kom anak lansia

38
Komunikasi Pada Anak, Remaja, Dewasa dan Lansia By. Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns

Upload: meidina-sinaga

Post on 31-Jul-2015

62 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kom Anak Lansia

Komunikasi Pada Anak, Remaja, Dewasa dan Lansia

By. Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns

Page 2: Kom Anak Lansia

KOMUNIKASI

• FAKTOR KEMATANGAN

– Kesempurnaan indera

– Kesempurnaan dan kematangan otak

• Abstraksi, berhitung, membaca

– Kematangan psikologis

• Atensi dan emosi

Page 3: Kom Anak Lansia

Pedoman Khusus Berkomunikasi pada Anak• Berikan waktu khusus pada anak untuk merasa

nyaman dengan perawat

• Hindari perluasan yg tiba-tiba atau cepat (senyum lebar, kontak mata yang berlebihan atau sikap tubuh yang lain yang mungkin terlihat mengancam)

• Bicara pada ortu anak bila anak merasa malu

• Bersikap jujur

• Izinkan mereka untuk mengekspresikan masalah & rasa takutnya

• Gunakan berbagai tehnik komunikasi

Page 4: Kom Anak Lansia

• Berkomunikasi melalui objek transisi spt boneka sebelum mengajukan pertanyaan pada anak secara langsung

• Beri kesempatan pada anak yang lebih besar untuk berbicara tanpa kehadiran ortu

• Pilih posisi setinggi mata anak

• Bicara dengan tenang, tidak terburu-buru dan suara mantap

• Bicara secara jelas, spesifik, menggunakan kata-kata sederhana dan kalimat pendek

• Nyatakan saran secara positif

• Beri pilihan hanya bila pilihan itu ada

Page 5: Kom Anak Lansia

KOMUNIKASI PADA BAYI

• Memberi rasa aman kepada bayi

• Memenuhi kebutuhan bayi akan kasih sayang

• Melatih bayi mengembangkan kemampuan bicara, mendengar dan menerima rangsang

Page 6: Kom Anak Lansia

BAYI• Mata bayi belum berkembang sempurna,

kabur, 1 mg dapat merespons cahaya, koordinasi otot mata mulai tampak, 3 bulan dapat melihat objek yg jauh, 6 bln melihat warna

• Telinga, tingkat kematangan paling rendah, hari ke-3 dapat bereaksi terhadap suara dr lingk. Beberap hari bisa membedakan berbagai suara. 9 bulan membedakan kata dan respons perintah sederhana

Page 7: Kom Anak Lansia

Bayi

• Penciuman dan pengecap cukup peka

• Perabaan cukup peka

• Wicara, Prespeech forms: menangis, merengek dan gerak gerik

Page 8: Kom Anak Lansia

Komunikasi pada bayi

• Masa Bayi

– Belum dapat mengekspresikan pikiran & perasaan dengan kata-kata

– Kom pada bayi lebih banyak menggunakan komunikasi non verbal (sentuhan, mendekap, menggendong, berbicara dgn lemah lembut)

– Pada saat lapar, haus, basah, tidak nyaman hanya diekspresikan dengan menangis

– Lakukan kom terlebih dahulu pada ibunya atau mainan yang dipegangnya

– Tunjukkan bahwa kita ingin membina hub yang baik dengannnya dan ibunya

Page 9: Kom Anak Lansia

– Pada usia 8 minggu: perkembangan komunikasi pada bayi dapat dimulai dengan kemampuan bayi untuk melihat sesuatu yg menarik, objek atau cahaya shg bayi akan berespons untuk membuat suara-suara

– Pada usia 12 minggu bayi sudah bisa tersenyum

– Pada usia 16 minggu bayi sudah mulai menolehkan kepala pada suara yang asing bagi dirinya

– Pada usia 6 bulan bayi sudah mulai mengucapkan kata-kata awal spt: ba-ba, da-da

– Pada usia 10 bulan bayi sudah beraksi terhadap panggilan namanya

– Pada usia 1 tahun bayi mengucapkan kata-kata spesifik 2 atau 3 kata

Page 10: Kom Anak Lansia

PRA SEKOLAH• Mulai mandiri, mengembangkan

keterampilan berinteraksi dengan orla

• Pancaindera sepurna, bahasa: cara pengucapan dan perbendaharaan kata belum memadai sepenuhnya

• Kemampuan berpikir abstrak belum optimal

• Egosentris

• Sranger anxiety

Page 11: Kom Anak Lansia

KOMUNIKASI PADA PRA SEKOLAH• Melatih keterampilan penggunaan panca

indera

• Meningkatkan keterampilan kognitif, afektif dan psikomotor

• Sebagai bentuk pembelajaran dan permainan dalam melakukan hub dengan oranglain

• Mengembangkan konsep diri

Page 12: Kom Anak Lansia

– 1 tahun mampu memahami kurang lebih 10 kata

– 2 tahun mempunyai perbendaharan kata kira-kira 200-300 kata

– 3 tahun mampu menguasai 900 kata

– 4 tahun mempunyai perbendaharaan kata 1500 kata

– 5 tahun menguasai 2100 kata

Masa balita ( 1 sampai 5 tahun )

Page 13: Kom Anak Lansia

• Komunikasi yang dilakukan

– Memberitahu apa yang terjadi pada dirinya

– Memberi kesempatan pada mereka untuk menyentuh alat pemeriksaan yang akan digunakan

– Bicara lambat, jika tidak dijawab harus diulang lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana

– Hindarkan sikap mendesak, untuk dijawab spt: kata-kata “jawab dong”

– Memberi mainan saat komunikasi dengan maksud anak mudah diajak komunikasi

– Anak mempunyai perasaan takut terhadap ketidaktahuannya shg anak perlu diberitahu terhadap ketidaktahuannya

– Saat menjelaskan gunakan kata-kata yang sederhana, singkat dan gunakan istilah yang dikenalnya

Page 14: Kom Anak Lansia

– Posisi tubuh yang baik saat berbicara padanya adalah jongkok, duduk dikursi kecil, atu berlutut sehingga pandangan mata kita akan sejajar dengannya

– Berikan pujian atas apa yang telah dicapainya atau ditunjukkannya terhadap perawat dan orangtuanya

– Perawat harus konsisten dalam berkomunikasi secara verbal maupun non verbal

Page 15: Kom Anak Lansia

Anak Sekolah

• Dirty age

• Gank age

• Lebih banyak menanyakan hal-hal yang tidak mereka ketahui, tertarik dengan aspek fungsional suatu prosedur, tujuan dan kegiatan

Page 16: Kom Anak Lansia

Anak usia 5 sampai 8 tahun• Anak usia ini sangat peka terhadap stimulus

yang dirasakannya akan mengancam keutuhan tubuhnya

• Apabila perawat akan melakukan suatu tindakan, ia akan bertanya mengapa dilakukan, untuk apa, dan bagaiman caranya dilakukan?

• Anak membutuhkan penjelasan atas pertanyaannya

• Gunakan bahasa yang dapat dimengerti anak dan berikan contoh yang jelas sesuai dengan kemampuan kognitifnya

Page 17: Kom Anak Lansia

Anak usia 8 – 12 tahun

• Anak usia sekolah sudah lebih mampu berkomunikasi dengan orang dewasa

• Perbendaharaan kata sudah lebih banyak dikuasai

• Anak sudah mampu berfikir secara konkret

• Apabila akan melakukan tindakan, perawat dapat menjelaskannya dengan mendemonstrasikan pada mainan anak

Page 18: Kom Anak Lansia

Anak usia remaja

• Fase remaja adalah masa transisi atau peralihan dari akhir masa kanak-kanak menuju masa dewasa

• Anak harus diberi kesempatan untuk belajar memecahkan masalah secara positif

• Apabila anak merasa cemas atau stres, jelaskan bahwa ia dapat mengajak bicara teman sebayanya atau orang dewasa yang ia percaya

Page 19: Kom Anak Lansia

• Menghargai keberadaan identitas diri dan harga dirinya merupakan hal yang prinsip untuk diperhatikan dalam berkomunikasi dengan anak remaja

• Kita harus menghormati privacynya dan beri dukungan pada apa yang telah dicapainya secara positif dengan selalu memberikannya penguatan positif

Page 20: Kom Anak Lansia

Tehnik Komunikasi Kreatif dengan Anak

1. Tehnik Verbal

• Tehnik Orang Ketiga

• Respon fasilitatif

• Bercerita

• Saling bercerita

• Permainan peringkat

• Pro dan Kontra

• Biblioterapi

Page 21: Kom Anak Lansia

2. Tehnik Non Verbal

• Menulis

• Menggambar

• Magis

• Bermain

Page 22: Kom Anak Lansia

Tehnik orang ketiga• LIbatkan pengungkapkan perasaan dalam istilah

orang ketiga (ia, mereka)

• Tehnik ini kurang mengancam dibanding dengan menanyakan pada anak secara langsung bagaimana perasaannya, karena ini memberi kesempatan pada anak untuk setuju atau tidak setuju tanpa merasa dibantah

• Cth: ‘’Terkadang bila seseorang menderita sakit parah, ia merasa marah dan sedih karena tidak dapat melakukan yang oranglain lakukan. (Diam) (Atau lakukan pengulangan) Apakah anda pernah demikian?’’

Page 23: Kom Anak Lansia

Respon fasilitatif• Libatkan tehnik mendengar dengan penuh

perhatian dan cerminkan kembali pada pasien perasaan dan isi pernyataan mereka

• Respon tidak menghakimi dan empati dan biarkan perasaan individu

• Cth: Bila anak berkata: “saya benci datang ke rumah sakit dan disuntik’’.

Respon fasilitatif: “kamu merasa tidak senang terhadap semua tindakan yang dilakukan padamu”

Page 24: Kom Anak Lansia

Bercerita• Gunakan bahasa anak untuk masuk kedalam

area berpikir mereka

• Tehnik paling sederhana adalah meminta anak untuk menyebutkan cerita tentang kejadian yang berhubungan seperti “berada di rumah sakit”

• Pendekatan lain tunjukkan pada anak sebuah gambar tentang kejadian tertentu, seperti seorang anak dirumah sakit dengan orang lain di suatu ruangan dan minta anak menggambarkan situasinya

Page 25: Kom Anak Lansia

Saling bercerita

• Tunjukkan pikiran anak dan upayakan untuk mengubah persepsi anak atau rasa takutnya dengan menceritakan suatu cerita yang berbeda

Page 26: Kom Anak Lansia

Biblioterapi• Menggunakan buku-buku dalam proses

terapeutik dan suportif

• Kaji perkembangan emosi dan kognitif anak untuk kesiapan memahmi pesan dari buku

• Kenali isi buku (pesan yang disampaikan atau tujuannya) dan usia yang sesuai untuk buku tersebut

• Bacakan bila anak tidak dapat membacanya

Page 27: Kom Anak Lansia

Permainan peringkat

• Gunakan beberapa tipe skala peringkat (angka, wajah sedih sampai senang) untuk rentang kejadian atau perasaan

Page 28: Kom Anak Lansia

Pro dan kontra

• Libatkan pemilihan topik seperti “ berada di RS” dan minta anak menyebutkan 5 hal yang baik dan 5 hal yang buruk tentang hal tersebut

Page 29: Kom Anak Lansia

Menulis

• Merupakan pendekatan komunikasi alternatif untuk anak yang lebih besar dan orang dewasa

• Menulis perasaan atau pikiran yang sulit untuk diekspresikan

Page 30: Kom Anak Lansia

Menggambar

• Gambar anak menceritakan semua tentang mereka, karena gambar ini adalah projeksi diri mereka dari dalam

• Menggambar spontan mencakup memberi anak bahan seni bervariasi dan memberi kesempatan untuk menggambar

Page 31: Kom Anak Lansia

Magis

• Gunakan trik magis sederhana untuk membantu mambuat hubungan dengan anak, dorong kepatuhan dengan intervensi kesehatan dan berikan distraksi efektif selama prosedur yang menyakitkan

Page 32: Kom Anak Lansia

Bermain

• Ceritakan banyak hal tentang anak-anak karen mereka menunjukkan jati diri mereka sendiri melalui aktivitas

• Bermain spontan mencakup memberi anak berbagai materi permainan dan memberi kesempatan anak untuk bermain.

Page 33: Kom Anak Lansia

Komunikasi pada masa dewasa

• Kematangan fisik, mental dan kemampuan sosial (+)

• Peran & tanggungjawab serta tuntutan sosial telah menuntut individu untuk berkomunikasi dengan oranglain

• Kemampuan komunikasi baik verbal & non verbal telah mencapai tahap optimal

• Individu tidak hanya melihat konteks isi pesan, tetapi mempersepsikan lebih kompleks lagi disesuaikan dengan situasi dan keadaan yang menyertai

• Kemampuan tersebut memberi keuntungan karena pesan dapat disampaikan secara sederhana, namun dapat menimbulkan kesalahan persepsi dari si penerima pesan

Page 34: Kom Anak Lansia

Materi komunikasi pada orang dewasa

• Pekerjaan dan tugas: pembagian tugas, deskripsi kerja dan transaksi kerja

• Kegiatan kerumahtanggaan: pembagian tugas dalam keluarga, pendidikan terhadap anak

• Kegiatan profesional: pembagian kerja

• Kegiatan sosial: hubungan sosial, peran dan tugas sosial

Page 35: Kom Anak Lansia

Komunikasi pada lansia

• Penurunan fungsi berbagai sistem organ dan persepsi kemampuan menangkap pesan dan melakukan transfer informasi

• Penurunan kemampuan berlangsung bertahap tergantung seberapa jauh gangguan indra dan gangguan otak yang dialami lansia

• Gangguan penglihatan tidak dapat menangkap pesan yang disampaikan melalui tehnik non verbal

Page 36: Kom Anak Lansia

• Gangguan pendengaran lansia hanya dapat mendengar suara yang relatif keras dan tempo suara yang lebih lambat, kalau terlalu parah lansia memerlukan alat bantu dengar dan perlu melihat mimik (gerak bibir) kemudian menyimpulkan pesan yang telah disampaikan oranglain

• Demensia berdampak pd penerimaan & pengiriman pesan

– Penerimaan pesan : klien mudah lupa terhadap pesan yg baru diterimanyasalah menangkap pesan, kurang mampu mengaitkan pesan dengan konteks yg menyertai

– Pegiriman pesan : kurang mampu membuat pesan yg bersifat kompleks, bingung, pesannya salah

Page 37: Kom Anak Lansia

TUGAS• Mahasiswa dibagi dalam 6 kelompok

• Buat makalah dan role playkan (1 orang perawat dan 1 orang pasien)

– Gangguan penglihatan

– Gangguan pendengaran

– Gangguan wicara

– Tidak sadar

– Kognitif rendah

– Bahasa Asing

Page 38: Kom Anak Lansia