasi Dalam Organisasi ............................ 17

2. Pengertian Organisasi............................................................. 19

3. Ciri-Ciri Organisasi ................................................................ 21

4. Fungsi Dan Tujuan Orgnisasi ................................................ 21

5. Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi .................................. 22

6. Iklim Komunikasi Organisasi ................................................ 24

B. Kepemimpinan ............................................................................... 32

1. Pengertian Kepemimpinan ..................................................... 32

2. Gaya Kepemimpinan .............................................................. 34

C. Kepemimpinan Dalam Organisasi ................................................. 39

Page 10: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

vi

BAB III GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN DARUT-

TAFSIR

A. Biografi KH. Nu’man Istichori dan Sejarah Berdirnya

Pondok Pesantren Darut-Tafsir ................................................ 42

B. Tujuan Berdirinya Pondok Pesantren Darut-Tafsir .................. 44

C. Sarana dan prasarana ................................................................ 44

D. Program ................................................................................... 45

E. Struktur ..................................................................................... 46

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Gaya Kepemimpinan Dalam Komunikasi KH. Nu’man Istichori

Organisasi Pondok Pesantren Darut-Tafsir Cibanteng Ciampea

Bogor .............................................................................................. 55

B. Teknik Pengambilan Keputusan KH. Nu’man Istichori Dalam

Komunikasi Organisasi Pondok Pesantren Darut-Tafsir

Cibanteng Ciampea Bogor ............................................................. 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ..................................................................................... 65

B. Saran ................................................................................................ 66

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 68

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Sarana Dan Prasarana Pondok Pesantren Darut-Tafsir .................. 44

Tabel 1.2 : Program Pendidikan Pondok Pesantren-Darut-Tafsir .................... 45

Tabel 1.3 : Ekstrakulikuler Pondok Pesantren-Darut-Tafsir ............................ 46

Page 12: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Sarana Dan Prasarana Pondok Pesantren Darut-Tafsir .................. 46

Tabel 1.2 : Program Pendidikan Pondok Pesantren-Darut-Tafsir .................... 48

Tabel 1.3 : Ekstrakulikuler Pondok Pesantren-Darut-Tafsir ............................ 49

Page 13: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pondok pesantren sebelum tahun 60-an, pusat-pusat pesantren di jawa di

madura lebih di kenal dengan nama pondok. Istilah pondok barangkali berasal

dari pengertian asrama-asrama para santri, yang disebut pondok atau tempat

tinggal yang dibuat dari bambu, barangkali berasal dari kata arab funduq yang

berarti Hotel atau Asrama.1

Kata pondok pesantren jika kita pisahan terdiri dari dua kata, yaitu

pondok dan pesantren, kata Pondok berasal dari bahasa arab yaitu funduq

yang artinya tempat penginapan. Sedangkan Pesantren adalah salah satu

lembaga Iqomah Ad-Diin, diantara lembaga-lembaga itu memiliki dua fungsi

yaitu, Taffaqahu Fiddiin (pengajaran, pemahaman, pendalaman agama). Dua

fungsi Indzar (menyampaikan dan mendakwahkan ajaran agama islam

kepada masyarakat).2

Pesantren ialah lembaga pendidikan islam tradisional untuk mempelajari,

memahami, mendalami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama islam,

dengan menekankan moral agama.3

Dengan sistem asrama di mana-mana santri menerima ilmu agama

melalui sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada di bawah

kedaulatan dari lidership seorang atau beberapa orang kyai dengan ciri-ciri

1 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, (Yogyakarta: PL3ES, 1983), h. 18.

2 Din Haffifudin, Dakwah Actual, (Jakarta: Gema Insani Pers, 1998), h.12.

3 Mastuhu, Prinsip Pendidikan Pesantren, (Jakarta: Inis, 1994), h. 55.

Page 14: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

2

khas yang bersifat kharismatik serta demokratis dalam pengambilan

keputusan.4

Pemimpin adalah seorang yang menjadi panutan bagi anggota dalam

suatu organisasi, lalu pemimpin pun berperan sentral untuk perkembangan

dalam suatu organisasi. Pemimpin yang baik mampu mempengaruhi

bawahannya untuk bekerja semaksimal mungkin. Pemimpin juga harus

mampu menyatu dengan bawahan dan mampu mendengarkan keluhan (ide,

gagasan, saran) dan memberikan solusi terbaik untuk keluhan mereka.

Jika hal itu yang terjadi maka dengan sendirinya akan memotivasi

bawahan untuk bekerja lebih baik lagi. Dalam menjalankan tugasnya

pemimpin harus banyak berkomunikasi dengan bawahan, klien, atau teman

sejawat.

Untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang dalam

upaya mencapai tujuan tertentu kepemimipinan merupakan masalah sosial

yang didalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak

yang dipimpin untuk pencapaian tujuan bersama, baik dengan cara

mempengaruhi, membujuk, memotivasi, dan mengkoordinasi.5

Dalam rangka melaksanakan tugasnya pemimpin harus menunjukan cara

atau gaya supaya bawahanya mau bekerja dengan baik. Cara atau gaya

tersebut mencakup perpaduan antara cara menjalin komunikasi yang

digunakan dengan kegiatannya yang membentuk pola yang disebut dengan

gaya kepemimpinan.

4 Qomar Mujamil, Pesantren dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi

Institusi, (Jakarta: Erlangga, 2005), h.1-2. 5 Soetopo Hendyat, Perilaku Organisasi Teori Dan Praktik Dalam Bidang Pendidikan,

(Bandung PT. Rosdakarya, 2010),h.210.

Page 15: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

3

Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada hubungan antar manusia,

yaitu kepemimpinan yang lebih menaruh perhatian pada perilaku pemimpin

yang mengarah pada hubungan kesejawatan, saling mempercayai, saling

menghargai, dan penuh kehangatan hubungan antara pimpinan dengan

stafnya.6

Pada intinya gaya kepemimpinan merupakan karakteristik kepribadian,

bukan perilaku. Perilaku kepemimpinan dari individu yang sama akan

berbeda dari situasi ke situasi, sementara yang mendorong itu struktur agar

perilaku itu bisa konstan. Perilaku kepemimpinan mengacu pada tindakan

spesifik seseorang pemimpin dalam mengarahkan dan mengkoordinasikan

kerja anggota kelompok. Sedangkan gaya kepemimpinan mengacu pada

struktur kebutuhan pemimpin yang memotivasi perilaku dalam berbagai

situasi antar pribadi.7

Menurut W.G Scott dan T.R Mitchell yang dikutip oleh Stephen P.

Robbins dalam buku perilaku organisasi bahwa iya menyatakan “komunikasi

menjalankan empat fungsi utama di dalam suatu kelompok atau organisasi

yaitu kendali/kontrol, motivasi, pengungkapan emosiona, dan informasi.”8

Komunikasi organisasi dapat dilakukan secara formal maupun informal

secara formal misalnya seperti diadakannya rapat organisasi, surat memo, dan

lain-lain. Sedangkan komunikasi organisasi informal misalnya grpevine, yaitu

merupakan desas-desus (isu-isu) yang terjadi di organisasi.

6 Soetopo Hendyat, Perilaku Organisasi Teori Dan Praktik Dalam Bidang Pendidikan,

(Bandung PT. Rosdakarya, 2010),h. 232. 7 Soetopo Hendyat......, h.232,233

8 Stephen P.Robbins, Perlaku Organisasi, (Jakarta PT.Prenhallindo,1996), edisi Bahasa

Indonesia, h. 5.

Page 16: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

4

Di dalam kaitannya dengan penelitian kepemimpinan dalam komunikasi

organisasi, peneliti memilih Pondok Pesantren Darut-Tafsir Cibanteng,

Ciampea Bogor, karena pondok pesantren ini berkiprah sudah cukup lama,

dari tahun 1974 sampai hingga sekarang ini. Lalu Pondok pesantren ini pun

didirikan oleh almarhum almagfurllah bapak KH. Istichori seorang pahlawan

revolusi kemerdekaan pada tahun 1946 s/d 1948 melawan penjajahan belanda

pada saat itu.9

Maka saya tertarik untuk melakukan penelitian di pondok pesantren

tersebut, dengan mengangkat judul penelitian kepemimpinan. Dan penelitian

ini ditunjukan kepada anak beliau sekaligus penerus ayahandanya, yaitu

bapak KH. Nu’man Istichori. Beliau memulai memimpin pondok pada tahun

1994, hingga sekarang ini, kiprah beliau pun tidak hanya memimpin pondok

Pesantren Darut-Tafsir. Akan tetapi beliau berdakwah di lingkupan

Kabupaten Bogor, menjadi ketua Majlis Ulama Sekabupaten Bogor, lalu

menjadi ketua Pondok Pesantren Sekabupaten Bogor, ketua umum

Silaturahmi Pengajian Sekabupaten Bogor.10

Alasan saya ingin mengankat penelitian ini karena saya ingin

mengetahuhi bagaimana cara kepemimpinan KH. Nu’man Istichori dalam

Komunikasi Organisasi didalam Pondok Pesantren Darut-Tafsir tersebut.

Dengan melihat pengalaman beliau dalam menjalankan organisasi di luar

pondok pesantren itu sendiri.

9 Data dikutip dari Dokumen Yayasan Pondok Pesantren Darut Tafsir Tahun 2013,

lampiran 5, h, 262 10

Hasil wawancara dengan KH. Nu’man Istichori selaku pimpinan Pondok Pesantren

Darut-Tafsir

Page 17: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

5

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian dangan judul “Komunikasi Organisasi KH. Nu’man Istichori di

Pondok Pesantren Darut-Tafsir Cibanteng, Ciampea Bogor”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Setelah menulis dan melihat dari latar belakang diatas, penelitian ini

dibatasi pada Kepemimpinan Dalam Komunikasi Organisasi Pondok

Pesantren Darut-Tafsir Cibanteng, Ciampea Bogor, maka di sini

komunikasi organisasinya hanya dibatasi pada komunikasi vertikal yaitu

dari atasan ke bawahan dan dari bawahan ke atasan.

2. Perumusan Masalah

Seperti yang tertulis di latar belakang yang telah peneliti gambarkan

di atas, maka perlu dibuat perumusan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana Gaya Kepemimpinan KH. Nu’man Istichori dalam

Komunikasi Organisasi di Pondok Pesatren Darut-Tafsir Cibanteng,

Ciampea Bogor?

b. Bagaimana cara pengambilan keputusan KH. Nu’man Istichori

dalam Komunikasi Organisasi di Pondok Pesatren Darut-Tafsir

Cibanteng, Ciampea Bogor?

C. Tujuan dan manfaat penelitian

1. Tujuan penelitian

Berdasarkan dengan pokok permasalahan di atas, maka tujuan

penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

Page 18: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

6

a. Untuk mengetahui bagaiman gaya Kepemimpinan Dalam

Komunikasi Organisasi Pondok Pesatren Darut-Tafsir Cibanteng,

Ciampea Bogor

b. Untuk mengetahui cara pengambilan keputusan dalam Komunikasi

Organisasi Pondok Pesatren Darut-Tafsir Cibanteng, Ciampea Bogor

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademik

Secara akademik yaitu: untuk memperkaya ilmu gaya

kepemimpianan dalam komunikasi organisasi, diharapkan penelitian

ini dapat menjadi tambahan referensi, dan peningkatan wawasan

akademik dalam bidang komunikasi organisasi khususnya yang

terkait dengan kepemimpinan.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis memberikan informasi bagi akademis dan

masyarakat luas mengenai gaya Kepemimpinan Dalam Komunikasi

Organisasi Pondok Pesantren Darut-Tafsir Cibanteng, Ciampea

Bogor dalam ,mengaplikasikanya kepada santriwan dan santriwati

maupun masyarakat luas.

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mengunakan pendekatan kualitatif,

yakni penelitian yang dilalui dengan proses observasi, pengumpulan data

yang akurat berdasarkan fakta dilapangan disertai wawancara dengan

Page 19: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

7

narasumber. “Penelitian kualitatif dilakukan dalam situasi yang wajar

(natural setting) dan data yang dikumpulkan umumnya bersifat

kualitatif.11

Sementara metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif hanyalah memaparkan

situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan

hubungan, tidak menguji hipotesa atau membuat prediksi. Ciri dari

metode deskriftif ini ialah titik berat pada observasi dan suasana alamiah

(naturalistis setting). 12

Metode ini digunakan untuk menghimpun data yang aktual.

Keinginan yang dilakukan dalam pengumpulan data dengan

menggambarkan keadaan yang sebenarnya terjadi dalam organisasi

pesantren tersebut. Keadaan yang penulis gambarkan disesuaikan dengan

judul yang diangkat. Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif

bersifat deskriptif. Data yang dihasilkannya berupa data dan yang didapat

berdasarkan hasil penelitian.

Dalam hal ini penulis membuat deskripsi tentang bagaimana

Kepemimpinan KH. Nu’man Istichori Dalam Organisasi Pondok

Pesantren Darut-Tafsir Cibanteng, Ciampea Bogor. Metode penelitian

deskriptif kualitatif dipilih karena penulis mengidentifikasi serta

mendeskripsikan masalah-masalah yang berkenaan dengan

kepemimpinan dalam komunikasi organisasi.

11

Jumroni dan Suhaimi, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, (Ciputat: UIN Jakarta

press ,2006), h. 41. 12

Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung.PT. Remaja Rosda Karya,

2007), h. 35.

Page 20: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

8

Adapun penulisan skripsi ini merujuk pada buku pedoman penulisan

karya ilmiah (skripsi, tesis, and assurance).13

2. Subjek Dan Objek

Subjek penelitian di sini adalah pimpinan pondok pesantren darut-

tafsir yaitu bapak KH. Nu’man Istichori karena beliau adalah pimpinan

Pondok Pesantren Darut-Tafsir yang sangat berperan penting dalam

meningkat dan menurunnya santri dalam eksistensi podok pesantren,

maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada pimpinan

Pondok Pesantren Darut-Tafsir Cibanteng, Ciampea Bogor. Sedangkan

objek penelitian disini adalah kepemimpian dalam komunikasi organisasi

pada public internal di Pondok Pesantren Darut-Tafsir antara pimpinan

kepada guru-guru /ustazd dan ustadzah.

3. Tahapan Prosedur Penelitian

a. Teknik Pengumpulan Data

1) Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti. Untuk itu data primer dilakukan dengan mengadakan

wawancara, observasi dan penelusuran dokumen yang dilakukan

penulis tehadap Pondok Pesantren Darut-Tafsir Cibanteng

Ciampea Bogor.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh penulis dari

buku-buku, artikel, dan bahan informasi lainnyayang berkaitan

dengan masalah penelitian.

13

Hamid Nasuhi, Dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jakarta: CeQDA)

Page 21: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

9

Pada buku metodologi penelitian kualitatif menurut lofland

sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata,

dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen,

dan lain-lain.14

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data

yang digunakan oleh peneliti adalah:

b. Observasi

Observasi adalah melakukan pengumpulan langsung untuk

memperoleh data yang diperlukan.15

Penelitian mengawasi dangan

cermat setiap perkembangan yang berkaitan dengan penelitian ini.

Data yang akan diperoleh adalah gaya kepemimpinan dalam

komunikasi dalam komunikasi organisasi Pondok Pesantren Darut-

Tafsir Cibanteng Ciampea Bogor. Dalam penelitian ini, peneliti

mengadakan pengamatan pada gaya kepemimpinan dalam

komunikasi organisasi dan cara pengambilan keputusan di Pondok

Pesantren Darut-Tafsir Cibanteng Ciampea Bogor alamat:

Cibanteng Ciampea Bogor, Jawa Barat, Indonesia Telepon: 0251-

8626047.fax: 0251-8626047.

c. Wawancara.

Dalam wawancara ini peneliti akan melakukan Focus Group

Discussion (FGD) terhadap, santri, guru/ ustadz dan wali murid,

alumni. Dan penulis juga akan melakukan wawancara terhadap

14

Lexy Meleong. M.A. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 2004), h.157. 15

Winarno Surahmad, Menyusun Rencana Penelitian, (Bandung:CV. Tarsita. 1989),

h. 162.

Page 22: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

10

pimpinan pondok yaitu KH. Nu’man Istichori selaku pimpinan

Pondok Pesantren Darut-Tafsir Cibanteng Ciampea Bogor. Lalu

ustadz imanulyakin selaku pengasuh di Pondok Pesantren Darut-

Tafsir. Dan Ade selaku santri kelas tiga SMA yang menjadi

pengurus Pondok Pesantren Darut-Tafsir. Serta Nur’asep Saifudin

sebagai alumni Pondok Pesantren Darut-Tafsir. Dalam proses

wawancara, penulis menggunakan beberapa media pendukung yaitu

tape recorder, alat tulis, foto digital dan lain-lain.

d. Dokumentasi.

Pada tahap dokumentasi, penulis mengumpulkan buku-buku,

lembar pengumuman di majalah dinding, majalah, artikel-artikel dari

internet yang berkaitan dengan Pondok Pesantren Darut-Tafsir

Cibanteng Ciampea Bogor. serta iklim komunikasi dalam

kepemimpinan.

e. Pengolahan Data

Penelitian ini adalah penelitian lapangan (fiald research) dalam

penelitian ini penulis menggunakan pendeketan kualitatif yang

bersifat analisis deskriptif yaitu metode prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati yang memiliki

beberapa langkah penerapan.

Langkah pertama adalah mendeskripsikan gagasan primer yang

menjadi bahan utama, gagasan primer diperoleh dari hasil wawasan

mendalam dengan narasumber. Langkah selanjutnya adalah

Page 23: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

11

membahas gagasan primer tersebut pada hakikatnya adalah

memberikan penafsiran penulis terahadap gagasan yang telah

dideskripsikan.16

Setelah data-data diolah melalui proses analisis

data, lalu ditafsirkan sesuiai dengan kenyataan yang terjadi di

lapangan.

f. Analisis Data

Pada tahapan ini interpretasi data atau penafsiran temuan

melalui kerangka konsep merupakan upaya memperoleh arti dan

makna yang lebih mendalam dan luas terahadap hasil penelitian yang

sedang dilakukan. Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan

cara meninjau hasil penelitian secara kritis dengan teori yang relevan

dan informasi yang diperoleh dari lapangan.

Analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan proses yang

terus menerus dilakukan seiring dilkukannya pengumpulan data.

Analisis data dilakukan untuk menarik kesimpulan. Analisis data

menurut Moleong (2004) adalah proses mengorganisasikan data dan

mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar

sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis

kerja seperti yang disarankan oleh data.

Dalam menganalisis data hasil penelitian, penulis menggunakan

pendekatan kualitatif. Data yang dianalisis yaitu data yang diperoleh

dari hasil wawancara, observasi, dan dokumen yang tersedia.

16

Lexy Meleong. M.A. Metodologi Penelitian Kulitatif, (Bandung:PT. Remaja Rosda

Karya, 2004), h. 156

Page 24: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

12

Analisis data dalam penelitian ini deskriptif kualitatif, yaitu

setelah data diklasifikasikan sesuai aspek data yang terkumpul lalu

diiterprestasikan secara logis. Dengan demikian akan tergambar

sejauh manakah alat komunikasi dalam pengembangan

kepemimpinan, dengan melihat data-data yang diperoleh penulis

melalui observasi dan wawancara, setelah itu dianalisis kemudian

disusun dalam laporan penelitian.

E. Tinjauan Pustaka.

Dalam penulisan skripsi ini penulis merujuk pada buku, serta skripsi-

skripsi yang pernah membahas seputar komunikasi organisasi. Buku-buku

yang digunakan di antaranya Ilmu Komunikasi teori dan praktik karya Onong

Uchayana Efendi, kepemimpinan dan komunikasi karya Onong Uchayana,

komunikasi dan hubungan masyarakat karya H.A. W Widjaya dan lain-lain.

Adapun skripsi-skripsi yang pernah membahas seputar komunikasi organisasi

diantarnya:

1. Komunikasi Organisasi Perencanaan Pembangunan Daerah Bogor,

Penulis Hayustiro. Pada skripsi ini Hayustiro meneliti media yang

digunakan pimpinan BAPPEDA dalam menyampaikan informasi kepada

anggotanya. Persamaannya dengan penelitian ini adalah keduanya

mengangkat permasalahan dari segi komunikasi organisasinya, dan

perbedaan dengan penelitian ini adalah bahwa penelitian ini tidak

membahas kepemimpian.17

17

Hayustiro, Komunikasi Organisasi Di Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten

Bogor, skripsi, Fakultas Ilmu Dakwah Dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009.

Page 25: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

13

2. Eska Ariyanti dalam skripsinya mengungkapkan tentang komunikasi

organisasi dalam kepemimpinan di SMU Muhammadiyah 04 Jakarta.

Secara garis besar berisikan tentang komunikasi organisasi pada

kepemimpianan di SMU Muhammdiyah 04 Jakarta. Persamaannya

sama-sama membahas tentang komunikasi organisasi, sedangkan

perbedaannya terletak pada subjek dan obyeknya.18

F. Sistematika Penulisan.

Untuk membahas materi dalam skripsi ini, sudah tentu diperlukan

sistematika penulisan yang tepat. Sistematika pada skripsi ini adalah sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini akan membahas tentang Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan

Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian serta sistematika

penulisan.

BAB II KERANGKA TEORI

Bab ini akan memaparkan yang membahas tentang Gaya Kepemimpinan dan

Komunikasi Organisasi.

BAB III GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN DARUT

TAFSIR

Bab ini akan menjelaskan tentang Sejarah ,Visi dan Misi, Sarana dan

Prasarana, Tujuan, Program, Struktur.

18

Eska Asriyati, Komunikasi Organisasi Dalam Kepemimpinan di SMU muhammadiyah

04 Jakarta, skripsi, Fakultas Ilmu Dakwah Dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta,

2010.

Page 26: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

14

BAB IV

Bab ini akan memaparkan gaya Kepemimpinan Dalam Organisasi Di Pondok

Pesantren Darut-Tafsir Cibanteng Ciampea Bogor, dan menjelaskan

bagaimana cara pengambilan keputusan dalam Komunikasi Organisasi Di

Pondok Pesantren Darut-Tafsir Cibanteng Ciampea Bogor.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran-saran.

Page 27: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

15

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Komunikasi Organisasi

Definisi dari komunikasi organisasi dibagi menjadi dua yaitu definisi

fungsional dan definisi interpretif, ”secara fungsional komunikasi organisasi

didefinsikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit

komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. ”suatu

organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dan hubungan hirarkis antara

hubungan satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan

kemudian disisi lain, “secara interpretif, komunikasi organisasi didefinisikan

sebagai proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan organisasi.”

Komunikasi organisasi adalah “pelaku perorganisasian” yang terjadi dan

bagaimana mereka yang terlihat dalam proses itu berinteraksi dan memberi

makna atas apa yang sedang terjadi. Lebih jelasnya komunikasi organisasi

adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan,

memelihara, dan mengubah organisasi. 1

Komunikasi menurut istilah yaitu proses kegiatan manusia yang

diungkapkan melalui bahasa lisan dan tulisan, gambar-gambar, isyarat, bunyi-

bunyian dan bentuk kode lain yang mengandung arti dan di mengerti oleh

orang lain.2 Ahli Katz dan Khan menegaskan bahwa komunikasi adalah suatu

proses sosial yang mempunyai relevansi terluas didalam memfungsikan

setiap kelompok, organisasi atau masyarakat.

1 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), Cet.ke-

7,h.33 2 YS. Gundi, Himpunan Istilah Komunikasi, (Jakarta: grasindo,1998),h. 69

Page 28: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

16

Sedangkan organisasi adalah sistem kegiatan terkoordinasi dari

kelompok orang yang bekerja sama mengarah pada tujuan bersama, di bawah

kewenangan dan kepemimpinan.3 Komunikasi dalam organisasi merupakan

hal yang tidak terpisahkan dalam pencapaian tujuan organisasi. Lingkungan

internal maupun ekternal perusahaan perlu dihubungkan oleh proses-proses

komunikasi yang baik dan terencana. Bagitu pula komunikasi dalam internal

perusahaan atau organisasi, yaitu bagaimana para anggota organisasi

menciptakan komunikasi yang efektif dengan tujuan menciptakan kebiasaan

atau tingkah laku yang positif pada setiap anggota organisasi.

Berikut persepsi mengenai komunikasi organisasi :

Persepsi Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi

organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi

yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal,

hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward

atau komunikasi atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau

komunikasi bawahan kepada atasan.

Persepsi Katz dan Khan mengatakan bahwa komunikasi organisasi

merupakan arus informasi dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi

menurut katz dan khan organisasi adalah sebagai auatu sistem terbuka yang

menerima energi dari lingkungannya dan mengubah energi ini menjadi

produk atau servis dari sistem dan mengeluarkan produk atau servis ini

kepada lingkungan.4

3 Kartini Kartono, Pemimpin dan Kempemimpian, (Jakarta:PT.Raja Grafindo

persada,1994), Cet.ke-7,h.11. 4 Kartini Kartono, h.11.

Page 29: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

17

Persepsi zelko dan dance mengatakan bahwa komunikasi organisasi

adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi

internal dan komunikasi ekternal. Komunikasi internal adalah komunikasi

dalam organisasi itu sendiri, Sedangkan komunikasi ekternal adalah

komunikasi terhadap lingkungan luarnya.

Persepsi greenbaunm mengatakan bahwa bidang komunikasi organisasi

termasuk arus komunikasi formal dan informal dalam organisasi.5Dan

beberapa persepsi mengenai komunikasi organisasi maka peneliti

mendefinisikan bahwa komunikasi organisasi adalah pelaku

pengorganisasian, bagaimana anggota organisasi ikut terlibat dalam proses

berinteraksi dan bagaimana anggota organisasi ikut terlibat dalam proses

berinteraksi dan bagaimana anggota organisasi itu memberikan makna berupa

pesan atas apa yang berada di dalam organisasinya.

Komunikasi dapat terjadi antara orang-orang yang berada di dalam

organisasi, juga antar orang yang berada diluar organisasi, komunikasi

organisasi dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama. Komunikasi

organisasi meliputi arus informasi, pertukaran informasi dan komunikasi

organisasi juga meliputi manusia dan sikapnya, perasaannya, dan

hubungannya antar public internal dalam suatu orgnisasi.

1. Pembagian Komunikasi Dalam Organisasi

Jenis-jenis komunikasi

Pertama komunikasi ke bawah (downward communication) yang

berasal dari seorang yang mempunyai status yang lebih rendah.

5 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005) Cet, ke-7,

h.65-66.

Page 30: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

18

Komunikasi ke bawah, biasanya berupa policy/ kebijakan, perintah

petunjuk, dan informasi yang bersifat umum. Komunikasi ini dapat

dilakukan melalui tatap muka, melalui telpon, papan buletin,

pengumuman, buku pedoman, edaran tertulis dan sebagainya.6

Kedua, komunikasi ke atas (upward communication) merupakan

kebalikan komunikasi ke bawah. Biasanya berisi laporan, pengaduan,

desas-desus (rumors), permohonan, tuntutan dan keinginan. Komunikasi

ini dapat dilakukan lewat tatap muka, demonstrasi, surat terbuka, surat

kaleng, dan sebagainya. Seorang pemimpin harus memperhatikan

komunikasi ke atas, agar dapat mengetahui apa yang dilakukan bawahan

dan dapat mengecek komunkasi ke bawahnya dapat dilaksanakan dengan

baik. Namun pemimpin harus mengendalikan komunikasi ke atas ini

dengan menggunakan jalur yang baik. Misalnya desas-desus kiranya dapat

dicari penyebabnya dan segera diselesaikan. Penggunaan cara demonstrasi

dan surat kaleng pun sedapat mungkin dihindari. Ciptakan iklim

keterbukaan agar cara-cara ini tidak di manfaatkan.7

Ketiga, komunikasi horizontal (horizontal communication), yaitu

komunikasi antar-status yang sama dalam organisasi bisnis. Komunikasi

horizontal mempunyai dua tujuan, yaitu untuk mempercepat jalannya

komunikasi antar-bagian yang memiliki status yang sama, dan dapat

menyatukan organisasi secara sosial. Sebagai contoh, ustadz dan antar

6 R. Wane Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Dan Strategi

Meningkatkatkan Kinerja Perusahaan, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya,2005), Cet, ke-4,

h,184-194 7 R. Wane Pace dan Don F. Faules, Cet, ke-4, h,184-194

Page 31: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

19

pengurus pondok satu samalain bisa dapat mengambil keputusan sendiri

tanpa harus melawati kyai.8

Di samping jenis di atas, ada komunikasi verbal yang menggunakan

kata-kata, baik lisan maupun tulisan dan komunikasi non-verbal yang tidak

menggunakan kata-kata dalam berkomunikasi. Contoh dari komunikasi

non-verbal adalah mengirim bunga kepada teman kerja, mengirim

cenderamata kepada pemimpin, memakai parfum menye nangkan pihak

lain (misalnya dalam negoisasi pemasaran produk), memakai pakaian yang

pantas, yang layak, dan sesuai dengan konteks, dan sebagainya, serta

gerakan gestural.

Ada jenis komunikasi yang lain yang disebut komunikasi langsung

dan tidak langsung. Teknik komunikasi tersebut meliputi pertemuan

individual dan massal, media cetak dan media elektronik. Pertemuan bisa

berupa rapat anggota, seminar, diskusi, panel, lokakarya, simposium, dan

rapat umum/ kampanye. dengan menggunakan media biasa berupa media

cetak surat, edaran, surat kabar, majalah, jurnal, leaflet, pamflet, buku,

pengumaman, foto, dan gambar. Media elektronik bisa memakai telepon,

radio, televisi, E-mail, internet, dan komputer serta feximile. Contoh

media tersebut dapat digunakan dalam berkomunikasi pada zaman ini. 9

2. Pengertian organisasi

Ada bermacam-macam penadapat mengenai apa yang di maksud

dengan organisasi :

8 R. Wane Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Dan Strategi

Meningkatkatkan Kinerja Perusahaan, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya,2005), Cet, ke-4, h,195 9 R. Wane Pace dan Don F. Faules, Cet, ke-4, h,184-194

Page 32: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

20

Schein (1982) dalam buku Arni Muhammad Komunikasi Organisasi

mengatakan bahwa, “organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan

sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian

pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab, dan

organisasi mempunyai karakteristik tertentu yaitu mempunyai struktur,

tujuan, saling berhubungan, dan tergantung pada komunikasi manusia

untuk mengkoordinasikan aktifitas dalam organsasi tersebut. 10

Selanjutnya dalam buku Onong Uchayana “ilmu komunikasi teori

dan praktek”, Khocler mengatakan organisasi adalah “sistem hubungan

yang berstruktur yang mengkoordinasi suatu usaha kelompok orang untuk

mencapai tujuan tertentu.” Lain lagi dengan pendapat Wright yang dikutip

Onong Uchayana, Wright mengatakan “organisasi adalah suatu bentuk

sistem terbuka dari aktifitas yang dikoordinasikan oleh dua orang lebih

untuk menacapai suatu tujuan bersama. ”11

Dari beberapa pandangan di atas menganai organisasi, maka dapat

ditarik kesimpulan organisasi adalah usaha yang dilakukan oleh dua orang

atau lebih, yang di definisikan oleh Wright mereka memiliki tujuan yang

sama atau tujuan umum dan terbagi dalam sistem kepangkatan yang harus

dipertanggung jawabkan. Organisasi juga terdapat komponen yang

dikatakan oleh Khocler semuanya memiliki ketergantungan satu sama lain,

dan dalam sistem tersebut dibutuhkan koordinasi untuk mencapai tujuan

bersama. Sehingga organisasi merupakan sistem, karena satu bagian

10

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005) Cet.ke-

7, h.17-18 11

Onong Uchyana, Ilmu Komunikasi Teori dan Prekatek, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya,2002). Cet.ke-6, h. 7.

Page 33: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

21

bergantung dengan bagian lainnya dan organisasi merupakan sebuah

sistem untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam mencapai tujuan bersama

atau tujuan umum.

3. Ciri-ciri organisasi

Tiap organisasi mempunyai karakteristik yang umum, yaitu:

a. Dinamis, yaitu sistem terbuka terus-menerus mengalami perubahan.

b. Memerlukan informasi.

c. Mempunyai tujuan.

d. Terstruktur.12

Organisasi memang membutuhkan faktor yang disebutkan di atas Dan

harus ditanggapi dengan bijak kerana bagaimanapun organisasi

memerlukan kemajuan dalam roda organisasinya, untuk mempermudah

koordinasi atau pembagian kerja maka dibutuhkan struktur organisasi agar

jelas pembagian kerjanya sehingga roda organisasi dapat berputar dengan

lancar.

4. Fungsi Dan Tujuan Organisasi

Organisasi mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah memenuhi

kebutuhan pokok organisasi, mengembangkan tugas dan tanggung jawab,

memproduksi hasil produksi dan mempengaruhi orang.13

Adapun tujuan organisasi adalah yang paling penting dan

kontroversial dalam mempelajari organisasi. Ahli analisis mengatakan

bahwa tujuan sangat diperlukan dalam memahami organisasi, yang lainya

mengatakan apakah tujuan terbentuk suatu fungsi lain dari pada

12

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005) Cet.ke-7,

h.17-18. 13

Arni Muhammad, Cet.ke-7, h.17-18.

Page 34: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

22

membenarkan tindakan yang lalu. Kemudian ahli tingkah laku

menjelaskan bahwa individu-individu yang mempunyai tujuan.

Bagi kebanyakan analisis, tujuan merupakan suatu titik sentral

petunjuk dalam menganalisis organisasi. Tujuan dibatasi sebagai suatu

konsepsi akhir yang diinginkan.

5. Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi

Dalam suatu oraganisasi, baik yang berorientasi untuk menarik

keuntungan (profit) maupun nirlaba (non-profit), memiliki empat fungsi

organisasi, yaitu Fungsi informative, regulative, persuasive, dan

intergratif. Keempat fungsi tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a. Fungsi informatif

Orgnisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem proses informasi.

Maksudnya seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat

memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik, dan tepat

waktu.14

b. Fungsi Regulatif

“fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku

dalam suatu organisasi. Ada dua hal yang berpengaruh pada fungsi

regulative ini. Pertama, atasan atau orang-orang yang berada dalam

tatanan manajemen, yaitu mereka yang memiliki wewenang untuk

mengendalikan informasi dan memberikan instruksi atau perintah,

kedua, berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulative pada dasarnya

14

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi.(Jakarta:Kencana Prenada Media

Group,2007),h.274

Page 35: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

23

berorientasi pada kerja. Artinya bawahan membutuhkan kepastian

peraturan tentang pekerjaan yang boleh untuk dilaksanakan.”15

c. Fungsi Persuasif

Fungsi ini lebih banyak dimanfaatkan oleh pihak pimpinan dalam

sebuah organisasi dengan tujuan untuk memperoleh dukungan dari

karyawan. Fungsi persuasif adalah penyeimbang dari pemberian

instruksi. Seorang atasan harus pintar-pintar mendapatkan hati

karyawan, maka persuasif inilah caranya. Untuk atasan dalam

memberikan instruksi pekerjaan harus dibarengi dengan sikap

mengajak yang santun dan bijak, sebab pekerjaan yang dilakukan

dengan sukarela oleh kryawan akan menghasilkan hasil pekerjaan

yang maksimal dibandingkan jika pimpinan sering memperlihatkan

kekuasaan dan kewenangannya.16

d. Fungsi Intergratif

Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang

memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan

dengan baik. “Ada dua saluran komunikasi yaitu, formal, seperti

penerbitan khusus dalam organisasi (newsletter) dan laporan

kemajuan organisasi; juga saluran informal, seperti perbincangan

antarpribadi dalam masa kerja, pertandingan olahraga, makan siang,

dan lain-lain.”17

15

Soleh Soemirat dkk, Komunikasi Organisional,(Jakarta:Universitas Terbuka,2000),

modul kuliah,h. 2.5 16

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2007), h.276 17

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2007),

h. 277.

Page 36: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

24

6. Iklim Komunikasi Organisasi

Face dan Faules dalam bukunya “komunikasi organisasi” mengutip

asumsi Redding mengenai “iklim komunikasi organisasi jauh lebih penting

daripada keterampilan atau tekhnik-tekhnik.” Iklim komunikasi organisasi

merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk

menunjukan kepada anggota organisasi tersebut mempercayai mereka dan

memberi mereka kebebasan dalam mengambil resiko; mendorong mereka

dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas

mereka; menyediakan informasi yang terbuka dan cukup tentang

organisasi.

Iklim komunikasi organisasi dalam suatu peruasahan sangat

menentukan kinerja karyawannya, maka dari itu pemimpin harus jeli

dalam menangkap situasi dan kondisi iklim komunikasi di perusahaannya.

Istilah iklim di sini merupakan kiasan (metafora). Kiasan adalah bentuk

ucapan yang di dalamnya suatu istilah atau frase yang jelas artinya

diterapkan pada situasi yang berbeda dengan tujuan menyatakan suatu

kemiripan, contohnya “tempat ini seperti kebun binatang” meskipun

perbandingannya tersebut memberi informasi mengenai isi, struktur, dan

arti situasi baru tersebut.

Untuk menelaah iklim komunikasi organisasi, maka harus memilah

terlebih dahulu apa itu iklim komunikasi dan apa itu iklim organisasi,

kedua bentuk iklim tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama

lain. Dan untuk pertama kali dibahas terlebih dahulu iklim komunikasi.

Page 37: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

25

a. Iklim Komunikasi

Pengertian dari iklim komunikasi adalah persepsi anggota

terhadap pesan-pesan dan hubungan pesan dengan kejadian dalam

sebuah organisasi. Ada hubungan yang sekuler antara iklim organisasi

dengan iklim komunikasi. Tingkah laku komunikasi mengarahkan

pada perkembangan iklim, di antaranya iklim organisasi. Iklim

organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota

organisasi bertingjkah laku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi

yang penuh persaudaraan mendorong para anggota organisasi

berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah dengan anggota

yang lain. Sedangkan iklim yang negatif menjadikan anggota tidak

berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan.18

Iklim komunikasi yang baik mengindikasikan adanya

pembentukan kepribadian serta persepsi yang positif bagi karyawan

agar terus menanamkan kepercayaan terhadap perusahaan dan seluruh

menejemen didalamnya.

Seperti dikutip oleh Wayne dan Pace dalam bukunya

“komunikasi organisasi”, Frantz mengatakan “iklim komunikasi dapat

menjadi salah satu pengaruh yang paling penting dalam produktivitas

organisasi, karena iklim mempengaruhi usaha anggota organisasi.

Usaha dalam hal ini merujuk kepada penggunaan tubuh secara fisik

dalam bentuk mengangkat, berbicara, atau berjalan dan penggunaan

18

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005) Cet.ke-

7, h. 85.

Page 38: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

26

pikiran mental dalam bentuk berfikir, menganalisis, dan memecahkan

masalah”.19

Seperti beberapa pandangan mengenai iklim komunikasi yang

ditanggapi oleh para pakar komunikasi, diantaranya adalah :

1) Wayne Pace dan don F. Faules mengatakan komunikasi

merupaka gabungan dari persepsi-persepsi mengenai peristiwa

komunikasi, perilaku manusia, respon pegawai terhadap pegawai

lainnya, harapan-harapan, konflik-konflik antarpersonal dan

kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi. Iklim

komunikasi meliputi persepsi-persepsi mengenai pesan dan

peristiwa yang berhubungan dengan pesan yang terjadi di dalam

organisasi.20

“iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-

persepsi atas unsure-unsur organisasi dan pengaruh unsur-unsur

organisasi dan pengaruh unsur-unsur terhadap komunikasi.21

2) Selanjutnya Dennis (1975) mengemukakan iklim komunikasi

sebagai kualitas pengalaman yang bersifat objektif mengenai

lingkungan internal organisasi, yang mencakup persepsi anggota

organisasi terhadap pesan dan hubungan pesan dengan kejadian

yang terjadi didalam organisasi.

Dari sebagian pendapat mengenai iklim komunikasi diatas, maka

penulis menyimpulkan bahwa iklim komunikasi ialah persepsi

anggota terhadap kualitas interaksi dan hubungan pesan dengan

19

R. Wayne Pace and don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan

Kinerja Perusahaan, (PT. Remaja Rosda Karya, september 2006) cet.ke-6, h. 154. 20

R. Wayne Pace and don F. Faules, cet.ke-6, h. 147. 21

R. Wayne Pace and don F. Faules, cet.ke-6, h. 149.

Page 39: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

27

kejadian dalam organisasi. Iklim komunikasi yang positif dapat

menimbulkan kepuasan kerja dalam organisasi.

b. Iklim Organisasi

Kreeps (1986), dalam Curtis (1992) yang di kutip oleh soleh

soemirat, Elvinaro Ardianto dan Yenny Ratna dalam buku komunikasi

organisasional menyatakan bahwa:

Iklim organisasi adalah „sifat emosional intern organisasi‟ yang

didasarkan pada bagian senangnya para anggota organisasi terhadap

satu sama lain dan terhadap organisasi. Konsep tersebut di buat atas

dasar analogi antara kondisi lingkungan bisnis dan kondisi cuaca.

Beberapa iklim kerja dikatagorikan hangat dan gembira bila orang-

orang yang terlibat didalamnya diperhatikan dan diperlakukan sesuai

dengan martabatnya.22

Litwin dan Stringers (1968) memberikan dimensi iklim organisasi

sebagai berikut:

1) Rasa tanggung jawab.

2) Standar atau harapan tentang kualitas pekerjaan.

3) Ganjaran atau reward.

4) Rasa persaudaraan.

5) Semangat tim.

Hillinger dan Slocum (Jablin, 1987) mengemukakan iklim

organisasi dengan mempertimbangkan subsistem dalam organisasi.

Mereka mengatakan iklim organisasi adalah suatu set atribut

22

Soleh Soemirat dkk, Komunikasi Organisasional, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2000),

modul kuliah, h. 7.5.

Page 40: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

28

organisasi dan subsistemnyayang dapat dirasakan oleh anggota

organisasi yang mungkin disebabkan oleh cara-cara organisasi

terhadap anggota dan lingkungannya.23

Menurut hemat peneliti, pengertian mengenai iklim organisasi

belum ada kesepakatan yang sama dari para ilmuwan karena

pengertian mengenai iklim organisasi ini sendiri sangat komfleks

cakupan pembahasannya, dan mencakup semua unsur dasar organisasi

yaitu, anggota, pekerjaan, praktik-praktik yang berhubungan dengan

pengolahan, struktur dan pedoman,. Namun dari pengertian di atas

dapat di simpulkan bahwa iklim organisasi adalah suatu situasi dan

kondisi yang terjadi di dalam organisasi yang terbentuk dari

perpaduan unsur-unsur organisasi yang dapat mempengaruhi kinerja

anggota organisasi.

Iklim organisasi yang positif tidak hanya akan menguntungkan

organisasi semata, akan tetapi akan sangat penting bagi kehidupan

manusia yang ada dalam organisasi tersebut, karena jika iklim

organisasi positif maka kinerja dalam organisasi akan berjalan sesuai

dengan yang diharapkan.

Dari penjabaran iklim komunikasi dan iklim organisasi di atas,

ditemukan kesamaan di antara keduanya, yaitu sama-sama dapat

mempengaruhi anggota organisasi, setelah kita menelaah iklim

komunikasi dan iklim organisasi , maka kita akan membahas secara

keseluruhan yaitu iklim komunikasi organisasi . menurut Falcinone

23

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005) Cet.ke-7,

h. 84.

Page 41: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

29

yang dikutip oleh Wayne dan Faules dalam buku komunikasi

organisasi, menjelaskan bahwa :

Iklim komunikasi organisasi adalah suatu citra makro, abstrak dan

gabungan dari suatu fenomena global yang di sebut komunikasi

organisasi. Kita mengasumsikan bahwa iklim berkembang dari

interaksi antara sifat-sifat suatu organisasi dan persepsi individu atas

sifat-sifat itu. Iklim di pandang sebagai suatu kualitas pengalaman

subjektif yang berasal dari persepsi atas karakter-karakter yang relatif

langgeng pada organisasi.24

Untuk menegtahui iklim komunikasi organisasi maka dapat

mengkaji teori Charles Redding yang dikutip oleh Arni Muhammad

dalam buku komunikasi organisasi yang mengemukakan lima dimensi

penting dari iklim organisasi, yaitu:

1). Supportivennes”, atau bawahan mengamati bahwa hubungan

mereka dengan atasan membantu mereka membangun, dan

menjaga perasaan diri beharga, dan penting.

2). Partisipasi membuat keputusan.

3). Kepercayaan, dapat di percaya, dan dapat menyimpan rahasia .

4). Keterbukaan, dan keterusterangan.

5). Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja

dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi.25

24

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005)

Cet.ke-7, h. 149 25

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005) Cet.ke-7,

h. 85.

Page 42: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

30

Supportivennes dapat di bagi menjadi beberapa kategori, menurut

Gibb yang dikutip oleh soleh soemirat, dkk dalam buku komunikasi

organisasional bahwa tingkah laku komunikasi tertentu dari anggota

organisasi mengarahkan kepada iklim supportivennes. Di antara

tingkah laku tersebut adalah sebagai berikut :

1) Deskripsi anggota organisasi memokuskan pesan mereka kepada

kejadian yang dapat diamati dari evaluasi secara subjektif atau

emosional

2) Orientasi masalah, anggota organisasi memfokuskan komunikasi

mereka kepada pemecahan kesulitan mereka secara bersama.

3) Spontanitas, anggota organisasi berkomunikasi dengan sopan

dalam merspons situasi yang terjadi.

4) Empati, anggota organisasi memperlihatkan perhatian dan

pengertian terhadap anggota lainnya.

5) Kesamaan, anggota organisasi memperlakukan anggota yang lain

sebagai teman dan tidak menekankan kepada kedudukan dan

kekuasaan.

6) Provisionalism, anggota organisasi bersifat fleksibel dan

menyesuaikan diri pada situasi komunikasi yang berbeda.26

Indikator di atas dapat dijadikan masukan bagi organisasi untuk

mengetahui apakah iklim komunikasinya positif atau negatif. Iklim

komunikasi organisasi berpengaruh besar terhadap kinerja karyawan

karena iklim komunikasi organisasi juga memberikan pedoman bagi

26

Soleh Soemirat dkk, Komunikasi Organisasional, (jakarta: universitas terbuka, 2000),

modul kuliah, h. 7.5.

Page 43: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

31

keputusan dan prilaku individu. Hal ini ditegaskan dengan pendapat

Guzley yang di kutip oleh Akhi Muwafik Saleh dalam buku fungsi

komunikasi dalam organisasi, bahwa:

Keputusan dan perilaku individu berupa keputusan-keputusan

yang diambil anggota organisasi untuk melaksakan pekerjaan mereka

secara efektif, untuk mengingatkan diri mereka dengan organisasi,

untuk bersikap jujur dalam bekerja, untuk meraih kesempatan dalam

organisasi secara bersemangat, untuk mendukung para rekan sejawat

dan anggota organisasi lainnya, untuk melaksnakan tugas secara

kreatif, untuk menawarkan gagasan-gagasan inovatif bagi

penyempurnaan organisasi dan operasinya.27

Di sini dapat dilihat bahwa iklim komunikasi di dalam sebuah

organisasi itu perlu untuk diperhatikan agar dapat menciptakan sebuah

organisasi yag efektif. Di dalam buku komunikasi organisasi yang di

tulis oleh Pace dan faules menegaskan hal ini dengan mengemukakan

bahwa iklim komunikasi tertentu memberi pedoman bagi keputusan

dan prilaku individu. Keputusan-keputusan yang diambil oleh anggota

organisasi untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif, untuk

meningkatkan diri mereka dengan organisasi, untuk bersikap jujur

dalam bekerja, untuk meraih kesempatan dalam organisasi secara

bersemangat, untuk mendukung para rekan dan anggota organisasi

lainnya, untuk melaksankan tugas secara kreatif, dan untuk

menawarkan gagasan-gagasan inovatif bagi penyempurnaan

27

Akhi Muwafik Saleh, Fungsi Komunikasi dalam Organisasi, Artikel di akses pada

tanggal 11 Januari 2012 dari www. Muwafikcenter.blogspot.com

Page 44: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

32

organisasi dan operasinya, semua ini dipengaruhi oleh iklim

komunikasi. Iklim yang negatif dapat benar-benar merusak yang

dibuat anggota organisasi mengenai bagaimana mereka akan bekerja

dan berpartisipasi untuk organisasi. Jadi, iklim komunikasi

memainkan peranan sentral dalam mendorong anggota organisasi

untuk mencurahkan usaha kepada pekerjaan mereka dalam organisasi.

Pada penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa iklim

komunikasi organisasi memiliki pengaruh yang cukup penting untuk

meningkatkan kerja anggota organisasi dan menjadikan anggota

organisasi bertanggung jawab atas kerjanya, serta turut berpartisipasi

dalam menawarkan gagasan-gagasan inovatif, dan partisipasi

anggota dalam membuat keputusan bagi penyempurnaan organisasi.

Iklim komunikasi memainkan peranan sentral dalam mendorong

anggota organisasi untuk mencurahkan usaha kepada pekerjaan

mereka dalam organisasi. Iklim komunikasi yang positif cenderung

meningkatkan dan mendukung komitmen pada organisasi dan iklim

komunikasi yang kuat seringkali menghasilkan praktik-praktik

pengelolaan dan pedoman organisasi yang lebih mendukung.

B. Kepemimpinan

1. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan didefinisikan sebagai proses mempengaruhi orang

lain untuk mendukung pencapaian tujuan yang releven.28

Dalam organisasi

formal maupun informal selalu ada seseorang yang dianggap memiliki

28

John M. Ivan Cevich , Robert Konopaske, Michael T. matteson, Perilaku dan

Manajemen Organisasi, (Jakarta:erlangga,2005), h. 194.

Page 45: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

33

kemampuan lebih dari yang lain. Seseorang yang memiliki kemampuan

lebih tersebut kemudian diangkat atau ditunjuk sebagai orang yang

dipercayakan untuk mengatur orang lain dalam organisasi, biasanya orang

seperti itu disebut pemimpin.

Kepemimpinan mendapat awalan „ ke‟ dan sisipan „em‟ serta akhiran

„an‟ . menurut tata bahasanya awalan „ke‟ dan „ke-an‟ berfungsi sebagai

pembentukan kata benda abstrak yang menagandung arti menjadi atau

peristiwa. Sedangkan sisipan „em‟ pada kata pemimpin berfungsi

membentuk kata baru yang artinya tak berbeda dengan kata dasarnya. Arti

sisipan „em‟ di sini menagandung sifat. Jika pemimpin berasal dari kata

„pimpin‟ yang mendapat awalan „pe‟ mempunyai arti orang yang

melakukan, jadi pemimpin adalah orang yang memimpin.29

Sedangkan pengertian kepemimpinan menurut istilah, dalam hal ini

para ahli banyak berpendapat , diantaranya:

Onong Uchajana dalam bukunya Human Relation dan Public Relation

dalam Management, mengatakan bahwa, “kepemimpinan adalah suatu

proses dimana seseorang memimpin (directs), membimbing (guides),

mempengaruhi (influence), atau mengontrol (controls), pikiran, perasaan

atau tingkah laku orang lain.”

Dalam bukunya kepemimpinan dan perilaku organisasi, Veithzal

Rivai mangatakan bahwa, “kepemimpinan adalah proses untuk

mempengaruhi orang lain, baik di dalam organisasi maupun di luar

organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam situasi dan

29

M. Arifin, Psikologi Dakwah, (Jakarta:bumi aksana, 1994), cet, ke-3 h. 87.

Page 46: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

34

kondisi tertentu. Proses mempengaruhi tersebut sering melibatkan

berbagai kekuasaan seperti ancaman , penghargaan, otoritas, maupun

bujukan,”30

Di samping itu, Howard H. Hoyt seperti yang dikutip oleh Kartini

Kartono dalam bukunya pemimpin dan kepemimpinan, mendefinisikan

kepemimpinan sebagai berikut:

Kepemimpinan adalah seni mempengaruhi tingkah laku manusia,

kemampuan untuk membimbing orang.”31

Dari ketiga pengertian diatas

penulis dapat mendifinisikan bahwa kepemimpinan adalah suatu

kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar mendukung

pencapaian tujuan organisasi yang releven, dimana seorang pemimpin

dapat membimbing, mempengaruhi, mebujuk, mengontrol pikiran,

perasaan atau tingkah laku anggota organisasi untuk mencapai tujuan

bersama.

2. Gaya Kepemimpinan

Tipe-tipe kepemimpinan sering disebut sebagai perilaku

kepemimpinan atau gaya kepemimpinan (leadership style). “gaya

kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin,

baik yang tampak maupun yang tidak tampak oleh bawahannya. Gaya

kepemimpinan menggambarkan kombinasi yang konsisten dari falsafah,

keterampilan, sifat, dan sikap yang mendasari perilaku seseorang.32

30

Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: raja grafindo

persada, 2004), h. 3. 31

Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: raya grafindo persada, 1998),

cet, ke-8, h. 49. 32

Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2004) h. 64.

Page 47: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

35

Di bawah ini akan diuraikan tipe-tipe atau gaya-gaya kepemimpinan

tersebut diatas dengan maksud memberikan gambaran yang jelas

mengenai persamaan dan perbedaannya.

a. Kepemimpinan Otoriter

Pemimpinan otoriter semacam ini menentukan kebijakan

kelompok dan membuat keputusan tanpa berkonsultasi atau

memastikan persetujuan dari para anggotanya. Pemimpin ini bersifat

impersonal yang mana komunikasi mengalir dari pemimpin ke

pemimpin, tetapi jarang dari anggota ke anggota.

Pemimpin otoriter brusaha meminimumkan komunikasi antar

kelompok, sehingga membuat peran pemimpin menjadi lebih penting.

Pemimpin otoriter mengasumsikan tanggung jawab terbesar bagi

perkembangan kelompok dan menginginkan tidak adanhya campur

tangan dari para anggota, pemimpin ini mengharapkan kelompok

dapat menerima keputusannya, dan pemimpin ini memusatkan

tanggung jawab kepada dirinya sendiri.

Gaya pemimpin otoriter adalah seorang pemimpin dalam

menentukan kebijakan kelompok atau membuat keputusan tanpa

berkonsultasi atau memastikan persetujuan dari para anggotanya.

Pemimpin ini bersifat impersonal.”33

Ciri-ciri gaya kepemimpinan otoriter diantaranya adalah:

1). Semua ketentuan kebijakan oleh pemimpin

33

Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi, (Malang:UMM press, 2008), h. 266.

Page 48: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

36

2). Teknik dan langakah aktifitas ditentukan oleh penguasa satu

persatu, sehingga langkah-langkah masa depan umumnya selalu

tidak pasti

3). Pemimpin biasanya mendikte tugas kerja bagian dan kerja bersama

setiap anggota.

4). Penguasa cenderung bersifat „pribadi‟ dalam memuji dan mencela

pekerjaan masing- masing anggota; mengambil jarak dari

partisipasi kelompok aktif kecuali bila menunjukan keahliannya.34

b. Kepemimpinan Demokrasi

Pemimpin seperti ini memberikan pengarahan, tetapi

mengijinkan kelompok untuk mengembangkan dan melaksanakan

cara yang dikehendaki anggotanya. Para anggota kelompok didorong

untuk menentukan sasaran dan prosedur. Pemimpin demokrasi

merangsang timbulnya pengarahan sendiri dan aktualisasi diri pada

para anggota kelompok. Tidak seperti pemimpin lepas kendali,

pemimpin demokratis memberikan pemantapan kepada para

anggotanya dan berkontribusi memberikan saran untuk pengarahan

dan alternatif tindakan. Gaya kepemimpinan demokrasi adalah

seorang pemimpin dalam menetukan kebijakan melibatkan anggota

kelompok untuk dimintai masukan-masukan sehingga tugas pemimpin

selain memberikan pengarahan juga mengijinkan kelompok untuk

mengembangkan dan melaksanakan cara yang dikehendaki para

anggotanya.

34

Fremont E. Kast dan James E. Rosenzweig, Organisasi Dan Manajemen, (Jakarta:bumi

aksara, 1995), cet-5, h. 536.

Page 49: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

37

Ciri-ciri gaya kepemimpinan demokrasi adalah:

1) Semua Kebijakan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan

di ambil dengan dorongan dan bantuan dari pimpinan.

2) Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk

tujuan kelompok di buat, dan bila dibutuhkan petunjuk-petunjuk

teknis, pemimpin menyarankan dua atau lebih alternatif prosedur

yang dapat di pilih.

3) Para anggota bebas bekerja dangan siapa saja yang mereka pilih,

dan pemberian tugas ditentukan oleh kelompok.

4) Pemimpin adalah objektif atau “fect minded” dalam memberikan

pujian dan kecamannya, dan mencoba menjadi seorang anggota

kelompok biasa dalam jiwa dan semangat tanpa melakukan

banyak pekerjaan.35

Mengenai penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa,

selain harus memiliki kemampuan yang lebih pemimpin juga perlu

memiliki sifat kemanusiaan, demokrasi dalam banyak hal dan

mencintai bawahannya, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat

Ali – Imran ayat 159 :

Artinya: “maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku

lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya bersikap keras lagi berhati

kasar, tentulah meraka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu

ma‟afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan

35

Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi, (Malang:UMM press, 2008), h. 266-267.

Page 50: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

38

bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian

apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertwakallah kepada

Allah sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal

kepadanya.”36

Dalam ayat tersebut terdapat kalimat musyawarah yang artinya

meminta pendapat dan mencari kebenaran, itu merupakan salah satu

prinsip dalam demokrasi yang di anut sebagian besar bangsa di dunia.

Dalam agama islam bermusyawarah merupakan pencapaian mufakat

bersama yang di syariatkan.

c. Kepemimpinan Laisser Faire

Gaya kepemimpinan ini juga biasa disebut gaya kepemimpinan

lepas kendali karena pemimpin ini tidak berinisiatif untuk

mengarahkan atau menyarankan alternatif tindakan. “Gaya

kepemimpinan Laisser Faire adalah seorang pemimpin dalam

menentukan kebijakan tidak meiliki inisiatif untuk mengarahkan atau

menyarankan alternatif tindakan. ” 37

akan tetapi pemimpin ini lebih

mengijinkan kelompok untuk mengembangkan dan melaksanakan

pekerjaanya sendiri. Bahkan termasuk juga mngijinkan untuk

melakukan kesalahan.

Ciri-ciri gaya kepemimpinan laisser faire diantaranya:

1) Kebebasan penuh untuk keputusan kelompok atau individu

dengan minimnya partisipasi pemimpin.

2) Macam-macam bahan disediakan pemimpin, yang dengan jelas

mangatakan bahwa ia akan menyediakan keterangan apabila ada

36

Al-Qur‟an dan Terjemahannya, h. 103. 37

Abdullah Masmah, Komunikasi Organisasi, (Malang:UMM Press, 2008), h. 267.

Page 51: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

39

permintaan, ia tidak turut mangambil bagian dalam diskusi

kelompok.

3) Pemimpin tidak berpartisipasi sama sekali

4) Komentar spontan yang tidak frekuen atau aktifitas-aktifitas

anggota dan ia tidak berusaha sama sekali untuk menilai atau

mangatur kejadian-kejadian.38

C. Kepemimpinan Dalam Organisasi

Manusia pada akhirnya harus menyadari bahwa dirinya adalah anggota

dari satu dunia yang teratur dan mempunyai ketertiban sendiri, tanpa

ketertiban dunia akan menjadi kacau, kekacauan yang tidak dapat terkendali,

dan pasti mengakibatkan musibah bagi ummat manusia. Maka salah satu cara

untuk memelihara, mengurus, mengelola, mengendalikan dan mangatur

terhadap dunia ini ialah: sarana berupa administrasi. Administrasi secara

harfiah berasal dari “ad” dan “ministrare”= mengelola, mengurus, memlihara,

mengendalikan, dan memerintah.

Selanjutnya, manusia dengan akal budinya dan makhluk paling cerdas,

berusaha mengelola satu bentuk orde yang tertib. Sehubungan dengan ini,

manusia modern oleh Wiliam H.Whyte dalam buku kartini (2001) disebut

sebagai organization man, sebab dia selalu sibuk mengorganisir sesuatu.

Sedang “mengorganisir” itu artinya: mengatur, memimpin kerjasama dari

bagian-bagian. Sedang Sondang P.Siagian dalam buku Filsafat Administrasi

menyebut manusia sebagai homo administratikus.39

38

Winardi SE, Kepemimpinan Dalam Manajemen, (Bandung: Rineka Cipta, 1990), h. 79.

39

Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: raya grafindo persada,

1998), cet, ke-11, h. 6.

Page 52: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

40

Selanjutnya, beberapa orang sarjana lainya memberikan uraian lain

mengenai organisasi. Antara lain sebagai berikut: Willim G.Scott

merumuskan organisasi sebagai, “sistem kegiatan-kegiatan terkoordinasi dari

sekelompok orang yang bekerja secara bersama-sama, menuju kearah tujuan

bersama di bawah kewenangan dan kepemimpinan.” Maka agar terjadi

ketertiban dalam kegiatan organisasi diperlukan adanya pengaturan mengenai

pembagian tugas, cara kerja, hubungan antara karyawan. Maka kegiatan

pengaturan dalam organisasi itulah yang disebut administrasi, yang perlu

dikendalikan atau dipimpin oleh seorang administrator atau pemimpin.

Administrasi menurut Sondang P.Siagian ialah, “keseluruhan proses

kerjasama antara dua orang atau lebih didasarkan atas rasionalitas tertentu

untuk mencapai sasaran secara efektif”.

Hubungan kepemimpinan dalam organisasi itu erat sekali, kepemimpinan

tertentu mempunyai fungsi sebagai penggerak dan koordinator dari

sumberdaya manusia, sumberdaya alam, semua dana, dan sarana yang

disiapkan oleh sekumpulan manusia yang berorganisasi.

Dalam buku kepemimpinan karya kartini, R,W Morell menyatakan

manajemen sebagai berikut “manajemen adalah aktifitas dalam organisasi,

terdiri dari penentuan tujuan-tujuan suatu organisasi, dan penentuan saran-

saran untuk mencapai sasaran secara efektif”.40

Pada umumnya manajemen

berfungsi untuk merencanakan, mengorganisir, melakukan evaluasi, dan

mengontrol segenap aktivitas organisasi serta administrasi.

40

Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: raya grafindo persada, 1998),

cet, ke-8, h. 11.

Page 53: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

41

Maka keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan yang ingin diraih

bergantung pada kepemimpinannya; yaitu apakah kepemimpinan tersebut

mampu menggerakan semua sumber daya manusia, sumberdaya alam, sarana,

dana dan waktu secara efektif-efesien serta terpadu dalam proses manajemen.

Karena itu kepemimpinan merupakan inti dari organisasi, manajemen, dan

administrasi. Semua pengaturan, tatatertib dan administrasi itu harus

dikendalikan oleh pemimpin dengan kepemimpinannya.

Hubungan kepemimpinan dengan komunikasi organisasi ialah bahwa

kepemimpinan lebih merupakan tindakan melakukan perubahan, dapat

memotivasi, dan memberikan inspirasi kepada bawahannya dan itu bisa

dicapai melalui komunikasi yang efektif.

Kemudian penulis mencoba untuk menghubungkan kepemimpinan KH.

Nu‟man Istichori dalam komunikasi organisasi pada Pondok Pesantren Darut-

Tafsir Cibanteng Ciampea Bogor, Jawa Barat, Indonesia Telepon: 0251-

8626047.fax: 0251-8626047. Pondok Darut-tafsir ini merupakan pondok

yang dipimpin oleh KH. Nu‟man Istichori beliau adalah anak dari pendiri

Pondok Pesantren Darut-Tafsir, yang notabene bertempat tinggal di dalam

wilayah pondok pesantren darut-tafsir tersebut, maka peneliti tertarik untuk

meneliti kepemimpinannya dalam komunikasi organisasi Pondok Pesantren

Darut-Tafsir.

Page 54: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

42

BAB III

GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN DARUT-TAFSIR DAN

KH. NU’MAN ISTICHORI

A. Biografi KH. Nu’man Istichori dan Sejarah Berdirinya Pondok

Pesantren Darut-Tafsir Cibanteng Ciampea Bogor

Terlahir dengan nama KH. Nu’man Istichori beliau lahir di Bogor

pada tanggal 1 Februari 1950, beliau meluai mempin Pondok Pesantren

Darut-Tafsir pada tahun 1994, pendidikan beliau dimulai dari MI (Madrasah

Ibtidaiyah), lalu beliau belajar di pesantren Gontor, setelah lulus dari

pesantren beliau melanjutkan jenjang sarjananya di Universitas IAIN Sunan

Gunung Jati, Bandung, setelah lulus sarjana beliau melakukan kegiatan

ekstrakulikuler dengan kursus B.arab langsung dengan kedubes RI (Republik

Indonesia), kursus menejemen kepala madrasah, dan kursus menejemen

kepala pesantren. Dan organisasi yang beliau ikuti selama ini, ialah GP ansor,

IPNU (Ikatan Pelajar NU), penasehat majlis ulama sekabupaten bogor, ketua

forum pondok pesantren sekabupaten bogor, ketua umum silaturahmi

pengajian sekabupaten Bogor.

Adapun silsilah keluarga beliau adalah; Garis silsilah dari pihak ayah ;

KH. Muhammad Istichori bin KH. Abdurrahman bin KH. Manarah bin KH.

Beran bin KH. Nurjen bin mas dalem Anggayudha bin. Pangeran Aryawinata

(Pangeran Sumedang) dan seterusnya. Sedangkan silsilah dari pihak Ibu

adalah Hj. Aemi binti KH. Asyirun bin KH. Beran dan seterusnya. Dari

silsilah tersebut dari pihak ayah maupun dari pihak ibu masih ada ikatan

Page 55: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

43

keluarga dekat, yaitu bersumber dari keturunan KH. Baran bin Mas Dalem

Angga Yudha bin Pangeran Aryawinata ( Pangeran Sumedang ).1

Pada tanggal 5 mei, 1974 pondok pesantren ini berpindah tempat dari

Gunung Batu Kecamatan Ciomas, ke Cibanteng Kecamatan Ciampea.

Dengan keyakinan ditempat yang baru itu akan lebih berkembang, dan hingga

sampai saat inilah pondok pesantren darut-tafsir ini berada di daerah

Cibanteng Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Dan berdekatan dari

institut pertanian Bogor 2 km jaraknya.2

PP. Darut Tafsir. Pondok darut-tafsir pun di pindah tangan oleh anak

beliau KH. Nu’man Istichori beliaulah penerus sekaligus pimpinan pondok

hingga sampai saat ini.

Beliau pun tidak menghilangkan tradisi pondok pesantren yang telah

dibangunnya ini, Pesantren yang telah hidup berabad-abad lamanya di

Persada Ibu Pertiwi mempunyai tradisinya sendiri. Yaitu Pendidikan dan

Pengajaran tidak mempunyai batas waktu. Kyai sebagai gurunya senantiasa

berada ditengah-tengah santrinya. Hubungan kyai dengan santrinya sangat

erat sekali, bagaikan keluarganya sendiri. Para santri bukan saja menerima

pelajaran-pelajaran dari kyainya, tapi juga mengikuti segala jejak langkahnya,

dan disinlah terletak ruh pesantren.

Pengembangan itu muncul ketika struktur pembelajaran pondok

pesantren darut-tafsir ini mengikuti kurikulum dari pemerintah dibuatlah

Madrasah Tsanawiyah (MTS) Madrasah Aliyah (MA) dan sekolah

1 Data dikutip dari Dokumen Yayasan Pondok Pesantren Darut Tafsir Tahun 2013,

Lampiran 5, h, 262 2 Data dikutip dari Dokumen Yayasan Pondok Pesantren Darut Tafsir Tahun 2013,

lampiran 5, h ,265

Page 56: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

44

menengah akhir (SMA), barulah pengembangan itu muncul, santri-santri

pada saat itu hingga sekarang dapat mempelajari pelajaran pondok sampai

dengan pelajaran umumiah.

B. Tujuan Pondok Pesantren Darut-Tafsir

Pondok Pesantren Darut Tafsir didirikan, sebagaimana ikhtisar sejarah

lahirnya, memiliki tujuan antara lain:

1. Sebagai wadah dalam berkhidmat terhadap kewajiban setiap insane dalam

upaya izzul Islam wal Muslim.

2. Pemberian layanan pendidikan kepada ummat, yang sesuai dengan ajaran

Islam secara optimal dan ideal, sehingga ummat mampu menjadi pelaku

segala pembaharuan dan kemajuan.

3. Berupaya menjembatani perbedaan-perbedaan faham fiqhiyyah melalui

pendekatan keilmuan, serta perbedaan faham politik dan lainnya. Sehingga

diharapkan akan terwujud Ukhuwah Islamiyah secara harmonis.3

C. Sarana Dan Prasarana Pondok Pesantren Darut-Tafsir

Tabel 1.1

Sarana dan Prasarana Fungsi

1. Masjid

2. Lap Bola

3. Lap Bulutangkis

1) Memudahkan santri untuk solat berjama’ah

dipondok pesantren darut-tafsir

2) Santriwan dapat bermain bola tanpa

menyewa lapangan dan juga dapat dijadikan

lapangan pramuka

3) Dapat dijadikan arena bermaen bulu tangkis

dan juga dapat dijadikan lapangan tempat

untuk senam pagi dan lapangan upacara

3 Data dikutip dari Dokumen Yayasan Pondok Pesantren Darut Tafsir Tahun 2013,

lampiran 5,h, 269.

Page 57: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

45

4. Kantin

5. Aula

6. Kelas

7. Ruang Osis

8. Ruang Rapat

9. Lab Komputer

bendera setiap senin

4) Tempat dan sarana prasarana santri utuk

membeli kebutuhan sehari-hari guna tidak

dibolehkannya keluar dari pon-pes.

5) Tempat untuk perkumpulan santriawan dan

santriawati dalam muhadoroh setiap kamis

malam jum’at

6) Tempat untuk berlangsungnya kegiatan

belajar mengajar di sekolah pon-pes darut-

tafsir

7) Ruang perkumpulan organisasi intra sekolah

(osis)

8) Biasa dipakai untuk mengadakan rapat guru-

guru maupun tempat orang tua wali bertemu

dengan anaknya

9) Tempat belajar komputer dan

pengaplikasiannya.

Sumber : Wawancara.4

D. Program Pendidikan Dan Ekstrakulikuler Pondok Pesantren-Darut-

Tafsir

1. Pendidikan formal

Siswa dan siswi pondok pesantren darut-tafsir mengikuti kegiatan

belajar mengajar dari jam 07:30 sampa dengan jam 12:30

2. Pendidikan informal

Tabel 1.2

Jenis kegiatan Hari dan jam

a) Sekolah diniyah

b) Olahraga

c) Pramuka

Senin- minggu jam : 13: 00

Jum’at pagi jam 08:00

Sabtu dan minggu jam 09:00 sampai

selasai

4 Wawancara Pribadi Dengan Imanulyakin, Pengurus Pondok, Bogor, 29 Maret 2014,

Pondok Pesantren Darut-Tafsir.

Page 58: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

46

d) Muhadhoroh

e) Marawis

f) Keterampilan putri

g) Program bahasa

Kamis malam jam 19:30 ba’da isya

Jum’at siang jam 13:30 ba’da solat

jum’at

Jum’at siang jam 13:30 ba’da juhur

Setiap hari ba’da subuh

Sumber : Wawancara5

3. Ektrakulikuler

Tabel 1.3

Jenis Kegiatan Waktu Penyelenggaraan Keterangan

1. Pramuka

2. Muhadhoroh

3. Kaligrafi

4. Marawis

5. Keterampilan putrid

Sabtu dan Ahad

Malam Jum’at (putri)

Malam Ahad (putra)

Jum’at

Jum’at

Jum’at

Wajib

Wajib

Wajib

Sukarela

Sukarela

Sukarela

Sumber: Wawancara6

E. Struktur Organisasi Di Pondok Pesantren Darut-Tafsir

SUSUNAN PENGURUS PRIODE 2012-2013

YAYASAN PEMBINA DAN PEMELIHARA PP. DARUT TAFSIR

1. BADAN PENGURUS

Ketua Umum

Wakil Ketua

Sekretaris Umum

: KH. Nu’man Istichori

: Drs. Ahmad Halwan Istichori

: Drs. Nadjib Istichori

: Drs. Abdul Muiz Istichori

5 Data dikutip dari Dokumen Yayasan Pondok Pesantren Darut Tafsir Tahun 2013,

lampiran 5, h, 272 6 Data dikutip dari Dokumen Yayasan Pondok Pesantren Darut Tafsir Tahun 2013,

lampiran 5, h, 272.

Page 59: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

47

Sekretaris

Bendahara Umum

2. BIDANG-BIDANG

Bidang Pendidikan & pengajaran

Bidang Pembangunan & Pengembangan

Bidang Kesekretariatan

Bidang Perpustakaan & Laboratorium

Bidang Pengabdian & HUMAS

: Imanul Yaqin, S.Sos.I

: Jajat Faizah, BA

: Mukholil Isma’il, S. Ag

: Tadmuddin, S. Ag

: Isma’il Ishak, S. Ag

: Hadjmi Sunarya, BA

: As’ad Utsman, S. Ag

: Drs. Madyani

: Tatang Kosasih, BA

3. BADAN PENGAWAS : Drs. Jalaluddin Istichori

: Ir. Hasan Basri

4. PENGURUS UNIT-UNIT BAGIAN

I. Madrasah Tsanawiyah

Kepala Madrasah

Waka. Madrasah

II. Madrasah Aliyah

Kepala Madrasah

Waka. Madrasah

III. Sekolah Mengah Atas

Kepala Sekolah

Waka. Sekolah

IV. Madrasah Diniyah

: Drs. Jalaluddin Istichori, MM

: Abdul Hakim, S. Kom

: Irta, SE

: Isma’il Ishak S. Ag

: Herawati, S. Pd

: Tadmuddin, S. Ag

Page 60: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

48

Kepala Diniyah

Waka. Diniyah

V. Bagian Pengasuhan

Pengasuhan Putra

Pengasuhan Putri

: Drs. Madyani

: Mukholil Isma’il, S. Ag

: Ust. Kosasih

: Imanul Yaqin, S. Sos. I

: Bambang Handoko, S. Pt

: Ustz. Mardhiyah, S. Ag

: Ustz. Nurul Muthmainnah

TATA KERJA PENGURUS DAN PEMBAGIAN TUGAS

YAYASAN PEMBINA DAN PEMELIHARA PP. DARUT TAFSIR

I. TATA KERJA DAN PEMBAGIAN TUGAS BADAN PENGURUS

A. Ketua Umum/ Pimpinan Umum

1. Bertindak selaku penanggung jawab organisasi secara utuh baik ke

dalam maupun keluar organisasi,

2. Mengkoordinir dan atau memantau langsung atau tidak langsung

terhadap jalannya organisasi

3. Memegang dan membuat garis kebijaksanaan umum organisasi

berdasarkan musyawarah/ mufakat,

4. Berkewenangan memberi petunjuk-petunjuk teknis kepada pengurus

dalam bidang dan tugasnya masing-masing,

5. Menunjuk, mengangkat dan memberhentikan (berdasarkan

musyawarah):

Page 61: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

49

a. Pengurus lainnya

b. Kepala-kepala bidang/ bagian

c. Kepala-kepala/ Ketua-ketua Unit

d. Kepala-kepala Sekolah (Madrasah Tsanawiyah, Madrasah

Aliyah, Sekolah Menengah Atas, Madrasah Diniyah)

6. Memberikan bimbingan kepada bawahan tentang bagaimana

seharusnya menjadi anggota organisasi yang baik dan bertanggung

jawab,

7. Demi mengambil kebijaksanaan, Ketua umum/ pimpinan umum

meminta pertanggung jawaban hanya kepada pengurus yang

membidanginya,

8. Membuat Rancangan Anggaran Belanja Organisasi,

9. Menandatangani surat-surat yang berkaitan dengan kepentingan

organisasi,

10. Memimpin rapat-rapat dan pertemuan organisasi,

11. Menerima saran, pendapat dan kritik guna kelancaran tugas dan

perbaikan organisasi di masa datang.

B. SEKRETARIS

1. Ketatausahaan organisasi baik ke dalam maupun keluar organisasi,

2. Rumah tangga organisasi dan kelengkapan organisasi serta

kelengkapan administrasinya,

3. Membina ketatausahaan Bidang-bidang di lingkungan organisasi,

antara lain:

Page 62: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

50

a. Ketatausahaan sekolah-sekolah

b. Ketatausahaan kesiswaan/ santri

c. Ketatausahaan Diniyah

d. Ketatausahaan bagian-bagian yang telah dan akan dibentuk

4. Pendataan-pendataan dan inventarisasi

5. Rencana kerja kegiatan organisasi

6. Pengadiministrasian dan menajemen seluruh bidang dan unit kerja

di lingkungan organisasi

7. Menyiapkan, memelihara dan mengembangkan sarana

kesekretariatan

8. Menandatangani surat-surat yang berkenaan dengan kepentingan

organisasi

9. Mewakili Ketua/ pimpinan di dalam maupun keluar organisasi,

10. Menerima saran, pendapat dan kritik guna kelancaran dan

perbaikan tugasnya,

11. Melaksanakan tugas-tugas lainnya.

C. BENDAHARA

1. Menghimpun, menyimpan, mengamankan serta mencari sumber

dana dari dan untuk organisasi,

2. Mengeluarkan dana untuk kepentingan organisasi dengan

persetujuan Ketua/ pimpinan,

3. Mengadministrasikan dengan baik dan benar seluruh dana dari dan

untuk organisasi,

Page 63: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

51

4. Mewakili Ketua/ pimpinan ke dalam maupun keluar organisasi,

5. Melaksanakan tugas lainnya dari Ketua/ pimpinan

6. Bertanggung jawab terhadap tugasnya,

7. Menandatangani surat-surat yang berekenaan dengan kepentingan

organisasi,

8. Menerima saran, pendapat dan kritik guna kelancaran tugas dan

perbaikan organisasi di masa mendatang

D. BIDANG-BIDANG/ BAGIAN-BAGIAN

1. Bidang Pendidikan dan Pengajaran

a. Mengkoordinir kegiatan proses pembelajaran di lingkungan

organisasi yakni: Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah,

Sekolah Menengah Atas, Madrasah Diniyah, kursus-kursus

maupun ekstrakurikuler-ekstrakurikuler.

b. Menyiapkan, merencanakan dan mengembangkan bahan-

bahan pengajaran, bersama-sama dengan para kepala

masdrasah, dan kursus-kursus.

c. Menyiapkan, merencanakan evaluasi serta tindak lanjutnya

bersama-sama para kepala madrasah/ sekolah serta kursus-

kursus,

d. Menyiapkan kalender pendidikan dam kurikulum-kurikulum

e. Menerima tugas lainnya dari Ketua

f. Mempertanggungjawabkan bidang tugasnya

g. Menerima saran, pendapat dan kritik guna perbaikan dan

kelancaran tugasnya di masa mendatang.

Page 64: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

52

2. Bidang Pembangunan dan Pengembangan

a. Membuat perencanaan pembangunan dan pengembangan

komplek PP. Darut Tafsir, sehingga menjadi kampus yang ideal

b. Menata, mengurus dan memelihara gedung-gedung yang telah

dan akan dimiliki,

c. Membantu mengawasi proses pelaksanaan pembangunan

d. Membantu menggali sumber dana guna terlaksananya program

pembangunan

e. Menerima tugas lainnya dari Ketua

f. Bertanggung jawab atas bidang tugasnya

g. Menerima saran, pendapat dan kritik guna perbaikan dan

kelancaran tugasnya di masa mendatang.

3. Bidang Laboratorium dan Perpustakaan

a. Merencanakan dan mengembangkan perpustakaan

b. Menyiapkan kader-kader pustakawan/ wati

c. Mengadakan penyuluhan tentang perpustakaan kepada santri/

siswa

d. Mengadakan kerjasama dengan organisasi lain dalam bidang

perpustakaan

e. Menyelenggarakan administrasi dan manajemen perpustakaan

f. Merencanakan, melengkapi dan mengembangkan bahan-bahan

penunjang perpustakaan

g. Menerima tugas lainnya dari Ketua

h. Mempertanggungjawabkan bidang tugasnya

Page 65: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

53

i. Menerima saran, pendapat dan kritik guna perbaikan dan

kelancaran tugasnya di masa mendatang.

4. Bidang Pengabdian dan Hubungan Masyarakat

a. Membina para alumni PP. Darut Tafsir

b. Menginformasikan tentang segala kegiatan PP. Darut Tafsir,

baik kepada alumni maupun masyarakat luas,

c. Merencanakan dan membuat majalah, buletin, brosur, dan

lainnya

d. Mengadakan kerjasama dengan humas-humas organisasi

lainnya

e. Melakukan pendokumentasian kegiatan-kegiatan organisasi

f. Menyelenggarakan administrasi kehumasan

g. Menerima tugas lainnya dari Ketua

h. Mempertanggungjawabkan bidang tugasnya

i. Menerima saran, pendapat dan kritik guna perbaikan dan

kelancaran tugasnya di masa mendatang.

II. TATA KERJA BADAN PENGAWAS

1. Mengawasi jalannya organisasi, serta melakukan pemeriksaan

pembukuan keuangan

2. Memberikan penilaian objektif terhadap proses dan hasil kerja pengurus

3. Melaksanakan administrasi pengawasan, serta melaporkan hasil

kerjanya kepada Dewan Pendiri

4. Bertanggung jawab atas bisang tugasnya

Page 66: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

54

5. Menerima saran, pendapat dan kritik guna kelancaran dan perbaikan

tugasnya di masa mendatang.7

7 Data dikutip dari Dokumen Yayasan Pondok Pesantren Darut Tafsir Tahun 2013,

lampiran 5, h, 277.

Page 67: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

55

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Komunikasi Organisasi KH. Nu’man Istichori di pondok Pesantren

Darut-Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

yang demokrasi selalu menyeimbangi kepentingan bersama, dengan

melakukan musyawarah mufakat, termasuk dalam hal teknik pengambilan

keputusan. kyai sebagai pemimpin selalu melakukan ini kepada bawahannya,

karena untuk pengambilan keputusan kyai selalu mengajak ustadz maupun

santri dalam membuat suatu keputusan bersama. Komunikasi yang efektif

dapat dilihat dari komunikasi oragnisasinya. Peneliti menggunakan teori

Charles Redding yang mengemukakan lima dimensi iklim komunikasi

sebagai indikator penelitian.

A. Gaya Kepemimpinan Demokrasi

Setiap pemimpin dalam suatu organisasi memiliki gaya masing-masing ,

inti dari gaya kepemimpinan ialah bagaimana cara pemimpin mengambil

sebuah keputusan. Pemimpin mengambil bagian yang sentral dalam

memahami prilaku kelompok, karena pemimpinlah yang biasanya

memberikan pengarahan menuju pencapaian bersama.

Peneliti menganalisis kepemimpinan KH. Nu’man Istichori berdasarkan

4 ciri gaya kepemimpinan demokrasi :

1. Keputusan Yang Dibuat Bersama Bersifat Musyawarah

Keputusan yang telah dimusyawarahkan secara mufakat dalam

rapat, maka keputusan tersebut sifatnya mutlak dan tidak dapat diganggu

Page 68: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

56

gugat oleh siapapun. Dalam kegiatan pesantren hampir keseluruhan

merupakan hasil dari musyawarah, hal ini di laksanakan agar semua

pengurus pondok dapat mengikuti dan bertanggung jawab dalam

kegiatan tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh, peneliti dapat

menganalisis bahwa KH. Nu’man Istichori memiliki ciri-ciri pemimpin

yang demokratis, beliau sering membuat keputusan dengan bekonsultasi

terlebih dahulu, baik dengan ustadz maupun santri sebagai pengurus

pondok pesantren darut-tafsir. Komunikasi sering mengalir dari bawahan

keatasan maupun dari atasan ke bawahan. Senada dengan perkataan

imanulyakin, ustadz di Pondok Pesantren Darut-Tafsir , menurutnya

“Setahu saya selama ini gaya pemimpin yang di gunakan oleh

KH. Nu’man istichori adalah gaya kepemimpinan yang

demokratis, terbukti dalam pengambilan keputusan seorang kiyai

senantiasa melibatkan bawahannya, seperti yang telah saya

utarakan kepada anda tentang permasalahan yang berkaitan

kesiswaan, kurikulum dan keuangan. Seorang kiyai selalu

melibatkan pengurus tertentu untuk pengambilan keputusan yang

dianggap paling mendukung untuk kemajuan pesantren.1”

Pemimpin yang demokratis ialah pemimpin yang menjalani fungsi

komunikasi secara efektif dan efesien dengan bawahannya, komunikasi

tersebut mengalir dua arah. Ketika peneliti mengkonfirmasi ulang

mengenai gaya kepemimpinan di pondok pesantren darut-tafsir kyai

mengutarakan,

“Sikap pemimpin itu dilihat dari keadaan, keadaaan yang

dimaksud adalah keadaan yang sebelum dan sesudah

pengambilan keputusan. pada saat sebelum pengambilan

keputusan, saya selalu berkonsultasi dengan bawahan saya,

setelah mendapat masukan dari bawahan, barulah saya akan

1 Wawancara Pribadi Dengan imanulyakin, ustadz pondok, Bogor, 29 Maret 2014,

Pesantren Darut-Tafsir.

Page 69: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

57

memutuskan keputusan itu dengan sikap tegas”2.

“Pada saat saya mengambil keputusan saya selalu memperhatikan

keadaan sekitar karena, bawahan di pesantren ini bukan orang-

orang yang ditindak secara otoriter, mereka memiliki banyak

masukan dan sekalipun saya pemimpin saya tidak boleh

memaksakan kehendak. Tetapi saya harus tetap bersikap tegas

dan bijaksana.3”

Pengambilan keputusan dalam komunikasi organisasi memang

dibutuhkan sifat demokratis seorang pemimpin agar tercapainya tujuan

bersama, karena pemimpin itu tidak dapat berjalan sendiri pada saat

memecahkan masalah, pemimpin yang baik harus mau menarima

menerima baik ide atau gagasan dari bawahan. Pemimpin yang baik ialah

pemimpin yang bukan sesuka hatinya dalam menentukan suatu

kebijakan.

Kesuksesan seorang pemimpin dipengaruhi dari beberapa faktor,

yaitu pemimpin itu sendiri, bawahan dan keadaan. Ketiga faktor tersebut

harus selaras dan disatukan, sehingga gaya kepemimpinan yang

dijalankan dapat berfungsi dengan baik.

Menurut Stephen P.Robbins dalam teori ciri menguraikan, yang

membedakan pemimpin dengan yang bukan pemimpin itu ada 6 ciri

yaitu, ambisi dan energy, hasrat untuk selalu memempin, kejujuran dan

keutuhan, percaya diri, kecerdasan, dan pengetahuan yang relefan dengan

pekerjaan.

Melalui konfirmasi Kyai dan santrinya, kiyai hampir memiliki ke-6

ciri itu walaupun tidak begitu sempurna. Kejujuran, kecerdasan serta

2 Wawancara Pribadi dengan KH. Nu’man Istichori, Pimpinan Pondok, Bogor, 29 Maret

2014, Pesantren Darut-Tafsir. 3 Wawancara Pribadi dengan KH. Nu’man Istichori, Pimpinan Pondok, Bogor, 29 Maret

2014, Pesantren Darut-Tafsir.

Page 70: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

58

pengetahuan yang luas mengenai dunia pendidikan terlihat sangat

menonjol pada diri kyai, mungkin hal ini yang membawa pesantren

kepada kemajuan yang dicapai selama ini. Pengetahuan pemimpin

pesantren selama kurang lebih 20 tahun ini membuat percaya diri yang

besar kepada khalayak luas. Sikap kejujuran yang dimiliki kiyai dan guru

ialah memupukan rasa saling percaya yang erat.

2. Anggota Bekerja Secara Bebas

Di pesantren ini terdapat kegiatan rutin yang dilakukan oleh pihak

pesantren yaitu kegitan Haul pesantren. Pada saat sebelum pelaksanaan

Haul, akan dibentuk panitia yang terdiri dari ustadz dan santri. Ustadz

berhak menentukan rekan yang agar dilihat masyarakat luas, pada saat

membuat Haul pesantren darut-tafsir ustadz berhak menentukan

banyaknya rekan kerja untuk pelaksanaan haul. Hal ini dapat

mencerminkan bahwa ustadz bebas memilih untuk bekerja dengan siapa

saja. Dan kebebasan memilih rekan kerja ini disepakati oleh kiyai karena

menurutnya kegiatan haul memerlukan sumber daya manusia cukup

banyak sehingga terjadi keselarasan dalam bekerja.

3. Pemberian Alternative Keputusan

Dalam rapat semua ustadz yang bersangkutan harus mengutarakan

pendapatnya, seperti halnya ketika Peraktek Keguruan Lapangan (PKL)

dan Peraktek Dakwah Lapangan (PDL). Pada rapat yang dilaksanakan

diruang rapat, kiyai mengajak ustadz yang hadir untuk mendiskusikan

kegiatan PKL dan PDL, pada rapat itu yang dibahas adalah tempat mana

saja yang dijadikan tujuan para santri, maka beberapa ustadz

Page 71: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

59

mengusulkan 6 tempat PKL dan PDL karena pertimbangan waktu yang

singkat, sedangkan dari guru mengusulkan 9 tempat PKL dan PDL

dengan hitungan waktu 2 bulan sedangkan kiyai memiliki usulan untuk

melakukan PKL dan PDL 6 tempat dengan waktu 1 bulan. Hasil akhir

dari voting suara ialah usulan dari ustadz yang pertama mendapat banyak

tanggapan dan guru yang lainnya menyetujui PKL dan PDL hanya

dilakukan di 6 tempat dalam kurun waktu 1 bulan. Dan semua pihak baik

dari kiyai ustadz dan guru menyetujui musyawarah mufakat ini.

Jika keputusan telah didapat oleh semua pihak tidak ada seorangpun

yang mampu mengubah keputusan, karena dalam setiap pengambilan

keputusan hasil dari musyawarah mufakatlah yang menjadi otoritas dari

pelaksanaan kegiatan.

4. Keputusan Kelompok Diskusi Serta Dorongan Dari Seorang

Pemimpin

Berdasarkan hasil wawancara dengan ustadz Imanulyakin yang

menjabat sebagai ustadz pengasuh di Pondok Pesantren Darut-Tafsir,

jika rapat Himpunan Alumni Darut-Tafsir (HIMADA) yang diadakan di

pondok pesantren sedangkan kiyai tidak berada dilingkungan pesantren

maka ustadz yang berwenang akan diberi tugas untuk memimpin rapat

guna mencapai sebuah keputusan.

Ketika rapat HIMADA pada tanggal 1 juni 2013 rapat dipimpin oleh

ustadz Mohyani selaku ketua alumni di pondok pesantren darut-tafsir,

dan dapat diikuti oleh ustadz yang berwenang dan beberapa perwakilan

alumni. Pada saat rapat tersebut membahas program yang dilaksanakan

Page 72: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

60

oleh alumni. Berdasarkan hasil keputusan yang disepakati oleh semua

pihak maka kegiatan membuat profil pesantren akan dilaksanakan mulai

1 juli 2013 setelah itu ustadz dan guru akan menyampaikan hasil

keputusan rapat kepada kiyai.

“ketika diadakan rapat seperti kemarin tapi kondisinya kiyai

berhalangan hadir, pihak sekolah menjadi bingung siapa yang

memimpin rapat karena biasanya yang memimpin rapat ialah

kiyai, tugas kiyai dialih punsikan kepada ustadz kepercayaan

maka ustadz kepercayaan itu harus memimpin rapat dan

mengambil sebuah keputusan yang telah disepakati seluruh pihak

serta lansung disampaikan kepada kiyai dan biasanya kiyai

langsung setuju dengan kemufakatan bersama.”4

B. Pengambilan Keputusan Dalam Komunikasi Organisasi Di Pondok

Pesantren Darut-Tafsir

Setiap organisasi memiliki atmosfir tersendiri, ahli komunikasi

menggunakan istilah komunikasi organisasi untuk menggambarkan tingkat

kenyamanan para ustadz di pondok. Iklim komnukasi organisasi sangat

berpengaruh terhadap kinerja, kepuasan, dan kenyaman para ustadz. Iklim

komunikasi yang bersifat positif mampu menciptakan suasuna kerja yang

bersifat kekeliuargaan dan ustadz akan merasa bebas leluasa mengemukakan

apa yanga ada dalam pikiran mereka baik itu kepada rekan kerjaa sejawad

ataupun kiyai. Suasana yang nyaman di tempat kerja adalah iklim yang

mendukung untuk menganalisa, peneliti menggunakan teori Charles Redding

yang mengemukakan lima dimensi penting dalam iklim komunikasi

organisasi dan akan diuraikan satu persatu.

4 Wawancara Pribadi Dengan Imanulyakin, pengurus pondok, Bogor, 29 Maret 2014,

Pesantren Darut-Tafsir.

Page 73: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

61

1. Supportivenness

Supportivenness adalah dukungan atasan kepada bawahan dapat

dilihat dari seberapa seringnya kiyai memberikan saran, sarana dan

solusi. Untuk mempermudah kinerja ustadz maka kiyai memberikan

fasilitas tempat tinggal untuk ustadz bermukim di pesantren, selain itu

untuk menunjang eksistensi dan potensi ustadz, kiyai mengajak dan

mempasilitasi ustadz untuk mengikuti trening di beberapa pelatihan.

“dukungan dari kiyai banyak, terutama yang kita ketahui untuk

menunjang kinerja ustadz bentuk dari dukungan itu berupa

pelatihan yang diikuti oleh ustadz dan memperoleh banyak manfaat

tentang proses pengajaran. Tujuan dari pelatihan itu untuk

menciptakan ustadz dan guru-guru yang berkualitas.”5

Masukan dari ustadz sering diterima kiyai dan menjadi bahan

pertimbangannya, dari bahan pertimbangan itu kiyai akan memanggil

ustadz yang berwenang keruangannya, dan dalam pembicaraan itu kiyai

akan mendengarkan laporan permasalahan yang terjadi. Dan jika

memang ustadz merasa kesulitan untuk menagani masalah tersebut

maka kiyai akan memberikan solusi untuk menyelesaikan masalah.

2. Partisipasi Membuat Keputusan

Dalam rapat yang diadakan di pesantren darut-tafsir, setiap ustadz

dan alumni pondok pesantren darut-tafsir di harapkan memberikan

masukan, gagasan, dengan tujuan agar ada berapa opsi untuk

memecahkan masalah. Hampir semua ustadz dan alumni aktif dalam

komunikasi pada saat rapat berlangsung. Contohnya ketika rapat pada

bulan desember 2013 membahas tentang strategi dalam penerimaan

5 Wawancara Pribadi Dengan Imanulyakin, pengurus pondok, Bogor, 29 Maret 2014,

Pesantren Darut-Tafsir.

Page 74: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

62

santri baru dan menyebarluaskan info pesantren darut-tafsir, beberapa

ustadz dan alumni memberikan gagasan agar penyebarluasan info

baiknya dilakukan sesuai perkembangan jaman, seperti melalui internet.

Tentang strategi pemasaran kiyai memberi masukan sebaiknya

mengikuti tahun-tahun sebelumnya, kemudian keputusan ditetapkan

melalui pengambilan suara secara voting. Dan hasil dari voting tersebut

merupaka kesepakatan bersama. Seperti yang disampaikan oleh ustadz:

“waktu itu pernah kami membicarakan soal strategi penerimaan

santri baru, akhirnya ada salah satu ustadz yang mengusulkan

strategi pemasaran melalui internet, karena media internet adalah

media yang mengikuti perkembangan jaman, jika masih

menggunakan brosur dan sepanduk itu katanya sudah ketinggalan

jaman, setelah kami pertimbangkan ada benarnya dan

alhamdulillah sudah terealisasikan.”6

3. Kepercayaan

Kepercayaan adanya saling percaya antara atasan dan bawahan

adalah rasa yang mahal harganya dalam menjalin organisasi, kiyai

percaya akan tanggung jawab yang telah diberikan oleh ustadz, dan

ustadzpun menjalankan beban tanggung jawab yang telah diberikan

dengan semaksimal mungkin. Dengan adanya rasa percaya ini kiyai

tidak begitu saja lepas tangan dengan apa yang dikerjakan oleh ustadz

akan tetapi kiyai tetap melakukan kontrol, sebab rasa percaya yang

diberikan semata-mata sebagai rasa demokratisnya seorang pemimpin

dengan memberikan kepercayaan penuh kepada bawahannya, namun

untuk membatasi kepercayaan itu tetap mengontrol dan memberi arahan

kepada bawahannya, seperti yang diungkapkan oleh kiyai:

6 Wawancara Pribadi Dengan Imanulyakin, pengurus pondok, Bogor, 29 Maret 2014,

Pesantren Darut-Tafsir.

Page 75: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

63

“saya selalu berusaha jujur baik dengan ustadz atau lainnya dan saya sangat mempercayai mereka karena jika kejujuran dan kepercayaan tidak dijalani secara bersamaan dan tidak diterapkan dalam struktur organisasi maka akan percuma. Oleh karena itu mereka harus saling jujur dan mempercayai satu sama lain yang telah diamanatkan kepada masing-masing bawahan.”

7

Faktor kesuksesan dalam menjalankan sebuah organisasi ialah rasa

kepercayaan dan kejujuran yang dimiliki masing-masing anggotanya.

Jadi rasa kepercayaan dan kejujuran bukan hanya milik atasan atau

bawahan saja, melainkan milik kedua-duanya.

4. Keterbukaan

Selain faktor diatas maka ada satu hal lagi yang menjadi perhatian

anggota organisasi yaitu sifat keterbukaan, karena dalam menjalankan

tugasnya atau masalah yang ada dalam organisasi, semua harus

memiliki sifat terbuka, atasan hendaknya terbuka dengan bawahan

begitupun sebaliknya, sebab rasa keterbukaan akan memupuk rasa

kekeluargaan yang tinggi dalam organisasi.

Keterbukaan ialah salah satu sikap untuk meningkatkan rasa

empati, sehingga anggota organisasi saling pengertian satu dan lainnya.

Kedekatan yang terjalin antar organisasi diawali oleh rasa keterbukaan

dan mempererat rasa persaudaraan. Keterbukaan dapat dilakukan

melalui berkomunikasi baik dengan formal maupun informal. Melalui

komunikasi formal misalnya dalam kondisi rapat. Dan komunikasi

informal dalam kondisi rileks atau santai.

Melihat hal semacam ini atasan harus bisa berbaur dengan

bawahannya bukan hanya mengenai masalah pekerjaan namun bisa juga

membicarakan tentang kehidupan pribadi.

7 Wawancara Pribadi dengan KH. Nu’man Istichori, Pimpinan Pondok, Bogor, 29 Maret

2014, Pesantren Darut-Tafsir.

Page 76: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

64

“kalau bicara konteks pekerjaan itu sudah pasti namanya

informal. Menurut saya melalui komunikasi informal saya dapat

mengetahui lebih mendalam soal ustadz itu.”8

5. Tujuan Kinerja Yang Tinggi

Tujuan kinerja harus dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota

oragnisasi, atasan harus memberikan informasi yang jelas mengenai

tugas pekerjaan bawahannya agar tidak terjadi kesalahan di kemudian

hari, hal ini dilakukan agar tercapainya tujuan, visi dan missi organisasi

tersebut. Tujuan dari organisasi itu adalah acuan kariawan dalam

bekerja, karena dalam adanya tujuan menjadi motivasi dalam organisasi

di pondok pesantren darut-tafsir setiap ustadz diberikan buku pedoman

proses belajar mengajar agar mereka melihat batasan-batasan yang

harus di sampaikan kepada santri dan ustadz dapat bekerja dengan baik.

“kejelasan mengenai pekerjaan ustadz saya rasa cukup jelas, setiap awal tahun ajaran biasanya kita akan mengikuti rapat yang diselenggarakan oleh pesantren dan dipimpin oleh kiyai berkaitan dengan hak dan kewajiban masing-masing ustadz.”

9

Dipondok pesantren darut-tafsir soal kejelasan informasi mengenai

pekerjaan yang didapatkan dari buku pedoman yang berasal dari

pesantren, bila ada satu hal yang kurang jelas maka ustadz bisa bertanya

kepada penannggung jawab yang bersangkuatan atau bertanya langsung

kepada kiyai, namun jalannya mengikuti prosedur yang ada. Misalkan

mengenai profil pondok pesantren bisa ditanyakan kepada KH. Nu’man

Istichori, untuk membicarakan dengan atasan merupakan hal yang

cukup mudah namun prosedur pesantren harus dijalankan sesuai dengan

peraturan yang ada.

8 Wawancara Pribadi dengan KH. Nu’man Istichori, Pimpinan Pondok, Bogor, 29 Maret

2014, Pesantren Darut-Tafsir. 9 Wawancara Pribadi Dengan Imanulyakin, pengurus pondok, Bogor, 29 Maret 2014,

Pesantren Darut-Tafsir.

Page 77: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas, sebagai upaya dari hasil pembahansan dalam penulisan

skripsi ini maka dapat di simpulkan :

1. Gaya kepemimpinan yang dipakai adalah gaya demokrasi

Bahwa gaya kepemimpinan KH. Nu’man Istichori dalam

komunikasi organisasi dipondok pesantren darut-tasir merupakan bentuk

dari gaya kepemimpinan demokrasi, dimana kiyai sebagai pemimpin

memiliki sikap tegas namun tidak otoriter, ketegasan di butuhkan pada

setiap tubuh pemimpin agar iya mampu mengarahkan anggota organisasi

dalam pencapaian tujuan bersama.

Kiyai berlaku demoksrasi dalam hal apapun misalnya, berdemokrasi

dalam pengambilan keputusan pada komunikasi organisasi, komunikasi

yang digunakan adalah komunikasi dua arah. Sehingga bukan hanya kiyai

yang dapat mengutarakan pendapat akan tetapi ustadz pun ikut andil

didalamnya.

2. Teknik dalam pengambilan keputusan

Dalam dimensi iklim komunikasi, dimana iklim komunikasi terdapat

partisipasi dalam membuat keputusan, keputusan yang diambil dalam

komunikasi organisasi di pondok pesantren darut-tafsor ini cenderung

bersifat demokrasi dimana pemimpin mampu mempengaruhi dan

mengarahkan ustadz agar turut serta dalam membuat keputusan, sehingga

Page 78: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

66

keputusan bukan hanya milik pimpinan semata namun anggota organisasi

bersama. Hal itu dilaksanakan dengan maksud agar tujuan, visi dan misi

dapat diraih dengan kerjasama yang baik, dan anatara pemimpin dan

bawahan saling bertukar pikiran demi kemajuan pesantren. Jika hanya

kiyai yang memikirkan kemajuan pesantren hal ini dirasa sangat berat bila

ustadz memberi masukan mengenai program kerja pesantren dan di

setujui semua pihak maka proses pelaksanaan dilapangan akan mendapat

dukungan yang sangat besar, sebab ustadz akan lebih bertanggung jawab

dalam merealisasikan.

B. Saran

1. Diharapkan dengan adanya penelitian di Pondok Pesantren Darut-Tafsir

ini mengenai Komunikasi Organisasi KH. Nu’man Istichori di Pondok

Pesantren Darut-Tafsir, para ustadz dan santri mampu mengutarakan

ide/gagasannya untuk kemajuan pondok.

2. Disarankan kepada pimpinan pondok pesantren darut-tafsir agar dapat

menambah pasilitas yang ada, guna memotivasi santri dalam kegiatan

belajar mengajar di pondok pesantren darut-tafsir ini.

3. Diharapkan kepada ustadz dan usatdzah di pondok peasantren darut-tafsir

ini lebih sering mengikuti program trening pengajaran guna meningkatkan

kualitas pengajaran di pondok pesantren.

4. Diharapkan kepada santri pondok pesantren darut-tafsir, dapat menjaga

fasilitas yang ada, agar fasilitas tersebut terus membaik sampai dengan

regenerasi berikutnya.

Page 79: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

67

5. Di sarankan kepada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, khususnya Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, agar

jurusan ini tidak hanya mengandalkan materi saja, melainkan peraktek

langsung kepada pelaksanaannya, dan juga fasilitas yang lebih mumpuni

agar mahasiswanya lebih paham lagi dengan jurusan mereka.

Page 80: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

68

DAFTAR PUSTAKA

Arifin M, Psikologi Dakwah, Jakarta: Bumi Aksana, Cet, Ke-3, 1994.

Bungin Burhan, Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2007.

Cevich John M. Ivan, Konopaske Robert and Matteson Michael T. Perilaku dan

Manajemen Organisasi, Jakarta: Erlangga, 2005.

Gundi YS, Himpunan Istilah Komunikasi, Jakarta: Grasindo,1998.

Hamid Nasuha, Rofi Ismatu, Faturrahman Oman, M. Syairozi Dimyati, Netty

Hartati, Spoyiansyah Jaya Putra, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Jakarta:

CeQDA.

Hendyat Soetopo, Perilaku Organisasi Teori Dan Praktik Dalam Bidang

Pendidikan, Bandung PT. Rosdakarya, 2010.

Jumroni dan Suhaimi, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, Ciputat: UIN

jakarta Press , 2006.

Kartono Kartini, Pemimpin dan Kempemimpian, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, Cet.ke-7, 1994.

Kast Fremont E. and Rosenzweig James E. Organisasi Dan Manajemen, Jakarta:

Bumi Aksara, cet-5, 1995.

Mahdi Jamal, Menjadi Pemimpin Yang Efektif dan Berpengaruh, Bandung: PT.

Syamil Cipta Media, 2008.

Masmuh Abdullah, Komunikasi Organisasi, Malang: UMM Press, 2008.

Meleong Lexy. M.A. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung PT Remaja

Rosda Karya, 2004.

Muhammad Arni, Komunikasi Organisasi, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet.ke-7,

2005.

R. Pace Wayne and Faules Don F. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan

Kinerja Perusahaan, PT. Remaja Rosda Karya, Cet.Ke-6, 2006

Rahmat Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung PT. Remaja Rosda

Karya, 2007.

Page 81: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

69

Rivai Veithzal, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2004.

Robbins Stephen P, Perlaku Organisasi, Jakarta PT. Prenhallindo, 1996.

Soemirat Soleh dkk, Komunikasi Organisional, Jakarta: Universitas Terbuka,

2000.

Surahmad Winarno, Menyusun Rencana Penelitian, Bandung: CV Tarsita, 1989.

Uchyana Onong, Ilmu Komunikasi Teori dan Prekatek, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, Cet.ke-6, 2002.

Winardi SE, Kepemimpinan Dalam Manajemen, Bandung: Rineka Cipta, 1990.

Page 82: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

70

BERITA WAWANCARA KEPEMIMPINAN KH. NU’MAN ISTOCHORI

DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI DI PONDOK PESANTREN

DARUT-TAFSIR

Oleh : Kamaludin

Nim: 109051000211

Responden : KH. Nu’man Istochori

Jabatan : Pimpinan Pondok Pesantren Darut-Tafsir

Koresponden : Kamaludin

Waktu : Sabtu Tanggal 29 Maret 2014, Pukul 13.00

Tempat : Pondok Pesantren Darut-Tafsir

1. Menurut bapak Faktor apa yang mempengaruhi sikap pemimpin ?

“Sikap pemimpin itu diliat dari keadaan, keadaaan yang dimaksud adalah

keadaan yang sebelum dan sesudah pengambilan keputusan. pada saat sebelum

pengambilan keputusan, saya selalu berkonsultasi dengan bawahan saya,

setelah mendapat masukan dari bawahan, barulah saya akan memutuskan

keputusan itu dengan sikap tegas.”

2. Sikap apa yang bapak kyai ditunjukan dari seorang pemimpin terhadap ustadz?

“Saya selalu berusaha jujur baik dengan ustadz atau lainnya dan saya sangat

mempercayai mereka karena jika kejujuran dan kepercayaan tidak dijalani

secara bersamaan dan tidak diterapkan dalam struktur organisasi maka akan

percuma. Oleh karena itu mereka harus saling jujur dan mempercayai satu

sama lain yang telah diamanatkan kepada masing-masing bawahan.”

3. Komunikasi apa yang bapak kyai digunakan dalam konteks di luar pekerjaan?

“Kalau bicara konteks pekerjaan itu sudah pasti namanya informal. Menurut

saya melalui komunikasi informal saya dapat mengetahui lebih mendalam soal

ustadz itu.”

Page 83: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

71

4. Bagaimana cara bapak didalam pengambilan keputusan di pondok pesantren

darut-tafsir ?

“Pada saat saya mengambil keputusan saya selalu memperhatikan keadaan

sekitar karena, bawahan di pesantren ini bukan orang-orang yang ditindak

secara otoriter, mereka memiliki banyak masukan dan sekalipun saya

pemimpin saya tidak boleh memaksakan kehendak. Tetapi saya harus tetap

bersikap tegas dan bijaksana.”

5. Biasanya berapa kali bapak mengadakan rapat dengan semua pengurus

pondok pesantren darut-tafsir ?

“Pertemuan diadakan oleh setiap pengurus 1 bulan sekali pertemuan.”

6. Apakah bapak memberikan kebebasan kepada ustadz dalam menyampaikan

pendapat kepada atasan ?

“Ustadz diberi kebebasan dengan sebebas-bebasnya untuk menyampaikan apa

yang ada dipikirannya terutama yang berkaitan tentang kemajuan pondok.”

Page 84: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

76

BERITA WAWANCARA KEPEMIMPINAN KH. NU’MAN ISTOCHORI

DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI DI PONDOK PESANTREN

DARUT-TAFSIR

Oleh : Kamaludin

Nim: 109051000211

Responden : Ade Iskandar

Jabatan : Santri Pondok Pesantren Darut-Tafasir

Koresponden : Kamaludin

Waktu : Sabtu Tanggal 28 April 2014, Pukul 15:00

Tempat : Pondok Pesantren Darut-Tafsir

1. Bagi santri kepimimpinan KH. Nu’man Istichori seperti apa?

“pa kiyai adalah sosok pemimpin untuk menjadi panutan bagi para santri,

beliau tidak hanya mengajarkan ilmu dari segi teori saja, tetapi juga

mengajarkan para santri dari segi pelaksanaan beliau suka member contoh-

contoh perbuatan yang baik pada santri, untuk membuat santri lebih mengerti

dengan apa yang beliau ajarkan”

2. Sudah berhasilkah pakiyai sebagai pemimpin ?

“Tak ada gading yang tak patah, tak ada manusia yang sempurna. Apa lagi

dalam masalah kepemimpinan kekurangannya pasti ada baik dari segi teknis

maupun dari segi materi yang telah beliau kasih ke santri,kalo menurut saya

pakiyai sudah cukup baik dalam memimpin pondok pesantren darut-tafsir.”

3. Pernahkah diadakan rapat dengan santri mengenai pondok ?

“dalam organisasi di pondok pakiyai sangat support santrinya dalam

berorganisasi terutama organisasi kami yaitu OSPIDA (Organisasi Pelajar

Islam Darut-Tafsir) dalam rapat/ pertemuan kami dengan pakiyai diadakannya

pada 1 bulan sekali mengenai program yang kita adakan setiap harinya. Dan

rapat sesekali diadakan mendadak jika dating permasalahan terhadap sanri

lainnya.”

Page 85: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

77

4. Gaya kepemimpinan yang seperti apa yang anda inginkan terhadap pakiyai ?

“Yang saya inginkan pakiyai selalu memantau atau terjun langsung ke

pondok, tidak hanya sekedar pemberi materi saja, melainkan memberikan

masukan agar kita lebih memiliki rasa kepemimpinan beliau, ya seperti gaya

pemimpin yang memiliki perencanaan, pengontrolan dalam arti secara

lansung, dan lebih peka terhadap keluhan santri.”

Informan

Ade Iskandar

Page 86: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

72

BERITA WAWANCARA KEPEMIMPINAN KH. NU’MAN ISTOCHORI

DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI DI PONDOK PESANTREN

DARUT-TAFSIR

Oleh : Kamaludin

Nim: 109051000211

Responden : Ustadz Imanulyakin

Jabatan : Pimpinan Pondok Pesantren Darut-Tafsir

Koresponden : Kamaludin

Waktu : Sabtu Tanggal 29 Maret 2014, Pukul 13.00

Tempat : Pondok Pesantren Darut-Tafsir

1. Bagaimana menurut anda gaya kepemimpinan KH. Nu’man Istichori?

“Setahu saya selama ini gaya pemimpin yang di gunakan oleh KH. Nu’man

istichori adalah gaya kepemimpinan yang demokratis, terbukti dalam

pengambilan keputusan seorang kiyai senantiasa melibatkan bawahannya,

seperti yang telah saya utarakan kepada anda tentang permasalahan yang

berkaitan kesiswaan, kurikulum dan keuangan. Seorang kiyai selalu

melibatkan pengurus tertentu untuk pengambilan keputusan yang dianggap

paling mendukung untuk kemajuan pesantren.”

2. Bagaimana jika diadakan rapat, sedangkan bapak kyai berhalangan hadir?

“Ketika diadakan rapat seperti kemarin tapi kondisinya kyai berhalangan

hadir, pihak sekolah menjadi bingung siapa yang memimpin rapat karena

biasanya yang memimpin rapat ialah kyai, tugas kyai dialih pungsikan kepada

ustadz kepercayaan pakyai, maka ustadz kepercayaan itu harus memimpin

rapat dan mengambil sebuah keputusan yang telah disepakati seluruh pihak

serta langsung disampaikan kepada kyai dan biasanya kyai langsung setuju

dengan kemufakatan bersama.”

3. Dukungan yang seperti apa yang pernah kyai berikan?

“Dukungan dari kyai banyak, terutama yang kita ketahui untuk menunjang

kinerja ustadz bentuk dari dukungan itu berupa pelatihan yang diikuti oleh

Page 87: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

73

ustadz dan memperoleh banyak manfaat tentang proses pengajaran. Tujuan

dari pelatihan itu untuk menciptakan ustadz dan guru-guru yang berkualitas.”

4. Apa yang anda lakukan ketika ada usulan dari ustadz lain?

“Waktu itu pernah kami membicarakan soal strategi penerimaan santri baru,

akhirnya ada salah satu ustadz yang mengusulkan strategi pemasaran melalui

internet, karena media internet adalah media yang mengikuti perkembangan

jaman, jika masih menggunakan brosur dan sepanduk itu katanya sudah

ketinggalan jaman, setelah kami pertimbangkan ada benarnya dan

alhamdulillah sudah terealisasikan.”

5. Bagaiman cara kerja ustadz dalam pondok pesantren ?

“Kejelasan mengenai pekerjaan ustadz saya rasa cukup jelas, setiap awal

tahun ajaran biasanya kita akan mengikuti rapat yang diselenggarakan oleh

pesantren dan dipimpin oleh kiyai berkaitan dengan hak dan kewajiban

masing-masing ustadz.”

Informan

Imanul Yakin

Page 88: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

74

BERITA WAWANCARA KEPEMIMPINAN KH. NU’MAN ISTOCHORI

DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI DI PONDOK PESANTREN

DARUT-TAFSIR

Oleh : Kamaludin

Nim: 109051000211

Responden : Nur’asep Saifudin

Jabatan : Alumni Pondok Pesantren Darut-Tafsir

Koresponden : Kamaludin

Waktu : Kamis Tanggal 13 Maret 2014, Pukul 17.00

Tempat : Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

1. Bagaimana menurut anda gaya kepemimpinan KH. Nu’man Istichori?

“Menurut saya gaya kepemimpinan yang dilakuakan oleh kyai nu’man

kepemimpinan yang sangat demokrasi, semisal saja ketika alumni mengajukan

kegiatan dipondok dalam kegiatan tersebut pakyai sempatnya hadir dalam

kegatan tersebut, lalu member support yang sangat kepada alumni semua yang

hadir saat itu, dia mau diberi usulan oleh kami, ya usulan baik untuk pondok si

yang terpenting.”

2. Bagaimana Menurut Anda Ketika Bapak Kyai Mengambil Keputusan ?

“Sudah baik ya. Kalo menurut saya, cara dia mengambil keputusan harus

dengan bermusyawarah dulu barulah dia memutuskan kalo keputasan itu harus

dijalankan ya hayuk dijalankan bersama-sama dia sosok yang seperti itu.”

3. Pernahkah diadakan rapat bersama alumni mengenai pondok pesantren darut-

tafsir?

“Kami dalam hal ini, sering sekali mengadakan rapat, karena alumni itu

sendiri mempunyai organisasi yang berkaitan dengan pondok, yaitu himpunan

alumni darut-tafsir (HIMADA).”

Page 89: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

75

4. Berapa kali pertemuan diadakannya rapat bersama pakyai ?

“Tidak tentu si ya. Jika memang ada acara saja alumni mengundang pakyai

untuk menghadiri rapat tersebut, kalo tidak ada acara ya tidak ada rapat.”

Informan

Nur’asep Saifudin

Page 90: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

80

Pengesahan Pengurus Baru Yang Ditanda Tangani Oleh KH. Nu’man Istichori

Pengesahan Pengurus Baru Yang Ditanda Tangani Oleh KH. Nu’man Istichori

Page 91: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

81

Setelah Mengesahkan Pengurus Baru Pondok Pesantren Darut-Tafsir

Page 92: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

82

Wawancara KH. Nu’man Istichori

Page 93: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

83

Wawancara dengan Alumni Pondok Pesantren Darut-Tafsir

Page 94: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

84

Rapat Bersama Satri Selaku Pengurus Pondok

Selesai Rapat Dengan Para Ustadz Dan Dewan Guru Pondok Pesantren Darut-Tafsir

Page 95: KOMUNIKASI ORGANISASI K.H. NU’MAN ISTICHORI DI PONDOK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43341/1/...Tafsir merupakan gaya kepemimpinan yang demokrasi, pemimpin

85

Dewan guru bersama KH. Nu’man Istichori