kom unitas
Embed Size (px)
DESCRIPTION
komunitasTRANSCRIPT
KOMUNITASKompetensi : Merancang Pengkajian Komunitas (Kompetensi 1)Askep komunitas dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan.
Elemen penting dalam proses kep. Komunitas adalah:
1. Delibrative (kesungguhan)
2. Adaptable (kesesuaian)
3. Cyclic (siklus)
4. Client focussed
5. Interactive
6. Need orientedLangkah-langkah keperawatan komunitas
1. Pengkajian
2. Diagnosa
3. Intervensi
4. Implementasi
5. Evaluasi
PENGKAJIANKEPERAWATAN KOMUNITASMerupakan proses pengumpulan data dan upaya untuk dapat mengenal masyarakat dengan beberapa komponen antara lain:
Data demografi
Geografi
Fasilitas fisik
Sistem pemerintahan
Ekonomi
Sistem sosialTujuan dari pengkajian keperawatan komunitas ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor (baik positif atau negatif) yang mempengaruhi kesehatan warga masyarakat agar dapat mengembangkan strategi promosi kesehatan
TEORI-TEORI PENGKAJIAN KOMUNITAS1. SANDERS INTERACTIONAL FRAMEWORK (TEORI TIGA DIMENSI)a. KOMUNITAS SEBAGAI SISTEM SOSIAL (DIMENSI SISTEM)
1) Sistem Kesehatan
jenis pelayanan kesehatan
jumlah pelayanan kesehatan
jenis penyakit 10 besar
jumlah kader kesehatan
jenis pembiayaan kesehatan
kondisi kesehatan penduduk
pelayanan KB
riwayat KLB
kondisi lingkungan: saluran air, sampah
Komunitas sebagai sistem sosial2) Sistem Pendidikan
jenis pendidikan formal
program pemberantasan buta huruf3) Sistem Keluarga
tipe keluarga
pola hidup sehat keluarga4) Sistem Kesejahteraan
program pengentasan kemiskinan
kegiatan gotong-royong5) Sistem Ekonomi
pekerjaan
sumber daya alam
industri rakyat6) Sistem Politik
cara pemilihan pemimpin masyarakat
cara penetapan
struktur pemerintahan7) Sistem Rekreasi
kebiasaan rekreasi penduduk
sarana rekreasi8) Sistem Komunikasi
hirarki komunikasi penduduk
alat komunikasi9) Sistem Keagamaan
kegiatan keagamaan
organisasi keagamaan10) Sistem Legal
peraturan
sanksib. KOMUNITAS SEBAGAI TEMPAT (DIMENSI TEMPAT)
1) Batasan Komunitas
Batas wilayah
Karakteristik wilayah
Peta wilayah
2) Sistem Keagamaan
Tempat
Jarak
Cara capai
3) Gambaran geografis
Kesuburan
Peta geografis
Kemiringan/tinggi tanah
4) Iklim
Curah hujan
Perkiraan musim
Kelembapan udara
5) Flora dan fauna
Jenis tanaman dan hewan
6) Lingkungan buatan
Lapangan
Sarana olahraga
Sarana rekreasi
Lingkungan pemukimanc. KOMUNITAS SEBAGAI KUMPULAN/KELOMPOK (DIMENSI POPULASI)
1) Ukuran
Jumlah penduduk
Jumlah KK
Jumlah penduduk yang memiliki KMS
2) Kepadatan
Perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah
Perbandingan jumlah penduduk dengan luas pemukiman
3) Komposisi penduduk
Berdasarkan kelompok: umur, sex, perkawinan
4) Pertumbuhan penduduk
Angka kelahiran
Angka kematian
5) Budaya sosial penduduk
latar belakang budaya/etnis
sejarah budaya penduduk
6) Kelas sosial penduduk
TK kesejahteraan
kemampuan baca tulis
tingkat pendidikan
pekerjaan
7) Mobilitas Penduduk
jenis kependudukan
pemanfaatan waktu
2.CLIENS INTERACTION FRAMEWORKTerdiri dari komponen:
a. Masyarakat sebagai sistem sosial
pola komunikasi
pengambilan keputusan
hubungan dengan sistem lain
batas wilayah
b. Penduduk dan lingkungan
karakter penduduk (demografi)
faktor lingkungan; biologi & sosial
lingkungan psikis; agama, nilai, kepercayaan3.COMMUNITYASSESMENTWHEEL(RODA PENGKAJIAN KOMUNITAS)Pedoman dalam melakukan Roda pengkajian komunitas ini terdiri dari 3 bagian :
1. Community Core (inti komunitas)
Sejarah/riwayat terjadinya/perkembangan komunitas
Demografi Penduduk
Karakteristik umur & jenis kelamin
Distribusi ras/etnis
Type keluarga
Status perkawinan
Vital Statistic: angka kelahiran, angka kematian, penyebab kematian
Sistem nilai/value, beliefs, and religion
1. Subsistem komunitas
Physical Environment , dengan Winshield Survey
Survey
Datang kelingkungan masyarakat
Dengarkan keluhan masyarakat, tokoh, pemerintah setempat
Observasi keadaan iklim, sumber daya alam, batas wilayah
Kegiatan masyarakat
Kejadian Luar Biasa
Sistem sosial
Pengkajian lingkungan fisik dalam komunitas dapat dilakukan dengan metode: windshield survey yaitu survey dengan berjalan mengelilingi wilayah komunitas dengan melihat beberapa komponen, antara lain:
Tabel 1. Elemen Winshield Survey
NoElemenDeskripsi
1PerumahanBangunan, luas, bahan, arsitek, bersatu/pisah
2Lingkungan/daerahHalaman samping, belakang
Luas, sempit atau tidak, ada/tidak ada rumput, bersih/kotor, pribadi/umum
3Lingkungan terbukaSungai, got, jalan
4Batas kebiasaanTempat berkumpul, siapa, dimana, kapan
5TransportasiCara dating, pergi, situasi jalan dan jenis, alat transportasi
6Pusat pelayananKlinik, rekreasi, sekolah, praktek pelayanan perawatan, tempat ibadah
7Toko/warungJenis, siapa pemilik
8Pusat belanjaBagaimana mencapainya, jenis
9Orang di jalanSiapa yang dijumpai, anak, pengangguran, hewan
10SukuLokasi, cara komunikasi
11Tempat ibadahMasjid, gereja
12KesehatanAkut/krinis, jarak pelayanan
13PolitikKampanye
14MediaTelevise, radio, Koran, majalah, papan pengumuman dan lain-lain
Pelayanan kesehatan dan social (di dalam maupun di luar komunitas)
Pelayanan Kesehatan
Rumah Sakit
praktik swasta
puskesmas
rumah perawatan
pelayanan kesehtan khusus
perawatan di rumah
Pelayanan Sosial
pelayanan dukungan konseling
pelayanan khusus/social worker
Data yang dikumpulkan:
pelayanan (waktu, ongkos, rencana kerja)
sumber daya (tenaga, tempat, dana, perencanaan)
karakteristik pemakai (penyebaran geografi, gaya hidup, transport)
statistik; jumlah kunjungan
cakupan dan keterjangkauan oleh pemakai dan pemberian pelayanan
Ekonomi
Karakteristik pendapatan keluarga
Persentase pendapatan kelas bawah
Persentase keluarga mendapat bantuan sosial
Persentase keluarga dengan kepala keluarga wanita
Karakteristik pekerjaan
Status ketergantungan
Jumlah usia produktif/bekerja
Persen pengangguran
Persen bekerja
Persen pengangguaran terselubung
Jumlah kelompok khusus
Kategori yang bekerja
manajer
teknikal
pelayan
petani
buruh
Keamanan dan transportasi
protection service (PMK, polisi, sanitasi)
kualitas udara, air
transport milik sendiri/umumjenis
Sumber informasi:
Dinas Tata kota, Dinas Kebakaran, Kantor Polisi, Dinas PU
Politik dan government
Pemerintahan: RT, RW, Lurah, Camat, dst.
Kelompok Pelayanan masyarakat:
PKK
Karang Taruna
Panti Wredha
LKMD
Posyandu, dll
Politik:
Peran serta partai politik dalam pelayanan kesehatan, kebijakan pemerintahan dalam pelayanan kesehatan.
Komunikasi
Komunikasi formal: koran, TV, telepon, dll.
Komunikasi informal: papan pengumuman, selebaran, poster, dll.
Tabel 2. Komponen Komunikasi
KomponenSumber
Formal:
Koran (jumlah sirkulasi, frekuensi, lingkup)
Radio dan televise (jumlah stasiun komersial dan pendidikan, pendengar)
Poster (kantor, jumlah telepon umum dan pribadi)
Kantor Koran
Kantor penerangan
Kantor Pos dan Telekomunikasi
Informal:
Sumber : papan pengumuman, poster, brosur dan lain-lain
Bagaimana cara penduduk menerima informasi:
Dari mulut ke mulut
Surat
Radio dan TV
Speaker
Status pendidikan: tingkat pendidikan, tipe.macam sekolah, bahasa
Pendidikan yang tersedia dalam/luar komunitas
Pelayanan: sumber, karakteristik, pemakai, adekuatan, ketersediaan, dapat dicapaiWinshield survey
Menanyakan langsung
Sensus camat dan lurah
Dikti
Kanwil, Kakadep, Ka sekolah
Pendidikan
Tabel 3. Komponen Pendidikan
KomponenSumber
Status pendidikan: tingkat pendidikan, type/macam sekolah, bahasa
Pendidikan yang tersedia dalam/luar komunitas
Pelayanan: sumber, karakteristik pemakai, adekuatan, ketersediaan, dapat dicapaiSensus camat dan lurah
Dikti
Kanwil, kakadep, Ka. sekolah
Rekreasi
Macam
Tempat
Bayaran
Yang menggunakan
1. Persepsi
Persepsi Masyarakat
Bagaimana perasaan warga terhadap masyarakat
Apakah yang mereka anggap sebagai kekuatan masyarakat
Apa yang mereka anggap sebagai masalah masyarakat
Ajukan pertanyaan kepada warga dengan berbagai kelompok (misalnya kelompok lansia, kelompok anak muda, pekerja lapangan, buruh pabrik, professional, ibu rumah tangga, pemuka agama) dan buat catatan tentang siapa dan apa jawabannya
Persepsi Anda
Pernyataan umum tentang kesehatan masyarakat setempat
Apakah kekuatannya
Masalah dan potensial masalah apa yang anda dapat identifikasi
Gambar 1. Skema Community Assesment Wheel
Tabel 3. Learning About the Community
NoBagianObservasiData
1. Inti Komunitas
1Sejarah
2Demografik
3Etnisitas
4Nilai dan Keyakinan
1. Subsistem
1Lingkungan
2Pelayanan kesehatan dan social
3Ekonomi
4Transportasi dan Keamanan
5Politik dan Pemerintahan
6Komunikasi
7Pendidikan
8Rekreasi
III.Persepsi
1Warga masyarakat
2Persepsi anda
4. KERANGKAPENGKAJIAN PROFILE KOMUNITAS (Modifikasi)Merupakan hasil modifikasi dari beberapa teori sebelumnya tentang pengkajian komunitas. Komponen pengkajian menurut model ini adalah sbb:
1. Gambaran umum ttg latar belakang/sejarah dr komunitas tsb.
Perlu dipelajari untuk mengetahui urutan dan alasan terciptanya komunitas sehingga dapat diketahui kecenderungan di masa mendatang dan reaksi masyarakat terhadap perubahan
1. Komunitas sbg tempat/wadah.
Komponen yang perlu dikaji:
1. Batas lokasi
2. Lingkungan: geografi, iklim, pengawasan lingkungan (pencemaran udara, air, pembuangan air limbah).
3. Perumahan.
4. Populasi komunitas.
Melihat populasi komunitas secara statistik.
Hal yang harus diketahui tentang populasi adalah:
1. Umur & jenis kelamin.
2. Stabilitas.
3. Status sosial & ekonomi.
4. Agama.
5. Angka kelahiran, kematian & kesakitan.
6. Komunitas sebagai suatu sistem.
A. Sistem politik
B. Program & fasilitas pendidikan
C. Program & fasilitas rekreasi
D. Transportasi
E. Industri & perdagangan
F. Pelayanan kesehatan pemerintah
G. Pelayanan kesehatan masya/swadaya/sukarela
H. Media komuniksi
I. Keamanan
J. Hubungan warga komunitas dengan instansiKompetensi : Merancang Diagnosa Keperawatan Komunitas (kompetensi 2)1. A.ANALISIS DATA KOMUNITASAnalisis adalah suatu studi dan pemeriksaan data (bisa data kuantitatif maupun kualitatif). Analisis data ini adalah kemampuan untuk mengaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah keperawatan ataupun masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat
Tujuan dari analisis data adalah untuk:
1. Menentukan kebutuhan kesehatan komunitas dan kekuatan komunitas
2. Mengidentifikasi pola respon kesehatan dan kecenderungan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan
Fungsi analisa data:
1. Untuk mengintreprestasikan data keperawatan dan kesehatan yang diperoleh dari berbagai sumber, sehingga data yang diperoleh memiliki makna dan arti dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan serta kebutuhan kesehatan masyarakat
2. Sebagai alat pengambil keputusan dalam menentukan alternative pemecahan masalah yang dihadapi oleh masyarakat
Pedoman analisa data
1. Menyusun kategorisasi data secara sistemastis dan logis
2. Identifikasi kesenjangan data
3. Menyusun pola alternative pemecahan masalah
4. Menerapkan teori. Model, kerangka kerja, norma dan standart yang kemudian dibandingkan dengan data dan kesenjangan yang ditemukan
5. Identifikasi kemampuan dan sumber daya masyarakat yang dapat menunjang asuhan keperawatan kesehatan masyarakat
6. Membuat hubungan sebab akibat antara data dengan masalah yang diambil
Cara analisa data:
1. Validasi data dengan cara meneliti kembali data yang terkumpul
2. Mengklarifikasi data
3. Bandingkan dengan standart dan criteriaA. Buat kesimpulan tentang kesenjangan (masalah) yang ditentukan
Macam analisa data komunitas
1. Analisis korelasi
Mengembangkan tingkat hubungan, pengaruh dari dua atau lebih sub variabel yang diteliti menggunakan perhitungan secara statistik.
Contoh: Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan kelengkapan status imunisasi TT
2. Analisis masalah berdasarkan kelompok masalah/mayoritas (kelompok data focus atau masalah focus)
Contoh:
- Insiden penyakit terbanyak
- Keluhan yang paling banyak dirasakan
- Pola/perilaku yang tidak sehat
- Lingkungan yang tidak sehat
- Pemanfaatan layanan kesehatan yang kurang efektif
- Peran serta masyarakat yang kurang mendukung
- Target/cakupan program kesehatan yang kurang tercapai
3. Analisis faktor2 yang berhubungan dengan masalah/etiologi
Untuk menetapkan etiologi ada beberapa pilihan:
- Faktor budaya masyarakat
- Pengetahuan yang kurang
- Sikap masyarakat yang kurang mendukung
- Dukungan yang kurang dari pemimpin formal atau informal
- Kurangnya kader kesehatan di masyarakat
- Kurangnya fasilitas pendukung di masyarakat
- Kurang efektifnya pengorganisasian
- Kondisi lingkungan yang kurang kondusif
- Kurangnya ketrampilan terhadap prosedur pencegahan penyakit
B.PENETAPAN MASALAH DAN SKALA PRIORITASBerdasarkan analisa data, dapat diketahui masalah keperawatan dan kesehatan yang dihadapai masyarakat. Dan semua masalah tersebut tidak mungkin dapat diatasi sekaligus.oleh karena itu diperlukan prioritas masalah.
Menetapkan masalah perawatan kesehatan masyarakat berdasarkan:
1. Masalah yang ditetapkan dari data umum
Contoh : keadaan kesehatan lingkungan yang kotor atau kurang memenuhi syarat kesehatan
Data yang menunjang:
76 % keluarga tidak mempunyai tempat sampah
83% keluarga membuang air limbah ke got
74% keluarga menggunakan sumber air dari sumur gali tanpa selongsong dan jarak dengan WC kurang dari 8 meter
86% tingkat pendidikan rendah (SD, buta aksara)
1. Masalah yang dianalisa dari hasil kesenjangan pelayanan kesehatan
Adanya kesenjangan pelayanan kesehatan masyarakat akibat dari factor ketidaktahuan dan ketidakmampuan sasaran dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi, yang memerlukan tindak lanjut pelayanan perkesmas.
Contoh: Rendahnya cakupan Keluarga Berencana
Data yang menunjang:
Dari 400 pasangan usia subur, cakupan KB baru mencapai 20%
68% pendidikan PUS rendah (SD dan Buta aksara)
1. C.DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITASDiagnosis keperawatan ditegakkan untuk menunjukkan respon manusia terhadap masalah kesehatan baik aktual maupun potensial, yang dapat secara legal ditangani oleh perawat
Diagnosa keperawatan komunitas berfokus pada suatu komunitas yang biasanya didefinisikan sbg suatu kelompok, populasi atau kumpulan orang dengan sekurang-kurangnya memiliki satu karakteristik tertentu
Untuk memperoleh diagnosa keperawatan komunitas, data hasil pengkajian komunitas dianalisis dan dibuat simpulan. Pernyataan simpulan membentuk diagnosa keperawatan. Beberapa pernyataan simpulan membentuk bagian deskriptif dari diagnosa keperawatan, yaitu menunjukkan masalah kesehatan aktual maupun potensial
Tujuannya dari diagnosa keperawatan komunitas adalah untuk meningkatkan dan mempertahankan kondisi di komunitas yang sudah sehat, dengan kegiatan promotif dan preventif.
Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama, yaitu :
1. Problem (masalah)
Merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya terjadi
1. Etiologi (penyebab)
Menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan yang meliputi:
1. Perilaku individu, keluarga, kelompok ataupun masyarakat
2. Lingkungan fisik, biologis, psikososial, social
3. Interaksi perilaku dan lingkungan
4. Sign/symptom (tanda/gejala)
A. Informasi yang perlu untuk merusmuskan diagnose
B. Serangkaian petunjuk timbulnya masalah
Untuk menegakkan diagnose keperawatan minimal harus mengandung 2 komponen tersebut diatas, disamping mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah
2. Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
3. Partisipasi dan peran serta masyarakat
Contoh :
1. Tingginya angka kematian ibu (MMR) sehubungan dengan kurangnya pelayanan antenatal ditandai dengan rendahnya tingkat pengetahuan dan social ekonomi keluarga, anemia dan kebiasaan kawin muda
2. Tingginya angka kematian perinatal sehubungan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam pemeliharaantali pusat serta pertolongan persalinan oleh dukun tidak terlatih
3. Tingginya angka kesakitan karena diare sehubungan dengan lingkungan masyarakat yang buruk ditandai dengan banyaknya sampah yang berserakan, penggunaan kali sebagai tempat cuci, mandi dan pembuangan sampah
Tipe Diagnosa Keperawatan Komunitas
1. Diagnosa aktual (tipe yang utama)
2. Resiko dan resiko tinggi karakteristiknya ada faktor2 di komunitas yang beresiko.
3. Diagnosa Sehat/sejahtera/Welness menggambarkan keadaan sehat di komunitas.
Macam Perumusan Diagnosa Keperawatan Komunitas1. 1.DiagnosaKeperawatan KomunitasBerdasarkan Klasifikasi Masalah Menurut Omaha.Diagnosa ini terdiri dari 4 klasifikasi masalah yaitu lingkungan, psikososial, fisiologis dan perilaku. Yang berhubungan dengan kesehatan & terdiri dari 40 macam masalah.
Klasifikasi Masalah Menurut Omaha
1. Pemilikan lingkungan
A. Pendapatan
B. Sanitasi
C. Pemukiman
D. Keamanan pemukiman/tempat kerja
E. Pemilikan psikososial
i. Komunikasi dengan sumber masyarakat
ii. Kontak sosial
iii. Perubahan peranan
iv. Hubungan antar anak
v. Kegelisahan agama
vi. Kesedihan
vii. Stabilisasi emosi
viii. Sexualitas manusiawi
ix. Memelihara keorangtuaan
x. Anak/dewasa ditelantarkan
xi. Perlakuan salah terhadap anak/orang dewasa
xii. Pertumbuhan dan perkembangan
xiii. Pemilikan fisiologis
a. Pendengaran
b. Penglihatan
c. Berbicara dan bahasa
d. Geligi
e. Pengamatan
f. Nyeri
g. Kesadaran
h. Kulit
i. Neuromuskuloskeletal
j. Respirasi
k. Sirkulasi
l. Digesti-hidrasi
m. Fungsi perut
n. Fungsi genitourinaria
o. Ante partum/partum
p. Pemilikan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan
a. Nutrisi
b. Pola istirahat tidur
c. Aktifitas fisik
d. Kebersihan perorangan
e. Penyalahgunaan obat
f. Keluarga berencana
g. Penyelia pelayanan kesehatan
h. Peraturan penulisan resep
i. Teknis prosedur
Contoh rumusan diagnose keperawatan komunitas:
Pola nutrisi (gizi buruk) pada bayi dan balita di komunitas RW 5 Kelurahan Sumberejo b/d pola pemberian diet yang tidak tepat, sosial ekonomi yang kurang.
2.DiagnosaKeperawatanKomunitasmenurutMueke (1984)Komponennya meliputi:
1. Masalah Sehat-Sakit
2. Karakteristik populasi
3. Karakteristik lingkungan
Contoh :
1. Resiko masalah diantara komunitas dan lingkungan yang dimanifestasikan/didemonstrasi-kan oleh indikator kesehatan.
2. Resiko terjadi diare di RW 02 b/d sumber air yang tidak memenuhi syarat, kebersihan perorangan kurang dimanifestasikan oleh: data-data yang menunjang, indikator kesehatan.
3. Tingginya karies gigi di SD Sukamaju b/d kurang pemeriksaan gigi, flour air minum, dimanifestasikan 62% karies dengan inspeksi pada murid-murid SD Sukamaju
4. 3.Diagnosa Keperawatan Komunitas menurut NANDAA. Ketidakefektifan koping komunitas
Diagnose ini paling berguna untuk perawat kesehatan komunitas yang berfokus pada kesehatan kelompok (misalnya ibu di luar perkawinan, semua masyarakat di suatu Negara, dan pasien diabetes)
1. Potensial peningkatan koping komunitas
Diagnose ini paling dapat digunakan suatu komunitas yang mencapai kebutuhan dasarnya untuk lingkungan, makanan, tempat tinggal dan keamanan yang bersih serta harapan berfokus pada fungsi yang lebih baik, seperti peningkatan kesejahteraan.
Ketika ada ancaman eksternal (misalnya banjir dan epidemic) terjadi pada suatu komunitas, komunitas tersebut memiliki factor resiko selama komunitas terus beradaptasi,Resiko ketidakefektifan komunitasharus digunakan.
Jika ancaman menimbulkan sesuatu yang ada pada batasan karakteristik (gejala) komunitas, gunakanKetidakefektifan Koping Komunitas1. Ketidakefektifan pelaksanaan program terapeutik komunitas
Diagnosa ini tepat untuk suatu komunitas yang disitu terdapat satu atau lebih kelompok, mungkin disebabkan ketidakcukupan sumber-sumber, ketidakefektifan pengelola sumber yang tersedia, terpajan pada factor resiko seperti bahan kimia beracun, dan sebagainya.
Diagnose ini berfokus lebih sempit pada pemberian perawatankesehatan daripada diagnose Ketidakefektifan Koping Komunitas yang menggambarkan adaptasi umum dan proses pemecahan masalah komunitas
Contoh:
1. Ketidakefektifan pelaksanaan program terapeutik komunitas berhubungan dengan kurangnya program di komunitas untuk pencegahan penyakit, penghentian merokok, penyalahgunaan alcohol dan sebagainya
2. Ketidakefektifan koping komunitas berhubungan dengan bencana alam atau bencana akibat ulah manusia
3. Potensial peningkatan koping komunitas berhubungan dengan dukungan social yang tersedia
Kompetensi : Merancang Perencanaan Keperawatan Komunitas (Kompetensi 3)
PERENCANAAN KEPERAWATAN KOMUNITAS (INTERVENSI)Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada diagnose keperawatan. Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnose keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi
Tujuan dari rencana keperawatan dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Tujuan Administratif
Untuk mengidentifikasi focus keperawatan kepada klien atau kelompok
Untuk membedakan tanggungjawab perawat dengan profesi kesehatan lainnya
Untuk menyediakan suatu criteria guna pengulangan dan evaluasi keperawatan
Untuk menyediakan criteria klasfikasi klien
1. Tujuan Klinik
Mengkomunikasikan dengan staf perawat, apa yang diajarkan, apa yang diobservasi dan apa yang dilaksanakan
Menyediakan criteria hasil (outcomes) sebagai pengulangan dan evaluasi keperawatan
Rencana tindakan keperawatan yang spesifik secara langsung bagi individu, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya untuk melaksanakan tindakan
Perencanaan keperawatan komunitas disusun berdasarkan diagnose keperawatan yang telah ditetapkan. Komponen rencana keperawatan yang disusun harus mencakup:
1. Prioritas masalah, komponennya antara lain:
Diagnose
Sesuai dengan peran perawat
Jumlah yang beresiko
Besarnya resiko
Kemungkinan untuk pen.kes
Minat masyarakat
Kemungkinan untuk diatasi
Sesuai dengan program pemerintah
Sumber daya: tempat, peralatan, waktu, orang, dana
Kemudian dijumlahkan dengan skoring yang sudah disepakati
Menetapkan Skala Prioritas
Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk menentukan tindakan yang lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan masyarakat secara keseluruhan, dengan mempertimbangkan:
1. Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat
2. Kebijakan nasional dan daerah setempat
3. Kemampuan dan sumber daya masyarakat
4. Keterlibatan partisipasi dan peran serta masyarakat
Kriteria Skala Prioritas
1. Perhatian masyarakat yang meliputi pengetahuan, sikap, keterlibatan emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan urgensinya untuk segera ditanggulangi.
2. Prevalensi : yang menunjukkan jumlah kasus (masalah) yang ditemukan pada satu saat tertentu
3. Beratnya masalah : adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat
4. Kemungkinan masalah untuk dikelola dengan cara mempertimbangkan berbagai alternative dalam cara-cara pengelolaan masalah yang menyangkut biaya, sumber daya yang tersedia, sarana dan prasarana yang ada serta kesulitan yang mungkin timbul dalam proses pelaksanaan dan cara-cara yang dipilih.
Berikut salah satu contoh perhitungan dalam menentukan skala prioritas perawatan kesehatan masyarakat disuatu desa binaan:
Tabel 5. Prioritas Masalah Perawatan Kesehatan MAsyarakat di RW 09 Kelurahan Pondok Labu Jakarta Selatan
NOMasalahPerhatian MasyarakatPoin PrevalensiTingkat BahayaKemungkinan Untuk DikelolaNilai Total
1. Malnutrisi3343108
2ANC yang kurang baik324248
3Imunisasi234238
4Penyakit-penyakit
TBC324496
Pneumonia323372
Kulit323236
Keterangan :
1. Sangat tidak penting
2. Tidak penting
3. Kurang penting
4. Penting
5. Sangat penting/sangat besar
Cara perhitungan:
1. Nilai total didapatkan dengan mengalihkan semua nilai dari masing-masing criteria. Contoh TBC 3 x 2 x 4 x 4 = 96
Bobot yang tertinggi yang menjadi prioritas pertama dalam penanggulangan masalah
1. Merumuskan tujuan keperawatan yang akan dicapai
Kriteria rumusan tujuan :
1. Berfokus pada masyarakat
2. Jelas dan singkat
3. Dapat diukur dan diobservasi
4. Realistic
5. Waktu reliable dibatasi (jangka pendek, menengah dan panjang)
6. Melibatkan peran serta masyarakat
7. Menyusun Kriteria Hasil
Menuliskan ukuran/standart pencapaian hasil yang diharapkan sesuai tujuan
1. Menyusun aktivitas/intervensi
Pendekatan 3 tingkat pendegahan
Kerjasama lintas program dan sector
1. Menetapkan:
Penanggungjawab
Waktu pelaksanaan
Tempat pelaksanaan
Metoda dan media yang digunakan
LANGKAH-LANGKAH INTERVENSI
1. Merencanakan
Apa yang dikerjakan
Kapan
Bagaimana caranya
Siapa yang mengerjakan
Sumberdaya
1. Memperhatikan
Program dan organisasi yang ada
Sumberdaya; internal & eksternal
Program yang lalu
1. Menetapkan
Aktivitas untuk tiap tujuan
Tetapkan jawaban pertanyaan diatas
1. Pengembangan Rencana Keperawatan bisa menggunakan
A. Pendekatan model Neuman
Berdasarkan tingkat pencegahan masalah:
1. Pencegahan Primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidak fungsinya dan diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.
1. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat untuk menghambat proses patologis, sehingga memprependek waktu sakit dan tingkat keparahan.
1. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau terjadi ketidakmampuan sambil stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi sebagai pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses penyakit sendiri, yaitu mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya.
1. Rencana keperawatan NANDA
Bisa dilihat di buku NANDA
Contoh:
Tujuan :
Setidaknya 40% dari ibu-ibu yang merokok di Desa Glenmore dapat mengurangi kebiasaan jelek tersebut di dalam waktu 2 bulan ini
Kriteria Hasil:
80% dari ibu perokok melaksanakan program pengurangan merokok setidaknya dalam jangka waktu 5 minggu setelah program dilaksanakan
Setelah dilakukan penyuluhan tentang rokok kepada ibu-ibu, pengetahuan ibu-ibu tersebut bisa meningkat setelah melihat hasil evaluasi melalui pretest dan posttest.
Sebelum pelaksanaan implementasi keperawatan, penting untuk membuat suatu rencana kerja. Untuk memonitor sebuah rencana kerja bisa menggunakan:
1. Gantt Chart
Gantt Chart ini terdiri dari konsep kegiatan dan waktu pelaksanaan. Kegiatan di buat pada sebuah kolom di sebelah kiri, dan waktu pelaksanaan diletakkan di garis kegiatan sebelah kanannya.
Table 6. Contoh Gantt Chart
KegiatanMinggu ke
1234
Winshield survey
Pengkajian
Analisa data
Perencanaan
MMD
Implementasi
Evaluasi
1. Program Evaluation and Review Technique (PERT)
PERT juga menggunakan konsep kegiatan dan pelaksanaan kegiatan, tetapi biasa dilakukan untuk proyek kerja dalam jangkauan yang sangat luas
1. Planning, Program and Budgeting System
Planning :
merumuskan tujuan dan mengidentifikasi jalan pemecahan masalah komunitas
Program :
Menetapkan rencana kegiatan dan sumber daya dari berbagai alternative program
Budgeting:
Mencari pemasukan dana untuk pelaksanaan implementasi keperawatan komunitas
Kompetensi : Merancang Impelementasi Keperawatan Komunitas (Kompetensi 4)
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapakan.
Tujuan dari implementasi keperawatan adalah untuk membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.
Implementasi ini merupakan fase kerja dalam rangka mencapai tujuan, yang meliputi :
Mengorganisasikan
Mendelegasikan
Mengelola kerja pada setiap tahap tindakan sesuai dengan waktu yang ditetapkan
Kegiatan-kegiatan dalam implementasi antara lain:
1. PromotifA. Pelatihan kader kesehatan
B. Pendidikan kesehatan (penyuluhan)
C. Standarisasi nutrisi yang baik
D. Penyediaan perumahan
E. Konseling perkawinan
F. Pendidikan seks, masalah genetik
G. Pemeriksaan kesehatan scr berkala
H. Preventifi. K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
ii. Pencegahan penyakit dan masalah kesehatan
iii. Pemberian nutrisi khusus
iv. Pengamanan/penyimpanan barang, bahan berbahaya
v. Pemeriksaan kesehatan scr berkala
vi. Imunisasi khusus pd kelompok khusus
vii. Personal hygiene & environment
viii. Menghindari dari sumber alergi
ix. Dll
x. Pelayanan Kesehatan Langsunga. Pelayanan kesehatan di posyandu: balita, lansia, dll
b. Home care
c. Rujukan
d. Pembinaan pd kelompok2 di masy
e. Dll
Implementasi dikatakan berhasil jika mengikuti strategi pencegahan cara hidup;
1. Meningkatkan perilaku sehat
2. Pencegahan penyakit kronis
3. Pencegahan penyakit infeksi
4. Adanya partisipasi dari masyarakat
5. Pencegahan injury dan disability
6. Fokus pada program kesehatan komunitas
7. Strategi yang digunakan
Organisasi komunitas Partnership model Profesional model
Kompetensi : Merancang Evaluasi Keperawatan Komunitas (Kompetensi 5)
Pengertian
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor kealpaan yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan dan pelaksanaan tindakan.
Meskipun tahap evalusi diletakkan pada akhir proses keperawatan, evaluasi merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan. Pengumpulan data perlu direvisi untuk menentukan apakah informasi yang telah dikumpulkan sudah mencukupi dan apakh perilaku yang diobservasi sudah sesuai. Diagnose juga perlu dievaluasi dalam hal keakuratan dan kelengkapannya
Tujuan evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemempuan klien dalam mencapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan:
1. Mengakhiri rencana tindakan : klien telah mencapai tujuan yang ditetapkan
2. Memodifikasi rencana tindakan : klien mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan
3. Meneruskan rencana tindakan : klien memerlukan waktu yang lama untuk mencapai tujuan
TahapEvaluasi:1. Perkembangan masalah kesehatan yang telah ditemukan
2. Pencapaian tujuan keperawatan (terutama jangka pendek)
3. Efektifitas & efisiensi tindakan/kegiatan yang telah dilaksanakan
4. Rencana tindak lanjut
MacamEvaluasi:1. Formatif (Proses)
Focus tipe evaluasi ini adalah aktivitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas pelayanan tindakan keperawatan. Evaluasi proses harus dilaksanakan segera setelah perencanaan keperawatan dilaksanakan untuk membantu keefektifitasan terhadap tindakan.
Evaluasi formatif terus menerus dilakukan sampai tujuan tercapai. Metode pengumpulan data dalam evaluasi formatif ini terdiri dari analisa rencana tindakan keperawatan, tertemuan kelompok, interview dan observasi dengan klien dan menggunakan form evaluasi. System penulisan bisa menggunakan system SOAP atau model dokumentasi lain
2. Sumatif (Hasil)
Focus evaluasi Hasil adaalah perubahan perilaku atau status kesehatan klien pada akhir tindakan keperawatan. Tipe evaluasi ini dilaksanakan pada akhir tindakan keperawatan secara paripurna.
Sumatif evaluasi adalah obyektif, fleksibel dan efisien. Adapaun metode pelaksanaan evaluasi sumatif terdiri dari interview akhir pelayanan, pertemuan akhir pelayanan, dan pertanyaan kelapa klien langsung dan keluarga. Meskipun informasi pada tahap ini tidak secara langsung berpengaruh terhadap klien yang dievsaluasi, sumatif evaluasi bisa menjdai suatu metode dalam memonitor kualitas dan efisiensi tindakan yang telah diberikan.
Fokus evaluasi
1. Relevansi; apakah program diperlukan (Yang ada / yang baru )
2. Perkembangan dan kemajuan
Apakah yang dilaksanakan sesuai dengan rencana?
Bagaimana staf, fasilitas dan jumlah peserta?
Bagaimana biaya yg sdh dikeluarkan dpt mencapai tujuan?
Apa keuntungan program?
Apakah dampak jangka panjang?
Apakah ada perubahan? (perilaku dalam mgg/bln/th)
Apakah status kesehatan meningkat?
3. Efisiensi biaya:
4. Dampak
Tingkat evaluasi
1. Staff
Apakah tujuan tercapai?
Apakah instrumen berguna
Apakah strategi/ aktivitas berguna
Apakah mereka belajar melaui proses itu?
Masukan / pelajaran yang berguna
Dimana saja dapat dicapai?
Untungnya apa?
Apakah mereka belajar penyebab masalah?
Apakah mereka berpartisipasi?
Apakah mereka berpartisipasi pada masa yang akan datang?
2. Pekerja sosial masyarakat (kader)
3. Masyarakat
KUESIONER
Kuesioner adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Kuesioner biasanya berupa pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden untuk dijawab.
Berikut ini langkah-langkah yang digunakan untuk merancang sebuah kuesioner:
1. Menentukan persoalan apa yang ingin diidentifikasi
2. Desain kuesioner harus bisa menjembatani antara peneliti dengan respondennya. Dalam kata lain, bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan responden yang akan diteliti.
Tahap-tahap yang dilakukan pada saat membuat kuesioner dibagi menjadi dua, yaitu
1. Tahap formulir
Tahap ini biasanya berisi variable non laten atau variable yang langsung bisa diidentifikasi.
Jumlah pertanyaan secukupnya, memperhitungkan waktu pengisiannya
Biasanya berisi: Nama, jenis kelamin, usia, tinggi, dll
1. Tahap Instrument
Tahap instrument berisi variable laten atau variable yang tidak bisa langsung diidentifikasi.
Pertanyaan disesuaikan dengan data yang diperlukan
Pertanyaan yang umum sebaiknya diletakkan di depan, pertanyaan yang khusus di belakang.
Desain pertanyaan dibuat sesingkat mungkin
Tipe pertanyaan:
1. Terbuka
Pertanyaan yang bersifat terbuka, jika responden bisa memberikan opininya dalam menjawab pertanyaan
1. Tertutup
Pertanyaan yang bersifat tertutup, biasanya berupa check point atau sudah ada jawabanya
Setelah pertanyaan selesai dibuat, maka tahap selanjutnya adalah menyebarkan kuesioner ke responden yang akan diamati. Sebuah kuesioner dikatakan valid jika pertanyaannya mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah hasil dari kuesioner yang valid, jika mampu memberikan hasil yang konsisten.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. 2001.Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik/Nursalam. Edisi pertama. Jakarta : Salemba Medika
Smith, Claudia and Maurer, Frances. 1995.Community Health Nursing : theory and practice. USA : W.B Saunders Company
Anderson, Elizabeth T. 2006.Buku Ajar Keperawatan Komunitas: teori dan praktek. Edisi 3. Jakarta : EGC
Stanhope, Marcia and Knollmueller RN. 1990.Buku Saku Keperawatan Komunitas dan Kesehatan Rumah. Perangkat Pengkajian, Intervensi dan Penyuluhan. Jakarta : EGC
Effendy, Nasrul. 1998.Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi 2. Jakarta : EGC
Wilkinson, Judith M. 2006.Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Edisi 7. Jakarta : EGC