komunikasi antarbudaya (studi pada pola komunikasi etnis...

165
KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis Tionghoa dengan Pribumi di RT 13 RW 05 Kelurahan Cilenggang Kota Tangerang Selatan) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Disusun Oleh: Puji Indah Lestari NIM: 1112051000098 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLALH JAKARTA 1440 H / 2019 M  

Upload: others

Post on 02-Feb-2020

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

(Studi pada Pola Komunikasi Etnis Tionghoa dengan

Pribumi di RT 13 RW 05 Kelurahan Cilenggang

Kota Tangerang Selatan)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S. Sos)

Disusun Oleh:

Puji Indah Lestari

NIM: 1112051000098

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLALH

JAKARTA

1440 H / 2019 M

 

Page 2: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

 

Page 3: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

 

Page 4: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

 

Page 5: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

i

ABSTRAK

Nama : Puji Indah Lestari

NIM :1112051000098

Komunikasi Antarbudaya (Studi pada Pola Komunikasi Etnis

Tionghoa dengan Pribumi di RT 13 RW 05 Kelurahan Cilenggang

Kota Tangerang Selatan)

Masyarakat Etnis Tionghoa yang tinggal di Kelurahan

Cilenggang merupakan etnis yang sudah cukup lama hidup

berdampingan dengan masyarakat pribumi. Walaupun mereka memiliki

latar belakang kebudayaan yang berbeda, mereka berusaha untuk selalu

menjaga hubungan yang harmonis dengan cara melakukan komunikasi

antarbudaya yang baik satu dengan yang lainnya untuk menghindari

terjadinya konflik yang bisa memengaruhi keharmonisan mereka.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis

melakukan penelitian di Kelurahan Cilenggang tepatnya di RT 13 RW

05 Jl. Pasar Lama Serpong. Adapun pertanyaan yang dirumuskan

adalah : Bagaimana pola komunikasi yang terjadi antara Etnis Tionghoa

dengan pribumi di RT 13 RW 05 Kelurahan Cilenggang Kota

Tangerang Selatan? Faktor apa saja yang dapat menghambat dalam

proses komunikasi antarbudaya yang terjadi pada etnis Tionghoa

dengan pribumi?

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

analisis dengan pendekatan kualitatif, pengumpulan data melalui

wawancara kebeberapa narasumber yang dianggap tepat dalam

memberikan informasi dan juga dokumentasi, beberapa data yang

bersifat teoritis didapat dari buku-buku,peneliti juga melakukan

observasi dengan datang langsung ke Kelurahan Cilenggang tepatnya di

RT 13 RW 05.

Adapun pola komunikasi yang berlangsung antara etnis

Tionghoa dengan masyarakat pribumi yaitu komunikasi antarpribadi

dan komunikasi kelompok yang terjadi ketika kedua kelompok ini

berinteraksi sehari-hari.

Hubungan Komunikasi antarbudaya Etnis Tionghoa dengan

pribumi di RT 13 RW 05, Kelurahan Cilenggang, Kota Tangerang

Selatan sangat nampak dari berbagai aspek kegiatan seperti keagamaan,

ekonomi, pendidikan dan budaya. Adapun bahasa yang digunakan

sehari-hari adalah bahasa Indonesia dan bahasa dareah yaitu bahasa

sunda dan betawi. Mengenai Stereotip dan prasangka yang terjadi

tidaklah terlalu besar sehingga tidak menimbulkan konflik antar etnis

Tionghoa dengan pribumi,

 

Page 6: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Syukur Alhamdulillah, segala puji serta syukur tak lupa

penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat

dan nikmat-Nya lah sehingga penulis diberikan kemudahan dan

kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam

semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW

beserta keluarganya, sahabtnya serta para pengikutnya hingga

akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi

ini, penlis mengalami banyak kendala dan kesulitan sehingga rasa

putus asa pun kerap kali penulis rasakan. Namun berkat

dukungan serta bantuan dan bimbingan yang diberikan kepada

penulis, menjadikan penulis kembali bangkit dan bersemangat

untuk menyelesaikan skripsi ini hingga akhirnya skripsi ini dapat

terselesaikan.

Ada banyak pihak yang berjasa dalam penyelesaian

skripsi ini, namun karena keterbatasan kata dalam pengantar

maka penulis tidak dapat menyebutkannya satu perssatu dan

tanpa mengurangi rasa terimakasih, izinkan penulis menyebutkan

beberapa pihak untuk mewakili pihak-pihak yang berjasa

tersebut, antara lain:

1. Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D. selaku Dekan Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti

 

Page 7: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

iii

Napsiyah, S.Ag. BSW. MSW selaku Wakil Dekan

I Bidang Akademik, Dr. Sihabuddin N. M.Ag.,

selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi

Umum, serta Drs. Cecep Castrawijaya, M.A,.

selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.

2. Dr. Armawati Arbi, M.Si., selaku Ketua Jurusan

Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

(KPI) dan Dr. Edi Amin, MA., selaku Sekretaris

Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

(KPI).

3. Ade Masturi, M.A., selaku dosen pembimbing

skripsi yang selalu membimbing dalam penulisan

skripsi ini dan selalu memberi motivasi kepada

penulis agar menyelesaikan skripsi ini dengan

baik.

4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik dan

memberikan ilmu yang bermanfaat.

5. Prof. Dr. Andi M. Faisal Bakti, M.A,. selaku

Dosen Pembimbing Akademik.

6. Segenap staff Tata Usaha, Perpustakaan Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan

Perpustakaan Utama yang telah memberikan

pelayanan sangat baik bagi penulis selama ini

 

Page 8: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

iv

7. Kedua orang tua tercinta H.M. Hamim dan Almh.

Asminah serta adik Inne Dwinta Cahya yang selalu

memberikan dukungan, doa dan kasih sayang yang

tiada henti. Bu, skripsi ini ku persembahkan untuk

mu. Inilah yang selama ini ibu inginkan. Semoga

Allah memberikan tempat terinda-Nya untuk ibu,

dan semoga Allah SWT selalu memberi

perlindungan untuk kita semua.

8. Para sahabat: MBACAN (Wita, Tiara, Umu,

Fathimah, Isna, Syifa). RUMPIDUTT (Desi, Rian,

Endah, Bagas, Bella), dan semua teman yang tidak

bisa disebutkan satu persatu, yang selalu

memberikan dukungan agar penulis tetap semangat

demi menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas

segala dukungan dan perhatian kalian semuanya,

terimakasih atas waktunya, terimakasih telah

membantu dan menemani penulis dalam

pengerjaan skripsi ini. Semoga Allah SWT

membalas segala kebaikan kalian selama ini.

Amiin.

9. Teman-teman KPI angkatan 2012 khususnya KPI

D, KKN GEMMAR dan juga teman-teman LSO

VOC, terima kasih untuk semua pengalamannya

selama ini.

 

Page 9: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

v

10. Segenap direksi PT. Graha Mandiri Cemerlang,

tempat dimana penulis bekerja sambil

menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas segala

dukungan yang diberikan kepada penulis. Semoga

Allah SWT membahas semuanya, dan sukses

selalu !!!

11. Widi Wirdawan, Anton Wijaya, Aldhyoka

Rukminto dan semua pihak yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu, yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini. Tanpa mengurangi rasa hormat penulis

ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya, semoga

Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan kalian

semua.

Akhir kata, penulis berharap semoga AllahSWT

membalas semua kebaikan pihak-pihak yang telah banyak

membantu penulis selama ini. Penulis berharap semoga skripsi ini

dapat menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Amiin

Jakarta, 20 Juni 2019

Puji Indah Lestari

 

Page 10: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................... 1

B. Fokus Penelitian .................................................... 5

C. Rumusan Masalah ................................................. 5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................. 6

E. Tinjauan Pustaka ................................................... 6

F. Metode Penelitian ................................................. 8

G. Pedoman Penulisan ............................................... 12

H. Sistematika Penelitian ........................................... 13

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Pola Komunikasi ................................. 15

B. Pengertian Komunikasi Antarbudaya ................... 19

C. Model Komunikasi Antarbudaya .......................... 23

D. Hambatan dalam Komunikasi Antarbudaya ......... 25

E. Teori Komunikasi Antarbudaya ............................ 31

BAB III GAMBARAN UMUM KELURAHAN

CILENGGANG

A. Keadaan Geografis ................................................ 34

 

Page 11: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

vii

B. Keadaan Demografis ............................................ 36

C. Hubungan Antara Etnis Tionghoa dengan

Pribumi di RT 13 RW 05 Kelurahan

Cilenggang ........................................................... 41

BAB IV KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS

TIONGHOA DENGAN PRIBUMI

A. Pola Komunikasi Antarpribadi ............................. 45

B. Pola Komunikasi Kelompok ................................ 52

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................... 93

B. Saran .................................................................... 94

DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 96

LAMPIRAN

 

Page 12: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komunikasi Antarbudaya ..................................... 22

Gambar 2.2 Model Komunikasi Antarbudaya ......................... 24

Gambar 3.1 Peta Wilayah Kelurahan Cilenggang ................... 35

Gambar 4.1Komunikasi antarpribadi secara tatap muka .......... 47

Gambar 4.2 Kegiatan Peribadatan / Sembahyang .................... 60

Gambar 4.3 Kegiatan Maulid Nabi Yang Dimeriahkan Oleh

Barongsai Sebagai Hiburannya ............................ 61

Gambar 4.4 Kegiatan Bakti Sosial Oleh Pihak Vihara Dan

Warga Pribumi ..................................................... 66

Gambar 4.5 Kegiatan Sembahyang Kepada Leluhur ............... 68

 

Page 13: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin .............. 36

Tabel 3.2 Jumlah Rata-rata Penduduk .......................................... 36

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia ............................. 37

Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama / Kepercayaan. 38

Tabel 3.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan .................... 39

Tabel 3.6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..... 40

Tabel 4.1 Karakteristik Interaksi Komunikasi Antar Kelompok .. 53

Tabel 4.2 Hambatan Komunikasi Antarbudaya ............................ 82

 

Page 14: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan

dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud

mengubah perilaku. Komunikasi merupakan sesuatu hal yang

tidak bisa dipisahkan dari aktivitas manusia. Dalam

komunikasi dikenal dengan pola-pola tertentu sebagai

manifestasi perilaku manusia dalam berkomunikasi.

Indonesia merupakan negara yang memiliki

keragaman budaya yang berbeda-beda. Hal tersebut

tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang

artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Indonesia adalah

negara yang kompleks karena memiliki perbedaan budaya

dan di Indonesia terdapat beberapa golongan etnis meliputi

etnis asli dan etnis keturunan. Etnis asli tidak hanya

dikenakan kepada orang peranakan melainkan juga orang

asing yang sepenuhnya asing tanpa nenek moyang pribumi.1

Adapun etnis keturunan ialah etnis yang sudah mengalami

pencampuran dengan nenek moyang pribumi yaitu dengan

melakukan pernikahan dengan nenek moyang pribumi.

Salah satu etnis keturunan yang ada di Indonesia

adalah etnis Tionghoa. Etnis Tionghoa merupakan salah satu

1 Bambang Prabowo, dkk. Stereotip Etnik, Asimilasi Integrasi Sosial,

(Jakarta: PT. Pustaka Grafika, 1988), h. 172

 

Page 15: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

2

etnis yang memiliki populasi yang cukup banyak, dengan

presentase populasi sekitar 4%-5% dari jumlah penduduk

Indonesia.2

Hubungan individu atau kelompok dari lingkungan

kebudayaan yang berbeda akan memengaruhi pola

komunikasi. Karena perbedaan budaya memiliki sistem-

sistem nilai yang berbeda dan karenanya ikut menentukan

tujuan hidup yang berbeda.3

Sehingga sering kali menemui hambatan seperti

bahasa, norma serta adat suatu kelompok masyarakat tertentu

yang menjadikannya pedoman dalam bersikap dan

berinteraksi. Karenanya akan ada banyak perbedaan yang

muncul, dan jika perbedaan itu tidak dipahami dengan baik

akan menjadi kendala dalam proses komunikasi serta dapat

menimbulkan konflik yang bisa mengakibatkan terjadinya

perpecahan.4Seperti hal nya konflik yang pernah terjadi di

Tolikara, Papua pada tahun 2015 yang merupakan konflik

antara warga nasrani dan muslim yang mengakibatkan

adanya korban jiwa dan banyak rumah warga muslim yang

dibakar.

2Melly G. Tan, Etnis Tionghoa di Indonesia, (Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2008), h.25 3Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. vii 4Departemen Agama, Konflik Etno Religius Indonesia Kontemporer,

(Jakarta: Litbang, 2003), h. i

 

Page 16: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

3

Hal tersebut tentunya disebabkan oleh beberapa

faktor, salah satunya adalah karena adanya perbedaan

budaya. Dengan demikian, komunikasi dalam sebuah

hubungan multi etnis perlu dilakukan guna menghindari

konflik yang mungkin saja bisa terjadi.

Melihat betapa pentingnya peran komunikasi dalam

menciptakan hubungan antar etnis yang harmonis, maka

penulis tertarik untuk mengkajinya dalam ruang lingkup

komunikasi antarbudaya. Penulis akan meneliti pola

komunikasi yang terjadi pada golongan etnis Tionghoa dan

pribumi.

Penelitian ini akan dilakukan di Kelurahan

Cilenggang, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan

tepatnya di RT 13 RW 05. Masyarakat etnis Tionghoa

dengan masyarakat pribumi di Kelurahan Cilenggang sudah

hidup berdampingan sejak lama. Awalnya etnis Tionghoa

datang ke wilayah Kelurahan Cilenggang untuk mencari

perlindungan juga untuk berdagang.5 Hingga pada akhirnya

mereka merasa nyaman dan menetap di wilayah Kelurahan

Cilenggang dan hidup berdampingan serta harmonis dengan

masyarakat pribumi.

Walaupun mereka hidup berdampingan sejak lama,

tidak dapat dipungkiri bahwa ada banyak perbedaan

budayadan pandangan antara satu dengan yang lainnya yang

5 Hasil Wawancara dengan Widi Wirdawan

 

Page 17: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

4

bisa saja menimbulkan konflik. Misalnya saja ada anggapan

bahwa etnis Tionghoa pelit, tertutup dan lain sebagainya,

atau warga pribumi dinilai pemalas atau anggapan negatif

lainnya yang bisa saja menimbulkan konflik. Namun, hal

tersebut tidak penulis temukan di wilayah Kelurahan

Cilenggang tepatnya di RT 13 RW 05 ini.

Salah satu contoh hal yang bisa saja menimbulkan

konflik di wilayah Kelurahan Cilenggang ini adalah ketika

Dinas Pariwisata secara tiba-tiba memasang plang yang

bertuliskan “Kampung Tionghoa” yang dipasang di wilayah

tersebut tanpa sepengetahuan warga yang ada di wilayah

tersebut. Seluruh warga yang tinggal di wilayah RT 13 RW

05 Kelurahan Cilenggang tidak suka dengan adanya

pemasangan plang tersebut. Mereka tidak ingin dibeda-

bedakan mengingat mereka sudah hidup berdampingan sejak

lama. Sampai pada akhirnya mereka mencopot plang tersebut

guna menghindari terjadinya konflik.

Hubungan komunikasi antar etnis yang terjalin di

Kelurahan Cilenggang dipengaruhi oleh banyak faktor,

diantaranya perkawinan, kepercayaan dan perdagangan yang

dilakukan. Adanya hubungan komunikasi yang terjalin antara

etnis Tionghoa dengan pribumi mendorong penulis untuk

lebih jauh mengetahui gambaran mengenai pola komunikasi

yang terjadi sehingga terbentuknya hubungan yang harmonis

antar etnis. Untuk itu penulis akan menyusun penelitian ini

 

Page 18: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

5

dalam bentuk skripsi dengan judul “KOMUNIKASI

ANTARBUDAYA (Studi pada PolaKomunikasi Etnis

Tionghoa dengan Pribumi di RT 13 RW 05 Kelurahan

Cilenggang, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan).”

B. Fokus Penelitian

Melihat luasnya pembahasan yang berkaitan dengan

permasalahan yang akan penulis teliti, maka penulis

memfokuskan penelitian agar lebih terarah dan tidak meluas.

Fokus penelitiannya adalah pada pola komunikasi yang

meliputi komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok

dalam komunikasi antarbudaya yang terjadi antar etnis

Tionghoa dengan pribumi di RT 13 RW 05 Kelurahan

Cilenggang, Tangerang Selatan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus pembatasan masalah diatas, maka

rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pola komunikasi antarpribadi yang terjadi

pada etnis Tionghoa dengan pribumi di RT 13 RW 05

Kelurahan Cilenggang, Tangerang Selatan?

2. Bagaimana pola komunikasi kelompok yang terjadi pada

etnis Tionghoa dengan pribumi di RT 13 RW 05

Kelurahan Cilenggang, Tangerang Selatan?

 

Page 19: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan pola

komunikasi antarpribadi yang terjadi antara etnis

Tionghoa dan pribumi di RT 13 RW 05

b. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan pola

komunikasi kelompok yang terjadi antara etnis

Tionghoa dan pribumi di RT 13 RW 05

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi dan menambah khazanah kepustakaan

tentang komunikasi antarbudaya dan agama.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan pengembangan

dan masukan untuk keilmuan komunikasi

antarbudaya bagi masyarakat umum, lingkungan

akademisi lain dan pihak yang terkait dalam

komunikasi sebagai salah satu upaya membentuk

komunikasi yang efektif antara etnis Tionghoa dan

pribumi yang ada di kelurahan Cilenggang Kota

Tangerang Selatan.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini, penulis melakukan tinjauan

pustaka. Hal ini penulis lakukan guna memastikan apakah

 

Page 20: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

7

ada kesamaan judul atau tema penelitian dengan yang penulis

lakukan. Penulis menemukan beberapa skripsi, yaitu:

1. Komunikasi Antarbudaya (Studi pada Pola Komunikasi

Etnis Arab dan Masyarakat Pribumi di Kelurahan

Empang Kota Bogor) oleh Muhammad Yusup Supandi,

Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, tahun 2010. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui proses terbentuknya pola

komunikasi dalam komunikasi antarbudaya yang terjadi

antar etnis Arab dengan masyarakat pribumi yang ada di

kelurahan Empang, Bogor. Hal yang membedakan

penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan

adalah terletak pada subjek penelitiannya, yaitu etnis

Tionghoa.

2. Komunikasi Antarbudaya (Studi pada Pola Komuniasi

Etnis Tionghoa dengan Pribumi di RW 06 Kelurahan

Cipondoh Kota Tangerang) oleh Wita Eka Sucita,

Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, tahun 2017. Penelitian ini sama-

sama melihat tentang pola komunikasi etnis Tionghoa

dan masyarakat pribumi, yang membedakannya hanya

tempat penelitian ini dilakukan.

3. Pola Komunikasi Antar Umat Beragama (Studi

Komunikasi Antarbudaya Tionghoa dengan Muslim

Pribumi di RW 04 Kelurahan Mekarsari Tangerang) oleh

 

Page 21: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

8

Siti Aisyah, Komunikasi dan Penyiaran Islam, tahun

2013. Penelitian ini melihat bagaimana terjadinya proses

komunikasi melalui akulturasi, asimilasi dan enkulturasi

yang terjadi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

yang peneliti lakukan adalah peneliti ingin mengetahui

pola komunikasi yang terjadi pada etnis Tionghoa dan

Pribumi di RT 13 RW 05 Kelurahan Cilenggang Kota

Tangerang Selatan.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan Peneliatian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

pendekatan kualitatif, sedangkan metode yang digunakan

adalah deskriptif analisis. Metode ini menitik beratkan

pada observasi dan suasana alamiah, peneliti bertindak

sebagai pengamat. Peneliti hanya membuat kategori

perilaku, mengamati gejala dan mencatatnya dalam buku

observasinya. Dengan suanasa alamiah dimaksudkan

bahwa peneliti terjun langsung ke lapangan. Peneliti tidak

berusaha untuk mamanipulasi variabel, dimana peneliti

mengungkapkan fakta keadaan, fenomena, variabel dan

keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan

menyuguhkan dengan apa adanya.6

6Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi

Dengan Contoh Statik, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h. 25

 

Page 22: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

9

2. Paradigma Penelitian

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini

adalah paradigma konstruktivis. Menurut Dedy N.

Hidayat paradigma konstruktivis secara metodologi

adalah menekankan pada empati dan interaksi dialektis

antara peneliti dengan responden untuk mengkonstruksi

realitas yang diteliti melalui metode-metode kualitatif

seperti participant observation.7

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat

etnis Tionghoa dan masyarakat pribumi yang ada

diwilayah RT 13 RW 05, kelurahan Cilenggang, Kota

Tangerang Selatan. Kemudian yang menjadi objek

penelitiannya adalah pola komunikasi antarbudaya di RT

13 RW 05, kelurahan Cilenggang, Tangerang Selatan.

4. Waktu dan Tempat Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih

dahulu melakukan observasi. Observasi dilakukan agar

peneliti mengenali lingkungan sekitar.

Tempat yang dijadikan objek dalam penelitian ini

adalah di Kelurahan Cilenggang, Kecamatan Serpong,

Kota Tangerang Selatan tepatnya dilingkungan RT 13

RW 05.

7Indiawan Setyo Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi Aplikasi

Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana

Media, 2013), H.37

 

Page 23: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

10

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah proses di mana peneliti terlibat

langsung dalam objek penelitian. Observasi adalah

pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena-

fenomena yang diselidiki.8 Observasi dilakukan untuk

menambah atau menguatkan hasil-hasil yang

diperoleh dari wawancara.

Dalam hal ini, peneliti terjun langsung ke lapangan

dan mengamati bentuk komunikasi antarbudaya yang

dilakukan oleh masyarakat tionghoa dan pribumidi

RW 05 Kelurahan Cilenggang.

b. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan

dengan tanya jawab sambil bertatap muka antara

pewawancara dengan orang yang diwawancarai.9

Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai Tan

Kian An (Anton Wijaya) selaku ketua RW 05, Widi

Wirdawan selaku ketua RT 13, dua orang warga dari

etnis Tionghoa yaitu Aldhyoka Rukminta dan

Angkie, dan dua orang warga pribumi yaitu Suratoyo

dan Marem.

8Dedy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2002), h. 181 9Moh. Nazin, Metode Penelitian, (Bandung: Ghalia Indonesia, 1999),

h. 234

 

Page 24: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

11

c. Dokumentasi

Dokumemntasi yaitu pengumpulan catatan yang

diungkapkan dalam bentuk tulisan, lisan dan bentuk

karya lain yang berhasil didokumentasikan oleh pihak

tertentu. 10

Berkaitan dengan data dokumentasi yang akan

penulis gunakan dalam penelitian ini adalah berupa

gambaran demografi dan monografi serta catatan

kependudukan masyarakat kelurahan Cilenggang

khususnya RT 13 RW 05.

6. Pengolahan dan Analisis Data

a. Pengolahan Data

Data-data yang terkumpul dari hasil wawancara dan

dokumen-dokumen diklasifikasikan kedalam

kategori-kategori tertentu. Kemudian data yang

diperoleh dipelajari, dianalisis dan dirumuskan untuk

mendapatkan data yang akurat.

b. Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data

kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan

diinterpretasikan. Dalam menganalisis data, peneliti

mengolah data dari hasil observasi dan wawancara,

dokumen maupun laporan, yang kemudian

10

Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif,

(Bandung: Alfabeta, 2010), h. 148

 

Page 25: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

12

dideskripsikan kedalam bentuk bahasa yang mudah

dipahami.11

Analisis data dilakukan dalam tiga tahap, yaitu:

Tahap pertama,Reduksi data. Peneliti mencoba

memilih data yang relevan dengan komunikasi

antarbudaya yang terjadi pada etnis tionghoa dan

masyarakat pribumi di RT 13 RW 05

KelurahanCilenggang, Kota Tangerang Selatan.

Tahap kedua, Penyajian data. Setelah data-data

mengenai komunikasi antarbudaya masyarakat

etnis Tionghoa dan masyarakat pribumi di RT 13

RW 05 Kelurahan Cilenggang diperoleh,

kemudian data tersebut disusun dan disajikan

dalam bentuk narasi, visual, gambar, tabel dan

sebagainya.

Tahap ketiga, Penyimpulan atas data yang

disajikan.

G. Pedoman Penulisan

Dalam penulisan penelitian ini, penulis merujuk pada

SK Rektor Nomor 507 Tahun 2017 tentang Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

11

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan

Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998), H. 78

 

Page 26: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

13

H. Sistematika Penulisan

Agar penelitian ini tersusun rapih dan saling

berhubungan antara sub bab dan bab berikutnya, maka

penelitian ini disusun kedalam lima bagian yaitu:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang Latar Belakang

Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah,

Tujuan dan Manfaat Penelitian,

Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka

dan Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORITIS

Bab ini berisikan tentang komunikasi

antarbudaya yang menjelaskan Definisi

Pola Komunikasi, Pengertian Komunikasi

Antarbudaya, Model-Model Komunikasi

Antarbudaya, Hambatan dalam

Komunikasi Antarbudaya dan Teori Pola

Komunikasi.

BAB III GAMBARAN UMUM

Bab ini berisi tentang gambaran umum

kelurahan Cilenggang, keadaan masyarakat

dan gambaran umum etnis Tionghoa dan

pribumi yang ada di Kelurahan Cilenggang

Kota Tangerang Selatan, Khususnya di RT

13 RW 05.

 

Page 27: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

14

BAB IV TEMUAN DAN ALANILISIS DATA

Bab ini memaparkan hasil peneliatian,

diantaranya menjelaskan tentang

bagaimana pola komunikasi yang meliputi

pola komunikasi antarpribadi dan

komunikasi kelompok yang terjadi antara

etnis Tionghoa dan pribumi di RT 13 RW

05, Kelurahan Cilenggang, Kota

Tangerang Selatan, serta faktor apa saja

yang menghambat dan mendukung

terjadinya komunikasi antarbudaya.

BAB V PENUTUP DAN KESIMPULAN

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran-

saran yang berkaitan dengan penelitian

yang peneliti lakukan di RT 13 RW 05,

Kelurahan Cilenggang, Kota Tangerang

Selatan.

 

Page 28: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

15

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Pola Komunikasi

Pola komunikasi berasal dari dua suku kata, yakni

pola dan komunikasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

pola berarti bentuk atau sistem, cara atau bentuk (struktur)

yang tetap dimana pola tersebut dapat dikatakan contoh atau

cetakan.1 Dalam kajian ini merupakan suatu rangka atau

bentuk yang digunakan untuk membuat sesuatu yang sama

dalam rangka tersebut. Pola juga dapat diartikan sebagai

proses atau sistem berjalannya sesuatu.

Sedangkan komunikasi adalah proses sosial dimana

individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk

menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam

lingkungan mereka.2

Istilah pola komunikasi disebut juga sebagai model

dan memiliki maksud yang sama, yaitu suatu sistem yang

terdiri atas berbagai komponen yang berhubungan satu sama

lain.

1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), h. 778 2 Richard West dan Lynn H. Turner (Penerjemah : Maria Natalia

Damayanti Maer), Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi,

(Introducing Communication Theory: Analysis and Application), (Jakarta:

Salemba Humanika, 2008), h.5

 

Page 29: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

16

Nurudin dalam buku Sistem Komunikasi Indonesia

menjelaskan bahwa pada dasarnya komunikasi adalah sebuah

pemrosesan ide, gagasan dan lambang tersebut, sehingga

terdapat pola-pola tertentu sebagai wujud perilaku manusia

dalam berkomunikasi.3

Tubbs dan Moss mengatakan bahwa pola komunikasi

atau hubungan itu dapat dicirikan oleh komplementer

ataupun simetri. Dimana dalam hubungan komplementer

terdaoat perilaku yang dominan dari satu partisipan sehingga

membuat partisipan yang lainnya menjadi tunduk.

Sedangkan dalam hubungan simetri dominasi bertemu

dengan kepatuhan.4

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pola

komunikasi adalah sebuah gambaran tentang sebuah proses

komunikasi yang terjadi dalam sebuah komunitas baik yang

terjadi secara individu atau kelompok.

Joseph A. Devito dalam buku Sistem Komunikasi

Indonesia karya Nurudin, mengelompokkan pola komunikasi

menjadi empat macam, yaitu meliputi komunikasi

antarpribadi, komunikasi kelompok kecil, komunikasi

kelompok publik, dan komunikasi massa.5

3 Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2007), h. 26 4 Tewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, Human Communication: Prinsip-

prinsip Dasar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1996), h. 26 5Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2007), h. 27-28

 

Page 30: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

17

1. Pola Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi (interpersonal

communication) adalah komunikasi antara orang-orang

secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya

menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara

verbal maupun nonverbal.6

Menurut R. Wayne Pace dalam buku Pengantar

Ilmu Komunikasi karya Hafied Cangara, komunikasi

antarpribadi adalah proses komunikasi yang berlangsung

antara dua orang atau lebih secara tatap muka.7

Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh

penyuluh agar bisa menjalin komunikasi antarpribadi

dengan masyarakat seperti yang semestinya:8

a. Kemampuan empati

b. Menciptakan situasi homopholi dengan khalayak

c. Menegakkan keserasian (kompatibilitas) program

yang dijalankannya dengan kebudayaan

masyarakat setempat

2. Pola Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok (Group Communication)

berarti komunikasi yang berlangsung antara seorang

6 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2008), h. 81 7 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2007), h.32 8Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Jakarta, 2007, cet. Ke-1), h. 124

 

Page 31: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

18

komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya

lebih dari dua orang.9

Komunikasi kelompok bisa juga diartikan sebagai

suatu sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang

sama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai

tujuan bersama, mengenal satu sama lain, dan

memandang mereka menjadi salah satu bagian dari

kelompok tersebut, komunikasi ini dengan sendirinya

melibatkan komunikasi interpersonal.10

Sekolompok orang yang menjadi komunikan bisa

sedikit, bisa juga banyak. Jika jumlah orang dalam

kelompok itu sedikit, disebut komunikasi kelompok kecil.

Jika komunikannya banyak, dinamakan komunikasi

kelompok besar.11

a. Komunikasi kelompok kecil (Small Group

Communication), yaitu komunikasi yang

ditunjukkan kepada kognisi komunikan. Dalam

komunikasi kelompok kecil pelaku komunikasi

berjumlah sedikit. Dalam komunikasi ini, logika

berfikir memiliki peranan yang sangat penting.

9 Onong Uchjaya Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,

(Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2007), h. 75 10

Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik, (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2009), h. 65 11

Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media, 2010), h. 177-178

 

Page 32: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

19

Prosesnya terjadi secara dialogis, tidak linear,

tetapi sirkular.

b. Komunikasi kelompok besar (Large Group

Communication) lebih sering ditunjukkan kepada

afeksi (perasaan) komunikan, jadi tidak pada logis

komunikan. Komunikasi kelompok besar bersifat

heterogen, berbeda dengan komunikasi kelompok

kecil yang homogen. Proses komunikasi dalam

komunikasi kelompok besar bersifat linear, satu

arah.

Dapat disimpulkan bahwa, dalam

komunikasi kelompok jumlah komunikan tidak

dapat ditentukan secara eksak, berapa jumlah

orang yang termasuk dalam small group

communication atau berapa orang yang termasuk

dalam large group communication.

B. Pengertian Komunikasi Antarbudaya

Dalam setiap prosesnya komunikasi selalu

melibatkan ekspektasi, persepsi, tindakan dan penafsiran.12

Maksudnya adalah ketika kita berkomunikasi dengan orang

lain maka kita dan orang yang menjadi komunikan kita akan

menafsirkan pesan yang diterima baik berupa pesan verbal

maupun non verbal dengan standar penafsiran budayanya

sendiri. Pada dasarnya komunikasi antarbudaya adalah

12

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2003), h. 7

 

Page 33: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

20

komunikasi biasa, perbedaannya adalah orang yang terlibat

dalam komunikasi tersebut berbeda dalam latar belakang

budayanya.

Komunikasi antarbudaya merupakan perpaduan dari

dua suku kata yakni komunikasi dan budaya. Keterkaitan

keduanya terlihat pada cara manusia berkomunikasi baik

dengan individu maupun dengan kelompok yang memiliki

perbedaan budaya sehingga dari proses komunikasi yang

terjadi menunjukan suatu perbedaan yang terjadi.

Ada banyak pengertian yang diberikan oleh beberapa

ahli mengenai komunikasi antar budaya, diantaranya adalah :

1. Guo-Ming Chen dan William J. Satrosa mengatakan

bahwa komunikasi antarbudaya adalah proses negoisasi

atau pertukaran sistem simbolik yang membimbing

perilaku manusia dan membatasi mereka dalam

menjalankan fungsinya sebagai kelompok.13

2. Menurut Deddy Mulyana, komunikasi antarbudaya

(Intercultural Communication) adalah proses pertukaran

fikiran dan makna antara orang-orang yang berbeda

budayanya.14

3. Stewart L. Tubbs – Sylvia Moss mendefinisikan

komunikasi antarbudaya sebagai komunikasi antara

13

Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya, (), h. 11 14

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (), h. xi

 

Page 34: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

21

orang-orang yang berbeda budaya baik dalam arti ras,

etnik atau perbedaan sosio ekonomi.15

4. Joseph A. Devito mengatakan bahwa komunikasi

antarbudaya mengacu pada komunikasi antar orang-

orang yang memiliki pekerjaan, nilai, atau cara

berprilaku yang berbeda.16

5. Dalam pandangan Charley H. Dood, komunikasi

antarbudaya meliputi komunikasi yang melibatkan

peserta komunikasi yang mewakili pribadi, antarpribadi

maupun kelompok dengan menekankan pada perbedaan

latar belakang kebudayaan yang mempengaruhi

komunikasi para peserta atau partisipan komunikasi.17

Berdasarkan beberapa definisi serta pengertian

komunikasi antarbudaya diatas, ada beberapa penekanan

yang bisa diberikan dari komunikasi antarbudaya, yaitu:

a. Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi

antarpersonal yang terjadi antara dua orang atau lebih

yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda dan

membawa efek tertentu.

b. Komunikasi antarbudaya merupakan studi yang

menekankan pada efek budaya dalam komunikasi.

15

Stewart L. Tubbs-Sylvia Moss, Human Communication Konteks-

Konteks Komunikasi Antarbudaya, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Buku

ke-2, 2001), h. 182 16

Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia, ( Tangerang Selatan:

Karisma Publishing Group, 2011), h. 535 17

Rini Darmastuti, Mindfullness dalam Komunikasi Antarbudaya,

(Yogyakarta: Buku Litera Yogyakarta, 2013), h. 64

 

Page 35: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

22

c. Komunikasi antarbudaya merupakan proses

transaksional antara individu-individu dari budaya yang

berbeda.

d. Komunikasi antarbudaya merupakan proses simbolik

yang melibatkan atribusi makna antara individu-individu

dan budaya yang berbeda.

e. Dalam komunikasi antarbudaya, setiap indiividu yang

berasal dari budaya yang berbeda dan yang terlibat

dalam komunikasi, berusaha untuk menegosiasikan

makna yang diperuntukan dalam sebuah interaksi yang

interaktif.18

Gambar 2.1

Komunikasi Antarbudaya

Pesan / Media

18

Rini Darmastuti, Mindfullness dalam Komunikasi Antarbudaya,

(Yogyakarta: Buku Litera Yogyakarta, 2013), h. 64

Kebudayaan

A

A

A

Kebudayaan B

Kebudayaan C

 

Page 36: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

23

Sumber : Alo Liliweri, Gatra-Gatra Komunikasi

Antarbudaya, h. 13

Gambar tersebut menunjukan bahwa komunikasi

antarbudaya adalah kegiatan komunikasi antarbudaya yang

dilangsungkan diantara para anggota kebudayaan yang

berbeda kebudayaan.

Komunikasi merupakan suatu proses budaya.

Artinya, komunikasi yang ditujukan pada orang atau

kelompok lain tak lain adalah sebuah pertukaran kebudayaan.

Dalam proses tersebut terkandung unsur-unsur kebudayaan,

salah satunya adalah bahasa. Sedangkan bahasa adalah alat

komunikasi. Dengan demikian, komunikasi juga disebut

sebagai proses budaya.19

C. Model Komunikasi Antarbudaya

Model komunikasi antarbudaya menurut William B.

Gudynkust dan Young Yun Kim dalam buku Ilmu

Komunikasi karya Deddy Mulyana, merupakan model

komunikasi antara orang-orang yang berasal dari budaya

berlainan atau komunikasi dengan orang asing (stranger)20

Gordon Wiseman dan Larry Barker mengemukakan

bahwa model komunikasi mempunyai tiga fungsi, yaitu:

pertama, melukiskan proses komunikasi; kedua, menunjukan

19

Nuruddin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2007), h. 49 20

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2011), h. 169

 

Page 37: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

24

hubungan visual; dan ketiga, membantu dalam menemukan

dan memperbaiki kemacetan komunikasi.21

Gambar 2.2

Model Komunikasi Antarbudaya

Gambar diatas menunjukan A dan B merupakan dua

orang yang berbeda latar belakang kebudayaan dan memiliki

perbedaan kepribadian serta persepsi terhadap relasi

antarpribadi.22

Ketika A dan B saling berbicara, itulah yang

disebut komunikasi antarbudaya, karena dua pihak saling

21

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2008), h. 133 22

Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar,2011), h. 32

Kebudayaan

Kepribadian

Persepsi

terhadap relasi

antarpribadi

Kebudayaan

Kepribadian

Persepsi

terhadap relasi

antarpribadi

C

B A

Ketidakpastian

Kecemasan

Strategi

Komunikasi yang

Akomodatif

 

Page 38: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

25

“menerima” perbedaan sehingga bermanfaat untuk

menurunkan tingkat ketidakpastian dan kecemasan dalam

relasi antarpribadi.

Menurutnya tingkat ketidakpastian dan kecemasan

dapat menjadi motivasi bagi komunikasi yang bersifat

akomodatif. Komunikasi tersebut dihasilkan karena

terbentuknya sebuah “kebudayaan” baru “C” yang secara

psikologis menyenangkan kedua orang tersebut. Hasil akhir

adalah komunikasi yang bersifat adaktif yakni A dan B saling

menyesuaikan diri dan menghasilkan komunikasi antarpribadi

– antarbudaya yang efektif.23

D. Hambatan dalam Komunikasi Antarbudaya

Dalam setiap proses komunikasi antarbudaya pasti

akan menghadapi hambatan dan masalah. Ada baiknya jika

pelaku komunikasi menghindari atau menanggulangi hal

tersebut. Ada beberapa hambatan komunikasi antarbudaya

yang menunjukan sifat unik sebagaimana yang dikatakan oleh

Barna yang mengatakan bahwa kejutan budaya mengacu pada

reaksi psikologis yang dialami seseorang karena ditengah

suatu budaya yang berbeda dengan budayanya.24

Kejutan

budaya merupakan hal yang wajar. Sebagian besar orang

mengalaminya apabila memasuki budaya yang baru dan

berbeda. Hal ini menimbulkan ketidaksenangan dan frustasi

23

Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar,2011), h. 33 24

Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, (Yogyakarta :

Graha Ilmu, 2009), H. 306-310

 

Page 39: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

26

bagi sebagian orang. Kejutan ini timbul karena perasaan asing

yang menonjol dan berbeda dari yang lain.

Diakui atau tidak perbedaan latar belakang budaya

bisa membuat kita kaku dalam proses berinteraksi dan

berkomunikasi. Pada prinsip-prinsip komunikasi ada hal yang

dikenal dengan interaksi awal dan perbedaan antarbudaya.

Ketika melakukan awal interaksi dengan orang lain, maka

diperlukan adanya sebuah pola komunikasi sehingga dapayt

menciptakan komunikasi yang efektif. Hal itu dilakukan agar

dapat menimbulkan feedback yang positif, pola komunikasi

dapat berjalan dan terbangun ketika orang-orang yang terlibat

dalam proses komunikasi tersebut dapat mengerti makna pesan

yang disampaikan. Sebab interaksi awal yang tidak baik bisa

juga disebabkan karena ketidaknyamanan sebagai akibat dari

perbedaan yang ada.

Hambatan yang sering terjadi dalam proses

komunikasi antarbudaya adalah sebagai berikut:

1. Etnosentrisme

Menurut Nanda dan Warm dalam buku Komunikasi

Lintas budaya karya Larry A. Samovar, Richard E. Porter dan

Edwin R. McDaniel, etnosentrisme merupakan sebuah

pandangan bahwa budaya seseorang lebih unggul

dibandingkan budaya orang lain. Standar kebudayaan dilihat

dari kacamata kebudayaan sendiri yang akan mengakibatkan

 

Page 40: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

27

pandangan bahwa kebudayaan orang lain tidak lebih unggul

dari kebudayaan milik sendiri.25

Konsep ini mewakili suatu pengertian bahwa setiap

kelompok etnik atau ras mempunyai semangat dan ideologi

untuk menyatakan bahwa kelompoknya lebih superior

daripada kelompok etnis atau ras yang lain. Akibat ideologi ini

maka setiap etnik atau ras akan memiliki sikap etnosentrisme

atau rasis yang tinggi.26

2. Stereotip

Stereotip adalah proses menempatkan orang-orang

dan objek-objek kedalam kategori-kategori yang mapan, atau

penilaian mengenai orang-orang atau objek-objek berdasarkan

kategori-kategori yang dianggap sesuai, ketimbang

berdasarkan karakteristik individual mereka.27

Manurut Deddy Mulyana, stereotip adalah

menggeneralisasikan orang-orang berdasarkan sedikit

informasi dan membentuk asumsi terhadap mereka

berdasarkan keanggotaan mereka dalam suatu kelompok.28

Stereotip merupakan bentuk kompleks dari

pengelompokkan yang secara mental mengatur pengalaman

25

Larry A. Samovar, Richard E. Porter dan Edwin R. McDaniel

(Penerjemah: Indri Margaretha Sidabalok), Komunikasi Lintas Budaya

(Communication Between Cultures), (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h.

214 26

Alo Liliweri, Makna Budaya Dalam Komunikasi Antarbudaya,

(Yogyakarta: PT. Lkis Printing Cemerlang, 2009), H. 14-15 27

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2008), h. 237 28

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, h.218

 

Page 41: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

28

anda dan mengarahkan sikap anda menghadapi orang-orang

tertentu. Menurut psikolog Abbate, Boca dan Bocchiaro,

stereotip merupakan susunan kognitif yang mengandung

pengetahuan, kepercayaan dan harapan si penerima mengenai

kelompok sosial manusia. Alasan mengapa stereotip itu mudah

menyebar adalah karena manusia memiliki kebutuhan

psikologis untuk mengelompokan dan mengklasifikasikan

suatu hal. Dunia dimana kita tinggal ini terlalu luas, terlalu

kompleks dan terlalu dinamis untuk diketahui secara detail.

Masalahnya bukan pada pengelompokan atau pengotakan

tersebut, namun pada overgeneralisasi dan penelitian negatif

(tindakan atau prasangka) terhadap anggota kelompok

tersebut.29

Stereotip dapat berupa positif dan negatif. Stereotip

yang merujuk sekelompok orang sebagai orang malas, kasar,

jahat atau bodoh jelas-jelas stereotip negatif. Tentu saja ada

stereotip yang positif seperti asumsi pelajar dari asia yang

pekerja keras, berkelakuan baik dan pandai. Stereotip

cenderung untuk menyamarkan ciri-ciri sekelompok orang.30

29

Larry A. Samovar, Richard E. Porter dan Edwin R. McDaniel

(Penerjemah: Indri Margaretha Sidabalok), Komunikasi Lintas Budaya

(Communication Between Cultures), (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h.

203 30

Larry A. Samovar, Richard E. Porter dan Edwin R. McDaniel

(Penerjemah: Indri Margaretha Sidabalok), Komunikasi Lintas Budaya

(Communication Between Cultures), (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h.

203

 

Page 42: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

29

Dalam kegiatan komunikasi sehari-hari, stereotip

adalah evaluasi atau penilaian kita terhadap seseorang secara

negatif, memiliki sifat-sifat yang negatif hanya karena

keanggotaan orang lain atau kelompok tertentu.31

3. Prasangka

Dalam pengertian luas prasangka merupakan

perasaan negatif yang dalam terhadap kelompok tertentu.

Macionis memberikan pengertian yang lengkap mengenai

prasangka, yaitu “prasangka merupakan generalisasi kaku dan

menyakitkan mengenai sekelompok orang, prasangka

menyakitkan dalam arti bahwa orang yang memiliki sikap

yang tidak fleksibel yang didasarkan atas sedikit atau tidak ada

bukti sama sekali. Orang-orang dari kelas sosial, jenis

kelamin, orientasi seks, usia, partai politik, rasa tahu etnik

tertentu dapat dijadikan target prasangka”.32

Prasangka adalah sikap tidak adil terhadap seseorang

atau suatu kelompok. Istilah prasangka (prejudice) berasal dari

kata Latin praejudicium, yang berarti preseden, atau penilaian

berdasarkan keputusan dan pengalaman terdahulu.33

31

Alo Liliweri, Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya,

(Yogyakarta: PT. Lkis Printing Cemerlang, 2009), h. 92 32

Larry A. Samovar, Richard E. Porter dan Edwin R. McDaniel

(Penerjemah: Indri Margaretha Sidabalok), Komunikasi Lintas Budaya

(Communication Between Cultures), (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h.

207 33

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2008), h. 243

 

Page 43: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

30

Seseorang yang memiliki prasangka akan memiliki

kepercayaan yang pada awalnya dibangun dari fakta-fakta

objektif yang berhubungan dengan wahyu dan dengan

kekuatan cendrung memutuskan cara, dimana persepsi baru

akan muncul. Dalam psikologi sosial, secara umum istilah

prasangka digunakan lebih khusus mengarah kepada sikap dan

kepercayaan yang menyediakan pemanfaatan objek-objek

sikap dan kepeercayaan pada sebuah keuntungan atau

kerugian.34

Prasangka merupakan salah satu rintangan atau

hambatan bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang

yang mempunyai prasangka belum apa-apa sudah bersikap

curiga dan menantang komunikator yang hendak melancarkan

komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk

menarik kesimpulan atas dasar prasangka tanpa menggunakan

pikiran yang rasional. Prasangka bukan hanya dapt terjadi

terhadap suatu ras saja, melainkan juga terhadap agama,

pendirian politik, pendek kata suatu perangsang yang dalam

pengalaman pernah memberikan kesan yang tidak enak.35

4. Bahasa

Bahasa adalah suatu bentuk dari ikatan sosial dan

identifikasi. Perbedaan kebudayaan menurut relativitas bahasa

34

Nina W. Syam, Psikologi Sosial Sebagai Akar Ilmu Komunikasi,

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h. 112 35

Onong Uchjana Effendi, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,

(Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2007), h. 49

 

Page 44: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

31

ditentukan oleh besarnya ukuran perbedaan bahasa.36

Bahasa

dapat dibayangkan sebagai kode, atau sistem simbol, yang kita

gunakan untuk membentuk pesan-pesan verbal. Sehingga

bahasa dapat didefinisikan sebagai sebagai sistem produktif

yang dapat dialihkan dan terdiri atas simbol-simbol yang cepat

lenyap (rapidly fading), bermakna bebas (arbitrary), serta

pancaran secara kultural.37

E. Teori Komunikasi Antarbudaya

Seperti yang telah disampaikan oleh Samovar dan

Porter bahwa komunikasi antarbudaya (intercultural

communication) terjadi apabila sebuah pesan (message) yang

harus dimengerti, dihasilkan oleh anggota dari budaya tertentu

untuk konsumsi anggota dari budaya lain.38

Selain memahami pengertian komunikasi

antarbudaya, ada beberapa asumsi dasar dari komunikasi

antarbudaya:39

1. Komunikasi antarbudaya dimulai dengan anggapan dasar

bahwa ada perbedaan persepsi antara komunikan dan

komunikator.

36

Stephen W. LittleJohn dan Karen A. Foss (Penerjemah:

Mohammad Yusuf Hamdan), Teori Komunikasi (Theories of Human

Communication), (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), h. 12 37

Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia, (Tangerang Selatan:

Karisma Publishing Group, 2011), h. 130 38

Alo Liliweri, Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya,

(Yogyakarta: PT. LkiS Printing Cemerlang, 2009), h. 12 39

Samovar, Porter, McDaniel, Komunikasi Lintas Budaya (Edisi 7),

(Jakarta: Salemba Humanika), h. 132

 

Page 45: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

32

2. Dalam komunikasi antarbudaya terkandung isi dan relasi

antarpribadi.

3. Gaya personal mempengaruhi komunikasi antarbudaya.

4. Komunikasi antarbudaya bertujuan mengurangi tingkat

ketidakpastian.

5. Komunikasi berpusat pada kebudayaan.

6. Efektifitas antarbudaya merupakan tujuan komunikasi

antarbudaya.

Samovar dan Porter mengatakan, untuk mengkaji

komunikasi antarbudaya perlu dipahami hubungan antara

kebudayaan dengan komunikasi. Karena melalui pengaruh

budayalah manusia belajar berkomunikasi, dan memandang

dunia mereka melalui kategori-kategori, konsep-konsep dan

label-label yang dihasilkan kebudayaan. Kemiripan budaya

dalam persepsi memungkinkan pemberian makna yang mirip

pula terhadap suatu objek sosial atau peristiwa. Cara-cara

manusia berkomunikasi, keadaan berkomunikasi bahkan

bahasa dan gaya bahaya yang digunakan, perilaku-perilaku

non verbal merupakan respon terhadap fungsi budaya.40

Pada akhirnya, seluruh proses komunikasi

antarbudaya menggantungkan keberhasilan pada tingkat

ketercapaian tujuan komunikasi, yakni sejauh mana para

partisipan memberikan makna yang sama atas pesan yang

dipertukarkan. Itulah yang dikatakan sebagai komunikasi

40

Alo Liliweri, Gatra-Gatra Komunikasi Antarbudaya, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar,2011), H. 160

 

Page 46: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

33

antarbudaya yang efektif atau sering pula disebut dengan

efektivitas komunikasi antarbudaya.  

Page 47: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

34

BAB III

GAMBARAN UMUM KELURAHAN CILENGGANG

A. Keadaan Geografis

Kelurahan Cilenggang adalah kelurahan yang berada di

Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten,

Indonesia. Kelurahan Cilenggang saat ini dipimpin oleh H.

Mehdi Solihin, S. Sos dengan jumlah penduduk sebanyak

9.351 jiwa.1

Kelurahan Cilenggang secara administrasi terdiri dari

11 RW dan 31 RT. Dalam menjalankan roda pemerintahan,

Kelurahan Cilenggang memiliki Kantor Kelurahan yang

terletak di Jl. Raya Cilenggang II RT. 007/03 Kode Pos:

15311 dan dikepalai oleh kepala Kelurahan yang definitif

dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintahan

Kota Tangerang Selatan.2

Kelurahan Cilenggang terletak di Kota Tangerang

Selatan yang dimana kota Tangerang Selatan merupakan

kota Otonom pemekaran dari Kabupaten Tangerang yang

terbentuk pada akhir tahun 2008 berdasarkan Undang-

undang No. 51 tahun 2008.3 Kelurahan Cilenggang

berbatasan langsung dengan kota terencana Bumi Serpong

1 Kelurahan Cilenggang, Profil Kelurahan Cilenggang Tahun 2017

2 Kelurahan Cilenggang, Profil Kelurahan Cilenggang Tahun 2017

3Website,https://berita.tangerangselatankota.go.id/main/content/index

/sejarah_tangsel/6, diakses pada Rabu 15 Mei 2019, pukul 11:03

 

Page 48: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

35

Damai dengan luas wilayah 167,33 Ha dengan ketinggian 45

m diatas permukaan laut (dpl).4

Wilayah kelurahan Cilenggang memiliki batas

wilayah sebagai berikut:

Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Lengkong

Gudang, Kecamatan Serpong

Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Rawa

Buntu, Kecamatan Serpong

Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan

Serpong, Kecamatan Serpong

Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Cisauk

Kabupaten Tangerang

Gambar 3.1

Peta Wilayah Kelurahan Cilenggang

Sumber : Profil Kelurahan Cilenggang Tahun 2017

4Kelurahan Cilenggang, Profil Kelurahan Cilenggang Tahun 2017

 

Page 49: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

36

B. Keadaan Demografis

1. Kependudukan

Perkembangan penduduk di Kelurahan Cilenggang

terjadi cukup pesat, hingga saat ini Kelurahan Cilenggang

dihuni oleh 2.917 Kk. Hal ini disebabkan karena

perkembangan daerah yang cukup pesat, yang dimana

Kelurahan Cilenggang berbatasan langsung dengan kota

terencana Bumi Serpong Damai (BSD). Hal tersebut juga

disebabkan karena Cilenggang merupakan wilayah yang

cukup strategis, dengat dengan fasilitas sarana umum yang

memadai. Seperti fasilitas kesehatan, pendidikan,

peribadatan dan lainnya.

Tabel 3.1

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Satuan

Laki-laki 4.660 Jiwa

Perempuan 4.691 Jiwa

TOTAL 9.351 Jiwa

Sumber : Profil Kelurahan Cilenggang Tahun 2017

Tabel 3.2

Jumlah Rata-rata Penduduk

Jenis Jumlah Satuan

Rata-rata per Keluarga 3 KK

Rata-rata Kepadatan/Wilayah 56 Km2

 

Page 50: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

37

Tabel 3.3

Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

NO Usia Jumlah Satuan

1 00 – 04 Tahun 671 Jiwa

2 05 – 09 Tahun 782 Jiwa

3 10 – 14 Tahun 755 Jiwa

4 15 – 19 Tahun 709 Jiwa

5 20 – 24 Tahun 784 Jiwa

6 25 – 29 Tahun 694 Jiwa

7 30 – 34 Tahun 786 Jiwa

8 35 – 39 Tahun 856 Jiwa

9 40 – 44 Tahun 836 Jiwa

10 45 – 50 Tahun 785 Jiwa

11 50 – 54 Tahun 567 Jiwa

12 55 – 59 Tahun 409 Jiwa

13 60 Tahun Keatas 717 Jiwa

TOTAL 9.351 Jiwa

Sumber : Profil Kelurahan Cilenggang Tahun 2017

Adapun jumlah penduduk yang ada di RT 13 RW 05 ialah

sebanyak 97 kk atau sekitar 291 jiwa.

2. Agama dan Kepercayaan

Mayoritas penduduk kelurahan Cilenggang adalah

beragama Islam. Kerukunan antar umat beragama yang

ada di Kelurahan Cilenggang berjalan dengan sangat baik

sehingga kehidupan bermasyarakat antar pemeluk agama

yang satu dengan yang lainnya dapat saling menghormati.

Sarana peribadatan yang ada di Kelurahan Cilenggang

meliputi Masjid 5 buah, Mushola 5 buah, Majlis Ta’lim

11 buah dan Vihara 1 buah.

 

Page 51: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

38

Tabel 3.4

Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama / Kepercayaan

Agama/Kepercayaan Jumlah Satuan

Islam 7.928 Jiwa

Kristen 472 Jiwa

Katholik 377 Jiwa

Hindu 18 Jiwa

Buddha 551 Jiwa

Konghucu 5 Jiwa

TOTAL 9.351 Jiwa

Sumber: Profil Kelurahan Cilenggang tahun 2017

Agama atau kepercayaan masyarakat RW 05

sendiri didominasi oleh pemeluk agama Buddha,

mengingat bahwa penduduk yang tinggal di RW 05 di

dominasi oleh warga keturunan, dan juga di area RW 05

terdapat salah satu dari tiga Vihara tertua yang ada di

Tangerang.

3. Mata Pencaharian

Mayoritas penduduk di wilayah Kelurahan

Cilenggang memiliki mata pencaharian sebagai pegawai

swasta/karyawan, PNS, TNI, Polisi, pedagang, petani,

guru, dosen, dokter, buruh harian lepas dan lainnya.

Tabel 3.5

Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

Jenis Pekerjaan Jumlah Satuan

Tidak / Belum Bekerja 1.564 Jiwa

Mengurus rumah tangga 1.983 Jiwa

Pelajar / mahasiswa 2.172 Jiwa

 

Page 52: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

39

Pensiunan 84 Jiwa

Pegawai negeri sipil 174 Jiwa

Tentara nasional indonesia 19 Jiwa

Polisi republik indonesia 28 Jiwa

Pedagang 32 Jiwa

Petani 5 Jiwa

Petermak 1 Jiwa

Nelayan 1 Jiwa

Karyawan

BUMN/BUMD/Swasta/Honorer

2.182 Jiwa

Buruh harian lepas 197 Jiwa

Guru 97 Jiwa

Dosen 4 Jiwa

Dokter 14 Jiwa

Perawat 4 Jiwa

Bidan 19 Jiwa

Lainnya 771 Jiwa

TOTAL 9.351 Jiwa

Sumber : Profil Kelurahan Cilenggang tahun 2017

4. Pendidikan

Masyarakat kelurahan Cilenggang merupakan

masyarakat yang sadar akan pentingnya pendidikan. Di

Kelurahan Cilenggang terdapat beberapa fasilitas

pendidikan formal baik negeri maupun swasta, yaitu 5

sekolah negeri meliputi Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah

Menengah Atas (SMA) serta 5 sekolah swasta meliputi

Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) dan sekolah akademi berbasis

Internasional.

 

Page 53: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

40

Mudahnya untuk mengakses fasilitas pendidikan

membuat masyarakat kelurahan Cilenggang benar-benar

sadar akan pentingnya pendidikan.

Untuk mengetahui tingkat pendidikan masyarakat

di Kelurahan Cilenggang dapat dilihat pada tabel berikut

ini :

Tabel 3.6

Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Satuan

Belum Tamat SD 2.375 Jiwa

Tamat SD 1.281 Jiwa

SMP 1.229 Jiwa

SMA 3.229 Jiwa

D III 267 Jiwa

S1 876 Jiwa

S2 88 Jiwa

S3 6 Jiwa

TOTAL 9.351 Jiwa

Sumber : Profil Kelurahan Cilenggang tahun 2017

Jika dilihat dari tabel diatas bisa dikatakan bahwa

kesadaran masyarakat di Kelurahan Cilenggang akan

pendidikan terbilang cukup tinggi, setidaknya ada 3.229

orang yang menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah

Atas (SMA), lulusan akademi ada 267 orang, dan 970

orang yang bersekolah S1-S3.

 

Page 54: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

41

C. Hubungan Antara Etnis Tionghoa dengan Pribumi yang

ada di RT 13 RW 05 Kelurahan Cilenggang Kota

Tangerang Selatan

Dewasa ini khususnya di kota-kota besar banyak sekali

lingkungan masyarakat yang kurang membaur satu sama lain,

mereka terkadang lebih suka hidup individualis sehingga

memudarnya nilai-nilai budaya, nilai-nilai solidaritas, dan

nilai-nilai toleransi antar perbedaan seperti perbedaan agama.

Namun hal tersebut tidak terjadi di lingkungan RT 13 RW 05

Kelurahan Cilenggang mereka masih mampu menjaga nilai-

nilai budaya, solidaritas, dan toleransi antar perbedaan sampai

saat ini.

Hubungan interaksi antara etnis Tionghoa dengan

pribumi dapat mengakibatkan perubahan sosial budaya.

Dimana perubahan sosial budaya tersebut adalah sebuah

gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam

suatu masyarakat. Perubahan dalam sosial dan budaya

merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam

setiap masyarakat. Perubahan ini terjadi sesuai dengan

hakikat dan sifat dasar manusia yang ingin selalu mengadakan

perubahan.

Hubungan etnis Tionghoa dengan warga pribumi

berlangsung akrab dan cair. Ketika acara-acara seni budaya

dan perayaan di Vihara menjadi ajang berkumpul warga lintas

 

Page 55: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

42

suku. Umat Vihara dan warga pribumi berbaur akrab dalam

acara yang sudah berlangsung lama.

Berdasarkan data kependudukan dari kelurahan

Cilenggang tahun 2017, kelurahan Cilenggang telah dihuni

dari beberapa etnis. Tidak diketahui lagi etnis mana yang

pertama kali menginjakan kaki dan tinggal disana. Beberapa

etnis yang tinggal di wilayah kelurahan Cilenggang adalah

etnis pribumi dan Tionghoa. Dengan jumlah pribumi 8.370

jiwa dan etnis Tionghoa sebanyak 981 jiwa yang tersebar

dibeberapa wilayah di Kelurahan Cilenggang.5

Dalam konteks sistem sosial etnis Tionghoa memiliki

karakteristik tersendiri seperti bentuk fisik mereka memiliki

kekhasannya tersendiri mulai dari bentuk wajah, bentuk mata,

warna kulit dan sebagainya. ciri lainnya yaitu adanya identitas

terhadap perbedaan status atau marga yang mana etnis

Tionghoa memiliki marga-marga dan golongan-golongan.

Sebagian besar etnis Tionghoa yang tinggal di RT 13

RW 05 Kelurahan Cilenggang memilih untuk berdagang,

karena mereka merasa dirinya orang yang ulet dan tidak

mengenal kata menyerah. Kegiatan masyarakat di RT 13 RW

05 Kelurahan Cilenggang sangat beragam, seperti tradisi etnis

Tionghoa ketika merayakan Imlek, perayaan ini setiap

tahunnya menjadi ajang pesta rakyat bagi masyarakat disana.

Selain ornamen-ornamen Tionghoa yang dipasang ada juga

5 Kelurahan Cilenggang, Profil Kelurahan Cilenggang Tahun 2017.

 

Page 56: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

43

pertunjukan barongsai yang menjadi daya tarik utama pada

acara ini, karena antusias untuk menyaksikan acara tersebut

bukan hanya dari etnis Tionghoa saja melainkan banyak dari

pribumi menyaksikannya juga. Selain itu banyak etnis

Tionghoa yang membagikan angpao bukan hanya untuk anak-

anak yang beretnis Tionghoa saja namun mereka juga

membagikannya pada anak-anak pribumi sebagai bentuk

saling berbagi.6

Pribumi juga memiliki kegiatan rutin yang diadakan

setiap tahunnya seperti perayaan maulid nabi, dimana

perayaan tersebut biasanya diisi dengan acara tausiyah dan

biasanya warga etnis Tionghoa pun ikut membantu demi

berlangsungnya acara tersebut, bahkan kadang mereka

membantu menyiapkan konsumsi.7

Akulturasi budaya yang sangat kental di RT 13 RW

05 Kelurahan Cilenggang hal ini terlihat dari berbagai macam

kesenian hasil akulturasi budaya dan produk lokal seperti

makanan, kesenian atau lainnya yang menjadi daya tarik.

Salah satu kesenian yang tercipta akibat akulturasi dari kedua

kelompok adalah Gambang kromong dan tari Cokek.

Sedangkan makanan hasil akulturasi dari kedua kelompok

tersebut adalah Bakpao.8

6 Hasil wawancara Aldhyoka Rukminto

7 Wawancara dengan widi wirdawan

8 Wawancara dengan Suratoyo

 

Page 57: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

44

Masyarakat dilingkungan ini pada akhirnya mampu

membentuk dua kultur menjadi satu warna yang positif bagi

kehidupan bersama. Terlihat kerukunan, keharmonisan, dan

kebersamaan hidup telah tercipta di lingkungan RT 13 RW 05

Kelurahan Cilenggang. mereka mampu hidup berdampingan

dengan baik ditengah-tengah kultur atau budaya yang

berdeda. Lingkungan semacam ini telah sulit ditemukan di

kota-kota besar. Sebab tidak semua masyarakat yang hidup di

suatu wilayah yang berbeda budaya mampu menjalankan

nilai-nilai kebersamaan dan toleransi yang telah mampu

diciptakan oleh masyarakat yang ada di RT 13 RW 05

Kelurahan Cilenggang.

 

Page 58: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

45

BAB IV

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN

PRIBUMI

A. Pola Komunikasi Antarpribadi

Joseph A. Devito mengatakan bahwa komunikasi

mantarbudaya mengacu pada komunikasi antar orang-orang

yang memiliki pekerjaan, nilai, atau cara berprilaku yang

berbeda.1

Secara umum, Joseph A. Devito mengelompokan

pola komunikasi menjadi empat macam, yaitu komunikasi

antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi publik, dan

komunikasi massa.2

Dalam hubungan komunikasi antarbudaya yang

terjadi diatara etnis Tionghoa dengan pribumi di RT 13 RW

05 Kelurahan Cilenggang, mereka lebih sering melakukan

komunikasi antarpribadi dan pola komunikasi kelompok

dalam interaksi sehari-hari diantara mereka.

Pola komunikasi antarpribadi terjadi pada orang-

orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap

pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung baik

secara verbal maupun non verbal.

1 Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia, ( Tangerang Selatan:

Karisma Publishing Group, 2011), h. 535 2Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2007), h. 27-28

 

Page 59: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

46

Menurut R. Wayne Pace, komunikasi antarpribadi

adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang

atau lebih secara tatap muka.3

Ada tiga karakteristik dasar dalam wilayah

komunikasi antarpribadi, yaitu: (1). Keduanya memiliki

hubungan yang lebih dekat yang tidak mengalami kendala

jarak; (2) keduanya aktif dalam mengirim dan menerima

pesan, yang langsung dapat melakukan koreksi jika terjadi

kesalahpahaman dan (3) pesan tidak hanya bersifat verbal,

tetapi melalui stimuli non verbal yang melengkapi dan

mempermudah pesan yang disampaikan, seperti ekspresi

muka, lirikan mata, gerakan tangan, baju, wewangian,

perhatian dan postur tubuh.4

Seperti yang dikatakan oleh Widi Wirdawan

bahwa mereka melakukan komunikasi antarpribadi secara

efektif. Mereka melakukannya lebih sering secara tatap muka

diberbagai kesempatan, apalagi jika mereka bertemu disuatu

acara yang mempertemukan kedua belah pihak dari etnis

Tionghoa dan pribumi.5

Anton Wijaya sebagai warga etnis Tionghoa pun

merasakan komunikasi antarpribadi di lingkungannya terjalin

sangat harmonis dan efektif. Ia merasa bahwa tidak ada

3 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2007), h.32 4Andik Purwasito, Komunikasi Multikultural, h.234

5Hasil Wawancara dengan Widi Wirdawan

 

Page 60: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

47

kendala dalam berkomunikasi dengan warga pribumi. Seperti

yang ia ungkapkan kepada penulis:

“Kami disini juga banyak kegiatan yang dilakukan

bersama dengan pribumi, seperti kemarin ada kegiatan di

masjid yang merupakan kegiatan maulid nabi, kami dari

etnis Tionghoa membantu menyemarakkan acara dengan

menurunkan atraksi barong untuk hiburan. Ketika acara

tersebut berlangsung, semua warga pribumi dan etnis

Tionghoa berbaur jadi satu”. 6

Keberhasilan komunikasi menjadi tanggung jawab

para peserta komunikasi. Kedekatan hubungan pihak-pihak

yang berkomunikasi akan tercermin pada jenis-jenis pesan

atau respon non verbal mereka, seperti sentuhan, tatapan

mata yang ekspresif, dan jarak fisik yang sangat dekat.7

Gambar 4.1

Komunikasi Antarpribadi Secara Tatap Muka

Sumber: Dokumentasi pribadi

6Hasil Wawancara dengan Anton Wijaya

7 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT.

Remaja rosdakarta, 2008), h. 81

 

Page 61: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

48

Dalam gambar terlihat dua orang wanita yang sedang

melakukan proses komunikasi antarpribadi dimana proses

komunikasi antarpribadi tersebut melibatkan pihak etnis

Tionghoa dan seorang warga pribumi, mereka saling bertukar

pesan dan informasi. hal ini terlihat dari wanita Tionghoa

sedang bercakap-cakap dengan wanita pribumi yang sedang

mendengarkan informasi yang disampaikannya dan ia

memperhatikan dan mendengarkan dengan baik serta

menatap kearah lawan bicaranya. Dilihat dari jaraknya,

komunikasi antarpribadi inipun bisa dikatakan berhasil

dimana jarak keduanya yang sangat cukup dekat.

Dalam kegiatan tersebut sangat bisa dipastikan bahwa

komunikasi antarpribadi yang terjadi antar etnis Tionghoa

dengan pribumi kerap terjadi, mereka melakukan

perbincangan secara tatap muka, mereka juga banyak yang

menggunakan pesan verbal maupun non verbal.

Menurut Marem, komunikasi yang terjadi di

wilayahnya berlangsung dengan sangat baik, seperti yang ia

sampaikan kepada penulis

“alhamdulillah lancar-lancar aja mba, saling

menghormati, toleransi, baik sih mba. Kalau lebaran muslim

mereka juga ada yang berkunjung, kalau lebaran mereka,

kita juga suka ada yang berkunjung.”8

8 Hasil Wawancara dengan Marem

 

Page 62: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

49

Dari pengamatan dan wawancara yang penulis

lakukan di wilayah Kelurahan Cilenggang, tepatnya di

RT 13 RW 05, secara umum dapat digambarkan bahwa

hubungan antarpribadi etnis Tionghoa dengan

masyarakat pribumi terjalin dengan sangat baik, hal

tersebut dapat dilihat dari beberapa konteks, diantaranya

adalah:

1. Konteks Ekonomi

Kegiatan ekonomi merupakan salah satu

sarana terjadinya hubungan komunikasi kedua etnis

yakni etnis Tionghoa dengan warga pribumi, hal

tersebut tidaklah aneh jika dilihat dari sejarahnya

dimana salah satu faktor utama datangnya etnis

Tionghoa ke indonesia ialah faktor ekonomi.

Menurut Widi Wirdawan para etnis Tionghoa

yang tinggal di wilayahnya lebih banyak berprofesi

sebagai pedagang, hal ini berlangsung sudah dari

zaman dahulu, bahwa salah satu pasar pertama yang

ada di Tangerang Selatan yang dikenal sebagai Pasar

Lama itu didominasi pedagangnya dari masyarakat

etnis Tionghoa. Menurut penuturannya histori dari

wilayah sekitar tempat tinggalnya etnis Tionghoa

mulai bergadang dikarenakan ada satu Vihara dimana

Vihara itu dimanfaatkan oleh mereka untuk membuka

usaha dagang dan mereka juga bertujuan untuk

 

Page 63: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

50

mencari tempat yang ramai dan aman untuk

berlindung.9

Kelurahan Cilenggang merupakan daerah yang

cukup strategis dalam bidang perniagaan, karena

letaknya yang berbatasan langsung dengan kota

terencana Bumi Serpong Damai (BSD). Dimana BSD

merupakan salah satu pusat bisnis yang ada di Kota

Tangerang Selatan. Sehingga menjadikan kelurahan

Cilenggang sangat baik untuk menjadi tempat

perniagaan, UKM, perbengkelan, restoran, warung

makan dan lainnya. Dari hasil data yang peneliti

dapatkan, banyak dari warga mereka yang menjadi

pedagang dan karyawan. Banyak ruko-ruko yang

berdiri disana, dimana mayoritas penjualannya yang

berjualan di ruko-ruko tesebut adalah etnis Tionghoa

dan pembelinya didominasi oleh orang pribumi.

Secara garis besar etnis Tionghoa yang ada di

kelurahan Cilenggang kota tangerang selatan memang

lebih dominan sebaga pedagang, hal tersebut sesuai

dengan pernyataan Tan Kian An (Anton Wijaya)

kepada penulis yang mengatakan “kalau disini

kebanyakan wiraswasta, ada yang dagang, ada yang

ekspedisi”.10

9Hasil Wawancara dengan Widi Wirdawan

10Hasil Wawancara dengan Anton Wijaya

 

Page 64: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

51

Hal serupa juga disampaikan oleh Suratoyo

bahwa pekerjaan rata-rata masyarakat etnis Tionghoa

adalah wiraswasta sedangkan untuk masyarakat

pribumi ada yang menjadi pegawai, guru, dan tak

jarang menjadi buruh.11

Terkait dengan konteks ekonomi, bukan pada

kegiatan jual beli saja tetapi terjadi pula hubungan

kerja sama dalam bidang usaha dagang dimana

masyarakat pribumi menjadi karyawan, dan menjadi

pembeli sedangkan etnis Tionghoa menjadi pemilik.

Desi, mengatakan bahwa ia merasa nyaman

ketika berbelanja di salah satu tempat yang dimana

pemiliknya adalah orang Tionghoa.

Selain itu Widi Wirdawan berpendapat jika

hubungan etnis Tionghoa dengan pribumi yang ada di

kelurahan Cilenggang bukan hanya sebatas hubungan

jual beli saja namun terjalin juga hubungan kemitraan

yang sangat erat antara etnis Tionghoa dengan

pribumi.12

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa

kegiatan ekonomi merupakan sarana dalam

menunjang proses terjadinya hubungan komunikasi

etnis Tionghoa dengan pribumi di kelurahan

11

Hasil Wawancara dengan Suratoyo 12

Hasil Wawancara dengan Widi Wirdawan

 

Page 65: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

52

Cilenggang sekaligus sebagai wujud dan bentuk salah

satu pola komunikasi antarpribadi.

2. Konteks Sosial

Salah satu ciri khas masyarakat Indonesia

adalah gotong royong. Gotong royong bisa ditemukan

dalam berbagai kegiatan. Dalam komunikasi

antarpribadi pada konteks sosial yang terjadi di RT 13

RW 05 Kelurahan Cilenggang ini dapat dilihat dari

kegiatan kerja bakti yang biasa dilakukan di

lingkungan tersebut. Saat kegiatan kerja bakti

berlangsung, disitu lah masyarakat dari kedua etnis

tersebut bisa berkomunikasi.

Komunikasi antarpribadi bukan hanya terjadi

pada saat kerja bakti saja, tetapi terjadi pula saat ada

masyarakat yang tertimpa musibah seperti kematian

atau lainnya. Warga sukarela dengan kesadaran dari

diri sendiri turun tangan untuk membantu jika ada

tetangganya yang sedang kesusahan.

B. Pola Komunikasi Kelompok

Komunikasi antarpribadi merupakan salah satu

pendukung komunikasi kelompok yang terjadi di

masyarakat. Tanpa adanya komunikasi antarpribadi tentu

komunikasi antarkelompok tidak akan terjadi. Hal ini sesuai

dengan asumsi dasar tentang komunikasi antarbudaya yang

disampaikan oleh Samovar dan Porter bahwa dalam

 

Page 66: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

53

komunikasi antarbudaya terkandung isi dan relasi

antarpribadi dan gaya personal komunikasi antarbudaya.13

Tabel 4.1

Karakteristik Interaksi Komunikasi Antar Kelompok

Sumber: Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi

Antarbudaya, h. 55

Dalam hal komunikasi antar kelompok, Aldhyoka

Rukminto mengatakan bahwa komunikasi antar kelompok

yang terjadi berlangsung secara efektif. Walaupun tidak

dipungkiri terkadang kelompok dari etnis Tionghoa

membatasi diri dalam pergaulan kepada kelompok pribumi,

namun hal tersebut tidak menjadikan dinding pembatas

diantara mereka. Mereka berusaha untuk mengontrol diri

mereka masing-masing agar tidak terjadi konflik diantara

kedua belah pihak.14

Selain itu komunikasi kelompok yang terjadi diantara

etnis Tionghoa dan pribumi juga terjadi ketika mengadakan

13

Alo Liliweri, Gatra-Gatra Komunikasi Antarbudaya, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2011), h. 160 14

Hasil Wawancara dengan Aldhyoka Rukminto

Jumlah Orang Sedikit

Kedekatan Fisik Para Peserta Dekat

Sifat Umpan Balik Segera

Peran Komunikas Informal

Adaptasi Pesan Spesifik

Tujuan dan Maksud Tidak Berstruktur

 

Page 67: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

54

rapat RW yang merupakan salah satu kegiatan bersama

antara etnis Tionghoa dengan pribumi yang didalamnya

terjadi komunikasi antar kelompok, berdasarkan wawancara

bersama Suratoyo, didalam kegiatan rapat RW ini sangat

memenuhi karakteristik dari pola komunikasi antar kelompok

dimana jumlah peserta dari kedua belah pihak jumlahnya

lebih dari 10 orang dan umpan balik bersifat cepat dan

informal, terlihat dari penggunaan bahasa yang tidak terlalu

baku, adaptasi pesan yang disampaikan pada peserta

komunikasipun lebih spesifik dengan mengerucut pada

permasalahan yang sedang dibahas. Suratoyo mengatakan

bahwa kegiatan rapat RW ini sering diadakan di wilayah

Vihara yang memiliki aula yang cukup untuk menampung

peserta rapat.15

Widi Wirdawan mengatakan selain keterlibatannya di

pengurusan RT ataupun RW etnis Tionghoa juga dilibatkan

dalam kepengurusan karangtaruna, dimana mereka sengaja

untuk berbaur dengan warga pribumi khususnya untuk para

remaja baik itu yang berasal dari etnis Tionghoa maupun

warga pribumi.16

Komunikasi kelompok ini juga merupakan salah satu

komunikasi yang digunakan oleh etnis Tionghoa dengan

pribumi yang digunakan sebagai sarana untuk mempererat

hubungan diantara mereka serta diharapkan dapat

15

Hasil Wawancara dengan Suratoyo 16

Hasil Wawancara dengan Widi Wirdawan

 

Page 68: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

55

menyelesaikan konflik jika terjadi diantara mereka. Didalam

komunikasi sosial, fungsi komunikasi kelompok adalah

mempersatukan perbedaan pendapat orang per oranng

sehingga dalam hal ini dapat ditentukan kesamaan dalam

berfikir.

Selain itu dalam acara lain yang diadakan di RT 13

RW 05, kelurahan Cilenggang selalu merayakan kegiatan 17

Agustus untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia,

warga pribumi bersama etnis Tionghoa sama-sama

berpartisipasi. Seperti yang disampaikan oleh Aldhyoka

Rukminto bahwa seluruh warga mempersiapkan kegiatan

dengan baik melalui komunikasi antar kelompok yang baik

juga sehingga acara berlangsung dengan sukses.17

Komunikasi kelompok merupakan salah satu

komunikasi yang digunakan oleh etnis Tionghoa dan pribumi

yang digunakan sebagai sarana mempererat hubungan

keduanya, selain itu komunikasi kelompok juga dapat

mempersatukan perbedaan pendapat. Dalam komunikasi

kelompok yang ada di RT 13 RW 05 ini bisa dilihat dalam

beberapa konteks, diantaranya adalah:

1. Konteks Pendidikan

Dalam konteks pendidikan sebagai bentuk serta

sarana pendukung komunikasi kedua etnis Tionghoa

dengan pribumi dapat dilihat dari tidak adanya pembatas

17

Hasil Wawancara dengan Aldhyoka Rukminto

 

Page 69: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

56

pergaulan yang disebabkan perbedaan etnis dalam

mengikuti kegiatan pendidikan formal maupun non

formal.

Salah satu contoh pendidikan formal yang ada di

wilayah kelurahan Cilenggang adalah SDN 1 Cilenggang,

SDN 2 Cilenggang, SDN 3 Cilenggang, SDN 4

Cilenggang, SMAN 12 Tangsel, SMK Bhipuri, SMKTI

PGRI II, SMA PGRI 22, SMA Pariwisata dan Sinarmas

World Academy.

Yang menjadi sekolah yang paling memungkinkan

untuk terjadinya proses komunikasi antara etnis Tionghoa

dengan pribumi dikarenakan dari hasil pengamatan yang

penulis lakukan siswa dan siswinya mencakup dari dua

kelompok yaitu etnis Tionghoa dengan pribumi adalah

SDN 1 Cilenggang dan SDN 2 Cilenggang. Peneliti

melihat dari dua sekolah tersebut tidak adanya perbedaan

perlakuan dan pembatasan terhadap etnis tertentu untuk

masuk dan mengikuti pembelajaran yang diberikan oleh

pihak sekolah sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Dengan demikian sekolah juga melalui kegiatan

pendidikan dapat membentuk pola komunikasi serta

menjadi sarana yang menunjang proses terjadinya

komunikasi antarpribadi serta komunikasi antarkelompok

khususnya di kalangan anak-anak.

 

Page 70: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

57

Menyadari bahwa diwilayah keluraha Cilenggang

memiliki banyak suku, etnis, budaya serta agama. Maka

pendidikan mutlak diperlukan, yaitu dengan cara menjaga

kebudayaan disuatu masyarakat dan memindahkannya

kepada generasi berikutnya, menumbuhkan tata nilai,

memupuk persahabat antar siswa yang beraneka ragam

suku, etnis juga agama, mengembangkan sikap saling

memahami, serta mengajarkan keterbukaan dan dialog.

Bentuk pendidikan seperti inilah yang ditawarkan oleh

lembaga pendidikan tersebut dalam rangka mengantisipasi

konflik etnis, keagamaan dan menuju perdamaian yang

dikenal dengan sebutan pluralisme dalam pendidikan.

Jika tujuan akhir pendidikan adalah perubahan

perilaku dan sikap serta kualitas seseorang, maka

pengajaran harus berlangsung sedemikian rupa sehingga

tidak sekedar memberi informasi atau pengetahuan

melainkan harus menyentuh hati, sehingga akan

mendorongnya mengambil keputusan untuk berubah.

Dengan demikian untuk membentuk generasi

muda yang memiliki sikap pluralis juga diorientasikan

untuk menanam empati, simpati dan solidaritas terhadap

sesama

2. Konteks Agama

Dilingkungan RT 13 RW 05 Kelurahan

Cilenggang terdapat berbagai macam penganut agama dan

 

Page 71: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

58

kepercayaan, dimana agama yang mendominasi untuk

etnis Tionghoa yang ada disini adalah agama Buddha dan

agama Islam bagi kebanyakan masyarakat pribumi.

Masyarakat yang majemuk ditandai dengan adanya

keterbukaan dalam kehidupan beragama yang dimana

tingkat toleransi antar umat beragama dapat dimaknai

sebagai suatu sikap untuk dapat hidup bersama dengan

penganut aga lainnya, dengan memiliki kebebasan untuk

menjalankan prinsip-prinsip keagamaan (ibadah) masing-

masing tanpa adanya tekanan juga paksaan dari satu pihak

ke pihak lainnya.

Sikap toleransi itu direfleksikan dengan cara saling

menghormati, saling memuliakan, dan saling tolong

menolomh. Mengenai keyakinan dan agama yang

berbeda-beda, al-quran menjelaskan pada surat al-kafirun

ayat 6:

ينِ ْم َوِِلَ ِد ُك يُن ْم ِد ُك َل

Artinya: “ untuk mu agama mu dan untuk ku lah agama

ku” (Q.S, Al-Kafirun: 6).18

Bahwa prinsipnya menganut agama adalah

tunggal, tidak mungkin manusia menganut beberapa

agama dalam waktu yang sama atau mengamalkan ajaran

dari beberapa agama. Oleh sebab itu, al-quran

menegaskan bahwa umat islam tetap berpegang teguh

18 Al-Qur’anul Karim Surat Al-Kafirun Ayat 6

 

Page 72: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

59

pada ke Esaan Allah juga menjelaskan tentang prinsip

dimana setiap pemeluk agama memiliki cara dan ajaran

masing-masing sehingga tidak perlu meghujat satu dan

lainnya.

Dalam konteks ini, sikap toleransi sangat

diperlukan guna menghindari sikap egoisme yang berupa

egoisme individu maupun kelompok. Untuk melakukan

sikap toleransi ini maka diperlukanlah komunikasi

antarumat beragama, dimana masing-masing dari setiap

kelompok agama memberikan keluasan untuk mereka

yang berbeda agama menjalankan ibdahnya, selain itu

melakukan kegiatan yang bersifat saling membantu.

Seperti yang disampaikan oleh Widi Wirdawan,

dari segi agama rata-rata Tionghoa yang ada disana

beragama Buddha, namun ada juga yang beragama

Kristen dan juga ada beberapa yang menganut agama

Islam, seperti yang disampaikan oleh Widi Wirdawan

“hampir rata-rata Buddha, ada juga mereka

yang Kristen ada juga yang mungkin karena dapat istri

atau suami Muslim mereka mengikuti pasangannya.

Kalau orang-orang yang ada disekitar sini gitu, jadi ga

mutlak mereka keyakinan itu dipegang teguh”.19

19

Hasil Wawancara dengan Widi Wirdawan

 

Page 73: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

60

Gambar 4.2

Kegiatan Peribadatan / Sembahyang

Sumber: Dokumen Pribadi

Terlihat dari gambar seorang wanita yang beretnis

Tionghoa sedang melaksanakan ibadahnya dengan tenang

tanpa adanya gangguan dari manapun. Hal ini

menunjukan bahwa toleransi beragama memang sangat

terjadi diwilayah ini. Dia mendapatkan hak untuk

memeluk agama sesuai kepercayaannya tanpa paksaan

dan intimidasi serta dapat dengan tenang menjalankan

ritual keagamaan yang dianutnya.

Warga di kelurahan Cilenggang memiliki tingkat

toleransi yang tinggi hal ini dapat terjalin karena mereka

saling berkomunikasi dengan baik, seperti bila ada

kegiatan yang bersifat keagamaan seperti perayaan tahun

baru Hijriyah, Maulid Nabi yang biasa dirayakan warga

pribumi yang beragama Islam, kemudian etnis Tionghoa

diberikan informasi oleh warga pribumi bahwa akan

 

Page 74: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

61

diadakan acara tersebut, sehingga etnis Tionghoa

setidaknya bisa membantu sesuai dengan kemampuan

untuk mempersiapkan acara tersebut, walaupun mereka

tidak mengikuti acaranya secara keseluruhan karena faktor

perbedaan agama diantara mereka.

Gambar 4.3

Kegiatan Maulid Nabi yang Dimeriahkan dengan

Pertunjukan Barongsai Sebagai Hiburannya

Sumber: dokumentasi Vihara

Kegiatan yang selalu diadakan setiap tahun ini,

bukan hanya menarik partisipasi warga pribumi untuk

mengikutinya melainkan bagi etnis Tionghoa. Mereka

sangat senang dengan adanya kegiatan tersebut karena

menurut mereka bukan hanya kegiatan keagamaan saja

melainkan kegiatan ini adalah salah satu wadah untuk

mereka saling bertatap muka dan membantu demi

keberlangsungannya acara.

 

Page 75: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

62

Anton Wijaya mengatakan Maulid merupakan

acara yang selalu diadakan setiap tahunnya dan selalu

melibatkan partisipasi kedua etnis, yaitu etnis Tionghoa

dan pribumi. Salah satu contohnya kemarin ada acara

Maulid Nabi atau Maulud dimana setiap RT harus

menampilkan pertunjukan sebagai bentuk partisipasi jadi

dari RT kami menurunkan kesenian Barongsai untuk

dipertunjukan, menurut penuturan Tan Kian An (Anton

Wijaya).

Bukan hanya toleransi dari etnis Tionghoa saja

yang ditunjukan kepada warga pribumi, melainkan warga

pribumi pun menunjukan toleransi kepada etnis Tionghoa

seperti perayaan saat perayaan ulang tahun Vihara,

banyak warga pribumi yang membantu dari segi

keamanan dan parkir untuk terlaksananya kegiatan Imlek

dengan lancar. Hal ini sesuai dengan penuturan Adhyoka

Rukminto: “ misalnya Vihara ulang tahun, dari warga

pribumi atau Tionghoa pun sama-sama membantu,

contohnya kaya gitu, sama-sama turun tangan. Contoh

lainnya, tamu kan banyak, nah.. yang atur parkir itu

pribuminya, butuh banyak yang bantu lah. Jadi, ya kita

memang saling membantu begitupun sebaliknya.”20

Toleransi dalam agama yang lainpun dituturkan

oleh Aldhyoka Rukminto ia mengatakan bahwa dirinya

20

Hasil Wawancara dengan Adhyoka Rukminto

 

Page 76: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

63

sangat menghormati toleransi saat puasa, kita pasti sangat

menghormati, begitupun sebaliknya. Ya waktunya mereka

mengadakan acara kita juga menghormati.

Widi wirdawan mengatakan dalam sikap toleransi

dalam beragama menghadapi bulan ramadhan etnis

Tionghoa menghormati warga muslim yang sedang

beribadah. Pernah ada satu kejadian dimana waktu itu

pada bulan Ramadhan bersamaan juga dengan adanya

perayaan Sejit yang dilakukan oleh etnis Tionghoa,

dimana Sejit itu adalah nama lain untuk memperingati

ulang tahun Vihara. Mereka semua menghargai dengan

cara Tionghoa yang merayakan Sejit di Vihara merayakan

upacara dan hiburannya setelah warga pribumi

melaksanakan Tarawih dan juga etnis Tionghoa

membatasi jam untuk acara tersebut agar tidak

mengganggu warga pribumi yang esoknya harus bangun

lebih awal untuk sahur.

Perlu digaris bawahi konsep pluralisme adalah

sikap saling mengerti, memahami dan menghormati

adanya perbedaan. Dalam bergaul dengan pemeluk agama

lain, seseorang harus memiliki komitmen yang kokoh

terhadap masing-masing. Sikap pluralisme harus

ditanamkan pada seluruh lapisan masyarakat. Dari hasil

wawancara dan penelitian, dapat dikatakan bahwa

hubungan yang terjain antara etnis Tionghoa dengan

 

Page 77: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

64

pribumi di RT 13 RW 05 kelurahan Cilenggang Kota

Tangerang Selatan dalam konteks beragama dapat

dikatakan berjalan dengan sangat baik hal ini terbukti

karena memiliki sikap toleransi yang sangat tinggi satu

dengan yang lainnya. Mereka saling membantu setiap ada

kegiatan yang bersifat keagamaan yang dilakukan oleh

kelompok yang berbeda dari mereka.

3. Konteks Sosial

Komunikasi sosial antar warga yang multikultur

dapat dilihat dan diamati bagaimana tindakan komunikatif

yang berlangsung dalam situasi komunikatif yang

bagaimana, dan dalam peristiwa komunikatif apa : seperti

simbol-simbol verbal yang digunakan atau simbol

nonverbal guna melakukan komunikasi.21

Karena banyak

perbedaan yang berasal dari perbedaan latar belakang

kebudayaan, maka demi menciptakan interaksi yang

harmonis antar warga para pengurus dari beberapa lapisan

banyak melakukan kegiatan sosial yang diadakan salah

satunya bakti sosial dan posyandu yang diadakan secara

rutin.

Seperti yang disampaikan oleh Widi Wirdawan

selaku ketua RT, ia mengatakan bahwa dilingkungannya

selalu mengadakan kegiatan posyandu rutin yang

dilakukan oleh ibu-ibu baik itu dari etnis Tionghoa

21

Andik Purwasito, Komunikasi Multikultural, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2015), h. 237-238

 

Page 78: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

65

maupun warga pribumi, bahkan kadang mereka yang

beretnis Tionghoa menggunakan atribut-atribut yang biasa

digunakan oleh warga pribumi guna memperlihatkan

pembauran dan tidak adanya jarak diantara mereka

“kan sebetulnya kaya RT kaya RW, juga kan masih

keturunan Tionghoa. Kita selalu libatkan lahmisalnya

kaya di posyandu juga kemarin ibu-ibu posyandu mereka

juga yang keturunanya gitu ya Cuma pasti kaget, kalau

ngeliat pasti ga percaya gitu kalau mereka masih

keturunan karena mereka pake kerudung biasa, ya

karenan mereka udah ga canggung lagi.”22

Selain kegiatan posyandu, ada juga kegiatan rutin

yang diadakan oleh warga disana yaitu kegiatan bakti

sosial dimana baktisosial ini biasanya rutin diadakan oleh

pihak vihara yang melibatkan warga sekitar, seperti yanng

diungkapkan oleh Angkie bahwa di Vihara diadakan

kegiatan sumbangan dimana sumbangan-sumbangan

tersebut nantinya disalurkan ke daerah-daerah misalnya

mereka membelikan beras yang digunakan untuk kegiatan

bakti sosial, jika beras tersebut tidak habis menurut

penuturannya akan disalurkan ketempat-tempat yang lain,

tapi mereka memprioritaskan untuk membagikan

sumbangan-sumbangan itu ketempat terdekat

dilingkungannya jika wilayah itu sudah terpenuhi barulah

dikirim ke tempat yang lebih jauh intinya mereka

mengutamakan tempat yang lebih dekat dahulu karena

22

Hasil Wawancara dengan Widi Wirdawan

 

Page 79: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

66

bagaimanapun sehari-harinya mereka bertemu dan

bersosialisasi antar sesama.

Gambar 4.4

Kegiatan Bakti Sosial Oleh Pihak Vihara dan Warga

Pribumi

Dokumentasi Rukun Tetangga

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa ketika

etnis Tionghoa sedang mengadakan bakti sosial warga

pribumi pun ikut dalam acara tersebut. Mulai dari

pencarian orang yang tepat untuk diberikan bantuan,

hingga membantu mengamankan keberlangsungan acara.

Maka dapat dikatakan bahwa hubungan komunikasi

antarbudaya yang terjadi antar etnis Tionghoa dengan

warga pribumi dapat berjalan dengan baik, karena mereka

memberikan ruang satu dan yang lainnya untuk

melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial dimana mereka

bisa saling membantu satu dengan yang lainnya.

 

Page 80: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

67

Dari hasil wawancara dan penelitian, dapat

dikatakan bahwa hubungan sosial yang terjalin antar etnis

Tionghoa dengan pribumi di RT 13 RW 05 kelurahan

Cilenggang kota Tangerang Selatan sudah berjalan

dengan baik terbukti dengan adanya sikap toleransi yang

sangat tinggi satu dengan yang lainnya. Mereka saling

membantu setiap kegiatan yang bersifat sosial yang

dilakukan oleh kelompok yang berbeda dari mereka.

4. Konteks Budaya

Menurut Stewart L. Tubbs, budaya merupakan

salah satu cara hidup yang berkembang dan memiliki

bersama oleh sekelompok orang dan diwariskan dari

generasi ke generasi.23

Budaya dapat terbentuk dari

banyak unsur termasuk sistem agama, politik, adat

istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan dan seni.

Seseorang yang berusaha melakukan komunikasi dengan

orang-orang yang berbeda budaya akan berusaha

menyesuaikan perbedaan-perbedaan yang ada diantara

mereka. Dalam pola kehidupan, budaya bersifat

kompleks, abstrak dan luas. Banyak aspek budaya yang

turut menentukan prilaku komunikatif.

Adat istiadat yang masih diperlihatkan oleh etnis

Tionghoa pada saat ini adalah kebiasaan yang dilakukan

23

Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, Human Communication:

Konteks-Konteks Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), H. 236-

238

 

Page 81: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

68

mereka yang masih hidup untuk berusaha mencukupi

kebutuhan dari anggota keluarganya yang sudah

meninggal dan berusaha membuat mereka bahagia di

akhirat. Dengan menunjukan rasa bakti mereka kepada

leluhurnya, secara sudut pandang mereka bahwa leluhur

menjadi dewa yang memiliki kemampuan untuk

berinteraksi dan mempengaruhi kehidupan anggota

keluarga yang masih hidup.

Gambar 4.5

Kegiatan Sembahyang Kepada Leluhur

Dokumentasi pribadi

Dapat dilihat pada gambar diatas ada seorang

wanita yang sedang sembahyang dengan memberikan

beberapa sesaji di altar sembahyang diperuntukan untuk

leluhurnya yang sudah tiada agar mereka senang dengan

pemberiannya tersebut.

Selain itu dalam tradisi etnis Tionghoa terdapat

hari khusus untuk melakukan ritual atau sembahyang

 

Page 82: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

69

seperti penuturan Aldhyoka Rukminto dia mengatakan

bahwa diagama Buddha tepatnya pada perayaan Waisak

mereka melakukan sembahyang yang biasa mereka sebut

dengan sembahyang Cap Goh, sembahyang itu dilakukan

setiap dua minggu sekali yang dilakukan di Vihara.24

Asimilasi adalah proses sosial yang timbul bila ada

golongan-golongan manusia dengan latar belakang yang

berbeda, saling bergaul dan langsung intensif dalam

waktu yang cukup lama, sehingga kebudayaan-

kebudayaan golongan yang tadinya khas berubah menjadi

kebudayaan campuran.25

Adapun proses asimilasi yang terjadi pada

masyarakat Tionghoa di RT 13 RW 05 Kelurahan

Cilenggang, Kota Tangerang Selatan yaitu terjadinya

perkawinan silang antara etnis Tionghoa dengan Pribumi.

Seperti yang disampaikan oleh Angkie, dia berasal dari

keturunan pribumi yang menikah dengan etnis Tionghoa

dimana kakeknya adalah seorang Pribumi dari Jombang,

Sampora yang melakukan perkawinan silang dengan

neneknya yang beretnis Tionghoa walaupun kedua orang

tuanya berasal dari etnis Tionghoa namun dirinya merasa

bukan etnis Tionghoa yang totok lagi karena diapun tidak

mengerti bahasa Tionghoa dari sukunya meskipun dia

24

Hasil Wawancara Aldhyoka Rukminto 25

Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 1990), H. 225

 

Page 83: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

70

masih menjalankan ritual yang biasa dilakukan etnis

Tionghoa, dengan demikian secara keseluruhan dia

merasa dirinya sudah tidak memiliki perbedaan dengan

warga pribumi lainnya.26

Hal serupa pun disampaikan oleh Anton Wijaya

dimana dalam keluarganya pun mengalami percampuran

budaya yang berasal dari perkawinan silang dan dari

perkawinan silang mereka tidak menunjukan adanya

konflik satu dengan yang lainnya, mereka hidup secara

rukun dengan menjalani rumah tangga yang harmonis

walaupun etnis dan agama serta suku mereka berbeda.27

Selain perkawinan silang, kesenian juga menjadi

salah satu faktor terjadinya komunikasi antar etnis

Tionghoa dengan pribumi. Terlihat ketika adanya acara

perayaan seperti HUT RI dimana mereka menampilkan

kesenian khas dari keduanya seperti etnis Tionghoa yang

selalu menampilakn pertunjukan barongsai dan dari

pribumi selalu menampilkan Qasidah.

Jika dilihat dari hubungannya maka akan terlihat

bahwa etnis Tionghoa dan pribumi saling beradaptasi

dengan kebudayaan yang berbeda diantara mereka.

Mereka mencoba untuk saling membuka diri dengan

kebudayaan yang lain utnuk memunculkan sikap toleransi

diantara mereka.

26

Hasil wawancara dengan Angkie 27

Hasil wawancara dengan Anton Wijaya

 

Page 84: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

71

Berdasarkan data keseluruhan yang dikumpulkan,

dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi antarbudaya

yang dilakuakn etnis Tionghoa dan pribumi berlangsung

secara baik dan harmonis hal ini terbukti dengan adanya

timbal balik dari kedua kelompok yang saling membantu

dalam proses komunikasi antarbudaya. Meskipun kedua

kelompok ini sudah dikatakan saling membaur, penulis

masih menemukan beberapa perbedaan yang mencolok.

Salah satu contohnya adalah etnis Tionghoa tetap

mempertahankan identitas mereka dengan tetap

menggunakan atribut-atribut khas Tionghoa di rumah

mereka.

Komunikasi secara sederhana diartikan sebagai

penyampaian pesan atau informasi dari komunikator

kepada komunikan melalui media tertentu. Komunikasi

yang baik dan efektif terjadi apabila dilaksanakan dua

arah, ada yang mendengarkan dan ada yang berbica

sehingga terjadinya umpan balik. Namun dalam

kehidupan sehari-hari tak jarang masih dijumpai pesan

atau informasi yang disampaikan tidak sesuai ataupun

mengalami kesulitan dalam berkomunikasi.

Walaupun etnis Tionghoa dengan pribumi di RT

13 RW 05 Kelurahan Cilenggang ini sudah berbaur dan

hidup berdampingan sejak lama, dalam interaksi

komunikasi antarbudaya masih ditemukan beberapa

 

Page 85: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

72

hambatan yang terjadi. Namun hambatan yang ada tak

terlalu besar sehingga tidak menimbulkan konflik atau

memengaruhi kerukunan yang ada, karena terdapat pula

faktor pendukung yang berperan dalam keharmonisan

atau kerukunan mereka dalam bertetangga.

a. Faktor Penghambat

Komunikasi antarbudaya sebagai interaksi dari

komunikator dan komunikan yang berbeda budaya,

tentunya terdapat beberapa hambatan karena

perbedaan yang terjadi diantara keduanya. Hambatan

yang biasa terjadi diantara kedua budaya bisa terjadi

sebagai bentuk dari ketidak mampuan untuk

memahami norma dari budaya yang berbeda.

Dalam setiap proses komunikasi antarbudaya,

pasti akan menghadapi hambatan atau masalah.

Hambatan-hambatan yang sering terjadi atau dijumpai

dalam proses komunikasi antarbudaya antara lain

meliputi masalah etnosentrisme, stereotip, prasangka

dan bahasa.

Pada komunikasi antarbudaya yang terjadi di

masyarakat pribumi dan etnis Tionghoa di RT 13 RW

05 Kelurahan Cilenggang Kota Tangerang Selatan

juga terjadi hambatan. Namun hambatan tersebut

masih dalam skala yang tidak terlalu besar.

 

Page 86: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

73

1) Etnosentrisme

Etnosentrisme adalah sikap yang

menggunakan pandangan dan cara hidup dari

sudut pandangnya sebagai tolok ukur untuk

menilai kelompok lain. Apabila tidak dikelola

dengan baik, perbedaan budaya dan adat istiadat

antar kelompok masyarakat tersebut akan

menimbulkan konflik sosial.

Dengan kata lain etnosentrisme merupakan

suatu pemahaman dimana suatu kelompok suku

bangsa atau suatu kebudayaan merasa lebih kuat

(superior) daripada kelompok lain atau budaya lain

diluar mereka.28

Pada masyarakat di RT 13 RW 05

Kelurahan Cilenggang Kota Tangerang Selatan

sikap etnosentrisme memang kerap wajar terjadi.

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan,

penulis menemukan bahwa masing-masing

kelompok yaitu etnis Tionghoa dan pribumi

merasa bahwa kelompok mereka lah yang paling

unggul dibandingkan kelompok lainnya, hal

tersebut terlihat dari hasil wawancara yang penulis

lakukan dengan kedua belah pihak.

28

Larry A. Samovar, Richard E. Porter dan Edwin R. McDaniel

(Penerjemah: Indri Margaretha Sidabalok), Komunikasi Lintas Budaya

(Communication Between Cultures), (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h.

214

 

Page 87: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

74

Etnis Tionghoa menganggap diri mereka

merasa kuat dari segi ekonomi dibandingkan

pribumi. Hal ini dilihat dari tempat tinggal mereka

yang lebih terlihat mewah dibandingkan warga

pribumi lainnya.

Selain itu etnosenrtisme yang lain

disampaikan oleh Aldhyoka Rukminto, bahwa

para remaja antara kedua kelompok tersebut

terkadang membatasi diri dalam pergaulan hal

tersebut terjadi karena kesalahpahaman sehingga

memberi jarak diantara pergaulan mereka, kadang

hal tersebut dilakukan karena mendapatkan

perlakuan yang kurang menyenangkan dari salah

satu pihak ke pihak lainnya.

2) Stereotip

Menurut Deddy Mulyana, stereotip adalah

menggeneralisasikan orang-orang berdasarkan

sedikit informasi dan bentuk asumsi terhadap

mereka berdasarkan keanggotaan mereka dalam

suatu kelompok.29

Dalam kegiatan komunikasi sehari-hari,

stereotip adalah evaluasi atau penilaian kita

terhadap seseorang secara negatif hanya karena

keanggotaan orang lain atau kelompok

29

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar¸(Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2008), h. 218

 

Page 88: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

75

tertentu.30

Secara garis besar stereotip dapat

disimpulkan sebagai tindakan mengenali suatu

kelompok berdasarkan pengalaman.31

Kecenderungan seseorang melakukan hal

tersebut yang dalam bahasa orang awam adalah

memukul rata baik yang terjadi secara sengaja

maupun tidak sengaja, yang terjadi kepada orang

awam ataupun orang yang berpendidikan, dimana

hal ini akan menimbulkan citra negatif di

masyarakat.

Berkaitan dengan stereotip etnis Tionghoa

terhadap warga pribumi dimana etnis Tionghoa

dianggap memiliki sikap tertutup, pelit, licik dan

pintar dalam berbisnis akan tetapi fakta yang

penulis temukan dalam lingkungan penelitian

tidak sesuai dengan stereotip pribumi terhadap

Tionghoa yang tinggal di RT 13 RW 05 kelurahan

Cilenggang Kota Tangerang Selatan, karena masih

banyak etnis Tionghoa yang membutuhkan

bantuan dan mereka juga bergaul dengan rukun

kepada warga pribumi lainnya.

Hal tersebut diungkapkan oleh Anton

Wijaya, bahwa dirinya tidak membatasi pergaulan

30

Alo Liliweri, Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya,

(Yogyakarta: PT. LkiS Printing Cemerlang, 2009), h.92 31

Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2011), H. 90-91

 

Page 89: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

76

dia menganggap semuanya sama baik itu

Tionghoa atau pribumi, muslim atau non muslim

semuanya ia anggap sama bahkan setiap sore ia

selalu mengkhususkan dirinya untuk bergaul

dengan warga lainnya. Jadi, intinya dia tidak

membatasi pergaulannya.32

Sedangkan ada beberapa stereotip etnis

Tionghoa terhadap pribumi salah satu contohnya

orang pribumi dianggap sebagai orang yang

pemalas, sukanya bersenang-senang tidak mau

bekerja dan berusaha, dan suka ikut campur

dengan urusan orang lain. Hal tersebut

disampaikan oleh Aldhyoka Rukminto bahwa ibu-

ibu khususnya dari warga pribumi sering usil

dengan sering membicarakan orang lain atau yang

biasa disebut dengan bergosip.33

Sedangkan untuk

steriotip yang mengatakan bahwa pribumi itu

malas dan tidak mau bekerja hal tersebut tidak

ditemukan dalam lingkungan penelitian ini karena

orang-orang pribumi yang ada disana rata-rata

memiliki pekerjaan yang tetap guna mencukupi

kebutuhan hidupnya.

Stereotip yang tumbuh diantara kedua

kelompok tersebut jika dibiarkan dapat membawa

32

Hasil Wawancara Anton Wijaya 33

Hasil Wawancara dengan Aldhyoka Rukminto

 

Page 90: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

77

dampak tersendiri bagi hubungan antara kedua

kelompok tersebut

3) Prasangka

Prasangka merupakan salah satu rintangan

atau hambatan berat bagi suatu komunikasi, oleh

karena itu orang yang memiliki prasangka belum

apa-apa sudah curiga dan menentang komunikatir

yang hendak melancarkan komunikasi. Dalam

prasangka emosi emmaksa kita untuk menarik

kesimpulan atas dasar prasangka tanpa

menggunakan pikiran yang rasional.

Prasangka adalah sikap yang tidak adil

terhadap seseoranng atau suatu kelompok. Istilah

prasangka (prejudice) berasal dari kata latin

prejudicium, yang berarti preseden atau penilaian

berdasarkan keputusan dan pengalaman

terdahulu.34

Dengan kata lain, prasangka adalah

sikap yang tidak adill terhadap seseorang atau

suatu kelompok.

Seseorang yang memiliki prasangka akan

mempunyai kepercayaan yang pada awalnya

dibangun dari fakta-fakta objektif yang

berhubungan dengan wahyu dan dengan kekuatan

cenderung memutuskan cara, dimana persepsi baru

34

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2008), h. 243

 

Page 91: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

78

akan muncul. Dalam psikologi sosial, secara

umum istilah prasangka digunakan lebih khusus

mengarah pada sikap dan kepercayaan pada

sebuah keuntungan atau kerugian.35

Dalam kaitannya dengan hubungan

komunikasi antarbudaya yang terjadi pada etnis

Tionghoa dengan pribumi di RT 13 RW 05

Kelurahan Cilenggang Kota Tangerang Selatan

berkenaan dengan agama, adat istiadat dan

prasangka nampaknya mulai tumbuh diantara

keduanya yang dikarenakan timbulnya stereotip-

stereotip yang muncul diantara mereka.

Jika dibiarkan tentunya dapat berpengaruh

pada hubungan komunikasi antarbudaya sehingga

menghambat bahkan akan menjadi pemicu

perpecahan yang dimana munculnya sikap tidak

memiliki rasa empati dan tidak adanya toleransi

antara etnis Tionghoa dan pribumi yang ada di RT

13 RW 05 Kelurahan Cilenggang Kota Tangerang

Selatan ini.

4) Bahasa

Hambatan bahasa merupakan hambtana

yang paling utama dalam proses komunikasi

antarbudaya. Hal tersebut dikarenakan bahasa

35

Nina W. Syam, Psikologi Sosial Sebagai Akar Ilmu Komunikasi,

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h. 112

 

Page 92: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

79

merupakan sarana utama berlangsungnya

komunikasi. Bahasa akan menjembatani interaksi

antar individu. Fokus kajian bahasa selalu

dihubungkan dengan perbedaan budaya (kelas, ras,

etnik, norma, nilai dan agama). Dengan kata lain

bahasa merupakan institusi sosial yang

mencerminkan kebudayaan itu sendiri.36

Bahasa adalah sistem untuk

mengkomunikasikan dalam bentuk lambang dari

segala macam informasi. setiap bahasa manusia,

baik secara bahasa asing maupun bahasa Indonesia

adalah sarana menyampaikan informasi dan

pengalaman, baik yang bersifat natural maupun

individual dengan orang lain. Bahasapun

mencerminkan realita kebudayaan berubah,

bahasapun akan berubah.

Bahasa yang digunakan sebagai alat

perwujudan budaya yang digunakan manusia

untuk saling berkomunikasi atau berhubungan

baik lewat lisan maupun lewat tulisan dan juga

lewat isyarat, dengan tujuan menyampaikan

maksud hati atau kemauan kepada lawan

bicaranya atau orang lain, tingkah laku, tatakrama

36

Andik Purwasito, Komunikasi Multikultural, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2015), h.251

 

Page 93: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

80

dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan

segala bentuk masyarakat.

Dalam proses komunikasi yang terjadi

diantara etnis Tionghoa dengan pribumi sangat

dipengaaruhi oleh peran bahasa sebagai alat

komunikasi, karena tanpa adanya bahasa mustahil

komunikasi akan berjalan dengan lancar. Karena

sebagai alat komunikasi bahasa dapat

mempersatukan ide-ide, gagasan yang dimana

bahasa juga menjadi perantara sebuah transaksi

ekonomi, sosial, budaya juga politik, namun

bahasa pula tidak dapat berdiri sendiri tanpa

adanya kredibbilitas komunikator dan konteks

budaya yang melatarbelakangi para pelaku

komunikasi.37

Dari hasil wawancara dan pengamatan

yang penulis lakukan selama ini pada warga yang

beretnis Tionghoa dan pribumi ternyata ditemukan

bahwa mereka berkomunikasi menggunakan

bahasa Indonesia, bahasa Betawi dan bahasa

Sunda. Walaupun mereka beretnis Tionghoa dapat

dipastikan bahwa mereka semua tidak menguasai

bahasa dari asal nenek moyang mereka.

37

Andik Purwasito, Komunikasi Multikultural, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2015), h.251

 

Page 94: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

81

Dari ketiga bahasa tersebut, semuanya

memiliki kegunaan yang sama dalam kegiatan

berkomunikasi, baik itu untuk yang memiliki etnis

yang sama maupun yang etnisnya berbeda di RT

13 RW 05 Kelurahan Cilenggang Kota Tangerang

Selatan. Menurut penuturan Tan Kian An (Anton

Wijaya) kebanyakan etnis Tionghoa

dilingkungannya sudah tidak menggunakan bahasa

aslinya, karena disana sudah terjadi pencampuran

budaya termasuk bahasa.38

Yang berarti semua

warga disana sudah menguasai dengan baik bahasa

Indonesia, Betawi dan Sunda dalam bergaul dan

berkomunikasi. Sehingga memperkecil atau

bahkan menghilangkan kesalahpahaman dalam

berkomunikasi diantara mereka.

Diakui atau tidak perbedaan latar belakang

budaya bisa membuat kita sangat kaku dalam

proses komunikasi dan berinteraksi. Pada prinsip-

prinsip komunikasi ada hal yang dikenal dengan

interaksi awal dan perbedaan antarbudaya. Ketika

melakukan awal interaksi dengan orang lain, maka

diperlukan adanya sebuah pola komunikasi

sehingga dapat menciptakan komunikasi yang

efektif. Hal itu diperlukan agar dapat berjalan dan

38

Hasil Wawancara dengan Anton Wijaya

 

Page 95: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

82

terbangun ketika orang-orang yang terlibat dalam

proses komunikasi tersebut dapat mengerti makna

pesan yang disampaikan. Sebab interkasi awal

yang tidak baik bisa juga disebabkan karena

ketidaknyamanan sebagai akibat perbedaan yang

ada.

Dari data wawancara dan pengamatan yang penulis

kumpulkan, maka dapat ditarik kesimpulan apa saja yang menjadi

hambatan-hambatan dalam proses komunikasi antarbudaya

dantara etnis Tionghoa dengan pribumi di RT 13 RW 05 Kota

Tangerang Selatan, dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.2

Hambatan Komunikasi Antarbudaya

Kategori Problem Potensial

Etnosentrisme Kedua kelompok etnis merasa bahwa

kelompok merekalah yang paling

unggul, seperti:

Etnis Tionghoa menganggap diri

mereka merasa kuat dari segi

ekonomi dibandingkan pribumi.

Hal ini dilihat dari tempat tinggal

mereka yang lebih terlihat

mewah dibandingkan warga

pribumi lainnya.

Pribumi merasa diri mereka lebih

 

Page 96: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

83

mudah bergaul dibandingkan

etnis Tionghoa yang kadang

masih memilik dan menutup diri

dari lingkungan sekitarnya.

Stereotip Stereotip masih nampak sedikit

dipermukaan diantatra etnis Tionghoa

dan pribumi, pandangan stereotip ini

antara lain:

Menurut pribumi, etnis Tionghoa

dianggap sebagai orang yang

kadang membatasi diri dalam

pergaulan.

Menurut etnis Tionghoa, ibu-ibu

dari kelompok pribumi kadang

suka usil dengan urusan orang

lain

Prasangka Prasangka diantara etnis Tionghoa

dengan pribumi yang paling terlihat pada

konteks bisnis saja, walaupun demikian

mereka saling introspeksi diri agar tidak

terjadi konflik diantara mereka

Warga pribumi dan etnis Tionghoa menyadari bahwa

dalam mewujudkan komunikasi antarbudaya yang efektif dengan

latar balakang yang berbeda tidaklah mudah. Mereka harus

 

Page 97: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

84

berusaha menekan pemicu konflik utama yang terjadi diantara

individualnya masing-masing dengan tujuan agar komunikasi

yang dilakukan dapat berjalan dengan baik.

Dalam mewujudkan komunikasi yang efektif, tentunya

ada beberapa hal yang harus diperhatikan, salah satunya

timbulnya prasangka diantara mereka akibat perbedaan sudut

pandang antara mereka dan stereotip yaitu memukul rata terhadap

kelompok lainnya. Jika dibiarkan maka akan terjadi kesalah

pahaman yang berlarut-larut, alangkah lebih baiknya untuk

mengkaji ulang terhadap segala hal atau suatu kasus yang terjadi

disekitar.

b. Faktor Pendukung

Dari hasil pengamatan dan wawancara didapatkan

beberapa karakteristik masyarakat yang ada di RT 13 RW 05

Kelurahan Cilenggang Kota Tangerang Selatan yang menjadi

faktor pendukung dalam tercapainya komunikasi yang efektif

dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya:

1. Sikap Kekeluargaan

Sudah menjadi ciri khas bagi masyarakat yang

tinggal di wilayah RT 13 RW 05 Kelurahan Cilenggang

yang sangat menjunjung tinggi sikap kekeluargaan dan

persaudaraan yang terjalin diantara mereka, hal inipun

terlihat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat yang ada

disana.

 

Page 98: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

85

Salah satu contohnya adalah jika ada suatu

masalah yang kurang berkenan diantara mereka,

kemudian mereka mengadakan musyawarah untuk

memecahkan masalah tersebut dengan cara kekeluargaan

agar tidak terjadi konflik yang semakin besar. Selain itu

karena mereka memiliki rasa toleransi yang tinggi maka

jika ada tetangganya yang mempunyai makanan yang

lebih maka akan membagikan ke tetangganya yang lain

dan tidak pilih kasih dalam membaginya kecuali makanan

tersebut tidak bisa diterima oleh tetangganya yang

berbeda dikarenakan dilarang oleh agamanya. Selain itu

mereka juga mengadakan acara makan bersama setiap hari

jumat dimana para ibu-ibu dari etnis Tionghoa atau

pribumi saling bahu membahu untuk menyediakan

makanan bagi warga yang lain, juga bersih-bersih di

lingkungan masjid. Seperti yang disampaikan oleh Angkie

“ kalau ada bantuan makan tiap hari Jumat maka

istri saya masak setiap hari jumat, bersih-bersih. Kita

semua bantu-bantu tanpa meminta imbalan namanya juga

kan ngebantuin.”39

Hal tersebut dilakukan untuk mempererat tali

silaturahmi antar warga dengan tujuan untuk lebih

merekatkan hubungan diantara mereka, karena mereka

berpendapat bahwa dengan suasana kekeluargaan makan

dapat mempererat hubungan diantara mereka.

39

Hasil wawancara dengan Angkie.

 

Page 99: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

86

2. Menjunjung Tinggi Sopan Santun

Hal yang peneliti lihat dalam hal sopan santun

yang terjadi di lingkungan RT 13 RW 05 di Kelurahan

Cilenggang Kota Tangerang Selatan dalam kehidupan

sehari-hari antara etnis Tionghoa dengan pribumi dalam

menempatkan diri mereka dalam bersikap. Seperti

pengamatan yang penulis lihat, ketika mereka berbicara

dengan yang lebih tua mereka akan menggunakan sebutan

bapak atau ibu, mencium tangan untuk anak-anak kepada

orang yang lebih tua, dan ketika mereka saling berpapasan

dijalan mereka biasanya melakukan pesan nonverbal yaitu

dengan cara saling melempar senyum yang

mengisyaratkan tegur sapa mereka yang terjadi dengan

cepat karena faktor waktu yang cepat berlalu sehingga

tidak bisa menegur secara verbal.

3. Sikap saling menghargai

Berdasarkan surat Al Hujurat ayat 13

Artinya: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah

menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang

perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-

bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.

Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah

 

Page 100: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

87

ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha

Mengetahui, Maha teliti.” (QS. Al-Hujurat ayat 13)40

Berdasarkan ayat diatas bahwa agama Islam

sendiri mengakui bahwa adanya perbedaan diantara umat

manusia, namun walaupun berbeda etnis, ras dan budaya

keyakinan akan saling menolong dan saling menghargai

satu dengan yang lainnya harus diterapkan dalam

hubungan bermasyarakat. Sama halnya dengan hubungan

bertetangga di RT 13 RW 05 di Kelurahan Cilenggang

Kota Tangerang Selatan, seluruh warga yang tinggal di

lingkungan tersebut haruslah memiliki sikap saling

menghargai apalagi disana lebih banyak warga yang

beragama non muslim dibandingkan dengan warga yang

beragama muslim. Hal tersebut juga disampaikan oleh

Aldhyoka Rukminto, bahwa dirinya tidak membeda-

bedakan tindakan dalam berprilaku terutama saling

menghargai, menurutnya dilingkungannya semuanya

dekat dan hidup secara harmonis. Menurutnya semuanya

sama patut dihormati dan dihargai sehingga ia

berpendapat jika ingin dihormati dan dihargai, dirinya

juga harus menghormati dan menghargai.

Hal senada pun disampaikan oleh Suratoyo, ia

mengatakan bahwa dirinya tidak membeda-bedakan

perlakuan kepada tetangganya seperti contohnya jika ia

40

Al-Qur’anul Karim Surat Al-Hujurat Ayat 13

 

Page 101: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

88

mendapatkan undangan dari etnis Tionghoa untuk

menghadiri acara yang diadakannya, ia akan

mengusahakan untuk datang sebagai bentuk sikap

menghargai dan menghormati undangan dari tetangganya

tersebut.41

Selain itu sikap saling menghargai tercermin

ketika ada rapat RW, beberapa pengurus RW berasal dari

etnis Tionghoa dan pribumi dimana mereka yang hadir

baik itu pengurus ataupun warga biasa yang berasal dari

kedua kelompok diberikan hak yang sama untuk

menyampaikan pendapat mereka. Hal tersebut

membuktikan bahwa etnis Tionghoa sangat dihargai dari

segi pendapat oleh warga pribumi, dan warga pribumi

juga tidak mendominasi dalam penyampaian pendapat.

4. Gotong Royong

Dalam konteks gotong royong yang ditunjukan

oleh warga RT 13 RW 05 Kelurahan Cilenggang dalam

kehidupan sehari-harinya mereka saling bahu membahu

untuk membantu tetangganya yang sedang terkena

musibah atau sedang membutuhkan bantuan.

Salah satu contohnya jika ada tetangganya yang

sedang tertimpa musibah warga saling membantu tanpa

dimintai bantuan dari orang yang tertimpa musibah

tersebut dan mereka membantu tanpa melihat perbedaan

41

Hasil wawancara dengan Suratoyo.

 

Page 102: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

89

etnis yang ada di antara mereka. Seperti yang

diungkapkan Suratoyo, ia mengatakan bahwa jika ada

tetangganya yang meninggal dunia, ia tidak keberatan

untuk membantu tetangganya yang sedang berduka dan ia

pun mengatakan banyak etnis Tionghoa yang datang

membantu dari awal hingga akhir.

“jika ada yang meninggal mereka datang, tahlil

pun datang tapi diluar tenda biasanya. Dan jika ada yang

meninggal dari etnis mereka pun kita yang pribumi juga

datang untuk membantu.”42

Selain saling membantu ketika ada yang tertimpa

musibah, sikap gotong royong juga diperlihatkan pada

saat membersihkan lingkungan tempat tinggal mereka,

seperti yang diungkapkan oleh Anton Wijaya

“gotong royong lingkungan. Kalau gotong royong

lingkungankebanyakan semuanya turun. Jadi, ya sama-

sama bersihin halaman rumah lah.”43

Selain gotong royong membersihkan rumah jika

ada kegiatan yang sifatnya keagaan biasanya mereka juga

saling membantu. Contohnya, seperti yang disampaikan

oleh Widi Wirdawan ketika ada kegiatan Sira Mi’raj etnis

Tionghoa membantu pribumi untuk menyiapkan

konsumsinya dan kadang mereka juga membantu untuk

memberikan hiburan dengan kesenian yang mereka

miliki.

42

Hasil Wawancara dengan Suratoyo 43

Hasil wawancara dengan Anton Wijaya

 

Page 103: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

90

5. Sikap Demokratis

Sikap demokratis adalah sikao yang ditunjukan

seseorang yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi.

Secara khusus sikap demokratis diartikan sebagai

kesiapan atau kecenderungan untuk bertingkah laku

dengan mengutamakan kepentingan bersama, menghargai

pendapat orang lain, dan mengutamakan musyawarah

dalam mengambil keputusan berdasarkan nila-nilai

demokratis.

Penerapan sikap demokratis sangat dibutuhkan

dalam pergaulan bermasyarakat, karena lingkunga

masyrakag merupakan tempat orang berinteraksi dengan

orang lain. Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan

bahwa penerapan demokratis yang terjadi di RT 13 RW

05 Kelurahan Cilenggang Kota Tangerang Selatan adalah

sebagai berikut:

a) Pemilihan ketua RT, RW, hingga Lurah secara bebas,

terbuka dan rahasia sehingga mereka dapat

menyalurkan hak pilih mereka untuk memilih

pemimpinnya.

b) Melakukan musyawarah RW secara rutin.

c) Menghargai perbedaan ras, suku, agama dan budaya

mengingat perbedaan yang mencolok di lingkungan RT

13 RW 05 Kelurahan Cilenggang

 

Page 104: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

91

d) Mengedepankan musyawarah untuk mufakat dalam

menyelesaikan permasalahan antar warga.

Dari hasil analisis keseluruhan wawancara dan

pengamatan dapat dikatakan bahwa komunikasi antar

budaya yang terjadi antar etnis Tionghoa denga pribumi di

RT 13 RW 05 Kelurahan Cilenggang dapat dikatakan

berjalan dengan sangat efektif, hal tersebut dapat terlihat

bahwa komunikasi dapat berjalan dengan lancar dari

berbagai konteks yang ada. Walaupun ada beberapa

kendala yang muncul dari diri perseorangan karena sudut

pandang mereka yang berbeda hal tersebut tidak menjadi

masalah yang besar melainkan menjadi koreksi bagi

hubungan mereka agar terjalin lebih harmonis lagi.

Secara garis besar mereka lebih mementingkan

hubungan dengan menghargai orang lain dalam

melaksanakan tugas yang bersifat personal seperti

toleransi yaitu dengan cara membiarkan orang lain

beribadah sesuai dengan kepercayaannya. Diantara kedua

etnis sangat menghargai keputusan yang diambil secara

musyaearah seperti jika ada suatu masalah yang ada di

lingkungannya, mereka akan mengadakan musyawarah

hingga mendapatkan mufakat, dimana mufakat ini yang

mereka jadikan patokan bersama agar tidak terjadi

perbedaan pandangan dan terjadi kesalahpahaman lagi

dalam hubungan koomunikasi mereka.

 

Page 105: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

92

Hubungan komunikasi antarbudaya antara etnis

Tionghoa dengan pribumi juga terjadi kompleksitas

kognitif seperti yang diungkapkan Gudykuns, mereka

memilih latar belakang kebudayaan yang berbeda, namun

sepanjang kedua belah pihak memahami isu atau tema

yang sama yang mereka butuhkan akan memberikan

makna yang sama atas pesan yang mereka pertukarkan.

Seperti jika ada informasi atau pesan dan selama hal

tersebut mereka butuhkan maka mereka akan berusaha

untuk ikut serta dalam komunikasi tersebut guna

mendapatkan informasi ataupun pesan yang mereka

butuhkan.

Komunikasi antarpribadi akan efektif jika

menyenangkan kedua belah pihak. Kadang-kadang

kegembiraan akan mendorong orang untuk menerima

informasi. selain kegembiraan, keharmonisan dalam

bertetangga dapat mendorong hubungan antarpribadi yang

efektif, semua hal tersebut sangat terlihat jelas dalam

kehidupan bertetangga di RT 13 RW 05 Kelurahan

Cilenggang walaupun tidak semua warga yang ada disana

bisa melakukan hubungan antarpribadi secara efektif

namun secara keseluruhan warga dapat menjadlin

hubungan yang harmonis antar tetangga.

 

Page 106: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

93

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pola komunikasi antarpribadi dialami oleh setiap individu

yang tinggal disana tanpa terkecuali, baik itu dalam

lingkungan keluarga maupun lingkungan bermasyarakat

terutama ketika mereka sedang berpapasan dijalan atau

sedang melakukan aktifitas sehari-hari, disanalah mereka

akan terlibat proses komunikasi antarpribadi. Komunikasi

antarpribadi yang terjadi dapat dilihat dalam konteks

ekonomi dan konteks sosial.

2. Pola komunikasi kelompok terjadi di RT13 RW 05

Kelurahan Cilenggang adalah komunikasi kelompok kecil,

dimana komunikasi tersebut terjadi ketika ada kegiatan

bersama seperti kerja bakti, rapat RW, bakti sosial, dan

lainnya. Komunikasi kelompok yang terjadi dapat dilihat

dari beberapa konteks yaitu konteks pendidikan, budaya,

agama dan sosial.

Adapun hambatan yang terjadi dalam komunikasi

antarbudaya yang ada di lingkungan RT 13 RW 05

Kelurahan Cilenggang meliputi etnosentrisme, stereotip

dan prasangka. Namun hambatan tersebut masih dalam

skala kecil, artinya tidak menimbulkan kemungkinan

terjadinya konflik diantara mereka. Faktor pendukung

 

Page 107: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

94

terjadinya komunikasi antarpribadi yang terjadi diwilayah

RT 13 RW 05 dapat dilihat dari sikap kekeluargaan,

menjunjung tinggi sopan santun, sikap saling menghargai,

gotong royong, dan sikap demokratis.

B. Saran

Berdasarkan temuan di lapangan serta analisis yang

dilakukan terhadap etnis Tionghoa dan pribumi, penulis

memberikan beberapa saran yang ditunjukan kepada dua

belah pihak juga pihak-pihak lainnya demi terciptanya sikap

toleransi dan hubungan yang harmonis antar etnis yang ada

di Kelurahan Cilenggang khususnya di wilayah RT 13 RW

05. Adapun saran tersebut adalah:

1. Bagi para pengurus lingkungan hendaknya lebih aktif lagi

dalam membuat kegiatan-kegiatan yang dapat memupuk

rasa toleransi, solidaritas, hidup harmonis yang lebih

tinggi lagi guna menciptakan masyarakat damai dalam

perbedaan budaya, selain itu hendaknya meningkatkan

pengetahuan antar warga, agar mereka tidak salah dalam

menafsirkan informasi yang datangnya dari kelompok

yang berbeda dan ingin memprovokasi.

2. Bagi staff desa atau pemerintah setempat hendaknya

meningkatkan pengetahuan terhadap masyarakat agar

mereka tidak salah dalam menafsirkan informasi yang

datang dari kelommpok yang berbeda. Serta hendaknya

memperbanyak mengadakan kegiatan yang dapat

 

Page 108: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

95

melibatkan semua elemen masyarakat agar hubungan

yang sudah terjalin dapat lebih harmonis lagi.

3. Bagi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

hendaknya lebih meningkatkan studi Komunikasi

Antarbudaya mengingat di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta ini memiliki banyak

mahasiswa yang berasal dari kebudayaan yang berbeda.

 

Page 109: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

96

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arikunto, Suharsimi. 1998.Prosedur Penelitian: Suatu

Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada

Darmastuti, Rini. 2013. Mindfullness dalam Komunikasi

Antarbudaya. Yogyakarta: Buku Litera Yogyakarta

Departemen Agama. 2003. Konflik Etno Religius Indonesia

Kontemporer. Jakarta: Litbang

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1996. Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Devito, Joseph A. 2011. Komunikasi Antarmanusia. Tangerang

Selatan: Karisma Publishing Group

Effendi, Onong Uchjana. 2007. Ilmu, Teori dan Filsafat

Komunikas. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti

Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik.

Yogyakarta : Graha Ilmu

Kelurahan Cilenggang. Profil Kelurahan Cilenggang Tahun 2017

Liliweri, Alo. 2009. Makna Budaya dalam Komunikasi

Antarbudaya. Yogyakarta: PT. LkiS Printing Cemerlang

__________. 2011. Gatra-Gatra Komunikasi

Antarbudaya.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

___________. 2013. Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

 

Page 110: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

97

Littlejohn, Stephen W. dan Karen A. Foss (Penerjemah:

Mohammad Yusuf Hamdan). 2011. Teori Komunikasi

(Theories of Human Communication). Jakarta: Salemba

Humanika

Mulyana, Deddy dan Jalaludin Rakhmat. 2005. Komunikasi

Antarbudaya. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005

__________. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:

Remaja Rosdakarya

___________.2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

__________. 2011. Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Nazin, Moh. 1999. Metode Penelitian. Bandung: Ghalia

Indonesia

Nuruddin. 2007. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta: PT.

Grafindo Persada

Prabowo, Bambang, dkk. 1988. Stereotip Etnik, Asimilasi

Integrasi Sosial. Jakarta: PT. Pustaka Grafika

Purwasito, Andik. 2015. Komunikasi Multikultural. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Metode Penelitian Komunikasi

Dilengkapi Dengan Contoh Statik. Bandung: Remaja

Rosdakarya

__________. 2011. Psikologi Komunikas. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Ruliana, Poppy. 2014. Komunikasi Organisasi Teori dan Studi

Kasus. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

 

Page 111: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

98

Samovar, Larry A. Richard E. Porter dan Edwin R. McDaniel

(Penerjemah: Indri Margaretha Sidabalok). 2010.

Komunikasi Lintas Budaya (Communication Between

Cultures). Jakarta: Salemba Humanika

Satori, Djam’an dan Aan Komariah. 2010. Metode Penelitian

Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Soyomukti, Nurani. 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Syam, Nina W. 2012. Psikologi Sosial Sebagai Akar Ilmu

Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Tan, Melly G. 2008. Etnis Tionghoa di Indonesia. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia

Tubbs, Stewart L. dan Sylvia Moss. 2001. Human

Communication Konteks - Konteks Komunikasi

Antarbudaya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

__________. 2005.Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Gramedia

West, Richard dan Lynn H. Turner (Penerjemah : Maria Natalia

Damayanti Maer). 2008. Pengantar Teori Komunikasi:

Analisis dan Aplikasi, (Introducing Communication

Theory: Analysis and Application). Jakarta: Salemba

Humanika

Wibowo, Indiawan Setyo Wahyu. 2013. Semiotika Komunikasi

Aplikasi Praktis Bagi Penelitian Dan Skripsi Komunikasi.

Jakarta: Mitra Wacana Media

Internet

Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Sejarah Kota Tangerang

Selatan.

https://berita.tangerangselatankota.go.id/main/content/ind

 

Page 112: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

99

ex/sejarah_tangsel/6 . diakses pada Rabu 15 Mei 2019

pukul 11:03

Al-Qur’anul Karim

Al-Qur’anul Karim Surat Al-Hujurat Ayat 13

Al-Qur’anul Karim Surat Al-Kafirun Ayat 6

 

Page 113: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

LAMPIRAN

 

Page 114: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

 

Page 115: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

 

Page 116: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

 

Page 117: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

 

Page 118: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

 

Page 119: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

 

Page 120: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

 

Page 121: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

 

Page 122: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

Nama : Widi Wirdawan

Usia : 47 th

Pendidikan : D3

Agama : Islam

Kedudukan : Ketua RT

P : sejak kapan bapak tinggal disini?

R : saya tinggal disini.. kalau orangn tua saya sejak tahun sekitar

63-an, saya lahir disini

P : sudah berapa lama bapak menjadi ketua RT?

R : kurang lebih 10 tahun ya.. udah lama, udah 3 periode masuk

ke-4 ini. Ya memang masyarakat ga ada yang apa ya ... mereka

ga ada yang mau memilih yang lain soalnya. Awalnya pemilihan,

setelah saya terpilih.. kan menurut perwal kan 3 tahun sekali kan

harus anu.. apa ... masa jabatan RT RW harus diadakan pemilihan

baru kan, tapi masyarakat disini mereka tidak mau.

P : jadi udah sreg lah ya sama bapak?

R : iya.. makanya saya juga bingung gitu kan.

P : kalau wakilnya dari pribumi atau Tionghoa?

R : kalau wakil saya ga ada. Adanya sekretaris. Dia itu ... hmm ...

masih ada keturunan juga, suaminya pribumi.

P : sepengetahuan bapak, sejak kapan orang Tionghoa masuk dan

mulai tinggal disini?

R : kan pada zaman dulu... apa ya.. istilahnya zaman gedoran,

zaman rampok-rampok itu kan banyak etnis itu mereka akhirnya

 

Page 123: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

cari-cari daerah yang aman sekitar tahun... berapa ya ... setelah

zaman-zaman setelah PKI lah, setelah pemberontakan itu, mereka

berkumpul. Ya umumnya kan kalau etnis itu memreka kan

usahanya dagang, kebetulan disini itu salah satu pasar pertama

yang ada di tangerang selatan, makanya disini disebut pasar lama,

karena ada historisnya. Historisnya apa? Disini ada vihara, nah

itu kalau konon cerita adanya vihara ini tahun 1693 kalau tidak

salah. Menurut cerita begitu ya. Nah jadi mereka dengan usaha

dagang mereka mencari tempat keramaian juga tempat dia

berlindung supaya ga keganggu oleh rampok-rampok pada

zaman dulu mereka berkumpul disini. Tapi balik lagi mereka

sebetulnya bukan orang asli dari sana sebetulnya, mereka sudah..

mereka sebetulnya umumnya sudah memang pindah memang

kelahiran sini jadi bahkan mereka tidak tahu e... mereka punya

buyut, mereka punya keturunan siapa itu mereka tidak tahu.

Makanya mereka disini tidak mau disebut .. dulu ada dari Dinas

Pariwisata didepan itu ada plang, disitu di plangnya tertulis

Kampung Tionghoa strip China, mereka cabut, mereka ga suka

itu. Karena mereka ga mau dibilang.. bahkan kalau cap Tionghoa

itu mereka ga bisa menghapus karena memang garis

keturunannya tapi disebut China mereka ga suka gitu. Karena

mereka sudah seperti biasa lah pada umumnya kaya... kaya kita

lah ya.. sudah berbaur dan mereka juga ga semua juga mereka

pedagang, mereka juga ada buruh pasar.

P : pekerjaan mereka apa saja ?

 

Page 124: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

R : ya mereka ada yanbg berdagang, karyawan, buruh juga ada.

P : agama apa yang dianut oleh masyarakat Tionghoa disini apa

saja pak?

R : e.. buddha. Hampir rata-rata Buddha. Ada juga mereka yang

kristen, e... mungkin itu saja, buddha, kristen. Ada juga yang

karena mungkin dapat istri atau suami muslim, mereka ikut.

Mereka udah ngga... karena kepercayaan itu mereka semua

tujuannya sama sih kepada Tuhan. Kalau orang-orang yang ada

sekarang disini gitu, jadi ngga mutlak mereka keyakinan itu

dipegang teguh.

P : bagaimana sih komunikasi masyarakat etnis Tionghoa dengan

pribuminya disini?

R: e... biasa aja...biasa ajaa.. mereka komunikasi biasa. Ya seperti

kaya hari raya gitu kan, atau e... misalnya kita menghadapi bulan

Ramadhan ya kan mereka juga menghormati gitu ya.. ada waktu

yang pernah kebetulan sama, disini ada acara disebutnya kalau

menurut e.. orang-orang Buddha namanya Sejit, Sejit itu istilah

untuk e... ulang tahun vihara itu, bertepatan dengan bulan

Ramadhan mereka saling menghargai gitu ya. Jadi mereka

melakukan upacara atau ada hiburan mereka setelah e.. tarawih

dan jam juga dibatasi jadi mereka ngga.. ngga mengganggu gitu.

P : pernahkan terjadi konflik disini?

R : tidak pernah ya.. sama sekali tidak pernah. Konflik terkait

agama atau etnis tidak pernah terjadi. Ya.. kalaupun konflik

pribadi... ya... mungkin anak-anak kecil lah atau ABG begitu.

 

Page 125: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

Kalau terkait dengan etnis mereka atau agama mereka tidak

pernah.

P : menurut anda bagaimana sikap masyarakat Tionghoa kepada

pribumi?

R : mereka baik-baik saja.. seperti yang saya bilang kan mereka

saling..saling menghormati, saling menghargai gitu kan, bahkan

disini kan ada keramat Tajug, keramat Tajug ini salah satu juga

yang mau dibuat cagar budaya yang punya histori lah, histori dari

dari Syarif Hidayatullah anaknya gitu kan, mereka kaya bulan

mulud, ada acara mulud itu pada buat apa disini.. nasi tumpeng,

mereka bawa ke keramat itu gitu kan, nah dari kuncen itu mereka

mendoakan gitu kan, jadi saling menghargai lah. Kalau menurut

saya komunikasi itu e... cukup baik ya, cukup baik gitu ya.

P : adakah pandangan buruk dari etnis tionghoa kepada pribumi

yang bapak tahu selama menjadi ketua RT ?

R : e... tidak pernah ya kalau e... hal-hal buruk itu, sepengetahuan

saya mengingat saya juga dari kecil disini mereka tidak pernah.

P : Adakah kesenian khas yang masih ditampilkan ?

R : kalau kesenian ya Barongsai. Kaya upacara-upacara apa yang

kaya tadi Sejit ulang tahun vihara atau Imlek gitu dan terus Cap

Go Meh, mereka ada.

P : adakah makanan khas Tionghoa yang masih bisa ditemui

disini?

R : makanan.. kalau makanan mereka kebanyakan ya memang

sajian buat persembahyangan, itu biasanya kaya model pindang

 

Page 126: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

bandeng.. ah.. kaya kalo makanan-makanan kalau mereka pesta

pun e.. kalau pesta mereka tidak.. e jarang.. ya memang ada

mereka membagi ada makanan khas Indonesia ada makanan khas

Tionghoa tapi lama kelamaan mereka sudah hilang tuh.. artinya

halal dan tidak halalnya, yang tidak halalnya dihilangkan.

P : jika ada kegiatan atau acara yang diadakan oleh orang

Tionghoa, bagaimana antusiasme pribumi?

R : orang-orang pribumi saling membantu juga.. karena e... apa..

e... etnis tionghoa mereka sering mengadakan e... bakti sosial

kepada lingkungan, lingkungan sekitar bahkan diluar itu gitu kan

bagi orang-orang yang tidak mampu. Kaya kemarin ada kejadian

banjir, longsor sampai ke daerah bogor gitu mereka membantu.

P : adakah kegiatan atau acara yang dilakukan oleh etnis

Tionghoa yang mengganggu pribumi ?

R : e.. tidak pernah ya.. begitupun sebaliknya

P : adakah akulturasi yang terjadi?

R : ada.. jadi kemarin kita waktu 1 muharam kalau tidak salah

ya, khususnya warga yang ada di kelurahan sini itu e.. mereka

mengadakan acara 1 muharam, e... etnis disini diminta untuk

hiburan. Hiburannya itu barongsai, liong nah artinya kan ya

mereka saling bertukar budaya.. ya seperti itu lah yang saya

bilang mereka juga seperti apa ya.. masyarakat pada umumnya

mereka tidak, mereka juga tidak mau dibeda-beda kan. Seperti

yang tadi saya bilang kan, ya saya menyalahkan, eh bukan

menyalahkan.. tidak tepat tindakan dinas pariwisata kemarin apa..

 

Page 127: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

e.. taro plang gitu kan kampung Tionghoa strip China itu

seharusnya sebagai pemerintah adakan sosialisasi dulu. Masih

ada kok plangnya. Menurut saya justru itu akan memicu masalah

disini.

P : adakah kegiatan yang melibatkan etnis Tionghoa dan pribumi

?

R : ada.. selalu kita .. kegiatan rutin maupun event 17an mereka,

sumpah pemuda mereka ikutan.

P : adakah faktor yang menjadi penghambat dalam komunikasi ?

R : kalau menghambat,saya rasa sih ga ada ya. Mereka semua

kalau, ya itu yang tadi saya bilang e... karena mereka saling bantu

akhirnya mereka tidak ada rasa gimana ya..tidak mendukung atau

pro dan kontra.. mereka tidak. Mereka selalu apapun yang

dilakukan gitu kan diluar etnis atau kepercayaan dia, mereka

semua dukung tidak pernah, ya contoh laah.. contoh ya... kita

mengadapi bulan puasa biasanya kan kita suka apa ya..kalau kata

orang-orang sini tuh munggah ya.mereka antusias, bagi yang

mau menerima ya silahkan ngga juga ya gapapa. Memang ada

beberaqpa masjid dan mushola tapi umumnya mereka mau

menerima ada bantuan beras, minyak goreng, artinya mereka

tidak ada yang tidak mendukung. Mereka semua mendukung.

P : untuk kepengurusan sendiri, apakah bapak melibatkan

masyarakat dari etnis Tionghoa juga?

R : ada, kita ada.. jadi .. kan sebetulnya kaya RT kaya RW, RW

juga kan masih keturunan Tionghoa. Kita, selalu kita libatkan lah

 

Page 128: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

jadi ada juga e ... misalnya kaya di posyandu juga kemarin ibu-

ibu posyandu mereka ada juga yang keturunan gitu.. ya cuman

pasti kaget, kalau ngeliat pasti ga percaya gitu kalau mereka

masih keturunan karena mereka pake kerudung biasa, jadi ya

memang mereka udah ga canggung lagi. Kalau ada yang

meninggal pun kadang-kadang laki-laki nya mereka pakai peci

walaupun ga ikut tahlil.

P : menurut bapak, adakah budaya etnis Tionghoa yang

membawa pengaruh untuk masyarakat pribumi yang ada disini?

R : e.... saya rasa tidak ada ya. Karena.. bagaimana ya.. mereka ..

karena terbuka, tidak saling.. apa ya ..? bahasanya.. tidak fanatik

terhadap budaya, ya terhadap sosial budayanya mereka sama lah.

P : kalau bapak sendiri, pernahkan mendapat perlakuan yang

kurang mengenakan dari masyarakat etnis tionghoa yang ada

disini?

R : tidak pernah. Justru ya mereka tau ya, memang kebetulan

saya pun dipilih jadi ketua RT tuh banyak dari mereka yang udah

pada tua, sepuh mereka yang banyak mendukung saya. Termasuk

yang anak muda. Ya artinya mereka juga kan liat orang tua nya

tidak pernah saya secara pribadi tuh yang memancing saya tidak

suka itu tidak pernah.

P : bagaimana sih pak tanggapan bapak tentang anggapan bahwa

etnis Tionghoa itu membatasi pergaulan, tertutup bahkan hanya

mau bergaul dengan orang dari golongannya saja?

 

Page 129: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

R : disini mereka berbaur, ya makanya etnisnya yang mana? Etnis

yang... ya kan gini loh.. ini kan kalau saya .. saya melihat begini,

ada etnis yang memang artinya keturunannya itu tidak jauh.

Mungkin keturunan itu baru sampai ke cucu, mungkin itu kuat.

Artinya mereka masih berkelompok karena mereka canggung ya.

Nah kaya yang saya bilang, kalau disini mereka memang sudah ...

lahir disini termasuk orang tuanya, jadi mereka memang e....

mungkin duluan mereka dibandingkan saya ada disini gitu. Jadi

mereka udah ngga.. ngga berkelompok, kalau disini ya...

P : kalau masyarakatnya sendiri ada ga sik pak yang tertutup ?

R : eeh... tidak juga ya disini, tidak. Tidak pernah tertutup. Jadi

ee... mereka cukup royal terhadap tetangga-tetangganya gitu

saling bantu..

P : adakah keluarga anda yang menikah dengan etnis Tionghoa ?

R : tidak ada

P : untuk toleransinya sendiri bagaimana pak ?

R : toleransi bagus.. e... ya tadi itu saya bilang.. mereka memang

keturunan etnis Tionghoa, tapi mereka tidak tau sejarah ya

mungkin sejarah mereka punya keturunan dari mana mereka juga

tidak tau kalau menurut saya gitu.

P : setahu bapak, masyarakat etnis Tionghoa yang ada disini

berasal dari daerah mana saja pak ?

R : mereka ngga ada dari jawa, kalimantan dll.. memang mereka

lahir disini.. karena mereka juga ngga tau mereka bilang ke saya

kalau bahasa kasarnya “ gua ke China juga bingung.. ngomong

 

Page 130: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

China aja gua kaga bisa “ kan gitu.. jadi siapa yang mau ditemuin

disana? makanya mereka ngga.. ya itu tadi saya bilang terkait

masalah cagar budaya disini, ada kelompok etnis, dibuat plang,

mereka ga suka.tapi, ya... saya mengikuti ini ya itu salah lah..

nantinya malah memicu ya kan .. apalagi mau pemilu begini kan,

situasi politik nasional gitu, pemerintah daerah gimana mikirin.

Kaya lagi taun pemilu kaya gini juga mereka ga terlalu gimana..

mereka tau sejarah mungkin juga yang ada sekarang mungkin ya,

mereka juga taunya sampai ke apa ya... istilahnya ke canggah.

Mungkin hanya empat sampai lima keturunan aja, kesananya

mereka ga tau. Makanya kan saya bilang tadi, karena mereka dulu

lagi jaman gedoran, jaman banyak perampok-perampok mencari

etnis itu akhirnya mereka berkumpul di suatu tempat gitu kan,

mereka merasa aman ya mungkin disini merasa aman.kebetulan

kakek saya juga salah satu tokoh di kecamatan. Jadiya mungkin

itu lah mereka dilindungi, mereka usaha disini.

P : kalau dari warga pribuminya, ada ga pak kegiatan yang

dilakukan yang nelibatkan mereka juga? Kaya sekarang ini kan

lagi Isra Mi’raj gitu kan pak itu gimana ?

R : kan disini juga kita ada mushola, isra mi’raj juga ada. Mereka

juga kadang-kadang kan, kalau isra mi’raj akbar kan biasanya

melibatkan juga minta bantuan. Makanya kaya tadi saya bilang

mungkin kalau ada hiburan apa-apa mereka ada barongsai gitu

kan ya mereka kadang juga bantu untuk konsumsinya.

P : berarti mereka juga terlibat di kepanitiaannya?

 

Page 131: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

R : iya, kaya karang taruna di kelurahan, itu melibatkan anak-

anak muda sini. Karena dari dulunya seperi itu akhirnya jadi

kebiasaan.

Pewawancara Narasumber

Puji Indah Lestari Widi Wirdawan

NIM: 1112051000098

 

Page 132: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

Nama : Aldhyoka Rukminto

Usia : 25 th

Pendidikan : SMA

Agama : Kristen

Kedudukan : Warga

P: sejak kapan sih tinggal disini?

R sejak lahir, berarti.... taun 93an

P : anda sendiri asalnya dari daerah mana?

R : kalau asal daerah sih dari Tangerang asli.

P : menurut anda, bagaimanan sih kehidupan etnis Tionghoa

dengan pribumi yang ada disini?

R : kalau disini sih kebetulan ya ga ada yang membedakan.. beda

etnis atau gimana, beda agama atau gimana itu ga ada yang

membedakan gitu. Jadi sama aja. Kaya kita contoh Vihara nih

ulang tahun, orang pribumi pada dateng. Kan kita kalo setiap

kaya Vihara disini ada ulang tahun kaya gitu kan otomatis ada

acara, contohnya kaya barongsai atau apa, nah orang pribuminya

pun dateng yang disini, yang di atas tuh ada kan.. nah itu kita ya

berbaur aja ga ada yang membedakan.

P : sepengetahuan anda, sejak kapan sih masyarakat Tionghoa

mulai tinggal disini ?

 

Page 133: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

R : aduuh.. udah lama banget yah... kalau dari sejarah nya ya

mungkin bisa dari taun 50an ya. Itu lama banget. Udah turun

temurun.

P : adakah kesenian khas Tionghoa yang masih ditampilkan disini

?

R : ada. Barongsai, selain barongsai ya kalau itu sih belum ada

ya.. paling barongsai aja sih.

P : kalau makanan khasnya sendiri apa? Yang masih ada disini?

R : apa ya.. ya mungkin kayak bakmi gitu doang sih. Kue

keranjang, yang bulet gitu. Sama kaya dodol, Cuma ya lebih itu...

kue china atau kue keranjang gitu.

P : ritual apa saja yang dilakukan orang Tionghoa?

R : tergantung sih.. kalau contohnya kaya disini ya.. kaya di

Buddha kebanyakan buddha itu kaya misalkan Waisak an ya itu

mungkin ada ritualnya. Sembahyang gitu setiap kita ya ada

namanya kalo Cap Goh itu nah itu dua minggu dua minggu itu

e.. warga sini pada sembahyang ke Vihara atau Klenteng

P : adakah akulturasi yang terjadi?

R: nah.. kalau ini cerita lagi. Disini itu keseluruhannya masuk

Kelurahan Cilenggang, contoh kaya Barong, kaya kemarin yang

udah dilakuin Barong itu sama apa ya namanya? Yang muter-

muter bawa obor itu apa namanya? Acara besar yang ngumpul di

PTP, nah.. itu kita semua berkumpul bersatu, itu ada banyak

kebudayaan sih dari e.. islamnya ada Tionghoa nya pun ada gitu

maksudnya.

 

Page 134: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

P : menurut anda, bagaimana pengaruh budaya etnis Tionghoa

kepada pribumi yang ada disini ?

R : kalau pengaruhnya sih mungkin ga ada ya, ya paling kalau

mereka itu contoh kalau kita main Barong lah ya mungkin dari

orang pribuminya jarang kan ngeliat barong karena ya kan paling

apa sih gitu, nah makanya kalau pengaruhnya ya paling

ngeramein aja sih kalau misalnya ada barong. Kalau pengaruh

yang gimana-gimana itu ngga ada.

P: bahasa apa yang digunakan untuk berkomunikasi sesama Etnis

Tionghoa?

R : kalau disini itu jujur bahasa Indonesia ya paling ngga sunda.

Kalau disuruh bahasa mandarin atau Tionghoa gitu-gitu tuh ga

bakal bisa orang sini. Ya mentok-mentok kita sama Sunda, jadi

ya berbaur.

P: adakah dari keluarga anda yang menikah dengan orang

pribumi?

R: hmm... ga ada.

P : seandainya, kalaupun keluarga anda atau anda sendiri

menikah dengan pribumi, itu gimana?

R : mungkin kalau dari keluarga pasti ada pertentangan ya..

karena kan beda agama, jangankan.. saya pun sama keluarga

dituntut harus seagama, biarpun sama-sama etnis Tionghoa tapi

beda agama, itu pasti akan ditentang. Dan itu semua sih balik lagi

ke pribadi masing-masing.

P: apakah anda membatasi pergaulan anda?

 

Page 135: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

R : sama sekali tidak.

P : menurut anda bagaimana tentang anggapan bahwa orang Etnis

Tionghoa lebih suka berkelompok, membatasi diri, hanya mau

bergaul dengan orang sesama etnis saja, bagaimana tanggapan

anda?

R : mungkin secara garis besar ada ya yang kaya gitu, tapi ga

semuanya kaya gitu. Contohnya sebaliknya, pribumi pun pasti

ada yang kaya gitu. Sebagian besar mungkin ada yang kaya gitu,

ya ga semuanya tapi ya... maksudnya.. kaya saya lah, mau

dimanapun nongkrong ya misalnya kerja, sama sekali ga ada

yang satu agama atau satu ras gitu kan, ya saya sih fine-fine aja.

P : menurut anda, secara umum bagaimana sih komunikasi antar

dua etnis ini disini?

R : lancar-lancar aja. Contoh gini, kita ambil kesimpulan RT, RT

itu agamanya beda ya kita nyatu. Setiap malem kita nongkrong,

bikin acara bareng, bikin kegiatan bareng, gitu.

P : adakah konflik yang terjadi?

R : kalau untuk bertengkar sih sama sekali ga ada ya, ya paling

kesalah pahaman aja, kadang anak muda. Kebanyakan kan anak

muda salah paham, ya contohnya timbulnya ribut gitu, ya Cuma

ga sampe besar banget sih.. dan biasanya itu masalah pribadi. Ga

bawa-bawa etnis, agama atau apapun.

P : menurut anda bagaimana tingkat toleransi warga disini ?

R : mmm... ya bagus sih.. contohnya kaya kita menghormati

toleransi waktu puasa, kita pasti menghormati, begitupun

 

Page 136: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

sebaliknya. Ya waktunya kita ada acara atau apa, mereka juga

menghormati kita.

P : adakah kegiatan yang dilakukan, yang melibatkan dua etnis

ini ?

R : hm.... kalau kegiatan sih paling 17an sih, selain itu paling

kegiatan... misalnya Vihara ulang tahun, dari pribumi ataupun

Tionghoa pun pas sama-sama membantu, contohnya kaya gitu,

sama-sama turun tangan. Contoh lainnya, tamu kan banyak, nah

yang atur parkir itu pribumi nya, banyak yang bantu lah. Jadi ya

kita memang saling membantu. Ya begitupun sebaliknya.

P : kalau etnis Tionghoa nya lagi ngadain acara, pribuminya

gimana tuh? Ngucapin kah?

R : hmm.. misalnya pas Imlek, banyak warga pribumi yang turun

ya minta angpao lah, ikut-ikutan... menikmati euophoria acara..

contohnya gitu.. lebaran pun sama, kita juga ngucapin.

P : selama tinggal disini, pernahkah mendapat perlakuan

diskriminatif?

R : kalau disini sih sama sekali ngga ada ya. Ya kita kan deket

nih, kaya orang Jaletreng berbaur. Ya sama sekali ga ada yang

kaya gitu. Aman-aman aja. Kita tuh sama-sama bergaul. Ya

contohnya kalau nongkrong, sama sekali ga ada yang

membedakan.

 

Page 137: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

P : menurut anda pribadi, apakah anda merasa bahwa anda ini

orang Tionghoa yang tinggal di Indonesia, atau anda merasa ya

bahwa anda memang orang Indonesia?

R : saya merasa bahwa saya orang Indonesia. Banyak yang

berfikiran kaya gitu ya, zaman kaya sekarang kan bingung juga

gitu ya, ya kadang ada provokator sih sebenernya, provokator itu

yang bahaya. Saya sendiri sih menganggap bahwa saya orang

Indonesia, KTP nya aja warga negara Indonesia, ga ada warga

negara China. Itu ya Cuma keturunan aja.

P : bagaimana penilaian anda tentang warga pribumi yang ada di

lingkungan ini?

R : menurut saya ya sama aja sih. Contohnya... yang ga bener

mah ya ga bener aja, yang bener ya bener. Sama aja, mau di kita

atau pribumi ya sama aja. Tergantung pribadinya, jadi ya balik

lagi ke diri masing-masingnya. Kalau saya sih bisa nerima

siapapun, pribumi juga begitu. Tapi ada juga pribumi yang ga

bisa menerima, begitupun sebaliknya.

P : adakah faktor yang menghambat terjadinya komunikasi

disini?

R : e.... kalau disini sih ga ada ya, dari segi bahasa ya ga ada, dari

segi perbedaan juga ga jadi masalah.

P : kalau misalnya warga pribumi nya lagi ada musibah misalnya

kematian atau apa, anda sendiri bantuin ga?

 

Page 138: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

R : bantuin, pasti. Kaya gini sih... e... di depan tuh orang pribumi,

ya kita saling bantu aja, perlu apa ya kita bantu gitu. Ya mungkin

kita juga, contohnya dateng juga ke rumah dia, menghormati dia,

sebaliknya juga sama sih. Kebanyakan orang pribuminya kalau

disini ada kematian ya pasti dateng.

P : disini ada warga yang rese ga sih?

R : ngga ada deh kayanya..paling ya ibu-ibu.. namanya ibu-ibu

kan suka gosip tuh, ya wajarlah... kalau untuk ngomongin orang

ya adalah.. wajar gosip mah, tapi ngga yang gimana-gimana.

Pewawancara Narasumber

Puji Indah Lestari Aldhyoka Rukminto

NIM: 1112051000098

 

Page 139: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

Nama : Tan Kian An / Anton Wijaya

Usia : 58 th

Pendidikan : SMP

Agama : Buddha

Kedudukan : Ketua RW

P : sudah berapa lama tinggal disini?

R : saya dari kecil udah tinggal disini ya.. dari kecil.

P : sudah berapa lama bapak jadi ketua RW disini?

R : waduh.. udah berapa periode ya ini ? udah dua kali stempel

saya bawa ke kelurahan. Abis warga nya saya suruh ganti ga ada

yang mau. Udah bangsa 15 tahun lebih kali ya? Ngga ada yang

mau gantiin saya. Saya juga udah ngga mau jadi RW, udah capek,

warganya yang milih terus ga ada yang mau gantiin.

P : sepengetahuan bapak, sejak kapan etnis Tionghoa mulai

tinggal disini?

R : sejarah dari dulunya emang udah ada, cuman Tionghoa itu

bukan kaya Tionghoa yang di Jakarta ya, ini udah peranakan.

Jadi, kaya model saya nih ya.. saya ini ibaratnya nenek saya itu

orang emm.. pandeglang, orang Islam. Kakek saya orang sini

gitu, jadi saya peranakan.

P : adakah hubungannya etnis Tionghoa yang ada disini dengan

etnis Tionghoa yang ada di kawasan Pecinan Tangerang?

R : mungkin... kayanya sih sama ya. Peranakan banyak lah

disana. kebanyakan kadang-kadang gini ya, orang kebanyakan

ngomong China, disini ngomong China ga bisa, kalau ngomomg

 

Page 140: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

Sunda bisa kalau disini. Kalau disuruh ngomong bahasa China ga

ada yang bisa biarpun orang Tionghoa.

P : sepengetahuan bapak, jenjang pendidikan masyarakat disini

tuh apa sih pak?

R :ya sama kaya yang lain lah gitu, biasa SMP, SMA yang kuliah

juga ada

P : kalau pekerjaannya sendiri, masyarakat disini pekerjaannya

apa?

R : kalau disini kebanyakan wiraswasta, ada yang dagang, ada

yang ekspedisi

P : sepengetahuan bapak, agama apa saja yang dianut oleh

masyarakat disini?

R : kalau disini kebanyakan Buddha, ada juga yang Islam, Kristen

juga ada.

P : bagaimana komunikasi masyarakat disini?

R : e... biasa-biasa aja sih ya.. ga terlalu ribet juga disini mah.

Biasa-biasa aja.

P : disini pernah ada konflik ga sih pak?

R : ngga ada sih.. kalau ada apa-apa juga, kalau dikasih tau ya

udah pada ngerti, ngapain dimasalahin kan? Apa sih untungnya?

Akhirnya kan pada akur lagi. jadinya ya selama ini sih ga ada

konflik.

P : sama sekali ga pernah ada tuh pak?

R : ya kalaupun ada paling konflik biasa, anak-anak kecil yang

suka berantem sama temennya, gitu doang palingan.

 

Page 141: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

P : menurut bapak, bagaimana sih perlakuan masyarakat pribumi

ke masyarakat etnis Tionghoa yang ada disini?

R : biasa aja sih, ngga ada apa-apa. Ya.. maksudnya kekeluargaan

aja, jadi satu berbaur aja. Atau kalau ada yang meninggal, mereka

juga datang. semuanya akur-akur aja

P : sepengetahuan bapak, adakah pandangan negatif dari warga

pribumi tentang warga etnis Tionghoa disini?

R : ngga ada semuanyanya disini akur-akur aja, ngga ada

pandangan buruk apapun baik dari Tionghoa ke pribumi ataupun

sebaliknya.

P : apakah masih ada makanan khas etnis Tionghoa yang dapat

ditemui disini?

R : paling disini model-model babi gitu ya, bakmi, hm...bakut,

bakut tau ga? Yang babi dicampur sama sayur asin itu,bakut

namanya.. ya yang kaya gitu.

P : kalau dari kesenian khasnya itu apa aja sih pak? Yang masih

suka dipertunjukan gitu?

R : kalau kesenian sih Barong ya, Barongsai. Selain barongsai itu

ya gambang kromong campuran betawi ya.dulu sih ada tari-tarian

gitu, tapi skarang udah ga ada.

P : biasanya ditampilkannya pas acara apa pak?

R : biasanya sih ditampilinnya pas ulang tahun Vihara, Sejit.

Setahun sekali tuh.

P : kalau lagi ada acara kaya gitu, pribuminya antusias ga pak?

 

Page 142: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

R :ya itu kebanyakan ada juga ya yang mengetahui, em ... mereka

ada juga yang dari luar, mereka antusias sih.. mereka pada

nontonin, terus pada bantuin juga, jadi ya sama-sama saling ngisi

lah.

P : ritual adat yang biasa dilakukan oleh orang-orang etnis

Tionghoa itu seperti apa sih pak?

R : ya cuman sembahyang biasa aja sih ya..

P : adakah kegiatan yang dilakukan bersama, maksudnya

dilakukan oleh orang pribumi dan orang etnis Tionghoa?

R : itu gotong royong lingkungan. Kalau gotong royong

lingkungan kebanyakan semuanya turun. Jadi ya sama-sama

bersihin halaman rumah lah.

P : sebagai bagian dari etnis Tionghoa, adakah kegiatan yang

dilakukan oleh orang pribumi yang bapak sendiri terlibat di

dalamnya?

R : oh ada.. semacam kaya ada apa kemarin yang di masjid sini

nih acara mauludan atau apa gitu, barong turun semua.. jadi

beberapa kesenian turun semua, berbaur lah kita semua di

kelurahan Cilenggang ya, setiap RT itu harus ada perwakilan apa

gitu.. nah kita turun dengan menampilkan kesenian barong, itu aja

asih

P : adakah dikeluarga bapak yang menikah dengan orang pribumi

?

R : em... ngga ada.. kalau saudara sih ada, Cuma kalau dari

keluarga saya ngga ada.

 

Page 143: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

P : nah itu ada pertentangan ga pak?

R : ah ngga ada.. biasa aja. Ya mereka rukun-rukun aja sih ya...

ngejalanin rumah tangga itu seperti apa.. biarpun agamanya apa,

sukunya apa.

P : menurut bapak, adakah faktor penghambat terjadinya

komunikasi disini?

R : ngga ada ya..

P : jadi semuanya ya berbaur-berbaur aja ya pak? Ngga ada

penghambat dari segi bahasa atapun yang lainnya

R : iya, begitu.. memang semuanya sudah berbaur, kalau

misalnya ada apa.. ada apa.. ya saya kasih tau begini...begini..

jadi ya mereka berbaur.

P : bapak sendiri selama tinggal disini, pernahkah mendapat

perlakuan diskriminatif dari oprang pribumi yang ada disini?

R : dari warga? Dari warga ya ngga ada, dari luar juga ngga ada,

karena saya juga ga pernah yang gimana-gimana sih ya, yang

penting kitanya berbuat baik, jadi ya kita juga dapet perlakuannya

baik.

P : apakah bapak membatasi pergaulan?

R : ngga. Sama sekali ngga membatasi. Sama semuanya campur,

mau yang muslim atau njon muslim semuanya campur. Bisa

ditanya deh ke yang lain, saya tiap sore, tiap hari nih selalu

nongkrong di pos depan tuh, sama warga lainnya, sama RT juga.

Jadi saya sama sekali ngga membatasi pergaulan.

 

Page 144: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

P : oiya pak, tadi saya dapat info dari pak RT kalau katanya

waktu itu pernah dipasang plang sama Dinas Pariwisata terus

dicabut, nah itu kenapa dicabut pak ?

R : pertama mereka itu ga ada izin ke RT RW, ke lingkungan

makanya saya cabut, saya taro dibelakang gardu tuh. Itu masih

baru loh, masih dibungkus sama plastik, ga saya kemana-

kemanain kok, saya juga takut. Reklame atau plang itu

dicabutpun karna itu ga sesuai sama warga sini. Disini kan Pasar

Lama, Pasar Lama Serpong, nah disitu tulisanya kampung China

garis bawah Tionghoa gede, ngga ada komunikasi kan dari dinas

pariwisata. Itu ah.. gimana ya.. disini itu kampung Pasar Lama

bukan Kampung Tionghoa, saya ga senang. Kalau orang SARA

ibaratnya ngeliat ada Kampung China “waah.. ada kampung

China” mereka masuk mati ga kita?? Hayo..mau tanggung jawab

ga dia? Saya ga mau dibeda-bedakan. Kalau kampung Pasar

Lama sih saya ga jadi masalah, silahkan. Seolah-olah mengkotak-

kotakan itu. Coba kalau ada orang tawuran kaya taun berapa itu,

coba kalau mereka masuk karna ngeliat ada kampung China bisa

mati kita. Harusnya mereka mau pasang plang itu nanya dulu

dong ke lingkungan, kalau ga setuju kan bisa dirubah.

P :terus kalau orang pribuminya ada acara gitu pak, bapak sendiri

antusias ga?

R : ya tergantung. Kalau warganya ngasih tau ada acara apa.. ya

saya dateng. Disini sih udah kaya sodara semua, pribumi atau

bukan ya udah campur.

Pewawancara Narasumber

Puji Indah Lestari Anton Wijaya

NIM: 1112051000098

 

Page 145: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

Nama : Angkie

Usia : 62 th

Pendidikan : SD

Agama : Buddha

Kedudukan : Warga

P : sejak kapan bapak tinggal disini?

R : tinggal? Pertama tinggal disini dari taun 1958

P : asalnya dari mana?

R : saya Serpong asli

P : sepengetahuan bapak, sejak kapan orang Tionghoa pertama

kali tinggal disini?

R : wah kalau itu mah saya kurang paham yah, udah lama. Ini aja

(Vihara) udah 300 tahun lebih. Memang tadinya disini kan orang

pelarian semua, lari juga bukan lahi dari Tiongkok, dari daerah

gitu. Dari daerah padalaur, cisauk, kalo dari Tiongkok mah ga

ada. Kalo dari Tiongkok mah bisa ngomong begitu ( bahasa

China). Asal-usulnya beegini.... emang orang asli sini semua.

P : apakah bapak merasa bahwa bapak adalah orang Tionghoa

yang tinggal di Indonesia, atau bapak merasa bahwa bapak itu ya

memang orang Indonesia?

R : saya bukan orang China, orang Indonesia asli. Kalau dibilang

pribumi ya saya orang pribumi, lahir disini tumpah darahnya

disebut apa? Ya orang tua saya memang orang Tionghoa, tapi

tumpah darahnya pribumi, itu mah Cuma garis keturunan aja.

 

Page 146: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

P : sepengetahuan bapak selama tinggal disini, bagaimana sih pak

kehidupan warga disini?

R : rukun-rukun aja, dari taun dulu juga, dari taun ’40 juga

rukun-rukun aja.

P : sepengetahuan bapak, apa saja pekerjaan orang-orang etnis

Tionghoa yang ada disini?

R : supir.. wiraswasta, dagang di serpong. Dulu mah banyak

supir, kalau sekarang udah pada kerja, udah pada pinter. Makanya

kan kita bodoh tapi jangan sampe anak kita bodoh. Kalau bodoh

semua ya bisa repot.

P : adakah kesenian khas etnis Tionghoa yang suka dipertunjukan

disini?

R : ada. Barong.

P : itu biasanya dipertunjukannya itu pas acara apa ?

R : ya hari-harti tertentu, Imlek sama itu... cap go meh, udah

P : ketika ada kesenian khas yang ditampilkan, masyarakat

pribuminya antusias ga?

R : antusias semua, iya.

P : apakah dari masyarakat pribuminya membantu?

R : banyak yang bantu

P : dalam hal apa pak bantunya?

R : ya banyak, parkir semua ditolong . dari parkiran, parkiran kan

banyak, dibantu semua. Kalau kita ada kegiatan ya dibantu-bantu

semua.

 

Page 147: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

P : apakah masih ada makanan khas etnis Tionghoa yang masih

bisa ditemui disini?

R : ya disini mah gado-gado aja udah..

P : loh? Makanan khas nya gado-gado pak?

R : lah iya, disini mah udah sama aja

P : maksudnya yang khas orang Tionghoa gitu..

R : ya banyak... apa ya... susah juga nyebutinnya, paling asinan,

kue keranjang.

P : itu ada terus ?

R : masih. Kalo itu mah ga putus-putus ada terus pas imlek.

P : sepengetahuan bapak, adakah akkulturasi yang terjadi disini?

R : ngga ada deh kayanya.

P : bahasa apa yang digunakan untuk berkomunikasi baik dengan

sesama etnis Tionghoa maupun ke pribumi?

R : ah biasa aja. Bahasa Indonesia, Betawi. Ga ada yang bisa

disini mah ( bahasa China), emang dari lahir bukan ajarannya.

P : adakah dari keluarga bapak yang menikah dengan orang

pribumi?

R : ya nenek saya orang Islam, saudara saya Haji semua.

P : berarti ada ya ?

R : semua... makanya saya bilang pembauran ya gitu, nenek saya

kakek saya itu pribumi dari Jombang, sampora. Noh sodara saya

juga masih ada di Sampora, di Serpong juga ada, di Jombang juga

ada Haji, di Bogor juga ada Haji.

P : semuanya rukun-rukun aja ya pak? Ga ada pertentangan

 

Page 148: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

R : rukun, ngga ada pertentangan.

P : sepengetahuan bapak, pergaulan masyarakat disini itu dibatasi

ga sih?

R : ngga, bebas kok itu mah

P : iya, soalnya kan saya pernah denger yang katanya kalau orang

Tionghoa itu kalau bergaul suka pilih-pilih, maunya bergaul sama

kelompoknya aja, yang gitu-gitu, gimana menurut bapak?

R : ngga... bohong itu, saya lebih tua disini, orang saya aja kalau

main ke Serpong pada kenal, semuanya juga saya kenal. Kalau

ngga kenal, ya ngapain saya kesana, kalau terbatas mah. Jangan

mau dibohongin sama orang-orang yang mau memecah belah,

yanng menjelekkan.

P : oiya pak, waktu itu kan ada dari dinas pariwisata masanng

plang kampung Tionghoa terus dicabut sama warga, itu kenapa

sih?

R : ya ngga suka. Ya kita menolak. Jawabanya adalah disini

bukan asli China, orang Indonesia asli. Makanya saya ga mau

disini dibilang warga kampung China, orang saya orang

Indonesia. Untuk apa dikotak-kotakan, toh semuanya sama, orang

Indonesia.

P : menurut bapak, adakah faktor yang menghambat terjadinya

komunikasi disini?

R : ngga ada, lancar-lancar aja semua juga

P : bagaimana dengan toleransinya pak?

 

Page 149: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

R : toleransi baik-baik aja, kita ada sumbangan disini kita

sumbangin semua ke daerah-daerah, misalnya ada beras ya kita

baksos, disini juga ngga abis. Bagiin deh yang terdekat dulu baru

yang jauh.kalau yang dekat udah terpenuhi, baru yang jauh. Kan

pokok utamanya yang terdekat, yang sehari-harinya kita main,

keliatan, ketemu.

P : sepengetahuan bapak, adakah kegiatan yang dilakukan

bersamaan oleh orang etnis Tionghoa dan Pribumi?

R : ngga ada... ya paling gotong royong. Ya paling kalau disini

lagi ada rame-rame, ya dibantulah. Saya juga pribumi loh, asli

orang serpong, buka orang China. Cuma keturunan doang, kalau

keturunan mah ga masalah, kan orang tua saya udah ga ada,

keluarga saya juga kan ada yang Islam. Perbedaannya Cuma

megang agamanya, makanya jangan salah.. sekarang banyak

orang pribumi ada yang masuk Buddha, yang keturunan China

nya juga ada yang masuk Islam, udah pembauran, jadi apa lagi

yang dipermasalahin? Kaya saya Islam, Kristen, Buddha,

Konghucu, satu lagi Buddha Jepang, rukun-rukun aja.

P : kalau warga pribuminya ngadain acara, yang masyarakat

Tionghoanya bantuin ga?

R : bantu, ngundang, ya datang. Disini mah sama aja udah... istri

saya ngurusin masjid loh?

P : ngurusin masjid gimana pak?

R : kalau ada bantuan .. apa.. makan.. tiap hari jumat masak,

bersih-bersih. Kan dia bilang “ mas boleh ga bantu-bantu”

 

Page 150: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

bolehh...orang kita bantu sih, kita jangan minta imbalan kan

bantu. Saya ga bohong loh, ini ngomong di depan Dewa. Sama

aja sih semuanya disini, dulu kan ini kawasan pasar lama, orang

tuanya pada dagang disini, kerja disini, anak-anaknya bantuin,

jadi ya saling kenal, dan dari dulu juga rukun-rukun aja.

Pewawancara Narasumber

Puji Indah Lestari Angkie

NIM: 1112051000098

 

Page 151: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

Nama : Marem

Usia : 40 th

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Kedudukan : Warga

P : sudah berapa lama ibu tinggal disini :

R : saya tinggal disini dari taun 2003

P : ibu tau ga sejak kapan orang-orang Tionghoa yang disini

mulai datang dan tinggal disini?

R : pastinya sih saya ga tau, tapi yang jelas sih udah lama ya mba.

Yang saya tau sih dulu ini pasar lama, terus pasarnya dipindah ke

Serpong.

P : setahu ibu, masyarakat yang ada disini asalnya dari mana aja

sih bu?

R : kalau yang pribuminya sih setau saya ada yang dari Jawa,

Bali, kebanyakan Jawa. Tapi kalau yang Tionghoa nya saya

kurang tau deh mbak.

P : komunikasi masyarakat disini gimamna bu? Lancar kah?

R : alhamdulillah lancar-lancar aja mbak, saling menghormati,

toleransi, baik sih mbak.. kalau lebaran muslim juga mereka ada

yang berkunjung, kalau lebaran mereka juga kita berkunjung jadi

ya silaturahmi dan komunikasi mah bagus

P : terus ibu suka main-main ke daerah sana?

 

Page 152: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

R : kan temen sekolah anak saya juga ada yang Tionghoa, jadi ya

suka main, mereka juga kadang main kesini.

P : ibu tau ga sih kegiatan mereka atau ritual mereka tuh ngapain

aja?

R : ngga tau sih, kan beda ya.. intinya mah sama (menyembah)

tapi caranya beda, jadi ya kita ga tau kegiatannya apa.

P : kesenian khas Tionghoa ibu tau?

R : kalau keseniannya kita suka nonton Barongsai, sering ikut

nonton.

P : kalau makanan khasnya ibu tau?

R : paling ya dodol. Itu kan ada di belakang SD sini kan tiap taun

emang buat ya mbak, kalau mau lebaran mereka pasti buat mbak,

kalau lebaran kita juga dulu buat, Cuma sekarang karena usianya

udah sepuh jadi ngga buat lagi gitu. Kita juga sering pesen sama

beliau.

P : adakah kegiatan yang dilakukan bersama?

R : ada sih.. posyandu, gotong royong.

P : apakah ibu membatasi pergaulan?

R : ngga sih mbak. Cuman anak-anak suka membatasi diri,

karena mereka punya peliharaan anjing, kan pada takut sama

anjing, jadi ya suka pada membatasi. Tapi ya karena mereka

punya anjing aja, ngga lebih dari itu.

P : menurut penilaian ibu pribadi, masyarakat Tinghoa yang ada

disini tuh gimana sih?

 

Page 153: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

R : baik sih mba, tapi ga tau juga ya.. kalau dari yang saya liat

dilingkungan kita ini sih ya baik ya mbak. Karna kita satu RT jadi

ya silaturahminya juga baik-baik aja mbak, ngga ada pikiran yang

gimanaaa gitu ya ngga mbak

P : disini pernah ada konflik ga bu?

R : ngga ada mbak, kita mah rukun-rukun aja. Paling ya anak-

anak kecil aja suka berantem. Selebihnya mah ga ada. Ribut-ribut

sih ngga. Belum pernah ya mudah-mudahan ngga ya. Tapi ya

orang sini sih belum pernah ribut ya mbak. Cuma pernah banjir

mbak, sini pernah kebanjiran jadi ya minta tolong, minta

solusinya gimana. Bersihinnya ya bareng-bareng.

P : kalau warga etnis Tionghoa nya ada acara nih bu, warga

pribuminya bantu-bantu ga bu?

R : kalau kita ga dimintain tolong ya ngga bantuin, kecuali

mereka bilang terus minta bantuan ya kita bantu mba. Kalau

hajatan gitu sih kita ngga dimintain tolong, soalnya mereka juga

tau ya, cara masak mereka kan beda mbak, jadi ngga ngga ya kita

diundang untuk makan aja, tapi untuk dibantu mah ngga, kecuali

mereka minta tolong. Kaya misalnya nanti dateng ya acara ini,

hari ini, ya kita dateng menghormati, Cuma mereka juga nyiapin

makanan sendiri, Indonesia sendiri, khas Tionghoanya juga

sendiri. Cuma kadang kita agak gimana ya.. takut ya.. takutnya

bekas penggorengan ini dipake itu gitu.. takut tapi ya kita

menjaga ya kita makan kue, minum, buah udah gitu doang.

P : kalau pribuminya yang ada acara, mereka bantuin ga bu?

 

Page 154: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

R : ngga bantuin juga, kita ngundang ke RT kalau kita mau ada

acara gitu tapi ya dateng mba, tapi ya ga bantuin juga. Kecuali ya

kalau kita minta bantuan.

P : menurut ibu, ada ga sih faktor yang menghambat terjadinya

komunikasi disini?

R : ngga ya mba. Apalagi sekrang zaman semakin canggih,

komunikasi juga jadi semakin lancar.dan disini juga kita

kebanyakan ga masalahin perbedaan agama, ras atau yang

lainnnya sih mbak. Jadi ya ga ada yang menghambat sama sekali

kalau menurut saya

Pewawancara Narasumber

Puji Indah Lestari Marem

NIM: 1112051000098

 

Page 155: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

Nama : Suratoyo

Usia : 53 th

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Kedudukan : Warga

P : sejak kapan bapak tinggal disini?

R : saya kan pindah-pindah ya, nah pertama dateng kesini sekitar

taun 80an lah

P : asalnya dari mana pak?

R : kalau saya dari Lampung

P : sepengetahuan bapak, sejak kapan sih orang-orang etnis

Tionghoa yang ada disini mulai tinggal disini?

R : yang saya tau mereka pun turun temurun disini, mereka udah

lama disini. Kakeknya pun orang sini, orang-orang Tionghoa itu

memang lahir disini.

P : sepengetahuan bapak, apa saja sih pekerjaan mereka?

R : kalau dulu kan dagang, selain dagang mereka itu pengusaha.

Dulu itu pengusaha.... ya dagang juga. Dagang pasir , batu,

material. Material yang sifatnya ini doang a... pasir, batu, split.

P : ga lengkap ya pak? Ga kaya toko matrial gitu?

R : ya ada yang toko matrial juga, sembakko ada.. gitu.. rata-rata

ya dagang mereka itu ya.

P : kalau pekerjaan pribuminya apa pak?

R : pekerjaan orang pribumi sini? Dulu apa sekarang ?

 

Page 156: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

P : ya dulu sampai sekarang deh.. hehe

R : kalau dulu itu taun 80an masih bertani ya, masih ada sawah..

masih ada kebun.. kalau sekarang udah ngga ada. Kalau sekarang

rata-rata mereka ada yang pegawai, ada yang guru, buruh banyak

juga. Ini yang pegawai juga banyak gitu.. dagang juga banyak

sekarang. Nah yang Tionghoa pun ada yang jadi Pegawai Negeri,

jadi Guru, jadi Polisi ada juga

P : kalau makanan khas Tionghoa yang bapak tau apa aja pak?

Yang masih bisa ditemui disini?

R : makanan khas ? ya bakpao.. kalau hajatan itu kan pasti ada

bakpao, terus potong babi juga haha.. kalau yang masih makan

babi ya mereka potong..

P : sepengetahuan bapak, apa saja kesenian khas etnis Tionghoa

yang masih ada dan ditampilkan disini?

R : kalau kesenian Tionghoa... mereka itu senangnya Cokek,

Gambang Kromong..

P : disini masih ada tuh pak ?

R : masih.. kalau setiap hajatan masih ada itu. Hajatan nikahan.

P : nah kalau ada acara-acara kaya gitu, pribumi disini antusias ga

sih pak ?

R : ya antusias.. anak-anak suka pada ngeliat

P : pribuminya suka bantuin ga pak kalau ada acara kaya gitu?

R : ya kalau diundang ya datang. Di kita pun begitu, kalau

mereka diundang ya datang..

 

Page 157: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

P : bagaimana tanggapan bapak tentang acara-acara atau ritual

adat yang dilakukan oleh etnis Tionghoa?

R : warga sini ya biasa-biasa aja.. ya namanya kegiatan itu kan

udah ada dari dulu dan ga melanggar kan, jadi ya silahkan aja

yang penting ga pada judi.. hahha

P : apakah pernah terjadi konflik disini?

R : ngga pernah. Ada konflik ya kecil, biasa antar tetangga aja.

Paling ya konflik pribadi aja, konflik rumah tangga.

P : jadi ga pernah ada konflik ya besar ya pak? Ya mungkin

bawa-bawa etnis, agama..

R : selama ini di serpong ini, ga pernah ada konflik yang bawa-

bawa etnis gitu. Justru kita ini sama-sama saling merangkul, di

Cilenggang ini bahwa awal taun 2018 ini bahwa warna

Cilenggang itu adalah terdiri dari beberapa etnis. Etnis Tionghoa

gitu.. jadi kita saling aa...saling apa ya namanya.. saling

membaur, itu udah ada ikatan kita orang di Cilenggang ini.

P : adakah kegiatan yang diadakan dan dilakukan bersamaan?

R : ada.. gotong royong.. jadi seperti yang saya bilang itu ya, kita

warga Cilenggang itu punya e.... cagar budaya, cagar budaya

Tajug ini, jadi waktu itu kita mendeklarasikan itu termasuk

orang-orang Tionghoa itu disitu ikut terlibat, kita pawai, keliling

desa Cilenggang. Barongsai ikut tampil, marawis, drumb band,

obor, ya itu terlibat..

P : ada pandangan tentang etnis Tionghoa bahwa mereka tertutup,

suka berkelompok, menurut bapak itu bagaimana ?

 

Page 158: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

R : disini ? ya ngga kita pungkiri ya ada... yang pribumi pun ada

yang seperti itu. Tapi ya tidak banyak, hanya segelintir saja.

Banyaknya ya berbaur.

P : menurut pandangan apak masyarakat etnis Tionghoa yang ada

disini itu seperti apa ?

R : secara umum kalau dulu.. kita bicara dulu, kita itu kan

berkawan semua ya.. nah.. setelah turun temurun beberapa

generasi ini mereka itu pada pindah, kalau pandangan saya ya

kawan-kawan saya itu mereka baik-baik.. biasa aja berbaur suka

ngobrol-ngobrol, nongkrong

P : bapak suka ikut tuh ?

R : ya kalau diundang ya datang.. diundang kawinan.. terakhir itu

diundang masyarakat Tionghoa acara disini sebagai .. apa ya.. e...

contoh apa ya... disini ada orang chinese, Betawi sama sunda,

berbaur jadi satu dari berbagai macam agama dan etnis e.. tidak

terjadi konflik, nah ada yang dateng kesini itu orang luar negeri,

dari Tahiland, India, Prancis kemarin tuh pada dateng kesini ke

Vihara, berkunjung. Dia membandingkan di Indonesia ini ada

berbagai macam etnis, macam-macam agama ada keturunan kok

bisa menyatu, dulu Rano Karno juga pernah datang, banyak lah

yang datang kesini.

P : menurut bapak ada tidak sih akulturasi yang terjadi disini?

R : ya itu.. Gambang Kromong. Gambang Kromong itu

perpaduan. Emang dari asal usulnya musiknya perpaduan antara

Portugis, Chiina, betawi. Itu kesukaan orang-orang ini

 

Page 159: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

P : kalau di Vihara lagi ada acara, kaya ulang tahun misalnya,

bapak sendiri antusias ga?

R : ya kadang-kadang suka liat lah.. kadang kalau rapat juga suka

diadain disana, rapat warga. Karna ga ada aula, jadi rapatnya

disana, kan disana ada aula nya.

P : sepengetahuan bapak, bagaimana komunikasi antar warga

etnis Tionghoa dengan warga pribumi yang ada disini?

R : kalau komunikasi sih lancar-lancar aja ya. Mereka juga suka

kesini, kan disini ada SD ya, jadi ada yang jualan disini, saya juga

suka makan uduk disana, ngorbol sama mereka juga, nongkrong.

P : adakah faktor yang menghambat terjadinya komunikasi

disini?

R : ngga ada ya.. semuanya berbaur aja sih, sama aja. Ngobrol-

ngobrol aja, ngga ada yang membedakan. Kecuali ya memang

agamanya saja yang beda

P : sepengetahuan bapak bagaimana sih tingkat toleransinya

disini?

R : wah kalau toleransinya sih ya bagus bener

P : terus pak kalau misalnya ada yang berduka disini, ada yang

meninggal gitu lah, orang Tionghoanya pada datang ga ?

R : datang... tahlil pun datang, tapi diluar tenda biasanya.. ya

mereka datang, begitu pun sebaliknya.

P : selama tinggal disini, pernahkan bapak menerima perlakuan

yang tidak mengenakan?

 

Page 160: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

R : ngga pernah ya.. semuanya berkawan aja, ya ngga berani lah.

Semuanya juga lancar-lancar aja, komunikasinya juga lancar.

Pewawancara Narasumber

Puji Indah Lestari Suratoyo

NIM: 1112051000098

 

Page 161: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

FOTO BERSAMA NARASUMBER

Penulis bersama Bpk. Anton Wijaya

Penulis bersama Bpk. Widi Wirdawan

 

Page 162: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

Penulis bersama Aldhyoka Rukminto

Penulis bersama Bpk. Angkie

 

Page 163: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

Penulis bersama Ibu Marem

Penulis bersama Bpk. Suratoyo

 

Page 164: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

FOTO KEGIATAN WARGA RT 13 RW 05 KELURAHAN

CILENGGANG KOTA TANGERANG SELATAN

Kegiatan Bakti Sosial

Kegiatan di Posyandu Tulip

 

Page 165: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

Kegiatan di Posyandu Tulip

Hiburan Gambang Kromong Saat Perayaan Imlek