komposisi mineral makro dan mikro daging ikan … · naskah. bogor, januari 2009 wahyu santoso ......

77
KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) PADA BERBAGAI WAKTU PEMELIHARAAN Wahyu Santoso C34104082 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Upload: phamngoc

Post on 12-Mar-2019

269 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) PADA BERBAGAI WAKTU PEMELIHARAAN

Wahyu Santoso C34104082

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Page 2: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Komposisi Mineral Makro dan Mikro Daging Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) pada Berbagai Waktu Pemeliharaan” ini belum pernah diajukan pada Perguruan Tinggi lain atau lembaga lain maupun untuk memperoleh gelar akademik tertentu. Saya juga menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri dan tidak mengandung bahan-bahan yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh pihak lain kecuali sebagai bahan rujukan yang dinyatakan dalam naskah.

Bogor, Januari 2009

Wahyu Santoso

C34104082

Page 3: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

RINGKASAN

WAHYU SANTOSO. C34104082. Komposisi Mineral Makro dan Mikro Daging Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) pada Berbagai Waktu Pemeliharaan. Dibimbing Oleh NURJANAH dan TATI NURHAYATI. Mineral mempunyai peranan yang sangat vital bagi tubuh manusia. Informasi tentang kandungan mineral yang terdapat pada ikan gurami di Indonesia sangatlah terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari karakteristik ikan gurami, komposisi kimia dan pengaruh waktu pemeliharaan terhadap komposisi mineral daging ikan gurami.

Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu penelitian tahap 1 dan penelitian tahap 2. Penelitian tahap 1 dilakukan untuk mengetahui asal sampel, lama pemeliharaan, ukuran, rendemen ikan gurami dengan berbagai waktu pemeliharaan, yakni umur 7 bulan-1 tahun, umur 1,5-2 tahun, dan umur 2,5- 3 tahun dan penentuan komposisi kimia (proksimat). Penelitian tahap 2 dilakukan untuk mengetahui pengaruh waktu pemeliharaan terhadap komposisi mineral ikan gurami. Ikan gurami umur 2,5-3 tahun memiliki berat total antara 900-1100 gram dengan panjang total antara 36-38 cm, ikan gurami umur 1,5-2 tahun memiliki berat total antara 600-700 gram dengan panjang total 32-34 cm, dan ikan gurami umur 7 bulan-1 tahun memiliki berat total antara 300-400 gram dengan panjang total 27-29 cm. Nilai kisaran rendemen gurami yaitu daging 45-52 %, tulang 30-38 %, jeroan 6-8 %, insang 1-2 %, sirip 3-5 % dan sisik 4 %. Komposisi kimia ikan gurami adalah kadar air 72,96-75,48 %; abu 0,95-1,03 %; lemak 2,20-2,79 % dan protein 18,71-20,67 %.

Ikan gurami umur 7 bulan-1 tahun memiliki kandungan mineral makro maupun mineral mikro tertinggi, sedangkan ikan gurami umur 2,5-3 tahun memiliki kandungan mineral makro dan mikro terendah. Kandungan mineral makro ikan gurami umur 7 bulan-1 tahun untuk kalsium (Ca), kalium (K), dan magnesium (Mg) masing-masing sebesar 162,37; 128,85; dan 9,63 mg/kg. Kandungan mineral mikro ikan gurami umur 7 bulan-1 tahun untuk besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), dan iodium (I) masing-masing sebesar 78,26; 18,72; 22,45; dan 0,0823 µg/g. Kandungan mineral ikan gurami umur 2,5-3 tahun untuk Ca, P, K, Mg, dan Na masing-masing sebesar 91,33; 610; 88,74; 7,65 dan 59,85 mg/kg. Kandungan mineral mikro ikan gurami umur 2,5-3 tahun untuk Fe, Cu, Zn, dan I masing-masing sebesar 46,18; 12,83; 14,25 dan 0,0811 µg/g. Berdasarkan uji ragam (ANOVA), pada selang kepercayaan 95 % menunjukkan bahwa waktu pemeliharaan ikan gurami memiliki pengaruh yang nyata terhadap kandungan mineralnya. Hal tersebut disebabkan karena ikan gurami umur 7 bulan-1 tahun membutuhkan lebih banyak nutrisi (mineral) untuk menunjang pertumbuhan dan perkembanganya serta untuk fungsi fisiologis lainnya.

Page 4: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy)

PADA BERBAGAI WAKTU PEMELIHARAAN

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

Wahyu Santoso C34104082

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Page 5: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

Judul Skripsi : KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) PADA BERBAGAI WAKTU PEMELIHARAAN

Nama Mahasiswa : Wahyu Santoso

Nomor Pokok : C34104082

Disetujui,

Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Nurjanah, M.S Dr. Tati Nurhayati, S.Pi, M.Si NIP. 131 578 848 NIP. 132 149 436

Diketahui,

Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc NIP. 131 578 799

Tanggal Lulus :

Page 6: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga skripsi dengan judul “Komposisi Mineral Makro dan

Mikro Daging Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) pada Berbagai Waktu

Pemeliharaan” ini dapat diselsaikan oleh penulis. Adapun tujuan dari penulisan

skripsi ini adalah sebagai syarat kelulusan pada program sarjana Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak, Ibu, dan ketiga adikku (Widya, Weny, dan Wisnu) atas dukungan

moril, materil, kasih sayang, serta doa selama ini kepada penulis.

2. Ibu Ir. Nurjanah, M.S dan Ibu Dr. Tati Nurhayati, S.Pi, M.Si sebagai

pembimbing yang telah memberikan arahan dan saran kepada penulis selama

ini.

3. Bapak Dr.rer.nat.Ir. Agoes M Jacoeb, Dipl Biol dan Ibu Asadatun Abdullah,

S.Pi, M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran dan

bimbingan.

4. Ibu Kustiariyah sebagai dosen pembimbing akademik yang telah membimbing

penulis selama ini.

5. Ibu Dra. Pipih Suptijah, MBA yang telah meluangkan waktu untuk menjadi

moderator pada saat seminar hasil penelitian.

6. Seluruh staf dosen dan TU THP (Mas Zaki, Mas Ipoel, Mas Mail, Ibu Ema,

Pak Ade, Pak Jamhuri, Pak Tatang, dan Mbak Heni) serta Umi terima kasih

atas bantuannya kepada penulis.

7. Teman seperjuangan selama ini: Opick, Dila, Theta, Luh putu ari, dan semua

teman-teman THP 41 atas segala kenangan indah di Kampus dan di Bali serta

persahabatan selama ini.

8. Teman-teman GOPISS: Iwan, Teteg, Ferrry Racun, Edo, Nunu, Jay, Yudie,

Afie, Juan, Cecep, Haris, Windi dan Mas Mariman sekeluarga atas

bantuannya selama ini.

9. Deden atas saran dan kritiknya yang sangat membangun, terima kasih.

10. Adik-adik THP 42, dan 43 yang telah membantu selama ini.

Page 7: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

11. Terakhir kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan disini, penulis

mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas semua dukungannya.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan

skripsi ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan bantuan dari

semua pihak untuk kesempurnaan skripsi ini.

Bogor, Januari 2009

Wahyu Santoso C34104082

Page 8: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Madiun pada tanggal 2 Juli 1985

sebagai anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak

Budi Santoso dan Ibu Eny Astuti. Penulis memulai pendidikan

di SDN Balaraja II (1992-1998), SLTPN 1 Depok (1998-2001),

SMUN 3 Depok (2001-2004).

Pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui

jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan diterima pada Program

Studi Teknologi Hasil Perikanan, Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif sebagai

anggota Himpunan Mahasiswa Hasil Perikanan (HIMASILKAN) dan sebagai

asisten Pengetahuan Bahan Baku Hasil Perairan (2007-2008).

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, penulis melakukan penelitian yang berjudul

”Komposisi Mineral Makro dan Mikro Daging Ikan Gurami (Osphronemus

gouramy) pada Berbagai Waktu Pemeliharaan” dibawah bimbingan Ibu

Ir.Nurjanah, M.S dan Ibu Dr. Tati Nurhayati, S.Pi, M.Si.

Page 9: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi

1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2. Tujuan ............................................................................................ 2

2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 3

2.1. Klasifikasi dan Deskripsi Gurami (Osphronemus gouramy) ............. 3 2.1.1. Nilai ekonomis gurami .......................................................... 6 2.1.2. Produksi gurami ..................................................................... 7

2.2. Mineral dan Fungsinya ..................................................................... 7 2.2.1. Mineral makro ...................................................................... 8 2.2.2. Mineral mikro ....................................................................... 12

2.3. Kelarutan Mineral ............................................................................ 16

2.4. Mekanisme Penyerapan Mineral ....................................................... 16

2.5. Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) .................................. 17

3. METODOLOGI ....................................................................................... 19

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................. 19

3.2. Alat dan Bahan ................................................................................... 19

3.3. Metode Penelitian ............................................................................... 19 3.3.1. Persiapan contoh ...................................................................... 20

3.3.2. Rendemen ................................................................................ 20 3.3.3. Analisis proksimat ................................................................... 20 (1). Kadar air ............................................................................ 20 (2). Kadar abu .......................................................................... 21 (3). Kadar protein ..................................................................... 21 (4). Kadar lemak ...................................................................... 22 3.3.4. Analisis mineral ........................................................................ 23 (1). Pengujian mineral (Mg, Ca, K, Na, Zn, Cu, Fe) ................. 23 (2). Pengujian fosfor ................................................................. 25 (3). Pengujian iodium ............................................................... 27

3.3.5. Analisis data ............................................................................ 28

Page 10: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Penelitian Tahap 1 ............................................................................. 30

Komposisi kimia ikan gurami ............................................................ 32 (1) Kadar air .................................................................................... 33 (2) Kadar abu .................................................................................. 34 (3) Kadar protein ............................................................................. 35 (4) Kadar lemak ............................................................................... 36

4.2. Penelitian Tahap 2 ............................................................................. 37

Komposisi mineral ............................................................................ 37 (1) Mineral makro ........................................................................... 37 (2) Mineral mikro ............................................................................ 42

4.3. Pemenuhan Kecukupan Gizi Mineral ................................................ 46

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ....................................................................................... 50

5.2. Saran ................................................................................................. 51

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 52

LAMPIRAN ................................................................................................ 55

Page 11: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1. Pertumbuhan gurami berdasarkan umur ............................................ 5

2. Data produksi ikan gurami di Indonesia ........................................... 7

3. Pembuatan larutan standar logam 1000 ppm ..................................... 24

4. Waktu pemeliharaan, panjang, dan berat ikan gurami ....................... 30

5. Komposisi kimia ikan gurami (Osphronemus gouramy) pada berbagai waktu pemeliharaan ............................................................ 33

6. Komposisi mineral makro ikan gurami pada berbagai waktu pemeliharaan ................................................................................... 37

7. Komposisi mineral mikro ikan gurami pada berbagai waktu pemeliharaan ................................................................................... 42

8. Absorpsi mineral dalam mg/100 g bahan yang dikonsumsi ............... 47

9. Absorpsi mineral iodium dalam 100 g bahan yang dikonsumsi ......... 47

Page 12: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman 1. Gambar ikan gurami (Osphronemus gouramy) .................................. 4

2. Diagram alir penetapan mineral .......................................................... 24

3. Diagram alir proses penetapan mineral fosfor ..................................... 26

4. Diagram alir penetapan mineral iodium .................................................... 28

5. Persentase rendemen ikan gurami umur 2,5-3 tahun ........................... 31

6. Persentase rendemen ikan gurami umur 1,5-2 tahun .......................... 31

7. Persentase rendemen ikan gurami umur 7 bulan-1 tahun ..................... 31

8. Kadar air ikan gurami pada berbagai waktu pemeliharaan .................. 33

9. Kadar abu ikan gurami pada berbagai waktu pemeliharaan ................. 34

10. Kadar protein ikan gurami pada berbagai waktu pemeliharaan ........... 35

11. Kadar lemak ikan gurami pada berbagai waktu pemeliharaan ............. 36

12. Kandungan mineral makro ikan gurami pada berbagai waktu pemeliharaan ..................................................................................... 38

13. Kandungan mineral mikro ikan gurami pada berbagai waktu pemeliharaan ..................................................................................... 42

Page 13: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Data mentah panjang, berat, dan rendemen ikan gurami .................... 56

2. Rendemen ikan gurami ...................................................................... 56

3. Rekapitulasi data proksimat ikan gurami pada berbagai waktu pemeliharaan .................................................................................... 56

4. Rekapitulasi data profil mineral ikan gurami .................................... 58

5. Rancangan acak lengkap, sidik ragam, dan uji lanjut Duncan ............ 60

6. Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan gizi mineral ................... 63

Page 14: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kecukupan pangan manusia merupakan suatu usaha pemenuhan kebutuhan

tubuh dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi. Pemenuhan kebutuhan gizi

tersebut dapat diperoleh dengan mengkonsumsi bahan pangan yang mengandung

karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral.

Permasalahan gizi merupakan permasalahan serius yang banyak dijumpai

negara-negara berkembang khususnya di Asia Tenggara, seperti Vietnam,

Filipina, Malaysia, Burma, Thailand, dan Indonesia. Gangguan-gangguan gizi

yang umum terjadi diantaranya adalah terhambatnya pertumbuhan, anemia gizi,

dan penyakit gondok. Penyakit-penyakit ini disebabkan karena kekurangan

kandungan mineral pada pola konsumsi makanannya (Buckle et al. 1987).

Mineral mempunyai peranan yang sangat vital bagi tubuh manusia, misalnya

kalsium (Ca) dan fosfor (P) yang terdapat pada tubuh berfungsi dalam

pembentukan tulang dan gigi serta seng (Zn) dan iodium (I) yang berfungsi dalam

reaksi biokimia dan juga kofaktor enzim. Kekurangan kalsium dapat

menyebabkan terjadinya tulang keropos (osteoporosis), kekurangan seng

mengakibatkan pertumbuhan menjadi terhambat, sedangkan kekurangan konsumsi

iodium dapat menyebabkan terjadinya penyakit gondok dan hambatan mental

(Olson et al. 1988).

Pemenuhan kebutuhan mineral pada manusia diperoleh dengan cara

mengkonsumsi bahan pangan, baik yang berasal dari tumbuhan (nabati) maupun

hewan (hewani). Sumber mineral paling baik adalah makanan hewani, karena

makanan nabati jumlah ketersediaan biologisnya lebih sedikit, hal ini disebabkan

oleh adanya bahan pengikat mineral seperti serat yang dapat mengganggu

penyerapan mineral.

Sumber pangan hewani dapat diperoleh antara lain dengan mengkonsumsi

ikan, baik ikan hasil tangkapan di laut maupun ikan yang berasal dari hasil

budidaya di darat. Ada berbagai jenis ikan konsumsi yang dibudidayakan

oleh masyarakat salah satunya adalah ikan gurami. Ikan gurami banyak dipilih

karena merupakan golongan jenis ikan yang cukup banyak diminati masyarakat

Page 15: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

serta rasanya yang enak dan gurih. Bagi masyarakat umum, ikan gurami

dipandang sebagai salah satu ikan yang bergengsi dan memiliki harga jual yang

mahal serta merupakan salah satu komoditas andalan di sektor perikanan air tawar

(DKP 2007).

Banyak masyarakat yang menggemari ikan gurami, hal tersebut dapat dilihat

dari data produksi ikan gurami yang setiap tahunnya mengalami peningkatan.

Belum tersedianya data dan informasi yang lengkap tentang komposisi kimia ikan

gurami, menyebabkan penelitian ini perlu dilakukan. Penelitian ini diharapkan

dapat memberikan informasi yang berguna mengenai kandungan gizi ikan gurami,

yaitu protein, lemak, vitamin, dan mineral.

1.2. Tujuan

Penelitian ini antara lain bertujuan untuk:

(1) mengetahui asal sampel, waktu pemeliharaan, karakteristik dari ikan gurami

yang meliputi ukuran tubuh, rendemen, dan komposisi kimia (proksimat);

(2) mengetahui pengaruh waktu pemeliharaan terhadap mineral yang terkandung

dalam daging ikan gurami (Osphronemus gouramy).

Page 16: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi dan Deskripsi Gurami (Osphronemus gouramy)

Ikan merupakan salah satu sumber zat gizi yang penting bagi proses

kelangsungan hidup manusia. Ikan gurami (Osphronemus gouramy) merupakan

salah satu diantara ikan air tawar yang memiliki kandungan gizi yang tinggi.

Keunggulan ikan gurami dibandingkan ikan air tawar lainnya selain rasa dan

kandungan gizinya tinggi, ikan gurami mudah dipelihara karena bersifat pemakan

apa saja, dapat berkembangbiak secara alami dan dapat hidup di air tergenang,

serta harga jualnya yang relatif mahal dan stabil (Jangkaru 2002).

Klasifikasi ikan gurami (Osphronemus gouramy) adalah sebagai berikut:

Kelas : Pisces

Subkelas : Teleostei

Ordo : Labyrinthci

Subordo : Anabantoidae

Family : Anabantidae

Genus : Osphronemus

Spesies : Osphronemus gouramy

Saanin (1984) diacu dalam Sitanggang dan Sarwono (2007)

Ikan gurami mempunyai bentuk fisik yang khas. Badannya pipih, agak

panjang, dan lebar. Badan tertutup sisik yang kuat dengan tepi agak kasar.

Mulutnya kecil, letaknya miring, tidak tepat di bawah ujung moncong. Bibir

bawah terlihat menonjol sedikit dibandingkan dengan bibir atas. Ujung mulut

dapat disembulkan, sehingga tampak monyong.

Ikan gurami sering menyembulkan mulutnya untuk mengambil oksigen dari

udara bebas. Oksigen yang terhisap akan terikat oleh alat pernapasan tambahan

yang disebut labirin. Labirin adalah lipatan-lipatan epithelium pernapasan. Alat

tambahan ini merupakan turunan dari lembar insang pertama. Alat pernapasan

tambahan ini membantu ikan gurami untuk hidup dalam perairan dengan kondisi

oksigen terlarut yang sangat rendah, asalkan udara di atas permukaan air tersedia

(Sitanggang dan Sarwono 2007). Morfologi ikan gurami dapat dilihat pada

Gambar 1.

Page 17: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

Gambar 1. Ikan gurami (Osphronemus gouramy)

Ikan gurami yang sudah dewasa memiliki lebar badan hampir dua kali

panjang kepala atau 3/4 kali panjang tubuh. Bentuk kepala tumpul, berdahi agak

menonjol, berpunggung tinggi, panjang sirip punggung dapat mencapai pangkal

ekor, dan sirip ekor berbentuk busur. Ikan gurami yang masih muda (benih)

ukuran 4-6 cm kepalanya lancip ke depan, berdahi normal, dan rata. Sirip dada

terdapat bintik hitam. Warna tubuh dan punggung ikan gurami muda umumnya

berwarna biru kehitaman dengan bagian perut putih. Menjelang dewasa warna

tubuh dan punggung berubah menjadi kecoklatan dan warna perutnya berubah

menjadi kekuningan (Sitanggang dan Sarwono 2007).

Ikan gurami berkembangbiak setiap musim kering. Matang kelamin pada

umur 2-8 tahun untuk jantan, dan 4-10 tahun untuk betina. Induk betina dapat

menghasilkan telur antara 500-5000 butir. Telur bersifat mengapung karena

mengandung globul minyak. Telur akan menetas dalam waktu 30-35 jam setelah

dilepas dari tubuh induknya. Larva yang baru menetas hidup dengan sisa-sisa

kuning telur yang masih ada pada tubuhnya. Lima hari kemudian cadangan

kuning telur habis, larva pun mulai makan jasad renik. Pakan ikan gurami ketika

masih larva adalah rotifera atau daphnia. Setelah berumur dua bulan ikan gurami

dapat makan jentik nyamuk dan cacing sutera. Selanjutnya dapat makan tumbuh-

tumbuhan lunak dan rayap (Sitanggang dan Sarwono 2007).

Sejak menetas sampai besar, benih ikan gurami mempunyai nama dan

sebutan yang berbeda-beda untuk setiap ukurannya. Sebutan-sebutan yang

diberikan pembudidaya tersebut diadopsi dari nama-nama benda yang setara

Page 18: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

dengan ukuran benih. Berikut ini ukuran secara rinci dari masing-masing benih

tersebut (Sendjaja dan Riski 2002):

− Larva adalah telur ikan gurami yang baru menetas, umurnya baru 1-14 hari.

− Biji oyong, kuaci, atau gabah adalah sebutan benih ikan gurami dari menetas

sampai umur 30 hari.

− Kuku adalah sebutan benih ikan gurami yang mempunyai ukuran panjang

1-2,5 cm.

− Silet adalah sebutan benih ikan gurami yang berukuran 2,5-4 cm.

− Bungkus korek api adalah benih ikan gurami yang berukuran 4-6 cm.

− Bungkus kaset atau bungkus rokok adalah ukuran benih ikan gurami

12-15 cm.

− Tempelan atau garpit adalah sebutan benih ikan gurami berukuran 5-7 ekor/kg.

Ukuran benih yang banyak diminati oleh para pembudidaya pembesaran

adalah benih yang berukuran bungkus korek api sampai ukuran telapak tangan.

Alasannya karena ukuran ikan gurami yang sudah cukup besar memiliki resiko

kematian di kolam pembesaran yang kecil. Pertumbuhan gurami di kolam yang

subur dan mendapat pakan tambahan yang cukup, pertumbuhannya dapat dilihat

pada data Tabel 1.

Tabel 1. Pertumbuhan gurami berdasarkan umur

Umur Panjang Berat

3 bulan 2-3 cm 300 ekor/kg

6 bulan 5-8 cm 100 ekor/kg

10 bulan 8-11 cm 80 ekor/kg

18 bulan 17-22 cm 10 ekor/kg

24 bulan 25 cm 1 ekor/0,3 kg

30 bulan 30 cm 1 ekor/ 0,5 kg

3 tahun 32-35 cm 1 ekor/ 0,7 kg

4 tahun 35-40 cm 1 ekor/ 1-1,5 kg

5 tahun 40-45 cm 1 ekor/ 1,5-2 kg

Sumber: Sendjaja dan Riski 2002.

Page 19: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

Pemberian pakan yang teratur dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi,

dapat meningkatkan pertumbuhan tubuh ikan lebih cepat. Induk-induk gurami

yang sehat dan terjamin makanannya dapat dipijahkan dua kali setahun berturut-

turut selama 5 tahun (Sitanggang dan Sarwono 2007).

Jenis ikan gurami di Indonesia ada beberapa varietas antara lain angsa

(suang, Geese gouramy), jepun (jepang, japonica), blaussafir, paris, bastar

(pedaging), porselen, albino, kapas, dan batu. Pakan utama untuk ikan gurami

adalah daun-daunan namun setelah ditemukan pelet yang dapat diatur kadar

gizinya, pembudidaya ikan gurami beralih ke pelet sebagai pakan utama ikan

gurami. Daun-daunan yang dapat diberikan pada ikan gurami adalah daun sente,

daun talas, daun keladi, daun singkong, daun genjer, daun kangkung, daun ubi

jalar, daun ketimun, daun labu, daun dadap, dan lain sebagainya (Sitanggang dan

Sarwono 2007).

2.1.1. Nilai ekonomis

Ikan gurami (Osphronemus gouramy) merupakan ikan asli Indonesia dan

berasal dari perairan daerah Jawa Barat. Ikan ini merupakan salah satu komoditi

perikanan air tawar yang cukup penting apabila dilihat dari permintaannya yang

cukup besar dan harganya yang relatif tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar

lainnya seperti ikan mas, nila, tambakan, dan tawes. Bagi masyarakat umum, ikan

ini dipandang sebagai salah satu ikan bergengsi dan biasanya disajikan pada

acara-acara yang dianggap penting. Ikan gurami memiliki rasa yang enak dan

gurih, perawatannya pun tidak terlalu sulit dan tidak memerlukan banyak biaya.

Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila ikan gurami menjadi salah satu

komoditi unggulan di sektor perikanan air tawar.

Umumnya budidaya ikan gurami masih dilaksanakan oleh masyarakat

dengan teknologi semiintensif. Masa pemeliharaanya relatif lama sehingga

dilakukan dalam beberapa tahap pemeliharaan, yaitu tahap pembenihan, tahap

pendederan, dan tahap pembesaran, masing-masing tahapan menghasilkan produk

yang dapat dipasarkan secara tersendiri.

Pasar ikan gurami mengandalkan pada permintaan domestik. Prospek

bisnisnya cukup menjanjikan mengingat permintaan dari masyarakat yang cukup

Page 20: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

besar. Ikan gurami lebih digemari dijual dalam keadaan hidup atau segar dan

biasanya harganya juga lebih tinggi dalam keadaan hidup (Anonim 2008).

2.1.2. Produksi gurami

Produksi ikan gurami mengalami peningkatan setiap tahunnya sekitar

35 %. Produksi gurami pada tahun 1999 sebesar 9.820 ton, lalu pada tahun 2000

meningkat menjadi 14.065 ton, dan pada tahun 2001 produksinya mencapai

19.027 ton. Namun, kontribusi ikan gurami di sektor perikanan dalam negeri baru

mencapai 10 % (DKP 2007). Rendahnya tingkat konsumsi ikan masyarakat

Indonesia menjadi faktor rendahnya kontribusi produk perikanan. Tingkat

konsumsi ikan perkapita yang disarankan oleh FAO adalah 30 kg/tahun,

sedangkan Indonesia tingkat konsumsinya baru mencapai 24 kg/tahun, dan

merupakan negara yang memiliki tingkat konsumsi ikan terendah di ASEAN yang

memiliki tingkat konsumsi berkisar antara 30-100 kg/tahun

(Ferinaldy 2008). Data produksi ikan gurami di Indonesia dapat dilihat pada

Tabel 2.

Tabel 2. Data produksi ikan gurami di Indonesia

Sumber: Ditjen Perikanan Budidaya, DKP (2007)

2.2. Mineral dan Fungsinya

Unsur-unsur mineral adalah unsur kimia selain karbon, hidrogen, oksigen,

dan nitrogen yang dibutuhkan oleh tubuh. Unsur-unsur tersebut kebanyakan

terdapat dalam makanan sebagai garam anorganik, misalnya natrium klorida,

tetapi beberapa mineral juga terdapat dalam senyawa organik, seperti sulfur dan

fosfor yang merupakan penyusun berbagai protein (Kasmidjo 1992).

Unsur mineral dikenal sebagai bahan anorganik atau kadar abu. Pada proses

pembakaran, bahan-bahan organik terbakar akan tetapi zat anorganiknya tidak,

karena itu disebut sebagai abu. Unsur mineral di dalam tubuh berfungsi sebagai

Tahun Jumlah Produksi (ton) 2000 14.065 2001 19.027 2002 16.438 2003 22.666 2004 23.758 2005 25.442 2006 28.716 2007 31.600

Page 21: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

zat pembangun dan pengatur. Unsur mineral natrium, kalium, kalsium,

magnesium, dan fosfor terdapat di dalam tubuh dalam jumlah yang cukup besar

dan karenanya disebut sebagai unsur mineral makro. Unsur mineral lain seperti

besi, iodium, tembaga, dan seng hanya terdapat dalam tubuh dalam jumlah yang

kecil saja, karena itu disebut trace element atau mineral mikro (Winarno 1992).

2.2.1. Mineral makro

Unsur mineral makro merupakan unsur mineral yang terdapat dalam jumlah

yang cukup besar. Mineral makro dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah lebih dari

100 mg sehari. Kelompok mineral makro terdiri dari kalium, kalsium, magnesium,

natrium, sulfur, klor, dan fosfor (Winarno 1992).

Kalium (K)

Kalium merupakan unsur logam yang termasuk dalam kelompok alkali

dengan simbol K. Kalium memiliki nomor atom 19 dengan berat atom 39,102 dan

berat jenis 0,87. Kalium merupakan kation utama dalam sebagian besar sel (cairan

intraseluler) dan di dalam otot (Harjono et al. 1996).

Kalium berperan dalam pengaturan kandungan cairan sel. Kalium bersama-

sama dengan klorida membantu menjaga tekanan osmotik dan keseimbangan

asam basa. Kalium juga membantu dalam mengaktivasi reaksi enzim, seperti

piruvat kinase yang dapat menghasilkan asam piruvat dalam proses metabolisme

karbohidrat (Winarno 1992). Kalium di dalam sel berfungsi sebagai katalisator

dalam banyak reaksi biologik terutama dalam metabolisme energi dan sintesis

glikogen dan protein. Kalium berperan dalam pertumbuhan sel. Taraf kalium

dalam otot berhubungan dengan massa otot dan simpanan glikogen, oleh karena

itu ketika pembentukan otot dibutuhkan kalium dalam jumlah cukup karena

berkaitan dengan sintesis protein (Almatsier 2003).

Kekurangan kalium pada ikan menyebabkan lemah otot, penggelembungan

intestin, dan pelemahan otot kardiak dan respirasi. Studi tentang kebutuhan secara

kuantitatif terhadap mineral ini belum dilakukan karena ikan dapat memperoleh

asupan mineral kalium dari lingkungan perairan (Halver 1989). Kebutuhan

mineral kalium pada formulasi pakan ikan per kilogram sebesar 0,1-0,3 %

(Wiramiharja et al. 2007). Kekurangan kalium pada manusia juga akan

mengakibatkan lemah, lesu, kehilangan nafsu makan, dan kelumpuhan, sedangkan

Page 22: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

bila kelebihan akan menyebabkan gagal jantung yang berakibat kematian serta

gangguan fungsi pada ginjal (Almatsier 2003).

Kalsium (Ca)

Kalsium adalah salah satu kation yang berlimpah di dalam tubuh ikan.

Meskipun peranan kalsium adalah untuk pembentukan tulang dan pemeliharaan

jaringan tulang namun, ion kalsium terdistribusi secara luas dalam jaringan lunak.

Fungsi lain dari kalsium meliputi kontraksi otot, proses pembekuan darah,

transmisi saraf, pemeliharaan keutuhan membran sel, dan aktivasi beberapa enzim

penting. Kalsium berikatan dengan fosfolipid di dalam membran sel dan berfungsi

dalam mengontrol permeabilitas membran dan mengatur pengambilan nutrien

oleh sel (Halver 1989).

Keperluan kalsium yang terbesar terjadi pada waktu pertumbuhan, tetapi

keperluan kalsium juga masih diteruskan meskipun sudah mencapai usia dewasa.

Pada pembentukan tulang, bila tulang baru dibentuk maka tulang yang tua

dihancurkan secara simultan (Kasmidjo 1992).

Kecukupan kalsium pada ikan dapat ditemukan di sebagian besar tubuhnya

karena kemampuan ikan untuk memperoleh ion secara langsung dari

lingkungannya. Berbeda dengan hewan terestrial, tulang bukan merupakan tempat

utama regulasi kalsium pada ikan. Pertukaran gas melewati insang pada ikan

menyediakan ketersediaan kalsium secara kontinu. Regulasi kalsium ini terjadi

pada insang, sirip, dan epitelia mulut. Insang merupakan tempat utama regulasi

kalsium baik untuk ikan air tawar maupun ikan air laut. Kalsium yang diserap

disimpan pada tulang dan kulit. Secara umum penyerapan dan penyimpanan

kalsium oleh jaringan tubuh ikan adalah sama untuk ikan air tawar maupun ikan

air laut. Kekurangan kalsium pada ikan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan,

berkurangannya mineralisasi tulang, kelainan bentuk tulang dan rendahnya

efisiensi pakan yang dimakan (Halver 1989). Kebutuhan mineral kalsium pada

formulasi pakan ikan per kilogram sebesar 0,5 % (Wiramiharja et al. 2007).

Kekurangan kalsium pada manusia dapat mengakibatkan osteomalasis, yaitu

tulang menjadi lunak karena matriksnya kekurangan kalsium. Penyebab utama

osteomalasia adalah kekurangan vitamin D. Selain itu, bila keseimbangan kalsium

negatif maka osteoporosis atau penurunan massa tulang dapat terjadi

Page 23: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

(Winarno 1992). Kelebihan kalsium pada manusia dapat menimbulkan batu ginjal

atau gangguan ginjal dan konstipasi. Kelebihan kalsium dapat terjadi bila

menggunakan suplemen kalsium berupa tablet atau bentuk lain (Almatsier 2003).

Magnesium (Mg)

Magnesium merupakan unsur logam dengan nomor atom 12 dan memiliki

berat atom 24,312 dengan lambang Mg. Garam dari Mg ini esensial di dalam gizi

dan diperlukan untuk aktivitas enzim, terutama yang bertanggungjawab dalam

fosforilasi oksidasi besi (Harjono et al. 1996).

Magnesium merupakan aktivator enzim peptidase dan enzim alin yang

berfungsi memecah dan memindahkan gugus fosfat. Magnesium diserap di usus

kecil dan diduga hanya sepertiga dari yang tercerna akan diserap

(Winarno 1992). Sebagian besar magnesium pada ikan terletak pada tulang.

Sisanya ditemukan dalam sel pada jaringan lunak. Magnesium berperan penting

dalam adaptasi respirasi pada ikan air tawar. Ikan air tawar memperoleh ion

magnesium secara aktif dari lingkungannya dan dari makanan. Magnesium pada

ikan diekskresikan melalui ginjal (Halver 1989). Kebutuhan mineral magnesium

dalam formulasi pembuatan pakan ikan per kilogram sebesar 0,05 %

(Wiramiharja et al. 2007).

Kekurangan magnesium pada ikan menyebabkan kalsinosis pada ginjal,

pelunakan tulang, kemunduran jaringan otot, sel epitel pilorik, dan filamen insang

(Halver 1989). Kekurangan magnesium terjadi apabila kekurangan konsumsi

protein dan energi. Kekurangan magnesium pada manusia akan mengakibatkan

kurang nafsu makan, gangguan dalam pertumbuhan, koma, gagal jantung, dan

hypomagnesema (keadaan defisiensi Mg dalam darah) dengan gejala denyut

jantung tidak teratur, insomnia, lemah otot, kejang kaki, serta telapak kaki dan

tangan gemetar (Almatsier 2003).

Natrium (Na)

Natrium sebagian besar terdapat dalam plasma darah dan cairan di luar sel

(ekstraseluler), beberapa diantaranya juga terdapat dalam tulang. Natrium dan

klorida merupakan bagian terbesar dari cairan ekstraseluler yang berfungsi dalam

membantu mempertahankan tekanan osmotik dan menjaga keseimbangan asam

Page 24: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

basa. Penyerapan ion natrium dan air pada ikan terjadi di membran epitel insang,

usus, integumen, dan ginjal (Halver 1989).

Kekurangan natrium pada ikan sulit untuk ditemukan karena ikan mampu

memperoleh natrium dari lingkungan perairan yang menjadi tempat hidupnya.

Kekurangan natrium pada hewan terestrial mengakibatkan terhambatnya

pertumbuhan, pelunakan tulang, terhambatnya perkembangan gonad, dan adrenal

hipertropi (Halver 1989). Kebutuhan mineral natrium pada formulasi pakan ikan

per kilogram sebesar 0,1-0,3 % (Wiramiharja et al. 2007).

Kondisi kelebihan kadar natrium pada manusia akan menyebabkan

hipertensi (tekanan darah tinggi) yang banyak ditemukan pada masyarakat yang

mengkonsumsi natrium dalam jumlah besar seperti masyarakat Asia. Hal ini

disebabkan oleh pola kebiasaan dalam mengkonsumsi makanan dengan

kandungan natrium yang tinggi, yaitu sekitar 7,6-8,2 gram per hari

(Winarno 1992).

Fosfor (P)

Fosfor merupakan unsur mineral dengan lambang P dan memiliki nomor

atom 15 dengan berat atom 30,974. Fosfor merupakan unsur esensial dalam diet,

unsur ini merupakan komponen utama dalam fase mineral tulang dan terdapat

secara berlimpah dalam semua jaringan (Harjono et al. 1996).

Fosfor bersama dengan kalsium adalah penyusun tulang dan gigi yang

sangat penting. Fosfor juga terdapat pada semua sel hidup dan diperlukan untuk

pelepasan dan penyimpanan energi (Kasmidjo 1992). Fosfor terdapat dalam

bentuk organik dan anorganik dalam bahan pangan. Enzim dalam saluran

pencernaan membebaskan fosfor anorganik dari ikatannya dengan bahan organik.

Fosfor sebagian besar diserap dalam bentuk anorganik. Sumber utama fosfor

adalah makanan dengan keadaan kadar protein yang tinggi seperti daging, unggas,

telur, dan ikan (Winarno 1992). Makanan merupakan sumber utama fosfor karena

lingkungan air tawar dan air laut rendah kandungan fosfornya (0,02 mg/liter).

Organisme perairan mempunyai mekanisme efektif dalam menyerap, menyimpan,

dan menyalurkan fosfat dari lingkungan air tawar maupun air laut. Fosfor

diekskresikan melalui ginjal lewat urin (Halver 1989). Kebutuhan mineral fosfor

pada formulasi pakan ikan per kilogram sebesar 0,7 % (Wiramiharja et al. 2007).

Page 25: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

Kekurangan fosfor pada ikan menyebabkan kelainan bentuk tulang,

terhambatnya pertumbuhan, rendahnya efisiensi pakan, dan rendahnya kandungan

fosfor dan kalsium pada tulang (Halver 1989), sedangkan pada manusia apabila

kekurangan fosfor dapat mengakibatkan kerusakan tulang. Kelebihan fosfor pada

manusia akan menyebabkan ion fosfat mengikat kalsium sehingga dapat

menimbulkan kejang (Almatsier 2003).

2.2.2. Mineral mikro

Mineral mikro merupakan mineral yang terdapat di dalam tubuh dalam

jumlah yang kecil dan secara tetap terdapat dalam sistem biologis. Kebutuhan

tubuh akan mineral mikro adalah kurang dari 100 mg sehari. Mineral mikro terdiri

dari besi, iodium, seng, mangan, kobalt, fluor, dan tembaga (Winarno 1992).

Beberapa unsur mineral mikro yang dibutuhkan oleh manusia akan dijelaskan

sebagai berikut:

Besi (Fe)

Besi merupakan unsur mineral dengan nomor atom 26 dan memiliki berat

atom 55,847 dengan lambang Fe. Besi merupakan konstituen penting dari

hemoglobin, sitokrom, dan komponen lain sistem enzim pernapasan. Besi

memiliki fungsi untuk transportasi oksigen ke jaringan (hemoglobin) dan

mekanisme oksidasi seluler. Penipisan cadangan besi dapat menyebabkan anemia

defisiensi besi (Harjono et al. 1996).

Besi dengan konsentrasi tinggi terdapat dalam sel darah merah, yaitu

sebagai bagian dari molekul hemoglobin yang mengangkut oksigen dari paru-

paru. Hemoglobin akan mengangkut oksigen ke sel-sel yang membutuhkannya

untuk metabolisme glukosa, lemak, dan protein menjadi energi (ATP). Besi juga

merupakan bagian dari sistem enzim dan mioglobin, yaitu molekul yang mirip

dengan hemoglobin yang terdapat di dalam sel-sel otot. Mioglobin akan berikatan

dengan oksigen dan mengangkutnya melalui darah menuju ke sel-sel otot.

Mioglobin yang berikatan dengan oksigen inilah yang menyebabkan daging dan

otot berwarna merah (Muchtadi et al. 1993). Penyerapan besi pada ikan terjadi

pada membran insang dan saluran intestinal mukosa yang merupakan tempat

utama penyerapan besi.

Page 26: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

Ikan rainbow trout menyerap besi melalui ruang peritoneal dan disimpan

sebagian besar di ginjal, hati, dan limfa. Defisiensi besi dapat menyebabkan

anemia pada ikan, yaitu jumlah sel-sel darah merah berkurang dan karenanya

jumlah oksigen yang dibawa ke jaringan juga menurun (Halver 1989). Kebutuhan

mineral besi pada formulasi pakan ikan per kilogram sebesar 50-100 mg/kg

(Wiramiharja et al. 2007).

Begitu pula pada manusia bila kekurangan besi maka akan mengalami

anemia. Anemia besi pada manusia dapat diketahui dari kadar hemoglobin

seseorang. Kadar hemoglobin normal pada pria dewasa 13 g/100 ml dan untuk

wanita yang tidak sedang mengandung 12 g/100 ml. Kekurangan besi banyak

dialami bayi dibawah usia 2 tahun serta para ibu yang sedang mengandung

(Winarno 1992). Kebutuhan besi pada manusia dapat diperoleh dengan cara

mengkonsumsi makanan yang berasal dari kacang-kacangan, hati sapi, daging,

kuning telur, sayuran hijau, dan hasil perikanan (Groft dan Gropper 1999).

Iodium (I)

Iodium terdapat dalam air laut dengan konsentrasi yang sangat rendah, tetapi

organisme yang hidup di laut mempunyai kemampuan untuk menghimpunnya.

Ikan laut adalah sumber iodium yang sangat baik dan rumput laut adalah sumber

yang sangat kaya. Iodium dibutuhkan oleh kelenjar tiroid untuk pembentukan

tiroksin, yaitu hormon yang berperan dalam pengaturan kecepatan oksidasi

nutrien. Tiroksin adalah senyawa yang dibentuk oleh kombinasi antara iodium

dengan asam amino tirosin (Kasmidjo 1992).

Iodium sebagian besar diserap melalui usus kecil, tetapi beberapa

diantaranya langsung masuk ke dalam saluran darah melalui dinding lambung.

Iodium yang dicerna masuk ke dalam kelenjar tiroid yang kadarnya 25 kali lebih

tinggi dari iodium yang ada dalam darah. Membran tiroid mempunyai kapasitas

spesifik untuk memindahkan iodium ke bagian belakang kelenjar. Iodium

bergabung dengan molekul tirosin membentuk tiroksin dalam kelenjar tiroid.

Studi mengenai kebutuhan mínimum iodium pada sebagian besar ikan

belum dilakukan. Kebutuhan iodium kemungkinan dipengaruhi oleh

pertumbuhan, jenis kelamin, umur, status fisiologis, stress oleh lingkungan,

penyakit, dan kandungan iodium pada lingkungan (Halver 1989).

Page 27: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

Kekurangan iodium pada ikan mengakibatkan hipotiroid, pertumbuhan

lambat, mortalitas tinggi, dan pertumbuhan kerdil pada ikan sidat. Kebutuhan

iodium pada ikan yang diberikan lewat pakan yaitu 100-300 mg/kg pakan

(Wiramiharja et al. 2007).

Kekurangan iodium pada manusia dapat menyebabkan penyakit gondok

atau pembesaran sel kelenjar tiroid, dapat mengganggu pertumbuhan dan

perkembangan janin, dan menghambat pertumbuhan yang dikenal dengan

kretinisme. Makanan laut berupa ikan, udang, kerang, dan ganggang merupakan

sumber iodium yang baik, selain itu penggunaan garam beriodium juga dapat

dijadikan sebagai usaha untuk menanggulangi kekurangan iodium

(Almatsier 2003).

Seng (Zn)

Seng merupakan unsur mineral dengan lambang Zn. Unsur Zn ini memiliki

berat atom 65,37 dan mempunyai nomor atom 30. Seng diperlukan dalam jumlah

sangat kecil dalam tubuh (dalam diet) dan membentuk bagian yang esensial dari

banyak enzim (misalnya karbonat anhidrase yang penting dalam metabolisme

karbondioksida). Seng memiliki peranan yang penting dalam sintesis protein serta

pembelahan sel. Defisiensi seng sering dihubungkan dengan anemia, kerdil,

penyembuhan luka terganggu, dan geofagia (gangguan pengecapan atau ketidak-

normalan pada kemampuan mengecap rasa) (Harjono et al. 1996).

Ikan mengakumulasi seng dari lingkungan perairan dan makanan. Tempat

utama pengambilan seng pada ikan adalah insang dan saluran gastrointestinal.

Seng secara normal diekskresikan oleh ginjal atau sel klorida pada insang.

Kekurangan seng pada ikan rainbow trout menyebabkan penurunan pertumbuhan,

tingginya mortalitas, katarak, erosi pada sirip dan kulit serta menyebabkan tubuh

ikan menjadi pendek (Halver 1989). Kekurangan seng pada ikan mas

menyebabkan pertumbuhan menjadi lambat, mortalitas tinggi, dan kandungan

seng serta mangan rendah pada tulang. Kebutuhan mineral seng untuk ikan yang

diberikan melalui pakan adalah sebesar 30-100 mg/kg pakan

(Wiramiharja et al. 2007).

Kekurangan seng pada manusia akan menyebabkan karakteristik tubuh

pendek dan keterlambatan pematangan seksual. Sumber makanan penghasil seng

Page 28: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

yang baik adalah hasil perikanan, terutama jenis kerang-kerangan. Selain itu, jenis

makanan berupa daging dan telur dapat juga dijadikan sebagai sumber seng. Daya

absorpsi seng pada manusia berkisar antara 15-40 %. Daya absorpsi tersebut

dipengaruhi oleh status seng tubuh seseorang (Almatsier 2003).

Tembaga (Cu)

Tembaga merupakan unsur mineral dengan lambang Cu dan memiliki

nomor atom 29. Tembaga terdapat dalam tubuh orang dewasa sekitar 100-150 mg,

dengan konsentrasi tertinggi terdapat pada hati, ginjal, rambut, dan otak. Tembaga

berperan dalam beberapa kegiatan enzim pernapasan sebagai kofaktor bagi enzim

tiroksinase dan sitokrom oksidase. Tembaga juga diperlukan dalam proses

pertumbuhan sel-sel darah merah yang masih muda (Harjono et al. 1996).

Tembaga memegang peranan dalam mencegah anemia dengan cara membantu

absorpsi besi dan melepas simpanan besi dari feritin dalam hati (Almatsier 2003).

Studi mengenai metabolisme tembaga pada ikan lebih mengarah pada efek

toksik yang ditimbulkan sebagai akibat polusi logam berat. Metabolisme tembaga

pada ikan belum secara jelas didefinisikan. Distribusi tembaga memiliki kesamaan

pada ikan air laut maupun pada mamalia (Syed dan Coombs 1982 diacu dalam

Halver 1989). Konsentrasi terbesar tembaga terdapat pada otak, jantung, hati, dan

mata. Tingkat kandungan tembaga yang tinggi ditemukan pada iris dan kloroid

pada mata, dimana tembaga secara umum berasosiasi dengan melanin dan

sebagian besar berikatan dengan protein. Hewan invertebrata laut, khususnya

moluska mampu mengakumulasi tembaga dalam jumlah besar (Halver 1989).

Kebutuhan mineral tembaga pada formulasi pakan ikan per kilogram sebesar 1,0-

4,0 mg/kg (Wiramiharja et al. 2007).

Kekurangan tembaga pada pakan ikan yang tidak diberi tambahan tembaga

menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi lambat dan katarak pada mata

(Halver 1989). Kekurangan tembaga pada manusia umumnya terjadi pada bayi

dan anak-anak yang mengalami kekurangan konsumsi protein (KKP). Kekurangan

kadar tembaga akan menyebabkan terjadinya leucopenia (kekurangan sel darah

putih), demineralisasi tulang, dan kurangnya jumlah sel darah merah yang

dihasilkan (Winarno 1992). Sumber makanan utama yang mengandung tembaga

adalah tiram, kerang, hati, ginjal, unggas, dan coklat (Almatsier 2003).

Page 29: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

2.3. Kelarutan Mineral pada Manusia

Mineral akan bersifat bioavailable (jumlah zat dari nutrisi bahan pangan

yang dapat digunakan sepenuhnya oleh tubuh manusia) apabila mineral tersebut

dalam bentuk mineral terlarut, namun tidak semua mineral terlarut bersifat

bioavailable. Mineral dalam fungsi pemanfaatannya diperlukan dalam kondisi

mineral terlarut. Kondisi mineral terlarut diperlukan untuk memudahkan dalam

proses penyerapan mineral (Newman dan Jagoe 1994).

Daya serap mineral dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti keberadaan

faktor pendorong dan faktor penghambat. Faktor pendorong, yaitu faktor yang

dapat memecah dan mereduksi molekul-molekul mineral tersebut menjadi bentuk

yang memudahkan untuk diserap. Faktor yang dapat dijadikan faktor pendorong

adalah suhu dan kondisi pH asam (Sediaoetama 1993). Faktor penghambat

berfungsi mengikat molekul-molekul mineral tersebut dan membentuk senyawa

yang tidak larut sehingga menyulitkan dalam hal penyerapan (Newman dan

Jagoe 1994). Faktor yang merupakan penghambat adalah kondisi pH basa,

keberadaan serat, dan asam fitat. Asam fitat dalam serat kacang-kacangan dan

serealia serta asam oksalat dalam bayam mengikat mineral-mineral tertentu

sehingga tidak dapat diabsorpsi. Makanan dengan kandungan serat yang tinggi

(lebih dari 35 gram sehari) akan menghambat absorpsi dari kalsium, besi, seng,

dan magnesium (Almatsier 2003).

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan mineral terlarut tersebut

adalah interaksi antara mineral yang satu dengan mineral yang lainnya dan

keberadaan vitamin. Mineral dengan jumlah muatan (valensi) yang sama akan

bersaing satu sama lainnya untuk diabsorpsi. Mineral seperti kalsium dan besi

yang mempunyai bilangan valensi yang sama +2 akan bersaing untuk diabsorpsi.

Kalsium yang terlalu banyak dikonsumsi menghambat absorpsi besi. Keberadaan

vitamin C meningkatkan absorpsi besi apabila dikonsumsi dalam waktu

bersamaan, sedangkan vitamin D akan meningkatkan daya absorpsi dari kalsium

(Almatsier 2003).

2.4. Mekanisme Penyerapan Mineral

Mineral biasanya diserap dalam bentuk garam yang larut dalam cairan, lalu

digunakan dalam bentuk elektrolit. Sel-sel mengatur ke mana garam harus

Page 30: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

bergerak dengan demikian menetapkan ke mana cairan harus mengalir, karena

cairan mengikuti garam. Kecenderungan air mengikuti garam dinamakan osmosis.

Bila garam larut air, misalnya garam NaCl akan terdisosiasi, maka akan terbentuk

ion-ion bermuatan positif dan negatif. Ion positif dinamakan kation, sedangkan

ion negatif dinamakan anion. Ion mengandung muatan listrik dan dinamakan

larutan elektrolit. Ada keseimbangan dalam semua larutan elektrolit antara

konsentrasi kation dan anion (Almatsier 2003).

Molekul air karena bersifat polar maka menarik elekrolit. Walaupun

molekul air bermuatan nol, tetapi sisi oksigennya sedikit bermuatan negatif

sedangkan hidrogennya sedikit bermuatan positif. Oleh sebab itu, dalam suatu

larutan elektrolit, baik ion positif maupun ion negatif menarik molekul air di

sekitarnya. Air akan bergerak ke arah larutan elektrolit yang berkonsentrasi lebih

tinggi, hal ini dilakukan melalui membran sel semipermeabel, yaitu yang bersifat

permeabel untuk air tetapi tidak permeabel untuk elektrolit. Kekuatan yang

mendorong air untuk bergerak disebut tekanan osmosis (Almatsier 2003).

Membran sel mengandung alat transpor berupa protein yang mengatur

penyebrangan ion positif dan kation lain melalui membran sel tersebut. Ion negatif

akan mengikuti ion positif dan air akan mengalir ke arah cairan yang lebih tinggi

konsentrasinya. Jumlah berbagai jenis garam di dalam tubuh hendaknya dijaga

dalam keadaan konstan. Bila terjadi kehilangan garam dari tubuh maka harus

diganti dari sumber di luar tubuh, yaitu dari makanan dan minuman. Tubuh

mempunyai suatu mekanisme yang mengatur agar konsentrasi semua mineral

dalam batas normal. Pengaturan ini terutama dilakukan oleh saluran cerna dan

ginjal. Bagian atas saluran cerna, yaitu lambung dan usus halus secara terus

menerus memperoleh mineral melalui getah pencernaan dan cairan empedu.

Mineral ini kemudian diserap kembali di bagian bawah saluran cerna, yaitu di

bagian kolon atau usus besar. Melalui mekanisme ini cairan mengalami daur

ulang, yang cukup berarti untuk pemeliharaan keseimbangan elektrolit

(Almatsier 2003).

2.5. Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS)

Spektrofotometer serapan atom (AAS) merupakan perangkat untuk

menganalisis zat pada konsentrasi rendah. Logam yang mudah diuapkan seperti

Page 31: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

Cu, Zn, Pb, dan Cl umumnya ditentukan pada suhu rendah, sedangkan untuk

unsur-unsur yang tidak mudah diatomisasi diperlukan suhu yang tinggi. Prinsip

metode AAS adalah absorpsi cahaya oleh atom pada panjang gelombang tertentu,

tergantung pada sifat unsurnya (Khopkar 1990).

Cara kerja alat ini berdasarkan penguapan larutan sampel, kemudian logam

yang terkandung di dalamnya diubah menjadi atom bebas. Atom tersebut

mengabsorpsi radiasi dari sumber cahaya yang dipancarkan dari lampu katoda

yang mengandung unsur yang akan ditentukan. Banyaknya penyerapan radiasi

kemudian diukur pada panjang gelombang tertentu menurut jenis logamnya

(Darmono 1995).

Spektrofotometer serapan atom (AAS) mengukur radiasi yang diserap oleh

atom-atom yang tereksitasi. Dewasa ini teknik AAS merupakan teknik terbaik dan

paling sesuai dalam analisis unsur-unsur secara rutin dengan waktu yang

diperlukan cukup cepat dan mudah. Instrumen untuk spektroskopi umumnya

terdiri dari: (1) sumber radiasi; (2) wadah sampel; (3) monokromator; (4) detektor;

dan (5) rekorder (Nur dan Adijuwana 1989). Spektrofotometer serapan atom

(AAS) merupakan alat yang canggih dalam analisis. Hal ini disebabkan oleh

kecepatan analisisnya, ketelitiannya sampai tingkat runut, dan tidak memerlukan

pemisahan pendahuluan (Khopkar 1990).

Page 32: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

3. METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian tentang analisis kandungan mineral pada daging ikan gurami

dilakukan pada bulan Maret sampai dengan April 2008. Penelitian ini dilakukan di

Laboratorium Penanganan Bahan Baku Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan, dan Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi,

Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat, Pusat Antar universitas,

Institut Pertanian Bogor.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging ikan

gurami yang diperoleh dari usaha pembesaran ikan air tawar di Desa Cibereum

Petir, Bogor, Jawa Barat dengan kondisi masih segar yang diberi pakan buatan

berupa pelet dan pakan alami berupa daun talas. Bahan yang digunakan pada

analisis proksimat adalah akuades, asam borat, H2SO4, NaOH, HCl, dan pelarut

heksana. Bahan-bahan yang digunakan untuk analisis adalah HCl, ammonium

molibdat, ammonium vanadat, asam nitrat, akuades mutu tinggi atau air bebas ion,

dan larutan stok standar 1000 ml/l.

Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah Atomic Absorption

Spectrophotometer (AAS), kertas saring Whatman no. 541 atau Schleicher and

Schull no. 589-1, hotplate, timbangan analitik dengan kepekaan 1 mg atau 0,1 mg,

cawan porselen, dan alat-alat gelas khusus untuk analisis mineral dengan AAS.

3.3. Metode Penelitian

Penelitian tahap 1, yaitu dengan mengumpulkan data-data awal berupa asal

ikan gurami (Osphronemus gouramy), pakan, waktu pemeliharaan ikan, ukuran

ikan (panjang dan berat ikan), pengukuran rendemen tubuh ikan (daging, insang,

sirip, tulang, dan sisik), dan analisis komposisi kimia (proksimat) daging ikan

gurami.

Penelitian tahap 2, yaitu analisis kandungan mineral daging ikan gurami

segar. Analisis mineral dilakukan untuk mengetahui profil mineral makro dan

mineral mikro pada daging ikan gurami.

Page 33: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

3.3.1. Persiapan contoh

Sampel ikan gurami yang masih hidup kemudian dimatikan dengan cara

menusuk bagian medulla oblongata yang terletak pada bagian kepala, setelah itu

ikan dibersihkan, ditimbang untuk mengetahui rendemen yang dihasilkan, lalu

dilakukan pemfiletan untuk mendapatkan dagingnya. Kemudian sampel

dimasukkan ke dalam plastik atau botol gelas yang bersih dan tertutup rapat.

Sampel dianalisis yang meliputi kadar air, abu, protein, dan lemak. Analisis

kadar air dilakukan sebelum sampel mengalami penyimpanan dingin, hal ini

dilakukan untuk menghindari perubahan kadar air pada bahan. Sampel juga

dianalisis kandungan mineralnya untuk mengetahui mineral makro (Na, K, Ca,

Mg, dan P), serta mineral mikro (Zn, I, Cu dan Fe) pada daging ikan gurami.

3.3.2. Rendemen (AOAC 1995)

Penentuan rendemen ikan gurami dilakukan dengan cara membandingkan

berat akhir dengan berat awal dari sampel. Berat akhir sampel merupakan berat

bersih bagian daging dari sampel tersebut.

% Rendemen = %100awalberat akhirberat

x

3.3.3. Analisis proksimat

(1). Kadar air (AOAC 1995)

Prinsip penentuan kadar air, yaitu sampel dikeringkan dalam oven pada

suhu 100-102 oC sampai diperoleh berat yang tetap. Mula-mula cawan kosong

dikeringkan dalam oven selama 30 menit pada suhu 105 oC, didinginkan dalam

desikator selama 15 menit, lalu ditimbang. Sebanyak ± 5 g sampel ditimbang

dengan terlebih dahulu dihomogenkan dalam cawan, kemudian dikeringkan dalam

oven 100-102 oC. Cawan didinginkan dalam desikator selama 30 menit, kemudian

ditimbang. Proses pengeringan pada oven 100-102 oC dilakukan berulang kali

sampai didapatkan berat yang tetap. Kadar air ditentukan dengan rumus:

% Kadar Air = %100A - BC - B

x

Page 34: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

Keterangan: A = Berat cawan kosong (gram)

B = Berat cawan dengan daging ikan (gram)

C = Berat cawan dengan daging ikan setelah dikeringkan (gram).

(2). Kadar abu (AOAC 1995)

Prinsip penentuan kadar abu, yaitu abu dalam bahan pangan ditetapkan

dengan menimbang sisa mineral hasil pembakaran bahan organik pada suhu

sekitar 550 oC. Cawan abu porselen dipijarkan dalam tungku pengabuan bersuhu

sekitar 550 oC selama 1 jam. Cawan abu porselen tersebut didinginkan selama

30 menit setelah suhu tungku turun menjadi sekitar 200 oC dan ditimbang.

Daging ikan gurami sebanyak 1-2 gram yang telah dipotong kecil-kecil

dimasukkan ke dalam cawan abu porselen. Cawan tersebut dimasukkan ke dalam

tungku dan dipanaskan secara bertahap hingga suhu 550 oC. Proses pengabuan

dilakukan sampai abu berwarna putih. Setelah proses pengabuan selesai, suhu

tungku pengabuan diturunkan menjadi sekitar 200 oC, lalu cawan abu porselin

didinginkan selama 30 menit dalam desikator kemudian ditimbang beratnya.

Perhitungan kadar abu pada daging ikan gurami:

% Kadar Abu = %100A - BA - C

x

Keterangan: A = Berat cawan abu porselen kosong (gram)

B = Berat cawan abu porselen dengan daging ikan (gram)

C = Berat cawan abu porselen dengan daging ikan setelah

dikeringkan (gram).

(3). Kadar protein (AOAC 1995)

Prinsip penentuan kadar protein, yaitu berdasarkan oksidasi bahan-bahan

berkarbon dan konversi nitrogen menjadi amonia. Selanjutnya amonia bereaksi

dengan kelebihan asam membentuk amonium sulfat. Larutan dibuat menjadi basa

dan amonia diuapkan untuk kemudian diserap dalam larutan asam borat. Nitrogen

yang terkandung dalam larutan dapat ditentukan jumlahnya dengan titrasi

menggunakan HCl 0,02 N.

Page 35: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

Sebanyak 0,5 g sampel dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl 50 ml,

kemudian ditambahkan 2,5 ml H2SO4 pekat dan beberapa butir kjeltab, lalu

sampel dididihkan selama 1-1,5 jam sampai cairan menjadi jernih. Labu Kjeldahl

dibiarkan sampai dingin, kemudian dipindahkan ke alat destilasi. Labu Kjeldahl

dicuci dan dibilas dengan akuades, kemudian air cucian tersebut dipindahkan ke

dalam alat destilasi dan ditambahkan 10 ml NaOH pekat sampai berwarna coklat

kehitaman, lalu didestilasi. Hasil destilasi kemudian ditampung dalam erlenmeyer

125 ml yang berisi 5 ml H3BO3 dan indikator campuran metilen merah, kemudian

dititrasi dengan HCl 0,02 N sampai kembali berwarna merah. Kadar protein

dihitung berdasarkan kadar N:

% N = %100contoh mg

14,007 x HCl normalitas x blanko) ml - HCl (mlx

% Protein = % N x 6,25

(4) Kadar lemak (AOAC 1995)

Prinsip penetapan kadar lemak, yaitu lemak diekstrak dengan pelarut lemak.

Setelah pelarutnya diuapkan, lemaknya dapat ditimbang dan dihitung

persentasenya. Kadar lemak ditentukan dengan metode ekstraksi soxhlet. Labu

lemak dikeringkan dalam oven, didinginkan dalam desikator dan ditimbang.

Contoh sebanyak 5 g dibungkus dalam kertas saring bebas lemak dan ditutup

dengan kapas bebas lemak, kemudian diletakkan di dalam alat ekstraksi Soxhlet.

Heksana ditambahkan ke dalam labu lemak, kemudian dilakukan refluks selama

minimal 5 jam sampai pelarut yang turun kembali ke labu lemak menjadi jernih.

Pelarut yang ada dalam labu lemak didestilasi, kemudian pelarutnya ditampung.

Selanjutnya labu lemak hasil ekstraksi dipanaskan di dalam oven pada suhu

105 oC. Setelah dikeringkan sampai beratnya tetap lalu didinginkan dalam

desikator dan ditimbang labu beserta lemaknya. Perhitungan kadar lemak pada

daging ikan gurami:

% Kadar lemak = %100W1

W2- W3x

Page 36: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

Keterangan: W1 = Berat ikan gurami (gram)

W2 = Berat labu lemak tanpa lemak (gram)

W3 = Berat labu lemak dengan lemak (gram)

3.3.4. Analisis mineral

Analisis mineral dilakukan untuk mengetahui komposisi mineral makro

(natrium, kalium, kalsium, magnesium, dan fosfor) dan mineral mikro (seng,

iodium, besi, dan tembaga) yang terdapat pada daging ikan gurami pada waktu

pemeliharaan yang berbeda.

(1). Pengujian mineral (Mg, Ca, K, Na, Zn, Cu, Fe) (Fardiaz et al. 1990).

Prinsip penetapan mineral, yaitu sesudah penghilangan bahan-bahan organik

dengan pengabuan kering atau basah, residu dilarutkan dalam asam encer. Larutan

disebarkan dalam nyala api yang ada di dalam alat Spektrofotometer serapan atom

(AAS) sehingga absorpsi atau emisi logam dapat dianalisa dan diukur pada

panjang gelombang tertentu.

Sampel diabukan dengan metode pengabuan basah. Pada proses pengabuan

basah, sampel ditimbang sebanyak 1 g, dimasukkan ke dalam erlenmeyer 150 ml,

lalu ditambahkan 5 ml HNO3 ke dalam labu erlenmeyer dan dibiarkan selama

1 jam. Kemudian dipanaskan di atas hotplate selama ± 4 jam dan didinginkan.

Selanjutnya ditambahkan 0,4 ml H2SO4 pekat dan dipanaskan kembali. Setelah

terjadi perubahan warna dari coklat menjadi kuning bening, sampel tersebut

ditambahkan campuran HClO4 dan HNO3 sebanyak 3 ml, dan dipanaskan kembali

selama ± 15 menit, lalu ditambahkan 2 ml akuades dan 0,6 ml HCl pekat

kemudian dipanaskan kembali sampai larut dan didinginkan.

Larutan stok standar dari masing-masing mineral diencerkan dengan

akuades sampai konsentrasinya berada pada kisaran kerja logam yang diinginkan.

Larutan standar dapat dibuat dengan menggunakan bahan kimia yang tercantum

pada Tabel 3.

Larutan standar blanko dan sampel dialirkan ke dalam AAS. Kemudian

diukur absorbansi atau tinggi puncak dari larutan standar, blanko, dan sampel

pada panjang gelombang dan parameter yang sesuai untuk masing-masing mineral

dengan spektrofotometer. Diagram alir penetapan mineral dapat dilihat pada

Gambar 2.

Page 37: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

Tabel 3. Pembuatan larutan standar logam 1000 ppm

Jenis Mineral Bahan Kimia

Bobot (g) per

500 ml

Larutan

Kalsium (Ca) CaCO3 (kering) 1,248

Tembaga (Cu) CuSO4.5H2O 2,962

Besi (Fe) Fe2(SO4)3(NH4)2SO4.H2O 4,316

Magnesium (Mg) MgSO4.7H2O 5,060

Kalium (K) KCl (dikeringkan ± 2 jam, 105 oC) 0,952

Natrium (Na) NaCl (dikeringkan ± 2 jam, 105 oC) 1,272

Seng (Zn) ZnSO4.7H2O 2,200

Gambar 2. Diagram alir penetapan mineral (Fardiaz et al. 1990)

Tabel 3. Pembuatan larutan standar logam 1000 ppm

Jenis Mineral Bahan Kimia

Bobot (g) per

500 ml

Larutan

Kalsium (Ca) CaCO3 (kering) 1,248

Tembaga (Cu) CuSO4.5H2O 2,962

Besi (Fe) Fe2(SO4)3(NH4)2SO4.H2O 4,316

Magnesium (Mg) MgSO4.7H2O 5,060

Kalium (K) KCl (dikeringkan ± 2 jam, 105 oC) 0,952

Natrium (Na) NaCl (dikeringkan ± 2 jam, 105 oC) 1,272

Seng (Zn) ZnSO4.7H2O 2,200

Gambar 2. Diagram alir penetapan mineral (Fardiaz et al. 1990)

Tabel 3. Pembuatan larutan standar logam 1000 ppm

Jenis Mineral Bahan Kimia

Bobot (g) per

500 ml

Larutan

Kalsium (Ca) CaCO3 (kering) 1,248

Tembaga (Cu) CuSO4.5H2O 2,962

Besi (Fe) Fe2(SO4)3(NH4)2SO4.H2O 4,316

Magnesium (Mg) MgSO4.7H2O 5,060

Kalium (K) KCl (dikeringkan ± 2 jam, 105 oC) 0,952

Natrium (Na) NaCl (dikeringkan ± 2 jam, 105 oC) 1,272

Seng (Zn) ZnSO4.7H2O 2,200

Gambar 2. Diagram alir penetapan mineral (Fardiaz et al. 1990)

Page 38: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

Kadar mineral di dalam bahan dihitung dengan rumus:

Kadar mineral (mg/100 g ) = w10

100 x fp x V x b)-(a

Kadar mineral (mg/100g basis kering (bk)) = %100airkadar %100basah basis mineralkadar

x−

Keterangan:

a = konsentrasi larutan sampel (ppm)

b = konsentrasi larutan blanko (ppm)

v = volume ekstrak

fp = faktor pengenceran

w = berat sampel (g)

(2). Pengujian fosfor (Apriyantono et al. 1989)

Prinsip penetapan fosfor, yaitu sampel ditambahkan asam nitrat untuk

mengubah semua metafosfat dan pirofosfat menjadi ortofosfat. Kemudian sampel

diperlakukan dengan asam molibdat dan asam vanadat sehingga ortofosfat yang

ada dalam sampel akan bereaksi dengan pereaksi-pereaksi tersebut dan

membentuk kompleks asam vanadimolibdifosfat yang berwarna kuning orange

dan intensitas warnanya diukur dengan panjang gelombang 400 nm dan

dibandingkan dengan standar fosfor yang telah diketahui konsentrasinya.

Analisis sampel dilakukan dengan metode pengabuan basah, yaitu sebanyak

5 g sampel dimasukkan ke dalam gelas piala 150 ml, lalu ditambahkan 20 ml

asam nitrat pekat, kemudian dididihkan selama 5 menit. Setelah itu didinginkan

dan ditambahkan 5 ml asam sulfat pekat, lalu dipanaskan dan disempurnakan

destruksinya dengan penambahan HNO3 setetes demi setetes sampai larutan tidak

berwarna. Sampel dipanaskan sampai timbul asap putih, lalu didinginkan.

Kemudian ditambahkan 15 ml akuades dan dididihkan lagi selama ± 10 menit,

didinginkan dan larutan dipindahkan ke dalam labu takar 250 ml. Kemudian

larutan diencerkan dengan akuades sampai tanda tera.

Persiapan pereaksi, yaitu 20 g ammonium molibdat dilarutkan dalam

400 ml akuades hangat (50 oC), lalu didinginkan. Sebanyak 1 g amonium vanadat

(amonium meta vanadat) dilarutkan dalam 300 ml akuades mendidih, kemudian

Page 39: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

didinginkan. Perlahan-lahan ditambahkan 140 ml asam nitrat pekat sambil diaduk.

Setelah itu larutan molibdat dimasukkan ke dalam larutan vanadat dan diaduk,

kemudian diencerkan sampai volume 1 liter dengan akuades. Diagram alir

penetapan mineral fosfor ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram alir proses penetapan mineral fosfor

Pembuatan larutan standar dilakukan dengan cara sebanyak 3,834 g

potasium dihidrogen fosfat kering (KH2PO4) dilarutkan dengan akuades dan

diencerkan sampai volume 1000 ml, kemudian diambil 25 ml larutan tersebut dan

dimasukkan ke dalam labu takar 250 ml dan diencerkan sampai tanda tera

(1 ml = 0,2 mg P2O5). Konsentrasi ini kemudian diencerkan dengan akuades untuk

mendapatkan konsentrasi standar fosfor, yaitu 0,5; 1, 2, 4, 5, dan 10 ppm.

Pembuatan kurva standar dilakukan dengan cara mengambil sebanyak 0;

2,5; 5; 10; 20; 30; 40; dan 50 ml larutan fosfot standar ke dalam satu seri labu

takar 100 ml, lalu diencerkan masing-masing sampai volume 50-60 ml dengan

didinginkan. Perlahan-lahan ditambahkan 140 ml asam nitrat pekat sambil diaduk.

Setelah itu larutan molibdat dimasukkan ke dalam larutan vanadat dan diaduk,

kemudian diencerkan sampai volume 1 liter dengan akuades. Diagram alir

penetapan mineral fosfor ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram alir proses penetapan mineral fosfor

Pembuatan larutan standar dilakukan dengan cara sebanyak 3,834 g

potasium dihidrogen fosfat kering (KH2PO4) dilarutkan dengan akuades dan

diencerkan sampai volume 1000 ml, kemudian diambil 25 ml larutan tersebut dan

dimasukkan ke dalam labu takar 250 ml dan diencerkan sampai tanda tera

(1 ml = 0,2 mg P2O5). Konsentrasi ini kemudian diencerkan dengan akuades untuk

mendapatkan konsentrasi standar fosfor, yaitu 0,5; 1, 2, 4, 5, dan 10 ppm.

Pembuatan kurva standar dilakukan dengan cara mengambil sebanyak 0;

2,5; 5; 10; 20; 30; 40; dan 50 ml larutan fosfot standar ke dalam satu seri labu

takar 100 ml, lalu diencerkan masing-masing sampai volume 50-60 ml dengan

didinginkan. Perlahan-lahan ditambahkan 140 ml asam nitrat pekat sambil diaduk.

Setelah itu larutan molibdat dimasukkan ke dalam larutan vanadat dan diaduk,

kemudian diencerkan sampai volume 1 liter dengan akuades. Diagram alir

penetapan mineral fosfor ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram alir proses penetapan mineral fosfor

Pembuatan larutan standar dilakukan dengan cara sebanyak 3,834 g

potasium dihidrogen fosfat kering (KH2PO4) dilarutkan dengan akuades dan

diencerkan sampai volume 1000 ml, kemudian diambil 25 ml larutan tersebut dan

dimasukkan ke dalam labu takar 250 ml dan diencerkan sampai tanda tera

(1 ml = 0,2 mg P2O5). Konsentrasi ini kemudian diencerkan dengan akuades untuk

mendapatkan konsentrasi standar fosfor, yaitu 0,5; 1, 2, 4, 5, dan 10 ppm.

Pembuatan kurva standar dilakukan dengan cara mengambil sebanyak 0;

2,5; 5; 10; 20; 30; 40; dan 50 ml larutan fosfot standar ke dalam satu seri labu

takar 100 ml, lalu diencerkan masing-masing sampai volume 50-60 ml dengan

Page 40: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

akuades. Kemudian ditambahkan 25 ml pereaksi vanadat-molibdat ke dalam

masing-masing labu takar dan diencerkan sampai volume 100 ml dengan akuades.

Larutan kemudian didiamkan selama ± 10 menit, lalu diukur absorbansi masing-

masing larutan di dalam kuvet gelas dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 400 nm.

Penetapan sampel dilakukan dengan cara larutan hasil pengabuan basah

diambil sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml, lalu

ditambahkan 40 ml akuades dan 25 ml pereaksi vanadat molibdat dan diencerkan

dengan akuades sampai tanda tera. Sampel didiamkan selama ± 10 menit,

kemudian diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 400 nm.

(3). Pengujian iodium (Raghuramulu et al. 1983 diacu dalam Irawan 2006).

Prinsip penetapan iodium, yaitu penetapan kuantitatif sejumlah iodin di

dalam sampel berdasarkan reduksi katalis ion ceri (Ce 4+) menjadi ion cero (Ce 3+)

oleh iodin. Sebanyak 2 g sampel ditimbang, lalu ditambahkan larutan campuran

natrium karbonat dan kalium perklorat 0,5 ml. Campuran sampel tersebut

kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 105-110 oC selama ± 2 jam. Sampel

tersebut selanjutnya dipindahkan ke dalam tanur, kemudian suhu dinaikkan secara

perlahan-lahan sampai suhu 500 oC selama 4-6 jam. Hasil pengabuan tersebut lalu

didinginkan dan ditambahkan pereaksi 10 ml larutan arsenat, kemudian sampel

disentrifus pada kecepatan 2000 rpm selama 20 menit.

Larutan standar dibuat dengan cara sebanyak 1-2 g KI dilarutkan dengan

akuades sampai 1000 ml, untuk mendapatkan konsentrasi iodium 1000 ppm. Hasil

konsentrasi ini kemudian diencerkan dengan akuades untuk mendapatkan

konsentrasi standar, yaitu 0; 0,05; 0,1; 0,25; 0,5; dan 0,75 ppm.

Sebanyak 5 ml supernatan hasil sentrifus dimasukkan ke dalam tabung

reaksi, kemudian direndam dalam penangas air bersuhu 37 oC. Setelah itu ke

dalam supernatan tersebut ditambahkan larutan ceri ammonium sulfat 1 ml, lalu

didiamkan ± 20 menit dan diukur reduksi ceri (Ce 4+) menjadi cero (Ce 3+) oleh

iodin pada panjang gelombang 420 nm. Diagram alir penetapan mineral iodium

ditunjukkan pada Gambar 4. Kadar iodium di dalam bahan dihitung dengan

rumus:

Page 41: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

I (µg / 100 g) = B

100 x V x C

Keterangan:

C = konsentrasi larutan sampel yang terbaca dari kurva standar

V = volume sampel (ml)

B = berat sampel (g)

Gambar 4. Diagram alir penetapan mineral iodium

3.3.5. Analisis Data

Rancangan percobaan yang digunakan pada analisis data penelitian ini

adalah model rancangan acak lengkap (RAL). Asumsi yang digunakan dalam

menggunakan rancangan percobaan ini adalah pengaruh perlakuan dan

lingkungan bersifat aditif, ragam galat percobaan homogen, galat percobaan

I (µg / 100 g) = B

100 x V x C

Keterangan:

C = konsentrasi larutan sampel yang terbaca dari kurva standar

V = volume sampel (ml)

B = berat sampel (g)

Gambar 4. Diagram alir penetapan mineral iodium

3.3.5. Analisis Data

Rancangan percobaan yang digunakan pada analisis data penelitian ini

adalah model rancangan acak lengkap (RAL). Asumsi yang digunakan dalam

menggunakan rancangan percobaan ini adalah pengaruh perlakuan dan

lingkungan bersifat aditif, ragam galat percobaan homogen, galat percobaan

I (µg / 100 g) = B

100 x V x C

Keterangan:

C = konsentrasi larutan sampel yang terbaca dari kurva standar

V = volume sampel (ml)

B = berat sampel (g)

Gambar 4. Diagram alir penetapan mineral iodium

3.3.5. Analisis Data

Rancangan percobaan yang digunakan pada analisis data penelitian ini

adalah model rancangan acak lengkap (RAL). Asumsi yang digunakan dalam

menggunakan rancangan percobaan ini adalah pengaruh perlakuan dan

lingkungan bersifat aditif, ragam galat percobaan homogen, galat percobaan

Page 42: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

menyebar normal, dan galat percobaan saling bebas. Nilai rata-rata dihitung

menggunakan rumus berikut (Walpole 1992):

X = Nilai rata-rata

N = Jumlah data

X = Nilai X ke-i

Analisis pengaruh waktu pemeliharaan ikan terhadap komposisi mineral

ikan dilakukan melalui uji ragam (ANOVA) single factorial. Persamaan umum

model rancangan tersebut sebagai berikut:

Yij = µ + �i + �ij

Keterangan:

Yij = nilai pengamatan untuk perlakuan ke-i, ulangan ke-j

µ = nilai tengah populasi

�i = pengaruh perlakuan pada taraf ke-i

�ij = galat percobaan pada perlakuan ke-i, ulangan ke-j

Hipotesis yang digunakan:

Ho : µ i = µ j

H1 : µ i � µ j

Apabila Fhit > Ftab maka tolak Ho artinya terdapat perbedaan yang nyata

terhadap komposisi kimia atau mineral dari berbagai waktu pemeliharaan.

Apabila Fhit < Ftab maka gagal tolak Ho artinya tidak terdapat perbedaan

yang nyata terhadap komposisi kimia atau mineral dari berbagai waktu

pemeliharaan.

n

XiX

n

i�

== 1

Page 43: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Penelitian Tahap 1

Waktu pemeliharaan ikan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu ikan

gurami yang dipelihara sampai berumur 7 bulan-1 tahun, ikan gurami yang

dipelihara sampai berumur 1,5-2 tahun, dan ikan gurami yang dipelihara sampai

umur 2,5-3 tahun. Waktu pemeliharaan tersebut dipilih pada penelitian ini karena

ikan gurami telah mencapai ukuran yang umum dikonsumsi oleh konsumen

(Tabel 4).

Tabel 4. Lama waktu pemeliharaan, panjang, dan berat ikan gurami (Osphronemus gouramy)

Waktu pemeliharaan Panjang (cm) Berat (gram)

7 bulan–1 tahun 27-29 300-400

1,5–2 tahun 32-34 600-700

2,5–3 tahun 36-38 900-1100

Tabel 4 menunjukkan bahwa ikan yang digunakan pada penelitian ini

meliputi tiga ukuran lama waktu pemeliharaan, yaitu ikan gurami yang berumur

7 bulan-1 tahun dengan panjang total antara 27-29 cm dan berat berkisar antara

300-400 g, ikan gurami umur 1,5-2 tahun yang memiliki panjang total dan berat

berkisar antara 32-34 cm dan 600-700 g, lalu ikan gurami umur 2,5-3 tahun

dengan panjang total berkisar antara 36-38 cm dan berat 900-1100 g.

Pertumbuhan ikan gurami tergolong sangat lambat jika dibandingkan ikan

budidaya lainnya, ikan gurami baru dapat mencapai ukuran konsumsi

500 gram/ekor setelah memerlukan waktu pemeliharaan lebih dari satu tahun.

Rendemen dari masing-masing ikan dapat dilihat pada Gambar 5, 6, dan 7.

Gambar 5, 6, dan 7 menunjukkan ikan gurami umur 2,5-3 tahun memiliki

nilai rendemen daging tertinggi, yaitu sekitar 52 % dan ikan gurami umur

7 bulan-1 tahun memiliki rendemen daging terendah, yaitu sekitar 45 %.

Sedangkan untuk rendemen tulang, ikan gurami umur 2,5-3 tahun memiliki nilai

terendah, yaitu sekitar 30 % dan ikan gurami umur 7 bulan-1 tahun memiliki nilai

tertinggi sekitar 38 %.

Page 44: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

Gambar 5. Persentase rendemen ikan gurami umur 2,5-3 tahun

Gambar 6. Persentase rendemen ikan gurami umur 1,5-2 tahun

Gambar 7. Persentase rendemen ikan gurami umur 7 bulan-1 tahun

daging52%

tulang30%

sisik4%

sirip5%

insang1%

Jeroan8%

daging49%

tulang34%

sisik4%

sirip3%

insang2%

Jeroan8%

tulang38%

daging45%

sisik4%

sirip5%

insang2%

Jeroan6%

Page 45: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

Rendemen bagian tubuh yang lain, yaitu jeroan, insang, sirip, dan sisik

memiliki nilai yang hampir seragam, artinya tidak memiliki perbedaan yang

cukup besar di antara ketiga waktu pemeliharaan tersebut, yaitu untuk jeroan

berkisar antara 6-8 %, insang 1-2 %, sirip 3-5 %, dan sisik sekitar 4 %. Data

tersebut menunjukkan terjadi peningkatan rendemen daging seiring dengan

bertambahnya waktu pemeliharaan dan berkurangnya rendemen tulang seiring

dengan bertambahnya waktu pemeliharaan. Hal ini disebabkan karena ikan umur

2,5-3 tahun memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan ikan umur 1,5-

2 tahun dan ikan umur 7 bulan-1 tahun sehingga akumulasi daging pada ikan

umur 2,5-3 tahun lebih besar seiring dengan bertambahnya waktu pemeliharaan,

oleh karena itu jumlah rendemen dagingnya lebih tinggi. Tingginya rendemen

tulang pada ikan umur 7 bulan-1 tahun diduga disebabkan karena masih terjadi

proses pertumbuhan badan dan pembentukan otot.

Bagian yang belum dimanfaatkan seperti tulang, jeroan, insang, sirip, dan

sisik yang dimiliki oleh ikan gurami memiliki nilai yang cukup besar, yaitu

berkisar antara 48-55 %. Bagian-bagian tersebut seringkali dibuang dan kurang

dimanfaatkan, namun industri perikanan saat ini telah mengembangkan prinsip

zero waste, yaitu memanfaatkan limbah sehingga tidak ada bagian yang dibuang

dan memiliki nilai tambah. Tulang dan sirip merupakan sumber mineral yang

memiliki potensi komersial bila dimanfaatkan. Tulang sudah banyak diproduksi

menjadi tepung tulang ikan yang kaya akan mineral. Sisik ikan gurami yang

berukuran besar dapat dimanfaatkan menjadi gelatin dan asesoris, misalnya bros,

gantungan kunci, bando, dan lain-lain, sedangkan jeroannya dapat dimanfaatkan

menjadi pakan ternak.

Komposisi kimia ikan gurami

Komposisi kimia yang terkandung dalam ikan berbeda-beda dan

menunjukkan seberapa besar kuantitas dan kualitas ikan tersebut memberikan

asupan gizi sesuai kebutuhan manusia. Keragaman komposisi kimia dapat

disebabkan oleh faktor makanan, spesies, jenis kelamin, dan umur ikan

(Winarno 1992). Komposisi kimia ikan meliputi kadar air, abu, protein, dan

lemak. Komposisi kimia ikan gurami pada berbagai waktu pemeliharaan dapat

dilihat pada Tabel 5.

Page 46: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

Tabel 5. Komposisi kimia ikan gurami (Osphronemus gouramy) pada berbagai waktu pemeliharaan

Komposisi kimia (%) Ikan gurami

umur 7 bulan-1 tahun

Ikan gurami umur

1,5-2 tahun

Ikan gurami umur

2,5-3 tahun

Kadar air 75,48 ± 0,28 74,62 ± 0,08 72,96 ± 0,05

Kadar abu 1,03 ± 0,08 0,95 ± 0,05 0,90 ± 0,01

Kadar protein 18,71 ± 0,13 18,93 ± 0,01 20,67 ± 0,28

Kadar lemak 2,21 ± 0,04 2,43 ± 0,08 2,79 ± 0,42

(1) Kadar air

Air merupakan komponen penting dalam bahan makanan, karena air dapat

mempengaruhi penampakan, tekstur, dan cita rasa. Produk hasil perikanan

umumnya memiliki kandungan air yang sangat tinggi. Kandungan air dalam

bahan makanan mempengaruhi daya tahan bahan makanan terhadap serangan

mikroorganisme. Tingginya kadar air pada bahan makanan akan memudahkan

mikroorganisme untuk tumbuh, sehingga dapat menyebabkan terjadinya

perubahan pada bahan makanan. Rendahnya kadar air pada bahan makanan akan

menghambat pertumbuhan mikroorganisme sehingga dapat memperpanjang daya

simpan bahan makanan tersebut (Winarno 1992). Kadar air ikan gurami pada

berbagai waktu pemeliharaan dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Kadar air ikan gurami pada berbagai waktu pemeliharaan

Gambar 8 menunjukkan kadar air tertinggi terdapat pada ikan umur

7 bulan-1 tahun dengan nilai 75,48 %, sedangkan kadar air terendah terdapat pada

75,48 ± 0,28 74,62 ± 0,08 72,96 ± 0,05

0

15

30

45

60

75

Umur 7 bln-1tahun

Umur 1,5-2tahun

Umur 2,5-3tahun

Lama Pembesaran

Kad

ar A

ir (%

)

Page 47: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

ikan gurami umur 2,5-3 tahun dengan nilai 72,96 %. Hal ini menunjukkan bahwa

kadar air pada ikan dipengaruhi oleh perbedaan ukuran ikan yang secara tidak

langsung berkaitan dengan waktu pemeliharaan. Kandungan air ikan gurami yang

memiliki waktu pemeliharaan lebih singkat lebih tinggi dibandingkan ikan gurami

yang memiliki waktu pemeliharaan lebih lama. Ketika ikan berada pada usia

muda, ketika sel-selnya membelah, proporsi ekstraseluler yang lebih tinggi

menghasilkan lebih banyak air, sodium, dan klorida, semuanya berkurang

seiring dengan pertumbuhan. Ketika jumlah sel telah mencapai keadaan yang

stabil maka kandungan air menjadi konstan (Love 1970).

(2). Kadar abu

Bahan makanan mengandung sekitar 96 % yang terdiri dari bahan organik

dan air. Sisanya terdiri dari unsur-unsur mineral yang juga dikenal sebagai zat

anorganik atau kadar abu. Bahan-bahan organik terbakar saat proses pembakaran

tetapi zat anorganiknya tidak, karena itulah disebut abu (Winarno 1992). Kadar

abu ikan gurami pada berbagai waktu pemeliharaan dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Kadar abu ikan gurami pada berbagai waktu pemeliharaan

Gambar 9 menunjukkan kadar abu tertinggi terdapat pada ikan gurami umur

7 bulan-1 tahun dengan nilai 1,03 %, sedangkan kadar abu terendah terdapat pada

ikan gurami umur 2,5-3 tahun dengan nilai 0,90 %. Ikan gurami yang berumur

lebih muda memiliki kandungan mineral lebih banyak dibandingkan ikan gurami

dengan waktu pemeliharaan lebih lama, hal tersebut diduga karena pada ikan yang

1,03±0,080,95±0,05 0,90±0,01

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

Umur 7 bln-1tahun

Umur 1,5-2tahun

Umur 2,5-3tahun

Lama Pembesaran

Kad

ar A

bu (%

)

Page 48: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

berumur muda, pembentukan kerangka tubuh dan jaringan tubuh lainnya masih

berlangsung sehingga dibutuhkan lebih banyak mineral untuk menunjang

pertumbuhan tubuh ikan tersebut. Kadar abu yang terdapat pada suatu bahan dapat

digunakan sebagai petunjuk keberadaan mineral pada bahan tersebut

(Almatsier 2003).

Tan (1971) menyebutkan bahwa ikan yang berukuran lebih kecil memiliki

kandungan abu lebih tinggi daripada ikan yang berukuran lebih besar karena

berkaitan dengan pembentukan jaringan skeletal (rangka). Pertumbuhan ikan pada

awalnya lambat kemudian berlangsung cepat dan melambat kembali memasuki

usia tua. Pada saat laju pertumbuhannya cepat, ikan membutuhkan nutrisi

(mineral) yang lebih banyak agar dapat tumbuh secara optimal (Effendie 1978).

(3). Kadar protein

Protein merupakan zat makanan yang penting bagi tubuh, karena zat ini

disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat

pembangun dan pengatur. Protein adalah sumber asam-asam amino yang

mengandung unsur nitrogen (N), karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) yang

tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat (Winarno 1992). Kadar protein ikan

gurami pada berbagai waktu pemeliharaan dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Kadar protein ikan gurami pada berbagai waktu pemeliharaan

Hasil analisis kadar protein pada Gambar 10 menunjukkan bahwa kadar

protein pada ikan gurami berkisar antara 18-20 %. Kadar protein tertinggi terdapat

pada ikan umur 2,5-3 tahun dengan nilai 20,67 % dan yang terendah pada ikan

18,71±0,13 18,93±0,0120,67±0,28

0

5

10

15

20

25

Umur 7 bln-1tahun

Umur 1,5-2tahun

Umur 2,5-3tahun

Lama Pembesaran

Kad

ar P

rote

in (%

)

Page 49: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

umur 7 bulan-1 tahun dengan nilai 18,71 %. Kandungan protein meningkat seiring

dengan bertambahnya waktu pemeliharaan, hal tersebut diduga terjadi karena

akumulasi protein ikan pada daging seiring dengan bertambahnya umur ikan

(Salawu et al. 2005).

Ikan yang hidup pada lingkungan perairan yang kaya akan makanan dan

unsur hara cenderung memiliki kadar protein yang tinggi. Mengacu pada

penggolongan tipe ikan menurut (Stansby 1963) ikan gurami dapat

dikelompokkan pada kategori protein tinggi (15-20 %). Komposisi gizi ikan

sangat bervariasi, dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu spesies (jenis), jenis

kelamin, umur, musim, siklus bertelur, dan letak geografis (Astawan 2003).

(4). Kadar lemak

Lemak dapat didefinisikan sebagai bahan-bahan yang dapat larut dalam eter,

kloroform atau benzena, tetapi tidak dapat larut dalam air. Lemak merupakan

ikatan gliserol yang bersifat trihidrik dengan asam-asam lemak yang bersifat

monobasik (Sediaoetama 1993). Kadar lemak daging ikan gurami pada berbagai

waktu pemeliharaan dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Kadar lemak ikan gurami pada berbagai waktu pemeliharaan

Gambar 11 menunjukkan kandungan lemak ikan gurami berkisar antara

2,21-2,79 %. Kandungan lemak tertinggi terdapat pada ikan umur 2,5-3 tahun

dengan nilai 2,79 % dan terendah pada ikan umur 7 bulan-1 tahun dengan nilai

2,21 %. Kandungan lemak pada ikan gurami semakin meningkat seiring dengan

bertambahnya waktu pemeliharaan. Hal tersebut diduga karena pada saat ikan

2,21±0,042,43±0,08

2,79±0,42

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

Umur 7 bln-1tahun

Umur 1,5-2tahun

Umur 2,5-3tahun

Lama Pembesaran

Kad

ar L

emak

(%)

Page 50: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

mulai menuju usia matang gonad dibutuhkan lebih banyak energi yang disimpan

dalam bentuk lemak untuk pematangan gonad. Kandungan lipid akan meningkat

seiring dengan bertambahnya umur dikarenakan untuk energi ekstra saat proses

memijah (Love 1970). Selain itu diduga dipengaruhi oleh proporsi kadar air ikan

pada berbagai waktu pemeliharaan. Perbedaan waktu pemeliharaan pada ikan

gurami mempunyai pengaruh terhadap kadar lemak pada ikan tersebut sebab

semakin lama waktu pemeliharaan ikan maka kadar lemak semakin tinggi

(Hadiwiyoto 1993). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan gurami termasuk

ikan yang berlemak rendah. Hal tersebut sesuai menurut Stansby (1963), dimana

ikan tergolong berlemak rendah jika kandungan lemaknya kurang dari 5 %.

4.2. Penelitian Tahap 2

Komposisi mineral

Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam

pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ, maupun fungsi

tubuh secara keseluruhan. Mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme,

terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim (Almatsier 2003).

(1). Mineral makro

Unsur mineral makro merupakan unsur mineral pada tubuh manusia yang

terdapat dalam jumlah yang cukup besar. Kelompok mineral makro terdiri dari

kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), sulfur (S), dan fosfor

(P) (Winarno 1992). Informasi mengenai kandungan mineral makro yang

terkandung pada ikan gurami hasil penelitian disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Komposisi mineral makro ikan gurami pada berbagai waktu pemeliharaan (mg/kg)

Jenis Mineral Ikan umur 7 bulan-1tahun

Ikan umur 1,5-2 tahun

Ikan gurami umur 2,5-3 tahun

Fosfor 715 ± 21,92 847 ± 18,38 610 ± 14,14

Kalsium 162,37 ± 1,74 158,99 ± 0,13 91,33 ± 9,84

Kalium 128,85 ± 1,91 100,06 ± 1,61 88,74 ± 0,77

Natrium 68,66 ± 0,08 80,02 ± 2,29 59,85 ± 1,48

Magnesium 9,63 ± 0,05 9,21 ± 0,02 7,65 ± 0,07 Keterangan : nilai dalam rata-rata ± SD

Page 51: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

Tabel 6 menunjukkan data mengenai komposisi mineral makro pada ikan

umur 7 bulan-1 tahun, ikan umur 1,5-2 tahun dan ikan umur 2,5-3 tahun.

Konsentrasi mineral terbesar adalah fosfor, yaitu sebesar 715, 847, dan

610 mg/kg untuk ikan umur 7 bulan-1 tahun, ikan umur 1,5-2 tahun dan ikan

umur 2,5-3 tahun. Selanjutnya diikuti oleh mineral kalsium, kalium, natrium, dan

magnesium. Secara umum ikan gurami umur 7 bulan-1 tahun memiliki kandungan

mineral paling besar dibandingkan ikan gurami lainnya. Kandungan mineral

makro ikan gurami pada berbagai waktu pemeliharaan dapat dilihat pada

Gambar 12.

Gambar 12. Kandungan mineral makro ikan gurami pada berbagai waktu

pemeliharaan

Gambar 12 menunjukkan kandungan mineral fosfor merupakan yang

tertinggi pada penelitian ini dibandingkan dengan mineral lainnya. Fosfor dan

kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat pada daging dan tulang

(Anonim 2003). Fosfor merupakan komponen utama dalam fase mineral tulang

dan terdapat secara berlimpah dalam semua jaringan dan memiliki fungsi paling

banyak dibandingkan mineral lainnya (Harjono et al. 1996). Fosfor bersama-sama

dengan kalsium adalah penyusun tulang dan gigi yang sangat penting. Fosfor juga

terdapat pada semua sel hidup dan diperlukan untuk pelepasan dan penyimpanan

energi (Kasmidjo 1992).

Kandungan fosfor berkisar antara 610-847 mg/kg. Kandungan fosfor

tertinggi pada ikan umur 1,5-2 tahun, yaitu 847 mg/kg dan kadar rendah terdapat

9,63

68,66128,85162,37

715

9,2180,02100,06158,99

847

7,6559,8588,7491,33

610

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

Fosfor Kalsium Kalium Natrium Magnesium

Jenis Mineral

Kad

ar M

iner

al (

mg

/kg

)

umur 7 bln-1 tahun

umur 1,5-2 tahun

umur 2,5-3 tahun

Page 52: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

pada ikan umur 2,5-3 tahun, yaitu 610 mg/kg. Kandungan fosfor yang tertinggi

terdapat pada ikan yang berumur 1,5-2 tahun, hal tersebut diduga pada umur

tersebut ikan sedang dalam fase pertumbuhan cepat, karena fase pertumbuhan

ikan mempunyai sifat lambat pada fase awal pertumbuhan, kemudian cepat, dan

diikuti oleh pertumbuhan yang lambat lagi pada umur tua. Ketika ikan berada

pada fase pertumbuhan yang cepat tersebut, ikan membutuhkan lebih banyak

fosfor untuk pembentukan tulang, gigi, dan sisik, untuk proses pemecahan dan

pembentukan energi, serta untuk pergerakan tubuhnya (Effendie 1978). Tingginya

kadar fosfor pada ikan yang berumur 1,5-2 tahun juga diduga terjadi karena

proporsi kandungan mineral fosfor dengan kalsium, dimana apabila kandungan

salah satu mineral tinggi maka kandungan mineral lainnya menjadi rendah. Hal

tersebut terlihat dari kandungan mineral kalsium ikan umur 1,5-2 tahun yang lebih

rendah dibandingkan kandungan kalsium ikan umur 7 bulan-1 tahun. Setelah

dilakukan uji ragam pada selang kepercayaan 95 %, menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara waktu pemeliharaan terhadap kandungan

mineral fosfor (Fhitung>Ftabel). Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan adanya

pengaruh berbeda nyata antara waktu pemeliharaan dengan jumlah kandungan

mineral fosfor pada daging ikan gurami.

Nilai kalsium pada ikan gurami hasil penelitian ini berkisar antara

91-162 mg/kg (Gambar 12). Kadar kalsium tertinggi terdapat pada ikan umur

7 bulan-1 tahun dengan nilai 162 mg/kg dan kadar kalsium terendah terdapat

pada ikan umur 2,5-3 tahun dengan nilai 91 mg/kg. Setelah dilakukan uji ragam

pada selang kepercayaan 95 % menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara lama waktu pemeliharaan ikan gurami terhadap jumlah

kandungan mineral kalsium pada daging ikan (Fhitung>Ftabel). Hasil uji lanjut

Duncan menunjukkan adanya pengaruh nyata antara waktu pemeliharaan dengan

jumlah kandungan mineral kalsium pada daging ikan gurami. Kalsium

diperlukan tubuh untuk mengatur fungsi sel, mengatur pekerjaan hormon-

hormon dan faktor pertumbuhan. Kemampuan absorpsi lebih tinggi pada masa

pertumbuhan dan menurun pada proses penuaan (Almatsier 2003). Oleh karena

itu, kandungan mineral kalsium pada ikan gurami umur 7 bulan-1 tahun lebih

tinggi dibandingkan ikan gurami umur 1,5-2 tahun dan umur 2,5-3 tahun.

Page 53: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

Konsentrasi kalium ikan gurami hasil penelitian ini adalah sebesar

88,74 mg/kg untuk ikan umur 2,5-3 tahun, 100,06 mg/kg untuk ikan umur

1,5-2 tahun, dan 128,85 mg/kg untuk ikan umur 7 bulan-1 tahun (Tabel 6). Nilai

konsentrasi kalium pada ikan umur 7 bulan-1 tahun memiliki nilai yang paling

tinggi dan ikan umur 2,5-3 tahun memiliki nilai yang paling rendah. Hasil uji

ragam pada selang kepercayaan 95 %, terdapat perbedaan yang signifikan pada

ikan gurami dengan waktu pemeliharaan yang berbeda (Fhitung>Ftabel). Uji lanjut

Duncan menunjukkan adanya pengaruh berbeda nyata antara waktu

pemeliharaan dengan kandungan mineral kalium pada daging ikan gurami.

Kalium di dalam sel berfungsi sebagai katalisator dalam banyak reaksi biologik

terutama dalam metabolisme energi dan sintesis glikogen dan protein. Kalium

berperan dalam pertumbuhan sel. Taraf kalium dalam otot berhubungan dengan

massa otot dan simpanan glikogen. Oleh karena itu, bila sedang dalam proses

pembentukan otot dibutuhkan kalium dalam jumlah cukup (Almatsier 2003). Ikan

gurami umur 7 bulan-1 tahun memiliki umur yang lebih muda membutuhkan

asupan kalium lebih banyak dibandingkan ikan umur 1,5-2 tahun dan ikan umur

2,5-3 tahun untuk proses pembentukan otot, untuk sintesis zat makanan, dan

untuk metabolisme energi tubuhnya, karena sedang dalam fase pertumbuhan.

Kalium mudah diserap dalam usus halus dan memiliki daya serap 90 %

(Winarno 1992).

Kekurangan natrium pada ikan sulit untuk ditemukan karena ikan mampu

memperoleh natrium dari lingkungan perairan yang menjadi tempat hidupnya.

Kekurangan natrium pada hewan terestrial mengakibatkan terhambatnya

pertumbuhan, pelunakan tulang, dan terhambatnya perkembangan gonad

(Halver 1989). Tabel 6 menunjukkan kandungan natrium berkisar antara

59,85-80,02 mg/kg. Kadar tertinggi terdapat pada ikan umur 1,5-2 tahun, yaitu

80,02 mg/kg dan terendah pada ikan umur 2,5-3 tahun, yaitu 59,85 mg/kg. Hasil

uji ragam pada selang kepercayaan 95 % terdapat perbedaan yang signifikan dari

ikan gurami pada waktu pemeliharaan yang berbeda (Fhitung>Ftabel). Uji lanjut

Duncan menunjukkan adanya pengaruh nyata antara waktu pemeliharaan dengan

kandungan mineral pada daging ikan gurami. Natrium sebagian besar terdapat

dalam plasma darah dan cairan di luar sel (ekstraseluler), beberapa diantaranya

Page 54: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

juga terdapat dalam tulang (Winarno 1992). Kandungan natrium pada ikan yang

berumur 1,5-2 tahun yang lebih tinggi diduga disebabkan karena ikan sedang

berada pada fase pertumbuhan yang cepat, sehingga membutuhkan jumlah

natrium yang lebih banyak untuk menunjang pertumbuhannya sebab pada fase

pertumbuhan proporsi dari cairan ekstraseluler lebih tinggi ketika sel sedang

membelah atau mengganda (Love 1970). Selain itu, dapat juga disebabkan oleh

proporsi mineral natrium dengan mineral kalium yang saling terkait, bila kadar

natrium tinggi maka kadar mineral kalium rendah atau sebaliknya terkait dengan

fungsi kedua mineral dalam menjaga keseimbangan tekanan osmosis dalam

tubuh ikan. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 12, dimana kandungan

mineral kalium ikan umur 1,5-2 tahun yang lebih rendah dibandingkan kandungan

kalium ikan umur 7 bulan-1 tahun.

Magnesium merupakan aktivator enzim peptidase dan enzim alin yang

berfungsi memecah dan memindahkan gugus fosfat. Magnesium diserap di usus

kecil dan diduga hanya sepertiga dari yang tercerna akan diserap (Winarno 1992).

Konsentrasi magnesium dari ikan gurami hasil penelitian berkisar antara

7,65-9,63 mg/kg. Kadar tertinggi terdapat pada ikan umur 7 bulan-1 tahun, yaitu

9,63 mg/kg dan yang terendah pada ikan umur 2,5-3 tahun, yaitu 7,65 mg/kg.

Hasil uji ragam pada selang kepercayaan 95 % menunjukkan perbedaan yang

signifikan dari ikan gurami pada berbagai waktu pemeliharaan (Fhitung>Ftabel). Uji

lanjut Duncan menunjukkan adanya pengaruh nyata antara waktu pemeliharaan

dengan kandungan mineral pada daging ikan gurami. Magnesium dibutuhkan

untuk metabolisme energi, karbohidrat, lemak, dan protein. Ikan yang berumur

lebih muda memerlukan nutrisi (mineral) untuk metabolisme yang lebih tinggi

karena sedang dalam fase pertumbuhan sehingga kandungan magnesium pada

ikan umur 7 bulan-1 tahun lebih tinggi dibandingkan ikan umur 1,5-2 tahun dan

umur 2,5-3 tahun.

Keberadaan mineral pada organisme perairan umumnya dipengaruhi oleh

daya absorpsi logam. Kemampuan untuk mengabsorpsi logam pada organisme

perairan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu suhu lingkungan, ukuran

organisme, spesies, pH, dan kondisi kelaparan dari organisme tersebut

(Darmono 1995).

Page 55: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

(2). Mineral mikro

Mineral mikro merupakan mineral yang terdapat di dalam tubuh dalam

jumlah yang kecil dan secara tetap terdapat dalam sistem biologis. Mineral mikro

mempunyai peranan essensial untuk kehidupan, kesehatan, dan reproduksi.

Kelompok mineral mikro terdiri atas mineral besi (Fe), seng (Zn), tembaga (Cu),

iodium (I), dan selenium (Se). Tabel 7 menyajikan informasi kandungan mineral

mikro ikan gurami pada berbagai waktu pemeliharaan.

Tabel 7. Komposisi mineral mikro pada ikan gurami pada berbagai waktu pemeliharaan (µg/g)

Jenis Mineral Ikan Umur 7 bulan-1 tahun

Ikan Umur 1,5-2 tahun

Ikan Umur 2,5-3 tahun

Besi 78,26 ± 0,23 75,88 ± 0,96 46,18 ± 0,16

Tembaga 18,72 ± 0,03 15,86 ± 0,47 12,83 ± 0,33

Seng 22,45 ± 0,07 16,32 ± 0,03 14,25 ± 0,63

Iodium 0,0823 ± 0,0021 0,0822 ± 0,0017 0,0811 ± 0,0009

Mineral mikro yang terkandung pada ikan gurami yang diukur adalah seng

(Zn), besi (Fe), tembaga (Cu), dan iodium (I). Konsentrasi mineral mikro

tertinggi adalah besi dengan kisaran antara 46,18-78,26 µg/g sedangkan

konsentrasi mineral mikro terendah adalah iodium yang memiliki nilai berkisar

antara 0,0811-0,0823 µg/g. Kandungan mineral mikro ikan gurami pada berbagai

waktu pemeliharaan ditunjukkan pada Gambar 13.

Gambar 13. Kandungan mineral mikro ikan gurami pada berbagai waktu pemeliharaan

78,26

18,72 22,45

0,0823

75,88

15,86 16,32

0,0822

46,18

12,83 14,25

0,08110

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Besi Tembaga Seng Iodium

Jenis Mineral

Kad

ar M

iner

al (

ug/

g)

umur 7 bln-1 tahun

umur 1,5-2 tahun

umur 2,5-3 tahun

Page 56: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

Besi merupakan konstituen penting dari hemoglobin, sitokrom, dan

komponen lain sistem enzim pernapasan. Besi memiliki fungsi untuk transportasi

oksigen ke jaringan (hemoglobin) dan mekanisme oksidasi seluler. Penipisan

cadangan besi dapat menyebabkan anemia defisiensi besi (Harjono et al. 1996).

Kadar mineral besi tertinggi adalah ikan gurami umur 7 bulan-1 tahun

sebesar 78,26 µg/g dan yang terendah adalah ikan gurami umur 2,5-3 tahun

sebesar 46,18 µg/g. Hasil uji ragam pada selang kepercayaan 95 % menunjukkan

perbedaan yang signifikan dari ikan gurami pada berbagai waktu pemeliharaan

(Fhitung>Ftabel). Uji lanjut Duncan menunjukkan adanya pengaruh nyata antara

waktu pemeliharaan dengan kandungan mineral besi pada daging ikan gurami.

Ikan yang berumur lebih muda memerlukan mineral besi lebih banyak terkait

dengan fungsi besi dalam sistem respirasi untuk transportasi oksigen ke jaringan

(hemoglobin) dan mekanisme oksidasi seluler (Harjono et al. 1996) untuk

menunjang metabolisme yang tinggi pada fase pertumbuhan sehingga

kandungan besi pada ikan umur 7 bulan-1 tahun lebih tinggi dibandingkan

dengan ikan umur 2,5-3 tahun maupun ikan umur 1,5-2 tahun. Kekurangan

mineral besi dapat menyebabkan pertumbuhan pada ikan menjadi terhambat

(Wiramiharja et al. 2007).

Tembaga berperan dalam beberapa kegiatan enzim pernapasan sebagai

kofaktor bagi enzim tiroksinase dan sitokrom oksidase. Tembaga juga diperlukan

dalam proses pertumbuhan sel-sel darah merah yang masih muda

(Harjono et al. 1996). Gambar 13 menyajikan informasi mengenai kandungan

tembaga ikan gurami pada berbagai waktu pemeliharaan. Kadar mineral tembaga

tertinggi adalah ikan gurami umur 7 bulan-1 tahun sebesar 18,72 µg/g dan yang

terendah adalah ikan gurami umur 2,5-3 tahun sebesar 12,83 µg/g. Hasil uji ragam

pada selang kepercayaan 95 % terdapat perbedaan yang signifikan dari ikan

gurami pada berbagai waktu pemeliharaan terhadap kandungan mineral

(Fhitung>Ftabel). Uji lanjut Duncan menunjukkan adanya pengaruh nyata antara

waktu pemeliharaan dengan kandungan mineral tembaga pada daging ikan

gurami. Ikan umur 7 bulan-1 tahun yang memiliki umur lebih muda

mengandung mineral tembaga lebih tinggi dari pada ikan gurami umur

1,5-2 tahun dan umur 2,5-3 tahun. Ikan gurami umur 7 bulan-1 tahun yang

Page 57: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

memiliki umur lebih muda sedang dalam masa pertumbuhan, dimana mineral

tembaga diperlukan dalam proses pertumbuhan sel-sel darah merah yang masih

muda (Harjono et al.1996) sehingga memerlukan tembaga yang lebih banyak

untuk pertumbuhannya. Kekurangan mineral tembaga pada ikan akan

menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi terhambat, pertumbuhannya menjadi

lambat dan memiliki tubuh yang kerdil (Wiramiharja et al. 2007).

Seng memiliki peranan yang penting dalam sintesis protein serta

pembelahan sel. Defisiensi seng sering dihubungkan dengan anemia, kerdil,

penyembuhan luka terganggu, dan geofagia (gangguan pengecapan atau

ketidaknormalan pada kemampuan mengecap) (Harjono et al. 1996). Seng juga

memiliki peranan dalam pertumbuhan (Wirakusumah 1995 diacu dalam

Nurjanah et al. 2005). Serat dan asam fitat yang terkandung dalam makanan

menghambat ketersediaan seng di dalam tubuh. Hasil uji ragam pada selang

kepercayaan 95 % terdapat perbedaan yang signifikan dari ikan gurami pada

berbagai waktu pemeliharaan terhadap kandungan mineral (Fhitung>Ftabel).

Gambar 13 menyajikan informasi mengenai kandungan seng ikan gurami pada

berbagai waktu pemeliharaan. Kadar mineral seng tertinggi adalah ikan gurami

umur 7 bulan-1 tahun sebesar 22,45 µg/g, sedangkan kadar seng terendah adalah

ikan gurami umur 2,5-3 tahun sebesar 14,25 µg/g. Uji lanjut Duncan

menunjukkan adanya pengaruh nyata antara waktu pemeliharaan dengan

kandungan mineral seng pada daging ikan gurami. Ikan umur 7 bulan-1 tahun

yang memiliki umur lebih muda mengandung kadar seng yang lebih tinggi dari

pada ikan gurami umur 1,5-2 tahun dan umur 2,5-3 tahun, hal tersebut diduga

karena ikan gurami umur 7 bulan-1 tahun berada dalam masa pertumbuhan dan

terjadi proses sintesis protein serta pembelahan sel dimana seng berperan dalam

proses tersebut (Harjono et al. 1996).

Kekurangan mineral seng pada ikan dapat menyebabkan pertumbuhan

menjadi lambat, mortalitas tinggi, erosi pada sirip dan kulit, kerdil, dan nafsu

makan hilang (Wiramiharja et al. 2007). Kekurangan seng pada manusia akan

menyebabkan karakteristik tubuh pendek dan keterlambatan pematangan seksual.

Sumber makanan penghasil seng yang baik adalah hasil perikanan

(Almatsier 2003).

Page 58: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

Iodium berperan dalam mengatur pertumbuhan dan perkembangan.

Kekurangan iodium pada ikan mengakibatkan hipotiroid, pertumbuhan lambat,

mortalitas tinggi, dan pertumbuhan tubuh menjadi kerdil pada ikan sidat

(Wiramiharja et al. 2007). Gambar 13 menyajikan informasi mengenai kadar

iodium ikan gurami pada berbagai waktu pemeliharaan. Kadar iodium tertinggi

terdapat pada ikan gurami umur 7 bulan-1 tahun sebesar 82,3 µg/100 g dan kadar

iodium terendah adalah ikan gurami umur 2,5-3 tahun sebesar 81,1 µg/100 g.

Hasil uji ragam pada selang kepercayaan 95 % tidak menunjukkan perbedaan

yang signifikan dari ikan gurami pada berbagai waktu pemeliharaan terhadap

kandungan mineral iodium (Fhitung<Ftabel).

Iodium adalah suatu unsur yang jarang. Kadarnya di air tawar hanya

5 µg/liter, sedangkan air laut kadarnya 50 µg/liter (sepuluh kali lebih tinggi dari

air tawar). Hal tersebut menyebabkan ikan air tawar, khususnya gurami memiliki

kandungan iodium yang rendah dalam dagingnya dan menyebabkan kandungan

mineral iodium dalam daging ikan gurami pada berbagai waktu pemeliharaan

tidak berbeda nyata karena dipengaruhi oleh ketersediaan iodium yang rendah

pada lingkungan perairannya. Selain itu, dipengaruhi juga oleh pakan alami ikan

gurami yang berupa tumbuh-tumbuhan. Tumbuhan darat biasanya miskin akan

iodium dan kadar rata-rata iodium adalah 1 mg/kg berat kering, sedangkan pada

tumbuhan laut (ganggang) sangat kaya akan iodium dengan kadar berkisar antara

0,7-4,5 mg/kg berat kering (Olson et al. 1988).

Kekurangan iodium pada ikan dapat menyebabkan pertumbuhan lambat

dan mortalitas tinggi serta pertumbuhan kerdil pada ikan sidat

(Wiramiharja et al. 2007). Kekurangan iodium pada manusia dapat

menyebabkan terjadinya penyakit gondok, kretinisme (gangguan pertumbuhan),

dan terhambatnya pertumbuhan (Almatsier 2003).

Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan menunjukkan bahwa ikan

gurami yang berumur lebih muda memiliki kandungan mineral yang lebih tinggi

bila dibandingkan dengan ikan gurami yang berumur lebih dewasa. Hal tersebut

dapat dilihat dari kandungan kadar abu yang tinggi pada ikan gurami umur

7 bulan-1 tahun dibandingkan ikan gurami umur 1,5-2 tahun dan umur

Page 59: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

2,5-3 tahun, selain itu diketahui pula bahwa mineral yang terkandung pada tubuh

ikan tergantung dari umur dan mineral yang diperoleh (Wiramiharja et al. 2007).

Kandungan mineral pada ikan yang lebih kecil (berumur lebih muda) lebih

tinggi disebabkan oleh proporsi dari cairan ekstraseluler lebih tinggi ketika sel

sedang membelah atau mengganda pada masa pertumbuhan (Love 1970).

Kandungan air pada jaringan (mamalia) turun selama perkembangan dan diikuti

oleh penurunan ion ekstraseluler sodium dan klorida. Ketika ikan berada pada

usia muda, ketika sel-selnya membelah, proporsi ekstraseluler yang lebih tinggi

menghasilkan lebih banyak air, sodium, dan klorida, semuanya berkurang

seiring dengan pertumbuhan. Ketika jumlah sel telah mencapai keadaan yang

stabil maka kandungan air menjadi konstan. Selain itu, ikan yang berukuran

lebih kecil memiliki kandungan mineral yang lebih tinggi dikarenakan ukuran

selnya yang lebih kecil (Dickerson dan Widdowson 1960 diacu dalam Love

1970). Ikan yang berumur lebih muda membutuhkan lebih banyak nutrisi untuk

proses pertumbuhan dan fungsi fisiologisnya. Pertumbuhan pada ikan lebih

cepat pada saat berusia lebih muda dan berlangsung menjadi lebih lambat ketika

dewasa (Effendie 1978).

Perbedaan kadar mineral pada suatu organisme dapat disebabkan oleh

perbedaan dari jenis makanan yang dikonsumsi oleh biota tersebut dan kondisi

lingkungan tempat hidup. Kandungan mineral yang terdapat pada suatu biota

perairan dipengaruhi oleh makanan yang dimakannya serta kemampuan untuk

menyerap kandungan mineral yang terdapat pada lingkungan perairan tempat

makhluk hidup tersebut tinggal (Jobling 2001). Selain itu, perbedaan ini juga

dapat disebabkan oleh perbedaan fase pertumbuhan (Darmono 1995).

4.3. Pemenuhan Kecukupan Gizi Mineral

Mineral dalam ilmu gizi biasanya disebut unsur-unsur mineral atau nutrien

atau zat gizi anorganik. Mineral terdapat dalam tubuh manusia dan makanan

terutama dalam bentuk ion-ion. Ion positif adalah Ca2+, Na+ dan K+ dan terdapat

sebagai ion negatif, yaitu Cl-, sulfat, dan fosfat. Ion-ion ini terdapat dalam cairan

tubuh. Pada tulang dan gigi, mineral terdapat dalam bentuk garam, terutama

sebagai garam kalsium dan fosfat. Mineral yang essensial sebagai zat gizi dan

Page 60: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

persentase kebutuhannya yang dapat dipenuhi dari ikan gurami dapat dilihat pada

Tabel 8 dan Tabel 9.

Tabel 8. Absorpsi mineral dalam mg/100 g bahan yang dikonsumsi

Jenis mineral

Daya absorpsi

AKG Ikan Gurami

Rata-rata mineral

(%) mg

Umur 2,5-3 thn

(mg)

Umur 1,5-2 thn

(mg)

Umur 7 bln-1 thn

(mg) Fosfor 60 % 400 61 84,7 71,5 72,4 10,86 Kalsium 30 % 500 9,133 15,899 16,237 13,75 0,825 Kalium 90 % 2000 8,874 10,006 12,885 13,030 0,586 Natrium 95 % 500 5,985 8,002 6,866 6,951 13,2* Magnesium 47,5 % 250 0,765 0,921 0,963 0,883 1,67* Besi 15 % 13 4,618 7,588 7,826 6,677 7,69 Tembaga 52,5 % 2 1,283 1,586 1,872 1,580 41,47 Seng 35,5 % 15 1,425 1,632 2,245 1,767 4,16

Keterangan: * = persentase asupan mineral dalam mg/1000 g bahan

Tabel 9. Absorpsi mineral iodium dalam 100 g bahan yang dikonsumsi

Jenis mineral

Daya absorpsi

AKG Ikan Gurami Rata-rata Mineral

(µg) %

µg Umur 2,5-3

thn (µg)

Umur 1,5-2

thn (µg)

Umur 7 bln-1

thn (µg)

Iodium 100 % 150 81,17 82,31 82,41 81,96 54,64

Angka kecukupan gizi fosfor sehari-hari untuk kelompok remaja dan

dewasa adalah 400-500 mg (Almatsier 2003). Mengkonsumsi sebanyak 100 g

daging ikan gurami hasil penelitian ini dapat menyumbangkan fosfor sebanyak

43,44 mg (bb) atau sekitar 10,86 % dari angka kecukupan gizi.

Angka kecukupan gizi rata-rata sehari untuk kalsium bagi orang Indonesia

adalah sebesar 300-400 mg untuk bayi, 500 mg untuk anak-anak, 600-700 mg

untuk remaja dan 500-800 mg untuk kelompok dewasa, sedangkan untuk

kelompok ibu hamil dan menyusui memerlukan tambahan 400 mg dari kebutuhan

orang normal (Almatsier 2003). Konsumsi 100 g ikan gurami dapat

menyumbangkan 4 mg (bb) atau sekitar 0,8 % dari angka kecukupan gizi

(Lampiran 6), karena pada kondisi normal tubuh hanya dapat mengabsorpsi

sebanyak 30 % dari jumlah kalsium yang dikonsumsi (Groft dan Gropper 1999).

Page 61: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

Angka kecukupan gizi kalium pada orang dewasa yang dibutuhkan sehari-

hari adalah sebesar 2000 mg (Almatsier 2003). Mengkonsumsi 100 g daging ikan

gurami dapat menyumbangkan kalium sebanyak 11,7 mg (bb) atau sekitar 0,6 %

dari angka kecukupan gizi.

Angka kecukupan gizi natrium pada orang dewasa yang dibutuhkan sehari-

hari adalah sekitar 500-2400 mg, dengan kemampuan absorpsi oleh tubuh adalah

sebesar 95 % (Groft dan Gropper 1999). Mengkonsumsi sebanyak 1 kg ikan

gurami dapat menyumbangkan natrium sebanyak 66 mg (bb) atau sekitar 13,2 %

dari angka kecukupan gizi.

Angka kecukupan gizi magnesium yang dibutuhkan oleh tubuh sehari-hari

adalah sebesar 280 mg untuk laki-laki dewasa dan 250 mg untuk wanita dewasa

(Almatsier 2003). Mengkonsumsi sebanyak 1000 g ikan gurami dapat

menyumbangkan magnesium sebanyak 4 mg (bb) atau sekitar 1,67 % dari angka

kecukupan gizi.

Angka kecukupan besi yang dianjurkan pada manusia sehari-hari adalah

3-5 mg untuk kelompok bayi, 8-9 mg untuk balita, 14-17 mg untuk remaja laki-

laki, 14-25 mg untuk remaja perempuan, 13 mg untuk laki-laki dewasa, dan

14-26 mg untuk perempuan dewasa. Ibu hamil dan menyusui memerlukan

tambahan masing-masing zat besi sebesar 2-20 mg (Almatsier 2003). Konsumsi

sebanyak 100 g ikan gurami dapat menyumbangkan besi sebesar 1 mg (bb) atau

sekitar 7,69 % dari angka kecukupan gizi.

Angka kecukupan gizi bagi manusia terhadap tembaga yang aman untuk

dikonsumsi dalam sehari adalah 1,5-3 mg (Almatsier 2003). Konsumsi sebanyak

100 g ikan gurami dapat menyumbangkan tembaga sebesar 0,82 mg (bb) atau

sekitar 41 % dari angka kecukupan gizi.

Angka kecukupan seng sehari-hari bagi manusia adalah 3-5 mg untuk bayi,

8-10 mg untuk kelompok umur 1-9 tahun, 15 mg untuk pria dan wanita dewasa,

serta tambahan 5 mg dan 10 mg untuk ibu hamil dan ibu menyusui. Daya absorpsi

seng berkisar antara 15-40 %. Daya absorpsi tersebut dipengaruhi oleh status seng

tubuh (Almatsier 2003). Konsumsi sebanyak 100 g ikan gurami dapat

menyumbangkan mineral seng sebesar 0,6 mg (bb) atau sekitar 4 % dari angka

kecukupan gizi.

Page 62: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

Angka kecukupan iodium sehari-hari bagi manusia sebesar 50-70 µg untuk

kelompok bayi, 70-120 µg untuk balita dan anak sekolah, 150 µg untuk remaja

dan dewasa, serta tambahan masing-masing 25 dan 50 µg untuk ibu hamil dan ibu

menyusui (Almatsier 2003). Konsumsi sebanyak 100 g ikan gurami dapat

menyumbangkan iodium sebesar 81,96 �g (bb) atau sekitar 54 % dari angka

kecukupan gizi dengan asumsi daya serap iodium adalah 100 %.

Page 63: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Ikan gurami yang memiliki waktu pemeliharaan 7 bulan-1 tahun memiliki

berat tubuh berkisar antara 300-400 g dan panjang tubuh 27-29 cm dan memiliki

nilai rendemen tulang tertinggi dibandingkan ikan gurami yang berumur 1,5-

2 tahun dan 2,5-3 tahun. Hasil analisis mineral menunjukkan bahwa ikan gurami

yang memiliki waktu pemeliharaan 7 bulan-1 tahun secara umum memiliki

kandungan mineral makro dan mikro tertinggi, hal tersebut didukung dari hasil

analisis proksimat yang menunjukkan bahwa ikan gurami yang berumur

7 bulan-1 tahun memiliki kadar air dan abu tertinggi.

Ikan gurami yang memiliki waktu pemeliharaan 1,5-2 tahun memiliki berat

berkisar antara 600-700 g dan ukuran panjang tubuh antara 32-34 cm. Hasil

analisis proksimat menunjukkan bahwa kandungan protein dan lemaknya lebih

tinggi dibandingkan ikan gurami yang berumur 7 bulan-1 tahun sedangkan

kandungan abu dan airnya lebih rendah daripada ikan gurami yang berumur

7 bulan-1 tahun.

Ikan gurami yang berumur 2,5-3 tahun memiliki berat tubuh berkisar antara

900-1100 g dan panjang 36-38 cm. Ikan gurami yang berumur 2,5-3 tahun

memiliki nilai rendemen daging tertinggi, yaitu sebesar 52 % dibandingkan ikan

gurami yang berumur 7 bulan-1 tahun dan 1,5-2 tahun yang hanya 45 % dan

49 %. Rendemen tulang, kadar air, dan kadar abu ikan menurun seiring dengan

bertambahnya waktu pemeliharaan. Rendemen daging, kadar protein, dan kadar

lemak ikan meningkat seiring dengan bertambahnya waktu pemeliharaan.

Analisis mineral menunjukkan bahwa mineral makro yang tertinggi adalah

fosfor (P) yang terdapat pada ikan yang berumur 1,5-2 tahun, yaitu sebesar

847 mg/kg dan yang terendah adalah mineral magnesium (Mg) pada ikan yang

berumur 2,5-3 tahun, yaitu sebesar 610 mg/kg. Kandungan mineral mikro yang

tertinggi adalah besi (Fe) yang terdapat pada ikan yang berumur 7 bulan-1 tahun,

yaitu sebesar 78,26 µg/g dan kandungan mineral mikro terendah adalah iodium (I)

pada ikan yang berumur 2,5-3 tahun, yaitu sebesar 81,11 µg/100 g. Seiring dengan

Page 64: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

bertambahnya waktu pemeliharaan kandungan mineral pada ikan gurami semakin

menurun.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian ini disarankan untuk melakukan analisis kandungan

mineral makro dan mikro daging ikan gurami (Osphronemus gouramy) lainnya

yang belum teranalisis agar diperoleh data dan informasi yang lengkap tentang

kandungan mineral daging ikan gurami.

Page 65: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

[Anonim]. 2003. Kebutuhan nutrisi ikan. www. o-fish. com/akuarium/kebutuhan

nutrisi ikan.htm. [6 Juli 2008]. [Anonim]. 2008. Budidaya, pendederan, dan pembesaran ikan gurami.

http://ikanmania.wordpress.com/2008/01/21/budidaya-pendederan-dan-pembesaran-ikan-gurami/#more-405. [10 Agustus 2008].

AOAC [Association of Official Analytical Chemist]. 1995. Official Methods of

Analysis of the Association of Official Analytical Chemist. Ed ke-14. Airlington. Virginia: AOAC Inc.

Apriyantono A, Fardiaz D, Puspitasari N, Sedarnawati, Budiyanto S. 1989.

Analisis Pangan. Bogor: IPB Press. Astawan IM. 2003. Ikan Air Tawar Kaya Protein dan Vitamin. Jakarta. www.

Kompascybermedia/kesehatan/ikan kaya gizi.htm. [5 Juli 2008] Buckle KA, Edward RA, Fleet GH, Wootton M. 1987. Ilmu Pangan. Purnomo H,

Adiono, penerjemah. Jakarta: UI Pr. Terjemahan dari: Food Science. Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi. Jakarta: UI Press. [DKP] Departemen Perikanan dan Kelautan, Ditjen Perikanan Budidaya. 2007.

Data produksi gurami. www.dkp.go.id. [26 Februari 2008]. Effendie MI. 1978. Biologi Perikanan Bagian 1: Studi Natural History. Fakultas

Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Fardiaz D, Slamet DS, Mahmud MK, Muhilal, Simarmata JP. 1990. Pedoman

Analisis Zat Gizi. Jakarta: Departemen kesehatan RI, Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi.

Ferinaldy. 2008. Indeks konsumsi ikan perkapita Indonesia.

http://ferinaldy.wordpress.com. [10 Agustus 2008]. Groft JL, Gropper SS. 1999. Advance Nutrition And Human Metabolism. 3 rd

Edition. Wadsworth. Hadiwiyoto S. 1993. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan. Jilid 1. Jakarta:

Penerbit Liberty. Halver JE. 1989. Fish Nutrition. 2nd ed. California: Academic Press Inc.

Page 66: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

Harjono RM, Oswari J, Ronardy DH, Santoso K, Setio M, Soenarno, Widianto G,

Wijaya C, Winata I. 1996. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Irawan A. 2006. Kandungan mineral cumi-cumi (Loligo sp) dan udang vannamei

(Litopenaeus vannamei) serta pengaruh perebusan terhadap kelarutan mineral [skripsi]. Bogor: Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Jangkaru Z. 2002. Memacu Pertumbuhan Gurami. Jakarta: Penebar Swadaya. Jobling M, Houlihan D, Boujard T. 2001. Food Intake in Fish. Oxford: Blackwell

Science Ltd. Kasmidjo RB. 1992. Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan

Mikrobiologi. Edisi kedua. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Khopkar SM. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press. Love MR. 1970. The Chemical Biology of Fishes. London and New York:

Academic Press Inc. Muchtadi D, Palupi NS, Astawan M. 1993. Metabolisme Zat Gizi. Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan. Newman MC, Jagoe CH. 1994. Ligans and the bioavailability of metals in aquatic

environment. Di dalam: Hamelick JL, Bergman PF, Bergman HL, Benson WH, Editors. Bioavailability: Physical, Chemical, and Biological Interactions. Boca Raton: CRC press.

Nur MA, Adijuwana H. 1989. Teknik Spektroskopi dalam Analisis Biologis.

Bogor: Pusat Antar Universitas, Institut Pertanian Bogor. Nurjanah, Zulhansyah, Kustiyariah. 2005. Kandungan mineral dan proksimat

kerang darah (Anadara granosa) yang diambil dari Kabupaten Boalemo, Gorontalo. Buletin Teknologi Hasil Perikanan. VIII (2): 2. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB.

Olson RE, Broquist HP, Chichester CO, Darby WJ, Stalvey RM. 1988.

Pengetahuan gizi mutakhir mineral. Nasoetion AH dan Karyadi D, penerjemah. Jakarta: PT Gramedia. Terjemahan dari: Present Knowledge In Nutrition.

Salawu SO, Adu OC, Akindahunsi AA. 2005. Nutritive value of fresh and

brackish water catfish as a function of size and processing methods. Europe Food Research Technology. 220: 531-534.

Page 67: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

Sediaoetama AD. 1993. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi di Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat.

Sendjaja JT, Riski MH. 2002. Usaha Pembenihan Gurami. Jakarta: Penebar

Swadaya. Sitanggang M, Sarwono B. 2007. Budi Daya Gurami. Ed ke-28. Jakarta: Penebar

Swadaya. Stansby ME. 1963. Industrial Fishery Technology. London: Reinhold Publisher.

Co. Chapman and Hall Ltd. Tan YT. 1971. Proximate composition of freshwater fish grass carp, Puntius

gonionotus and tilapia in Malaysia. Tropical Fish Culture Research Institute. Hydrobiologia 37:361-366.

Walpole RE. 1992. Pengantar Statistika. Ed ke-3. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama. Winarno FG. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia. Wiramiharja Y, Hernawati R, Harahap IM, Yukiyasu N. 2007. Nutrisi dan Bahan

Pakan Ikan Budidaya. Jambi: Balai Budidaya Ikan Air Tawar.

Page 68: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

LAMPIRAN

Page 69: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

Lampiran 1. Data mentah panjang, berat dan rendemen ikan gurami

Waktu pemeliharaan Berat total Panjang total Panjang baku

2,5-3thn 900-1100g 36-38cm 29-31cm 1,5-2thn 600-700g 32-34cm 27-28cm

7bln-1thn 300-400g 27-29cm 24-26cm Lampiran 2. Rendemen ikan gurami

Waktu pemeliharaan

Rendemen jeroan insang sirip sisik tulang daging

2,5-3thn 8% 1% 5% 4% 30% 52% 1,5-2thn 8% 2% 3% 4% 30% 49%

7bln-1thn 6% 2% 5% 4% 38% 45% Lampiran 3. Rekapitulasi data proksimat ikan gurami pada berbagai waktu

pemeliharaan. a. Analisis kadar air Contoh perhitungan kadar air pada ikan gurami

Kadar air (basis basah) = %100A - BC - B

x

=

=

= 73,047 %

%1001162,51751,104797,61751,10

x−−

%1000589,56954,3

x

Keterangan Ikan umur 2,5-3 thn

Ikan umur 1,5-2 thn

Ikan umur 7bln-1 thn

1 2 1 2 1 2 Berat cawan (g) (A) 5,1162 5,0729 5,4708 5,0685 3,7483 5,2494 Berat cawan +contoh (g) (B) 10,1751 10,0974 10,5368 10,1086 8,8094 10,3286 Berat cawan +cth kering (g) (C) 6,4737 6,4660 6,7597 6,3450 4,9796 6,5049 Kadar air (%) 73,05 72,27 74,56 74,67 75,67 75,28 Rata-rata (%) 72,66 74,615 75,475

Page 70: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

b. Analisis kadar abu

Contoh perhitungan kadar abu ikan gurami umur 2,5-3 tahun

Kadar abu = %100contohberat

abuberat x

=

= 0,96 % c. Analisis kadar protein

Keterangan Ikan umur 2,5-3 thn

Ikan umur 1,5-2 thn

Ikan umur 7bln-1 thn

(1) (2) (1) (2) (1) (2)

Volume HCL titrasi blanko (ml) 0 0 0 0 0 0

Volume HCL titrasi sampel (ml) 12,2 12,3 10,1 11,9 12,8 11,3

Berat cth (g) 0,1321 0,1387 0,1206 0,1420 0,1553 0,1358

Kadar protein (%) 20,86 20,47 18,92 18,94 18,62 18,80

Rata-rata (%) 20,67 18,93 18,71 Contoh perhitungan kadar protein ikan gurami umur 2,5-3 tahun:

% N = %100contoh mg

14,007 x HCl normalitas x blanko) ml - HCl (mlx

=

= 3,3375 % Kadar protein = % N x 6,25 = 3,3375 x 6,25 = 20,86 %

%1000388,50484,0

x

%1001,132

007,140258,0)02,12(x

xx−

Keterangan Ikan umur 2,5-3 thn Ikan umur 1,5-2 thn Ikan umur

7bln-1 thn Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2

Berat cth (g) 5,0388 5,0115 5,0579 5,0830 5,0509 5,0565

Berat abu (g) 0,0484 0,0481 0,0500 0,0469 0,0490 0,0550

Kadar abu (%) 0,96 0,955 0,99 0,92 0,97 1,09

Rata-rata (%) 0,95 0,95 1,03

Page 71: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

d. Analisis kadar lemak

Keterangan Ikan umur 2,5-3 thn

Ikan umur 1,5-2 thn

Ikan umur 7bln-1 thn

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2

Berat lemak (g) 0,1550 0,1259 0,1208 0,1255 0,1100 0,1121

Berat contoh (g) 5,0182 5,0342 5,0744 5,0412 5,0375 5,0314

Kadar lemak (%) 3,09 2,50 2,38 2,49 2,18 2,23

Rata-rata (%) 2,795 2,435 2,205

Contoh perhitungan kadar lemak pada ikan gurami umur 2,5-3 tahun

Kadar lemak = %100(g)contoh berat (g)lemak berat

x

=

= 3,088 % Lampiran 4. Rekapitulasi data profil mineral ikan gurami (mg/1000 g).

Mineral Ikan umur 2,5-3 thn

Ikan umur 1,5-2 thn

Ikan umur 7bln-1 thn

1 2 Rata2 1 2 Rata2 1 2 Rata2 Fosfor 600 620 610 834 860 847 700 731 715.5 Kalsium 98,3 84,37 91.335 158,9 159,08 158.99 163,6 161,13 162.36 Kalium 88,2 89,29 88.745 101,2 98,91 100.05 127,5 130,2 128.85 Natrium 58,8 60,9 59.85 78,4 81,64 80.02 68,6 68,72 68.66 Magnesium 7,6 7,7 7.65 9,2 9,28 9.24 9,6 9,67 9.635 Besi 46,3 46,07 46.185 75,2 76.58 75.89 78,1 78,43 78.26 Tembaga 12,6 13,07 12.835 16,2 15,53 15.86 18,7 18,74 18.72 Seng 14,7 13,81 14.255 16,3 16,34 16.32 22,4 22,5 22.45 Data profil mineral iodium ikan gurami (�g/1000 g).

Mineral Ikan umur 2,5-3 thn

Ikan umur 1,5-2 thn

Ikan umur 7bln-1 thn

1 2 Rata2 1 2 Rata2 1 2 Rata2 Iodium 81,80 80,55 81,175 83,56 81,06 82,31 83,92 80,89 82,045

%1000182,51550,0

x

Page 72: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

Contoh perhitungan profil mineral (mineral kalsium ikan gurami umur 2,5-3 tahun).

Kurva standar kalsium (Ca)

Konsentrasi

(ppm) Absorban

0 0 0,5 0,0198 1 0,0215 2 0,0426 3 0,065 4 0,113 5 0,132

Persamaan garis linier

y = a + bx keterangan:

y = absorban a = intersep b = slope x = konsentrasi

Contoh kadar kalsium pada ikan gurami umur 2,5-3 tahun Absorban kalsium ikan gurami umur 2,5-3 tahun = 0,052 Berat contoh (ikan umur 2,5-3 tahun) = 1,0012 g

Konsentrasi Ca dari kurva standar (ppm) = b

sampel Abs

=

= 1,9696

Konsentrasi Ca (umur 2,5-3 tahun) = %100sampel g

fpstandar x Cakadar x

=

0264,0052,0

0012,1509696,1 x

Kurva Standar Kalsium

y = 0.0264x - 0.0021R2 = 0.9736

-0.05

0

0.05

0.1

0.15

0 2 4 6

Konsentrasi

Abso

rban

si

Page 73: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

= 98,36 ppm

Page 74: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

Lampiran 5. Rancangan acak lengkap, sidik ragam dan uji lanjut Duncan

Anova

Jumlah kuadrat

Derajat bebas

Kuadrat tengah F hit Sig.

kalsium antar grup dalam grup total

6423.151 100.081

6523.232

2 3 5

3211,576 33.360

96.269 0.002

Magnesium antar grup dalam grup total

4.376 0.008 4.384

2 3 5

2.188 0.003

836.976 0.000

Kalium antar grup dalam grup total

1710.250 6.847

1717.097

2 3 5

855.125 2.282

374.651 0.000

Natrium antar grup dalam grup total

408.996 7.461

416.457

2 3 5

204.498 2.487

82.227 0.002

Fosfor antar grup dalam grup total

56394.33 1018.500

57412.833

2 3 5

28197.167 339.500

83.055 0.002

Besi antar grup dalam grup total

1277.702 1.003

1278.705

2 3 5

638.851 0.334

1910.855 0.000

Seng antar grup dalam grup total

72.666 0.402

73.068

2 3 5

36.333 0.134

271.243 0.000

Tembaga antar grup dalam grup total

34.643 0.336

34.979

2 3 5

17.322 0.112

154.796 0.001

iodium antar grup dalam grup total

0.00 0.00 0.00

2 3 5

0.00 0.00

0.303 0.759

Uji lanjut Duncan Kalsium

Lama pemeliharaan Jumlah ulangan � = 0,05 1 2

Umur 2,5-3 thn 2 91,3350 Umur 1,5-2 thn 2 158,9945 Umur 7 bln-1 thn 2 162,3670

Keterangan: berbeda kolom menandakan berbeda nyata pada selang kepercayaan 95%.

Page 75: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

Magnesium

Lama pemeliharaan Jumlah ulangan � = 0,05 1 2 3

Umur 2,5-3 thn 2 7,6500

Umur 1,5-2 thn 2 9,2140

Umur 7 bln-1 thn 2 9,3650

Keterangan: berbeda kolom menandakan berbeda nyata pada selang kepercayaan 95%.

Kalium

Lama pemeliharaan Jumlah ulangan � = 0,05 1 2 3

Umur 2,5-3 thn 2 88,7450

Umur 1,5-2 thn 2 100,0580

Umur 7 bln-1 thn 2 128,8500

Keterangan: berbeda kolom menandakan berbeda nyata pada selang kepercayaan 95%.

Natrium

Lama pemeliharaan Jumlah ulangan � = 0,05 1 2 3

Umur 2,5-3 thn 2 59,8500

Umur 7 bln-1 thn 2 68,6600

Umur 1,5-2 thn 2 80,0200

Keterangan: berbeda kolom menandakan berbeda nyata pada selang kepercayaan 95%.

Fosfor

Lama pemeliharaan Jumlah ulangan � = 0,05 1 2 3

Umur 2,5-3 thn 2 0,0610

Umur 7 bln-1 thn 2 0,0715

Umur 1,5-2 thn 2 0,0820

Keterangan: berbeda kolom menandakan berbeda nyata pada selang kepercayaan 95%.

Page 76: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

Seng

Lama pemeliharaan Jumlah ulangan � = 0,05 1 2 3

Umur 2,5-3 thn 2 14,2550

Umur 1,5-2 thn 2 16,3200

Umur 7 bln-1 thn 2 22,4500

Keterangan: berbeda kolom menandakan berbeda nyata pada selang kepercayaan 95%.

Tembaga

Lama pemeliharaan Jumlah ulangan � = 0,05 1 2 3

Umur 2,5-3 thn 2 12,8350

Umur 1,5-2 thn 2 15,8650

Umur 7 bln-1 thn 2 18,7200

Keterangan: berbeda kolom menandakan berbeda nyata pada selang kepercayaan 95%.

Besi

Lama pemeliharaan Jumlah ulangan � = 0,05 1 2 3

Umur 2,5-3 thn 2 46,1850

Umur 1,5-2 thn 2 75,8790

Umur 7 bln-1 thn 2 78,2650

Keterangan: berbeda kolom menandakan berbeda nyata pada selang kepercayaan 95%.

Iodium

Lama pemeliharaan Jumlah ulangan � = 0,05 1

Umur 2,5-3 thn 2 0,0812

Umur 1,5-2 thn 2 0,0823

Umur 7 bln-1 thn 2 0,0824

Keterangan: berada pada kolom yang sama menandakan tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 95%.

Page 77: KOMPOSISI MINERAL MAKRO DAN MIKRO DAGING IKAN … · naskah. Bogor, Januari 2009 Wahyu Santoso ... moderator pada saat seminar hasil penelitian. ... Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan

Lampiran 6. Contoh perhitungan pemenuhan kecukupan gizi mineral. Contoh perhitungan absorpsi kalsium dari ikan gurami oleh tubuh.

Absorpsi kalsium oleh tubuh adalah sebesar 30 % (Groft dan Gropper 1999)

Absorpsi kalsium = daya absorpsi x konsumsi kalsium yang berasal dari ikan

gurami

= 30 % x 13,75 (rata-rata kalsium (bb))

= 4,125 mg

Persentase kalsium = %100hari-sehari kalsiumAKG

oleh tubuh kalsium absorpsix

=

= 0,825 %

%100500125,4

x