kom 1 lp hipertensi

23
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI A. Konsep dasar 1. Pengertian Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolic 90 mmhg(Smeltzer, 2002, hal 896). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastole lebih dari 80 mmHg( Muttaqin,2009,hal 262 ). Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal. Seseoarang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastol ( Corwin, hal 356 ). Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg. 2. Klasifikasi Menurut The Sevent Report of The Joint National Committe on Prevention (JNCV) klasifikasi tekanan darah orang dewasa 18 tahun keatas sebagai berikut : Kategori Sistolik, mmHg Diastolik, mmHg Normal <130 < 85

Upload: dedi-cahyadi

Post on 11-Jul-2016

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kom 1 LP Hipertensi

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI

A. Konsep dasar

1. Pengertian

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas

140 mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg. Pada populasi manula,

hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolic

90 mmhg(Smeltzer, 2002, hal 896).

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih dari 120

mmHg dan tekanan diastole lebih dari 80 mmHg( Muttaqin,2009,hal 262 ).

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal. Seseoarang

dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140

mmHg sistolik atau 90 mmHg diastol ( Corwin, hal 356 ).

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah

peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan sistolik lebih dari 140 mmHg

dan diastolik lebih dari 90 mmHg.

2. Klasifikasi

Menurut The Sevent Report of The Joint National Committe on Prevention

(JNCV) klasifikasi tekanan darah orang dewasa 18 tahun keatas sebagai berikut :

Kategori Sistolik, mmHg Diastolik, mmHg

Normal <130 < 85

Normal tinggi 130 - 139 85 – 89

Hipertensi

Stadium 1 (ringan) 140 - 159 90 – 99

Stadium 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109

Stadium 3 (berat) 180 – 209 110 – 119

Stadium 4 (sangat berat) >210 > 120

3. Etiologi

Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke dan gagal ginjal.

Disebut juga sebagai “pembunuh diam-diam” karena orang dengan hipertensi

sering tidak menampakkan gejala, penyakit ini lebih banyak menyerang wanita

dari pada pria Penyebab hipertensi yaitu gangguan emosi, obesitas, konsumsi

Page 2: Kom 1 LP Hipertensi

alcohol yang berlebihan dan rangsangan kopi serta obat-obatan yang merangsang

dapat berperan disini, tetapi penyakit ini sangat dipengaruhi factor

keturunan(Smeltzer, 2002, hal 897).

Hipertensi dibagi menjadi dua menurutTjokroprawiro, 2007, hal 212,yaitu :

a. Hipertensi primer ( essensial ), penyebab hipertensi tidak diketahui (90-95 %

pasien)

b. Hipertensi sekunder, disebabkan oleh :

1) Gangguan ginjal (2-6 % dari seluruh pasien hipertensi ):

- Renal parenchymal disease : penyakit glomeruler, penyakit tubulo

interstisiil kronik, penyakit polikistik, uropati obstruktif

- Renovascular disease : renal artery stenosis ( RAS ) karena

aterosklerosis dan displasia fibromuskuler, arthritis, kompresi arteri

renalis oleh faktor ekstrinsik.

- Lain – lain : tumor yang menghasilkan renin, retensi Na ginjal.

2) Gangguan endokrin

- Kelainan adreno-kortikal : aldosteronisme primer, hiperplasia adrenal

kongenital, sindroma cushing.

- Thyroid disease : hipertiroid, hipotiroid

- Hyperparathyroidisme : hipercalsemia

- Akromegali

- Carcinoid tumor

3) Exogenous medications and drugs

Kontrasepsi oral, simptomimetik, glukokortikoid, mineralokortikoid,

siklosporin, eritropoetin.

4) Kehamilan : pre eklamsia dan eklamsia

5) Gangguan neurologi

6) Faktor psikososial

7) Hipertensi sistolik

- Hilangnya elastisitas aorta dan pembuluh darah besar

- Hyperdynamic cardiac output :

4. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak

di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula dari

saraf simpatis, yang berkelanjutan ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari

Page 3: Kom 1 LP Hipertensi

kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di thorax dan abdomen. Rangsangan

pusat vasomotor di hantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak kebawah

melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini neuron

preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca

ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreprinefrin

mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan

ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang

vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin,

meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Smeltzer

,2002, hal 898).

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpati merangsang pembuluh darah

sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan

tambahan aktifitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang

menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan streroid

lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokostriktor pembuluh darah.

Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan

pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin 1 yang kemudian

diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya

merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal (Smeltzer ,2002, hal 898).

Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjsl,

menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung

mencetuskan keadaan hipertensi. Sebagai pertimbangan hipertensi gerontologi

dimana terjadi perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh perifer

bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.

Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan

penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya

menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.

Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam

mengakomodasi volume darah yang di pompa oleh jantung (volume sekuncup)

mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer

(Smeltzer ,2002,hal 898).

5. Pathway

Page 4: Kom 1 LP Hipertensi

6. Manifestasi klinis

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :

a. Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan

tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.

Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan

arteri tidak terukur.

b. Gejala yang lazim

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi

nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala

terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.

Page 5: Kom 1 LP Hipertensi

Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita

hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas, kelelahan, Sesak

nafas, Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran menurun

7. Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :

a. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg

b. Sakit kepala

c. Pusing / migraine

d. Rasa berat ditengkuk

e. Penyempitan pembuluh darah

f. Sukar tidur

g. Lemah dan lelah

h. Nokturia

i. Azotemia

j. Sulit bernafas saat beraktivitas

8. Faktor resiko

a. Riwayat keluarga dengan penyakit jantung dan hipertensi

b. Pria usia 35 – 55 tahun dan wanita > 50 tahun atau sesudah menopause

c. Kebanyakan mengkonsumsi garam/natrium

d. Sumbatan pada pembuluh darah (aterosklerosis) disebabkan oleh beberapa hal

seperti merokok, kadar lipid dan kolesterol serum meningkat, caffeine, DM,

dsb.

e. Faktor emosional dan tingkat stress

f. Gaya hidup yang monoton

g. Sensitive terhadap angiotensin

h. Kegemukan

i. Pemakaian kontrasepsi oral, seperti esterogen

9. Komplikasi

Efekpadaorgan :

a. Otak

1) Pemekaranpembuluhdarah

2) Perdarahan

3) Kematianselotak : stroke

b. Ginjal

1) Malambanyakkencing

Page 6: Kom 1 LP Hipertensi

2) Kerusakanselginjal

3) Gagalginjal

c. Jantung

1) Membesar

2) Sesaknafas (dyspnoe)

3) Cepatlelah

4) Gagaljantung

10. Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan medis pada klien hipertensi adalah mencegah terjadinya

mordibitas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan mempertahankan

tekanan darah di bawah 140/90 mmHg. Efek setiap program ditentukan oleh

derajat hipertensi, komplikasi, biaya perawatan, dan kualitas hidup sehubungan

dengan terapi. Menurut Muttaqin, 2009, hal 117 Pada klien dengan hipertensi

dapat melakukan tindakan pencegahan sebagai berikut:

a. Modifikasi gaya hidup

Dengan pendekatan nonfarmakologi yang dapat mengurangi hipertensi adalah

sebagai berikut :

1) Teknik – teknik mengurangi stress.

2) Penurunan berat badan.

3) Pembatasan natrium, tembakau, dan alkohol.

4) Olah raga/latihan.

5) Relaksasi

Relaksasi adalah suatu prosedur atau teknik yang bertujuan untuk

mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita

untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks.

b. Terapi farmakologi

Obat – obat antihipertensi dapat dipakai sebagai obat tunggal atau dicampur

dengan obat lain. Obat – obat ini diklasifikasikan menjadi lima kategori, yaitu:

1) Diuretik

Hidroklorotiazid adalah diuretik yang paling sering diresepkan untuk

mengobati hipertensi ringan.

2) Simpatolitik

Penghambat adrenergik alfa, penghambat neuron adrenergik, penekan

simpatetik, penghambat adrenergik beta, resptor beta.

Page 7: Kom 1 LP Hipertensi

3) Vasodilator arteriol yang bekerja langsung

Obat tahap III yang bekerja dengan merelaksasikan otot –otot polos

pembuluh darah, terutama arteri, sehingga menyebabkan vasodilator.

Dengan terjadinya vasodilator, tekanan darah akan turun dan natrium serta

air akan tertahan, sehingga terjadi edema perifer.

4) Antagonis angiotensin ( ACE Inhibator )

Obat golongan ini menghambat enzim pengubah angiotensin (ACE), yang

nantinya akan menghambat pembentuan angiotensin II ( vasokonstriktor )

dan menghambat pelepasan aldosteron.

5) Penghambat saluran kalsium ( blocker kalsium antagonis )

Obat golongan ini menghambat pemasukan ion kalsium ke dalam sel, serta

menurunkan afterload jantung.

11. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang pada hipertensi bertujuan mendeteksi penyakit yang bisa

diobati (biasanya ginjal), dan menilai fungsi jantung serta ginjal.

Semua pasien memerlukan :

a. EKG untuk menilai ukuran ventrikel kiri,dan jika abnormal periksa rontgen

toraks.

b. Darah ,ureum, dan elektrolit untuk menilai fungsi ginjal dan mencari alkalosis

hipokalemik pada sindrom conn dan cushing ( David Rubensten, D, Wayne,

D, Bradley, J, 2005, hal 318).

B. Konsep keperawatan

1. Pegkajian

a. Aktivitas / istirahat

Gejala :

- Kelemahan

- Letih

- Napas pendek

- Gaya hidup monoton

Tanda :

- Frekuensi jantung meningkat

- Perubahan irama jantung

- Takipnea

Page 8: Kom 1 LP Hipertensi

b. Sirkulasi

Gejala :

Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner /   katup, penyakit

serebrovaskuler

Tanda :

- Kenaikan TD

- Nadi : denyutan jelas

- Frekuensi / irama : takikardia, berbagai disritmia

- Bunyi jantung : murmur

- Distensi vena jugularis

- Ekstermitas

Perubahan warna kulit, suhu dingin ( vasokontriksi perifer ),  pengisian

kapiler mungkin lambat

c. Integritas Ego

Gejala:

Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah, faktor

stress multiple ( hubungsn, keuangan, pekerjaan )

Tanda :

- Letupan suasana hati

- Gelisah

- Penyempitan kontinue perhatian

- Tangisan yang meledak

- Otot muka tegang ( khususnya sekitar mata )

- Peningkatan pola bicara

d. Eliminasi

Gejala :

Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi,  riwayat penyakit

ginjal )

e. Makanan / Cairan

Gejala :

- Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam,

lemak dan kolesterol

- Mual

- Muntah

Page 9: Kom 1 LP Hipertensi

- Riwayat penggunaan diuretik

Tanda :

- BB normal atau obesitas

- Edema

- Kongesti vena

- Peningkatan JVP

- Glikosuria

f. Neurosensori

Gejala :

- Keluhan pusing / pening, sakit kepala

- Episode kebas

- Kelemahan pada satu sisi tubuh

- Gangguan penglihatan ( penglihatan kabur, diplopia )

- Episode epistaksis

Tanda :

- Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau memori

( ingatan )

- Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman

- Perubahan retinal optik

g. Nyeri/ketidaknyamanan

Gejala :

- nyeri hilang timbul pada tungkai

- sakit kepala oksipital berat

- nyeri abdomen

h. Pernapasan

Gejala :

- Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas

- Takipnea

- Ortopnea

- Dispnea nocturnal proksimal

- Batuk dengan atau tanpa sputum

- Riwayat merokok

Tanda :

- Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan

Page 10: Kom 1 LP Hipertensi

- Bunyi napas tambahan ( krekles, mengi )

- Sianosis

i. Keamanan

Gejala :

Gangguan koordinasi, cara jalan

Tanda :

Episode parestesia unilateral transien

j. Pembelajaran / Penyuluhan

Gejala :

- Faktor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung,

DM , penyakit serebrovaskuler, ginjal

- Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon lain

- Penggunaan obat / alkohol

2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul

a. Resikotinggiterhadappenurunancurahjantungberhubungan dengan

peningkatanafterload, vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler,

iskemiamiokard

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan

suplai dan kebutuhan oksigen.

c. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral

d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses

penyakit

3. RencanaKeperawatan

No

.

Dx

DiagnosaKe

perawatanTujuan (NOC) Intervensi (NIC)

1 Resikotinggit

erhadappenu

runancurahja

ntungberhub

ungan

dengan

peningkatana

VitalSign Status

Kriteria Hasil:

- Tanda Vital dalam

rentang normal

(Tekanan darah,

Nadi, respirasi)

- Dapat mentoleransi

Vital Sign Monitoring

- Monitor TD, nadi, suhu, dan

R

- Monitor jumlah dan irama

jantung

- Monitor bunyi jantung

- Monitor suara paru

Page 11: Kom 1 LP Hipertensi

fterload,

vasokonstrik

si,

hipertrofi/rig

iditas

ventrikuler,

iskemiamiok

ard

aktivitas, tidak ada

kelelahan

- Tidak ada edema

paru, perifer, dan

tidak ada asites

- Tidak ada penurunan

kesadaran

- Monitor pola pernapasan

abnormal

- Monitor suhu, warna, dan

kelembaban kulit

- Monitor sianosis perifer

- Monitor adanya cushing triad

(tekanan nadi yang melebar,

bradikardi, peningkatan

sistolik)

- Identifikasi penyebab dari

perubahan vital sign

2 Intoleransi

aktivitas

berhubungan

dengan

kelemahan,

ketidakseimb

angan suplai

dan

kebutuhan

oksigen.

- Energy conservation

- Self Care : ADLs

Kriteria Hasil :

- Berpartisipasi dalam

aktivitas fisik tanpa

disertai peningkatan

tekanan darah, nadi

dan RR

- Mampu melakukan

aktivitas sehari hari

(ADLs) secara

mandiri

Energy Management

- Observasi adanya

pembatasan klien dalam

melakukan aktivitas

- Kaji adanya factor yang

menyebabkan kelelahan

- Monitor nutrisi  dan sumber

energi tangadekuat

- Monitor respon kardivaskuler

terhadap aktivitas

- Monitor pola tidur dan

lamanya tidur/istirahat pasien

Activity Therapy

- Kolaborasikan dengan

Tenaga Rehabilitasi Medik

dalammerencanakan progran

terapi yang tepat.

- Bantu klien untuk

mengidentifikasi aktivitas

yang mampu dilakukan

- Bantu untuk memilih

aktivitas konsisten

yangsesuai dengan

Page 12: Kom 1 LP Hipertensi

kemampuan fisik, psikologi

dan social

- Bantu untuk mengidentifikasi

dan mendapatkan sumber

yang diperlukan untuk

aktivitas yang diinginkan

- Sediakan penguatan positif

bagi yang aktif beraktivitas

- Bantu pasien untuk

mengembangkan motivasi

diri dan penguatan

- Monitor respon fisik, emoi,

social dan spiritual

3 Nyeri akut

berhubungan

dengan

peningkatan

tekanan

vaskuler

serebral

Pain Level,

Pain control,

Comfort level

Kriteria Hasil :

- Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri, mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri,

mencari bantuan)

- Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

- Mampu mengenali

nyeri (skala,

intensitas, frekuensi

dan tanda nyeri)

- Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

Pain Management

- Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif

termasuk lokasi,

karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas dan faktor

presipitasi

- Observasi reaksi nonverbal

dari ketidaknyamanan

- Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

menemukan dukungan

- Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan,

pencahayaan dan kebisingan

- Ajarkan tentang teknik non

farmakologi

- Berikan analgetik untuk

mengurangi nyeri

Page 13: Kom 1 LP Hipertensi

berkurang

- Tanda vital dalam

rentang normal

- Tingkatkan istirahat

- Kolaborasikan dengan dokter

jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

4 Kurangpenge

tahuanberhu

bungandenga

nkurangnyai

nformasitent

ang proses

penyakit

- Kowlwdge : disease

process

- Kowledge : health

Behavior

Kriteria Hasil :

- Pasien dan keluarga

menyatakan

pemahaman tentang

penyakit, kondisi,

prognosis dan

program pengobatan

- Pasien dan keluarga

mampu melaksanakan

prosedur yang

dijelaskan secara

benar

- Pasien dan keluarga

mampu menjelaskan

kembali apa yang

dijelaskan

perawat/tim

kesehatan lainnya.

Teaching : disease Process

- Gambarkan tanda dan gejala

yang biasa muncul pada

penyakit, dengan cara yang

tepat

- Gambarkan proses penyakit,

dengan cara yang tepat

- Identifikasi kemungkinan

penyebab, dengna cara yang

tepat

- Sediakan informasi pada

pasien tentang kondisi,

dengan cara yang tepat

- Sediakan bagi keluarga atau

SO informasi tentang

kemajuan pasien dengan cara

yang tepat

- Diskusikan perubahan gaya

hidup yang mungkin

diperlukan untuk mencegah

komplikasi di masa yang

akan datang dan atau proses

pengontrolan penyakit

- Instruksikan pasien mengenai

tanda dan gejala untuk

melaporkan pada pemberi

perawatan kesehatan, dengan

cara yang tepat

Page 14: Kom 1 LP Hipertensi

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC,Hamzah, : Ensiklopedia Artikel Indonesia, Surabaya

Page 15: Kom 1 LP Hipertensi

Carpenito, L.J.(2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC.

Corwin, E.J. (2000). Buku Saku Patofisiologis. Jakarta : EGC.

Doenges, M.E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan Edisi III. Jakarta : EGC

Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb NJA,Postlethwaite RJ, editors. Clinical Paediatric Nephrology. 3rd edition. Oxford:Oxford University Press

Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. NewJersey: Upper Saddle River

Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition.New Jersey: Upper Saddle River

Muttaqin, Arif. (2009). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan SistemKardiovaskuler. Jakarta : Salemba Medika.

Rubensten, D, Wayne, D, Bradley,J. (2005). Lecture Notes Kedokteran Klinis EdisiKeenam.Jakarta : Erlangga.

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: PrimaMedika

Smeltzer, S. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8, vol.2. Jakarta : FKUI

Soeparman dkk,2007  Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2, Penerbit FKUI, Jakarta

Tjokroprawiro, Askandar.(2007). Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya : Airlangga UniversityPers.