komet kiamat

12
Komet Kiamat” Itu Telah Pecah 3 November 2011 28 views No Comment MICHAEL Matiazzo baru saja usai mengamati komet Elenin tatkala ia mendapati sesuatu yang tak biasa dalam layar komputernya. Tiga hari sebelumnya, tepatnya 19 Agustus 2011, astronom dari Castlemaine, Victoria (Australia) tersebut juga mengamati komet yang sama, sebagai bagian dari pengamatan terus menerus yang dilakukannya sejak awal Agustus. Hanya dalam tiga hari, komet Elenin ternyata telah meredup dan berubah bentuk cukup dramatis, suatu hal yang sangat jarang terjadi pada komet. Jika pada 19 Agustus 2011 coma (kepala komet) Elenin berbentuk nyaris bulat dan cemerlang, tiga hari kemudian coma menjadi sangat lonjong dan 2 kali lebih redup. Pengamatan secara konsisten dari waktu ke waktu hingga pertengahan September 2011 menunjukkan coma Elenin kian meredup secara konsisten, bertentangan dengan model matematis yang menyebutkan seharusnya kian cemerlang. Temuan Matiazzo merupakan awal pengungkapan terpecahnya komet Elenin. Peristiwa ini pula yang membuat observasi landas Bumi lewat instrumen koronagraf LASCO C2 dan C3 pada satelit veteran SOHO (Solar and Heliospheric Observatory) tidak berhasil mengidentifikasi komet tersebut. Padahal sejak 23 hingga 29 September 2011 komet Elenin telah memasuki medan pandang satelit pengamat matahari yang juga instrumen pemburu komet paling andal dan telah mengantungi penemuan lebih dari 2.200 komet baru sejak mengorbit tahun 1995. Konfirmasi terpecahnya komet Elenin pun diperoleh dari teleskop radio Green Bank (AS), yang melaporkan keanehan (anomali) pelepasan gas dari komet, yang hanya mengemisikan

Upload: fuja-novitra

Post on 11-Apr-2016

1 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Komet

TRANSCRIPT

Page 1: Komet Kiamat

Komet Kiamat” Itu Telah Pecah3 November 2011 28 views No Comment

MICHAEL Matiazzo baru saja usai mengamati komet Elenin tatkala ia mendapati sesuatu yang tak biasa dalam layar komputernya. Tiga hari sebelumnya, tepatnya 19 Agustus 2011, astronom dari Castlemaine, Victoria (Australia) tersebut juga mengamati komet yang sama, sebagai bagian dari pengamatan terus menerus yang dilakukannya sejak awal Agustus.

Hanya dalam tiga hari, komet Elenin ternyata telah meredup dan berubah bentuk cukup dramatis, suatu hal yang sangat jarang terjadi pada komet. Jika pada 19 Agustus 2011 coma (kepala komet) Elenin berbentuk nyaris bulat dan cemerlang, tiga hari kemudian coma menjadi sangat lonjong dan 2 kali lebih redup.

Pengamatan secara konsisten dari waktu ke waktu hingga pertengahan September 2011 menunjukkan coma Elenin kian meredup secara konsisten, bertentangan dengan model matematis yang menyebutkan seharusnya kian cemerlang.

Temuan Matiazzo merupakan awal pengungkapan terpecahnya komet Elenin. Peristiwa ini pula yang membuat observasi landas Bumi lewat instrumen koronagraf LASCO C2 dan C3 pada satelit veteran SOHO (Solar and Heliospheric Observatory) tidak berhasil mengidentifikasi komet tersebut. Padahal sejak 23 hingga 29 September 2011 komet Elenin telah memasuki medan pandang satelit pengamat matahari yang juga instrumen pemburu komet paling andal dan telah mengantungi penemuan lebih dari 2.200 komet baru sejak mengorbit tahun 1995.

Konfirmasi terpecahnya komet Elenin pun diperoleh dari teleskop radio Green Bank (AS), yang melaporkan keanehan (anomali) pelepasan gas dari komet, yang hanya mengemisikan 10 juta molekul/detik alias 100 kali lebih rendah dari seharusnya.

Mengecewakan

Fakta terpecahnya komet Elenin tentu mengecewakan para astrolog, kaum pesimistik, paranormal dan peramal nasib yang sebelumnya berharap demikian banyak pada komet ini. Sebab inilah komet yang dijuluki ”komet kiamat”, yang diharapkan bakal menjadi ”penyelamat” bagi ramalan-ramalan mereka tentang kiamat di akhir 2012 kelak. Sebab Nibiru, yang sebelumnya selalu digadang-gadang sebagai benda langit sebesar Saturnus, segelap batubara, muncul hanya sekali dalam 3.600 tahun dan bakal bertabrakan dengan Bumi di akhir 2012 kelak, ternyata tak kunjung terdeteksi (SM, 14/02/2011). Padahal model-model matematis memperlihatkan, dengan sifat-sifat tersebut seharusnya Nibiru saat ini sudah tampak di langit selatan Indonesia selepas tengah malam sebagai benda langit dengan magnitudo semu +3, sehingga sangat mudah dideteksi teleskop, bahkan mudah disaksikan pula lewat mata tanpa alat bantu apa pun sepanjang langit mendukung.

Page 2: Komet Kiamat

Demikian besar harapan terhadap komet Elenin, sehingga nama komet ini pun diperpanjang menjadi ”Nibiru Sang Pembawa Bencana Global Telah Dekat.”

Dalam perspektif astronomi, komet Elenin bukanlah ”komet kiamat” karena tak punya potensi berbenturan dengan bumi. Komet ini pertama kali teramati oleh Leonid Elenin (Rusia) lewat teleskop robotik 45 cm di Mayhill, New Mexico (AS) pada 10 Desember 2010. Konvensi tata nama benda langit mengatur sebuah komet baru akan diberi nama sesuai dengan nama penemunya, sehingga komet ini pun selanjutnya menyandang nama komet Elenin. Jadi, Elenin itu adalah nama orang yang menemukannya, bukan akronim dari sesuatu yang hanya diketahui kalangan tertentu.

Komet Elenin mengelilingi Matahari pada orbit yang sangat lonjong dan membutuhkan waktu sekitar 1 juta tahun untuk menyelesaikan sekali putaran. Orbit komet memiliki aphelion (titik terjauh dari matahari) sebesar 3.000 miliar km dan perihelion (titik terdekat dari matahari) 72 juta km. Komet Elenin telah melintasi perihelionnya pada 10 September 2011 lalu dan kelak pada 16 Oktober 2011 akan berada pada jarak terdekat dengan Bumi. Namun jarak terdekat itu adalah 35 juta km, atau hampir setara dengan jarak rata-rata orbit bumi dan Venus, alias 100 kali lipat lebih jauh dibanding jarak bumi-bulan.

Komet Elenin bukanlah komet terdekat dengan bumi sepanjang sejarah, sebab pada 15 Agustus 2011 lalu masih ada komet Honda-Mrkos-Padjusakova yang melintas hanya sejauh 9 juta km dari bumi dengan senyap tanpa menimbulkan banyak kehebohan. Karena itu, kemungkinan tumbukan komet dengan bumi adalah nol sehingga segala kekhawatiran terkait dampak komet Elenin dapat ditepis.

Komet Elenin diindikasikan berasal dari awan komet Opik-Oort, yakni kawasan mirip sabuk asteroid namun berbentuk globular (bola) yang berada di tepian tata surya dan berisikan miliaran kometisimal (bakal komet) yang siap menjadi komet berperiode panjang, komet parabolik dan hiperbolik.

Pengamatan menunjukkan inti komet Elenin adalah kecil, dengan diameter 4 km. Sebagai pembanding, inti komet Halley saja yang legendaris itu 5 kali lipat lebih besar, yakni berdiameter 20 km.

Akibat Badai

Sebuah komet memang dapat terpecah-belah meski tidak berbenturan dengan benda langit lainnya. Terdapat dua jenis pemecahan komet, yakni pemecahan tidal dan nontidal.

Pemecahan tidal adalah terpecahnya komet menjadi kepingan-kepingan yang lebih kecil akibat terlalu dekatnya komet terhadap matahari/planet-planet sehingga memasuki kawasan Roche. Ini adalah kawasan yang terlarang, sebab jaraknya terhadap matahari/planet-planet adalah demikian rupa sehingga gaya tidal yang diderita komet akan memiliki selisih cukup besar antara sisi dekat komet (yakni bagian komet yang menghadap matahari/planet-planet) dengan sisi jauhnya. Selisih gaya tidal tersebut

Page 3: Komet Kiamat

mampu melampaui gaya ikat materi penyusun komet yang rapuh sehingga akan terpecah-belah. Sementara pemecahan nontidal merupakan peristiwa terpecahnya komet yang bukan disebabkan oleh gaya tidal matahari maupun planet-planet, melainkan akibat sifat intrinsik komet sendiri dan pengaruh aktivitas matahari. Baik pemecahan nontidal maupun tidal merupakan salah satu faktor yang mampu mengubah karakteristik komet secara dramatis.

Apa yang dialami komet Elenin merupakan contoh pemecahan nontidal. Sebab perihelion komet Elenin masih terlalu jauh dari kawasan Roche matahari. Apalagi pemecahan itu terjadi tatkala komet masih berada pada jarak 105 juta km dari matahari, atau setara jarak rata-rata matahari ke Venus.

Citra Satelit Stereo (Solar Terestrial Relation Observatory) memperlihatkan pada 20 Agustus 2011 terjadi badai matahari yang langsung menghantam komet Elenin dengan telak. Badai matahari merupakan pelontaran massa proton dan elektron matahari teramat besar, ratusan hingga ribuan kali lipat lebih besar dibanding embusan angin matahari (yang rata-rata mencapai 1,6 juta ton/detik) pada kecepatan rata-rata 500 km/detik. Akibatnya, tekanan radiasi yang dialami komet Elenin melonjak hebat sehingga komet mengalami pemecahan nontidal nan brutal ditandai oleh anjloknya kecerlangannnya secara drastis hanya dalam tempo beberapa hari.

Dengan proses pemecahan yang masih berlangsung, tak ada yang tahu nasib komet Elenin kelak. Apakah ada bagian besar yang masih bertahan dan memperlihatkan sifat-sifat komet, ataukah semuanya telah remuk menjadi debu dan batu-batu kecil yang kehilangan pesona kometnya. Yang jelas, pada 16 Oktober 2011 mendatang, langit takkan lagi dihiasi sebentuk bintang berekor yang cemerlang dengan magnitudo semu +7 yang mudah disaksikan melalui binokuler. Sebab pascapemecahan nontidal, komet Elenin diprediksikan hanya akan memiliki magnitudo semu antara +11 hingga +12 saat berada pada jarak terdekatnya dengan bumi, alias 40 hingga 100 kali lebih redup dibanding prediksi semula.

Page 4: Komet Kiamat

vIVAnews - Sebagian orang percaya, kiamat akan datang pada 2012. Konon, sebuah planet bernama Nibiru akan menghantam Bumi dan memusnahkan semua mahluk di dalamnya.

Karena tak ditemukan planet 'nakal' yang mengancam Bumi -- yang bisa memainkan peran sebagai Nibiru -- para penganut teori konspirasi menggantinya dengan sebuah komet. Namanya Elenin yang  melintasi Bumi pada Oktober 2011. Elenin, bagi mereka, adalah Nibiru.

Namun, kabar baik pada penduduk Bumi. Ramalan itu tak akan terbukti. Sebab, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyatakan, alih-alih menubruk Bumi, komet Elenin telah mati. Bahkan, sisa-sisa pecahannya tak akan kembali dalam waktu 12.000 tahun.

NASA mencatat, beberapa bulan belakangan, Elenin berayun melalui bagian dalam tata surya. Komet ini berada dalam jarak terdekatnya dengan Bumi pada 16 Oktober 2011, namun ia tak lagi utuh, hanya berupa 'remah-remah'. Nasib buruk Elenin diduga terjadi September lalu saat ia sangat dekat dengan Matahari.

"Seperti komet yang melintas di dekat matahari, hanya dua  persen dari waktu yang ia tempuh: Elenin pecah," kata Don Yeomans dari program pengamatan obyek dekat Bumi, Jet Propulsion Laboratory NASA, seperti dimuat situs sains, LiveScience, 27 Oktober 2011.

"Nasib sisa-sisa pecahan Elenin seperti halnya pecahan lainnya. Akan membentuk seperti awan, menempuh rute ke luar dari tata surya bagian dalam. Kita tak akan melihat sisa-sisa Elenin di sekitar Bumi, setidaknya hingga 12 milenium."

Yeomans bahkan mengatakan Elenin bukan lagi komet, tapi 'eks komet'. "Salah satu yang bisa segera terlupakan."

Jet Propulsion Laboratory NASA dalam Twitternya juga menulis, "Komet Elenin mati."

Pada 10 September 2011, Elenin melayang dalam jarak 75 juta kilometer dari Matahari, panas sang surya membuatnya hancur berkeping. Pada Bulan Oktober, pecahan tersbeut berjarak 35,4 juta kilometer dari Bumi -- jarak terdekatnya dengan tempat tinggal manusia. Hanya awan pecahan Elenin yang terlihat dari teleskop.

"Komet itu terbuat dari es, debu batu, dan senyawa organik. Diameternya bisa mencapai beberapa mil. Tapi, mereka rapuh dan tak solid, lebih mirip bola debu," kata Yeomans. Tak ada harapan sisa-sisa komet itu kembali menyatu. Sekali pecah, ia hancur selamanya.

Komet Elenin ditemukan oleh astronom, Leonid Elenin dari Lyubertsy, Rusia. Nama lainnya adalah C/2010 X1, saat masih utuh ia berdiameter 2 kilometer.

Page 5: Komet Kiamat

Yeomans menambahkan, sudah berulang-ulang NASA membantah bahwa Elenin adalah pertanda kiamat. Namun, informasi yang diberikan justru dianggap sebagai upaya NASA menyembunyikan fakta tentang Elenin. "Saya sama sekali tak bisa menebak, bagaimana bisa komet kecil menjadi sensasi internet besar," kata Yeomans. "

Komet Elenin Mendekati Bumi

 

Komet Elenin, itulah komet yang akan melintas tak jauh dari Bumi saat musim gugur di belahan Bumi utara menjelang. Komet Elenin yang juga dikenal dengan nama astronomi C/2010 X1 dideteksi pertama kali oleh Leonid Elenin, seorang pengamat dari Lyubertsy, Russia. Ia berhasil menemukan komet C/2010 XI yang kemudian diberi nama sesuai namanya yaitu Elenin melalui pengamatan jarak jauh menggunakan peralatan di ISON-NM observatorium dekat Mayhill, New Mexico.

Page 6: Komet Kiamat

Komet Elenin yang ditemukan Leonid Elenin. Saat ditemukan tanggal 10 Desember 2010, komet Elenin sedang berada pada jarak 647 juta km dari Bumi. Hampir 5 bulan kemudian, komet Elenin yang sedang bergerak menuju jarak pertemuan terdekatnya dengan Matahari yang disebut perihelion, ia tentu semakin dekat dengan Bumi. Pada tanggal 4 Mei, jarak Elenin dengan Bumi mencapai 274 juta km.

Inilah yang terjadi ketika komet periode panjang menempuh perjalanannya dari luar Tata Surya mengarah ke perihelionnya. Komet Elenin sama seperti komet periode panjang akan datang dalam kemegahannya dan membentuk busur melintasi Tata Surya. Tapi ada satu yang kurang dari komet Elenin, ia tidak akan memberikan pertunjukan spektakuler kepada masyarakat Bumi. Saat ini Elenin tampak lemah.

Komet Elenin Yang Redup

 Cerita penampakan komet di malam hari biasanya memberi cerita yang spektakuler. Kedatangan sebagian komet yang mengunjungi bagian dalam Tata Surya biasanya memberi kecerlangan di langit malam sehingga dengan mudah dilihat menggunakan mata telanjang saat mereka melintas. Salah satunya adalah komet Hale-Bopp di tahun 1997.

Page 7: Komet Kiamat

Lintasan komet Elenin saat berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi tanggal 16 Oktober 2011.Kredit : NASA

 Tapi untuk komet Elenin, dibutuhkan binokuler, langit yang cerah, lokasi yang jauh dari polusi cahaya untuk bisa menikmati kunjungan komet tersebut. Bahkan saat Elenin berada pada kondisinya yang paling terang di langit malam.

Dalam perjalanannya mendekati Matahari, komet Elenin akan mengalami peningkatan kecerlangan pada bulan Agustus 2011 yakni 6-8 magnitud. Dan mulai akhir September – Oktober, saat Komet Elenin mendekati titik terdekatnya dengan Matahari pada tanggal 10 September 2011 ia akan menghilang dari pandangan pengamat di Bumi dengan kecerlangan 3-4 magnitud. Saat itu, komet Elenin akan berada pada jarak 0,48242 SA atau setengah jarak Matahari – Bumi.

Di awal bulan Oktober, komet Elenin akan kembali tampak bagi pengamat di Bumi dan kecerlangannya akan menurun menjadi 4-5 magnitud ketika ia kemudian berpapasan dengan Bumi pada tanggal 16 Oktober 2011 pada jarak 35 juta km. Setelah itu, Elenin akan kembali meredup dan menjauh dari Bumi. Di awal tahun 2012 diprediksi kecerlangannya hanya sekitar 11-12 magnitud.

Jejak Komet Elenin. Kredit : StellaNavigator Ver.8

Komet Elenin dan Bumi

Dalam perjalanannya, komet Elenin akan melintas sangat dekat dengan Bumi. Titik terdekatnya akan mencapai jarak 35 juta km dari Bumi. Dekat tapi sesungguhnya masih jauh.

Page 8: Komet Kiamat

 Pertanyaannya, akankah pengunjung dari jauh ini memberi pengaruh bagi Bumi? Bagaimana dengan ide benda langit yang satu ini akan menyebabkan pergeseran pasang surut atau bahkan plat tektonik di Bumi? Isu tidak benar seperti ini tentunya akan dan sudah menyebar mengenai kunjungan Elenin di masyarakat dunia maya.

Yang pasti, dalam kunjungannya, komet Elenin tidak akan berpapasan dengan benda gelap apapun yang akan mengganggu orbitnya, dan demikian juga dengan Bumi. Komet Elenin tidak akan memberi pengaruh apapun kepada Bumi dan makhluk hidup yang menjadi penghuninya. Elenin tidak akan berada pada jarak lebih dekat dari 35 juta km.

Bagi astronom jarak seperti ini memang "dekat" tapi pada kenyataannya ia masih berada jauh dari Bumi. Selain itu Elenin juga merupakan komet yang kecil, dan seperti halnya komet, ia bukanlah obyek yang padat. Kerapatan komet mirip dengan pasir es yang tersusun tidak rapat. Jadi, Bumi akan dikunjungi oleh bola pasir es berukuran menengah pada jarak 35 juta km yang pengaruhnya tidak terkira kecilnya atau tidak ada pada planet kita ini.

Komet Elenin memang tidak akan menjadi pusat pertunjukan nan indah di langit pada saat mendekat nanti. Juga tidak akan menimbulkan kerusakan pada Bumi yang bisa membuat para penghuni Bumi sibuk mengaitkannya dengan berbagai teori. Tapi Komet Elenin tetaplah penjelajah dari jauh yang layak dikagumi dan dinikmati terutama oleh para astronom. Ini adalah kesempatan untuk mempelajari komet yang masih muda yang jauh-jauh datang ke bagian dalam Tata Surya sebelum kemudian ia menghilang dan manusia tidak akan mendengar kabar darinya sampai ribuan tahun kemudian saat ia bertualang menuju titik terjauhnya dari Matahari di jarak 1031 SA. Elenin baru akan kembali lagi sekitar 11690 tahun yang akan datang. Menarik bukan?

Pada saat Komet Elenin berada dekat dengan Bumi pada tanggal 16 Oktober Oktober 2011, ia akan terbit sekitar pukul 2 dini hari di Timur. Bagi yang tertarik untuk menantikan dan mengamati komet Elenin ada jarak terdekatnya dengan Bumi, bisa mulai menyiapkan instrumennya dari sekarang.

Page 9: Komet Kiamat

Komet Elenin yang tampak bagi pengamat di Bumi pada tanggal 16 oktober 2011 jam 3 dini hari dari lokasi pengamat di Bandung.Elenin tampak berada di mulut rasi Leo dan tak jauh dari capit Cancer

serta di bawah Mars yang berada di capit Cancer.Kredit : Stellarium